Anda di halaman 1dari 21

NAMA : PENDI

Tugas 02-OJT 1
Tugas 02-OJT 1 Melakukan Refleksi Pendalaman Bahan Pembelajaran

Peserta membaca dan mempelajari bahan bacaan yang menjadi satu rangkaian dalam bahan pembelajaran Diklat Calon Kepala Sekolah agar
dapat mendalami materi-materi yang berkaitan dengan Pembentukan Karakter, Manajerial Sekolah, Kepemimpinan Pembelajaran Melalui
Coaching dalam Supervisi Guru dan Tenaga Kependidikan, Pengembangan Kewirausahaan, dan Rencana Tindak Lanjut Kepemimpinan
(RTL).
Peserta dapat mengunduh format Instrumen Refleksi Pendalaman Bahan Pembelajaran dari LMS seperti tampak dalam tabel di bawah ini:

Tabel Refleksi Pendalaman Bahan Pembelajaran


Materi Hal Baru yang
No Nama Mata Diklat Resume Hasil Eksplorasi Materi
Diperoleh
a b c D e
1 Pembentukan - Penugasan dinamika  Dinamika kelompok merupakan wadah untuk berinteraksi  Self Regulated
Karakter kelompok saling mengemukakan pendapat/ ide dengan nanggota Learning (SRL)
kelompok atau pemimpin untuk menghasilkan karya yang atau belajar
sudah tersusun mandiri menjadi
hal yang harus
- Filosofi pendidikan ki hajar  Selogan dari bapak pendidikan ki Hajar Dewantara
dewantara dan profil pelajar ingngaarso sungtolodo ing madyo mangun karso tutwuri ditekankan
Pancasila handayani kepada peserta
didik.kepala
sekolah harus
Menggerakkan  Kepala sekolah harus selalu berorientasi pada memiliki
komunitas belajar di peningkatan profesionalitasnya. Sehingga dapat kebiasaan untuk
lingkungan sekolah, menggerakan guru, tendik, dan peserta didik dapat melakukan
organisasi profesi, dan dilakukan dengan berbagai cara. Kegiatan MGMP, KKG, refleksi secara
lingkungan yang lain seminar-seminar pelatihan-pelatihan dan lainnya adalah mandiri juga
bentuk yang dapat diadakan alternatif untuk meningkatkan menumbuhkan
professional. kemauan dan
 Pada intinya, perubahan akan terjadi jika orang-orang kemampuan guru,
Inquiry apresiatif peserta didik
dibangunkan, lingkungan diciptakan, dan kebiasaan-
kebiasaaan lama ditinggalkanPendekatan Inkuiri dalam melakukan
Apresiatif ini dalam penerapannya di Pendidikan Guru self regulated
Penggerak (PGP) di terapkan melalui sintak BAGJA, yakni learning.
Buat Pertanyaan (Define); Ambil pelajaran (Discover); Gali Seorang kepala
mimpi (Dream); Jabarkan rencana (Design); dan A-ur sekolah harus
eksekusi (Deliver). mampu
menciptakan
 Kepala sekolah harus mampu membangun self gagasan inovasi
Membangun kebiasaan regulated learning dimiliki oleh seluruh warga sekolah. dalam
refleksi secara mandiri Hal ini dapat diwujudkan apabila kepala sekolah juga mengembangka
(self regulated mempunyai self regulated learning yang bagus. n kompetensi
learning/belajar Seorang kepala sekolah harus mampu menciptakan guru dan
mandiri)
gagasan inovasi dalam mengembangkan kompetensi kompetensi
guru dan kompetensi siswa. siswa.

 Kepala sekolah dalam memenuhi beban kerjanya


Mengembangkan
tersebut perlu mempunyai pribadi yang matang.
kematangan diri (self
Kematangan diri seorang kepala sekolah akan membawa
maturity) secara holistic
pada kondisi sekolah yang kondusif untuk terciptanya
lingkngan dan komunitas belajar yang memungkinkan
untuk terciptanya kualitas pembelajaran yang unggul. Tentu
saja kualitas pembelajaran yang unggul dapat tercipta
karena adanya guru dan tenaga tendik yang professional.

 Kepala sekolah yang profesional memiliki tanggung


Refleksi akhir jawab yang besar terhadap maju mundurnya
pengembangan karakter pengelolaan sekolah yang dibinanya. Ia harus mampu
mengendalikan diri dari sesuatu yang merugikan.
Prilaku kepala sekolah yang bertanggung jawab akan
selalu: 1) Mempertimbangkan manfaat dan resiko
ucapan dan perbuatannya, 2) Merencanakan segala
sesuatu sebelum melaksanakannya, 3) Tidak mudah
menyerah dan terus mengupayakan keberhasilan, 4)
Melakukan yang terbaik setiap saat, 5) Menjaga
ucapan dan tindakan, 6) Loyal dalam mentaati perintah
sesuai dengan tugas dan kewajiban.
2 Manajerial Sekolah MEMIMPIN UPAYA
MEWUJUDKAN VISI
SEKOLAH MENJADI
BUDAYA BELAJAR
YANG BERPIHAK
PADA MURID

1. Penyusunan RKS Pentingnya fungsi perencanaan dalam pengelolaan sekolah


Mengetahui cara
dapat dilihat dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional penyusunan
Nomor 19 Tahun 2007 tentang Standar Pengelolaan. Setiap Rencana Kerja
sekolah pada semua jenjang pendidikan (SD, SMP, SMA, Jangka Menengah
SMK), bahwa sekolah harus membuat, sebagai berikut: (RKJM ) dan
Rencana Kerja
1) Rencana Kerja Jangka Menengah (RKJM) yang Jangka Menengah
menggambarkan tujuan yang akan dicapai dalam kurun waktu (RKJM)
4 tahun yang berkaitan dengan mutu lulusan yang ingin
dicapai dan perbaikan komponen yang mendukung
peningkatan mutu lulusan.

2) Rencana Kerja Tahunan (RKT) yang dinyatakan dalam


Rencana Kegiatan dan Anggaran Sekolah (RKAS) yang
dilaksanakan berdasarkan Rencana Kerja Jangka Menengah
(RKJM).
2. Pengelolaan Standar Fungsi Standar Kompetensi Lulusan Standar kompetensi Mengetahui fungsi
Kompetensi Lulusan lulusan digunakan sebagai pedoman penilaian dalam standar Lulusan
(Pengelolaan Peserta menentukan kelulusan peserta didik dari satuan pendidikan. secara Spesifik dari
mulai tingkat PAUD
Didik) Secara spesifik, fungsi Standar Kompetensi Lulusan (SKL)
sampai SMA/SMK
untuk masing-masing satuan pendidikan adalah sebagai
berikut.
a. Standar kompetensi lulusan pada jenjang pendidikan dasar
bertujuan meletakkan dasar-dasar kecerdasan, pengetahuan,
kepribadian, akhlak mulia, serta ketrampilan untuk hidup
mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut.

b. Standar kompetensi lulusan pada satuan pendidikan


menengah umum bertujuan meningkatkan kecerdasan,
pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta ketrampilan
untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut

c. Standar kompetensi lulusan pada satuan pendidikan


menengah kejuruan untuk meningkatkan kecerdasan,
pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta ketrampilan
untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut.

3. Pengelolaan Standar Standar isi yang secara keseluruhan mencakup hal- hal Mengetahui
Isi (Pengelolaan sebagai berikut. kerangka KTSP
Kurikulum) secara utuh, beban
1. Kerangka dasar dan struktur kurikulum yang merupakan belajar dan cara
pembuatan kaldik
pedoman dalam penyusunan kurikulum pada tingkat satuan
pendidikan.

2. Beban belajar bagi peserta didik pada satuan pendidikan


dasar dan menengah
3. Kurikulum tingkat satuan pendidikan yang akan
dikembangkan oleh satuan pendidikan berdasarkan panduan
penyusunan kurikulum sebagai bagian tidak terpisahkan dari
standar isi.

4. Kalender pendidikan untuk penyelenggaraan pendidikan


pada satuan pendidikan jenjang pendidikan dasar dan
menengah

4. Pengelolaan Standar Standar proses pendidikan merupakan standar nasional Dalam standar
Proses pendidikan yang berkaitan dengan pelaksanaan pembelajaran proses, mengetahui
pada satu satuan pendidikan untuk mencapai standar cara-cara menyusun
komptensi lulusan. Dalam proses pembelajaran perangkat
diselenggarakan secara interaktif, inspiratif, memotivasi, pembelajaran yang
menyenangkan, menantang, mendorong peserta didik untuk baik dan benar
sesuai juknis
berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi
prakarsa, kreativitas, dan kemandirian peserta didik sesuai
dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta
psikologinya. Dalam proses pembelajaran pendidik
memberikan keteladanan.

5. Pengelolaan Standar Penilaian proses pembelajaran menggunakan pendekatan


Penilaian penilaian otentik (authentic assesment) yang menilai kesiapan Cara-cara menilai
peserta didik, proses, dan hasil belajar secara utuh. autentik dan menilai
Keterpaduan penilaian ketiga komponen tersebut akan dengan kaidah
menggambarkan kapasitas, gaya, dan perolehan belajar penilaian yang ada
peserta didik yang mampu menghasilkan dampak
instruksional (instructional effect) pada aspek pengetahuan
dan dampak pengiring (nurturant effect) pada aspek sikap.
Hasil penilaian otentik digunakan guru untuk merencanakan
program perbaikan (remedial) pembelajaran, pengayaan
(enrichment), atau pelayanan konseling. Selain itu, hasil
penilaian otentik digunakan sebagai bahan untuk memperbaiki
proses pembelajaran sesuai dengan Standar Penilaian
Pendidikan.
B. MEMIMPIN DAN
MENGELOLA
SEKOLAH YANG
BERDAMPAK PADA
PESERTA DIDIK
Kulaifikasi guru
1. Pengelolaan Standar 1. Pengelolaan Guru, Tendik dan peserta
Pendidik dan Tenaga 2. Tenaga Kependidikan didik
Pendidikan 3. Peserta Didik

2. Pengelolan Standar Standar prasarana dan sarana pendidikan adalah Standar


Sarana dan Prasarana Nasional Pendidikan yang berkaitan dengan persyaratan Cara mengelola dan
minimal tentang lahan, ruang kelas, tempat berolahraga, menganggarkan
tempat beribadah, perpustakaan, laboratorium, bengkel kerja, sarana prasarana
yang ada disekolah
tempat bermain, tempat berkreasi, perabot, alat dan media
pendidikan, buku, dan sumber belajar lain, yang diperlukan
untuk menunjang proses pembelajaran, termasuk penggunaan
teknologi informasi dan komunikasi.

3. Pengelolaan Standar Standar Pengelolaan pendidikan adalah standar nasional Menyusun


Pengelolaan pendidikan yang meliputi perencanaan program, pelaksanaan perencanaan
rencana kerja, pengawasan dan evaluasi, serta kepemimpinan program serta
sekolah, sistemi nformasi. pengawasan dan
evaluasinya
4. Pengelolaan Standar
Pembiayaan Standar pembiayaan mengatur komponen dan besarnya biaya
operasional satuan pendidikan. Pembiayaan mencakup biaya Mengetahui cara
menyusun
investasi, biaya operasi dan biaya personal satuan pendidikan.
pembiayaan yang
Biaya investasi mencakup pembiayaan penyediaan sarana ada di sekolah,
prasarana, pengembangan SDM, dan modal kerja tetap.

3 Kepemimpinan A. Pembelajaran Pembelajaran berdiferensiasi adalah serangkaian  Pembelajaran


pembelajaran Berdifferensiasi keputusan masuk akal (common sense) yang dibuat oleh Berdifferensi
melalui coaching guru yang berorientasi kepada kebutuhan murid. asi
dalam Supervisi 3 aspek dalam memetakan kebutuhan belajar murid  Penerapan
Guru dan Tenaga  Kesiapan belajar (readiness) murid Coaching
Kependidikan  Minat murid dalam
 Profil belajar murid Supervisi
B. Penerapan Coaching adalah gaya pembinaan dengan cara Akademik
Coaching dalam berkomunikasi, yang lebih banyak mendengar secara
Supervisi aktif serta bertanya untuk menggali lebih banyak serta
Akademik memberikan umpan balik positif yang konstruktif dalam
rangka menggali pencapaian potensi diri dari orang yang
dituntunnya (coachee). Selain itu, kepala sekolah akan
melibatkan guru dalam mengambil suatu keputusan,
sehingga dari keputusan yang diambil, guru akan memiliki
“rasa memiliki” atas keputusan tersebut dan akan
bertanggungjawab dan berkomitmen dalam
melakukannya
Jenis-jenis coaching
 Coaching untuk mendukung pembelajaran
 Coaching untuk kinerja
 Coaching untuk pengembangan kepemimpinan
 Coaching tim dan kelompok
C. Konsep dan Supervisi akademik merupakan serangkaian kegiatan
Implementasi membantu guru mengembangkan kemampuannya dalam
Supervisi mengelola proses pembelajaran sehingga dapat
meningkatkan kompetensi paedagogik dan profesional,
Akademik (Guru)
yang muaranya kepada peningkatan mutu lulusan
peserta didik (Glickman:2007)
Inti dari kegiatan supervisi adalah membantu guru dan
berbeda dengan penilaian kinerja guru, meskipun di dalam
supervisi akademik ada penilaian. Dalam supervisi
akademik menilai unjuk kerja guru dalam mengelola
proses pembelajaran merupakan salah satu kegiatan yang
tidak bisa dihindarkan prosesnya (Sergiovanni, 1987)
D. Konsep dan Supervisi adalah kegiatan yang dilakukan oleh kepala
Implementasi sekolah dalam rangka membantu guru dan tenaga
Supervisi Tendik kependidikan lainnya guna meningkatkan mutu dan
(Tenaga efektivitas penyelenggaraan pendidikan dan pembelajaran.
Kependidikan) Supervisi ditujukan pada dua aspek, yakni manajerial dan
akademik. Supervisi manajerial (tenaga kependidikan)
menitikberatkan pada pemantauan, pembinaan, dan
pembimbingan pada aspek-aspek pengelolaan dan
administrasi sekolah yang berfungsi sebagai pendukung
(supporting) terlaksananya pembelajaran. Sementara
supervisi akademik menitikberatkan pada pemantauan,
pembinaan, dan pembimbingan pengawas terhadap
kegiatan akademik, berupa pembelajaran baik di dalam
maupun di luar kelas.
Prinsif Supervisi Tendik Supervisor (kepala sekolah)
harus mampu menunjukkan perilaku seorang profesional.
Pelaksanaan supervisi tenaga kependidikan harus
berdasarkan kaidah-kaidah ilmiah untuk meningkatkan
mutu pendidikan.
E. Pelaksanaan Coaching dilaksanakan setelah kepala sekolah
Coaching Oleh melaksanakan supervisi. Hasil supervisi akan dianalisis
Kepala Sekolah mana yang menjadi potensi guru dan mana yang menjadi
kelemahan guru dalam mengajar. Dalam pelaksanaan
coaching kepala sekolah fokus kepada kelemahan guru,
dan mengubah kelemahan tersebut menjadi komitmen
yang akan dikembangkan guru pada pembelajaran
berikutnya, melalui kesadaran yang timbul dari dalam diri
guru sendiri.
Seorang calon kepala sekolah harus memahami Model
F. Membangun kompetensi kepemimpinan sekolah yang baru. Model ini
Lingkungan Belajar menyebutkan bahwa Kompetensi kepemimpinan sekolah
Yang Berpusat memiliki 4 kategori yakni (1). Kategori mengembangkan
Pada Peserta Didik diri dan orang lain, (2) memimpin pembelajaran,
(3).memimpin managemen sekolah dan (4) memimpin
pengembangaan sekolah. Sebagai calon pemimpin
pembelajaran, calon kepala sekolah harus memiliki
kompetensi dalam upaya membangun lingkungan belajar
yang kondusif, nyaman dan aman.
Calon kepala sekolah harus memiliki kemampuan dalam
mengarahkan guru menyusun Perencanaan pembelajaran
yang berpusat pada murid. Oleh karena itu, calon kepala
sekolah harus memahami model dan strategi pembelajaran
yang dapat diterapkan oleh guru dalam merancang
pembelajaran yang berpusat pada murid.
Calon kepala sekolah hendaknya juga memiliki
Kompetensi untuk melibatkan orang tua sebagai
pendamping dan sumber belajar di sekolah.

4 Pengembangan PENGEMBANGAN 1. Pendekatan Pengembangan Komunitas Berbasis Aset (PKBA) i


Kewirausahaan KEWIRAUSAHAAN suatu komunitas untuk dapat menyelesaikan tantangan yang dihadapinya
A. Pengembangan Sekolah dengan bermodalkan kekuatan dan potensi yang ada di dalam diri
Melalui Pendekatan mereka sendiri, sehingga membawa perubahan pada masyarakat
Pengembangan perubahan itu anatara lain:
Komunitas Berbasis a. Warga masyarakat akan bertanggung jawab pada yang sudah
Aset (PKBA) mereka mulai.
b. Membangun dan membina hubungan merupakan inti dari
membangun masyarakat inklusif yang sehat.
c. Masyarakat tidak pernah dibangun dengan berfokus terus pada
kekurangan,
d. Kekuatan sekolah berbanding lurus dengan tingkat keberagaman
keinginan unsur sekolah yang ada
e. Dalam setiap unsur sekolah, pasti ada sesuatu yang berhasil.
f. Menciptakan perubahan yang positif mulai dari sebuah
perbincangan sederhana.
g. Suasana yang menyenangkan.
h. kepemimpinan lokal dan pengembangan dan pembaharuan
i. perubahan pola pikir

2. Ekosistem sekolah
kualitas pembelajaran di sekolah ditentukan oleh interrelasi antara
kepala sekolah, guru dan siswa, Kondisi ekologis sekolah mencakup
antara lain sumber daya alam, sumber daya manusia, lokasi geografis,
historis, dan daya dukung pemerintah.

3. Aset – aset dalam sebuah komunitas.


Menurut Green dan Haines (2002) dalam Asset building and
community development, ada 7 aset utama atau di dalam buku ini
disebut sebagai modal utama, yaitu
1. Modal Manusia
a. Sumber daya manusia yang berkualitas,
b. kegiatan menginventaris pengetahuan, kecerdasan, dan
keterampilan yang dimiliki setiap warganya dalam sebuah
komunitas
c. kecakapan seseorang yang berhubungan dengan
kemasyarakatan.

2. Modal Sosial
a. Norma dan aturan yang mengikat warga masyarakat.
b. Norma dan aturan yang mengikat warga masyarakat
.
3. Modal Fisik
a. Bangunan yang bisa digunakan untuk proses pembelajaran,
laboratorium, pertemuan, ataupun pelatihan.
b. Infrastruktur atau sarana prasarana,

4. Modal Lingkungan/alam
a. potensi yang belum diolah dan mempunyai nilai ekonomi
yang tinggi dalam upaya pelestarian alam dan juga
kenyamanan hidup.
b. semua hasil dari pohon seperti kayu, buah, bambu, atau
material bangunan yang bisa digunakan kembali

5. Modal Finansial
a. Dukungan keuangan.
b. sumber pendapatan internal dan eksternal.
c. pengetahuan tentang bagaimana menciptakan produk dan
mendapatkan penghasilan.

6. Modal Politik
a. ukuran keterlibatan sosial.
b. Lembaga pemerintah atau perwakilannya yang memiliki
hubungan dengan komunitas

7. Modal Agama dan budaya.


a. Upaya pemberian bantuan empati dan perhatian, kasih
sayang, dan unsur dari kebijakan praktis
b. hasil karya manusia yang hidup berkembang dalam sebuah
ruang geografis
c. Agama merupakan suatu sistem berperilaku yang mendasar,
dan berfungsi untuk mengintegrasikan perilaku individu di
dalam sebuah komunitas,
d. Identifikasi dan pemetaan modal budaya agama
e. keberadaan ritual keagamaan dan kebudayaan yang ada di
masyarakat

B. Gagasan Inovasi Pengembangan Sekolah


1. Identifikasi Permasalahan Pembelajaran Di sekolah
B. Gagasan Inovasi Gambaran ketercapaian sekolah dituangkan dalam bentuk raport
Pengembangan Sekolah mutu sekolah. Berdasarkan raport mutu kepala sekolah bersama
dengan TPMPS melakukan indentifikasi kekuatan dan kelemahan
sekolah. Identifikasi kekuatan dan kelemahan merupakan sebuah
kegiatan yang dilakukan oleh satuan pendidikan untuk memperoleh
gambaran kinerja awal satuan pendidikan. Selain melalui EDS
kepala sekolah juga dapat mengidentifikasi permaslahan
pembelajaran melalui supervis

2. Pendekatan Inovatif dalam pengembangan sekolah.


Seorang dikatakan sebagai inovator bilamana:
(1) dalam mengerjakan tugas dengan cara yang tidak konvensional;
(2) menemukan masalah dan memecahkannya dengan cara yang
tidak biasa;
(3) tertarik pada hasil daripada proses;
(4) tidak senang Latihan Kepemimpinan pada pekerjaan yang
bersifat rutin;
(5) kurang senang pada kesepakatan; dan
(6) kurang sensitif terhadap orang lain (Kirton, 1976).

3. Pengorganisasian pelaksanaan program inovatif berbasis


peningkatan kualitas pembelajaran.
sifat-sifat seorang wirausahawan, seperti proaktif, kreatif, inovatif,
berani mengambil risiko, kerja keras, pantang menyerah, motivasi
tinggi, peka menangkap peluang, ingin selalu melakukan perbaikan
dan pengembangan, tidak pernah puas dengan apa yang dicapai, dan
keinginan agar orang lain tumbuh dan berkembang jiwa
wirausahannya, dan juga mengembangkan unit usaha sebagai sumber
belajar siswa.
metode pembelajaran kepemimpinan kewirausahaan:
1. Belajar berbasis pengalaman (Experiential Learning)
pentingnya pendidikan kewirausahaan melalui pemberian
kesempatan bagi siswa untuk mengalami Latihan Kepemimpinan
aktivitas kewirausahaan secara langsung

2. Belajar melalui interaksi sosial (Social Interaction Learning)


pembelajaran kewirausahaan dapat dilaksanakan melalui interaksi
sosial.
3. Pengenalan peluang (opportunity recognition)
Pengenalan terhadap peluang lebih pada menerapkan pengetahuan
yang diperoleh untuk mengembangkan ide baru dan
mengeksplorasi sesuatu yang sudah ada.

C. Pengelolaan Kewirausahan Sekolah


1. Perencanaan Program Kewirausahaan Sekolah
Manajemen di sekolah sepenuhnya dikendalikan oleh kepala
C. Pengelolaan sekolah sebagai seorang manajer. Keberhasilan lembaga pendidikan
Kewirausahan Sekolah sangat tergantung pada kepemimpinan kepala sekolah sesuai peran
dan fungsinya. Kepala sekolah harus memiliki strategi yang tepat
untuk memberdayakan tenaga kependidikan melalui kerjasama yang
kooparatif.
Keterampilan yang harus dimiliki oleh seorang manajer menurut
Handoko (2003) adalah:
1) keterampilan konseptual,
2) keterampilan kemanusiaan,
3) keterampilan administratif,
4) keterampilan teknik,
2. Pelaksanaan Program Kewirausahaan Sekolah
Beban kerja kepala sekolah terkait dengan pengembangan
kewirausahaan adalah sebagai berikut:
a. Merencanakan program pengembangan kewirausahaan.
b. Melaksanakan program pengembangan kewirausahaan:
c.  Melaksanakan Evaluasi Program Pengembangan
Kewirausahaan.
Tugas kepala sekolah dalam melaksanakan program
pengembangan kewirausahaan sesuai Permendikbud yang akan
dibahas dalam modul ini meliputi:
a. Pengembangan Jiwa Kewirausahaan.
1) Pengertian Wirausaha dan Kewirausahaan.
Kewirausahaan merupakan sikap mental dan sifat jiwa
yang selalu aktif dalam berusaha untuk memajukan karya
baktinya dalam rangka upaya meningkatkan pendapatan di
dalam kegiatan usahanya
Seorang kepala sekolah yang mempunyai jiwa
kewirausahaan hendaknya memiliki sifat-sifat berikut:
(1) mampu menciptakan visi sekolah yang jelas;
(2) menjadi inspirator bagi warga sekolah yang
dipimpinnya dan para pemangku kepentingan;
(3) mampu memberdayakan tim untuk bekerja cepat dan
cerdas untuk mencapai visi dalam kondisi lingkungan
yang tak menentu.

2) Karakteristik Pemimpin Kewirausahaan.


Lima karakter kepemimpinan kewirausahaan tersebut
adalah:
1). Innovativeness (inovatif).
Pemimpin yang inovatif melekat kemampuan
kreatifnya. Ia selalu menciptakan ide atau gagasan, dan
atau produk yang bercirikan novelty (baru), original
(orisinal), useable (bermanfaat), dan high product
(produk berkualitas tinggi).

2). Kerja Keras dan Pantang Menyerah.


Pantang menyerah adalah daya tahan seseorang
bekerja sampai sesuatu yang diinginkannya tercapai.
bekerja keras dengan motivasi yang kuat untuk sukses

3). Motivasi berprestasi tinggi.


Motivasi adalah dorongan untuk melakukan
sesuatu dalam untuk memenuhi kepentingan atau
kebutuhan yang dianggap penting.

4). Risk taking (berani mengambil risiko.


kemampuan seseorang untuk mau mengambil
langkah dalam ketidakpastian dan mengambil
tanggung jawab untuk masa depan

5). Proactiveness (proaktif).


melakukan sesuatu dengan inisiatif sendiri,
kemudian bertanggung jawab terhadap perilakunya
sendiri, baik dari masa lalu, sekarang ataupun masa
mendatang
.
3) Cara-Cara Mengembangkan Kewirausahaan.
Cara-cara mengembangkan kewirausahaan dilakukan
melalui pentahapan sebagai berikut:
a) Melakukan evaluasi diri tentang tingkat/level
kepemimpinan kewirausahaan.
b) Berdasarkan hasil evaluasi diri (profil diri jiwa
kewirausahaan),
c) Mempelajari kewirausahaan dapat dilakukan melalui
berbagai upaya.
4) Strategi Pengembangan Karakter Kewirausahaan di
Sekolah.
Pengembangan karakter kewirausahaan bertujuan untuk
membentuk insan yang memiliki karakter kewirausahaan.
Sebagai sasaran pengembangan karakter kewirausahaan
adalah kepala sekolah, guru, tenaga pendidikan dan non
kependidikan, dan siswa.
Berikut beberapa strategi untuk mencapai maksud dan
tujuan tersebut antara lain:.
a) Karakter Kewirausahaan Terintegrasi dalam Seluruh
Mata Pelajaran.
b) Karakter Kewirausahaan Terpadu dalam Kegiatan
Ekstrakurikuler.
c) Pengintegrasian Karakter Kewirausahaan melalui
Budaya Sekolah.

5) Pembelajaran Kewirausahaan di Sekolah


Pembelajaran kewirausahaan akan terjadi melalui proses
mengalami kejadian yang menantang dan berbeda, seperti
mengenali peluang, mengatasi masalah,
pembelajaran kewirausahan, yaitu:
(1) pembelajaran berbasis pengalaman (experiential
learning);
(2) pembelajaran melalui interaksi sosial (social interaction
learning); dan
(3) pembelajaran melalui pengenalan peluang (opportunity
recognition).

6) Pengembangan Kewirausahaan melalui Potensi Sekolah


Potensi sekolah dikembangkan dalam upaya
meningkatkan pelayanan sekolah. Adapun lingkup potensi
sekolah yang dapat dikembangkan yaitu:
1). pendidik dan tenaga kependidikan,
2). peserta didik,
3). orang tua/wali siswa dan masyarakat,
4). sarana dan prasarana, dan pembiayaan.
b. Pengembangan Program Pemagangan.
Program pemagangan merupakan kegiatan yang
memberikan pengalaman awal untuk membangun jati diri
peserta didik, memantapkan kompetensi sesuai dengan bidang
studi, dan menerapkan jiwa kewirausahaan dalam dunia kerja.

3. Evaluasi Program Kewirausahaan Sekolah


Suatu unit atau kesatuan kegiatan yang bertujuan mengumpulkan
informasi tentang realisasi atau implementasi dari suatu kebijakan,
berlangsung dalam proses yang berkesinambungan.
Evaluasi program kegiatan dilakukan melalui beberapa langkah atau
tahapan yang meliputi :
1). Tahapan persiapan evaluasi program,
a). Penyusunan evaluasi
b). Penyusunan instrumen evaluasi
c). Validasi instrumen evaluasi
d). Menentukan jumlah sampel yang diperlukan
e). Penyamaan persepsi antar evaluator sebelum data di ambi

2). Tahap pelaksanaan, dan


Evaluasi program dapat dikategorikan evaluasi reflektif, evaluasi
rencana, evaluasi proses dan evaluasi hasil. Keempat jenis evaluasi
tersebut mempengaruhi evaluator dalam mentukan metode dan alat
pengumpul data yang digunakan.
Dalam pengumpulan data dapat menggunakan berbagai alat
pengumpul data antara lain :
1). pengambilan data dengan tes,
2). pengambilan data dengan observasi ( bias berupa check list,
alat perekam suara atau gambar ),
3). pengambilan data dengan angket,
4). pengambilan data dengan wawancara,
5). pengambilan data dengan metode analisis dokumen dan
artifak atau dengan teknik lainya

3). Tahap monitoring


Monitoring pelaksanaan evaluasi berfungsi untuk mengetahui
kesesuaian pelaksanaan dengan rencana program. Sasaran
monitoring adalah seberapa pelaksaan program dapat diharapkan/
telah sesuai dengan rencana program, apakah berdampak positif atau
negatif.
Teknik dan alat monitoring dapat berupa :
1). Teknik pengamatan partisipatif
2). Teknik wawancara
3). Teknik pemanfaatan dan analisis data dokumentasi
4). Evaluator atau praktisi atau pelaksana program
5). Perumusan tujuan pemantauan
6). Penetapan sasaran pemantauan
7).Penjabaran data yang dibutuhkan
8).Penyiapan metode/alat pemantauan sesuai dengan sifat dan
sumber/jenis data
9).Perencanaan analisis data pemantauan dan pemaknaannya
dengan berorientasi pada tujuan monitoring

D. Kemitraan dalam Rangka Peningkatan Kualitas Pembelajaran.


Kemitraan antara sekolah dengan keluarga dan masyarakat dalam
membangun ekosistem pendidikan sejalan dengan visi Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan yaitu “Terbentuknya insan serta
ekosistem pendidikan dan kebudayaan yang berkarakter dengan
berlandaskan gotong royong”.
D. Kemitraan dalam
Rangka Peningkatan 1. Konsep Kemitraan Sekolah
Kualitas Pembelajaran Kemitraan sekolah dengan masyarakat merupakan jalinan interaksi
yang diupayakan oleh sekolah agar dapat diterima di tengah-tengah
masyarakat untuk mendapatkan aspirasi dan simpati dari masyarakat.
Manfaat yang dapat diperoleh dari program kemitraan sekolah
dengan sekolah dan lembaga lain, di antaranya:
a) Mendapatkan informasi terkini tentang tentang perkembangan
ilmu pengetahuan dan kebutuhan jenis-jenis dan jumlah tenaga
kerja terampil yang diperlukan saat itu dan prediksi untuk masa
mendatang.
b) Memperoleh bantuan peralatan, tenaga ahli, tenaga sukarela
c) Mendapat kesempatan berbagi pengalaman, seperti pengelolaan
sekolah, pengembangan kurikulum, pemberdayaan masyarakat,
pelatihan kompetensi, peningkatan sumber daya manusia, dan
efisiensi penggunaan peralatan.
d) Melaksanakan proyek bersama, misal dalam pelatihan,
mengembangkan prototipe peraga, pengembangan bakat siswa.
e) Mendapatkan beasiswa bagi sekolah yang berprestasi amat baik
atau tamatan yang performansinya ditempat kerja amat baik.
f) Meningkatkan kreativitas,
Masing-masing bentuk kemitraan sebagai berikut:
a) Kemitraan Formal.
Bentuk kerjasama yang didasarkan pada satu kesepakatan atau
perjanjian yang sifatnya mengikat dan dituangkan dalam
dokumen naskah bersama.

b) informal (tidak resmi).


Kemitraan yang didasarkan kesepakatan yang tidak mengikat
dan tidak dituangkan dalam dokumen naskah kerjasama, tetapi
lebih merupakan sebagai wujud adanya cooperative,
kebersamaan dan saling menghargai dan menghormati
keberadaan dari lembaga masing-masing

c) formal dan informal.


Keterlibatan masyarakat dalam penyelenggaraan pendidikan di
sekolah, masyarakat berhak menuntut pendidikan yang baik dan
bermutu.

d) formal bilateral atau multi lateral.


Sesuai dengan tuntutan otonomi daerah, kemitraan yang
berkaitan dengan formal bilateral atau multi lateral dalam hal
bantuan finansial (bantuan yang harus dikembalikan), perlu
mempertimbangkan aspek kewenangan pusat dan daerah sesuai
dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

2. Implementasi Kemitraan Sekolah.


Prosedur pelaksanaan kemitraan antar lembaga dirancang untuk
mengorganisasikan proses implementasi program kemitraan sekolah
dari tahap analisis, perencanaan hingga tahap akhir yaitu pelaporan
dan monitoring.

5 Rencana Tindak Rencana Proyek Rencana Proyek Kepemimpinan (RPK) adalah penjabaran Rencana Proyek
Lanjut kepemimpinan (RPK) rencana pengembangan sekolah secara operasional yang di Kepemimpinan
dalamnya memuat proyek kepemimpinan calon kepala
sekolah dalam menjalankan program/ kegiatan untuk Kajian Managerial
peningkatan kinerja sekolah. RPK disusun sebagai upaya
untuk meningkatkan kompetensi dan kinerja Peningkatan
sekolah/madrasah, serta mampu meningkatkan kualitas Kompetensi (PK)
pembelajaran dan pencapaian students wellbeing. Rencana
Proyek Kepemimpinan (RPK) adalah Proyek kepemimpinan Monitoring Dan
yang dilakukan calon kepala sekolah hendaknya Evaluasi
mencerminkan nilai-nilai kepemimpinan pembelajaran,
pengembangan kewirausahaan serta kepemimpinan sekolah.
Pelaksanaan RPK dilakukan minimal 2 siklus Gelar Karya

Kajian Managerial Kajian Managerial (KM) adalah kegiatan calon kepala dalam
melakukan pemetaan capaian SNP yang didasarkan pada
kondisi nyata dan raport mutu sekolah untuk menemukan
potensi dan tantangan yang dipertimbangkan dalam
menyusun rancangan peningkatan layanan pembelajaran
berorientasi pada peserta didik selanjutnya. KM dilaksanakan
baik di sekolah sendiri maupun sekolah magang untuk
meningkatkan kompetensi manajerial Calon Kepala Sekolah.

Peningkatan Peningkatan Kompetensi (PK) adalah kegiatan calon kepala


Kompetensi sekolah untuk meningkatkan kompetensinya berdasarkan
kebutuhan individu dengan belajar dari kepala sekolah
mentor 2.

Monitoring Dan Monitoring merupakan kegiatan pengumpulan data


Evaluasi pelaksanaan kegiatan dan membandingkannya dengan
rencana kegiatan yang telah disusun sebelumnya. Kegiatan
monitoring bertujuan mengetahui kesesuaian antara rencana
dan pelaksanaan, menemukan hambatan yang
menyebabkan pelaksanaan tidak sesuai dengan rencana.
Berdasarkan hasil monitoring ini dapat dilakukan sebagai
dasar perbaikan pelaksanaan dengan mengatasi hambatan
yang ada.dan mengantisipasi kegagalan suatu kegiatan
dalam mencapai tujuan yang ditetapkan.
Evaluasi merupakan kegiatan pengumpulan data pencapaian
hasil kegiatan, dan membandingkannya dengan target
capaian yang telah ditetapkan dalam rencana. Dengan
adanya evaluasi dapat diketahui tingkat keberhasilan suatu
kegiatan yang direncanakan.

Gelar Karya Gelar karya adalah aktivitas peserta menampilkan proses


dan hasil pelaksanaan kegiatan berupa hasil inovasi yang
dilakukan selama melaksanakan rencana proyek
kepemimpinan.

Petunjuk pengisian hasil refleksi pendalaman bahan pembelajaran:


1. Kolom “a” diisi dengan nomor urut;
2. Kolom “b” diisi dengan nama Mata Diklat;
3. Kolom “c” diisi dengan materi yang ada dalam bahan pembelajaran
4. Kolom “d” diisi dengan resume hasil eksplorasi materi secara garis besar;
5. Kolom “e” diisi dengan hal-hal baru yang diperoleh setelah mendalami materi.

Catatan:
Peserta mengunggah hasil refleksi pendalaman bahan pembelajaran ke LMS yang telah disediakan apabila moda daring.
Peserta mempresentasikan hasil pengisian instrument refleksi bahan pembelajaran dan mengumpulkan hasil pekerjaannya kepada pengajar
diklat.

Anda mungkin juga menyukai