Anda di halaman 1dari 4

SOP KOMUNIKASI EFEKTIF SBAR

No. Dokumen No. Revisi Halaman

KLINIK SRITINA SPO-ADM-001 00 1/2

Ditetapkan
STANDAR Pimpinan KLINIK SRITINA
OPERASIONAL Tanggalterbit
PROSEDUR 22.04.2022
dr. Victoria Dinavice Hangin

Pengertian Suatu cara untuk menyampaikan informasi mengenai suatu kondisi


berupa kondisi pasien, hasil pemeriksaan penunjang yang kritis,
ruangan, peralatan, permintaan dll, kepada seseorang (dokter,
perawat, atasan, bawahan dll) melalui telepon maupun secara lisan
yang dilakukan secara akurat, lengkap, di mengerti, tidak duplikasi
dan tepat kepada penerima informasi sehingga dapat mengurangi
kesalahan dan untuk meningkatkan keselamatan pasien.
Tujuan Melakukan komunikasi efektif dengan Prinsip (SBAR) di Klinik
Sritina
Kebijakan Surat Keputusan Direktur No.050/DIR/RSBM/IV/2018, Tanggal 24
April 2018 tentang kebijakan Sasaran Keselamatan Pasien Rumah
sakit Bunda Mulia
Prosedur
1. Komunikasi SBAR via telepon antara Perawat/Bidan-
Dokter (dokter jaga dan DPJP)
a. Sebelum menelpon dokter jaga dan atau dokter penanggung
jawab pasien, perawat/bidan telah melakukan pemeriksaan
fisik, anamnesa (pengkajian), dan membaca rekam medis
pasien.
b. Perawat/bidan menulis hal-hal yang akan dilaporkan
diformulir catatan terintegrasi.
c. Perawat/bidan membaca status dan data pasien yang akan
dilaporkan untuk memastikan bahwa data sudah benar.
d. Perawat/bidan menyiapkan rekam medis pasien dan lembar
catatan terintegrasi yang telah diisi didekat pesawat telepon
lengkap dengan data-data yang akan dilaporkan.
e. Sebelum melaporkan, perawat/ bidan menyampaikan salam
SOP KOMUNIKASI EFEKTIF SBAR
No. Dokumen No. Revisi Halaman
KLINIK SRITINA SPO-ADM-001 00 2/2

Prosedur singkat, seperti: “selamat pagi/siang/sore/malam dokter?”


f. Laporkan kondisi pasien dengan menggunakan prinsip
komunikasi
SBAR
1) Situation
Sebutkan identitas perawat dan ruangan/unit RS tempat
perawat bertugas, dan sebutkan nama lengkap pasien,
umur, kamar/ruangan, serta masalah utama pasien saat
ini (misalnya: nyeri dada, badan panas, dll)
2) Background
Sebutkan diagnosis dan data klinis pasien sesuai
kebutuhan:
a) Status Kardiovaskuler (nyeri dada, tekanan darah,
EKG, dsb)
b) Status Respirasi (frekuensi pernapasan, SPO2,
Analisis Gas Darah, dsb)
c) Status gastro-intestinal (nyeri perut, muntah,
perdarahan, dsb).
d) Status neurologis (GCS, pupil, kesadaran, dsb).
e) Hasil laboratorium dan pemeriksaan penunjang
lainnya
3) Assesment
Sebutkan problem pasien tersebut:
a) Problem kardiologi (syok kardiogenik, aritmia
maligna, dsb)
b) Problem gastro-intestinal (perdarahan masif dan
syok, dsb)
4) Recommendation
Rekomendasi: (pilih sesuai kebutuhan)
a) Saya meminta dokter untuk:
1. Memindahkan pasien ke ICU?
2. Segera datang melihat pasien?
3. Mewakilkan dokter lain untuk datang?
4. Konsultasi ke dokter lain?
b) Pemeriksaan atau terapi apa yang diperlukan:
(1) Foto Rontgen?
(2) Pemeriksaan Analisa Gas Darah?
(3) Pemeriksaan EKG?
(4) Pemberian Oksigenasi?
(5) Beta2 antagonis nebulizer?

c) Apabila ada perubahan terapi kemudian tanyakan :


(1) Seberapa sering diperlukan pemeriksaan tanda
vital
(2) Bila respon terapi tidak ada kapan harus
menghubungi dokter lagi?
d) Konfirmasi :
(1) Saya telah mengerti rencana tindakan pasien.
(2) Apa yang harus saya lakukan sebelum dokter
sampai disini?
g. Perawat/bidan mencatat (writing back) semua rekomendasi/
instruksi dari dokter dilembar catatan terintegrasi dalam
rekam medik pasien:
a) Tanggal dan jam pesan diterima
b) Dosis obat yang akan diberikan dan waktu
pemberian harus spesifik untuk menghindari salah
penafsiran/hasil test kritis yang dilaporkan.
c) Perawat/bidan memastikan bahwa rekomendasi
yang diberikan telah sesuai dengan cara mengulang
dan membacakan kembali (repeat back dan read
back) ke pengirim pesan (dokter) untuk konfirmasi
kebenaran pesan yang telah dituliskan dan hal-hal
yang telah diinstruksikan oleh dokter. Hal ini tidak
lupa juga untuk melakukan pengejaan ulang obat-
obatan golongan NORUM/LASA dibuktikan dengan
menulis pada lembar catatan terintegrasi dan
memberikan cap/ stempel “read back”/konfirmasi
berwarna biru.
d) Dokumentasikan secara lengkap instruksi dokter
dalam/lembar instruksi dokter/catatan terintegrasi
dan berikan paraf serta nama jelas perawat/bidan
yang melapor, dan nama dokter yang
memberikanpesan/instruksi.
e) Dokter yang menerima laporan harus melihat dan
memberikan paraf, namajelas, tanggal dan jam
verifikasi/catatan integrasi
f) Apabila dokter DPJP (yang menerima laporan)
berhalangan (cuti, sakit) maka yang melakukan
verifikasi menandatangani catatan pesan yang
ditulis-penerima pesan adalah dokter pengganti yang
Ditunjuk oleh dokter DPJP tersebut dalam waktu 1 x
24 jam.
g) Penulisan/pendokumentasian pelaporan komunikasi
SBAR kedokter oleh petugas rawat jalan
(perawat/bidan) di dalam catatan terintegrasi di
status pasien yang bersangkutan.
Diagram Alir

Unit Terkait 1. Unit Gawat Darurat


2. Unit Kamar Bersalin
3. Unit Ruang Nifas
4. Unit Rawat Jalan
5. Unit Laboratorium

Anda mungkin juga menyukai