Anda di halaman 1dari 20

BAHAN AJAR

TEKNIK ALAT BERAT

“SISTEM SUSPENSI PADA ALAT BERAT”

Kompetensi Dasar :
1. Memeriksa suspensi alat berat
2. Memperbaiki sistem suspensi alat berat

Materi
A. Jenis dan Konstruksi Sistem Suspensi
B. Prosedur Perbaikan Sistem Suspensi
C. Trouble Shooting Sistem Suspensi

Wagino FT UNP 2016


SISTEM SUSPENSI PADA ALAT BERAT

A. Jenis dan Konstruksi Sistem Suspensi


Suspensi menghubungkan frame kendaraan (chassis) dengan ban dan termasuk shock
absorber. Frame menopang komponen-komponen utama kendaraan dan beban. Sistem
suspensi dinilai berdasarkan kemampuan mengangkat bebannya. Sistem suspensi multi-axle
diklasifikasikan sebagai load-sharing atau non-load-sharing. Tujuan dari setiap sistem suspensi
adalah untuk:
1. Menjaga kontak antara ban dengan permukaan tanah
2. Menopang beban
3. Menjaga kendaraan dan bebannya dari road shock
4. Meneruskan gaya dari steering, brake dan gerakan ke frame
5. Menyediakan reaksi torsi steering dan brake
6. Menahan gerakan axle lateral pada saat berbelok
7. Menahan gerakan axle longitudinal pada saat mengerem atau berakselerasi
8. Menyediakan gerakan roda yang cukup baik pada kondisi jalan yang tidak teratur
Rating spring, travel suspensi, roll stiffness, frekuensi pitch, redaman, massa dengan
spring dan tanpa spring, rating beban, pengaturan dan pembagian beban merupakan faktor-
faktor yang diperhitungkan dalam perancangan suspensi. System suspensi yang ideal
mengijinkan rangka kendaraan bergerak tanpa ketiga gerakan suspensi dasar (lihat
pembahasan tentang Faktor-faktor Suspensi).
Faktor- faktor Suspensi
Terdapat tiga faktor dasar suspensi. Antara lain:
1. Gerak melambung/bounce (baik benturan maupun pantulan), gerakan vertikal kendaraan
utuh.
2. Gerak setengah lingkaran (pitch), suatu gerakan seperti kursi roda dari depan ke belakang.
3. Gerak menggulung (roll), gerakan di sekitar axle membujur yang dihasilkan oleh gaya
sentrifugal pada saat membelok.
Ban mampu mendefleksikan dan menyerap goncangan jalan yang kecil namun
goncangan dan lubang besar ditahan oleh spring suspensi. Sewaktu ban naik dan turun sesuai
permukaan jalan, spring menyerap banyak gerakan sehingga rangka bergerak lebih halus
dibandingkan roda.
Sistem Suspensi Alat Berat
1. Wheel loader
Wheel loader Caterpillar menggunakan suspensi jenis axle solid dan mengandalkan
pergerakan ban untuk menyerap goncangan jalan, karena itu pada permukaan jalan yang
kasar wheel loader mudah bergoyang saat kecepatan rendah. Axle depan dibaut langsung ke
Wagino FT UNP 2016
frame depan mesin dan mesin tersebut dirancang agar beban yang dibawa oleh bucket dapat
distabilkan.
Axle belakang wheel loader ditempatkan pada frame belakang dengan mekanisme
oscillating. Hal ini membuat axle belakang dapat bergerak (oscillate) sehingga ban dapat
menjaga kontak dengan jalan pada permukaan yang tidak rata.

2. Backhoe Loader
Susunan axle pada backhoe loader mirip dengan susunan pada wheel loader kecuali
axle depan ditempatkan pada frame dengan sebuah centre pivot arrangement dan axle
belakang ditempatkan dengan kuat pada rangka.

3. Oscillating Tandem Suspension

Oscillating tandem suspension pada motor grader

Oscillating tandem suspension ini merupakan sebuah variasi dari axle yang solid.
Suspensi ini terdiri dari sebuah “live axle”, yang ditempatkan secara langsung pada main frame
mesin. Beam axle memiliki sebuah rangkaian bogie yang dipasang disetiap ujungnya. Setiap
bogie memiliki “live” axle disetiap ujung housing, dimana hub dan roda ditempatkan.Susunan
bearing mengijinkan bogie atau rumahnya untuk bergerak naik dan turun terhadap gerakan
osilasi. Rangkaian pivot juga menyerap setiap gerakan samping yang dihasilkan oleh tandem
roda pada saat berbelok atau bekerja pada lereng yang miring.
Susunan ini umumnya digunakan pada motor grader dan merupakan jenis susunan
load sharing axle. Karena pivot bearing hanya akan naik separuh dari total jarak, salah satu
drive wheel akan naik ketika melewati sebuah gundukan dan karena grader dirancang dengan
dasar roda yang panjang, blade grader hanya akan terangkat kurang lebih seperempat jarak
Wagino FT UNP 2016
roda. Hal ini membuat grader dapat menghasilkan permukaan mulus yang sudah diratakan
dengan akurat. Semua sistem suspensi yang sudah disebutkan sebelum ini tidak menggunakan
suatu suspensi yang nyata, karena sistem-sistem tersebut tidak memiliki spring untuk
menyerap beban kejut.

4. Dump Truck
Berikut ini adalah contoh penjelasan sistem sispensi pada rigid dump truck HD 785:

Keterangan:
1. Front suspension cylinder
2. Radius rod (Upper rod)
3. Rear suspension cylinder
4. Radius rod (Lower rod)
5. Arm (A-frame)

Pembahasan
1. Suspension system sebagai penyangga berat unit, dan penyerap kejutan yang timbul dari
permukaan jalan yang tidak rata, serta untuk memberikan kenyamanan operasi bagi
operator. Selain itu, juga untuk mempertahankan kestabilan unit dengan memastikan
bahwa keempat roda selalu menyentuh tanah. Sehingga memungkinkan unit dapat

Wagino FT UNP 2016


memperlihatkan semua kemampuannya, Misal saat akselerasi, mengerem, dan berbelok
meskipun bergerak dengan kecepatan tinggi.
2. Hydro pneumatic cylinders digunakan sebagai suspension cylinder untuk mengurangi
kejutan.
3. Pada hydro pneumatic cylinders, suspension cylinder diisi (sealed) dengan oli dan gas
nitrogen. Yang bekerja sebagai peredam kejut- shock absorber (spring & damper) dengan
menyusutkan (contracting) dan memuaikan (expanding) gas nitrogen dan oli untuk
meredam beban dari permukaan jalan. Sebagai opsional pada fungsi tersebut, front
suspension dilengkapi dengan automatic suspension system (sistem suspensi udara
otomatis). Perubahan gaya pemegasan pada jenis suspensi udara otomatis yang banyak
digunakan pada dump truck memiliki karakteristik yang bergantung pada beban dan
kondisi jalan sesuai tuas pemilih.
4. Pada system ini, kekuatan suspension secara otomatis dirubah dengan pemilihan dumping
force untuk menyesuaikan dengan kondisi jalan dan beban. Sehingga meningkatkan
kestabilan dan kenyamanan operasi.

Arah gerakan sistem suspensi (tanda panah)


Fungsi
1. Front suspension (suspensi depan)
Front suspension cylinder berfungsi sebagai peredam kejut (shock absorber) dan
spring, yang dihubungkan dengan spherical bearings terhadap lower arm (A frame) dan
mainframe. Roda bergerak naik dan turun sesuai dengan gerakan memanjang (retraction) dan
memendek (extension) suspension cylinder untuk mempertahankan kesejajaran roda dan
meningkatkan kestabilan unit.

Wagino FT UNP 2016


Konstruksi shock absorber (peredam kejut)
1. Feed valve
2. Cylinder
3. Rod
4. Valve (for bleeding air and mounting pressure sensor)
5. Air bleeding valve
6. Tube
7. Air cylinder
8. Valve assembly
A: Port
B: Port

Cara kerja:

Suspension cylinder bekerja sebagai peredam kejut (shock absorber) dan spring (lihat gambar
di bawah). Bagian dalam cylinder dibagi menjadi gas chamber A yang diisi dengan gas nitrogen
dan oil chamber B yang diisi dengan oli. Oil chamber B dan oil chamber C dihubungkan dengan
tube (6) dan valve body (8).

Wagino FT UNP 2016


a. Nitrogen gas
Saat unit sedang travel, roda akan mengikuti ketidak-rataan permukaan jalan dan beban
yang terjadi dalam pergerakan naik turunakan diterima oleh suspension cylinder. Saat hal ini
terjadi, volume nitrogen didalam gas chamber A akan berubah secara elastis sesuai beban
yang diterima, untuk menyerap beban tersebut. Gas nitrogen terjebak di Antara rod dan oli,
sehingga akan selalu menjadi tumpuan yang menerima pressure sebagai penghubung
terhadap beban dari luar, sehingga bekerja sebagai Air Spring.

Wagino FT UNP 2016


b. Principle of generation of damping force
Didalam valve body (8) terdapat orifice plate (8a) and leaf springs (8b) and (8c), untuk
menghambat flow oli diantara oil chamber B dan oil chamber C, sehingga menimbulkan gaya
redam (damping force).
c. Action when retracting (cara kerja ketika rod masuk/memendek)
Saat gas nitrogen ditekan oleh external force yang timbul dari permukaan, oli di dalam
oil chamber B mengalir melalui valve (8) dan tube (6) menuju oil chamber C. Oli yang mengalir
melalui valve dari arah Z menuju orifice plate (8a) akan diperkecil alirannya dengan 4 buah
orifice untuk menimbulkan damping force.
d. Action when extending (cara kerja ketika rod keluar/memanjang)
Saat external force yang timbul dari permukaan jalan berkurang, pressure gas nitrogen
akan menggerakkan keluar rod (extend), dan oli dalam oil chamber C lewat melalui tube (6)
and valve (8) dan mengalir menuju oil chamber B. Oli di dalam valve mengalir dari arah X dan
lewat melalui 2 buah orifice dari orifice plate (8a) untuk menimbulkan damping force.

e. Variable shaft mechanism


Di dalam valve body, terdapat bypass circuit D pada sisi sebelum dan setelah orifice
plate (8a), sehingga flow oli dibagi menjadi oli yang mengalir melalui orifice plate (8a) dan oli
Wagino FT UNP 2016
yang mengalir melalui bypass circuit D. Oli yang mengalir melalui bypass circuit D lewat
melalui shaft dengan 2 buah orifice disekelilingnya, dan mengalir menuju oil chamber C atau
oil chamber B sesuai dengan saat retracting atau extending. Shaft dihubungkan dengan air
cylinder yang bekerja berdasarkan signal dari retarder controller, dan ukuran orifices secara
otmatis berubah untuk menyesuaikan dengan kondisi unit. Damping force dapat diatur pada
tiga level (MEDIUM, HARD, SOFT) sesuai dengan ukuran orifice yang dilewati oleh oli.

2. Rear suspension (suspensi belakang)


Differential housing menyangga frame dan dihubungkan dengan 2 buah radius rod
pada bagian bawahnya dan 2 buah inverted-V-shaped rod pada bagian bawahnya serta 2
buah suspension cylinders. Sebagai penghubung kedua sisi ujung rod digunakan spherical
bearings untuk menyalurkan beban dan tenaga penggerak melalui top dan bottom rod.
Inverted-V–shaped rod pada bag ian atas juga berfungsi untuk mempertahankan titik tengah
(center) unit (axle): Pemasangan inverted-V-shaped link juga meningkatkan rolling steering
characteristics.

Wagino FT UNP 2016


1. Feed valve
2. Cylinder
3. Rod
4. Valve (for bleeding air and
mounting pressure sensor)
5. Ball

Suspensi belakang
1. Valve (for bleeding and mounting
pressure sensor)
2. Cavity
3. Check ball
4. Orifice
5. Orifice
6. Oil chamber
7. Nitrogen gas chamber
8. Cylinder rod
9. Cylinder
10. Feed valve
a : When extending
b : When retracting

Cara kerja
Suspension cylinder berfungsi sebagai peredam-kejut (shock absorber) dan spring. Saat
oli yang jumlahnya tetap mengalir dari oil chamber (6) melalui orifice (4) and (5) menuju cavity
(2), maka oli akan dihambat alirannya oleh orifice untuk menimbulkan shock-absorbing effect.

Wagino FT UNP 2016


a) Retracting action
Saat unit sedang travel dan menabrak gundukan atau menginjak sesuatu diatas
permukaan jalan, roda akan tertekan ke atas dan cylinder rod akan tertekan masuk ke dalam
cylinder. Saat hal ini terjadi, gas nitrogen di dalam chamber (7) akan tertekan, oli dalam
chamber (6) kemudian dialirkan melalui kedua orifice (4) dan (5) menuju cavity (2), dan cavity
(2) akan terisi lebih cepat dari pada saat extending
b) Extending action
Saat unit telah melewati gundukan atau sesuatu di atas permukaan jalan, cylinder rod
akan tertarik ke atas (keluar) karena berat roda dan axle serta pressure gas nitrogen di dalam
chamber (7). Akibatnya, jumlah oli dalam cavity (2) akan berkurang, dan pressure akan terjadi
pada oli yang tersisa dalam cavity (2). Pressure oli akan menutup orifice (4) dengan check ball
(3), dan oli dialirkan menuju chamber (6) hanya melalui orifice (5), sehingga flow oli yang
lewat melalui orifice diatur sehingga lebih sedikit dari pada saat retaction. Dengan demikian,
jumlah oli yang kembali menuju chamber (6) akan dihambat untuk menimbulkan shock
absorbing effect.

5. Bulldozer, crawler excavator dan crawler loader

a. Oval Track Suspension

Beberapa mesin menggunakan rancangan rigid track frame. Rancangan ini dipasang
dengan kokoh dibagian depan main frame, demikian halnya pada bagian belakang. Tidak ada
relative movement antara track frame dan main frame. Fitur ini memberikan stabilitas yang
jauh lebih baik dan digunakan pada loader dan excavator yang menggunakan track.

Wagino FT UNP 2016


Dead Axle Arrangement

Track frame berputar pada sebuah “dead” axle atau pivot shaft yang juga merupakan
penopang sprocket. Axle ditahan pada posisi stasioner pada main frame.Bearing pada ujung
luar axle memungkinkan track frame berputar ke atas dan ke bawah, dan juga menopang
ujung luar sprocket hub. Track frame diposisikan benar-benar sejajar dengan main frame
mesin oleh penahan diagonal (diagonal braces). Ujung dalam dari diagonal brace dipasang
pada sebuah block bearing yang ditempatkan pada dead axle di bawah main frame traktor.
Dalam beberapa kasus pihak pabrik pembuat menyebut penahan diagonal sebagai A-Frame.

Track frame dipasang pada final drive bearing case, pada streeing clutch dan bevel gear
case. Diagonal brace memberikan stabilitas serta menjaga track frame agar tetap paralel.
Frame tersebut dapat digerakkan naik dan turun secara terpisah.

Wagino FT UNP 2016


Main frame memiliki sebuah equaliser bar yang berputar dalam sebuah dudukan.
Bagian depan roller frame ditempatkan pada ujung equliser bar. Susunan ini memungkinkan
roller frame berputar dengan sudut yang kecil secara vertikal namun tidak secara horisontal.

Tack roller frame berputar di sekitar axle belakang. Bagian depan frame dapat bergerak
ke atas atau ke bawah oleh equaliser bar dibagian depan mesin. Susunan ini meningkatkan
stabilitas mesin, serta setiap track kontak secara maksimum dengan tanah.

b. Elevated sprocket track suspension

Wagino FT UNP 2016


Salah satu karakteristik desain yang paling mudah terlihat dari desain elevated sprocket
adalah susunan track yang berbentuk segitiga. Alasan dari desain ini adalah sprocket dan final
drive berada dalam posisi terangkat (dinaikkan) diatas track roller frame. Pada posisi ini, final
drive dipasang pada titik tengah yang segaris dengan bevel gear dan streering clutch & brake.
Selain itu, final drive dinaikkan diatas menghindari keausan yang lebih cepat selama operasi.
Karena tidak terhubung langsung roller frame, final drive tidak menopang berat dari mesin.
Hal ini membuat undercarriage dan suspensi lebih elastis (fleksibel).

Desain seperti ini dipasang pada traktor jenis D4 hingga D11. Model D8 keatas
dipasang suspended undercarriage dan model di bawah D8 digunakan desain roller bawah
yang kaku. Gambar diatas menunjukkan lokasi dari komponen-komponen dalam susunan
suspended undercarriage. Susunan undercarriage yang kokoh akan menjaga agar track selalu
berada ditanah, membantu mengurangi kerusakan undercarriage, serta meningkatkan
kenyamanan operator.
Bogie adalah komponen yang menyangga idler dan track roller yang terdiri dari dua
jenis yaitu major bogie dan minor bogie. Terdapat dua major bogie yang menyangga idler
depan dan belakang dan masing-masing juga menyangga sebuah minor bogie. Minor bogie
terpasang pada major bogie untuk tempat pemasangan track roller. Major bogie dan minor
bogie terpasang menggunakan cartridge pin yang memiliki pelumas oil dan penyekat. Pada
masing masing major bogie terdapat rubber pad dan rubber pad pasangannya terpasang pada
roller frame. Delapan rubber pad digunakan secara berpasangan pada setiap roller frame.
Sebuah rubber pad dipasang pada bagian atas dari masing-masing keempat major bogie.
Keempat rubber pad lainnya dipasang pada bagian dasar roller frame sejajar dengan pad pada
major bogie. Pad membatasi gerakan keatas major bogie dan beroperasi mirip seperti shock
absorber untuk menahan goncangan mesin

Wagino FT UNP 2016


Pivot Shaft

Pivot shaft menghubungkan bagian belakang roller frame dengan main frame. Masing-
masing roller frame dapat berputar terhadap pivot shaft sebesar 3 derajat kebawah dan 3
derajat keatas. Bushing yang terbuat dari bronze menjadi bantalan antara lubang rear roller
frame dan pivot shaft dan untuk pelumasan dipergunakan oil yang disekat oleh seal guna
menghindari kotoran masuk dan kebocoran oil.

Equalizer Bar

Sisi depan rear roller frame terhubung dengan main frame melalui sebuah equalizer
bar. Pada bagian atas setiap sisi equalizer bar terdapat rubber pad yang berguna mengontrol
Wagino FT UNP 2016
gerakan equalizar bar dan meningkatkan kestabilan machine saat menanjak dan beroperasi
pada permukaan yang kasar. Bagian tengah equalizer bar terhubung dengan main frame
menggunakan sebuah pin yang dilengkapi bantalan non metalik yang tidak memerlukan
pelumasan. Setiap ujung equalizer bar terhubung dengan bagian depan rear roller frame
menggunakan sebuah pin.Pin tersebut dipasang pada saddle dengan menggunakan tekanan.
Selama operasi, equilizer bar berputar di tengah pin.

Pin-pin dalam ujung equilizer bar memiliki spherical bearing, yang mengijinkan osilasi
dan mencegah kebengkokan (kebengkokan yang diakibatkan oleh osilasi) selama operasi. Pada
saat mesin dikirim, sebuah plug dipasang di setiap ujung equlizer bar. Pada saat diperlukan
pelumasan pada spherical bearing, lepas plug dan pasang grease fitting. Setelah pelumasan,
lepas fitting dan pasang plug kembali.

Gambar diatas merupakan bagian bawah mesin yang menunjukkan hubungan antara
equalizer bar dengan roller frame. Dua buah bearing cap digunakan disetiap ujung pin pada
roller frame. Sebelum equilizer bar dilepas dari mesin, maka salah satu roller frame harus
dilepaskan terlebih dahulu.

Wagino FT UNP 2016


B. Prosedur Perbaikan Sistem Suspensi
1. MEMBUANG GAS NITROGEN (contoh pada Dump Truck HD 1500-5).

Suspensi depan.

Setiap suspensi dilengkapi dengan charging valve 3 (Figure 4-2), air bleed valve 1 dan
discharge plug 2 atau pressure sensor assembly. Jika dilengkapi dengan pressure sensor lepas
dulu sensor wiring harness sebelum meneruskan pekerjaan.

1. Parkir unit tanpa beban ditempat yang keras dan rata, pasang ganjal dan parking brake
ON.
2. Lepas cover luar dan bersihkan daerah disekitar charging valve 3 pada suspensi.
3. Pasang hidrolik jack 1 (Figure 4-3) dibawah main frame dan naikkan jack sampai
menyentuh frame.

NOTE: Sangat tidak dianjurkan membuang tekanan nitrogen melalui valve core pada
charging valve 3 (Figure 4-2) karena akan merusak valve core, jadi buang gas dengan
mengendorkan discharge plug 2 atau sensor valve assembly 2 (Figure 4-4).

Wagino FT UNP 2016


Memutar discharge plug lebih dari tiga putaran akan menyebabkan plug
lepas/melenting akibat tekanan gas didalam suspensi.
Jangan mengendorkan pressure sensor 3 (Figure 4-4) cukup mengendorkan valve
assembly 2 saja.
Dan jangan lupa menggunakan kaca mata pelindung
Jika saat discharging oli keluar bersama gas, kencangkan discharge plug atau pressure
sensor perlahan sehingga hanya gas yang akan keluar.
2. PROSEDUR CHARGING & PENGISIAN OLI

SUSPENSI DEPAN

1 Parkir unit ditempat yang keras dan rata, pasang ganjal dan parking brake ON.
2 Periksa apakah dasar cover berada diantara tanda panah (Figure 4-1) untuk proses
charging nitrogen yang benar.
3 Jika berada didalam area yang ditandai panah, berarti suspensi depan tidak perlu
dicharge dengan nitrogen. Hanya dicharge kalau diluar tanda tersebut.

NOTE: level oli harus diperiksa,


 Sebelum charging atau penambahan nitrogen.
 Jika ada tanda-tanda kebocoran.
 Setelah repair dan suspensi dipasang ditruck.
 Memeriksa panjang silinder, level oli, dan penutup debu (dust cover) merupakan
pemeriksaan dasar sistem suspensi
4 Lepas cover luar dan bersihkan daerah disekitar charging valve 3 pada suspensi.
5 Pasang hidrolik jack 1 (Figure 4-3) dibawah main frame dan naikkan jack sampai
menyentuh frame.
NOTE: Sangat tidak dianjurkan membuang tekanan nitrogen melalui valve core pada
charging valve 3 (Figure 4-2) karena akan merusak valve core, jadi buang gas dengan
mengendorkan discharge plug 2 atau sensor valve assembly 2 (Figure 4-4).

Wagino FT UNP 2016


3. Trouble Shooting Sistem Suspensi
Dikarenakan sistem suspensi pada masing-masing alat berat berbeda, sebaiknya agar
lebih detil dalam melakukan trouble shooting, ikuti masing-masing pedoman yang ada pada
service manual alat berat yang bersangkutan. Sebagai contoh dalam modul ini dibahas tentang
trouble shooting pada dump truck yang pada umumnya menggunakan sistem suspensi udara.
Salah satu kerusakan yang terjadi pada sistem suspensi udara yaitu gaya pemegasan kurang
baik. Kemungkinan penyebanya adalah antara lain; 1) tidak cukupnya tekanan udara pada
silinder, 2) tidak cukupnya jumlah oli dalam silinder, dan 3) terjadinya kerusakan pada katup
pengontrolnya.
Trouble shooting chart untuk suspensi depan Dump Truck HD 785

Trouble shooting chart untuk suspensi belakang Dump Truck HD 785

Wagino FT UNP 2016


Daftar Pustaka
1. Budi Tri Siswanto. (2008). Teknik Alat Berat Jilid 2. Jakarta: Direktorat Pembinaan Sekolah
Menengah Kejuruan.
2. INTA Training Dept (......).Frame. Jakarta: INTA
3. Komatsu. (......) Shop Manual HD 785 dan 1500
4. UT School. (2008). Axle and Suspension. Jakarta: UT School Training Dept
5. Referensi dari internet yang mendukung

Soal Latihan
1. Salah satu jenis suspensi depan untuk dump truck adalah:
a. Oscilating tandem c. Axle rigid
b. Oval track d. Hydro pneumatic
2. Level oli pada sistem suspensi udara dump truck sebaiknya selalu diperiksa pada kondisi
berikut ini, kecuali:
a. Sebelum charging c. Setelah repair
b. Pemeriksaan dasar d. Saat dump truck beroperasi
3. Komponen yang berfungsi sebagai peredam kejut pada suspensi udara adalah:
a. Shock absorber c. Air valve assembly
b. Suspension cylinder d. frame
4. Sesudah oli dan gas diganti, pergerakan selama unit operasi menyebabkan gas bercampur
(larut dalam oli baru di dalam silinder sampai jenuh), sehingga memerlukan pemeriksaan
kembali karena:
a. Panjang silinder naik c. Panjang silinder turun
b. Panjang silinder tetap d. Semuanya benar
5. Dalam suspensi jenis elevated sprocket track suspension, minor bogie terpasang pada
major bogie untuk tempat pemasangan:
a. Idler c. Recoil spring
b. Track roller d. Sprocket

Kunci jawaban: 1 (d), 2 (d), 3 (b), 4 (c), 5 (b)

Wagino FT UNP 2016

Anda mungkin juga menyukai