Anda di halaman 1dari 3

Halo apa kabar teman-teman semua, perkenalkan nama saya Nurul Hanna Fauziyyah.

Pada
kesempatan kali ini saya akan sedikit menceritakan idola saya khususnya di bidang kebahasaan
karena kebetulan saya adalah seorang dosen Pendidikan Bahasa Indonesia dengan kepakaran
linguistik. Sejalan dengan hal tersebut, tokoh idola yang akan saya ceritakan adalah seorang
linguis Indonesia yang namanya sudah tersohor di Indonesia, yaitu, Prof Dr. Mahsun, M.S.

Prof Dr Mahsun MS lahir di lahir 25 September 1959 di Jereweh-Sumbawa. Meraih gelar


Sarjana Sastra dari Fakultas Sastra Universitas Jember tahun 1983, Gelar Magister Sains (cum
laude) dari UGM (1991) dan Doktor (cum laude) juga dari UGM (1994) dalam bidang
Linguistik. Dikukuhkan sebagai Guru Besar Tetap bidang Linguistik di Universitas Mataram
pada 24 Januari 2009 dengan Pidato Pengukuhan yang berjudul: “Linguistik dan Studi tentang
Kemanusiaan”.

Kiprahnya sebagai seorang dosen sekaligus linguis di Indonesia ditandai dengan buku
teks karya beliau yg cukup banyak mengenai kebahasaan. Selain itu beliau aktif menulis dan
meneliti. Salah satu penilitian yang menjadi momentum bagi beliau adalah penilitian yang
didanai oleh Program Riset Unggulan Kemasyarakatan dan Kemanusiaan VI, dengan judul:
“Kesepadanan Adaptasi Linguistik dengan Adaptasi Sosial pada Masyarakat Tutur Bahasa
Sasak, Bali, dan Sumbawa di Pulau Lombok-NTB: Ke Arah Pengembangan Model Resolusi
Konflik di Wilayah Pakai Bahasa yang Berbeda”. Penelitian tersebut merupakan penelitian yang
didesain untuk menemukan model acuan dalam tindakan yang bersifat prepentif dan deteksi dini
terhadap kemungkinan munculnya kondisi disharmoni pada komunitas yang berbeda bahasa atau
varian, misalnya masyarakat di wilayah transmigrasi, serta berupaya memberi rekomendasi bagi
penentuan kebijakan pembinaan sosial/kemasyarakatan melalui pembinaan sosial budaya pada
masyarakat multikultural. Bukunya yang berjudul, “Metode Penelitian Bahasa: Tahapan Strategi,
Metode dan Tekniknya” masih digunkan sebagai acuan dalam berbagai penelitian bahasa di
Indonesia.

Sejak 2006 Prof. Mahsun dipercaya untuk mengambil alih sebagai koordinator (secara
akademik) Program Penelitian Kekerabatan dan Pemetaan Bahasa-Bahasa di Indonesia, Pusat
Bahasa. Atas ketekunan dan kemampuannya memberdayakan sumber daya manusia yang berada
di 22 Balai/Kantor Bahasa di seluruh Indonesia, Mahsun bersama teman-temannya itu mampu
mempersembahkan Peta Bahasa-Bahasa di Indonesia kepada Pemerintah (Presiden RI) pada
Acara Puncak Peringatan Hardiknas tahun 2009 di Gedung Sabuga, Bandung.

Sulit untuk tidak mengidolakan beliau karena kegigihan dan ketulusannya dalam upaya-
upayanya untuk mempertahankan Bahasa Indonesia dan melestarikan bahasa sebagai bagian dari
bentuk nasionalisme terhadap NKRI. Melalui penilitian-penilitian linguistik diakronis yang
dilakukan oleh beliau, program-program diplomasi kebahasaan untuk memperkokoh persatuan
dan kesatuan bangsa dapat dikembangkan.

Hal lain yang mengagumkan dari beliau adalah kepakaran beliau dalam pemertahanan
bahasa Indonesia karena menurut beliau salah satu syarat mewujudkan sumber daya manusia
unggul dan berdaya saing adalah identitas atau jati diri yang kuat. Beliau berharap pendidikan
kebahasaan di sekolah tidak hanya mengajarkan tentang kaidah berbahasa yang baik dan benar
saja. Namun juga menumbuhkan pemahaman dan keyakinan yang kuat di benak setiap anak-
anak Indonesia mengenai peran penting bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan yang menjadi
prasyarat suksesnya pembangunan nasional.

Pemikiran Prof Mahsun yang juga tidak kalah mengagumkan adalah keyakinannya
terhadapbahasa Indonesia sebagai alat pemersatu bangsa yang menurutnya merupakan faktor
kunci untuk membangun integrasi sosial digunakan di negeri yang multikultural ini.

Tidak heran di usianya yang kini sudah tak lagi muda, beliau masih menggalakkan dan
mengupayakan penelitian-peniltian diakronis mengenai kebahasaan daerah sebagai upaya
pelestarian bahasa daerah yang sangat kaya dimilki oleh Indonesia. Selain itu beliau juga tidak
hentinya terus menyuarakan pemertahanan bahasa Indonesia sebagai alat komunikasi yang utama
di NKRI dengan mmenyelenggarakan dan mengisi seminar-seminar kebahasaan di Indonesia.
Hal tersebut dikarenakan menurutnya jangan sampai rasa nasionalisme kita berkurang. Jangan
sampai ruang publik kita dipenuhi oleh berbagai tulisan bahasa asing sehingga kedaulatan bahasa
itu direbut.

Sekian mengenai sedikit biografi dan kutipan pikiran-pikiran tokoh yang saya idolai
dalam bidang kebahasaan seperti yang saya tekuni. Terima kasih, samapai jumpa.

Anda mungkin juga menyukai