KEPUTUSAN DIREKTUR
RUMAH SAKIT DAERAH K.R.M.T. WONGSONEGORO
KOTA SEMARANG
TENTANG
PEDOMAN PELAYANAN PENANGGULANAN TB DENGAN STRATEGI TB-DOTS
RUMAH SAKIT DAERAH K.R.M.T. WONGSONEGORO
MEMUTUSKAN :
Menetapkan :
Ditetapkan di Semarang
Pada tanggal 12 Januari 2022
SUSI HERAWATI
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
1. Komitmen politik.
B. Tujuan Pedoman
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus :
D. Batasan Operasional
Nama
Pendidikan Sertifikat Pelatihan Jumlah
Jabatan
Dokter Spesialis
Ketua PelatihanTB-DOTS 1 orang
Penyakit Paru
Dokter spesialis
Wakil Ketua PelatihanTB-DOTS 1 orang
Penyakit Paru
S1-S.Si
Petugas
D3 Analis Pelatihan TB-DOTS 1 orang
Laboratorium
Kesehatan
Petugas Pelatihan Proteksi
S1-S.ST 1 orang
Radiologi Radiasi /PPR
Petugas Pelatihan Tenaga
S1 Apoteker 1 orang
Farmasi teknis kefarmasian
Perekam Pelatihan Rekam
D3 Rekam Medis 1 orang
Medis Medis
B. Distribusi Ketenagaan
1) Pengkajian keperawatan;
2) Diagnosa keperawatan;
3) Rencana keperawatan;
4) Implementasi keperawatan;
5) Evaluasi keperwatan;
5. Petugas Laboratorium
6. Petugas Radiologi
7. Petugas Farmasi
C. Pengaturan Jaga
1. Rawat Jalan
2. Rawat Inap
Jalan
Masuk/Keluar Loket Pendaftaran Jalan
Masuk/Keluar
Meja Dokter
Bed Periksa
SAMPAH
Kursi
Dokter
Kursi
Kursi Pasien
Admin RUANG TUNGGU PASIEN DEWASA
RUANG TUNGGU
Ruang Adminstrasi PASIEN ANAK
LEMARI
ARSIP
TIMBANGAN
PINTU
PINTU
PINTU
RUANG PRIKSA ANAK
PINTU PINTU
WESTAFEL
Jalan
RUANG PERIKSA DEWASA Masuk/Keluar
Bed Periksa
Kursi
Perawat TEMPAT
SAMPAH
Kursi
Pasien
Meja Perawat
Lamp Ronxen
Meja Dokter
Kursi
Dokter
Dokumen ini telah ditandatangani secara elektronik menggunakan sertifikat elektronik yang diterbitkan oleh Balai Sertifikasi Elektronik (BSrE) BSSN. (# 15 #)
B. Standar Fasilitas
Fasilitas yang cukup harus tersedia bagi staf medis sehingga dapat
tercapai tujuan dan fungsi pelayanan DOTS yang optimal bagi pasien TB.
Fasilitas yang ada di RSD K.R.M.T. Wongsonegoro Kota Semarang :
1 Meja 2
2 Kursi 14
3 Lemari Arsip 1
4 Komputer dan laptop 3
5 Kipas Angin 4
6 Nebulizer 1
7 Bed Periksa 2
8 Stetoskop 2
Timbangan dan alat
9 1
pengukur Tinggi Badan
10 Lampu Rontgen 1
A. Penemuan Kasus TB
1. Strategi Penemuan
2. Pemeriksaan Dahak
a. Sewaktu – Sewaktu
b. Pemeriksaan Biakan
B. Diagnosis Tuberkulosis
Parameter 0 1 2 3 Jumlah
Kontak TB Tidak Laporan BTA Positif
Jelas keluarga,
BTA
negatif atau
tidak tahu,
BTA
tidak jelas
Uji Tuberkulin negatif Positif (≥ 10
mm, atau ≥ 5
mm pada
keadaan
imunosupresi)
Berat Badan / Bawah garis
Keadaan Gizi Merah (KMS)
Atau BB/U Klinis gizi
<80% buruk
(BB/U<60%)
Demam tanpa ≥ 2 minggu
sebab yang
jelas
Batuk ≥ 3 minggu
Pembesaran ≥ 1 cm,
kelenjar limfe Jumlah > 1
Leher, aksila Tidak nyeri
inguinal
Pembengkakan Ada
Tulang/sendi pembengkakan
panggul lutut,
falang
Foto toraks Normal/ Kesan TB
tidak
jelas
Jumlah
Catatan :
Tanda bahaya
Penuruan kesadaran
Gibbus koksitis
5. Diagnosis TB MDR
Catatan : Pada keadaaan tertentu dengan pertimbangan medis spesialistik ini dapat digunakan secara lebih fleksibel:
pemeriksaan mikroskopis dapat dilakukan bersamaan dengan foto toraks dan pemeriksaan lain yang diperlukan.
Dokumen ini telah ditandatangani secara elektronik menggunakan sertifikat elektronik yang diterbitkan oleh Balai Sertifikasi Elektronik (BSrE) BSSN. (# 25 #)
C. Klasifikasi Penyakit dan Tipe Pasien
a. Lokasi atau organ tubuh yang sakit: paru atau ekstra paru
2) Spesimen dahak SPS hasilnya BTA positif dan foto toraks dada
menunjukkan gambaran tuberkulosis.
Catatan :
a. Kasus Baru
Adalah pasien yang belum pernah diobati dengan OAT atau sudah
pernah menelan OAT kurang dari satu bulan (4 minggu).
Pemeriksaan BTA bisa positif atau negatif.
Adalah pasien yang telah berobat dan putus berobat 2 bulan atau
lebih dengan BTA positif.
d. Kasus Lain
Catatan :
D. Pengobatan Tuberkulosis
2. Jenis, sifat dan dosis OAT yang akan dijelaskan pada bab ini adalah
yang tergolong pada untuk lini pertama. Secara ringkas OAT lini
pertama dijelaskan pada tabel dibawah ini :
2) Tahap lanjutan
2 (HRZE)/4 (HR)
c. Paket Kombipak
(2HRZE/4HR)
Gambar 4.2 Alur tatalaksana pasien TB anak pada unit pelayanan kesehatan
dasar
Pada sebagian besar kasus TB anak pengobatan selama 6 bulan
cukup adekuat. Setelah pemberian obat 6 bulan, lakukan evaluasi
baik klinis maupun pemeriksaan penunjang. Evaluasi klinis pada TB
anak merupakan parameter terbaik untuk menilai keberhasilan
pengobatan. Bila dijumpai perbaikan klinis yang nyata walaupun
gambaran radiologi tidak menunjukkan perubahan yang berarti, OAT
tetap dihentikan.
Keterangan :
5. OAT KDT dapat diberikan dengan cara ditelan secara utuh atau
digerus sesaat sebelum diminum.
Keterangan :
Paduan yang mengandung NVP hanya digunakan pada wanita usia
subur dengan pengobatan OAT (mengandung rifampisin), yang
perlu dimulai ART bila tidak ada alternatif lain. EFV tidak dapat
digunakan pada trimester 1 kehamilan (resiko kelainan janin).
d. Pengobatan Tuberkulosis Resisten Obat
9) Paduan Baku OAT untuk pasien TB dengan MDR saat ini ada 2
panduan, yaitu Panduan Jangka Pendek (STR), dan Jangka
Panjang (Individual)
STR
4-6 BDQ(6bln)-Lfx-Cfz-H(dt)-Z-E-Eto/5Lfx-Cfz-Z-E
Individual
1) Bila ada hasil uji kepekaan untuk OAT lini ke-2 (saat ini
fasilitas ini belum tersedia).
a. Kehamilan
1) Meningitis TB
i. Indikasi Operasi
1) Untuk TB Paru :
Dokumen ini telah ditandatangani secara elektronik menggunakan sertifikat elektronik yang diterbitkan oleh Balai Sertifikasi Elektronik (BSrE) BSSN. (# 42 #)
2. Hasil Pengobatan TB BTA Positif
a. Sembuh
Pasien telah menyelesaikan pengobatannya secara lengkap dan
pemeriksaan ulang dahak (follow up) hasilnya negatif pada Akhir
Pengobatan (AP) dan minimal satu pemeriksaan follow-up
sebelumnya negatif.
b. Pengobatan Lengkap
Adalah pasien yang telah menyelesaikan pengobatannya secara
lengkap tetapi tidak memenuhi persyaratan sembuh atau gagal.
c. Meninggal
Adalah pasien yang meninggal dalam masa pengobatan karena
sebab apapun.
d. Pindah
Adalah pasien yang pindah berobat ke unit lain dengan register
TB 03 yang lain dan hasil pengobatannya tidak diketahui.
e. Default (Putus berobat)
Adalah pasien yang tidak berobat 2 bulan berturut-turut atau
lebih sebelum masa pengobatannya selesai.
f. Gagal
Pasien yang hasil pemeriksaan dahaknya tetepa positif atau
kembali menjadi positif pada bulan kelima atau lebih selama
pengobatan.
1) Bila jenis obat penyebab efek samping itu belum diketahui, maka
pemberian kembali OAT harus dengan cara drug challenging dengan
menggunakan obat lepas. Hal ini dimaksudkan untuk menentukan
obat mana yang merupakan penyebab dari efek samping tersebut.
3) Bila jenis obat penyebab dari reaksi efek samping itu telah
diketahui, misalnya piranisamid atau etambutol atau streptomisin,
maka pengobatan TB dapat diberikan lagi dengan tanpa obat
tersebut. Bila mungkin, ganti obat tersebut dengan obat lain.
Lamanya pengobatan mungkin perlu diperpanjang, tapi hal ini akan
menurunkan resiko terjadinya kambuh.
Manajerial
Pengendalian administratif
Pengendalian lingkungan
MANAJERIAL
PENGENDALIAN ADMINISTRATIF
Petugas yang sedang sakit sebaiknya tidak merawat pasien. Apabila tetap
merawat pasien, maka petugas harus mengenakan masker bedah.
Terutama apabila petugas bersin atau batuk, dan harus melaksanakan
etika batuk
PENGENDALIAN LINGKUNGAN
Arah aliran udara (airflow direction): Arah aliran udara dalam gedung
dari area bersih ke area terkontaminasi
Distribus udara atau pola aliran udara (airflow pattern): Udara luar
perlu terdistribusi ke setiap bagian dari ruangan dengan cara yang
efisien dan udara yang terkontaminasi dialirkan keluar dengan cara
yang efisien
I. Rujukan Pasien TB
A. Pengelolaan Logistik
1. Logistik OAT
Paket OAT anak dan dewasa terdapat 2 macam jenis dan kemasan,
yaitu :
a. OAT dalam bentuk obat kombinasi dosis tetap (KDT) atau Fixed Dose
Combination (FDC) yang dikemas dalam blister, dan tiap blister
bersisi 28 tablet.
a. Mikroskop, slide box, pot sputum, kaca sediaan, rak pewarna dan
pengering, lampu spiritus, ose, botol plastic bercorong pipet, kertas
pemberish lensa mikroskop, kertas saring, dan lain-lain.
2. Pengadaan OAT
A. Pengertian
B. Tujuan
A. Pengertian
B. Tujuan
1. Manajerial
2. Pengendalian Administratif
3. Pengendalian Lingkungan
Daftar tersangka pasien (suspek) yang diperiksa dahak SPS (TB 06)
Persetujuan pengobatan TB
Formulir Laporan
1. Penegakan diagnosis TB
melalui pemeriksaan
mikrokopis TB
a. Jumlah penegakan
diagnosis TB melalui
pemeriksaan mikrokopis TB
di RS dalam 1 bulan
b. Jumlah penegakan
diagnosis TB di RS
dalam1 bulan
2. Terlaksananya kegiatan
pencatatan dan pelaporan TB
di RS
a. Jumlah seluruh pasien TB
rawat jalan yang dicatat
dan dilaporkan
b. Seluruh kasus TB rawat di
RS
Pelaporan
Waktu Sumber
No Jenis Laporan Pelaporan Data
SUSI HERAWATI