Anda di halaman 1dari 16

BAB IV

KONDISI EKSISTING PENERAPAN SMK3


PT. PELABUHAN INDONESIA REGIONAL (II) CABANG
TELUK BAYUR

4.1 Penetapan Kebijakan K3

PT. Pelabuhan Indonesia Regional (II) Cabang Teluk Bayur dalam melaksanakan
kegiatan operasionalnya telah menetapkan kebijakan Sistem Manajemen
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) secara tertulis. Kebijakan SMK3 ini
menjadi dasar utama yang dapat menggerakan seluruh elemen yang ada didalam
perusahaan agar seluruh program SMK3 dapat terlaksana dengan baik. PT.
Pelabuhan Indonesia Regional (II) Cabang Teluk Bayur dalam menjalankan
Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) mengacu pada
Peraturan Pemerintah (PP) No. 50 Tahun 2012. Kebijakan tersebut dapat dilihat
pada Lampiran C-1.

4.2 Perencanaan K3

Penyusunan rencana K3 didasarkan hasil penelaahan awal yang merupakan


tinjauan tingkat lanjut K3 di PT. Pelabuhan Indonesia Regional (II) Cabang Teluk
Bayur sesuai dengan ketentuan pada PP RI No. 50 Tahun 2012. Dalam menyusun
perencanaan K3, PT. Pelabuhan Indonesia Regional (II) Cabang Teluk Bayur
telah mempertimbangkan sumber daya yang dimiliki berupa SDM yang
berkompeten, sarana dan prasarana serta dana.

PT. Pelabuhan Indonesia Regional (II) Cabang Teluk Bayur telah menerapkan
kewajiban terhadap pelaksanaan Alat Pelindung Diri (APD) bagi para pekerja
sesuai dengan ketentuan dan prosedur yang berlaku bertujuan untuk
meminimalisir kejadian kecelakaan kerja di lingkungan perusahaan. Selain itu,
pihak PT. Pelabuhan Indonesia Regional (II) Cabang Teluk Bayur juga
membekali perusahaan dengan sarana dan pra sarana keadaan darurat seperti Alat
Pemadam Api Ringan (APAR), Hydrant Pemadam Kebakaran dan Kotak
Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (P3K).
Laporan Kerja Praktik
Evaluasi Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja

4.2.1 Tata Cara Identifikasi Bahaya

Identifikasi bahaya merupakan proses untuk mengetahui adanya suatu bahaya dan
menentukan karakteristiknya. Pelaksanaan identifikasi bahaya adalah guna untuk
mengidentifikasi dan mengetahui faktor apa saja yang menjadi bahaya dan resiko
pada lingkungan kerja. PT. Pelabuhan Indonesia Regional (II) Cabang Teluk
Bayur telah melakukan identifikasi bahaya dan potensi risiko pada lingkungan
kerja sehingga dapat ditentukan dampak dan penanggulangan yang akan
dilakukan. Proyek PT. Pelabuhan Indonesia Regional (II) Cabang Teluk Bayur
melakukan identifikasi bahaya menggunakan metode tinjauan awal, identifikasi
potensi bahaya, penilaian, dan pengendalian risiko. Alat identifikasi bahaya yang
digunakan ialah Job Safety Analysis (JSA), Safety and Health Hazard
Identification, Environmental Aspect and Impact, Risk Assement and Risk Control
(SHERARC), Hazards and Operability Study (HAZOPS), dan Hazard
Identification (HAZID). Salah satu bentuk formulir Job Safety Analysis (JSA)
dapat dilihat pada Lampiran C-2.

4.2.2 Tindakan Pencegahan

Tindakan pencegahan bertujuan untuk mencegah potensi terjadinya masalah atau


ketidaksesuaian di lingkungan kerja yang dapat mempengaruhi K3, lingkungan,
pelaksanaan analisis, pembuatan rencana penanggulangan, dan evaluasi hasil
tindakan pencegahan dapat dilakukan oleh individu maupun secara kelompok
dengan cara menghilangkan akar penyebab yang potensial. Aktivitas tersebut
meliputi:
1. Masalah yang akan dibahas;
2. Analisis untuk mencari penyebab dengan menggunakan sebab akibat atau alat
lain yang sesuai, sehingga dapat menemukan akar penyebab yang potensial;
3. Menentukan rencana dan tindakan pencegahan yang diperlukan;
4. Pemeriksaan dan peninjauan efektivitas penanggulangan.

Aktivitas tindakan pencegahan dilaporkan kepada pimpinan masing-masing untuk


mendapatkan pengesahan. Rekaman aktivitas dan hasil penanggulangan atau
pencegahan dirawat dan didokumentasikan.

Muhammad Fachri Ridwan (1910942004) IV-2


Faiz Hamdi (1910943020)
Laporan Kerja Praktik
Evaluasi Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja

4.3 Pelaksanaan K3

PT. Pelabuhan Indonesia Regional (II) Cabang Teluk Bayur telah melakukan
pelaksanaan rencana K3 yang mengacu pada PP No. 50 Tahun 2012.
Pelaksanaan rencana K3 dilaksanakan oleh perusahaan dengan menyediakan
sumber daya manusia yang memiliki kualifikasi dan menyediakan prasarana
dan sarana yang memadai dalam pelaksanaan SMK3.

4.3.1 Panitia Pembina Keselamatan dan Kesehatan Kerja (P2K3)

PT. Pelabuhan Indonesia Regional (II) Cabang Teluk Bayur telah menyediakan
sumber daya manusia dengan membentuk Panitia Pembina Keselamatan dan
Kesehatan Kerja (P2K3). P2K3 ini merupakan wadah antara pengusaha dan
pekerja untuk mendorong kerjasama dan partisipasi efektif dalam penerapan
keselamatan dan kesehatan kerja. PT. Pelabuhan Indonesia Regional (II) Cabang
Teluk Bayur telah membentuk P2K3 berdasarkan PERMENAKER No.
PER/04/MEN/1987 yang bertugas memberikan saran mengenai masalah-masalah
K3 yang terdapat di PT. Pelabuhan Indonesia Regional (II) Cabang Teluk Bayur.
Panitia ini disahkan oleh Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi Sumatera
Barat melalui Surat Penunjukan P2K3 PT. Pelabuhan Indonesia Regional (II)
Cabang Teluk Bayur. Struktur Organisasi P2K3 ini dapat dilihat pada Lampiran
C-3.

4.3.1.1 Tugas, Fungsi dan Peran P2K3

Tugas dan Tanggung Jawab Panitia Pembina Keselamatan dan Kesehatan Kerja
(P2K3) PT. Pelabuhan Indonesia Regional (II) Cabang Teluk Bayur secara umum
adalah:
1. Memberikan pertimbangan K3 kepada manajemen baik diminta maupun
tidak.
2. Mengarahkan program K3 untuk dilaksanakan oleh seluruh departemen di
bawah koordinasi departemen K3.
3. Menjadi penghubung karyawan dan manajemen dalam permasalahan K3.
4. Membantu pelaksanaan pencegahan kecelakaan dan penyakit akibat kerja.

Muhammad Fachri Ridwan (1910942004) IV-3


Faiz Hamdi (1910943020)
Laporan Kerja Praktik
Evaluasi Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja

5. Membantu Departemen K3 dalam memberikan pengarahan mengenai K3


kepada karyawan.
6. Mengevaluasi program K3 setiap bulan.
7. Mengevaluasi kebijakan K3 minimal 1 tahun sekali.
8. Mengevaluasi laporan dan data kecelakaan dan penyakit yang ditangani
departemen K3.
9. Memberikan konsultasi masalah K3 dengan koordinasi dengan departemen
K3.
10. Membantu dan memberikan usulan program dan penyelesaian masalah K3
kepada departemen K3.
11. Ikut serta dalam audit internal SMK3, inpeksi dan penyelidikan kecelakaan.
12. Melakukan program K3 yang sifatnya mengatur kebijakan secara umum,
serta memantau pelaksanaan yang dilakukan departemen K3 untuk
pelaksanaan program K3 yang sifatnya rutin.

Tugas dan Tanggung Jawab masing-masing P2K3 di PT. Pelabuhan Indonesia


Regional (II) Cabang Teluk Bayur sebagai berikut:
a. Pimpinan Tertinggi Perusahaan (Ketua P2K3)
1. Bertanggung jawab penuh terhadap setiap permasalahan K3 yang
timbul di area produksi.
2. Menerima pengajuan masalah K3.
3. Membina dan mengarahkan semua permasalahan yang berkaitan
dengan K3.
4. Memutuskan penyelesaian masalah yang berkaitan dengan K3 seperti
kecelakaan, kondisi darurat dan penyakit yang timbul akibat kerja.
5. Memberikan dukungan penuh terhadap setiap program K3 yang
dilaksanakan
6. Menghadiri dan memimpin pertemuan bulanan P2K3.
7. Menerima dan mengesahkan laporan P2K3.
8. Menyetujui program tahunan P2K3 serta perubahannya
9. Apabila diperlukan, dapat ikut serta dalam pelaksanaan audit SMK3,
inspeksi, penyelidikan kecelakaan dan program-program K3 lainnya
sesuai kebutuhan yang akan dikoordinir oleh departemen K3.

Muhammad Fachri Ridwan (1910942004) IV-4


Faiz Hamdi (1910943020)
Laporan Kerja Praktik
Evaluasi Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja

10. Apabila diperlukan, dapat ikut serta dalam pelaksanaan audit SMK3,
inspeksi, penyelidikan kecelakaan dan program-program K3 lainnya
sesuai kebutuhan yang akan dikoordinir oleh departemen P2K3.

b. Wakil Manajemen K3
1. Secara formal menyetujui prosedur K3.
2. Meninjau keseluruhan kinerja K3.
3. Berpartisipasi dalam penyelesaian masalah K3 jika diperlukan.
4. Meninjau kecelakaan/insiden serius dan memantau tindakan perbaikan.
5. Meninjau kinerja K3 dari manajemen menengah.
6. Menjamin kesesuaian perusahaan dengan peraturan perundangan K3.
7. Ikut serta dalam audit SMK3 sesuai jadwal yang ditentukan bersama
dengan departemen P2K3.

c. Sekretaris Ahli K3 Umum


1. Membuat rencana kerja P2K3 untuk dibahas di dalam pertemuan P2K3
2. Merencanakan dan mengkoordinir pelaksanaan pertemuan bulanan
P2K3
3. Membuat dan mengarsip setiap laporan P2K3 serta setiap 3 bulan sekali
memberikan laporan kinerja K3 perusahaan kepada Departemen Tenaga
Kerja RI.
4. Menyelesaikan suatu masalah yang berkaitan dengan
kecelakaan/kebakaran.
5. Melaksanakan instruksi dari Ketua untuk himbauan tertulis/langsung.
6. Mengoreksi semua laporan/pengajuan masalah sarana K3 serta
kecelakaan dan kebakaran.
7. Menginventarisasi seluruh standar dan peraturan perundangan
mengenai K3 serta memperbaharuinya jika terjadi perubahan.
8. Mengawasi dan menjamin agar standar dan peraturan perundangan
mengenai K3 dilaksanakan di perusahaan.
9. Menghimpun semua agenda dan hasil rapat dengan semua seksi dan
anggota P2K3.

Muhammad Fachri Ridwan (1910942004) IV-5


Faiz Hamdi (1910943020)
Laporan Kerja Praktik
Evaluasi Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja

10. Ikut serta dalam audit SMK3 sesuai jadwal yang ditentukan bersama
dengan departemen P2K3.

d. Seksi Kebakaran
1. Menerapkan kebijakan K3, prosedur K3 dan pemenuhan persyaratan
peraturan perundangan.
2. Memantau kinerja K3 dalam wilayah yang menjadi tanggung jawabnya.
3. Bertanggung Jawab terhadap pengendalian pemadam kebakaran.
4. Menunjukkan komitmen terhadap K3 melalui partisipasi dalam diskusi
formal dan informal, kunjungan tempat kerja dan inspeksi bahaya, dll.
5. Berpartisipasi dalam penyelesaian masalah jika terjadi kebakaran.
6. Menyelidiki semua kecelakaan dan insiden dalam wilayah yang
menjadi tanggung jawabnya.
7. Menghimpun semua agenda dan hasil rapat dengan anggota.
8. Menjamin hubungan dengan Wakil K3 dari pekerja/divisi, khususnya
dalam perubahan tempat kerja yang mempunyai dampak terhadap unsur
K3.
9. Memulai tindakan untuk meningkatkan K3 dalam wilayah yang
menjadi tanggung jawabnya.
10. Secara aktif memantau tempat kerja untuk menentukan bahaya yang
ada dan mengambil tindakan yang sesuai untuk memperbaiki bahaya
yang ditemukan.
11. Menjamin agar semua pekerja diberi pengenalan dan menerima
pelatihan regular seperti yang dipersyaratkan untuk melaksanakan
pekerjaan secara aman.
12. Membuat laporan perkembangan yang berhubungan dengan seksi
Pemadam Kebakaran ke Sekretaris Ahli K3.
13. Ikut serta dalam audit SMK3 sesuai jadwal yang ditentukan bersama
dengan departemen P2K3.

e. Seksi Kesehatan
1. Menerapkan kebijakan K3, prosedur K3 dan pemenuhan persyaratan
peraturan perundangan.

Muhammad Fachri Ridwan (1910942004) IV-6


Faiz Hamdi (1910943020)
Laporan Kerja Praktik
Evaluasi Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja

2. Memantau kinerja K3 dalam wilayah yang menjadi tanggung jawabnya.


3. Bertanggung Jawab terhadap penanggulangan kesehatan dan
penanganan pekerja yang mengalami luka akibat kecelakaan kerja.
4. Menunjukkan komitmen terhadap K3 melalui partisipasi dalam diskusi
formal dan informal kunjungan tempat kerja dan inspeksi terhadap
kesehatan pekerja, dll.
5. Berpartisipasi dalam penyelesaian masalah kesehatan pekerja.
6. Menghimpun semua agenda dan hasil rapat dengan anggota.
7. Menjamin hubungan dengan Wakil K3 dari pekerja/divisi, khususnya
dalam perubahan tempat kerja yang mempunyai dampak terhadap unsur
K3.
8. Memulai tindakan untuk meningkatkan kesehatan pekerja.
9. Menjamin agar semua pekerja diberi pengenalan dan menerima
pelatihan yang berhubungan dengan Seksi Kesehatan.
10. Membuat laporan perkembangan kesehatan pekerja ke Sekretaris Ahli
K3.
11. Ikut serta dalam audit SMK3 sesuai jadwal yang ditentukan bersama
dengan departemen P2K3.

f. Seksi Emergency
1. Menerapkan Kebijakan K3, Prosedur K3 dan pemenuhan persyaratan
peraturan perundangan.
2. Memantau kinerja K3 dalam wilayah yang menjadi tanggung jawabnya.
3. Bertanggung Jawab terhadap penanggulangan kebakaran/bencana
lainnya dan penanganan pekerja yang mengalami luka akibat
kecelakaan kerja.
4. Bertanggung jawab terhadap informasi kepada semua atasan dan
anggota.
5. Pengaturan/Penanggulangan bila terjadi kebakaran/bencana
diperusahaan.
6. Menghimpun semua agenda dan hasil keputusan rapat dengan anggota.
7. Membuat laporan perkembangan kepada Sekretaris Ahli K3.

Muhammad Fachri Ridwan (1910942004) IV-7


Faiz Hamdi (1910943020)
Laporan Kerja Praktik
Evaluasi Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja

8. Memulai tindakan bila terjadi kebakaran atau bencana lainnya


diperusahaan.
9. Berpartisipasi dalam P2K3 jika diperlukan.
10. Menjamin agar semua pekerja diberi pengenalan dan menerima
pelatihan yang berhubungan dengan Seksi Emergency.
11. Membuat laporan perkembangan Seksi Emergency ke Sekretaris Ahli
K3
12. Ikut serta dalam audit SMK3 sesuai jadwal yang ditentukan bersama
dengan departemen P2K3.

g. Seksi Umum
1. Menerapkan Kebijakan K3, Prosedur K3 dan pemenuhan persyaratan
peraturan perundangan.
2. Memantau kinerja K3 dalam wilayah yang menjadi tanggung jawabnya.
3. Bertanggung Jawab terhadap pengadaan/perlengkapan peralatan dan
penanganan pekerja yang berhubungan dengan peralatan yang
berhubungan P2K3
4. Pengaturan peralatan bila terjadi kebakaran diperusahaan dan
penanggulangan bencana alam.
5. Mengatur anggota Seksi Umum.
6. Menghimpun semua agenda dan hasil keputusan rapat dengan anggota.
7. Membuat laporan perkembangan kepada Sekretaris Ahli K3.
8. Memulai tindakan/penanggulangan bila terjadi kebakaran atau bencana
lainnya diperusahaan.
9. Berpartisipasi dalam P2K3 jika diperlukan.
10. Menjamin agar semua pekerja diberi pengenalan dan menerima
pelatihan yang berhubungan dengan Seksi Umum.
11. Membuat laporan perkembangan Seksi Umum ke Sekretaris Ahli K3
12. Ikut serta dalam audit SMK3 sesuai jadwal yang ditentukan bersama
dengan departemen P2K3.

h. Anggota
1. Melaksanakan rencana kerja P2K3 di unit masing-masing.

Muhammad Fachri Ridwan (1910942004) IV-8


Faiz Hamdi (1910943020)
Laporan Kerja Praktik
Evaluasi Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja

2. Mengawasi pelaksanaan program K3 di unit masing-masing.


3. Menjadi perwakilan unitnya untuk masalah-masalah K3 di perusahaan.
4. Memberikan masukan atau data-data kondisi K3 di unitnya, termasuk
kondisi berbahaya dan cara kerja ke P2K3.

4.3.1.2 Waktu Pelaksanaan Kegiatan P2K3

PT. Pelabuhan Indonesia Regional (II) Cabang Teluk Bayur sebagai perusahaan
kepelabuhanan yang memiliki struktur organisasi P2K3 sudah melaksanakan
pertemuan P2K3. Berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 50
Tahun 2012 tentang Penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan
Kerja menyatakan pertemuan P2K3 minimal dilakukan 1 kali dalam sebulan atau
sesuai ketentuan dalam prosedur mengenai P2K3.

4.3.2 Tindakan Pengendalian

Tindakan pengendalian dilakukan untuk perbaikan terhadap bahaya yang ada di


lokasi perusahaan. PT. Pelabuhan Indonesia Regional (II) Cabang Teluk Bayur
telah melakukan tindakan pengendalian bahaya di lingkungan kerja. Prinsip
pengendalian potensi bahaya dengan menggunakan urutan hierarki
penanggulangan yaitu:
1. Eliminasi;
2. Substitusi;
3. Rekayasa Teknik;
4. Administrasi;
5. Alat Pelindung Diri.

4.3.2.1 Keselamatan

Pelaksanaan kegiatan penunjang keselamatan pada PT. Pelabuhan Indonesia


Regional (II) Cabang Teluk Bayur meliputi:
1. Safety Induction
Safety Induction merupakan pengenalan prinsip dasar K3 bagi setiap karyawan
baru, tamu perusahaan, mitra kerja, dan mahasiswa yang akan masuk ke PT.
Pelabuhan Indonesia Regional (II) Cabang Teluk Bayur. Safety induction
bertujuan untuk mengetahui sumber dan potensi bahaya yang ada di lokasi

Muhammad Fachri Ridwan (1910942004) IV-9


Faiz Hamdi (1910943020)
Laporan Kerja Praktik
Evaluasi Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja

kerja serta pengendalian risiko terhadap kecelakaan yang ada di lokasi proyek.
Selain itu, safety induction juga menjelaskan aturan keselamatan yang harus
dipatuhi oleh semua karyawan maupun visitor yang ada pada PT. Pelabuhan
Indonesia Regional (II) Cabang Teluk Bayur. Kegiatan safety induction ini
diharapkan setiap orang yang akan memasuki area produksi dan non produksi
telah memahami prinsip dasar K3 dan menghindari risiko terjadinya
kecelakaan. Kegiatan Safety induction dapat dilihat pada Gambar 4.1.

Gambar 4. 1 Safety Induction


Sumber: Dokumentasi Kerja Praktik 2022
2. Safety Talk
Safety talk yaitu kegiatan yang berfungsi untuk mengingatkan pekerja bahwa
K3 merupakan bagian yang sangat penting dalam pekerjaan. Selain itu, dapat
menjadi sarana bagi sesama pekerja untuk berdiskusi tentang kesulitan yang
dialami selama bekerja. Safety talk dilakukan setiap awal pelaksanaan
pekerjaan. Kegiatan Safety talk dapat dilihat pada Gambar 4.2.

Gambar 4. 2 Safety Talk


Sumber: Dokumentasi Kerja Praktik 2022

Muhammad Fachri Ridwan (1910942004) IV-10


Faiz Hamdi (1910943020)
Laporan Kerja Praktik
Evaluasi Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja

3. Alat Pelindung Diri (APD) bagi pekerja


APD merupakan alternatif dalam hierarki penanggulangan risiko. PT.
Pelabuhan Indonesia Regional (II) Cabang Teluk Bayur menyediakan APD
kepada setiap karyawan sesuai jenis pekerjaan dan potensi bahaya yang akan
dihadapi pekerja. APD standar yang diberikan oleh perusahaan antara lain
safety helmet dan safety shoes. Manajemen juga menyediakan APD lain yang
sesuai dengan potensi bahaya yang akan dihadapi oleh pekerja seperti safety
vest, masker, safety body hardness, dan APD lain yang dibutuhkan. Pemakaian
APD dapat dilihat pada Gambar 4.3 dan stok APD yang disediakan PT.
Pelabuhan Indonesia Regional (II) Cabang Teluk Bayur dapat dilihat pada
Gambar 4.4.

Gambar 4. 3 Pemakaian APD pada lokasi kerja


Sumber: Dokumentasi Kerja Praktik 2022

Gambar 4. 4 Stok APD PT. Pelabuhan Indonesia Regional (II) Cabang Teluk Bayur
Sumber: Dokumentasi Kerja Praktik 2022

Muhammad Fachri Ridwan (1910942004) IV-11


Faiz Hamdi (1910943020)
Laporan Kerja Praktik
Evaluasi Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja

PT. Pelabuhan Indonesia Regional (II) Cabang Teluk Bayur telah menerapkan
aturan keselamatan yang harus dipatuhi oleh seluruh pihak yang ada di
perusahaan. Aturan keselamatan ditetapkan dengan memperhatikan rambu-rambu
yang berada pada kawasan proyek seperti pada Gambar 4.5 dan Gambar 4.6

Gambar 4. 5 Pemberian Rambu pada Pagar Pembatas Perusahaan


Sumber: Dokumentasi Kerja Praktik 2022

Gambar 4. 6 Pemberian Rambu pada Lokasi Proyek


Sumber: Dokumentasi Kerja Praktik 2022

Muhammad Fachri Ridwan (1910942004) IV-12


Faiz Hamdi (1910943020)
Laporan Kerja Praktik
Evaluasi Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja

4.3.2.2 Kesehatan

PT. Pelabuhan Indonesia Regional (II) Cabang Teluk Bayur memiliki klinik
kesehatan yang memadai serta tenaga medis yang bersertifikat. Pelaksanaan
kegiatan penunjang kesehatan di PT. Pelabuhan Indonesia Regional (II) Cabang
Teluk Bayur yaitu dengan melakukan inspeksi dan pengisian ulang setiap kotak
P3K yang tersebar diseluruh ruangan kantor, dan di sekitar lingkungan kerja,
pengecekan suhu karyawan setiap pagi dan siang, pengecekan kesehatan
karyawan setiap bulannya dan menyediakan tempat rujukan rumah sakit untuk
pekerja yang mengalami kecelakaan kerja.

4.3.3 Upaya Menghadapi Keadaan Darurat

PT. Pelabuhan Indonesia Regional (II) Cabang Teluk Bayur juga


memperhitungkan keadaan darurat yang mungkin terjadi serta adanya stuktur tim
darurat. PT. Pelabuhan Indonesia Regional (II) Cabang Teluk Bayur dalam
menghadapi kondisi darurat telah mempersiapkan prosedur tanggap darurat.
Prosedur tanggap darurat PT. Pelabuhan Indonesia Regional (II) Cabang Teluk
Bayur dapat dilihat pada Lampiran C-4.

Tata cara dalam mengantisipasi keadaan darurat meliputi:


1. Rencana/rancangan dalam menghadapi keadaan darurat.
Rencana/rancangan menghadapi keadaan darurat dimaksudkan untuk
mempersiapkan koordinasi dan petunjuk bagi rencana kegiatan organisasi,
kesiagaan dalam bertindak, dan mendeteksi kejanggalan pada kegiatan
organisasi serta gejala alam yang diduga akan menyebabkan kecelakaan.
2. Pendidikan dan pelatihan
Pendidikan dan pelatihan dalam menghadapi keadaan darurat dimaksudkan
untuk memastikan perlindungan yang maksimal bagi jiwa, kekayaan (gedung,
mesin/peralatan, kendaraan, dan lain-lain) dan mengurangi timbulnya situasi
dengan akibat yang merugikan. Persyaratan utama yang harus ditaati oleh
pekerja adalah memahami kegunaan dari prosedur tanggap darurat dan
rencana/rancangan dalam menghadapi keadaan darurat serta memahami segala
sesuatu yang berhubungan dengan prosedur penanggulangannya. Salah satu
pelatihan yang sudah dilakukan PT. Pelabuhan Indonesia Regional (II) Cabang

Muhammad Fachri Ridwan (1910942004) IV-13


Faiz Hamdi (1910943020)
Laporan Kerja Praktik
Evaluasi Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja

Teluk Bayur yaitu Pelatihan Pemadam Kebakaran yang dapat dilihat pada
Gambar 4.7.

Gambar 4. 7 Pelatihan dan Simulasi Pemadam Kebakaran


Sumber: Dokumentasi Kerja Praktik 2022

3. Penanggulangan Keadaan Darurat


Menanggulangi keadaan darurat diperlukan usaha bersama dari seluruh tim
penyelamat sehingga kelompok tim penanggulangan keadaan darurat harus
sudah dibentuk. Berikut ini adalah kelompok penanggulangan keadaan darurat
pada PT. Pelabuhan Indonesia Regional (II) Cabang Teluk Bayur:
a. Tim penyelamat yang berpengalaman di bidang pertolongan;
b. Tim pemadam kebakaran;
c. Anggota staf lain yang terpilih.
4. Pemindahan dan penutupan
Keadaan darurat dipastikan untuk menutup/menghentikan kegiatan/pekerjaan
dan melakukan evakuasi (pemindahan) seluruh pekerja dari tempat kejadian.
Evakuasi ini harus disetujui oleh pejabat tertinggi dari jajaran manajemen atau
diwakilkan oleh pejabat di bawahnya, sesuai dengan jenjang organisasi yang
telah ditetapkan.

4.4 Inspeksi (Evaluasi/Pengecekan)

Dampak bahaya yang ditimbulkan perlu diminimalisir, maka dilakukan kegiatan


evaluasi berupa inspeksi K3 yang dilakukan secara berkala yaitu setiap 1 bulan
sekali dan dilakukan juga safety patrol setiap harinya. Inspeksi bertujuan untuk
mencegah terjadinya kejadian Penyakit Akibat Kerja (PAK) dan Kecelakaan
Akibat Kerja (KAK). Tindakan evaluasi yang diterapkan pada PT. Pelabuhan

Muhammad Fachri Ridwan (1910942004) IV-14


Faiz Hamdi (1910943020)
Laporan Kerja Praktik
Evaluasi Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja

Indonesia Regional (II) Cabang Teluk Bayur juga bertujuan untuk mengukur
besarnya keberhasilan pelaksanaan dan penerapan K3 di tempat kerja secara
sistematik dan independen (berdiri sendiri), guna membuktikan apakah penerapan
di tempat kerja telah dilaksanakan secara efektif untuk mencapai kebijakan dan
tujuan perusahaan. Laporan Inspeksi K3 di PT. Pelabuhan Indonesia Regional (II)
Cabang Teluk Bayur dapat dilihat pada Lampiran C-5. Salah satu bentuk Safety
Patrol dapat dilihat pada Gambar 4.8.

Gambar 4. 8 Safety Patrol


Sumber: Dokumentasi Kerja Praktik, 2022

4.5 Peninjauan dan Peningkatan Kinerja SMK3

Peninjauan dan peningkatan kinerja SMK3 pada PT. Pelabuhan Indonesia


Regional (II) Cabang Teluk Bayur dengan cara sebagai berikut:
1. Pencatatan dan pelaporan K3 terintegrasi dalam sistem pelaporan antara lain:
a. Pencatatan dan pelaporan K3;
b. Pencatatan semua kegiatan K3;
c. Pencatatan dan pelaporan Kecelakaan Akibat Kerja (KAK);
d. Pencatatan dan pelaporan Penyakit Akibat Kerja (PAK).
2. Melaksanakan audit K3
Audit K3 meliputi falsafah dan tujuan, administrasi dan pegelolaan, karyawan
dan pimpinan, fasilitas dan peralatan, kebijakan dan prosedur, pengembangan
karyawan dan program pendidikan, evaluasi dan pengendalian. Organisasi

Muhammad Fachri Ridwan (1910942004) IV-15


Faiz Hamdi (1910943020)
Laporan Kerja Praktik
Evaluasi Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja

memerlukan alat atau cara untuk menilai apakah pelaksaan K3 telah berhasil
atau tidak. PT. Pelabuhan Indonesia Regional (II) Cabang Teluk Bayur dalam
hal ini telah melakukan audit K3 sebagai salah satu cara penilaian dari siklus
plan-do-check (perencanaan-pelaksanaan-evaluasi). Salah satu bentuk
pengawasan terhadap Audit Internal SMK3 dapat dilihat pada Gambar 4.9.

Gambar 4. 9 Mendampingi Pengawasan Audit Internal SMK3


Sumber: Dokumentasi Kerja Praktik 2022

Muhammad Fachri Ridwan (1910942004) IV-16


Faiz Hamdi (1910943020)

Anda mungkin juga menyukai