Anda di halaman 1dari 6

8/17/22, 12:43 PM DESKRIPSI PEMBORAN INTI GEOTEKNIK BATUAN STANDART ISRM ~ F3


F3
Make It Easier

DISTRIBUTOR PLAFON PVC SRAGEN


Toko Plafon
Plafon pvc murah

Rute Situs

 GEOLOGY GEOTECHNICAL ILMU DASAR ISLAM MINING CAMPURAN PIPING

TRANSLATE

DISTRIBUTOR PLAFON PVC SRAGEN


Toko Plafon
Plafon pvc murah

Rute Situs



Bahasa Indonesia

DRILLING

GEOTECHNICCAL INSTRUMENT




DESKRIPSI PEMBORAN INTI GEOTEKNIK BATUAN


STANDART ISRM Search here ...

Deskripsi inti bor dan pemetaan permukaan
bertujuan untuk
mendapatkan  data dan informasi tentang kondisi massa
batuan yang
akan digunakan untuk mendukung proses karakterisasi massa batuan.
PAGES
Sebelum karakterisasi, massa batuan
diklasifikasikan untuk mengetahui
kualitas dari masing-masing lapisan
(kelompok) massa batuan. Salah
satu sistem klasifikasi yang aplikasinya cukup
luas adalah Rock Mass
Rating (RMR) system. Sistem RMR adalah system pengelompokan
kualitas massa batuan dengan cara memberi bobot atau rating pada
parameter-parameter dasar batuan yang diamati. Selain sistem RMR,

Jln Gambiran Km 1 sine BUKA 08.00–16.00


  masih
ada sistem klasifikasi yang lain dengan kebutuhan data agak
berbeda dengan
sistem RMR.

Jln Gambiran Km 1 sine


https://facefairfuture.blogspot.com/2015/12/deskripsi-pemboran-inti-geoteknik.html?m=1 1/6
8/17/22, 12:43 PM DESKRIPSI PEMBORAN INTI GEOTEKNIK BATUAN STANDART ISRM ~ F3

Pada modul ini, yang akan dibahas pengambilan


data khusus untuk
mendukung RMR system (Bieniawski, 1989). Terdapat  5
(lima) 
parameter utama yang harus dikumpulkan untuk mendukung klasifikasi
sistem ini, yaitu :

Bore Pile
Auger
PT. Belani Global Persada
Kontraktor Bored Pile dan
Preboring Murah dengan
a)     Strength of Intact Rock
(Kekuatan batuan utuh)
Alat Berat, Alat Borpile
Data ini dapat diperoleh melalui uji kuat
tekan di laboratorium, dan juga Minicrane Gawang
melalui penyelidikan/pengamatan di lapangan.
Kekuatan batuan di
lapangan diperkirakan dengan penentuan “index strength”,
yaitu borpile.com
dengan menggunakan pisau lipat atau palu geologi pada batuan,
mengacu pada
standar ISRM (Tabel 3). Data ini dapat diperoleh dari inti
bor maupun dari
pemetaan permukaan.
Pada tambang batubara di Indonesia, kekuatan
batuan biasanya
berada pada rentang Extremely Weak Rock sampai Weak Rock dengan
index strength 0-25MPa.

OPEN
b)     RQD (Rock Quality
Designation)

RQD adalah modifikasi dari Recovery


pengeboran untuk
menggambarkan kualitas batuan dalam kaitannya dengan fracture
alamiah. Semakin banyak fracture dalam batuan, maka RQD akan
semakin rendah.
RQD ditentukan dari inti lubang bor, dengan
perhitungan sebagai berikut :

 Jika data pengeboran kurang, RQD dapat


ditentukan dari pemetaan di
permukaan dengan cara membentangkan tali sepanjang
lapisan
berfracture dan diusahakan tegak lurus dengan arah fracture yang
dominan (Laubscher, 1977) kemudian dilakukan perhitungan RQD
seperti dalam
lubang bor.
Bore Pile

c)      Spacing of Discontinuities
(Spasi joint)

Auger
Dari inti bor, spasi joint ditentukan dengan
cara menghitung banyaknya PT. Belani Global Persada
fracture dalam satu run pengeboran, yaitu dengan cara
panjang run
dibagi banyaknya fracture. Dari pemetaan permukaan, spasi joint
dapat
Kontraktor Bored Pile dan
juga ditentukan dengan cara dengan cara membagi panjang tali Preboring Murah dengan
sepanjang
pengamatan dibagi banyaknya fracture sepanjang tali Alat Berat, Alat Borpile
tersebut. Minicrane Gawang

d)     Condition of
Discontinuities (Kondisi joint)
borpile.com
Kondisi joint yang diamati adalah
kememenerusan joint
(persistence/length), lebar rekahan (separation), kekasaran
bidang
(roughness), kekerasan dan lebar material isian (gouge/infilling
material), dan kondisi pelapukan bidang (weathering). Jika terdapat
lebih dari
satu set joint, rating RMR  dihitung berdasarkan kondisi joint
dengan
jarak antar joint yang paling dominan (Goodman, 1989). Namun
untuk keperluan
karakterisasi tetap harus mempertimbangkan kondisi
OPEN
Jln Gambiran Km 1 sine BUKA 08.00–16.00
set joint yang lain untuk
memeriksa set joint mana yang menimbulkan
resiko paling tinggi atau total
rating paling rendah.

Jln Gambiran Km 1 sine


https://facefairfuture.blogspot.com/2015/12/deskripsi-pemboran-inti-geoteknik.html?m=1 2/6
8/17/22, 12:43 PM DESKRIPSI PEMBORAN INTI GEOTEKNIK BATUAN STANDART ISRM ~ F3

Dari lima parameter kondisi joint, yang dapat


diidentifikasi secara
meyakinkan dari lubang bor adalah kekasaran, tebal
material isian, 
dan
kondisi pelapukan. Persistence tidak dapat diamati dari
lubang bor.
Adapun lebar rekahan joint tidak dapat diukur secara meyakinkan
dari
inti bor, karena dapat berubah ketika proses pengeboran dan handling.
Proses pengambilan data di permukaan sebaiknya diprioritaskan pada
singkapan
yang masih segar untuk memperoleh 5 parameter kondisi
joint.

e)     Groundwater Condition
(Kondisi air tanah)

Air tanah mempunyai pengaruh yang besar pada


prilaku massa batuan.
Adanya air yang mengisi joint akan meningkatkan tekanan
hidrostatis
sehingga mempengaruhi disain tambang. Untuk perhitungan RMR,
parameter air tidak dapat diperoleh di lubang bor, karena untuk sistem
ini yang
diperlukan adalah kondisi air di lereng tambang, dengan
kategori : compeletely
dry (kering), damp (lembab), wet (basah),
dripping (menetes), dan flowing
(mengalir). Walaupun demikian perlu
mengambil data level air tanah untuk
digunakan dalam memperkirakan
garis level muka air tanah ketika melakukan
pemodelan stabilitas
lereng.
Selain kelima parameter di atas, data lain
yang harus diambil adalah
orientasi joint. Orientasi joint bisa saja diperoleh
dari lubang bor melalui
teknik orientasi (penandaan), tetapi lebih mudah
mengamatinya di
permukaan. Parameter orientasi joint digunakan untuk mengoreksi
total
rating RMR dari 5 parameter pertama yang biasanya disebut sebagai
Basic
RMR.

Deskripsi geoteknik inti bor biasanya


bersamaan dengan kegiatan
sampling geoteknik. Kegiatan sampling bertujuan untuk
mendapatkan
sampel tidak terganggu untuk kemudian diuji di laboratorium agar
diperoleh sifat fisik dan mekanik batuan utuh. Agar sampel yang diambil
dapat
mewakili kondisi alamiahnya, maka harus diperhatikan prinsip-
prinsip sebagai
berikut :

a)    Sampel diambil pada


kedalaman yang dapat mewakili kondisi batuan,
b)    Pengeboran menggunakan
triple tube core barrel,
c)        Sampel tidak banyak kontak
dengan udara luar selama packing di
lokasi pengeboran dan handling di
laboratorium, Sampel dikemas
sedemikian hingga, menjaga
kondisi alamiahnya, dan terlindung dari
guncangan selama handling dan
pengiriman ke laboratorium.

I.      DESKRIPSI INTI BOR


(GEOTECHNICAL CORE LOGGING)

Berikut adalah prosedur pengamatan inti bor :

1.    Persiapkan peralatan,


perlengkapan, dan bahan kemudian atur
penempatannya sedemikian hingga
mempermudah alur kegiatan
deskripsi geoteknik.
a)    Deskripsi batuan dari inti
bor  : lembar pengamatan (Tabel 1), tabel
panduan (Tabel 2, 3, 4, dan 5),
ballpoint, note book, kalkulator, pisau
lipat, palu geologi, meja deskripsi
(core table), meja dada, alat ukur
(meteran), water level indicator, sendok
dempul, ember, gayung, dan
lap.
b)    Core sampling : plastic
wrap, alumunium foil, lakban kardus, koran
Jln Gambiran Km 1 sine BUKA 08.00–16.00
bekas/serbuk gergaji, pipa PVC,
spidol permanent, meja sampling, dan
gergaji.
Jln Gambiran Km 1 sine
c)  Core photograpy : kamera
digital, baterai kamera, spidol permanent dan
non-permanent, papan core-info,
core-box, sample-box, dan lampu
https://facefairfuture.blogspot.com/2015/12/deskripsi-pemboran-inti-geoteknik.html?m=1 3/6
8/17/22, 12:43 PM DESKRIPSI PEMBORAN INTI GEOTEKNIK BATUAN STANDART ISRM ~ F3

penerang.
d)    Alat Pengaman Diri : helm,
kacamata, sarung tangan, safety shoes, 
ear-plug, dan rompi lapangan.
2.      Isi informasi awal pada
lembar deskripsi (Tabel 1) seperti : nama
perusahaan, kode lubang bor, nomor
sheet, metode pengeboran, nama
proyek, nama lokasi pengeboran, koordinat UTM,
inclination, azimut,
total kedalaman, mesin bor yang digunakan, tanggal mulai
pengeboran,
dan nama logger/ wellsite/ engineer/ geologist/ geotechnician.
3.            Koordinasikan semua
rangkaian kegiatan pengeboran geoteknik pada
seluruh crew pengeboran. Arahkan
driller untuk mendapatkan core
yang mulus dan recovery tinggi. Lakukan
safety-talk setiap dimulai
proses pengeboran untuk mengidentifikasi apakah
status kondisi
tempat kerja dalam kondisi aman atau tidak.
4.      Ukur kedalaman muka air
tanah dengan water level indicator, kemudian
catat hasil pengukuran di lembar
deskripsi kolom “Water Level”. Lewati
langkah ini di hari pertama pengeboran.
Data ini tidak diambil jika
pengeboran dilakukan 24 jam atau jarak waktu antar
shift terlalu
berdekatan.
5.    Persilahkan crew untuk
memulai proses pengeboran.
6.   Setelah core barel
diangkat, keluarkan splitter berisi core dari core-barrel
dan letakkan di atas
core table (meja deskripsi). Pastikan meja
deskripsi berada di tempat teduh
dengan pencahayaan yang memadai.
7.  Buka splitter bagian atas.
Jika core dalam keadaan kotor/tertutup lumpur,
basuh core dengan air. Keruk
lumpur menggunakan sendok dempul.
8.  Bentangkan alat ukur
(metaran) sepanjang core. Letakkan papan core-
info di sebelah core. Papan
core-info telah ditulisi informasi nomor run,
kedalaman top dan bottom.
9. Potret batuan inti.
Pastikan tulisan pada papan  core-info dan angka pada
meteran dapat
terbaca dengan jelas.  
10.      Mulailah melakukan
deskripsi batuan inti dengan prosedur pengisian
sebagai berikut :
a)    Isilah bagian “DRILLING”
dengan rincian: kolom “Date” diisi dengan
tanggal dan jam dimulainya
pengeboran, kolom “From” dan “To” diisi
dengan batas atas dan batas bawah run
pengeboran, dan kolom
“Length” diisi dengan panjang run pengeboran,
b)    Isilah bagian “RECOVERY”
dengan rincian : kolom “Core length” diisi
dengan panjang total core yang
diperoleh, dan kolom “Recovery” diisi
dengan hasil perhitungan Recovery =
(core/run) x 100%.
c)    Isilah bagian “MATERIAL
DESCRIPTION” dengan rincian : kolom
“From” dan “To” diisi dengan batas litologi
(samakan dengan interval
run jika dalam satu run memiliki litologi yang sama),
dan kolom
“Lithology” diisi dengan informasi yang cukup menggambarkan kondisi
fisik tanah atau batuan, seperti batuan utama, batuan tambahan,
warna,
kekompakan, laminasi, hancuran, kekasaran, ukuran butir, dan
informasi lainnya.
d)    Isilah bagian “STRENGTH”
dengan rincian : kolom “From” dan “To”
dengan batas kekuatan batuan (samakan
dengan interval run jika
dalam satu run memiliki kekuatan yang sama), dan kolom
“UCS” diisi
dengan kode/nilai kuat tekan batuan inti. Gunakan pisau lipat atau
palu
geologi untuk memperkirakan kekuatan batuan sesuai panduan pada
Tabel 2
bagian 1 dan Tabel 3.
e)    Isilah bagian “RQD” dengan
rincian : kolom “Tot ≥ 10cm” diisi dengan
Jumlah total patahan batuan inti yang
memiliki panjang ≥10cm, dan

Jln Gambiran Km 1 sine BUKA 08.00–16.00


kolom “RQD” diisi dengan hasil perhitungan RQD =
(Tot ≥ 10cm /run) x
100%. (Gambar 1).

Jln Gambiran Km 1 sine


f)      Isilah “DISCONTINUITY
INFORMATION” dengan rincian : kolom
“Frequency” diisi dengan banyaknya fracture
dalam satu run, kolom

https://facefairfuture.blogspot.com/2015/12/deskripsi-pemboran-inti-geoteknik.html?m=1 4/6
8/17/22, 12:43 PM DESKRIPSI PEMBORAN INTI GEOTEKNIK BATUAN STANDART ISRM ~ F3

“Spacing” diisi dengan hasil perhitungan Spacing =


run/frequency,
kolom “Roughness” diisi dengan kode tingkat kekasaran bidang
kekar 
(Tabel 2 bagian 4a-c), kolom “gouge/infill” diisi dengan dengan kode
material isian (Tabel 2 bagian 4a-d), dan kolom “weathering” diisi
dengan kode
tingkat pelapukan bidang kekar (Tabel 2 bagian 4a-e dan
Tabel 4).
11.      Jika akan dilakukan
sampling pada run tersebut, ikuti prosedur
sampling sebagai berikut :
a)    Potong core yang akan
dijadikan sampel dengan pisau, gergaji besi
atau palu geologi untuk batuan
keras.
b)    Letakkan sampel pada meja
sampling. Pastikan meja sampling dalam
kondisi rata, stabil, dan bersih dari
butiran-butiran tanah.
c)   Catat kedalaman sampel pada
lembar deskripsi (Tabel 1) kolom “From”
dan “To” bagian “SAMPLING”.
d)    Bungkus sampel
bertuturut-turut dengan, plastic wrap, alumunium foil
dan lakban kardus.
e)  Tandai kedua ujung sampel
dengan tulisan “TOP” dan “BOTTOM” serta
kedalaman sampel.
f)      Bungkus dengan kertas koran
5 lapis, atau sampai pas dengan
diameter dalam pipa PVC, kemudian masukkan ke
dalam piva PVC.
g)    Masukkan sobekan kertas di
kedua ujung PVC, lalu rekat dengan
lakban kardus.
h)    Beri tanda pada PVC dengan
informasi meliputi :  posisi top dan
bottom, kode sampel, kedalaman, jenis
batuan, uji laboratorium yang
diusulkan (Tabel 5), dan tanggal pengambilan
sampel (Gambar 2).
i)        Catat kode sampel pada
lembar deskripsi (Tabel 1) bagian
“SAMPLING”, kolom “Sample Code”. Isi pula
kolom “Lab.Test” dengan
jenis uji yang diusulkan (Tabel 5).
j)        Simpan sampel pada sample
box. Pastikan sample box berada pada
kondisi yang stabil, terhindar dari
guncangan, hujan dan cahaya
matahari langsung.
k)    Untuk keamanan sampel
selama pengiriman, pastikan sampel-box
terbuat dari kayu yang kuat, didalamnya
diberi bantalan, dibagian luar
ditandai dengan : posisi atas, posisi bawah, dan
tulisan “fragile”.
12.      Masukkan sisa core pada
core-box. Simpan core-box di tempat yang
teduh dan terhindar dari hujan. Jika
core-box sudah penuh, lakukan
pendokumentasian core-box dengan prosedur sebagai
berikut :
a)    Pastikan core-box sudah memuat
informasi sebagai berikut : kode
lubang bor, nama perusahaan, tanggal, nomor
box, run pengeboran,
batas kedalaman tiap run, batas kedalaman dalam satu box,
kedalaman sampel, dan kedalaman core-loss. Tulisan harus terbaca
dengan jelas.
b)    Beri tanda pada papan
core-info dengan :  kode lubang bor, nama
perusahaan, nama proyek, lokasi,
tanggal, nomor box, run pengeboran,
batas kedalaman tiap run, batas kedalaman
dalam satu box, dan
kedalaman sampel. Tulisan harus terbaca dengan jelas.
c)  Pastikan core dalam kondisi
bersih.
d)    Siapkan pemotretan sisa
core, meliputi; pastikan core-box terkena
cahaya yang   cukup memadai dan
tidak terkena bayangan,
gunakan warna netral untuk alas atau background cor-box
(misalnya : triplek).
e)   Potret core-box dari arah
normal (tegak lurus). Pastikan satu core-
box masuk dalam satu frame. Simpan
file photo di tempat yang
Jln Gambiran Km 1 sine BUKA 08.00–16.00
semestinya dan buat file back-up nya. Kalau perlu
edit label-label yang
ada pada core-box agar lebih mudah dapat di baca (Gambar
3)
Jln Gambiran Km 1 sine
f)   Simpan core-box di
core-house dengan tinggi tumpukan maksimum per
rak sebanyak 3 core-box (Gambar
4).

https://facefairfuture.blogspot.com/2015/12/deskripsi-pemboran-inti-geoteknik.html?m=1 5/6
8/17/22, 12:43 PM DESKRIPSI PEMBORAN INTI GEOTEKNIK BATUAN STANDART ISRM ~ F3

13.      Jika pengeboran telah


selesai untuk satu titik bor, cantumkan tanggal
selesai pada lembar deskripsi. 
14.      Olah data bor pada lembar
deskripsi ke dalam bentuk data softcopy
(komputer) dan sajikan dalam bentuk
log-bor.
15.      Serahkan semua data :
hardcopy, softcopy, dan photo-photo kepada
Pemeriksa (Site Engineer).
16.      Setelah selesai diperiksa,
perbaiki data dan log-bor, cantumkan nama
pemeriksa dan tanggal diperiksa,
simpan file, cetak field sheet dan log
bor lalu simpan dalam folder khusus
untuk digunakan sebagai sumber
data.
 

Share :

Facebook
Google+
Twitter

Related Posts :

Thanks for your comment

Home
View web version

Copyright © 2014 F3 All Right Reserved Design by PBBlog And Published By Aku Templates Blogger Indonesian
- Powered by Blogger

Jln Gambiran Km 1 sine BUKA 08.00–16.00


Jln Gambiran Km 1 sine
https://facefairfuture.blogspot.com/2015/12/deskripsi-pemboran-inti-geoteknik.html?m=1 6/6

Anda mungkin juga menyukai