Anda di halaman 1dari 4

Tugas Qur’an Hadits

Kelas : XI MODEL 1

Anggota Kelompok :

1. Amalia Rosyida (04)


2. Ashma’ Jihan Nabila (10)
3. Eka Desinta Cahyaningrum (15)
4. Khafidhotur Rohmah (18)
5. Wan Azizah (30)

HADITS TENTANG ETOS KERJA

A. Hadits Riwayat Ibnu Majah

‫صلَّى هَّللا ُ َعلَ ْي ِه‬


َ ِ ‫ال َرسُو ُل هَّللا‬
َ َ‫ ق‬: ‫ال‬ َ َ‫َع ْن ِه َش ِام ب ِْن عُرْ َوةَ َع ْن َأبِي ِه َع ْن َج ِّد ِه ق‬
‫ظه ِْر ِه‬َ ‫ب َعلَى‬ ٍ َ‫َو َسلَّ َم َأَل ْن يَْأ ُخ َذ َأ َح ُد ُك ْم َأحْ بُلَهُ فَيَْأتِ َي ْال َجبَ َل فَيَ ِجَئ بِح ُْز َم ِة َحط‬
ُ‫اس َأ ْعطَ ْوهُ َأ ْو َمنَعُوه‬
َ َّ‫فَيَبِي َعهَا فَيَ ْستَ ْغنِ َي بِثَ َمنِهَا َخ ْي ٌر لَهُ ِم ْن َأ ْن يَ ْسَأ َل الن‬
Artinya :
Dari Hisyam bin ‘Urwah dari bapaknya dari Kakeknya ia berkata, Rasulullah
Sallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Sekiranya salah seorang dari kalian mengambil
tali dan membawanya ke gunung, lalu ia datang dengan membawa satu ikat kayu di
atas punggungnya, kemudian menjualnya hingga dapat memenuhi kebutuhannya
adalah lebih baik daripada meminta-minta manusia, baik mereka memberi ataupun
tidak” (HR. Ibnu Majah).
1. Mufrodat

‫َأبِي ِه‬ ‫ع َْن‬ َ‫ِه َش ِام ْب ِن عُرْ َوة‬ ‫ع َْن‬


bapaknya dari Hisyam bin ‘Urwah dari

‫صلَّى هَّللا ُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم‬


َ ِ ‫َرسُو ُل هَّللا‬ ‫قَا َل‬ ‫َج ِّد ِه‬ ‫ع َْن‬
Rasulullah Sallallahu ‘alaihi
Ia berkata kakeknya dari
wasallam
ُ‫َأحْ بُلَه‬ ‫َأ َح ُد ُك ْم‬ ‫يَْأ ُخ َذ‬ ‫َأَل ْن‬
tali Salah seorang dari kalian mengambil sekiranya

ٍ َ‫َحط‬
‫ب‬ ‫بِح ُْز َم ِة‬ ‫فَيَ ِجَئ‬ ‫ْال َجبَ َل‬ ‫فَيَْأتِ َي‬
kayu Satu ikat gunung Dia datang

‫فَيَبِي َعهَا‬
‫بِثَ َمنِهَا‬ ‫فَيَ ْستَ ْغنِ َي‬ ‫ظَه ِْر ِه‬ ‫َعلَى‬
Kemudian dia
punggungnya Di atas
menjualnya

ُ‫َأ ْعطَوْ ه‬ ‫يَ ْسَأ َل‬


Mereka َ َّ‫الن‬
‫اس‬ ‫ِم ْن‬ ُ‫َخ ْي ٌر لَه‬
manusia Meminta-minta daripada Lebih baik
memberi

ُ‫َمنَعُوه‬ ْ‫َأو‬
tidak atau
2. Kesimpulan
Islam mengajarkan bahwa orang yang berusaha untuk bekerja/mencari uang guna
mencukupi kehidupannya itu lebih baik daripada orang yang meminta kepada
manusia
3. Pelajaran yang Dapat Diterapkan
Kita dilarang oleh Nabi hanya bertopang dagu dan berpangku tangan
mengharap rezeki datang dari langit. Kita harus giat bekerja untuk memenuhi
kebutuhan hidup diri dan keluarga. Bahkan dikatakan oleh Nabi Muhammad Saw.
bahwa tidak ada yang lebih baik dari usaha seseorang kecuali hasil kerjanya
sendiri. Hal ini tentunya juga bukan sembarang kerja, tetapi pekerjaan yang halal
dan tidak bertentangan dengan syari’at Islam.
Nilai mulia dari hasil kerja bukan hanya dari sisi memerolehnya saja, termasuk
juga turut membelanjakannya untuk anak, istri, dan pembantu dinilai sedekah oleh
Allah Swt. Betapa luhur ajaran Islam yang sangat mendukung para pemeluknya
untuk giat bekerja.

B. Hadits Riwayat Ibnu Asakir

‫صيْبُ ِم ْنهُ َما َج ِم ْي ًع‬


ِ ُ‫اخ َرتَهُ لِ ُد ْنيَاهُ َحتّى ي‬
ِ َ‫ك ُد ْنيَاهُ اِل ِخ َرتِ ِه َوال‬
َ ‫ْس بِ َخي ِْر ُك ْم َم ْن تَ َر‬
َ ‫لَي‬

ِ ‫غ اِلَى ْا‬
ِ َّ‫الخ َر ِة َواَل تَ ُك ْونُ ْوا َك ًّل َعلَى الن‬
‫اس‬ ٌ ‫فَاِ َّن ال َّد ْنيَا بَاَل‬ 

Artinya:
“Bukankah orang yang paling baik diantara kamu orang yang meninggalkan
kepentingan dunia untuk mengejar akhirat atau meninggalkan akhirat untuk mengejar
dunia sehingga dapat memadukan keduanya. Sesungguhnya kehidupan dunia
mengantarkan kamu menuju kehidupan akhirat. Janganlah kamu menjadi beban orang
lain” (HR. Ibnu Asakir)
1. Mufrodat

‫اِل ِخ َرتِ ِه‬ ُ‫ُد ْنيَاه‬ َ ‫َم ْن تَ َر‬


‫ك‬ ‫بِ َخي ِْر ُك ْم‬ َ ‫لَي‬
‫ْس‬

Untuk Kepentingan Orang yang Orang yang Bukankah


mengejar dunia meninggalkan baik
akhirat

‫ِم ْنهُ َما َج ِم ْيعًا‬ ُ‫صيْب‬


ِ ُ‫ي‬ ‫َحتّى‬ ُ‫لِ ُد ْنيَاه‬ ُ‫َوالَ ا ِخ َرتَه‬

Memaduka Dapat Sehingga Untuk Dan


n keduanya mengejar meninggalkan
dunia akhirat

ِ ‫ْا‬
‫الخ َر ِة‬ ‫اِلَى‬ ٌ ‫بَاَل‬
‫غ‬ ‫ال َّد ْنيَا‬ ‫فَا ِ َّن‬

Kehidupan Ke/ menuju Mengantarkan Kehidupan Karena


akhirat dunia

ِ َّ‫َك ًّل َعلَى الن‬


‫اس‬ ‫َواَل تَ ُكوْ نُوْ ا‬

Semua orang Dan janganlah


menjadi beban

2. Kesimpulan
Kehidupaan yang baik ialah kehidupan seseorang yang mampu
menyeimbangkan kehidupan dunia dan akhiratnya dengan menyadari bahwa
hidup di dunia akan ada akhirnya, dan bekal hidup di akhirat hanyalah amal shaleh
yang kita lakukan selama hidup didunia.
Sebagai umat islam kita dilarang untuk menjadi beban orang lain, maka dari
itu kita harus berusaha untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari hari dengan
kemampuan kita sendiri.
3. Pelajaran yang dapat diterapkan
Dalam sebuah ungkapan dikatakan bahwa dunia adalah ladang akhirat (ad-dunya
mazra’at al-akhirah). Maksudnya adalah bagaimana kita harus bersikap terhadap
dunia untuk menjadikannya sebagai ladang di mana kita menanam berbagai amal
baik untuk dipanen nantinya di akhirat. Jika amal yang kita tanam berasal dari
bibit yang kurang baik, kita harus bersiap memanen hasil yang kurang baik.
Sebaliknya jika yang kita tanam berasal dari bibit yang baik, maka kita akan
bergembira dengan hasil yang baik pula di akhirat kelak. Allah berfirman, “Siapa
yang mengerjakan kebaikan seberat dzarrahpun dia akan melihat (balasan)nya.
Siapa yang mengerjakan kejahatan sebesar dzarrahpun dia akan melihat
(balasan)nya pula

Anda mungkin juga menyukai