Anda di halaman 1dari 7

69

DARI WISATA KREATIF MENUJU SOLO KOTA KREATIF


Alpha Febela Priyatmono
Program Studi Teknik Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah Surakarta
Jl. A. Yani Tromol Pos 1 Pabelan Kartasura Sukoharjo 57102 Telp 0271-717417
E-mail : febela2006@yahoo.co.id

ABSTRAK

Solo merupakan kota tradisional Jawa telah lama membentuk tata ruang kotanya secara
unik dan spesifik. Solo dengan Kraton sebagai salah satu titik awal tumbuhnya
kebudayaan dan ruang kota, berkembang melalui suatu disain kawasan yang tidak
muncul secara intuitif tetapi melalui suatu konsep yang direncanakan secara matang.
Kraton dengan konsep makro kosmos dan mikro kosmos serta seting kawasan hunian
masyarakatnya dalam hal ini khususnya kampung, mewarnai perkembangan wajah kota
Solo dari kota tradisional menjadi kota kreatif. Dalam perkembangannya kraton dan aset
heritage lainnya menjadi potensi wisata kreatif kota Solo. Kreatifitas suatu kota sangat
ditentukan oleh aktifitas penduduknya, wadah kegiatan kreatif penduduk suatu kota
dimungkinkan terjadi di semua elemen pembentuk kawasan kota. Kreatifitas kota dapat
diaktualisasikan di area umum antara lain : jalan raya, pedestrian, gang, jembatan, jalur
pejalan kaki, jalan kereta api, sungai, taman kota, plaza, kampung halaman, serta area
privat antara lain pagar dan bangunan. Dalam perkembangannya, wisata berbasis kreatif
mempunyai andil yang cukup besar dalam mengembangkan suatu elemen pembentuk
kota menjadi kawasan kreatif. Sejauh mana wisata kreatif yang terjadi di elemen
pembentuk kota khususnya kampung dapat mendorong terwujudnya kota kreatif.
Berdasarkan studi literatur dan observasi lapangan, aktifitas wisata kreatif yang
terkoordinir dengan mengangkat potensi kawasan khususnya di bidang ekonomi, fisik
lingkungan , tradisi sosial budaya yang berbasis pada potensi lokal, akan menjadi salah
satu generator terwujudnya kota kreatif.

Kata Kunci: Kota Solo, Elemen Pembentuk Kota, Wisata Kreatif

PENDAHULUAN antara lain Kampoeng Batik Laweyan,


Kota tersusun dari beberapa elemen Kampung Wisata Batik Kauman, Kampung
pendukungnya antara lain kawasan hunian Perhiasan Njayengan. Semakin tumbuh
(kampung), kawasan karya (industri, kembangnya kawasan kreatif ditambah
perdagangan, jasa), kawasan kegiatan sosial dengan aktifitas kreatif dari warga kota di
budaya (pendidikan, kesehatan, peribadatan, kawasan lainnya, maka mencita citakan Solo
pemerintahan), kawasan kegiatan rekreasi, sebagai kota kreatif akan segera terwujud.
yang dihubungkan satu dengan lainnya melalui
jalan, sungai dan ruang publik lainnya. TINJAUAN PUSTAKA
Kawasan dengan potensi kelokalannya jika 1. Kota Solo
diungkap dan dan diberdayakan secara Solo sebagai kota budaya dan perdagangan
teroganisir berdasar potensi utamanya akan kawasan kotanya antara lain dibentuk oleh
menjadi salah satu generator penggerak kawasan kampung kampung tradisionil
berkembangnya pembangunan suatu kota. berbasis kampung kreatif. Menurut R.M. Sajid
Pengembangan kawasan berbasis wisata dalam bukunya Babad Sala mengenal adanya
kreatif dengan memberdayakan potensi nama nama kampung antara lain: Kampung
kelokalan yang bertumpu pada industri (UKM), Sayangan yaitu kampung tempatnya abdi
bangunan dan lingkungan, sejarah serta tradisi dalem kraton yang memproduksi kerajinan
sosial budayanya dapat mengangkat suatu dan peralatan dari tembaga seperti kendil,
tempat menjadi kawasan kreatif. Solo sebagai kenceng, dandang. Kampung Gemblegan,
kota tradisi dalam perkembangannya telah yaitu kampung tempatnya abdidalem kraton
mempunyai beberapa kawasan wisata kreatif. pengrajin kuningan (tukang gemblak). Hasil

Sinektika Vol.13 No.2, 2013


70

karyanya antara lain bokor, paidon, tempat wisatawan kreatif dapat bersifat individual
kinang. Kampung Serengan, yaitu kampung ataupun kelompok, yang melakukan
tempatnya abdidalem kraton yang berprofesi perjalanan dengan tujuan untuk
sebagai penyungging atau tukang sereng. pengembangan kreativitasnya. Wisatawan
Kampung Gapyukan, yaitu kampung kreatif tidak masuk dalam kategori wisatawan
tempatnya abdidalem yang memproduksi masal yang hanya mengarah pada leisure
barang barang yang dibubut antara lain berupa tourism. Pariwisata kreatif merupakan bentuk
: rebab, tabuh gamelan. Kampung Selakerten dari konsep pariwisata yang bertanggung
atau Kerten, yaitu tempat tinggalnya jawab terhadap keberadaan komunitas lokal.
abdidalem kraton yang memproduksi barang Pariwisata kreatif dipahami sebagai pariwisata
ukir dari batu (kijing). Nama dari tukang yang bertujuan untuk pengembangan diri, tidak
tersebut adalah Ngabehi Selakerten atau bersifat masal, mengakomodasikan kebera-
Kerten. Kampung Slembaran, yaitu kampung daan usaha menengah dan kecil, memberikan
tempat abdidalem memproduksi ukiran keris ruang interaksi pada komunitas dan
yang biasa disebut Salembar. Kampung memberikan penghargaan pada lingkungan.
Jagran, yaitu kampung tempat tinggal Wisatawan kreatif adalah wisatawan yang tidak
abdidalem yang bernama Kyahi Jragan yang hanya semata mata memberikan kompensasi
berprofesi sebagai tukang pembuat keris. terhadap dampak yang dihasilkannya, namun
Kampung Sraten, yaitu kampung tempat mereka harus dapat menjadi bagian dari
tinggal dari abdidalem yang merawat binatang komunitas itu sendiri, dan manfaat bagi
gajah. Kampung Jamsaren, yaitu kampung kesejateraan komunitas lokal (host
tempatnya pondok pesantren yang dipimpin community).
Kyai Jamsari. Kampung Kundhen, kampung Destinasi pariwisata masa depan
tempat tinggal dari kundhi yaitu abdidalem adalah pariwisata yang kreatif yang
yang memproduksi gerabah seperti cobek, memberikan dampak. Menurut Hermantoro
genthong, anglo. Kampung Telukan, tempat (2011) dampak tersebut antara lain:
tinggal dari abdidalem Teluk yang
pekerjaannya medel kain jarik dan lurik. a. Memberikan kesejahteraan jangka panjang
Kampung Baturana, tempat tinggal dari pada masyarakat lokal melalui konsep
abdidalem yang disebut Batusarana yang pengembangan pariwisata berbasis
berprofesi sebagai tukang batu. Kampung komunitas
Kestalan, yaitu tempat yang dahulunya b. Menjamin kepuasan pengalaman wisata-
berfungsi sebagai kandang kuda dalam wan, paling tidak kepuasan wisatawan
bahasa Belandanya disebut stal. Kampung dapat melebihi ekspetasinya
Balapan, yaitu kampung yang dahulunya c. Meningkatkan keuntungan bisnis bagi
dipakai untuk pacuan kuda (bahasa Jawa sektor swasta dan dapat menciptakan suatu
Balapan). Kampung Pacinan, yaitu kampung iklim usaha yang kondusif
tempat tinggalnya etnis Cina. Kampung Arab, d. Mengoptimalkan dampak positif ekonomi,
yaitu kampung tempat tinggalnya etnis Arab sosial, dan lingkungan agar terjadi kese-
yang sekarang lebih dikenal dengan kampung imbangan pembangunan
Pasar Kliwon. Jauh sebelum Kraton e. Meningkatkan citra destinasi secara politis,
Kasunanan berdiri menurut Mlayadipuro dalam karena citra destinasi bisa mendongkrak
bukunya Sejarah Kyai Ageng Anis-Kyai Ageng citra politis suatu negara
Laweyan, semasa kerajaan Pajang tahun 1546 f. Meningkatkan kreativitas dan kesejahteraan
ada sebuah kampung tempat membuat masyarakat setempat guna kesinambungan
benang lawe (bahan sandang) yang sekarang pembangunan.
terkenal dengan nama Laweyan.
Dalam hal ini jenis kegiatan pariwisata
2. Wisata Kreatif berbasis kreativitas, yaitu “kegiatan pariwisata
Menurut Hermantoro (2011), pariwisata bersumber pada budaya dan ilmu penge-
berbasis kreativitas adalah pariwisata yang tahuan lokal yang dikembangkan secara
melibatkan komunitas lokal sebagai sumber interaktif antara komunikasi kreatif lokal
inspirasi dan terlibat dalam proses kreativitas dengan wisatawan dan dapat menghasilkan
pada sebuah kunjungan wisata. Dalam hal ini

Alpha Febela Priyatmono., Dari wisata kreatif menuju Solo kota kreatif
71

produk baru dari interaktif yang dilakukan b. Space


tersebut” Adalah ruang terbuka (halaman terbuka).
Menurut Gunawan (2000) Pariwisata Ruang terbuka yang natural berupa tanah
kreatif harus berbasis pada pembangunan pertanian, dataran, lembah, water areas.
wisata berkelanjutan, adapun ciri-ciri Adapun ruang terbuka yang buatan antara
pariwisata berkelanjutan antara lain : lain berupa taman rekreasi, taman kota,
a. Kesadaran tentang tanggung -jawab plaza, halaman, ruang publik.
terhadap lingkungan, yaitu menempatkan c. Path (Jejalur)
pariwisata sebagai green industry (industri Jaringan jalan yang menghubungkan
ramah lingkungan) yang menjadi tanggung daerah satu dengan lainnya. Path natural
jawab pemerintah, industri pariwisata, antara lain berupa sungai, jurang, tebing,
masyarakat dan wisatawan. ngarai. Path buatan antara berupa jalan
b. Peningkatan peran pemerintah daerah raya, gang, pedestrian, jembatan, jalur
dalam pembangunan kepariwisataan. pejalan kaki, jalan kereta api.
c. Industri pariwisata mampu menciptakan
produk pariwisata yang bisa bersaing 4. Elemen Pembentuk Kawasan Kota
secara internasional, dan bisa Menurut Kevin Lynch (1969), unsur dasar
mensejahterakan masyarakat di tempat elemen pembentuk kawasan kota adalah :
tujuan wisata,
d. Adanya kemitraan dan partisipasi masya- a. Jejaring jalan (Path)
rakat dalam pembangunan pariwisata. Yaitu jaringan pergerakan manusia dari
Pembangunan tersebut bertujuan memin- suatu tempat ke tempat lainnya. Path
imalisir perbedaan tingkat kesejahteraan terdapat di berbagai kota besar dan kecil.
wisatawan dan masyarakat di daerah tujuan Path merupakan kerangka dasar dari suatu
wisata untuk menghindari konflik dan kota. Jaringan jalan ini akan menentukan
dominasi satu sama lain. bentuk, pola dan struktur fisik suatu kota.
e. Fokus pengembangan lebih diprioritaskan
pada usaha skala kecil/mikro milik b. Kawasan (District),
masyarakat lokal. Yaitu merupakan kawasan integrasi dari
berbagai kegiatan fugsional. Antara lain
Menurut Marjuka (2012) pariwisata kreatif wisma yaitu :
bisa tumbuh di perkotaan. Pariwisata kreatif  Kawasan tempat tinggal atau perumahan
perkotaan yaitu :“Pariwisata yang berkembang  Karya, yaitu kawasan kota tempat
di perkotaan dengan memanfaatkan segala berkarya termasuk kawasan industri,
aspek kehidupan perkotaan yang memberikan kawasan perdagangan, kawasan pela-
pengalaman otentik yang bersifat pembe- yanan jasa
lajaran partisipatif, interaktif, dan informal  Marga, yaitu jaringan sirkulasi dan
kepada wisatawan sehingga mereka dapat penghubung antara satu tempat ke
mengembangkan potensi kreatifnya dalam tempat lainnya dengan berbagai
mengonsumsi produk pariwisata dan kontak kegiatan penunjangnya seperti terminal
dengan masyarakat lokal sebagai penyedia bis, stasiun kereta api.
kegiatan wisata”.  Suka atau kawasan kegiatan rekreasi,
yaitu tempat masyarakat melaksanakan
3. Elemen Pembentuk Kota kegiatan rekreatifnya seperti tempat
Menurut Green dalam Umezu (2001), hiburan, tempat olah raga, taman kota
elemen pembentuk kawasan (kota) baik yang dan ruang rekreasi alam.
alami atau buatan terdiri dari :  Kawasan kegiatan pelayanan penunjang
a. Massa yang berwujud solid/padat. sosial budaya termasuk pendidikan,
Solid adalah elemen elemen masif yang kesehatan, peribadatan dan utilitas
berfungsi sebagai wadah suatu akti-fitas. umum kota.
Unsur solid yang natural antara lain
vegetasi, topografi dan land forms, sedang
yang buatan antara lain blok bangunan,
pagar, street furniture, area publik.

Sinektika Vol.13 No.2, 2013


72

c. Ambang (Edges) fungsional yang ada di sekitarnya atau di


Merupakan suatu pengakiran dari suatu dalamnya. Jadi node dapat sekaligus sebagai
district atau kawasan kota. Yaitu perubahan landmark.
keadaan fisik dari dua kawasan yang secara
tajam terlihat perbedaannya inilah yang Kelima unsur perkotaan di atas pada
disebut ambang atau edges. hakekatnya merupakan indikator kota yang
sangat penting secara fisik didalam menelaah
d. Tengeran (Landmark) fungsi, peranan dan kehidupan suatu kota.
Merupakan suatu struktur fisik yang paling
menonjol diantara struktur kota atau suatu HASIL DAN PEMBAHASAN
bagian wilayah kota dan akan menjadi
perhatian utama dibandingkan dengan 1. Konsep Pengembangan Kawasan Kreatif
elemen fisik lainnya di suatu kawasan kota. Menurut Priyatmono (2011) potensi
Pengertian tengeran dilihat dari struktur kawasan khususnya kampung dikembangkan
fisiknya bukan dari fungsinya. Suatu secara terorganisir dengan melibatkan
tengeran dapat merupakan suatu kerjasama antara organisasi lokal dengan
strukturfisik yang dominan terhadap elemen pihak lainnya antara lain perguruan tinggi,
elemen dan struktur lainnya yang ada di pemerintah, komunitas, serta media. Dalam
suatu kawasan serta dapat dilihat dari jarak pengembangannya dikonsep berdasar
jauh antara lain : menara, gedung tinggi. pembangunan yang berbasis pariwisata
Ada kalanya suatu landmark berwujud suatu kreatif dan pembangunan yang berkelanjutan.
struktur fisik yang menonjol, dominan dan Pembangunan berkelanjutan adalah pem-
menarik perhatian tetapi tidak dapat dilihat bangunan yang bersifat ekonomis, berbasis
dari jarak jauh melainkan hanya dari jarak budaya lokal serta ramah lingkungan.
dekat antara lain : patung, air mancur, Kawasan dalam hal ini meliputi kawasan
kolam. permukiman (kampung), kawasan industri,
perdagangan, pelayanan jasa, jalan, terminal
e. Pusat Kegiatan (Node) angkutan umum, tempat hiburan, tempat olah
Merupakan suatu titik pemusatan kegiatan raga, taman kota, ruang rekreasi alam,
fungsional dari suatu kota. Node dan landmark kawasan pendidikan, kesehatan, peribadatan
dapat berperan dan berfungsi sebagai suatu dan utilitas umum kota. Dari beberapa
orientasi, pengenalan lingkungan bagi kawasan kreatif akhirnya akan membentuk
penduduk dan pendatang suatu kota. kota kreatif.
Perbedaannya terletak pada kegiatan

Gambar 1. Konsep Pengembangan Kota Kreatif


(Sumber : Priyatmono, 2011)

Alpha Febela Priyatmono., Dari wisata kreatif menuju Solo kota kreatif
73

Industri kreatif Pemerintah,


(dominan) dari Perguruan Tinggi,
suatu kawasan Organisasi dan
yang berbasis Komunitas Kreatif
UKM lainnya, Media

Bangunan dan
Pengembangan Program
lingkungan suatu
berbasis industri Pembangunan
kawasan
pariwisata kreatif Jangka Pendek, Kawasan
dengan konsep Jangka Kreatif
pembangunan Menengah,
yang Jangka Panjang
Sejarah kawasan berkelanjutan

Tradisi sosial dan Komunitas Lokal


budaya suatu
kawasan

Gambar 2. Konsep Pengembangan Kawasan / Kampung Kreatif

2. Langkah Awal Pengembangan Kawasan d. Organisasi Pengelola


Kreatif Perlu dibentuknya organisasi pengelola
a. Identifikasi Potensi Kawasan kawasan khusus. Sehubungan dengan itu
Identifikasi potensi kawasan sangat perlu adanya legalisasi dan AD/ART.
penting, langkah ini untuk mengetahui Organisasi ini yang akan mengkoordinir dan
potensi utama kawasan yang akan sebagai pintu masuk keluar segala aktifitas
dikembangkan pertama kali. Potensi utama yang berhubungan dengan kegiatan
kawasan akan menjadi pilar utama pariwisata kreati kawasan tersebut.
pengembangan kawasan. e. Program Kerja
b. Pembentukan Klaster Dalam pengembangan kawasan perlu
Pembentukan dan sekaligus pem- dibuat adanya program kerja yang terbagi
berian nama klaster sebagai identitas dalam program jangka pendek, program
kawasan sesuai dengan potensi utama jangka menengah dan program jangka
yang ada pada kampung tersebut. Nama panjang. Program kerja tersebut dibuat
klaster sebaiknya sederhana , mengandung berdasar musyawarah bersamakomunitas.
makna utama potensi kawasan serta mudah Program kerja awal diprioritaskan pada
diingat oleh masyarakat. pengembangan ekonomi lokal.
c. Pencanangan Kawasan Kreatif f. Jejaring Kerjasama
Pencanangan atau peresmian Diperlukan adanya kerjasama dengan
kawasan kreatif sangatlah penting. pihak luar dan dalam kawasan. Kerjasama
Pencanangan diperlukan agar kawasan dengan pihak luar antara lain dengan pihak
tersebut dikenal oleh pihak luar khususnya Pemerintah, Perguruan Tinggi, Badan
pemerintah. Pencanangan sebagai salah Usaha, Komunitas Kreatif, Media. Sedang
satu strategi pemasaran dan promosi kerjasama dengan pihak dalam kawasan
kawasan.

Sinektika Vol.13 No.2, 2013


74

yaitu dengan pihak komunitas masyarakat Kegiatan ini sangat diperlukan untuk
penghuninya. memperluas wawasan dan meningkatkan
g. Pusat Promosi, Informasi dan kantor ketrampilan masyarakat kampung dalam
kesekretariatan rangka memberdayakan kawasannya.
Fasilitas ini sangat diperlukan untuk Pelatihan dapat berupa pelatihan
mengkoordinasikan semua kegiatan, kewirausahaan, teknik pembuatan
disamping sebagai fasilitas untuk pe- kerajinan, promosi, menciptakan produk-
masaran bersama. produk baru, serta kegiatan yang berkaitan
h. Papan Penunjuk dan tanda kawasan dengan penggunaan informasi dan
Identitas kawasan sangat diperlukan teknologi (IT).
bagi tamu/wisatawan untuk memudahkan l. Permodalan/Perbankan
berkunjung ke kawasan kampung. Papan Perlu kerjasama dengan badan usaha
penunjuk di pasang di tempat tempat perbankan atau Badan Usaha Milik Negara
strategis antara lain di airport, stasiun kereta (BUMN) dalam rangka menunjang
api, terminal bis serta di jalan utama kota. permodalan awal serta untuk memperlancar
Adapun tanda kawasan bisa berupa gapura proses transaksi jual beli melalui transfer,
(tunggal) ataupun baliho yang diletakkan di kartu debit dan kredit serta fasilitas ATM.
tempat tempat strategis sekitar kawasan.
i. Promosi Bersama KESIMPULAN
 Pembuatan Brosur, Leaflet dan Poster Solo sebagai kota heritage tersusun oleh
Media ini diperlukan sebagai salah satu elemen elemen pembentuk kota antara lain
sarana promosi dan eksistensi kawasan. kawasan hunian khususnya kampung,
Brosur, leaflet dan poster memuat semua kawasan karya (tempat kerja, industri,
potensi dan aktifitas bersama. Media ini perdagangan, jasa), kawasan rekreasi (tempat
harus memuat alamat organisasi dan olah raga, taman kota, tempat hiburan dan
contact person yang jelas. rekreasi alam), kawasan penunjang sosial
 Blog dan Web Site Kawasan budaya, yang secara keseluruhan
Dengan semakin berkembangnya dihubungkan satu dengan lainnya dengan
informasi dan teknologi maka pemasaran jaringan sungai dan jalan. Di Solo kawasan
dan promosi melalui dunia maya hunian kreatif banyak berkembang di kampung
semakin memegang peranan penting. kampung, beberapa diantaranya adalah
 Aktifitas Bersama. Kampoeng Batik Laweyan dan kampung
Diperlukan dalam rangka untuk Wisata Batik Kauman
mendekatkan antara produsen dengan Yaitu Kawasan penghasil batik tradisionil
konsumen, disamping juga berfungsi yang telah berkembang menjadi pusat industri
untuk memperkuat eksistensi kawasan. kreatif dan pariwisata kreatif dengan obyek
 Melakukan Kegiatan atau Berkarya andalannya adalah batik, kuliner, bangunan
yang Unik dan Spesifik dan sebagai heritage serta tradisi sosial kehidupannya.
Pioneer Kampung Kerajinan Njayengan yang
Dengan mengadakan kegiatan yang mengandalkan industri emas dan intan serta
unik, spesifik, dan bermanfaat untuk tradisi budayanya sebagai unggulan. Kampung
masyarakat, akan mengundang pengun- Sangkar Burung, Kampung Sutlecock,
jung khususnya media cetak dan Kampung Mebel, kampung blangkon dan
elektronik untuk datang ke Kawasan. Hal masih banyak potensi kampung yang belum
ini merupakan kegiatan promosi gratis digali dan diberdayakan dengan optimal.
kawasan. Aktifitas kreatif di kawasan jalan diantaranya:
j. Pertemuan/Silaturahmi Pengurus Car Free Day, yaitu aktifitas kreatif dari bebas
Pertemuan dapat dilakukan dalam kendaraan di sepanjang jalan Slamet Riyadi,
bentuk rapat formal, sarasehan, atau Galabo, Night Market, Solo Batik Carnival.
pertemuan informal lainnya. Hal ini sangat Kreatifitas Kawasan Taman antara lain: Taman
diperlukan untuk konsolidasi kawasan. Balekambang, Taman Jurug. Aktifitas wisata
k. Kegiatan Workshop, Pelatihan dan Studi kreatif yang terjadi di elemen pembentuk kota
Banding akan menjadi generator terwujudnya Solo
sebagai kota kreatif.

Alpha Febela Priyatmono., Dari wisata kreatif menuju Solo kota kreatif
75

Daftar Pustaka

Gunawan, Myra P., 2000, Agenda 21 Sektoral Agenda Pariwisata untuk Pengembangan Kualitas
Hidup Secara Berkelanjutan, Kantor Menteri Lingkungan Hidup dan UNDP, Jakarta.

Hermantoro, Henky, 2011, Creative-Based Tourism, Aditri, Cinere Depok.

Linch Kevin,1969, The Image of City, TheMIT Press Cambridge, Massachusetts, London

Priyatmono, 2004, Studi Kecenderungan Perubahan Morfologi Kawasan Kampung Laweyan


Surakarta, Pascasarjana Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.

Priyatmono, 2011, Profil Kampoeng Batik Laweyan Tahun 2004 – Tahun 2011, FPKBL, Surakarta.

UNESCO, 2009, Panduan Dasar Pelaksanaan Ekowisata..

http://ramlinawawiutun.blogspot.com/2009/01/para-pedagang-intan-perintis-komunitas.html
(11 Januari 2009)

http ://www.mediaindonesia.com/.../Tradisi-Buka-Puasa-dengan-Bubur-Samin Banjar (23 juli 2012)

Sinektika Vol.13 No.2, 2013

Anda mungkin juga menyukai