Anda di halaman 1dari 17

PEMANFAATAN INDUKSI

ELEKTROMAGNETIK DALAM KEHIDUPAN


SEHARI-HARI

RAISSA PRAMITHA OKTAVIANI


XII MIPA 5/28

SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 10


MALANG Jl. Danau Grati No. 01 Telp. 0341 - 719300, Fax.0341 – 717300
Malang 65139 Website : www.sman10malang.co.id Email :
sman10malang@yahoo.com
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Segala puji hanya bagi Allah SWT yang senantiasa memberikan segala kemudahan sehingga
penulis dapat menuntaskan proposal ini dengan baik tepat pada waktunya.

Shalawat dan juga salam semoga senantiasa terlimpahkan kepada Nabi Muhammad SAW
yang senantiasa kita nantikan syafaat beliau di hari akhir.

Penulis tak lupa pula mengungkapkan syukur kehadirat Allah Swt atas segala limpahan
nikmat-Nya. Penulis sadar bahwa laporan ini jauh dari kesempurnaan.

Oleh karena itu, kritik dan juga saran dari para pembaca akan penulis harapkan. Agar
nantinya laporan ini bisa menjadi lebih baik lagi dan bisa memberikan kontribusi
pengetahuan.

Demikian, apabila dalam membuat laporan ini melakukan banyak kesalahan, maka penulis
memohon maaf yang sebesar-besarnya. Tak lupa penulis juga mengucapkan terima kasih
kepada seluruh pihak khususnya guru mata pelajaran fisika, Bapak David yang senantiasa
membimbing dalam menuliskan tugas laporan.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Malang, 24 September 2021

Penulis

2
DAFTAR ISI
BAB I: PENDAHULUAN................................................................................................................4
1.1 Latar Belakang....................................................................................................................... 4
1.2 Rumusan Masalah................................................................................................................... 5
1.3 Tujuan................................................................................................................................... 5
1.4 Manfaat................................................................................................................................. 5
BAB II: KAJIAN PUSTAKA........................................................................................................... 6
2.1 Pengertian.............................................................................................................................. 6
2.2 Sejarah Bel Listrik.................................................................................................................. 6
2.3 Fungsi Bel Listrik................................................................................................................... 6
2.4 Dasar Teori............................................................................................................................ 6
BAB III: PELAKSANAAN............................................................................................................ 10
3.1 Bahan.................................................................................................................................. 10
3.2 Alat..................................................................................................................................... 10
3.3 Langkah Pembuatan.............................................................................................................. 10
BAB IV: PEMBAHASAN.............................................................................................................. 13
4.1 Prinsip Kerja Bel Listrik........................................................................................................13
4.2 Prinsip Kerja Buzzer............................................................................................................. 15
BAB V: PENUTUP....................................................................................................................... 16
5.1 Kesimpulan.......................................................................................................................... 16
5.2 Saran................................................................................................................................... 16
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................................... 17

3
BAB I: PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dalam mata pelajaran fisika, siswa seringkali akan merasa kurang paham jika diadakan suatu
pembelajaran yang hanya melingkupi penjelasan secara teori. Guru sebaiknya juga
menjelaskan penerapan dari teori tersebut. Agar dapat menjelaskan penerapan teori tersebut,
dapat dilakukan percobaan sederhana yang tidak perlu mengeluarkan biaya yang amat besar.
Selain percobaan dapat pula dijelaskan melalui projek pembuatan produk penerapan
elektromagnetik. Saat ini, siswa sedang mempelajari bab induksi elektromagnetik/ hukum
faraday. Kita bisa membuat suatu produk yang menerapkan teori induksi elektromagnetik.
Salah satu contoh produk yang dapat dibuat adalah bel listrik.

Dalam kehidupan masyarakat, bel cukup mempunyai peran penting. Dahulu, bel listrik
merupakan sebuah produk kembangan dari alat-alat tradisional seperti gong, kentongan, dan
alat-alat lainnya yang berfungsi untuk memberi tanda ketika ada tamu yang berkunjung ke
rumah. Zaman sekarang, bel listrik seringkali dipakai di rumah-rumah warga. Dengan
adanya bel listrik, orang tersebut tidak perlu berteriak-teriak memanggil tuan rumah. Tetapi
cukup dengan memencet bel. Pada era modern ini, bel listrik telah tersedia dalam berbagai
variasi. Ada bel listrik dengan sistem elektronik yang cukup rumit, yang menghasilkan bunyi
yang unik pula seperti lagu-lagu maupun nada-nada. Oleh karena itu, penulis memilih untuk
membuat produk berupa bel listrik. Selain menambah wawasan dalam bidang fisika, juga
dapat bermanfaat untuk masyarakat di sekitar. Dimana dalam hal ini, penulis membuktikan
bahwa arus listrik dapat menghasilkan medan magnet kemudian dalam hal itu menghasilkan
bel listrik.

Selain itu, pembuatan produk bel listrik juga digunakan untuk menyelesaikan tugas mata
pelajaran fisika bab induksi elektromagnetik/ bab hukum faraday.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apakah pengertian bel listrik?


2. Bagaimanakah cara membuat bel listrik?
3. Bagaimanakah prinsip kerja bel listrik?

1.3 Tujuan

1. Siswa dapat mengetahui pengertian bel listrik


2. Siswa dapat mengetahui cara membuat bel listrik
3. Siswa dapat mengetahui prinsip kerja bel listrik

1.4 Manfaat

1. Siswa dapat mengerti dan memahami tentang bel listrik


2. Siswa dapat mempraktekan cara membuat bel listrik dengan prinsip induksi
elektromagnetik

4
3. membuktikan bahwa arus listrik menghasilkan medan magnet. 
4. Siswa dapat mengerti dan memahami tentang prinsip kerja bel listrik

BAB II: KAJIAN PUSTAKA

2.1 Pengertian

Bel listrik adalah bel yang berfungsi jika mendapatkan aliran listrik. Bel ini dapat dibuat dengan
memanfaatkan sifat-sifat dari elektromagnetik atau medan listrik. Penggunaan bel listrik antara
lain pada rumah, sekolah, asrama, dan lain-lain.

Bel listrik adalah suatu alat yang mampu menghasilkan suara dari adanya perubahan energi listrik
menjadi magnet (yang nantinya menimbulkan energi gerak yang berfungsi sebagai sumber pelaku
timbulnya suara).

2.2 Sejarah Bel Listrik


  Joseph Henry (17 Desember 1797 - 13 Mei 1878) adalah seorang ilmuwan Amerika yang
menjabat sebagai Sekretaris pertama dari Smithsonian Institution, serta anggota pendiri dari
Institut Nasional untuk Promosi Science, prekursor Smithsonian Institution. Ia sangat dihormati
selama hidupnya. Sambil membangun elektromagnet, Henry menemukan fenomena
elektromagnetik induktansi diri. Dia juga menemukan induktansi independen dari Michael
Faraday, meskipun Faraday adalah orang pertama yang mempublikasikan hasil. Henry
mengembangkan elektromagnet dalam perangkat praktis. Dia menciptakan prekursor kepada bel
listrik (khusus lonceng yang bisa dibunyikan di kejauhan melalui kawat listrik, 1831) dan estafet
listrik (1835). Satuan SI induktansi, yang dinamakan Henry, untuk menghormatinya. Karya Henry
pada relay elektromagnetik adalah dasar dari telegraf listrik praktis, diciptakan oleh Samuel
Morse dan Charles Wheatstone secara terpisah.

2.3 Fungsi Bel Listrik


 Untuk memperingatkan penghuni bahwa rumahnya tengah kedatangan tamu. Alat ini biasanya
ditempatkan di dekat pintu masuk. Ketika seorang pengunjung menekan tombol tersebut, bel akan
berdering dan penghuni akan segera keluar

Juga sebagai peringatan untuk berbagai peristiwa seperti ketika akan memperingati waktu telah
habis, memperingati waktu istirahat, bel alarm saat tidur, bel untuk pemadam kebakaran. Bel
listrik lebih banyak dimanfaatkan sebagai symbol peringatan, isyarat, atau penanda khusus
terhadap suatu peristiwa. Alat ini umumnya digunakan di sekolah, pintu halaman rumah, dan
acara perlombaan tertentu.

5
2.4 Dasar Teori
 Induksi elektromagnetik merupakan fenomena timbulnya arus listrik karena adanya perubahan
fluks magnetik. Fluks magnetik merupakan banyaknya garis gaya magnet yang mengenai suatu
bidang. Di tahun 1821, Micheal Faraday yang menemukan bahwa perubahan medan magnet
rupanya mampu menimbulkan arus listrik.

Galvanometer merupakan alat yang dapat digunakan untuk mengetahui ada tidaknya arus listrik
yang mengalir. Gaya gerak listrik yang timbul akibat adanya perubahan jumlah garis-garis gaya
magnet disebut GGL induksi, sedangkan arus yang mengalir dinamakan arus induksi dan
peristiwanya disebut induksi elektromagnetik.

Faktor yang mempengaruhi besar GGL induksi yaitu:

- Kecepatan perubahan medan magnet


Semakin cepat perubahan medan magnet, maka GGL induksi yang timbul semakin besar.
- Banyaknya lilitan
Semakin banyak lilitannya, maka GGL induksi yang timbul juga semakin besar
- Kekuatan magnet
Semakin kuat gejala kemagnetannya, maka GGL induksi yang timbul juga semakin besar.

 Fluks magnet: Karena fluks magnet didefinisikan sebagai jumlah medan magnet pada
sebuah penampang.
Karena fluks magnet didefinisikan sebagai jumlah medan magnet pada sebuah
penampang, maka sudut penampang juga mempengaruhi besarnya fluks magnet.

Secara matematis fluks magnetik didefinisikan sebagai perkalian dot (dot product) antara


medan magnet (B) dengan luas bidang (A) yang saling tegak lurus. Hal ini dapat
dinyatakan dengan:

Artinya medan magnet tegak lurus dengan luas bidangnya. Jika tidak tegak lurus, tapi
membentuk sudut, maka besar fluks magnetnya dikalikan cosinus sudutnya

 Hukum Farraday:

6
Sebuah magnet yang digerakkan masuk dan keluar pada kumparan dapat menghasilkan
arus listrik pada kumparan  itu. Galvanometer merupakan  alat  yang dapat digunakan
untuk mengetahui ada tidaknya arus listrik yang mengalir. Ketika sebuah magnet yang
digerakkan masuk dan keluar pada kumparan, jarum galvanometer menyimpang ke kanan
dan ke kiri.

Bergeraknya jarum galvanometer menunjukkan bahwa magnet yang digerakkan keluar


dan masuk   pada kumparan menimbulkan arus listrik. Arus listrik bisa terjadi jika pada
ujung-ujung kumparan terdapat GGL (gaya gerak listrik). GGL yang terjadi di ujung-
ujung kumparan dinamakan GGL induksi. Arus listrik hanya timbul pada saat magnet
bergerak. Jika magnet diam di dalam kumparan,di ujung kumparan tidak terjadi arus
listrik.

Apabila magnet batang digerakkan mendekati kumparan, maka jarum galvanometer akan
menyimpang ke kanan dan sebaliknya jika magnet batang digerakkan menjauhi kumparan,
maka jarum galvanometer akan menyimpang ke kiri. Akan tetapi jika magnet batang diam
tidak digerakkan, jarum galvanometer juga diam.

Jarum galvanometer yang bergerak menunjukkan adanya arus listrik yang timbul di dalam
kumparan pada saat terjadi gerak relatif pada magnet batang atau kumparan. Peristiwa ini
disebut induksi elektromagnetik, yaitu timbulnya ggl pada ujung-ujung kumparan yang
disebabkan adanya perubahan fluks magnetik yang dilingkupi oleh kumparan, ggl yang
timbul disebut ggl induksi.

Kesimpulan ini lebih dikenal dengan hukum Faraday yang berbunyi :

“Besarnya ggl induksi yang timbul antara ujung-ujung kumparan berbanding lurus dengan
kecepatan perubahan fluks magnetik yang dilingkupi oleh kumparan tersebut.”

Rumus:

 Hukum Lenz:

7
Hukum Lenz ditemukan oleh ilmuwan fisika bernama Friederich Lenz pada tahun 1834.
Hukum Lenz merupakan hukum fisika yang memberikan pernyataan tentang GGL (Gaya
Gerak Listrik) Induksi. Hukum ini menjelaskan arah arus induksi akibat adanya GGL
induksi tersebut.

Berdasarkan hukum Faraday, perubahan fluks magnetik akan menyebabkan timbulnya


beda potensial antara ujung kumparan. Apabila kedua ujung kumparan itu dihubungkan
dengan suatu penghantar yang memiliki hambatan tertentu, maka akan mengalir arus yang
disebut arus induksi dan beda potensial yang terjadi disebut ggl induksi. Faraday pada saat
itu baru dapat menghitung besarnya ggl induksi yang terjadi, tetapi belum menentukan ke
mana arah arus induksi yang timbul pada kumparan. Lenz menyatakan bahwa:

“Jika ggl induksi timbul pada suatu rangkaian, maka arah arus induksi yang dihasilkan
sedemikian rupa sehingga menimbulkan medan magnetik induksi yang menentang
perubahan medan magnetik (arus induksi berusaha mempertahankan fluks magnetik
totalnya konstan)”.

Ketika kedudukan magnet dan kumparan diam, tidak ada perubahan fluks magnet dalam
kumparan. Tetapi ketika kutub utara magnet digerakkan mendekati kumparan, maka
timbul perubahan fluks magnetik yang semakin membesar akibatnya timbul fluks 
magnetik yang menentang pertambahan fluks magnetik awal. Oleh sebab itu, arah fluks
induksi harus berlawanan dengan fluks magnetik. sehingga fluks total yang dilingkupi
kumparan selalu konstan.

Begitu juga pada saat magnet digerakkan menjauhi kumparan, maka akan terjadi
pengurangan fluks magnetik dalam kumparan, akibatnya pada kumparan timbul fluks
induksi yang menentang pengurangan fluks magnet, sehingga fluks totalnya selalu
konstan.

 Produk induksi elektromagnetik:


- generator AC.
- Generator DC.
- Dinamo Sepeda.
- Transformator/Trafo.
- induktor Rhumkorff.

 Elektromagnet:

Elektromagnet adalah jenis magnet di mana medan magnet dihasilkan oleh arus listrik.
Elektromagnet biasanya terdiri dari kawat yang dililit menjadi kumparan. Arus yang

8
melalui kawat menciptakan medan magnet yang terkonsentrasi dalam lubang, yaitu pusat
kumparan. Medan magnet menghilang ketika arus dimatikan

Elektromagnetik adalah suatu peristiwa perubahan sifat dari logam baja atau besi menjadi
sebuah medan magnet yang terdapat di dalam kumparan dengan muatan listrik. Sedangkan
elektromagnet ialah medan magnet yang sengaja diciptakan dengan cara melilitkan sebuah
kawat pada konduktor berupa logam baja ataupun besi selanjutnya dihubungkan dengan
aliran listrik.

 Produk Elektromagnetik:
- Pengeras Suara
- Microfon
- Pintu Kulkas
- Kompas
- Dynamo Sepeda
- Pengangkat Besi
- Bel Listrik
- Papan Catur

BAB III: PELAKSANAAN

3.1 Bahan
● 2 Buah Baterai ukuran AA
● Buzzer Aktif
● Tempat Baterai AA
● Sakelar/ Switch on off 2 kaki
● Cover buku bekas

3.2 Alat
● Gunting
● Cutter
● Isolasi
● Lem tembak

3.3 Langkah Pembuatan

1.Siapkan bahan-bahan dan alat-alatnya.

9
2. Pasangkan 2 buah baterai AA pada tempat baterai AA (Baterai tersusun secara seri)

10
3. Hubungkan kabel hitam tempat baterai (negatif baterai) ke kabel hitam buzzer.

4. Hubungkan kabel merah tempat baterai (positif baterai) ke salah satu kaki sakelar.

5. Hubungkan kabel merah buzzer ke kaki sakelar sisanya.

6. Susun dan tempelkan tempat baterai, buzzer, dan sakelar ke papan cover buku tebal
menggunakan lem tembak.

7. Bel listrik siap digunakan

11
.
.

BAB IV: PEMBAHASAN

4.1 Prinsip Kerja Bel Listrik


Bel listrik bekerja menggunakan prinsip elektromagnetik yaitu pembuatan magnet sementara
dengan cara dialiri arus listrik. Bel listrik juga bekerja dengan prinsip induksi magnet pada bagian
akhirnya.
Prinsip kerja bel listrik:

Berdasarkan rangkaian bel listrik diatas, ketika Switch (S1) ditekan (ON) maka arus listrik akan
mengalir menuju kumparan elektromagnetik dengan melalui interuptor. Selanjutnya akan terjadi
medan magnet yang bisa menarik Armature Stricker atau pemukul.

12
Striker yang sudah ditarik akan langsung memukul lonceng atau gong sehingga bel listrik bisa
menghasilkan bunyi. Saat Armature Stricker atau pemukul ditarik oleh elektromagnetik maka
hubungan listrik pada interuptor akan langsung terputus. Hal ini kemudian membuat kumparan
elektromagnetik tidak bisa dialiri oleh arus listrik.

Kemudian kumparan elektromagnetik yang tidak dialiri oleh arus listrik sudah pasti akan
kehilangan medan magnet yang dimilikinya. Dengan demikian maka tidak akan mampu lagi
untuk menarik Armature. Armature yang sudah terleasini akan mengayun kembali pada posisi
semula dan interuptor bisa terhubung kembali. Arus listrik pun akan mengalir kembali  menuju
kumpara elektromagnetik untuk dapat menarik Armature.

Siklus proses seperti demikian akan terjadi hingga berulang-ulang kembali dengan cukup cepat
hanya dalam hitungan detik sehingga bisa mengeluarkan suara yang selalu berkesinambungan
atau secara terus menerus. Namun suara atau bunyi yang dihasilkan oleh bel listrik bisa langsung
terhenti apabila Switch (S1) di OFF-kan.

Namun saya tidak menggunakan lonceng untuk membuat bel listrik ini karena di lingkungan
rumah saya sulit untuk mencari lonceng. Sehingga saya memilih untuk memakai buzzer.

4.2 Prinsip Kerja Buzzer


Prinsip kerja buzzer:

Sebuah buzzer terdiri dari wadah silinder dengan 2 kaki untuk ditancapkan pada kabel
penghubung sumber listrik. Di dalam wadah tersebut terdapat elemen piezo (piezo ceramic
element). Elemen piezo ini tersusun atas keramik piezoelektrik dan piringan besi yang tertempel
dengan rapat. Piringan elemen piezo ini berupa piringan keramik sentral yang dikelilingi oleh
suatu piringan besi, seringkali besi tersebut merupakan perunggu. Piringan besi tersebut disebut
dengan piringan vibrasi (vibration plate).

Ketika arus listrik dialirkan ke dalam buzzer. Menyebabkan sebuah kontraksi/ekspansi pada
piringan keramik. Kontraksi Hal ini menyebabkan suatu getaran pada sekitarnya. Getaran tersebut
merupakan suara yang kita dengar.

Ketika piringan piezo elektrik dihubungkan dengan terminal positif dan negatif dari buzzer.
Elemen piezo tersebut akan ekpansi dan kontraksi. Hal ini menggunakan prinsip elektromagnetik.
Ketika arus listrik dialirkan pada piringan besi. Besi tersebut akan menghasilkan magnet yang
berkontraksi dan memukul wadah sehingga memicu suara getaran untuk bel. Hal ini
menggunakan prinsip elektromagnetik.

13
14
BAB V: PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Kesimpulan Bel listrik adalah bel yang dibuat dengan memanfaatkan sifat-sifat dari
elektromagnetik atau medan listrik. Dengan adanya arus listrik yang dapat berubah menjadi
medan magnet yang berisolasi maka dapat menghasilkan bel listrik sederhana.

5.2 Saran
Saran pemanfaatan ilmu fisika telah banyak diterapkan dalam kehidupan sehari-hari, diharapkan
setelah menyusun makalah ini penulis dapat memanfaatkan dan mengembangkan ilmu-ilmu fisika
yang penulis pelajari. Disamping itu pembaca juga dapat memanfaatkan makalah ini sebagai
pedoman pembuatan projek berikutnya.

15
DAFTAR PUSTAKA

https://lecturer.ppns.ac.id/anggaratnugraha/berbagai-penerapan-elektromagnetik-dalam-
kehidupan-sehari-hari/
https://rodablog.com/cara-kerja-bel-listrik.html
https://www.studiobelajar.com/induksi-elektromagnetik/
http://aprilianurainirizmap.blogspot.com/2014/02/bel-listrik.html
https://pdfcoffee.com/makalah-bel-listrik-pdf-free.html
https://youtu.be/77h1JhD9Syw
https://youtu.be/STd8YpaNzpM
https://carafisika.blogspot.com/2013/11/induksi-elektromagnetikggl-induksi.html

16
17

Anda mungkin juga menyukai