PT. Pelabuhan Indonesia Regional (II) Cabang Teluk Bayur dalam melaksanakan
kegiatan operasionalnya telah menetapkan kebijakan Sistem Manajemen
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) secara tertulis. Kebijakan SMK3 ini
menjadi dasar utama yang dapat menggerakan seluruh elemen yang ada didalam
perusahaan agar seluruh program SMK3 dapat terlaksana dengan baik. PT.
Pelabuhan Indonesia Regional (II) Cabang Teluk Bayur dalam menjalankan
Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) mengacu pada
Peraturan Pemerintah (PP) No. 50 Tahun 2012. Kebijakan tersebut dapat dilihat
pada Lampiran C-1.
4.2 Perencanaan K3
PT. Pelabuhan Indonesia Regional (II) Cabang Teluk Bayur telah menerapkan
kewajiban terhadap pelaksanaan Alat Pelindung Diri (APD) bagi para pekerja
sesuai dengan ketentuan dan prosedur yang berlaku bertujuan untuk
meminimalisir kejadian kecelakaan kerja di lingkungan perusahaan. Selain itu,
pihak PT. Pelabuhan Indonesia Regional (II) Cabang Teluk Bayur juga
membekali perusahaan dengan sarana dan pra sarana keadaan darurat seperti Alat
Pemadam Api Ringan (APAR), Hydrant Pemadam Kebakaran dan Kotak
Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (P3K).
Laporan Kerja Praktik
Evaluasi Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Identifikasi bahaya merupakan proses untuk mengetahui adanya suatu bahaya dan
menentukan karakteristiknya. Pelaksanaan identifikasi bahaya adalah guna untuk
mengidentifikasi dan mengetahui faktor apa saja yang menjadi bahaya dan resiko
pada lingkungan kerja. PT. Pelabuhan Indonesia Regional (II) Cabang Teluk
Bayur telah melakukan identifikasi bahaya dan potensi risiko pada lingkungan
kerja sehingga dapat ditentukan dampak dan penanggulangan yang akan
dilakukan. Proyek PT. Pelabuhan Indonesia Regional (II) Cabang Teluk Bayur
melakukan identifikasi bahaya menggunakan metode tinjauan awal, identifikasi
potensi bahaya, penilaian, dan pengendalian risiko. Alat identifikasi bahaya yang
digunakan ialah Job Safety Analysis (JSA), Safety and Health Hazard
Identification, Environmental Aspect and Impact, Risk Assement and Risk Control
(SHERARC), Hazards and Operability Study (HAZOPS), dan Hazard
Identification (HAZID). Salah satu bentuk formulir Job Safety Analysis (JSA)
dapat dilihat pada Lampiran C-2.
4.3 Pelaksanaan K3
PT. Pelabuhan Indonesia Regional (II) Cabang Teluk Bayur telah melakukan
pelaksanaan rencana K3 yang mengacu pada PP No. 50 Tahun 2012.
Pelaksanaan rencana K3 dilaksanakan oleh perusahaan dengan menyediakan
sumber daya manusia yang memiliki kualifikasi dan menyediakan prasarana
dan sarana yang memadai dalam pelaksanaan SMK3.
PT. Pelabuhan Indonesia Regional (II) Cabang Teluk Bayur telah menyediakan
sumber daya manusia dengan membentuk Panitia Pembina Keselamatan dan
Kesehatan Kerja (P2K3). P2K3 ini merupakan wadah antara pengusaha dan
pekerja untuk mendorong kerjasama dan partisipasi efektif dalam penerapan
keselamatan dan kesehatan kerja. PT. Pelabuhan Indonesia Regional (II) Cabang
Teluk Bayur telah membentuk P2K3 berdasarkan PERMENAKER No.
PER/04/MEN/1987 yang bertugas memberikan saran mengenai masalah-masalah
K3 yang terdapat di PT. Pelabuhan Indonesia Regional (II) Cabang Teluk Bayur.
Panitia ini disahkan oleh Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi Sumatera
Barat melalui Surat Penunjukan P2K3 PT. Pelabuhan Indonesia Regional (II)
Cabang Teluk Bayur. Struktur Organisasi P2K3 ini dapat dilihat pada Lampiran
C-3.
Tugas dan Tanggung Jawab Panitia Pembina Keselamatan dan Kesehatan Kerja
(P2K3) PT. Pelabuhan Indonesia Regional (II) Cabang Teluk Bayur secara umum
adalah:
1. Memberikan pertimbangan K3 kepada manajemen baik diminta maupun
tidak.
2. Mengarahkan program K3 untuk dilaksanakan oleh seluruh departemen di
bawah koordinasi departemen K3.
3. Menjadi penghubung karyawan dan manajemen dalam permasalahan K3.
4. Membantu pelaksanaan pencegahan kecelakaan dan penyakit akibat kerja.
10. Apabila diperlukan, dapat ikut serta dalam pelaksanaan audit SMK3,
inspeksi, penyelidikan kecelakaan dan program-program K3 lainnya
sesuai kebutuhan yang akan dikoordinir oleh departemen P2K3.
b. Wakil Manajemen K3
1. Secara formal menyetujui prosedur K3.
2. Meninjau keseluruhan kinerja K3.
3. Berpartisipasi dalam penyelesaian masalah K3 jika diperlukan.
4. Meninjau kecelakaan/insiden serius dan memantau tindakan perbaikan.
5. Meninjau kinerja K3 dari manajemen menengah.
6. Menjamin kesesuaian perusahaan dengan peraturan perundangan K3.
7. Ikut serta dalam audit SMK3 sesuai jadwal yang ditentukan bersama
dengan departemen P2K3.
10. Ikut serta dalam audit SMK3 sesuai jadwal yang ditentukan bersama
dengan departemen P2K3.
d. Seksi Kebakaran
1. Menerapkan kebijakan K3, prosedur K3 dan pemenuhan persyaratan
peraturan perundangan.
2. Memantau kinerja K3 dalam wilayah yang menjadi tanggung jawabnya.
3. Bertanggung Jawab terhadap pengendalian pemadam kebakaran.
4. Menunjukkan komitmen terhadap K3 melalui partisipasi dalam diskusi
formal dan informal, kunjungan tempat kerja dan inspeksi bahaya, dll.
5. Berpartisipasi dalam penyelesaian masalah jika terjadi kebakaran.
6. Menyelidiki semua kecelakaan dan insiden dalam wilayah yang
menjadi tanggung jawabnya.
7. Menghimpun semua agenda dan hasil rapat dengan anggota.
8. Menjamin hubungan dengan Wakil K3 dari pekerja/divisi, khususnya
dalam perubahan tempat kerja yang mempunyai dampak terhadap unsur
K3.
9. Memulai tindakan untuk meningkatkan K3 dalam wilayah yang
menjadi tanggung jawabnya.
10. Secara aktif memantau tempat kerja untuk menentukan bahaya yang
ada dan mengambil tindakan yang sesuai untuk memperbaiki bahaya
yang ditemukan.
11. Menjamin agar semua pekerja diberi pengenalan dan menerima
pelatihan regular seperti yang dipersyaratkan untuk melaksanakan
pekerjaan secara aman.
12. Membuat laporan perkembangan yang berhubungan dengan seksi
Pemadam Kebakaran ke Sekretaris Ahli K3.
13. Ikut serta dalam audit SMK3 sesuai jadwal yang ditentukan bersama
dengan departemen P2K3.
e. Seksi Kesehatan
1. Menerapkan kebijakan K3, prosedur K3 dan pemenuhan persyaratan
peraturan perundangan.
f. Seksi Emergency
1. Menerapkan Kebijakan K3, Prosedur K3 dan pemenuhan persyaratan
peraturan perundangan.
2. Memantau kinerja K3 dalam wilayah yang menjadi tanggung jawabnya.
3. Bertanggung Jawab terhadap penanggulangan kebakaran/bencana
lainnya dan penanganan pekerja yang mengalami luka akibat
kecelakaan kerja.
4. Bertanggung jawab terhadap informasi kepada semua atasan dan
anggota.
5. Pengaturan/Penanggulangan bila terjadi kebakaran/bencana
diperusahaan.
6. Menghimpun semua agenda dan hasil keputusan rapat dengan anggota.
7. Membuat laporan perkembangan kepada Sekretaris Ahli K3.
g. Seksi Umum
1. Menerapkan Kebijakan K3, Prosedur K3 dan pemenuhan persyaratan
peraturan perundangan.
2. Memantau kinerja K3 dalam wilayah yang menjadi tanggung jawabnya.
3. Bertanggung Jawab terhadap pengadaan/perlengkapan peralatan dan
penanganan pekerja yang berhubungan dengan peralatan yang
berhubungan P2K3
4. Pengaturan peralatan bila terjadi kebakaran diperusahaan dan
penanggulangan bencana alam.
5. Mengatur anggota Seksi Umum.
6. Menghimpun semua agenda dan hasil keputusan rapat dengan anggota.
7. Membuat laporan perkembangan kepada Sekretaris Ahli K3.
8. Memulai tindakan/penanggulangan bila terjadi kebakaran atau bencana
lainnya diperusahaan.
9. Berpartisipasi dalam P2K3 jika diperlukan.
10. Menjamin agar semua pekerja diberi pengenalan dan menerima
pelatihan yang berhubungan dengan Seksi Umum.
11. Membuat laporan perkembangan Seksi Umum ke Sekretaris Ahli K3
12. Ikut serta dalam audit SMK3 sesuai jadwal yang ditentukan bersama
dengan departemen P2K3.
h. Anggota
1. Melaksanakan rencana kerja P2K3 di unit masing-masing.
PT. Pelabuhan Indonesia Regional (II) Cabang Teluk Bayur sebagai perusahaan
kepelabuhanan yang memiliki struktur organisasi P2K3 sudah melaksanakan
pertemuan P2K3. Berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 50
Tahun 2012 tentang Penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan
Kerja menyatakan pertemuan P2K3 minimal dilakukan 1 kali dalam sebulan atau
sesuai ketentuan dalam prosedur mengenai P2K3.
4.3.2.1 Keselamatan
kerja serta pengendalian risiko terhadap kecelakaan yang ada di lokasi proyek.
Selain itu, safety induction juga menjelaskan aturan keselamatan yang harus
dipatuhi oleh semua karyawan maupun visitor yang ada pada PT. Pelabuhan
Indonesia Regional (II) Cabang Teluk Bayur. Kegiatan safety induction ini
diharapkan setiap orang yang akan memasuki area produksi dan non produksi
telah memahami prinsip dasar K3 dan menghindari risiko terjadinya
kecelakaan. Kegiatan Safety induction dapat dilihat pada Gambar 4.1.
Gambar 4. 4 Stok APD PT. Pelabuhan Indonesia Regional (II) Cabang Teluk Bayur
Sumber: Dokumentasi Kerja Praktik 2022
PT. Pelabuhan Indonesia Regional (II) Cabang Teluk Bayur telah menerapkan
aturan keselamatan yang harus dipatuhi oleh seluruh pihak yang ada di
perusahaan. Aturan keselamatan ditetapkan dengan memperhatikan rambu-rambu
yang berada pada kawasan proyek seperti pada Gambar 4.5 dan Gambar 4.6
4.3.2.2 Kesehatan
PT. Pelabuhan Indonesia Regional (II) Cabang Teluk Bayur memiliki klinik
kesehatan yang memadai serta tenaga medis yang bersertifikat. Pelaksanaan
kegiatan penunjang kesehatan di PT. Pelabuhan Indonesia Regional (II) Cabang
Teluk Bayur yaitu dengan melakukan inspeksi dan pengisian ulang setiap kotak
P3K yang tersebar diseluruh ruangan kantor, dan di sekitar lingkungan kerja,
pengecekan suhu karyawan setiap pagi dan siang, pengecekan kesehatan
karyawan setiap bulannya dan menyediakan tempat rujukan rumah sakit untuk
pekerja yang mengalami kecelakaan kerja.
Teluk Bayur yaitu Pelatihan Pemadam Kebakaran yang dapat dilihat pada
Gambar 4.7.
Indonesia Regional (II) Cabang Teluk Bayur juga bertujuan untuk mengukur
besarnya keberhasilan pelaksanaan dan penerapan K3 di tempat kerja secara
sistematik dan independen (berdiri sendiri), guna membuktikan apakah penerapan
di tempat kerja telah dilaksanakan secara efektif untuk mencapai kebijakan dan
tujuan perusahaan. Laporan Inspeksi K3 di PT. Pelabuhan Indonesia Regional (II)
Cabang Teluk Bayur dapat dilihat pada Lampiran C-5. Salah satu bentuk Safety
Patrol dapat dilihat pada Gambar 4.8.
memerlukan alat atau cara untuk menilai apakah pelaksaan K3 telah berhasil
atau tidak. PT. Pelabuhan Indonesia Regional (II) Cabang Teluk Bayur dalam
hal ini telah melakukan audit K3 sebagai salah satu cara penilaian dari siklus
plan-do-check (perencanaan-pelaksanaan-evaluasi). Salah satu bentuk
pengawasan terhadap Audit Internal SMK3 dapat dilihat pada Gambar 4.9.