Anda di halaman 1dari 1

1927

Tidak diketahui kapan restoran-restoran di Jalan Pancoran mulai tumbuh, yang pasti, dalam foto hitam
putih bertahun 1927. Belum terlihat banyaknya restoran di kawasan itu. Berdasarkan cerita warisan
orang tua warga di Jalan Pancoran, adalah Restoran Zhong Hua yang populer di kawasan pemukim
Belanda. Restoran-restoran lainnya yang populer adalah Kam Leng, Beng Hiong, Kwetiau Sapi A Ciap, Tay
Too Lin, Shi Hay Juan, dan lainnya

Hampir semua jenis masakan Cina atau Chinese Food, dijajakan disini. Tapi adapula restoran yang
menyajikan masakan Betawi; soto, sop, dan sate kambing. Suasana Jalan Pancoran berubah total
menjelang Imlek, Sekujur jalan di penuhi pedagang keperluan Imlek, mulai dari berbagai buah yang
menjadi simbool dalam kepercayaan masyarakat Tionghoa, sampai aneka lampion dan hio.

Suasana malam di Jalan Pancoran sebelum 1940-an adalah surga bagi masyarakat kelas atas yang suka
jajan.

Masa Penjajahan Jepang

Ketika Jepang mendarat di Jakarta dan mengusir Belanda. Jalan Pancoran sebagai kawasan wisata
kuliner mengalami kemunduran. Kecuali serdadu Jepang yang lalu lalang, tidak ada lagi pengunjung ke
kawasan ini lagi.

1945

Setelah Jepang hengkang, belum banyak kegiatan bisnis yang bisa dilakukan masyarakat Glodok dan
Jalan Pancoran. Namun perjuangan diplomasi yang ditempuh Indonesia di tahun-tahun setelah 1945,
menciptakan sedikit ruang bagi rakyat untuk sekedar menghirup udara aman.

Jalan Pancoran kembali menggeliat, restoran-restoran kembali buka dan masyarakat elite Jakarta datang
berkunjung. Petinggi militer Belanda yang bercokol di Jakarta, menjadi pelanggan setia restoran-
restoran di Jalan Pancoran. Kapten Raymond Westerling, arsitek pembantaian 40 ribu rakyat Sulawesi
Selatan. Kerap menikmati bir di salah satu restoran.

Abad 20

Memasuki abad 20, Jalan Pancoran tumbuh dengan identitas barunya. Sejumlah bangunan bergaya
arsitektur Cina dan Eropa tumbuh di kedua sisi. Ahli-ahli pengobatan Cina dan Shinse membuka praktek
di sini. Namun yang membuat kawasan ini ramai adalah munculnya banyak restoran Cina

Wisata kuliner Pecinan, sangat kaya dengan makanan Cina lokal dan bahan-bahannya. Wisatawan
muslim perlu memperhatikan masakan yang halal dan non-halal.Masakan seperti bebek Peking, mie dan
babi goreng dapat ditemukan di tempat ini.

Bahan-bahan untuk masakan spesial, seperti bulus ubtuk pengobatan serta makanan laut dan kodok
juga bisa ditemukan di sini. Lokasi pusat kuliner terdapat di Gang Kalimati dan Gang Gloria yang
terkenal, antara lain Ci Cong Fan (mirip kwetiau), Mipan, Es Cin Cau hijau, Soto Tangkar, Kopi Tak Kie,
Gado-gado Direksi, dan Soto Betawi Afung

Anda mungkin juga menyukai