Anda di halaman 1dari 2

Kampung Beting, Dulu Tempatnya Para Ulama

Kampung Beting, terletak di Kelurahan Dalam Bugis, Kecamatan Pontianak Timur, Kota
Pontianak. Dengan posisi yang berada pada pertengahan Kecamatan Pontianak Barat dan
Kecamatan Pontianak Utara, Kampung Beting juga diapit oleh dua sungai besar yaitu Sungai
Kapuas dan Sungai Landak. Hal itu menyebabkan Kampung Beting memiliki posisi yang
strategis karena dekat dengan pusat kota.

Kawasan Kampung Beting, termasuk dalam wilayah Kelurahan Dalam Bugis ini,
memiliki nilai historis budaya dan religi yang tinggi untuk Kota Pontianak. Hal tersebut
dipercayai sebagai cikal bakal pertumbuhan Kota Pontianak. Bukti sejarah yang sampai saat
ini masih ada sebagai saksi peran daerah ini terhadap jejak masa lalu Kota Pontianak yaitu
Kompleks Keraton Kadriyah dan bangunan Masjid Jami’ dengan arsitekturnya yang khas
campuran antara Melayu, Arab, Bugis dan Cina.

Kota lama ini, pertama kali dicanangkan sebagai cikal bakal Kota Pontianak
berdasarkan dasar religius agama Islam yang sangat tinggi oleh Sultan Syarif Abdurrahman
Alkadrie pada 23 Oktober 1771 M atau 14 Rajab 1185 H.

Selama perjalanan sejarahnya, kawasan Kampung beting ini telah banyak mengalami,
perubahan-perubahan. Semenjak datangnya kaum penjajah Belanda di Kota Pontianak,
kawasan ini menjadi daerah yang tertutup dan sering dijadikan tempat persembunyian para
penjahat di masa lalu.

Tetapi setelah daerah ini mulai dibuka, citra gelap tentang daerah ini mulai berkurang,
seiring dengan perubahan tatanan politik yang terjadi di Indonesia. Maka peran dan makna
Keraton Kadriyah terhadap Kota mulai memudar. Penyebabnya yaitu keraton mulai mandiri
dalam membiayai eksistensinya.
Kampung Beting memang legendaris, baik sebagai cikal bakal kota hingga stigma
negatif masa kini. Warga aslinya Melayu dan kaum yang taat beragama lainnya dan dulunya
mengabdi kepada para Sultan, termasuk para pendakwah. Jalur peredaran narkoba masuk ke
Beting sekitar awal 1990an.

Sejak saat itu, Kampung Beting pun memiliki stigma negatif. Harapannya, Masyarakat
setempat ingin kawasan kampung beting yang rapi, bersih, aman dan kawasan wisata dan ada
kesenian, yang bebas narkoba. Untuk mewujudkan hal itu, dibutuhkan adanya dukungan dari
pemerintah Kota Pontianak maupun Provinsi Kalimantan Barat beserta seluruh stakeholder
yang ada seperti Kemenag, BAZNAS, MUI, Masjid di kelurahan setempat, Perguruan tinggi,
dan seluruh elemen masyarakat supaya dapat bersinergi dengan baik.

Anda mungkin juga menyukai