Anda di halaman 1dari 15

Perlakuan Akuntansi Aset Tetap Tanah dalam

Mewujudkan Akuntabilitas Publik


(Studi Kasus Pada Badan Pengelolaan Keuangan dan
Aset Kota Bandung)

Gledis Shandra1, Sudradjat2


1Jurusan Akuntansi, Politeknik Negeri Bandung
Email : gledis.shandra.amp15@polban.ac.id
2Jurusan Akuntansi, Politeknik Negeri Bandung

Email : sud-01@yahoo.co.id

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kesesuaian perlakuan akuntansi atas aset tetap tanah
berdasarkan pernyataan standar akuntansi pemerintahan (PSAP) No. 07 pada Pemerintah Kota
Bandung, serta mengetahui akuntabilitas Pemerintah Kota Bandung dalam pelaksanaan perlakuan
akuntansi aset tetap tanah. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif dengan
pendekatan deskriptif komparatif. Pengumpulan data yang dilakukan adalah melalui wawancara dan
dokumentasi yang selanjutnya dianalisis kesesuaiannya dengan membandingkannya terhadap
pernyataan standar akuntansi pemerintahan (PSAP) No. 07 tentang Akuntansi Aset Tetap yang
didukung dengan Buletin Teknis Nomor 15 tentang Akuntansi Aset Tetap Berbasis Akrual. Teknik
analisis data dalam penelitian ini menggunakan teknik analisis model Miles and Huberman. Hasil
dari penelitian ini menunjukan bahwa Pemerintah Kota Bandung telah menerapkan perlakuan
akuntansi atas aset tetap yakni PSAP No.7 dengan baik, akan tetapi dalam menentukan biaya
perolehan tanah yang dilakukan melalui pembelian belum semua mencakup biaya-biaya penunjang
hingga tanah tersebut siap digunakan termasuk biaya sertifikasi tanah yang belum dikapitalisasi
sebagai biaya perolehan tanah, sehingga tidak dapat diukur secara andal. Dalam catatan atas laporan
keuangan masih terdapat beberapa pengungkapan yang belum lengkap diantaranya adalah
rekonsiliasi penambahan nilai tanah, baik yang diperoleh dari pembelian maupun sumbangan dari
pihak ketiga dan hibah.

Kata Kunci
Aset Tetap Tanah, Perlakuan Akuntansi Aset Tetap, Akuntabilitas Publik.

1. PENDAHULUAN laporan keuangan yang signifikan. Aset tetap


1.1 Latar Belakang tersebut haruslah dicatat sesuai Standar
Dalam pengelolaan keuangan Akuntansi yang berlaku, untuk aset tetap
daerah salah satu hal terpenting yang harus pemerintahan maka dicatat dengan Standar
dilakukan adalah pengelolaan aset tetap yang Akuntansi Pemerintah dalam Peraturan
dimilikinya, hal tersebut disebutkan pada Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 tepatnya
Peraturan Pemerintah Nomor 58 tahun 2005 Pernyataan Standar Akuntansi Pemerintah
tentang Pengelolaan Keuangan Daerah. Nomor 07 mengenai Akuntansi Aset Tetap.
Komponen penting laporan keuangan yang Kepala Kantor Wilayah BPK RI
menggambarkan posisi keuangan suatu Jawa Barat, Arman Syifa menjelaskan
entitas terkait aset, kewajiban, dan ekuitas permasalahan Pemerintah Kota Bandung dari
pada tanggal tertentu adalah neraca. Aset tahun ke tahun masih sama, yakni kurang
tetap merupakan komponen aset yang paling optimal dalam pengelolaan aset daerah.
besar nilainya dalam laporan keuangan [1]. Menurutnya, perlu percepatan lagi untuk
Referensi [2] menunjukkan jika aset tetap dapat sampai menghilangkan adanya
tidak dikelola dengan baik dapat pengecualian tersebut, terutama mengenai
mempengaruhi opini yang diberikan BPK, pengelolaan tanah dan bangunan milik
karena aset tetap merupakan komponen Pemerintah Kota Bandung [3]. Permasalahan

1312
dalam pencatatan aset tersebut terjadi karena luasnya, serta sebanyak 4.150 bidang tanah
saat ini beberapa SKPD tidak didukung oleh bernilai nol.
Sumber Daya Manusia (SDM) yang Temuan dari BPK tersebut
mumpuni. Oleh karena itu, diperlukan mengenai penilaian yang tidak dapat diyakini
komitmen hingga unit terkecil untuk kewajarannya dan terdapat nilai aset tetap
melakukan inventarisasi aset dan sumber yang tidak didukung informasi yang lengkap
harus bertanggungjawab dalam pencatatan sehingga diragukan keberadaanya, serta
dan pengelolaannya. temuan-temuan tambahan terkait
Aset tetap tanah merupakan aset kelengkapan informasi lainnya merupakan
tetap yang nilai materialnya cenderung lebih masalah yang menyangkut perlakuan
besar dari aset tetap lainnya. Berdasarkan akuntansi aset tetap. Selain itu, terdapat aset
LKPD tahun anggaran 2017 yang disajikan tetap tanah yang berasal dari sumbangan
oleh Pemerintah Kota Bandung, jumlah aset pihak ketiga dan hibah yang belum dicatat
tetap yang dimiliki mencapai pada KIB (Kartu Inventaris Barang) SKPD.
Rp20.993.721.969.685,20 dan aset tetap Masalah-masalah tersebut harus diungkapkan
tanahnya mencapai 69,35% dari total aset dalam laporan keuangan Neraca dan Catatan
tetap atau dengan kata lain sebesar atas Laporan Keuangan Pemerintah Kota
Rp14.559.653.382.677,00. Melihat data yang Bandung.Hal ini sejalan dengan referensi [4]
cukup material ini maka pengelolaan aset bahwa pengungkapan laporan keuangan
tetap tanah harus benar-benar mendapatkan harus berisi mengenai informasi bagi setiap
perhatian khusus bagi Pemerintah Kota jenis aset yang lengkap diantaranya adalah
Bandung. pengungkapan perubahan nilai aset tetap
Hasil pemeriksaan terhadap secara detail, seperti halnya dalam pembelian
Laporan Keuangan Pemerintah Daerah aset tetap.
(LKPD) Kota Bandung tahun 2016 masih Referensi [5] menyatakan bahwa
menyisakan masalah aset tetap tanah, yaitu untuk dapat menunjukkan kewajaran instansi
terkait tanah yang tidak dapat diyakini dalam pencatatan akuntansi diperlukan
kewajarannya dan tidak didukung dengan perlakuan akuntansi aset tetap. Untuk itu,
informasi yang lengkap. Pada tahun 2017, diperlukan perlakuan akuntansi aset tetap
Pemerintah Kota Bandung telah yang benar untuk mewujudkan akuntabilitas
menindaklanjuti dengan melakukan penilaian publik. Dalam penyelenggaraan
ulang aset tetap dan melakukan penelusuran pemerintahan, dimensi akuntabilitas yang
melalui kegiatan inventarisasi. Meskipun harus dipenuhi diantaranya; akuntabilitas
temuan atas tindak lanjut penilaian ulang aset hukum dan kejujuran dimana dapat tercapai
tetap berhasil dicapai sebesar 86%, terdapat apabila terciptanya taat pada aturan dan tidak
tanah yang nilainya masih belum ditindak adanya tindakan korupsi, kolusi dan
lanjuti sebesar 14% lagi atau senilai nepotisme; akuntabilitas proses dimana
Rp85.795.977.033,00 sehingga tidak dapat terbentuk jika pihak pemerintah patuh
diyakini nilai kewajarannya. Dan meskipun terhadap prosedur yang telah ditetapkan
temuan atas tindak lanjut melakukan dalam hal ini adanya kesesuaian antara
penelusuran melalui kegiatan inventarisasi pelaksanaan perlakuan akuntansi dengan PP
dicapai sebesar 43%, terdapat tanah yang Nomor 71 Tahun 2010; akuntabilitas
masih tidak didukung informasi yang lengkap program dimana pemerintah menyiapkan
sebesar 57% lagi atau senilai program-program yang digunakan untuk
Rp66.131.852.400,00 sehingga masih mencapai sasaran yang telah ditetapkan; serta
diragukan keberadaannya. Diketahui pula akuntabilitas kebijakan dimana pemerintah
informasi tambahan dari luas tanah milik wajib mempertanggungjawabkan kebijakan
Pemerintah Kota Bandung hingga tahun 2017 yang sudah diambil secara terbuka kepada
tercatat seluas seluas 18.961.096 m2, hasil masyarakat atau kepada pihak yang lebih
pemeriksaan atas bukti kepemilikan tinggi.
menunjukkan tanah sebanyak 80,59% atau Pemerintah Kota Bandung sebagai
seluas 15.281.923 m2 belum bersertifikat. instansi resmi milik pemerintah memerlukan
Adapun hasil pemeriksaan fisik atas pencatatan dalam hal pengakuntansian aset
keberadaan tanah ditemukan beberapa bidang tetap yang tepat sesuai prinsip akuntansi
tanah milik Pemerintah Kota Bandung dengan mengacu pada PSAP 07 PP Nomor 71
dikuasai oleh pihak lain dengan total Tahun 2010 tentang Akuntansi Aset Tetap.
keseluruhan seluas 78.562 m2, dan sebanyak Berdasarkan uraian tersebut, maka penulis
337 bidang tanah tidak terdapat informasi tertarik untuk melakukan penelitian

1313
mengenai perlakuan akuntansi aset tetap maksud untuk digunakan. Dalam
khususnya tanah mulai dari proses menentukan apakah aset tersebut memiliki
pengakuan, pengukuran, penilaian awal, masa manfaat lebih dari dua belas bulan atau
pengeluaran setelah perolehan, pengukuran tidak, maka suatu entitas harus menilai
berikutnya terhadap pengakuan awal, manfaat ekonomik masa depan baik secara
penghentian dan pelepasan, serta langsung maupun tidak langsung bagi
pengungkapan aset tetap dalam mewujudkan kegiatan operasional pemerintah dari barang
akuntabilitas publik, baik berdasarkan tersebut. Manfaat yang dimaksud dapat
dimensi akuntabilitas hukum dan kejujuran, berupa pendapatan ataupun penghematan
proses, program, maupun kebijakan. belanja bagi pemerintah.
Berdasarkan uraian di atas, dapat Pengakuan aset tetap akan menjadi
ditarik rumusan masalah yaitu Bagaimana lebih andal jika aset tersebut telah diterima
perlakuan akuntansi aset tetap tanah atau diserahkan kepemilikannya maupun
Pemerintah Kota Bandung sesuai dengan PP pada saat penguasaannya berpindah dan
Nomor 71 Tahun 2010? Serta, Bagaimana terdapat bukti telah terjadi perpindahan hak
akuntabilitas perlakuan akuntansi aset tetap kepemilikan atau penguasaan secara hukum.
tanah yang dilakukan Pemerintah Kota Perolehan aset tetap sendiri memiliki tujuan
Bandung? Dengan demikian maka tujuan utama yaitu untuk digunakan oleh pemerintah
penelitian ini adalah untuk mengetahui dalam melaksanakan kegiatan
perlakuan akuntansi aset tetap tanah operasionalnya serta tidak dimaksudkan
Pemerintah Kota Bandung sesuai dengan PP untuk dijual.
Nomor 71 Tahun 2010, serta untuk
mengetahui akuntabilitas perlakuan 2.1.1.2 Pengukuran Aset Tetap
akuntansi aset tetap tanah yang dilakukan Pengukuran aset tetap dapat
Pemerintah Kota Bandung. dikatakan andal jika terdapat transaksi
Hasil penellitian ini diharapkan pertukaran dengan bukti pembelian aset tetap
dapat bermanfaat bagi pengembangan ilmu yang mengidentifikasikan biaya-biaya dari
akuntansi, khususnya akuntansi pada sektor transaksi tersebut. Menurut PSAP 07, aset
publik pemerintahan dan menambah tetap dinilai menggunakan biaya perolehan,
pengetahuan serta wawasan mengenai jika tidak memungkinkan dalam arti biaya
perlakuan akuntansi aset tetap dalam perolehan tidak diketahui, maka dapat
mewujudkan akuntabilitas publik pada digunakan nilai wajar pada saat perolehan.
Pemerintah Kota Bandung. Menurut referensi [6] biaya perolehan
merupakan biaya yang dikeluarkan untuk
2. TINJAUAN PUSTAKA memperoleh aset tetap saat perolehan atau
2.1 Aset Tetap konstruksi sampai aset tersebut mempunyai
Aset tetap dalam PP 71 tahun 2010 kondisi dan tempat yang siap untuk
diatur dalam Lampiran II.08 PSAP 07 tentang digunakan. Biaya perolehan yang dibangun
Akuntansi Aset Tetap. Menurut PSAP 07, dengan cara swakelola meliputi biaya
aset tetap adalah aset berwujud yang langsung maupun tidak langsung. Biaya
mempunyai masa manfaat lebih dari dua langsung yaitu untuk tenaga kerja dan bahan
belas bulan untuk digunakan dalam kegiatan baku, sedangkan biaya tidak langsung
pemerintah atau dimanfaatkan oleh meliputi biaya perencanaan dan pengawasan,
masyarakat umum. Klasifikasi aset tetap perlengkapan, tenaga listrik, sewa peralatan,
terdiri dari enam bagian, yaitu tanah, dan lain-lain yang termasuk biaya
peralatan dan mesin, gedung dan bangunan, pembangunan dari aset tetap tersebut. Nilai
jalan, irigasi dan jaringan, aset tetap lainnya, wajar sendiri merupakan nilai tukar aset tetap
dan konstruksi dalam pengerjaan. dalam kondisi yang sejenis dengan yang ada
di pasaran pada saat penilaian.
2.1.1 Akuntansi Aset Tetap
2.1.1.1 Pengakuan Aset Tetap 2.1.1.3 Penilaian Awal Aset Tetap
Suatu aset dapat diakui sebagai aset Dalam penilaian awal aset tetap
tetap jika berwujud dan memenuhi kriteria menurut PSAP 07, barang yang memenuhi
mempunyai masa manfaat lebih dari dua kualifikasi untuk diakui sebagai suatu aset
belas bulan, biaya perolehan aset dapat tetap, pada awalnya harus diukur dengan
diukur secara andal, tidak dimaksudkan biaya perolehan. Jika aset diperoleh dengan
untuk dijual dalam operasi normal suatu tanpa nilai, maka biayanya sebesar nilai wajar
entitas, serta diperoleh atau dibangun dengan pada saat aset tersebut diperoleh. Aset yang

1314
menggunakan nilai wajar seperti, aset yang keuangan sesuai Standar Akuntansi
diterima pemerintah sebagai hadiah atau Pemerintahan (SAP) yang metode
donasi serta aset yang diperoleh melalui penilaiannya dilaksanakan sesuai standar
pengimplementasian wewenang seperti penilaian. Dalam PSAP 07, diungkapkan
penyitaan aset tetap yang dilakukan bahwa revaluasi pada umumnya tidak
pemerintah untuk selanjutnya akan diperkenankan, karena Standar Akuntansi
digunakan dalam kegiatan operasional. Nilai Pemerintahan menganut penilaian aset
wajar yang dimaksud bukan merupakan berdasarkan biaya perolehan atau harga
proses penilaian kembali (revaluasi), karena pertukaran. Penyimpangan dari ketentuan ini
hal tersebut akan diterapkan pada penilaian mungkin dilakukan berdasarkan ketentuan
untuk periode selanjutnya, bukan saat awal pemerintah yang berlaku secara nasional
perolehan. (PSAP 07:Paragraf 58). Selisih antara nilai
revaluasi dengan nilai tercatat aset tetap
2.1.1.4 Pengeluaran Setelah Perolehan dibukukan dalam ekuitas dana pada akun
Aset Tetap diInventarisasikan pada Aset Tetap (PSAP
Dalam PSAP 07, pengeluaran 07:Paragraf 59).
setelah perolehan aset tetap merupakan awal
suatu aset yang memperpanjang masa 2.1.1.6 Penghentian dan Pelepasan Aset
manfaat atau dapat pula memberikan manfaat Tetap
ekonomik di masa yang akan datang dalam Menurut PSAP 07, suatu aset tetap
bentuk kapasitas, mutu produksi atau jika sudah tidak memiliki masa manfaat
peningkatan standar kinerja yang harus ekonomik untuk masa yang akan datang,
ditambahkan pada nilai yang tercatat dari aset maka dilakukan pelepasan dengan
tetap tersebut. Referensi [7] menunjukkan mengeliminasi aset tersebut dari Neraca. Bagi
pengeluaran yang dapat memberikan manfaat aset tetap yang dihentikan dan dilepaskan
lebih dari satu tahun (memperpanjang secara permanen, maka harus dieliminasi dari
manfaat aset tersebut dariyang direncanakan Neraca dan dijelaskan dalam Catatan Atas
semula atau peningkatan kapasitas, mutu Laporan Keuangan (CaLK). Sedangkan bagi
produksi, atau peningkatan kinerja) disebut aset tetap yang dihentikan dari penggunaan
dengan pengeluaran modal (capital aktif pemerintah, tidak termasuk dalam
expenditure) sedangkan pengeluaran yang kelompok aset tetap, melainkan dipindahkan
memberikan manfaat kurang dari satu tahun pada kelompok aset lainnya dengan nilai
(termasuk pengeluaran untuk sesuai yang tercatat.
mempertahankan kondisi aset tetap) disebut
dengan pengeluaran pendapatan (revenue 2.1.1.7 Pengungkapan Aset Tetap
expenditure). Aset tetap diungkapkan dalam
laporan keuangan neraca dan catatan atas
2.1.1.5 Pengukuran Berikutnya terhadap laporan keuangan. Sesuai yang tertera dalam
Pengakuan Awal Aset Tetap PSAP 07, laporan keuangan tersebut harus
Pada pengukuran berikutnya mengungkapkan bagi setiap jenis aset tetap,
terhadap pengakuan awal, aset tetap disajikan yaitu:
berdasarkan biaya perolehan yang dikurangi 1. Dasar penilaian yang digunakan untuk
akumulasi penyusutan. Jika terdapat kondisi menentukan nilai tercatat.
diperlukannya penilaian kembali, maka akan 2. Rekonsiliasi dari jumlah tercatat pada
disajikan dengan penyesuaian pada setiap awal dan akhir periode yang
akun aset tetap dan diInventarisasikan dalam menunjukkan penambahan, pelepasan,
aset tetap. akumulasi penyusutan dan perubahan
Penyusutan menurut PSAP 07, nilai, mutasi aset tetap lainnya.
merupakan penyesuaian nilai yang 3. Informasi penyusutan yang meliputi
berhubungan dengan penurunan nilai nilai penyusutan, metode penyusutan
kapasitas dan manfaat dari suatu aset. yang digunakan, masa manfaat atau tarif
Penggolongan aset tetap yang dapat penyusutan yang digunakan, serta nilai
disusutkan yaitu aset tetap selain tanah yang tercatat bruto dan akumulasi penyusutan
digunakan untuk operasional secara langsung baik awal maupun akhir periode.
oleh pemerintah. Sedangkan penilaian Pengungkapan laporan keuangan
kembali menurut Peraturan Menteri Dalam tersebut pula harus berisi mengenai eksistensi
Negeri Nomor 19 tahun 2016, merupakan dan batasan hak milik aset tetap, kebijakan
proses revaluasi dalam rangka pelaporan akuntansi untuk kapitalisasi yang berkaitan

1315
dengan aset tetap, jumlah pengeluaran pada dan teratur sesuai dengan jadwal yang telah
pos aset tetap dalam konstruksi, serta jumlah ditentukan, salah satu bentuk akuntabilitas
komitmen untuk akuisisi aset tetap. Apabila yang dilakukan pemerintah adalah penyajian
aset tetap tersebut dicatat dalam jumlah laporan keuangan. Akuntabilitas di bidang
penilaian kembali, maka yang harus pemerintahan ini mendukung terwujudnya
diungkapkan yaitu dasar peraturan untuk good governance, apabila good governance
menilai kembali aset tetap tersebut, tanggal telah diterapkan dengan baik maka akan
efektif penilaian kembali, nama penilai tumbuh menjadi clean goverment.
independen jika ada penilai independen,
hakikat setiap penunjuk yang digunakan 2.3.2 Macam Akuntabilitas
untuk menentukan biaya pengganti, dan nilai Referensi [10] secara umum
tercatat setiap jenis aset tetap. menjelaskan akuntabilitas publik terdiri dari
dua macam yaitu akuntabilitas vertikal dan
2.2 Tanah akuntabilitas horizontal. Yang dimaksud
Menurut PSAP 07, tanah merupakan dengan akuntabilitas vertikal adalah
aset tetap yang diperoleh dengan maksud pertanggungjawaban atas pelaksanaan
untuk dipakai dalam kegiatan operasional pemerintahan kepada pihak yang lebih tinggi,
pemerintah atau dimanfaatkan oleh misalkan pertanggungjawaban pemerintah
masyarakat umum dan berada pada kondisi daerah kepada pemerintah pusat, sedangkan
siap pakai. Tanah yang digunakan untuk akuntabilitas horizontal adalah
bangunan, jalan, irigasi dan jaringan, tetap pertanggungjawaban yang diberikan
dicatat sebagai aset tetap yang terpisah dari pemerintah kepada masyarakat atas segala
aset tetap yang dibangun di atas tanah kegiatan yang telah dilaksanakan.
tersebut. Pemerintah tidak dibatasi satu
periode tertentu untuk kepemilikan tanah, 2.3.3 Dimensi Akuntabilitas
penguasaan tanah yang berbentuk hak pakai, Referensi [11] menunjukkan dimensi
hak pengelolaan, atau hak atas tanah lainnya akuntabilitas yang harus dipenuhi dalam
yang dimungkinkan oleh peraturan penyelenggaraan pemerintahan adalah:
perundang-undangan yang berlaku, sehingga 1. Akuntabilitas hukum dan kejujuran
setelah perolehan awal tanah, pemerintah (accountability for probility and legality)
tidak perlu mengeluarkan biaya untuk Akuntabilitas hukum dan kejujuran
mempertahankan ha katas tanah tersebut. adalah pertanggungjawaban yang
Tanah dapat diakui dengan andal sebagai aset dilakukan oleh pemerintah dalam bentuk
tetap, jika telah diterima atau diserahkan hak berperilaku jujur dalam setiap aktivitas
kepemilikannya. pemerintahan dan taat pada aturan hukum
yang berlaku untuk menghindari
2.3 Akuntabilitas Publik penyalahgunaan jabatan serta tindakan
2.3.1 Pengertian Akuntabilitas korupsi kolusi dan nepotisme.
Referensi [8] menyatakan 2. Akuntabilitas Proses (process
akuntabilitas adalah tindakan yang harus accountability)
dilakukan oleh pemegang kekuasaan untuk Akuntabilitas proses ini
melaporkan atau menyajikan dan berhubungan dengan alur yang ditetapkan
mengungkapkan pertanggungjawaban dari oleh pemerintah dalam melakukan
segala aktivitas yang telah dilaksanakan kegiatan pemerintahan sehari-hari.
kepada pihak yang memberikan kekuasaan.
Selanjutnya menurut referensi [9]
3. Akuntabilitas program (program
accountability)
akuntabilitas adalah adanya kewajiban bagi
Akuntabilitas program adalah
aparatur pemerintah untuk bertindak selaku
mempertimbangkan apakah program-
penanggung jawab dan penanggung gugat
prgram yang disusun dapat mencapai
atas segala tindakan dan kebijakan yang
tujuan yang telah ditetapkan dan juga
ditetapkan. Akuntabilitas dalam lingkup
menyiapkan program alternatif untuk
pemerintahan merupakan
mecapai tujuan tersebut.
pertanggungjawaban yang harus dilakukan
oleh para pejabat negara kepada masyarakat 4. Akuntabilitas kebijakan (policy
atau kepada pihak yang lebih tinggi accountability)
jabatannya mengenai kegiatan apa saja yang Akuntabilitas kebijakan berkaitan
telah dilakukan selama satu periode kegiatan dengan kebijakan publik yang
pemerintahan, yang dilakukan secara terbuka sebelumnya telah ditetapkan oleh

1316
pemerintah. dalam mengambil kebijakan penelitian seperti menghimpun data,
hendaknya pemerintah informasi, hasil laporan serta standar
mempertimbangkan tujuan yang akan akuntansi yang berhubungan dengan
dicapai, mengapa kebijakan tersebut penelitian. Teknik analisis data yang penulis
diambil serta siapa yang menjadi sasaran gunakan dalam penelitian ini adalah
dari kebijakan tersebut. menggunakan teknik analisis model Miles
and Huberman. Menurut Miles and
2.4 Kerangka Berpikir Huberman dalam [12] mengemukakan bahwa
Berdasarkan uraian diatas, kerangka aktivitas analisis data kualitatif dilakukan
berpikir dari penelitian ini digambarkan secara interaktif dan berlangsung secara terus
sebagai berikut: menerus sampai tuntas, sehingga datanya
sudah jenuh. Langkah-langkah analisis data
yaitu:
a. Periode Pengumpulan
Peneliti harus mencatat secara objektif
dan sesuai dengan fakta yang ada di lapangan
dengan menggunakan wawancara, observasi
dan dokumentasi.
b. Data Reduction (Reduksi Data)
Mereduksi disini ialah merangkum,
memilih hal-hal pokok yang kan menjadi
fokus penelitian sehingga data yang telah
direduksi akan memberikan gambaran yang
lebih jelas, dan mempermudah peneliti untuk
melakukan pengumpulan data selanjutnya,
data yang akan dihasilkanpun lebih terarah
Gambar II.1 Kerangka dengan data yang valid dan reliabel.
Pemikiran c. Data Display (Penyajian Data)
Dalam penelitian kualitatif penyajian
3. METODE PENELITIAN data dapat dilakukan dengan cara
Metode yang digunakan adalah menguraikan teks yang bersifat naratif,
kualitatif dengan pendekatan deskriptif bagan, hubungan antar kategori, flowchart
komparatif dimana penelitian dilakukan dan sejenisnya sehingga memudahkan untuk
dengan cara membandingkan antara memahami apa yang terjadi dan
perlakuan akuntansi atas aset tetap yang merencanakan kerja selanjutnya.
diterapkan di Pemerintah Kota Bandung d. Conclusion Drawing/ Verification
dengan Pernyataan Standar Akuntansi Kesimpulan awal yang dikemukakan
Pemerintahan (PSAP) No. 07 tentang aset masih bersifat sementara, dapat saja berubah
tetap. Data yang digunakan dalam penelitian jika tidak dilengkapi dengan bukti-bukti yang
ini berupa data primer dan sekunder, data valid dan konsisten. Tetapi apabila
primer pada penelitian ini diperoleh melalui kesimpulan didukung dengann bukti-bukti
wawancara pada bidang akuntansi dan bidang yang valid dan konsisiten maka kesimpulan
pencatatan dan pelaporan aset, sedangkan yang dikemukakan merupakan kesimpulan
data sekundernya peneliti ambil melalui studi yang kredibel.
literatur melalui pengumpulan data,
informasi, hasil laporan, standar akuntansi,
serta peraturan-peraturan lain yang 4. PEMBAHASAN
berhubungan dengan pengelolaan aset tetap. 4.1 Hasil Penelitian
Teknik pengumpulan data yang dilakukan 4.1.1 Perlakuan Akuntansi Aset Tetap
dalam penelitian ini menggunakan penelitian Tanah
lapangan yaitu dengan melakukan 4.1.1.1 Pengakuan Aset Tetap Tanah
wawancara & dokumentasi. Proses Aset tetap yang dimiliki oleh
pengumpulan data ini dilakukan terhadap Pemerintah Kota Bandung mencakup seluruh
bagian akuntansi yang menangani aset berwujud yang dimanfaatkan oleh
pengelolaan aset tetap dan melalui studi pemerintah maupun untuk kepentingan
kepustakaan yang dilakukan dengan cara publik yang mempunyai masa manfaat lebih
mempelajari, mengkaji, dan memahami dari 1 tahun. Bapak Dani Ferbiana
sumber-sumber data yang terkait dengan menyatakan bahwa dalam menentukan masa

1317
manfaat suatu aset tetap terdapat dalam barang dan jasa sertifikasi ke nilai aset
Kebijakan Akuntansi Pemerintah Kota tanahnya, hal ini dikarenakan sampai tahun
Bandung yang disusun oleh bidang akuntansi anggaran 2017 belum ada temuan dari BPK
mengacu pada Standar Akuntansi terkait hal tersebut. Sehingga dapat
Pemerintahan, dan dikecualikan untuk aset disimpulkan untuk biaya sertifikasi tanah
tetap tanah tidak ada batasan masa terpisah, dan belum termasuk dalam biaya
manfaatnya. perolehan tanah.
Selain memiliki manfaat ekonomi di Bapak Dani Ferbiana bahwa biaya
masa yang akan datang, nilai atau biaya perolehan dapat diukur secara andal apabila
perolehan yang dapat diukur secara andal terdapat lengkap dokumen-dokumennya baik
juga menentukan dalam pengakuan aset tetap. berasal dari belanja modal pengadaan
Pada Kebijakan Akuntansi Pemerintah Kota ataupun perolehan lainnya yang sah,
Bandung Nomor 528 Tahun 2014 juga dilengkapi dengan nilai perolehannya,
menyatakan bahwa biaya perolehan aset tetap maupun nilai transaksinya. Sebagai
tanah mencakup biaya pembelian atau biaya contohnya adalah ketika terjadi pembelian
pembebasan tanah dan biaya lainnya sampai aset tanah melalui pengadaan untuk
tanah tersebut siap pakai. Namun pada kebutuhan Pemerintah Kota Bandung maka
pelaksanaannya, Pemerintah Kota Bandung setelah terjadi serah terima barang yang
belum semua mencakup biaya perolehan dibuktikan dengan BAST (Berita Acara
tanah, hal ini diungkapkan oleh Bapak Dani Serah Terima), maka akan dilakukan
Ferbiana yang menyatakan bahwa sampai pengajuan surat perintah pembayaran (SPP),
saat ini biaya penunjang yang dimasukkan penerbitan surat perintah membayar (SPM),
menjadi biaya perolehan tanah hanya biaya dan baru akan diinput kedalam aplikasi
konsultannya saja, dan untuk belanja-belanja SIMDA setelah terbit surat perintah
yang lainnya belum, termasuk untuk biaya pengeluaran dana (SP2D) dari bidang
sertifikat karena Beliau belum pernah perbendaharaan BPKA. Setelah SPM dan
menjurnal di akuntansi terkait penambahan SP2D ini di input, selanjutnya akan di
dari biaya sertifikasinya. rekonsiliasi melalui SIMDA serta jumlahnya
Hasil wawancara dari Bapak dani akan nampak dalam neraca.
Ferbiana tersebut diakui oleh Bapak Siena Pengakuan aset tetap tanah akan
Halim dari bidang aset Badan Pengelolaan menjadi lebih andal jika aset tersebut telah
Keuangan dan Aset (BPKA) Kota Bandung diterima atau diserahkan kepemilikannya
mengenai biaya perolehan tanah yang belum maupun pada saat penguasaannya berpindah
mencakup biaya penunjang termasuk salah dan terdapat bukti telah terjadi perpindahan
satunya biaya sertifikasi tanah, dikarenakan hak kepemilikan atau penguasaan secara
dari segi biaya yang tidak terlalu besar dan hukum. Seperti yang dikatakan oleh Bapak
waktu yang lama untuk proses Herman Hari Rustaman agar perolehan tanah
pengerjaannya. Menurut Bapak Herman Hari menjadi andal yang pasti sebelum terjadi
Rustaman, mensertifikatkan tanah ke Badan pembayaran terdapat akta terlebih dahulu,
Pertahanan Nasional (BPN) dilakukan ketika yaitu pelepasan hak biasanya dari pemilik
sudah terkumpul hasil beberapa pembelian tanah ke Pemkot, baru kemudian ada bukti
tanah. pembayarannya, seperti kuitansi dan
Biaya yang dikeluarkan untuk sebagainya.
sertifikasipun adalah dari belanja barang dan Selain itu dapat kita lihat bahwa
jasa sertifikasi, bukan belanja modal tanah. seluruh aset tetap tanah yang dimiliki
Hal ini dikarenakan Pemerintah Kota Pemerintah Kota Bandung tertera dalam
Bandung menggunakan Sistem Informasi neraca yang berindikasi bahwa tanah tersebut
Rencana Anggaran (SIRA) yang terintegrasi diakuasai oleh Pemerintah Kota Bandung, hal
dengan Sistem Informasi Manajemen Daerah ini karena jika tanah yang ada belum
(SIMDA) yang memungkinkan Pemerintah mempunyai bukti bahwa telah dikuasai oleh
Kota Bandung untuk melakukan suatu entitas yakni Pemerintah Kota Bandung
penganggaran berdasarkan kebutuhan maka tanah tersebut tidak boleh dicantumkan
program. Sehingga nanti pada saat di dalam neraca. Dengan kondisi ini berarti
rekonsiliasi akhir, seharusnya biaya belanja bahwa pengakuan aset tetap tanah di
barang dan jasa sertifikasi tersebut Pemerintah Kota Bandung Bandung terkait
ditambahkan ke nilai aset tanahnya. Tetapi dengan biaya perolehan aset tetap ini belum
pada pelaksanannya Pemerintah Kota sesuai dengan PSAP No. 7 paragraf 15 point
Bandung belum menambahkan biaya belanja C yakni dapat diukur secara andal.

1318
Kota Bandung merupakan kota Gambar IV.2 Jurnal Pengadaan Aset
administrasi yang terlibat pemekaran dari Tetap Tanah Pemerintah Kota Bandung
Kabupaten Bandung, sehingga terdapat (2)
beberapa aset yang merupakan limpahan dari
Kabupaten Bandung, termasuk aset tetap 4.1.1.2 Pengukuran Aset Tetap Tanah
tanah. Menurut Bapak Idad Irawan, aset tetap Kebijakan Akuntansi Pemerintah
limpahan bukti transaksi yang dibutuhkan Kota Bandung Nomor 528 Tahun 2014
agar dapat diakui sebagai aset tetap yaitu menyatakan, biaya perolehan suatu aset tetap
Keputusan Bupati Bandung tentang terdiri dari harga belinya atau harga
pelimpahan aset tetap dari Pemerintah konstruksinya, termasuk bea impor dan setiap
Daerah Kabupaten Bandung kepada Kota biaya yang dapat diatribusikan secara
Bandung, dan Berita Acara Serah Terima langsung secara proposional ke setiap unit
(BAST) penyerahan barang dari Pemerintah sehingga membawa aset tersebut ke kondisi
Daerah Kabupaten Bandung kepada dan tempat yang membuat aset tersebut dapat
Pemerintah Kota Bandung. bekerja untuk penggunaan yang
Pada Kebijakan Akuntansi dimaksudkan.
Pemerintah Kota Bandung, jika terdapat aset Namun walaupun dalam Kebijakan
tetap yang telah dikuasai dan dimanfaatkan Akuntansi Pemerintah Kota Bandung sudah
dalam waktu lama, tetapi belum ada bukti sejalan dengan PSAP 07, tetapi pada
kepemilikannya, maka menggunakan prinsip pelaksanaannya Pemerintah Kota Bandung
substansi mengungguli formalitas, sehingga belum semua mencakup biaya perolehan
harus dicatat dalam Neraca dan Catatan atas tanah. Untuk biaya sertifikasi tanah terpisah
Laporan Keuangan. Bapak Idad Irawan dikarenakan dari segi biaya yang tidak terlalu
mengatakan bahwa maksud dari prinsip besar dan waktu yang lama untuk proses
tersebut adalah secara substansi, aset tetap pengerjaannya. Dan pada saat rekonsiliasi,
tersebut merupakan milik Pemerintah Kota biaya belanja barang dan jasa sertifikasi
Bandung dan telah dikuasai serta tersebut belum ditambahkan ke nilai aset
dimanfaatkan, sementara bukti-bukti tanahnya. Dengan memperhatikan hal ini
formalitas kepemilikan dari aset tetap maka dapat dikatakan bahwa dari segi
tersebut masih dalam proses. pengukuran aset tetap tanahnya belum sesuai
Sedangkan penjurnalan yang dengan PSAP 07, karena untuk perolehan
dilakukan oleh Pemerintah Kota Bandung aset tetap tanah yang dilakukan melalui
untuk pengakuan belanja modal dan aset tetap pembelian ini tidak diukur melalui biaya
tanah saat perolehan adalah sebagai berikut: perolehan sampai tanah tersebut siap pakai.
Selanjutnya jika tidak
memungkinkan pengukuran aset tetap
dengan biaya perolehan maka berdasarkan
pada nilai wajar. Bapak Dani Ferbiana
menyatakan:
“Selama ini kalau menggunakan nilai wajar,
ya nilai wajar itu apabila untuk nilai-nilai
tanah yang menjadi temuan yang tidak dapat
Gambar IV.1 Jurnal Pengadaan Aset diyakini nilainya. Tapi kalau untuk yang
Tetap Tanah Pemerintah Kota Bandung berdasarkan hasil pembelian, ya itu jelas
(1) sudah ada nilai perolehannya, berapa belinya,
biaya-biaya pendukungnya. Kalau untuk
yang tadi nilai wajarnya karena ada temuan,
dilakukan revaluasi dengan NJOP”.
(wawancara. 15 Mei 2019)
Sejalan dengan yang dikatakan oleh
Bapak Dani Ferbiana, Bapak Siena Halim
juga mengatakan untuk aset tetap tanah yang
nilai asetnya tidak diketahui maka
menggunakan nilai wajar dengan melakukan
revaluasi atau penilaian kembali dengan
menggunakan nilai jual objek pajak (NJOP).

1319
4.1.1.3 Penilaian Awal Aset Tetap Tanah tidak tersedia maka untuk penyusunan neraca
Pada Kebijakan Akuntansi awal dapat menggunakan NJOP atau hasil
Pemerintah Kota Nomor 528 Tahun 2014, penilaian dengan basis tahun neraca awal.
aset tetap dinilai dengan menggunakan biaya Karena hasil penilaian diragukan, BPK
perolehan. Apabila penilaian tersebut tidak mengusulkan untuk mengembalikan aset
memungkinkan, maka nilai aset tetap tetap hasil penilaian ke nilai perolehan awal
didasarkan pada nilai wajar saat perolehan. atau NJOP berdasarkan tahun 2005 dan 2007.
Penyusunan neraca awal Pemerintah Kota
Bandung dimulai sejak tahun 2006. Pada saat 4.1.1.4 Pengeluaran Setelah Perolehan
itu pencatatan aset tetap termasuk pengadaan Tanah
tanah belum tertib terkait dan masih Pada Kebijakan Akuntansi
dilakukan secara manual. Selain itu, Bandung Pemerintah Kota Nomor 528 Tahun 2014,
merupakan kota sejarah yang awalnya pengertian pengeluaran setelah perolehan
dikuasai Belanda, sehingga banyak tanah awal suatu aset tetap sama dengan yang
peninggalan Belanda yang dokumen- dimaksud pada PSAP 07 yaitu yang
dokumennya tidak lengkap atau bahkan tidak memperpanjang masa manfaat atau yang
ada. Kota Bandung juga merupakan kota kemungkinan besar memberi manfaat
administrasi yang luasnya tidak terlalu besar, ekonomi dimasa yang akan datang dalam
tetapi pada zaman dahulu terdapat bentuk peningkatan kapasitas/volume,
pemekaran, salah satunya penyerahan dari peningkatan efisiensi, peningkatan mutu
Kabupaten Bandung dan itupun dokumennya produksi, penambahan fungsi, atau
tidak lengkap. Sehingga BPK menemukan peningkatan standar kinerja yang nilainya
kelemahan pengelolaan aset tetap pada sebesar nilai satuan minimum kapitalisasi
Pemerintah Kota Bandung. aset tetap atau lebih, harus ditambahkan pada
Informasi dalam Buku Inventaris nilai tercatat (dikapitalisasi) aset yang
menyatakan bahwa Aset Tetap yang dicatat bersangkutan. Menurut Bapak Idad Irawan
dengan tahun perolehan 2005 dan 2007 untuk tanah tidak ada batas kapitalisasinya
senilai Rp10.652.902.105.621,00 merupakan selama fungsi tanahnya itu bertambah. Biaya
hasil pengadaan tahun 2005 dan 2007 tanpa yang menambah nilai aset tanah bisa
menyatakan adanya penambahan Aset Tetap dikapitalisasi sebagai biaya perolehan tanah
dari sumber-sumber lain. Dari hasil itu apabila pengeluaran tersebut menjadikan
penelusuran bidang Pemberdayaan Aset nilai tanah bertambah.
DPKAD Kota Bandung diperoleh informasi Biaya yang terkait dengan
bahwa pertambahan aset tetap tersebut peningkatan bukti kepemilikan tanah,
disebabkan pada tahun 2006 dilakukan misalnya dari status tanah girik menjadi
penilaian aset tetap dari PT. I dalam rangka Sertifikat Hak Pengelolaan, dikapitalisasi
pembentukan neraca awal. Pemerintah Kota sebagai biaya perolehan tanah. Pengeluaran
Bandung belum dapat memisahkan antara setelah perolehan untuk aset tetap tanah pada
aset tetap yang diperoleh dari hasil pembelian Pemerintah Kota Bandung yaitu biaya
dan hasil penilaian kembali. BPK juga telah sertifikasi. Bapak Dani Ferbiana menyatakan
meminta Kepala Bidang Pemberdayaan Aset bahwa:
Pemerintah Kota Bandung untuk “Pengeluaran setelah perolehan bentuknya ya
menghubungi PT. I, untuk mengetahui belanja pemeliharaan biasanya, tapi kalau
metodologi penilaian dan kesesuaian tanah tidak ada. Biasanya pengeluaran setelah
metodologi tersebut dengan SAP, dan aset perolehan kalau untuk tanahnya itu adalah ya
tetap yang menjadi objek penilaian kembali tadi biaya sertifikasinya, karena kan belanja
apakah termasuk dari pembelian tahun 2006 tanahnya dulu, setelah tanahnya kita terima
dan telah ada nilainya. Selain itu, BPK perlu baru ke BPN untuk disertifikatkan. Jadi untuk
mengetahui basis tahun penilaian yang bentuk pemeliharaan sih tidak ada, tapi kalau
digunakan karena Neraca Awal Pemerintah di luar pemeliharaan ya itu tadi biaya
Kota Bandung disajikan pada tahun 2005 sertifikasi”. (wawancara. 15 Mei 2019)
sedangkan penilaian dilakukan pada tahun Tetapi biaya sertifikasi tanah tersebut belum
2006. Kepala Bidang Pemberdayaan Aset dikapitalisasi sebagai biaya perolehan tanah.
tidak berhasil menghubungi PT. I untuk Adapun penjurnalan yang dilakukan
memperoleh informasi tersebut sehingga Pemerintah Kota Bandung untuk mencatat
nilai Aset Tetap berdasarkan hasil penilaian pengeluaran biaya sertifikasi tanah adalah
kembali tidak dapat diyakini. Sesuai dengan sebagai berikut:
ketentuan yang berlaku, jika harga perolehan

1320
tahun 2005 dan 2007. Pemerintah Kota
Bandung kemudian menindaklanjuti hasil
pengujian BPK dengan menetapkan nilai
tanah tersebut melalui Surat Keputusan
Sekretariat Daerah Kota Bandung Nomor
539/Kep.620-BPKA/2017 tanggal 26 Mei
2017 tentang Penetapan Penilaian Kembali
Aset Tetap Tanah Tahun Perolehan 2005 dan
Gambar IV.3 Jurnal Belanja Barang jasa 2007 berdasarkan Nilai Jual Objek Pajak
Sertifikasi Tanah Tahun 2005.
Sampai tahun anggaran 2017,
4.1.1.5 Pengukuran Berikutnya Pemerintah Kota Bandung masih dalam
Terhadap Pengakuan Awal proses pencarian aset tetap sehingga masih
Tanah dijadikan temuan oleh BPK. Hasil
Pada Kebijakan Akuntansi pemeriksaan pada tahun 2017, Pemerintah
Pemerintah Kota Nomor 528 Tahun 2014, Kota Bandung telah menindaklanjuti dengan
aset tetap berikut tidak disusutkan yaitu melakukan penilaian ulang aset tetap tanah
tanah, konstruksi dalam pengerjaan, buku- dengan NJOP Tahun 2005 dan 2007. NJOP
buku perpustakaan, hewan ternak, dan yang digunakan merupakan NJOP tertinggi di
tanaman. Pengukuran berikutnya terhadap lokasi tnah yang akan dinilai.
pengakuan awal selain dari penyusutan
adalah penilaian kembali atas aset tetap atau 4.1.1.6 Penghentian dan Pelepasan
dikenal dengan istilah revaluasi. Tujuan dari Tanah
penilaian kembali atau revaluasi adalah untuk Pemerintah Kota Bandung pernah
mencerminkan nilai wajar sekarang dari aset melakukan pelepasan hak atas tanah
tetap yang bersangkutan. Pada Kebijakan didasarkan pada Keputusan Menteri Dalam
Akuntansi Pemerintah Kota Nomor 528 Negeri No. 593 – 696 tanggal 24 Agustus
Tahun 2014, penilaian kembali atau revaluasi 1998, PERDA Kota Bandung No. 20 Tahun
aset tetap tidak diperkenankan karena 2002 tanggal 20 November 2002 dan SK.
kebijakan akuntansi pemerintah daerah Wali Kota Bandung No. 593/Kep111-
menganut penilaian aset berdasarkan biaya HUK/2003 tanggal 2 Februari 2003. Proses
perolehan atau harga pertukaran. pelepasan hak tanah dilakukan dengan
Penyimpangan dari ketentuan ini mungkin pelelangan/tender. Selama Tahun 2017 tidak
dilakukan berdasarkan ketentuan pemerintah terdapat mutasi penerimaan kas dari
yang berlaku secara nasional. Dalam hal ini pembayaran pelepasan hak atas tanah.
laporan keuangan harus menjelaskan Pemindahtanganan barang milik
mengenai penyimpangan dari konsep biaya daerah berupa tanah melalui penyertaan
perolehan di dalam penyajian Aset Tetap modal juga dilakukan oleh Pemerintah Kota
dalam Catatan atas Laporan Keuangan serta Bandung. Seperti yang dikatakan Bapak
pengaruh penyimpangan tersebut terhadap Awal Haryanto:
gambaran keuangan suatu entitas. “Adapun kerja sama dengan pihak ke 3 jadi
Pemerintah Kota Bandung kerja sama pemanfaatan, contoh kita dengan
melakukan penilaian ulang atau revaluasi BII yang menjadi Perusahaan Daerah, nah itu
pada aset tetap yang tidak dapat diyakini nilai kita lepaskan ke dia melalui pernyertaan
wajarnya. Pada tahun 2006 dilakukan modal, tapi kan sebelum dilepaskan itu
penilaian aset tetap dari PT. I dalam rangka menjadi aset yang dipisahkan, sehingga di
pembentukan neraca awal, tetapi tidak dapat akunnya itu tertulis bahwa itu aset tanah yang
diperoleh informasi mengenai metodologi dilakukan kemitraan dengan pihak ke tiga di
penilaian dan kesesuaian metodologi tersebut akunnya”. (wawancara 21 Mei 2019)
dengan SAP dan aset tetap yang menjadi Selain itu, disebutkan pula dari hasil
objek penilaian kembali apakah termasuk wawancara pemindahtanganan barang milik
dari pembelian tahun 2006 dan telah ada daerah berupa tanah dilakukan Pemerintah
nilainya, sehingga nilai Aset Tetap Kota Bandung melalui hibah. Bapak Herman
berdasarkan hasil penilaian kembali tidak Hari Rustaman menyatakan bahwa:
dapat diyakini. Karena hasil penilaian “Kalau dalam arti tidak digunakan lagi oleh
diragukan, BPK mengusulkan untuk kita mungkin hibah ke instansi lain. Tapi
mengembalikan aset tetap hasil penilaian ke mungkin kondisinya seperti ini, yang tercatat
nilai perolehan awal atau NJOP berdasarkan di KIB kita tanah milik Pemkot, tapi

1321
bertahun-bertahun yang pakai instansi lain, - Perolehan yang berasal dari
jadi akhirnya dari pada membenani neraca pembelian direkonsiliasi dengan
kita dan menjadi temuan terus, yasudah total belanja modal untuk tanah;
dihibahkan dilepaskan ke pihak lain, tapi juga - Pengurangan (penjualan,
sepanjang masih instansi pemerintah juga. hibah/donasi), pertukaran aset,
Kalau oleh masyarakat, mereka disuruh reklasifikasi, dan lainnya);
menertibkan atau mengosongkan, jika tidak - Perubahan nilai, jika ada.
mereka harus bayar sewa”. (wawancara. 21 Pada Pemerintah Kota Bandung,
Mei 2019) pengungkapan aset tetap tanah sudah
Untuk perlakuan akuntansi mencakup dasar penilaian yang digunakan
pelepasan tanah melalui hibah dilakukan untuk nilai tercatat. Dasar penilaian tersebut
dengan mereklasifikasi akun tanah yang meliputi nilai pembelian pada saat
dihibahkan tersebut ke aset lainnya. pengadaan, nilai perolehan saat terima
Pelaksanaan hibah dituangkan dalam naskah barang, serta hasil appraisal atau penilaian
hibah yang ditandatangani oleh pengelola suatu barang yang belum ada nilainya dari
barang/pengguna barang dan penerima hibah. mulai pengadaan/penyerahan, dimana waktu
Pada saat penyerahan Barang Milik Daerah appraisal yang dapat diakui dalam pencatatan
yang menjadi objek hibah dalam hal ini tanah, adalah saat penilaian dilaksanakan, bukan
dituangkan dalam Berita Acara Serah Terima, saat perolehan barang.
yang ditandatangani oleh penerima hibah dan Dasar kapitalisasi tanah, yang dalam
pengelola barang/pengguna barang atau hal ini tanah tidak ada nilai satuan minimum
pejabat struktural yang ditunjuk pada saat kapitalisasi tanah sudah diungkapkan sesuai
penandatanganan naskah hibah. Adapun dengan Kebijakan Akuntansi dimana nilai
contoh penjurnalan yang dilakukan satuan minimum kapitalisasi aset tetap
Pemerintah Kota Bandung untuk mencatat dikecualikan terhadap pengeluaran tanah,
penyesuaian atas aset tetap tanah yang jalan/irigasi/jaringan dan aset tetap lainnya
dihibahkan adalah sebagai berikut: berupa koleksi perpustakaan dan barang
bercorak kesenian.
Rekonsiliasi jumlah tercatat pada
awal dan akhir periode yang menunjukkan
penambahan (pembelian, hibah/donasi,
pertukaran aset, reklasifikasi, dan lainnya),
pengurangan (penjualan, hibah/donasi),
pertukaran aset, reklasifikasi, dan lainnya),
serta perubahan nilai sudah diungkapkan
Gambar IV.4 Jurnal Pelepasan Tanah pada Catatan atas Laporan Keuangan.
Menurut Bapak Idad Irawan, rekonsiliasi aset
4.1.1.7 Pengungkapan Aset Tetap Tanah tetap mencakup laporan akhir periode laporan
Pengungkapan aset tetap diatur dan penambahan pada periode tahun berjalan
dalam PSAP 07 paragraf 80-83. Informasi- dimana berkaitan dengan kebijakan
informasi yang perlu diungkapkan pada penambahan atau pengurangan nilai aset
Catatan atas Laporan Keuangan untuk aset untuk dilaporkan ke BPK di dalam laporan
tetap tanah menurut PSAP 07 yang didukung pertanggung jawaban pemerintah daerah dan
oleh Buletin Teknis Standar Akuntansi pada Pemerintah Kota Bandung sudah
Pemerintahan Nomor 15 tentang Akuntansi dilakukan rekonsiliasi berkaitan dengan
Aset Tetap Berbasis Akrual terdiri atas: penambahan atau pengurangan aset pada
a. Dasar penilaian yang digunakan untuk tahun yang akan dilaporkan.
nilai tercatat (carrying amount) Tanah. Pada tahun anggaran 2017,
b. Kebijakan akuntansi sebagai dasar diketahui bahwa terdapat aset tetap yang
kapitalisasi tanah, yang dalam hal tanah berasal dari sumbangan pihak ketiga dan
tidak ada nilai satuan minimun hibah termasuk tanah di dalamnya yang
kapitalisasi tanah. belum dicatat pada Kartu Inventaris Barang
c. Rekonsiliasi nilai Tanah pada awal dan (KIB) SKPD sehingga penambahan aset tetap
akhir periode yang menujukkan: tersebut belum diungkapkan juga dalam
- Penambahan (pembelian, Catatan atas Laporan Keuangan Pemerintah
hibah/donasi, pertukaran aset, Kota Bandung. Hal ini dikarenakan BPKA
reklasifikasi, dan lainnya); selaku pembantu pengelola aset daerah tidak
mengetahui adanya penyerahan aset tetap

1322
tersebut. Sumbangan dari pihak ketiga berupa Pelaksanan perlakuan akuntansi aset
bantuan CSR (Corporate Soscial tetap tanah sampai tahun 2017 selain
Responsibility) dan Hiibah dari Kementerian mengacu pada PSAP 07 Peraturan
langsung diserahkan kepada SKPD terkait Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010, juga
dan tidak dilaporkan kepada BPKA. Bapak berpedoman pada peraturan lain yaitu
Idan Irawan selaku Kepala Subbidang Peraturan Wali Kota Bandung Nomor 528
Inventarisasi Aset BPKA juga menyatakan Tahun 2104 tentang Kebijakan Akuntansi,
belum terdapat Berita Acara Serah Terima Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor 9
(BAST) maupun Naskah Perjanjian Hibah Tahun 2005 tentang Penerimaan Sumbangan
atas masing-masing aset tetap tersebut. Pihak Ketiga Kepada Pemerintah Kota
Perolehan yang berasal dari Bandung, Peraturan Menteri Dalam Negeri
pembelian direkonsiliasi dengan total belanja Nomor 19 Tahun 2016 tentang Pengelolaan
modal untuk tanah belum dilakukan Barang Milik Daerah. Adapun peraturan
Pemerintah Kota Bandung. Pengungkapan daerah yang baru diterbitkan pada Desember
mengenai hal ini telah tertuang dalam 2018 yaitu Peraturan Daerah Kota Bandung
pengakuan, pengukuran, penilaian awal, dan Nomor 12 Tahun 2018 tentang Pengelolaan
pengeluaran setelah perolehan. Pada saat Barang Milik Daerah.
rekonsiliasi akhir, Pemerintah Kota Bandung
belum mengkapitalisasi biaya pendukung 4.1.2.2 Akuntabilitas Proses
sampai tanah siap pakai yaitu berupa biaya Karena Pemerintah Kota Bandung
belanja barang dan jasa sertifikasi ke nilai belum memiliki Standar Operasional
aset tanahnya Meskipun sampai tahun Prosedur (SOP) ataupun peraturan khusus
anggaran 2017 belum ada temuan dari BPK yang mengatur mengenai perlakuan
terkait hal tersebut, seharusnya Pemerintah akuntansi aset tetap, maka Pemerintah Kota
Kota Bandung memperhatikan dan Bandung mengacu pada Peraturan Wali Kota
mengantisipasi agar biaya perolehan tanah Bandung Nomor 528 Tahun 2104 tentang
tersebut dapat diukur secara andal. Untuk Kebijakan Akuntansinya saja, dimana
perubahan nilai dan penjurnalan Kebijakan Akuntansi tersebut mengacu pada
penambahan/pengurangan dari hasil PSAP 07 Peraturan Pemerintah Nomor 71
revaluasi menurut Bapak Dani Ferbiana Tahun 2010 tentang Akuntansi Aset Tetap,
biasanya jarang diungkapkan di tahun yang dan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor
sama karena disesuaikan dengan waktu 19 Tahun 2016 tentang Pengelolaan Barang
keluarnya SK Wali Kota Bandung terkait Milik Daerah untuk proses administrasinya.
nilai revaluasinya. Dari hasil penelitian, dapat dilihat
pelaksanaan perlakuan akuntansi aset tetap
4.1.2 Akuntabilitas Perlakuan tanah dalam proses pengakuan, pengukuran,
Akuntansi Aset Tetap Tanah yang penilaian awal, dan pengeluaran setelah
dilakukan Pemerintah Kota perolehan masih terdapat beberapa yang
Bandung belum sesuai seperti biaya perolehan aset
4.1.2.1 Akuntabilitas Hukum dan tetap tanah Pemerintah Kota Bandung belum
Kejujuran semua mencakup biaya-biaya penunjang
Pada saat melakukan penelitian di yang menjadikan aset tetap tanah tersebut
BPKA Kota Bandung, dalam pelaksanaan siap digunakan, termasuk biaya yang
perlakuan akuntansi aset tetap tanah tidak dikeluarkan dalam rangka memperoleh hak,
menemukan adanya penyalahgunaan jabatan yaitu biaya sertifikasi tanah yang pada saat
dan tidak ada tindakan yang mencerminkan rekonsiliasi akhir belum dikapitalisasikan ke
korupsi, kolusi, dan nepotisme. Masing- nilai aset tanahnya sehingga biaya perolehan
masing bagian pada Badan Pengelolaan tidak dapat diukur secara andal. Adapun
Keuangan dan Aset Pemerintah Kota dalam pengungkapan diketahui bahwa
Bandung baik di bidang akuntansi maupun terdapat aset tetap yang berasal dari
aset bekerja sesuai tugas pokok dan fungsinya sumbangan pihak ketiga dan hibah termasuk
yang telah ditetapkan dalam Peraturan Wali tanah di dalamnya yang belum dicatat pada
Kota Bandung Nomor 1404 Tahun 2016 Kartu Inventaris Barang (KIB) SKPD
tentang kedudukan, susunan, organisasi, sehingga penambahan aset tetap tersebut
tugas dan fungsi serta tata kerja Badan belum diungkapkan juga dalam Catatan atas
Pengelolaan Keuangan dan Aset. Laporan Keuangan Pemerintah Kota
Bandung. Sehingga dapat disimpulkan
akuntabilitas proses perlakuan akuntansi aset

1323
tetap tanah Pemerintah Kota Bandung belum perlakuan akuntansi aset tetap tanah menurut
dapat terwujud. Bapak Dani Ferbiana yaitu berita acara serah
terima (BAST) hasil rekonsiliasi
4.1.2.3 Akuntabilitas Program ditandatangani oleh perangkat daerah dan
Dalam pelaksanaan perlakuan bidang aset. Masing-masing SKPD atau
akuntansi aset tetap tanah, secara umum perangkat daerah melakukan penjurnalan
Pemerintah Kota Bandung melaksanakan dengan didampingi pegawai dari Bidang
inventarisasi dan sensus untuk Akuntansi Badan Pengelolaan Keuangan dan
menindaklanjuti dan meningkatkan Aset (BPKA) yang akan membantu terkait
keakuratan data dalam operasi pelaporan proses penjurnalan sampai dengan
barang milik daerah di lingkungan penyusunan laporan keuangan ke dalam
Pemerintah Kota Bandung dan kegiatan yang SIMDA Keuangan untuk kemudian dicetak
berkaitan dengan pengamanan aset tetap baik dan ditandatangani oleh Kepala Daerah dan
secara fisik, administrasi, dan hukum, serta dikonsolidasikan menjadi Laporan Keuangan
melakukan perbaikan atau penyempurnaan Pemerintah Daerah (LKPD) Kota Bandung.
program aplikasi. Hal ini juga diungkapkan Menurut Bapak Idad Irawan bentuk
dalam Catatan atas Laporan Keuangan pertanggungjawaban dari masing-masing
(CALK) bahwa pada tahun 2017, Pemerintah pelaksanaan perlakuan akuntansi aset tetap
Kota Bandung melaksanakan Inventarisasi berlaku umum, bukan hanya dalam aset tetap
Barang Milik Daerah (BMD) pada seluruh tanah saja, oleh semua pemangku kebijakan
perangkat daerah. termasuk kepala unit harus bertanggung
Pada Badan Pengelolaan Keuangan jawab dalam melaporkan rincian aset tetap ke
dan Aset (BPKA) Pemerintah Kota Bandung dalam neraca dan dapat diakumulasikan
terkait program-program pelaksanaan sebagai laporan keuangan. Nilai aset tetap
perlakuan akuntansi dan pengelolaan aset tersebut harus sama jumlahnya dengan yang
tetap tanah dilakukan di bidang aset, seperti ada pada rincian aset tetap dan dibuktikan
pelaksanaan inventarisasi dan sensus, dengan dokumen kepemilikan. Apabila ada
kegiatan pengamanan aset tetap baik secara ketidaksesuaian antara dokumen dengan
fisik, administrasi, dan hukum, serta fisik, maka harus dilakukan penyempurnaan
menggunakan program aplikasi Sistem dan dilaporkan.
Informasi Manajemen Barang Milik Daerah
(SIMDA BMD) dan Aplikasi Manajememen 5. KESIMPULAN DAN SARAN
Pemerintah (SIMANTAP) untuk kebutuhan 5.1 Kesimpulan
pengelolaan barang milik daerah. Sedangkan Dilihat dari hasil penelitian dan
kaitan dengan pelaksanaan proses pembahasan, maka penulis mengambil
akuntansinya, dilakukan di bidang akuntansi kesimpulan sebagai berikut:
mengikuti kebijakan akuntansi yang sudah 1. Terdapat kesesuaian antara Kebijakan
ada, seperti melaksanakan revisi kebijakan Akuntansi Pemerintah Kota Bandung
akuntansi atau Standar Akuntansi Nomor 528 Tahun 2014 dengan PSAP
Pemerintahan terkait temuan-temuan BPK. 07 tentang Akuntansi Aset Tetap
Adapun program aplikasi untuk pengelolaan sehingga Pemerintah Kota Bandung
akuntansi seperti penganggaran, telah menerapkan perlakuan akuntansi
penatausahaan dan pelaporan keuangan atas aset tetap tanah dengan baik, akan
menggunakan aplikasi Sistem Informasi tetapi pada pengakuan, pengukuran,
Manajemen Keuangan Daerah (SIMDA penilaian awal, pengeluaran setelah
Keuangan) dari BPKP yang berbasis akrual. perolehan dan pengungkapan dalam
menentukan biaya perolehan tanah yang
dilakukan melalui pembelian belum
4.1.2.4 Akuntabilitas Kebijakan semua mencakup biaya-biaya
Pemerintah Kota Bandung penunjang hingga tanah tersebut siap
mempunyai misi mewujudkan laporan digunakan termasuk biaya sertifikasi
keuangan dan kinerja yang transparan dan tanah, dan pada saat rekonsiliasi akhir
akuntabel serta menetapkan sasaran yaitu belum dikapitalisasi sebagai biaya
meningkatnya kualitas laporan keuangan perolehan tanah, yang menjadikan biaya
pemerintah daerah dan akuntabilitas kinerja. perolehan tanah tidak dapat diukur
BPKA Kota Bandung dilihat dari bidang aset secara andal. Dalam catatan atas laporan
dan bidang akuntansi terkait keuangan masih terdapat beberapa
pertanggungjawaban dari pelaksanaan pengungkapan yang belum lengkap

1324
diantaranya adalah rekonsiliasi rekonsiliasi akhir belum
penambahan nilai tanah, baik yang dikapitalisasikan ke nilai aset tanahnya
diperoleh dari pembelian maupun sehingga biaya perolehan tidak dapat
sumbangan dari pihak ketiga dan hibah. diukur secara andal, serta dalam
2. Salah satu tujuan dari perlakuan pengungkapan aset tetap yang berasal
akuntansi aset tetap tanah ini tentunya dari sumbangan pihak ketiga dan hibah
untuk mewujudkan akuntabilitas publik. termasuk tanah belum dicatat pada
Dilihat dari akuntabilitas hukum dan Kartu Inventaris Barang (KIB) SKPD
kejujuran, perlakuan akuntansi aset sehingga penambahan aset tetap
tetap menjadi lebih bisa tersebut belum diungkapkan juga dalam
dipertanggungjawabkan karena Catatan atas Laporan Keuangan
pelaksanaannya selain berpedoman Pemerintah Kota Bandung.
pada PSAP 07 Peraturan Pemerintah 5.2 Saran
Nomor 71 Tahun 2010, juga Saran yang dapat penulis berikan
berpedoman pada peraturan-peraturan berdasarkan hasil penelitian yaitu:
lain sehingga menekan tingkat 1. Terkait masalah aset tetap tanah limpahan
penyelewengan seperti adanya yang tidak diketahui keberadaannya,
penyalahgunaan jabatan dan tindakan seharusnya Pemerintah Kota Bandung
yang mencerminkan korupsi, kolusi, sejak pelimpahan memastikan fisik dari
dan nepotisme. Selain itu, berkaitan tanah tersebut ada karena suatu barang
dengan akuntabilitas program, agar dapat diakui sebagai aset tetap
Pemerintah Kota Bandung haruslah berwujud serta memiliki bukti
melaksanakan inventarisasi dan sensus fisik kepemilikan.
untuk menindaklanjuti dan 2. Untuk kedepannya diharapkan
meningkatkan keakuratan data dalam Pemerintah Kota Bandung dalam
operasi pelaporan barang milik daerah menerima aset tetap termasuk dalam
dan kegiatan yang berkaitan dengan pembelian, dapat mengukur biaya
pengamanan aset tetap baik secara fisik, perolehan tanah secara andal dengan
administrasi, dan hukum, serta mengkapitalisasi semua biaya yang
melakukan perbaikan atau menjadikan tanah siap pakai. Aset tetap
penyempurnaan program aplikasi, yaitu tanah yang berasal dari sumbangan pihak
SIMDA dan SIMANTAP sehingga ketiga dan hibah dilakukan pencatatan
pengelolaan barang milik daerah dalam pada Kartu Inventaris Barang (KIB)
melaporkan rincian aset tetap dapat SKPD sehingga penambahan aset tetap
dipertanggungjawabkan dengan tersebut diungkapkan dalam Catatan atas
pelaksanaan program-program tersebut. Laporan Keuangan Pemerintah Kota
Adapun akuntablitas kebijakan dapat Bandung.
terwujud dengan adanya bentuk
pertanggungjawaban dari masing-
masing pelaksanaan perlakuan Ucapan Terima Kasih
akuntansi aset tetap oleh semua Penulis mengucapkan terimakasih kepada (1)
pemangku kebijakan termasuk kepala Bapak Sudradjat, SE., Msi.Ak. selaku dosen
unit harus bertanggung jawab dalam pembimbing yang telah menyempatkan
melaporkan rincian aset tetap ke dalam waktu untuk memberikan bimbingan dan
neraca dan dapat diakumulasikan arahannya sehingga penulis dapat
sebagai laporan keuangan. Sedangkan menyelesaikan Tugas Akhir ini dengan baik
dilihat dari akuntabilitas proses dan tepat waktu; (2) Bapak Dr. Iwan
perlakuan akuntansi aset tetap tanah Setiawan, SE., ME. selaku Ketua Jurusan
belum dapat terwujud dikarenakan Akuntansi; (3) Ibu Dr. Ira Novianty, SE.,
tanah dalam proses pengakuan, M.Si.Ak.CA. selaku Ketua Program Studi
pengukuran, penilaian awal, dan Akuntansi Manajemen Pemerintahan; (4)
pengeluaran setelah perolehan masih Bapak Idad Irawan Hamzah, Bapak Dani
terdapat beberapa yang belum sesuai Ferbiana, Bapak Herman Hari Rustaman,
seperti biaya perolehan belum semua Bapak Awal Haryanto, dan Bapak Siena
mencakup biaya-biaya penunjang yang Halim yang telah bersedia menjadi
menjadikan aset tetap tanah tersebut narasumber pada penelitian ini; (5) Seluruh
siap digunakan, termasuk biaya dosen dan staf administrasi Jurusan
sertifikasi tanah yang pada saat Akuntansi; dan (6) Rekan-rekan D4-

1325
Akuntansi Manajemen Pemerintahan yang Akuntansi Sektor Publik : Suatu Sarana
selalu memberikan motivasi selama Good Governance,” Jurnal Akuntansi
penyusunan Tugas Akhir. Pemerintahan, vol. 2:1, pp. 1-17, 2006.
[11] S. Ellwood, “Parish and Town
DAFTAR PUSTAKA Councils: Financial Accountability and
[1] Afrilinda, “Analisis Akuntansi Aset Managemant,” Local Government
Tetap Pada Bank Nagari Cabang Studies, vol. 19, pp. 368-386, 1993.
Pembantu UNP,” Diploma thesis,
[12] Sugiyono, Metode Penelitian
UPT. Perpustakaan Unand. Universitas
Kuantitatif, Kualitatif dan R&D,
Andalas: Padang, 2015.
Bandung: Alfabeta, 2015.
[2] D. Setiadi, “Aset Merupakan
[13] S. Ellwood, “Parish and Town
Komponen Laporan Keuangan Yang
Councils,” dalam Financial
Besar Pengaruhnya Terhadap Opini,”
Accountability and Managemant,
ekobayong, 2008.
Local Government Studies, 1993, pp.
[3] D. Ramdhani, “regional.kompas.com,” VOL 19, pp 368-386.
31 Mei 2018. [Online]. Available: Peraturan
https://regional.kompas.com/read/2018 Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010
/05/31/10323921/ada-sejumlah- tentang Standar Akuntansi
masalah-kota-bandung-gagal-lagi-raih- Pemerintahan Berbasis Akrual.
wtp-dari-bpk. [Diakses 05 November Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005
2018]. tentang Pengelolaan Keuangan
[4] H. Rohendi dan K. Saadah, “Analisis Daerah.
Perlakuan Akuntansi atas Aset Tetap Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 19
Berdasarkan Pernyataan Standar Tahun 2016 tentang Pedoman
Akuntansi Pemerintahan (PSAP) No. Pengelolaan Barang Milik Daerah.
07 pada Rumah Sakit Mata Cicendo Pernyataan Standar Akuntansi Pemerintah
Bandung,” FORUM KEUANGAN Lampiran II.08 Nomor 07 tentang
DAN BISNIS INDONESIA (FKBI), Akuntansi Aset Tetap.
2017. Buletin Teknis Standar Akuntansi
[5] N. A. Khafiyya, “Akuntansi Aset Tetap Pemerintahan Nomor 15 tentang
(PSAP 07) Pada Dinas Pendapatan Akuntansi Aset Tetap Berbasis Akrual
Daerah Provinsi Kalimantan Timur,” Peraturan Wali Kota Bandung Nomor 528
Jurnal Ilmiah Fakultas Ekonomi Tahun 2104 tentang Kebijakan
Jurusan Akuntansi Universitas 17 Akuntansi
Agustus 1945, 2016.
[6] F. H. KH, “Analisis Pelaksanaan
Penatausahaan dan Akuntansi Aset
Tetap Pada DPKA Kota Padang,”
Jurnal Ilmiah Fakultas Ekonomi.
Universitas Negeri Padang: Padang,
2013.
[7] Maslani, “Permasalahan Aset Tetap
dan Solusinya dalam Penyajian
Laporan Keuangan Pemerintah.,”
2013. [Online]. Available:
http://pusdiklatwas.bpkp.go.id.
[Diakses 07 November 2018].
[8] Mardiasmo, Akuntansi Sektor Publik,
Yogyakarta: Andi, 2004.
[9] Sedarmayanti, Good Governance
(Kepemerintahan Yang Baik) Dalam
Rangka Otonomi Daerah, Bandung:
Mandar Maju, 2003.
[10] Mardiasmo, “Perwujudan Transparansi
dan Akuntabilitas Publik Melalui

1326

Anda mungkin juga menyukai