Kajian IPLT ini meliputi aspek teknis (sistem pengolahan, kapasitas bangunan,
dimensi bangunan, dan kondisi bangunan).
Hasil dari tugas ini ialah memberikan informasi mengenai kondisi IPLT di
Indonesia dan saran sistem pengolahan lumpur tinja yang sesuai untuk
diaplikasikan di Indonesia
Metoda Studi
Analisa KD dari
Review status kondisi
berbagai literatur dan
Pengumpulan data bangunan IPLT:
jurnal rekomendasi
mentah 134 IPLT pengolahan data
kriteria desain
(pembuatan diagram)
bangunan yang sesuai
Analisa sistem
Sampel 11 IPLT:
Kesimpulan: pengolahan terpakai
analisa sistem
rekomendasi unit (membandingkan
pengolahan , kondisi
pengolahan yang keuntungan dan
bangunan dan
paling tepat kelbihan sistem
pemenuhan KD
pengolahan)
Analisa dan Pembahasan
Analisa data 134 IPLT
Analisa dan Pembahasan
Analisa data 134 IPLT Unit Bangunan Pengendapan Awal
SSC + DA Tangki Imhoff N/A
Bangunan 7%
Status Kondisi Bangunan IPLT Baik:
Operasi 27%
Bangunan Optimal
Rusak: Tidak 6% 66%
Beroperasi
20%
Bangunan Baik:
Bangunan Operasi Tidak
Rusak: Operasi Optimal
Tidak Optimal 41%
27%
Bangunan Baik:
Blm/tidak
beroperasi
6%
Analisa Kriteria Desain
Kriteria Desain Tangki Imhoff
Departemen Sasse, Crites, EPA,
Parameter Kriteria Desain
PU, 1998 1998 1999 1999
Zona Sedimentasi
Waktu detensi ruang sedimentasi (jam) ≥ 1,5 ≤2 2-4 2-4
Rasio P:L (2–4) : 1 - (2-5) : 1 (2-5) : 1
Tinggi zona sedimentasi (m) 1,5-2 - - -
Tinggi zona netral (m) ≥ 0,54 - - -
Kedalaman tangki total (m) 6-9 - 7-9,5 ≤ 10
Tinggi jagaan air (m) 0,2-0,3 - 0,45-0,6 -
Jumlah unit ≤2 - - -
Efisiensi pemisahan padatan
40-60 40-60 - -
tersuspensi ruang sedimentasi (%)
Zona Gas
Area (% area total) 25-30 - 15-30 -
Lebar ventilasi gas (mm) 450-600 - 450-760 -
Zona Lumpur
Waktu detensi (bulan) 1-2 - 4-8 -
Diameter pipa lumpur (mm) ≥ 150 150 200-300 -
Analisa Kriteria Desain
Kriteria Desain Tangki Imhoff
Kriteria
Parameter Resume
Desain
Zona Sedimentasi
Waktu detensi ruang sedimentasi (jam) ≥ 1,5a) ≥ 1,5a)
Rasio P:L (2-5) : 1 b) (2-5) : 1 b)
Tinggi zona sedimentasi (m) 1,5-2 a) 1,5-2 a)
Tinggi zona netral (m) ≥ 0,54 a) ≥ 0,54 a)
Kedalaman tangki total (m) 6-9 a) 6-9 a)
Tinggi jagaan air (m) 0,2-0,3 a) 0,2-0,3 a)
Jumlah unit ≤ 2 a) ≤ 2 a)
Efisiensi pemisahan padatan tersuspensi ruang sedimentasi (%) 40-60 a) 40-60 a)
Zona Gas
Area (% area total) 15-30 b) 15-30 b)
Lebar ventilasi gas (mm) 450-600 a) 450-600 a)
Zona Lumpur
Waktu detensi (bulan) 1-2 a) 1-2 a)
≥ 150 a)
Diameter pipa lumpur (mm) 150-300
200-300 b)
Sumber: a)Departemen PU (1998)
b)Crites (1999)
Analisa Kriteria Desain
Kriteria Desain Solids Separation Chamber + Drying Area
Parameter Besaran Satuan
SSC
Tebal lapisan pasir 20 - 30 cm
Tebal lapisan kerikil 20 - 30 cm
Waktu pengisian truk tinja 5 Hari
H lumpur tinja diatas pasir 30 - 50 cm
Waktu pengeringan 5 - 12 hari
DA
waktu pengeringan cakedi drying area 7 -5 hari
waktu pengambilan cake matang 1 hari
Ketebalan cake 10 - 30 cm
Tebal lapisan pasir 15 - 30 cm
Kadar air 20 %
Kadar solid 80 %
Sumber: Hermana, 2008
Analisa Kriteria Desain
Kriteria Desain Kolam Anaerobik
Departemen Sasse, WSP, von Sperling, Metcalf dan
Parameter
PU, 1998 1998 2007 2005 Eddy, 2014
Tinggi air (m) 1,8-2,5 2-6 2-5 3,5-5 2,4-4,9
Tinggi jagaan (m) 0,3-0,5 - - -
Rasio P : L (2-4) : 1 - 3:1 -
Beban BOD volumetric (g BOD/m 3.hari) 500-800 300-500 100-400 - -
Efisiensi penyisihan BOD (%) ≥ 60 50-70 > 60 - 50-85
Waktu detensi (hari) - 1-30 2-5 3-6 20-50
Rancangan
Moore, Peraturan Menteri U.S EPA, Xia dan
Parameter JSWA, 2013 PU, 2014
2003 2000 Liu, 2004
Degayu Dumpoh Ngembak Kaliboto Tambak Lorok Sampit Keputih Mojosari Kalimulya Kerambitan Puulongdiga
Kapasitas Desain
47,75 20,5 9 100 70 50 400 25 70 27 -
(m3)
Kapasitas Terpakai
36 6 0,67 1,5 61 3,8 99,9 12 48 7,5 18
(m3)
Bak
Bak Bak Pengumpul,
Bak Pengumpul, Pengumpul, Tangki Imhoff, Bak Pengumpul SSC, Kolam
Tangki Imhoff, Bak Pengumpul, Kolam Tangki Imhoff,
Bak Pengumpul, Kolam Kolam Kolam Kolam SSC+DA, OD, dan Anaerobic Stabilisasi, dan
Unit Pengolahan Pengumpul, dan Kolam Kolam Stabilisasii, dan Kolam Stabilisasi,
Stabilisasi, dan SDB Stabilisasi, dan Stabilisasii, dan Stabilisasi, dan dan SDB Sludge lahan pengering
Stabilisasi Stabilisasi, dan lahan pengering dan SDB
SDB lahan pengering SDB Biodigester lumpur
SDB lumpur
lumpur
Kolam
Fakultatif dan
Maturasi Fungsi Kolam Kondisi
Tak ada pompa Kolam kondisi Fakultatif bangunan baik.
penguras Anaerobik permukaannya hampir sama Bangunan Saluran antar
lumpur, tak ada kondisi baik. tertutup lumpur, dengan Kolam dalam kondisi kolam (Fakultatif Kondisi bangunan
Bak Pengumpul dan Belum ada pompa jadal Permukaan tidak bisa Anaerobik, baik, dan Maturasi) baik. Pinggiran
Dibangun tahun
Kolam Anaerobk penguras lumpur, lapisan pengurasan, Kolam dioperasionalka terlalu banyak pengolahan rusak ringan. Konstruksi baru, Kolam Stabilisasi
2004, kondisi
Kondisi Bangunan mengalami kebocoan lumpur SDB ditumbuhi volume endapan Fakultatif n lagi dan pengeneceran. berjalan cukup Lumpur tinja baru kondisi fisik masih ditumbuhi tanaman
bangunan masih
pada lantai, Pompa tanaman liar, SDB lumpur Kolam tertutup lumpur, dinding harus SDB tidak optimal namun dimasukkkan ke baik, liar. Permukaan
baik
penguras lumpur rusak menerima lumpur tinja,. Stabilisasi besar. operasional tak ditinggikan berfungsi baik, efluen belum Kolam Anaerobik. SDB ditumbuhi
SDB terkadang optimal. Kolam supaya air tak ada memenuhi Lumpur Kolam tanaman liar
menampung Maturasi tak dalam Kolam pengurasan, baku mutu Anaerobik selalu
lumpur tinja baru beroperasi Fakultatif tidak ditumbuhi dikeruk dan
merambat ke gulma. dijadikan kompos
permukaan
tanah.
Tinggi Kolam
Tinggi bangunan P:L, tinggi P:L, tinggi Anaerobik,
dan tinggi jagaan bangunan, dan bangunan, dan efisiensi Tinggi bangunan
Tangki Imhoff dan Kolam Semua dimensi. Waktu tinggi jagaan Tinggi Kolam
KD Terpenuhi Kolam Anaerobik tinggi jagaan tinggi jagaan pengolahan - - dan tinggi jagaan
Anaerobik detensi Kolam Fakultatif Kolam Anaerobik Anaerobik
dan Kolam Kolam Kolam pada Kolam Kolam Stabilisasi
Fakultatif Stabilisasi Stabilisasi Anaerobik dan
Fakultatif
Menimbulkan bau
dan dapat
penyisihan BOD
Kolam 40.000 - menyebabkam
+ + + + - +++ , patogen dan
Stabilisasi 200.000 tumbuhnya
coliform tinggi
nyamuk
disekitaran kolam
10.000 - penyisihan BOD
Oxidation Ditch +++ +++ ++ +++ +++ ++
1.000.000 dan TSS tinggi
Membutuhkan
Anaerobic penyisihan BOD pengolahan Menghasilka
+ +++ + + +
Digestion dan TSS tinggi lanjutan, n biogas
menimbulkan bau
Kota Depok IPLT Kali Mulya Kolam Stabilisasi 22 73333 44000 Kota Kecil
Kota Pekalongan IPLT Degayu Kolam Stabilisasi 70 233333 140000 Kota Sedang
Kota Semarang IPLT Tambak Lorok Kolam Stabilisasi 70 233333 140000 Kota Sedang
Kab. Karanganyar IPLT Kaliboto Kolam Stabilisasi 100 333333 200000 Kota Sedang
Kota Malang Dsn Supit Urang SSC, dan ABR 80 266667 160000 Kota Sedang
Ujang, Z, S. Yaacob, b, and M. A. Kassima. 2001. Upgrading of Waste Stabilization Pond to Baffled Reactor For
Domestic Wastewater Treatment.
U.S EPA. 2000. Wastewater Technology Fact Sheet: Oxidation Ditch. Washington DC: Office of Water.
von Sperling, M. dan Chernicaro, C.A. 2005. Biological Wastewater Treatment in Warm Climate Regions.
London: IWA Publishing.
WSP. 2007. Philippines Sanitation Source Book and Decision Aid. Presentasipdf. Washington: Water and
Sanitation Program.
WSP-EAP. 2012. Economics of Sanitation Initiative, Poor Sanitation Costs Indonesia Over Rp 58 Trillion Per
Year. Exchange Organizational Behavior Teaching Journal. Jakarta : Water and Sanitation Program-East
Asia and the Pacific.
Xia, S.B. dan Liu, J.X. 2004. An Innovative Integrated Oxidation Ditch with Vertical Circle for Wastewater
Treatment. Journal of Environmental Science 16 (3): 367-370