Anda di halaman 1dari 8

I.

PENDAHULUAN
I.1. Latar Belakang
Ikan nila (Oreochromis niloticus) merupakan komoditas penting dalam kegiatan
usaha budidaya iakan air tawar dan payau yang banyak diminatai masyarakat, karena
rasanya enak, dagingnya agak tebal dan tidak memiliki duri-duri kecil didalam dagingnya,
sehingga ikan nila merupakan jenis ikan yang mempinyai nilai ekonomis.
Ikan nila sudah banyak dibudidayakan di berbagai daerah karena kemampuan
beradaptasi dan tahan terhadap perubahan lingkungan. Didalam pembudidayaannya, jika
secara heterosex (campur antara jantan dan betina)maka pada ukuran >150 gram akan
mencapai ukuran produktif. Artinya ikan cenderung mudah kawin, karena gonad sudah
berkembang. Hal inilah yang menyebabkan pertumbuhan ikan nila lambat atau sulit
menjadi besar karena energi yang dimiliki ikan tidak 100% untuk pertumbuhan, tetapi
sebagian digunakan untuk perkembangan gonad. Dampak lain akibat pertumbuhan lambat
yaitu efesiensi pakan akan menjadi rendah .
Untuk mengantisipasi hal tersebut diatas dengan cara melakukan monosex jantan,
dikarenakan pertumbuhan ikan nila jantan lebih cepat bila dibandingkan dengan ikan nila
betina. Secara teori ikan monosex jantan didapatkan dari proses maskulinasi yang artinya
benih ikan nila yang dihasilkan berjenis kelamin jantan, diantaranya dengan cara
melakukan pemisahan manual, persilangan antar spesies, YY male technology atau aplikasi
hormone testosterone.
Namun belakangan ini diketahui bahwa hormone testosterone sudah dilarang oleh
pemerintah penggunaannya karena dibuat dari bahan sintetis yang mempunyai efek
samping kepada manusia yang mengkonsumsi ikan nila hasil pejantanan yang diberi
hormone tersebut.
Sebagai pengganti hormone Testosteron sintetis tersebut banyak orang yang beralih
penggunaan testoteron alami memakai testis sapi. Testis sapi yang selama ini menjadi
limbah, ternyata kaya testosteron. Berdasarkan uji radio immuno assay (RIA) memakai
yodium-125, ekstrak jaringan testis sapi mengandung kadar testosteron lebih tinggi
ketimbang mencit, domba, dan kambing. -Jumlahnya sekitar 30% lebih tinggi daripada
domba dan kambing,- kata Dra Adria PM, peneliti sex reversal dari BATAN. Tingginya

1
konsentrasi menunjukkan jumlah hormon androgen penghasil sel jantan lebih banyak.

Hormon metiltestosteron dibuat dengan cara mengiris-iris testis sapi menjadi


kepingan-kepingan kecil seukuran 5 cm. Potongan itu lantas dioven pada suhu 60o C. Setiap
100 g tepung testis ditambahkan metil alkohol 70% sebanyak 50% dari total volume.

Hormon yang telah jadi diaplikasikan dengan cara dipping (rendam, red) dan oral.
Namun, menurut pengalamam hasil terbaik jantanisasi diperoleh dengan cara perendaman
larva berumur 3-10 hari. Saat itu kelamin jantan dan betina larva belum terbentuk. Itu pula
yang diterapkan Muchsin saat 'mengubah' kelamin larva umur 7 hari dalam akuarium
berukuran 100 cm x 30 cm. Muchsin mencampur 50 g hormon ke dalam 400/l air selama 18
jam. Larutan dituangkan ke dalam bak berisi larva. Bak pembenihan berukuran 3 m x 2 m
itu disekat menjadi 5 bagian.

I.2. Tujuan
Kajiwidya ini dilaksanakan dengan tujuan untuk meningkatkan rasa percaya diri
pelatih didalam mengampu mata pelatihan.
I.3. Manfaat
Manfaat yang diharapkan dari pelaksanaan kajiwidya ini adalah :
a. Meningkatkan PKS (Pengetahuan, Keterampilan dan sikap) dalam pelaksanaan
pelatihan
b. Mendapat pengalaman nyata untuk keberhasilan proses latih- berlatih
c. Lebih mudah menyusun bahan ajar dan atau modul
d. lebih yakin dan percaya diri dalam penyampaian materi
e. Berkesempatan untuk mengembangkan daya kreasi dan inovasi.

2
2. PELAKSANAAN

2.1.. Waktu dan Tempat

Kajiwidya dilaksanakan di BPPP Medan, selama 15 hari kalender yang dimulai dari
tanggal 22 Maret – 05 April 2021 di whork shop budidaya BPPP Medan
2.2 Bahan
1. 1000 ekor benih ikan nila berukuran umur 3-10 hari sebanyak pindahkan
2. 4 buah testis sapi , kurang lebih diameter 10 cm
3. I bungkus Yodium 125
4. 1 botol alkohol 70 %
2. 1 sak pakan F 800

2.3 Alat

Akuarium berukuran 40 x cm 60 cm 40 cm sebanyak 2 unit.

1. Aerator 2 buah
2. Perangkat selang aerator 2 unit
3. Pisau tajam 1 buah
4. Telenan
4. Baskom sedang 2 buah
5. Gayung 1 buah
6. Serok halus 1 buah
7. Oven mini
8. Blender

2.4. Metoda dan Prosedur kerja

1. Testis sapi dikupas kulit bagian luarnya menggunakan pisau tajam

2. Testis bagian dalam dipotong potong sepanjang 5 cm

3 .Kemudian testis yang telah dipotong-potong dimasukkan ke dalam oven dengan

3
suhu suhu 60 oC selama 1,5 jam

4..Setelah kering testis tersebut ditepungkan menggunakan blender

5. Langkah selanjutnya tepung testis sudah bisa digunakan sebagai hormon

pembalikan kelamin dari betina ke jantan ( maskulinisasi) dengan 2 cara :

a. Perendaman larva ikan nila di akuarium dengan tepung testis sapi selama 18 jam
b. Pemberian pakan campuran testis sapi dengan pelet pada larva ikan nila yang
berumur 3 – 10 hari selama 7 hari.

2.5.Materi yang dipelajari

Materi yang dipelajari adalah :


a. Membuat hormon testosterone alami dari testis sapi
b. Menyiapkan media aquarium
c. Menebar larva nila
d. Memberi hormone testosterone dari testis sapi kepada benih nila (ditebar ke air)
e. Memberi pakan yang sudah di beri hormone testosterone
f. Mengamati pertumbuhan larva nila
2.6. Biaya dan sumber biaya
Biaya yang digunakan untuk kajiwidya ini adalah pengadaan bahan dan alat guna
melengkapi sarana dan prasarana yang tersedia, yaitu sebagai berikut :

No Uraian Volume Harga Jumlah harga (Rp)


satuan(Rp)
1. Aquarium 2 buah 500.000 1.000.000,-
2. Testis sapi 4 buah 100.000 400.000,-
3. Yodium 125 1 kg 25.000 50.000,-
4. Alkohol 75 % 2 botol 75.000 150.000,-
5. Pakan pellet F 800 1 sak 160.000 160.000,-
6. Serok halus 1 bh 30.000 30.000,-
7. Aerator 2 bh 60.000 120.000,-
8. Larva ikan nila 1000 ekor 100 100.000,-
9. Pisau Tajam 1 buah 75.000 75.000,-
10. Telenan 1 bh 30.000 30.000,-

4
11. Baskom sedang 2 bh 40.000 80.000,-
13. Selang dan batu aerator 2 unit 25.000 50,000,-
14 Gayung 1 bh 25,000 25,000,-
15 Oven Listrik mini 1 bh 600,000 600,000
16 Blender 1 bh 350.000 350.000,-
16 Biaya lain-lain tak terduga 400.000.-
Jumlah 3.620.000,-

Terbilang : Tiga juta enam ratus dua puluh ribu rupiah

Adapun sumber dana kegiatan Kajiwidya ini dibebankan pada APBN BPPP Medan t.a 2021

3 RENCANA TINDAK LANJUT


Rencana tindak lanjut setelah pelaksanaan kajiwidya ini adalah sebagai berikut :
a. Melaporkan hasil pelaksanaan kajiwidya
b. Menuangkan rumusan hasil pengalaman kajiwidya menjadi bahan pelatihan
c. Melanjutkan pembudidaya untuk memenuhi kebutuhan kegiatan pembenihan di
workshop budidaya BPPP Medan
d. Melatihkan hasil pengalaman kajiwidya kepada peserta latih.

4 PENUTUP
Demikian rencana kajiwidya ini dibuat sebagai syarat dilaksanakannya kajiwidya.

Medan, 15 Maret 2021

Menyetujui Pengkaji
Kepala Balai

Natalia, S.ST.Pi, MPI Ir. Budiman Siregar, M.Pd


NIP. 19801225 200502 2 001 NIP. 19610531 199103 1 003

5
PROPOSAL KAJIWIDYA
PENGGUNAAN TEPUNG TESTIS SAPI PADA PROSES SEX REVERSAL IKAN NILA

Oleh :

TIM BUDIDAYA BPPP MEDAN

KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN

BADAN RISET DAN PENGEMBANGAN SDM KELAUTAN DAN PERIKANAN

BALAI PELATIHAN DAN PENYULUHAN PERIKANAN MEDAN

2021

6
Kelamin ikan sudah dapat dibedakan secara kasat mata 2-3 minggu kemudian. Jantan
bertubuh panjang dan betina perutnya buncit. 'Hasil yang didapat 95% jantan,' ujar Muchsin.
Agar pertumbuhannya lebih cepat, burayak-burayak itu diberi pakan berupa campuran
hormone testesteron. Dosisnya 200 cc hormon cair diaduk merata untuk 1 kg pelet. Pakan
itu diberikan selama 7 hari berturut-turut setiap pagi dan sore. –
4.2 Metode
Kajiwidya, pembuatan hormone testosteron yang berasal dari testis sapi terhadap
proses pejantanan (maskulinisasi) ikan nila. Media yang diperlakukan adalah 2 buah
aquarium yang berukuran 40cm x 60 cm x 40 cm . Pemberian hormone melalui 2 metode
yaitu melalui perendaman dan pemberian pakan kepada larva nila.

7
Pengamatan pertumbuhan bobot ikan nila dilakukan setelah masa pemeliharaan .
parameter pendukung yang diamati adalah suhu, salinitas dan oksigen.
4.3 Sarana dan prasarana
Sarana dan prasarana yang digunakan untuk kajiwidya ini adalah yang ada di
workshop budidaya Bppp Medan sebagai berikut :

No Jenis sarana dan prasarana Spesifikasi Jumlah

1. Pengukur oksigen terlarut DO meter 1 unit


2. Pengukur pH air Water pH meter 1 unit
3. Pengukur suhu Thermometer 1 unit
4. Listrik PLN 1 titik
5. Air PDAM 3m
6. Timbangan - 1 buah

Anda mungkin juga menyukai