K3 Full Version
K3 Full Version
LIMBAH INDUSTRI
Menurut UU No. 1 Tahun 1970 Bab 1 Pasal 1, termasuk tempat
kerja dimana
• dibuat, diolah, dipakai, dipergunakan, diperdagangkan,
diangkut atau disimpan bahan atau barang yang : dapat
meledak, mudah terbakar, menggigit, beracun,
menimbulkan infeksi, bersuhu tinggi;
• dilakukan pembuangan atau pemusnahan sampah atau
limbah
• terdapat atau menyebar suhu, kelembaban, debu, kotoran,
api, asap, uap, gas, hembusan angin, cuaca, sinar atau radiasi,
suara atau getaran;
Limbah adalah sisa suatu usaha dan/atau kegiatan
(UU No. 32 Tahun 2009, PP No. 101 tahun 2014)
Ada 3 jalur utama bahan toksik masuk kedalam tubuh manusia yaitu
melalui
1. saluran pencernaan atau makanan (gastro intestinal),
2. jalur pernapasan (inhalasi) dan
3. melalui kulit (topikal).
Kondisi PAK
Beban Angkat HNP, LBP, hernia
Cara mengangkat Trauma otot dan sendi
Posisi tidak ergonomis Mosculekeletal disorder
Gerakan repetitif Carpal tunel syndrome
Konstraksi statis Kelelahan, nyeri otot
Risiko potensi bahaya ergonomi akan meningkat:
• dengan tugas monoton, berulang atau kecepatan
tinggi
• dengan postur tidak netral atau canggung
• bila terdapat pendukung yang kurang sesuai
• bila kurang istirahat yang cukup
Apa yang dapat dilakukan untuk mencegah atau meminimalkan
bahaya organisasi kerja dan ergonomis?
• Menyediakan posisi kerja atau duduk yang sesuai, meliputi
sandaran, kursi/bangku dan/atau tikar bantalan untuk berdiri
• Desain workstation sehingga alat-alat mudah dijangkau dan
bahu pada posisi netral, rileks dan lengan lurus ke depan ketia
bekerja
• jika memungkinkan, pertimbangkan rotasi pekerjaan dan
memberikan istirahat yang teratur dari pekerjaan intensif. hal
ini dapat mengurangi risiko kram berulang dan tingkat
kecelakaan dan kesalahan.
Perhatikan sikap tubuh
1. Berdiri
2. Duduk
Pilihlah kursi yang dapat mendukung bagian belakang tubuh Anda
pada posisi yang benar dan nyaman. Sesuaikan posisi kursi agar kaki
Anda dapat menapak di lantai.
3. Mengangkat dan Membawa benda
Hindari membungkuk setinggi pinggang ketika mengambil
sesuatu. Hal ini dapat menciptakan ketegangan pada
punggung dan memperbesar resiko cedera .
TERIMA KASIH
Tujuan Instruksional Khusus
Mahasiswa dapat menjelaskan mengenai ventilasi
industri
DEFINISI VENTILASI
(menurut SNI 03-6572-2001 tentang tata cara perancangan
sistem ventilasi dan pengkondisian udara pada bangunan
gedung)
ventilasi pengenceran udaa dapat lebih efektif jika exhaust fan terletak
dekat dengan pekerja yang terpapar dan udara yang di makeup
terletak di belakang pekerja sehingga udara yang tercemar akan jauh
dari zona pernapasan pekerja
Tipe sistim ventilasi pengenceran udara, yang direkomendasikan oleh
ACGIH (American Conference Of Goveremental Industrial Hygienist)
2.Lokal Exhaust Ventilasi
atau Ventilasi Pengeluaran
Setempat,
Sistim Ventilasi Lokal, adalah
proses pengisapan dan
pengeluaran udara
terkontaminasi secara
serentak dari sumber
pencemaran sebelum udara
berkontaminasi berada pada
ketinggian zona pernapasan
tenaga kerja, dan menyebar
keseluruh ruang kerja,
umummnya ventilasi jenis ini di
tempatkan sangat dekat
dengan sumber emisi .
Komponen Dasar Sistem Ventilasi Lokal
3.Exhausted Enclosure atau Ventilasi sistem tertutup,
dimana kontaminan yang beracun yang dipancarkan dari
suatu sumber dengan kecepatan yang tinggi harus
dikendalikan dengan isolasi sempurna, atau menutup
proses (khususnya pada pekerjaan blasting). Pekerjaan
balasting adalah suatu proses yang tertutup, misalnya
disebabkan oleh emisi debu silica bebas yang sangat
besar.)
SV IPB
Mengapa Penilaian Risiko diperlukan?
▪ Beracun
▪ Iritasi
▪ Infeksi
Pedoman Praktis
Pengendalian Potensi Bahaya
SETIAP PEKERJAAN
Tidak
Ada SOP
Buat SOP
JSO
Gambaran
Identifikasi potensi
bahaya di lingkungan
tempat kerja
Analisa Potensi
Kejadian Berbahaya
Penilaian
Tingkat Risiko Bahaya
Pengedalian Risiko
Pengendalian Risiko
kecelakaan kerja dan Penyakit Akibat Kerja 10
Hazard Identification Risk
Assessment and Determining
Control (HIRADC)
HAZARD
Bahaya
RISK / Resiko :
adalah kemungkinan kerugian yang akan timbul dari
sumber bahaya (hazard) tertentu yang terjadi .
Untuk menentukan resiko membutuhkan perhitungan
antara konsekuensi/ dampak yang mungkin timbul dan
probabilitas, yang biasanya disebut sebagai
Tingkat resiko (level of risk).
ASSESS
HAZARDS Identi RISK MENT
Bahaya fication Risiko
Penilaian
Identifikasi
insiden
5
3
1 2 3 4 5 Peluang
Analisa/Penilaian Risiko
• Kualitatif
• Semi kuantitatif
• Kuantitatif
Analisa Kualitatif
Kemungkinan Akibat
Risiko = Peluang x Akibat
Likelihood/Peluang/Kemungkinan Terjadi
yaitu kemungkinan terjadinya suatu kecelakaan/kerugian ketika
terpapar dengan suatu bahaya.
Akibat (Consequences)
yaitu tingkat keparahan/kerugian yang mungkin terjadi dari suatu
kecelakaan/loss akibat bahaya yang ada. Hal ini bisa terkait
dengan manusia, properti, lingkungan,dll.
Contoh;
- Fatality atau kematian
- Cacat
- Perawatan medis
- P3K
Analisis Kualitatif
Analisis Kualitatif
Skala Peluang dan Konsekuensi
Likelihood/
Peluang
Analisis Kualitatif
Keterangan:
Determining Control
■ Analisis dilakukan untuk mengevaluasi Meminimasi
Potensi Bahaya yang dilakukan pada setiap urutan
pekerjaan berdasarkan mesin.
■ Evaluasi ini dilakukan pada tingkat risiko yang tidak dapat
ditolerir dimulai dari tingkat nilai risiko Extreme, High,
Medium, sedangkan tingkat Risiko Low masih dapat untuk
ditolerir oleh perusahaan.
Determining Control
Analisis evaluasi usulan perbaikan dengan Menentukan Pengendalian
perlu pertimbangan untuk mengurangi risiko menurut Hirarki sbb :
INGAT !!
K : Keselamatan
R : periksa Respon
P : Panggil Bantuan
A : open Airway = buka Jalan napas
B : check Breathing = periksa Pernapasan
C : check Circulation = periksa Peredaran darah
&
perdarahan berat
Tujuan :
Memeriksa kondisi yang mengancam kehidupan dan untuk
memberikan perawatan Tindakan Pertolongan Pertama.
Keselamatan :
Diri sendiri,
Lingkungan,
Korban
Respon :
Panggil (Shout)
Sentuh (Shake)
Tujuan :
Memeriksa korban secara hati-hati cedera dan
masalah lain yang tidak segera mengancam
kehidupan tetapi dapat menyebabkan masalah bila
tidak diperbaiki.
LANGKAH-LANGKAH PEMERIKSAAN SEKUNDER
Kapan ?
• Tidak sadar - bernapas, tanpa trauma
Mengapa ?
• Mencegah lidah jatuh ke belakang & menyumbat
jalan napas
• Mencegah sumbatan jalan napas & aspirasi muntah
• Memperlancar keluar cairan asing dari mulut
POSISI STABIL (PEMULIHAN)
LUKA DAN
SYOK
SISTEM PEREDARAN DARAH
Fungsi :
- Transportasi oksigen
- Transportasi nutrisi
- Menjaga suhu tubuh
- Sistem hormonal
- Pertahanan tubuh/melawan penyakit
- Pembekuan darah
Terdiri dari :
- Jantung
- Pembuluh darah : arteri, vena, kapiler
- Darah : eritrosit, leukosit, trombosit
Keluar
Kaya oksigen perlahan,
Keseluruh tubuh
sedikit
Memancar,
Mirip dengan
mengikuti nadi perd. vena
Merah segar
Banyak
mengandung
karbon dioksida
Keluar merata
Merah tua/gelap
LUKA PERDARAHAN
Paparkan
luka
Penutup tebal untuk
menstabilkan benda
Mengistirahatkan
lengan
PINGSAN
Kehilangan kesadaran sesaat karena
kurangnya aliran darah ke otak
sementara
Gejala tanda :
- Pucat
- Kulit dingin
- Nadi normal atau lambat
SYOK
“Kegagalan sistem peredaran darah untuk
memberikan darah yang mengandung
oksigen ke seluruh tubuh”
Penyebab syok
•Kegagalan jantung memompa darah
•Kehilangan darah dalam jumlah besar
•Pelebaran pembuluh darah yang luas
Tanda syok
⮚Pernapasan : dangkal dan cepat
⮚Nadi : cepat dan lemah
⮚Kulit : pucat, dingin dan lembab
⮚Wajah : pucat, mungkin sianosis
⮚Mata : menerawang, pupil dilatasi
Gejala syok
⮚Haus
⮚Lemah
⮚Vertigo
Listrik
Tenggelam
Serangan Jantung
Kecelakaan
Keracunan
Pemeriksaan awal
D : Danger
R : Respon
s : Shout for help
A : Airway
B : Breathing
C : Circulation
Kapan CPR dilakukan ?
“Tidak bernapas”
atau
“Bernapas agonal”
Pernapasan Agonal
minta bantuan
periksa napas
30 Pijatan Dada
2 bantuan napas
Lakukan 30 kali pijatan dada
Kunci jari-jarinya
Tekan dada
• Kecepatan 100x/menit
• Kedalaman 4-5 cm
Lakukan 2 Kali Bantuan Napas
30 kali 2 kali
Lakukan Resusitasi sampai :
Jika kelelahan
Posisi
Pemulihan
Keracuna
n
Pengertian Keracunan
⚫Gejala yang ditimbulkan oleh bahan
makanan, obat-obatan zat kimia, gas
beracun dalam jumlah tertentu masuk
kedalam tubuh menimbulkan gejala
keracunan.
⚫Gejala: Mual, muntah, keringatan dingin
dan wajah pucat/kebiruan.
Tindakan umum bila mengalami atau menemukan
orang keracunan
● Perusahaan dengan :
- tenaga kerja 100 orang atau lebih dan atau
- potensi bahaya peledakan, kebakaran,
pencemaran dan penyakit akibat kerja
AZAS SMK3
Peningkatan
Berkelanjutan
Komitmen dan
Kebijakan
Peninjauan
Ulang Dan
Peningkatan
Perencanaan
oleh Manajemen
SMK3
Pengukuran dan
Evaluasi
Penerapan SMK3
ts@utps-k3
1. KOMITMEN DAN KEBIJAKAN
hasil temuan pemantauan, audit dan tinjauan ulang SMK3 digunakan untuk perbaikan
dan pencegahan
PERBEDAAN AUDIT DAN INSPEKSI
AUDIT SMK3 INSPEKSI K3
• Upaya menemukan • Upaya menemukan
ketidaksesuaian dlm ketidaksesuaian dlm
penerapan sistem obyek
manajemen
• Mengukur
• Mengukur kesesuaian
kesesuaian obyek
pelaksaanaan sistem
terhadap standar
manajemen terhadap
standar
• Berfokus pada obyek
• Berfokus pada
sistem manajemen
Lanjutan...
5. PENINJAUAN ULANG DAN
PENINGKATAN OLEH PIHAK
MANAJEMEN
Organi Sistem
sasi Sasaran prosed
ur
penerapan
K3
Sarana
Lingku Fasilita
ngan s
Kondisi tanpa SMK3
HOT
WORK
MANUAL
PERMIT
FIRE K3
INSPEKSI DOKUME DRILL
NTASI DOKUME
K3 NTASI
OKD
AUDIT K3 IJIN
KOMUNIK KERJA
PSM
ASI
PELAPOR
IDENTIFIK STATISTI
AN PELATIH
ASI K
AN K3
PERUNDA BAHAYA
NGAN
K3 PENGAD
SAFETY SAFETY
P2K3 PROMOTI AAN
TALK
ON
KEBIJAK
AN
K3
Kondisi dengan SMK3
TINJAUA
PELAPOR
N
AN
MANAJE
KINERJA
MEN
PENGENDA
PELATIH KOMUNIK
LIAN
DOKUMEN AN ASI
SASARAN TINJAU
K3 AWAL
SMK3
DOKUME
NTASI
PENGUJI
AN
KALIBRA
SI
PROGRA
M K3
KEBIJAK
AN
K3
IDENTIFIK
ASI
BAHAYA
PERUNDAN
GAN
STANDARD
K3
PENGAD
AAN
INSPEKSI
K3
TANGGA
PENGENDA
P
LIAAN
OPERASI DARURAT
AUDIT K3
AUDIT SMK3
DIFINISI AUDIT SMK3
Ekternal A
(3 th sekali) u Internal
d Pengusaha
Badan Audit /
W
(Auditor) it Pengurus
a
j
i
Bagi perusahaan :
b
- Mempekerjakan Pekerja/buruh lebih dari 100 org
- < 100 org dgn tingkat resiko bahaya tinggi
Tahapan Audit Eksternal
1. Pemeriksaan dokumen
Tahap 2. Wawancara utk klarifikasi
Persiapan
3. Pengamatan aktivitas Prsh
Pertemuan 4. Pengamatan kondisi dan
Awal ling.kerja
5. Penilaian kriteria berdasarkan
Pemerik-
saan temuan
Tingkat Penilaian
Penilaian
1. Tidak berlaku Kriteria
2. Terpenuhi
Pertemuan
3. Tdk terpenuhi Akhir
minor
4. Tdk terpenuhi
Badan Audit SMK3
Badan Audit :
1. Status Perusahaan BUMN atau Swasta Nasional
2. Memiliki jaringan minimal 10 Kacab di Tk Propinsi
3. Memiliki bukti Wajib Lapor Ke-TK-an
4. Memiliki minimal 10 Auditor eksternal senior dan 20 Auditor junior
5. Pengalaman dalam audit sistem
Permohona SKP
n (berlaku 3 th)
Tertulis SKP
Menteri
Evaluasi
Direktur (1 kali dlm 1 th)
Auditor
Persyaratan Auditor Eksternal Senior
1. Pengalaman sbg Auditor Eksternal SMK3 minimal 1 th
2. Tlh melaksanakan Audit kesesuaian dari Audit Eksternal SMK3 minimal 10 kali
3. Tlh menjadi ketua tim audit dari Audit Eksternal SMK3 minimal 3 kali
4. Tlh melakukan verifikasi laporan Audit Eksternal minimal 3 kali
Permohona SKP
n (berlaku 3 th)
Tertulis SKP
Menteri
Evaluasi
Direktur (1 kali dlm 1 th)
TINGKAT PENERAPAN DAN KEBERHASILAN
Tabel I
Bendera emas
85 – 100 % Bendera emas sertifikat Bendera emas sertifikat
sertifikat
Temuan Audit SMK3
▪ Kritikal
Perbaikan 1 x 24 jam
▪ Mayor
Perbaikan 1 (satu) bulan
▪ Minor
Tabel II : PEMBAGIAN KRITERIA TIAP TINGKAT PENCAPAIAN PENERAPAN
1 Pembangunan dan pemeliharaan 1.1.1; 1.2.2; 1.2.4; 1.1.3; 1.1.5; 1.2.1; 1.2.7; 1.1.2; 1.1.4; 1.1.6; 1.2.3;
komitmen 1.2.5; 1.3.3; 1.4.1; 1.2.8; 1.2.9; 1.4.2; 1.4.9; 1.2.6; 1.3.1; 1.3.2;
1.4.3; 1.4.4; 1.4.5; 1.4.10
1.4.6; 1.4.7; 1.4.8;
2 Strategi pendokumentasian 2.3.1 2.1.1; 2.1.2; 2.2.1 2.1.3; 2.1.4; 2.1.5; 2.2.2;
2.2.3; 2.3.2;
3 Peninjauan ulang desain dan kontrak 3.1.1; 3.1.2; 3.1.3; 3.2.1; 3.1.4; 3.2.3; 3.2.4
3.2.2
4 Pengendalian dokumen 4.1.1; 4.1.2; 4.2.1 4.1.3; 4.1.4; 4.2.2; 4.2.3;
6 Keamanan bekerja berdasarkan SMK3 6.1.1; 6.1.2; 6.1.3; 6.1.5; 6.1.4; 6.1.6; 6.2.2; 6.1.9; 6.7.4
6.1.7; 6.1.8; 6.2.1; 6.3.2; 6.2.3; 6.2.4; 6.2.5; 6.3.1;
6.4.1; 6.4.2; 6.4.3; 6.4.4; 6.5.1; 6.5.5; 6.5.9; 6.6.1;
6.5.2; 6.5.3; 6.5.4; 6.5.6; 6.6.2; 6.7.2; 6.7.6; 6.7.7;
6.5.7; 6.5.8; 6.7.1; 6.7.3;
6.7.5; 6.8.1; 6.8.2
7 Standar pemantauan 7.1.1; 7.2.1; 7.2.2; 7.4.3; 71.2; 7.1.3; 7.1.4; 7.1.5; 7.1.6; 7.3.1; 7.3.2;
7.4.4; 7.4.5 7.4.1; 7.4.2
8 Pelaporan dan perbaikan 8.1.1; 8.2.2; 8.3.1; 8.4.1; 8.2.1; 8.3.2; 8.3.5 8.3.3; 8.3.4; 8.3.6;
8.4.2;
9 Pengelolaan material dan perpindahannya 9.1.1; 9.1.2; 9.2.1; 9.2.3; 9.1.3; 9.3.5; 9.3.6; 9.1.4; 9.2.2;
9.3.1; 9.3.2; 9.3.3; 9.3.4;
10 Pengumpulan dan penggunaan data 10.1.1; 10.1.2 10.1.3; 10.1.5; 10.1.4; 10.2.2
10.2.1
12 Pengembangan ketrampilan dan 12.2.1; 12.2.2; 12.1.2; 12.1.3; 12.1.4; 12.1.1; 12.1.7;
kemampuan 12.3.1; 12.4.1; 12.1.5; 12.1.8; 12.3.3;
SERTIFIKASI SMK3
2. ditahan pihak -- 1x V --
berwajib
3. Pekerja 1x 1x V --
melanggar PK,
PP, atau PKB
4. Pekerja -- -- V V*)
mengundurkan
diri.
Kompensasi
No Jenis PHK
Uang Uang Uang Uang Pisah
Pesggon Pghargaan Pggantian
M Kerja Hak
5. Prbhan sttus,
gabng, prbhan
kepmlikan, pkerja 1x 1x V --
tdk bersedia
mljutkan hub kerja
6. Prbhan sttus,
gabng, prbhan
kepmlikan, prhaan 2x 1x V --
tdk menerima
pekerja utk bkrja.
7. Prhaan tutup 1x 1x V --
8. Prhaan mlakukan
2x 1x V --
efisiensi
9. Perusahaan pailit 1x 1x V --
Kompensasi
No Jenis PHK Uang Uang Uang Uang Pisah
Pesggon Pghargaan Pggantian
M Kerja Hak
PK Manajemen Industri
Diploma IPB - 2017
1. Hubungan Kerja adalah:
“Hubungan antara pengusaha dengan
pekerja/buruh berdasarkan perjanjian
A. Pengertian kerja yang mempunyai unsur pekerjaan,
Hubungan upah, dan perintah”.
Kerja
2. Hubungan kerja terjadi karena adanya
perjanjian kerja antara pengusaha dan
pekerja/buruh.
1. Perjanjian kerja adalah perjanjian antara
Perjanjian Kerja
pekerja/buruh.
c. Jabatan atau jenis pekerjaan.
d. Tempat pekerjaan.
e. Besarnya upah dan cara pembayarannya.
f. Syarat-syarat kerja yang memuat hak dan
kewajiban pengusaha dan pekerja.
g. Mulai dan jangka waktu berlakunya
perjanjian kerja.
h. Tempat dan tanggal perjanjian kerja dibuat,
dan tanda tangan para pihak dalam
perjanjian kerja.
Catatan:
Poin e dan f tidak boleh bertentangan dengan peraturan yang
berlaku baik kualitas maupun kuantitasnya.
5. Perjanjian kerja dibuat sekurang-
kurangnya rangkap 2 (dua), yang
mempunyai kekuatan hukum yang sama,
serta pekerja/buruh dan pengusaha
Perjanjian Kerja
pekerja/ buruh.
Dibahasan lebih lanjut pada bab Pengupahan.
c. Unsur Perintah
Dengan unsur ini dikandung pengertian bahwa
pekerja/buruh harus bekerja di bawah
perintah pengusaha.
1. Dikenal ada 2 macam jenis hubungan kerja,
yaitu:
a. Perjanjian Kerja Waktu Tertentu (PKWT).
B. Jenis-jenis b. Perjanjian Kerja Waktu Tidak Tentu
Hubungan (PKWTT).
Kerja
2. Perjanjian Kerja Waktu Tertentu, dalam
pelaksanaannya didasarkan:
a. Jangka waktu atau
b. Selesainya suatu pekerjaan tertentu
1. Perjanjian kerja waktu tertentu hanya
dapat dibuat untuk pekerjaan tertentu yang
Perjanjian Kerja Waktu
hibah.
3. Bila terjadi pengalihan perusahaan maka
hak-hak pekerja menjadi tanggung jawab
pengusaha baru, kecuali ditentukan lain
dalam perjanjian pengalihan tanpa
mengurangi hak-hak pekerja.
4. Apabila pekerja meninggal dunia maka
ahli waris pekerja berhak mendapatkan
hak-haknya yang telah diatur menurut
perjanjian kerja, peraturan perusahaan,
atau perjanjian kerja bersama.
A. Perjanjian Pemborongan Pekerjaan
Pekerjaan atau Penyediaan 1.Perusahaan dapat menyerahan sebagian
Perjanjian Pemborongan
Catatan:
Alur kegiatan proses produksi ditetapkan oleh
asosiasi sektor usaha
Pekerjaan atau Penyediaan c. Perusahaan penerima pekerjaan harus
berbadan hukum.
Perjanjian Pemborongan