Anda di halaman 1dari 111

i

KESIAPAN MENGHADAPI AKREDITASI BERDASARKAN


STANDAR AKREDITASI VERSI 2012
DI RSUD Dr. R. M DJOELHAM BINJAI
TAHUN 2017

SKRIPSI

OLEH
HERTA YUNIATA PURBA
NIM. 131021007

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT


UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2017

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


ii

KESIAPAN MENGHADAPI AKREDITASI BERDASARKAN


STANDAR AKREDITASI VERSI 2012
DI RSUD Dr. R. M DJOELHAM BINJAI
TAHUN 2017

Skripsi ini diajukan sebagai


salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Kesehatan Masyarakat

OLEH
HERTA YUNIATA PURBA
NIM. 131021007

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT


UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2017

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul “Kesiapan

Menghadapi Akreditasi Berdasarkan Standar Akreditasi Versi 2012 di

RSUD Dr.R.M Djoelham Binjai Tahun 2016” ini beserta seluruh isinya adalah

benar hasil karya saya sendiri, dan saya tidak melakukan penjiplakan atau

mengutip dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan etika keilmuan yang berlaku

dalam masyarakat keilmuan. Atas pernyataan ini, saya siap menanggung resiko

atau sanksi yang dijatuhkan kepada saya apabila kemudian ditemukan adanya

pelanggaran terhadap etika keilmuan dalam karya saya, atau klaim dari pihak lain

terhadap keaslian karya saya ini.

Medan, April 2017

Yang Membuat Pernyataan

Herta Yuniata Purb

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


ii

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


ABSTRAK

Akreditasi rumah sakit adalah suatu pengakuan resmi yang diberikan oleh
pemerintah kepada rumah sakit karena telah memenuhi standar yang tentukan.
Lembaga nasional yang ditunjuk untuk melakukan pengakreditasian rumah sakit
di Indonesia adalah Komite Akreditasi Rumah Sakit (KARS). Akreditasi Rumah
Sakit secara umum bertujuan untuk meningkatkan mutu pelayanan rumah sakit
dan secara khusus bertujuan untuk memberikan jaminan kepuasan dan
perlindungan kepada masyarakat, memberikan pengakuan kepada rumah sakit
yang telah menerapkan standar yang ditetapkan dan menciptakan lingkungan
internal rumah sakit yang kondusif untuk penyembuhan dan pengobatan pasien
sesuai standar input / struktur, proses dan hasil (outcome). Tujuan penelitian ini
adalah Untuk menganalisis kesiapan RSUD Dr. R. M. Djoelham dalam
menghadapi akreditasi rumah sakit versi 2012.
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif Penelitian ini
dipilih untuk mengetahui bagaimana kesiapan RSUD Dr. R. M Djoelham dalam
menghadapi akreditasi versi 2012. Data prime diperoleh dari wawancara
mendalam kepada para informan dan dat sekunder berupa telaah dokumen.
Hasil penelitian menunjukan bahwa RSUD Dr. R. M Djoelham sudah siap
menghadapi akreditasi rumah sakit versi 2012, dilihat dari Tim Akreditasi RSUD
Dr.R.M.Djoelham sudah ditetapkan sejak lama, namun mengalami perubahan
pada tangggal 2 November 2016, dan sudah teroganisir dengan baik, Komunikasi
yang dilakukan direktur RSUD Dr. R.M. Djoelham, ketua akreditasi dan ketua
pokja akreditasi RSUD Dr. R.M. Djoelham sudah terjalin sangat baik, melakukan
pelatihan-pelatihan, seminar dan bimbingan KARS sudah baik, dan dokumentasi
hasil penilaian sudah mencapai lebih dari 80%.
Berdasarkan hasil penelitian diharapkan Kepada Direktur RSUD
Dr.R.M.Djoelham untuk Menambahkan SDM yang ahli di bidang IT supaya
kegiatan akreditasi berjalan dengan lancar dan Meningkatkan peranya dalam
penyediaan sarana dan prasarana yang belum memadai. Serta diharapkan Kepada
Tim Akreditasi Rumah Sakit di RSUD Dr. R.M. Djoelham untuk Menambahkan
SDM di bidang IT di tiap-tiap pokja agar pelaksanaan akreditasi berjalan dengan
lancar dan Melakukan evaluasi berkala terhadap program-program akreditasi
rumah sakit versi 2012.

Kata Kunci : Kesiapan, Akreditasi Rumah Sakit Versi 2012.

iii

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


ABSTRACT

Accreditation on a hospital is an official recognition given by the


government to the hospital because it has met a certain standard. The national
institution assigned to Accredited Hospitals in Indonesia is KARS (Hospital
Accreditation Committee), In general, the accreditation is aimed to increase a
hospital service quality; specifically, it is aimed to guarantee satisfaction and
protection for people, to give recognition to a hospital which has applied the
standard, and to create hospital favorable internal environment for patients’
recovery and medical treatment according to input/structure standard, process,
and outcome. The objective of the research was to analyze the preparation of
RSUD dr. R. M. Djoelham in facing hospital accreditation version 2012.

The research used qualitative method in order to find out the preparation
of the hospital in facing accreditation version 2012. Primary data were obtained
from in-depth interview with informants, and secondary data were from
documentary study.

The result of the research showed that RSUD dr. R. M. Djoelham had
prepared for hospital accreditation version 2012, viewed from the Accreditation
Team, its accreditation had long been established, but it was changed on
November 3, 2016 and had been organized well. Communication among the
Director of the hospital, the Chairperson of the Accreditation Team, and the
Chairperson of the Work Group of Hospital Accreditation had run very well;
training, seminars, and KARS guidance had run well, and the documentation of
the assessment result was more than 80%.

It is recommended that the Director of the hospital increase specialists in


IT so that the accreditation can be accomplished well, improve the hospital
facility and infrastructure which are still inadequate. The Work Group of Hospital
Accreditation Team should increase specialists in IT in each Work Group so that
the implementation of accreditation can run well and evaluate regularly hospital
accreditation version 2012 programs.

Keywords: Preparation, Hospital Accreditation Version 2012

iv

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


DAFTAR RIWAYAT HIDUP

1. Nama Lengkap : Herta Yuniata Purba

2. Tempat Lahir : Doloksanggul

3. Tanggal Lahir : 2 Juni 1989

4. Suku Bangsa : Batak Toba

5. Agama : Kristen Protestan

6. Nama Ayah : Parlaungan Manerep Purba, Spd

7. Suku Bangsa Ayah : Batak Toba

8. Nama Ibu : Tumiar Debora Pasaribu

9. Suku Bangsa Ibu : Batak Toba

Pendidikan Formal :

1. SD/Tamat tahun : SD Swasta St. Maria Doloksanggul/2001

2. SMP/Tamat tahun : SMP N 1 Doloksanggul/2004

3. SMA/Tamat tahun : SMA N 1 Doloksanggul/2007

4. D3 Akademik : DIII Keperawatan Doloksanggul/2012

5. Lama studi di FKM USU : 2013-2017

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis sampaikan kepada Tuhan Yesus Kristus karena berkat dan

penyertaan-Nya senantiasa hingga penulisan skripsi yang berjudul “Kesiapan Menghadiri

Berdasarkan Standar Akreditasi Versi 2012 di RSUD Dr. R.M Djoelham Binjai Tahun

2016)” terselesaikan dengan baik dan penulis menyadari bahwa skripsi ini masih belum

sempurna.

Banyak rintangan dan hambatan, namun penulis dengan usaha bimbingan dan

semangat serta kritik saran dari berbagai pihak, akhirnya dapat menyelesaikan skripsi ini.

Pada kesempatan ini dengan segala kerendahan hati, penulis mengucapkan ucapan

terimakasih sebesar-besarnya kepada:

1. Prof. Dr. Runtung Sitepu. S.H, M.Hum selaku Rektor USU

2. Prof. Dr. Dra. Ida Yustina, MSi selaku Dekan Fakultas Kesehatan Masyarakat

Universitas Sumatera Utara

3. dr. Rusmalawaty, M kes, selaku Dosen Pembimbing Akademik dan Penguji yang

memberi saya nasihat dan bimbingan.

4. dr. Heldy B.Z. MPH, selaku Ketua Departemen Gizi Kesehatan Masyarakat dan selaku

Dosen Pembimbing I yang selalu membimbing saya dalam penelitian.

5. dr. Fauzi SKM, selaku Dosen Pembimbing II yang membimbing dan menyemangati

dalam setiap penelitian

6. Tim Dosen Penguji, untuk setiap waktu, kritik dan saran demi kesempurnaan penelitian

ini.

7. Seluruh dosen Departemen Administrasi dan Kebijakan Kesehatan FKM USU

8. Bang Hendro yang telah membantu dalam persiapan surat-surat hingga akhir skripsi

ini.

9. Seluruh Dosen FKM USU dan staff/pegawai yang memberikan bimbingan kepada saya.

vi

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Secara khusus dengan kerendahan hati dan ucapan syukur saya ucapkan terima kasih

kepada:

1. Kedua orang tuaku tercinta, Parlaungan Manerep Purba, Spd dan Tumiar Debora

Pasaribu, Terima kasih sudah melahirkan dan membesarkanku dengan kasih sayang

serta motivasi dan doa dalam setiap studi dan kehidupanku.

2. Keempat Saudaraku tercinta, Melati Nova Lina Purba, Spd, Weslio Ivan Christian,

Amd, Hezkiel Timbul Purba, Alicia Rogate Panimpuli Purba, dan Abang iparku

Christofel Siringo-ringo, yang selalu mendukung studiku dan menyemangatiku.

3. Sahabatku dongan magodang, Melawati Simanjuntak, Debora Purba, Indra Rehe,

Pokis, David Simatupang, selalu memberi dorongan untuk penyelesaian skripsi,

teristimewa untuk sahabatku Debora Lumban Gaol yang selalu membantu dan

menyemangatiku dalam urusan skripsi

4. Teman Curhatku Bastian Leonardo Sihite, untuk setiap waktu, motivasi yang selalu

untukku.

5. Keluarga besar Kesehatan Masyarakat Ekstensi Stambuk 2012, Idawati Siburian, Pinta

K Harefa, Sonata Simatupang, Syarifah Fatimah, Julida Manurung untuk kebersamaan

dalam suka dan duka selama di perkuliaan.

6. Keluarga besar PBL Kec. Tiga Panah, untuk setiap kebersamaan dan semangat

menjalani setiap suka duka selama masa pengabdian.

Akhir kata, semoga Tuhan senantiasa melimpahkan berkat dan kasih-Nya kepada kita

semua dan semoga skripsi ini bermanfaat bagi pembaca dan masyarakat. Terima kasih.

Medan, April 2017


Penulis,

Herta Yuniata Purba

vii

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


DAFTAR ISI

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI..... .............................................. i


HALAMAN PENGESAHAN............................................ .............................................. ii
ABSTRAK .......................................................................... .............................................. iii
ABSTRACT ......................................................................... .............................................. iv
DAFTAR RIWAYAT HIDUP .......................................... .............................................. v
KATA PENGANTAR ........................................................ .............................................. vi
DAFTAR ISI....................................................................... .............................................. viii
DAFTAR LAMPIRAN ...................................................... .............................................. x
BAB I PENDAHULUAN.................................................. .............................................. 1

1.1 Latar Belakang ......................................................... .............................................. 1


1.2 Rumusan Masalah .................................................... .............................................. 5
1.3 Tujuan Penelitian ..................................................... .............................................. 5
1.3.1 Tujuan Umum Penelitian ............................. .............................................. 5
1.3.2 Tujuan Khusus Penelitian............................. .............................................. 6
1.4 Manfaat Penelitian ................................................... .............................................. 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ....................................... .............................................. 7

2.1 Akreditasi Rumah Sakit ........................................... .............................................. 7


2.1.1 Pengertian Akreditasi Rumah Sakit ............. .............................................. 7
2.1.2 Perkembangan Akreditasi di Indonesia ....... .............................................. 8
2.1.3 Maksud dan Tujuan Akreditasi .................... .............................................. 9
2.1.4 Tujuan dan Manfaat Akreditasi Rumah Sakit ............................................. 11
2.1.5 Standar Akreditasi Rumah Sakit Versi 2012 .............................................. 14
2.1.6 Tingkat Kelulusan dan Kriteria Akreditasi . .............................................. 18
2.2 Rumah Sakit ............................................................. .............................................. 23
2.2.1 Sejarah Rumah Sakit .................................... .............................................. 23
2.2.2 Pengertian Rumah Sakit ............................... .............................................. 25
2.2.3 Asas dan Tujuan Rumah Sakit ..................... .............................................. 26
2.2.4 Tujuan dan Fungsi Rumah Sakit .................. .............................................. 26
2.2.5 Klasifikasi Rumah Sakit ............................... .............................................. 27
2.2.6 Kewajiban dan Hak Rumah Sakit ................ .............................................. 28
2.3 Penyelenggara Akreditasi......................................... .............................................. 30
2.4 Kerangka Pikir ......................................................... .............................................. 31

BAB III METODE PENELITIAN .................................. .............................................. 34

3.1 Jenis Penelitian............................................................... .............................................. 34


3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian ......................................... .............................................. 34
........................................................................................
3.2.1 Lokasi Penelitian ......................................... .............................................. 34
3.2.2 Waktu Penelitian ......................................... .............................................. 34
3.3 Informan Penelitian ........................................................ .............................................. 34

viii

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


3.4 Metode Penelitian .......................................................... .............................................. 36
3.5 Instrumen Penelitian ...................................................... .............................................. 36
3.6 Metode Penelitian .......................................................... .............................................. 36

BAB IV HASIL PENELITIAN ....................................... .............................................. 38

4.1 Gambaran Umum RSUD Dr. R.M. Djoelham Binjai ... .............................................. 38
4.1.1 Kependudukan RSUD Dr. R.M.Djoelham Binjai ....................................... 38
4.1.2 Jumlah dan Jenis Pelayanan ......................... .............................................. 38
4.2 Karakteristik Informan .................................................. .............................................. 42
4.3 Masukan (Input) ............................................................ .............................................. 44
4.3.1 Tim Akreditasi ............................................. .............................................. 44
4.3.2 Sarana dan Prasarana .................................... .............................................. 46
4.3.3 Kebijakan ..................................................... .............................................. 48
4.3.4 Pendanaan..................................................... .............................................. 50
4.4 Proses ............................................................................ .............................................. 51
4.4.1 Komunikasi .................................................. .............................................. 51
4.4.2 Pelatihan ....................................................... .............................................. 54
4.4.3 Dokumen Pelayanan ..................................... .............................................. 55
4.5 Keluaran (Output) ......................................................... .............................................. 58
4.6 Lampiran hasil Observasi ............................................. .............................................. 59

BAB V PEMBAHASAN .................................................... .............................................. 60

5.1 Masukan ........................................................................ .............................................. 60


5.1.1 Tim Akreditasi.............................................. .............................................. 60
5.1.2 Sarana dan Prasarana .................................... .............................................. 62
5.1.3 Kebijakan ..................................................... .............................................. 63
5.1.4 Pendanaan..................................................... .............................................. 65
5.2 Proses ............................................................................ .............................................. 66
5.2.1 Komunikasi ................................................. .............................................. 66
5.2.2 Pelatihan ....................................................... .............................................. 67
5.2.3 Dokumentasi Pelayanan .............................. .............................................. 69
5.3 Output ........................................................................... .............................................. 73

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN ........................... .............................................. 75

6.1 Kesimpulan ................................................................... .............................................. 75


6.2 Saran ............................................................................. .............................................. 78

DAFTAR PUSTAKA ......................................................... .............................................. 79

LAMPIRAN

ix

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Rumah sakit adalah salah satu sarana kesehatan yang memberikan pelayanan

kesehatan kepada masyarakat dan memiliki peran strategis dalam mempercepat

peningkatan derajat kesehatan masyarakat. Untuk mewujudkan derajat kesehatan

yang optimal bagi masyarakat, diselenggarakan upaya kesehatan dengan pendekatan

pemeliharaan peningkatan kesehatan (promotif), pencegahan penyakit (preventif),

penyembuhan penyakit (kuratif), dan pemulihan kesehatan (rehabilitative) yang

dilakukkan secara menyeluruh, terpadu, dan berkesinambungan atau paripurna. (UU

RI No.44 tahun 2009).

Dalam rangka peningkatan pelayanan kesehatan, institusi rumah sakit selalu

meningkatkan mutu pada 3 (tiga) elemen yaitu struktur, proses dan hasil dengan

bermacam macam konsep dasar, program regulasi yang berwenang misalnya antara

lain penerapan Standar Pelayanan Rumah Sakit, penerapan Quality Assurance, Total

Quality Management, Continuous Quality Improvement, Perizinan, Akreditasi,

Kredensialing, Audit Medis, Indikator Klinis, Clinical Governance, International

Organization for Standarization (ISO), dan lain sebagainya (Departemen Kesehatan

RI, 2008).

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Di era yang semakin global ini, dimana tehnologi informasi semakin maju

maka batas antar negara semakin tidak kelihatan. Masyarakat dengan mudahnya

mencari pengobatan dimana saja baik di dalam negeri maupun di liar negeri.

Perubahan tersebut perlu pula diikuti dengan standar mutu pelayanan rumah sakit di

Indonesia, karena itu Komisi Akreditasi Rumah Sakit (KARS) bersama sama dengan

Direktorat Jenderal Bina Upaya Kesehatan, Kementrian Kesehatan RI berusaha

menyusun standar akreditasi baru. (Kementerian Kesehatan RI dan Komisi

Akreditasi, 2012)

Menurut Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit,

Bagian Ketiga Pasal 40 yang menyatakan bahwa dalam upaya peningkatan mutu

pelayanan rumah sakit wajib dilakukan akreditasi berkala minimal 3 (tiga) tahun

sekali. Akreditasi rumah sakit yang dimaksud dapat dilakukan oleh suatu lembaga

independen baik dalam maupun dari luar negeri berdasarkan standar akreditasi yang

berlaku. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 012 Tahun 2012 tentang Akreditasi

Rumah Sakit Bab II Pasal 3 butir ketiga menyatakan bahwa rumah sakit wajib

mengikuti Akreditasi Nasional.

Menurut pedoman akreditasi rumah sakit versi 2012, Akreditasi rumah sakit

adalah suatu pengakuan resmi yang diberikan oleh pemerintah kepada rumah sakit

karena telah memenuhi standar yang tentukan. Lembaga nasional yang ditunjuk untuk

melakukan pengakreditasian rumah sakit di Indonesia adalah Komite Akreditasi

Rumah Sakit (KARS). KARS menetapkan tahapan penilaian pertama pada 5

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


3

pelayanan, tahapan penilaian kedua pada 12 pelayanan dan tahap ketiga 16

pelayanan. Dalam setiap pelayanan terdapat 7 standar dengan berbagai variasi jumlah

parameter yang dinilai.

Akreditasi Rumah Sakit secara umum bertujuan untuk meningkatkan mutu

pelayanan rumah sakit dan secara khusus bertujuan untuk memberikan jaminan

kepuasan dan perlindungan kepada masyarakat, memberikan pengakuan kepada

rumah sakit yang telah menerapkan standar yang ditetapkan dan menciptakan

lingkungan internal rumah sakit yang kondusif untuk penyembuhan dan pengobatan

pasien sesuai standar input / struktur, proses dan hasil (outcome). Manfaat akreditasi

yaitu sebagai alat bagi pemilik dan pengelola rumah sakit mengukur kinerja rumah

sakit, melindungi masyarakat dari pelayanan sub standar / mal praktek dan

meningkatkan citra rumah sakit dan kepercayaan masyarakat (Departemen

Kesehatan RI, 2008).

Penyesuaian, pengurangan atau penambahan materi di dalam instrumen

penilaian akreditasi dilakukan pada tahun 1999 dan tahun 2007. Instrumen penilaian

akreditasi versi 2007 menekankan pentingnya peranan patient safety dalam proses

pelayanan kesehatan di rumah sakit. Rumah sakit dapat memilih akreditasi untuk 5

(lima), 12 (dua belas), atau 16 (enam belas) pelayanan, sehingga standar mutu rumah

sakit dapat berbeda tergantung beberapa kegiatan pelayanan akreditasi yang

diikuti. (Kementerian Kesehatan, 2011).

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


4

Akreditasi rumah sakit versi 2012 terdapat 15 Bab/kelompok kerja (Pokja),

323 standar dan 1218 elemen penilaian (EP), antara lain akses pelayanan dan

kontinuitas pelayanan (APK), hak pasien dan keluarga (HPK), asesmen pasien (AP),

pelayanan anestesi dan bedah (PAB), manajemen penggunaan obat (MPO),

pendidikan pasien dan keluarga (PPK), peningkatan mutu keselamatan pasien

(PMKP), pencegahan dan pengendalian infeksi (PPI), tata kelola kepemimpinan dan

pengarahan (TKP), manajemen fasilitas dan keselamatan (MFK), kualifikasi dan

pendidikan staf (KPS), manajemen komunikasi dan informasi (MKI), sasaran

keselamatan pasien serta sasaran millennium development GOALs (Komisi

Akreditasi Rumah Sakit, 2012).

Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 tahun 2009 tentang

rumah sakit yang mewajibkan rumah sakit untuk melaksanakan akreditasi dalam

rangka peningkatan mutu di rumah sakit minimal dalam jangka waktu 3 tahun sekali.

Sedangkan dalam Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor

147/Menkes/Per/I/2010 pasal 10 ayat (1) setiap rumah sakit yang telah mendapatkan

izin operasional harus diregistrasi dan diakreditasi. Hal ini sejalan dengan maksud

yang tercantum dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 tahun 2009

maka RSUD Dr. R. M. Djoelham wajib melakukan akreditasi ulang.

Studi pendahuluan yang dilakukan peneliti di RSUD Dr. R. M. Djoelham

melalui wawancara dengan 3 anggota tim akreditasi mengenai kesiapan rumah sakit

tersebut dalam menghadapi akreditasi rumah sakit versi 2012, mereka mengatakan

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


5

bahwa secara umum kesiapan RSUD Dr. R. M. Djoelham menghadapi akreditasi

meliputi pembentukan tim akreditasi sesuai dengan pokja masing-masing, mengikuti

pelatihan-pelatihan tentang akreditasi yang diadakan oleh KARS, melakukan

sosialisasi mengenai akreditasi versi 2012 kepada seluruh staf dirumah sakit,

melakukan pelatihan dan seminar kepada petugas kesehatan serta melengkapi

dokumen yang diperlukan untuk menghadapi akreditasi rumah sakit versi 2012.

RSUD Dr. R. M. Djoelham juga melakukan bimbingan dengan tim Komite

Akreditasi Rumah Sakit (KARS) sebanyak 2 kali. Rencana akreditasi RSUD Dr. R.

M. Djoelham akan dilakukan pada tahun 2017. Kelengkapan dokumen-dokumen

dalam kesiapan menghadapi akreditasi versi 2012 sangat penting agar akreditasi

RSUD Dr. R. M. Djoelham berjalan lancar.

Oleh karena itu, peneliti ingin melakukan penelitian tentang kesiapan

menghadapi akreditasi berdasarkan standar akreditasi versi 2012 di RSUD Dr. R. M.

Djoelham Binjai Tahun 2016.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan masalah diatas, maka rumusan masalah dalam

penelitian ini adalah “Bagaimana kesiapan menghadapi akreditasi berdasarkan

standar akreditasi versi 2012 di RSUD Dr. R. M. Djoelham Binjai Tahun 2016?”.

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan Umum Penelitian

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


6

Untuk menganalisis kesiapan RSUD Dr. R. M. Djoelham dalam menghadapi

akreditasi rumah sakit versi 2012.

1.3.2. Tujuan Khusus Penelitian

1. Untuk menganalisa kesiapan kelompok standar berfokus pada pasien di RSUD

Dr. R. M. Djoelham dalam menghadapi akreditasi rumah sakit versi 2012.

2. Untuk menganalisa kesiapan kelompok standar manajemen rumah sakit di RSUD

Dr. R. M. Djoelham dalam menghadapi akreditasi rumah sakit versi 2012.

3. Untuk menganalisa kesiapan sasaran keselamatan pasien di RSUD Dr. R. M.

Djoelham dalam menghadapi akreditasi rumah sakit versi 2012.

4. Untuk menganalisa kesiapan sasaran menuju Millennium Delevopment Goals di

RSUD Dr. R. M. Djoelham dalam menghadapi akreditasi rumah sakit versi 2012.

1.4 Manfaat Penelitian

a. Sebagai bahan masukan bagi pihak RSUD Dr. R. M. Djoelham dalam

mengimplementasi Standar Akreditasi Rumah Sakit Versi 2012 demi

mengingkatkan mutu pelayanan rumah sakit

b. Mengembangkan ilmu pengetahuan dan wawasan peneliti di bidang

akreditasi rumah sakit versi 2012

c. Sebagai sumber referensi buat peneliti lain untuk mengembangkan atau

membuat penelitian terkait kesiapan rumah sakit menghadapi Akreditasi.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


7

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Akreditasi Rumah Sakit

2.1.1 Pengertian Akreditasi Rumah Sakit

Akreditasi rumah sakit adalah pengakuan terhadap rumah sakit yang diberikan

oleh lembaga independen penyelenggara akreditasi yang ditetapkan oleh Menteri,

setelah dinilai bahwa rumah sakit itu memenuhi standar pelayanan rumah sakit yang

berlaku untuk meningkatkan mutu pelayanan rumah sakit secara berkesinambungan

(Permenkes RI No. 012 Tahun 2012).

Akreditasi adalah penilaian yang dilakukan oleh lembaga independen

pelaksana akreditasi rumah sakit untuk mengukur pencapaian dan cara penerapan

standar pelayanan. (Permenkes RI No 417/Menkes/Per/II/2011).

Standar adalah nilai tertentu yang telah ditetapkan berkaitan dengan sesuatu

yang harus dicapai (Kementerian Kesehatan, 2011). Standar adalah pernyataan yang

menjelaskan mengenai harapan tentang performa oleh komponen struktur atau proses

yang harus ada pada suatu organisasi yang memberi asuhan, pengobatan dan

pelayanan yang aman dan bermutu tinggi (Permenkes RI No 659/Menkes/Per/VIII/

2009).

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


8

2.1.2 Perkembangan Akreditasi di Indonesia

Akreditasi rumah sakit mulai dilaksanakan pada tahun 1995 dengan 5 (lima)

kegiatan pelayanan terhadap 10 rumah sakit yang ditunjuk oleh Departemen

Kesehatan karena rumah sakit tersebut pernah menjadi nominasi pemenang penilaian

kinerja rumah sakit dalam rangka Hari Kesehatan Nasional.

Adanya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta manajemen

perumah-sakitan, pada tahun 1999 standar pelayanan rumah sakit dan standar

pelayanan medik tersebut direvisi dengan melibatkan berbagai organisasi profesi.

Kegiatan pelayanan ada yang dikurangi dan ada kegiatan pelayanan yang mengalami

perubahan nama dengan alasan adanya duplikasi dari substansi yang dimuat dalam

instrumen yang ada, baru dari hasil revisi. Kegiatan pelayanan saat itu berjumlah 16

(enam belas). Standar pelayanan rumah sakit dan standar pelayanan medik hasil revisi

tahun 1999 pada tahun 2007 mengalami revisi lagi dengan menambahkan Patient

Safety (keselamatan pasien) yang diintegrasikan di kegiatan pelayanan administrasi

manajemen dan kegiatan pelayanan medik.

Sejalan dengan peningkatan tuntutan masyarakat terhadap pelayanan yang

berfokus kepada pasien dengan sistem akreditasi yang mengacu pada Joint

Commission International (JCL) maka pada tahun 2012 telah dilakukan perubahan

paradigma akreditasi dari yang semula berfokus pada provider dengan

dokumentasinya menjadi akreditasi yang berfokus kepada pasien dengan melihat

implementasi atau pelaksanaan kegiatan menggunakan metodologi telusur. Perubahan

ini merubah kompetensi dan fungsi dari seluruh staf yang terlibat dalam akreditasi

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


9

yang semula hanya mampu dan berfungsi untuk mempersiapkan dokumen, tetapi

sekarang dituntut harus mampu dan berfungsi sebagai assessor internal dalam

mempersiapkan akreditasi rumah sakit (Komisi Akreditasi Rumah Sakit (KARS),

2012).

2.1.3 Maksud dan Tujuan Akreditasi Rumah Sakit

Menurut Cecep (2012), maksud dan tujuan dalam akreditasi rumah sakit

adalah:

A. Memberikan standar-standar operasional rumah sakit dan fasilitas kesehatan dan

pelayanan lain yang berhubungan

B. Untuk menghubungkan program survei dan akreditasi yang akan menjadi anggota

dari profesi kesehatan, rumah sakit, fasilitas kesehatan lain yang berhubungan

secara sukarela

a. Meningkatkan mutu tinggi dari pelayanan dalam semua aspek dengan maksud

untuk memberikan pasien manfaat yang optimal dengan ilmu kedokteran

b. Untuk menggunakan prinsip dasar dari rencana keselamatan, pemeliharaan

fisik, organisasi dari administrasi. Bertujuan untuk meningkatkan fungsi dari

pelayanan pasien yang efisien,

c. Untuk menjaga pelayanan esensial dalam beragam fasilitas melalui usaha

koordinasi dari staf yang terorganisir dan bahan-bahan pemerintah dari

fasilitas-fasilitas

C. Untuk menghubungkan dan menerbitkan program-program pendidikan dan riset

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


10

D. Untuk memberikan tanggung jawab dan menghubungkan kegiatan-kegiatan lain

menyesuaikan dengan operasional dari penyusunan standar, survey dan program

akreditasi. Standar akreditasi pada umumnya mempunyai cirri-ciri

a. Berhubungan dengan mutu pemeliharaan atau pelayanan yang disediakan

b. Berhubungan dengan optimalisasi sumber daya yang ada

c. Kepatuhannya dapat diukur

Akreditasi rumah sakit berkaitan dengan penilaian kepatuhan terhadap

standar-standar yang mencakup seluruh fungsi dan kegiatan rumah sakit. Sumber

daya atau sarana dan prasarana, manajemen, pelayanan medik, perawatan, fungsi

penunjang umum, diagnostik, rekam medis, hak pasien dan sebagainya. Dengan

akreditasi diharapkan hasil pelayanan kesehatan (output) yang bermutu. Pada

umumnya dokter dan tenaga kesehatan menganggap bahwa mutu pelayanan akan

dijamin bagus dengan peningkatan kualitas keahlian dokter dengan pendidikan dan

praktek yang terus menerus, serta peralatan yang canggih. Namun masyarakat

pengguna jasa (pasien), pengelola rumah sakit, pemilik rumah sakit, dan yang

berkepentingan langsung maupun tidak langsung dengan pelayanan rumah sakit dapat

berpendapat lain. Peningkatan mutu adalah seharusnya dimulai dari keinginan diri

sendiri ( rumah sakit), maka akan semakin banyak memperoleh keuntungan dalam

arti luas. Oleh karenanya sebelum dinilai oleh komite akreditasi, rumah sakit akan

menilai dirinya sendiri dulu (self assement) (Cecep, 2012).

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


11

2.1.4 Tujuan dan Manfaat Akreditasi Rumah Sakit

Menurut Cecep (2012), tujuan akreditasi adalah sebagai berikut:

A. Tujuan Umum

Mendapatkan gambaran seberapa jauh rumah sakit di Indonesia telah memenuhi

berbagai standar yang ditentukan, dengan demikian mutu pelayanan rumah sakit

dapat dipertanggungjawabkan

B. Tujuan Khusus

a. Memberikan pengakuan dan penghargaan kepada rumah sakit yang telah

mencapai tingkat pelayanan kesehatan sesuaai dengan standar yang ditetapkan

b. Memberikan jaminan kepada petugas rumah sakit bahwa semua fasilitas,

tenaga dan lingkungan yang diperlukan tersedia, sehingga dapat mendukung

upaya penyembuhan dan pengobatan pasien dengan sebaik-baiknya

c. Memberikan jaminan dan kepuasan kepada custumer dan masyarakat bahwa

pelayanan yang diberikan oleh rumah sakit diselanggarakan sebaik mungkin

Menurut Cecep (2012), Manfaat Akreditasi adalah sebagai berikut:

A. Bagi rumah sakit

a. Akreditasi merupakan forum komunikasi dan konsultasi antara rumah sakit

dan badan akreditasi yang akan memberikan saran perbaikan atau

rekomendasi untuk peningkatan mutu pelayanan rumah sakit melalui

pencapaian standar yang ditentukan

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


12

b. Dengan adanya metode delf-evaluation, rumah sakit dapat mengetahui

pelayanan yang berada di bawah standar atau perlu ditingkatkan. Dengan

demikian, hal ini akan meningkatkan kesadaran rumah sakit akan pentingnya

upaya peningkatan mutu pelayanan rumah sakit

c. Penting untuk rekrutmen dan membatasi “turn over” staf rumah sakit (tenaga

medis/para medis/non-medis), karena para pegawai akan lebih senang, tenang

dan aman bekerja di rumah sakit yang telah terakreditasi

d. Dengan perkembangan asuransi kesehatan, akan semakin banyak perusahaan

asuransi yang memberikan syarat untuk pesertanya agar berobat di rumah

sakit yang memiliki status akreditasi, sehinggga suatu saat nanti rumah sakit

yang telah terakreditasi saja yang mendapat penggatian biaya pengobatan/

perawatan dari pihak ketiga tersebut

e. Status akteditasi juga menjadi alat untuk negosiasi dengan perusahaan

asuransi kesehatan

f. Status akreditasi dapat dijadikan alat untuk memasarkan (marketing) pada

masyarakat

g. Suatu saat pemerintah mempersyaratkan akreditasi sebagai kriteria untuk

member izin rumah sakit yang menjadi tempat pendidikan tenaga

medis/paramedis

h. Status akreditasi merupakan status simbol bagi rumah sakit dan dapat

meningkatkan citra dan kepercayaan masyarakat atas rumah sakit

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


13

i. Dengan diketahuinya kekurangan dibandingkan dengan standar yang ada,

rumah sakit dapat menggunakannya untuk kepentingan pengajuan anggaran

dan perencanaan/pengembangan rumah sakit kepada pemilik (pemberi

bantuan).

B. Bagi pemerintah

a. Akreditasi merupakan salah satu pendekatan untuk meningkatkan dan

membudayakan konsep mutu pelayanan rumah sakit melalui pembinaan yang

terarah dan berkesinambungan.

b. Akreditasi dapat memberikan gambaran keadaan rumah sakit di Indonesia

dalam pemenuhan standar yang ditentukan sehingga menjadi bahan masukan

untuk rencana pengembangan pembagunan kesehatan pada masa yang akan

datang.

C. Bagi perusahan asuransi

a. Akreditasi penting untuk negosiasi klaim asuransi kesehatan dengan rumah

sakit.

b. Akreditasi member gambaran rumah sakit mana yang dapat dijadikan mitra

kerja.

D. Bagi masyarakat

a. Masyarakat dapat mengenal (secara formal) dengan melihat sertifikat

akreditasi yang biasanya dipajang di rumah sakit yang pelayanannya telah

memenuhi standar, sehingga dapat membantu mereka memiliki rumah sakit

yang diangggap baik pelayanannya.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


14

b. Masyarakat akan merasa lebih aman mendapatkan pelayanan dari rumah sakit

yang sudah diakreditasi.

E. Bagi pemilik

a. Memiliki rasa kebanggaan bila rumah sakitnya diakreditasi.

b. Pemilik dapat menilai seberapa daya (efisiensi) rumah sakit ini dilakukan oleh

manajemen dan seluruk tenaga yang ada, sehinggga misi dan program rumah

sakit dapat lebih mudah tercapai.

F. Bagi pegawai/petugas (medis, paramedis dan non-medis)

a. Petugas merasa lebih senang dan aman serta terjamin bekerja pada rumah sait

yang terakreditasi.

b. Umumnya pegawai pada unit pelayanan yang medapat nilai baik sekali akan

mendapat imbalan (materi/non-materi)dari manajemen atas usahanya selama

ini dalam memenuhi standar.

c. Self assessment akan menambahkan kesadaran akan pentingnya pemenuhan

standar peningkatan mutu sehingga dapat memotivasi pegawai.

2.1.5 Standar Akreditasi Rumah Sakit Versi 2012

Menurut Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (2011), Standar

Akreditasi Rumah Sakit Versi 2012 terdiri dari :

A. Kelompok Standar Berfokus Kepada Pasien terdiri dari 7 bab, 161 standar, 626

elemen penilaian:

Bab I : Akses ke Pelayanan dan Kontinuitas Pelayanan (APK)

Bab II : Hak Pasien dan Keluarga (HPK)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


15

Bab III : Assessmen Pasien (AP)

Bab IV : Pelayanan Pasien (PP)

Bab V : Pelayanan Anestesi dan Bedah (PAB)

Bab VI : Manajemen dan Penggunaan Obat (MPO)

Bab VII : Pendidikan Pasien dan Keluarga (PPK)

B. Kelompok Standar Manajemen Rumah Sakit terdiri dari 6 bab, 153 standar, 568

elemen penilaian:

Bab I :Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien (PMKP)

Bab II : Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPI)

Bab III :Tata Kelola, Kepemimpinan, dan Pengarahan (TKP)

Bab IV :Manajemen Fasilitas dan Keselamatan (MFK)

Bab V : Kualifikasi dan Pendidikan Staf (KPS)

Bab VI : Manajemen Komunikasi dan Informasi (MKI)

C. Sasaran Keselamatan Pasien Rumah Sakit terdiri dari 1 bab, 6 standar, 24 elemen

penilaian:

Sasaran I : Ketepatan Identifikasi Pasien.

Sasaran II : Peningkatan Komunikasi Yang Efektif.

Sasaran III : Peningkatan Keamanan Obat Yang Perlu Diwaspadai.

Sasaran IV : Kepastian Tepat Lokasi, Tepat Prosedur,Tepat Pasien

Operasi.

Sasaran V : Pengurangan Risiko Infeksi Terkait Pelayanan Kesehatan.

Sasaran VI : Pengurangan Risiko Pasien Jatuh.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


16

D. Sasaran Menuju Millineum Development Goals terdiri dari 1 bab, 3 standar 19

elemen penilaian:

Sasaran I : Penurunan Angka Kematian Bayi Dan Peningkatan

Kesehatan Ibu.

Sasaran II : Penurunan Angka Kesakitan HIV / AIDS.

Sasaran III : Penurunan Angka Kesakitan TB

Ketentuan Penilaian :

A. Penilaian suatu bab ditentukan oleh penilaian pencapaian (semua) standar pada

bab tersebut, dan menghasilkan nilai persentase bagi bab tersebut.

B. Penilaian suatu standar dilaksanakan melalui penilaian terpenuhinya Elemen

Penilaian (EP), menghasilkan nilai persentase bagi standar tersebut.

C. Penilaian suatu Elemen Penilaian dinyatakan sebagai berikut :

a. Tercapainya Penuh (TP) → diberikan skor 10.

b. Tercapainya Sebagian(TS)→ diberikan skor 5.

c. Tidak Tercapainya (TT)→ diberikan skor 0.

d. Tidak Dapat Diterapkan (TDD) → tidak masuk dalam proses penilaian dan

perhitungan.

D. Penentuan Skor 10 (Sepuluh)

Temuan tunggal negatif tidak menghalangi nilai “tercapai penuh” dari

minimal 5 telusur pasien / pimpinan staf.

a. Nilai 80% - 100% dari temuan atau yang dicatat dalam wawancara, observasi

dan dokumen (misalnya 8 dari 10) dipenuhi.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


17

b. Data mundur “tercapai penuh” adalah sebagai berikut :

1. Untuk survei awal : selama 4 bulan kebelakang.

Artinya rumah sakit yang menjalani survei akreditasi untuk pertama kali diharuskan

memiliki catatan balik ke belakang (track record) 4 (empat) bulan bukti sudah

mematuhi standar.

2. Untuk survei lanjutan : selama 12 bulan kebelakang.

Artinya rumah sakit yang menjalani survei ulang diharuskan dapat menunjukkan

catatan balik ke belakang (track record) selama 12 (dua belas) bulan bukti mematuhi

standar.

E. Penentuan Skor 5 (lima)

a. Jika 20% sampai 79% (misalnya 2 sampai 8 dari 10 dari temuan atau yang

dicatat dalam wawancara, observasi dan dokumen).

b. Bukti pelaksanaan hanya dapat ditemukan di sebagian daerah atau unit kerja

yang seharusnya dilaksanakan.

c. Regulasi tidak dilaksanakan secara penuh / lengkap.

d. Kebijakan / proses sudah ditetapkan dan dilaksanakan tetapi tidak dapat

dipertahankan.

e. Data mundur sebagai berikut :

1. Untuk survei awal : 1 – 3 bulan mundur.

Artinya rumah sakit yang menjalani survei akreditasi untuk pertama kali diharuskan

memiliki catatan balik ke belakang (track record) 1- 3 bulan bukti sudah mematuhi

standar.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


18

2. Untuk survei lanjutan : 5 – 11 bulan mundur.

Artinya rumah sakit yang menjalani survei ulang diharuskan dapat menunjukkan

catatan balik ke belakang (track record) selama 5 – 12 bulan bukti mematuhi standar.

Kelulusan :

Proses akreditasi terdiri dari kegiatan survei oleh Tim Surveior dan proses

pengambilan keputusan kelulusan akreditasi oleh Ketua KARS, melalui Tim Penilai

Laporan Survei Akreditasi Rumah Sakit.

Ketentuan hasil survei :

a. Lulus akreditasi

b. Diberikan kesempatan perbaikan / resurvey / remedial

c. Tidak lulus

2.1.6 Tingkat Kelulusan dan Kriteria Akreditasi

Menurut Kementrian Kesehatan (2011), Tingkat kelulusan dan kriterianya

adalah sebagai berikut :

A. Tingkat Dasar

a. Empat bab digolongkan major, nilai minimum setiap bab harus 80 (delapan

puluh) % :

1. Sasaran Keselamatan Pasien Rumah Sakit (SKP)

2. Hak Pasien dan Keluarga (HPK)

3. Pendidikan Pasien dan Keluarga (PPK)

4. Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien (PMKP)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


19

b. Sebelas bab digolongkan minor, nilai minimum setiap bab harus 20 (dua puluh) %

1. Millineum Development Goal’s (MDG’S)

2. Akses ke Pelayanan dan Kontinuitas Pelayanan (APK)

3. Assessmen Pasien (AP)

4. Pelayanan Pasien (PP)

5. Pelayanan Anestesi dan Bedah (PAB)

6. Manajemen dan Penggunaan Obat (MPO)

7. Manajemen Komunikasi dan Informasi (MKI)

8. Kualifikasi dan Pendidikan Staf (KPS)

9. Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPI)

10. Tata Kelola, Kepemimpinan, dan Pengarahan (TKP)

11. Manajemen Fasilitas dan Keselamatan (MFK)

Bila nilai dari 11 (sebelas) bab lainnya ada yang diatas 60 (enam puluh) %

maka rumah sakit dapat :

a. Dilakukan remedial (re –survei) 3-6 bulan lagi, pada 11 (sebelas) bab lainnya

yang nilainya diatas 60 (enam puluh ) %.

b. Bila keberatan dilakukan remedial, maka status akreditasi tingkat dasar dapat

ditetapkan.

B. Tingkat Madya

a. Delapan bab digolongkan major, nilai minimum setiap bab harus 80 (delapan

puluh) % :

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


20

1. Sasaran Keselamatan Pasien Rumah Sakit (SKP)

2. Hak Pasien dan Keluarga (HPK)

3. Pendidikan Pasien dan Keluarga (PPK)

4. Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien (PMKP)

5. Millineum Development Goal’s(MDG’S)

6. Akses ke Pelayanan dan Kontinuitas Pelayanan (APK)

7. Assessmen Pasien (AP)

8. Pelayanan Pasien (PP)

b. Tujuh bab digolongkan minor, nilai minimum setiap bab harus 20 (dua puluh) %:

1. Pelayanan Anestesi dan Bedah (PAB)

2. Manajemen dan Penggunaan Obat (MPO)

3. Manajemen Komunikasi dan Informasi (MKI)

4. Kualifikasi dan Pendidikan Staf (KPS)

5. Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPI)

6. Tata Kelola, Kepemimpinan, dan Pengarahan (TKP)

7. Manajemen Fasilitas dan Keselamatan (MFK)

Bila nilai dari 7 (tujuh) bab lainnya ada yang diatas 60 (enam puluh) % maka

rumah sakit dapat :

a. Dilakukan remedial (re–survei) 3–6 bulan lagi, pada 7 (tujuh) bab lainnya yang

nilainya diatas 60 (enam puluh ) %.

b. Bila keberatan dilakukan remedial, maka status akreditasi tingkat madya dapat

ditetapkan.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


21

C. Tingkat Utama

a. Dua belas bab digolongkan major, nilai minimum setiap bab harus 80 (delapan

puluh) % :

1. Sasaran Keselamatan Pasien Rumah Sakit (SKP)

2. Hak Pasien dan Keluarga (HPK)

3. Pendidikan Pasien dan Keluarga (PPK)

4. Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien (PMKP)

5. Millineum Development Goal’s(MDG’S)

6. Akses ke Pelayanan dan Kontinuitas Pelayanan (APK)

7. Assessmen Pasien (AP)

8. Pelayanan Pasien (PP)

9. Pelayanan Anestesi dan Bedah (PAB)

10. Manajemen dan Penggunaan Obat (MPO)

11. Manajemen Komunikasi dan Informasi (MKI)

12. Kualifikasi dan Pendidikan Staf (KPS)

b. Tiga bab digolongkan minor, nilai minimum setiap bab harus 20 (dua puluh) % :

1. Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPI)

2. Tata Kelola, Kepemimpinan, dan Pengarahan (TKP)

3. Manajemen Fasilitas dan Keselamatan (MFK)

Bila nilai bab yang lainnya diatas 60 (enam puluh) % maka rumah sakit dapat

mengajukan re-survei (remedial). Bila nilai dari 3(tiga) bab lainnya ada yang diatas

60 (enam puluh) % maka rumah sakit dapat :

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


22

a. Dilakukan remedial (re–survei) 3 – 6 bulan lagi, pada 3 (tiga) bab lainnya yang

nilainya diatas 60 (enam puluh ) %.

b. Bila keberatan dilakukan remedial, maka status akreditasi tingkat utama dapat

ditetapkan.

D. Tingkat Paripurna

Lima belas (semua) bab digolongkan major, nilai minimum setiap bab harus

80(delapan puluh) % :

1. Sasaran Keselamatan Pasien Rumah Sakit (SKP)

2. Hak Pasien dan Keluarga (HPK)

3. Pendidikan Pasien dan Keluarga (PPK)

4. Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien (PMKP)

5. Millineum Development Goal’s(MDG’S)

6. Akses ke Pelayanan dan Kontinuitas Pelayanan (APK)

7. Assessmen Pasien (AP)

8. Pelayanan Pasien (PP)

9. Pelayanan Anestesi dan Bedah (PAB)

10. Manajemen dan Penggunaan Obat (MPO)

11. Manajemen Komunikasi dan Informasi (MKI)

12. Kualifikasi dan Pendidikan Staf (KPS)

13. Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPI)

14. Tata Kelola, Kepemimpinan, dan Pengarahan (TKP)

15. Manajemen Fasilitas dan Keselamatan (MFK)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


23

2.2. Rumah Sakit

2.2.1. Sejarah Rumah Sakit

Menurut Wikipedia Bahasa Indonesia (2014), dalam sejarah kuno,

kepercayaan dan pengobatan berhubungan sangat erat. Salah satu contoh institusi

pengobatan tertua adalah kuil Mesir. Kuil Asclepius di Yunani juga dipercaya

memberikan pengobatan kepada orang sakit, yang kemudian juga diadopsi bangsa

Romawi sebagai kepercayaan. Kuil Romawi untuk Aesculapius dibangun pada tahun

291 SM di tanah Tiber, Roma dengan ritus-ritus hampir sama dengan kepercayaan

Yunani.

Institusi yang spesifik untuk pengobatan pertama kali, ditemukan di India.

Rumah Sakit Brahmanti pertama kali didirikan di Sri Lanka pada tahun 431 SM,

kemudian Raja Ashoka juga mendirikan 18 Rumah Sakit di Hindustan pada 230 SM

dengan dilengkapi tenaga medis dan perawat yang dibiayai anggaran kerajaan.

Rumah Sakit pertama kali yang melibatkan pula konsep pengajaran

pengobatan, dengan mahasiswa yang diberikan pengajaran oleh tenaga ahli, adalah

Akademi Gundishapur di Kerajaan Persia.

Bangsa Romawi menciptakan valetudinaria untuk pengobatan budak,

gladiator, dan prajurit sekitar 100 SM. Adopsi kepercayaan kristiani turut

mempengaruhi pelayanan medik disana. Konsili Nicea I pada tahun 325

memerintahkan pihak gereja untuk juga memberikan pelayanan kepada orang-orang

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


24

miskin, sakit, janda, dan musafir. Setiap satu katedral di setiap kota harus

menyediakan satu pelayanan kesehatan. Salah satu yang pertama kali mendirikan

adalah Saint Sampson di Konstantinopel dan Basil, bishop of Caesarea. Bangunan ini

berhubungan langsung dengan bangunan gereja, dan disediakan pula tempat terpisah

untuk penderita lepra.

Rumah Sakit abad pertengahan di Eropa juga mengikuti pola tersebut. Di

setiap tempat peribadatan terdapat pelayanan kesehatan oleh pendeta dan suster

(Frase Perancis untuk rumah sakit adalah hotel – Dieu, yang berarti “hostel of God.”).

Namun beberapa di antaranya bisa pula terpisah dari tempat peribadatan. Ditemukan

pula Rumah Sakit yang terspesialisasi untuk penderita lepra, kaum miskin, atau

musafir.

Rumah Sakit dalam sejarah Islam memperkenalkan standar pengobatan yang

tinggi pada abad 8 hingga 12. Rumah Sakit pertama dibangun pada abad 9 hingga 10

mempekerjakan 25 staf pengobatan dan perlakuan pengobatan berbeda untuk

penyakit yang berbeda pula. Rumah Sakit yang didanai pemerintah muncul pula

dalam sejarah Tiongkok pada awal abad 10.

Perubahan rumah sakit menjadi lebih sekuler di Eropa terjadi pada abad 16

hingga 17. Tetapi baru pada abad 18 rumah sakit modern pertama dibangun dengan

hanya menyediakan pelayanan dan pembedahan medis. Inggris pertama kali

memperkenalkan konsep ini. Guy’s Hospital didirikan di London pada 1724 atas

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


25

permintaan seorang saudagar kaya Thomas Guy. Rumah Sakit yang dibiayai swasta

seperti ini kemudian menjamur di seluruh Inggris Raya. Di koloni Inggris di Amerika

kemudian berdiri Pensylvania General Hospital di Philadelphia pada tahun 1751

setelah terkumpul sumbangan £ 2,000. Di Eropa Daratan biasanya rumah sakit

dibiayai dana publik. Namun secara umum pada pertengahan abad 19 hampir seluruh

negara di Eropa dan Amerika Utara telah memiliki keberagaman rumah sakit.

2.2.2. Pengertian Rumah Sakit

Menurut UU RI No. 44 tahun 2009 tentang rumah sakit, rumah sakit adalah

institusi pelayanan kesehatan bagi masyarakat dengan karakteristik tersendiri yang

dipengaruhi oleh perkembangan ilmu pengetahuan kesehatan, kemajuan teknologi

dan kehidupan sosial ekonomi masyarakat yang harus tetap mampu meningkatkan

pelayanan yang lebih bermutu dan terjangkau oleh masyarakat agar terwujudnya

derajat kesehatan yang setinggi-tingginya serta menyelenggarakan pelayanan

kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap,

rawat jalan dan rawat darurat.

Rumah sakit merupakan salah satu sarana kesehatan tempat

menyelenggarakan upaya kesehatan. Upaya kesehatan adalah setiap kegiatan untuk

memelihara dan meningkatkan kesehatan, bertujuan untuk mewujudkan derajat

kesehatan yang optimal bagi masyarakat. Upaya kesehatan diselenggarakan dengan

pendekatan pemeliharaan, peningkatan kesehatan (promotif), pencegahan penyakit

(preventif), penyembuhan penyakit (kuratif),dan pemulihan kesehatan (rehabilitatif),

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


26

yang dilaksanakan secara menyeluruh, terpadu, dan berkesinambungan. Tempat yang

digunakan untuk menyelenggarakannya disebut sarana kesehatan. Sarana kesehatan

berfungsi melakukan upaya kesehatan dasar, kesehatan rujukan dan upaya kesehatan

penunjang.

2.2.3 Asas dan Tujuan Rumah Sakit

Rumah Sakit diselenggarakan berasaskan Pancasila dan didasarkan kepada

nilai kemanusiaan, etika dan profesionalitas, manfaat, keadilan, persamaan hak dan

anti diskriminasi, pemerataan, perlindungan dan keselamatan pasien, serta

mempunyai fungsi sosial (UU RI No.44 tahun 2009).

2.2.4. Tugas dan Fungsi Rumah Sakit

Menurut UU RI No.44 Tahun 2009 tentang rumah sakit, rumah sakit

mempunyai tugas memberikan pelayanan kesehatan perorangan secara

paripurna.Pelayanan kesehatan paripurna adalah pelayanan kesehatan yang meliputi

promotif , preventif, kuratif, dan rehabilitatif.

Berdasarkan UU RI No.44 Tahun 2009, rumah sakit umum mempunyai

fungsi:

a. penyelenggaraan pelayanan pengobatan dan pemulihan kesehatan sesuai dengan

standar pelayanan rumah sakit.

b. pemeliharaan dan peningkatan kesehatan perorangan melalui pelayanan kesehatan

yang paripurna tingkat kedua dan ketiga sesuai kebutuhan medis.

c. penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan sumber daya manusia dalam rangka

peningkatan kemampuan dalam pemberian pelayanan kesehatan.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


27

d. penyelenggaraan penelitian dan pengembangan serta penapisan teknologi bidang

kesehatan dalam rangka peningkatan pelayanan kesehatan dengan memperhatikan

etika ilmu pengetahuan bidang kesehatan.

2.2.5. Klasifikasi Rumah Sakit

Menurut Permenkes RI No.56 Tahun 2014, Klasifikasi rumah sakit

berdasarkan jenis pelayanan yang diberikan, dikategorikan dalam Rumah Sakit

Umum dan Rumah Sakit Khusus. Berdasarkan jenis pelayanan yang diberikan,

Rumah Sakit dikategorikan dalam Rumah Sakit Umum dan Rumah Sakit Khusus.

A. Rumah Sakit Umum diklasifikasikan menjadi:

a. Rumah Sakit Umum Kelas A;

b. Rumah Sakit Umum Kelas B;

c. Rumah Sakit Umum Kelas C; dan

d. Rumah Sakit Umum Kelas D.

B. Rumah Sakit Umum Kelas D diklasifikasikan menjadi:

a. Rumah Sakit Umum Kelas D; dan

b. Rumah Sakit Umum Kelas D pratama.

C. Rumah Sakit Khusus diklasifikasikan menjadi:

a. Rumah Sakit Khusus Kelas A;

b. Rumah Sakit Khusus Kelas B; dan

c. Rumah Sakit Khusus Kelas C.

D. Penetapan klasifikasi Rumah Sakit didasarkan pada:

a. pelayanan;

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


28

b. sumber daya manusia;

c. peralatan; dan

d. bangunan dan prasarana.

2.2.6 Kewajiban dan Hak Rumah Sakit

Setiap rumah sakit mempunyai kewajiban :

a. Memberikan informasi yang benar tentang pelayanan rumah sakit kepada

masyarakat;

b. Memberi pelayanan kesehatan yang aman, bermutu, anti diskriminasi, dan efektif

dengan mengutamakan kepentingan pasien sesuai dengan standar pelayanan

rumah sakit;

c. Memberikan pelayanan gawat darurat kepada pasien sesuai dengan kemampuan

pelayanannya;

d. Berperan aktif dalam memberikan pelayanan kesehatan pada bencana, sesuai

dengan kemampuan pelayanannya;

e. Menyediakan sarana dan pelayanan bagi masyarakat tidak mampu atau miskin;

f. Melaksanakan fungsi sosial antara lain dengan memberikan fasilitas pelayanan

pasien tidak mampu / miskin, pelayanan gawat darurat tanpa uang muka, ambulan

gratis, pelayanan korban bencana dan kejadian luar biasa, atau bakti sosial bagi

misi kemanusiaan;

g. Membuat, melaksanakan, dan menjaga standar mutu pelayanan kesehatan di

rumah sakit sebagai acuan dalam melayani pasien;

h. Menyelenggarakan rekam medik;

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


29

i. Menyediakan sarana dan prasarana umum yang layak antara lain sarana ibadah,

parkir, ruang tunggu, sarana untuk orang cacat, wanita menyusui, anak-

anak,lanjut usia;

j. Melaksanakan sistem rujukan;

k. Menolak keinginan pasien yang bertentangan dengan standar profesi dan etika

serta peraturan perundang-undangan;

l. Memberikan informasi yang benar, jelas dan jujur mengenai hak dan kewajiban

pasien;

m. Menghormati dan melindungi hak-hak pasien;

n. Melaksanakan etika rumah sakit;

o. Memiliki sistem pencegahan kecelakaan dan penanggulangan bencana;

p. Melaksanakan program pemerintah di bidang kesehatan baik secara regional

maupun nasional;

q. Membuat daftar tenaga medis yang melakukan praktek kedokteran atau

kedokteran gigi dan tenaga kesehatan lainnya;

r. Menyusun dan melaksanakan peratuan internal rumah sakit ( hospital by laws);

s. Melindungi dan memberikan bantuan hukum bagi semua petugas rumah sakit

dalam melaksanakan tugas; dan

t. Memberlakukan seluruh lingkungan rumah sakit sebagai kawasan tanpa rokok

(UU RI No.44 tahun 2009).

Setiap Rumah Sakit mempunyai hak :

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


30

a. Menentukan jumlah, jenis dan klasifikasi sumber daya manusia sesuai dengan

klasifikasi rumah sakit;

b. Menerima imbalan jasa pelayanan serta menentukan remunerasi, insentif, dan

penghargaan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan;

c. Melakukan kerjasama dengan pihak lain dalam rangka mengembangkan

pelayanan;

d. Menerima bantuan dari pihak lain sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-

undangan;

e. Menggugat pihak yang mengakibatkan kerugian;

f. Mendapatkan perlindungan hukum dalam melaksanakan pelayanan kesehatan;

g. Mempromosikan layanan kesehatan yang ada di rumah sakit sesuai dengan

ketentuan peraturan perundang-undangan; dan

h. Mendapatkan insentif pajak bagi rumah sakit publik dan rumah sakit yang

ditetapkan sebagai rumah sakit pendidikan (UU RI No.44 tahun 2009).

2.3 Penyelenggaraan Akreditasi

Dalam upaya peningkatan mutu pelayanan rumah sakit, dilakukan Akreditasi

yang terdiri dari akreditasi nasional dan akreditasi internasional. Rumah sakit wajib

mengikuti akreditasi nasional. Dalam upaya meningkatkan daya saing, rumah sakit

dapat mengikuti akreditasi internasional sesuai kemampuan. Rumah sakit yang akan

mengikuti akreditasi internasional harus sudah mendapatkan status akreditasi

nasional. Bagi rumah sakit yang telah mendapatkan status akreditasi nasional maupun

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


31

internasional, harus sudah mendapatkan status akreditasi yang baru sebelum masa

berlaku status akreditasi sebelumnya berakhir. Setiap rumah sakit baru yang telah

memeroleh izin operasional dan beroperasi sekurang-kurangnya 2 (dua) tahun wajib

mengajukan permohonan akreditasi.

2.4 Kerangka Pikir

Process
Input Output
Monitoring
1. Tim Akreditasi Kesiapan
2. Sarana dan 1. Komunikasi RSUD Dr. R.M
Prasarana 2. Pelatihan Djoelham dalam
3. Kebijakan 3. Dokumentasi menghadapi
4. Pendanaan Pelayanan Akreditasi versi 2012
1. Siap
2. Tidak Siap

Gambar 2.1 Kerangka Pikir

Berdasarkan gambar diatas defenisi dari kerangka pikir tersebut adalah

sebagai berikut :

1. Masukan (input) adalah segala sesuatu yang dibutuhkan dalam kesiapan

Akreditasi dapat berjalan dengan baik, meleputi : Tenaga Kesehatan, Tim

Akreditasi, Sarana dan Prasarana, dan kebijakan.

a. Tim Akreditasi Tim yang dibentuk rumah oleh rumah sakit yang dan

bertanggung jawab kepada direktur rumah sakit

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


32

b. Sarana, prasarana, dan peralatan yang termasuk didalamnya yaitu: obat,

peralatan pemeriksaan, pelengkapan pemeriksaan yang mendukung.

c. Kebijakan adalah ramgkaian konsop dan asas yang menjadi pedoman dan

dan dasar rencana dalam pelaksanaan suatu pekerjaan, kepemimpinan, dan

cara bertindak. Peraturan dan undang-undang yangberkaitan dan

mendukung akreditasi rumah sakit versi 2012, yaitu Permenkes Nomor

012 Tahun 2012 tentang Akreditasi Rumah Sakit dan Undang-Undang

Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit, pasal 40 ayat (1)

mewajibkan rumah sakit melakukan akreditasi secara berkala minimal 3

(tiga) tahun sekali.

2. Proses (process) adalah langkah-langkah yang harus dilakukan untuk

mencapai tujuan yang ditetapkan dalam kesiapan RSUD Dr. R. M.

Djoelham Binjai dalam menghadapi akreditasi versi 2012

a. Komunikasi

 Transmisi (Penyaluran) informasi dalam kesiapan Akreditasi

Rumah Sakit.

 Kejelasan Informasi tentang Kesiapan dalam menghadapi

Akreditasi Versi 2012.

 Konsisten informasi dalam proses Kesiapan Akreditasi Rumah

Sakit.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


33

b. Pelatihan (Training)

 Kegiatan pembelajaran dalam megelola program Akreditasi Rumah

Sakit

 Dalam hal ini kegiatannya adalah bimbingan oleh Komite

Akreditasi Rumah Sakit, sosialisasi pelayanan dari masing- masing

tim pokja, Workshop.

c. Penyusunan Dokumen Pelayanan

 Semua dokumen yang harus disiapkan rumah sakit dalam

pelaksanaan akreditasi rumah sakit

 Dokumen akreditasi terdiri dari 2 jenis, yaitu:

 Regulasi yang terditi darimkebijakan, pedoman/ panduan,

prosedur program

 Bukti pelaksanaan program

3. Keluaran (output) hasil yang hendak dicapai, yaitu sejauh mana kesiapan RSUD

Dr. R. M. Djoelham Binjai dalam menghadapi akreditasi versi 2012.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif yaitu penelitian

yang menghasilkan data deskriptif berupa kata tertulis dan lisan dari orang-

orang yang diamati. (Bogdan dan Taylor dalam Moleong, 2010). Penelitian ini

dipilih untuk mengetahui bagaimana kesiapan RSUD Dr. R. M Djoelham

dalam menghadapi akreditasi versi 2012.

3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian

3.2.1 Lokasi Penelitian

Penelitian ini akan dilaksanakan di RSUD. Dr. R.M. Djoelham Binjai

terletak di Jl. Sultan Hasanuddin No 9 Binjai,Sumatera Utara. Alasan

pemilihan lokasi ini adalah karena rumah sakit tersebut masih dalam

persiapan melakukan akreditasi versi 2012.

3.2.2 Waktu Penelitian

Penelitian ini akan dilakukan dari bulan September 2016 sampai Desember

2016.

3.3 Informan Penelitian

Informan dalam penelitian ini adalah unsur yang sedang terlibat dan atau

memiliki pengetahuan berkaitan dengan kebijakan Permenkes Nomor 012

Tahun 2012 tentang Akreditasi Rumah Sakit di RSUD R.M. Djoelham Binjai.

34

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


35

Informan dalam penelitian ini adalah yang mengetahui permasalahan dengan

jelas, mampu mengemukakan pendapat secara baik dan benar, dapat dipercaya

untuk dapat menjadi sumber data yang baik serta bersedia dam mampu dan

mampu memeberikan informasi yang berkaian dengan topik penelitian yaitu

kesiapan RSUD Dr. R.M Djoelham Binjai dalam menghadapi akreditasi versi

2012.Informan yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

1. Direktur RSUD. Dr. R.M. Djoelham Binjai

2. Ketua akreditasi RSUD. Dr. R.M. Djoelham Binjai,

3. Anggota Pokja Sasaran Keselamatan Pasien

4. Anggota Pokja Hak Pasien dan Keluarga

5. Anggota Pokja Pendidikan Pasien dan Keluarga

6. Anggota Pokja Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien

7. Anggota Pokja Milleneum Development Goals

8. Anggota Pokja Akses Pelayanan dan Kontinuitas Pelayanan

9. Anggota Pokja Assesmen Pasien

10. Anggota Pokja Pelayanan Pasien

11. Anggota Pokja Pelayanan Anastesi dan Bedah

12. Anggota Pokja Manajemen dan Penggunakan Obat

13. Anggota Pokja Manajemen Komunikasi dan Informasi

14. Anggota Pokja Kualifikasi dan Pendidikan Staf

15. Anggota Pokja Pencegahan dan Pengendalian Infeksi

16. Anggota Pokja Tata Kelola, Kepemimpinan, Pengarahan

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


36

17. Anggota Pokja Manajemen Fasilitas dan Keselamatan

3.4 Metode Pengumpulan Data

Data yang digunakan dalam penelitian Data yang digunakan dalam penelitian

ini mencakup data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dengan

melakukan wawancara (interview) dengan informan di rumah sakit tersebut dengan

berpedoman pada panduan wawancara yang telah dipersiapkan dan observasi

langsung. Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu. Percakapan itu

dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara (interviewer) yang mengajukan

pertanyaan dan terwawancara (interviewee) yang memberikan jawaban atas

pertanyaan itu. Data sekunder diperoleh dari dokumen-dokumen atau laporan-laporan

rumah sakit yang berkaitan dengan kesiapan dalam menghadapi akreditasi versi 2012.

Dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu. Dokumen bisa berbentuk

tulisan, gambar, atau karya-karya monumental dari seseorang. Dokumen yang

ditunjukkan dalam hal ini adalah segala dokumen yang berhubungan dengan

kelembagaan dan administrasi.

3.5. Instrumen Penelitian

Intrumen penelitian adalah alat untuk pengumpulan data adalah pedoman

wawancara terkait kesiapan RSUD Dr. R.M. Djoelham Binjai dalam menghadapi

akreditasi versi 2012.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


37

3.6 Metode Analisis Data

Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang

diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan dokumentasi, dengan cara

mengorganisasikan data ke dalam kategori, menjabarkan ke dalam unit-unit,

melakukan sintesa, menyusun ke dalam pola, memilih mana yang penting dan yang

akan dipelajari, dan membuat kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh diri sendiri

dan orang lain.

Analisis data dimulai dengan melakukan wawancara dengan informan kunci,

yaitu seseorang yang benar-benar memahami dan mengetahui situasi obyek

penelitian.Setelah melakukan wawancara, analisis data dimulai dengan membuat

transkrip hasil wawancara, dengan cara menuliskan hasil wawancara tersebut

kedalam transkrip, selanjutnya peneliti harus membaca secara cermat untuk kemudian

dilakukan reduksi data.Peneliti membuat reduksi data dengan cara membuat

abstraksi, yaitu mengambil dan mencatat informasi-informasi yang bermanfaat sesuai

dengan konteks penelitian atau mengabaikan kata-kata yang tidak perlu sehingga

didapatkan inti kalimatnya saja. Abstraksi yang sudah dibuat dalam bentuk satuan-

satuan yang kemudian dikelompokkan dengan berdasarkan taksonomi dari domain

penelitian. Analisis Domain menurut Sugiyono (2009:255), adalah memperoleh

gambaran yang umum dan menyeluruh dari obyek/penelitian atau situasi sosial.

Domain sangat penting bagi peneliti, karena sebagai pijakan untuk penelitian

selanjutnya.Data yang telah diperoleh melalui wawancara mengenai kesiapan RSUD

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


38

Dr.R.M. Djoelham Binjai dalam menghadapi akreditasi versi 2012 diolah dengan

teknik analisis kualitatif.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


BAB IV
HASIL PENELITIAN

4.1 Gambaran Umum RSUD Dr. R.M. Djoelham Binjai

4.1.1 Kedudukan RSUD Dr. R.M. Djoelham Binjai

RSUD Dr. R.M. Djoelham Binjai berawal dari sebuah gedung yang

memberikan pelayanan kesehatan dengan nama RSU Binjai. Gedung ini telah ada

sejak zaman Kesultanan. Pada periode ini RSU Binjai ditetapkan sebagai RSUD

Kelas D yang merupakan Rumah Sakit Pembantu, dengan RSU Tanjung Pura sebagai

Rumah Sakit Induk. Sebagai rumah sakit pembantu, RSU Binjai hanya

menyelenggarakan pelayanan kesehatan dasar, sedangkan pelayanan spesialistik

dilaksanakan di Rumah Sakit Induk.

Dengan tersedianya 4 pelayanan spesialistik dasar tersebut, RSU Binjai telah

memenuhi standar pelayanan klasifikasi Rumah Sakit Umum Daerah Kelas C.

Klasifikasi Kelas C ini ditetapkan dengan Keputusan Menteri Kesehatan Nomor

303/Menkes/SK/IV/1987 tentang Penetapan Rumah Sakit Umum Binjai sebagai

Rumah Sakit Kelas C. Dengan penetapan kelas ini, pimpinan RSU Binjai disebut

dengan Direktur. Dengan luas lahan untuk rumah sakit sebesar 3.921 m2.

4.1.2 Jumlah Dan Jenis Pelayanan

Berdasarkan klasifikasi tersebut, RSUD Dr. R.M. Djoelham Binjai termasuk

dalam klasifikasi Rumah Sakit Umum Kelas B. Fasilitas dan kemampuan pelayanan

medik yang disediakan pada rumah sakit klasifikasi kelas B yaitu 4 (empat) spesialis

39

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


40

dasar, 4 (empat) spesialis penunjang medik, 8 (delapan) spesialis lain dan 2 (dua)

subspesialis dasar.

Pelayanan spesialis dasar yang disediakan di RSUD Dr. R.M. Djoelham yaitu:

1. Pelayanan spesialistik penyakit dalam

2. Pelayanan spesialistik kandungan dan kebidanan

3. Pelayanan spesialistik bedah

4. Pelayanan spesialistik kesehatan anak

Pelayanan spesialis penunjang medik yang disediakan di RSUD Dr. R.M.

Djoelham Binjai yaitu:

1. Pelayanan spesialistik patologi klinik

2. Pelayanan spesialistik radiologi

3. Pelayanan spesialistik anasthesi

Pelayanan spesialis lain yang disediakan di RSUD Dr. R.M. Djoelham Binjai

meliputi:

1. Pelayanan spesialistik kejiwaan

2. Pelayanan spesialistik telinga, hidung dan tenggorokan

3. Pelayanan spesialistik mata

4. Pelayanan spesialistik kulit dan kelamin

5. Pelayanan spesialistik paru

6. Pelayanan spesialistik neurologi

Sedangkan pelayanan sub spesialistik dasar yang disediakan meliputi

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


41

1. Pelayanan sub spesialistik orthopedic

2. Pelayanan sub spesialistik hemodialisa

RSUD Dr. R.M. Djoelham Binjai terletak di Jalan Sultan Hasanuddin Binjai,

berada di atas lahan seluas 3.450 m2. Bangunan terdiri dari 2 bagian besar yang

terpisah, yaitu bangunan utama dan bangunan Poliklinik Spesialis.

Gedung utama sudah difasilitasi dengan lift sebanyak 2 unit, yaitu di Gedung

A dan Gedung C. Sedangkan gedung poliknik spesialis direncanakan akan dilengkapi

juga dengan fasilitas lift pada tahun 2014.

Jenis pelayanan kesehatan yang disediakan di RSUD Dr. R.M Djoelham

Binjai meliputi:

1. Pelayanan gawat darurat

2. Pelayanan rawat jalan

Pelayanan rawat jalan disediakan di poliklinik spesialis, pelayanan ini dilayani

oleh dokter-dokter spesialis dan merupakan salah satu pelayanan unggulan yang

disediakan di RSUD Dr. R.M. Djoelham Binjai. Saat ini pelayanan poliklinik yang

tersedia yaitu:

a. Poliklinik anak

b. Poliklinik penyakit dalam

a. Pemeriksaan dengan EKG

b. Pemeriksaan dengan USG 3 dimensi

c. Pemeriksaan dengan endoscopy

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


42

d. Pemeriksaan dengan laparoscop

e. Konsultasi gizi dan diabetes melitus

d. Poliklinik gigi

e. Poliklinik ibu hamil

f. Poliklinik mata

g. Poliklinik Telinga Hidung Tenggorokan

h. Poliklinik paru

i. Poliklinik bedah

j. Poliklinik jiwa

k. Poliklinik kulit

l. Poliklinik syaraf

m. Poliklinik PKBRS

3. Pelayanan rawat inap

Pelayanan rawat inap disediakan dengan fasilitas:

a. Ruang VIP

b. Ruang Kelas 1

c. Ruang kelas 2

d. Ruang kelas 3

4. Pelayanan bedah

5. Pelayanan persalinan dan perinatologi

6. Pelayanan intensif

7. Pelayanan radiologi

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


43

8. Pelayanan laboratorium patologi klinik

9. Pelayanan rehabilitasi medik

10. Pelayanan farmasi

11. Pelayanan gizi

4.2 Karakteristik Informan

Dari tabel 4.1 dapat terlihat bahwa jumlah informan pada penelitian ini adalah

17 informan yang terdiri dari Direktur RSUD Dr. R.M Djoelham Binjai, Ketua

Akreditasi Rumah Sakit Versi 2012, dan ada 15 orang Ketua Pokja, Sekretaris,

ataupun anggota pokja. Karakteristik dari masing-masing informan pada penelitian

ini ialah pada tabel berikut

Tabel 4.1 Karakteristik Narasumber

No Nama Jenis Umur Jabatan


kelamin
1 Dr Mahaniari Manalu, Perempuan 53 Direktur RSUD Dr.
M.kes R.M Djoelham
2 Dr. A. M. Setia Putra, Laki-laki 55 Ketua Akreditasi
Sp. PD, KIC RSUD Dr. R.M.
Djoelham
3 Simon Sinaga, SKM Laki-laki 32 Anggota Pokja
Sasaran Keselamatan
Pasien
4 Siti Aisah Perempuan 54 Sekretaris Pokja Hak
Pasien dan Keluarga
5 Andriyani, SKM Perempuan 40 Ketua Pokja
Pendidikan Pasien
dan Keluarga
6 Mardiana, SE, MM Perempuan 45 Ketua Pokja
Peningkatan Mutu
dan Keselamatan

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


44

Pasien
7 Dr. Eka Handayani Perempuan 43 Ketua Pokja
Sp.OG Management
Development Goals
8 Nina Rally, AM.Keb Perempuan 56 Sekretaris Pokja
Akses Pelayanan dan
Kontinuitas
Pelayanan
9 Elvina Ginting, S.Kep, Perempuan 42 Sekretaris Pokja
Ners Assesmen Pasien
10 Dr. Anggri Mutia Perempuan 33 Sekretaris Pokja
Pelayanan Pasien
11 Bambang Hermansyah, Laki-laki 40 Sekretaris Pokja
S.Kep, Ners Pelayanan Anastesi
dan Bedah
12 Dwi Rina Yulanda, S. Perempuan 42 Ketua Pokja
Farm, Apt Manajemen
Penggunaan Obat
13 Rozana, A.Mro Perempuan 45 Anggota Pokja
Manajemen
Komunikasi dan
Informasi
14 Ir. Darianto Bangun, Laki-laki 53 Ketua Pokja
M. Si Kualifikasi dan
Pendidikan Staf
15 Theresia Alce Perempuan 29 Anggota Pokja
Sihombing, S.Kep, Pencegahan dan
Ners Pengendalian Infeksi
16 Triyanti Saputri, S.Sos Perempuan 48 K etua PokjaTata
Kelola,
Kepemimpinan, dan
Pengarahan
17 Rina Diana Br. Perempuan 43 Anggota Manajemen
Sihombing Fasilitas dan
Keselamatan

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


45

4.3 Masukan (Input)


4.3.1 Tim Akreditasi
Sumber daya manusia menjadi bagian penting dalam mewujudkan suatu

implementasi. Dimana keberadaan sumber daya manusia ini yang akan

memberikan kelancaran dalam proses dan kegiatannya. Tanpa adanya sumber daya

manusia yang mumpuni, sebuah kegiatan akan menjadi terhambat dan rentan

terhadap kegagalan. Berikut hasil wawancara dengan beberapa narasumber:

“Dari persiapan faktor sumber dayanya ini sangat... sangat banyak dan
terintegrasi saya lihat... adanya 15 pokja, setelah saya lihat semuanya rata-
rata dia ada 10 orang, jadi ada 150 orang yang .. termasuk di dalamnya.
Jadi... dari sumber daya kuantitas ya ini... sangat banyak saya lihat... dari
standar pokja 1 sampai dengan pokja 15 ini dari semua unit sudah ada di
dalamnya. Jadi mudah- mudahan dengan adanya... setiap orang personil dari
setiap unit berarti nanti implementasi di setiap unit, kita harapkan...
sangat baik. SDM kita ga semua bisa ini, penuh, misalnya IT itu kan
mempercepat, mempercepat pekerjaan, mungkin yang tau IT beberapa saja,
jadi yang mengerjakan dokumen-dokumen nanti ga bisa semuanya, juga kalu
kita mau buat worshop atau seminar, kita butuh operator yaitu IT yang tadi”
(Direktur RSUD Dr. R.M Djoelham)

“Kita dari tim Akreditasi ada sekitar kurang lebih 240 orang, terdiri dari 15
pokja. Dan tiap-tiap pokja rata 16 orang, setiap pokja tidak memiliki anggota
dengan jumlah yang sama, ada pokja yang memiliki anggota sebanyak 37 ada
juga yang 11 orang, jadi kalau dirata-ratakan itu ada 16 anggota per pokja”
(Ketua Akreditasi)
“Di pokja saya ada 19 orang, terdiri dari perawat, kesmas, farmasi, tapi
sebagian besar dari kita adalah perawat.”(Anggota Pokja Sasaran
Keselamatan Pasien)
“14 orang” (Anggota Pokja Hak Pasien dan Keluarga)
“anggota tim saya ada 10 orang, 1 orang ketua dan 1 sekretaris jadi
semuanya 12 orang”.(Anggota Pokja Pendidikan Pasien dan Keluarga)
“Saat ini ada 16 orang dari divisi berbeda-beda Hambatan yang paling kita
rasakan dilapangan ini adalah SDM, kita memang sudah punya struktur

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


46

organisasi yang jelas, tetapi masih kurang efektif kerjanya, misalnya, contoh
kecilnya adalah displin waktulah, yah seperti itulah”.(Anggota Pokja
Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien)
“jumlah anggota tim ada 10 orang, bukan eee totalnya 14 orang”.(Anggota
Pokja Milleneum Development Goals)
“Jumlah anggota dalam pokja saya khususnya ada 14 orang Pokja PPK,
kita terdiri dari berbagai profesi, Dokter Umum, Dokter spesialis, Bidan dan
perawat .(Anggota Pokja Akses Pelayanan dan Kontinuitas Pelayanan)
“Jumlah tenaganya sudah cukup.., pokja saya Asesmen Pasien
(AP) ada 19 orang, yaitu sebagai koordinator saya ini”.(Anggota Pokja
Assesmen Pasien)
”Jumlah tenaga di pokja Pelayanan Pasien (PP) ada 19 orang dengan
dokter spesialisnya 3 orang, dokter umumnya 2 orang, perawatnya 6
orang, ada juga bidan, opoteker, dan pegawai umum.”(Anggota Pokja
Pelayanan Pasien)
“tim saya ada 11 orang yang terdiri dari dokter dan perawat”.(Anggota
Pokja Pelayanan Anastesi dan Bedah)
“Ada 21 orang dari apoteker, dokter farmasi dan asisten apoteker
saja.”(Anggota Pokja Manajemen dan Penggunakan Obat)
“anggota tim 11 orang”.(Anggota Pokja Manajemen Komunikasi dan
Informasi)
“ada 13 orang anggota”.(Anggota Pokja Kualifikasi dan Pendidikan Staf)
“Kami lebih kurang 37 orang, dan campur-campur dari unit kerja lain, kalau
mengenai jumlah cukup”.(Anggota Pokja Pencegahan dan Pengendalian
Infeksi)
“Di pokja saya ada... jumlahnya orang,.. itu terdiri dari
koordinator pelaksana yaitu saya, kemudian ada anggota 10 orang, kemudian
ketua pokjanya ada seorang dokter “.(Anggota Pokja Tata Kelola,
Kepemimpinan, Paengarahan)
“Ya jumlah anggota kami 14 orang tenaga, dokter umum 1, 4 teknisi, 1
logistik dan 3 di bagian keperawatan, ada beberapa orang bagian umum.
“.(Anggota Pokja Manajemen Fasilitas dan Keselamatan)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


47

Berdasarkan hasil wawancara dengan narasumber dapat disimpulkan bahwa

jumlah anggota tiap pokja rata-rata 16 orang. Tapi kendala yang ada karena tenaga

IT masih kurang. SDM di bidang IT sangat perlu untk menunjang kegiatan kesiapan

akreditasi di RSUD. Dr. R.M. Djoelham Binjai.

4.3.2 Sarana dan Prasarana


Sarana dan prasarana yang disediakan oleh suatu instansi sangat menentukan

dalam tingkatan mutu suatu pelayanan. Oleh karena itu, tanpa sarana dan prasarana

yang mendukung, mutu dari sebuah institusi dapat menurun dan tidak akan mencapai

hasil maksimal. Berikut merupakan hasil wawancara dengan beberapa narasumber

terkait sarana dan prasarana :

“Sarana dan Prasarana untuk menunjang kegiatan akreditasi di rumah sakit


kita ini pada umumnya sudah baik dan memenuhi standar,”.(Direktur RSUD.
Dr. R.M. Djoelham Binjai)
“sarana dan prasarana yang ada sudah cukup memadai untuk menunjang
kegiatan akreditasi. Cuma saja SDM bagian IT saja yang kurang. Itu saja.
Yang lain nya sudah memadai kok...”.(Ketua akreditasi RSUD. Dr. R.M.
Djoelham Binjai)
“kalau dari pokja kita sarana dan prasarana aman lah”.(Anggota Pokja
Sasaran Keselamatan Pasien)
“sarana dan prasaranan sudah memadai”.(Anggota Pokja Hak Pasien dan
Keluarga)
“sudah mendukung kok sarana dan prasarananya”.(Anggota Pokja
Pendidikan Pasien dan Keluarga)
“sudah memadai”.(Anggota Pokja Peningkatan Mutu dan Keselamatan
Pasien)
“sudah cukup memadai la...”(Anggota Pokja Milleneum Development Goal)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


48

“memadai sarana dan prasarana di RSUD. Dr. R.M. Djoelham


Binjai..........”.( Anggota Pokja Akses Pelayanan dan Kontinuitas Pelayanan)
“sudah memadai...”.(Anggota Pokja Assesmen Pasien)
“sudah mendukung kok sarana dan prasarananya “.(Anggota Pokja
Pelayanan Pasien)
Sarana dan prasarana nya sudah memadai....fasilitas pendukung nya sudah
mendukung”.(Anggota Pokja Pelayanan Anastesi dan Bedah)
Kalau tentang sarana dan prasarana, dari kurang yah, kita butuh ruangan
atau gedunglah, kalau yang sekarang ini cukup sempit, jadi kurang
memadailah (Anggota Pokja Manajemen dan Penggunakan Obat)
Kalau Rumah Sakit kami untuk sarana dan prasarana saya rasa sudah cukup
memadai baik itu yang berhubungan dengan pasien dan tamu Rumah Sakit.
Untuk fasilitas seperti komputer/ laptop, kami masih menggunakan laptop
pribadi dan milik rumah sakit, mesin printer, kertas, dan tinta semuanya telah
disediakan oleh Rumah Sakit (Anggota Pokja Manajemen Komunikasi dan
Informasi)
Rumah Sakit Djoelham merupakan salah satu rumah sakit milik pemerintah di
Binjai, sehingga untuk permasalahan sarana dan prasarana, saya rasa
sangat mendukung (Anggota Pokja Kualifikasi dan Pendidikan Staf)
Program Pencegahan PPI adalah menurunkan risiko infeksi yang didapat
dan ditularkan diantara pasien, staf tenaga professional kesehatan, dan
pengunjung, kalau sarana dan prasarana di pokja kita cukup mendukung
seperti prosedur pengolahan perbekalan yang kadaluarsa, penggunaan ulang
(reuse) dari alat sekali pakai (single-use), prosedur pembuangan sampah
infesius dan masih banyak lagi dan semuanya itu kita sudah punya (Anggota
Pokja Pencegahan dan Pengendalian Infeks)
Memberikan pelayanan yang prima kepada pasien menuntut kepemimpinan
yang efektif, tugas dari pokja kita adalah membuat tata kelola, kepemimpinan
, pengarahan agar rumah sakit punya wewenang dan tanggung jawab, sarana
dan prasarana yang kita butuhkan adalah sangat cukuplah, kayak…Struktur
organisasi pengelola dan tatakelola, dokumen tertulis, tanggung jawab dab
akuntabilitas pengelola, pemimpin, secara tertulis semuanya kita punya
(Anggota Pokja Tata Kelola, Kepemimpinan, Pengarahan)
Kalau prasarana dan sarana dari pokja kita khususnya MFK kurang
memadailah, terlihat dari gedung rekam medik yang begitu sempit, kan data-

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


49

data, statukan makin lama makin bertambah, tetapi ruangannya belum


diperluas (Anggota Pokja Manajemen Fasilitas dan Keselamatan)
Berdasarkan hasil wawancara dengan narasumber dapat disimpulkan bahwa

saran dan prasarana di RSUD. Dr. R.M. Djoelham Binjai cukup memadai di bidang

fasilitas, tetapi pada ruangan kerja tim pokja masih sempit. Walaupun demikian tim

pokja akreditasi RSUD. Dr. R.M. Djoelham Binjai masih dapat melakukan kegiatan

persiapan akreditasi RSUD. Dr. R.M. Djoelham Binjai.

4.3.3 Kebijakan
Berikut merupakan hasil wawancara dengan beberapa narasumber terkait

kebijakan sebagi berikut:

“rumah sakit ada membuat kebijakan untuk kegiatan akreditasi”.(Direktur


RSUD. Dr. R.M. Djoelham Binjai)
“sebagai ketua akreditasi....ada kebijakan yang saya buat untuk
melaksanakan kegiatan akreditasi.tapi saya juga mengizinkan tiap pokja
untuk membuat kebijakaan sendiri untuk pokja nya asal masih bertujuan
untuk menunjang kegiatan akreditasi”.(Ketua akreditasi RSUD. Dr. R.M.
Djoelham Binjai)
“kebijakan dari rumah sakit ada untuk kegiatan akreditasi.tapi kami juga
diberi kebebasaan untuk membuat kebijakan sendiri asal kebijakan kami tetap
berfokus untuk kegiatan akreditasi”.(Anggota Pokja Sasaran Keselamatan
Pasien)
“kami selalu berpatokan dari kebijakan yang dibuat, tapi kami juga dikasih
kebebasan untuk membuat kebijakan sendiri tiappokja”.(Anggota Pokja Hak
Pasien dan Keluarga)
“kebijakan pasti ada....biar ada patokan kami untuk membuat kegiatan
akreditasi pada pokja kami”.(Anggota Pokja Pendidikan Pasien dan
Keluarga)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


50

“setiap ketua pokja pasti membuat kebijakan masing-masing.karena kan


masalah tiap pokja beda-beda”.(Anggota Pokja Peningkatan Mutu dan
Keselamatan Pasien)
“Kebijakan ada.dari rumah sakit maupun dari tim pokja
akreditasi”.(Anggota Pokja Milleneum Development Goals)
“ada kebijakan yang dibuat”.(Anggota Pokja Akses Pelayanan dan
Kontinuitas Pelayanan)
“pasti ada kebijakan”.(Anggota Pokja Assesmen Pasien)
“kebijakan yang ada sebagai pedoman kami untuk melakukan kegiatan
akreditasi”.(Anggota Pokja Pelayanan Pasien)
“ada kebijakan”.(Anggota Pokja Pelayanan Anastesi dan Bedah)
“sudah ada kebijakan yang dibuat untuk akreditasi”.(Anggota Pokja
Manajemen dan Penggunakan Obat)
“pasti ada lah...biar berjalan lancar kegiatan akreditasi nya”.(Anggota Pokja
Manajemen Komunikasi dan Informasi)
“kebijakan kan sudah dibuat dari rumah sakit”.(Anggota Pokja Kualifikasi
dan Pendidikan Staf)
“ada kebijakan nya kok...”.(Anggota Pokja Pencegahan dan Pengendalian
Infeksi)
“sudah ada kebijakan”.(Anggota Pokja Tata Kelola, Kepemimpinan,
Pengarahan)
“kebijakan sudah ada baik dari rumah sakit maupun pokja”.(Anggota Pokja
Manajemen Fasilitas dan Keselamatan)
Berdasarkan hasil wawancara dengan narasumber dapat disimpulkan bahwa

kebijakan sudah ada dibuat oleh pihak rumah sakit untuk kegiatan akreditasi, baik

dalam pembentukan tim akreditasi maupun kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan

untuk tercapainya akreditasi di RSUD. Dr. R.M. Djoelham Binjai. akan tetapi

direktur dan ketua akreditasi tidak membatasi ketua pojka untuk membuat kebijakan

sendiri untuk menunjang kegiatan akreditasi dan untuk mengatasi masalah yang

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


51

dihadapin tiap pokja. Karena tiap pokja mempunyai masalah yang berbeda-beda

sesuai dengan pokjanya.

4.3.4 Pendanaan

Sumber daya anggaran merupakan salah satu aspek terpenting agar

sebuah program ataupun kegiatan dapat berjalan dengan baik karena tanpa

anggaran, sebuah program ataupun kegiatan tidak dapat berjalan dan mengakibatkan

kegagalan.Dalam hal ini, anggaran digunakan untuk menyukseskan kegiatan peng-

akreditasian RSUD. Dr. R.M. Djoelham Binjai. Berikut hasil wawancara dari

narasumber:

“Kalau tentang upaya yang kita lakukan itu banyak yah,mulai dari dana,
sangat lumrah kalau suatu program butuh dana, kita sudah sediakan dana
untuk itu, dana kita ini dari APBD”.(Direktur RSUD. Dr. R.M. Djoelham
Binjai)

“sumber dana kegiatan akreditasi berasal dari APBD kota binjai”.(Ketua


akreditasi RSUD. Dr. R.M. Djoelham Binjai)

“sumber dana dari APBD”.(Anggota Pokja Sasaran Keselamatan Pasien)

“dana kegiatan akreditasi dari APBD”.(Anggota Pokja Hak Pasien dan


Keluarga)

“semua dana akreditasi dari APBD”.(Anggota Pokja Pendidikan Pasien dan


Keluarga)

“dari APBD kota binjai dana akreditasi rumah sakit nya”.(Anggota Pokja
Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien)

“APBD kota binjai”.(Anggota Pokja Milleneum Development Goals)

“selama ini sumber dana kegiatan akreditasi kami dai APBD kota
binjai”.(Anggota Pokja Akses Pelayanan dan Kontinuitas Pelayanan)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


52

“dari APBD kota binjai.”(Anggota Pokja Assesmen Pasien)

“APBD kota binjai”.(Anggota Pokja Pelayanan Pasien)

“dari anggaran APBD kota binjai”.(Anggota Pokja Pelayanan Anastesi dan


Bedah)

“kegiatan akreditasi dapat berjalan lancar karena sumber dana nya dari
APBD kota binjai”.(Anggota Pokja Manajemen dan Penggunakan Obat)

“APBD kota binjai”.(Anggota Pokja Manajemen Komunikasi dan Informasi)

“sumber dana dari APBD kota Binjai”.(Anggota Pokja Kualifikasi dan


Pendidikan Staf)

“APBD kota binjai”.(Anggota Pokja Pencegahan dan Pengendalian Infeksi)

“ehm...APBD kota binjai”.(Anggota Pokja Tata Kelola, Kepemimpinan,


Pengarahan)

“dana diambil dari anggaran APBD kota Binjai”.(Anggota Pokja Manajemen


Fasilitas dan Keselamatan)

Berdasarkan hasil wawancara dengan narasumber dapat disimpulkan bahwa

sumber dana kegiatan akreditasi RSUD. Dr. R.M. Djoelham Binjai diambil dari

APBD kota binjai. Dana tersebut digunakan untuk menunjang kegiatan akreditasi

RSUD. Dr. R.M. Djoelham Binjai agar berjalan dengan lancar.

4.4 Proses
4.4.1 Komunikasi
Komunikasi dalam suatu proses pengimplementasian kebijakan merupakan

aspek yang harus diperhatikan. Komunikasi yang baik dapat menciptakan

kerjasama yang baik juga sehingga tujuan dari komunikasi dapat terlaksana dan

tersampaikan dengan baik.Berikut ini merupakan hasil wawancara dengan para

narasumber:

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


53

“Komunikasi jelas ada, tidak mungkin ini semua bisa ini berjalan sampai
sejauh ini tanpa ada komunikasi, antara saya sebagai direktur dan ketua
akreditasi sering melakukkan diskusi, dulu sekali dalam seminggu tapi dalam
waktu dengan ini karena waktu untuk penilaian akreditasi juga udah semakin
dekat, bahkan kita lagi fokus dengan akreditasi ini, kita berkomunikasi itu
udah hampi tiap hari lah, dengan ketua dari masing-masing pokja
juga“.(Direktur RSUD. Dr. R.M. Djoelham Binjai)
Kalau komunikasi sudah sangat pastilah, ini kan kita lagi kejar target, udah
waktunya udah mepet banget, jadi sudah harus sangat serius, bukan hanya
perpokja, tetapi semua pokja harus saling berkomunikasi dan berinteraksi,
karena masing-masing pokja ini saling berkaitan satu sama lain”.(Ketua
akreditasi RSUD. Dr. R.M. Djoelham Binjai)
“Kalau komunikasi ada, tapi tidak bisa secara bersamaan, karena kita kita
punya tugas masing-masing selain panitia akreditasi, kan ada dokter ada
perawat, jadi pandai-pandai kitalah mengatur waktu untuk komunikasi, tapi
kalau akhir-akhir ini kita semua udah sangat konsentrasi dengan akreditasi
yang baru ini”.(Anggota Pokja Sasaran Keselamatan Pasien)
“Komunikasi ada, sering malahan, yah minimal 3 kali seminggu”.(Anggota
Pokja Hak Pasien dan Keluarga)
“Pasti adalah komunikasi, pandai-pantai kita aja mengatur waktu”.(Anggota
Pokja Pendidikan Pasien dan Keluarga)
“Ga mungkin ga ada komunikasi, kita ini kan kerja tim, saling berbagi tugas
saling melengkapi lah, kalau ga tau ya belajar dari teman lainnya, atau baca
buku pedomannya”.(Anggota Pokja Peningkatan Mutu dan Keselamatan
Pasien)
“Kita itukan terdiri dari 10 anggota, jadi harus saling kerja sama,
komunikasi, bahkan dengan anggota pokja yang lain kita harus
berkomunikasi karena setiap pokja itu punya hubungan terkait dengan pokja
yang lain”.(Anggota Pokja Milleneum Development Goals)
“Akreditasi ini kan penilaian mulai dari masuk dari security sampai petugas
kesehatan dan non kesehatan, ya kami mau ga mau harus saling
berkomunikasi dengan semua pokja bukan hanya pokjanya, dan itu kami
lakukan, apalagi sekarang ini kitakan lagi sibuk sekali mengurus akreditasi
ini”.( Anggota Pokja Akses Pelayanan dan Kontinuitas Pelayanan)
“Berkomunikasilah, 3-4 kali seminggu, bahkan tanpa surat…maksudnya
rapat resmi, kita sering kali diskusi tentang akreditasi”.(Anggota Pokja
Assesmen Pasien)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


54

“Komunikasi? 2-3 kali seminggu, tapi minggu-minggu ini udah hampir tipa
harilah”.(Anggota Pokja Pelayanan Pasien)
“Kalau komunikasi sudah sangat seringlah, dalam minggu ini misalnya udah
ada 3 kali”.(Anggota Pokja Pelayanan Anastesi dan Bedah)
“Adalah komunikasi minimal 2 kali dalam seminggu, itu udah sangat
minimal, karena sering juga habis jam kerja kita harus diskusi lagi”.(Anggota
Pokja Manajemen dan Penggunakan Obat)
“Komunikasi? Penting kali itu, makanya kita saling berkomunikasi, bukan
hanya sesama pokja MKI, semua pokja malahan, ketua akreditasi selalu
berkomunikasi dengan kami, memantau apa yang sudah kami
lakukan”.(Anggota Pokja Manajemen Komunikasi dan Informasi)
“Selalu komunikasi, diskusi”.(Anggota Pokja Kualifikasi dan Pendidikan
Staf)
“Komunikasi ada, lancar dan berkualitas, selalu ada diskusi, yah cari-cari
solusi tentang masalah yang kita kurang paham mengenai akreditasi
ini”.(Anggota Pokja Pencegahan dan Pengendalian Infeksi)
“Komunikasi jelas adalah, direktur selalu memantau kita, tentang tugas, hal
hal yang harus dikerjakan, dan kami sesame anggota pokja berdiskusi bekerja
sama dalam pengerjaan khhususnya dokumen-dokumen akreditasi”.(Anggota
Pokja Tata Kelola, Kepemimpinan, Pengarahan)
“Dokumen dari akreditasi ini sangat banyak, jadi kita wajib menjalin
komunikasi dengan semua anggota –anggota pokja sendiri, dan juga pokja
yang lain”.(Anggota Pokja Manajemen Fasilitas dan Keselamatan)
Berdasarkan hasil wawancara dengan narasumber dapat disimpulkan bahwa

komunikasi yang terjalin sangat baik antara direktur dengan ketua akreditasi, antara

ketua akreditasi dengan ketua pokja dan antara ketua pokja dengan anggota tim pokja

masing-masing. Intensitas komunikasi yang dilakukan 2-3 kali dalam seminggu.

Adapun guna komunikasi tersebut untuk memperlancar kinerja tim akreditasi dalam

melakukan kesiapan akreditasi. Komunikasi yang baik akan menciptakan suasana

kerja yang nyaman sehingga setiap anggota merasa lebih semangat untuk melakukan

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


55

tugas dan tanggung jawab mereka. Jika komunikasi tidak baik, maka kegiatan

akreditasi akan terhambat. Adapun kegiatan yang dilakukan berupa rapat dan diskusi.

4.4.2 Pelatihan
Berikut merupakan hasil wawancara dengan beberapa narasumber terkait

pelatihan sebagai berikut:

“adanya SK akreditasi , kita juga upayakan SDM yang cukup dan berkualitas,
kita juga melakukan Survei Akreditasi dan bimbingan akreditasi oleh KARS,
terus kita juga melakukan seminar, workshop, pelatihan untuk masing-masing
pokja”.(Direktur RSUD. Dr. R.M. Djoelham Binjai)
“kami telah melakukan workshop, seminar, pelatihan tiap pokja”.(Ketua
akreditasi RSUD. Dr. R.M. Djoelham Binjai)
“tim kami sudah mengadakan pelatihan dan seminar untuk mendukung
kegiatan akreditasi”.(Anggota Pokja Sasaran Keselamatan Pasien)
“sudah melakukan pelatihan dan seminar”.(Anggota Pokja Hak Pasien dan
Keluarga)
“sudah ada pelatihan, seminar dan kami sudah ada melakukan bimbingan ke
KARS”.(Anggota Pokja Pendidikan Pasien dan Keluarga)
“kami mengikuti pelatihan, seminar-seminar dan workshop baik yang
diadakan pihak rumah sakit maupun dari luar”.(Anggota Pokja Peningkatan
Mutu dan Keselamatan Pasien)
“biasanya seperti seminar-seminar dan pelatihan kami selalu
ikutin”.(Anggota Pokja Milleneum Development Goals)
“kegiatan seminar dan pelatihan kami adakan untuk menunjang kegiatan
akreditasi”.(Anggota Pokja Akses Pelayanan dan Kontinuitas Pelayanan)
“seminar dan pelatihan kami ikutin”.(Anggota Pokja Assesmen Pasien)
“ada seminar dan pelatihan yang kami ikutin sesuai dengan pokja
kami”.(Anggota Pokja Pelayanan Pasien)
“tiap pokja ada mengikuti seminar sesuai dengan pokja nya masing-
masing”.(Anggota Pokja Pelayanan Anastesi dan Bedah)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


56

“kami ikut seminar tentang manajemen obat yang diadakan oleh pihak
luar”.(Anggota Pokja Manajemen dan Penggunakan Obat)
“kami mengadakan seminar dan pelatihan untuk menunjang kegiatan
akreditasi”.(Anggota Pokja Manajemen Komunikasi dan Informasi)
“ada seminar, pelatihan dan workshop yang kami ikuti”.(Anggota Pokja
Kualifikasi dan Pendidikan Staf)
“ikut seminar dan pelatihan yang ada”.(Anggota Pokja Pencegahan dan
Pengendalian Infeksi)
“kami mengikuti seminar dan pelatihan”.(Anggota Pokja Tata Kelola,
Kepemimpinan, Pengarahan)
“sudah ada beberapa kali kami mengadakan seminar dan
pelatihan”.(Anggota Pokja Manajemen Fasilitas dan Keselamatan)
Berdasarkan hasil wawancara dengan narasumber dapat disimpulkan bahwa

mereka diikutsertakan dalam pelatihan internal tetapi untuk pelatihan eksternal.

Pelatihan-pelatihan, seminar dan workshop yang dikutin sesuai dengan pokja masing-

masing agar lebih berfokus pada tugas pokja masing-masing.

4.4.3 Dokumentasi Pelayanan


Salah satu unsur penting dan sangat vital yang menentukan keberhasilan

akreditasi RSUD. Dr. R.M. Djoelham Binjai adalah bagaimana mengatursistem

pendokumentasian dokumen. Pengaturan sistem dokumentasi dalam satu dalam

prosesimplementasi akreditasi RSUD. Dr. R.M. Djoelham Binjai dianggap penting

karena dokumen merupakan acuan kerja, bukti pelaksanaan dan penerapan kebijakan,

program dan kegiatan, serta bagiandari salah satu persyaratan Akreditasi RSUD. Dr.

R.M. Djoelham Binjai. Berikut merupakan pernyataan dari narasumber:

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


57

“kami ada lengkap dokumentasi pelayanan yang kami simpan untuk


pelengkapan akreditasi. Pencapaian kami sudah 80%”.(Direktur RSUD. Dr.
R.M. Djoelham Binjai)
“Akreditasi rumah sakit versi 2012 terdapat 15 kelompok kerja(pokja), 232
standar dan 1218 elemen penilaian, setiap pokja itu memiliki jumlah standar
penilaian dengan jumlah yang berbeda, ada yang 6, ada 28, ada 44,
pokoknya beda-bedalah, nah yang kita sudah kerjakan sampai saat ini adalah
sudah mencapai antara 75-80%.” (Ketua akreditasi RSUD. Dr. R.M.
Djoelham Binjai)
“Yang dinilai dari akreditasi ini adalah standar akreditasi kita menyebutnya
adalah dokumen akreditasi. Standar dari pokja kita terdiri dari 6 standar
penilaian, dan 24 elemen penilaian. Sampai saat ini pengerjaan dari dokumen
kita sudah mencapai 80 %.”(Anggota Pokja Sasaran Keselamatan Pasien)
Titik akhir dari akreditasi adalah dokumen akreditasi, Pokja kami terdiri dari
30 standar penilaian dan 100 elemen penilaian, kalau dikalkulasikan
penyelesaian dokumen akreditasi yang kita punya kira –kira sudah 90 %, yah
hampir selesailah”.(Anggota Pokja Hak Pasien dan Keluarga)
“dokumentasi pelayanan berupa file-file dan bukti kegiataan. Kesiapan
akreditasi di tim kami sudah mencapai 80%, standar penilaian dari pokja kita
itu ada 7, dan 28 elemen penilaiannya”.(Anggota Pokja Pendidikan Pasien
dan Keluarga)
“pasti ada dokumentasi pelayanan pokja kami. Pencapaian hasil kesiapan
akreditasi pokja kami sudah 80% lebih, kalau ga salah standar penilaiannya
itu ada 23, dimana elemen penilaiannya itu 88.”(Anggota Pokja Peningkatan
Mutu dan Keselamatan Pasien)
“ada dokumentasi pelayanan..hasil pencapaian 80-85%, hampir
sempurna,standar penilaiannya ada 3 dan elemen penilaiannya kira-kira 18,
dari antara semua pokja, standar penilaian dan elemen penilaian dari pokja
kita yang paling sedikit ”.(Anggota Pokja Milleneum Development Goals)
“Dokumen- dokumen akreditasi ini sangat banyak, ada 23 standar penilaian,
dan elemen penilaiannya itu ada 85, kalau diperkirakan penyelesaian dari
dokumentasi itu sudah hampir 80%.”(Anggota Pokja Akses Pelayanan dan
Kontinuitas pelayanan)
Kalau cerita standar penilaian, dari 15 pokja, pokja kita yang punya standar
yang paling banyak ada 44, dan elemen penilaiannya 184, jadi kita kerjanya
ekstra dibanding pokja yang lain, sudah hampir yah 80% dokumentasi kita.”
(Anggota Pokja Assesmen Pasien)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


58

“Ada 22 standar penilaian dan 79 elemen penilaian, sudah kira-kira 83 %


pengerjaan” (Anggota Pokja Pelayanan Pasien)
80 % dokumen penilaian sudah selesai, standar penilaian ada 14, dan ada 51
elemen penilaian.” (Anggota Pokja Pelayanan Anastesi dan Bedah)
Dokumen akreditasi dalam proses penyelesaian, ada 21 standarnya dan 84
elemen penilaiannya, dan sampai saat ini persentase dari penyelesaian
dokumennya adalah 80-83%.”(Anggota Pokja Manajemen dan Penggunakan
Obat)
“28 standar, da, 109 elemen penilaian yang harus kita kerjakan,
penyelesaian sudah 80 % .”(Anggota Pokja Manajemen Komunikasi dan
Informasi)
“pokja kita punya 24 standar, 99 elemen penilaian, kalau ga salah yah, kalau
dikira-kita dokumen yang sudah kita kerjakan hampir 80-85 % lah.”(Anggota
Pokja Kualifikasi dan Pendidikan Staf)
“pokja pencegahan dan pengendalian infeksi punya 83 elemen, dari 24
standar penilaian, dokumentasi yang sudah kita selesaikan belum 100 %, tapi
sudah mencapai 83%. Mudah-mudahan cepat terselesaikan.”(Anggota Pokja
Pencegahan dan Pengendalian Infeksi)
“Dari 27 standar yang terdiri dari 98 elemen penilaian, yang kita sudah
kerjakan iyu sudah hampir 82 %.” (Anggota Pokja Tata Kelola,
Kepemimpinan, Pengarahan)
Kalau persentasi yang sudah kita lengkapi itu kira-kira sudah 80 %, kita
punya standar penilaian itu ada 27 , yang terdiri dari 92 elemen
penilaian”.(Anggota Pokja Manajemen Fasilitas dan Keselamatan)
Berdasarkan hasil wawancara dengan narasumber dapat disimpulkan bahwa

dokumentasi pelayanan merupakan bukti serta tolak ukur tim akreditasi dalam

pencapaian kegiatan kesiapan menghadapain akreditasi RSUD. Dr. R.M. Djoelham

Binjai. Pencapaian yang telah disiapakn oleh RSUD. Dr. R.M. Djoelham Binjai

dalam kesiapan akreditasi sudah mencapai lebih dari 80%. Dokumentasi pelayanan

yang ada di tim akreditasi RSUD. Dr. R.M. Djoelham Binjai berupa dokumen-

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


59

dokumen serta file-file yang harus dimiliki oleh tim dalam kegiatan akreditasi rumah

sakit.

4.5 Output
Keluaran (output) adalah kumpulan bagian atau elemen yang dihasilkan dari

berlangsungnya proses dalam sistem. Berdasakan hasil penelitian di Rumah Sakit

Umum Daerah Dr. R.M. Djoelham dengan wawancara mendalam kepada beberapa

informan, Rumah Sakit Umum Daerah Dr. R.M. Djoelham dapat dikatakan siap

untuk diakreditasi. Proses persiapan akreditasi ini memerlukan waktu dalam

pengerjaannya, sehingga dengan demikian dapat disimpulkan bahwa Rumah Sakit

Umum Daerah Dr. R.M. Djoelham siap untuk diakreditasi. Berikut pernyataan

beberapa informan:

“kami siap untuk Rumah Sakit Umum Daerah Dr. R.M. Djoelham diakreditasi
karena pencapaian kami sudah mencapai 80% dan target kami untuk akreditasi
Rumah Sakit Umum Daerah Dr. R.M. Djoelham adalah akreditasi
paripurna”.(Direktur Rumah Sakit Umum Daerah Dr. R.M. Djoelham)
“saat ini pencapaian kami sudah 80% dan kami berencana untuk diakreditasi
awal tahun 2017”.(ketua akreditasi)
Dari pernyataan narasumber diatas, dapat disimpulkan bahwa Rumah

Sakit Umum Daerah Dr. R.M. Djoelham siap untuk diakreditasi pada awal tahun2017

karena Rumah Sakit Umum Daerah Dr. R.M. Djoelham kesiapan menghadapi

akreditasi telah mencapai 80%.

4.6 Lampiran Hasil Observasi Kesiapan Rumah Sakit Umum Daerah R.M.
Djoelham Menghadapi Akreditasi Rumah Sakit Versi 2012

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


60

Melalui hasil observasi yang telah dilakukan di Rumah Sakit Umum Daerah

Dr. R.M. Djoelham menunjukkan bahwa Rumah Sakit Umum Daerah Dr. R.M.

Djoelham dalam proses kesiapan dalam menghadapi akreditasi versi 2012. Tetapi dari

hasil wawancara dengan informan akan terus memperbaiki dan menambah segala

sarana dan prasarana yang berkaitan dengan standar akreditasi versi 2012.

Tabel 4.6 Lampiran Hasil Observasi Kesiapan Rumah Sakit Umum Daerah
R.M. Djoelham Menghadapi Akreditasi Rumah Sakit Versi 2012

Indikator Yang diobservasi Ya Tidak Ket


Input 1.Tim Akreditasi  SK. Komite
2.Sarana dan Prasarana  Akreditasi
3. Kebijakan  RSUD
4.Pendanaan  Dr.R.M.
Djoelham tgl
2 November
2016
Proses 1. Komunikasi 
2. Pelatihan
 Sosialisasi 
 Workshop 
 Seminar 
 Bimbingan oleh 
KARS
3. Dokumentasi pelayanan 

Output Kesiapan Mengahadapi Akreditasi 


Berdasarkan Standar Akreditasi
versi 2012 di RSUD Dr. R. M
Djoelham Binjai 2016

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


BAB V
PEMBAHASAN

5.1. Masukan (Input)

Input merupakan sarana fisik, perlengkapan dan peralatan, organisasi dan

manajemen, keuangan, serta sumber daya manusia dan sumber daya ( resources)

lainnya di Puskesmas dan Rumah Sakit. Hal penting yang harus diperhatikan adalah

kejujuran, efektivitas dan efesiensi, serta kuantitas dan kualitas dari masukan yang

ada.

Dalam mewujudkan pelayanan yang bermutu memerlukan input yang

bermutu pula. Semua sumber daya yang ada perlu diorganisasikan dan dikelola sesuai

ketentuan perundang-undangan dan prosedur kerja yang berlaku sehingga pelayanan

kesehatan tersebut dapat diterima pelanggan dengan baik (Bustami, 2011).

Terdapat beberapa aspek yang dikategorikan sebagai masukan (input) dalam

kesiapan RSUD Dr. R. M Djoelham dalam menghadapi akreditasi versi 2012.

5.1.1 Tim Akreditasi

Permenkes RI No. 012 Tahun 2012 yang menyatakan bahwa akreditasi rumah

sakit adalah pengakuan terhadap rumah sakit yang diberikan oleh lembaga

independen penyelenggara akreditasi yang ditetapkan oleh Menteri, setelah dinilai

bahwa rumah sakit itu memenuhi standar pelayanan rumah sakit yang berlaku untuk

meningkatkan mutu pelayanan rumah sakit secara berkesinambungan. Direktur

61

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


62

mengetahui bahwa setiap rumah sakit wajib melakukkan akreditasi berdasarkan

Permenkes RI No. 012 Tahun 2012.

Menurut Komisi Akreditasi Rumah Sakit, (2012), Akreditasi rumah sakit versi

2012 terdapat 15 Bab/kelompok kerja (Pokja), 323 standar dan 1218 elemen penilaian

(EP), antara lain akses pelayanan dan kontinuitas pelayanan (APK), hak pasien dan

keluarga (HPK), asesmen pasien (AP), pelayanan anestesi dan bedah (PAB),

manajemen penggunaan obat (MPO), pendidikan pasien dan keluarga (PPK),

peningkatan mutu keselamatan pasien (PMKP), pencegahan dan pengendalian infeksi

(PPI), tata kelola kepemimpinan dan pengarahan (TKP), manajemen fasilitas dan

keselamatan (MFK), kualifikasi dan pendidikan staf (KPS), manajemen komunikasi

dan informasi (MKI), sasaran keselamatan pasien serta sasaran millennium

development GOALs.

Berdasarkan hasil wawancara dengan semua informan dalam tim akreditasi di

RSUD Dr. R. M Djoelham bahwa akreditasi merupakan pengakuan dari pemerintah

terhadap rumah sakit. Adapun penilaian penilaian akreditasi tersebut terdiri dari 15

pokja, sesuai dengan SK(surat keputusan) RSUD Dr. R. M Djoelham tertanggal 22

November 2016 tentang Perubahan Pertama Susunan Keanggotaan.yang bertujuan

untuk meningkat pelayanan rumah sakit, agar mampu bersaing secara global dan

mendapat pengakuan dari KARS (Komite Akreditasi Rumah Sakit). RSUD Dr. R. M

Djoelham telah membentuk tim akreditasi sesuai dengan pokja.

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, RSUD Dr. R. M Djoelham telah

membentuk Tim akreditasi sebanyak 15 tim berdasarkan pokja berserta angota tim

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


63

nya untuk mempersiapkan akreditasi RSUD Dr. R. M Djoelham. Akreditasi yang

akan dicapai oleh RSUD Dr. R. M Djoelham adalah tingkat paripurna, karena pada

tahun 2012, RSUD Dr. R. M Djoelham telah mendapatka akreditasi dasar pada

akreditasi rumah sakit versi 2007.

5.1.2 Sarana dan Prasarana

Sumber daya fasilitas merupakan sarana yang digunakan untuk

operasionalisasi implementasi suatu kebijakan yang meliputi gedung, tanah, dan

sarana yang semuanya akan memudahkan didalam memberikan pelayanan dalam

implementasi kebijakan. Terbatasnya fasilitas yang tersedia, kurang menunjang

efisiensi dan tidak mendorong motivasi para pelaku dalam melaksanakan kebijakan

(Nugroho, 2012).

Menurut Indriani (2014) hasil penelitiannya menyatakan bahwa pelaksanaan

suatu program selalu membutuhkan berbagai sarana dan prasarana yang mendukung

sehingga program tersebut dapat terlaksana sesuai dengan yang telah direncanakan.

Berdasarkan hasil wawancara yang telah di lakukan bahwa sumber daya

manusia yang ada di RSUD Dr. R.M. Djoelham sudah cukup memamadai. Fasilitas

penunjang dalam kegiataan akreditasi pun sudah cukup. RSUD Dr. R.M. Djoelham

masih kurang SDM di bidang IT (informatika teknologi), karena SDM di bidang IT

ntuk menunjang kegiatan persiapan akreditasi di RSUD Dr. R.M. Djoelham.

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, RSUD Dr. R. M Djoelham

bahwa sumber daya manusia di bidang IT sangat kurang dan perlu ditambah agar

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


64

kegiatan akreditasi di RSUD Dr. R.M. Djoelham berjalan dengan lancar dan baik

tanpa kendala di bidang IT.

Berdasarkan observasi yang dilakukan sarana, prasarana dan peralatan yang

tersedia di Rumah Sakit Umum Daerah Dr. R.M. Djoelham dalam penerapan sistem

keselamatan pasien belum memadai. Namun sudah mengarah kepada sistem

keselamatan pasien. Berdasarkan pengamatan yang dilakukan RSUD Dr. R.M.

Djoelham ini sudah tersedia wastafel mencuci tangan di beberapa tempat yang

berguna untuk selalu menjaga kebersihan sebelum dan sesudah mengunjungi pasien.

Walaupun belum tersedianya hand rub. Kemudian adanya petunjuk tertulis cara

mencuci tangan dengan benar yang di tempel di dinding, adanya palang pengaman

untuk tempat tidur pasien untuk menghindari resiko pasien jatuh.

5.1.3 Kebijakan

Nugroho (2012) mengemukakan bahwa kebijakan publik adalah sebuah

manajemen, mengagendakan pemahaman bahwa kebijakan publik harus

dikendalikan. Pengendalian kebijakan terdiri atas tiga dimensi, yaitu : (1) monitoring

kebijakan, atau pengawasan kebijakan, (2) evaluasi kebijakan dan (3) pengganjaran

kebijakan.

Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2009 pasal 40

ayat (1) dalam upaya peningkatan mutu pelayanan rumah sakit wajib dilakukan

akreditasi secara berkala minimal 3 (tiga) tahun sekali. Untuk melaksanakan ketentuan

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


65

pasal 40 ayat (1) ini ditetapkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia

Nomor 012 Tahun 2012 dimana dalam pasal 1disebutkan bahwa Akreditasi Rumah

Sakit, selanjutnya disebut Akreditasi, adalah pengakuan terhadap rumah sakit yang

diberikan oleh lembaga independen penyelenggara Akreditasi yang ditetapkan oleh

Menteri, setelah dinilai bahwa rumah sakit itu memenuhi Standar Pelayanan Rumah

Sakit yang berlaku untuk meningkatkan mutu pelayanan rumah sakit secara

berkesinambungan, dan pasal 2 Akreditasi bertujuan untuk :

a. Meningkatkan mutu pelayanan rumah sakit;

b. Meningkatkan keselamatan pasien rumah sakit;

c. Meningkatkan perlindungan bagi pasien, masyarakat, sumber daya manusia

rumah sakit dan rumah sakit sebagai institusi; dan

d. Mendukung program pemerintah di bidang kesehatan.

Komisi Akreditasi Rumah Sakit (2013) menyatakan rumah sakit yang

mendapat status akreditasi Dasar, Madya, atau Utama, pada waktu dilakukan

akreditasi ulang 3 (tiga) tahun lagi, harus terjadi peningkatan status akreditasinya dari

akreditasi pertama.

Menurut Nugroho (2012) monitoring kebijakan atau pengawasan kebijakan

merupakan salah satu dari 3 (tiga) dimensi pengendalian kebijakan. Monitoring

kebijakan berupa pemantauan dengan penilaian untuk tujuan pengendalian

pelaksanaan agar pelaksanaan sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


66

Berdasarkan hasil wawancara yang telah di lakukan bahwa RSUD Dr. R.M.

Djoelham mempunyai kebijakan untuk kegiatan persiapaan akreditasi, tetapi RSUD

Dr. R.M. Djoelham juga memberikan kesempatan kapada tiap pokja untuk membuat

kebijakan masing-masing untuk mengatasi hambatan yang dilakukan pada saat

persiapan akreditasi tetapi tetap berkoordinasi kepada direktur dan ketua akreditasi

RSUD Dr. R.M. Djoelham.

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, RSUD Dr. R. M Djoelham

bahwa kebijakan dapat dibuat sesuai dengan kebutuhan disetiap pokja nya. Karena

setiap pokja mempunyai hambatan yang berbeda-beda, maka setiap pokja dapat

membuat kebijakan yang berbeda-beda tetapi tetap di ketahui dan disetujuin oleh

direktur dan ketua akreditasi RSUD Dr. R.M. Djoelham.

5.1.4 Pendanaan

Selain sumber daya manusia adalah dana (anggaran) dan peralatan yang

diperlukan untuk membiayai operasionalisasi pelaksanaan kebijakan. Terbatasnya

anggaran yang tersedia menyebabkan kualitas pelayanan publik yang harus diberikan

kepada masyarakat juga terbatas (Nugroho, 2012). Berdasarkan hasil wawancara

yang telah di lakukan bahwa sumber dana untuk melaksanakan akreditasi berasal dari

APBD 2016 kota binjai.

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, RSUD Dr. R. M Djoelham,

seluruh dana kegiatan persiapan akreditasi RSUD Dr. R.M. Djoelham diambil dari

APBD 2016 kota binjai.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


67

5.2. Proses

5.2.1 Komunikasi

Menurut Agustino (2006), ”komunikasi merupakan salah- satu variabel

penting yang mempengaruhi implementasi kebijakan publik, komunikasi sangat

menentukan keberhasilan pencapaian tujuan dari implementasi kebijakan publik”.

Implementasi yang efektif akan terlaksana, jika para pembuat keputusan mengetahui

mengenai apa yang akan mereka kerjakan. Informasi yang diketahui para pengambil

keputusan hanya bisa didapat melalui komunikasi yang baik.

Menurut Muninjaya (1999), seorang pimpinan harus bertanggungjawab untuk

mengembangkan komunikasi dinamis dan efektif di dalam organisasinya.

Komunikasi yang berkembang dalam komunikasi harus mengandung unsur 4C yaitu

singkat dan padat, lengkap, jelas, dan memiliki tujuan

Berdasarkan hasil wawancara yang telah di lakukan bahwa komunikasi yang

ada pada tim akreditasi sangat baik. Jika terjadi hambatan atau kendala dalam

menghadapi akreditasi selalu di diskusikan. Kegiatan rapat selalu dilakukan seminggu

sekali untuk memantau kegiatan serta berdiskusi untuk memperlancar kegiatan

akreditasi di RSUD Dr. R.M. Djoelham.

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, RSUD Dr. R. M Djoelham,

komunikasi sangat lah penting. Ada atau tidaknya kendala/hambatan direktur, ketua

akreditasi serta ketua tiap-tiap pokja selalu melakukan diskusi. Komunikasi

merupakan salah satu faktor penting yang ikut menentukan keberhasilan pencapaian

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


68

tujuan dari kesiapan RSUD Dr. R.M. Djoelham dalam menghadapi akreditasi rumah

sakit versi 2012.

5.2.2 Pelatihan

Menurut Manullang (2004) menyatakan bahwa pelatihan diartikan sebagai

imbalan kegiatan yang didesain untuk memperbaiki atau meningkatkan pengetahuan,

keterampilan dan sikap petugas yang bersangkutan lebih maju dalam melaksanakan

tugas tertentu.

Menurut Departemen Kesehatan (2008), dalam rangka pelaksanaan akreditasi

rumah sakit, telah disusun langkah-langkah pada fase persiapan dan fase

akreditasi.Kegiatan pada fase persiapan untuk tingkat rumah sakit dalam program

akreditasi akan meliputi hal-hal sebagai berikut :

a. Membentuk subkomite akreditasi di tingkat rumah sakit.

b. Mengikuti pelatihan-pelatihan tentang akreditasi yang diadakan baik oleh wilayah

maupun pusat.

c. Diseminasi informasi mengenai akreditasi kepada seluruh staf di rumah sakit.

d. Menyiapkan atau memenuhi standar.

Tenaga Kesehatan di Rumah Sakit Umum Daerah Dr. R.M. Djoelham sudah

ada yang mengikuti pelatihan, hanya saja jumlah SDM yang mengikutinya masih

sangat sedikit. Pelaksanaan pelatihan di RSUD Dr. R.M. Djoelham belum

dilaksanakan secara intensif dan berkala. Karena selama ini pelatihan yang diikuti

oleh beberapa tenaga kesehatan tersebut dibuat oleh Dinkes yang mengikutsertakan

tenaga kesehatan dari RSUD Dr. R.M. Djoelham.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


69

Bimbingan akreditasi merupakan proses pembinaan rumah sakit dalam rangka

meningkatkan kinerja dalam mempersiapkan survai akreditasi. Bimbingan akreditasi

dilakukan oleh pembimbing akreditasi dari lembaga independen pelaksana akreditasi

yang akan melakukan akreditasi (Permenkes RI No. 012 Tahun 2012).

Berdasarkan hasil wawancara yang telah di lakukan bahwa RSUD Dr. R.M.

Djoelham telah melakukan Survei Akreditasi dan bimbingan akreditasi oleh KARS,

melakukan seminar, workshop, pelatihan untuk masing-masing pokja. Agar akreditasi

RSUD Dr. R.M. Djoelham tercapainya akreditasi tingkat paripurna. seluruh kegiatan

pelatihan, bimbingan dan seminar yang dilakukan sudah sesuai dengan pedoman yang

diberikan oleh KARS. Serta RSUD Dr. R.M. Djoelham telah menunjukan anggotanya

untuk mengikutin bimbingan oleh KARS di jakarta.

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, RSUD Dr. R. M Djoelham

bahwa kesiapan RSUD Dr. R.M. Djoelham menghadapi akreditasi dengan melakukan

pelatihan-pelatihan, seminar dan bimbingan KARS sudah baik. Pelatihan-pelatihan

dan seminar yang dilakukan RSUD Dr. R.M. Djoelham bertujuan untuk

meningkatkan pengetahuan dan mendukung kegiatan persiapan akreditasi di RSUD

Dr. R.M. Djoelham. Serta tim KARS telah melakukan survei akreditasi di RSUD Dr.

R.M. Djoelham.

5.2.3 Dokumentasi Pelayanan

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


70

Dokumen akreditasi merupakan penting yang harus dipersiapkan oleh RSUD

Dr. R.M. Djoelham untuk dapat diakreditasi. Untuk itu, dalam melakukan

pendokumenan, dibutuhkan waktu yang tidak sebentar.

Menurut hasil wawancara mendalam yang dilakukan kepada narasumber, dapat

disimpulkan bahwa saat ini RSUD Dr. R.M. Djoelham telah siap untuk di akreditasi

karena Hasil pemenuhan standar dan elemen penilaian yang diminta dari 15 (lima

belas) bab yang dilakukan oleh 15 (lima belas) kelompok kerja RSUD Dr. R.M.

Djoelham sudah mencapai 80%.

Pada fase persiapan, standar-standar yang harus dipenuhi sebenarnya lebih

banyak menyangkut standar struktur dan proses. Yang dinilai dalam akreditasi ini

adalah “compliance” rumah sakit atas standar tersebut. Standar proses tentu lebih

terkait dengan kegiatan atau teknis keprofesian, juga bagaimana kegiatan tersebut

dikelola. Sebagai contoh, prosedur tetap atau SOP yang tertulis untuk suatu kegiatan

merupakan standar struktur, sedangkan bagaimana SOP tersebut dilaksanakan dalam

kegiatan pelayanan akan merupakan standar proses. Dengan demikian “compliance”

rumah sakit terhadap SOP bukan sekedar adanya SOP tertulis (dokumentasi), tetapi

apakah SOP tersebut telah dijalankan atau tidak (observasi langsung dan wawancara

serta dokumentasi) (Depkes, 2008).

Hasil pemenuhan standar dan elemen penilaian yang diminta dari 15 (lima

belas) bab yang dilakukan oleh 15 (lima belas) kelompok kerja sudah mencapai 80%.

Adapun penilaian mandiri (self assesment) RSUD Dr. R.M Djoelham adalah sebagai

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


71

berikut pada Bab I Sasaran Keselamatan Pasien Rumah Sakit (SKP) Hasil pemenuhan

standar dan elemen penilaian sudah Tercapai Penuh (TP) sebesar 62% dan yang

Tercapai Sebagian (TS) sebesar 19% maka total hasil pencapaian pemenuhan standar

dan elemen penilaian Bab I Sasaran Keselamatan Pasien Rumah Sakit (SKP) sebesar

81%, pada Bab II Hak Pasien dan Keluarga (HPK) Hasil pemenuhan standar dan

elemen penilaian sudah Tercapai Penuh (TP) sebesar 70% dan yang Tercapai

Sebagian (TS) sebesar 20% maka hasil pencapaian pemenuhan standar dan elemen

penilaian pada bab II Hak Pasien dan Keluarga (HPK) sebesar 90 %, pada Bab III

Pendidikan Pasien dan Keluarga (PPK) Hasil pemenuhan standar dan elemen

penilaian sudah Tercapai Penuh (TP) sebesar 40% dan yang Tercapai Sebagian

(TS) sebesar 40% maka hasil pencapaian pemenuhan standar dan elemen penilaian

pada bab III Pendidikan Pasien dan Keluarga (PPK) sebesar 80 %, pada Bab IV

Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien (PMKP) Hasil pemenuhan standar dan

elemen penilaian sudah Tercapai Penuh (TP) sebesar 51% dan yang Tercapai

Sebagian (TS) sebesar 30% maka hasil pencapaian pemenuhan standar dan elemen

penilaian pada Bab IV Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien (PMKP) sebesar

81 %, pada Bab V Millineum Development Goals (MDG’S) Hasil pemenuhan standar

dan elemen penilaian sudah Tercapai Penuh (TP) sebesar 60% dan yang Tercapai

Sebagian (TS) sebesar 25% maka hasil pencapaian pemenuhan standar dan elemen

penilaian pada Bab V Millineum Development Goals (MDG’S) sebesar 85 %, pada

Bab VI Akses ke Pelayanan dan Kontinuitas Pelayanan (APK) hasil pemenuhan

standar dan elemen penilaian sudah Tercapai Penuh (TP) sebesar 65,24% dan yang

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


72

Tercapai Sebagian (TS) sebesar 19,05% maka hasil pencapaian pemenuhan standar

dan elemen penilaian pada Bab VI Akses ke Pelayanan dan Kontinuitas Pelayanan

(APK) sebesar 84,29 %, pada Bab VII Assessmen Pasien (AP) hasil pemenuhan

standar dan elemen penilaian sudah Tercapai Penuh (TP) sebesar 50% dan yang

Tercapai Sebagian (TS) sebesar 30% maka hasil pencapaian pemenuhan standar dan

elemen penilaian pada Bab VII Assessmen Pasien (AP) sebesar 80 %, pada Bab VIII

Pelayanan Pasien (PP) hasil pemenuhan standar dan elemen penilaian sudah Tercapai

Penuh (TP) sebesar 70% dan yang Tercapai Sebagian (TS) sebesar 20% maka hasil

pencapaian pemenuhan standar dan elemen penilaian pada Bab VIII Pelayanan

Pasien (PP) sebesar 90 %, pada Bab IX Pelayanan Anestesi dan Bedah (PAB) hasil

pemenuhan standar dan elemen penilaian sudah Tercapai Penuh (TP) sebesar 50%

dan yang Tercapai Sebagian (TS) sebesar 31% maka hasil pencapaian pemenuhan

standar dan elemen penilaian pada Bab IX Pelayanan Anestesi dan Bedah (PAB)

sebesar 81 %, pada Bab X Manajemen dan Penggunaan Obat (MPO) hasil

pemenuhan standar dan elemen penilaian sudah Tercapai Penuh (TP) sebesar 50%

dan yang Tercapai Sebagian (TS) sebesar 30% maka hasil pencapaian pemenuhan

standar dan elemen penilaian pada Bab X Manajemen dan Penggunaan Obat (MPO)

sebesar 80 %, pada Bab XI Manajemen Komunikasi dan Informasi (MKI) hasil

pemenuhan standar dan elemen penilaian sudah Tercapai Penuh (TP) sebesar 60%

dan yang Tercapai Sebagian (TS) sebesar 20% maka hasil pencapaian pemenuhan

standar dan elemen penilaian pada Bab XI Manajemen Komunikasi dan Informasi

(MKI) sebesar 80 %, pada Bab XII Kualifikasi dan Pendidikan Staf (KPS) hasil

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


73

pemenuhan standar dan elemen penilaian sudah Tercapai Penuh (TP) sebesar 70%

dan yang Tercapai Sebagian (TS) sebesar 20% maka hasil pencapaian pemenuhan

standar dan elemen penilaian pada Bab XII Kualifikasi dan Pendidikan Staf (KPS)

sebesar 90 %, pada Bab XIII Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPI) hasil

pemenuhan standar dan elemen penilaian sudah Tercapai Penuh (TP) sebesar 60%

dan yang Tercapai Sebagian (TS) sebesar 30% maka hasil pencapaian pemenuhan

standar dan elemen penilaian pada Bab XIII Pencegahan dan Pengendalian Infeksi

(PPI) sebesar 90 %, pada Bab XIV Tata Kelola, Kepemimpinan, dan Pengarahan

(TKP) hasil pemenuhan standar dan elemen penilaian sudah Tercapai Penuh (TP)

sebesar 60% dan yang Tercapai Sebagian (TS) sebesar 20% maka hasil pencapaian

pemenuhan standar dan elemen penilaian pada Bab XIV Tata Kelola,

Kepemimpinan, dan Pengarahan (TKP) sebesar 80 %, dan pada Bab XV Manajemen

Fasilitas dan Keselamatan (MFK) hasil pemenuhan standar dan elemen penilaian

sudah Tercapai Penuh (TP) sebesar 50% dan yang Tercapai Sebagian (TS) sebesar

40% maka hasil pencapaian pemenuhan standar dan elemen penilaian pada Bab XV

Manajemen Fasilitas dan Keselamatan (MFK) sebesar 90 %.

Berdasarkan observasi yang dilakukan dokumentasi pelayanan di RSUD

Dr.R.M Djeolham sudah ada. Dokumentasi pelayanan tersebut berupa dokumen-

dokumen bimbingan KARS, dokumen serta bukti-bukti dilakukan nya seminar dan

pelatihan dan dokumen berupa laporan hasil rapat tim akreditasi RSUD Dr.R.M

Djeolham setiap kali dilakukan.dokumentasi pelayanan sangat lah penting untuk

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


74

menujang akreditasi RSUD Dr.R.M Djeolham.dokumentasi tersebut merupakan bukti

kegiatan dalam keseiapan akreditasi di RSUD Dr.R.M Djeolham.

5.3. Output

Output dari penelitian ini adalah Kesiapan menghadapi akreditasi berdasarkan

standar akreditasi versi 2012 di RSUD Dr.R.M Djeolham. Berdasarkan Kemenkes

(2011) tentang tingkat kelulusan dan kriteria ada 4 tingkatan yaitu tingkat dasar,

tingkat madya, tingkat Utama dan tingkat paripurna, Menurut Direktur, RSUD Dr.

R.M Djoelham sudah pernah melakukkan akreditasi versi 2007, tetapi sekarang

RSUD melakukan persiapan Akreditasi versi 2012, dan sekarang sudah pada tahap

Paripurna, dimana tingkat paripurna ini adalah tahap akhir untuk penilaian akreditasi.

Menurut Direktur Rumah sakit kesiapan akreditasi sudah mencapai 80 % dan

direncanakan akreditasi akan dilakukan Januari 2017 dengan target akreditasi

paripurna. Sesuai dengan KARS, 2012 yang menyatakan bahwa RS mendapat

sertifikat akreditasi tingkat paripurna bila setiap bab dari standar akreditasi rumah

sakit mempunyai nilai minimal 80%. dari penelitian ini diketahui bahwa RSUD Dr.

R.M Djoelham masih dalam proses persiapan akreditasi versi 2012.

Penyelenggaraan akreditasi nasional meliputi persiapan, bimbingan akreditasi,

pelaksaanan akreditasi dan kegiatan pasca akreditasi. Persiapan akreditasi meliputi

pemenuhan standar dan penilaian mandiri (self assesment). penilaian mandiri (self

assesment) merupakan proses penilaian penerapan standar pelayan rumah sakit

dengan menggunakan instrumen akreditasi. penilaian mandiri (self assesment)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


75

bertujuan untuk mengukur kesiapan dan kemampuan rumah sakit dalam rangka

survai akreditasi (Permenkes RI No. 012 Tahun 2012).

Standar Akreditasi Rumah Sakit Versi 2012 ini lebih berfokus pada pasien,

kuat pada process, output dan outcome dan kuat di implementasi. Berbeda dengan

Standar Akreditasi Rumah Sakit Versi 2007 yang berfokus pada provider, kuat pada

input / struktur dan lemah di implementasi.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

Berdasarkan penelitian yang dilakukan di RSUD Dr. R.M Djoelham tentang

Kesiapan Menghadapi Akreditasi Berdasarkan Standar Akreditasi Versi 2012 dapat

disimpulkan bahwa:

1. Masukan (input)

a. Tim Akreditasi RSUD Dr.R.M.Djoelham sudah ditetapkan sejak lama, namun

mengalami perubahan pada tangggal 2 November 2016, dan sudah teroganisir

dengan baik.

b. Sumber daya manusia di bidang IT(informatika teknologi) masih kurang.

c. Sarana dan prasarana untuk pokja Manajemen Penggunaan Obat dan pokja

Manajemen Fasilitas dan Keselamatan masih kurang yaitu gedung.

d. Seluruh pendanaan akreditasi diambil dari APBD kota binjai.

2. Proses

a. Komunikasi

Komunikasi yang dilakukan direktur RSUD Dr. R.M. Djoelham, ketua

akreditasi dan ketua pokja akreditasi RSUD Dr. R.M. Djoelham sudah terjalin

sangat baik. Komunikasi yang dilakukan berupa rapat dan diskusi.

76

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


77

b. Pelatihan

kesiapan RSUD Dr. R.M. Djoelham menghadapi akreditasi dengan

melakukan pelatihan-pelatihan, seminar dan bimbingan KARS sudah baik.

Pelatihan-pelatihan dan seminar yang dilakukan RSUD Dr. R.M. Djoelham

bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan mendukung kegiatan

persiapan akreditasi di RSUD Dr. R.M. Djoelham.

c. Dokumentasi Pelayanan

Hasil pemenuhan standar dan elemen penilaian yang diminta dari 15 (lima

belas) bab yang dilakukan oleh 15 (lima belas) kelompok kerja sudah

mencapai 80%. Adapun penilaian mandiri (self assesment) RSUD Dr. R.M

Djoelham adalah sebagai berikut pada

i. hasil pencapaian pemenuhan standar dan elemen penilaian Bab I

Sasaran Keselamatan Pasien Rumah Sakit (SKP) sebesar 81%,

ii. hasil pencapaian pemenuhan standar dan elemen penilaian pada bab II

Hak Pasien dan Keluarga (HPK) sebesar 90 %,

iii. hasil pencapaian pemenuhan standar dan elemen penilaian pada bab

III Pendidikan Pasien dan Keluarga (PPK) sebesar 80 %,

iv. hasil pencapaian pemenuhan standar dan elemen penilaian pada Bab

IV Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien (PMKP) sebesar 81 %,

v. hasil pencapaian pemenuhan standar dan elemen penilaian pada Bab

V Millineum Development Goals (MDG’S) sebesar 85 %,

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


78

vi. hasil pencapaian pemenuhan standar dan elemen penilaian pada Bab

VI Akses ke Pelayanan dan Kontinuitas Pelayanan (APK) sebesar

84,29 %,

vii. hasil pencapaian pemenuhan standar dan elemen penilaian pada Bab

VII Assessmen Pasien (AP) sebesar 80 %,

viii. hasil pencapaian pemenuhan standar dan elemen penilaian pada Bab

VIII Pelayanan Pasien (PP) sebesar 90 %,

ix. hasil pencapaian pemenuhan standar dan elemen penilaian pada Bab

IX Pelayanan Anestesi dan Bedah (PAB) sebesar 81 %,

x. hasil pencapaian pemenuhan standar dan elemen penilaian pada Bab

X Manajemen dan Penggunaan Obat (MPO) sebesar 80 %,

xi. hasil pencapaian pemenuhan standar dan elemen penilaian pada Bab

XI Manajemen Komunikasi dan Informasi (MKI) sebesar 80 %,

xii. hasil pencapaian pemenuhan standar dan elemen penilaian pada Bab

XII Kualifikasi dan Pendidikan Staf (KPS) sebesar 90 %,

xiii. hasil pencapaian pemenuhan standar dan elemen penilaian pada Bab

XIII Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPI) sebesar 90 %,

xiv. hasil pencapaian pemenuhan standar dan elemen penilaian pada Bab

XIV Tata Kelola, Kepemimpinan, dan Pengarahan (TKP) sebesar 80

%,

xv. hasil pencapaian pemenuhan standar dan elemen penilaian pada Bab

XV Manajemen Fasilitas dan Keselamatan (MFK) sebesar 90 %.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


79

3. Kesiapan akreditasi RSUD Dr.R.M.Djoelham telah mencapai 80% dan RSUD


Dr.R.M.Djoelham akan mengikuti akreditasi, yang telah dijadwalkan pada bulan
maret 2017.

6.2 Saran

1. Kepada Direktur RSUD Dr.R.M.Djoelham untuk:

a. Meningkatkan peranya dalam penyediaan sarana dan prasarana yang belum

memadai.

b. Menginstruksikan kepada Tim Akreditasi membenahi dokumen pelayanan.

c. Mensosialisasikan kualitas SDM kepada seluruh pokja.

2. Kepada Tim Akreditasi Rumah Sakit di RSUD Dr. R.M. Djoelham untuk:

a. Segera membenahi dokumen pelayanan.

b. Melakukan pelatihan untuk SDM terkait akreditasi versi 2012.

c. Melakukan evaluasi berkala terhadap program-program akreditasi rumah sakit

versi 2012

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


DAFTAR PUSTAKA

Agustino, Leo. 2006. Dasar-Dasar Kebijakan Publik. Bandung: CV. Alfabeta.


Bustami.2011.Penjaminan Mutu Pelayanan Kesehatan & Akseptabilitasnya. Jakarta:
Erlangga.

Cecep, 2012. Perizinan dan Akreditasi Rumah Sakit Sebuah Kajian Hukum Kesehatan.
Yogyakarta: Nuha Medika.
Departemen Kesehatan RI, 2008, Pedoman Akreditasi Rumah Sakit Indonesia. Direktorat
Jenderal Bina Pelayanan Medik, Komisi Akreditasi Rumah Sakit, Jakarta.
Indriani, ririn astika, 2014. Pelaksanaa Program Diare di Puskesmas Medan Deli
Kecamatan Medan Deli Tahun 2014. Universitas Sumatera Utara (USU). Skripsi.
Kementerian Kesehatan RI dan Komisi Akreditasi (KARS), 2011. Standar Akreditasi
Rumah Sakit. Direktorat Jenderal Bina Upaya Kesehatan, Jakarta.
Komisi Akreditasi Rumah Sakit (KARS).2012. Panduan Survei, Jakarta.
Manullang, 2008, Dasar-Dasar Manajemen. Yogyakarta: Ghalia Indonesia (GI).
Moleong, Lexy, J.,2010. Metodologi Penelitian Kuantitatif, Bandung : Remaja Rosdakarya
Muninjaya, A.A. Gde. 2011. Manajemen Kesehatan. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran
EGC.
Nugroho, Riant. 2012. Public Policy. Jakarta: PT. Gramedia.
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 012 Tahun 2012 Tertanggal 15
Maret 2012 tentang Akreditasi Rumah Sakit, Jakarta : Kementerian Kesehatan.
, Nomor 56 Tahun 2014 Tertanggal 18 Agustus 2014 tentang Klasifikasi
Rumah Sakit, Jakarta : Kementerian Kesehatan.
, Nomor 417/ Menkes/Per/II/2011 tentang Komisi Akreditasi Rumah Sakit.
Jakarta: Kementerian Kesehatan.
, Nomor 428/Menkes/SK/XII/2012 tertanggal 7 Desember 2012 tentang
Penetapan Lembaga Independen Pelaksana Akreditasi Rumah Sakit di Indonesia.
Jakarta : Kementerian Kesehatan.
, Nomor 659/ Menkes/ Per/VIII/2009 tertanggal 14 Agustus 2009 tentang
Rumah Sakit Indonesia Kelas Dunia. Jakarta : Kementerian Kesehatan.
Undang-undang Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2009 Tertanggal 28 Oktober 2009
tentang Rumah Sakit.

80

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Lampiran 1

PEDOMAN WAWANCARA ANALISIS KESIAPAN MENGHADAPI


AKREDITASI BERDASARKAN STANDAR AKREDITASI VERSI 2012 DI
RSUD DR.R.M.DJOELHAM BINJAI TAHUN 2016

I. Identitas Informan
Nama :
Umur :
Jenis Kelamin :
Pendidikan Terkahir :
Asal Instansi :
Tanggal Wawancara :
II. Daftar Pertanyaan
A. Pertanyaan untuk Kepala RSUD Dr.R.M.Djoelham Binjai
1. Apakah pengertian dari akreditasi rumah sakit versi 2012?
2. Apakah RSUD Dr. R.M Djoelham Sudah melakukan Akreditasi
Versi 2012?
3. Apakah ada kebijakan yang dilakukan oleh Direktur terhadap
pelaksanaan kesiapan akreditasi versi 2012? (Kalau ada, sebutkan)
4. Sudah sampai sejauhmana yang telah dilakukan rumah sakit dalam
kesiapan menghadapi akreditasi?
5. Darimana sumber dana akreditasi rumah sakit? (Sudah cukup kah?)
6. Bagaimana koordinasi antara direktur dengan tim akreditasi?
7. Apakah dilakukan monitoring?
8. Apakah dilakukkan evaluasi?
9. Apa kendala dalam menghadapi akreditasi rumah sakit?
10. Apa solusi dalam menghadapi kendala tersebut?
11. Apa harapan anda terhadap rumah sakit setelah selesai melakukan
akredtasi?
B. Petanyaan untuk Ketua Tim Akreditasi RSUD Dr.R.M.Djoelham
Binjai
1. Apakah pengertian Akreditasi Rumah Sakit Versi 2012?

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


2. Apakah ada koordinasi dari Direktur terkait dengan pelaksanaan
kesiapan menghadapi Akreditasi rumah sakit versi 2012?
3. Apa tugas anda sebagai ketua akreditasi rumah sakit?
4. Apakah anda melakukan monitoring?
5. Apakah anda melakukan evaluasi?
6. Apakah ada kooordinasi dengan Direktur dan anggota tim
akreditasi?
7. Apa kendala dalam kesiapan mengahadapi akreditasi rumah sakit?
8. Bagaimana solusi dalam menghadapi akreditasi rumah sakit?
9. Apa harapan anda setelah rumah sakit melakukan akreditasi?
C. Pertanyaan untuk Ketua Pokja Sasaran Keselamatan Pasien Rumah
Sakit
1. Apa pengertian Akreditasi Versi 2012?
2. Apakah yang Anda lakukan dalam mengahadapi akreditasi versi 2012?
3. Apakah ada koordinasi antara Pokja dan Ketua Akreditasi serta
Direktur?
4. Apakah kendala dalam menghadapi Akreditasi Rumah Sakit?
5. Apakah Solusi dalam menghadapi Akreditasi tersebut?
D. Pertanyaan untuk Ketua Pokja Hak Pasien dan Keluarga
1. Apa pengertian Akreditasi Versi 2012?
2. Apakah yang Anda lakukan dalam mengahadapi akreditasi versi 2012?
3. Apakah ada koordinasi antara Pokja dan Ketua Akreditasi serta
Direktur?
4. Apakah kendala dalam menghadapi Akreditasi Rumah Sakit?
5. Apakah Solusi dalam menghadapi Akreditasi tersebut?
E. Pertanyaan untuk Ketua Pokja Pendidikan Pasien dan Keluarga
1. Apa pengertian Akreditasi Versi 2012?
2. Apakah yang Anda lakukan dalam mengahadapi akreditasi versi 2012?
3. Apakah ada koordinasi antara Pokja dan Ketua Akreditasi serta
Direktur?
4. Apakah kendala dalam menghadapi Akreditasi Rumah Sakit?
5. Apakah Solusi dalam menghadapi Akreditasi tersebut?

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


F. Pertanyaan untuk Ketua Pokja Peningkatan Mutu dan Keselamatan
Pasien
1. Apa pengertian Akreditasi Versi 2012?
2. Apakah yang Anda lakukan dalam mengahadapi akreditasi versi 2012?
3. Apakah ada koordinasi antara Pokja dan Ketua Akreditasi serta
Direktur?
4. Apakah kendala dalam menghadapi Akreditasi Rumah Sakit?
5. Apakah Solusi dalam menghadapi Akreditasi tersebut?
G. Pertanyaan untuk Ketua Pokja Millenium Developmen Goal’s
1. Apa pengertian Akreditasi Versi 2012?
2. Apakah yang Anda lakukan dalam mengahadapi akreditasi versi 2012?
3. Apakah ada koordinasi antara Pokja dan Ketua Akreditasi serta
Direktur?
4. Apakah kendala dalam menghadapi Akreditasi Rumah Sakit?
5. Apakah Solusi dalam menghadapi Akreditasi tersebut?
H. Pertanyaan untuk Ketua Pokja Sasaran Keselamatan Pasien Rumah
Sakit
1. Apa pengertian Akreditasi Versi 2012?
2. Apakah yang Anda lakukan dalam mengahadapi akreditasi versi 2012?
3. Apakah ada koordinasi antara Pokja dan Ketua Akreditasi serta
Direktur?
4. Apakah kendala dalam menghadapi Akreditasi Rumah Sakit?
5. Apakah Solusi dalam menghadapi Akreditasi tersebut?
I. Pertanyaan untuk Ketua Pokja Akses ke Pelayanan dan Kontinuitas
Pelayanan
1. Apa pengertian Akreditasi Versi 2012?
2. Apakah yang Anda lakukan dalam mengahadapi akreditasi versi 2012?
3. Apakah ada koordinasi antara Pokja dan Ketua Akreditasi serta
Direktur?
4. Apakah kendala dalam menghadapi Akreditasi Rumah Sakit?
5. Apakah Solusi dalam menghadapi Akreditasi tersebut?
J. Pertanyaan untuk Ketua Pokja Assessmen dan Kontinuitas Pelayanan
1. Apa pengertian Akreditasi Versi 2012?
2. Apakah yang Anda lakukan dalam mengahadapi akreditasi versi 2012?

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


3. Apakah ada koordinasi antara Pokja dan Ketua Akreditasi serta
Direktur?
4. Apakah kendala dalam menghadapi Akreditasi Rumah Sakit?
5. Apakah Solusi dalam menghadapi Akreditasi tersebut?
K. Pertanyaan untuk Ketua Pokja Pelayanan Pasien
1. Apa pengertian Akreditasi Versi 2012?
2. Apakah yang Anda lakukan dalam mengahadapi akreditasi versi 2012?
3. Apakah ada koordinasi antara Pokja dan Ketua Akreditasi serta
Direktur?
4. Apakah kendala dalam menghadapi Akreditasi Rumah Sakit?
5. Apakah Solusi dalam menghadapi Akreditasi tersebut?
L. Pertanyaan untuk Ketua Pokja Pelayanan Anastesi dan Bedah
1. Apa pengertian Akreditasi Versi 2012?
2. Apakah yang Anda lakukan dalam mengahadapi akreditasi versi 2012?
3. Apakah ada koordinasi antara Pokja dan Ketua Akreditasi serta
Direktur?
4. Apakah kendala dalam menghadapi Akreditasi Rumah Sakit?
5. Apakah Solusi dalam menghadapi Akreditasi tersebut?
M. Pertanyaan untuk Ketua Pokja Manajemen dan Penggunaan Obat
1. Apa pengertian Akreditasi Versi 2012?
2. Apakah yang Anda lakukan dalam mengahadapi akreditasi versi 2012?
3. Apakah ada koordinasi antara Pokja dan Ketua Akreditasi serta
Direktur?
4. Apakah kendala dalam menghadapi Akreditasi Rumah Sakit?
5. Apakah Solusi dalam menghadapi Akreditasi tersebut?
N. Pertanyaan untuk Ketua Pokja Manajemen Komunikasi dan Informasi
1. Apa pengertian Akreditasi Versi 2012?
2. Apakah yang Anda lakukan dalam mengahadapi akreditasi versi 2012?
3. Apakah ada koordinasi antara Pokja dan Ketua Akreditasi serta
Direktur?
4. Apakah kendala dalam menghadapi Akreditasi Rumah Sakit?
5. Apakah Solusi dalam menghadapi Akreditasi tersebut?

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


O. Petanyaan untuk Ketua Pokja Kualifikasi dan Pendidikan Staf
1. Apa pengertian Akreditasi Versi 2012?
2. Apakah yang Anda lakukan dalam mengahadapi akreditasi versi 2012?
3. Apakah ada koordinasi antara Pokja dan Ketua Akreditasi serta
Direktur?
4. Apakah kendala dalam menghadapi Akreditasi Rumah Sakit?
5. Apakah Solusi dalam menghadapi Akreditasi tersebut?

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


PEMERINTAH KOTA BINJAI
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH Dr. RM. DJOELHAM
(AKREDITASI DEPKES RI NOMOR : YM.01.10/III/3139/09 TGL 13 AGUSTUS
2009)
Jln. Sultan Hasanuddin No. 9
Telp. (061) 8821372 Faks 061-8830461 Kode Pos 20713
B I N J A I

KEPUTUSAN DIREKTUR

RUMAH SAKIT UMUM DAERAH Dr. RM. DJOELHAM BINJAI

NOMOR :

TENTANG

PERUBAHAN PERTAMA SUSUNAN KEANGGOTAAN KOMITE AKREDITASI


RUMAH SAKIT UMUM DAERAH Dr. RM. DJOELHAM BINJAI

TAHUN ANGGARAN 2016

DIREKTUR

RUMAH SAKIT UMUM DAERAH Dr. RM. DJOELHAM BINJAI,

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Menimbang : a. bahwa untuk memenuhi ketentuan Peraturan
Menteri Kesehatan Nomor 021 Tahun 2012
tentang Akreditasi Rumah Sakit;

b. bahwa dalam upaya untuk meningkatkan mutu


pelayanan rumah sakit dan keselamatan pasien
serta meningkatkan perlindungan bagi pasien,
masyarakat dan petugas rumah sakit;

c. bahwa untuk pelaksanaan kegiatan sebagaimana


yang dimaksud dalam huruf a dan b terdapat
penetapan Susunan Keanggotaan Komite
Akreditasi yang tidak sesuai dengan tugas pokok
dan fungsi sehingga perlu ditetapkan kembali
Susunan Keanggotaan Komite Akreditasi;

d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana


dimaksud dalam huruf a, b, dan c dilakukan
perubahan atas Keputusan Direktur Rumah Sakit
Umum Daerah Dr. RM. Djoelham Binjai Nomor
445 – 001 Tahun 2016 tentang Susunan
Keanggotaan Komite Akreditasi Rumah Sakit
Umum Daerah Dr. RM. Djoelham Binjai di Rumah
Sakit Umum Daerah Dr. RM. Djoelham Binjai.

Mengingat : 1. Undang – Undang Darurat Nomor 9 Tahun 1956


tentang Pembentukan Daerah Otonom Kota-Kota
Kecil dalam Lingkungan Daerah Propinsi Sumtera
Utara (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 1956 Nomor 60, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 1092);

2. Undang-Undang …
2. Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang
Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437)
sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir
dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008
Tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang
Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah daerah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008
Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4844);

3. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang


Pelayanan Publik (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2009 Nomor 112, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
5063);

4. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang


Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2009 Nomor 144, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5063);

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


5. Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang
Rumah Sakit (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2009 Nomor 153, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
5072);

6. Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007


tentang Organisasi Perangkat Daerah (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 89,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4741);

7. Keputusan Presiden Nomor 40 Tahun 2001


tentang Pedoman Kelembagaan dan Pengelolaan
Rumah Sakit Umum daerah;

8. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 436 Tahun


1998 tentang Standar Pelayanan Rumah Sakit dan
Standar Pelayanan Medis Rumah Sakit;

9. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor


417/Menkes/PER/II/2011 tentang Komite
Akreditasi Rumah Sakit;

10. Peraturan Daerah Kotamadya Daerah Tingkat II


Binjai Nomor 4 Tahun 1989 Tentang Nama Rumah
Sakit Umum Daerah Tingkat II Kotamadya Binjai;

11. Peraturan …
11. Peraturan Daerah Kota Binjai Nomor 16 Tahun
2011 tentang Organisasi dan Tata Kerja Lembaga
Teknis Daerah Kota Binjai (Lembaran Daerah Kota
Binjai tahun 2011 Nomor 16, tambahan Lembaran
Daerah Kota Binjai Nomor 13);

12. Peraturan Walikota Binjai Nomor 27 Tahun 2012


tentang Rincian Tugas Pokok dan Fungsi Rumah
Sakit Umum Daerah Dr R.M. Djoelham Binjai
(Berita Daerah Kota Binjai Tahun 2012 Nomor 27);

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


MEMUTUSKAN:

Menetapkan : KEPUTUSAN DIREKTUR TENTANG PERUBAHAN


PERTAMA SUSUNAN KEANGGOTAAN KOMITE
AKREDITASI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH Dr.
RM. DJOELHAM BINJAI TAHUN ANGGARAN 2016

KESATU : Membuat Perubahan Pertama Susunan Keanggotaan


Komite Akreditasi Rumah Sakit Umum Daerah Dr.
RM. Djoelham Binjai Tahun Anggaran 2016;

KEDUA : Nama – Nama tersebut dalam Lampiran pada Surat


Keputusan ini sebagai Anggota Komite Akreditasi
mempunyai Tugas sebagai berikut :
1. Menyusun, Mengevaluasi, Menyempurnakan
Dokumen Dan Mensosialisasikan serta
Mengimplementasikan Dokumen 15 Pokja
Akreditasi Rumah Sakit;
2. Melakukan Self Assessment, Komunikasi
Informasi dan Edukasi Serta Koordinasi tentang
Program Akreditasi Rumah Sakit yang meliputi
Pokja-Pokja :
1) Sasaran Keselamatan Pasien (SKP)
2) Hak Pasien dan Keluarga (HPK)
3) Pendidikan Pasien dan Keluarga (PPK)
4) Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien
(PMKP)
5) Milleneum Development Goals (MDG’s)
6) Akses Pelayanan dan Kontinuitas Pelayanan
(APK)
7) Assemen Pasien (AP)
8) Pelayanan Pasien (PP)
9) Pelayanan Anastesi dan Bedah (PAB)
10) Manajemen dan Penggunaan Obat (MPO)
11) Manajemen Komunikasi dan Informasi (MKI)
12) Kualifikasi dan Pendidikan Staf (KPS)
13) Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPI)
14) Tata Kelola, Kepemimpinan, dan Pengarahan
(TKP)
15) Manajemen Fasilitas dan Keselamatan (MFK)

KETIGA ...
KETIGA : Segala biaya yang timbul akibat ditetapkannya
Keputusan ini dibebankan kepada Anggaran
Pendapatan Dan Belanja Daerah Rumah Sakit Umum
Daerah Dr. RM. Djoelham Binjai dan Dana Alokasi
Khusus (DAK) Bidang Kesehatan Tahun Anggaran
2016;

KEEMPAT : Keputusan ini mulai berlaku Oktober 2016;

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


KELIMA : Demikian Surat Keputusan ini diperbuat, dan apabila
terdapat kekeliruan didalam penetapan Surat
Keputusan ini maka akan diadakan perbaikan
sebagaimana mestinya.

Ditetapkan di : Binjai

Pada Tanggal : Oktober 2016

DIREKTUR

RUMAH SAKIT UMUM DAERAH

Dr. RM. DJOELHAM BINJAI

MAHANIARI MANALU

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


LAMPIRAN KEPUTUSAN DIREKTUR

RUMAH SAKIT UMUM DAERAH

Dr. RM. DJOELHAM BINJAI

NOMOR :

TANGGAL : OKTOBER 2016

TENTANG : PERUBAHAN PERTAMA

SUSUNAN KEANGGOTAAN

KOMITE AKREDITASI
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH
Dr. RM. DJOELHAM BINJAI

TAHUN ANGGARAN 2016

PERUBAHAN PERTAMA

SUSUNAN KEANGGOTAAN KOMITE AKREDITASI

RUMAH SAKIT UMUM DAERAH Dr. RM. DJOELHAM BINJAI

TAHUN 2016

Penanggung Jawab : Direktur RSUD Dr. RM. Djoelham Binjai

Ketua : Dr. A. M. Setia Putra, Sp. PD, KIC

Sekretaris I : Dr. Listia Pristiti Milva

Sekretaris II : Dr. Melda Sari Tarigan

Operator I : Theresia Alce Sihombing, S.Kep, Ners

Operator II : Tika Juleiva Poerba, SKM

Pokja – Pokja :

1) Sasaran Keselamatan Pasien (SKP)


Ketua : Nanarita Tarigan, S.Kep, Ners, M. Kep

Sekretaris : Iwan Syahputra Siagian, AMK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Anggota :
1. Drg. Anna Mardhia
2. Simon Sinaga, SKM
3. Tuhu, S.Kep, Ners
4. Zulkarnain, S.Kep, Ners
5. Berti, S.Kep, Ners
6. Rayder Thalina, S. Kep, Ners
7. Indah Sri Elvita, S.Farm, Apt
8. Amalia Pratiwi, S.Farm, Apt
9. Elmira Deviana, S.Kep, Ners
10. Desi Limarni
11. Ratna Mandasari, A.Mf
12. Nur Asni
13. Rahmawati D
14. Dewi Marina Katalena Sidabutar
15. Juliana, S.Si
16. M. Fadli Erlangga
17. Daniel Hutapea, S.Kep, Ners

2) Hak Pasien dan Keluarga (HPK)


Ketua : Dr. Putri Liyoni Suci

Sekretaris : Siti Aisah


Anggota :
1. Dr. Merry Pamudji
2. Ainul Nurhijjah Nurdin, SE
3. Rospida Br. Ginting, AMd.Far
4. Eli Erna, S.Kep, Ners
5. Wandawita Br. Sitompul, S.Kep
6. Dormian Eko Ririn Simanjuntak,S.Kep, Ners
7. Nurhadani
8. Erni Juniar, A.Md.Kep
9. Kristinawati, AMK
10. Vidiya Asita Asiana, AM. Keb
11. Zunita Hafni, SKM. M.Kes
12. Reni M. Lirista Sinaga, SKM

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


3) Pendidikan Pasien dan Keluarga (PPK)
Ketua : Andriyani, SKM

Sekretaris : Teti Armiyanti, S.Kep, Ners


Anggota :
1. Drs. H. Agusmanto, S.Kep, Ners
2. Dr. Alfred Trimulfa Situmorang, Sp. PD
3. Dr. Rahmi
4. Reni M. Lirista Sinaga, SKM
5. Rohani Berutu, S.Si, Apt
6. Ferawati Purba, S.SiT
7. Halimah Mirdawani, S.Kep
8. Eva Julinda Br. Sitopu, S.Kep, Ners
9. Lenny Oktavia, S.Kep
10. Sriani, AMK

4) Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien (PMKP)


Ketua : Mardiana, SE, MM
Sekretaris : Dr. John Barnes Manihuruk
Anggota :
1. Dr. Heri Hendri, Sp.PD
2. Dr. David Immanuel Tambun, Sp.B
3. Dr. Julia Evalina Ginting, Sp.S
4. Dr. Mennaita Sembiring Meliala, M. Kes
5. Dr. Budi Andri Ferdian, Sp.A
6. Dr. Suliarni, Sp.PK
7. Dr. Romy Ananda Lukman
8. Dr. Dedy Asmara Harahap
9. Dr. Anggri Mutia
10. Triyanti Saputri, S.Sos
11. Nana Rita Tarigan, S.Kep, Ners
12. Muhammad Sofyan
13. Agus Priyono
14. Bambang Azis Silalahi, S.IP

5) Management Development Goals (MDG’s)


Ketua : Dr. Eka Handayani Sp.OG

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Sekretaris : Drg. Nterem Ginting

Anggota :
1. Dr. Marlina Jumrakh Sp. A
2. Dr. Edyan Pinem Sp. PD
3. Dr. Khalid Huda Sagala, Sp.PD
4. Dr. Muntasir Sp. P
5. Sri Fuji Rahayu, AM. Keb
6. Eva Kasviana Tarigan, S. ST
7. Kristina Natalia Sembiring
8. Mariance Elisabet Sitorus, AM.Keb
9. Apni Kartika Pangaribuan, S.ST
10. Sri Sumiati, S. Kep, Ners
11. Ayusta Darma. S. Kep, Ners
12. Nuriani Bangun, Amk

6) Akses Pelayanan dan Kontinuitas Pelayanan (APK)


Ketua : Dr. Dirkamsyah
Sekretaris : Nina Rally, AM.Keb
Anggota :
1. Dr. RD. Dewi Amalia
2. Dr. Sita Annisa Harli Siregar
3. Rasmi Perangin-Angin, S.Kep, Ners
4. Muliana, S. Kep
5. Mayda Safrina Ahmad, S.Kep, Ners
6. Dewi Astina, S. Kep, Ners
7. Yuni Anavika, S. Kep
8. Abdy Ardani
9. Fitri Sari Dewi
10. Rismeni Saragih, S.ST
11. Efal Khairil, S.Kep
12. Ayusta Dharma, S.Kep, Ners

7) Assesmen Pasien (AP)


Ketua : Dr. Heri Hendri, Sp.PD
Sekretaris : Elvina Ginting, S.Kep, Ners

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Anggota :
1. Dr. Irma Tabrani Sp. P
2. Dr. Suliarni, Sp.PK
3. Dr. Nova Sabrina Lubis
4. Kristina, S.Kep, Ners
5. Muhammad Khairad, S.ST
6. Juniar, A.MAK
7. Dinawati, AMK
8. Efal Khairil, S.Kep
9. Emma Astria Rangkuti, A.MR
10. Esti Sumiratsih
11. Desy Bajora Siregar, A.MK
12. Arlia Utami Arja, AM. Keb
8) Pelayanan Pasien (PP)
Ketua : Dr. Mennaita Meliala, M.Kes
Sekretaris : Dr. Anggri Mutia
Anggota :
1. Dr. Nuryanti, Sp. PK
2. Dr. Tut Wuri Handayani, Sp.PK
3. Dr. Silvy Agustina Hasibuan, Sp.KJ
4. Dr. Putri Purwaningrum
5. Dr. Asima Romauli
6. Teti Armiyanti, S.Kep, Ners
7. Tukinem, S.Kep, Ners
8. Dormian Eko Ririn Simanjuntak,S.Kep,Ners
9. David Ginting, S.Farm, Apt
10. Steffany Yulia, A.Md
11. Elia Mashuri, S.ST
12. Junita Surbakti, S.Kep
13. Beybi Triana Halim
14. Keristina Br. Ginting, S.Kep, Ners
15. Wandawita Br. Sitompul, S. Kep
16. Nur Kumala Dewi Br. Sitepu
17. Rahmawati D

9) Pelayanan Anastesi dan Bedah (PAB)


Ketua : Dr. David Immanuel Tambun, Sp.B

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Sekretaris : Bambang Hermansyah, S.Kep, Ners
Anggota :
1. Dr. Ronie Putra Daniel, Sp. An
2. Dr. Tengku Zulfa
3. Ali Mursal Harahap, S.Kep, Ners
4. Arista Karo-Karo, S.Kep, Ners
5. Yenni Astuti Br. Barus, S.Kep, Ners
6. Hendri Bangun, S.Kep, Ners
7. Heri Andianas Tarigan, AMK
8. Marida, S.Kep, Ners
9. Ribudi K. S., S.Kep, Ners

10) Manajemen Penggunaan Obat (MPO)


Ketua : Dwi Rina Yulanda, S. Farm, Apt
Sekretaris : Ruth Sufari Mariganto, S.Farm, Apt
Anggota :
1. David Ginting, S.Farm, Apt
2. Amalia Pratiwi, S.Farm, Apt
3. Marida, S.Kep
4. Dr. David, Sp.B (SMF Bedah)
5. Dr. Julia Sp.S (SMF Saraf)
6. Dr. Ronie Putra Daniel, Sp.An (SMF Anastesi)
7. Dr. Frans, Sp. OT (SMF Orthopedi)
8. Dr. Muntasir, Sp.P (SMF Paru)
9. Dr. Khalid Huda, Sp.PD (SMF Penyakit Dalam)
10. Dr. Eka Handayani, Sp.OG (SMF Obgyn)
11. Dr. Ervina, Sp.KK (SMF Kulit Kelamin)
12. Dr. Oryza Sativa, Sp.M (SMF Mata)
13. Dr. Rita Pohan, Sp.PA (SMF Patologi Anatomi)
14. Dr. Juliamor Sp.Rad (SMF Radiologi)
15. Dr. Suliarni Sp.PK (SMF Patologi Klinik)
16. Dr. Tut Wuri Handayani, Sp.PK (Instalasi UTD)
17. Dr. Silvi A.Hasibuan, Sp.KJ (SMF Psikiatri)
18. Dr. Budi Andri Ferdian, Sp.A
19. Drg. Anna Mardhia (SMF Gigi)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


11) Manajemen Komunikasi dan Informasi (MKI)
Ketua : Dr. Romy Ananda Lukman

Sekretaris : Giyatno

Anggota :
1. Purnama Raya Siregar, S.Sos
2. Jubaidah Simanjuntak
3. Rozana, A.MRo
4. Salminawati Ginting, S.Kep, Ners
5. Yuli Yersi, S.Kep, Ners
6. Rubini
7. Nora Agustina Pasaribu, AMK
8. Agustina Sebayang, SH
9. Zulfadhli Harahap
12) Kualifikasi dan Pendidikan Staf (KPS)
Ketua : Ir. Darianto Bangun, M. Si
Sekretaris : Herta Lamria
Anggota :
1. Drg. Edison Pangaribuan
2. Dr. Abdi Gunawan, Sp.B
3. Dra. Hj. Deliana
4. Nanarita Tarigan, S.Kep, Ners, M. Kep
5. Juliana, S.Si
6. Sandro Varade Purba, SKM
7. Masniar Siregar, Amd. An.Kes
8. Sandra Dewi, A.Mf
9. Lisbeth Roselina Samosir
10. Hasraieni Salta, SKM
11. Ema Murniati, A.Md

13) Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPI)


Ketua : Dr. Budi Andri Ferdian, Sp. A

Sekretaris : Imelda Dewi Sinulingga, S.Kep (IPCN)


Anggota :

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


1. Dr. David, Sp.B (SMF Bedah)
2. Dr. Julia Sp.S (SMF Saraf)
3. Dr. Ronie Putra Daniel, Sp.An (SMF Anastesi)
4. Dr. Frans, Sp. OT (SMF Orthopedi)
5. Dr. Muntasir, Sp.P (SMF Paru)
6. Dr. Edyan Pinem, Sp.PD (SMF Penyakit Dalam)
7. Dr. Suliarni, Sp. PK (Instalasi Laboratorium)
8. Dr. Eka Handayani, Sp.OG (SMF Obgyn)
9. Dr. Ervina, Sp.KK (SMF Kulit Kelamin)
10. Dr. Oryza Sativa, Sp.M (SMF Mata)
11. Dr. Rita Pohan, Sp.PA (SMF Patologi Anatomi)
12. Dr. Juliamor Sp.Rad (SMF Radiologi)
13. Dr. Tut Wuri Handayani, Sp.PK (Instalasi UTD)
14. Dr. Silvi A.Hasibuan, Sp.KJ (SMF Psikiatri)
15. Drg. Anna Mardhia (SMF Gigi)
16. Dr. Nike Elisa Harahap

17. Safrida Caniago, S.Kep (IPCN)


18. Theresia Alce Sihombing, S.Kep, Ners
19. Lisnaini Br. Ginting, SKM
20. Yuliardi, SKM
21. Henik Handayani, SKM
22. Fitriana Saragih, SKM
23. Ferawati Purba, S.SiT
24. Rina Diana Br. Sihombing, AM.KL
25. Rumondang Antar Natiar Pasaribu
26. Mariati M, S.Kep, Ners
27. Asdi Arwansyah Batubara
28. Juliani Bangun, SKM
29. Beybi Triana Halim
30. Lisbeth Angkat, AMd.Far
31. Zarwaini, SKM
32. Wandawita br. Sitompul, S.Kep
33. Seluruh Kepala Ruangan/Poli (IPCLN)
34. Rulihantoni Barus
35. Irma

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


14) Tata Kelola, Kepemimpinan, dan Pengarahan (TKP)
Ketua : Triyanti Saputri, S.Sos
Sekretaris : Samania Tanjung, SKM
Anggota :
1. Seluruh Kabid/Kabag
2. Aswita, S.Kep
3. Wandawita Br. Sitompul, S.Kep
4. Sri Wahyuni Novalina, S.Sos
5. Agus Priyono
6. Puput Lismana Dewi, S. Kep
7. Mayasari, SE
8. Ismatul Hidayah

15) Manajemen Fasilitas dan Keselamatan (MFK)


Ketua : Dr. Dedy Asmara Harahap

Sekretaris : Khairul Arfan Harahap, SE

Anggota :

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


1. Rina Diana Br. Sihombing, AM.KL
2. Mustati'ah, Amd.Farm
3. Meryana Simanullang
4. Muwardi Lubis, AM.KL
5. Thamrin Tarigan, S.Sos, M.Si
6. Nurasiah, SKM
7. Sanny Ervina Br. Ginting, S.Farm, Apt
8. Zarwaini, SKM
9. Mila Kesuma Rambe, S.Si
10. Daniel Hutapea, S.Kep, Ners
11. Rismeni Saragih, S.ST
12. Muhammad Khairad, S.ST

DIREKTUR

RUMAH SAKIT UMUM DAERAH

Dr. RM. DJOELHAM BINJAI

MAHANIARI MANALU

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Anda mungkin juga menyukai