Communication Privacy management

Sebuah teori baru yang lebih lanjut menguraikan proses dialektis dalam hubungan adalah

komunikasi privacy management yang dikemukakan oleh sandra petonio. Fokus utama dari

teori ini adalah pengelolaan ketegangan antara keterbukaan dan privacy, diantara apakah

sebuah informasi harus menjadi informasi “Publik” atau menjadi informasi “Privat”. Menurut

petonio, individu yang tengah terlibat dalam sebuah hubungan, terus menerus mengelola

informasi informasi “publik” dan “privat” yang dimilikinya berdasarkan pikiran dan perasaan

mereka. Terkadang sebuah batasan bersifat permeable sehingga sebuah informasi dapat

dibagikan. Namun terkadang boundaries yang ada bersifat impermeable sehingga informasi

yang ada tidak akan pernah dibagikan. Dalam perjalanannya, sebuah batasan tentu akan

mengalami sebuah perubahan, sebuah siatuasi tertentu dapat mempengaruhi terbuka atau

tertutupnya sebuah batasan yang ada. Mempertahankan sebuah batasan yang tertutup dapat

meningkatkan tingkat kemandirian dan keamanan yang lebih tinggi, sedangkan membuka

batasan akan meningkatkan keintiman dalam sebuah hubungan meskipun juga menambah

rentan hal personal yang dimiliki seseorang. Peristiwa dimana di satu sisi seseorang

membutuhkan batasan untuk berbagi sementara di sisi lain ia ingin melindungi dirinya terjadi

dalam setiap hubungan sehingga seseorang perlu menegosiasikan dan mengkoordinir batasan

yang dimilikinya. Hal tersebut dilakukan seseorang dengan cara mengatur kapan ia harus

membuka dirinya, dan kapan ia harus menutup rapat rapat informasi pribadi yang

dimilikinya. Selain itu ini juga meliputi kapan pasangan menyampaiakn sebuah informasi

personal, dan bagaimana seseorang harus menanggapinya. Kita semua memiliki rasa

kepemilikan informasi tentang diri kita, dan kita merasa kita memiliki hak untuk

mengendalikan informasi itu, dan kapan dan bagaimana untuk mengungkapkan itu. Petronio

melihat keputusan ini membuat proses pembuatan sebagai dialektis-interaksi antara tekanan

untuk mengungkapkan dan untuk menyembunyikan.

Sebuah pasangan tidak membuat keputusan sederhana saat mereka menentukan sebuah

batasan yang ada, dibagian mana mereka harus mengungkapkan informasi yang dimilikinya

dan dibagian mana mereka tidak mengungkapkan informasi itu, semua keputusan tersebut

tidak diambil berdasar pertimbangan standart cost dan reward yang dimiliki oleh seseorang

saja, melainkan keputusan akan batasan yang ada tersebut harus diambil dan ditentukan

bersama. Karena itu mereka bersama-sama harus mencari tahu bagaimana mengelola sebuah

"ketegangan" antara keterbukaan dan penyembunyian sebuah informasi tertentu serta alasan

apa yang melatarbelakanginya.

Sebuah proses pengungkapan informasi bukan merupakan keputusan individual yang

sederhana. Hal ini merupakan suatu suatu proses kompleks yang didasarkan pada sebuah

aturan dalam hubungan yang meliputi persetujuan dalam cost dan reward yang ada dalam

hubungan tersebut.

Petronio melihat pengaturan batas sebagai proses yang berbasis aturan. Hal ini bukan bukan

hanya berkaitan dengan keputusan individu semata, namun peristiwa ini adalah hasil

negosiasi dari aturan yang informasi akan disimpan dan dikelola.

Petronio therefore sees boundary management as the rule-based process. It is not not merely
an individual decision-“Do I Tell or Not?” rather, it is a negotiation of the rules by which the
information will be kept and managed. When a married woman thinks she might be pregnant,
she will usually consider when and how to reveal it. Some women will tell their husbands
immediately. Others will wait a while to make sure all goes well. Eventually, when the
woman tells her husband, the information becomes co-owned and the couple will need to
dicuss when and how to make it know to others. Do they tell other family member first? Do
they announce it to all of their friends and family at the same tim? When and how do they
reveal that they are expecting? Some couples wait until “it shows”. Other may rush to tell
everyone as soon as the test shows positive

The rule for boundary management are developed, in part, with a kind of risk- benefit ratio.
What do you have to gain from disclosing private information, and what risks come into
play? Risk assessment means thinking about the costs and rewards of revealing the
information. For example, if you have had a series of miscariages, you may find that
revealing a new pregnancy is very risky. On the other hand, if you have been trying to get
pregnant and this is your first one, you may want to share your joy with your friends and
family immediately and receive their congratulations and support in return.

Other criteria are also used to make these rule decisions, including, for example cultural
expectations, gender differences, personal motivation and situational demands. When you
become pregnant, you will probably decide whom and when to tell the based on your sense of
privacy as a woman, how pregnancy has been traditionally handled in your family, how you
are personally feeling about it, and even how many children you already have.

Boundary rules do change as circumtances change. Some rules are persistent, routine, and
dependable. There may be a long-standing rule among family members, for example, not to
discuss family finances with others. This rule could last for years and years, and yet at some
point, maybe in retirement, it changes as the benefit of discussing money with friends become
productive.

Negotiating the rules for co-ownership of information can be tricky. The various parties who
share private information must coordinate and synchornize their behavior. Explicit and
implicit agreements must be forged about how to manage shared information. Partners must
negotiate rules about boundary permeability, or how open or closed the boundary is supposed
to be. This is why a married couple will discuss how and when to reveal that they are
expecting a baby. Partners also need to negotiate rules about boundary linkage, which
involves an agreement about who is in and who is out. In other words, who is included within
our boundary, and who is not. So, for example the couple may agree that their parents can be
told about the pregnancy, but no one else. Third,partners must negotiated boundary
ownership, or the rights and responsibilities of the co-owners. This is a clear concern when
you tell someone something and then swear him to secrecy. Permeability, linkage, and
ownership, the are all part of boundary coordination.

Boundary rules are sometimes ambigous. Sometimes, too, persons in a relationship

deliberately violate the rules. Gossiping about something you know is private is a good
example of this type of violation. When this occurs, sanctions may be involved. For example,
you may be reluctant to reveal future private information to a person who violated your rules
of privacy. Petronio refers to these moments of fuzzy, unshared, or violated boudary rules as
boundary turbulence. Such turbulence is frequently the sourche of conflict and presents the
need for stronger or more careful action in establishing or changging the rules.