Anda di halaman 1dari 15

MODUL DASAR-DASAR ILMU GIZI KESEHATAN MASYARAKAT

(KSM113)

MODUL 3
METABOLISME ZAT GIZI

DISUSUN OLEH
RACHMANIDA NUZRINA, S.Gz, M.Gizi, RD

UNIVERSITAS ESA UNGGUL


2020

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id
0 / 15
PRINSIP DASAR ILMU GIZI

A. Kemampuan Akhir Yang Diharapkan

Setelah mempelajari modul ini, diharapkan mahasiswa mampu :


1. Memahami dan menjelasakan prinsip dasar dalam metabolisme zat gizi
makro
2. Memahami dan menjelasakan prinsip dasar dalam metabolisme zat gizi
makro

B. Uraian

1. Metabolisme Karbohidrat

2. Metabolisme Lemak
3. Metabolisme Protein
4. Metabolisme Vitamin Larut Lemak

Absorpsi dan Bioavailabilitas Vitamin A


Tujuh puluh sampai sembilan puluh persen vitamin A dari makanan diserap
dalam usus. Efisiensi penyerapan vitamin A terus meningkat menjadi 60-
80% sebagai asupan yang terus meningkat. Lebih dari 90% dari retinol
dalam tubuh dalam bentuk ester retinil. Ester retinil ditemukan dalam
bagian lipid dari kilomikron. Penyerapan vitamin A sangat cepat setelah
penyerapan maksimum 2-6 jam setelah pencernaan. Proses dalam lumen
usus, vitamin dimasukkan ke dalam misel dan diserap ke dalam enterosit.
Prekursor vitamin A (karotenoid) dikonversi ke bentuk aktif dari vitamin A
dalam enterosit. Produk baru terbentuk dan prekursor tambahan kemudian
dimasukkan ke dalam kilomikron dan disiapkan untuk transportasi di
seluruh tubuh.
Setelah meninggalkan enterosit, kilomikron yang membawa ester retinil,
karotenoid, dan retinol yang tidak teresterifikasi bersama-sama dengan

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id
1 / 15
trigliserida menuju sistem limfatik dan kemudian melalui sirkulasi umum.
Setelah tiba di sel hati, kilomikron melepaskan trigliserida. Vitamin A
kemudian dimasukkan ke dalam kilomikron bebas. Kilomikron bebas kemudian
perjalanan kembali ke hati, di mana Kilomikron bebas selanjutnya
dimetabolisme atau disimpan. Jika diperlukan, retinol yang diambil dari hati
dan membutuhkan pembawa untuk transportasi melalui darah.
Protein pengikat retinol/Retinol Binding Protein (RBP) adalah pembawa
khusus yang digunakan untuk mengangkut trans-retinol dalam plasma. Isoform
trans menyumbang lebih dari 90% dari semua plasma vitamin A. Pembawa
khusus ini diproduksi dan disekresikan oleh sel-sel parenkim hati. Setiap mol
retinol yang digunakan terikat (dengan ikatan lemah) dengan RBP untuk
membentuk holo-RBP. Senyawa ini kemudian mengikat dengan molekul
Transthyretin (TTR). Baru terbentuk kompleks retinol-RBP-TTR ini bebas
menuju ke seluruh plasma. Jaringan tubuh selanjutnya dapat mengambil retinol
sesuai yang diperlukan melalui protein pengikat retinoid selular.

Tempat Penyimpanan Vitamin A


Kira-kira 50-85% dari total retinol dalam tubuh disimpan dalam hati ketika
vitamin A. Retinol kembali ke hati yang kembali diesterifikasi sebelum
disimpan. Dampak esterifikasi maka lebih dari 90% dari retinol yang
disimpan dalam bentuk ester retinil. Retinol yang disimpan dalam sel
stellata hati (berbentuk bintang) bersama dengan tetesan lipid. Ukuran besar
sel stellata meningkat secara bersamaan dengan meningkatnya retinol.
Setelah sel-sel stellata hati yang jenuh dengan retinol maka memungkinkan
terjadinya hypervitaminosis. Prekursor vitamin A, beta-karoten, dapat
disimpan dalam sel adiposa dari tempat penghasil lemak di seluruh tubuh.

Metabolisme vitamin D
Vitamin D dari makanan diserap pada bagian proksimal usus halus. Baik
anak-anak maupun orang dewasa dapat menyerap sampai 80% dari jumlah
vitamin D yang dikonsumsi, tergantung faktor-faktor yang membantu atau
menghambat penyerapan. Setelah diserap, vitamin D digabungkan dengan
kilomikron dan diangkut dalam sistem limfatik. Dari sistem limfatik,

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id
2 / 15
vitamin D dilepaskan, dari kilomikron dan masuk ke saluran darah. Di
dalam plasma darah, vitamin D diikat oleh suatu protein pentransport, yaitu
vitamin D-binding protein (DBP) atau globulin. Melalui saluran darah
tersebut, vitamin D ditransportasikan ke hati dan oleh
mikrosom/mitokondria hati, vitamin D3 dihidroksilasi pada posisi ke-25,
menjadi kalsidiol (kalsidiol, atau 25-hidroksi-kolekalsiferol/ 25-hidroksi
vitamin D3 ) dengan bantuan enzim 25-D3-hidroksilase. Selanjutnya 25-
hidroksi vitamin D3 memasuki sirkulasi menuju ginjal. Bila kadar kalsium
darah rendah, kelenjar paratiroid mengeluarkan hormon parathormon yang
akan merubah kalsidiol menjadi kalsitriol. Proses ini terjadi di mitokondria
tubulus proksimalis ginjal, dimana 25-hidroksi vitamin D3 mengalami
hidroksilasi pada posisi ke-1 menjadi 1α- 25-dihidroksi vitamin D3, dengan
bantuan enzim 1α-hidroksilase. Senyawa 1α-25-dihidroksi vitamin D3
inilah yang merupakan metabolit vitamin D3 yang paling kuat dan berperan
dalam meningkatkan absorbsi kalsium dalam usus dan reabsorbsi kalsium
dalam ginjal. Bila kadar kalsium darah tinggi, kelenjar gondok (tiroid)
mengeluarkan hormon kalsitonin (calcitonin) yang akan mengubah kalsidiol
menjadi 24,25-dihidroksi vitamin D3 dengan adanya peran enzim 24-
hidroksilase yang menghidrolisis 25-hidroksi vitamin D3 pada posisi 24.
Metabolit 24,25-dihidroksi vitamin D3 ini adalah bentuk vitamin D inaktif,
berkepentingan dalam peningkatan absorbsi kalsium dari usus, tetapi
menurunkan kalsium dan fosfor serum untuk meningkatkan mineralisasi
tulang.
Pembentukan vitamin D dari paparan sinar matahari di kulit yakni
terjadinya pembentukan kolekalsiferol tanpa peran enzim di kulit dengan
adanya radiasi UV dari 7-dehidrokskolesterol. 7-dehidrokskolesterol adalah
senyawa intermediate dalam 96
sintesis kolesterol yang terakumulasi di kulit. 7-dehidrokskolesterol
disintesis dalam kelenjar sebaceous, disekresikan ke permukaan kulit, dan
kemudian diserap ke dalam epidermis.

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id
3 / 15
Metabolisme Vitamin E
Penyerapan vitamin E adalah relatif rendah yakni sekitar 20% sampai 40%
oleh usus kecil. Penyerapan vitamin E ini dihambat oleh asam lemak tak
jenuh. Penghambatan penyerapan vitamin E karena interaksi kimia antara
tokoferol dan asam lemak tak jenuh dalam lumen usus. Dalam sel mukosa
usus, semua vitamin E yang dimasukkan ke dalam kilomikron. Jaringan
mengambil sebagian vitamin E dari kilomikron. Sebagian besar sisa-sisa
vitamin E dari kilomikron masuk hati. Protein yang mengikat α-tokoferol
mentransfer α-tokoferol dalam hati, kemudian diekspor dalam bentuk
VLDL (very low density lippoprotein) untuk diserap oleh jaringan. Hasil
dari metabolisme VLDL dalam sirkulasi selanjutnya diubah dalam bentuk
LDL (low-density lipoprotein) dan HDL (high-density lipoprotein). Vitamin
E lainnya yang tidak terikat protein tidak dimasukkan ke dalam VLDL,
tetapi dimetabolisme di hati dan diekskresikan. Karena vitamin E diangkut
dalam lipoprotein yang disekresikan oleh hati maka konsentrasi plasma
tergantung pada sebagian besar plasma lipid. Lipoprotein lipase melepaskan
vitamin dengan menghidrolisis triasilgliserol yang di kilomikron dan VLDL,
sedangkan vitamin E yang terikat pada LDL secara terpisah dimediasi
reseptor penyerapan lainnya.
Tokoferol dapat mengalami oksidasi reversibel ke epoksida, diikuti oleh
pembelahan cincin menghasilkan kuinon, yang direduksi menjadi
hidroquinone dan terkonjugasi oleh asam glukuronat. Hidroquinone yang
telah terkonjugasi oleh asam glukuronat diekskresi dalam empedu. Proses
tersebut, merupakan rute utama ekskresi. Rantai sisi kuinon dan
hidrokuinon dapat teroksidasi oleh β-oksidasi. Produk oksidasi hidrokuinon
oleh β-oksidasi dan konjugatnya diekskresikan dalam urin. Produk oksidasi
hidrokuinon oleh β-oksidasi dan konjugatnya diekskresikan dalam urin
merupakan sekitar 1% dari metabolisme diekskresikan dalam urin.
Sedangkan sebagian besar vitamin E yang dieksresikan dalam bentuk urin
merupakan bentuk oksidasi vitamin E lainnya.

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id
4 / 15
Metabolisme Vitamin K
Phylloquinone diserap dalam proksimal usus kecil dan dipengaruhi oleh
mekanisme energi. Phylloquinone diserap dalam proksimal usus kecil
selanjutnya dimasukkan ke dalam kilomikron. Jaringan ekstrahepatik
mengambil phylloquinone dari kilomikron dan VLDL (very low-density
lipoprotein) dan mensintesis menaquinone-4. Beberapa menaquinone-4 juga
diserap ke dalam sistem portal dari usus besar.
Menaquinones diserap dari ileum ke dalam pembuluh darah portal. Sedikit
dari menaquinones dibentuk oleh bakteri kolon dapat diserap, karena
menaquinones terikat erat membran sel bakteri. Kandungan vitamin K di
hati 90% adalah menaquinones 7 sampai 13. Sirkulasi phylloquinone
ternyata jauh lebih cepat dibandingkan dengan menaquinones. Enam puluh
persen sampai 70% dari asupan harian phylloquinone diekskresikan. Sekitar
10% dari Total vitamin K di hati biasanya merupakan epoksida. Epoksida
yang dibentuk oleh vitamin K-dependent karboksilase dan biasanya
berkurang kembali menjadi vitamin aktif. Menadione terutama diserap oleh
sistem portal, meskipun beberapa juga diserap ke dalam sistem limfatik.
Dalam hati, menadione teralkilasi menjadi menaquinone-4 dengan
penambahan geranil-geranil pirofosfat. menadione teralkilasi merupakan
pembentukan bertahap dari rantai samping polyisoprenyl. Mikrosomal hati
akan mengkatalisis pembentukan menaquinone-2 (dari geranil pirofosfat),
menaquinone-3 (dari farnesyl pirofosfat) dan menaquinone-4. Proses
katalisis tergantung pada isoprenyl pirofosfat yang tersedia. Warfarin
merupakan zat antagonis vitamin K menghambat alkilasi menadione.
Menadione yang tidak dialkilasi dengan cepat dimetabolisme, terutama oleh
penurunan menjadi menadiol. Penurunan menjadi menadiol metabolisme
menadione diikuti dengan pembentukan glukuronida yang diekskresikan
dalam empedu. Sedangkan menadione yang beredar dalam aliran darah akan
diekskresikan dalam empedu dan urin. Metabolisme menadione cepat,
sehingga hanya sebagian kecil dikonversi ke menaquinone-4. Sekitar 20%
dari dosis oral phylloquinone diekskresikan dalam feses. Hal ini,
menunjukkan bahwa 80% phylloquinone diserap. Sekitar 75% dari konjugat

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id
5 / 15
diekskresikan dalam empedu dan sisanya dalam urin. Dalam lumen usus,
glucuronides sebagian besar dihidrolisis oleh bakteri glucuronidase. Gugus
karboksil glucuronides yang bisa diesterifikasi oleh enzim bakteri, sehingga
metabolit tinja lebih lipofilik daripada awalnya diekskresikan dalam empedu.

5. Metabolisme Vitamin Larut Air


Vitamin yang larut lemak atau minyak, jika berlebihan tidak dikeluarkan
oleh tubuh, melainkan akan disimpan. Sebaliknya, vitamin yang larut
dalam air yaitu vitamin B kompleks dan C tidak disimpan, melainkanakan
dikeluarkan oleh sistem pembuangan tubuh. Akibatnya selalu dibutuhkan
asupan vitamin tersebut setiap hari. Vitamin yang alami bisa didapat dari
produk sayur, buah dan produk hewani. Seringkali makanan yang
terkandung dalam makanan atau minuman tidak berada dalam keadaan
bebas, melainkan terikat, baik secara fisik maupun kimia. Proses pencernaan
makanan, baik didalam lambung dan usus halus akan membantu
melepaskan vitamin dari makanan agar bisa diserap oleh usus.Vitamin
diserap oleh usus dengan proses dan mekanisme yang berbeda. Vitamin
larut air langsung diserap melalui saluran darah dan ditransportasikan ke
hati.
Vitamin yang larut dalam air, yaitu vitamin B kompleks dan C, tidak
disimpan melainkan akan dikeluarkan oleh system pembuangan tubuh.
Akibatnya, selalu dibutuhkan asupan vitamin tersebut setiap hari.

Proses Metabolismenya :
Proses pencernaan makanan, baik di dalam lambung maupun usus halus
akan membantu melepaskan vitamin dari makanan agar bisa diserap oleh
usus. Vitamin larut air langsung diserap melalui saluran darah dan
ditransportasikan ke hati. Proses dan mekanisme penyerapan vitamin
dalam usus halus diperlihatkan pada table berikut.

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id
6 / 15
Tabel Proses dan Mekanisme Penyerapan Vitamin dalam Usus Halus
Jenis Vitamin Mekanisme Penyerapan
Vitamin C Difusi pasif (lambat) atau menggunakan
Na+ (cepat)
Vitamin B1 (Tiamin) Difusi pasif (apabila jumlahnya dalam lumen usus
sedikit), dengan bantuan Na+ (bila jumlahnya
dalam lumen usus banyak)
Vitamin Difusi pasif
B2 (Riboflavin)
Niasin Difusi pasif (menggunakan Na+)
Vitamin Difusi Pasif
B6 (Piridoksin)
Folasin (Asam Folat) Menggunakan Na+
Vitamin B12 Menggunakan bantuan factor intrinsic (IF) dari
lambung

Proses Metabolisme Vitamin C :


Vitamin C adalah vitamin yang larut air dan biasa disebut asam askorbat.
Vitamin C mudah diserap secara aktif atau mungkin secara nonaktif
(difusi) pada bagian atas usus halus masuk ke peredaran darah melalui
vena porta (pembuluh darah besar yang menuju ke hati lalu ke jantung).
Rata-rata penyerapan adalah 90% untuk konsumsi 20-120 mg sehari.
Konsumsi tinggi sampai 12 gram (sebagai pil) hanya diserap sebanyak
16%. Vitamin C kemudian dibawa ke semua jaringan, konsentrasi
tertinggi ada di dalam jaringan adrenal, pituitary dan retina.
Tubuh dapat menyimpan hingga 1.500 mg vitamin C bila konsumsi
mencapai 100 mg sehari. Jumlah ini dapat mencegah terjadinya skorbut
(berupa kerusakan mucosa seperti sariawan) selama tiga bulan, Vitamin C
dibuang melalui urine. Karena dibuang melalui urine itu berarti
berhubungan dengan ginjal. Jadi asupan vitamin C dosis tinggi kurang
baik untuk penderita gagal ginjal dan hati.

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id
7 / 15
Absorbsi dan Ekskresi Vitamin Larut Air
Absorbsi dan Ekskresi Vitamin C
Vitamin C dapat dioksidasi secara reversibel menjadi dehidro
vitamin C dan katabolisme lebih lanjut menghasilkan asam oksalat.
Vitamin C diekskresikan terutama di dalam urin, sebagian kecil di dalam
tinja dan sebagian kecil lagi di dalam keringat . Metabolisme vitamin C
belum banyak diketahui. Oleh karena itu perlu penelitian lebih lanjut
tentang matabolisme vitamin C.

Absorbsi dan Eksresi Vitamin B


Thiamin mudah larut dalam air, sehingga thiamin di dalam usus
halus mudah diserap kedalam jaringan mukosa. Di dalam sel epithel
mukosa usus thiamin difosforilasikan dengan pertolongan ATP dan
sebagai TPP dialirkan oleh vena porta ke hati. Thiamin total di dalam
darah berbentuk TPP, kadarnya 10 ug% di dalam komponen seluler 1 ug%
di dalam plasma leucocyt mengandung TPP dalam konsentrasi tinggi
sampai 100 ug%. Thiamin diekskresikan di dalam urine pada keadaan
normal, ekskresi ini paralel terhadap tingkat konsumsi, tetapi pada kondisi
defisien hubungan paralel ini tidak lagi berlaku.
Riboflavin disebabkan dari ikatan-ikatan protein sebagai FAD dan
FMN di dalam lambung yang bersuasana asam. FAD dan FMN kemudian
di dalam usus halus dihidrolisis oleh enzim-enzim pirofosfatase dan
fosfatasemenjadi riboflavin bebas. Riboflavin diabsorpsi di bagian atas
usus halus secara aktif oleh proses yang membutuhkan natrium untuk
kemudian mengalami fosfo rilasi hingga menjadi FMN di dalam mukosa
usus halus. Ribol=flavin dalam aliran darah sebagian besar terikat pada
albumin dan sebagian kecilpada imunoglobulin. G. Riboflavin dan
metabolitnya terutama disimpan di dalam hati, jantung dan ginjal.
Simpanan riboflavin terutama dalam bentuk FAD yang mewakili 70-90%
vitamin tersebut.
Vitamin yang terikat pada protein ini dihidrolisis menjadi biostin
yang diabsorpsi bersama biotin dalam bagian atas usus halus. Biotin

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id
8 / 15
diabsorpsi secara aktif dalam duodenum dan ileum bagian atas, serta
disimpan atau digunakan setelah diubah menjadi biotinil-5-adenilat di
dalam hati, otot dan ginjal. Biostin dihidrolisis menjadi biotin di dalam
pelasma. Biotin dan metabolitnya dikeluarkan melalui urin dalam jumlah
6-50 ug/hari.
Asam pantotenat dikonsumsi sebagai bagian dari KoAyang oleh
enzim pospatase dalam saluran cerna dihidrolisis menjadi 4-fofopantotein
dan asam pantotenat kemudian diabsorpsi. KoA disintesis kembali di
dalam sel-sel hati. Asam pantotenat dikeluarkan melalui urin, terutama
sebagai hasil metabolisme Koenzim A.
Sebelum diabsorpsi, vitamin B6 di dalam Makanan yang terutama
terdapat dalam bentuk fosforilasi dihidrolisis oleh enzim fosfatase di
dalam usus halus . Di dalam hati, ginjal, dan otak vitamin B6difosforilasi
kembali untuk kemudian diubah menjadi bentuk PLP oleh enzim oksidasi.
Fosforilasi dan perubahan oksidatif vitamin B6 juga dapat terjadi di dalam
sel darah, daerah dimana PLP terikat pada hemoglobin. Sebanyak 50%
jumlah vitamin B6 dalam tubuh disimpan dalam otot. PLP dihati diikat
oleh apoenzim dan beredar di dalam darah dalam keadaan terikat dengan
albumin. PLP yang tidak terikat diubah menjadi asam piridoksat oleh
enzim oksidase di dalam hati dan ginjal, yaitu metabolit utama yang di
keluarkan melalui urin

6. Metabolisme Mineral
Metabolisme Mineral Mineral, (kecuali K dan Na), membentuk garam dan
senyawa lain yang relatif sukar larut, sehingga sukar diabsorpsi. Absorpsi
mineral sering memerlukan protein pengemban spesifik (spesific carrier
proteins), sintesis protein ini berperan sebagai mekanisme penting untuk
mengatur kadar mineral dalam tubuh. Ekskresi sebagian besar mineral
melalui ginjal, ada juga disekresi kedalam getah pencernaan, empedu dan
hilang dalam feses. Kelainan akibat kekurangan mineral. Kekurangan intake
semua mineral esensial dapat menyebabkan sindroma klinik.Bila terjadi
difisiensi biasanya sekunder, akibat malabsorpsi, perdarahan, berlebihan

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id
9 / 15
(besi), penyakit ginjal(kalsium), atau problem klinis lain. Kelaianan akibat
kelebihan mineral. Kelebihan intake dari hampir semua mineral
menyebabkan gejala toksik. Sumber dan kebutuhan mineral sehari-hari.
Mineral esensial dan unsur runutan ditemukan dalam sebagian besar
makanan, terutama biji-bijian utuh, buah, sayuran, susu, daging dan ikan.
Biasanya dalam makanan hanya dalam jumlah yang sedikit.

Transport aktif
Transpor aktif adalah pergerakan atau pemindahan yang menggunakan
energy untuk mengeluarkan dan memasukan ion - ion dan molekul melalui
membran sel yang bersifat parmeabel dengan tujuan memelihara
keseimbangan molekul kecil di dalam sel. Mineral di dalam tubuh akan
mengalami reaksi desosiasi menjadi ion-ion dan molekul kecil untuk melalui
memberan sel. Pada transport aktif mineral akan melalui memberan sel
seperti halnya ion Natrium (Na+ ), ion kalium (K+ ), dan ion Clorium (Cl- )
melalui pompa Natrium - kalium pada membrane sel. Transpor aktif
dipengaruhi oleh muatan listrik di dalam dan di luar sel, dimana muatan
listrik ini ditentukan oleh ion natrium (Na+ ), ion kalium (K+ ), dan ion
klorin (Cl- ). Keluar masuknya ion Na+ dan K+ diatur oleh pompa natrium -
kalium. Transpor aktif dapat berhenti jika sel didinginkan, mengalami
keracunan, atau kehabisan energi. Transpor aktif memerlukan molekul
pengangkut berupa protein integral pada membran, dimana di dalam
molekul ini, terdapat situs pengikatan. Proses transport aktif dimulai dengan
pengambilan tiga ion Na+ dari dalam sel dan menempati situs pengikatan
pada protein integral. Energi diperlukan untuk mengubah bentuk protein
integral pada membran yang sebelumnya membuka kearah dalam sel
menjadi membuka kebagian luar sel. Selanjutnya, ion Na+ terlepas dari situs
pengikatan dan keluar dari protein integral menuju keluar sel. Kemudian
dari luar sel, dua ion K+ menempati situs pengikatan di protein integral.
Bentuk protein integral berubah, dari sebelumnya membuka kearah luar
menjadi membuka kearah dalam sel dan ion kalium dilepaskan kedalam sel

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id
10 / 15
Transport pasif
Transpor pasif adalah perpindahan molekul atau ion tanpa menggunakan
energi sel. Perpindahan molekul tersebut terjadi secara spontan, dari
konsentrasi tinggi ke rendah. Jadi, pejalan itu terjadi secara spontan. Contoh
transpor pasif adalah difusi, osmosis, dan difusi terfasilitasi. Difusi adalah
penyebaran molekul zat dari konsentrasi (kerapatan) tinggi ke konsentrasi
rendah tanpa menggunakan energi. Secara spontan, molekul zat dapat
berdifusi hingga mencapai kerapatan molekul yang sama dalam satu ruangan.
Sebagai contoh, setetes parfum akan menyebar ke seluruh ruangan (difusi
gas di dalam medium udara). Molekul dari sesendok gula akan menyebar ke
seluruh volume air di gelas meskipun tanpa diaduk (difusi zat padat di dalam
medium air), hingga kerapatan zat tersebut merata. Osmosis adalah
perpindahan ion atau molekul air (dari kerapatan tinggi ke kerapatan rendah
dengan melewati satu membran. Osmosis dapat didefinisikan sebagai difusi
lewat membran. Pada transport pasif osmosis, di dalam tubuh mineral akan
terionisasi menjadi zat-zat elektrolit yang dapat diserap dalam tubuh. Zat-zat
yang memiliki sifat elektrolit lemah lebih cepat melewati membran daripada
elektrolit kuat. Contoh zatzat yang dapat melewati membran dari yang
paling cepat hingga yang paling lambat antara lain: Na+ , K+ , Cl- , Ca2+,
Mg2- , Fe3+ . Seperti halnya glukosa, transport mineral melalui Transport
glukosa melalui glukosa permease dari eritrosit. Mineral masuk ke dalam
eritrosit melalui facilitated transport. Laju transport dengan menggunakan
glukosa permease adalah 50.000 kali lebih cepat daripada laju transport
tanpa glukosa permease. Pada transport pasif difusi mineral melewati
membrane melalui saluran yang disebut CHANNEL MEDIATED.
CHANNEL-dimediasi DIFUSI difasilitasi dalam saluran dimediasi
difasilitasi difusi, zat terlarut bergerak menuruni konsentrasi gradien
melintasi bilayer lipid melalui membran channel. Sebagian besar saluran
membran saluran ion, protein trans membran integral yang memungkinkan
zat atau molekul kecil, anorganik ion yang terlalu hidrofilik untuk
menembus nonpolar yang interior dari lapisan ganda lipid. Setiap ion dapat
menyebar di seluruh membran hanya pada situs tertentu. Dalam membran

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id
11 / 15
plasma ion yang paling banyak yaitu K+ (ion kalium) atau Cl- (ion klorida)
dan ion yang sedikit yaitu Na+ (ion natrium) atau Ca2+ (ion kalsium). Difusi
ion melalui saluran umumnya lebih lambat dari difusi gratis melalui lapisan
ganda lipid karena saluran menempati sebagian kecil dari total luas
permukaan membran daripada lipid. Namun, difasilitasi difusi melalui
saluran adalah proses yang sangat cepat yaitu lebih dari juta ion kalium
dapat mengalir melalui channel ini. Sebuah channel dikatakan terjaga
keteraturannya ketika bagian dari protein saluran bertindak sebagai gerbang,
berubah bentuk dalam satu cara untuk membuka pori dan cara lain untuk
menutupnya. Ion-ion akan keluar masuk dengan seiringnya terbuka dan
tertutupnya gerbang tersebut, ini diatur oleh perubahan kimia atau listrik di
dalam dan di luar sel. Ketika gerbang saluran terbuka, ion berdifusi ke dalam
atau keluar dari sel, menuruni gradien elektrokimia

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id
12 / 15
C. Latihan

1. Jelaskan metabolisme karbohidrat secara umum


2. Metabolisme Mineral dalam tubuh manusia terjadi dengan dua cara
yaitu…………dan…………………………
3. Metabolisme Vitamin dan Mineral sebagian besar terjadi di
organ……………….

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id
13 / 15
DAFTAR PUSTAKA

Anonim, 2012. Program penganggulangan gizi buruk. (online) diakses pada Rabu,

28 November 2012 (http://sehatceriaavail.blogspot.com/2012/01/program-

penanggulangan-giziburuk-dari.html)

Anonim, 2011. Artikel gizi buruk. (online)(http://nenni-s--

fkm09.web.unair.ac.id/artikel_detail-36201-Public%20Health-

Gizi%20buruk%20.html) diakses pada November 2012

Anonim, 2011. Media Unicef Indonesia. (online) diakses pada Rabu, 28

November 2012(http://www.unicef.org/indonesia/id/media_19825.html)

Anonim, 2011. Atasi gizi buruk pada balita pemerintah siapkan taburia.

(online)(http://ekbis.rmol.co/read/2011/06/24/31029/Atasi-Gizi-Buruk-Pada-

BalitaPemerintah-Siapkan-Taburia-) diakses pada Rabu, 28 November 2012

Anonim, 2012. Gizi buruk.

(online)(http://www.dakwatuna.com/2012/03/19183/dasi-ntb-lkcgelar-program-

positive-deviance/#ixzz1pk2VB3Iw) diakses pada Rabu, 28 November 2012

Anonim, 2012. Program penanggulangan gizi buruk.

(online)(http://sehatceriaavail.blogspot.com/2012/01/program-penanggulangan-

gizi-burukdari.html) diakses pada Rabu, 28 November 2012

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id
14 / 15

Anda mungkin juga menyukai