A. Latar Belakang
1. Dasar Hukum
1. Undang-Undang Nomor 17 tahun 2019 tentang Sumber Daya Air;
2. Undang – Undang Nomor 23 Tahun 2014 Tentang Pemerintahan Daerah;
3. Permen dan Kepmen yang terkait, seperti :
1
- Peraturan Menteri PUPR no. 30 / 2015 tentang Pedoman Pengembangan dan
Pengelolaan Sistim Irigasi;
- Peraturan Menteri PUPR no. 17 / 2015 tentang Pedoman Pembentukan Komisi
Irigasi;
- Peraturan Menteri PUPR no. 12 / 2015 tentang Pedoman Operasi dan
Pemeliharaan Jaringan Irigasi;
- Peraturan Menteri PUPR PUPR no. 14 / 2015 tentang Penetapan Status Daerah
Irigasi;
- Pedoman Pemeliharaan Jaringan Irigasi; disusun oleh Team Subdit OP Irigasi;
Ditjen SDA-Dit. BPSDA-Subdit OP Irigasi; ..........................
2. Gambaran Umum
Sejalan dengan arah kebijakan pembangunan infrastruktur di kementerian pekerjaaan
umum dan perumahan rakyat untuk mewujudkan kedaulatan pangan dan ketahanan air,
antara lain melalui peningkatan kinerja operasi dan pemeliharaan sarana dan prasarana
sumber daya air, termasuk jaringan irigasi, pengembangan dan pengelolaan irigasi di
Daerah Irigasi yang menjadi kewenangannya merupakan salah satu program yang
memiliki nilai strategis. Hingga saat ini Daerah Irigasi yang dikelola pemerintah masih
merupakan salah satu lumbung pangan yang memberikan sumbangan besar bagi
produksi pangan nasional.
Peran sebagai salah satu lumbung pangan nasional tersebut harus terus dijaga dan
bahkan ditingkatkan mengingat tantangan penyediaan pangan nasional terus meningkat,
sementara cita-cita kedaulatan pangan telah dicanangkan sebagai salah satu arah
kebijakan nasional. Oleh karena itu program-program untuk meningkatkan kinerja operasi
dan pemeliharaan jaringan irigasi akan terus dilanjutkan dan ditingkatkan efektivitasnya.
Termasuk dalam hal ini adalah program-program rehabilitasi jaringan irigasi yang
mengalami kerusakan baik karena faktor-faktor kondisi jaringan irigasi yang telah semakin
menua maupun sebab-sebab aksidental oleh bencana alam.
erkumpulan Petani Pemakai Air (P3A) merupakan kelembagaan pengelola irigasi yang
wajib dibentuk oleh petani pemakai air secara demokratis pada setiap daerah
layanan/petak tersier atau desa. Dalam pembentukan P3A ini, kelembagaan petani lokal
yang sudah ada perlu dijadikan basis pengembangan P3A. P3A tersebut dapat
membentuk Gabungan P3A (GP3A) pada suatu daerah layanan/blok sekunder atau
beberapa blok sekunder. Sehingga GP3A merupakan gabungan beberapa P3A yang ada
pada suatu daerah layanan sekunder atau lebih. GP3A tersebut dapat membentuk suatu
Induk P3A (IP3A) pada suatu daerah irigasi. Sehingga IP3A adalah suatu asosiasi dari
beberapa GP3A yang ada pada satu daerah irigasi atau yang tergabung pada suatu
intake pengambilan air.
2
Partisipasi masyarakat petani/P3A/GP3A/IP3A dalam pengembangan dan pengelolaan
sistem irigasi dimaksudkan untuk meningkatkan rasa memiliki, rasa tanggung jawab dan
kemampuan perkumpulan petani pemakai air dalam rangka meningkatkan efisiensi,
efektivitas dan keberlanjutan sistem irigasi partisipatif dimaksudkan untuk mewujudkan
sistem penyelenggaraan yang memenuhi prinsip transparansi dan akuntabilitas.
Partisipasi P3A/GP3A/IP3A dalam pengembangan dan pengelolaan sistem irigasi meliputi
:
1. Partisipasi dalam kegiatan pengelolaan jaringan irigasi;
Bentuk partisipasi P3A/GP3A/IP3A dalam pengelolaan jaringan irigasi meliputi partisipasi
pada operasi dan pemeliharaan jaringan irigasi serta partisipasi pada rehabilitasi jaringan
irigasi.
Bentuk partisipasi dalam pengembangan dan pengelolaan sistem irigasi antara lain : (1)
Diwujudkan mulai dari pemikiran awal, pengambilan keputusan, serta pelaksanaan
kegiatan dalam pembangunan, operasi, pemeliharaan, dan rehabilitasi; (2) Diwujudkan
dalam bentuk sumbangan pemikiran, gagasan, waktu, tenaga, material dan dana; (3)
Dilakukan secara perseorangan atau melalui P3A; (4) Didasarkan atas kemauan dan
kemampuan masyarakat petani serta semangat kemitraan dan kemandirian; dan (5)
Dapat disalurkan melalui P3A diwilayah kerjanya.
Peran serta masyarakat petani dapat pula dalam hal pembiayaan operasi dan
pemeliharaan sistem irigasi primer dan sekunder yang menjadi tanggung jawab
pemerintah dan pemerintah daerah, sedangkan pembiayaan operasi dan pemeliharaan
sistem irigasi tersier menjadi tanggung jawab petani dan dapat dibantu oleh pemerintah
dan atau pemerintah daerah.
B. Penerima Manfaat
Penerima manfaat dari kegiatan ini, secara langsung, adalah P3A/GP3A/IP3A langsung
maupun tidak langsung dari yang meliputi pemilik sawah, penggarap sawah, pemilik kolam
ikan yang mendapat air dari jaringan irigasi dan pemakai air irigasi lainnya.
3
Bimtek P3A/GP3A/IP3A ini dimaksudkan agar keterlibatan P3A/GP3A/IP3A sebagai
pelaksana OPIP tahun 2022 dapat berpartisipasi aktif pada jaringan utama yang dikelola
pemerintah Pusat.
2. Tujuan Kegiatan
- memahami peran, fungsi, tugas, tanggungjawab masing-masing pelaku dalam rangka
O&P Jaringan Irigasi yang partisipatif
- mampu berperan secara penuh dalam proses O&P Jaringan Irigasi yang partisipatif
dalam Daerah Irigasi di lokasi IPDMIP
D. Indikator Keluaran
Pencapaian indikator kinerja yang telah ditetapkan, BBWS/BWS ....................
bertanggungjawab dalam pelaksanaan dan pencapaian indikator kinerja berupa terlatihnya
P3A/GP3A/IP3A dalam OP Partisipatif.
4
G. Pelaksana dan Penanggungjawab Kegiatan
A. Pelaksana Kegiatan
Bimtek P3A/GP3A/IP3A tentang Konstruksi, OP Partisipatif dilaksanakan oleh PPK
OP.....BBWS/BWS
B. Penanggungjawab Kegiatan
Pejabat yang bertanggungjawab atas pelaksanaan kegiatan
adalah .....................................
H. Jadwal Kegiatan
Waktu pelaksanaan Kegiatan Bimtek P3A/GP3A/IP3A dilakukan selama 2-3 hari
sedangkan kegiatan dari persiapan sampai tersusunnya laporan dilaksanakan selama 4
minggu pada tahun anggaran 2022 dengan rincian sebagai berikut:
Nopember Desember
No. Kegiatan
1 2 3 4 1 2 3 4
A Persiapan
B Pelaksanaan
C Laporan
5
Modul 2 PENYUSUNAN PROGRAM KERJA P3A/GP3A/IP3A
Pokok bahasan ini akan membekali anda dengan pemahaman dan
ketrampilan tentang :
1. Dasar Kebijakan dan Pertimbangan pembentukan GP3A/IP3A
2. Tahapan pembentuka/revitalisasi P3A/GP3A/IP3A
3. Penyusunan AD/ART P3A/GP3A/IP3A
4. Legalisasi/badan hukum
Topik-topik ini harus dibahas secara konkret. Oleh karena itu topik-topik
harus dikaitkan dengan situasi dan kondisi yang nyata di balai ybs. Titik tolak
dan pertanyaan pokok dalam pembahasan topik-topik adalah : ”Apa
masalahnya ?” ”Mengapa kegiatan tersebut tidak berjalan semestinya ?”
6
Modul terdiri dari :
- Lembar Spesifikasi Modul
- Teks Bimtek
- Petunjuk Bagi Pelatih (= Langkah-Langkah Penyampaian, atau Proses
Pembelajaran)
- Bahan Serahan
- Flipchart – Gamber-gambar
Bahan-bahan bacaan yang penting dari Bimtek ini diharapkan sudah sampai
tangan calon peserta Bimtek 7 (tujuh) hari sebelum Bimtek dimulai; dan peserta
Bimtek diminta mempelajari semua bahan yang diterima sebelum
kedatangannya ke tempat Bimtek, sehingga dalam Bimtek materinya bisa lebih
diperdalam.
J. Kategori Peserta :
Para wakil pengurus dari Induk P3A / Gabungan P3A / IP3A yang berada di Daerah Irigasi
hasil penetapan lokasi Daerah Irigasi program OPIP-IPDMIP.
Jumlah peserta per angkatan Bimtek adalah kurang-lebih 30 peserta (maksimal 35 peserta
per angkatan).
K. Narasumber :
Disesuaikan dengan kebutuhan, seperti misalnya dari NPIU OP, Konsultan pendukung dari
Pusat, Jafung, serta pihak lain yang berkualifikasi untuk pokok bahasan bimtek ini.
Penanggungjawab,
7
( ........................)
NIP. ...............