Anda di halaman 1dari 11

PEMERINTAH KOTA SEMARANG

RUMAH SAKIT DAERAH


K.R.M.T. WONGSONEGORO
Jl. Fatmawati No. 1 Telp. 6711500 , Fax.
6717755 Semarang - 50272

KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT DAERAH K.R.M.T


WONGSONEGORO KOTA SEMARANG

NOMOR 656 TAHUN 2021

TENTANG KEBIJAKAN PELAYANAN INSTALASI


CENTRAL STERIL SUPPLY DEPARTEMENT DAN LAUNDRY
RUMAH SAKIT DAERAH K.R.M.T WONGSONEGORO KOTA SEMARANG

DIREKTUR RUMAH SAKIT DAERAH K.R.M.T WONGSONEGORO KOTA


SEMARANG,
Menimbang : a. bahwa Rumah Sakit Daerah K.R.M.T. Wongsonegoro Kota
Semarang adalah sebagai Rumah Sakit Badan Layanan
Umum (BLU), selalu berupaya untuk meningkatkan
pelayanan dan kenyamanan kepada pasien melalui
penggunaan peralatan steril yang bermutu;

b. bahwa untuk pelaksanaan kelancaran kegiatan pelayanan


Instalasi Central Steril Supply Departement (CSSD) dan
Laundry di Rumah Sakit Daerah K.R.M.T Wongsonegoro
Kota Semarang diperlukan Kebijakan Pelayanan CSSD;

c. bahwa untuk melaksanakan maksud tersebut diatas,


maka perlu menetapkan Keputusan Direktur Rumah Sakit
Daerah K.R.M.T Wongsonegoro Kota Semarang tentang
Kebijakan Pelayanan Instalasi Central Steril Supply
Departement (CSSD) dan Laundry Rumah Sakit Daerah
K.R.M.T Wongsonegoro Kota Semarang.
Mengingat : 1. Undang–Undang Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 1950
tentang Pembentukan Daerah–Daerah Kota Besar dalam
Lingkungan Propinsi Djawa Timur, Djawa Tengah, Djawa
Barat dan Daerah Istimewa Jogjakarta;
2. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang
Pelayanan Publik (Lembaran negara Republik Indonesia
Tahun 2009 Nomor 112, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5038);
3. Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah
Sakit (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009
Nomor 153, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5072);
4. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang
Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 82,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
5234);
5. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014
tentang
Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2014 Nomor 224, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5587) sebagaimana telah
diubah beberapa kali terakhir dengan Undang-Undang
Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan kedua atas
Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang
Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5587);
6. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2014 tentang Tenaga
Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2014 Nomor 298, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5607);
7. Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 1976 tentang
Perluasan Kotamadya Daerah Tingkat II Semarang
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1976 Nomor
25, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 3079);
8. Peraturan Pemerintah Nomor 50 Tahun 1992 tentang
Pembentukan Kecamatan di wilayah KabupatenKabupaten
Daerah Tingkat II Purbalingga, Cilacap, Wonogiri, Jepara
dan Kendal serta Penataan Kecamatan di wilayah
Kotamadya Daerah Tingkat II Semarang dalam wilayah
Propinsi Daerah Tingkat I Jawa Tengah (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 1992 Nomor 89);
9. Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun 2018 tentang
Standar Pelayanan Minimal (Lembaran Negara Republik
Indonesta Tahun 2018 Nomor 2);
10. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 80 Tahun 2015
tentang Pembentukan Produk Hukum Daerah (Berita
Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 2036)
sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri
Dalam Negeri Nomor 120 Tahun 2018 tentang Perubahan
Atas Peraturan Menteri dalam Negeri Nomor 80 Tahun
2015 tentang Pembentukan Produk Hukum Daerah (Berita
Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 2036);

11. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 11 Tahun 2017


tentang Keselamatan Pasien (Berita Negara Republik
Indonesia Tahun 2017 Nomor 308);
12. Kepmenkes Nomor 7/Menkes/SK/Permenkes RI Nomor 7
tahun 2019 tentang Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit.
13. Kepmenkes Nomor 27 tahun 2017 tentang Pedoman
Pencegahan dan Pengendalian Infeksi di Fasilitas
Pelayanan Kesehatan.
14. Peraturan Daerah Kota Semarang Nomor 13 Tahun 2008
tentang Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Teknis Daerah
dan Badan Pelayanan Perijinan Terpadu Kota Semarang
(Lembaran Daerah Kota Semarang Tahun 2008 Nomor 16,
Tambahan Lembaran Daerah Kota Semarang Nomor 23);
15. Peraturan Walikota Semarang Nomor 7 Tahun 2019
tentang Peraturan Internal Rumah Sakit (Hospital By
Laws) Rumah Sakit Umum Daerah K.R.M.T.
Wongsonegoro (Berita Daerah Kota Semarang Tahun 2019
Nomor 7);
16. Peraturan Walikota Semarang Nomor 36 Tahun 2021
tentang Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas dan
Fungsi, Serta Tata Kerja Rumah Sakit Daerah K.R.M.T.
Wongsonegoro Kota Semarang (Berita Daerah Kota
Semarang Tahun 2021 Nomor 36);
17. Keputusan Walikota Semarang Nomor 445/0174 Tahun
2007 tentang Penetapan Rumah Sakit Umum Daerah Kota
Semarang sebagai Badan Layanan Umum (BLU);
18. Keputusan Walikota Semarang Nomor 445/1156/2016
tentang Penetapan “K.R.M.T. Wongsonegoro” sebagai Nama
Rumah Sakit Umum Daerah Kota Semarang.

MEMUTUSKAN :
Menetapkan :
KESATU : Kebijakan Pelayanan Central Steril Supply Departement (CSSD)
dan Laundry Rumah Sakit Daerah K.R.M.T Wongsonegoro
Kota Semarang sebagaimana tersebut dalam Lampiran
Keputusan ini.
KEDUA
: Kebijakan Pelayanan Central Steril Supply Departement (CSSD)
dan Laundry Rumah Sakit Daerah K.R.M.T Wongsonegoro
Kota Semarang tersebut pada DIKTUM KESATU digunakan
sebagai acuan pelayanan CSSD dan Laundry di Rumah Sakit
Daerah K.R.M.T Wongsonegoro Kota Semarang.
KETIGA : Dengan ditetapkannya keputusan ini maka Keputusan
Direktur Rumah Sakit Umum Daerah K.R.M.T Wongsonegoro
Kota Semarang Nomor 652 Tahun 2017 tentang Kebijakan
Pelayanan Central Steril Supply Departement (CSSD) dan
Laundry Rumah Sakit Daerah K.R.M.T. Wongsonegoro Kota
Semarang dinyatakan tidak berlaku lagi.

KEEMPAT
: Segala biaya yang timbul sebagai akibat diterbitkannya
Keputusan ini dibebankan pada Anggaran Pendapatan dan
Belanja Rumah Sakit Daerah K.R.M.T Wongsonegoro Kota
Semarang.

KELIMA : Keputusan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.


Ditetapkan di Semarang
Pada tanggal 22 Desember 2021

DIREKTUR RUMAH SAKIT DAERAH


K.R.M.T WONGSONEGORO
KOTA SEMARANG

SUSI
HERAWATI
LAMPIRAN I : KEPUTUSAN DIREKTUR
RSD K.R.M.T WONGSONEGORO
KOTA SEMARANG
Nomor : 656 TAHUN 2021

Tanggal : 22 Desember 2021

KEBIJAKAN PELAYANAN CENTRAL STERIL SUPPLY DEPARTEMENT (CSSD)


RUMAH SAKIT DAERAH K.R.M.T WONGSONEGORO KOTA SEMARANG

A. KEBIJAKAN PELAYANAN UMUM


1. Pelayanan CSSD harus selalu berorientasi kepada mutu dan
keselamatan pasien.

2. Pelayanan CSSD diselenggarakan sesuai standar untuk menekan


angka kejadian infeksi di Rumah Sakit.

3. Setiap petugas pelaksana CSSD wajib memiliki sertifikat sesuai


ketentuan yang berlaku.
4. Peralatan CSSD harus selalu dilakukan pemeliharaan dan kalibrasi
sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

5. Dalam melaksanakan tugasnya setiap petugas CSSD wajib mematuhi


ketentuan dalam K3 (Keselamatan dan Kesehatan kerja).

6. Setiap petugas pelaksana CSSD harus bekerja sesuai dengan standar


profesi, standar prosedur operasional yang berlaku, etika profesi, dan
menghormati hak pasien.

7. Pembersihan sarana dan prasarana di CSSD dilakukan sesuai jadwal


yang ditetapkan dan di evaluasi secara rutin.

8. Pelayanan CSSD dilaksanakan dalam 24 jam, 7 hari dalam seminggu.


9. Untuk melaksanakan koordinasi dan evaluasi wajib dilaksanakan
rapat rutin bulanan minimal satu bulan sekali.

B. KEBIJAKAN PELAYANAN KHUSUS


1. Fungsi utama Instalasi CSSD adalah menyiapkan alat-alat bersih dan
steril untuk keperluan perawatan pasien di rumah sakit.

2. Tugas Instalasi CSSD adalah :


a. Melakukan proses sterilisasi alat dan bahan
b. Mendistribusikan alat-alat yang dibutuhkan oleh ruangan, kamar
operasi dll.

c. Mendokumentasikan setiap aktifitas pembersihan, desinfeksi dan


sterilisasi.
d. Monitoring dan Evaluasi hasil sterilisasi.
e. Memberikan penyuluhan tentang hal-hal yang berkaitan dengan
masalah sterilisasi.

3. Ruang pusat sterilisasi (CSSD) dibagi atas 3 ruang yaitu: Unclean area,
Clean Area dan Steril area.

4. Pelayanan CSSD menerima pekerjaan sterilisasi suhu tinggi dan suhu


rendah seperti : instrument, kasa, dan linen yang berasal dari dalam
dan luar rumah sakit.

5. Evaluasi mutu produk yang dihasilkan.


Pelayanan CSSD selalu melakukan evaluasi mutu hasil sterilisasi,
sehingga terjamin kualitas terhadap produk yang dihasilkan.

6. Pengiriman Barang Kotor, Bersih dan Steril :


Alat angkut barang kotor dan barang bersih, steril harus berbeda.
a. Pengiriman barang kotor :

• Instrumen kotor sudah dilakukan dekontaminasi di ruangan


untuk dibawa ke CSSD.
• Petugas ruangan membawa box container berisi alat kotor ke
CSSD dengan membawa buku ekspedisi, petugas memakai alat
pelindung diri yaitu : sepatu boot, scoret, masker, topi dan sarung
tangan.

b. Pengiriman barang bersih :

• Linen bersih dari ruangan Laundry dibawa ke CSSD dengan troli


bersih / box container tertutup bersih untuk disterilkan.

c. Pengambilan barang Steril :

• Barang steril dibawa ke ruangan dimasukkan box container


tertutup yang bersih dari CSSD.

• Pengiriman Barang steril ke IBS lewat pintu penghubung.


C. PENCATATAN DAN PELAPORAN

1. Pencatatan :
a. Semua penerimaan instrumen kotor
b. Semua penyerahan barang steril
c. Barang-barang yang rusak atau tidak layak pakai.
d. Jumlah penerimaan set instrumen dari ruangan
e. Jumlah pencucian instrument selama 1 bulan
2. Pelaporan :
Pelaporan meliputi :
a. Semua hasil cakupan kegiatan pelayanan selama satu tahun
b. Penggunaan barang habis pakai selama satu tahun

DIREKTUR RUMAH SAKIT DAERAH


K.R.M.T WONGSONEGORO
KOTA SEMARANG

SUSI HERAWATI

LAMPIRAN II : KEPUTUSAN DIREKTUR


RSD K.R.M.T WONGSONEGORO
KOTA SEMARANG
Nomor : 656 TAHUN 2021
Tanggal : 22 Desember 2021

KEBIJAKAN PELAYANAN LAUNDRY RUMAH SAKIT DAERAH K.R.M.T


WONGSONEGORO
KOTA SEMARANG

A. KEBIJAKAN PELAYANAN UMUM


1. Pelayanan laundry diselenggarakan sesuai standar untuk menekan
angka kejadian infeksi di Rumah Sakit.
2. Pelayanan laundry melayani kebutuhan linen bersih di rumah sakit.
3. Pelayanan laundry menerima pencucian linen yang berasal dari dalam
dan luar rumah sakit.

4. Pelayanan laundry dilakukan di lokasi unit pencucian, yaitu:


Binatu (laundry) setiap hari kerja, dibuka jam 07.00 – 18.00

5. Staf yang bekerja harus menggunakan alat pelindung diri (APD).


6. Pembersihan sarana dan prasarana laundry dilakukan sesuai jadwal
yang ditetapkan dan di evaluasi secara rutin.

7. Persediaan linen (jumlah dan jenis) yang digunakan di rumah sakit


sesuai dengan standar yang ditetapkan oleh Direktur.
8. Persediaan linen bersih diadakan sesuai kebutuhan, minimal 3 par
(dipakai, dicuci, disimpan).

9. Kebijakan pelayanan laundry mengacu pada pedoman Manajemen


linen di rumah sakit dan beberapa buku/pedoman tentang pelayanan
pengelolaan linen rumah sakit.

B. KEBIJAKAN PELAYANAN KHUSUS


1. Pelayanan laundry meliputi proses pencucian linen, pengeringan linen,
binatu, pelipatan dan distribusi linen untuk memenuhi kebutuhan
unit/ruang pelayanan.

2. Pelayanan laundry dalam pengelolaan linen meliputi perencanaan,


pengusulan, pengadaan, distribusi, pencucian, pemeliharaan sampai
inventori, pelaporan dan evaluasi dikelola oleh laundry.

3. Pelayanan laundry diselenggarakan terpisah dari pelayanan lain


dengan menghindari adanya kontaminasi udara.

4. Linen kotor dikelompokkan dan dipisahkan dalam kantong sesuai


dengan tingkat kekotoran/kontaminasinya.

5. Teknik pencucian linen, pengguanaan bahan kimia / detergen


pengeringan, pelipatan, distribusi dan syarat penyimpanan linen
bersih dilakukan sesuai dengan prosedur.

C. TATA LAKSANA
1. PELAYANAN PENGADAAN LINEN BARU
a. Unit Loundry mengajukan kebutuhan linen kebagian pengadaan
linen berdasarkan evaluasi atau hasil analisis kebutuhan.
b. Bagian laundry menerima linen dari gudang sesuai jumlah
permintaan.

c. Bagian laundry akan mendistribusikan ke unit/ruangan sesuai


yang dibutuhkan.

d. Bagian laundry mencatat di system penerimaan barang baru di


computer laundry.

2. PENGELOLAAN PENCUCIAN LINEN


Kegiatan mulai Penerimaan linen kotor sampai pada distribusi dengan
prosedur pencatatan.
Pemrosesan linen infeksius dilakukan dengan mesin cuci dan mesin
pengering infeksius, sedangkan untuk linen non infeksius diproses
dengan mesin cuci dan mesin pengering non infeksius.
2.1. PENGAMBILAN LINEN KOTOR
a. Pengambilan linen kotor ruangan dilakukan setiap hari jam
07.00 – 10.00.
Ruang IBS, Dewi Ratih, IGD dilakukan pengambilan 2 kali
sehari yaitu pagi dan sore hari.

b. Pengumpulan linen kotor di satu titik pengumpulan disetiap


lantai/ruangan.

c. Memisahkan linen kotor infeksius dan linen kotor non


infeksius

• Linen infeksius masuk dalam kantong plastic warna


kuning
• Linen non infeksius masuk dalam kantong plastic warna
hitam pada ember/box container yang tertutup.

d. Membersihkan linen kotor akibat feces atau kotoran kasar


dilakukan oleh ruangan.

e. Mencatat pada form pengiriman linen kotor/buku linen kotor


ruangan.

f. Serah terima linen kotor di ketahui dan ditanda tangani oleh


pihak laundry dan ruangan.

g. Linen dikirim ke laundry dengan menggunakan troli khusus


untuk dilakukan proses pencucian sampai dengan siap
dikirim.

2.2. PROSES PENGIRIMAN LINEN BERSIH


a. Tersedia troli tertutup yang bersih dan kering.
b. Linen yang telah masuk kedalam troli harus dilakukan
pencatatan.

c. Pengiriman linen dengan troli bersih kemasing-masing


ruangan, sesuai dengan jumlah linen kotor yang telah
diambil.

d. Linen yang dikirim ketiap-tiap unit dilakukan serah terima


dengan kedua belah pihak.

e. Catat semua linen yang diserah terimakan kedalam buku


pengiriman linen bersih dengan ditanda tangani oleh petugas
laundry dan unit/ruangan.

D. PENCATATAN DAN PELAPORAN


1. Pencatatan :

a. Semua penerimaan barang kotor


b. Semua penyerahan barang bersih
c. Barang-barang yang rusak atau tidak layak pakai.
d. Semua hasil pencucian selama 1 bulan
e. Jumlah penerimaan linen setiap ruangan
f. Jumlah stok linen pada akhir tahun.
g. Apabila terjadi selisih antara jumlah penerimaan linen dan jumlah
stok akhir maka ruangan harus dapat mempertanggung jawabkan.

2. Pelaporan :
Pelaporan meliputi :
a. Semua hasil cakupan kegiatan selama satu tahun
b. Penggunaan barang habis pakai selama satu tahun
c. Jumlah stok linen pada akhir tahun dikirimkan kepada Bidang
Keperawatan & Penunjang non Medis.
DIREKTUR RUMAH SAKIT DAERAH
K.R.M.T WONGSONEGORO
KOTA SEMARANG

SUSI HERAWATI

Anda mungkin juga menyukai