Anda di halaman 1dari 15

MATA KULIAH

MANAJEMEN PENDIDIKAN NASIONAL


RINGKASAN MATERI

Nama Mahasiswa : Ertina Sulisia Jodie


NPM : 20510192
Mata Kuliah : Manajemen Pendidikan Nasional
Semester/Kelas :I/E

PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN (S2)


PASCASARJANA UNIVERSITAS PGRI SESMARANG
RINGKASAN MATERI

KEPEMIMPINAN DALAM MODEL MBS

Konsep Dasar/Hakekat Kepemimpinan

Kepemimpinan adalah kemampuan yang harus dimiliki oleh seorang pemimpin


(leader) tentang bagaimana menjalankan kepemimpinannya (to lead) sehingga
pengikut dapat bergerak sesuai dengan yang diinginkan dalam mencapai tujuan
yang ditetapkan sebelumnya.
Dalam memberikan pengertian kepemimpinan terdapat tiga pendekatan:
1. Pendekatan Sifat;
2. Pendekatan Perilaku;
3. Pendekatan Kontigensi

1. Pendekatan sifat

Dalam pendekatan sifat timbul pemikiran bahwa pemimpin iti dilahirkan,


pemimpin bukan dibuat. Pemikiran semacam itu dinamakan pemikiran
“Hereditary” (turun temurun). Pendekatan secara turun temurun bahwa
pemimpin dilahirkan bukan dibuat, pemimpin tidak dapat memperoleh
kemampuan dengan belajar/latihan tetapi dari menerima warisan, sehingga
menjamin kepemimpinan dalam garis turun temurun dilakukan antar anggota
keluarga. Dengan demikian kekuasaan dan kesejahteraan dapat
dilangsungkan pada generasi berikutnya yang termasuk dalam garis
keturunan keluarga yang saat itu berkuasa.

2. Pendekatan Perilaku

Pendekatan perilaku adalah keberhasilan dan kegagalan seorang pemimpin itu


dilakukan oleh gaya bersikap dan bertindak pemimpin yang bersangkutan.
Gaya bersikap dan bertindak akan tampak dari cara memberi perintah,
memberi tugas, cara berkomunikasi, cara membuat keputusan, cara
mendorong semangat kerja bawahan, cara menegakkan disiplin, cara
pengawasan dan lain-lain. Bila dalam melakukan tindakan dengan cara lugas,
keras, sepihak yang penting tugas selesai dengan baik, dan yang bersalah
langsung dihukum, gaya kepemimpinan itu cenderung bergaya otoriter.

3. Pendekatan Kontingensi

Dalam pandangan ini dikenal dengan sebutan “One Best Way” (Satu yang
terbaik), artinya untuk mengurus suatu organisasi dapat dilakukan dengan
paralek tunggal untuk segala situasi. Padahal kenyataannya tiap-tiap
organisasi memiliki cirri khusus bahkan organisasi yang sejenis akan
menghadapi masalah berbeda lingkungan yang berbeda, pejabat dengan
watak dan perilaku yang berbeda. Oleh karena itu tidak dapat dipimpin
dengan perilaku tunggal untuk segala situasi. Situasi yang berbeda harus
dihadapi dengan perilaku kepepimpinan yang berbeda.

Tipologi ciri/karakteristik Kepemimpinan


Ada beberapa ciri/karakteristik Kepemimpinan menurut pendapat Siagian (1997)

Pemimpin Otokratis
Ciri-ciri pemimpin Otokratis : biasa memperlihatkan kekuasaannnya, karena dia
merasa tanggungjawab ada pada pemimpin, bukan pada orang lain, dia bekerja
keras, teliti dan tertib. Ia menghendaki agar bawahnnya juga bekerja keras dan
sungguh sungguh, dia takut apabila bawahannya tidak bekerja sesuai dengan
keinginannya, karena itu dia melakukan pengawasan yang sangat ketat. Suasana
sekolah tegang dengan disiplin tinggi, dalam memimpin rapat dia bersifat tegas
dan cepat. Dalam rapat para guru jarang diberi kesempatan untuk maenyampaikan
masukan.

Pemimpin Pseudodemo- kratis


Ciri-ciri pemimpin Pseudodemokratis : pemimpin tipe ini berpura-pura
memperlihatkan demokratis, dia ingin memberi kesan sungguh-sungguh seorang
demokrat.Dalam rapat banyak memberi kesempatan guru untuk berpendapat,
tetapi sesungguhnya pemimpin tipe ini sudah memanipulasi sedemikian rupa
sehingga pendapatnyalah yang harus disetujui dan diterima. Jika ada guru yang
tidak sependapat guru itu tidak berani menentangnya. Kimball Willes menyebut
cara memimpin seperti itu adalah diplomatic manipulation (manipulasi
diplomatis)

Pemimpin Laisseze faire


Ciri-ciri pemimpin Laissez Faire : pemimpin tipe ini memberi kebebasan pada
bawahannya untuk bekerja sesuka hati dan berinisiatif menurut potensi masing-
masing. Ia membiarkan guru bekerja menurut gayanya sendiri, mereka tidak
diberikan bimbingan. Pemimpin tipe ini juga tidak membuat rencana. Rapat
dewan guru sering diadakan biasanya berlangsung lama dan bertele-tele, tanpa
acara.

Pemimpin Demokratis
Ciri-ciri pemimpin Demokratis : pemimpin ini menghargai dan menghormati
pendapat tiap guru, ia memberi kesempatan, mendorong pada para guru untuk
mengembangkan pikiran- pikiran menurut versi masing-masing untuk kemajuan
sekolah.Setiap guru ditumbuhkembangkan rasa memiliki terhadap sekolah.
Tangung jawab tidak hanya terletak pada pemimpin tetapi juga bawahan.

Pengambilan keputusan
Menurut Max (1972) ;pengambilan keputusan merupakan pemilihan dari beberapa
alternatif. Definisi ini mengndung 3 (tiga ) pengertian : ada pilihan atas dasar
logika/pertimbangan, ada beberapa alternatif yang dipilih adalah salah satu yang
terbaik keputusan yang dipilih makin mendekati tujuan yang ditetapkan ( James
A.F.Stoner : 1998)

Pengambilan keputusan adalah suatu pendekatan yang sistematis terhadap hakekat


alternative yang dihadapi dan mengambil tindakan yang menurut perhitungan
merupakan tindakan yang paling cepat. ( G.R.Terry )
 Dasar Intuisi
 Dasar Pengalaman
 Dasar fakta.
 Dasar wewenang.
 Dasar rasional.

Kepemimpinan dalam model Manajemen Berbasis Sekolah (MBS)

Pengertian Manajemen Berbasis Sekolah


Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) yaitu model pengelolaan yang memberikan
otonomi atau kemandirian kepada sekolah atau madrasah dan mendorong
pengambilan keputusan partisipatif yang melibatkan secara langsung semua warga
sekolah atau madrasah sesuai dengan standar pelayanan mutu yang ditetapkan
oleh pemerintah pusat, Provinsi, Kabupaten dan Kota.
Manajemen berbasis Sekolah (MBS) merupakan sistem pengelolaan sekolah yang
menjadikan lembaga sekolah sebagai institusi yang memiliki otonomi luas dengan
segala tanggungjawabnya untuk mengembangkan dan melaksanakan visi, misi,
dan tujuan-tujuan yang disepakati

Praktek Kepemimpinan Model Manajemen Berbasis Sekolah


Dalam melaksanakan MBS menurut Komite Reformasi Pendidikan, kepala
sekolah perlu memiliki kepemimpinan yang kuat, partisipatif, dan demokratis.
Untuk mengakomodasikan persyaratan ini kepala sekolah perlu mengadopsi
kepemimpinan transformasional (Nurkolis, 2002:171).
Ciri-ciri kepemimpinan transformasional sejalan dengan gaya manajemen model
MBS yaitu sabagai berikut :
 Adanya kesamaan yang paling utama, yaitu jalannya organisasi yang tidak
digerakkan oleh birokrasi, tetapi oleh kesadaran bersama.
 Para pelaku mengutamakan kepentingan organisasi dan bukan kepentingan
pribadi.
 Adanya partisipasi aktif dari pengikut atau orang yang dipimpin.
Kepemimpinan Kepala Sekolah yang efektif
 Mampu memberdayakan guru-guru untuk melaksanakan proses pembelajaran
dengan baik, lancar dan produktif.
 Dapat melakukan tugas dan pekerjaan sesuai dengan waktu yang telah
ditetapkan.
 Mampu menjalin hubungan yang harmonis dengan masyarakat sehingga
dapat melibatkan
 mereka secara aktif dalam rangka mewujudkan tujuan sekolah dan tujuan
pendidikan.
 Berhasil menerapkan prinsip kepemimpinan yang sesuai dengan tingkat
kedewasaan guru dan pegawai lain di sekolah.
 Bekerja dengan tim manajemen.
 Berhasil mewujudkan tujuan sekolah secara produktif sesuai dengan
ketentuan yang telah ditetapkan.
PERAN KEPALA SEKOLAH
DALAM MENCAPAI TUJUAN PENDIDIKAN

Kepala Sekolah adalah guru yang diberi tugas untuk memimpin dan
mengelolasatuan Pendidikan yang meliputi Taman Kanak-kanak (TK), Taman
Kanak- kanal Luar Biasa (TKLB), sekolah dasr (SD), sekolah dasar luar biasa
(SDLB), sekolah menengah pertama (SMP), sekolah menengah pertama luar biasa
(SMPLB), sekolah menengah atas (SMA), sekolah menengah atas luar biasa
(SMALB), sekolah menengah kejuruan (SMK), sekolah menengak kejuruan luar
biasa (SMKLB), atau sekolah Indonesia di luar negeri (Permendikbud Nomor 6
Tahun 2018 tentang Penugasan Guru sebagai Kepala Sekolah).

Peran penting Kepala Sekolah


1. Kepala sekolah sebagai pemimpin
2. Kepala sekolah sebagai pendidik (educator).
3. Kepala sekolah sebagai manajer
4. Kepala sekolah sebagai administrator
5. Kepala sekolah sebagai supervisor
6. Kepala sekolah sebagai inovator
7. Kepala sekolah sebagai motivator

1. Kepala sekolah sebagai pemimpin


• Mampu mengambil keputusan
• Mampu berkomunikasi
• Memahami kondisi tenaga pendidik
• Memahamki kondisi peserta didik
• Menerima masukan saran dan kritik
• Mengembangkan visi misi (arah)
• Mengarahkan Memahami Visi/ Misi kepala sekolah
• untuk menncapai visi/ misi (Berkomunikasi)
• Memotivasi
Kepala sekolah harus menggunakan strategi yang tepat untuk meningkatkan
profesionalisme tenaga pendidik dan kependidikan di sekolahnya,
menciptakan iklim sekolah yang kondusif, memberikan motivasi dan nasehat
kepada seluruh warga sekolah serta melaksanakan berbagai model
pembelajaran yang menarik

2. Kepala sekolah sebagai pendidik (educator)


a. mengikut sertakan pendidik dalam berbagai kegiatan pendidikan dan
latihan, KKG, atau Pendidikan lanjutan;
b. menggunakan waktu belajar secara efektif dan efisien untuk kepentingan
pembelajaran

3. Peran kepala sekolah sebagai manajer


Kepala sekolah sebagai menejer harus melakukan manajemen (mengelola)
sekolah yang berorientasi pada pencapaian tujuan pendidikan dengan
aktivitas manajemen :
* Planing
* Organizing
* Actuating
* Controling
sebagai manajer, kepala sekolah harus memiliki strategi yang tepat untuk
memberdayakan tenaga pendidik dan tenaga kependidikan melalui kerjasama
secara kooperatif, memberikan kesempatan untuk meningkatkan profesinya,
mendorong keterlibatan seluruh tenaga kependidikan yang menunjang
program sekolah, memberdayakan sumberdaya yang tersedia untuk
meningkatkan mutu sekolah

4. Peran kepala sekolah sebagai administrator


Sebagai administrator kepala sekolah bertanggung jawab atas kelancaran
segala kegiatan yang berkaitan dengan:
- pencatatan,
- penyusunan dan dokumentasi program
- kegiatan sekolah
- mengelola kurikulum
- administrasi sarana dan prasarana
- administrasi kesiapan
- administrasi keuangan.

Untuk mengetahui sejauh mana guru mampu melaksanakan pembelajaran,


secara berkala kepala sekolah perlu melaksanakan kegiatan supervisi, yang
dapat dilakukan melalui kegiatan kunjungan kelas untuk mengamati proses
pembelajaran secara langsung, terutama dalam pemilihan dan penggunaan
metode, media yang digunakan dan keterlibatan siswa dalam proses
pembelajaran.

5. Peran kepala sekolah sebagai inovator

Kepala sekolah sebagai inovator akan tercermin dari cara cara ia melakukan
pekerjaannya secara konstruktif, kreatif, delegatif, integratif, rasional,
objektif, pragmatis, keteladanan.

6. Peran kepala sekolah sebagai motivator


Dalam kaitanya Kepala Sekolah sebagai Motivator (Pencipta iklim kerja);
Mampu mengatur lingkungan kerja baik fisik maupun non fisik; Menetapkan
prinsip penghargaan (reward) dan hukuman (punishment); Menciptakan
hubungan kerja yang demokratis, harmonis dan dinamis diantara guru,
karyawan dan siswa, lingkungan masyarakat; Menanamkan nilai-nilai
nasionalisme.

PERAN KOMITE SEKOLAH


Definisi Komite Sekolah
UU No 20 Tahun 2003
Komite Sekolah / Madrasah adalah badan mandiri yang mewadahi peran serta
masyarakat dalam rangka meningkatkan mutu, pemerataan, dan efisiensi
pengelolaan pendidikan di satuan pendidikan madrasah, baik pada pendidikan
prasekolah maupun pendidikan dasar dan menengah

Keputusan Mendiknas no 044/U/2002


Komite Sekolah adalah badan mandiri yang mewadahi peranserta masyarakat
dalam rangka meningkatkan mutu, pemerataan, dan etisiensi pengelolaan
pendidikan di satuan pendidikan, baik pada pendidikan pra sekolah, jalur
pendidikan sekolah maupun jalur pendidikan luar sekolah

Definisi Komite Sekolah


Permendikbud No 75 tahun 2016
Komite Sekolah adalah lembaga mandiri yang beranggotakan orangtua/wali
peserta didik, komunitas sekolah, serta tokoh masyarakat yang peduli pendidikan

Mulyono
komite sekolah merupakan suatu badan yang berfungsi sebagai forum resmi untuk
mengakomodasikan dan membahas hal-hal yang menyangkut kepentingan
kelembagaan sekolah

Maksud dibentuknya komite sekolah adalah agar ada suatu organisasi masyarakat
sekolah yang mempunyai komitmen dan loyalitas serta peduli terhadap
peningkatan kualitas pendidikan. Komite Sekolah yang dibentuk dikembangkan
secara khas dan berakar dari budaya, demografis, ekologis, nilai kesepakatan,
serta kepercayaan yang dibangun sesuai dengan potensi masyarkat setempat
merupakan pengembang kekayaan filosofis masyarakat secara kolektif

Tujuan Pembentukan Komite


1) Mewadahi dan menyalurkan aspirasi dan prakarsa masyarakat dalam
melahirkan kebijakan operasional dan program pendidikan di satuan
pendidikan

2) Meningkatkan tanggung-jawab dan peran serta masyarakat dalam


penyelenggaraan pendidikan di satuan pendidikan

3) Menciptakan suasana dan kondisi transparan, akuntabel, dan demokratis


dalam penyelenggaraan dan pelayanan pendidikan yang bermutu di satuan
pendidikan

Peran Masyarakat UU no 20 Tahun 2003 Pasal 56


a. Masyarakat berperan dalam peningkatan mutu pelayanan pendidikan yang
meliputi perencanaan, pengawasan, dan evaluasi program pendidikan melalui
dewan pendidikan dan komite sekolah/madrasah
b. Dewan pendidikan sebagai lembaga mandiri di bentuk dan berperan dalam
peningkatan mutu pelayanan pendidikan dengan memberikan pertimbangan,
arahan, dan dukungan tenaga, sarana, dan prasarana serta pengawasan
pendidikan di tingkat nasional, provinsi dan kabupaten/kota yang tidak
mempunyai hubungan hierarkis
c. Komite sekolah/madrasah sebagai lembaga mandiri di bentuk dan berperan
dalam peningkatan mutu pelayanan dan memberikan pertimbangan, arahan,
dan dukungan tenaga, sarana dan prasarana serta pengawasan pendidikan
pada tingkat satuan pendidikan.

Peran Komite Sekolah.


Sebagai Lembaga Pemberi pertimbangan (advisory agency) Sebagai Lembaga
Pendukung (supporting agency)
Sebagai Lembaga Pengontrol (controlling agency)
Sebagai Mediator

Fungsi Komite Sekolah


a. Memberikan pertimbangan dalam penentuan dan pelaksanaan kebijakan
pendidikan
b. menggalang dana dan sumber daya pendidikan lainnya dari masyarakat baik
perorangan/organisasi/dunia usaha/dunia industri maupun pemangku
kepentingan lainnya melalui upaya kreatif dan inovatif;
c. Mengawasi pelayanan pendidikan di Sekolah sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan; dan
d. menindaklanjuti keluhan, saran, kritik, dan aspirasi dari peserta didik,
orangtua/wali, dan masyarakat serta hasil pengamatan Komite Sekolah atas
kinerja Sekolah

Keanggotaan Komite terdiri atas unsur–unsur :


a. orang tua/wali dari siswa yang masih aktif pada Sekolah yang bersangkutan
b. tokoh masyarakat;
c. pakar pendidikan

AD dan ART memuat hal sebagai berikut:


Dasar, tujuan dan kegiatan; keanggotaan dan kepengurusan; hak dan kewajiban
anggota dan pengurus;keuangan; mekanisme kerja dan rapat-rapat; perubahan AD
dan ART; dan pembubaran organisasi.

TUJUAN DAN FUNGSI KANOR UPTD


Landasan Terbentuknya UPTD
Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004, bahwa prinsip pemberian otonomi daerah
sesungguhnya adalah penyelenggaraan otonomi daerah yang dilaksanakan dengan
memperhatikan aspek demokrasi, keadilan, pemerataan serta potensi dan
keragaman daerah
Pelaksanaan Otonomi Daerah dalam undang-undang No 32 Tahun 2004 yang
memberi peluang kepada Pemerintah Daerah untuk melaksanakan berbagai
kewenangan yang lebih luas dalam rangka mengurus rumah tangga daerah
termasuk didalamnya berupa implementasi otonomi daerah oleh Pemerintah
Kecamatan.

Pengertian Kantor UPTD


Unit Pelaksana Teknis Daerah atau disingkat UPTD dalam hal ini adalah UPTD
Pendidikan merupakan lembaga yang melaksanakan kebijakan pemerintah
Kabupaten/Kota dalam bidang pendidikan dan merupakan perpanjangan tangan
Dinas Pendidikan Kabupaten atau Kota dalam mengimplementasikan peraturan
dan kebijakan dalam pendidikan di tingkat Kecamatan.

Tujuan UPTD
Pembagian kerja, hubungan kerja, struktur kerja, tugas dan tanggung jawab,
pendelegasian wewenang menjadi sangat esensial dalam mencapai tujuan yang
ditentukan untuk meningkatkan efektifitas dan efisien dalam penyelenggaraan
pembangunan bidang pendidikan.

Tugas dan Fungsi UPTD


1. Tugas dan fungsi Kepala UPTD
a) Mengkoordinir dan mengawasi pelaksanaan tugas pegawai yang berada
dibawah wewenangnya, dengan memberikan petunjuk-petunjuk teknis
secara efektif sehingga yang diharapkan dapat tercapai.
b) Untuk mengajukan usul rencana maupun sasaran kepada kepala Dinas
Pendidikan.
c) Bertanggung jawab pada kerja pegawai UPTD
2. Tugas dan Fungsi KA SUB BAG TU
a) Membantu Kepala UPTD Pendidikan dan Kebudayaan dibidang tugasnya.
b) Merumuskan rencana dan program kerja tahunan bagi tata usaha.
c) Mengatur pelaksana rapat UPTD.
d) Merumuskan laporan tahunan ketata usahaan.

3. Tugas dan Fungsi Pengawas


a. Menerima dan mengelolah laporan guru.
b. Untuk mengusulkan pensiun PNS.
c. Membuat dan mengetik DP3.
d. Membuat buku register untuk PNS.

4. Tugas dan Fungsi Penilik


a. Untuk membantu dibidang keuangan pada.
b. Untuk membantu dibidang pengawasan.
c. Melaksanakan tugas yang diberikan oleh UPTD dari Kasubag TU.

5. Tugas dan Fungsi Kepegawain


a. Menyusun agendaris pada UPTD.
b. Untuk menyimpat surat-surat yang ada pada UPTD.
c. Menyusun kearsipan.
d. Mengeluarkan izin berpergian jalan dan cuti PNS.
e. Rekapitulasi absen.

6. Tugas dan Fungsi Sarana dan Prasarana


a. Menerima laporan bulanan dari sekolah.
b. Mengisi buku inventaris barang
c. Mencatat barang yang masuk dan yang keluar.
d. Memberi nomor pada barang inventarisperbaikan dan pemeliharaan
barang.

7. Tugas dan Fungsi Keuangan


a. Membuat permintaan gaji Guru/PNS.
b. Mengisi buku kas umum.
c. Membuat permintaan Gaji Guru kontrak.
d. Membuat permintaan kesejahteraan Guru PNS dan honor.
e. Membuat berita acara pemeriksaan kas.

8. Tugas dan fungsi Kebersihan dan keamanan


a. Bertanggung jawab pada kebersihan kantor.
b. Bertanggung jawab pada keamanan kantor.
c. Membuka dan menutup kantor .
d. Membantu bagian sarana dan prasarana.
e.
Bagan Struktur Kepegawain UPTD
KEPALA UPTD

KASUBAG TU

KELOMPOK FUNGSIONAL TUGAS TEKNIK OPERASIONAL

PENGAWAS PENILIK PEGAWAAI SARPRAS KEUANGAN

Anda mungkin juga menyukai