Anda di halaman 1dari 4

Materi Tambahan bab 5 “Daerah Tempat Tinggalku”

Sejarah Kota Depok


Kota Depok Diresmikan sebagai kota pada 1999, Depok telah mengalami perubahan yang signifikan sejak
saat itu, dikutip dari situs depok.go.id, asal-usul Kota Depok, yaitu sebagai sebuah kecamatan yang
berada di wilayah Parung, Kabupaten Bogor.
Berikut adalah berbagai fakta menarik dari Kota Depok dan sejarahnya :
Profil Kota Depok
Depok adalah sebuah kota yang terletak di Provinsi Jawa Barat. Kota Depok merupakan bagian dari
wilayah metropolitan Jabodetabek yang meliputi Jakarta, Bogor, Tangerang, dan Bekasi. Pada 1976,
pembangunan perumahan mulai dilakukan oleh Perum Perumnas dan pengembang lainnya.
Perkembangan ini juga diikuti dengan pembangunan kampus Universitas Indonesia (UI) serta
pertumbuhan perdagangan dan jasa yang semakin pesat.

Letak Kota Depok


Secara geografis, Kota Depok terletak di sebelah selatan Jakarta dan berbatasan dengan Kabupaten
Bogor. Letaknya yang strategis menjadikan Kota Depok sebagai bagian penting dari perkembangan
wilayah Jabodetabek.
Diresmikan Tahun 1999
Pada 20 April 1999, Kota Depok secara resmi diresmikan sebagai Kotamadya Daerah Tk. II Depok
berdasarkan Undang-Undang No. 15 tahun 1999.
Berawal dari Wilayah Parung Bogor
Sebelumnya, Kota Depok hanya merupakan kecamatan di bawah pemerintahan Kota Bogor yang
dipimpin oleh seorang camat. Pembentukan Kota Administratif Depok dilakukan oleh Menteri Dalam
Negeri, Amir Machmud. Adapun pelantikan Mochammad Rukasah Suradimadja sebagai Wali Kota
Administratif pertama dilakukan oleh Gubernur Jawa Barat, Aang Kunaefi.
Pada awal tahun 1999, terjadi pemekaran wilayah di Kota Administratif Depok di mana semua desa
berubah status menjadi kelurahan. Akibat dari pemekaran ini, terbentuklah 3 kecamatan dan 17
desa baru.
Mengungkap Sejarah Kota Depok yang Diresmikan Tahun 1999 | kumparan.com

Kota Depok, sebuah kota di Jawa Barat, menyimpan banyak tempat bersejarah yang menjadi saksi
bisu perjalanan panjangnya dari masa ke masa. Dari gereja tertua di Indonesia hingga candi-candi
Hindu abad ke-10, mari kita eksplorasi 10 tempat bersejarah menarik di Kota Depok :
• Gereja Depok Lama
Gereja Depok Lama adalah salah satu gereja tertua di Indonesia yang berdiri sejak tahun 1713.
Dibangun oleh Cornelis Chastelein dan istrinya, Maria van Aelst, gereja ini menjadi tempat ibadah
bagi para budak yang dimerdekakan.

• Rumah Cimanggis
Pada tahun 1771, Yohanna van der Parra, istri dari Gubernur Jenderal VOC, Albertus van der Parra,
membangun Rumah Cimanggis. Rumah ini menjadi saksi bisu perkembangan Kota Depok pada masa
penjajahan Belanda.
• Monumen Cornelis Chastelein
Monumen Cornelis Chastelein didirikan pada tahun 1914 untuk menghormati salah satu pendiri Kota
Depok. Monumen ini berlokasi di Jalan Pemuda, Depok.

• Stasiun Depok Lama


Stasiun Depok Lama adalah stasiun kereta api yang telah beroperasi sejak tahun 1876. Stasiun ini
menjadi saksi bisu perkembangan Kota Depok pada masa penjajahan Belanda.

• Taman Fatahillah
Taman Fatahillah terletak di Jalan Siliwangi, Depok. Taman ini merupakan tempat wisata populer
yang dilengkapi dengan berbagai fasilitas menarik, seperti kolam renang, lapangan sepak bola, dan
lapangan basket.

• Museum De Tijger
Museum De Tijger berada di Jalan Kartini, Depok, dan menyimpan berbagai koleksi benda bersejarah
yang berhubungan dengan Kota Depok.

• Museum Nusantara
Jalan Pemuda, Depok menjadi lokasi Museum Nusantara yang menyimpan koleksi benda bersejarah
dari seluruh Nusantara.

• Candi Ciampea
Candi Ciampea adalah candi Hindu abad ke-8 yang menjadi salah satu peninggalan sejarah penting
di Jawa Barat, berlokasi di Kecamatan Ciampea, Kota Depok.

• Candi Cibuaya
Candi Cibuaya adalah candi Hindu abad ke-9 yang memiliki nilai sejarah tinggi, berlokasi di Kecamatan
Cibuaya, Kota Depok.

• Candi Cikao
Candi Cikao adalah candi Hindu abad ke-10 yang memiliki keunikan sejarah tersendiri, berlokasi di
Kecamatan Cikao, Kota Depok.
Jejak Sejarah Masa Lalu: 10 Tempat Bersejarah di Kota Depok dan Sekitarnya - Hallo Depok - Halaman 3

(salah satu kekayaan alam/potensi pertanian di kota Depok yang cukup potensial
adalah buah belimbing, buah belimbing yang sangat terkenal di Depok adalah
belimbing dewa. Potensi pertanian belimbing di Kota Depok sampai tahun 2006
berjumlah 33.729 dengan total luas areal 135 Ha yang menyebar di Kota Depok.
Tanaman belimbing di Kota Depok dikembangkan di lahan-lahan Masyarakat,
diantaranya di kelurahan Pondok Cina, kelurahan Tugu, dan kelurahan Kelapa Dua.)
https://www.depok.go.id/ikon-kota
Tradisi Unik Orang Depok yang Masih Ada, meski Sudah Jarang Dilakukan
Indonesia adalah negara yang kaya akan budaya dan tradisi. Tiap daerah atau suku mempunyai tradisi
yang biasanya menyimbolkan sesuatu, termasuk di Depok. Tradisi orang Depok itu sangat beragam dan
banyak yang merupakan adaptasi dari tradisi suku lain. Berikut adalah tradisi bagi orang Depok:

a. Rebut dandang
Dalam upacara pernikahan orang Depok ada satu tradisi yang unik. Pasalnya, ia menggabungkan
antara seni beladiri dan pantun. Tradisi tersebut bernama rebut dandang. Rebut dandang ini sama halnya
dengan tradisi palang pintu. Hanya saja, tradisi palang pintu merupakan sebutan dalam masyarakat
Betawi tengahan

Sedangkan dalam masyarakat Betawi pinggiran, seperti di Depok, tradisi yang penuh makna ini
disebutnya rebut dandang.
Tradisi rebut dandang ini menggambarkan tantangan atau hambatan yang dihadapi mempelai pria ketika
akan menikahi mempelai wanita. Masing-masing mempelai membawa jawara lalu dua jawara ini akan
berbalas pantun dan adu seni beladiri. Jawara dari pihak perempuan akan berusaha merebut dandang
yang dibawa oleh jawara dari pihak perempuan.

b. Sawer pengantin
Salah satu tradisi dalam upacara pernikahan di masyarakat Depok adalah sawer pengantin.
Tradisi yang masih banyak dilakukan oleh orang Depok hingga saat ini diadaptasi dari tradisi suku Sunda.
Sawer pengantin menyimbolkan bahwa pasangan pengantin jangan lupa untuk bersedekah atau berbagi
dengan sesama.

c. Ruwahan
Ruwahan atau rowahan adalah tradisi masyarakat Betawi Depok yang dilakukan di akhir bulan
Syaban. Tradisi ini bertujuan untuk mendoakan arwah leluhur. Oleh karena itu, kegiatan pada tradisi
ruwahan adalah pembacaan doa, tahlil, dan Yasin. Selain itu, ada makan bersama dengan disediakan
kudapan khas Betawi, seperti tape uli dan geplak. Namun, makin lama hanya sedikit masyarakat Betawi
Depok yang masih melakukan tradisi ini.

d. Nyorog
Tradisi Nyorog masih banyak dilakukan masyarakat Betawi Depok hingga saat ini. Tradisi nyorog
adalah kegiatan mengirimkan makanan kepada saudara yang lebih tua atau orang yang dituakan di
sebuah kampung ketika menjelang bulan Ramadan. Jadi nyorog ini dilakukan oleh pihak yang termuda
dalam sebuah keluarga.

e. Ngored
Tradisi ngored juga masih dilakukan oleh masyarakat Betawi Depok saat ini, bahkan oleh generasi
mudanya. Ngored adalah kegiatan berziarah ke makam keluarga ketika menjelang bulan Ramadan.
Kegiatan dalam tradisi berziarah tersebut, selain mendoakan orang yang sudah meninggal, juga
membersihkan makam.
f. Munggahan
Munggahan bisa disebut akhir dari rangkaian acara menyambut Ramadan karena dilakukan sehari
sebelum Ramadan. Dulu dalam melaksanakan munggahan, seluruh keluarga berkumpul di rumah orang
tua lalu menikmati sahur pertama bersama. Namun, saat ini tradisi munggah dengan berkumpul di rumah
keluarga tidak banyak dilakukan. Konon, makna dari tradisi munggahan ini sebagai sarana introspeksi
diri. Lantas, diharapkan ketika masuk bulan Ramadan sudah dalam kondisi bersih diri dan bersih hati.

e. Andilan
Andilan mempunyai arti patungan. Tradisi Andilan memang dilakukan dengan patungan yaitu
sekelompok masyarakat akan patungan untuk membeli kerbau dan akan dipotong lalu dibagikan
menjelang hari raya Idul Fitri. Biasanya kerbau ini dibeli sebulan menjelang Ramadan. Namun, tradisi ini
kian jarang dilakukan. Ini bisa jadi karena ketiadaan lahan untuk memelihara kerbau atau memang
generasi muda masyarakat Betawi yang kurang peduli dengan tradisi nenek moyangnya.

f. Rantangan
Rantangan adalah tradisi bagi orang Depok yang bertujuan untuk mengantarkan makanan ke
sanak saudara yang lebih tua, ke guru, atau orang yang dituakan di kampung. Tradisi ini dilakukan ketika
menjelang hari raya Idul Fitri. Makanan yang dihantarkan biasanya berupa hidangan khas betawi, seperti
nasi atau ketupat dengan sayur godog dengan semur daging, ikan mas, dan berbagai kudapan khas
Betawi.

Anda mungkin juga menyukai