Anda di halaman 1dari 28

perpustakaan.uns.ac.

id 41
digilib.uns.ac.id

BAB III

ARTI DAN PERAN KAMPUNG-KAMPUNG DI KERATON


DALAM PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN SOSIAL, BUDAYA,
DAN EKONOMI SURKARTA

Penamaan kampung di Kota Surakarta tidak terlepas dari keberadaan

Keraton Surakarta Hadiningrat dan Kadipaten Mangkunegaran. Hampir setengah

dari daerah eks Surakarta adalah tanah yang dikuasai Keraton Surakarta dan

Kadipaten Mangkunegaran. Penamaan kampung-kampung di lingkungan Kraton

Kasunanan Surakarta dan Kadipaten mangkunegaran terkait dengan Kerabat

kraton (sentana dhalem), pegawai dan pejabat kraton (abdi dhalem) yang

memiliki fungsi pekerjaan untuk kraton, dan pengrajin kesenian. Selain penamaan

kampung yang ada di Surakarta berdasarkan nama yang ada di kraton, setiap

kampung yang ada di Surakarta mempunyai peran-peran terhadap keraton

Surakarta dan Kadipaten Mangkunegaran, selain itu masyarakat dari kampung-

kampung tersebut memiliki kesetiaan terhadap raja dan keraton.

Kampung-kampung yang ada di Surakarta memliki kedekatan dengan

Keraton Surakarta Hadiningrat dan Kebudayaan Jawa, tetapi dengan

perkembangan yang terjadi di kota Surakarta, kampung-kampung tersebut

mengalami perubahan bersama dengan perkembangan yang terjadi di Surakarta.

Pergeseran nilai sosial, budaya, dan ekonomi masyarakat yang bertempat tinggal

dikampung tersebut juga mengalami pergeseran ke arah perkembangan yang

terjadi.

commit to user

41
perpustakaan.uns.ac.id 42
digilib.uns.ac.id

A. Kampung-kampung yang memiliki karakter ekonomi

Penamaan kampung-kampung yang memiliki karakter perekonomian

terhadap masyarakat dan berperan dalam kerajaan, yaitu Ketandhan, Gembeglan,

Kratonan, Serengan, Kemasan, Kabangan, Mutihan, Laweyan dan Sayangan.

Ketandhan yang berasal dari kata tandha yang mempunyai arti pajak atau

bea cukai pelabuhan, pada masa pemeritahan Paku Buwana X ketandhan

merupakan tempat untuk pembayaran cukai dari pelabuhan Beton dan Nusupan.

Kampung Ketandhan terletak di pinggiran aliran sungai yang pada masa

pemerintahan Sinuhun Paku Buwana X, sungai merupakan sarana transportasi

utama yang menunjang perdagangan yang ada di Surakarta. Pembayaran cukai

dari pelabuhan Beton dan Nusupan merupakan salah satu sumber penpatan yang

penting bagi keraton Surakarta Hadiningrat, karena pada saat pemerintahan Sunan

Paku Buwana X perdagangan di Surakarta mengalami kemajuan daripada

pemerintahan sebelumnya.

Ketandhan yang sekarang berubah menjadi deretan toko-toko yang

dimiliki oleh warga etnis Cina yang memiliki nilai ekonomi yang tinggi, karena

Ketandhan adalah kampung yang berdekatan dengan pasar Gedhe yang

merupakan salah satu terbesar di kota Surakarta. Warga kampung Ketandhan yang

sekarang mayoritas warga keturunan Cina yang membuka tempat usaha di

Ketandhan.1 Adanya rumah-rumah dan tempat usaha warga etnis China di

kampung Ketandan membuat ketandan semakin berkembang dan menjadi salah

satu tempat pusat perekonomian warga kota Surakarta dan manjadi salah satu

1
Wawancara dengan Bapak commit to user
Sudibyo sesepuh warga kampung
Ketandhan, tanggal 20 Februari 2012., jam 15.00 WIB
perpustakaan.uns.ac.id 43
digilib.uns.ac.id

sumber pendapatan pajak yang terbesar di kota Surakarta. Kethandhan pada saat

pemerintahan Sunan Paku Buwana X dengan pemerintahan yang sekarang tidak

terlalu banyak perubahan. Dari uraian diatas dapat dimengerti bahwa kampung

Ketandhan mempunyai peran penting dalam perekonomian masyarakat kota

Surakarta pada khusunya, karena di kampung ketandhan merupakan daerah yang

dipenuhi toko-toko yang merupakan toko-toko yang menyediakan barang-barang

yang memiliki harga yang lebih murah daripada barang-barang yang di sediakan

di toko-toko swalayan, selain merupakan pusat ekonomi di kampung Ketandhan

juga merupakan kampung yang memiliki nilai kebudayaan, karena kampung

Ketandhan yang mayoritas masyarakatnya etnis Cina, kampung ketandhan

menjadi memiliki kebudayaan etnis china, seperti setiap tahun baru cina (Imlek)

kampung Ketandhan mengadakan acara pertunjukan kesenian Barongsai yang

merupakan kebudayaan asli Cina yang masih dipertahankan.

Gemblegan terletak disebelah barat daya dari Keraton Surakarta

Hadiningrat. Kampung Gemblegan pada saat pemerintahan Sinuhun Paku Buwana

X dijadikan tempat tinggal para abdi dalem Keraton Surakarta, yaitu tukang

gemblak yang merupakan abdi dalem yang memiliki pekerjaan membuat barang

dari kuningan, seperti bokor, paidon, wadah kinang, lampu krobyong, dan

sebagainya. Barang-barang dari kuningan pada masa pemerintahan Paku Buwana

X yang bagi masyarakat merupakan barang yang memiliki nilai ekonomis, karena

kuningan merupakan tembaga yang menyerupai emas yang memiliki nilai jual dan

beli yang tinggi. Gemblak dalam penamaan kampung Gemblegan tidak dikaitkan

dengan gemblak pemelihara dan penyedia wanita tuna susila yang dipahami oleh
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 44
digilib.uns.ac.id

masyarakat secara umum. Gemblegan sekarang berubah menjadi salah satu

kawasan sentral bisnis di kota Surakarta dan menjadi salah satu bagian dari

perekonomian warga. Gemblegan yang sekarang berkembang menjadi deretan

toko-toko yang menjual berbagai peralatan sepeda motor dan variasi sepeda

motor. Hubungan dengan keraton Surakarta Hadiningrat yang sebagai abdi

dhalem pembuat alat-alat dari kuningan sekarang sudah tidak terlihat lagi ada

masyarakat yang membuat peralatan dari kuningan.2 Dari uraian diatas dapat

dimengerti bahwa kampung Gemblegan memiliki perananan terhadap

perekonomian masyarakat kampung Gemblegan secara khusus dan kota Surakarta

secara umumnya. Kampung Gemblegan merupakan kampung yang mengalami

perubahan fungsi dari fungsi awalnya masyarakat bekerja sebagai abdi dhalem

keraton pembuat barang dari Kuningan dan sekarang kampung Gemblegan yang

merupakan salah satu pusat pertokoan yang menjual aneka barang variasi dan

kelengkapan motor. Dengan adanya toko-toko yang menjual variasi dan

kelengkapan motor membuat masyarakat kampung Gemblegan mendapatkan

pekerjaan menjadi pramuniaga, montir dan tukang parkir di kampung Gemblegan.

Kratonan merupakan kampung yang memiliki peran penting terhadap

Keraton Surakarta dan Raja. Karena di kampung Kratonan merupakan tempat

tinggal abdi dalem Keputren Kanjeng Ratu yang berarti abdi dalem yang memiliki

tugas dari keraton Surakarta untuk menyusui putra-putri raja dan para nyai atau

abdi dalem keraton yan bertugas mengasuh dan penyedia perlengkapan putra-putri

raja pada waktu masih usia anak-anak. Selain menjadi pengasuh dan menyusui

2
Wawancara dengan Bapakcommit to useratmojo sesepuh Kelurahan
Supardjo
Kratonan, tanggal 25 February 2012, Jam 14.00 WIB
perpustakaan.uns.ac.id 45
digilib.uns.ac.id

putra-putri raja, Kratonan terdapat abdi dalem yang mengabdikan hidupnya untuk

raja sebagai pembuat pakaian untuk raja dan keluarganya. Kratonan terdapat

pembuat keris untuk kerajaan terutama bagi para pejabat keraton.

Kampung Kratonan merupakan tempat tinggal dari pujangga besar keraton

yaitu Ronggowarsito yang karya-karyanya telah terkenal sampai ke luar negeri.3

Masyarakat kampung Kratonan menjunjung tinggi perbedaan yang ada, terbukti

dengan adanya masjid dan gereja yang saling berdampingan. Masjid dan gereja

yang saling berdampingan di kampung Kratonan sudah ada sejak Paku Buwana

VIII.4 Adanya gereja dan masjid yang bersebelahan memberikan gambaran kalau

manusia itu sebenanya sama dan bisa hidup berdampingan saling membantu

walaupun keyakinannya berbeda. Situs masjid dan gereja yang bersebelahan yang

ada di kampung Keratonan masih dipertahankan sampai sekarang dan merupakan

salah satu gambar atau simbul pemersatu masyarakat.

Perekonomian masyarakat yang ada di kampung Kratonan mengalami

pergeseran, pergeseran kampung Kratonan pada masa Keraton ke Kratonan pada

saat sekarang yang modern. Pergeseran dari perekonomian masyarakat yang pada

saat pemerintahan Keraton Surakarta, masyarakat kampung Kratonan merupakan

abdi dhalem pembuat keris dan keperluan pakaian keluarga Keraton Surakarta,

sekarang masyarakatnya lebih heterogen dan meninggalkan keterikatan dengan

Keraton. Kampung Kratoanan yang dikenal masyarakat adalah daerah Notosuman

yang merupakan sentral pembuatan srabi notosuman yang menjadi makanan khas

3
Wawancara dengan Bapak Sumarsono sespuh kelurahan Kratonan,
commit
tanggal 25 februari 2012, Jam 19.30 WIB to user
4
Ibid.,
perpustakaan.uns.ac.id 46
digilib.uns.ac.id

kota Surakarta dan menjadi makanan favorit masyarakat untuk dijadikan buah

tangan pada saat bepergian ke luar kota. Dari uraian diatas dapat dimengerti

bahwa kampung Kratonan memiliki arti yang penting dalam kebersamaan umat

beragama, terlihat adanya dua banguan yaitu bangunan gereja dan masjid yang

berdampingan sampai sekarang, selain itu umat beragama yang menjalankan

ibadah atau kegiatan baik itu di gereja atau di masjid saling menghormati dan

membantu pada saat ada hari besar perayaan antara kedua agama tersebut. Selain

itu Kretonan memiliki fungsi yang penting bagi perekonomian masyarakat dengan

adanya pusat oleh-oleh yang khas dari kota Surakarta yang selalu ramai didatangi

masyarakat baik dari dalam kota dan luar kota.

Serengan, nama kampung yang sekarang digunakan untuk menjadi salah

satu nama kecamatan tersebut. Mempunyai sejarah penamaan kampung pada dari

tempat tinggal para abdi dalem kraton tukang sungging yang memiliki pekerjaan

membuat sunggingan. Sunggingan adalah ukiran yang bahannya terbuat dari kulit

yang ditatah dengan sangat hati-hati dan memiliki tingkat kesulitan yang tinggi.

Pengerjaan yang sangat rumit dan memerlukan tingkat ketekunan yang tinggi,

membuat hasil yang dihasilkan dari karya seni tersebut sangat halus. Hasil karya

dari sereng tersebut adalah wayang kulit yang sangat halus yang bisa dilihat di

Museum Radya Pustaka dan museum keraton sasana pustaka.5 Kampung

Serengan sekarang sudah sangat jarang membuat hasil karya Sunggingan, tetapi

masyarakatnya lebih membuat karya batik dan sablon pakaian. Kampung

Serengan yang sekarang masyarakatnya memiliki keahlian dalam kerajinan, tetapi

5
Wawancara dengan Bapakcommit to userHadikusumo sesepuh dan ketua
Supardjo
Rw 02 Serengan, tanggal 19 Februari 2012., jam 14.00 WIB
perpustakaan.uns.ac.id 47
digilib.uns.ac.id

tidak dalam membuat wayang kulit, tetapi masyarakat kampung Serengan dalam

menyablon kaos dan membatik sablon. Hanya sebagian masyarakat kampung

Serengan yang membuat wayang kulit yang merupakan salah satu dari

kebudayaan Jawa dan Keraton Surakarta. Nama kampung Serengan secara

administratif selain dijadikan nama kampung atau nama Kelurahan tapi nama

Serengan juga dijadikan nama dari sebuah distrik atau kecamatan. Dari uraian

diatas dapat dimengerti bahwa kampung Serengan mempunyai arti penting dalam

mempertahankan kebudayaan yang ada, walaupun kebudayaan atau kesenian yang

dijalankan masyarakat berbeda dengan awal kampung Serengan, masyarakat

mempertahankan kerajinan yang mereka jalanin sesuai dengan perkembangan dan

sesuai dengan nilai ekonomis masyarakat.

Kemasan yang masuk dalam distrik atau kecamatan serengan, yang

termasuk dalam wilayah kelurahan tipes adalah tempat para abdi dalem yang

bekerja sebagai pengrajin barang yang terbuat dari emas. Barang hasil dari para

kemasan pada masa keraton digunakan oleh raja, keluarga raja, kerabat raja,

bangsawan dan para priyayi. Di sebelah barat kampung kemasan terdapat

kampung yang masih ada hubungan dengan kerajinan yang berbahan emas

tersebut, yaitu kampung Begalon.

Kampung Kemasan yang sekarang memiliki perbedaan dari kampung

Kemasan yang dahulu, karena pergeseran dari masyarakat yang sudah tidak

memiliki keahlian dalam membuat emas. Masyarakat kampung Kemasan sudah

tidak menjadi pengrajin barang-barang dari emas karena para pendahulu

masyarakat tidak menurunkan keahliannya dalam membuat barang-barang dari


commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 48
digilib.uns.ac.id

emas. Masyarakat Kelurahan Kemasan sekarang lebih banyak menjadi pekerja

baik itu menjadi pekerja swasta atau pabrik maupun pegawai negeri (PNS).6 Dari

uraian diatas dapat dimengerti bahwa kampung Kemasan mempunyai arti penting

dalam kemajuan perusahaan atau toko dan negara dalam mempunyai pekerja yang

rajin untuk memajukan perusahaan.

Kampung Begalon yang menurut Purbacaraka nama begalon berasal dari

kata pagalon atau pagaluhan, dan menjadi pagaluan kemudian pagalon dan

bagalon kemudian masyarakat untuk mempermudah penyebutannya disebut

menjadi begalon. Kata galuh mempunyai dua versi yang dikemukan oleh dua ahli

tetapi memliki arti yang hampir sama, yaitu Menurut W. J. S. Purwodarminto

yang mengartikan galuh sebagai putri raja atau intan permata. Sedangkan menurut

Yoynbol kata galuh memiliki arti permata atau batu mulia. Jadi bisa diartikan

kampung Begalon pada masa keraton merupakan kampung dari para abdi dalem

yang memiliki pekerjaan membuat barang-barang yang berbahan dari batu mulia

atau permata dan perak.7 Tetapi sekarang ini kehidupan masyarakat dari kampung

Kemasan dan Begalon sangat jauh dari kerajinan emas dan batu mulia. Kampung

Begalon merupakan kampung yang dijadikan tempat pembangunan rumah susun

sewa (rusunnawa) pada tahun 2009 dan dengan adanya rusunawa ini masyarakat

di kampung Begalon semakin heterogen dan perlahan yang ada hubungannya

dengan keraton Surakarta semakin menghilang dalam kehidupan masyarakat.

Dari uraian diatas dapat dimengerti bahwa kampung Begalon pada saat

6
Wawancara dengan Bapak Sugeng Purwanto, sesepuh masyarakat
kampung Kemasan, tanggal 5 Maret 2012, jam 16.15 WIB
7
commit
Radjiman, et.al, Toponimi to Sala,
Kutha user (Surakarta: Dinas Pariwisata
dan Kebudayaan, 2012), hlm. 24.
perpustakaan.uns.ac.id 49
digilib.uns.ac.id

pemerintahan Keraton Surakarta memiliki arti penting dalam memenuhi

kebutuhan keluarga raja kraton dalam memakai perhiasan yang menggunakan

bahan dari batu mulia yang termasuk perhiasan yang berharga.

Kampung Kabangan merupakan kampung dari para abdi dalem keraton

yang memiliki keahlian membatik tulis. Kata kabangan atau bang-bangan atau

kegiatan memberi warna merah, dapat diartikan dalam memberi warna untuk kain

yang telah digambari pola gambarannya. Kampung kabangan terlatak

bersebelahan dengan kampung Mutihan, tepatnya terletak di sebelah timur dari

kampung mutihan. Batik dari kabangan memiliki kualitas dalam pemberian warna

yang bagus dan sangat halus.

Selain adanya cerita sebagai kampung para abdi dalem keraton yang

memiliki keahlian dalam membatik, kampung kabangan yang menurut versi

penamaan dari sudut pandang agama nama kabangan berasal dari nama pengikut

aliran Islam yang abang atau orang kabangan. Aliran Islam abangan merupakan

ajaran agama Islam yang berbeda dari aliran agama Islam yang disebarkan oleh

para Sunan dan para Ulama secara umum yang mengajarkan agama Islam. 8

Kampung Mutihan yang terletak dalam wilayah kelurahan Sondakan.

Mutihan yang berasal dari kata mutih atau menggambar yang tidak menggunakan

warna (mutihi) atau bisa disebut dengan membuat pola gambaran di kain yang

berdasar putih yang mau di batik.9 Kampung Mutihan tidak berbeda jauh dengan

cerita kampung Kabangan yang dilihat dari cerita yang berkembang dari sudut

8
Wawancara dengan Bapak KRMT. Supanggih Donoatmodjo sesepuuh
commit 2012.,
kampung Kabangan, tanggal 26 Februari to userJam 11.00 WIB
9
Ibid., hlm 88.
perpustakaan.uns.ac.id 50
digilib.uns.ac.id

pandang agama, Kampung Mutihan adalah kampung yang berpenduduk warga

agama Islam yang beraliran putih yang telah sesuai dengan ajaran yang diajarkan

oleh para Kanjeng Sunan, sehingga kampung Mutihan tersebut dari segi agama

sangat berlainan dengan kampung Kabangan.10

Kampung Kabangan dan Mutihan sampai sekarang merupakan tempat

untuk pembuatan batik dan memiliki peranan bagi kota Surakarta sebagai

kampung wisata selain Laweyan dan Kauman. Pariwisata yang menonjol bagi

kemajuan kepariwisataan kota Surakarta adalah Batik, perbedaannya kampung

Kabangan dan Mutihan adalah kampung Batik yang menggunakan sablon untuk

membatik.

Dari uraian diatas dapat dimengerti bahwa kampung Kabangan memiliki

arti penting dalam perkembangan kerajin membatik yang merupakan warisan

budaya dunia dan telah diakui oleh UNESCO lembaga dunia yang bergerak dalam

bidang kebudayaan. Selain itu masyarakat Kabangan juga menjaga tradisi

membatik yang diwariskan oleh pendahulu mereka.

Laweyan yang tidak hanya dijadikan nama dari nama kampung, melainkan

nama Laweyan juga digunakan untuk menyebut nama dari kelompok tertentu,

yaitu kelompok masyarakat kaya yang berlebihan dari segala hal terutama dari

segi kekayaan harta. Kampung Laweyan sudah ada sejak zaman keraton Pajang.

Kampung Laweyan merupakan kampung dari yang menjadi sentra industri batik

dan perdagangan batik di kota Surakarta dan menjadi identitas bagi masyarakat

Laweyan.

10
commit
Wawancara dengan Bapak RM.to Teguh
user Santosa Ketua RT 04/II
Kelurahan Sondakan, tanggal 26 Februari 2012., jam 13.00 WIB
perpustakaan.uns.ac.id 51
digilib.uns.ac.id

Istilah nama Laweyan mempunyai dua cara dalam penulisannya, yaitu

Lawiyan dan Laweyan. Nama Lawiyan diambil dari nama makam dari makam

atau astana Lawiyan dimana terdapat makam dari Ki Ageng Enis, yang pada masa

kerajaan Pajang Ki Ageng Enis merupakan penguasa yang menguasai tanah

perdikan Lawiyan yang diberikan oleh Sultan Pajang. Ki Ageng Enis bergelar Ki

Ageng Lawiyan atau Ki Ageng Luwih. Selain nama Lawiyan, juga dikatakan

Laweyan yang secara Etimologis, Laweyan berasal dari kata lawe yang berarti

benang yang merupakan bahan dasar dari kain, dan dalam bahasa sansekerta kata

lawe atau laway yang mempunyao arti jenasah tanpa kepala, jadi bisa diartikan

juga kata laweyan merupakan tempat untuk menghukum seseorang yang bersalah

terhadap raja dengan cara hukuman nglawe atau di bunuh dengan dipenggal

kepalanya. Sebagai contoh orang yang pernah dihukum nglawe adalah Puteri dari

Sunan Paku Buwana I yaitu Raden Ayu Lembah yang diperistri (selir) Sunan

Amangkurat bermain cinta dengan Raden Sukra putera dari patih Sindureja,

karena ketahuan oleh Sunan Amangkurat makanya kedua pasangan tersebut

dihukum dengan cara nglawe.11

Kampung Sayangan yang terletak sebelah timur dari kampung Lawiyan,

merupakan masuk dalam kelurahan Lawiyan dan kata sayangan berasal dari kata

sayang yang memiliki arti pengrajin dari bahan tembaga. Kampung sayangan

yang berasal dari kata sayang maka mempunyai arti kampung atau tempat tnggal

para abdi dalem keraton yang memiliki pekerjaan membuat kerajinan dari bahan

tembaga, misalnya kendil, dandang (tempat untuk mananak nasi), ember (tempat

commit to user
11
Radjiman., et.al, Op.Cit, hlm. 86
perpustakaan.uns.ac.id 52
digilib.uns.ac.id

air), enceng-enceng, dll.12 Tetapi pada perkembangan kampung sayangan berubah

dari masyarakatnya para abdi dalem keraton sebagai pengrajin tembaga kemudian

beralih ke pembatik mengarah dengan perkembangan yang terjadi di kampung

Laweyan yang mereka fikirkan dari membatik lebih menambah dari segi

perekonomian mereka.13 Selain membatik lebih menguntungkan dari sektor

perekonomian, kampung Sayangan terletak di dalam kawasan Laweyan yang

dijadikan oleh pemerintah oleh tempat wisata tradisional membatik dengan

pemandangan rumah-rumah kuno yang masih terjaga keasliannya.

Dari uraian diatas dapat dimengerti bahwa kampung sayangan dan

laweyan mempunyai arti penting dalam menjaga keseniaan dan arsitektur rumah

kuno sebagai penjaga warisan budaya, selain itu laweyan dan sayangan

mempunyai peranan penting dalam bidang pariwisata budaya, karena kampung

Laweyan dan Sayangan merupakan obyek tujuan wisata dalam negeri atau luar

negeri.

B. Kampung-kampung yang memiliki karakter Keprrajuritan

Selain kampung yang memiliki karakter ekonomi bagi keraton dan

masyarakat, kota Surakarta juga memiliki kampung yang memiliki kampung yang

berdasarkan keprajuritan yang terletak di daerah yang berdekatan dengan keraton

sebagai pelindung raja dan keratonnya. Kampung-kampung tersebut adalah:

Saragenen, Setabelan, Tam-taman, Mertoluludan, Carangan dan Ksatriyan.

12
Ibid., hlm. 91.
13
commit
Wawancara dengan Bapak to user Teguh pengurus LPMK
Bambang
kelurahan Lawiyan, tanggal 23 Februari 2012., Jam 15.00 WIB
perpustakaan.uns.ac.id 53
digilib.uns.ac.id

Kampung Saragenen terletak di sebelah timur laut dari Keraton Surakarta,

merupakan kampung yang pada waktu masa Keraton Surakarta memiliki fungsi

yang besar bagi keraton dan raja. Saragenen merupakan barak atau tempat tinggal

prajurit keraton Surakarta yang bertugas mengawal raja dan menjaga keraton

Surakarta. Saragenen berasal dari dua kata, yaitu sara dan geni. Kata sara

mempunyai arti panah dan geni adalah api, jadi saragenen adalah tempat tinggal

atau barak dari prajurit keraton yang bersenjata panah api atau senjata api. Prajurit

saragenen hanya berjumlah 54 orang, karena untuk menjadi prajurit saragenen

harus melewati seleksi dan yang terpilih menjadi prajurit saragenen adalah orang-

orang yang terpilih yang mendapat tugas mengawal keselamatan raja dan

keamanan keraton Surakarta Hadiningrat.14

Kampung Saragenen yang sekarang sudah berbeda jauh dari dahulu yang

merupakan barak dari prajurit saragenen Keraton Surakarta. Kampung Saragenen

yang sekarang merupakan kampung biasa, tempat tinggal penduduk dan tidak ada

keahlian menjadi seorang prajurit atau tentara. Dari uraian diatas dapat dimengerti

bahwa kampung Saragenen pada saat pemerintahan Swapradja atau pemerintahan

punyai Keraton Surakarta mempunyai peranan penting dalam menjaga

keselamatan Raja dan keluarga raja Kraton Surakarta.

Setabelan yang merupakan tempat tinggal atau barak dari prajurit stable.

Prajurit stable adalah prajurit Kadipaten Mangkunegaran yang memiliki tugas

untuk menjaga meriam. Kata stabel tersebut diambil dari bahasa Belanda kon-

stabel yaitu prajurit meriam. Prajurit stabel terdiri dari serdadu atau tentara

commit to user
14
Radjiman., et.al, Op.cit, hlm. 25.
perpustakaan.uns.ac.id 54
digilib.uns.ac.id

Belanda dan Legiun Mangkunegaran. Karena merupakan tempat tinggal prajurit

stabel, dan berdasarkan perkembangannya masyarakat menyebut kata stabel

dengan kata Setabelan yang lebih mudah pengucapannya.15

Kampung prajurit Stabel atau kampung tempat tinggal (barak) dari legiun

Mangkunegaran pada saat ini sudah tidak terlihat lagi, dan penduduk yang tinggal

di kampung stabelan yang sekarang adalah warga dari etnis ketrunan China yang

memiliki perekonomian yang baik. Dari uraian diatas dapat dimengerti bahwa

kampung Stabelan pada masa pemerintahan Kadipaten Mangkunegaran

mempunyai peranan penting untuk menjaga Raja dan keselamatan Kadipaten

Mangkunegaran. Kampung Stabelan memiliki peran dalam penunjang

perekonomian masyarakat terutama warga etnis Cina yang memiliki temapat

tinggal yang berdekatan dengan tempat usaha mereka.

Tamtaman yang terletak didalam komplek Baluwarti atau di sebelah timur

kedhaton merupakan tempat tinggal atau barak prajurit tamtaman keraton

Surakarta Hadiningrat. Tamtaman adalah prajurit yang bertugas untuk mengawal

raja. Selain kampung Tamtaman, di dalam komplek Baluwarti terdapat kampung-

kampung prajurit yang lain, yaitu kampung carangan dan ksatrian. Kampung

Carangan diambil dari kata carang yang berarti jabatan, jadi bisa diartikan

kampung carangan merupakan tempat tinggal para prajurit keraton Surakarta yang

menggunakan nama “carang”, seperti Carang Wijaya, Carang Santikes, dan masih

banyak yang lainnya. Kampung Carangan terletak disebelah utara dari lumbung

atau tempat menyimpan bahan makanan Keraton Surakarta. Ksatrian merupakan

commit to user
15
Ibid., hlm. 132.
perpustakaan.uns.ac.id 55
digilib.uns.ac.id

sebuah tempat yang terletak disebelah barat dari tamtaman. Ksatrian merupakan

tempat untuk berkumpulnya dan melakukan kegiatan tertentu para abdi dalem dan

sentana dalem, misalnya kepanduan dan truno kembang zaman Susuhunan Paku

Buwana X. Kampung-kampung yang merupakan tempat tinggal para prajurit

keraton terletak didalam komplek Baluwarti mempunyai tujuan untuk selalu siap

siaga dalam melindungi raja dan menjaga Keraton dari segala ancaman yang

mengancam keraton dan raja.16

Kampung Tamtaman dan Kampung Carangan yang terletak di dalam

kompek Keraton Surakarta mengalami pergeseran dari fungsi utamanya yang

merupakan tempat tinggal atau barak prajurit yang memiliki fungsi menjaga

Keraton dan melindungi keselamatan Sinuhun dan keluarganya, tetapi kampung

Tamtaman dan Carangan yang sekarang berubah fungsi untuk digunakan menjaga

Keraton dan menjadi prajurit pada saat ada acara upacara tradisi keraton.

Masyarakat kampung Tamtaman dan Carangan masih menjaga kepatuhannya

kepada Keraton Surakarta dan menjaga tradisi-tradisi yang ada di dalam Keraton.

Dari uraian diatas dapat dimengerti bahwa kampung Tamtaman yang

berada dalam komplek baluwarti memilki arti penting dalam masa pemerintahan

Swapradja atau Kraton Surakarta untuk menjaga keselamata Raja Sunan Paku

Buwana dan pada saat sekarang Kampung Tamtaman mempunyai arti penting

dalam menjaga tradisi yang dimilki oleh Kraton Surakarta.

16
Wawancara dengan Gusti Puger pengageng sasana wilopo, tanggal 7
Maret 2013, Jam 10.30 WIB commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 56
digilib.uns.ac.id

Kampung Mertaluludan yang terletak didalam kelurahan Purwadiningrat

atau berada disebelah timur dari kampung Balong dan gedung PMS. Kampung

Mertoluludan merupakan tempat tinggal dari prajurit yang bertugas untuk

mengeksekusi mati orang-orang yang dinyatakan atau berbuat kesalahan terhadap

Keraton Surakarta Hadiningrat. Mertoluludan seperti halnya pada masa Keraton

Pajang yaitu Laweyan, yang membedakan mertoluudan menghukum mati para

orang-orang yang bersalah terhadap keraton dengan menggunakan senjata tajam,

tetapi Laweyan yang menghukum orang-orang yang bersalah terhadap Keraton

Pajang dengan cara di lawe atau dihukum tanpa kepala.17

Dari uraian diatas dapat dimengerti bahwa kampung Mertaluludan pada

masa pemerintahan swapradja atau Kraton Surakarta mempunyai arti penting

dalam menjalankan suatu hukuman terhadap masyarakat yang dianggap bersalah

oleh Kraton Surakarta.

C. Kampung Yang Berdasarkan Sentana Dhalem dan Pejabat Keraton.

Nama-nama kampung yang ada di Surakarta juga mengambil nama dari

kerabat raja atau sentana dalem dan nama dari pejabat dari keraton yang memilki

peran penting terhadap keraton dan disegani oleh masyarakat setempat. Nama

sentana dalem dan pejabat keraton yang digunakan nama kampung antara lain:

Kepatihan, Mangkuyudan, Panularan, Mangkubumen.

Kepatihan merupakan nama kampung yang terletak di sebelah utara dari

pasar Bangun Harja yang sekarang ganti nama menjadi pasar Gede. Kampung

17
commit
Wawancara dengan Bapak to user
R. Notokusumo sesepuh kampung
Mertoluludan pada tanggal 1 Maret 2012., Jam 13.00 WIB
perpustakaan.uns.ac.id 57
digilib.uns.ac.id

Kepatihan yang pada masa pemerintahan Paku Buwana IV merupakan tempat

tinggal dan kantor para patih dari keraton Surakarta Hadiningrat. Pada awalnya

kantor dan tempat tinggal para patih keraton di Sindurejan, karena adanya

perjanjian Salatiga yang memisahkan Keraton Surakarta dengan Kadhipaten

Mangkunegaran. Sindurejan diminta oleh Raden Mas Said yang kemudian

bergelar Mangkunegara I untuk didirikan Pura Mangkunegaran.18

Kampung Kepatihan yang sekarang memiliki perbedaan dari masa dahulu,

karena kampung kepatihan yang sekarang sudah tidak menjadi tempat tinggal dari

patih Keraton Surakarta, tetapi kampung Kepatihan yang sekarang digunakan

untuk sekolah yang mempelajari kesenian dan nguri-nguri budaya Jawi, yaitu

SMKI dan yang terkenal adalah kantor dari Kejaksaan kota Surakarta yang

merupakan bagian dari struktur penegak hukum di Indoenesia. Dari uraian diatas

dapat dimengerti bahwa kampung Kepatihan mempunyai peranan yang penting

dalam perkembangan bidang pendidikan dan budaya bangsa dan masyarakat

Jawa.

Kampung Mangkuyudan yang pada pemerintahan Sinuhun Paku Buwana

X merupakan tanah lungguh yang diberikan kepada Kanjeng Pangeran Harya

Mangkuyuda yang merupakan saudara sepupu dari Sinuhun Paku Buwana X.

Kanjeng Pangeran Harya Mangkuyuda merupakan golongan sentana dalem yang

berjasa terhadap Sinuhun Paku Buwana X dan Keraton Surakarta. Masyarakat

disekitar kampung tersebut menyebut kampung tersebut dengan nama kampung

commit to user
18
Radjiman., et.al, Op.cit, hlm. 22.
perpustakaan.uns.ac.id 58
digilib.uns.ac.id

Mangkuyudan.19 Kampung Mangkuyudan pada waktu sekarang merupakan

tempat pemukiman yang sebagian warganya menyewakan sebagian rumahnya

untuk digunakan untuk tempat usaha, yaitu tempat kost atau rumah pondokan

yang ditujukan untuk mahasiswa sekolah tinggi atau akademi yang ada disekitar

Kampung Mangkuyudan. Dari uraian diatas dapat dimengerti bahwa kampung

Mangkuyudan memiliki peranan yang penting untuk penunjang pendidikan karena

digunakan untuk rumah pondokan atau kosan bagi mahasiswa atau mahasiswi

yang menuntut ilmu disekitar Kamung Mangkuyudan.

Kampung Panularan yang berasal dari nama Bandara Pangeran Harya

Panular, sehingga masyarakat setempat menyebut kampung tersebut dengan nama

kampung Panularan. Bandara Pangeran Harya Panular merupakan anak dari

Kanjeng Pangeran Cakraningrat dari Madura. Bandara Pangeran Harya Panular

mendapatkan tanah lungguh dari Sinuhun Paku Buwana IX karena menjadi putra

menantu dari Sinuhun Paku Buwana IX. Kampung Panularan terletak di sebelah

barat dari pasar Kadipolo dan sebelah selatan dari taman Sriwedari yang pada

tahun 1905 disebut Kebon Raja.20 Patilasan Rumah tinggal atau kediaman

Pangeran Harya Panularan yang sekarang karena sudah tidak ada karena

digunakan untuk menjadi bagian dari Kampus POLITAMA Surakarta. Dari uraian

diatas dapat dimengerti bahwa kampung Panularan memiliki arti penting dalam

meningkatkan pendidikan tinggi yang ada di kota Surakarta pada khususnya dan

Indonesia pada umumnya.

19
Harjo Darsono, Wirayat Kampung Mangkuyudan, (tidak
dipublikasikan, 1995), hlm. 6. commit to user
20
Radjiman., et.al, Op.Cit, hlm. 106.
perpustakaan.uns.ac.id 59
digilib.uns.ac.id

Kampung Mangkubumen yang terletak disebelah utara dari Taman

Sriwedari merupakan tempat tinggal dari Bandara Pangeran Harya Mangkubumi

yang merupakan adik Sinuhun Paku Buwana II. Selain menjadi tempat tinggal

Bandara Pangeran Harya Mangkubumi, Mangkubumen merupakan tempat tinggal

dari Kanjeng Pangeran Harya Mangkubumi yang merupakan adik dari Sinuhun

Paku Buwana IV. Penamaan nama kampung Mangkubumen tidak ada

hubungannya dengan Pangeran Mangkubumi yang sebagai raja dari Keraton

Kasultanan Ngayogyakarta Hadiningrat.21

D. Kampung Warga Asing Bagi Keraton Surakarta

Kampung-kampung yang diperuntukkan untuk warga negara asing

dipisahkan dari kampung warga pribumi yang mempunyai tujuan untuk

memudahkan Raja atau Keraton dalam melakukan pengawasan gerak-gerik dari

warga negara asing karena pelajaran dari Keraton Kartasura yang mengalami

kehancuran yang disebabkan pemberontakan etnis Cina. Penamaan kampung yang

berdasarkan warga negara asing seperti Balong, Loji wetan dan Pasar Kliwon.

Balong berasal dari kata babah dan long. Babah long merupakan ketua

dari warga etnis cina. Balong merupakan tempat tinggal dari babah long yang

diberikan perintah oleh Keraton untuk menjadi ketua bagi warga etnis cina.

Berdasarkan perkembangannya Balong berubah menjadi sebuah kampung bagi

warga etnis cina, kampung Balong terletak di sebelah timur Pasar Gede atau Pasar

Harjanagara. Masyarakat dari kampung Balong yang merupakan warga etnis Cina

commit to user
21
Ibid, hlm. 125-126.
perpustakaan.uns.ac.id 60
digilib.uns.ac.id

mempunyai usaha dengan membuka toko-toko di timur Pasar Gede atau Pasar

Harjanagara. Dari uraian diatas dapat dimengerti bahwa kampung Balong

mempunyai peran penting dalam perekonomian masyarakat Surakarta, selain

memilki peran penting bagi perekonomian, kampung Balong memiliki peranan

dalam melestarikan budaya Tiong Hoa yang ada di Surakarta.

Loji Wetan yang berasal dari kata Loji dan wetan, arti dari Loji adalah

rumah besar yan mempunyai arsitektur bangunan menyerupai bangunan yang ada

di Eropa. Loji Wetan berarti rumah loji yang terletak disebelah timur dari benteng

Vastenburg. Loji Wetan ditujukan untuk maasyarakat dari Eropa, rumah-rumah

yang ada di kampung Lojiwetan berbentuk rumah loji yang besar-besar.

Kampung Loji wetan memiliki peran bagi perekonomian kota Surakarta,

karena di kampung Lojiwetan selain digunakan sebagai tempat tinggal yang

sekarang tempat tinggal etnis keturunan China, selain itu kampung Loji wetan

digunakan untuk tempat gudang barang-barang dagangan etnis China. Lojiwetan

dipilih karena Loji wetan terletak ditengah kota dan dekat dengan tempat usaha

mereka.

Pasar Kliwon adalah nama kampung yang ditujukan untuk warga arab.

Nama Pasar Kliwon diambil dari pasar yang ramai berjualan kambing terutama

pada pasaran kliwon dalam kalender Jawa. Pemimpin dari warga Arab ini

disebut Awab Sungkar, awab Sungkar mendapat gelar dari Keraton Surakarta

“kapten”. Di pasar kliwon terdapat usaha masyarakat arab dalam pabrik kertas,

selain membuka usaha pabrik kertas, masyarakat di Pasar kliwon yang sebagian

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 61
digilib.uns.ac.id

besar msyrakatnya warga Arab membuka usaha untuk membuka toko yang

menjual benda dan makanan dari Timur Tengah.22

Pasar Kliwon memiliki peranan penting dalam kemajuan perekonomian

yang ada di Surakarta, karena dalam kampung Pasar Kliwon terdapat pabrik

kertas di kota Surakarta. Para Saudagar Arab membuka tempat usaha kertas di

daerah Pasar kliwon, sehingga dengan adanya pabrik kertas di kampung Pasar

Kliwon membantu pertumbuhan ekonomi masyarakat dan perekonomian kota

Surakarta.

E. Kemlayan Dalam Lintasan Keraton

Penamaan tempat atau kampung yang ada di kota Sala ini tidak terlepas

dari keberadaan Keraton Surakarta dan Pura Mangkunegaran, baik dari nama para

kerabat Keraton maupun dari para abdi dhalem yang mengabdikan hidupnya

untuk Keraton Surakarta.

Begitu juga nama Kemlayan, yang berasal dari nama abdi dhalem Keraton

Surakarta yang bekerja sebagai penabuh gamelan di Keraton. Nama Kemlayan

sendiri sebenarnya berasal dari nama sebuah kampung yang ada di timur kampung

Singosaren, yaitu kampung Kamulyo atau Kamulyan dan seiring ramainya

kampung tersebut, namanya pun berganti dengan nama Kemlayan. Awalnya

kampung tersebut merupakan tempat tinggal para abdi dhalem yang setia

mengabdikan hidupnya untuk kesenian, yaitu para Mlaya.

22
commit
Wawancara dengan Bapak H.Mto Sungkar
user sesepuh kampung Pasar
Kliwon,pada tanggal 2 Maret 2012.
perpustakaan.uns.ac.id 62
digilib.uns.ac.id

Berdasar sejarah lisan yang berkembang ditengah pembicaraan

masyarakat, saat Kanjeng Paku Buwono IV (1788-1820) yang juga mendapat

julukan Sinuhun Bagus berkuasa pada waktu itu, pada waktu itu kampung ini

belum ada namanya dan masih berupa kuburan besar, dan sampai sekarang

menurut cerita masyarakat setempat yang sampai sekarang berkembang kuburan

tersebut sulit untuk dipindahkan, kuburan tersebut merupakan kuburan dari

“Mbah Berak”. Kanjeng Sinuhun Paku Buwono IV sering berziarah ke makam

Mbah Berak, dan bersabda: “kelak komplek kuburan ini akan berubah menjadi

kampung dan makmur”. Selain berziarah di tempah tersebut, Kanjeng Sinuhun

Paku Buwono IV memiliki hubungan dengan kampung Kemlayan, karena dengan

kegemaran Kanjeng Sinuhun PB IV terhadap karawitan, terbukti dengan adanya

gamelan sekaten Kyai Gunturmadu yang merupakan hasil ciptaannya. 23 Kanjeng

Sinuhun PB IV juga menempatkan para abdi dhalem di kampung Kamulyo,

kemudian karena digunakan sebagai rumah dari para abdi dhalem penabuh

gamelan dan karawitan, tempat tersebut di beri nama Kemlayan, yang diambil dari

kata Mlaya yang berarti abdhi dhalem keraton Surakarta yang bertugas menabuh

gamelan pada saat ada hajatan keraton.24

Setelah dibuka untuk pemukiman, Kampung Kemlayan semakin terkenal

karena adanya kesuksesan akan regenerasi para seniman dan setia mengabdikan

diri di bidang kesenian. Para Mlaya dan Pangrawit tersebut tinggal di Kemlayan

sebelah selatan yang dulunya disebut Ngampok. Selain para Mlaya dan

23
RM. Sayid, Babad Sala, (Sala : Reksopoestaka Mangkunegaran, 2001),
hlm. 82. commit to user
24
Radjiman., op. cit, hlm. 68.
perpustakaan.uns.ac.id 63
digilib.uns.ac.id

Panggrawit, di kampung Kemlayan juga tinggal para Pradangga dan seniman

tari.25

Penamaan daerah atau tempat dikota Sala ini berdasarkan nama Kanjeng

yang pernah bertempat tinggal didaerah tersebut atau juga bisa berasal dari para

abdi dhalem keraton yang mengabdikan hidupnya untuk keraton yang sesuai

dengan jenis pekerjaannya, Begitu juga yang ada di kelurahan Kemlayan

dahulunya.penamaan tempat yang ada di Kelurahan Kemlayan berdasarkan nama

Kanjeng dari Keraton yang pernah bertempat tinggal didaerah tersebut dan juga

nama abdi dhalem yang mengbdikan hidupnya untuk Keraton. Hal ini terlihat dari

Kemlayan yang ada di sebelah timur dari jalan Gatot Subroto yang bernama

Kemlayan, sedangkan yang ada di sebelah barat jalan Gatot Subroto yang

bernama Singosaren, Notodingratan, dan Cokrosuman.

Para putra atau sentana dhalem keraton Kasunanan Surakarta mendapatkan

tanah apanage dari Sinuwun Paku Buwana yang berkuasa pada saat itu. Tanah

apanage yang diberikan oleh Sinuwun Paku Buwono kepada para sentana dhalem

yang berada di luar tembok keraton langsung mendapatkan sertifikat dan menjadi

hak milik. Hal ini berlainan dengan tanah apanage yang ada didalam wilayah

keraton atau Baluwarti, tanah apanage yang ada di daerah Baluwarti tidak

mendapat setifikat dan milik, para masyarakat atau kawula dhalem yang bekerja

mengabdikan hidupnya untuk keraton Kasunanan Surakarta hanya diberikan hak

pakai.

25
Priyatmoko Heri, “Gamelan dan Selendang di Lorong Sempit:
Kesenian dan Identitas Kemlayancommit to user
Surakarta 1930-1980”, (Jogja : UGM Press,
2010), hlm.4.
perpustakaan.uns.ac.id 64
digilib.uns.ac.id

Para senthana dhalem yang diberi tanah apanege oleh Keraton Kasunanan

yang ada di daerah Kemlayan, yaitu:

1. Kanjeng Tjokrokoesoema, di daerah tersebut diberi nama kampung

Cakrasuman. Terletak di sebelah paling barat dari Kelurahan Kemlayan. Kanjeng

Tjokrokusoemo merupakan keturunan dari Sinuhun Paku Buwono yang ke IX.

Kanjeng Tjokrokusoemo masih memiliki hubungan darah dengan Kanjeng

Notodiningratan yang juga diberikan tanah apanage yang terletak di sebelah

timur dari tanah apanage yang diberikan kepada Kanjeng Tjokrokusoemo.

Kampung Cokrosuman yang sekarang adalah tanah yang dimiliki oleh

Tentara Negara Indonesia Angkatan Udara (TNI AU) dibawah pengawasan dari

markas TNI AU Adi Sumarmo dan dijadikan mess bagi para tentara TNI AU.

Selain dijadikan sebagai mess bagi para tentara mess TNI AU, pendopo

Cokrosuman dijadikan sebuah gedung tempat untuk gedung pertemuan

masyarakat.

2. Kanjeng Natadiningrat, didaerah tersebut diberi nama kampung

Natadiningratan. Terletak di sebelah timur kampung Cakrasuman. Kanjeng

Natanimgrat yang sebenarnya bergelar K.R.M. Natadiningrat mendapatkan tanah

apanage dari keraton Kasunanan Surakarta karena masih merupakan keturunan

dari Sinuhun Paku Buwana yang ke IX. Dan masih bersaudara dengan Kanjeng

Tjokrokusoemo. Rumah tempat tinggal dari Kanjeng Notodiningratan sekarang

dijadikan menjadi beberapa rumah dan tempat tinggal penduduk keturunan etnis

China.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 65
digilib.uns.ac.id

3. Kanjeng Singosari, di daerah tersebut diberi nama kampung Singosaren.

Terletak di kelurahan Kemlayan yang paling tengah. Penamaan kampung ini

didasarkan dengan nama Kanjeng dari Keraton Surakarta yang pernah bertempat

tinggal di daerah tersebut. Nama Kanjeng adalah sebuah pangkat atau gelar

kebangsawanan dari Keraton Surakarta kepada keluarga, kerabat dan pejabat

keraton, sehingga masyarakat biasa atau mayarakat umum menyebut tuan orang

yang memiliki stratifikasi sosial yang tinggi daripada masyarakat dan hubungan

dengan Kearton Surakarta.

Kemudian masyarakat setempat menyebut kampung tersebut dengan

nama kanjeng yang pernah bertempat tinggal di daerah tersebut. Para Kanjeng

tersebut mendapat tanah apanage dari Keraton Kasunanan Surakarta.

Di dalam Kampung Kemlayan sendiri juga terdapat para pekerja seni yang

terkenal, antara lain: R.L Gitopangrawit, R.L Mlayadipuro, R.L Guna Pangrawit,

R.L Prawiropangrawet, R.L Mlayasudiro, S. Ngaliman, dll.26 Selain itu di dalam

kelurahan Kemlayan juga ada musisi keroncong yang mendunia dengan lagunya

“Bengawan Solo”, yaitu bapak Gesang. Hal ini membuktikan masyarakat di

kelurahan Kemlayan dari tahun ke tahun menunjukkan eksistensinya di dunia

kesenian dengan kesuksesannya meregenerasi para pekerja di bidang kesenian.

Banyak sesepuh di Kelurahan Kemlayan yang berkata “anak Kemlayan kalau

belum bisa jogged atau menabuh gamelan bukan anak dari Kemlayan”, hal ini

commit to user
26
Ibid, hlm.4.
perpustakaan.uns.ac.id 66
digilib.uns.ac.id

juga membuktikan unsur kesenian di Kelurahan Kemlayan begitu kuat yang juga

memberikan bahwa Kemlayan merupakan kampung pekerja seni.27

Pemuda dan pemudi Kelurahan Kemlayan sangat menyukai kesenian baik

itu menabuh gamelan ataupun menari, kemudian menciptakan perkumpulan

kesenian yang juga didukung oleh para sesepuh, dan diberi nama ASAS

(Angkatan Seni Anak Surakarta) yang juga digagas oleh Martopangrawit dan

melakukan latihan di dhalem Cokrosuman.

Selain dikenal dengan kampung kesenian atau masyarakat sebagai pekerja

kesenian dan abdi dhalem penabuh gamelan didalam Keraton Kasunanan

Suarakarata, Kelurahan Kemlayan ada tempat yang digunakan sebagai pusat

kegiatan masyarakat Surakarta, tempat itu adalah Habipraja.

Gambar 1. Gedung Habipraja tahun 1935


Sumber. Collectie Tropenmuseum.com

27
Mintardjo H.S, Catatancommit
Pendekto Riwayat
user Kampung Kemlayan,
(Surakarta: tidak diterbitkan, 2008), hlm. 3.
perpustakaan.uns.ac.id 67
digilib.uns.ac.id

Habipraja merupakan wadah dari kegiatan masyarakat Surakarta dan

gedung pertemuan masyarakat Surakarta atau gedung society. Habipraja yang

dibikin oleh Sinuhun Paku Buwana yang ke X, awalnya dibentuk untuk mewadahi

kegiatan para Sentana Dhalem, Abdi Dhalem, dan Bangsawan Keraton Surakarta.

Kegiatan yang ada dalam Habipraja adalah kegiatan seni, olahraga, dan pertemuan

para masyarakat yang masih ada hubungan dengan Keraton Surakarta. Tetapi

perlahan menurut perkembangannya, Habipraja bukan hanya untuk para

masyarakat yang dekat dengan Keraton Surakarta, tetapi untuk masyarakat

Surakarta dan sekitarnya. Semakin berkembangnya jumlah masyarakat yang

datang dan mengikuti kegiatan yang ada di Habipraja semakin terkenallah nama

Habipraja itu sendiri sebagi gedung pertemuan dan pusat kegiatan yang ada di

Surakarta. Semakin terkenallah nama kampung Kemlayan, karena bangunan

Habipraja terletak di wilayah kampung Kemlayan, tepatnya di sebelah timur laut

pasar tradisional Singosaren yang sekarang menjadi toko pakaian Monza dan

hotel Amarelo.28

Dengan adanya habipraja yang berada di wilayah Kemlayan semakin

memperkuat dengan identitas Kemlayan sebagai kampung kesenian dan

kebudayaan. Hal inilah yang menjadi identitas masyarakat Kemlayan yang

mengabdikan hidupnya untuk kesenian, walaupun kekuatan keraton perlahan telah

memudar dimata masyarakat Surakarta, tetapi ini tidak menjadikan para seniman

Kemlayan tidak bersemangat lagi untuk menghidupkan kesenian yang menjadi

28
commitHadi,
Wawancara dengan Asmoro to user
Surakarta, tanggal 15 Desember
2012, jam 20.00 WIB
perpustakaan.uns.ac.id 68
digilib.uns.ac.id

identitas Kemlayan, tetapi menjadi semangat untuk terus berkreasi untuk

menciptakan kreasi baru untuk selalu berkarya.29

commit to user
29
Priyatmoko Heri., op.cit, (Jogja : UGM Press, 2010), hlm. 12

Anda mungkin juga menyukai