Anda di halaman 1dari 14

5 DETIK JADI PENGUSAHA

Bongkar Rahasia Jadi Pengusaha dengan Cara Kanan dan Keberanian

Bermula dari keprihatinan kondisi saat ini, banyak sekali karyawan yang di
PHK bahkan dirumahkan akibat pandemi corona. Banyak diantara mereka adalah
wanita. Kembali ke rumah bagi seorang wanita bisa menjadi salah satu anugerah,
karena memang selama ini pada saat wanita bekerja meninggalkan rumah, yang
merupakan medan jihadnya, namun juga bisa menjadi musibah karena ternyata
selama ini wanita yang terpaksa bekerja menjadi tulang punggung keluarga atau
membantu menopang ekonomi keluarga.

Kondisi ini menjadi luar biasa karena


tidak terpikir sebelumnya dan dirasakan
hampir meluas di seluruh dunia. Kejadian
luar biasa yang mungkin sedikit sekali yang
bisa mengantisipasi sebelumnya. Kondisi
luar biasa secara global. Efeknya pun
terasa global mempengaruhi sektor
kehidupan kita.

Saya seorang ibu rumah tangga


dengan 2 orang putri, dulu saya juga pernah bekerja dan tentunya merasakan apa
yang dirasakan para karyawan wanita umumnya yang bekerja saat ini, lalu dengan
tanpa persiapan sebelumnya harus rela kehilangan pekerjaan (bagi yang di PHK) dan
atau dirumahkan sampai batas waktu yang belum bisa ditentukan atau ada beberapa
karyawan yang kondisinya mengalami pengurangan gaji yang signifikan lebih dari
50% gaji yang diterima.

Saat ini saya sudah di rumah saja, ya sudah satu tahun ini menjalankan bisnis
di rumah. Flashback, sebelum resign yang terencana seperti yang saya lakukan dulu,
segala sesuatunya dipersiapkan dengan matang, termasuk fisik, mental dan juga
persiapan finansial. Walaupun awal-awal berubah kondisi dan keadaan, namun saya
akan lebih bisa menerima karena ini adalah pilihan. Enggak kebayang jika kondisi
kembali ke rumah ini tidak direncanakan, bahkan diluar dugaan. Stop semuanya,
bahkan belum ada persiapan sebelumnya. Pasti tidak mudah menjalaninya. Resign
terencana saja sedikit banyak ada efeknya apalagi ini bisa dibilang terpaksa
berhenti bekerja tanpa ada persiapan sebelumnya. Sekali lagi pasti tidaklah mudah.

Terlarut Dalam Kesedihan VS Move on


Pernah mendengar tahapan berduka? Bagaimana kita merespon suatu kejadian
duka. Pasti tidak mudah ya? Kok bisa tahu sih? Karena berduka ini pasti setiap
orang pernah mengalaminya termasuk saya pribadi. Tahapan demi tahapan dilewati
sampai akhirnya bisa menerima dengan lapang dada, ikhlas menerimanya. Ada yang
memerlukan waktu yang relatif lama ada pula yang bisa melewatinya dengan cepat.

Misal jika kita dikabari suatu musibah,


yang mungkin berat dalam kehidupan kita. (Ini
contoh saja ya). Saat dikabari orang tua
meninggal dunia. Naudzubillah ya, kita do’akan
orang tua kita panjang umur, sehat selalu.
Saya pernah mengalami ini, kehilangan ayah
saat itu semasa SMP.

Karena maut adalah pasti. Kondisi ini


pasti terjadi dan bukan menjadi suatu kondisi yang tidak mungkin terjadi. Awal-awal
saat mendengar informasi tersebut kita akan merasa terkejut dan kaget atau
bahkan sangat terguncang, lalu “denial” (menyangkal), tidak mau menerima
kenyataan, merasa diri baik-baik saja, tidak percaya dan menganggap kabar
tersebut suatu kebohongan. Melakukan penyangkalan untuk menghilangkan rasa
sakit dan menghibur diri sendiri.

Pada kondisi tertentu bahkan bisa masuk juga dalam keadaan marah
menyalahkan keadaan, bahkan bisa marah pada Tuhan, merasa tidak adil kenapa
ujian ini menimpa diri kita.

Lalu setelah itu mungkin kita akan ada perasaan ingin sekali menerima
kenyataan namun masih sulit, mulai berandai-andai kita akan berubah dan menjalani
hidup lebih baik lagi, asalkan kita tidak kehilangan orang yang kita sayangi.

Setelah itu kita bisa saja masuk dalam kondisi kesedihan yang mendalam,
mungkin akan sering merenung, menutup hati, lalu pada akhirnya sadar bahwa
kesedihan berlarut-larut tidak ada gunanya dan kita akan memutuskan untuk
melanjutkan hidup. Dan pada akhirnya menerima kenyataan bahwa rasa kehilangan
yang dirasakan tidak menyakitkan lagi seperti dahulu namun menjadi pemicu
pendewasaan hidup kita.

Bersahabat Dengan Keadaan


Inilah kenyataannya, dalam kondisi
pandemi. Pandemi bukan sesuatu hal yang
kita inginkan, tapi inilah yang sedang terjadi,
mau enggak mau kita harus jalani. Suka
enggak suka. Ya jalani dengan sebaik-
baiknya. Menghadapi perubahan yang
terjadi.

Belakangan kita semua banyak


mendengar berita tentang jutaan orang yang di PHK dan karyawan yang dirumahkan,
akan banyak orang yang terkejut, shock, kaget akan situasi ini. Lalu merasa diri
baik-baik saja, menganggap enteng semuanya, enggak percaya, sepertinya kabar ini
suatu kebohongan saja. Lama-lama kehidupan terus berjalan, kita perlu makan, anak-
anak, keluarga dan semuanya perlu makan dan bertahan. Menyalahkan kondisi
memperburuk keadaan. Enggak ada pilihan hidup harus terus berjalan, live must go
on.

Bukankah kita akan sedikit diuji dengan kondisi lapar, kekurangan harta,
ketakutan dll. "Dan Kami pasti akan menguji kamu dengan sedikit ketakutan,
kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan sampaikanlah kabar
gembira kepada orang-orang yang sabar." (Q.S Al Baqarah: 155).

Semua ujian itu ternyata sedikit saja. Saatnya ikhlas, sabar dalam kondisi
ujian ini maka janji Allah pasti ada kabar gembira. Sabar dengan penuh keikhlasan
menerima semua ini seraya berkata, “Innalillahi wainna ilaihi rojiuun”. Sesungguhnya
kami milik Allah dan kepada-Nyalah kami kembali.

Selain kabar gembira, saat hati tenang dan lapang, ikhlas dan sabar maka
Allah berikan petunjuk dan jalan keluar. Bukan hanya satu jalan tapi banyak jalan.
Masih belum yakin? Bukankah saat langit di sini berawan tebal ada bagian langit lain
yang terang benderang? Bukankah saat satu pintu tertutup atau rusak, kita
terjebak tidak bisa keluar lalu kita cari solusi mencari pintu yang lain atau bahkan
bisa mendobrak jendela untuk bisa keluar.
“Sesungguhnya beserta kesulitan itu ada kemudahan". (Q.S Al Insyirah:6).
Bahkan diulang sampai dua kali pengulangan. Menguatkan kita, bila kesulitan dihadapi
dengan tekad yang sungguh-sungguh dan sekuat tenaga melepaskan diri darinya,
tekun dan sabar serta tidak mengeluh pasti kemudahan demi kemudahan akan tiba.
Pertolongan dan petunjuk dari Allah pasti akan datang.

Menerima kenyataan mungkin tidak semudah apa yang dikatakan, terlebih


bagi kita yang terdampak namun menerima kenyataan dengan cepat, fokus pada
solusi, bisa menjadikan kita bisa lebih survive di masa yang akan datang.

Bersedih, terluka adalah hal yang wajar dan normal pada umumnya, namun
bagaimana caranya kita melewatinya dengan cepat menuju penerimaan dengan ikhlas
lalu berfokus pada solusi inilah yang menjadi hal yang perlu dipertimbangkan. Ya
mempercepat proses adaptasi. Yang bertahan bukanlah mereka yang kuat tapi
mereka yang cepat beradaptasi. Sampai akhirnya kita bisa melewati tahapan
berduka ini. Menerima krisis ini bagian dari kenyataan, bagian dari proses hidup
yang harus dilewati, nikmati prosesnya lalu cepat move on.

Seperti Apa Kita Saat Ini?


Ada beberapa tipe yang mungkin
terjadi, bengong dulu, bingung dulu,
atau melamun dulu. Woooi jangan
kelamaan bingungnya, anak dan
keluarga tidak bisa menunggu lama
dalam kondisi lapar. Lekas bergerak
saja ikuti arah angin, kembangkan layar
baru.
Ibarat berlayar, untuk sampai ke tujuan, saat terjadi badai, nakhoda harus
cepat mengenali arah angin perubahan, seberapa kencang anginnya, hadapi. Mungkin
arah layar akan sedikit berbelok agar selamat dari badai atau gelombang, namun
tetap tidak merubah tujuan, ya tujuan untuk tetap memiliki penghasilan.

Saat ini mencari pekerjaan baru mungkin tidak mudah bahkan semakin banyak
perusahaan, pabrik atau outlet bangkrut dan tutup. Ada pintu lain, ada cara dan
alternatif lain, yang ini sudah sejak dahulu Nabi ajarkan. Dan semua orang bisa
melakukan. Lha emang yakin semua orang bisa? 100% yakin bisa. Banyak juga contoh
suksesnya. Mungkin ini saat yang tepat kita kembali pada sunnah. Mentauladani
Rasulullah. Mungkin ini saat terbaik dan momentum terbaik untuk menjadi
entrepreneur. Menjadi pedagang. Ya jualan.

5 Detik Langsung Mulai

Memang pilihan kembali pada kita,


ibarat layar tadi yang sudah dibahas, saat
ada badai menerjang, akankah kita lawan
badai itu dengan tetap berada di area
badai, atau sejenak membelokkan arah
layar untuk bisa tetap survive di tengah
badai.

Bukan suatu hal yg mudah untuk


berubah. Saya pun alami itu. Saat menjadi karyawan hidup dengan kepastian. Hehe..
Pasti dapat gaji di tanggal yg sama dan jumlah yang sama setiap bulan, berbeda saat
kita memulai memutuskan menjadi entrepreneur penuh dengan ketidakpastian.
Kadang dapat banyak, kadang dapat banyak sekali atau tidak sama sekali. Ini salah
satu ketakutan atau persoalan yang sering dihadapi oleh seorang karyawan yang
baru memulai menjadi pengusaha.

Alasan lainnya sulit untuk memulai, tidak mau keluar dari zona nyaman. Banyak
yang beranggapan pula menjadi pengusaha hidup akan tidak stabil. Kondisi pekerjaan
saat ini cukup dirasakan stabil untuk kehidupan. Ya memang hidup itu adalah pilihan,
menjadi pengusaha pun pilihan. Setiap pilihan ada konsekuensinya tho... Apapun itu,
untuk menjadi entrepreneur saya enggak bilang 100% mudah lancar. Di Indonesia
saja 2-3% saja yang menjadi pengusaha, artinya mayoritas memilih jadi karyawan.
Padahal 9 dari 10 pintu rezeki dari berdagang, mayoritas kita masih senang
memperebutkan 1 pintu rezeki menjadi karyawan itu.

Namun kondisi saat ini berbeda, para karyawan banyak yang PHK dan
dirumahkan. Enggak main-main jutaan orang jumlahnya. Kebayang kan tanpa mencari
jalan keluar lain selain bekerja, hidup lebih tidak pasti dan tidak stabil.

Ah saya masih bisa bertahan kok. Masih ada tabungan, mantab alias makan
tabungan dulu. Masih ada aset, manset alias jual aset dulu, dll. Itu adalah pilihan.
Namun bukankah cadangan tabungan dan aset bisa habis, sementara kita sampai
saat ini belum tau kapan pastinya pandemi segera berakhir.
Banyak pengalaman juga saat mau memulai bilang, boro-boro untuk modal
usaha Mbak, untuk makan aja pas-pasan. Ya sering banget alasan enggak ada modal
ini jadi pilihan. Sejenak mari kita merenung, kadang terlalu banyak nikmat yang
kurang kita syukuri.

Bukankah kita masih punya tangan


alias masih punya jempol untuk mengetik,
untuk posting-posting? Bukankah kita masih
punya dan pegang HP saat ini? Bukankah kita
saat ini masih bisa isi kuota internet dan
pulsa HP? Bukankah itu semua bisa menjadi
modal?

Terkadang bukan modal yang enggak


ada, tapi kemauan yang belum ada. Bukan
modal yang enggak ada tapi ketakutan-
ketakutan yang ada, malu jika gagal, enggak siap kalau ditolak, enggak berani kalau
dinyinyirin. Padahal saat kita butuh uang enggak malu untuk meminjam uang. Saat
kita mau meminjam uang, muka tembok, badan baja, berani luar biasa, enggak ada
malu, enggak ada rasa takut. Hajar bleh, semua rasa sudah tidak ada.

Kembali pada cara pikir kita. Mindset kita dalam memulai. Jika kita berpikir
positif bisa, maka kita akan bisa. Jika kita berpikir kita tidak bisa begitu pun
adanya. Jika ragu akan kemampuan diri dan malu jika gagal, yakinlah bahwa
kegagalan demi kegagalan adalah pelajaran untuk lebih baik ke depan, lebih mahir
dan lebih ahli, tambah pengalaman pula. Bukankah pengalaman adalah guru yang
paling berharga?

Saya tidak malu, saya tidak takut, sedikit banyak saya memiliki modal, tapi
saya bingung memulai, enggak ada pengalaman, keluarga pun enggak ada yang jualan,
teman dan sahabat saya enggak ada yang jualan juga. Enggak punya ilmunya, enggak
punya pengalamannya. Gimana dong?

Gunakan cara kanan. Mulai saja dari sekarang. Mulai saat ini. Mulai saat Anda
terbesit untuk memulai. Mulai tanpa ada penundaan lagi. Mulai tanpa tapi, tanpa
nanti. Sebelum pikiran berubah. Dalam hitungan 5 detik saat terbesit dalam hati
dan pikiran untuk mencoba usaha, bismillah mulai saja. Mungkin saat ini sudah
terpikirkan untuk memulai. Saya hitung satu sampai lima. Go action... satu, dua, tiga,
empat, lima. Sudah memulai? Sudah action menghubungi nomor kontak yang
menawarkan peluang usaha pada Anda? Jika sudah selamat ya. Anda sudah
menghancurkan mental blok pada diri Anda sendiri. Jika belum, mau kapan lagi
memulai?

Inilah kisah diri saya dulu saat masih menjadi


karyawan, peluang demi peluang saya lewatkan begitu
saja. Bahkan sampai lama dibiarkan. Hingga suatu saat
hidayah itu datang dan saya tangkap hidayah itu
dengan segera, dengan action segera 5 detik langsung
transfer, 5 detik awal secara otomatis saya
memutuskan jadi pengusaha.

Dari 5 detik transfer dan berani memulai itulah


menjadikan banyak perubahan. Hijrah rezeki. Tambah income, percepatan lunas
hutang, seharusnya masih ada cicilan selama 2 tahun dengan berani memulai usaha
bisa cepat lunas dalam waktu 2 bulan. Tambah dekat dengan keluarga karena
walaupun di rumah tetap menghasilkan rupiah. Bahkan jumlahnya berlimpah. Dan
keajaiban-keajaiban lainnya terjadi. Tentu semua tidak akan terjadi seperti saat ini,
saat saya tidak memutuskan untuk memulai di awal.

Mulai Dengan Cara Kanan Besarkan Dengan Cara Kiri

Setelah berani memulai dengan


cara kanan, perlahan tambah ilmu dan
pengalaman. Selanjutnya gunakan otak
kiri kita untuk terus belajar. Learning
by doing. Learn to earn. Belajarlah
untuk mendapatkan sesuatu itu.

Gimana caranya orang lain bisa sukses, pola sukses seperti apa? Strategi
jualannya yang jitu seperti apa? dsb. Tak hanya belajar tapi juga teachable, mau
diajar. Bahkan rela dihajar untuk kebaikan. Eit jangan salah ya ini perumpamaan
saja. Dihajar untuk kebaikan. Pantang menyerah dan berani menyelesaikan sampai
sukses. Dengan ilmu yang dipraktekkan maka pengalaman akan bertambah. Jam
terbang pun bertambah. Lama-kelamaan kita akan menjadi ahli dan ekspert dalam
menjual dan menawarkan.
Saya pun melakukan hal itu, setelah berani memulai bukan serta-merta pasrah
begitu saja, namun kejar terus ilmu dengan belajar. Bermula dari merasa awam
dalam berbisnis, kesempatan ilmu dimanapun dikejar, termasuk kesempatan
bertemu dengan guru langsung, dari mulai terdekat Jakarta, Depok, Bekasi dan
sekitarnya, Karawang sampai ke Sorong Papua. Semua pasti berbalas. Semua pasti
ada fadhilahnya apalagi ilmunya langsung dipraktekkan, pasti ngefek.

Lebih bagus lagi cari bisnis yang ada mentornya. Mentor ini ibarat navigator
yang akan mengarahkan kita untuk sampai tujuan lebih efisien, lebih efektif tanpa
kesasar jadi lebih cepat sampainya. Sampai kemana? Sampai sukses. Mentor itu
adalah orang yang bolak-balik sudah melakukan duluan. Kita tinggal ikuti saja, kita
tinggal manut saja. Tentunya pilih mentor yang kredibilitasnya tidak diragukan lagi,
alhamdulillah ijin Allah saya dipertemukan dengan mentor yang sangat fokus, dengan
ilmu bisnisnya sudah banyak mencetak banyak pengusaha sukses, dengan ilmu
bisnisnya sudah diundang ke berbagai negara di dunia. Alhamdulillah. Temukan dan
belajarlah dengan mentor yang terbukti. Terbukti suksesnya dan banyak
menyukseskan pengusaha lainnya, termasuk kita didalamnya.

Saat dulu jadi karyawan, enggak ada ilmu bisnis, pengalaman di bisnis pun bisa
dibilang minim, pernah jualan tapi ikut-ikutan ngejualin dagangan suami, jadi hasilnya
enggak karuan. Kalaupun ada hasil profit tapi menguap begitu saja. Ya karena enggak
ada yang mengarahkan.

Jualannya setahun sekali, itulah jualan musiman. Bisa untung banyak saat
musimnya, setelah musim lewat penjualan menurun. Itulah jualan suami saya saat
Ramadhan menjual baju kemeja koko. Kendala size menjadi tantangan juga, stok
ukuran kecil dan yang sangat besar banyak tersisa dan kalau dihitung ternyata
keuntungan ada dibarang yang tidak terjual tersebut, tahun berikutnya jika dijual
kembali biasanya belum terjual juga karena model sudah enggak update lagi.

Hal lain yang kami alami saat itu, selain size dan ukuran juga ongkir. Saat ada
orderan dengan volume yang banyak dan dikirim ke luar kota atau lintas pulau. Biaya
ongkir jadi membengkak pernah juga sampai jutaan. Padahal margin tipis. Berat bagi
kami pengusaha pemula saat itu.

Alhamdulillah setelah saya menemukan bisnis saya sekarang dengan dimentori


oleh Mas Ippho dan tim mentor lainya, perlahan impian-impian yang enggak kepikir
saat jadi karyawan dulu mulai terwujud satu-satu. Bisa jalan-jalan bersama suami ke
beberapa negara (Thailand, Hainan China, Turki) dan insya Allah setelah pandemi
berakhir ke Korea dan Jepang.

Dulu boro-boro bermimpi


bisa ke luar negeri sama
pasangan. Terlintas dalam hati
pun gak pernah. Bisa umroh
sekeluarga bersama suami, orang
tua dan mertua, bisa
menyelesaikan hutang renovasi rumah dengan cepat seharusnya masih ada sisa
cicilan 2 tahun lunas dalam 2 bulan saja wasilah berbisnis. Bisa memberikan hadiah
pada ibu dan ibu mertua berlian solitaire. Ya Allah beneran ga kepikir sebelumnya
ternyata bisa wasilah berbisnis, berbisnis yang ada mentornya.

Kok bisa sih Mbak? Mencapai semuanya lebih cepat dibandingkan saat
bekerja. Memang saya pernah 15 tahun bekerja sebagai ASN, namun betul-betul
saya rasakan sendiri, jika ingin terjadi percepatan maka jalan menjadi pengusaha
inilah bisa menjadi pilihan. Saya tidak mengatakan
memilih dunia kerja itu tidak baik lho ya, semua
adalah pilihan. Namun di sini saya berbagi
pengalaman terjadinya percepatan itu bisa melalui
wasilah bisnis.

Dengan bisnis yang baru saya jalani selama


3,5 tahun ini masya Allah bisa melipatgandakan
income berkali lipat dibandingkan dengan gaji
sebelumnya. Tepatnya 5-8 kali lipat gaji selama
saya bekerja 15 tahun. Tentunya dengan ijin Allah.
Dalam memilih bisnis tak kalah pentingnya pilih yang marginnya besar, untuk
bisnis yang dilakukan secara online, margin kisaran Rp 50 ribu - Rp 70 ribu minimal.
Ini pulalah yang membuat percepatan. Daya ungkit pada produk yang berkualitas
tinggi serta memiliki margin yang tinggi. Tak sekedar margin yang tinggi saja tapi
produknya juga harus manfaat, bahkan sarat manfaat. Karena dengan produk dengan
standar mutu dan kualitas tinggi secara otomatis dicari karena kebermanfaatannya.
Istilah lainnya produk premium. Pilih produk dengan itqon (teliti, hati-hati, bermutu
tinggi, sulit disaingi).

Sekarang ini kondisi sedang tidak bersahabat Mbak? Produk dengan ciri yang
tadi disebutkan pasti mahal. Boro-boro buat modal, apa-apa sekarang mah sulit. Ini
sering menjadi pertanyaan. Bagi pemula yang belum banyak pengalaman, bahkan ilmu
pun kadang belum mumpuni, iya setuju banget, gimana caranya cari bisnis yang modal
ringan.

Lalu bagaimana sih ukuran ringan itu?


Modal besar atau ringan relatif ya, coba kita
perhatikan, banyak penjual keliling dengan
gerobag yang sering lewat di rumah kita, misal
ada bakso, siomay, pempek dll. Sebetulnya
untuk modal awal ternyata lumayan besar, beli
gerobag di awal tentu menghabiskan dana
jutaan kisaran Rp 3 juta sampai Rp 5 juta,
belum lagi harus seharian ditungguin, keliling
kena panas dan hujan. Hal demikian yang
kadang tidak masuk perhitungan. Untuk
kembali modal pun tidak bisa cepat.

Sekiranya ada bisnis dengan modal Rp 1 jutaan atau kurang seperti pada
bisnis yang saya jalani ternyata ringan banget. Bahkan saya bisa menjalankannya di
rumah, tanpa harus meninggalkan anak dan keluarga, tentunya tanpa juga kena panas
dan hujan karena di rumah aja. Yang enaknya lagi enggak perlu ditungguin seharian,
posting-posting, promosi tetap jalan, pemilik bisnisnya bahkan bisa sambil rebahan
atau dasteran, urus anak dan keluarga pun jalan. Ternyata memang bisa dan ada lho
bisnis yang seperti ini, dan ini alhamdulillah sudah saya jalani selama ini.
Selanjutnya dari bisnis dengan ekosistem yang positif dan menunjang. Karena
kita pemula masih sering jatuh dalam kebimbangan. Dalam komunitas bisa saling
support dan menguatkan. Saling belajar dan mengajarkan. Lihat visi dan tujuan dari
komunitas bisnisnya. Pilihlah yang tak hanya sekedar sukses di dunia tapi juga
membawa kita pada perubahan yang positif dan sukses sampai akhirat. Yang
menghantarkan kita untuk dapat semakin kaya, semakin takwa. Alhamdulillah di
bisnis yang saya jalani sekarang, selain mentor bisnis ada juga dewan pembina yang
mendampingi dalam kajian-kajian rutin di komunitas.

Kalau sahabat pembaca perhatikan, semua foto rame-rame. Iya betul,


ternyata yang bisa sukses itu bukan satu atau dua orang karena kita memiliki
kesempatan yang sama untuk sukses. Sukses
adalah hak bagi setiap orang yang mau.
Sekali lagi betul banget, bagi yang mau dan
menginginkannya. Bukan hanya puluhan bisa
menjadi pengusaha tapi ratusan orang. Dan
bisa sukses sama-sama.

Pertanyaannya, apakah semua itu akan


terjadi jika tidak dimulai? Tentunya semua
bisa terjadi jika berani memulainya. Tanpa
memulai semua menjadi angan belaka,
bahkan terbesit dalam angan pun tidak.
Saat ini berubah saja tidak cukup, tapi
harus segera adaptasi, karena argo kehidupan terus berlanjut, tidak dapat
berhenti. Sudah siap dan berani memulai?
DIBUKA PELUANG USAHA

Apa Nama Produknya?

British Propolis, produk premium Inggris.

Apa Kelebihannya?

 Full bimbingan sampai menghasilkan.


 Mentor bisnis Ippho Santosa dan Mister
Joss serta Bunda Iin.
 Diendorse oleh puluhan artis, ulama dan
tokoh nasional lainnya.
 Profit besar, biaya ongkir ringan dan
repeat order tinggi.
 Produk tahan lama.
 Sistem keagenan (Non MLM).
 Komunitas yang positif.
 Kualitas produk standar Inggris, halal MUI dan HMC, bersertifikat BPOM.

Berapa Modal Awalnya ?

 Paket Reseller, 3 botol Rp 660 ribu, per botol Rp 220 ribu.


 Paket Agen, 5 botol Rp 990 ribu, per botol Rp 198 ribu.
 Paket Agen Plus, 10 botol Rp 1,8 juta, per botol Rp 180 ribu.
 Harga jual ke konsumen Rp 250 ribu per botol.

Bagaimana Untuk Bisa Bergabung ?

 Segera transfer ke BCA 0680-0420-04 atas nama Iin Muthmainah


 WA ke 0859-3910-9255 untuk bukti transfernya
 Sertakan nama_alamat_nomor HP untuk pengiriman

Bagaimana Bentuk Bimbingan Penjualan?

 Seminar 7 Keajaiban Rezeki dan Seminar Percepatan Rezeki


 Training 'Selling Skill' dan Training 'Leadership Skill'
 Training 'Go Triple' dan Training 'Amazing Growth'
 Training 'Infinity Cash' dan Bonus Ebook senilai Rp 500 ribu.
PROFIL PENULIS

Ns. Iin Muthmainah, Skep atau yang biasa


dipanggil Bunda Iin adalah seorang entrepreneur dan
mentor bisnis.

Lulusan sarjana dan profesi nurse Universitas


Indonesia, sempat menjadi head nurse di ruangan CICU
(Cardiac Intensive Care Unit) di rumah sakit rujukan
pusat nasional terbesar di Jakarta. Saat ini fokus
menjadi entrepreneur dan membersamai anak-anak di
rumah.

Ibu dari 2 orang putri, pendiri komunitas Super


Berkah dengan ratusan mitra di seluruh Indonesia. Bersama komunitas PPQ
(Pengusaha Pecinta Qur'an) dengan visi mencetak pengusaha berkarakter Qur'ani
yang makin kaya dan makin takwa. Berniaga dengan cara halal, legal dan berkah.
Membersamai ratusan pengusaha untuk bisa sukses berjamaah.

Alhamdulillah dari hasil bisnis bisa meraih impian umroh sekeluarga, melunasi
hutang, membantu melunasi hutang orang tua, renovasi rumah orang tua, kurban
sapi limosin terbaik, mempersembahkan 2 berlian untuk Ibu dan Ibu Mertua,
menjelajahi bumi Allah bersama mitra sampai ke Raja Ampat Papua, Thailand,
Hainan, Turki, Korea dan Jepang. Penulis bisa dihubungi di No WA 0859-3910-9255
atau follow instagramnya di akun @iin.muthmainah

Anda mungkin juga menyukai