Anda di halaman 1dari 2

Kesabaran Sang Ibu

Cerpen Karangan: Trisa Nofita

Kategori: Cerpen Keluarga

Lolos moderasi pada: 23 August 2016

Sore itu, di sebuah taman terlihat beberapa anak-anak kecil sedang bermain dan beberapa Ibu juga
sedang berada duduk tak jauh untuk mengawasi anak-anaknya.

Kemudian terlihat seorang Ibu memanggil nama anaknya “Reyhan…! Reyhan..!!, kemarilah nak..”
Sang anak pun mendekat dan berkata “iya bu, ada apa?” tanya Reyhan. Sambil mengelus pipi
anaknya dengan lembut dan berkata “ayo pulang nak, lihatlah hari sudah mulai petang lho”. Reyhan
pun berkata “Ah.. Ibu aku masih ingin bermain bu.. beri aku 10 menit lagi ya bu.. tolong bu.. 10
menit lagi bu…” kata Reyhan merengek. Si Ibu pun dengan sabar sambil tersenyum berkata “baiklah
kamu boleh bermain, tapi ingat 10 menit saja yah”. Sambil meloncat kegirangan Reyhan berkata
“yeee…!! terimakasih ibu, ibu baik sekali”.

Kemudian setelah beberapa saat Ibu Reyhan kembali memanggil Reyhan “Nak ayo.. katanya 10
menit lagi..” Reyhan pun mendekat lagi sambil merengek dan berkata “Ah.. ibu Reyhan belum puas
bermain, tolonglah bu beri aku 5 menit lagi bu, aku janji bu..” Sang Ibu lagi-lagi tersenyum dan
menjawab “baiklah, tapi Reyhan harus berjanji 5 menit saja yah” “baik Ibu aku janji”. Reyhan pun
kembali bermain.

Melihat kesabaran Ibu Reyhan seorang Ibu yang duduk tak jauh dari Ibu Reyhan pun mendekat dan
bertanya “maaf ya bu, dari tadi saya lihat sepertinya Ibu sangat sabar menghadapi anak Ibu, padahal
dia dari tadi tidak mendengarkan perintah Ibu..”. Ibu Reyhan tersenyum dan mulai bercerita
“beberapa tahun lalu saya pernah pergi ke sebuah taman. Saya pergi dengan Radit anak saya yang
pertama. Kala itu dia sedang asyik-asyiknya bermain. Karena ada urusan mendadak saya pun
memaksanya agar cepat pulang. Tiba-tiba saat hendak menuju pulang Radit melepaskan
genggamannya dan berlari hendak kembali ke taman, dia pun menyeberang jalan karena asal berlari
dia tertabrak sebuah mobil dan langsung terpental jauh dari lokasi kejadian. Setelah itu langsung
Radit dibawa ke rumah sakit namun naas nyawanya sudah tak tertolong. Sejak saat itu saya sadar
bahwa tidak ada salahnya kalau kita meluangkan waktu untuk orang yang kita sayangi” Ibu tadi pun
tertegun mendengar cerita menyedihkan dari Ibu Reyhan.

Setelah puas bermain Reyhan pun mendekat dan berkata kepada Ibunya “ayo bu Reyhan sudah kok
bermainnya”. Seraya berdiri Ibu Reyhan menoleh dan mengucapkan perpisahan dengan Ibu tadi
dengan tersenyum ramah “mari bu..”. Ibu-ibu tadi hanya tersenyum dan mengangguk sambil
memikirkan betapa menyedihkannya hal itu jika menimpa dirinya sendiri.
Cerpen Karangan: Trisa Nofita

Anda mungkin juga menyukai