Anda di halaman 1dari 25

ALUR MERDEKA CGP - MODUL 1.

4
No Nama Mulai Dari Diri Eksplorasi Konsep Ruang Kolaborasi Ruang Kolaborasi Demonstrasi Elaborasi Koneksi Antar Aksi Nyata
CGP Sesi 1 Sesi 2 Kontekstual Pemahaman Materi
1 Yudarmis Pembelajaran kedua Durasi : 3 JP Pada Ruang Membuat Forum diskusi Menurut filosofi Ki Latar belakang
wan,S.Pd Modul terakhir Moda : Kegiatan kolaborasi 2 skenario dengan instruktur Hajar Dewantara
pada paket modul 1 pada modul forum diskusi masing – masing Restitusi dan membahas budaya Menurut pemikiran
Pendidikan adalah
adalah modul 1.4 adalah dengan CGP lain kelompok vidio positif yang bisa Ki Hajar
menuntun segala
1.4 Budaya Positif. Eksplorasi Konsep. (Kerja Kelompok) mempresentasika n demonstrasi diterapkan di kelas Dewantara, bahwa
Sama dengan hasil kerja kontekstual dan sekolah dengan kodrat yang dimiliki tujuan pendidikan
Pada pembelajaran anak-anak agar
pembelajaran kelompoknya. dan segitiga restitusi yaitu menuntun
sebelumnya, ini, CGP diajak Tujuan kemudian di mereka dapat segala kodrat, yang
pembelajaran pada menyimak bahan Pembelajaran koreksi oleh mencapai ada pada anak –
modul ini juga ajar, menjawab Khusus: krelompok lain dan keselamatan dan anak, agar mereka
menggunakan alur di simpulkan atau kebahagiaan yang dapat mencapai
MERRDEKA. pertanyaan- 1. CGP dapat di pandu oleh ibu keselamatan dan
setinggi-tingginya
Tahap pertanyaan, menganalisi s fasilitator untuk di kebahagiaan yang
pembelajaran kasus- kasus revisi sebelum di sebagai manusia setinggi – tingginya
menuliskan gagasan,
pertama adalah yang upload di LMS. maupun sebagai baik sebagai
Mulai dari Diri. mencurahkan anggota masyarakat. manusia maupun
disediakan
Agar terciptanya pengalaman, dan berdasarkan Dalam hal ini guru sebagai anggota
lingkungan belajar harapan yang ingin konsep- dituntut agar bisa masyarakat. Oleh
yang positif untuk konsep inti menuntun anak sebab itu, pendidik
dicapai.
mengembangkan dalam modul hanya dapat
Berikut ini bahan sejatinya dengan
minat dan bakat Budaya menuntun tumbuh
ajar yang digunakan menuntun segala
siswa secara Positif atau hidupnya
pada pembelajaran kodrat anak yang
optimal. Siswa bersama CGP kekuatan kekuatan
ini. berhubungan
akan belajar, lain kodrat yang ada
berlatih, dan dalam dengan kodrat alam pada anak – anak,
1. Perubahan
mengikuti proses Komunitas dan kodrat zaman. agar dapat
Paradigma
Praktisi Seperti kita ketahui memperbaiki
2. CGP dapat lakunya (bukan
bersama bahwa
dasarnya), hidup
pendidikan dengan 2. Konsep mempresent Pendidikan global
baik ketika mereka Disiplin asikan hasil sekarang menuntut dan tumbuhnya
memiliki persepsi Positif dan analisis studi anak harus kekuatan kodrat
yang positif Motivasi kasus anak.
menguasai
terhadap sekolah, 3. Keyakinan berdasarkan
misalnya perasaan Kelas konsep- keterampilan Berdasarkan hal
aman, nyaman, 4. Pemenuhan konsep inti sehingga tersebut, dilandasi
merasa dihargai, Kebutuhan dalam modul membutuhkan kita oleh budayapositif
dan diterima oleh Dasar Budaya sebagai guru dalam yang sesuai dengan
teman-teman dan 5. Lima Posisi Positif menuntun dan
gurunya. Kontrol pengertiannya yaitu
mengarahkan siswa
Suasana positif 6. Segitiga Bapak dan Ibu kebiasaan baik yang
agar tetap harus dilakukan
akan membuat Restitusi calon guru
pembelajaran penggerak, menyaring pengaruh secara terus –
menjadi budaya dari luar menerus agar
menyenangkan, Pada tahap ruang dengan tetap menjadi karakter.
hubungan antar kolaborasi ini, mengutamakan Penerapan budaya
siswa terjalin Anda akan kearifan local dan
harmonis, dan berkolaborasi dengan positif dapat
nilai-nilai luhur diwujudkan dengan
hubungan antara CGP lain untuk
budaya Indonesia
siswa dengan guru membuat cara membuat
berlangsung dalam komunitas praktisi. yang sesuai dengan kesepakatan kelas,
suasana akrab. Ruang kolaborasi profil pelanjar untuk
Sebagai individu ini akan terbagi Pancasila. Guru menumbuhkan
yang unik, siswa menjadi dua menuntun anak disiplin positif
harus dihargai bagian yaitu kerja dalam menemukan
dan dihormati. kelompok (3JP) melalui pembiasaan
bakat dan minat
Setiap siswa dan forum diskusi karakter, murid
alami yang telah ada dapat bertanggung
diperlakukan sinkronus bersama
dengan adil, fasilitator (3JP). dalam diri siswa jawab atas pilihan
tanpa harus ada mereka, tindakan
Pada sesi ini, CGP paksaan, tekanan guru yang tepat
tanpa diskriminasi. akan melakukan atau hukuman yaitu dengan
Siswa harus kerja kelompok dengan bertanya dan
merasa aman dengan ketentuan menggunakan membuat
secara fisik sebagai berikut.
pembelajaran yang kesepakatan agar
maupun psikologis.
Siswa bebas dari 1. Dalam menyenangkan mendorong motivasi
tekanan, sehingga kelompok dengan memberikan intrinsic.
dapat masing- kesempatan belajar Oleh karena itu,
mengekspresikan masing, yang sebebas- sebagai calon guru
diri tanpa takut pelajari bebasnya dan penggerak yang
dinilai negatif. kasus-kasus senyaman- harus dilakukan
Adanya hubungan yang
nyamannya kepada adalah aksi nyata
yang erat antara disediakan.
siswa dan guru 2. Lakukan anak didik untuk yang saya beri judul
membuat analisis belajar dengan “Membangun
komunikasi siswa mendalam tenang, santai dan Karakter Mandiri
lebih terbuka, terhadap gembira sesuai dan Disiplin Siswa
saling menghargai, kasus-kasus dengan konsep Melalui
memahami, dan yang merdeka belajar. Pembiasaan Baik di
mendukung satu disediakan
Dalam usaha Sekolah dan di
sama lain. dan jawablah
Penerapan norma pertanyaan- mewujudkan Rumah untuk
sekolah menjadi pertanyaan di merdeka belajar Menumbuhkan
pedoman dalam tiap kasus yang sesuai dengan Budaya Positif”.
menciptakan yang Profil Pelajar
suasana positif. disajikan. Pancasila seorang Tujuan
Dengan guru harus memiliki
menciptakan Menumbuhkan
nilai-nilai tertentu
suasana yang karakter murid
antara lain:
1. Mandiri melalui budaya
berarti positif di sekolah, di
kelas dan maupun di
positif, siswa dapat Kasus 1 seorang rumah.
berekspresi, Guru Menumbuhkan
menyalurkan Guru Matematika Penggerak sikap tanggung
bakat, dan wali kelas 8, Ibu mampu jawab pada diri
mengembangkan Santi sakit, sehingga
kreativitas, dan senantiasa murid atas aspirasi
tidak dapat masuk
berkomunikasi mendorong ide melalui
dan mengajar.
dengan baik. dirinya kesepakatan kelas
Akhirnya dicarikan
Suasana positif sendiri untuk Mengembangkan
guru pengganti, Ibu
juga membuat melakukan inisiatif yang tinggi
Eni. Ibu Eni baru 2
siswa merasa aksi serta pada diri murid
aman, nyaman, tahun menjadi guru
SMP. Beberapa mengambil menumbuhkan rasa
dan bebas dari
bully. murid perempuan, tanggung saling menghargai
Pembelajaran yang Fifi dan Natali, jawab atas diri sendiri dan
berpihak pada mengetahui hal ini segala hal orang lain.
murid akan dan mulai yang terjadi
terwujud pada menggunakan pada dirinya. Tolak Ukur
suasana positif. kesempatan dan 2. Reflektif
Disiplin di sekolah bersikap seenaknya, Kemandirian murid
Seorang
saat ini masih tertawa dan tidak di sekolah dan di
menerapkan Guru
mengindahkan rumah
hukuman fisik dan penggerak
kehadiran Ibu Eni. Persentase sejumlah
psikis. Hal ini akan
kurang baik untuk 90 % sampai 100 %
Ibu Eni mencoba berupaya
perkembangan murid
menyapa Fifi dan secara sadar
psikologis siswa. melaksanakan
Natali dengan untuk
Sehingga perlu kesepakatan kelas
ramah, sambil mengevaluas
dikembangkan dengan baik, dapat
disiplin positif, mengingatkan i diri menuju
mereka untuk tetap dilihat dari absen,
yang membuat perubahan
siswa menjadi fokus pada tugas – tugas yang
yang lebih
pengerjaan tugas. di berikan, perilaku
bertanggung “Ayolah tugasnya baik, di kelas dan di
jawab, sopan, dikerjakan, nanti Ibu memaknai lingkungan sekolah
menghargai, dan ditegur Bapak Kepala pengalaman, Foto – fotoatau
kritis. Sekolah kalau kalian mengambil dukumentasi
tidak kerjakan tugas. pelajaran, kegiatan budaya
Tolong bantu Ibu, menemukan positif di rumah
ya?”
solusi atas yang dikirim
kekurangan melalui WA Grup
Namun Fifi dan
Natali malah jadi dan kelas.
tertawa. “Ah Ibu, mengemban
santai saja, Bu.” gkan Linimasa
Mereka tetap tidak keberhasilan Tindakan
mengerjakan tugas .
Hasil kegiatan
dan malah
mengobrol. Kolaboratif Guru (vidio/foto) dan
Penggerak memiliki diberi penjelasan
Keesokan harinya, nilai kolaboratif dari foto kegiatan
Ibu Santi memanggil agar selalu dapat
Fifi dan Natali serta membangun kerja Dukungan Yang
menanyakan tentang sama dengan rekan Dibutuhkan
laporan Ibu Eni. Ibu guru, kepala
Santi menanyakan Keluarga sebagai
sekolah, orang tua
apakah mereka pusat pendidikan
dan pihak-pihak
bersedia melakukan yang pertama dan
terkait dalam
memperbaiki utama dalam
meningkatkan
permasalahan yang membentuk
ada. Fifi dan Natali kualitas
kemandirian siswa
sempat ragu-ragu pembelajaran dan
Sekolah sebagai
dan membela diri, kualitas pendidikan.
tempat
namun pada Inovatif Guru
akhirnya Penggerak mampu mengembangkan
mengatakan akan senantiasa berbagai potensi
meminta maaf. memunculkan yang dimiliki siswa
gagasan-gagasan dengan program
Ibu Santi baru dan tepat guna, yang terstruktur dan
menanggapi bahwa menemukan sistematis
tindakan itu boleh
inspirasi pemecahan Masyarakat sebagai
saja dilakukan bila
masalah ataupun tempat ekplorasi
mereka sungguh-
sungguh ingin mengambil dan eksistensi
meminta maaf, keputusan, hingga kemandirian dengan
namun Ibu Santi pada akhirnya dengan kemandirian
menanyakan melakukan yang dimilikinya,
kembali, apa yang solusi/aksi nyata mengkondisikan
mereka bisa lakukan untuk mengatasi lingkugan yang
untuk menggantikan permasalahan kondusif untuk
rasa tidak dihormati Berpihak kepada kemandirian siswa
Ibu Santi? Baik Fifi murid Berpihak
maupun Natali pada murid berarti Pembelajaran
mengakui bahwa Yang Didapat
seorang Guru
perilaku mereka
Penggerak selalu
tidak sesuai dengan Faktor
Keyakinan Kelas. Ibu bergerak dengan
Pendukung/Keber
Santi melanjutkan mengutamakan
hasilan
kembali apa yang kepentingan
Dukungan dari
akan mereka lakukan perkembangan
kepala sekolah,
untuk memperbaiki murid sebagai acuan
teman sejawat dan
masalah, apakah ada utama.
orang tua murid.
gagasan?
Kreativitas ide dari
Dengan mengetahui
Setelah berpikir murid dapat
sejenak, Natali dan nilai-nilai yang tersalurkan
Fifi mengusulkan harus dimiliki oleh
bagaimana kalau setiap guru Faktor
mereka mengadakan penggerak tersebut, Penghambat/Kega
sebuah diskusi harapannya guru galan
kelompok dengan dapat melaksanakan Perbedaan
teman-teman
tugasnya dengan karateristik murid
sekelasnya. Tema
penuh yang beragam
yang mereka pilih
adalah penerapan tanggungjawab dari Adaptasi dari
keyakinan kelas, dasar hati yang budaya lama ke
terutama tentang paling dalam, guru budaya baru
sikap saling merasa terpanggil membutuhkan
menghormati dan untuk menerapkan proses yang
bagaimana nilai-nilai tersebut. membutuhkan
penerapannya di Sejalan dengan itu, waktu serta hasil
kehidupan sehari- guru penggerak yang bertahap
hari di sekolah. juga memiliki peran
penting diantaranya Rencana
Usulan kedua adalah Perbaikan Masa
yaitu menjadi
mengirim email Mendatang
pemimpin
kepada Ibu Eni
tentang gagasan pembelajaran, Konsistensi dalam
mereka tersebut. menggerakan melaksanakan
Mereka pun komunitas praktisi, penerapan budaya
memberitahu Ibu Eni menjadi coach bagi positif di kelas,
bahwa mereka telah guru lain, sekolah dan rumah
memberitahu Kepala mendorong Lebih mengenal
Sekolah, Pak Hasan, kolaborasi antar karakteristik murid
bila lain waktu ada guru, dan
ketiadaan guru, secara psikologis
maka mereka akan mewujudkan Lebih spesifik
mengusulkan Ibu Eni kepemimpinan dalam melakukan
sebagai guru murid. penilaian sikap pada
pengganti. Dalam menjalankan murid
o Dalam perannya, seorang
kasus di
guru penggerak
atas,
langkah- harus memiliki visi
langkah yang jelas, yang
restitusi menjadi tujuan,
apa saja harapan, dan cita-
yang cita yang ingin
sudah dicapainya. Dalam
dijalanka
membuat visi
n oleh
Ibu Santi? terlebih dahulu kita
o Menurut harus mengenali
Anda, kekuatan-kekuatan
apakah yang telah dimiliki
restitusi sekolah. Kekuatan-
yang kekuatan itu berupa
diusulka n
karakter pembiasaan
Fifi dan
Natali yang ada di sekolah,
sudah prestasi dal hal-hal
sesuai yang sudah dicapai,
dengan sarana dan
pelangga prasarana yang ada
ran yang di sekolah yang
telah
mendukung
dibuat?
kegiatan serta
Apakah motivasi yang sudah
langkah- ada dalam diri dari
langkah kepala sekolah,
restitusi
guru, siswa dan
yang
telah peran orangtua.
diusulka Setelah mengenali
n segala kekuatan
mereka? yang ada, maka
o Dalam harapannya apa
kasus di yang akan dicapai
atas,
tertuang dalam visi
posisi
apakah yang jelas dan
yang telah sesuai dengan profil
diambil pelajar Pancasila
oleh Ibu dan Tujuan
Eni dalam Pendidikan
menanga Nasional. Nilai-nilai
ni
Profil Pelajar
Fifi dan
Natali? Pancasila yaitu
Jelaskan 1) Beriman,
jawaban bertakwa kepada
Anda. Tuhan Yang Maha
o Jika Esa dan berakhlak
Anda mulia,
adalah
2) Mandiri
Pak
Hasan, 3) Bergotong-
royong
4) Berkebinekaan
bagaima global
na Anda 5) Bernalar kritis
menyika 6) Kreatif
pi langkah
Untuk dapat
yang
ditempuh menggali kekuatan-
Ibu Santi? kekuatan tersebut
dapat dilakukan
dengan
Kasus 2 menggunakan
Sabrina hari itu pendekatan Inkuiri
bangun terlambat
dan terburu-buru
Apresiatif melalui
sampai di sekolah. Dia tahapan Bagja
pun akhirnya yaitu :
sampai di gerbang 1. B-uat
sekolah, tapi baru
menyadari kalau
Pertanyaan
tidak menggunakan 2. A-mbil
sepatu hitam seperti Pelajaran
tertera di peraturan 3. G-ali mimpi
sekolah. Di depan
pintu kelas, Bapak
4. J-abarkan
Lukman rencana
memperhatikan sepatu 5. A-tur
Sabrina yang berwarna eksekusi.
cokelat.
Sabrina berusaha Setelah melakukan
menjelaskan bahwa
dia terburu-buru dan Tahapan Bagja,
salah mengenakan maka kita yang ada
sepatu. dalam lingkungan
sekolah sebagai
warga sekolah dapat
Pak Lukman diharapkan dapat
menanyakan Sabrina, menerapkan
apa
peraturan sekolah budaya-budaya
tentang seragam positif melalui
warna sepatu. pembinaan dan
Sabrina menjawab pembiasaan.
sudah mengetahui
sepatu harus Konsep budaya
berwarna hitam, namun positif di sekolah
terburu-buru dan salah adalah suatu
mengenakan sepatu, pembiasaan-
selain tidak mungkin
kembali pulang pembiasaan baik
karena rumahnya jauh yang dibuat,
sekali. disepakati dan
ditaati oleh semua
Pak Lukman tetap
warga sekolah, yang
bersikeras pada
peraturan yang dibuat berdasarkan
berlaku dan nilai-nilai profil
mengatakan, “Ya pelajar pancasila
sudah, kamu sudah
dimana guru
melanggar peraturan
sekolah. Kamu berperan sebagai
salah. Sudah teladan, guru
terlambat, salah pula sebagai penuntun
warna sepatunya.
dan guru sebagai
Segera buka
sepatumu kalau tidak motivator sehingga
bisa mengenakan guru dapat
warna sepatu sesuai mendidik dengan
peraturan.”
baik sesuai dengan
konsep Ki Hadjar
Sabrina meminta Dewantara :
maaf dan memohon Pendidikan itu
kembali kepada Pak
Lukman agar tetap adalah menuntun
dapat mengenakan segala kekuatan
sepatunya dan kodrat yang ada
berjanji tidak akan pada anak-anak,
mengulang
kesalahannya. agar mereka dapat
Namun, Pak Lukman mencapai
tidak mau tahu. keselamatan dan
kebahagiaan yang
“Tidak, kamu telah
setinggi-tingginya
melanggar peraturan
sekolah, kalau tidak baik sebagai
sanggup ambil manusia maupun
sepatu di rumah atau sebagai anggota
diantarkan sepatu ke
masyarakat. dan
sekolah, ya sudah
kamu tidak kebiasaan itu terjadi
bersepatu saja secara terus-
seharian di sekolah. menerus.
Sekarang copot
sepatumu dan
silakan belajar tanpa
sepatu seharian.”

Sabrina pun dengan


berat hati mencopot
sepatunya dan
memberikannya
kepada pak Lukman.
Seharian dia tidak
berani berkeliling
sekolah karena malu
dan lebih banyak
berdiam diri di kelas
tanpa alas sepatu.

o Dalam
kasus
di atas,
sikap
posisi
apaka
.
h yang
diamb
il oleh
Bapak
Lukm
an?
Jelask
an,
apaka
h
indikat
ornya
?
o Bila
Bapak
Lukm
an
meng
ambil
posisi
seora
ng
Manaj
er, apa
yang
akan
dikata
kanny
a,
pertan
yaan-
pertan
yaan
sepert i
apaka
h yang
akan
diajuk
an ke
Sabrin
a?
Jelask
an.
o Kira-
kira
bila
Anda
adala h
Kepal
a
Sekol
ah di
sekola
h
terseb
ut,
Nilai
kebaji
kan
apa
yang
ingin
dituju
oleh
peratu
ran
harus
berwa
rna
hitam
?
o Bagai
mana
Anda
menyi
kapi
langk
ah
yang
diamb
il Pak
Lukm
an
meng
enai
kasus
terseb
ut?
Kasus 3

Ibu Dani sedang


menjelaskan pelajaran
Bahasa Inggris
di papan tulis, namun
beliau
memperhatikan bahwa
Fajar malah tidur-
tiduran dan
tampak acuh tak
acuh pada
pelajarannya.

“Fajar coba jawab


pertanyaan nomor 3.
Maju ke depan dan
kerjakan di papan
tulis.” Fajar pun
tampak malas-
malasan maju ke
depan, dan
sesampai di depan
papan tulis pun, Fajar
hanya diam terpaku,
sambil
memegang buku
bahasa Inggrisnya dan
memainkan spidol di
tangannya.

“Ayo Fajar makanya


jangan tidur-tiduran,
lain kali perhatikan!
Sudah sana, duduk
kembali, kira-kira siapa
yang bisa?”

Fajar pun kembali


duduk di bangkunya.
Hal seperti ini sudah
seringkali terjadi
pada Fajar, seperti
tidak memperhatikan,
acuh tak acuh, dan
nilai-nilainya pun
tidak terlalu baik
untuk pelajaran
Bahasa Inggris. Pada
saat ditegur oleh Ibu
Dani, Fajar hanya
menjawab, “Tidak tahu
Bu.”

Ibu Dani pun


menjawab

lirih, “Gimana kamu


Fajar, kamu tidak
kasihan sama Ibu ya,
Ibu sudah capek-capek
mengajarkan kamu.
Tidak kasihan sama
Ibu?” Dan Fajar pun
diam membisu.

o Posisi
kontrol apa
yang
diambil
oleh Ibu
Dani
dalam
pendekat
annya
kepada
Fajar?

o Membaca
sikap
Fajar,
kira-kira
kebutuha
n apa
yang
diperluka n
oleh
Fajar?

o Bilamana
Ibu Dani
mengamb
il posisi
Pemantau
, apa
yang akan
dilakukan
atau
dikatakan
olehnya?
Pertanyaa
n-
pertanyaa
n seperti
apa yang
akan
diajukan?
Jelaskan.

o Apabila
Anda
adalah
kepala
sekolah di
sekolah
Fajar dan
mengetah
ui hal ini,
bagaiman a
tindak
lanjut
Anda?

Kasus 4

Anto dan Dino sedang


bermain bersama di
lapangan basket dan
tiba-tiba terlibat dalam
sebuah pertengkaran
adu mulut. Dino pun
menjadi emosi dan
mengadakan kontak
fisik, menarik kemeja
Anto dengan kasar,
sampai 3 kancingnya
terlepas. Pada saat itu,
guru piket langsung
melerai
mereka dan
membawa mereka
ke ruang kepala
sekolah. Ibu Suti
sebagai kepala
sekolah berupaya
menenangkan
keduanya, terutama
Dino.

“Dino sepertinya kamu


saat ini sedang marah
sekali.”
Mendengar itu, Dino
pun mengalir
bercerita tentang
kekesalan hatinya.
Ibu Suti pun
melanjutkan bahwa
membuat kesalahan
adalah hal yang
manusiawi, dan
bahwa
mempertahankan diri
adalah hal yang
penting. Namun
meminta Dino
memikirkan cara lain
yang mungkin lebih
efektif karena saat ini
Dino berada di ruang
kepala sekolah.

Ibu Suti melanjutkan


bertanya tentang
keyakinan sekolah
yang disepakati,
serta apakahDino
bersedia memperbaiki
kesalahan yang telah
dilakukan terhadap
Anto? Dino pun
akhirnya perlahan
mengangguk.

Kemudian Ibu Suti


balik bertanya
kepada Anto, hal apa
yang bisa dilakukan
Dino untuk
memperbaiki masalah.
Anto
menjawab, “Saya perlu
kancing saya
diperbaiki, Bu. Ibu
saya akan sangat marah
kalau melihat kancing
baju saya sampai copot
3 kancing begini.”

Ibu Suti pun kembali


bertanya ke Dino
apakah yang akan dia
lakukan untuk
menggantikan 3
kancing Anto yang
terlepas?

Dino berpikir
sejenak, namun
menjawab, “Wah
tidak tahu, Bu, saya
lem kembali mungkin
ya, Bu?”

Ibu Suti berpikir


sebentar dan
menanggapi, “Kalau di
lem akan mudah
terlepas kembali, Dino.
Bagaimana
kalau kamu
menjahitkan saja,
bersediakah kamu?”

Dino tampak ragu-


ragu dan
menanggapi,
“Menjahit? Mana
saya tahu
bagaimana menjahit,
Bu.”

Ibu Suti meneruskan,


“Apakah kamu
bersedia belajar
menjahit?”

Dino berpikir
sejenak, memandang
kemeja Anto dan
menanggapi, “Yang
mengajari saya
siapa, Bu?”

Dengan cepat Ibu Suti


menjawab, “Pak Irfan,
guru Tata Busana.”

Dino kembali diam


sejenak, memandang
kemeja Anto yang
tanpa kancing.
Akhirnya Dino
mengangguk
tanda menyetujui
dan sepanjang siang
itu Dino belajar
menjahit dan
memperbaiki kemeja
Anto. Terakhir kali
terlihat kedua anak
laki-laki tersebut,
Dino dan Anto pada
jam pulang sekolah,
mereka sudah
bercengkrama dan
bersenda gurau
kembali.

o Posisi
kontrol
apa yang
telah
dipraktikk
an oleh
Kepala
Sekolah
Ibu Suti?
Hal-hal
apa saja
yang
dilakukan
nya
sehingga
Anda
berkesim
pulan
demikian?
o Dalam
kasus
tersebut,
bagaiman a
Dino
dikuatkan,
bagaiman a
Anto
dikuatkan
oleh Ibu
Suti?
o Kira-kira
nilai-nilai
kebajikan
(keyakina
n sekolah)
apa yang
dituju
dalam
kasus
tersebut?
Jelaskan!

Anda mungkin juga menyukai