Anda di halaman 1dari 3

1.

Prosedur Pemeriksaan Fisik Pasien Gangguan Kebutuhan Oksigen Patologis


System Pernafasan Dan Kardiovaskuler
Sistem tubuh yang berperan dalam oksigen adalah sietem pernafasan, system
kardiovaskuler, dan system hematologik. Oksigen merupakan unsur yang diperlukan
oleh tubuh dalam setiap menit ke semua proses penting tubuh seperti pernapasan,
peredaran, fungsi otak, membuang zat yang tidak dibutuhkan oleh tubuh,
pertumbuhan sel dan jaringan, serta pembiakan hanya berlaku apabila terdapat banyak
oksigen. Oksigen juga merupakan sumber tenaga yang dibutuhkan untuk metabolisme
tubuh
Oksigenasi sebagai salah satu kebutuhan dasar manusia diperoleh karena adanya
sistem pernapasan yang membantu dalam proses bernapas. Sistem pernapasan atau
respirasi berperan dalam menjamin ketersediaan oksigen untuk kelangsungan
metabolisme sel tubuh dan pertukaran gas. Proses oksigenasi dimulai dari
pengambilan oksigen di udara, kemudian oksigen masuk melalui organ pernapasan
bagian atas seperti hidung, mulut, faring, laring, dan kemudian akan masuk ke dalam
organ pernapasan bagian dalam yang terdiri dari trakea, bronkus, dan juga alveoli. Hal
ini menunjukkan bahwa oksigen merupakan gas yang sangat penting dalam proses
pernapasan. Tidak adanya oksigen akan menyebabkan gangguan pada proses
oksigenasi serta dapat menyebabkan terjadinya kemunduran secara fungsional pada
tubuh atau bahkan dapat menimbulkan kematian.
Penyebab terjadinya gangguan oksigenasi disebabkan oleh beberapa hal yang
mempengaruhi fungsi pernapasan, yang dipengaruhi oleh beberapa faktor penting,
diantaranya adalah faktor fisiologis, status kesehatan, faktor perkembangan, faktor
perilaku dan lingkungan. Pernapasan dapat berubah karena kondisi dan penyakit yang
dapat mengubah kondisi dan struktur paru. Otot-otot pernapasan, ruang pleura, dan
juga alveoli sangat penting untuk ventilasi, perfusi, dan juga pertukaran gas dalam
pernapasan.
1) Pemeriksaan Kecukupan Oksigen dan Sirkulasi
Seseorang yang memiliki kecukupan oksigen jika saturasi oksigennya
antara 95-98%. Laju nafas normal yaitu 12-20 kali/menit, dihitung selama 30
detik, jika respiratory rate (RR) paien berada di luar parameter RR dewasa normal,
maka RR harus dihitung selama satu menit penuh untuk memastikan akurasi dan
mengevaluasi irama pernafasan. Saturasi oksigen <90% berkorelasi dengan kadar
oksigen darah yang sangat rendah dan membutuhkan penanganan yang segera.
Jika saturasi oksigen rendah, biasanya akan terlihat tanda-tanda lain dari distress
napas. Adapun gejala dari distress nafas adalah nafas pendek dan cepat, sesak
nafas, tekanan darah rendah (hipotensi), tubuh terasa sangat lelah, keringat dingin
secara berlebihan, bibir atau kuku berwarna kebiruan (sianosis), nyeri dada,
denyut jantung meningkat (takikardia), batuk, demam, sakit kepala atau pusing,
linglung, penurunan kesadaran.
Untuk pemeriksaan kecukupan oksigen dan sirkulasi dokter akan
menanyakan gejala dan riwayat penyakit pasien, kemudian melakukan
pemeriksaan fisik. Pada pemeriksaan fisik, dokter akan memeriksa tanda-tanda
vital, seperti laju atau frekuensi pernapasan, tekanan darah, denyut nadi, suhu
tubuh, serta warna kebiruan pada bibir dan kuku, disertai pemeriksaan fisik
dinding dada. Untuk memastikan diagnosis, dokter akan melakukan sejumlah
pemeriksaan lain, seperti:
1. Tes darah, untuk mengukur kadar oksigen dalam darah (analisa gas darah) dan
memeriksa kemungkinan anemia atau infeksi
2. Rotgen dada, untuk melihat lokasi dan banyaknya penumpukan cairan di
dalam paru-paru, sekaligus mendeteksi kemungkinan pembesaran jantung CT
scan, untuk melihat kondisi paru-paru dan jantung dengan gambaran yang
lebih detail
3. Ekokardiografi (USG jantung), untuk menilai kondisi dan struktur jantung
serta mendeteksi gangguan fungsi jantung
4. Elektrokardiogram (EKG), untuk mengetahui aktivitas listrik jantung dan
menyingkirkan kemungkinan gejala disebabkan oleh penyakit jantung
5. Kultur atau pemeriksaan sampel dahak, untuk mendeteksi bakteri atau
mikroorganisme lain yang menyebabkan infeksi
6. Biopsi atau pengambilan sampel jaringan dari paru-paru, untuk menyingkirkan
kemungkinan gejala disebabkan oleh penyakit paru-paru selain ARDS
Jika seseorang mengalami penurunan kadar oksigen untuk memulihkannya
maka harus dilakukan pengobatan seperti:
a. Pemberian oksigen tambahan melalui selang hidung atau masker bagi pasien
dengan gejala ringan
b. Pemasangan alat bantu napas dan ventilator untuk membantu mengalirkan
oksigen ke paru-paru
c. Pemberian cairan melalui infus untuk mengontrol jumlah cairan dalam tubuh
d. Pemberian asupan nutrisi menggunakan selang nasogastrik yang dipasang
melalui hidung
e. Pemberian obat antibiotik untuk mencegah dan mengatasi infeksi
f. Pemberian obat pengencer darah untuk mencegah penggumpalan darah di kaki
dan paru-paru (emboli paru)
g. Pemberian obat pereda nyeri, obat untuk mengurangi asam lambung, dan obat
penenang (sedatif)

Daftar Pustaka

Nurul, Afif, Muhammad Ilham.2018.Gawat Darurat Medis dan Bedah.Universitas Airlangga

Anda mungkin juga menyukai