Anda di halaman 1dari 13

LK-1

PENDALAMAN MATERI BAHASA INDONESIA


MODUL 1 TATA BAHASA
PENDALAMAN MATERI BAHASA INDONESIA
Judul Modul
MODUL 1 TATA BAHASA
Judul Kegiatan
EJAAN DAN DAN TANDA BACA
Belajar (KB)
No Butir Refleksi Respon/Jawaban

1 Daftar peta I. KEGIATAN BELAJAR 1


konsep (istilah
EJAAN DAN DAN TANDA BACA
dan definisi) di
modul ini A. Ejaan
Yaitu terkait dengan kaidah cara menggambarkan bunyi, seperti klausa, frasa,
dan sebagainya dalam bentuk tulisan serta penggunaan tanda baca. Ejaan
yang digunakan adalah Ejaan Yang Disempurnakan (EYD).
1. Penggunaan Ejaan
a. Penggunaan Huruf Kapital
b. Penggunaan Huruf Miring
c. Penggunaan Huruf Cetak Tebal
B. Tanda Baca
1. Penggunaan Tanda Baca
a. Penggunaan Tanda Titik (.)
b. Penggunaan Tanda Koma (.)
c. Penggunaan Tanda Titik Koma (;)
d. Penggunaan Tanda Titik Dua (:)
e. Penggunaan Tanda Hubung (-)
f. Penggunaan Tanda Tanya (?)
g. Penggunaan Tanda Seru (!)
h. Penggunaan Tanda Petik Tunggal (‘...’)
i. Penggunaan Tanda Petik Dua (“...”)
j. Penggunaan Tanda Tanda Kurung ((...))
k. Penggunaan Tanda Garis Miring (/)

Daftar materi
1.
yang sulit
2 2.
dipahami di
modul ini
Daftar materi
1. ….
yang sering
3 2. …
mengalami
miskonsepsi

SRIWAHYUNI_LK-1_PPG_2021
PETA KONSEP MODUL 1: TATA BAHASA
KEGIATAN BELAJAR 1: EJAAN DAN DAN TANDA BACA

EJAAN DAN TANDA BACA


Ejaan
Tanda Garis
Tanda Titik Miring (/)
(.)

Tanda Tanda
Kurung ((...))
Tanda
Huruf Koma (,)
Kapital Tanda
Baca Tanda Petik
Dua (“...”)
Tanda Titik
Koma (;)
Huruf
Cetak
Tanda Petik
Tebal
Tunggal
Tanda Titik (‘...’)
Dua (:)

Huruf Tanda Tanda


Tanda Seru (!)
Miring Hubung (-) Tanya (?)

SRIWAHYUNI_LK-1_PPG_2021
PENDALAMAN MATERI BAHASA INDONESIA
Judul Modul
MODUL 1 TATA BAHASA
Judul Kegiatan
KATA DAN PROSES PEMBENTUKANNYA
Belajar (KB)
No Butir Refleksi Respon/Jawaban

1 Daftar peta II. KEGIATAN BELAJAR 2


konsep (istilah KATA DAN PROSES PEMBENTUKANNYA
dan definisi) di A. Kata
modul ini Kata merupakan satuan terkecil yang dapat berdiri sendiri dengan makna yang
bebas
Kata terdiri dari dua bagian yaitu sebagai berikut.
1. Kata Dasar
Kata dasar yaitu jenis kata yang terdapat sendiri dan tersusun atas
morfem atau gabungan morfem.
2. Kata Berimbuhan/Turunan
Kata berimbuhan yaitu kata dasar yang telah diberi imbuhan, baik itu
awalan, sisipan, akhiran, maupun awalan-akhiran.

B. Pembentukan Kata Berimbuhan/Turunan


1. Afiksasi
a. Prefiks yaitu imbuhan yang ditambahkan pada bagian awal bentuk
kata dasar, ({meN-}, {ter-}, {per-}, {di-} dan {se-}).
b. Infiks yaitu sisipan yang ditambahkan pada bagian tengah bentuk kata
dasar, ({-el-}, {-er-}, {-em-}, dan {-in-}).
c. Sufiks yaitu imbuhan yang ditambahkan pada akhir bentuk kata dasar,
({-an}, {-kan}, dan {-i}).
d. Konfiks yaitu imbuhan yang ditambahkan pada awal dan akhir bentuk
kata dasar,({ke-an}, {peN-an},{per-an},{ber-an}).
2. Reduplikasi (Pengulangan)
Reduplikasi adalah proses pembentukan kata dengan mengulang satuan
bahasa baik secara keseluruhan maupun sebagian. Reduplikasi adalah
proses pembentukan kata kompleks dengan cara pengulangan bentuk
kata.
a. Kata ulang utuh/dwilingga adalah pengulangan seluruh bentuk dasar.
b. Kata ulang sebagian
c. Kata ulang berimbuhan
d. Kata ulang berubah bunyi/ dwilingga salin suara
e. Kata ulang dwipurwa adalah pengulangan sebagian atau seluruh suku
f. awal sebuah kata
g. Kata ulang fonologis adalah pengulangan unsur fonologis, seperti
fonem, suku kata, atau bagian kata yng tidak ditandai oleh perubahan
makna.
h. Kata ulang idiomatis adalah reduplikasi yang maknanya tidak dapat
dijabarkan dari bentuk yang diulang.
i. Kata ulang morfologis adalah pengulangan morfem yang
menghasilkan kata.
j. Kata ulang sintaksis adalah pengulangan morfem karena tuntutan
kaidah sintaksis, seperti pembentukan keterangan
3. Pemajemukan
Pemajemukan adalah penggabungan dua kata atau lebih dalam
membentuk kata. Penggabungan dua morfem bebas atau lebih
membentuk kata kompleks (kata majemuk)

SRIWAHYUNI_LK-1_PPG_2021
C. Pengertian Kategorisasi Kata
Kosakata adalah perbendaharaan kata. Artinya, kosakata adalah kumpulan
beragam kata dalam bahasa Indonesia. Kata dirujuk sebagai satuan bahasa
yang dapat berdiri sendiri.
Kata merupakan satuan terbesar dalam unit analisis, sedangkan dalam kajian
sintaksis kata merupakan satuan analisi terkecil.
Kata dikategorikanmenjadi sembilan, yaitu sebagai berikut.
1. Kategori Verba
Kata verba merupakan kata yang menyatakan makna perbuatan,
pekerjaan, tindakan, proses atau keadaan. Verba disebut juga kata kerja.
Kata verba dibagi menjadi dua, yaitu sebagai berikut.
a. Verba asal
Verba asal adalah verba yang dapat berdiri sendiri tanpa afiks. Verba
ini dapat dipakai dalam klausa atau kalimat, baik bahasa formal
maupun nonformal.
b. Verba Turunan
Verba turunan adalah verba yang dibentuk melalui transposisi,
pengafiksasian, reduplikasi (pengulangan), atau pemajemukan
(pemaduan).
2. Kategori Nomina
Kata nomina yaitu kata benda. Kata nomina duibagi menjadi dua, yaitu
sebagai berikut.
a. Nomina dasar
Nomina dasar terdiri dari satu morfem.
b. Nomina turunan
Nomina turunan dapat terbentuk melalui afiksasi, perulangan, atau
pemajemukan.
3. Kategori Adjektiva
Adjektiva adalah kata yang berfungsi memberikan keterangan khusus
untuk nomina dalam kalimat.
Adjaktiva dibagi menjadi dua, yaitu sebagai berikut.
a. Adjektiva predikatif adalah adjektiva yang dapat menempati posisi
predikat dalam klausa
b. Adjektiva atribut yaitu adjektiva yang mendampingi nomina dalam
frase nominal.
4. Kategori Adverbia
adverbia atau kata keterangan merupakan kata yang menjelaskan verba,
adjektiva, atau adverbia lain Adverbia kualitatif yaitu menggambarkan
makna yang berhubungan dengan tingkat, derajat, atau mutu
a. Adverbia kuantitatif yaitu menggambarkan makna yang berhubungan
dengan jumlah
b. Adverbia limitatif yaitu kata keterangan yang maknanya berhubungan
dengan pembatasan.
c. Adverbia frekuentatif, yaitu kata yang maknanya berhubungan dengan
tingkat kekerapan terjadinya sesuatu
d. Adverbia waktu, yaitu kata yang maknanya berhubungan dengan
waktu terjadinya peristiwa. Contoh adverbial waktu
e. Adverbia cara, yaitu kata keterangan yang maknanya berhubungan
dengan cara sesuatu peristiwa berlangsung atau terjadi.
5. Kategori Preposisi
Kategori preposisi merupakan kata penunjuk arah atau tempat. Secara
sintaksis, preposisi digunakan di depan kategori lain, terutama nomina.
Proposisi dibagi menjadi dua, yaitu sebagai berikut.
a. Preposisi dasar yang sebagai preposisi tidak dapat mengalami proses
morfologis.
b. Preposisi turunan terbagi atas gabungan preposisi dan preposisi,
kemudian gabungan preposisi dan nonpreposisi
6. Kategori Konjungsi
Konjungsi merupakan kategori yang berfungsi untuk meluaskan satuan
yang lain dalam konstruksi hipotasis, dan selalu menghubungkan dua

SRIWAHYUNI_LK-1_PPG_2021
satuan lain atau lebih dalam konstruksi.
Konjungsi dibagi menjadi dua, yaitu sebagai berikut.
a. Konjungsi intrakalimat, yaitu konjungsi yang menghubungkan satuan-
satuan kata dengan kata, frase dengan frase, atau klausa dengan
klausa.
b. Konjungsi ekstrakalimat terbagi atas konjungsi intratekstual dan
konjungsi ekstratektual.
7. Kategori Pronomina
Pronomina merupakan kata yang dipakai untuk mengacu pada nomina
lain. Pronomina dibagi menjadi tiga yaitu, sebagai berikut.
a. Pronomina persona
b. Pronomina penunjuk
c. Pronomina penanya
8. Kata Tugas
Kata tugas merupakan istilah bagi kelas kata yang tidak termasuk kelas
kata verba, nomina, adjektiva, dan numeralia
a. Interjeksi adalah kategori yang bertugas mengungkap perasaan
pembicara
b. Artikula adalah katagori yang mendampingi nomina dasar
c. Partikel adalah kata tugas yang tidak dapat diterjemahkan secara pasti
maksudnya
d. Interogatif atau kata-kata tanya. Misalnya apa, siapa, bagaimana.

D. Kosakata baku dan tidak baku


1. Kata baku
Kata baku adalah kata yang digunakan sudah sesuai dengan pedoman atau
kaidah bahasa yang telah di tentukan atau kata baku merupakan kata yang
sudah benar dengan aturan maupun ejaan kaidah bahasa Indonesia dan
sumber utama dari bahasa baku yaitu Kamus Besar Bahasa Indonesia
(KBBI)
2. Kata tidak baku
Kata tidak baku adalah kata yang digunakan tidak sesuai dengan pedoman
atau kaidah bahasa sudah ditentukan. Biasanya kata tidak baku sering
digunakan saat percakapan sehari-hari atau dalam bahasa tutur

Daftar materi
3.
yang sulit
2 4.
dipahami di
modul ini
Daftar materi
3. ….
yang sering
3 4. …
mengalami
miskonsepsi

SRIWAHYUNI_LK-1_PPG_2021
PETA KONSEP MODUL 1: TATA BAHASA
KEGIATAN BELAJAR 2: KATA DAN PROSES PEMBENTUKANNYA

KATA DAN PROSES PEMBENTUKANNYA


Kosa Kata Baku
Verba Asal
dan
Kata Pembentukan Kata Verba
Verba Turunan Tidak Baku
Berimbuhan/Turun
an Nomina Asal
Nominal
Nomina Turunan
Prefiks
Adjektiva Predikatif
Kata Afiksasi
Adjektiva
Infiks Tidak
Dasar Adjektiva Atribut Baku Baku
Sufiks Advervia Kualitatif

Advervia Kuantitatif
Sufiks

Katagorisasi Adverbia Advervia Limitatif

Kata Ulang Utuh Kata


Kata Advervia Frekuentatif
Berimbuhan
K.Ulang Berimbuhan Advervia Waktu

Preposisi Dasar
Kata Ulang Berubah Preposisi
Redup
Bunyi/Dwilingga Preposisi Turunan
likasi

Konjungsi Intrakalimat
Kata Ulang Dwipurwa Konjungsi
Konjungsi Entrakalimat
Kata Ulang Fonologis
Pronomina Persona
Pronomina
Kata Ulang Idiomatis Pronomina Petunjuk

Kata Ulang Sintaksis Pronomina Petunjuk

Interinjeksi
Kata
Tugas Artikula
Pemajemukan
Partikel
Introgatif

SRIWAHYUNI_LK-1_PPG_2021
PENDALAMAN MATERI BAHASA INDONESIA
Judul Modul
MODUL 1 TATA BAHASA
Judul Kegiatan
KALIMAT DAN PROSES PEMBENTUKANNYA
Belajar (KB)
No Butir Refleksi Respon/Jawaban

1 Daftar peta III. KEGIATAN BELAJAR 3


konsep (istilah KALIMAT DAN PROSES PEMBENTUKANNYA
dan definisi) di A. Fungtor Kalimat
modul ini Fungtor adalah kata (butir gramatika seperti penanda jamak-es atau-s dalam
bahasa Inggris) yang tidak mempunyai arti sendiri dan biasanya hanya
mempunyai fungsi gramatikal dalam sintaksis.
Fungtor dalam bahasa Indonesia meliputi unsur-unsur kalimat yaitu subjek,
predikat, objek, keterangan, dan pelengkap (S-P-O-KPel.).
1. Subjek
Subjek atau pokok kalimat merupakan unsur utama kalimat. Subjek
menentukan kejelasan makna kalimat
2. Predikat
Seperti halnya dengan subjek, predikat kalimat kebanyakan muncul secara
eksplisit
3. Objek
Kehadiran objek dalam kalimat bergantung pada jenis predikat kalimat dan
ciri khas objek itu sendiri
4. Keterangan
Keterangan kalimat berfungsi memperjelas atau melengkapi informasi
pesan-pesan kalimat
B. Frasa
Frasa adalah gabungan dua atau lebih yang bersifat nonpredikatif.
C. Jenis-Jenis Frasa
Berdasarkan kesetaraan distribusi unsur-unsurnya frasa dibagi menjadi dua,
yaitu sebagai berikut.
1. Frasa Endosentris
Frasa endosentris memiliki distribusi unsur-unsur setara dalam kalimat.
Frasa endosentris dibagi menjadi tiga, yaitu sebagai berikut.
a. Frasa endosentris koordinatif yaitu frasa yang unsurnya setara, dapat
dihubungkan dengan kata dan, atau.
b. Frasa endosentris atributif yaitu frasa yang unsurnya tidak setara
sehingga tidak dapat disisipi kata dan, atau.
c. Frasa endosentris apositif yaitu frasa yang unsurnya bisa saling
menggantikan dalam kalimat tapi tak dapat dihubungkan dengan kata
‘dan atau’.
2. Frasa Eksosentris
Frasa eksosentris adalah frasa yang tidak mempunyai distribusi yang sama
dengan semua unsurnya.
Berdasarkan kesetaraan distribusi dengan golongan atau kategori kata, frasa
dibagi menjadi tujuh, yaitu sebagai berikut.
1. Frase verba yaitu frasa yang unsur pusatnya (UP) berupa kata yang
termasuk kategori verba
2. Frasa nomina adalah frasa yang unsur pusatnya berupa kata yang
termasuk kategori nomina
3. Frasa ajektiva yaitu satuan gramatik yang terdiri atas dua kata atau lebih.
Unsur intinya adalah ajektiva (sifat)
4. Frasa pronomina yaitu dua kata atau lebih yang intinya pronomina dan
hanya menduduki satu fungsi dalam kalimat
5. Frase numeralia yaitu frasa yang unsur pusatnya berupa kata yang
termasuk kategori numeralia kategori yang dimaksud menyatakan
bilangan atau jumlah tertentu
6. Frasa preposisi yaitu frasa yang ditandai preposisi atau kata depan sebagai

SRIWAHYUNI_LK-1_PPG_2021
penanda dan diikuti kata atau kelompok kata (bukan klausa) sebagai
petanda.
7. Frasa konjungsi yaitu frasa yang ditandai adanya konjungsi atau kata
sambung sebagai penanda dan diikuti klausa sebagai petanda
D. Klausa
Klausa merupakan satuan gramatikal berupa kelompok kata yang sekurang
kurangnya terdiri atas subjek (S) dan predikat (P). Klausa adalah satuan
gramatik yang unsurunsurnya minimal terdiri atas subjek-predikat dan
maksimal terdiri atas subjekpredikat-objek-pelengkap-keterangan
1. Klausa lengkap yaitu klausa yang terdiri atas S dan P
2. Klausa tidak lengkap yaitu yang tak memiliki S
E. Jenis-Jenis Klausa
1. Penggolongan klausa berdasarkan struktur internnya.
a. Klausa Subjek
b. Klausa Predikat
2. Penggolongan klausa berdasarkan ada tidaknya kata negatif yang secara
gramatik menegatifkan P
a. Klausa positif
Klausa positif adalah klausa yang tidak memiliki kata negatif yang
secara gramatik menegatifkan P
b. Klausa negatif adalah klausa yang memiliki kata-kata negatif. Secara
gramatik menegatifkan P
3. Penggolongan klausa berdasarkan kategori kata atau frasa yang
menduduki fungsi yaitu sebagai berikut.
a. Klausa nominal yaitu klausa yang P nya terdiri atas kata atau frasa
golongan N
b. Klausa verbal yaitu klausa yang P nya terdiri atas kata atau frasa
golongan V
c. Klausa bilangan yaitu klausa yang P nya terdiri dari kata atau frasa
golongan bilangan
d. Klausa depan atau klausa preposisional yaitu
klausa yang P nya terdiri dari frasa depan yaitu frasa yang diawali oleh
kata depan sebagai penanda
F. Kalimat
Kalimat adalah satuan bahasa terkecil yang memuat pikiran secara utuh.
G. Jenis Kalimat
Berdasarkan isi atau fungsinya, kalimat dibagi menjadi empat, yaitu sebagai
berikut.
1. Kalimat Perintah
Kalimat perintah bertujuan meemberikan perintah kepada orang lain
untuk melakukan sesuatu. Secara tertulis, kalimat ini diakhiri dengan tanda
seru (!).
2. Kalimat Berita
Kalimat berita merupakan kalimat yang sekadar memberikan informasi.
Dalam penulisan, kalimat ini diakhiri dengan tanda titik (.)
3. Kalimat Tanya
Kalimat tanya bertujuan memperoleh suatu informasi atau reaksi
(jawaban). Kalimat ini diakhiri dengan tanda tanya (?)
4. Kalimat Seruan
5. Kalimat seruan adalah kalimat yang digunakan untuk mengungkapakan
perasaan ‘yang kuat’ atau ungkapan untuk peristiwa mendadak.
Penggolongan kalimat yaitu sebagai berikut.
1. Penggolongan Kalimat Berdasarkan Pengucapan
a. Kalimat langsung
Kalimat langsung adalah kalimat yang secara cermat menirukan
ucapan orang. Kalimat langsung memberitakan bagaimana ucapan dari
orang lain (orang ketiga).
b. Kalimat tak langsung
Kalimat tak langsung adalah kalimat yang menceritakan kembali
ucapan atau perkataan orang lain

SRIWAHYUNI_LK-1_PPG_2021
2. Penggolongan Kalimat Berdasarkan Stuktur Gramatikal (Jumlah Klausa)
a. Kalimat tunggal
Kalimat tunggal adalah kalimat yang memiliki satu klausa dan terdiri
atas satu subjek serta satu predikat.
b. Kalimat Majemuk
Kalimat majemuk terdiri atas dua atau lebih kalimat tunggal yang
saling berhubungan baik kordinasi maupun subordinasi.
1) Kalimat majemuk setara (KMS)
Kalimat ini terbentuk dari dua atau lebih kalimat tunggal dan
kedudukan tiap kalimat sederajat.
2) Kalimat majemuk setara terdiri atas satu suku kalimat bebas dan
satu suku kalimat yang tidak bebas.
3. Penggolongan Kalimat Berdasarkan Unsur Kalimat
a. Kalimat lengkap
Kalimat lengkap sekurang-kurangnya terdiri dari satu subjek dan satu
predikat.
b. Kalimat tidak lengkap
Kalimat tidak lengkap adalah kalimat yang tidak sempurna karena
hanya memiliki subjek saja, atau predikat saja, atau objek saja, atau
keterangan saja.
4. Penggolongan Kalimat Berdasarkan Susunan Subjek dan Predikat
a. Kalimat inversi
Kalimat versi adalah kalimat yang predikatnya mendahului subjeknya.
b. Kalimat versi
Kalimat versi adalah kalimat yang susunan dari unsur-unsur kalimatnya
sesuai dengan pola kalimat dasar bahasa Indonesia (S-P-O-K).

Daftar materi
5.
yang sulit
2 6.
dipahami di
modul ini
Daftar materi
5. ….
yang sering
3 6. …
mengalami
miskonsepsi

SRIWAHYUNI_LK-1_PPG_2021
PETA KONSEP MODUL 1: TATA BAHASA
KEGIATAN BELAJAR 3: KALIMAT DAN PROSES PEMBENTUKANNYA
Predikat F.E Koordinatif
Subjek
Fungtor F.E Atribut
Kalimat Objek
Keterangan F.E Apositif
Frasa Endosentris
Frasa Verba

Distribusi Unsur-unsurnya Frasa Nomina


Frasa Eksosentris

Frasa Frasa Adjektiva

Kesetaraan Distribusi Frasa Pronomina


dengan Golongan
Frasa Numeralia

Klausa Subjek Frasa Preposisi


Struktur Interennya
Klausa Predikat Frasa Konjungsi

v Klausa Positif
Ada Tidaknya
Kata Negatif
Kalimat dan Klausa Negatif
Proses Klausa
Pembentukannya
Klausa Nomina

Klausa Verba
Kategori Fungsi
Kata
Klausa Bilangan

Klausa Depan/ Preposisional

Kalimat Perintah

Kalimat Berita
Isi dan fungsinya
Kalimat Tanya

Kalimat Seruan

Kalimat Langsung
Pengucapan
Kalimat Tidak Langsung

Kalimat Majemuk
Kalimat Kalimat Tunggal Setara
Strktur Gramatikal
(Jumlah Klausa)
Kalimat Majemuk Kalimat Majemuk
Bertingkat

Kalimat Lengkap
Unsur Kalimat
Kalimat Tidak Lengkap

Kalimat Inversi
Susunan Subjek
Dan Predikatnya
Kalimat Versi

SRIWAHYUNI_LK-1_PPG_2021
PENDALAMAN MATERI BAHASA INDONESIA
Judul Modul
MODUL 1 TATA BAHASA
Judul Kegiatan KALIMAT EFEKTIF
Belajar (KB)
No Butir Refleksi Respon/Jawaban

1 Daftar peta IV. KEGIATAN BELAJAR 4


konsep (istilah KALIMAT EFEKTIF
dan definisi) di A. Kalimat Efektif
modul ini kalimat efektif merupakan kalimat yang mampu mengungkapkan pikiran
pendengar atau pembaca seperti apa yang terdapat pada pikiran penulis atau
pembicara.
B. Ciri-ciri Kalimat Efektif
1. Memiliki unsur pokok, minimal tersusun atas subjek dan predikat.
2. Menggunakan diksi yang tepat.
3. Menggunakan kesepadanan antara struktur bahasa dan jalan pikiran yang
logis serta sistematis.
4. Menggunakan tata aturan ejaan yang berlaku.
5. Memperhatikan penggunaan kata yaitu penghematan penggunaan kata.
6. Menggunakan variasi struktur kalimat.
7. Menggunakan kesejajaran bentuk bahasa
C. Syarat-syarat Kalimat Efektif
1. Sesuai Ejaan yang Disempurnakan (EYD)
Kalimat efektif harus menggunakan ejaan maupun tanda baca yang tepat.
2. Sistematis
Sebuah kalimat paling sederhana adalah yang memiliki susunan subjek
dan predikat, kemudian ditambahkan dengan objek, pelengkap, hingga
keterangan.
3. Tidak boros dan bertele-tele
Pastikan susunan kalimat yang kalian rumuskan pasti dan ringkas agar
orang yang membacanya mudah memahami gagasan dalam kalimat.
4. Tidak ambigu
Kalimat efektif menjadi sangat penting untuk menghindari pembaca dari
multiftafsir.
D. Prinsip-prinsip Kalimat Efektif
1. Kesepadanan
Kesepadanan adalah keseimbangan pikiran dan struktur kalimat yang
Digunakan.
a) Kalimat memiliki subjek dan predikat yang jelas
b) Tidak memiliki subjek ganda.
c) Kalimat penghubung intrakalimat tidak dipakai pada kalimat tunggal
d) Predikat kalimat tidak didahului oleh kata yang.
2. Keparalelan Keparalelan atau sering dikenal dengan kesejajaran adalah
kesamaan bentuk dan struktur struktur yang digunakan dalam kalimat
efektif harus paralel, sama, atau sederajat.
3. Ketegasan
Ketegasan adalah penekanan pada ide pokok kalimat
a) Meletakkan kata yang ditonjolkan itu di awal kalimat.
b) Membuat urutan kata yang bertahap.
c) Melakukan pengulangan kata (repetisi).
d) Melakukan pertentangan terhadap ide yang ditonjolkan.
e) Menggunakan partikel penekanan (penegasan).
4. Kehematan
Kehematan dalam kalimat efektif adalah hemat mempergunakan kata,
frasa, atau bentuk lain yang dianggap tidak perlu.
5. Kecermatan
Kecermatan artinya kalimat yang dibuat tidak menimbulkan tafsiran ganda
(ambigu).

SRIWAHYUNI_LK-1_PPG_2021
6. Kepaduan
Kepaduan berkaitan dengan keselerasan pernyataan dalam kalimat agar
informasi yang disampaikan tidak terpecah-pecah.
7. Kelogisan
Kelogisan ialah bahwa ide kalimat itu dapat diterima oleh akal dan
penulisannya sesuai dengan ejaan yang berlaku.

Daftar materi
7.
yang sulit
2 8.
dipahami di
modul ini
Daftar materi
7. ….
yang sering
3 8. …
mengalami
miskonsepsi

SRIWAHYUNI_LK-1_PPG_2021
PETA KONSEP MODUL 1: TATA BAHASA
KEGIATAN BELAJAR 4: KALIMAT EFEKTIF

Kalimat efektif merupakan KALIMAT EFEKTIF


kalimat yang mampu
mengungkapkan pikiran
pendengar atau pembaca
seperti apa yang terdapat
pada pikiran penulis Syarat-syarat
Kalimat Efektif

Ejaan yang
Disempurnakan Tidak Ambigu Prinsip-Prinsip
(EYD) Kalimat Efektif

Ciri-ciri Kalimat Efektif Tidak Boros dan


Sistematis
Bertele-Tele

Kesepadanan Kelogisan

Memiliki unsur pokok Menggunakan variasi Kecepaduan


struktur kalimat Keparalelan
(S dan P)

Menggunakan diksi Memperhatikan Ketegasan Kecermatan


yang tepat penggunaan kata

Menggunakan kesepadanan Menggunakan aturan ejaan


yang berlaku Ketehematan
antara struktur bahasa

SRIWAHYUNI_LK-1_PPG_2021

Anda mungkin juga menyukai