Anda di halaman 1dari 50

LAPORAN PRAKTIKUM

PEMETAAN DIGITAL
(Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Pemetaan Digital)

Disusun oleh:
Kelompok I-A
1. Ryzal Prasetyo Firdaus 21110118120001
2. Idfiani Sholichah 21110118120021
3. Devi Nilam Sari 21110118130040
4. Siti Badriyah 21110118130041
5. Ahmad Farhan 21110118140047

DEPARTEMENT TEKNIK GEODESI FAKULTAS TEKNIK


UNIVERSITAS DIPONEGORO
Jl. Prof. Sudarto SH, Tembalang Semarang Telp. (024) 76480785, 76480788
Email: geodesi@undip.ac.id
2019
Laporan Praktikum Pemetaan Digital

HALAMAN PENGESAHAN

Laporan Praktikum Pemetaan Digital ini telah disetujui dan disahkan


oleh Asisten Dosen Praktikum Pemetaan Digital, Departemen Teknik Geodesi,
Universitas Diponegoro.
Disusun oleh:
Kelompok I-A
6. Ryzal Prasetyo Firdaus 21110118120001
7. Idfiani Sholichah 21110118120021
8. Devi Nilam Sari 21110118130040
9. Siti Badriyah 21110118130041
10. Ahmad Farhan 21110118140047

Semarang, November 2019

Menyetujui,

Asisten Dosen

Sry Suando Sinaga


NIM. 21110116130004

Mengetahui

Dosen Pengampu Mata Kuliah,

Hana Sugiastu Firdaus, ST., MT.


NIP. 199108080117012092
Laporan Praktikum Pemetaan Digital

KATA PENGANTAR

Pertama-tama kita panjatkan puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa
karena berkat rahmat dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan Laporan
Praktikum Pemetaan Digital ini tanpa menemui hambatan yang berarti. Tidak lupa
pula kami ucapkan terima kasih kepada:
1. Dr. Yudo Prasetyo, ST., MT. selaku Ketua Departemen Teknik Geodesi
Fakultas Teknik Universitas Diponegoro.
2. Bapak Bandi Sasmito, S.T., M.T dan Ibu Hana Sugiastu Firdaus, S.T., M.T
selaku dosen pengampu mata kuliah Pemetaan Digital.
3. Bambang Darmo Yuwono, ST., MT., selaku kepala laboratorium teknik
Geodesi yang telah meminjamkan alat sehingga kegiatan praktikum bisa
berlangsung dengan lancar.
4. Sry Suando Sinaga selaku Asisten Dosen mata kuliah Pemetaan Digital
yang telah membimbing kami dalam penyusunan laporan ini.
5. Seluruh pihak yang telah membantu kami dalam menyusun laporan
praktikum Pemetaan Digital.
Penulis sadar bahwa laporan yang penulis susun ini masih sangat jauh dari
sempurna oleh karena itu penulis mengharapkan masukan dan kritikan yang
bersifat membangun untuk menjadi acuan agar menjadi lebih baik lagi. Terima
kasih.

Semarang, Oktober 2019

Penyusun
Laporan Praktikum Pemetaan Digital

DAFTAR ISI

DAFTAR GAMBAR

DAFTAR TABEL

DAFTAR LAMPIRAN
Laporan Praktikum Pemetaan Digital

BAB I
PENDAHULUAN
I.1. Latar Belakang
Pada era globalisasi yang terjadi pada saat ini sangat berpengaruh pada
seluruh lapisan masyarakat baik dari kelas atas sampai pada kelas menengah ke
bawah. Perkembangan zaman yang semakin modern ini juga berpengaruh di
berbagai bidang, mulai dari pertanian, peternakan, jual-beli, bahkan sampai
pemetaan. Pembuatan peta yang dahulu masih menggunakan metode yang
konvensional, sekarang sudah mulai berkembang seiring dengan adanya
perkembangan teknologi yang semakin canggih, sehingga akan lebih efisien
dalam pengerjaan dan pembuatan peta.
Teknologi komputer sangat membantu kartografer dalam
melaksanakan tugasnya, seperti: desain peta (map design), desain simbol
(symbol design), isi peta (map content), tata letak peta (map lay-out), dan
generalisasi (generalization). Komputer memberikan suatu alternatif yang
bersifat mutakhir dalam metode pembuatan peta dibandingkan dengan
metode manual dan fotomekanikal. (Robinson et all, 1995).
Perkembangan teknologi komputer saat ini juga sangat memudahkan
manusia untuk melaksanakan tugasnya. Salah satu perkembangannya berupa
kapasitas memori yang semakin besar, proses data yang semakin cepat dan fungsi
yang sangat majemuk (multi fungsi) serta semakin mudahnya komputer
dioperasikan melalui beberapa paket program, berdampak pula pada proses
pembuatan peta.
Perkembangan teknologi komputer juga mempengaruhi perkembangan
dalam hal pemetaan antara lain adalah dengan adanya pembuatan peta melalui
proses digitasi baik secara manual menggunakan digitizer/ mouse maupun dengan
menggunakan scanner yang menyebabkan data dalam peta dapat ditransfer dari
peta analog ke peta digital dan data dapat di perbaharui (ditambah maupun
dikurangi dan lain-lain) sesuai kebutuhan pengguna.
Perkembangan dalam teknologi komputer memungkinkan perpindahan
media untuk pemetaan menjadi digital. Peta dapat diterjemahkan dalam bentuk
biner yang merupakan representasi dari pixel-pixel gambar. Dari bentuk tersebut,
Laporan Praktikum Pemetaan Digital

didapatkan informasi geografis yang merepresentsikan dari bentuk sebenarnya.


Pada pemetaan digital berbagai jenis peta yang diklasifikasikan berdasarkan sifat,
macam, dan skala, dapat diintegrasikan menjadi satu kesatuan. Adapun dalam
penggunaannya, pemetaan digital dapat menjadi ebih fleksibel karena banyaknya
jumlah informasi yang dimiliki dan mudahnya pengaksesan informasi (Ichtiara,
2008).
Terdapat tiga informasi umum yang dapat dimasukkan dalam peta digital:
1. Informasi geografis, menyediakan informasi mengenai bentuk-bentuk dari
fitur geografis yang spesifik.
2. Informasi atribut, menyediakan informasi non-grafis tambahan mengenai
tiap-tiap fitur.
3. Informasi tampilan, menjabarkan informasi mengenai bagaimana tampilan
fitur pada layar.
Melihat begitu besar manfaat yang didapat melalui proses pemetaan secara
digital ini maka sudah sepatutnya ilmu pemetaan digital mendapat prioritas dan
perhatian yang lebih dalam kajian ilmu geodesi yang kemudian secara lebih
mendalam dipelajari dalam mata kuliah Pemetaan Digital.
I.2. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dari praktikum pemetaan digital ini antara lain:
1. Bagaimana cara melakukan pengukuran pemetaan digital menggunakan
alat Total Station?
2. Bagaimana perhitungan poligon dari data yang telah diperoleh?
3. Bagaimana cara penggambaran detail dan situasi menggunakan aplikasi
Auto desk Land Desktop?
I.3. Maksud dan Tujuan
I.3.1 Maksud
Maksud dan tujuan dari praktikum pemetaan digital yang paling utama
yaitu untuk mengaplikasikan semua materi ataupun teori yang telah didapatkan
selama perkuliahan mata kuliah Pemetaan Digital. Sehingga dari hal tersebut
diharapkan mampu untuk:
1. Melakukan serangkaian kegiatan pengukuran dengan menggunakan alat
Total Station,
Laporan Praktikum Pemetaan Digital

2. Mampu melakukan pengolahan data hasil pengukuran,


3. Mampu melakukan penggambaran peta hasil data pengukuran secara
digital.
I.3.2 Tujuan
Adapun tujuan dari praktikum pemetaan digital ini antara lain adalah:
1. Menerapkan teori – teori yang diperoleh dari kuliah Pemetaan Digital,
2. Menyelesaikan tugas Mata Kuliah Pemetaan Digital,
3. Agar mahasiswa memahami mengenai proses pembuatan peta situasi
secara digital, mulai dari tahap pengukuran lapangan sampai
penggambaran di Auto desk Land Desktop.
I.4. Ruang Lingkup Praktikum
Praktikum pemetaan digital ini dilaksanakan dengan melakukan
pengumpulan data yang didapatkan dari hasil pengukuran. Metode yang dilakukan
dalam pengukuran ini menggunakan metode pengukuran terestris. Di mana
dilakukan pengambilan dan pengumpulan data yang dilakukan secara langsung di
lapangan. Alat ukur yang digunakan adalah alat ukur digital Total station.
Kemudian data yang didapatkan dari hasil pengukuran langsung di lapangan
diolah menjadi peta digital berupa poligon daerah ukuran, peta situasi dan kontur.
Pembuatan peta digital ini menggunakan software Auto desk Land Desktop 2009.
I.5. Lokasi dan Waktu Praktikum ( Tabel )
Lokasi praktikum pengukuran Pemetaan Digital dilakukan di lingkungan
Departemen Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Diponegoro pada hari
Jumat, 20 Oktober 2019 sampai dengan hari Minggu, 22 Oktober 2019.
Laporan Praktikum Pemetaan Digital

Adapun waktu yang diperlukan untuk melaksanakan praktikum ini:


Hari / Tanggal Kegiatan Keterangan
Kamis, 19 Survey Lokasi Selesai
September 2019
Jumat,20 Pengukuran Tidak selesai
September 2019 dengan Total Station satu hari
Sabtu, 21 Pengukuran Tidak selesai
September 2019 dengan Total Station satu hari
Minggu, 22 Pengukuran Selesai
September 2019 dengan Total Station

I.6. Sistematika Pembuatan Laporan


Sistematika penulisan dan membuat laporan ini terdiri dari lima bab yaitu
terdiri dari:
BAB I PENDAHULUAN
Pada bab ini menjelaskan mengenai latar belakang dilakukannya praktikum
Pemetaan Digital, maksud dan tujuan dilakukannya praktikum pemetaan digital,
rumusan masalah, lokasi dan waktu praktikum pemetaan digital serta sistematika
penulisan praktikum pemetaan digital.
BAB II DASAR TEORI
Pada bab ini membahas apa itu pemetaan digital, apa total station,bagaimana
prinsip kerja total station, bagian-bagian total station, sistem operasi total station,
pengelolaan basis data, metode pengukuran poligon tertutup, langkah perhitungan
poligon, Pengukuran detail, Interval kontur dan indeks kontur, sifat garis kontur,
kegunaan garis kontur, serta AutoCAD.
BAB III PELAKSANAAN PRAKTIKUM
Pada bab ini, di dalamnya terdapat cara-cara, tata urutan dalam pelaksanaan
kegiatan praktikum pemetaan digital, serta disebutkan di dalamnya semua alat
yang digunakan dalam praktikum tersebut.
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
Laporan Praktikum Pemetaan Digital

Pada bab ini Menguraikan pembahasan terhadap hasil praktikum dan menguraikan
cara pembuatan kontur serta menguraikan cara pembuatan peta situasi dan
pemodelan 3 dimensi.
BAB V PENUTUP
Pada bab ini, di dalamnya terdapat kesimpulan-kesimpulan yang didapatkan dari
pelaksanaan kegiatan praktikum pemetaan digital yang sekiranya dapat digunakan
oleh pihak-pihak lain sebagai referensi dalam studi pemetaan digital.
Laporan Praktikum Pemetaan Digital

BAB I
DASAR TEORI
I.1. Pemetaan Digital
Peta dapat diartikan sebagai sebuah (dokumen resmi mengenai) bentuk
sajian (presentasi) atau gambaran (miniatur) mengenai unsur – unsur spasial
(features) yang pada umumnya terdapat dipermukaan bumi pada sebuah media
bidang datar (atau yang telah “didatarkan”). Pembuatan dokumen resmi ini
sebagai hasil perekaman “perjalanan” yang panjang (survei), bertujuan untuk
mempublikasikan dan mengkomunikasikan data, informasi, dan pengetahuan
mengenai unsur-unsur spasial yang telah dikumpulkan, dikembangkan, dan
kemudian dikompilasi oleh pembuatannya (Prahasta, 2005).
Peta adalah lukisan dengan tinta dari seluruh atau sebagian permukaan
bumi yang diperkecil dengan perbandingan ukuran yang disebut skala
(Soejosumarmo, 2003).
Pemetaan digital adalah suatu proses menyajikan informasi muka bumi
yang berupa fakta (dunia nyata), baik bentuk permukaan bumi maupun sumber
daya alam nya berdasarkan skala peta, sistem proyeksi peta, serta simbol-simbol
dari unsur muka bumi yang disajikan dengan berbasis komputer. Produk dari
pemetaan digital ini adalah berupa peta digital yang dapat dihasilkan dengan cara
sebagai berikut (Darmadji, 2006):
1. Input Data Pengukuran (Loading dari Total Station, pemasukan koordinat,
dan lain-lain).
2. Pemasukan Data melalui analisis citra satelit yang menghasilkan format
digital raster.
Untuk menghasilkan peta digital yang baik diperlukan data spasial yang
meliputi data koordinat ( x,y ) yang menunjukkan posisi dan titik tinggi ( z ) untuk
mengetahui ketinggian. Dengan alur kerja lengkap secara digital (data flow),
maka peta ini menjadi sangat teliti, sangat ekonomis untuk dimutakhirkan di masa
depan, dan sangat bervariasi untuk digunakan, baik dalam bentuk kertas
(hardcopy) maupun dalam bentuk digital (softcopy).
Laporan Praktikum Pemetaan Digital

Peta digital dihasilkan dari data survei lapangan, seperti klasifikasi


bangunan, batas administrasi maupun nama-nama tempat. Isi peta digital meliputi
unsur-unsur atau features dengan kelas-kelas utama, yaitu:
1000 = Pemukiman
2000 = Jaringan Infrastruktur
3000 = Relief (kontur)
4000 = Batas-batas administrasi
5000 = Vegetasi(landuse)
6000 = Hidrografi (sungai, danau, pantai)
7000 = Nama-nama tempat
Kelas-kelas ini masih dirinci lagi, misalnya vegetasi dibagi menjadi hutan,
tegalan, sawah dsb. Setiap jenis unsur diberi code tersendiri yang juga bisa
direpresentasikan oleh suatu layer. Adapun keuntungan peta digital bila
dibandingkan dengan peta konvensional ialah:
a. Mudah merubah atau memperbarui komponen dalam peta;
b. Mudah memperbesar bagian peta untuk menunjukkan komponen yang
penting;
c. Kemampuan untuk memperoleh peta, gambar, suara dan teks;
d. Fasilitas tampilan lebih impresif;
e. Akses secara cepat ke sejumlah besar tema peta, dan;
f. Tidak boros material.
Pada prinsipnya, data pada pemetaan digital adalah independen dari
software, karena data tersebut disimpan dalam format yang bisa diakses oleh
banyak sekali software yang popular. Untuk keperluan intern, sehubungan dengan
pengolahan menggunakan software, telah disediakan dalam format
CAD(DWG/DXF) dan Arc/Info.
Dari setiap informasi data yang telah dibuat, baik dari software maupun
data lapangan manual yang telah dibuat, kita dapat membuat garis kontur yaitu
garis yang menghubungkan titik-titik yang sama elevasinya. Garis kontur dapat
mendeskripsikan keadaan medan yang sebenarnya. Ada beberapa software
komputer yang mendukung dalam untuk menghasilkan peta digital yang baik
seperti Surfer dan Autocad Land Development.
Laporan Praktikum Pemetaan Digital

I.2. Total Station


Total Station merupakan gabungan EDM, theodolit, kalkulator dan media
rekaman yang dijadikan satu (compacted). Total Station merupakan alat ukur
jarak pendek yang dirancang untuk pengukuran teliti dengan menggunakan sinar
inframerah sebagai gelombang pembawa dimana dapat langsung dikoreksi
terhadap pengaruh kondisi atmosfer. Alat ini juga dapat menampilkan dua hasil
pengukuran dalam satu tampilan, antara lain kombinasi sudut horisontal dengan
sudut vertikal, jarak dengan sudut, dan lain-lain. Faktor frekuensi merupakan
faktor pokok dalam penentuan ketelitian hasil pengukuran (Fajriyanto, 2009).
Sudut dan jarak yang diukur dari Total Station ke titik-titik di bawah
survei, dan koordinat (X, Y, dan Z atau Northing, arah timur dan elevasi) dari
disurvei poin relatif terhadap posisi Total Station dihitung menggunakan
trigonometri dan triangulasi.
Data dapat diunduh dari Total Station ke komputer dan perangkat lunak
aplikasi yang digunakan untuk menghitung hasil dan menghasilkan peta wilayah
penelitian. Sebuah Total Station instrumen elektronik/optik digunakan dalam
survei modern. Dengan Total Station kita mendapatkan beberapa keuntungan,
diantaranya (Fajriyanto, 2009).
1. Aksesibilitas ke sistem berbasis komputer. Data digital memberikan
kemudahan dan kecepatan dalam aksesibilitas / data komunikasi atau
sebagai data input beberapa software pengolahan dan penggambaran yang
berbasis komputer.
2. Mempercepat proses pengukuran karena proses-proses pembacaan,
pencatatan dan perhitungan dilakukan secara digital.
3. Data yang dihasilkan tidak hanya sudut, jarak dan beda tinggi, namun
dapat mencari koordinat suatu titik secara langsung dan dapat mencari
azimuth secara otomatis dengan mengikat backsight ke BM yang diketahui
koordinatnya.
4. Memberikan efisiensi dari segi jumlah personil. Cukup 3 orang (1
penembak dan operasional Total Station, 1 pembuat sketsa lokasi titik dan
1 pemegang prisma).
5. Beberapa survei dapat dilakukan pada satu lokasi set-up.
Laporan Praktikum Pemetaan Digital

6. Tata Letak lokasi konstruksi cepat dan efisien.


7. Data desain digital dari program CAD dapat dimasukkan ke kolektor data.
8. Informasi survei harian juga dapat dengan cepat di unduh ke CAD yang
menghilangkan data time manipulasi diperlukan dengan menggunakan
teknik survei konvensional.
I.2.1 Bagian-bagian Total station

Gambar II.1 Bagian-bagian Total Station

Keterangan gambar:
1. Sighting collimator: mengarahkan Total Station tepat pada Prisma
2. Telescope focusing knob: mengatur focus
3. Telescope grip: mengatur jelas atau tidaknya garis visir
4. Telescop eyepiece: untuk membidik prisma
5. Vertical motion clamp: penggerak halus vertikal
6. Vertical tangent screw: pengunci teropong secara vertical
7. Plate level: sebagai acuan alat datar atau tidaknya
8. Display unit: menampilkan perintah-perintah yang ada pada Total
Station
9. Battery looking lever: pengunci baterai Total Station
10. On board battery: baterai Total Station
11. Instrument center mark: garis yang berada di samping Total Station
yang berfungsi sebagai acuan tinggi total station tersebut
12. Horizontal tangent screw: pengunci Total Station secara horizontal
13. Horizontal motion clamp: penggerak halus horizontal
Laporan Praktikum Pemetaan Digital

14. Power supply connector: penyambung listrik dengan baterai


15. Serial signal connector: penyambung Total Station dengan komputer
I.2.2 Pengelolaan Basis Data
Pada pengukuran terestris dengan menggunakan alat ukur manual,
pengolahan data dari ukuran sampai dengan penyajian digunakan formulir ukuran,
hitungan, serta pengeplotan manual pada gambar manuskrip. Dengan alat
Elektronik Total Station pengolahan data tersebut disusun dalam format tertentu
yang dimengerti oleh sistem kerjanya. Agar pengolahan data tersebut tetap sama
identitasnya, maka manajemennya harus terstruktur dan sistematis, sesuai dengan
aturan-aturan konsep pembentukan informasi grafis dalam bentuk gambar format
digital.
Pengolahan basis data dipengaruhi oleh beberapa hal yaitu :
1. Tipe Objek
Instrumen tidak akan membuat atau menyajikan suatu bentuk objek
tertentu tanpa kita memberikan identitas data yang benar. Penanganan data
yang terstruktur dan sistematis akan mengoptimalkan fungsi ETS
sebagaimana mestinya, bukan memperlakukan Total Station sebagai
theodolit manual sehingga kita sangat perlu mengetahui tentang struktur
data berbasis komputer yang berkaitan dengan pengambilan data
(pengukuran lapangan), penyimpanan data (penulisan data), pengolahan
data (proses reduksi, koreksi, dan hitungan), dan penyajian data (kartografi
peta, tabel, laporan, dan sebagainya).
Objek atau detail yang kita ukur di lapangan secara grafis dapat
dinyatakan melalui tipe objek bentuk garis dan titik. Artinya dengan titik
dan bentuk geometri garis tertentu dapat digunakan untuk mewakili atau
menerangkan tentang suatu objek di lapangan (contoh: peta). Garis dapat
direkonstruksikan sebagai rangkaian titik-titik yang dihubungkan.
Rangkaian garis yang berhubungan akan membentuk polyline, dan bentuk
garis polyline membentuk bidang tertutup disebut polygon (area). Dengan
demikian bentuk garis, polyline atau polygon ditentukan oleh posisi titik,
urutan titik, dan kerapatan titik. Berikut illustrasi tipe objek:
Objek 1 (4 titik) Objek 2 (4 titik)
1 2 1 2
Laporan Praktikum Pemetaan Digital

Gambar II.2 Contoh Tipe Objek


(Wisayantono, 1994)
Objek 1 dan 2 menunjukan perbedaan bentuk sebagai akibat
perbedaan urutan data dalam pembuatan garis (jumlah dan posisi tidak
sama).
2. Identitas Basis Data dan Kode
Pengaturan posisi, urutan, dan kerapatan titik dapat dilakukan
dengan cara penempatan target bidikan pada saat pengukuran. Sedangkan
tipe objek dilakukan dengan cara pengkodean (memberi kode) titik
tersebut. Disamping itu pengkodean dapat digunakan untuk memberi
identitas dan sifat titik atau garis yang berkaitan dengan penarikan garis
kontur. Pemberian kode titik berkaitan dengan manajemen pengolahan dan
penyajian data hasil ukuran. Mengingat banyaknya jenis detail di lapangan
tentunya akan sangat banyak penggunaan kode-kode, untuk itu agar mudah
pemakaiannya pada saat pelaksanaan perlu pengelompokan jenis detail
dalam grup tertentu. Pada dasarnya pembuatan kode tergantung pada
pemakainya, namun demikian jika ingin membuat sebaiknya semudah
mungkin.
Berikut contoh nomor kode dan format kode numerik atau
alphabetis yang digunakan pada alat Total Station:
KODE
BM = BM
P = Patok
JLN = Jalan
BGN = Bangunan
SH = Spot High
TMN = Taman
TRT = Trotoar
SLK = Selokan
PHN = Vegetasi Pohon
PRK = Parkiran
Laporan Praktikum Pemetaan Digital

GZB = Gazebo
PENOMORAN
1 – 10 = BM
20 – 90 = Patok
100- 500 = Gedung
600 – 900 = Taman
1000- 1500 = Jalan
1600 – 1800 = Pohon
1900 – 2000 = Tangga
3000 – 3500 = Gazebo
3600 – 4000 = Trotoar
5000 – 7000 = Selokan
8000 – 8999 = Parkiran
9000 - 10000 = Spot Hight
Penyusunan spesifikasi teknik tentang Basis Data diperlukan untuk
kemudahan procesing (reduksi, koreksi, dan hitungan) dan analisis
sumber-sumber kesalahan yang mungkin timbul.
3. Manajemen Basis Data Identitas File, harus berisi:
a. Nama file/job
b. Nama Surveior
c. Nomor seri dan tipe alat
d. Waktu dan tanggal pengukuran
e. Parameter lingkungan (Temperatur dan Tekanan)
f. Kesalahan dan Koreksi Alat (Kolimasi, Indeks, ppm)
4. Perekaman Data
a. File/Job Pengukuran
b. Data Ukuran Titik Kontrol: No. station, backsight dan foresight, sudut
(horisontal, vertikal), jarak (jarak miring, datar)
c. Topografi / Detail Situasi
d. Kode dan Deskripsi titik mengacu pada standardisasi
e. Detail yang diukur dengan mode Offset harus diberi keterangan.
5. Pengolahan Basis Data
Laporan Praktikum Pemetaan Digital

a. Numeris
Mode hitungan harus menggunakan Program Total Station
yang diketahui algoritma/formula metode hitungannya.
b. Grafis
Objek titik atau garis harus didefinisikan sesuai dengan sifat
atau statusnya terhadap penarikan garis kontur (planimetrik,
countourable dan breakline).
c. Atribut
Notasi atau atribut yang menjelaskan data harus dapat
memenuhi persyaratan untuk keperluan operasi–operasi Database
(Relasi, Mutasi, Data sorting, dll).
Spesifikasi Teknik Penyajian atau spesifikasi teknik penggambaran pada
dasarnya masih mengacu pada prinsip metode penggambaran konvensional.
Spesifikasi teknik penyajian hasil pengukuran Total Station sangat berkaitan erat
dengan spesifikasi teknik Pengelolaan Basis Data, bahkan berkaitan erat dengan
teknik pengukuran titik detail di lapangan.
I.2.3 Kemampuan ETS (Electronic Total Station)
Sebagaimana alat ukur theodolite manual, ETS memiliki spesifikasi
kemampuan alat yaitu:
1. Kelas atau orde ukuran
2. Kekuatan lensa optis
3. Sensitifitas terhadap perubahan
4. Ketahanan terhadap waktu dan alam
5. Fasilitas prosesing (koreksi, reduksi, program hitungan)
6. Komunikasi dengan alat peripheral luar atau lainnya.
Total Station dilengkapi dengan perangkat lunak yang mampu mengolah
data hasil ukuran sampai menjadi data yang siap disajikan, baik dalam bentuk
peta, tabel, atau pelaporan melalui media softcopy maupun hardcopy.
Beberapa produk alat ETS, telah menyediakan perangkat lunak (software)
pengolahan yang merupakan bagian integral pada sistem ETS tersebut. Beberapa
perangkat lunak yang ada diantaranya, LISCAD dari Wild Leica, CIVILCAD dari
TOPCON, SDRMAP dari SOKIA. Namun demikian, beberapa software telah
Laporan Praktikum Pemetaan Digital

dimodifikasi sehingga mampu menerima data diluar produknya seperti


WESCOM, Sturdust, dan lainnya.
I.2.4 Pengoperasian Total Station
Mempelajari prosedur operasional pemakaian setiap alat baru, ibarat
mempelajari bahasa komunikasi antara manusia dengan alat melalui berbagai
aksesori dan lambing-lambang. Sampai pada saat ini produk yang dikeluarkan
pada masing-masing merk memiliki ciri tersendiri dari bahasa tersebut. Untuk itu,
tidak ada cara lain kecuali mempelajari dan mempraktekan buku pentunjuk alat.
Ini berarti, jam terbang yang akan menentukan ketrampilan seorang operator ETS
untuk jenis alat tersebut.
Parameter spesifikasi teknik survei dan pemetaan dengan menggunakan
Total Station saling bergantungan satu sama lain, namun demikian dapat
dikelompok-kelompokkan. Spesifikasi teknik data ukuran ini tidak berbeda
dengan spesifikasi teknik pengukuran dengan alat ukur konvensional yang telah
biasa kita lakukan seperti misalnya contoh berikut:
1. Pengukuran Titik (Kontrol) Kerangka
a. Penentuan Posisi Titik Kerangka diukur dengan metode Poligon Terikat
sempurna yang mengikat pada BM DKI.
b. Pengukuran Sudut Horisontal
1) Akurasi sudut Total Station < 00o 00’ 01”.
2) Pengukuran sudut diukur sebanyak 2 seri bacaan.
a) Selisih seri I dengan seri II < 00o 00’ 05”.
b) Selisih bacaan muka I dengan muka II < 00o 00’ 10”.
3) Setiap 15 titik poligon dilakukan pengamatan azimuth matahari.
c. Pengukuran Sudut Vertikal
1) Akurasi bacaan sudut < 00o 00’ 10”.
2) Sudut dibaca 1 seri, selisih Muka I dan Muka II < 00o 00’ 15”.
d. Pengukuran Jarak.
1) Akurasi EDM : ± ( 5 mm + 5 ppm ).
2) Jarak sisi poligon terpanjang 1000 m.
e. Pengukuran Beda Tinggi.
1) Beda tinggi diukur dengan menggunakan Digital Level Orde II.
Laporan Praktikum Pemetaan Digital

2) Bacaan terkecil 1 mm.


3) Sensitifitas alat 20” / 2 mm.
4) Jarak maksimum alat ke rambu 70 m.
f. Toleransi Kesalahan Ukuran.
1) Salah penutup sudut adalah 10” √N ( N : jumlah titik sudut ).
2) Salah penutup koordinat < 1 : 20000.
3) Salah penutup beda tinggi 10 mm √S ( S: jarak dalam Km ).
2. Pengukuran Topografi dan Titik Detail Situasi
a. Pengukuran Titik Detail Topografi boleh dilakukan simultan dengan
Titik Kontrol
b. Jalur poligon bantu harus mengikat ke titik kontrol utama
c. “Beam Wide” gelombang EDM < 0.010 m / 1 Km
d. Menggunakan cara Tachymetri dengan jarak maksimum 400 m.
Penyusunan spesifikasi teknik tentang Basis Data diperlukan untuk
kemudahan prosesing (reduksi, koreksi dan hitungan) dan analisis sumber-sumber
kesalahan yang mungkin timbul.
1. Manajemen Basis Data
a. Identitas File, harus berisi :
b. Nama file / job
c. Nama Surveyor
d. Nomor seri dan tipe alat
e. Waktu dan tanggal pengukuran
f. Parameter lingkungan (Temperatur dan Tekanan)
g. Kesalahan dan Koreksi Alat (Kolimasi, Indeks, ppm)
2. Perekaman Data
a. File / Job Pengukuran
b. Data Ukuran Titik Kontrol : No. station, backsite dan foresite, sudut
(horisontal, vertikal), jarak (jarak miring, datar)
c. Topografi / Detail Situasi
d. Kode dan Deskripsi titik mengacu pada standardisasi
e. Detail yang diukur dengan mode Offset harus diberi keterangan.
3. Pengolahan Basis Data
Laporan Praktikum Pemetaan Digital

a. Numeris
Mode hitungan harus menggunakan Program Total Station yang
diketahui algoritma / formula metode hitungannya.
b. Grafis
Objek titik atau garis harus didefinisikan sesuai dengan sifat
atau statusnya terhadap penarikan garis kontur (planimetrik,
countourable dan breakline).
c. Atribut
Notasi atau atribut yang menjelaskan data harus dapat
memenuhi persyaratan untuk keperluan operasi–operasi Database
(Relasi, Mutasi, Data sorting, dan lain-lain).
Spesifikasi Teknik Penyajian atau spesifikasi teknik penggambaran pada
dasarnya masih mengacu pada prinsip metoda penggambaran konvensional.
Spesifikasi teknik penyajian hasil pengukuran Total Station sangat berkaitan erat
dengan spesifikasi teknik Pengelolaan Basis Data, bahkan berkaitan erat dengan
teknik pengukuran titik detail di lapangan.
I.3. Uji Alat
Untuk pengukuran Elevasi yang benar, tentu saja sebelumnya perlu di cek
terlebih dahulu apakah Total Station kita sudah layak atau tidak sesuai standar
ketelitian yang diminta atau belum. Ada beberapa cara untuk mencari tahu,
apakah Total Station kita sudah benar benar Level, atau tidak. Yang pertama pergi
ke Tukang Kalibrasi Alat, dan yang kedua cek sendiri dengan cara berikut ini.
I.3.1 Uji Kolimasi
Cara atau prosedur untuk mencari nilai kesalahan kolimasi :
1. Mendirikan Total Station pada statif, lalu lakukan centering seperti biasa,
jangan lupa set nol pada monitor.
2. Mendirikan Prisma pada jarak 100, 110, 80, dan 60 meter dari Total
Station.
3. Bidik prisma dengan kedudukan teropong biasa atau sudut biasa, baca
sudut horizontalnya (0 ̊ 0’0”). Catat sebagai data B.
Laporan Praktikum Pemetaan Digital

4. Kemudian bidik kembali prism dengan kedudukan teropong luar biasa


atau sudut luar biasa. Kemudian baca sudut horizontalnya. Catat sebagai
data LB.
Catatan : Jumlah sudut horizontal (biasa+luar biasa) harus mendekati 180̊
dengan koreksi maksimal 10”.
5. Menghitung besarnya kesalahan kolimasi dengan persamaan :
LB−B−180 °
β= .....................................................................(1)
2
I.3.2 Uji Kesalahan Indeks Vertikal
Kesalahan Indeks Vertikal adalah kesalahan yang terjadi apabila keadaan
garis bidik teropong benar-benar mendatar namun hasil bacaan lingkaran
vertikal tidak sama dengan 90 atau 270 derajat. Cara atau prosedur untuk
mencari nilai kesalahan indeks vertikal :
1. Mendirikan Total Station pada statip, lalu lakukan centering seperti biasa,
jangan lupa set nol pada monitor.
2. Mendirikan prisma dengan jarak 100, 110, 80, dan 60 meter dari Total
Station.
3. Bidik target atau patok dengan kedudukan teropong biasa atau sudut biasa.
Kemudian baca sudut vertikalnya, catat sebagai data B.
4. Kemudian bidik kembali target atau patok dengan kedudukan teropong
luar biasa atau sudut luar biasa. Kemudian baca sudut vertikal, catat
sebagai data LB.
Catatan : Jumlah sudut vertikal (biasa+luar biasa) harus mendekati 360̊
dengan koreksi maksimal 10”.
5. Menghitung besarnya kesalahan indeks vertikal dengan persamaan :
360−LB−B
β= .....................................................................(2)
2

I.4. Metode Pengukuran


Metode yang dapat digunakan untuk pengukuran poligon yaitu metode
poligon tertutup, poligon terikat sempurna, dan poligon terbuka. Masing-masing
poligon memiliki spesfikasinya sendiri, baik cara perhitungan maupun modelnya.
I.4.1 Poligon Tertutup
Laporan Praktikum Pemetaan Digital

Poligon tertutup adalah poligon yang titik awal dan akhirnya menjadi satu.
Poligon semacam ini merupakan poligon yang paling disukai di lapangan karena
tidak membutuhkan titik ikat yang banyak yang memang sulit didapatkan di
lapangan, namun hasil ukurannya cukup terkontrol (Basuki, 2011).

BM 1 dan BM 2 : Titik ikat yang diketahui koordinatnya


β1, β2, β3, β4, dst : Sudut terukur
Laporan Praktikum Pemetaan Digital

1. Langkah Perhitungan Sudut


a. Syarat sudut
β = (n-2)×180o, apabila sudut dalam .................................................(3)
β = (n+2)×180o, apabila sudut luar ....................................................(4)
b. Syarat absis
∑d sin ɑ = 0 , untuk koreksi x............................................................(5)
∑d cos ɑ = 0 , untuk koreksi y............................................................(6)
2. Langkah Perhitungan Poligon Tertutup
a. Mengoreksi sudut-sudut hingga diperoleh jumlah sudut yang benar
secara geometri. Jumlah sudut-sudut dalam pada sebuah poligon
tertutup yang benar secara geometris yaitu :
∑β = (n-2) x 180o ...............................................................................(7)
Jumlah sudut-sudut luar pada sebuah poligon tertutup yang benar
secara geometris
∑ β = (n+2) x 180o .............................................................................(8)
f

Koreksi sudut per titik  n ...................................................................

β terkoreksi = βij ± Koreksi sudut per titik...........................................(10)

b. Perhitungan azimuth. Azimuth adalah sudut yang dimulai dari arah utara
atau selatan jarum magnet sampai garis bidik yang sama besarnya dengan
sudut bacaan.(Basuki, 2011)
Rumus azimut :

αP2P3 = αP1P2 ± 180° ± β2 .....................................................................(11)


Laporan Praktikum Pemetaan Digital

c. Menghitung koreksi absis dan ordinat


Penutup poligon dicek dengan menghitung selisih absis dan ordinat tiap
garis (jurusan) dengan rumus (5) dan (6)
Besarnya koreksi tiap sisi terhadap sumbu X yaitu :
D
Kx= ( ∑D sin ɑ ).......................................................................(12)
∑D
Dimana Kx merupakan kesalahan penutup jarak arah X.
d sin ɑ12 (koreksi) = d sin ɑ12 + Kx...................................................(13)
Besarnya koreksi tiap sisi terhadap sumbu Y yaitu :
D
Ky= ( ∑D cos ɑ )......................................................................(14)
∑D
Dimana Ky merupakan kesalahan penutup jarak arah Y.
d cos ɑ12 (koreksi) = d cos ɑ12 + Ky..................................................(15)
d. Menghitung Koordinat
Xn =Xn+1 + d sin ɑ12 (koreksi).............................................................(16)
Yn =Yn+1 + d cos ɑ12 (koreksi)............................................................(17)
I.4.2 Situasi Detail
Detail adalah segala obyek yang ada dilapangan, baik yang bersifat
alamiah seperti sungai, lembah, bukit, alur, dan rawa, maupun hasil budaya
manusia seperti jalan, jembatan, gedung, lapangan, stasiun, selokan, dan batas-
batas pemilikan tanah yang akan dijadikan isi dari peta yang akan dibuat.
Penentuan posisi dari titik-titik detail, diikatkan pada titik-titik kerangka pemetaan
yang terdekat yang telah diukur sebelumnya atau mungkin juga ditentukan dari
garis ukur yang merupakan sisi-sisi dari kerangka peta ataupun garis yang dibuat
khusus untuk itu (Basuki, 2011).
Pengukuran situasi bertujuan untuk mengetahui kondisi lokasi yang kita ukur
sesuai dengan keadaan untuk digambarkan di peta. Pengukuran titik-titik detail
dengan metode Tachymetri ini adalah cara yang paling banyak digunakan dalam
praktek, terutama untuk pemetaan daerah yang luas dan untuk detail-detail yang
bentuknya tidak beraturan.
Menurut (Basuki, 2011), perhitungan koordinat dari situasi dan detail
diuraikan sebagai berikut:
Xa = Xp + dpa sin ɑpa.................................................................................(18)
Laporan Praktikum Pemetaan Digital

Ya = Yp + dpa cos ɑpa.................................................................................(19)


Xa = Zp + Δhpa..........................................................................................(20)
Keterangan :
a : Titik detail
p : Poligon yang diketahui koordinatnya
αpa : Azimut sisi pa
Pengambilan detail dipilih dari titik poligon yang terdekat dan mudah. Sket
detail lapangan perlu dibuat agar penggambarannya menjadi lebih mudah.
I.5. Kontur
Menurut Basuki (2011), garis kontur adalah garis-garis yang
menghubungkan titik yang sama tinggi. Dengan kata lain, Garis kontur adalah
garis khayal di lapangan yang menghubungkan titik dengan ketinggian yang sama
atau garis kontur adalah garis kontinyu di atas peta yang memperlihatkan titik-
titik di atas peta dengan ketinggian yang sama. Garis kontur mempunyai arti yang
sangat penting bagi perencanaan rekayasa, karena dari peta kontur dapat
direncanakan antara lain :
1. Penentuan rute jalan atau saluran irigasi
2. Bentuk irisan atau tampang pada arah yang dikehendaki
3. Gambar isometrik dari galian/timbunan
4. Besar volume galian/timbunan tanah
5. Penentuan batas genangan pada waduk
6. Arah drainase.
Aturan-aturan dasar untuk menggambar garis kontur adalah (Hani'ah,
2008) sebagai berikut:
1. Garis kontur tidak pernah berakhir, bertemu atau berpotongan, kecuali
dalam kasus yang tidak biasa dari suatu karang yang vertikal atau sebuah
goa.
2. Garis-garis kontur harus berjarak sama, kecuali kalau tersedia data yang
menunjukkan sebaliknya.
3. Garis kontur harus tegak lurus terhadap jurusan kelandaian maksimum.
4. Garis kontur tidak bercabang menjadi 2 kontur dengan elevasi yang sama.
Laporan Praktikum Pemetaan Digital

5. Lembah terlihat sebagai kontur bentuk V, dan punggung sebagai kontur


bentuk U.
I.5.1 Interval Kontur dan Indeks Kontur
Interval kontur adalah jarak tegak antara dua garis kontur yang berdekatan.
Jadi juga merupakan jarak antara dua bidang mendatar yang berdekatan. Pada
suatu peta topografi interval kontur dibuat sama, berbanding terbalik dengan skala
peta. Semakin besar skala peta, jadi semakin banyak informasi yang tersajikan,
interval kontur semakin kecil. Indeks kontur adalah garis kontur yang
penyajiannya ditonjolkan setiap kelipatan interval kontur tertentu; mis. Setiap 10
m atau yang lainnya (Saleh, 2011).
Kondisi Tabel
Skala Peta Interval Kontur (m)
di Tanah bawah
ini Skala besar Datar 0.2 - 0.5
≥ 1 :1000 Bergelombang 0.5 - 1.0
Berbukit 1.5 – 2
Skala sedang Datar 0.5, 1 atau 1.5
1:1000 s/d 1: 10.000 Bergelombang 1, 1.5 atau 2.0
Berbukit 2, 2.5 atau 3.0
Skala kecil Datar 1, 2 atau 3
≤1:10.000 Bergelombang 2 atau 5
Berbukit 5.0 - 10.0
Pegunungan 10, 25 atau 50
memuat informasi mengenai interval kontur berdasar pada skala peta dan kondisi
tanah:

I.5.2 Sifat Garis Kontur


Sifat-sifat dari garis kontur menurut (Hani'ah, 2008) adalah :
1. Garis-garis kontur saling melingkari satu sama lain dan tidak akan saling
berpotongan.
2. Pada daerah yang curam garis kontur lebih rapat dan pada daerah yang
landai lebih jarang.
3. Pada daerah yang sangat curam, garis-garis kontur membentuk satu garis.
Laporan Praktikum Pemetaan Digital

4. Garis kontur pada celah yang sempit membentuk seperti huruf V yang
menghadap ke bagian yang lebih rendah. Garis kontur pada punggung
bukit yang tajam membentuk seperti huruf V yang menghadap ke bagian
yang lebih tinggi.
5. Garis kontur pada suatu punggung bukit yang membentuk sudut 90°
dengan kemiringan maksimumnya, akan membentuk huruf U menghadap
ke bagian yang lebih tinggi.
6. Garis kontur pada bukit atau cekungan membentuk garis-garis kontur yang
menutup-melingkar.
7. Garis kontur harus menutup pada dirinya sendiri.
8. Dua garis kontur yang mempunyai ketinggian sama tidak dapat
dihubungkan dan dilanjutkan menjadi satu garis kontur.
I.5.3 Kegunaan Garis Kontur
Menurut (Saleh, 2011), selain menunjukkan bentuk ketinggian permukaan
tanah, garis kontur juga dapat digunakan untuk:
1. Menentukan potongan memanjang (profile, longitudinal sections) antara
dua tempat.
2. Menghitung luas daerah genangan dan volume suatu bendungan.
3. Menentukan route / trace dengan kelandaian tertentu.
4. Menentukan kemungkinan dua titik di langan sama tinggi dan saling
terlihat.
I.6. AutoCAD Land Desktop 2009

AutoCAD adalah perangkat lunak komputer CAD untuk menggambar 2


dimensi dan 3 dimensi yang dikembangkan oleh Autodesk. Keluarga produk
AutoCAD, secara keseluruhan, adalah software CAD yang paling banyak
digunakan di dunia. Land Dekstop adalah sebuah aplikasi dari CAD untuk
Laporan Praktikum Pemetaan Digital

membuat permukaan tanah (surface) secara digital atau biasa disebut Digital
Terrain Models (DTM), dengan memakai titik – titik (point) secara tiga
dimensional sebagai referensi, di mana titik – titik tersebut langsung diambil dari
hasil pengukuran di lapangan dengan koordinat XY serta elevasi-nya. Adapun
perbedaan land dekstop 2009 dengan autocad lainnya antara lain:
1. Bisa membuat contur
2. Membuat alinyemen horozontal
3. Membuat alinyemen vertikal
4. Dapat menghitung kubikasi (Cut and fill)
5. Membuat cross section secara automatis
6. Membuat long section secara automatis
Syarat utama untuk bisa bekerja dengan Land Desktop adalah bahwa
gambar dan desain (file gambar) anda harus dihubungan dengan sebuah Project.
Project merupakan sebuah media penyimpanan untuk gambar yang terhubungkan
dengan data, yang didalamnya dapat termasuk, data point, surface, alignment, dan
hasil pengamatan survey. Data project tidak disimpan didalam gambar akan tetapi
terpisah dalam folder system.
Laporan Praktikum Pemetaan Digital

BAB II
PELAKSANAAN PRAKTIKUM
II.1. Alat dan Bahan
Di dalam Pemetaan Digital pastinya membutuhkan alat-alat untuk
menunjang pelaksanaan agar dapat berjalan. Alat-alat tersebut meliputi :

Gambar 0.3 Total Station (Kelompok I-A, 2018)


1. Total Station Topcon GTS-225
Spesifikasi total station yang digunakan adalah sebagai berikut
Merk : Topcon
Model : GTS-255
Teleskop :
a) Perbesaran 30 kali
b) Resolving power 3.0”
c) Panjang 150 mm, objektif 45 mm (50mm dari
EDM),
Sudut Pengukuran :
a) Resolusi Display (1”/”(0.0002/0.001 gon)
b) Akurasi (ISO 17123-3:2001) 2”
c) Metode Absolute rotary endcorder scanning
d) Sistem deteksi Horisontal 2 sisi, vertikal 1 sisi
Laporan Praktikum Pemetaan Digital

e) Compensator: Dual-axis liquid tilt sensor,


working range +/- 3, correction unit 1”
Pengukuran Jarak :
a) Range pengukuran : tiga reflektor 2700 m
b) Akurasi +/- (2mm + 2ppm x D) m.s.e
Spesifikasi Umum :
a) Levels: circulae level 10”/2 mm; plate level
30”/2 mm
b) Teleskop optis: perbesaran 3X, range focus 0.5
m ke tak hingga Field view 1˚30’0” (26/1,000
m), fokus minimum 1.3 m
c) Anti air dan debu BT-G1W: IP54 (IEC 60529)
d) Suhu pengoperasian: -20 sampai 50 derajat
celcius
e) Berat: dengan baterai 4.9 kg
2. Reflektor

Gambar 0.4 Reflektor (Kelompok I-A, 2018)


Dalam pelaksanaan pengukuran kali ini kami menggunakan dua
reflektor seperti gambar III-4. Reflektor digunakan untuk memantulkan
kembali sinar inframerah agar kembali ke EDM.
3. Statif
Laporan Praktikum Pemetaan Digital

Gambar 0.5 Statif (Kelompok I-A, 2018)


Statif digunakan untuk meletakkan total station atau reflektor pada
saat pengukuran berlangsung. Dalam praktikum kali ini kami
menggunakan 2 statif dalam pengukuran.
4. Jalon/Pole

Gambar 0.6 Jalon (Kelompok I-A, 2018)


Jalon/ Pole digunakan sebagai pengganti statif untuk dipasangkan
dengan reflektor. Namun dianjurkan meminimalisir penggunaan pole
sebab akan berpengaruh terhadap besarnya koreksi poligon.
5. Pita ukur
Laporan Praktikum Pemetaan Digital

Gambar 0.7 Pita Ukur (Kelompok I-A, 2018)


Pita Ukur digunakan pada saat mengukur tinggi alat dan tinggi prisma
saat ditaruh di atas statif.
6. Laptop
Laptop digunakan dalam proses pengolahan data dan pembuatan laporan.

Gambar 0.8 Laptop (Kelompok I-A, 2018)


II.2. Diagram Alir
Jalannya proses praktikum dapat digambarkan dengan diagram alir
sebagai berikut:
II.2.1 Diagram Alir Praktikum
Diagram alir proses pelaksanaan praktikum pemetaan digital adalah
sebagai berukut:

MULAI

Melakukan persiapan pengukuran


Memasang patok
Laporan Praktikum Pemetaan Digital

Mengambilan data ( pengukuran )

II.2.2 Diagram Alir Pengukuran


Mendownload data

Diagram alir proses pengukuran dalam pelaksanaan praktikum pemetaan


digital adalah sebagai berikut: Mengolah data hasil
pengukuran

MULAI
Melakukan
penggambaran
Survey tempat pengukuran

Peta Digital
Pemasangan alat dan centering

SELESAI Pemasangan reflektor (backsight)


MULAI

Membuat Job
Mendirikan prisma reflektor di titik
patok atau BM sebelumnya
Membidik reflektor

Arahkan alat pada prisma backsight lalu


tekan MEAS lalu *SD Setelah selesai pengukuran lapangan,
dilanjutkan dengan download data dari
alat ke komputer menggunakan
software TopconLink
Mendirikan prisma reflektor di titik
patok atau BM selanjutnya

Data yang sudah didownload


Arahkan alat pada prisma foresight lalu ditransfrer dalam bentuk gambar
tekan ALL menggunakan AutoCad Land Desktop

SELESAI
SELESAI

II.2.3 Diagram Alir Pengolahan


Diagram alir proses pengolahan dalam pelaksanaan praktikum pemetaan
digital adalah sebagai berikut:
Laporan Praktikum Pemetaan Digital

II.3. Survey Pendahuluan


Survei pendahuluan dilakuan beberapa hari sebelum dilaksanakan
praktikum. Survei pendahuluan ini bertujuan untuk melihat gambaran situasi
lokasi pengukuran, pemasangan patok dan penggambaran sketsa gambar, agar
mempermudah dalam pelaksanaan praktikum pemetaan digital.
Laporan Praktikum Pemetaan Digital

II.4. Uji Alat


II.4.1 Uji Kolimasi

1. Jarak 100 m (P1) dan Prisma (P2)


Tinggi Alat = 1.45 m
Tinggi Prisma = 1.40 m
Jarak alat ke prisma = 100.030 m
Perhitungan Uji Kolimasi
B = 00 ° 00' 00' '
LB = 180 ° 00 ' 08 ' '
LB−B−180⁰
Perhitungan = β =
2
180° 00 ' 08 ' '−00 ° 00 ' 00 ' '−180⁰
¿
2
08' '
¿
2
¿4 ' '

2. Jarak 110 m (P3)


Tinggi Alat = 1.5m
Tinggi Prisma = 1.40 m
Jarak alat ke prisma = 110.038 m
Perhitungan Uji Kolimasi
B = 00 ° 00' 01' '
Laporan Praktikum Pemetaan Digital

LB = 180 ° 00 ' 29 ' '


LB−B−180⁰
Perhitungan = β =
2
180° 00 ' 29 ' '−00° 00 ' 01 ' '−180⁰
¿
2
28' '
¿
2
¿ 14 ' '
3. Jarak 80 m (P4)
Tinggi Alat = 1.29 m
Tinggi Prisma = 1.40 m
Jarak alat ke prisma = 80.061 m
Perhitungan Uji Kolimasi
B = 00 ° 00' 00' '
LB = 179 ° 59 ' 59 ' '
LB−B−180⁰
Perhitungan = β =
2
179° 59' 59' ' −00 ° 00 ' 00 ' '−180⁰
¿
2
01 ' '
¿−
2
¿−0.5 ' '
4. Jarak 60 m (P5)
Tinggi Alat = 1.48 m
Tinggi Prisma = 1.40 m
Jarak alat ke prisma = 59.878 m
Perhitungan Uji Kolimasi
B = 00 ° 00' 00' '
LB = 179 ° 59 ' 59 ' '
LB−B−180⁰
Perhitungan = β =
2
179° 59' 59' ' −00 ° 00 ' 00 ' '−180⁰
¿
2
1' '
¿−
2
Laporan Praktikum Pemetaan Digital

¿−0.5 ' '


II.4.2 Uji Indeks Vertikal

1. Jarak 100 m (P1) dan Prisma (P2)


Tinggi Alat = 1.45 m
Tinggi Prisma = 1.40 m
Jarak alat ke prisma = 100.030 m
Perhitungan Indeks Vertikal
B = 88 ° 23' 43 ' '
LB = 271 ° 36 ' 32 ' '

Perhitungan = p =180 °− ( LB+2 B )


¿ 180 °−( )
271 ° 36 ' 32 ' ' + 88° 23 ' 43 ' '
2
¿ 180 °−180 ° 00 ' 07 ' '
¿−7 ' '
2. Jarak 110 m (P3)
Tinggi Alat = 1.5m
Tinggi Prisma = 1.40 m
Jarak alat ke prisma = 110.038 m
Perhitungan Indeks Vertikal
B = 88 ° 24 ' 58 ' '
LB = 271 ° 35 ' 15 ' '

Perhitungan = p =180 °− ( LB+2 B )


¿ 180 °−( )
271 ° 35 ' 15 ' ' + 88° 24 ' 58 ' '
2
'
¿ 180 °−180 ° 00 6.5 ' '
¿−6.5 ' '
3. Jarak 80 m (P4)
Tinggi Alat = 1.29 m
Tinggi Prisma = 1.40 m
Jarak alat ke prisma = 80.061 m
Perhitungan Indeks Vertikal
Laporan Praktikum Pemetaan Digital

B = 88 ° 13 ' 29 ' '


LB = 271 ° 46 ' 43 ' '

Perhitungan = p =180 °− ( LB+2 B )


¿ 180 °−( )
271 ° 46 ' 43 ' ' + 88° 13 ' 29 ' '
2
¿ 180 °−180 ° 00 ' 06 ' '
¿−6 ' '
4. Jarak 60 m (P5)
Tinggi Alat = 1.48 m
Tinggi Prisma = 1.40 m
Jarak alat ke prisma = 59.878 m
Perhitungan Indeks Vertikal
B = 88 ° 22' 23 ' '
LB = 271 ° 37 ' 49' '

Perhitungan = p =180 °− ( LB+2 B )


¿ 180 °−( )
271 ° 37 ' 49 ' '+88 ° 22' 23 ' '
2
¿ 180 °−180 ° 00 ' 06 ' '
¿−6 ' '
II.5. Metode Pengukuran
II.5.1 Pengukuran Poligon
Menurut Buku Petunjuk Praktis Penggunan Total Station terbitan P.T.
Exsol Innovindo, langkah-langkah pelaksanaan praktikum adalah :
1. Memasang alat di atas BM GD dan lakukan centering
2. Memasang prisma reflektor pada BM GD yang dijadikan backsight
3. Mempersiapkan Job pada alat sebagai directory pada saat pengukuran,
yaitu :
a. Pilih Menu
b. Pilih Data Collect
Laporan Praktikum Pemetaan Digital

c. Kemudian akan muncul tampilan nama Job yang akan digunakan.


Tampilan job yang muncul pertama kali adalah nama job yang yang
terakhir digunakan
d. Pilih Input jika ingin membuat Job yang baru
e. Pilih Enter, maka Job yang baru sudah tersimpan dan siap untuk
digunakan.
4. Kemudian Setting tempat berdiri alat (Occ Pt # Input), backsight, dan
FS/SS menembak detil pada mode pengumpulan data (data collect).
a. Setting tempat berdiri alat (Occ Pt # Input)Tekan MENU-(F1) DATA
COLLECT

F1: DATA COLLECTOR F1 : OCC PT#INPUT


F2 : LAYOUT F2 : BACSIGHT
F3 : MEMORY F3 : FS/SS

Gambar III- 9 Tampilan Menu Data Collect

Kemudian pilih OccPt # Input, masukkan PT# untuk


memberi nama tempat berdiri alat, ID untuk memberi kode tempat
berdiri alat dan Inst. Ht atau tinggi alat di tempat berdiri Total
Station dengan menekan (F1) INPUT. Kemudian untuk menentukan
koordinat tempat berdiri alat, tekan OCNEZ. Kemudian tambahkan
nama titik tempat berdiri alat. Untuk menambahkan koordinat
tempat berdiri alat yang baru tekan F3 (NEZ). Apabila ingin
menambahkan koordinat tempat berdiri yang lama dapat dilakukan
dengan menekan F2 (List) kemudian pilih koordinat titik yang akan
dipilih. Kemudian pilih Yes. Setelah selesai diinput tekan Record
untuk menyimpan data tempat berdiri alat.

OCC.PT
PT :2
PT# : PT#2
ID : PT OCNEZ(F4)
INS.HT : 1.355

INPUT LIST NEZ ENTER


Laporan Praktikum Pemetaan Digital

NEZ (F3)

N : 9220279.867
E : 438102.859
Z : 210.096
>OK [YES][NO]

Gambar III-10 Alur untuk menambahkan data tempat berdiri alat

Untuk memasukkan backsight, dari menu DATA COLLECT tekan


[F2] BACKSIGHT. Kemudian menambahkan data BS# untuk
menambahkan nama tempat reflektor yang dijadikan Backsight,
PCODE untuk menambahkan kode titik Backsight dan R.HT untuk
menambahkan tinggi reflektor.

BS# :1 BACKSIGHT N : 9220310.133


PCODE : D12 BS (F4) NE/AZ E : 438005.076
R.HT : 1.500 PT # :1 Z : 207.596

Gambar III-11 Alur untuk menambahkan data backsight

II.5.2 Pengukuran Situasi Detail


Untuk mengambil data Foresight dan detil, tekan tombol (F3)
FS/SS. Kemudian menambahkan data PT# untuk memberi nama titik FS
atau SS, ID untuk menambahkan kode titik yang dijadikan FS atau SS dan
R.HT untuk menambahkan data tinggi yalon. Kemudian arahkan Total
Station ke prisma lalu tekan ALL untuk mengambil semua data yang diukur
termasuk jarak dan sudut pengukuran. Kemudian seluruh data titik tersebut
akan tersimpan. Lakukan hal yang sama untuk detil yang lain.

PT# : 500 N : 9220278,866


ID : JLN ALL (F4) E : 438103,855
R.HT : 1.200 Z : 211,097
Laporan Praktikum Pemetaan Digital

Gambar III-12 Alur untuk mengambil data FS/SS

II.6. Metode Pengolahan


Pengolahan data adalah suatu proses dalam memperoleh data ringkasan
atau angka ringkasan dengan menggunakan cara cara atau rumus-rumus tertentu.
Sedangkan yang dimaksudkan dalam pengolahan data Total Station yaitu
memindahkan data dari alat ke komputer menggunakan Topcon Link dan di
konversi agar data yang dipindahkan ke komputer dapat dihitung menggunakan
perataan sederhana sehingga menghasilkan bentuk peta.

II.6.1 Perhitungan Poligon


II.6.2 Perhitungan Ketelitian Linear
II.6.3 Penggambaran Detail
Penggambaran situasi adalah penggambaran kondisi suatu daerah
atau wilayah ukur dalam suatu gambar peta yang dalam ini dilakukan
pada aplikasi Autodesk Land Desktop 2009.
1. Membuat file baru
Setelah program Autodesk Land Desktop 2009 dibuka, tahap
pertama yang harus dilakukan adalah membuat file baru dengan cara klik
File New atau klik icon New pada menu bar, sehingga pada layar monitor
terlihat seperti pada gambar III-12, yaitu berupa kotak dialog New
drawing project base. Kotak Dialog ini berfungsi untuk memberi nama
direktori atau folder baru (project path), nama gambar (drawing name),
dan file, dapat dilakukan dengan cara mengetik nama dan project yang
diinginkan dan selanjutnya apabila sudah sesuai dengan yang diinginkan
klik OK.
Laporan Praktikum Pemetaan Digital

Gambar III-13 Tampilan nama file dan proyeknya

Lalu tahap kedua adalah klik Create Project kemudian isi nama
proyek yang diinginkan beserta formatnya, lalu klik OK.
2. Mengatur FormatDatabase Titik
Setelah komputer memprosesnya, kemudian akan muncul gambar
IV.3 untuk melakukan setting penggambaran secara bertahap.

Gambar III-14 Penyimpanan Paramteer

Pilih skala 1:500, kemudian klik Next, secara otomatis komputer


sudah berskala 1:500. Selanjutnya akan muncul gambar IV..4, seperti
berikut:
Laporan Praktikum Pemetaan Digital

Gambar III-15 Penyimpanan Parameter

Selanjutnya pilih meter untuk satuan linear dengan 3 digit desimal, degree
untuk satuan sudut dengan 4 digit, north azimuth untuk arah utara gambar, elevasi
dengan presisi digit desimal, kemudian klik next, Lalu akan muncul kotak dialog
untuk pengaturan skala seperti pada gambar III-15.

Gambar III-16 Skala Gambar dan Ukuran Kertas

Setelah itu lakukan pemilihan skala, misal skala horisontal 1:1000


dan skala vertikal 1:100, serta pilihan ukuran kertas. Setelah dipilih klik
Next, sehingga muncul gambar IV.6.
Laporan Praktikum Pemetaan Digital

Gambar III-17 Sistem Datum dan Satuan Proyeksi

Kemudian klik Finish, akan muncul gambar III-16 lalu klik OK.

Gambar III-18 Kotak Konfirmasi Hasil Setting

3. Mengatur Format Titik


Klik Points lalu Import Point. Memilih lokasi penyimpanan .txt file
titik lalu pilih format import points lalu klik OK.
Laporan Praktikum Pemetaan Digital

Gambar III-19 Tampilan Impor Point

II.6.4 Pembuatan Kontur


Laporan Praktikum Pemetaan Digital

BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
III.1. Hasil
III.1.1 Hasil Koordinat Data Ukuran
III.1.2 Hasil Perhitungan Poligon
III.1.3 Hasil Format Database Titik
III.1.4 Visualisasi Hasil Pengukuran
III.1.5 Visualisasi Kontur
III.2. Pembahasan
III.2.1 Jarak total
III.2.2 Perhitungan D Sin α dan D Cos α
III.2.3 Perhitungan Koordinat
III.2.4 Ketelitian Linier Poligon
III.2.5 Analisa Gambar
III.2.6 Kendala Pengukuran dan Pengolahan Data
Laporan Praktikum Pemetaan Digital

BAB IV
PENUTUP
IV.1. Kesimpulan
IV.2. Saran
DAFTAR PUSTAKA

https://tautekniksipil.blogspot.com/2018/10/land-dekstop-2009.html 30
0kt 18
http://www.autocadtangerang.com/2014/12/mengenal-autodesk-land-
dekstop.html muhtar arifin 1 0kt 14
Formatting
1. Margin = 4 – 3 – 3 – 3
2. Spacing = before after 0
3. Font = ‘Time new Roman’ 12 pt
4. Header (pojok kanan atas) = Laporan Praktikum Ilmu Ukur Tanah I
5. Footer (pojok kiri bawah) = nama kelompok. Mis : Kelompok 13-A
6. Halaman :
 Cover = tanpa halaman
 Halaman pengesahan, kata pengantar dll = romawi huruf. Mis : iii, iv,
v
 Bab = Tiap bab penomoran sendiri sendiri dengan urutannya berlanjut
= II-1 ; III-39
7. Caption
 Gambar = dibawah objeknya. Dengan font 11 pt mis : Gambar III-17
Poligon Utama
 Tabel = diatas objek dengan font 11 pt. Mis : Tabel IV-1 Topo 1
Pengukuran
8. Isi lampiran : semua data asli, pengolahan dan hasil WAJIB di lampirkan

Anda mungkin juga menyukai