ANTARA
YAYASAN KESEJAHTERAAN PEGAWAI
BANK JABAR BANTEN
DENGAN
RUMAH SAKIT AKADEMIS JAURY JUSUF PUTERA
TENTANG
PELAYANAN KESEHATAN BAGI
PEGAWAI AKTIF BANK BJB
Pada hari ini, ......, tanggal ......, bulan ....., dua ribu tiga belas (..-...-2013), bertempat
di Makassar telah dibuat dan ditandatangani kesepakatan bersama dengan
ketentuan-ketentuan seperti yang tersebut di bawah ini :
I. Rudi Alvin Hidayat dan Roi Heroidanov dalam hal ini bertindak sebagai Ketua I
dan Sekretaris Yayasan Kesejahteraan Pegawai Bank Jabar Banten atas nama
YAYASAN KESEJAHTERAAN PEGAWAI BANK JABAR BANTEN, domisili di
Gedung STIE Ekuitas Lt. 4 Jl. PHH. Mustopa No. 31 Bandung, untuk selanjutnya
disebut sebagai PIHAK PERTAMA;
II. Prof.dr. John M.F. Adam, Sp.PD-KEMD, .dalam hal ini bertindak sebagai
Pelaksana Tugas Direktur, berkedudukan di Jalan Janderal M. Jusuf No. 57 A
Makassar 90174, untuk selanjutnya disebut sebagai PIHAK KEDUA.
b. PIHAK KEDUA adalah Sarana Pelayanan Kesehatan yang dengan ini bersedia
dan menyatakan sanggup bekerjasama dengan PIHAK PERTAMA dengan
segala fasilitasnya untuk memberikan pelayanan perawatan kesehatan dan
pengobatan kepada Peserta PIHAK PERTAMA.
Maka berdasarkan hal tersebut diatas, PARA PIHAK telah saling bermufakat dan
bersetuju untuk dan dengan menetapkan Perjanjian Pelayanan Perawatan
Kesehatan dan Pengobatan secara berlangganan ini, selanjutnya disebut
“Perjanjian”, berdasarkan ketentuan sebagai berikut :
1. PKS (Perjanjian Kerja Sama) adalah naskah perjanjian kerja sama mengenai
pelayanan kesehatan bagi Peserta, dimana meliputi seluruh lampiran - lampiran
dan perjanjian tambahan / perubahan (addendum / amandemen) yang
menyertainya dan dimasukkan kemudian.
4. Rawat Inap adalah semua pelayanan yang diberikan Rumah Sakit kepada
Peserta dalam upaya perawatan dan atau pengobatan atau pemulihan
kesehatan dimana Peserta harus menginap di Rumah Sakit PIHAK KEDUA.
9. Kelas Perawatan adalah hak kelas peserta sesuai dengan ketentuan bank bjb.
10. Kartu Peserta Program Kesehatan adalah Kartu yang diterbitkan oleh
PIHAK PERTAMA bagi para Peserta yang harus diperlihatkan pada saat
menjalani rawat jalan atau rawat inap.
Pasal 2
LINGKUP PEKERJAAN
1. PIHAK KEDUA berkewajiban memberikan fasilitas rawat inap dan rawat jalan,
pelayanan perawatan dan pengobatan kepada peserta PIHAK PERTAMA
sesuai dengan Kartu Peserta yang diterbitkan PIHAK PERTAMA.
2. Kelas perawatan dan fasilitas lainnya yang menjadi hak dari peserta
PIHAK PERTAMA tercantum dalam kartu peserta sebagaimana dimaksud
dalam ayat 1 Pasal ini.
3. Dalam hal PIHAK KEDUA oleh karena keterbatasan fasilitas yang ada, dimana
peserta dari PIHAK PERTAMA memerlukan tindakan dan atau perawatan lebih
lanjut, maka PIHAK KEDUA atas persetujuan PIHAK PERTAMA akan merujuk
peserta dari PIHAK PERTAMA ke rumah sakit yang memiliki fasilitas yang
dimaksud.
Pasal 3
PEMBEBASAN UANG PEMBAYARAN
Pasal 4
PEMBERIAN OBAT-OBATAN DAN ALAT MEDIS
1. Obat dan alat medis yang disediakan oleh Farmasi PIHAK KEDUA adalah
sesuai dengan formularium obat dan standar alat medis milik PIHAK KEDUA.
Pasal 5
PELAYANAN RAWAT JALAN
Pengobatan rawat jalan diberikan kepada peserta PIHAK PERTAMA beserta istri
dan anak yang menjadi tanggungan sebanyak-banyaknya 3 (tiga) orang sebesar
100% dengan ketentuan sebagai berikut :
Pasal 6
PELAYANAN RAWAT INAP
Dengan ketentuan :
a. Biaya bersalin termaksud diatas hanya berlaku bagi kelahiran sampai dengan
anak ke 3.
b. Biaya tersebut merupakan biaya maksimal, apabila biaya dimaksud lebih rendah
dari plafond maka penggantian dilakukan sebesar nilai yang tercantum dalam
bukti pembayaran dan apabila biaya bersalin melebihi plafond yang telah
ditentukan dalam ketentuan ini maka sisa pembayaran menjadi beban pegawai
yang bersangkutan dan di bayar langsung pada saat keluar perawatan, atau
ditagihkan kepada PIHAK PERTAMA, dimana penyelesaian selanjutnya internal
antara PIHAK PERTAMA dengan Peserta.
2. Apabila Peserta dari PIHAK PERTAMA tidak membawa Kartu Peserta, maka
seluruh akibat dan kewajiban-kewajiban yang timbul seluruhnya menjadi
tanggung jawab yang bersangkutan dan diberlakukan sebagai pasien umum.
3. Dalam hal keadaan darurat/emergency seperti dimaksud pada ayat 2 Pasal ini,
maka Peserta dari PIHAK PERTAMA untuk sementara harus menunjukkan dan
menyimpan Tanda Pengenal (KTP/Kartu Pegawai,dll) yang masih berlaku dan
PIHAK KEDUA akan memberitahukan hal tersebut kepada PIHAK PERTAMA.
Pasal 8
PROSEDUR PELAYANAN RAWAT INAP
4. Dalam keadaan kelas perawatan yang menjadi hak Peserta pada saat itu tidak
tersedia atau penuh, maka sambil menunggu tersedianya kelas perawatan yang
sesuai dengan haknya, untuk sementara Peserta ditempatkan di kelas satu
tingkat lebih tinggi dari haknya, dengan tarif sesuai dengan kelas yang
ditempatinya tersebut.
5. Apabila kelas satu tingkat diatasnya tidak tersedia maka untuk sementara pada
Peserta dapat ditempatkan di kelas satu tingkat dibawah dari haknya dengan tarif
sesuai dengan kelas yang ditempatinya tersebut. Apabila kelas perawatan yang
sesuai dengan haknya telah tersedia, maka Peserta akan dipindahkan sesuai
kelas yang menjadi haknya tersebut.
Pasal 9
TARIF
1. Tarif fasilitas pelayanan bagi Peserta PIHAK PERTAMA adalah tarif yang
berlaku di Rumah Sakit.
2. Apabila terjadi perubahan tarif, maka PIHAK KEDUA wajib dan akan
memberitahukan secara tertulis 1 (satu) bulan sebelum diberlakukan tarif baru.
Pasal 10
HAK DAN KEWAJIBAN
Pasal 11
PENAGIHAN DAN PEMBAYARAN
Prosedur Penagihan :
Pembayaran Tagihan :
4. Atas penagihan yang dilakukan oleh PIHAK KEDUA, PIHAK PERTAMA wajib
melakukan pelunasan pembayaran dalam waktu selambat-lambatnya 14 (empat
belas) hari kerja sejak seluruh dokumen diterima dengan lengkap oleh
PIHAK PERTAMA.
8. Apabila tagihan PIHAK KEDUA tidak dilunasi oleh PIHAK PERTAMA dalam
jangka waktu 2 (dua) bulan sejak diterimanya tagihan oleh PIHAK PERTAMA,
maka PIHAK KEDUA berhak mengirimkan surat peringatan yang harus dibalas
oleh PIHAK PERTAMA dalam tempo 1 minggu sejak surat diterima. Bila sampai
habis batas waktu 1 (satu) minggu surat balasan masih belum diterima
PIHAK KEDUA, maka PIHAK KEDUA akan memperlakukan Peserta
PIHAK PERTAMA sebagai pasien umum.
Pasal 12
PEJABAT YANG DITUNJUK DAN TANDA TANGAN
1. Untuk kelancaran pelaksanaan PKS ini, kedua belah pihak menunjuk Pejabat
untuk mewakili dalam pembuatan dan penandatanganan surat-surat termasuk
Amandemen/Addendum, kuitansi dan sebagainya yang berkaitan dengan
pelaksanaan PKS ini adalah:
PIHAK PERTAMA
Pasal 13
JANGKA WAKTU PKS
1. Perjanjian kerjasama ini efektif terhitung sejak tanggal ............. sampai dengan
tanggal ........... dan dapat diperpanjang atas dasar kesepakatan kedua belah
pihak dalam bentuk Perjanjian Tambahan/Adendum.
2. Jika satu dari KEDUA BELAH PIHAK ingin mengakhiri perjanjian kerjasama ini,
maka PIHAK tersebut harus memberitahukan secara tertulis kepada pihak lain
dalam waktu tidak kurang dari 1 (satu) bulan sebelum pemutusan perjanjian
tersebut berlaku.
Pasal 14
KORESPONDENSI
PIHAK PERTAMA
YAYASAN KESEJAHTERAAN PEGAWAI BANK JABAR BANTEN (YKP-BANK
JABAR BANTEN).
PIHAK KEDUA
RUMAH SAKIT AKADEMIS JAURY JUSUF PUTERA
Alamat : Jl. Jenderal M. Jusuf No. 57 A Makassar 90174.
Telepon : (0411) 3617343 – 3613054 – 3613071
Faksimile : (0411) 3613914.
2. Contact person sebagaimana dimaksud ayat 1 Pasal ini adalah sesuai dalam
lampiran 1 (satu).
5. Bilamana terjadi perubahan alamat dan atau nomor rekening para pihak, maka
selambat-lambatnya 7 (tujuh) hari kerja sebelum perubahan tersebut, pihak yang
alamat dan nomor rekeningnya berubah wajib memberitahukan dalam batas
waktu tersebut, maka segala resiko dan kerugian yang mungkin timbul akan
menjadi tanggungannya.
Pasal 16
FORCE MAJEURE
1. Yang dimaksud keadaan memaksa/force majeure dalam hal ini adalah suatu
kejadian diluar kemampuan masing-masing pihak seperti gempa bumi, banjir,
kebakaran, perubahan peraturan pemerintah dan sebagainya yang
menyebabkan pihak yang mengalami keadaan memaksa/force majeure tidak
dapat melaksanakan kewajibannya dengan baik.
3. Apabila pihak yang mengalami force majeure lalai atau sengaja untuk tidak
melaporkan kepada pihak lainnya akan kejadian force majeure yang
menimpanya, maka pihak yang mengalami force majeure berkewajiban untuk
menanggung semua kerugian, resiko dan konsekuensi yang timbul karena
ketidakmampuannya untuk melaksanakan PKS ini sampai dengan tanggal
pemberitahuan dari pihak yang mengalami force majeure kepada pihak lainnya.
4. Semua kerugian yang diderita satu pihak yang diakibatkan oleh salah satu akibat
terjadinya Force Majeure dimaksud ayat (1) bukan merupakan tanggung jawab
pihak lainnya, sebatas pihak yang terkena dampak dari pada force majeure telah
berusaha sebaik-baiknya untuk terhindar dari force majeure dan telah
memberitahukan secara tertulis kepada pihak lainnya sesuai dengan jangka
waktu yang disebutkan dalam ayat 2 Pasal ini.
Pasal 17
PEMUTUSAN PKS
1. PKS ini secara sah dapat diputuskan secara sepihak oleh salah satu PIHAK
tanpa adanya tuntutan apapun oleh PIHAK lainnya apabila :
a. PIHAK tersebut tidak memenuhi ketentuan-ketentuan dalam PKS ini maupun
lampiran-lampirannya;
b. Surat Izin Penyelenggaraan Perusahaan PIHAK tersebut telah habis masa
berlakunya dan tidak diperpanjang atau dicabut oleh Instansi/Lembaga yang
berwenang.
3. Pemutusan PKS oleh salah satu pihak hanya dapat dilakukan setelah pihak yang
menghendaki pemutusan mengajukan permohonannya secara tertulis kepada
pihak lainnya minimal 1 (satu) bulan sebelum tanggal mulai diputuskannya PKS
ini.
4. Dalam hal PIHAK KEDUA menghendaki diputuskannya PKS ini, maka segala
tagihan yang belum dilaksanakan oleh PIHAK KEDUA, selambat-lambatnya
dalam waktu 3 (tiga) bulan kalender setelah tanggal mulai diputuskannya PKS
ini, diajukan oleh PIHAK KEDUA kepada PIHAK PERTAMA.
5. Apabila batas waktu sebagaimana dimaksud ayat 4 Pasal ini dilampaui, maka
PIHAK PERTAMA dapat menolak membayar tagihan tersebut.
6. Dalam hal PIHAK PERTAMA yang menghendaki pemutusan PKS ini, maka
PIHAK PERTAMA tetap wajib menyelesaikan segala kewajibannya yang telah
terjadi terhadap PIHAK KEDUA.
Pasal 18
SANKSI
Apabila di kemudian hari diketahui telah terjadi salah diagnosis dan salah
penanganan dan/atau mal praktek yang berakibat fatal terhadap Peserta, maka
PIHAK KEDUA wajib bertanggungjawab atas seluruh biaya perawatan dan rawat
inap ulang.
Pasal 20
PENYELESAIAN PERSELISIHAN
2. Dalam hal perubahan/ penambahan klausul yang bersifat prinsip/ material maka
perubahan/ penambahan tersebut cukup dituangkan dalam bentuk Side Letter.
Pasal 22
LAMPIRAN-LAMPIRAN
Lampiran-lampiran dalam PKS ini merupakan satu kesatuan yang tidak dapat
dipisahkan dan mempunyai kekuatan Hukum yang sama serta mengikat
PARA PIHAK seperti halnya Pasal-pasal lain dalam PKS ini.
Pasal 23
PENGALIHAN HAK
PARA PIHAK tidak akan mengalihkan hak dan kewajibannya berdasarkan PKS ini
kepada Pihak Ketiga tanpa ijin dan persetujuan tertulis dari Pihak lainnya.
Pasal 24
KETENTUAN YANG TETAP BERLAKU
PARA PIHAK sepakat bahwa batalnya demi hukum atau pembatalan salah satu
ketentuan dalam PKS ini tidak akan mengakibatkan batalnya atau pembatalan
ketentuan-ketentuan lain dalam PKS ini dan PARA PIHAK berkewajiban untuk
mengganti ketentuan yang batal tersebut dengan ketentuan lain yang sah menurut
hukum dengan sejauh dan sedapat mungkin mencerminkan maksud dan tujuan dari
ketentuan yang batal atau dibatalkan tersebut.
Pasal 25
PENUTUP
1. Hal – hal yang tidak atau belum cukup diatur dalam PKS ini akan diselesaikan
bersama melalui perundingan antara PARA PIHAK yang akan dituangkan dalam
bentuk Addendum/Amandemen/Side Letter serta merupakan bagian yang tidak
dapat dipisahkan dan mempunyai kekuatan yang sama dengan PKS ini.
Demikian PKS ini dibuat dengan itikad baik, untuk dipatuhi dan dilaksanakan dengan
penuh tanggung jawab oleh PARA PIHAK.
Rudi Alvin Hidayat Roi Heroidanov Prof.dr. John M.F. Adam, Sp.PD-KEMD
Ketua I Sekretaris Pelaksana Tugas Direktur
PIHAK PERTAMA :
PIHAK KEDUA :
Website : www.ykpbankbjb.or.id
ID Log In RS AKADEMIS JAURY JUSUF PUTERA : 18.0004