ABSTRAK
Solo merupakan kota tradisional Jawa telah lama membentuk tata ruang kotanya secara
unik dan spesifik. Solo dengan Kraton sebagai salah satu titik awal tumbuhnya
kebudayaan dan ruang kota, berkembang melalui suatu disain kawasan yang tidak
muncul secara intuitif tetapi melalui suatu konsep yang direncanakan secara matang.
Kraton dengan konsep makro kosmos dan mikro kosmos serta seting kawasan hunian
masyarakatnya dalam hal ini khususnya kampung, mewarnai perkembangan wajah kota
Solo dari kota tradisional menjadi kota kreatif. Dalam perkembangannya kraton dan aset
heritage lainnya menjadi potensi wisata kreatif kota Solo. Kreatifitas suatu kota sangat
ditentukan oleh aktifitas penduduknya, wadah kegiatan kreatif penduduk suatu kota
dimungkinkan terjadi di semua elemen pembentuk kawasan kota. Kreatifitas kota dapat
diaktualisasikan di area umum antara lain : jalan raya, pedestrian, gang, jembatan, jalur
pejalan kaki, jalan kereta api, sungai, taman kota, plaza, kampung halaman, serta area
privat antara lain pagar dan bangunan. Dalam perkembangannya, wisata berbasis kreatif
mempunyai andil yang cukup besar dalam mengembangkan suatu elemen pembentuk
kota menjadi kawasan kreatif. Sejauh mana wisata kreatif yang terjadi di elemen
pembentuk kota khususnya kampung dapat mendorong terwujudnya kota kreatif.
Berdasarkan studi literatur dan observasi lapangan, aktifitas wisata kreatif yang
terkoordinir dengan mengangkat potensi kawasan khususnya di bidang ekonomi, fisik
lingkungan , tradisi sosial budaya yang berbasis pada potensi lokal, akan menjadi salah
satu generator terwujudnya kota kreatif.
karyanya antara lain bokor, paidon, tempat wisatawan kreatif dapat bersifat individual
kinang. Kampung Serengan, yaitu kampung ataupun kelompok, yang melakukan
tempatnya abdidalem kraton yang berprofesi perjalanan dengan tujuan untuk
sebagai penyungging atau tukang sereng. pengembangan kreativitasnya. Wisatawan
Kampung Gapyukan, yaitu kampung kreatif tidak masuk dalam kategori wisatawan
tempatnya abdidalem yang memproduksi masal yang hanya mengarah pada leisure
barang barang yang dibubut antara lain berupa tourism. Pariwisata kreatif merupakan bentuk
: rebab, tabuh gamelan. Kampung Selakerten dari konsep pariwisata yang bertanggung
atau Kerten, yaitu tempat tinggalnya jawab terhadap keberadaan komunitas lokal.
abdidalem kraton yang memproduksi barang Pariwisata kreatif dipahami sebagai pariwisata
ukir dari batu (kijing). Nama dari tukang yang bertujuan untuk pengembangan diri, tidak
tersebut adalah Ngabehi Selakerten atau bersifat masal, mengakomodasikan kebera-
Kerten. Kampung Slembaran, yaitu kampung daan usaha menengah dan kecil, memberikan
tempat abdidalem memproduksi ukiran keris ruang interaksi pada komunitas dan
yang biasa disebut Salembar. Kampung memberikan penghargaan pada lingkungan.
Jagran, yaitu kampung tempat tinggal Wisatawan kreatif adalah wisatawan yang tidak
abdidalem yang bernama Kyahi Jragan yang hanya semata mata memberikan kompensasi
berprofesi sebagai tukang pembuat keris. terhadap dampak yang dihasilkannya, namun
Kampung Sraten, yaitu kampung tempat mereka harus dapat menjadi bagian dari
tinggal dari abdidalem yang merawat binatang komunitas itu sendiri, dan manfaat bagi
gajah. Kampung Jamsaren, yaitu kampung kesejateraan komunitas lokal (host
tempatnya pondok pesantren yang dipimpin community).
Kyai Jamsari. Kampung Kundhen, kampung Destinasi pariwisata masa depan
tempat tinggal dari kundhi yaitu abdidalem adalah pariwisata yang kreatif yang
yang memproduksi gerabah seperti cobek, memberikan dampak. Menurut Hermantoro
genthong, anglo. Kampung Telukan, tempat (2011) dampak tersebut antara lain:
tinggal dari abdidalem Teluk yang
pekerjaannya medel kain jarik dan lurik. a. Memberikan kesejahteraan jangka panjang
Kampung Baturana, tempat tinggal dari pada masyarakat lokal melalui konsep
abdidalem yang disebut Batusarana yang pengembangan pariwisata berbasis
berprofesi sebagai tukang batu. Kampung komunitas
Kestalan, yaitu tempat yang dahulunya b. Menjamin kepuasan pengalaman wisata-
berfungsi sebagai kandang kuda dalam wan, paling tidak kepuasan wisatawan
bahasa Belandanya disebut stal. Kampung dapat melebihi ekspetasinya
Balapan, yaitu kampung yang dahulunya c. Meningkatkan keuntungan bisnis bagi
dipakai untuk pacuan kuda (bahasa Jawa sektor swasta dan dapat menciptakan suatu
Balapan). Kampung Pacinan, yaitu kampung iklim usaha yang kondusif
tempat tinggalnya etnis Cina. Kampung Arab, d. Mengoptimalkan dampak positif ekonomi,
yaitu kampung tempat tinggalnya etnis Arab sosial, dan lingkungan agar terjadi kese-
yang sekarang lebih dikenal dengan kampung imbangan pembangunan
Pasar Kliwon. Jauh sebelum Kraton e. Meningkatkan citra destinasi secara politis,
Kasunanan berdiri menurut Mlayadipuro dalam karena citra destinasi bisa mendongkrak
bukunya Sejarah Kyai Ageng Anis-Kyai Ageng citra politis suatu negara
Laweyan, semasa kerajaan Pajang tahun 1546 f. Meningkatkan kreativitas dan kesejahteraan
ada sebuah kampung tempat membuat masyarakat setempat guna kesinambungan
benang lawe (bahan sandang) yang sekarang pembangunan.
terkenal dengan nama Laweyan.
Dalam hal ini jenis kegiatan pariwisata
2. Wisata Kreatif berbasis kreativitas, yaitu “kegiatan pariwisata
Menurut Hermantoro (2011), pariwisata bersumber pada budaya dan ilmu penge-
berbasis kreativitas adalah pariwisata yang tahuan lokal yang dikembangkan secara
melibatkan komunitas lokal sebagai sumber interaktif antara komunikasi kreatif lokal
inspirasi dan terlibat dalam proses kreativitas dengan wisatawan dan dapat menghasilkan
pada sebuah kunjungan wisata. Dalam hal ini
Alpha Febela Priyatmono., Dari wisata kreatif menuju Solo kota kreatif
71
Alpha Febela Priyatmono., Dari wisata kreatif menuju Solo kota kreatif
73
Bangunan dan
Pengembangan Program
lingkungan suatu
berbasis industri Pembangunan
kawasan
pariwisata kreatif Jangka Pendek, Kawasan
dengan konsep Jangka Kreatif
pembangunan Menengah,
yang Jangka Panjang
Sejarah kawasan berkelanjutan
yaitu dengan pihak komunitas masyarakat Kegiatan ini sangat diperlukan untuk
penghuninya. memperluas wawasan dan meningkatkan
g. Pusat Promosi, Informasi dan kantor ketrampilan masyarakat kampung dalam
kesekretariatan rangka memberdayakan kawasannya.
Fasilitas ini sangat diperlukan untuk Pelatihan dapat berupa pelatihan
mengkoordinasikan semua kegiatan, kewirausahaan, teknik pembuatan
disamping sebagai fasilitas untuk pe- kerajinan, promosi, menciptakan produk-
masaran bersama. produk baru, serta kegiatan yang berkaitan
h. Papan Penunjuk dan tanda kawasan dengan penggunaan informasi dan
Identitas kawasan sangat diperlukan teknologi (IT).
bagi tamu/wisatawan untuk memudahkan l. Permodalan/Perbankan
berkunjung ke kawasan kampung. Papan Perlu kerjasama dengan badan usaha
penunjuk di pasang di tempat tempat perbankan atau Badan Usaha Milik Negara
strategis antara lain di airport, stasiun kereta (BUMN) dalam rangka menunjang
api, terminal bis serta di jalan utama kota. permodalan awal serta untuk memperlancar
Adapun tanda kawasan bisa berupa gapura proses transaksi jual beli melalui transfer,
(tunggal) ataupun baliho yang diletakkan di kartu debit dan kredit serta fasilitas ATM.
tempat tempat strategis sekitar kawasan.
i. Promosi Bersama KESIMPULAN
Pembuatan Brosur, Leaflet dan Poster Solo sebagai kota heritage tersusun oleh
Media ini diperlukan sebagai salah satu elemen elemen pembentuk kota antara lain
sarana promosi dan eksistensi kawasan. kawasan hunian khususnya kampung,
Brosur, leaflet dan poster memuat semua kawasan karya (tempat kerja, industri,
potensi dan aktifitas bersama. Media ini perdagangan, jasa), kawasan rekreasi (tempat
harus memuat alamat organisasi dan olah raga, taman kota, tempat hiburan dan
contact person yang jelas. rekreasi alam), kawasan penunjang sosial
Blog dan Web Site Kawasan budaya, yang secara keseluruhan
Dengan semakin berkembangnya dihubungkan satu dengan lainnya dengan
informasi dan teknologi maka pemasaran jaringan sungai dan jalan. Di Solo kawasan
dan promosi melalui dunia maya hunian kreatif banyak berkembang di kampung
semakin memegang peranan penting. kampung, beberapa diantaranya adalah
Aktifitas Bersama. Kampoeng Batik Laweyan dan kampung
Diperlukan dalam rangka untuk Wisata Batik Kauman
mendekatkan antara produsen dengan Yaitu Kawasan penghasil batik tradisionil
konsumen, disamping juga berfungsi yang telah berkembang menjadi pusat industri
untuk memperkuat eksistensi kawasan. kreatif dan pariwisata kreatif dengan obyek
Melakukan Kegiatan atau Berkarya andalannya adalah batik, kuliner, bangunan
yang Unik dan Spesifik dan sebagai heritage serta tradisi sosial kehidupannya.
Pioneer Kampung Kerajinan Njayengan yang
Dengan mengadakan kegiatan yang mengandalkan industri emas dan intan serta
unik, spesifik, dan bermanfaat untuk tradisi budayanya sebagai unggulan. Kampung
masyarakat, akan mengundang pengun- Sangkar Burung, Kampung Sutlecock,
jung khususnya media cetak dan Kampung Mebel, kampung blangkon dan
elektronik untuk datang ke Kawasan. Hal masih banyak potensi kampung yang belum
ini merupakan kegiatan promosi gratis digali dan diberdayakan dengan optimal.
kawasan. Aktifitas kreatif di kawasan jalan diantaranya:
j. Pertemuan/Silaturahmi Pengurus Car Free Day, yaitu aktifitas kreatif dari bebas
Pertemuan dapat dilakukan dalam kendaraan di sepanjang jalan Slamet Riyadi,
bentuk rapat formal, sarasehan, atau Galabo, Night Market, Solo Batik Carnival.
pertemuan informal lainnya. Hal ini sangat Kreatifitas Kawasan Taman antara lain: Taman
diperlukan untuk konsolidasi kawasan. Balekambang, Taman Jurug. Aktifitas wisata
k. Kegiatan Workshop, Pelatihan dan Studi kreatif yang terjadi di elemen pembentuk kota
Banding akan menjadi generator terwujudnya Solo
sebagai kota kreatif.
Alpha Febela Priyatmono., Dari wisata kreatif menuju Solo kota kreatif
75
Daftar Pustaka
Gunawan, Myra P., 2000, Agenda 21 Sektoral Agenda Pariwisata untuk Pengembangan Kualitas
Hidup Secara Berkelanjutan, Kantor Menteri Lingkungan Hidup dan UNDP, Jakarta.
Linch Kevin,1969, The Image of City, TheMIT Press Cambridge, Massachusetts, London
Priyatmono, 2011, Profil Kampoeng Batik Laweyan Tahun 2004 – Tahun 2011, FPKBL, Surakarta.
http://ramlinawawiutun.blogspot.com/2009/01/para-pedagang-intan-perintis-komunitas.html
(11 Januari 2009)