Koperasi Simpan Pinjam: Pengertian Dan Perhitungan Bunga
Koperasi Simpan Pinjam: Pengertian Dan Perhitungan Bunga
Perhitungan Bunga
Tidak berlebihan bila dikatakan bahwa koperasi simpan pinjam adalah pilihan kedua bagi
masyarakat untuk mendapatkan pinjaman dana. Dengan persyaratan pengajuan pinjaman bank
yang cukup banyak dan ada peluang untuk tidak disetujui, sebagian orang memilih untuk
mendapatkan dana tersebut dari koperasi simpan pinjam.
Selain mendapatkan dana pinjaman, orang-orang juga bisa menikmati imbal hasil dengan
menyimpan dana yang dimilikinya di koperasi simpan pinjam. Dalam hal ini, koperasi simpan
pinjam memiliki prinsip sama seperti bank, yaitu memberikan imbal hasil berupa bunga
koperasi simpan pinjam setiap bulan.
Dengan adanya koperasi ini, pilihan orang-orang dalam meraih dana pinjaman menjadi lebih
beragam. Namun, hadirnya koperasi simpan pinjam juga perlu diwaspadai. Kenapa? Ada
banyak kasus penipuan berkedok koperasi yang akhir-akhir ini mungkin sering kamu dengar.
Kasus penipuan berkedok koperasi ini biasanya menggunakan modus iming-iming imbal hasil
atau bunga koperasi simpan pinjam tinggi bagi yang mendaftarkan diri sebagai anggota dan
menyetorkan dananya. Biasanya oknum koperasi menyebut setoran dana ini sebagai investasi.
Lantas, sebenarnya apa yang dimaksud koperasi simpan pinjam tersebut? Apakah konsepnya
sama seperti koperasi lainnya? Atau malah lebih mirip dengan bank atau lembaga keuangan
lainnya? Apakah aman atau malah berbahaya?
Pendirian koperasi simpan pinjam wajib mendapat izin dari Kementerian Koperasi dan UKM.
Izin tersebut bisa diperoleh apabila koperasi sudah memenuhi syarat-syarat yang ditetapkan,
yaitu pengesahan Akta Pendirian Koperasi Simpan Pinjam dan anggaran dasar. Koperasi yang
telah memperoleh izin kemudian dimasukkan ke dalam Data Koperasi oleh pihak Kementerian
Koperasi dan UKM.
Jadi, koperasi simpan pinjam itu hampir mirip dengan bank, ya? Memang, meskipun koperasi
simpan pinjam terkesan mirip dengan bank, pada dasarnya keduanya memiliki tujuan pendirian
yang berbeda.
Koperasi simpan pinjam didirikan dengan tujuan untuk meningkatkan kesejahteraan para
anggotanya. Sementara bank cenderung punya tujuan untuk mencari keuntungan.
Koperasi simpan pinjam diizinkan untuk memperluas jaringannya. Jaringan layanan yang
dimaksud, yaitu:
Kantor cabang
Kantor cabang pembantu
Kantor kas
Keberadaan koperasi simpan pinjam di Indonesia tentunya tidak lepas dari sejarah lahirnya
koperasi sendiri. Keberadaan koperasi di Indonesia merupakan buah gagasan Wakil Presiden
Mohammad Hatta yang ingin pembangunan ekonomi Indonesia dilaksanakan dengan berasaskan
kekeluargaan. Gagasan koperasi ini muncul setelah Hatta melihat sendiri bagaimana koperasi
bekerja di Denmark.
Dalam undang-undang tersebut, pembagian jenis-jenis koperasi juga diatur, yang terbagi
menjadi:
Koperasi konsumen
Koperasi produsen
Koperasi jasa
Koperasi Simpan Pinjam
Koperasi simpan pinjam sekunder adalah koperasi yang beranggotakan beberapa koperasi
lainnya. Kegiatan yang dijalankan koperasi simpan pinjam sekunder kurang lebih sama dengan
yang dijalankan koperasi simpan pinjam pada umumnya. Bedanya, koperasi simpan pinjam
sekunder dilarang memberikan dana pinjaman ke perorangan.
Sumber Modal Koperasi Simpan Pinjam
Modal yang dimiliki koperasi simpan pinjam adalah wajib disediakan sendiri dan dapat pula
ditambah dengan modal penyertaan. Jumlah modal yang disediakan ini tidak boleh berkurang
dari jumlah awalnya.
Anggota
Koperasi lainnya dan atau anggotanya
Bank dan lembaga keuangan lainnya
Penerbitan obligasi dan surat utang lainnya
Sumber lain yang sah.
Deputi Bidang Pengawasan di Kementerian Koperasi dan UKM adalah pihak yang berwenang
dalam mengawasi kegiatan koperasi simpan pinjam. Deputi ini juga yang menjamin kegiatan
yang dilakukan koperasi simpan pinjam berjalan sesuai dengan peraturan.
KUD adalah jenis koperasi yang dikelola oleh pedesaan yang mempunyai fungsi untuk
memenuhi kebutuhan anggota masyarakat di pedesaan tersebut.
KPS adalah bentuk koperasi yang dikelola oleh pasar yang perannya sangat penting untuk
memenuhi kebutuhan pedagang. KPS juga sangat berpengaruh dalam menyatukan anggota pasar
dan juga lainnya seperti tukang parkir, tukang becak, kuli panggul dan lainnya.
KKD merupakan contoh koperasi simpan pinjam yang perannya ternyata sangat penting dalam
kehidupan masyarakat. Tujuannya untuk memudahkan dan membantu para anggota di dalamnya.
Biasanya KKD ini berbentuk kelompok kecil seperti yang sering kita ikuti yaitu arisan dan
sifatnya tidak tetap.
Bunga Pinjaman
Besaran bunga koperasi simpan pinjam untuk pinjaman ternyata cukup bervariasi, ada yang
mematok bunga sebesar 7% per tahun, 8,5% per tahun, ataupun 20% per tahun. Umumnya
besaran bunga ini tergantung dari jenis pinjaman yang diambil.
Ada beberapa tipe bunga koperasi simpan pinjam yang diterapkan pada pinjaman jangka pendek,
yaitu:
1. Bunga Flat
Bunga flat sering digunakan dalam pinjaman jangka pendek. Dalam bunga flat, besaran bunga
koperasi simpan pinjam yang harus kamu bayarkan akan selalu sama setiap bulannya.
Bunga menurun (RC) adalah tipe bunga yang dipengaruhi oleh besaran pinjaman pokok. Makin
kecil pinjamanmu, maka makin kecil pula bunga yang harus kamu bayarkan. Bunga menurun
menggunakan rumus sebagai berikut:
Bunga menurun efektif adalah tipe bunga yang dihitung dari saldo akhir di setiap bulannya,
sehingga bunga yang kamu bayarkan setiap bulan akan terus menurun. Untuk mengetahui
besaran bunga menurun efektif, kamu bisa menggunakan rumus berikut:
menghitung bunga pinjaman koperasi, kalian harus simak penjelasan berikut ini:
1. Bunga Flat
Cara menghitung bunga pinjaman koperasi bunga flat adalah sebagai berikut:
Cicilan Pokok per bulan = Pokok pinjaman / lama pinjaman dalam bulan
Total bunga wajib bayar = Pokok pinjaman x suku bunga per tahun / 12x tenor kredit dalam
bulan.
Total bunga yang harus dibayar Sobat Pintar adalah = Rp. 20.000.000 x 5% / 12 x 24 bulan = Rp.
2.000.000.
2. Bunga Menurun
Untuk itulah, kali ini Kredit Pintar akan memberikan daftar Koperasi yang terdaftar di OJK.
Berikut adalah daftarnya:
Bunga Simpanan
Seperti yang sudah disinggung di atas, jika kamu ingin mengajukan pinjaman di koperasi
simpan pinjam, kamu harus terlebih dahulu terdaftar sebagai anggota koperasi. Dengan kata
lain, seorang yang mau ajukan pinjaman menyetor dana sesuai ketentuan sebagai bentuk
simpanan atau investasi.
Besaran bunga simpanan di koperasi simpan pinjam juga beragam. Rata-rata koperasi simpan
pinjam menawarkan bunga simpanan mulai dari 2% hingga 8% per tahun, tergantung dari tenor
penyimpanannya.
Bahkan ada beberapa koperasi simpan pinjam yang memberikan pinjaman tanpa jaminan atau
agunan dengan nominal tertentu. Hal ini dapat menjadi pilihan bagi calon peminjam yang tidak
memiliki barang berharga untuk dijaminkan.
Sebagian besar koperasi simpan pinjam belum memanfaatkan teknologi secara optimal.
Ini yang menjadikan calon peminjam agak kesulitan untuk mendapatkan informasi
mengenai peminjaman dana. Selain itu, untuk menjadi anggota dan mengajukan
pinjaman, kamu harus datang langsung ke kantor koperasi tersebut.
Anggota koperasi harus membayar simpanan wajib dan simpanan pokok sesuai yang
ditetapkan oleh koperasi. Kedua simpanan ini tidak bisa diambil, kecuali yang
bersangkutan telah keluar dari keanggotaan koperasi.
Konflik kepentingan dan tindak penyalahgunaan dana yang rentan terjadi di dalam
koperasi, akibat tumpang tindih peran manajemen, pengurus dan pengawas.
Pembagian Sisa Hasil Usaha (SHU) yang tidak menentu. Hal ini bisa diakibatkan
perselisihan yang rentan terjadi pada saat rapat anggota koperasi.
Plafon pinjaman yang terbatas. Ini disebabkan karena sumber dana pinjaman berasal dari
iuran para anggotanya.
MENTERI KEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA
SALINAN
PERATURAN MENTERI KEUANGAN
NOMOR 221/PMK.05/2008
TENTANG
PERUBAHAN ATAS PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR
34/PMK.05/2008
TENTANG TARIF LAYANAN BADAN LAYANAN UMUM LEMBAGA
PENGELOLA
DANA BERGULIR KOPERASI DAN LISAHA MIKRO, KECIL, DAN
MENENGAH
PADA KEMENTERIAN NEGARA KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN
MENENGAH
MENTERI KEUANGAN,
Menimbang : a. bahwa berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan Nomor
34/PMK.05/2008, telah diatur tarif layanan Badan Layanan Umum
Lembaga Pengelola Dana Bergulir Koperasi dan Usaha Mikro, Kecil,
dan Menengah pada Kementerian Negara Koperasi dan Usaha Kecil
dan Menengah;
b. bahwa Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah
melalui Surat Nomor 26/M.KUKM.1/IX/2008 tanggal 11 September
2008 dan Nomor 29/M.KUKM.1/X/2008 tanggal 16 Oktober 2008
perihal Usulan Tarif Layanan Program Penyaluran Dana Bergulir,
telah mengajukan usulan perubahan terhadap, tarif layanan Badan
Layanan Umum Lembaga Pengelola Dana Bergulir Koperasi dan
Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah pada Kementerian Negara
Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah sebagaimana telah
ditetapkan dalam Peraturan Menteri Keuangan Nomor
34/PMK.05/2008;
c. bahwa usulan tarif layanan Badan Layanan Umum Lembaga
Pengelola Dana Bergulir Koperasi dan Usaha Mikro, Kecil, dan
Menengah pada Kementerian Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan
Menengah sebagaimana dimaksud pada huruf b, telah dibahas dan
dikaji oleh Tim Penilai Usulan Tarif dan Remunerasi Instansi
Pengelola Keuangan Badan Layanan Umum;
d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada
huruf a, huruf b, dan huruf c, perlu menetapkan Peraturan Menteri
Keuangan tentang perubahan atas Peraturan Menteri Keuangan
Nomor 34/PMK.05/2008 tentang Tarif Layanan Badan Layanan
Umum Lembaga Pengelola Dana Bergulir Koperasi dan Usaha Mikro,
Kecil, dan Menengah pada Kementerian Negara Koperasi dan Usaha
Kecil dan Menengah;
Mengingat : 1. Keputusan Presiden Nomor 20/P Tahun 2005;
2. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 34/PMK.05/2008 tentang Tarif
Layanan Badan Layanan Umum Lembaga Pengelola Dana Bergulir
Koperasi dan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah pada Kementerian
Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah;
MEMUTUSKAN:
Menetapka : PERATURAN MENTERI KEUANGAN TENTANG PERUBAHAN
n ATAS PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR
34/PMK.05/2008 TENTANG TARIF LAYANAN BADAN LAYANAN
UMUM LEMBAGA PENGELOLA DANA BERGULIR KOPERASI DAN
USAHA MIKRO, KECIL, DAN MENENGAH PADA KEMENTERIAN
NEGARA KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH.
Pasal I
Lampiran Peraturan Menteri Keuangan Nomor 34/PMK.05/2008
tentang Tarif Layanan Badan Layanan Umum Lembaga Pengelola Dana
Bergulir Koperasi dan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah pada
Kementerian Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah diubah,
sehingga menjadi sebagai berikut:
Strata 1 Strata 2
(UMK penerima (KUKM penerima Strata 3
pinjaman/ program (KUKM bankable)
PROGRAM pembiayaan pinjaman/
dana bergulir) pembiayaan)
C. a. Tingkat suku
bunga dari
LPDB-
KUMKM ke
perusahaan
pembiayaan
maksimal
sebesar SBI 3
(tiga) bulan
ditambah 3 %
(tiga persen)
per tahun.
b. Tingkat suku
bunga dari
perusahaan
pembiayaan ke
KUKM adalah
sebesar tingkat
suku bunga
pada butir a
ditambah 6%
(enam persen)
per tahun.
D. Pola Konvensional
a. Tingkat suku
bunga dari
LPDB-
KUMKM ke
LKB minimal
sebesar SBI 3
(tiga) bulan
minus 2% (dua
persen) per
tahun dan
maksimal
sebesar SBI per
tahun.
b. Tingkat suku
bunga dari
LKB ke KUKM
adalah sebesar
tingkat suku
bunga pada
butir a
ditambah 6 %
(enam persen)
per tahun.
Pola Syariah
a. Nisbah antara
LPDB-
KUMKM
dengan
LKB/LKBB
Syariah sebesar
40% (empat
puluh persen)
dibanding 60%
(enam puluh
persen) dari
pendapatan
kotor.
b. Nisbah antara
LKB/LKBB
Syariah dengan
KJKS/UJKS
sebesar 40%
(empat puluh
persen)
dibanding 60%
(enam puluh
persen) dari
pendapatan
kotor.
E. Tingkat suku
bunga dari LPDB-
KUMKM ke
KUKM minimal
sebesar suku
bunga SBI 3 (tiga)
bulan per tahun
ditambah
channelling fee
kepada
LKB/LKBB
sebesar 1,75%
(satu koma tujuh
puluh lima
persen) per tahun.
F. Tingkat suku
bunga mengikuti
ketentuan yang
ditetapkan oleh
pemerintah atau
pemberi hibah
terikat.
G. Pola Konvensional
Tingkat bunga
dari LPDB-
KUMKM ke
Koperasi Primer
(Non Simpan
Pinjam) adalah
sebesar maksimal
tingkat suku
bunga SBI 3 (tiga)
bulan di tambah
4% (empat
persen).
Pola Syariah
Nisbah antara
LPDB- KUMKM
dengan Koperasi
Primer (Non
Simpan Pinjam)
sebesar 40%
(empat puluh
persen) dibanding
60% (enam puluh
persen) dari
pendapatan kotor.
Catatan : untuk dasar perhitungan bunga kepada LKB/LKBB,
digunakan tingkat suku bunga SBI
3 bulan
Keterangan :
a. Program Khusus
Program pinjaman/pembiayaan kepada Koperasi Simpan
Pinjam/Usaha Simpan Pinjam (KSP/USP)-Koperasi Primer adalah
program khusus dari dana APBN - berupa pemberian
pinjaman/pembiayaan dari LPDB-KUMKM kepada Koperasi
Simpan Pinjam/Usaha Simpan Pinjam (KSP/USP)-Koperasi Primer
yang disalurkan melalui Lembaga Keuangan Bank/Lembaga
Keuangan Bukan Bank (LKB/LKBB) sebagai executing untuk
kegiatan usahanya dengan menggunakan pola konvensional (sistem
bunga).
Program pembiayaan kepada Koperasi Jasa Keuangan
Syariah/Usaha Jasa Keuangan Syariah (KJKS/UJKS)-Koperasi
Primer adalah program khusus dari dana APBN berupa pemberian
pembiayaan dari LPDB-KUMKM kepada KJKS/UJKS-Koperasi
Primer yang disalurkan melalui LKB/LKBB sebagai executing untuk
kegiatan usahanya dengan menggunakan pola syariah (sistem
nisbah).
b. Program A.1.
1. Program pembiayaan kepada KSP/USP-Koperasi Primer adalah
program pemberian pinjaman dari LPDB-KUMKM kepada
KSP/USP-Koperasi primer untuk pemberian pinjaman kepada
Usaha Mikro dan Kecil anggotanya yang belum memenuhi
kriteria kelayakan perbankan umum (belum bankable) dengan
menggunakan pola konvensional (sistem bunga).
2. Program pembiayaan kepada KSP/USP-Koperasi Primer adalah
program pemberian pinjaman dari LPDB-KUMKM kepada
KSP/USP-Koperasi Primer untuk pemberian pinjaman kepada
Usaha Mikro dan Kecil anggotanya yang belum memenuhi
kriteria kelayakan perbankan umum (belum bankable) dengan
menggunakan pola konvensional (sistem bunga), yang
disalurkan melalui LKB/LKBB sebagai channeling.
c. Program A.2.
Program pembiayaan kepada Koperasi Jasa Keuangan
Syariah/Usaha Jasa Keuangan Syariah (KJKS/UJKS) adalah
program pemberian pinjaman dari LPDB-KUMKM kepada
(Koperasi Jasa Keuangan Syariah/Usaha Jasa Keuangan Syariah
(KJKS/UJKS) untuk pemberian pinjaman kepada Usaha Mikro dan
Kecil anggotanya yang belum memenuhi kriteria kelayakan
perbankan umum (belum bankable) dengan menggunakan pola
syariah.
d. Program B
Program pembiayaan pada KUKM melalui lembaga modal ventura
adalah pembiayaan modal kerja dan atau investasi dari LPDB-
KUMKM kepada KUKM yang disalurkan melalui lembaga modal
ventura atau LMV sebagai eksekuting.
e. Program C
Program pembiayaan pada KUKM melalui perusahaan pembiayaan
(sewa guna usaha/ leasing dan anjak piutang atau factoring) adalah
pembiayaan modal kerja (factoring/ anjak piutang) dan atau
investasi (sewa guna usaha/ leasing) dari LPDB-KUMKM kepada
KUKM yang disalurkan melalui perusahaan pembiayaan sebagai
eksekuting.
f. Program D
Program pembiayaan kepada KUKM adalah program pemberian
kredit/pembiayaan modal kerja dan atau investasi dari LPDB
KUMKM kepada KUKM yang disalurkan melalui LKB dengan pola
syariah.
g. Program E
Program pembiayaan pada KUKM strategi melalui LKB/LKBB
adalah program pembiayaan atau pinjaman yang diberikan kepada
KUKM yang mempunyai potensi penyerapan tenaga kerja dan atau
komoditi unggulan dan atau terkait dengan ekspor melalui
LKB/LKBB sebagai channelling.
h. Program F
Program pembiayaan pada KUKM yang sumber dananya berasal
dari hibah terikat adalah program pembiayaan dari LPDB-KUMKM
kepada KUKM yang persyaratannya ditetapkan oleh pemberi hibah
terikat, sedangkan penyalurannya bekerja sama dengan LKB/LKBB.
i. Program G
Program pembiayaan kepada Koperasi Primer (Non Simpan
Pinjam) adalah program pembiayaan dari LPDB KUMKM kepada
Koperasi Primer (Non Simpan Pinjam) untuk kegiatan usahanya
dengan pola konvensional dan pola syariah.
j. Strata 1
Usaha Mikro dan Kecil (UMK) yang menerima pinjaman dana
bergulir, melalui KSP/USP Koperasi dan Koperasi Jasa Keuangan
Syariah/Usaha Jasa Keuangan Syariah Koperasi.
k. Strata 2
Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah (KUKM) yang menerima
program pembiayaan melalui Lernbaga Keuangan Bank (LKB) dan
Lembaga Keuangan Bukan Bank (LKBB).
l. Strata 3
Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah (KUKM) yang sudah bisa
mengakses permodalan melalui mekanisme pasar (bagi KSP/USP-
Koperasi dan KJKS/UJKS Koperasi walaupun sudah bankable tetapi
masih dapat diberikan pembiayaan dari LPDB-KUMKM).
Pasal II
Peraturan Menteri Keuangan ini, mulai berlaku pada tanggal
ditetapkan.
Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengumuman
Peraturan Menteri Keuangan ini dengan penempatannya dalam
Berita Negara Republik Indonesia.
Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 16 Desember
2008
MENTERI KEUANGAN
SRI MULYANI
INDRAWATI
Laporan Ekonomi Keuangan Mingguan / Weekly Report 6
KEMENTERIAN KEUANGAN
BADAN KEBIJAKAN FISKAL
dapat dipastikan lembaga tersebut akan mengalami kelumpuhan.
Selain itu, jika dilihat dari aktivitas usaha, skala usaha, jumlah aset, dan
pihak yang dilayani, banyak koperasi usaha simpan pinjam yang
berskala menengah dan besar dengan aset lebih dari Rp1 milar
sampai sekitar Rp10 triliun, melayani ratusan sampai ratusan ribu
anggota dan calon anggota, telah menjalankan aktivitas
quasi-bank.
Selanjutnya timbul pertanyaan siapa yang paling tepat untuk
melakukan pengaturan dan pengawasan pada kegiatan KSP dan Unit
Simpan Pinjam (USP)?
Meskipun Pemerintah melalui Kemenkop UKM telah membentuk
Satuan Tugas Penanganan Koperasi Bermasalah (Kompas, tanggal 12
Januari 2022 halaman 10), dirasakan sulit untuk menumbuhkan rasa
aman dan ketenangan bagi masyarakat atau anggota yang tergabung
dalam koperasi apabila tidak dibarengi dengan tindakan penegakan
hukum (
law enforcement) maupun perlindungan konsumen
(
consumer protection).
Apabila pengawasan dan pengaturan non pembinaan dialihkan dari
Kemenkop UKM kepada OJK, terdapat beberapa keunggulan antara
lain OJK memahami karakteristik jasa keuangan dan memiliki DNA
pengawasan, kewenangan OJK bersifat menyeluruh dari memberikan
izin, memonitor, memeriksa, sampai mencabut izin usaha. OJK juga
memiliki fleksibilitas dalam mengatur
budget dan melakukan
rekruitmen tenaga pengawas, OJK dapat melihat secara komprehensif
keseluruhan sektor jasa keuangan dan interkoneksitasnya,
pengawasan dan pengaturan koperasi oleh lembaga independen atau
bank sentral telah sesuai dengan
best practices (beberapa kajian Bank
Dunia), isu pembinaan dan pengawasan koperasi usaha simpan pinjam
seharusnya bukan pada isu lembaga/badan hukum namun lebih fokus
pada perlindungan konsumen dan membangun industri jasa
keuangan yang profesional sehingga seluruh usaha keuangan
seharusnya masuk pengaturan dan pengawasan OJK.
Namun demikian, terdapat beberapa hal yang dapat mengganjal
pengalihan pengaturan dan pengawasan koperasi usaha simpan
pinjam dari Kemenkop UKM kepada OJK yaitu Kemenkop UKM dan
OJK berpendapat karena koperasi usaha simpan pinjam adalah
kumpulan orang bukan kumpulan modal maka tidak masuk ranah
pengaturan dan pengawasan OJK, pegawai OJK tidak tersebar sampai
daerah-daerah terpencil, serta OJK melihat penugasan ini sebagai
tambahan beban.
Sebagai penutup, mempertimbangkan berbagai
pros dan
cons di atas,
pengalihan pengaturan dan pengawasan koperasi usaha simpan
pinjam sebaiknya dimasukkan ke dalam ekosistem jasa keuangan dan
dibawah pengaturan dan pengawasan OJK. Adapun peran Pemerintah,
dalam hal ini Kementerian Koperasi dan UKM, adalah tetap melakukan
pembinaan dan menyusun desain kebijakan nasional bagi
pengembangan dan pemberdayaan seluruh jenis koperasi termasuk
koperasi usaha simpan pinjam.
Pemisahan tugas dan fungsi yang jelas antara peran regulasi dan
pengawasan koperasi usaha simpan pinjam di OJK di satu sisi, dan
peran pembinaan oleh Kemenkop UKM di sisi yang lain akan
meminimalkan potensi risiko terjadinya
conflict of interest serta
mengoptimalkan perlindungan masyarakat dan mendorong
terciptanya
fair level of playing field antar seluruh lembaga penyedia
jasa pembiayaan. (BS&NAW)