Anda di halaman 1dari 10

Jurnal Riset

Pendidikan Kimia

ARTICLE DOI: https://doi.org/10.21009/JRPK.112.02

Desain dan Uji Coba Media Pembelajaran Berorientasi Everyday Life


Phenomena
pada Materi Termokimia
Dolok Putra Siagian, Arif Yasthophi
Program Studi Pendidikan Kimia, Fakultas Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri
SultanSyarif Kasim Riau, Jl. HR. Soebrantas Panam Km. 15 No. 155, Pekanbaru 28293, Riau,
Indonesia

Corresponding author: dolokputra09@gmail.com, arif.yasthophi@uin-suska.ac.id

Abstrak
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh kurangnya media yang dapat memfasilitasi guru dalam menyampaikan
materi pelajaran, media yang dapat digunakan secara berulang meskipun di luar jam pelajaran. Tujuan dari
penelitian ini adalah untuk mendesain video pembelajaran berorientasi everyday life phenomena pada materi
termokimia dengan bantuan software wondershare filmora yang valid berdasarkan validitas ahli mteri, ahli
media, uji praktikalitas guru dan siswa. Metode penelitian yang digunakan adalah Research and Development
(R&D) denganmodel pengembangan Borg and Gall yang meliputi tahapan (1) penelitian dan pengumpulan
informasi, (2)perencanaan, (3) pengembangan bentuk awal produk, (4) uji praktikalitas dan respon siswa, (5)
revisi produk. Uji lapangan awal dilakukan di SMA Negeri 2 Tambang terhadap peserta didik kelas XII MIPA
1. Hasil validasi ahli media dan ahli materi diperoleh nilai sebesar 86,25 % dengan kriteria sangat valid. Uji
praktikalitas guru mendapatkan hasil sebesar 92,5% dengan kategori sangat praktis, dan uji praktikalitas
peserta didik mendapatkan hasil sebesar 84,20% dengan kategori sangat praktis.

Kata kunci: Video Pembelajaran, Wondershare Filmora, Everyday Life Phenomena, Termokimia

Abstract
This research was instigated by the lack of media that can facilitating teachers in explaining learning material,
andthe media that could be used frequently although outside lesson hours. This research aimed at designing
everyday life phenomena-oriented learning video on Thermochemistry lesson by using Wondershare Filmora
software, and itshould be valid based on the validation by the experts of material and media, teacher and student
practicality test.It was R&D (Research and Development) with Borg and Gall development model, and the steps
were (1) researching and collecting information, (2) planning, (3) developing the initial form of the product, and
4) testing the practicality and student response, and (5) revising the product. Preliminary field testing was
conducted to the twelfth-grade students of MIPA 1 at State Senior High School 2 Tambang. The score of
validation by the experts of media and material was 86.25% with very valid criterion. The score of teacher
practicality test was 92.5% with very practical category, and the score of student practicality test was 84.20%
with very practical category.

Keywords: Learning Video, Wondershare Filmora, Everyday Life Phenomena, Thermochemistry

Jurnal Riset Pendidikan Kimia, 2021, Vol. 11, No. 2 | 64


DOI: https://doi.org/10.21009/JRPK.112.02

1. Pendahuluan perhitungan matematika seperti konsep mol, laju


reaksi, asam basa, termokimia, dan gabungan
Dunia pada umumnya, dan khususnya konsep abstrak seperti teori mekanika kuantum
Indonesia sedang memasuki era industri yang dan Schodinger [5].
baru dan ditandai dengan era digitilasisasi di Berdasarkan hasil wawancara dengan
berbagai sektor kehidupan. Para ahli menyebut guru kimia SMA Negeri 2 Tambang padatanggal
ini sebagai era revolusi industri 4.0 [1]. 20 Februari 2020 diperoleh informasi bahwa Laju
Percepatan perubahan teknologi yang Reaksi, Termokimia, Hasil Kali Kelarutan, dan
berpengaruh dalam setiap kehidupan lainnya merupakan beberapacontoh materi yang
merupakan tantangan terbesar yang di alami cukup sulit dipahami oleh siswa dikarenakan
pada era revolusi industri 4.0, Diperlukan materi ini bersifat abstrak dan hitungan.
strategi yangmatang dan kekuatan mental yang Penggunaan media pembelajaran seperti video
kuat untuk bisa bersaing dalam kompetisi dalam proses pembelajaran masih jarang
global. digunakan, dikarenakan keterbatasan media
Diperlukan terobosan dan inovasi sehingga guru sulit menyampaikan materi yang
terbaru dalam dunia pendidikan agar dapat bersifat abstrak. Guru lebih seringmenggunakan
melahirkan generasi bangsa yang cerdas, metode ceramah dan media pembelajaran yang
berkualitas dan kompetitif [2] Terobosan dan biasa digunakan adalah yaitu power point yang
inovasi tersebut dapat di lihat di dalam hanya berisi tulisan dan beberapa gambar
proses pembelajaran yang dilakukan oleh sederhana, sehingga membuat siswa kurang
pendidik di sekolah dilakukan melalui tertarik. Guru juga menyebutkan bahwa
pendekatan, metode, dan media yang pembelajaran lebih bermakna jika media yang
digunakan dalam proses pembelajaran digunakan berisi animasi yang akan membuat
tersebut. siswa lebih tertarik.
Media merupakan sesuatu yang bersifat Dari hasil wawancara yang dilakukan
menyampaikan sebuah pesan dan dapat kepada siswa SMA Negeri 2 Tambang
meransang pikiran, perasaan serta keinginan disimpulkan bahwa tidak adanya media seperti
siswa sehingga tercapainya tujuan video pembelajaran sangat menyulitkan siswa
pembelajaran yang diinginkan. Media juga untuk mengulang materi pembelajaran di luar
dapat diartikan sebagai alat perantara atau sekolah, dikarenakan kurangnya waktu saat
sarana dalam berkomunikasi antara satu pihak proses pembelajaran di sekolah dengan materi
dengan pihak lainnya. Tujuan penggunaan yang diberikan oleh guru tersebut.
media pembelajarandalam proses pembelajaran Dalam proses pembelajaran guru harus
secara umum ialah untuk memperjelas menghubungkan materi pembelajaran dengan
penyajian materi yang disampaikan guru secara kehidupan sehari hari agar dapat meningkatkan
nyata, tidak hanya dalam bentuk tulisan dan minat belajar siswa, sehingga siswa merasakan
lisan saja [3]. manfaat ilmu kimia dan dapat mengaplikasikan
Banyak mata pelajaran sains yang dalam kehidupan sehari-hari. Seorang guru
membutuhkan media pembelajaran, salah satu membutuhkan bahan ajar yang memberikan
mata pembelajaran yang paling banyak contoh nyata di alam agar siswa lebih mudah
membutuhkan media dalam pembelajaran memahami konsep pembelajaran.
adalahkimia. Mata pelajaran kimia merupakan Perkembangan teknologi informasi dan
salah satu pelajaran yang dianggap sulit oleh komunikasi berpengaruh terhadap kemajuan
kebanyakan siswa dikarenakan mata pelajaran inovasi bahan ajar salah satunya video
kimia terdiri dari konsep yang bersifat abstrak pembelajaran yang dibuat menggunakan
dan kompleks sehingga untuk menguasainya software wondershare filmora. Alternatif ini
diperlukan pemahaman konsep yang bertahap diharapkan mampu menciptakan pembelajaran
dan mendalam [4]. Seperti materi struktur atom, yang bermakna bagi siswa padapokok bahasan
ikatan kimia dan diikuti dengan pemahaman Termokimia di kelas XI SMANegeri 2 Tambang
salah satunya adalah dengan media

Jurnal Riset Pendidikan Kimia, 2021, Vol. 11, No. 2 | 65


DOI: https://doi.org/10.21009/JRPK.112.02

pembelajaran berupa video menggunakan entalpi, misalnya pada perubahan entalpi


Software Wondershare Filmora berorientasi pembakaran standar, siswa beranggapan bahwa
Everyday Life Phenomena. Pada hakekatnya setiap reaksi dengan oksigen termasuk persamaan
Everyday Life Phenomena sesuai dengan termokimia dari perubahan entalpi pembakaran
karakteristik materi termokimia dan dapat standar. Kendala ini disebabkan karena pada
diterapkan dalam produk teknologi yang umumnya sebagian besar siswa belajar dengan
banyak digunakan dalam masyarakat dalam pola menghafal, siswa hafal konsep, tetapi ketika
kehidupan sehari hari. Materi termokimia diterapkan dalam praktikum atau diminta
memerlukan pendekatan pembelajaran yang menganalisis gambar/diagram siswa tidak bisa
interaktif agar konsep dapat menghubungkan dan kemampuan proseduralnya (kemampuan
konsep termokimia tersebut dalam kehidupan menyusun langkah langkah logis untuk
sehari- hari sehingga kegiatan belajar menyelesaikan masalah) sangat lemah [8].
mengajar mencapai keberhasilan [6]. Wondershare filmora adalah sebuah
Media video ini dapat menjadi solusi software video editor yang dirancang untuk
ketika para siswa ingin mengulang kembali pengeditan video dengan sederhana dan mudah
materi yang telah dipelajari di sekolah tetapi memiliki kualitas yang powerfull. Proses
kapanpun sesuai keinginan para siswa. Video pembuatan video dengan menggunakan aplikasi
pembelajaran ini berisikan penjelasan materi Adobe After Effect dan Wondershare Filmora ini
dalam kehidupan sehari- hari, dengan design cukup mudah, karena kita cukup dengan
yang lebih menarik. Salah satu pemanfaatan membuat gambar/tulisan yang ingin ditampilkan
aplikasi untuk membuat media pembelajaran dan sedikit tambahan pengeditan untuk lebih
yaitu dengan menggunakan aplikasi memperindah tampilan. Aplikasi Wondershare
Wondershare Filmora dan Adobe After Effect. Filmora digunakan untuk menambahkan efek
Aplikasi Adobe After Effect adalah software pada video yang telah dibuat pada aplikasi
pembuat animasi video yang elegan dengan Adobe After Effect, karena pada aplikasi ini lebih
menggunakan animasi tangan [7]. memiliki kualitas efek yang lebih baik dari
Salah satu materi pada mata pelajaran Adobe After Effect.
kimia di SMA adalah termokimia yang
mempelajari tentang perubahan panas yang 2. Metodologi Penelitian
terjadi dalam reaksi kimia (Effendy, 2007;
Silberbeg, 2007; Chang, 2001). Fenomena Penelitian ini menggunakan jenis
termokimia dapat langsung dilihat baik dalam penelitian Research and Development
kehidupan sehari-hari maupun dalam (Penelitian dan pengembangan). Yang melatar
laboratorium sebagai reprentasi makro yang belakangi perlu dilakukannya penelitian
bisa langsung diamati, misalnya embun diluar pengembangan yakni adanya masalah yang
gelas yang berisi es sebagai reaksi eksoterm. terkait dengan perangkat pembelajaran yang
Materi termokimia dipilih karena materi kurang tepat. Tahap-tahapan dalam penelitian
ini merupakan salah satu materi yang cukup dan pengembangan yang digunakan
sulitdipahami oleh siswa karena pada materi ini dikemukakan oleh Borg and Gall ada 5 tahapan
terdapat perhitungan dan konsep. Materi yaitu; (1) Tahap penelitian dan pengumpulan
termokimia merupakan materi yang abstrak dan informasi, digunakan oleh peneliti untuk
sulit dipahami terutama pada konsep-konsep menganalisis kebutuhan, me-review literatur,
seperti materi sistem dan lingkungan, dimana dan mengidentifikasi faktor-faktor
siswa beranggapan bahwa gelas kimia adalah yang menimbulkan
sistem karena yang berada di dalam gelas kimia permasalahan sehingga perlu ada
adalah sistem. pengembangan model baru (2) Perencanaan,
Pada konsep eksoterm dan endoterm, pada tahap ini peneliti mulai merencanakan
sebagian siswa mengklasifikasikan embun model untuk memecahkan masalah yang
diluar gelas yang berisi es ke dalam reaksi ditemukan pada tahap pertama. Hal-hal yang
endoterm, dan pada jenis-jenis perubahan akan dilakukan antara lain menetapkan software,

Jurnal Riset Pendidikan Kimia, 2021, Vol. 11, No. 2 | 66


DOI: https://doi.org/10.21009/JRPK.112.02

model, merumuskan tujuan yang akan dicapai Teknik pengumpulan data dalam penelitian
secara bertahap (3) Pengembangan bentuk ini menggunakan instrumen berupa angket, dan
awal produk, pada tahap ini mulai disusun wawancara. Instrumen pada penelitian ini terdiri
desain awal model dan perangkat yang atas 3 jenis instrumen yaitu instrumen pada studi
diperlukan (4) Uji lapangan awal, tujuan pendahuluan, instrumen validasi, dan instrumen
dilakukannya uji coba ini untuk mengetahui pada uji coba lapangan. Instrumen pada studi
apakah produk yang dibuat dapat memenuhi pendahuluan adalah angket analisis kebutuhan
kriteria yang telah ditentukan guru dan observasi. Instrumen validasi ahli
(5) Revisi produk yaitu melakukan perbaikan adalah angket validasi aspek kesesuaian isi,
terhadap produk awal yang dihasilkan konstruksi, dan keterbacaan. Instrumen pada uji
berdasarkan hasil uji coba awal [9]. coba lapangan adalah angket uji praktikalitas
Populasi dalam penelitian ini adalah 2 oleh guru dan angket uji respon siswa [11].
orang guru Tambang dan30 orang siswa kelas 1) Tahap Pengumpulan Data
XII MIPA 1 SMA Negeri 2Tambang. Sampel Tahap studi lapangan dilakukan melalui
penelitian terdiri dari 2 orang guru kimia SMA proses wawancara dengan guru mata pelajaran
Negeri 2 Tambang dan 12 orang siswa XII kimia di SMA Negeri 2 Tambang yang
MIPA 1 SMA Negeri 2 Tambang. Sedangkan menyatakan bahwa penggunaan media
teknik yang digunakan dalam pengumpulan pembelajaran berbasis video masih jarang
data ini berupa observasi, angket dan digunakan karena keterbatasan media yang
wawancara dengan teknik analisis data yang tersedia, sehingga guru sulit untuk
digunakan adalah teknik analisis deskriptif menyampaikan materi kimia yang abstrak, serta
kualitatif dan teknik analisis deskriptif kurangnya media yang dapat digunakan secara
kuantitatif yang dapat mendeskripsikan hasil berulang di luar jam pelajaran. Pada studi
uji validitas dan uji praktikalitas. pustaka dilakukan analisis terhadap materi
Hasil persentase kevalidan kemudian termokimia yang meliputi KI, KD, indikator,
ditafsirkan dalam pengertian kualitatif analisis konsep, dan RPP, serta mengkaji
berdasarkan pada Tabel 1 [10]. mengenai teori media pembelajaran berupa
videodan pembelajaran berbasis fenomena [12].
Tabel 1. Kriteria Hasil Uji Validitas Media Setelah dilakukan analisi KI dan KD selanjutnya
peneliti membuat instrumen penelitian berupa
No. Interval Kriteria angket. Instrumen dibuat berdasarkan
1 81% – 100% Sangat Valid
permasalahan yang akan dipecahkan dan tujuan
2 61% – 80% Valid
3 41% – 60% Cukup Valid yang ingin dicapai. Pada penelitian ini hasil yang
4 21% – 40% Kurang ingin dicapai yaitu tingkat validitas suatu media
Valid dan tingkat praktikalitas oleh guru dan siswa.
5 0% – 20% Tidak Valid Pada instrumen yang dibuat terdapat beberapa
hal yang ingin dicapai yaitu penulisan, bahasa
yang digunakan, keseimbangan antara
3. Hasil dan Pembahasan backsound dan background, kesesuaian dalam
penggunaan warna pada setiap layout kesesuaian
Pengembangan media pembelajaran anatara KI/ KD dengan fakta, konsep, dan
menggunakan software wondershare filmora prinsip pada materi pembelajaran, bentuk media
berorientasi everyday life phenomena dalam pembelajaran, keterpaduan antara contoh
materi termokimia ini yang merupakan desain everyday life phenomena dengan materi yang
penelitian pengembangan atau research and disampaikan secara sederhana dan menarik
development (R&D) dengan model Borg & sehingga dapat digunakan secara mandiri.
Gall. Pada desain penelitian ini terdiri atas 10 Dari instrumen penelitian dibuat
tahapan, namun pada penelitian ini hanya selanjutnya dilakukan validasi oleh bapak Arif
dibatasi hingga 5 tahapan yaitu hanya pada Yasthophi, S.Pd, M.Si. Tujuan dilakukannya
tahap revisi produk. validasi instrumen adalah untuk mengetahui

Jurnal Riset Pendidikan Kimia, 2021, Vol. 11, No. 2 | 67


DOI: https://doi.org/10.21009/JRPK.112.02

apakah instrumen layak atau tidak layak. gelas yang berisi es dapat terjadi karena udara
Kelayakan instrumen ditentukan oleh tiga hal yang berada di luar gelas (sistem) banyak
menurut Soenarto (2013:200) yaitu: mengandung uap air, gelas yang berisi es
a. Instrumen yang didapatkan sesuai dengan bersuhu rendah dan terasa dingin sehingga udara
permasalahan yang akan dipecahkan dan yang bersentuhan dengan gelas akan mengalami
tujuan yang ingin dicapai. penurunan suhu. Jika suhu udara sudah sangat
b. Instrumen harus memenuhi kriteria rendah maka uap air akan mengembun dan
penilaian kinerja pendidik antara lain yaitu berubah menjadi tetesan-tetesan air di luar gelas
kejelasankompetensi yang harus dipenuhi, tersebut. Peristiwa tersebut sesuai dengan hukum
kejelasan petunjuk penggunaan instrumen, II Termodinamika. Pada peristiwa tersebut
kemudahan menerapkan instrumen, terjadi proses penyerapan panas di dalam gelas.
ketepatan penilaian instrumen, kejelasan Peristiwa tersebut merupakan sistem tertutup
umpan balik instrumen dan sebagainya. karena hanya terjadi proses pertukaran kalor dan
c. Instrumen memenuhi kriteria penampilan tidak terjadi proses pertukaran zat. Peristiwa
seperti : kejelasan petunjuk penggunaan tersebut menggunakan media sebagai pembatas
instrumen, keterbacaan panduan rigid yaitu mempertukarkan kalor menggunakan
penggunaan dan sebagainya [13]. gelas sebagai media.
2) Tahap Perencanaan Produk Berdasarkan penjelasan termokimia di
Pada tahap awal perancangan media atas dapat disimpulkan contoh diatas merupakan
pembelajaran yaitu dilakukan pemilihan contoh termokimia yang terjadi dalam kehidupan
software untuk membuat video pembelajaran sehari- hari dan embun diluar gelas merupakan
dan memilih software wondershare filmora. contoh reaksi endoterm hal tersebut sesuai
Aplikasi wondershare filmora dipilih karena dengan KD 3.4 yaitu membedakan reaksi
Wondershare filmora merupakan salah satu eksoterm dan endoterm berdasarkan hasil
software video editor yang dirancang untuk percobaan dan diagram tingkat energi.
membuat video, pengeditan video dengan 3) Tahap Pengembangan Produk
sederhana dan mudah tetapi memiliki kualitasyang Uji validitas digunakan untuk melihat
bagus.
tingkat kevalidan dari suatu produk media
Software Wondershare Filmora pembelajaran sebelum dilakukan secara uji skala
merupakan sebuah aplikasi untuk membuat dan terbatas. Pada uji validitas ini dilakukan oleh
mengedit video baik berupa kumpulan gambar, satu orang validator yang ahli dalam media
maupun gabungan dari beberapa video menjadi pembelajaran dan satu orang validator yang ahli
sebuah video baru yang berkualitas, materi pembelajaran kimia. Untuk melakukan
Wondershare Filmora juga digunakan untuk proses validitas dilakukan dengan cara
editting video dengan menggunakan effect, memberikan video pembelajaran dan sejumlah
transition, dan elements sehingga membuat angket validasi.
media pembelajaran lebih menarik [14]. Setelah a. Uji validitas Media Pembelajaran
dilakukan pemilihan software peneliti memilih Pada uji validitas media ini terdiri dari 10
model pembelajaran, dimana penulis memilih butir pertanyaan yang terdiri dari 9 aspek
everyday life phenomena, model pembelajaran tampilan audio dan visual serta 1 butir
ini dipilih karena model pembelajaran pertanyaan aspek kualitas pengolahan program.
berorientasi fenomena merupakan strategi yang Pada butir pertama dari audio visual adalah
dapat menciptakan lingkungan belajar yang aspek penulisan yang terdiri atas ketepatan
bisa mendorong siswa untuk menciptakan penggunaan huruf dan warna yang digunakan
pengetahuan dan keterampilan melalui dalam video pembelajaran. Menurut Prastowo
pengamatan langsung.
Pada materi termokimia terdapat
beberapa contoh everyday life phenomena
diantaranya yaitu embun diluar gelas yang
berisi es dan termos. Pada contoh embun diluar

Jurnal Riset Pendidikan Kimia, 2021, Vol. 11, No. 2 | 68


DOI: https://doi.org/10.21009/JRPK.112.02

(2014: 229) , penggunaan kata yang digunakan 100% dan dikategorikan sangat valid.
secara benar dan pemilihan warna dan jenis
huruf yang sesuai dalam video akan
memperoleh nilai yang baik [15]. Pada video
pembelajaran yang sudah dibuat, pemilihan
jenis huruf dan penggunaan warna pada huruf
sudah sesuai, dengan hasil yang diberikan oleh
validator yaitu 75% dan kedua aspek tersebut
dikategorikan valid, dan dibuktikan dengan
Gambar 1 berikut.
Gambar 2. Desain Background

Hal ini menunjukkan background yang


digunakan sudah tepat, tidak mengganggu warna
yang sudah sesuai dengan tampilan yang tepat.
Butir pernyataan selanjutnya yaitu ketetapan dan
kesesuaian backsound yang digunakan dalam
video pembelajaran. Joy Jeybert menyebutkan
backsound secara umum dalam multimedia,
Gambar 1. Ketepatan Penggunaan Huruf dan suara merupakan salah satu elemen yang penting
Warna Huruf karena suara berperan sebagai sebuah sistem
komunikasi dan bisa membangun emosi yang
Aspek kedua yaitu aspek bahasa yang dihasilkan dari suatu narasi, musik, efek suara,
terdiri atas kemudahan dan ketepatan dan sebagainya.
penggunaan bahasa, dimana bahasa yang Hal ini di perkuat dengan pendapat
digunakan dalam media pembelajaran Cheppy Riyana (2007) yang menyatakan bahwa
haruslah mudah dimengerti oleh peserta didik. adanya penambahan musik dalam media video
Dalam media aspek bahasa berfungsi untuk mampu menarik perhatian siswa untuk
membantu untuk menyampaikan informasi memyimak pelajaran yang diberikan [17]. Hal
agar lebih ini karena informasi yang disampaikan melalui
mudah dipahami dan makna yang disampaikan backsound dapat didengar dengan jelas, kalimat
dalam suatu video dapat tersampaikan. Bahasa yang digunakan terdengar dengan jelas, mudah
merupakan elemen yang menjadi dasar untuk dipahami serta sesuai dengan kaidah bahasa
menyampaikan informasi, karena bahasa Indonesia,serta musik yang digunakan tidak
merupakan cara yang paling efektif dalam berbenturan dengan kalimatnya.
mengemukakan ide-ide kepada pengguna, Butir aspek keempat adalah aspek
sehingga penyampaian informasi yang akan bentukyaitu tampilan gambar yang ditampilkan
disampaikan lebih mudah dipahami dan berkualitas, dan didapatkan nilai 100% dengan
dimengerti oleh peserta didik [16]. Pada video kategori sangat valid. Salah satu jenis efek visual
pembelajaran ini sudah menggunakan bahasa yang bisa didapatkan dari video antara yaitu
yang mudah dimengerti dan dipahami hal ini perpindahan yang lembut (smooth) dari satu
dibuktikan dengan hasil validasi yaitu 75% dan gambar ke gambar berikutnya sehingga dapat
dikategorikan valid. membuat video yang ditampilkan lebih
Pada butir aspek ketiga yaitu aspek berkualitas.
keseimbangan yang terdiri atas ketetapan dan Butir pernyataan berikutnya yaitu
kesesuaian background dalam media kombinasi antara gambar dan warna pada media
pembelajaran. Nilai validasi yang didapatkan pembelajaran. Warna yang digunakan dalam
pada bagian ketetapan dan kesesuaian video pembelajaran ini sudah sesuai dengan
background dalam media pembelajaran ialah kaidah penggunaan warna yang baik sehingga

Jurnal Riset Pendidikan Kimia, 2021, Vol. 11, No. 2 | 69


DOI: https://doi.org/10.21009/JRPK.112.02

gambar dan warna yang digunakan namun valid. Video yang dibuat sederhana dan menarik
dalambeberapa gambar kombinasi warna dan sehingga peserta didik lebih mudah memahami
background kurang sesuai sehingga materi yang disampaikan dari media tersebut.
mendapatkan nilai 75% yang dikategorikan Media video sangat dibutuhkan untuk
valid. menyesuaikan tuntutan kompetensi yang harus
dikuasai siswa serta menjadi pilihan untuk
menunjang proses belajar yang menyenangkan
dan menarik bagi siswa.
Butir pernyataan yang terakhir adalah
aspek kualitas pengolahan program yaitu
maintaenable (dapat dipelihara/ dikelola dengan
mudah), untuk menggunakan media
pembelajaran ini siswa tidak perlu menggunakan
tenaga ahli ataupun orang yang memiliki
kemampuan khusus dalam mengoperasikan
Gambar 3. Kombinasi Antara Gambar
media ini, dan juga tidak adanya biaya dalam
danWarna
perawatan media ini, sehingga didapatkan nilai
Butir pernyataan selanjutnya adalah dari validator media yaitu 75% dan
aspek keterpaduan yang terdiri atas kesesuaian dikategorikan valid.
contoh yang digunakan pada media b. Uji Validitas Materi
pembelajaran dengan materi yang Penilaian dilakukan dengan memberikan
disampaikan diperoleh nilai yaitu 75% dan produk berupa video pembelajaran dan angket
dikatakan valid. Hal ini dikarenakan dalam yang berisi 10 pernyataan yang terdiri dari 2
dalam tampilan gambar contoh materi kurang butir pernyataan aspek kelayakan penyajian, 4
sesuai dengan background. butir pernyataan aspek kelayakan isi, 3 butir
pernyataan aspek kualitas pembelajaran, dan 1
butir pernyataan aspek kebahasaan. Butir
pertama yaitu aspek kelayakan penyajian isi
materi, Menurut Mustika (2018), materi yang
disampaikan harus jelas dan disesuaikan dengan
kebenaran materi berdasarkan RPP, silabus, dan
sumber materi yang digunakan sehingga materi
yang disampaikan mudah dimengerti oleh
peserta didik. Butir kedua yaitu pembangkit
motivasi belajar. Pada pernyataan ini nilai yang
Gambar 4. Contoh Materi Termokimia
diberikan oleh validator yaitu 75% dan
dikategorikan valid.
Gambar yang dibuat dalam media
Butir ketiga yaitu kesesuaian materi yang
pembelajaran sesuai dengan materi
disajikan dengan kompetensi inti (KI) dan
pembelajaran yang ingin disampaikan,
Kompetensi dasar (KD). Depdiknas menyatakan
pemilihan gambar yang sesuai bertujuan untuk
bahwa media pembelajaran harus memenuhi
menghindari terjadinya miskonsepsi pada
Kompetensi Dasar (KD) dan tujuan
siswa. Hal ini di perkuat dengan pendapat
pembelajaran yang harus dikuasai oleh peserta
Sudarma, dkk (2015) yang menyatakan bahwa
didik agar media pembelajaran bermakna dan
gambar mampu menyampaikan banyak makna
dapat digunakan dengan mudah oleh peserta
dan memperjelas suatu pesan yang di
didik [18]. Validator ahli materi memberikan
sampaikan. Butir pernyataan berikutnya yaitu
nilai 100% dan dikategorikan sangat valid,
sederhana dan menarik. Pada butir ini
menunjukkan bahwa materi yang disajikan
mendapatkan nilai 100% dari validator ahli
didalam video pembelajaran sudah sesuai dan
media pembelajaran yang dikategorikansangat
mengacu dengan kompetensi inti (KI) dan

Jurnal Riset Pendidikan Kimia, 2021, Vol. 11, No. 2 | 70


DOI: https://doi.org/10.21009/JRPK.112.02

Kompetensi dasar (KD) serta indikatornya. Mustika (2018) menyebutkan bahwa pada
Butir keempat ialah keruntutan materi kegiatan pembelajaran yang interktif yaitu
yang tersaji dalam media pembelajaran, nilai pembelajaran yang melibatkan peserta didik
yang diberikan oleh validator yaitu 100% dan dalam suatu aktivitas, dan memberi kesempatan
dikategorikan sangat valid. Materi yang kepada siswa untuk bertanya dan mengajukan
disampaikan dalam video pembelajaran pendapat, serta pendidik mampu mengajak
haruslah sesuai dengan silabus, RPP, dan siswa untuk membangun konsep bukan
sumber materi yang digunakan, sehingga memberikan informasi, sehingga terjadi
materi pembelajaran lebih mudah dipahami interaksi antara pendidik dan peserta didik
oleh siswa. Butir kelima yaitu kesesuaian dalampembelajaran. Hal ini akan memberikan
gambar yang disajikan untuk memperjelas kemudahan bagi peserta didik untuk
konsep materi, nilai yang diberikan oleh memahami materi yang tersaji, dan juga
validator yaitu 100% dan dikategorikan sangat dibuktikan denganhasil validasi yaitu 75% dan
sangat valid. dikategorikan valid.
Butir kesembilan yaitu Pemberiancontoh-
contoh yang berorientasi Everyday Life
Phenomena. Dalam hal ini dibuktikan dengan
adanya contoh termokimia dalam kehidupan
sehari- hari, seperti embun diluar gelas yang
berisi es, termos, dan lain-lain. Khanasta, I.,
Sinon, I.L.S., dan Widyaningsih, S.W. (2016)
menyatakan bahwa model pembelajaran
berorientasi fenomena merupakan strategi yang
Gambar 5. Penjelasan Konsep dapat menciptakan lingkungan belajar yang bisa
mendorong siswa untuk menciptakan
Gambar yang digunakan bertujuan pengetahuan dan keterampilan melalui
untuk mengilustrasikan informasi yang akan pengamatan langsung. Dalam hal ini fenomena
disampaikan terutama informasi yang sulit yang dimaksud adalah gejala atau peristiwa yang
untuk dijelaskan dengan kata-kata. Jadi, dijumpai oleh siswa dalam kehidupan sehari-hari
gambar yang digunakan haruslah sesuai [19]. Hal ini didukung oleh hasil penelitian Nisa
dengan materi yang akan disampaikan di Amalia Rhaudah (2019) yang menyatakan bahwa
dalam media pembelajaran. Butir keenam pembelajaran berorientasi fenomena bisa
ialah materi yang disampaikan dalam video memberikan kesempatan kepada siswa untuk
pembelajaran meliputi keakuratan fakta, belajar mandiri dan saling bertukar pikiran
konsep, dan prinsip. Nilai yangdiberikan oleh dengan temannya dalam mengamati setiap
validator yaitu 100% dan dikategorikan valid. fenomena yang terjadi dalam kehidupan sehari-
Di dalam media pembelajaran materi yang hari. Selain itu dalam materi pembelajaran dapat
akan disampaikan sudah sesuai dengan diperoleh teori terkait pembelajaran berorientasi
konsep, fakta dan prinsip yang sudah ada. fenomena, seperti yang dinyatakan oleh
Butir ketujuh keefektifan media digunakan Khanasta, Sinon, & Widyaningsih (2016) bahwa
untuk belajar mandiri. Nilai yangdiperoleh model pembelajaran berorientasi fenomena
yaitu 100% dan dikategorikan sangat valid. merupakan strategi untuk menciptakan
Dari hasil penilaian yang sangat validmaka lingkungan belajar yang dapat mendorong siswa
video pembelajaran yang telah dibuatdapat membentuk pengetahuan dan keterampilan
digunakan secara mandiri oleh pesertadidik. melalui pengamatan langsung. Fenomena yang
Pada media pembelajaran yang sudahdibuat dimaksud dalam hal ini yakni gejala atau
terdapat beberapa contoh soal yang disertai peristiwa yang biasa dijumpai oleh siswa dalam
dengan pembahasan. Butir kedelapan yaitu kesehariannya, baik yang terjadi di alam maupun
kemudahan materi yang tersaji bagi siswa yang terjadi pada teknologi.
untuk memahami materi pembelajaran. Butir kesepuluh yaitu Kejelasan

Jurnal Riset Pendidikan Kimia, 2021, Vol. 11, No. 2 | 71


DOI: https://doi.org/10.21009/JRPK.112.02

penggunaan bahasa dalam media Termokimia mendapatkan respon yang positif


pembelajaran hasil yang diperoleh ialah 75% dan dinilai sangat praktis dan baik oleh peserta
dan dikategorikan valid. Bahasa yang didik.
digunakan dalam video pembelajaran telah 5) Revisi Produk
benar karena sederhana, tidak menimbulkan Setelah dilakukannya uji coba terbatas
penafsiran ganda, dan dapat mewakili pesan oleh guru dan respon siswa, selanjutnya adalah
atau informasi yang ingin disampaikan serta revisi produk, yaitu perbaikan media
mengacu pada kaidah tata bahasa Indonesia pembelajaran berdasarkan sara dan masukan
yang baik dan benar, hanyasaja pada beberapa yang diberikan oleh guru dan siswa. Media video
slide terdapat pengisian suara yang kurang pembelajaran pada materi termokimia ini
jelas. memiliki beberapa kelebihan yaitu:
4) Uji Praktikalitas dan Respon Siswa a. Media video pembelajaran ini berorientasi
Setelah dilakukan uji validasi oleh pada Everyday Life Phenomena atau media
media dan ahli materi, selanjutnya dilakukan pembelajaran berdasarkan fenomena-
uji praktikalitas media pembelajaran oleh guru fenomena yang berada disekitar kita.
kimia dan uji respon siswa yang dilakukan di b. Arif Yasthophi, Pangoloan Soleman.
sekolah SMA Negeri 2 Tambang. Pengembangan Instrumen Test Diagnostik
a. Uji Praktikalitas Multiple Choice Four Tier pada Materi
Media video pembelajaran dilakukan Penjelasan pada video pembelajaran berfokus
uji praktikalitasnya oleh guru kimia di SMA pada konsep disetiap sub babnya.
Negeri c. Animasi yang digunakan disesuaikan dengan
2 Tambang. Uji praktikalitas yang dilakukan umur peserta didik.
oleh guru kimia bertujuan untuk meyakinkan Sedangkan kelemahan yang terdapat
data dan untuk kemenarikan dari video yang pada video pembelajaran ini yaitu terlalu
dibuat. Responden pada uji praktikalitas yaitu banyaknya sub bab pada materi termokimia ini
2 guru bidang studi kimia ibu Putri Anggrainy, yang menyebabkan durasi video pembelajaran
S.Pd dan ibu Jumaily Warti S.Pd. Hasil uji yang cukup lama dan untuk kelemahan ini dapat
praktikalitas media pembelajaran dari 2 orang diteliti lebih lanjut untuk menyempurnakan
guru bidang studi kimia di SMA Negeri 2 video pembelajaran ini.
Tambang. Hasil uji praktikalitas terdiri dari
aspek kualitas isi dan tujuan, Kualitas 4. Kesimpulan
Intruksional, dan Kualitas teknis,
didapatkan persentase keseluruhan yaitu Berdasarkan penelitian Desain dan Uji
92,5% dan dikategorikan sangat valid. Coba Media Pembelajaran Kimia Menggunakan
b. Uji Respon Siswa Software Wondershare Filmora Berorientasi
Tahap yang terakhir yaitu tahap Uji Everyday Life Phenomena pada Materi
Praktikalitas respon siswa dimana pada tahap Temokimia yang telah dilakukan dapat
uji ini ingin melihat dan menguji kepraktisan disimpulkan bahwa media video pembelajaran
media pembelajaran yang sudah divalidasi oleh termokimia yang didesain dinyatakan valid
validator ahli media dan validator ahli materi. dengan persentase kevalidan 86,25% dan
Uji respon siswa terhadap media pembelajaran dikategorikan sangat valid. Media video
dilakukan oleh 12 orang siswa kelas XII SMA pembelajaran termokimia yang didesain
Negeri 2 Tambang. Pemilihhan 12 orang siswa dinyatakan sangat praktis dengan persentase
sebagai sampel dilakukan dengan mengikuti kepraktisan 92,5%. Media video pembelajaran
saran dari guru mata pelajaran kimia di SMA termokimia yang didesain terhadap respon siswa
tersebut. Dari hasil rata-rata angket respon memperoleh kepraktisan dengan persentase
siswa diperoleh rata-rata persentase sebesar 84,20% dan media video pembelajaran
84,20% dengan kriteria sangat praktis. Hasil termokimia dinyatakan sangat layak dan praktis
analisis data respon peserta didik terhadap digunakan dalam proses pembelajaran.
media video pembelajaran pada materi Daftar Pustaka

Jurnal Riset Pendidikan Kimia, 2021, Vol. 11, No. 2 | 72


DOI: https://doi.org/10.21009/JRPK.112.02

[1] Hendra Suwardana. Revolusi Industri [10] Rhaudah, Nisa Amalia, M. Setyarini, Noor
4.0 Berbasis Revolusi Mental. Tuban: Fadiawati. Pengembangan Lembar Kerja
JatiUnik 2017, 1 (2). ISSN: 2597-6257: Siswa Berbasis Everyday Life Phenomena
103. pada Materi Asam Basa. Bandar Lampung:
[2] Wahyudi Setiawan, Fitriah M Suud, & FKIP Universitas Lampung: 4-5, 2019.
A.S Rahmatullah. Pendidikan [11] Silmi Kafah, M. Setyarini,Noor Fadiawati.
Kebahagiaan dalam Revolusi Industri 4. Pengembangan Lembar Kerja Siswa
Ponorogo: Al Murabbi 2018, 5 (1): 101. Berorientasi Everyday Life Phenomena
[3] Subhan, Denny Kurniadi. Pengembangan pada Materi Sifat Koligatif Larutan.Bandar
Media Pembelajaran Interaktif pada Lampung: FKIP Universitas Lampung: 5,
Pelajaran Komputer dan Jaringan Dasar. 2018.
Padang: Jurnal Vokasional Teknik [12] Adib, Helen Sabera. Teknik
Elektronika dan Informatika 2019, 7 (1). Pengembangan Instrumen Penelitian
ISSN: 2302- 3295: 74. Ikatan Kimia. Ilmiah di Perguruan Tinggi Keagamaan
Pekanbaru: Konfigurasi 2019, 3 (1). ISSN: Islam 2017. Semarang: ISBN : 978-602-
2549-1679: 23. 61599-6-0: 146.
[4] Yenni Kurniawati. Analisis Kesulitan [13] Bouato, Yunita Fitryane Lihawa, Rusiyah
Penguasaan Konsep Teoritis dan Rusiyah. Pengembangan Media
Praktikum Kimia Mahasiswa Calon Pembelajaran Berbasis
Guru Kimia. Pekanbaru: Konfigurasi Sparkol Videoscribe yang diintegrasikan
2017, 1(1). ISSN: 4549-1679: 149-150. dengan Wondershare Filmora pada Mata
[5] Ratna Kusumawardani, Herdini, Roza Pelajaran Geografi Materi Mitigasi
Linda. Penerapan pendekatan Science, Bencana Alam. Gorontalo: Jambura Geo
Environtment, Technology and Society EducationJournal 2020, 1 (2): 72.
(SETS) untuk Meningkatkan Prestasi [14] A Prastowo. Pengembangan Bahan Ajar
Belajar Siswa pada Pokok Bahasan Tematik. Jakarta: Kencana Prenada Media
Struktur Atom dan Sistem Periodik Group, 2014.
Unsur di Kelas X SMA Negeri 1 Ujung [15] Rompas, Joy Heybert, Sherwin R.U.A,
Batu.Universitas Riau: 3, 2016. Sary D.E. Penerapan Video Mapping
[6] Yesi Gusmania, Tri Wulandari. Multi Proyektor untuk Mempromosikan
Efektivitas Penggunaan Media Kabupaten Minahasa Selatan. Manado:
Pembelajaran Berbasis Video Terhadap Jurnal Teknik Informatika 2019, 14 (4):
Pemahaman Konsep Matematematika 495.
Siswa. Batam: Jurnal Pythagoras 2018,
7(1): 61-67. ISSN: 2305- [16] Wisada, P. Darma, I Komang Sudarma, I
5314. Wayan Ilia Yuda. Pengembangan Media
[7] Ririn Andini, Subandi, Surjani Pembelajaran Berorientasi Pendidikan
Wonoraharjo. Efektivitas Media Karakter, (Buleleng: Journal of Education
Pembelajaran Problem Technology 2019, 3 (3): 145.
Solving Menggunakan LKS dengan [17] Depdiknas. Panduan Pengembangan
Berbantuan Diagram Ve dalam Bahan Ajar. Jakarta: BP Mitra Usaha
Meningkatkan Berfikir Kritis Siswa pada Indonesia, 2008.
Materi Termokimia. Malang: Jurnal [18] Khoirotul Islakhiyah, Sutopo, Lia Yuliati.
Pendidikan 2018, 3 (9): 1024-1025. Pembelajaran Berbasis Fenomena untuk
[8] Endang Mulyatiningsih. Metode Meningkatkan Kemampuan Penalaran
Penelitian Terapan Bidang Pendidikan. Ilmiah dalam Pembelajaran IPA di SMP.
Bandung: Alfabeta, 2012 Malang: UM: 993, 2016.
[9] Riduwan. Skala Pengukuran Variabel-
Variabel Penelitian. Bandung: Alfabeta,
2007.

Jurnal Riset Pendidikan Kimia, 2021, Vol. 11, No. 2 | 73

Anda mungkin juga menyukai