Pengertian Kanker Serviks adalah kanker leher Rahim atau dikenal dengan
kanker serviks yaitu keganasan yang terjadi pada serviks (leher
Rahim) yang merupakan bagian terendah dari Rahim yang
menonjol kepuncak liang senggama atau vagina (Depkes RI,
2006).
2. Assesment Kefarmasian
a. Efektivitas pengobatan 1. Kemoterapi (Zhang, N., & Gao, Y. 2022)
Kemoradiasi Concurrent
Kemoradiasi Concurrent mengacu pada kemoterapi
simultan dengan radioterapi, yang juga dikenal sebagai
kemoterapi sensitasi. Terapi mingguan dengan Cisplatin
30 – 40 mg/m2. Jika toksisitas terjadi, maka digunakan
Karboplatin.
Kombinasi:
Cisplatin 50-70 mg/m2, Paclitaxel 135-175 mg/m2, hari-
1 dan hari-29 selama radioterapi
Cisplatin 25-30 mg/m2, Paclitaxel 60-80 mg/m2, hari-1,
hari-8, hari-15, hari-22, hari-29, dan hari-36 selama
radioterapi.
Kemoterapi neoadjuvant
Kemoterapi neoadjuvan mengacu pada 2-3 rangkaian
kemoterapi sebelum pembedahan. Kombinasi:
Cisplatin dan Paclitaxel
Rejimen PVB (Cisplatin + Vinkristin + Bleomisin)
Rejimen BIP (Cisplatin + Bleomisin + Ifosfamid +
Mesisodium)
Kemoterapi sistemik
Kemoterapi ini terutama digunakan pada pasien dengan
kanker serviks rekuren atau metastasis yang tidak
menjalani pembedahan atau radioterapi. Agen
kemoterapi agen tunggal yaitu dengan Karboplatin,
Cisplatin, dan Paclitaxel. Regimen kemoterapi untuk
kanker serviks adalah Cisplatin yang dikombinasikan
dengan Paclitaxel, Cisplatin yang dikombinasikan
dengan Paclitaxel dan Bevacizumab, Paclitaxel yang
dikombinasikan dengan Topotecan dan Bevacizumab.
Carboplatin yang dikombinasikan dengan Paclitaxel dan
Bevacizumab lebih disukai pada pasien yang telah
menerima Cisplatin. Selain itu, Cisplatin yang
dikombinasikan dengan Topotecan dan Topotecan yang
dikombinasikan dengan Paclitaxel juga merupakan
alternatif.
2. Radioterapi (KEMENKES RI, 2018)
a. Radioterapi Definitif/Radikal
Stadium I – IIA Pasca Operasi
Diberikan radioterapi dalam bentuk radiasi eksterna
whole pelvis dengan dosis 50 Gy, 1,8-2Gy per fraksi
5 fraksi per minggu, diikuti dengan brakiterapi ovoid
3x7 Gy preskripsi pada permukaan ovoid.
Stadium I-IIA Tanpa Pembedahan
Diberikan radioterapi dalam bentuk radiasi eksterna
whole pelvis sebagai terapi primer dengan dosis 50
Gy, 1,8-2Gy per fraksi, 5 fraksi per minggu, diikuti
dengan brakiterapi intrakaviter 3x7 Gy.
Stadium IIB-IIIA, IIIB
Dosis 50 Gy, 1,8-2Gy per fraksi, 5 fraksi per
minggu, diikuti dengan brakiterapi intrakaviter 3x7
Gy. Apabila masih terdapat residu parametrium
setelah 50 Gy, dapat diberikan tambahan booster
radiasi eksterna di daerah parametrium dengan dosis
15-20 Gy, atau brakiterapi interstitial, atau
kombinasi intrakaviter dan interstitial.
Stadium IVA dengan respon baik
Bila respon baik, radioterapi dilanjutkan sampai
dengan dosis 50 Gy, diikuti dengan brakiterapi
intrakaviter 3x7 Gy. Bila tidak berespon atau respon
tumor < 50 % radiasi dihentikan dan dianjurkan
untuk pemberian kemoterapi dosis penuh.
b. Radiasi Paliatif
Radioterapi paliatif bertujuan untuk mengurangi gejala
dengan dosis 40 Gy pada tumor primer bila terdapat
perdarahan, atau pada tempat metastasis dengan dosis
ekivalen 40 Gy untuk memperbaiki kualitas hidup.
Radiasi dapat diberikan bersamaan dengan kemoterapi.
c. Rekurensi
Radioterapi pada tumor rekuren pasca operasi tanpa
riwayat radiasi pelvis sebelumnya diberikan dengan
target volume lokoregional, total dosis 50 Gy diikuti
dengan brakiterapi. Radioterapi pada tumor rekuren
dengan riwayat radiasi pelvis sebelumnya. Dosis total
diberikan 40-50 Gy per fraksi seminggu atau 2-3 kali
brakiterapi intrakaviter atau interstitial hingga total dosis
50-60 Gy, kemoterapi diberikan secara konkomitan.
d. Teknik Radiasi
Radiasi Eksterna Konvensional
a) Target volume
Pada pasien yang dioperasi target volume
radiasi eksterna konvensionalnya adalah
punctum vagina hingga 2 cm dibawah,
parametrium dan KGB regional. Pasien yang
tidak dioperasi, target volume radiasi eksterna
konvensionalnya tergantung dari stadium.
Untuk stadium I dan II yang dimasukkan dalam
target volume adalah serviks, uterus, 2/3 atas
vagina, parametrium, dan KGB regional.
b) Lapangan Radiasi pada Pasien Kanker
Serviks
Lapangan Antero-posterior
Batas Superior : L4-L5 intervertebral space
Inferior: Dibawah foramen obturator atau
tuberositas ischium/batas bawah ramus
inferior os pubis atau 2 cm distal tumor atau
seluruh vagina (pada infiltrasi 1/3 distal
vagina). Lateral : 1,5-2 cm dari bony pelvis
Brakiterapi
a) Pada Stadium I-IIA, pasca operasi, dengan
tepi sayatan tidak bebas tumor/close margin.
Target volume stadium I-IIA adalah punctum
vagina hingga 2 cm vagina proksimal.
Sebagai titik acuan adalah titik 0,5 cm dari
permukaan vagina. Dosis yang diberikan 3 x
7 Gy atau 4 x 7 Gy.
b) Stadium I, II, IIIB target volume adalah
serviks, uterus, vagina 2cm atas, 2cm
parametrium titik acuan titik A dengan dosis
3 x 7 Gy atau 4 x 7 Gy.
c) Stadium IIIA target volume adalah serviks,
uterus, whole vagina, dan 2cm parametrium.
Titik acuan adalah Titik A dan 0,5 cm
permukaan dinding vagina dengan dosis 3 x
7 Gy atau 4 x 7 Gy.
d) Stadium IVA brakiterapi hanya bila respons
tumor baik dengan radiasi eksterna dengan
target volume serviks, uterus, vagina 2cm
atas, dan 2cm parametrium. Titik acuan
adalah Titik A dengan dosis3 x 7 Gy atau 4 x
7 Gy.
e) Stadium IVB tidak diberikan brakiterapi
3. Operasi (Zhang, N., & Gao, Y. 2022)
Pembedahan merupakan modalitas pengobatan utama untuk
kanker serviks stadium dini (stadium IA−IIA). Operasi
termasuk histerektomi dan limfadenektomi. Luasnya eksisi
bedah berbeda untuk tahapan yang berbeda. Untuk
menggambarkan luasnya eksisi bedah dengan lebih tepat,
banyak ahli telah mencoba mengusulkan beberapa jenis
sistem klasifikasi bedah kanker serviks, di antaranya tipe
Piver dan tipe Querleu-Morrow (Q-M) yang diterima dan
diadopsi.
a. Sistem klasifikasi Piver Sistem klasifikasi Piver untuk
lima jenis histerektomi yaitu:
Tipe I: Histerektomi ekstrafasial [Sangat cocok
untuk pasien dengan stadium IA1 tanpa invasi ruang
limfa-vaskular (LVSI)].
Tipe II: Histerektomi radikal yang dimodifikasi.
Ruang lingkup reseksi meliputi 1/2 ligamen
sakrospinosa dan ligamen utama serta 1/3 bagian
atas vagina. (Cocok untuk pasien stadium IA1
dengan LVSI dan stadium IA2).
Tipe III: Histerektomi radikal. Ruang lingkup reseksi
meliputi ligamen utama yang berdekatan dengan
dinding panggul, ligamen sakrospinosa dari
perlekatan sakral, dan 1/2 bagian atas vagina ((Ini
adalah operasi radikal standar untuk kanker serviks,
cocok untuk stadium IB1, IB2, dan stadium selektif
IB3 /II pasien A1).
Tipe IV: Histerektomi radikal yang diperluas
(berlaku pada beberapa pasien dengan kekambuhan).
Tipe V: Eksenterasi panggul (berlaku pada beberapa
pasien dengan kekambuhan dan stadium IVA).
b. Keamanan Pengobatan 1. Cisplatin: Mual dan muntah yang parah, mual dapat
(Efek Samping Pengobatan) berlangsung hingga seminggu. Efek toksik serius pada ginjal,
sumsum tulang, dan telinga.
2. Paclitaxel: depresi sumsum tulang yang parah
3. Vinkristin: Depresi sumsum tulang, sembelit sering terjadi
dan mungkin ada sakit perut.
4. Bleomisin: uam, eritema, pruritus, vesikulasi, hiperkeratosis,
perubahan kuku, alopesia, hiperpigmentasi, striae, dan
stomatitis.
5. Ifosfamid: Efek toksik pada saluran kemih, kantuk, psikosis
depresi, halusinasi, dan jarang, kejang.
6. Karboplatin: nefrotoksisitas dan toksisitas gastrointestinal
7. Bevacizumab: Leukopenia, anemia, neutropenia,
trombositopenia, dan neutropenia demam
8. Topotecan: Neutropenia (Sweetman, S. C., 2009)
9. Radioterapi : efek samping bervariasi, tergantung dosis terap,
target organ dan keadaan umum. Efek samping berupa
kelelahan, anoreksia, reaksi kulit (kering, memerah, nyeri,
perubahan warna dan ulserasi), penurunan sel-sel darah,
kehilangan nafsu makan, diare, mual dan muntah sejak 1-2
jam setelah terapi dan dapat menetap setelah beberapa jam.
(Anggi dkk, 2016 ).