Anda di halaman 1dari 2

Minggu VII Dung Trinitatis

31 Juli 2022
SERUAN UNTUK MEMPERBARUI DIRI
1. Marende BE. 11: 1-2 “Aha ma Endehononhu”
2. Tangiang Pamuhai
3. Jamita “Kolose 3: 1-12”
4. Renungan
Jika dikatakan pembaruan tentu ini berkaitan untuk sesuatu hal yang menuju hal yang
positif, dan semua orang mengharapkan dirinya dibarui ke arah yang lebih baik bukan untuk
sebaliknya. Dalam kitab Kolose ini, seruan untuk memperbarui diri adalah karena pengenalan
kita terhadap karya Allah dalam Kristus Yesus, yang sudah rela memberikan nyawa-Nya untuk
kita, tentu di kehidupan kita ini tidak lagi hidup dalam keberdosaan. Pembaruan adalah sesuatu
yang dikaryakan Allah di dalam hidup kita, ketika kita diselamatkan oleh-Nya, sehingga kita
harus bisa memperlihatkan diri kita bahwa kita sudah diselamatkan.

Seruan untuk terus memperbarui diri karena pengenalan akan karya Allah di dalam
Kristus Yesus untuk kita. (Rm. 12: 2), Janganlah kamu menjadi serupa dengan dunia ini,
tetapi berubahlah oleh pembaharuan budimu, sehingga kamu dapat membedakan manakah
kehendak Allah: apa yang baik, yang berkenan kepada Allah dan yang sempurna.

Bukti kita dekat dengan Kristus harus terwujud dalam tranformasi hidup kita, yaitu
perubahan hidup dari duniawi, semua perbuatan hawa nafsu yang mendatangkan murka Allah
dan semua karakter berdosa yang tidak pantas dilakukan oleh orang kudus (ayat 8-9).

Ayat 8:

 Rimas (marah)
 Muruk (geram)
 Hajahaton (kejahatan)
 Panginsahion hata barangsi sian pamanganmuna (Fitnah dan kata-kata kotor yang keluar
dari mulutmu)

Ayat 9:

 Unang ma masigabusan hamu (berdusta/berbohong)

Ayat 11:

 Tidak ada lagi yang membeda-bedakan manusia dalam hal fisik, kepintaran-bodoh, kaya-
miskin, dll.

Oleh karena itu sebagai orang yang percaya kepada Yesus dan orang-orang pilihan Allah
yang dikuduskan dan dikasihi-Nya, maka kita harus mampu tampil beda dari orang-orang yang
tidak percaya kepada Yesus. Tampil beda dalam artian adalah yang terkandung dalam ayat 12:

 Parasirohaon Situtu (Belas Kasihan yang memperlihatkan kepedulian)


 Habasaron (Murah Hati yang dapat menampakkan keramahan)
 Haserepon (Kerendahan Hati yang tidak sombong, saling menghargai, dan terbuka
tehadap berbagai nasihat dari orang lain)
 Lambok dohot Lambas ni Roha (Kelemahlembutan dan Kesabaran artinya tidak mudah
marah, kasar, dan emosi)

Oleh karena itu kiranya kita bisa menjadi orang yang mau dibarui dalam segala tindakan
kita supaya kita bisa memperlihatkan bahwa kita adalah anak-anak Allah. Amen

6. Marende BE. No. 476: 1-2 “Ndada Au Guru di Au”


7. Tangiang Pangondianon
8. Marende BE. No. 753: 1-... “Di Pardalanan Jesus di Jolongku”
9. Tangiang Hatopan: “Ale Ama nami”

KESAN
 TAKJUB DENGAN KEBERSAMAAN DAN KEAKRABAN, SEBAB JIKA
DIBANDINGKAN DI PULAU JAWA, MAKA KEBERSAMAAN DAN
KEAKRABAN ITU SUDAH PUDAR KARENA LEBIH MEMENTINGKAN
DIRINYA SENDIRI. TAPI BISA LEBIH DIKENDALIKAN SIFAT KEKANAK-
KANAKANNYA.
 TERIMAKASIH KEPADA SEMUA ITO-ITO DARI NAPOSO, ADEK-ADEK
REMAJA, TERKHUSUSNYA REMAJA SIDI KARENA KITA LEBIH BANYAK
BERTEMU SELAIN PA INI, YAITU PEMBELAJARAN KATEKISASI SIDI.
 TERIMAKASIH KEPADA
 KETUA SIDI (JOSUA)
 SEKRETARIS (LINA)
 ZEPANIA
 FITRI
 DAN SEMUA REMAJA NAPOSO.
 KITA AKAN BERTEMU KEMBALI, MUNGKIN ADA YANG MAU MASUK
STT HKBP BISA KITA KOMUNIKASIAN, BEGITU JUGA JIKA INGIN KE
PEMATANGSIANTAR BISA KITA SALING BERKABAR SUPAYA DAPAT
BERTEMU. BEGITU JUGA JIKA ADA YANG MAU MERANTAU KE PULAU
JAWA, BISA JUGA MAMPIR DULU KE RUMAH DULU YAH, PINTU AKAN
SELALU TERTUTUP, EH TERBUKA UNTUK KALIAN.
 YANG TERAKHIR SAYA MEMINTA MAAF BAHWA MASIH BANYAK
KEKURANGAN SAYA, KHUSUSNYA DALAM PELAYANAN SAYA, DALAM
BERBAHASA DAN JUGA SALING MENGENAL. KARENA MEMANG JIKA
JUJUR SAYA ORANGNYA INTROVERT. TAPI JIKA KALIAN SUDAH
MENGENAL SAYA LEBIH DEKAT, BISA KELIHATAN SIFAT GILANYA, EH
ASLINYA. JADI ITU ADALAH KEKURANGAN SAYA. JADI SEKALI LAGI
SAYA MOHON MAAF DENGAN KEKURANGAN DAN KESALAHAN SAYA.

Anda mungkin juga menyukai