PEMETAAN DIGITAL
(Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Pemetaan Digital)
Disusun oleh:
Kelompok I-A
1. Ryzal Prasetyo Firdaus 21110118120001
2. Idfiani Sholichah 21110118120021
3. Devi Nilam Sari 21110118130040
4. Siti Badriyah 21110118130041
5. Ahmad Farhan 21110118140047
HALAMAN PENGESAHAN
Menyetujui,
Asisten Dosen
Mengetahui
KATA PENGANTAR
Pertama-tama kita panjatkan puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa
karena berkat rahmat dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan Laporan
Praktikum Pemetaan Digital ini tanpa menemui hambatan yang berarti. Tidak lupa
pula kami ucapkan terima kasih kepada:
1. Dr. Yudo Prasetyo, ST., MT. selaku Ketua Departemen Teknik Geodesi
Fakultas Teknik Universitas Diponegoro.
2. Bapak Bandi Sasmito, S.T., M.T dan Ibu Hana Sugiastu Firdaus, S.T., M.T
selaku dosen pengampu mata kuliah Pemetaan Digital.
3. Bambang Darmo Yuwono, ST., MT., selaku kepala laboratorium teknik
Geodesi yang telah meminjamkan alat sehingga kegiatan praktikum bisa
berlangsung dengan lancar.
4. Sry Suando Sinaga selaku Asisten Dosen mata kuliah Pemetaan Digital
yang telah membimbing kami dalam penyusunan laporan ini.
5. Seluruh pihak yang telah membantu kami dalam menyusun laporan
praktikum Pemetaan Digital.
Penulis sadar bahwa laporan yang penulis susun ini masih sangat jauh dari
sempurna oleh karena itu penulis mengharapkan masukan dan kritikan yang
bersifat membangun untuk menjadi acuan agar menjadi lebih baik lagi. Terima
kasih.
Penyusun
Laporan Praktikum Pemetaan Digital
DAFTAR ISI
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR TABEL
DAFTAR LAMPIRAN
Laporan Praktikum Pemetaan Digital
BAB I
PENDAHULUAN
I.1. Latar Belakang
Pada era globalisasi yang terjadi pada saat ini sangat berpengaruh pada
seluruh lapisan masyarakat baik dari kelas atas sampai pada kelas menengah ke
bawah. Perkembangan zaman yang semakin modern ini juga berpengaruh di
berbagai bidang, mulai dari pertanian, peternakan, jual-beli, bahkan sampai
pemetaan. Pembuatan peta yang dahulu masih menggunakan metode yang
konvensional, sekarang sudah mulai berkembang seiring dengan adanya
perkembangan teknologi yang semakin canggih, sehingga akan lebih efisien
dalam pengerjaan dan pembuatan peta.
Teknologi komputer sangat membantu kartografer dalam
melaksanakan tugasnya, seperti: desain peta (map design), desain simbol
(symbol design), isi peta (map content), tata letak peta (map lay-out), dan
generalisasi (generalization). Komputer memberikan suatu alternatif yang
bersifat mutakhir dalam metode pembuatan peta dibandingkan dengan
metode manual dan fotomekanikal. (Robinson et all, 1995).
Perkembangan teknologi komputer saat ini juga sangat memudahkan
manusia untuk melaksanakan tugasnya. Salah satu perkembangannya berupa
kapasitas memori yang semakin besar, proses data yang semakin cepat dan fungsi
yang sangat majemuk (multi fungsi) serta semakin mudahnya komputer
dioperasikan melalui beberapa paket program, berdampak pula pada proses
pembuatan peta.
Perkembangan teknologi komputer juga mempengaruhi perkembangan
dalam hal pemetaan antara lain adalah dengan adanya pembuatan peta melalui
proses digitasi baik secara manual menggunakan digitizer/ mouse maupun dengan
menggunakan scanner yang menyebabkan data dalam peta dapat ditransfer dari
peta analog ke peta digital dan data dapat di perbaharui (ditambah maupun
dikurangi dan lain-lain) sesuai kebutuhan pengguna.
Perkembangan dalam teknologi komputer memungkinkan perpindahan
media untuk pemetaan menjadi digital. Peta dapat diterjemahkan dalam bentuk
biner yang merupakan representasi dari pixel-pixel gambar. Dari bentuk tersebut,
Laporan Praktikum Pemetaan Digital
Pada bab ini Menguraikan pembahasan terhadap hasil praktikum dan menguraikan
cara pembuatan kontur serta menguraikan cara pembuatan peta situasi dan
pemodelan 3 dimensi.
BAB V PENUTUP
Pada bab ini, di dalamnya terdapat kesimpulan-kesimpulan yang didapatkan dari
pelaksanaan kegiatan praktikum pemetaan digital yang sekiranya dapat digunakan
oleh pihak-pihak lain sebagai referensi dalam studi pemetaan digital.
Laporan Praktikum Pemetaan Digital
BAB I
DASAR TEORI
I.1. Pemetaan Digital
Peta dapat diartikan sebagai sebuah (dokumen resmi mengenai) bentuk
sajian (presentasi) atau gambaran (miniatur) mengenai unsur – unsur spasial
(features) yang pada umumnya terdapat dipermukaan bumi pada sebuah media
bidang datar (atau yang telah “didatarkan”). Pembuatan dokumen resmi ini
sebagai hasil perekaman “perjalanan” yang panjang (survei), bertujuan untuk
mempublikasikan dan mengkomunikasikan data, informasi, dan pengetahuan
mengenai unsur-unsur spasial yang telah dikumpulkan, dikembangkan, dan
kemudian dikompilasi oleh pembuatannya (Prahasta, 2005).
Peta adalah lukisan dengan tinta dari seluruh atau sebagian permukaan
bumi yang diperkecil dengan perbandingan ukuran yang disebut skala
(Soejosumarmo, 2003).
Pemetaan digital adalah suatu proses menyajikan informasi muka bumi
yang berupa fakta (dunia nyata), baik bentuk permukaan bumi maupun sumber
daya alam nya berdasarkan skala peta, sistem proyeksi peta, serta simbol-simbol
dari unsur muka bumi yang disajikan dengan berbasis komputer. Produk dari
pemetaan digital ini adalah berupa peta digital yang dapat dihasilkan dengan cara
sebagai berikut (Darmadji, 2006):
1. Input Data Pengukuran (Loading dari Total Station, pemasukan koordinat,
dan lain-lain).
2. Pemasukan Data melalui analisis citra satelit yang menghasilkan format
digital raster.
Untuk menghasilkan peta digital yang baik diperlukan data spasial yang
meliputi data koordinat ( x,y ) yang menunjukkan posisi dan titik tinggi ( z ) untuk
mengetahui ketinggian. Dengan alur kerja lengkap secara digital (data flow),
maka peta ini menjadi sangat teliti, sangat ekonomis untuk dimutakhirkan di masa
depan, dan sangat bervariasi untuk digunakan, baik dalam bentuk kertas
(hardcopy) maupun dalam bentuk digital (softcopy).
Laporan Praktikum Pemetaan Digital
Keterangan gambar:
1. Sighting collimator: mengarahkan Total Station tepat pada Prisma
2. Telescope focusing knob: mengatur focus
3. Telescope grip: mengatur jelas atau tidaknya garis visir
4. Telescop eyepiece: untuk membidik prisma
5. Vertical motion clamp: penggerak halus vertikal
6. Vertical tangent screw: pengunci teropong secara vertical
7. Plate level: sebagai acuan alat datar atau tidaknya
8. Display unit: menampilkan perintah-perintah yang ada pada Total
Station
9. Battery looking lever: pengunci baterai Total Station
10. On board battery: baterai Total Station
11. Instrument center mark: garis yang berada di samping Total Station
yang berfungsi sebagai acuan tinggi total station tersebut
12. Horizontal tangent screw: pengunci Total Station secara horizontal
13. Horizontal motion clamp: penggerak halus horizontal
Laporan Praktikum Pemetaan Digital
GZB = Gazebo
PENOMORAN
1 – 10 = BM
20 – 90 = Patok
100- 500 = Gedung
600 – 900 = Taman
1000- 1500 = Jalan
1600 – 1800 = Pohon
1900 – 2000 = Tangga
3000 – 3500 = Gazebo
3600 – 4000 = Trotoar
5000 – 7000 = Selokan
8000 – 8999 = Parkiran
9000 - 10000 = Spot Hight
Penyusunan spesifikasi teknik tentang Basis Data diperlukan untuk
kemudahan procesing (reduksi, koreksi, dan hitungan) dan analisis
sumber-sumber kesalahan yang mungkin timbul.
3. Manajemen Basis Data Identitas File, harus berisi:
a. Nama file/job
b. Nama Surveior
c. Nomor seri dan tipe alat
d. Waktu dan tanggal pengukuran
e. Parameter lingkungan (Temperatur dan Tekanan)
f. Kesalahan dan Koreksi Alat (Kolimasi, Indeks, ppm)
4. Perekaman Data
a. File/Job Pengukuran
b. Data Ukuran Titik Kontrol: No. station, backsight dan foresight, sudut
(horisontal, vertikal), jarak (jarak miring, datar)
c. Topografi / Detail Situasi
d. Kode dan Deskripsi titik mengacu pada standardisasi
e. Detail yang diukur dengan mode Offset harus diberi keterangan.
5. Pengolahan Basis Data
Laporan Praktikum Pemetaan Digital
a. Numeris
Mode hitungan harus menggunakan Program Total Station
yang diketahui algoritma/formula metode hitungannya.
b. Grafis
Objek titik atau garis harus didefinisikan sesuai dengan sifat
atau statusnya terhadap penarikan garis kontur (planimetrik,
countourable dan breakline).
c. Atribut
Notasi atau atribut yang menjelaskan data harus dapat
memenuhi persyaratan untuk keperluan operasi–operasi Database
(Relasi, Mutasi, Data sorting, dll).
Spesifikasi Teknik Penyajian atau spesifikasi teknik penggambaran pada
dasarnya masih mengacu pada prinsip metode penggambaran konvensional.
Spesifikasi teknik penyajian hasil pengukuran Total Station sangat berkaitan erat
dengan spesifikasi teknik Pengelolaan Basis Data, bahkan berkaitan erat dengan
teknik pengukuran titik detail di lapangan.
I.2.3 Kemampuan ETS (Electronic Total Station)
Sebagaimana alat ukur theodolite manual, ETS memiliki spesifikasi
kemampuan alat yaitu:
1. Kelas atau orde ukuran
2. Kekuatan lensa optis
3. Sensitifitas terhadap perubahan
4. Ketahanan terhadap waktu dan alam
5. Fasilitas prosesing (koreksi, reduksi, program hitungan)
6. Komunikasi dengan alat peripheral luar atau lainnya.
Total Station dilengkapi dengan perangkat lunak yang mampu mengolah
data hasil ukuran sampai menjadi data yang siap disajikan, baik dalam bentuk
peta, tabel, atau pelaporan melalui media softcopy maupun hardcopy.
Beberapa produk alat ETS, telah menyediakan perangkat lunak (software)
pengolahan yang merupakan bagian integral pada sistem ETS tersebut. Beberapa
perangkat lunak yang ada diantaranya, LISCAD dari Wild Leica, CIVILCAD dari
TOPCON, SDRMAP dari SOKIA. Namun demikian, beberapa software telah
Laporan Praktikum Pemetaan Digital
a. Numeris
Mode hitungan harus menggunakan Program Total Station yang
diketahui algoritma / formula metode hitungannya.
b. Grafis
Objek titik atau garis harus didefinisikan sesuai dengan sifat
atau statusnya terhadap penarikan garis kontur (planimetrik,
countourable dan breakline).
c. Atribut
Notasi atau atribut yang menjelaskan data harus dapat
memenuhi persyaratan untuk keperluan operasi–operasi Database
(Relasi, Mutasi, Data sorting, dan lain-lain).
Spesifikasi Teknik Penyajian atau spesifikasi teknik penggambaran pada
dasarnya masih mengacu pada prinsip metoda penggambaran konvensional.
Spesifikasi teknik penyajian hasil pengukuran Total Station sangat berkaitan erat
dengan spesifikasi teknik Pengelolaan Basis Data, bahkan berkaitan erat dengan
teknik pengukuran titik detail di lapangan.
I.3. Uji Alat
Untuk pengukuran Elevasi yang benar, tentu saja sebelumnya perlu di cek
terlebih dahulu apakah Total Station kita sudah layak atau tidak sesuai standar
ketelitian yang diminta atau belum. Ada beberapa cara untuk mencari tahu,
apakah Total Station kita sudah benar benar Level, atau tidak. Yang pertama pergi
ke Tukang Kalibrasi Alat, dan yang kedua cek sendiri dengan cara berikut ini.
I.3.1 Uji Kolimasi
Cara atau prosedur untuk mencari nilai kesalahan kolimasi :
1. Mendirikan Total Station pada statif, lalu lakukan centering seperti biasa,
jangan lupa set nol pada monitor.
2. Mendirikan Prisma pada jarak 100, 110, 80, dan 60 meter dari Total
Station.
3. Bidik prisma dengan kedudukan teropong biasa atau sudut biasa, baca
sudut horizontalnya (0 ̊ 0’0”). Catat sebagai data B.
Laporan Praktikum Pemetaan Digital
Poligon tertutup adalah poligon yang titik awal dan akhirnya menjadi satu.
Poligon semacam ini merupakan poligon yang paling disukai di lapangan karena
tidak membutuhkan titik ikat yang banyak yang memang sulit didapatkan di
lapangan, namun hasil ukurannya cukup terkontrol (Basuki, 2011).
b. Perhitungan azimuth. Azimuth adalah sudut yang dimulai dari arah utara
atau selatan jarum magnet sampai garis bidik yang sama besarnya dengan
sudut bacaan.(Basuki, 2011)
Rumus azimut :
4. Garis kontur pada celah yang sempit membentuk seperti huruf V yang
menghadap ke bagian yang lebih rendah. Garis kontur pada punggung
bukit yang tajam membentuk seperti huruf V yang menghadap ke bagian
yang lebih tinggi.
5. Garis kontur pada suatu punggung bukit yang membentuk sudut 90°
dengan kemiringan maksimumnya, akan membentuk huruf U menghadap
ke bagian yang lebih tinggi.
6. Garis kontur pada bukit atau cekungan membentuk garis-garis kontur yang
menutup-melingkar.
7. Garis kontur harus menutup pada dirinya sendiri.
8. Dua garis kontur yang mempunyai ketinggian sama tidak dapat
dihubungkan dan dilanjutkan menjadi satu garis kontur.
I.5.3 Kegunaan Garis Kontur
Menurut (Saleh, 2011), selain menunjukkan bentuk ketinggian permukaan
tanah, garis kontur juga dapat digunakan untuk:
1. Menentukan potongan memanjang (profile, longitudinal sections) antara
dua tempat.
2. Menghitung luas daerah genangan dan volume suatu bendungan.
3. Menentukan route / trace dengan kelandaian tertentu.
4. Menentukan kemungkinan dua titik di langan sama tinggi dan saling
terlihat.
I.6. AutoCAD Land Desktop 2009
membuat permukaan tanah (surface) secara digital atau biasa disebut Digital
Terrain Models (DTM), dengan memakai titik – titik (point) secara tiga
dimensional sebagai referensi, di mana titik – titik tersebut langsung diambil dari
hasil pengukuran di lapangan dengan koordinat XY serta elevasi-nya. Adapun
perbedaan land dekstop 2009 dengan autocad lainnya antara lain:
1. Bisa membuat contur
2. Membuat alinyemen horozontal
3. Membuat alinyemen vertikal
4. Dapat menghitung kubikasi (Cut and fill)
5. Membuat cross section secara automatis
6. Membuat long section secara automatis
Syarat utama untuk bisa bekerja dengan Land Desktop adalah bahwa
gambar dan desain (file gambar) anda harus dihubungan dengan sebuah Project.
Project merupakan sebuah media penyimpanan untuk gambar yang terhubungkan
dengan data, yang didalamnya dapat termasuk, data point, surface, alignment, dan
hasil pengamatan survey. Data project tidak disimpan didalam gambar akan tetapi
terpisah dalam folder system.
Laporan Praktikum Pemetaan Digital
BAB II
PELAKSANAAN PRAKTIKUM
II.1. Alat dan Bahan
Di dalam Pemetaan Digital pastinya membutuhkan alat-alat untuk
menunjang pelaksanaan agar dapat berjalan. Alat-alat tersebut meliputi :
MULAI
MULAI
Melakukan
penggambaran
Survey tempat pengukuran
Peta Digital
Pemasangan alat dan centering
Membuat Job
Mendirikan prisma reflektor di titik
patok atau BM sebelumnya
Membidik reflektor
SELESAI
SELESAI
OCC.PT
PT :2
PT# : PT#2
ID : PT OCNEZ(F4)
INS.HT : 1.355
NEZ (F3)
N : 9220279.867
E : 438102.859
Z : 210.096
>OK [YES][NO]
Lalu tahap kedua adalah klik Create Project kemudian isi nama
proyek yang diinginkan beserta formatnya, lalu klik OK.
2. Mengatur FormatDatabase Titik
Setelah komputer memprosesnya, kemudian akan muncul gambar
IV.3 untuk melakukan setting penggambaran secara bertahap.
Selanjutnya pilih meter untuk satuan linear dengan 3 digit desimal, degree
untuk satuan sudut dengan 4 digit, north azimuth untuk arah utara gambar, elevasi
dengan presisi digit desimal, kemudian klik next, Lalu akan muncul kotak dialog
untuk pengaturan skala seperti pada gambar III-15.
Kemudian klik Finish, akan muncul gambar III-16 lalu klik OK.
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
III.1. Hasil
III.1.1 Hasil Koordinat Data Ukuran
III.1.2 Hasil Perhitungan Poligon
III.1.3 Hasil Format Database Titik
III.1.4 Visualisasi Hasil Pengukuran
III.1.5 Visualisasi Kontur
III.2. Pembahasan
III.2.1 Jarak total
III.2.2 Perhitungan D Sin α dan D Cos α
III.2.3 Perhitungan Koordinat
III.2.4 Ketelitian Linier Poligon
III.2.5 Analisa Gambar
III.2.6 Kendala Pengukuran dan Pengolahan Data
Laporan Praktikum Pemetaan Digital
BAB IV
PENUTUP
IV.1. Kesimpulan
IV.2. Saran
DAFTAR PUSTAKA
https://tautekniksipil.blogspot.com/2018/10/land-dekstop-2009.html 30
0kt 18
http://www.autocadtangerang.com/2014/12/mengenal-autodesk-land-
dekstop.html muhtar arifin 1 0kt 14
Formatting
1. Margin = 4 – 3 – 3 – 3
2. Spacing = before after 0
3. Font = ‘Time new Roman’ 12 pt
4. Header (pojok kanan atas) = Laporan Praktikum Ilmu Ukur Tanah I
5. Footer (pojok kiri bawah) = nama kelompok. Mis : Kelompok 13-A
6. Halaman :
Cover = tanpa halaman
Halaman pengesahan, kata pengantar dll = romawi huruf. Mis : iii, iv,
v
Bab = Tiap bab penomoran sendiri sendiri dengan urutannya berlanjut
= II-1 ; III-39
7. Caption
Gambar = dibawah objeknya. Dengan font 11 pt mis : Gambar III-17
Poligon Utama
Tabel = diatas objek dengan font 11 pt. Mis : Tabel IV-1 Topo 1
Pengukuran
8. Isi lampiran : semua data asli, pengolahan dan hasil WAJIB di lampirkan