Anda di halaman 1dari 68

Tugas 02-OJT 1

Tugas 02-OJT 1 Melakukan Refleksi Pendalaman Bahan Pembelajaran

Peserta membaca dan mempelajari bahan bacaan yang menjadi satu rangkaian
dalam bahan pembelajaran Diklat Calon Kepala Sekolah agar dapat mendalami materi-
materi yang berkaitan dengan Pembentukan Karakter, Manajerial Sekolah, Kepemimpinan
Pembelajaran Melalui Coaching dalam Supervisi Guru dan Tenaga Kependidikan,
Pengembangan Kewirausahaan, dan Rencana Tindak Lanjut Kepemimpinan (RTL).
Peserta dapat mengunduh format Instrumen Refleksi Pendalaman Bahan
Pembelajaran dari LMS seperti tampak dalam tabel di bawah ini:

Tabel Refleksi Pendalaman Bahan Pembelajaran


Nama Mat Resume Hasil Hal Baru
N
Mata eri Eksplorasi yang
o
Diklat Materi Diperoleh
a B c D e
1 Pembentuk 1. - Permendiknas nomor 13 Memahami
an Karakter Dinami tahun 2007 tentang pelaksanaan
ka standar kepala dinamika
Kelomp sekolah/madrasah kelompok
ok menjadi acuan untuk
pentingnnya nilai-nilai menumbuhk
karakter dalam dinamika an nilai
kelompok. karakter
- Pelaksanaan dinamika kepemimpin
kelompok dapat menum- an.
buhkan nilai karakter
kepemimpinan s e p e r
t i kreativitas,
inovasi, motivasi yang
kuat meraih prestasi,
kerja sama, komitmen,
dan tanggung
jawab..Misalnya,
memben- tuk suku,
menciptakan lagu
kebangsaan dan yel- yel
suku (kelompok),
menciptakan gerakan
koreografi),
- Dalam pelaksanaan
kepe- mimpinan kepala
sekolah nilai-nilai
karakter tersebut akan
menumbuhkan
motivasi diri dalam
semangat kerja.
2. Filosofi - Ing ngarso sung tulodo, 1. Mengetahui
Pendidik ing madya mangun dan
an Ki karso, tut wuri handayani
Hajar merupakan pemi-kiran Ki mema-
Dewanta Hadjar Dewantara (KHD) hami
ra dan yang menjadi filosofi
Profil pendidikan nasional. filosofi
Pelajar - Tut wuri handayani (dari pendidikan
Pancasil
a belakang seorang Guru Ki Hajar
harus bisa memberikan Dewantara
dorongan dan arahan), beserta
ing madya mangun implikasiny
karsa (di a dalam
sistem
pendidikan
nasional.
tengah atau di antara 2. Mengetahu
murid. Guru harus i dan
mencip- takan prakarsa mema-
dan ide), dan ing ngarsa hami
sung tulada (di depan,
seorang pendidik harus istilah profil
memberi teladan atau “Pelajar
contoh tindakan baik). Pancasila”;
Semboyan ini masih latar
tetap dipakai dalam dunia
pendidikan kita, terutama bela- kang
di sekolah-sekolah. lahirnya
profil
Menurut KHD: Pelajar
 Pendidikan mesti disan- Pancasila;
darkan pada penciptaan makna
jiwa merdeka, cakap, dan
dan berguna bagi fungsi
masyarakat). Pemikiran
tersebut se-jala profil
n dengan konteks Pelajar
p endidikan Indonesia Pancasila;
saat ini, yakni tujuan
pendidikan dan penamaan
kebudayaan yang profil
berwa- wasan Pelajar
kebangsaan. Pancasila.

 Pendidikan adalah 3. Memahami


tuntunan di dalam hidup karakter
tumbuhnya anak-anak. dan
Tujuannya ada- lah kompetensi
menuntun segala dalam
kekuatan kodrat yang profil
ada pada anak-anak itu Pelajar
agar mereka sebagai Pancasila;
manusia dan anggota pengem-
masyarakat dapat bangan
mencapai kese- lamatan dimensi-
dan kebahagiaan dimensi
setinggi-tingginya. profil
Pelajar
 KHD melontarkan Pancasila,
konsep belajar 3 dinding serta
yang mengandung kaitan profil
makna filosofi bahwa Pelajar
dengan ada satu dinding Pancasila
yang terbuka, maka dengan
seolah hendak menegas- kurikulum
kan tidak ada batas atau pada
jarak antara di dalam satuan
kelas dengan realita di pendidikan.
luar.

 Pendidikan, yaitu
tuntutan di dalam hidup
tumbuhnya anak-anak.
Maksudnya, pendidikan
yaitu menuntun segala
kekuatan kodrat yang
ada pada anak-anak itu
agar mereka sebagai
manusia dan sebagai
anggota masyarakat
dapat- lah mencapai
keselamatan
dan kebahagiaan
setinggi- tingginya. Bagaimana
cara dan
 Lingkungan pendidikan kiat- kiat
meliputi lingkungan ke- dalam
luarga, lingkungan mengemban
sekolah, dan lingkungan gk an
organisasi pemuda, yang lingkungan
dikenal dengan Tri Pusat sekolah
Pen- didikan. Selain yang dikenal
tripusat pendidikan, KHD dengan Tri
menge- mukakan ajaran Pusat Pen-
Trikon. Teori Trikon didikan.
merupakan usaha Selain
pembinaan kebu- dayaan tripusat
nasional yang pendidikan,
mengandung tiga unsur, KHD
yaitu kontinuitas, konsen- menge-
trisitas, dan konvergensi. mukakan
Dalam mengembangkan ajaran
karakter dan membina Trikon. Teori
kebudayaan bangsa Trikon
harus merupakan merupakan
kelanjutan dari budaya usaha
sendiri (kontinuitas) pembinaan
menuju ke arah kebu-dayaan
kesatuan kebudayaan nasional
dunia (kon- vergensi), yang
dan tetap terus memiliki mengandun
dan membina sifat g tiga unsur,
kepribadian di dalam yaitu
ling- kungan kontinuitas,
kemanusiaan se- dunia konsen-
(konsentrisitas). trisitas, dan
konvergensi.
 Dalam pemikiran KHD
metode yang sesuai
dengan sistem
pendidikan adalah sistem
among, yaitu metode
pengajaran dan
pendidikan yang
berdasar- kan pada asih,
asah, dan asuh. Metode
ini secara teknik
pengajaran meliputi
kepala, hati, dan panca
indera. Sehingga output
pendidikan yang dihasil-
kan adalah peserta didik
yang berkepribadian
mer- deka, sehat fisik,
sehat mental, cerdas,
menjadi anggota
masyarakat yang
berguna, dan
bertanggung jawab atas
kebahagiaan dirinya dan
kesejahteraan orang lain.
 Pendidikan humanis,
yakni pendidikan yang
menekan- kan
pentingnya pelestarian
eksistensi manusia,
dalam
arti membantu manusia
lebih manusiawi, lebih
berbudaya, sebagai ma-
nusia yang utuh ber-
kembang (menurut
KHD menyangkut daya
cipta atau (kognitif),
daya rasa (afektif), dan
daya karsa (konatif)).

 Peserta didik yang di-


hasilkan adalah peserta
didik yang
berkepribadian merdeka,
sehat fisik, sehat mental,
cerdas, menjadi anggota
masyarakat yang
berguna, dan
bertanggung jawab atas
kebahagiaan dirinya dan
kesejahteraan orang lain.
Metode yang yang
sesuai dengan sistem ini
adalah sistem among
yaitu metode pengajaran
dan pendidikan yang ber-
dasarkan pada asih,
asah dan asuh (care and
dedication based on
love).

 Manusia merdeka
adalah seseorang yang
mampu berkembang
secara utuh dan selaras
dari segala aspek
kemanusiaannya dan
yang mampu meng-
hargai dan menghormati
kemanusiaan setiap
orang.

 “Educate the head, the


heart, and the hand”.
Guru yang efektif
memiliki keunggulan
dalam meng- ajar
(fasilitator); dalam
hubungan (relasi dan
komunikasi) dengan
peserta didik dan
anggota komunitas
sekolah; dan juga relasi
dan komu- nikasinya
dengan pihak lain (orang
tua, komite sekolah,
pihak terkait); segi
administrasi sebagai
guru; dan sikap profesi-
onalitasnya.
- Implikasi filosofi Bagaimana
pendidikan KHD adalah menyamakan
adanya per- samaan persepsi
persepsi antara antara
penegak atau pemimpin penegak
pendidikan tentang arti atau
“mendidik” itu sendiri. pemimpin
KHD mengatakan bahwa; pendidikan
pen- didikan ialah usaha tentang arti
kebu- dayaan yang “mendidik”
bermaksud memberi itu sendiri.
bimbingan dalam hidup
tumbuhnya jiwa raga
anak agar dalam kodrat
pribadinya serta
pengaruh
lingkunganannya, mereka
memperoleh kemajuan
lahir batin menuju ke
arah adab kemanusiaan.
Adab kema- nusiaan
yang dimaksud adalah
tingkatan tertinggi yang
dapat dicapai oleh
manusia yang
berkembang selama
hidupnya. Artinya dalam
upaya mencapai
kepribadian seseorang
atau karakter seseorang,
maka adab kemanusiaan
adalah tingkat yang
tertinggi.

B. Profil Pelajar Pancasila


- Istilah “Pelajar
Pancasila” lahir karena
tuntutan Visi Indonesia
2045, dengan salah
satu pilar utama, yaitu
“pembangunan ma-
nusia dan penguasaan
ilmu pengetahuan dan
teknologi.
- Kemendikbud
mencanang- kan
“merdeka belajar”
sebagai jawaban untuk
membangun pilar
“pembangunan manusia
dan penguasaan ilmu
pengetahuan dan
teknologi.
- Konsep merdeka belajar
bersumber dari
pemikiran KHD bahwa
kemerdekaan adalah
tujuan pendidikan
sekaligus paradigma
pen- didikan yang perlu
dipahami oleh seluruh
pemangku kepentingan,
termasuk siswa, guru,
keluarga, institusi
pendidik-
an, dunia usaha/industri,
dan masyarakat
bergotong-
royong menjadi agen
perubahan. Seluruhnya
mengambil peran untuk
mencapai pendidikan
ber- kualitas bagi
seluruh rakyat
Indonesia.
- Merdeka belajar perlu
dikuatkan kembali
terutama karena
tantangan yang dihadapi
dunia pendidikan
semakin kompleks.
Bukan saja harus
merespons tantangan
yang sedang dihadapi,
tetapi juga perlu
merespons tantangan-
tantangan yang akan
dihadapi di masa-masa
mendatang.
- Profil pelajar pancasila
perlu dirumuskan secara
matang sebagai upaya
menerjemahkan visi dan
tujuan pendidikan yang
telah dirumuskan dalam
UU dan dicita-citakan
para pemimpin bangsa
ke dalam ruang yang
lebih kecil yang
bernama lembaga
pendidikan.
- Latar belakang
lahirnya profil Pelajar
Pancasila adalah:
 lembaga pendidikan
(sekolah)
dipersiapkan untuk
melahirkan gene- rasi
masa depan yang
unggul dan
berkarakter.
 Generasi Abad 21
Indonesia diharapkan
da- pat memajukan
Indo- nesia dan
mewujudkan keadilan
sosial bagi seluruh
rakyat Indonesia masa
depan, sekaligus
berpartisipasi aktif
dalam menyelesaikan
masalah- masalah
global, men- jaga
ketertiban dan
perdamaian dunia.

1. Makna dan Fungsi


Profil Pelajar
Pancasila
Profil Pelajar Pancasila
merupakan luaran pen-
didikan (student out-
comes) yang menjadi
arah
tujuan dari segala upaya
peningkatan kualitas Menging-
pen- didikan nasional terpretasi
dengan merujuk kepada Pelajar
karakter mulia bangsa Pancasila
Indonesia dan yang
tantangan pendidikan berkarakter
abad 21. Profil Pelajar dan
Pancasila bukanlah cita- mempunyai
cita yang abstrak. kemampuan
Namun, perlu yang sehari-
dihidupkan dan menjadi hari
bagian dari budaya dibangun
sekolah. Segenap dan
komunitas sekolah perlu dihidupkan
memahami profil Pelajar dalam diri
Pancasila secara men- setiap
dalam untuk dapat individu
menghidupkannya pelajar.
dalam keseharian dan Dalam
dalam berbagai perwujudan
kegiatan pen- didikan. dari nilai-nilai
Pancasila
2. Tujuan Penamaan bertujuan
Profil Pelajar un- tuk
Pancasila menguatkan
- Penamaan “Profil nilai-nilai
Pelajar Pancasila” luhur
bertujuan un- tuk Pancasila
menguatkan nilai-nilai dalam diri
luhur Pancasila dalam setiap
diri setiap individu individu
pelajar Indonesia. pelajar
- Dengan mencantumkan
“Pancasila” sebagai
luar- an sistem
pendidikan nasional,
Pancasila tidak lagi
sekadar menjadi dasar
atau fondasi yang kokoh
dari pendidikan, tetapi
juga sejalan dengan
upaya menghidupkan
Pancasila sebagai nilai-
nilai yang mengatur
perilaku
bangsa, dan sebagai
arah yang memandu
perkembangan diri
dan penguatan
kompetensi seluruh
pelajar di tanah air.
- Profil Pelajar Pancasila
adalah karakter dan
kemampuan yang
sehari- hari dibangun
dan dihidupkan dalam
diri setiap individu
pelajar.
Karakter dan
kemampuan ini adalah
perwujudan dari nilai-
nilai Pancasila. Atas
dasar itu, maka, sistem
pendidikan nasional
me-
nempatkan Pancasila
tidak
saja sebagai dasar, Mengemban
tetapi juga ditempatkan g- kan nilai-
sebagai tujuan yang nilai
utama. Pancasila
yang
3. Karakter dan Kompe- mempunyai
tensi dalam Profil dimensi
Pelajar Pancasila beriman,
- Profil Pelajar bertakwa
Pancasila memiliki kepada
enam dimensi Tuhan Yang
utama: Maha Esa,
1. beriman, bertakwa dan
kepada Tuhan berakhlak
Yang Maha Esa, mulia,
dan berakhlak mandiri,
mulia; bernalar
2. mandiri; kritis,kreatif,
3. bernalar kritis; bergotong
4. kreatif; royong dan
5. bergotong-royong, berkebhinek
dan; a- an
6. berkebhinekaan global,kolab
global. ora
- Keenam dimensi si,kepedulian
tersebut terangkum ke dan berbagi.
dalam satu rangkaian
profil yang tidak
terpisahkan:
“Pelajar Indonesia meru-
pakan pelajar sepanjang
hayat yang memiliki
kompetensi global dan
berperilaku sesuai nilai-
nilai Pancasila.”

4. Pengembangan
Dimensi- Dimensi Profil
Pelajar Pancasila
- Fase Perkembangan
Di- mensi Profil
Pelajar Pancasila:
 Fase fondasi, usia 0
s.d 5/6 tahun (PAUD
(terutama jenjang
TK).
 Fase A, usia 6/7 –
9 tahun (SD,
umumnya kelas 1
– 3).
 Fase B, usia 10 –
12 tahun (SD,
umumnya kelas 4
– 6).
 Fase C, usia 13 – 15
tahun (Umumnya
SMP).
 Fase D, usia 16-18
tahun (umumnya
SMA).
- Elemen dan
Subelemen Dimensi
Profil Pelajar
Pancasila:
1. Beriman, Bertakwa
kepada Tuhan YME,
dan Berakhlak Mulia
Elemen Kunci:
 akhlak
beraga
ma;
 akhlak pribadi;
 akhlak
kepada
manusia;
 akhlak kepada
alam;
 akhlak bernegara.
2. Berkebhinekaan Global
Elemen Kunci:
 mengenal dan
menghargai
budaya;
 komunikasi
dan interaksi
antarbudaya;
 refleksi dan
tanggung
jawab
terhadap
pengalaman
kebhinekaan;
 berkeadilan sosial.
3. Gotong
Royong
Elemen Kunci:
 kolaborasi;
 kepedulian;
 berbagi.
4. Mandiri
Elemen Kunci:
 kesadaran akan
diri dan situasi
yang dihadapi;
 regulasi
diri
5. Bernalar
Kritis
Elemen Kunci:
 memperoleh dan
memproses
informasi dan
gagasan;
 menganalisis
dan
mengevaluasi
penalaran;
 merefleksi
pemikiran dan
proses berpikir
6. Kreatif
Elemen Kunci:
 menghasilkan
gagasan
yang original;
 menghasilkan
karya dan
tindakan
yang original.
Profil Pelajar Pancasila
dan Kurikulum
- Dari perspektif penyu-
sunan kurikulum, Profil
Pelajar Pancasila adalah
tujuan besar (aim) atau
aspirasi yang perlu
dicapai, atau yang
disebut juga dengan
long-term outcomes
(luaran jangka panjang).
- Perancangan kurikulum
yang berorientasi pada
pencapaian Profil
Pelajar Pancasila tidak
cukup hanya
mengandalkan proses
belajar-mengajar dalam
program intra- kurikuler.
Capaian dalam setiap
mata pelajaran penting
untuk dirancang, namun
fokus pada rancangan
ini saja tidak cukup.
Kemampuan-
kemampuan yang
meru- pakan luaran
jangka panjang tersebut
perlu dibangun melalui
berbagai pengalaman
belajar, baik melalui
mata pelajaran
(program intrakurikuler),
kegiatan pendukung
kurikulum (ko-kurikuler),
maupun kegiatan
ekstra- kurikuler.
3. Meng- 1. Hubungan Mengeta
gerakkan Penugasan dinamika hui cara
Komunita kelompok dengan meng-
s Belajar Konten Materi gerakkan
Penugasan dinamika ke- komunita
di lompok, seperti membuat s belajar
Lingkung yel nasional dan
an koreografi memiliki di
Sekolah hubungan erat dengan lingkung
pembentukan ka- rakter an
kepemimpinan, sekolah.
utamanya bagi calon
kepala sekolah.

2. Konsep Community
of Practice bagi Kepala
Sekolah
- Community of Practice
bagi kela sekolah
merupakan komunitas
seprofesi untuk berbagi
pengetahuan tentang
topik tertentu yang
spesifik dengan
tujuan
meningkatkan ilmu
pengetahuan,
membangun relasi serta
membuat keputusan
kebijakan dari waktu ke
waktu.
- Melalui Community of
Practice, para kepala
sekolah dapat
menginovasi
pembelajaran kolaboratif
sosial untuk pemecahan
masalah, berbagi
informasi, membentuk
praktiik, memacu inovasi,
dan memfasilitasi
pembelajaran melalui
proses partisipasi.

3. Tujuan Community
of Practice
Menyediakan cara bagi
para praktisi untuk
berbagi ilmu, tips, saran
dan pengalaman-
pengalaman terbaik.
Bertanya ke rekan
sejawat atau seprofesi
serta mendukung satu
sama lainnya. Kegiatan
community of practice
dapat dilakukan melalui
tatap muka langsung,
webinar, dan/atau
diskusi group via
WhatsApp,

4. Strategi Mendorong
dan Menggerakkan
Guru, Tendik, dan
Peserta Didik dalam
Komunitas- Komunitas
Belajar yang
Menunjang Kompetensi
Kegiatan MGMP, KKG,
seminar-seminar,
pelatihan- pelatihan dan
sebagianya adalah
bentuk yang dapat
dijadikan alternatif untuk
meningkatkan
professional
guru, dan tendik,
serta peserta didik.
4.Inquiry  Inquiry apresiatif 4. Mengetahui
Apresi adalah salah satu dan
atif model mana- jemen memahami
perubahan untuk konsep
menerapkan
kepemim- pinan. dan
 Inquiry apresiatif penerapan
dapat menyuntikkan pendekata
energi, harapan dan n Inquiry
optimisme ketika apresiatif
kebutuhan untuk dalam
perubahan telah manajeme
teriden- tifikasi. n
 Pada intinya, perubahan kepemimpi
n- an

kepala
akan terjadi jika orang- sekolah
orang dibangunkan, me- lalui
lingkungan diciptakan, sintak
dan kebiasaan- BAGJA,
kebiasaaan lama yakni
ditinggalkan.
 Pendekatan inquiry Buat
apre- siatif dapat Pertanyaa
diterapkan melalui n (Define);
sintak BAGJA, yakni Ambil
Buat Pertanyaan Pelajaran
(Define); Ambil (Discover);
Pelajaran (Discover); Gali
Gali Mimpi (Dream);
Jabarkan Ren- cana Mimpi
(Design); dan Atur (Dream);
Eksekusi (Deliver). Jabarkan
Ren-cana
Menerapkan Inquiry (Design);
Ap- resiatif pada dan
Kasus yang
Ditentukan Atur
Salah satu penerapan Eksekusi
inquiry apresiatif pada (Deliver).
kasus tampak pada
pelaksanaan upacara
bendera yang berpihak
pada murid dan
dinantikan oleh seluruh
warga sekolah. Pada
kasus ini langkah yang
dilakukan adalah
menerapkan sintak
BAGJA, dengan cara
membuat pertanyaan
utama (inisial B dalam
BAGJA).
Tahapan ini adalah tahap
menemukan apa yang ingin
diselidiki menjadi bentuk
pertanyaan. Selanjutnya,
menyusun secara lengkap
tahapan B-A-G-J-A
tersebut dengan melibatkan
beberapa rekan, murid, dan
pemangku kepentingan.
Hasil analisis kondisi
sekolah, berupa daftar
pemangku kepentingan
menjadi bahan informasi
bagi pihak yang berwenang
dan pelaksanaannya akan
ditin-
daklanjuti.
5. A. Hubungan Dinamika 1. Mengtahui
Membang Ke- lompok dengan dan
un Konten Materi memaha
Kebiasaan Mendorong dinamika ke- mi
Refleksi lompok dengan hubungan
Secara mengingat- kan kembali dinamika
Mandiri pelaksanaan dinamika kelompok
(Self kelompok sebe- lumnya, dengan
Regulated
misalnya membuat yel pembentu
Learning)
suku dan koreografi. k- an
Kemudian menghubungkan karakter
pelaksanaan dinamika kepemim-
kelom- pok dengan pinan.
pembentukan
karakter kepemimpinan. 2. Memaha
mi konsep
B. Konsep Belajar dan
Mandiri (Self aspek-
Regulated Lear- aspek
ning/SRL) belajar
1. Konsep Belajar mandiri
Mandiri (Self (self
Regulated Lear- regulated
ning/SRL) learning).
- Self Regulated Learning
bukan merupakan suatu 3. Mengetah
kemampuan mental ui dan
seperti intelegensi atau memaha
kemam- puan akademis, mi strategi
melainkan suatu proses belajar
ketika seorang peserta mandiri
didik berpartisipasi aktif beserta
dalam belajar baik implemen-
secara metakognisi, tasinya
motivasi, maupun terhadap
perilaku. Seorang beban
peserta didik yang mem- kerja
punyai self regulated kepala
learning baik akan sekolah.
mampu mengendalikan
pikiran, perilaku, 4. Mengetah
emosinya untuk ui strategi
mencapai kesuksesan di inovasi
dalam proses belajar. dalam
- Dalam dunia pendidikan pengem-
Self Regulated Learning bangan
(SRL) atau belajar kompeten
mandiri menjadi hal si guru
yang harus ditekankan dan murid.
kepada peserta didik.
- Seorang kepala sekolah
harus memiliki
kebiasaan untuk
melakukan refleksi
secara mandiri dan juga
menumbuhkan
kemauan dan
kemampuan guru dan
peserta didik dalam
melakukan self
regulated learning.

2. Aspek-Aspek Belajar
Mandiri (Self
Regulated
Learning/SRL)

a. Metacognitive Self-
Regulation
(Pemahaman akan
kesadaran dan
kewaspadaan diri
serta pengetahuan
dalam menentukan
pendekatan
pembelajaran)
b. Physical and Social
Environment
Management (Mengatur
kondisi fisik dan
sosial dengan mempelajari
lingkungan sekitar)
c. Time Management
(Pengaturan waktu
dengan baik dan
bijak)
d. Effort Regulation
(Kemampuan menerima
suatu kegagalan dan
membangun
kepercayaan diri)

3. Strategi Belajar
Mandiri (Self
Regulated
Learning/SRL):
1. evaluasi terhadap
ke- majuan tugas
(self eva- luating);
2. mengatur materi
pel- ajaran
(organizing and
transforming);
3. membuat rencana
dan tujuan belajar
(goal setting and
planning);
4. mencari informasi
(seeking information);
5. mencatat hal penting;
6. mengatur
lingkungan belajar
(environmental
structuring);
7. konsekuensi setelah
mengerjakan tugas
(self consequences);
8. mengulang dan
mengingat
(rehearsing and
memorizing);
9. mencari bantuan
sosial (seek social
assistance);
10. meninjau kembali
catatan, tugas atau
tes sebelumnya dan
buku pelajaran
(review record).

4. Implementasi Self
Re- gulated Learning
ter- hadap Beban
Kerja Kepala Sekolah
Seorang kepala
sekolah yang
mempunyai self
regulated learning
yang bagus
mempunyai karak-
teristik sebagai berikut.
1. Terbiasa dengan
menge- tahui
bagaimana meng-
gunakan strategi
kognitif
(pengulangan,
elaborasi, dan
organisasi) yang
digunakan untuk
mem- perhatikan,
mentrans- formasi,
mengorganisasi,
mengelaborasi, dan
menguasai informasi.
2. Mengetahui cara
meren- canakan,
mengorganisa- sikan,
dan mengarahkan
proses mental untuk
mencapai tujuan
personal (metakognisi).
3. Memperlihatkan sepe-
rangkat keyakinan
moti- vasional dan
emosi yang adaptif.
4. Mampu
merencanakan,
mengontrol waktu, dan
memiliki usaha
terhadap penyelesaian
tugas, tau bagaimana
menciptakan
lingkungan kerja yang
meyenangkan.
5. Menunjukkan usaha
yang besar untuk
berpartisipasi dalam
mengontrol dan
mengatur tugas-tugas
akademik, iklim, dan
struktur kelas.
6. Mampu melakukan
stra- tegi disiplin, yang
ber- tujuan
menghindari gang-
guan internal dan
eksternal, menjaga
kon- sentrasi, usaha,
dan motivasi selama
menye- lesaikan tugas.

5. Strategi Inovasi dalam


pengembangan
kompetensi guru dan
murid

- Menciptakan gagasan
inovasi dalam
mengem- bangkan
kompetensi guru dan
kompetensi siswa.
Pengembangan kompe-
tensi guru akan ber-
dampak pada
peningkatan dan
pengembangan kom-
petensi siswa.
- Strategi inovasi yang
dipilih kepala
sekolah harus
mampu menye-
lesaikan masalah
pem-
belajaran.
6. Mengem- 1. Hubungan 1. Penugasa
bangkan Penugasan n dalam
Kematan Dinamika Kelompok dinamika
g- an Diri dengan kelompok
(Self Pembentukan memiliki
Maturity) Karakter hubungan
secara Dinamika kelompok erat
Holistik yang tampak pada dengan
(Spiritual,
tugas mem- buat yel pembentu
Moral,
suku dan koreo- grafi k- an
Emosi,
dan memiliki hubungan erat karakter
Intelektu dengan pembentukan seorang
al) karakter seorang pemimpin.
pemim- pin, misalnya
munculnya semangat 2. Memaha
kerja sama, gotong mi
royong, kekom- pakan, konsep,
dan tanggung jawab. karakterist
Bahkan menunjuk- kan ik, dan
kematangan diri fungsi
seorang pemimpin (self kematang
maturity), khususnya an diri
bagi kepala sekolah. (self
maturity).
2. Konsep Kematangan
Diri (Self Maturity) 3. Mengeta
bagi Kepala Sekolah hui
 Kematangan diri bagi pentingny
kepala sekolah adalah a
kemampuannya mengimpl
dalam e-
mengaktualisasikan mentasik
diri yang ditandai an
dengan pribadi yang konsep
selalu berjuang demi kematan
meng- gapai masa g- an diri
depan dan cita-cita. (self
Dengan ke- inginan maturity)
itulah, seorang kepala dalam
sekolah yang matang pelaksan
menjadi berani, a- an
tekun, mandiri, dan tupoksi
berkomitmen terhadap kepala
apa yang menjadi sekolah.
tanggung jawabnya.
 Perkembangan
kema- tangan
manusia (self
maturity) meliputi 3
aspek, yakni (a) per-
kembangan fisiologi,
(b) perkembangan
psiko- logis, dan (c)
perkem- bangan
secara peda- gogis.

3. Karakteristik
Kematang- an Diri
(Self Maturity)
a. Perluasan
perasaan diri.
b. Hubungan diri
yang hangat
dengan orang lain.
c. Keamanan emosional
dan penerimaan diri.
d. Persepsi,
keterampilan, dan
tugas yang realistis.
e. Objektifikasi diri
f. Filsafat hidup
yang
mempersatukan
.
Keenam karakteristik
ter- sebut menunjukkan
bahwa diri yang sehat
dan matang akan selalu
memandang positif, baik
terhadap kehidupan
masa depan maupun
tanggung jawab
terhadap pekerjaan, dan
tentu saja mempunyai
emosi yang matang
yang dapat memahami
orang lain yang berbeda
dengan dirinya.

4. Fungsi Self Maturity


atau kematangan Diri
bagi Kehidupan
1. Membantu seseorang
untuk mengevaluasi
se- berapa efektif
effort yang telah
dilakukan dan
menetapkan effort
berikutnya yang lebih
tepat.
2. Membantu
mmengenali
perubahan reality
yang telah terjadi dan
mengevaluasi achie-
vement yang telah
tercapai dengan
tepat.
3. Membantu mengeva-
luasi apakah mimpi
yang kita tetapkan
sebagai tujuan sudah
tepat atau perlu
mengalami
penyesuai- an.
4. Menjadi penasihat pa-
ling setia dan sumber
referansi terdekat
saat kita dihadapkan
untuk mengambil
keputusan,
menyelesaikan ma-
salah, menghadapi
ke- sulitan,
menghadapi
hambatan.
5. Menjadi “kompas
inter- nal“ dalam diri
kita, dapat
menunjukkan apakah
kita berada
pada arah yang
benar
menuju apa yang
sesungguhnya kita
impikan.

5. Implementasi
Kematang- an Diri
(Self Maturity) dalam
Pelaksanaan Tupoksi
Kepala Sekolah
- Tugas kepala sekolah
ada 3,
yaitu melaksanakan
tugas manajerial,
supervisi guru dan
tenaga kependidikan,
dan mengembangkan
ke- wirausahaan.
- Kepala sekolah
dalam memenuhi
beban ker- janya
perlu mem- punyai
pribadi yang matang.
- Kematangan diri se-
orang kepala
sekolah akan
berdampak pada
kondisi sekolah yang
kondusif sehingga
ter- cipta lingkungan
dan komunitas
belajar yang
memungkinkan
tercip- tanya kualitas
pembel- ajaran yang
unggul dengan
dukungan PTK
yang profesional.
6.Refleksi Karakter yang menjadi
syarat mutlak dalam
kepemimpinan satuan
pendidikan adalah religius,
jujur, toleransi, disiplin, kerja
keras, kreatif, mandiri,
demokratis, rasa ingin tahu,
semangat kebangsaan,
cinta tanah air, menghargai
prestasi, ber-
sahabat/komunikatif, cinta
damai, gemar membaca,
peduli lingkungan, peduli
sosial, dan tanggung jawab.
2 Manajer A. - Salah satu rincian tugas Dapat
ial Memim manajerial kepala memahami
Sekolah pin sekolah adalah tata cara
upaya merumuskan dan penyusunan
mewu- menetapkan visi dan misi RKS,Pengel
judkan sekolah. Untuk mewujud- ola an SKL
visi kan visi, sekolah mencip- pengelolaan
sekolah takan budaya belajar penyusunan
menjadi yang berpihak pada peserta
budaya peserta ddidik. didik,Pengel
belajar - Faktor-faktor untuk men- ola an
yang capai visi sekolah, yaitu: standar
berpiha a. kepemimpinan kepala isi,pengelola
k pada sekolah yg profesional; an standar
peserta b. guru-guru yang proses,dan
didik tangguh dan pengelolaan
professional; standar
c. memiliki tujuan penca- penilaian
paian filosofis yang serta
jelas; mengemban
d. lingkungan gk an visi
yang kondusif dan misi
untuk pembelajaran; sekolah
e. jaringan organisasi seperti,
yang baik; kepemimpina
f. kurikulum yang jelas; n kepala
g. evaluasi belajar yang sekolah yg
baik; professional,
h. partisipasi orang tua guru-guru
peserta didik yang aktif yang
dalam kegiatan tangguh dan
sekolah. professional
memiliki
tujuan
penca-paian
filosofis
yang jelas,
1. a. Pengertian RKS lingkungan
Penyus - RKS merupakan yang
un- an sebuah proses
RKS perencanaan atas kondusif
semua hal dengan baik untuk
dan teliti untuk pembelajara
mencapai tujuan n, jaringan
pendidikan. organisasi
yang
- Dalam perencanaan baik,
prog- ram, sekolah kurikulum
harus membuat RKJM yang jelas,
(Rencana Kerja Jangka partisipasi
Menengah) , Rencana orang
Kerja Tahunan (RKT). tua
- RKJM adalah peserta
rencana kerja yang didik
berisi tujuan, yang
program, kegiatan,
dan estimasi sumber aktif dalam
daya untuk jangka kegiatan
waktu 4 tahun. sekolah.
Sedangkan RKT
adalah program
jangka pendek atau
tahunan sebagai
jabaran atau
operasionalisasi
RKJM
- RKS disusun
dengan tujuan:
1. menjamin agar tujuan
sekolah yang telah Dapat
dirumuskan dapat memahami
dica- pai dengan tata
tingkat kepastian yang
tinggi dan risiko yang cara
kecil; penyusunan
2. memberikan arah RKS,Pengel
kerja yang jelas ola an
tentang
pengembangan SKL
sekolah; pengelolaan
3. acuan dalam meng- penyusunan
identifikasi dan peserta
meng- ajukan didik,Pengel
sumberdaya ola an
pendidikan yg diper-
lukan dalam standar
pengem- bangan isi,pengelola
sekolah; an standar
4. menjamin keterkaitan proses,dan
dan konsistensi pengelolaan
dalam perencanaan, standar
peng- anggaran, penilaian
pelaksanaan, dan
pengawasan;
5. mengoptimalkan
parti- sipasi warga
sekolah dan
masyarakat; dan
6. menjamin
tercapainya
penggunaan
sumber daya
secara efisien,
efektif, berkeadilan
dan
berkesinambungan.

b. Prosedur
Penyusunan
Rencana Kerja
Sekolah
1. Penyusunan RKS
diawali dengan
pelaksanaan
Evaluasi Diri Sekolah
(EDS). EDS
menghasilkan peta
mutu sekolah yang
menggambarkan
kon- disi sekolah dan
capaian SNP
sekolah. Peta mutu
sekolah dilihat dari
rapor mutu sekolah.
2. Hasil EDS memung-
kinkan teridenti-
fikasnya berbagai ke-
kurangan atau
masalah pada
masing-masing
standar dan menjadi
bahan rekomendasi
untuk perbaikan.
3. Selama proses
pelak- sanaan
program dan
kegiatan dilakukan
mo- nitoring secara
internal.
4. Pada akhir periode
dilakukan evaluasi
ke- giatan dan
hasilnya
dibuat laporan
sebagai salah satu
bentuk akuntabilitas
manaje- men
penyelenggaraan
sekolah.
5. Hasil evaluasi
kegiatan digunakan
sebagai peta mutu
sekolah berikut- nya,
dan hasil tersebut
digunakan sbg dasar
penentuan standar ki-
nerja, dan
selanjutnya
digunakan sbg dasar
untuk menyusun ren-
cana kerja
berikutnya.
 RKT memuat
ketentuan yang ada di
sekolah dengan jelas
mengenai:
1. kesiswaan;
2. kurikulum dan
kegiatan
pembelajaran;
3. pendidik dan
tenaga
kependidikan
serta
pengembanganny
a;
4. sarana dan prasarana;
5. keuangan dan
pembia- yaan;
6. budaya dan
lingkungan sekolah;
7. peranserta
masyarakat dan
kemitraan;
8. rencana-rencana
kerja lain yang
mengarah pada
peningkatan dan
pengembangan mutu.

 Pedoman pengelolaan
se- kolah meliputi:
1. kurikulum tingkat
satuan pendidikan
(KTSP);
2. kalender
pendidikan/akadem
ik;
3. struktur organisasi
seko- lah;
4. pembagian tugas
guru dan tenaga
kepen- didikan;
5. peraturan akademik;
6. tata tertib sekolah;
7. kode etik sekolah;
8. biaya operasional
seko- lah.

c. Menganalisis Target
Ca- paian dan Menelaah
Rencana Kerja Sekolah
 Kepala sekolah sebagai Dapat
manajer sekolah harus memahami
mampu menentukan tata
target capaian dan cara
tonggak keberhasilan penyusunan
dalam melak- sanakan RKS,Pengel
RKS, baik dalam RKJM 4 ola anSKL
tahun maupun RKT 1 pengelolaan
tahun sehingga penyusunan
pelaksanaan peserta
perencanaan program didik,Pengel
lebih operasional dan ola an
terukur pencapaiannya.
standar
 Secara konkret, kepala
isi,pengelola
sekolah menentukan
an standar
tujuan atau sasaran 1
proses,dan
tahunan dan 4 tahun ke
pengelolaan
depan dalam program
standar
RKJM dan RKAS,
penilaian
sekaligus merumus- kan
tonggak keberhasilan
dan output yang akan
dihasilkan, baik yang
bersifat kuantitatif
maupun kualitatif dan
strategi pencapaiannya.
 Langkah-langkah
analisis target capaian
dan telaah RKS:
1. analisis kondisi saat ini;
2. analisis kondisi yang
diharapkan dalam
RKJM (4 thn) dan
RKT (1 thn);
3. pelaksanaan RKJM
dan RKT
4. monitoring dan
evaluasi pelaksanaan
RKJM dan RKT.

d. Pengembangan
Dokumen Rencana
Kerja Sekolah
 Acuan utama RKS
adalah pengembangan
sekolah berdasarkan 8
SNP. RKS berupa
RKJM dan RKT. RKJM
yang baik minimal
memenuhi komponen
se- bagai berikut.
1. Analisis lingkungan
stra- tegis.
2. Analisis kondisi saat
Ini dilihat dari
keterlak- sanaan
SNP.
3. Analisis pendidikan 4
thn mendatang.
4. Visi dan misi sekolah.
5. Tujuan sekolah 4
tahun mendatang.
6. Identifikasi tantangan
nyata (kesenjangan
kon- disi antara
kondisi saat ini
terhadap kondisi
pendidikan 4 tahun
men- datang).
7. Program strategis.
8. Rencana kerja yang
mencakup 8 SNP,
meliputi program, ke-
giatan, indikator keber-
hasilan atau hasil yang
diharapkan, waktu
pelak- sanaan,
kebutuhan pem-
biayaan,
penganggaran.
9. Jadwal kegiatan
moni- toring dan
supervisi.
 Berbeda dengan
komponen RKJM,
komponen RKT tidak
mencantumkan kom-
ponen 3 (analisis
pendidik- an 4 tahun
mendatang) dan
komponen 5 (tujuan
seko-
lah tahun mendatang).
2.  SKL merupakan
Pengel kualifi- kasi
o- laan kemampuan lulusan
SKL yang mencakup sikap,
(Penge pengetahuan, dan kete-
lo- laan rampilan peserta didik
Pesert yang harus dipenuhinya
a Didik) atau dicapainya dari
suatu satuan pendidikan
pada jenjang pendidikan
dasar dan menengah.
 SKL digunakan sebagai
acuan utama pengem-
bangan standar isi,
standar proses dan
standar penilaian,
standar guru dan tenaga
kependidikan, standar
sarana dan prasarana,
standar penge- lolaan
dan standar pembiayaan.
 SKL pada satuan pen-
didikan menengah
umum bertujuan
meningkatkan
kecerdasan,
pengetahuan,
kepribadian, akhlak
mulia, serta
keterampilan untuk
hidup mandiri dan
mengikuti pendidikan
lebih lanjut.
 Upaya pemenuhan SKL
oleh kepala sekolah
dapat dilakukan dgn
strategi,
antara lain sebagai
berikut.
1. Bekerja sama dgn
ber- bagai pihak
untuk mendukung
kualitas
pembelajaran.
2. Memberi
penghargaan
kepada siswa yang
berprestasi.
3. Meningkatkan
kegiatan siswa
dalam bidang sosial,
budaya, dan agama.
4. Melakukan
penelusuran alumni
dan pengarsipan data
alumni.
5. Menyediakan fasilitas
dan memfungsikan
selu- ruh sumber
belajar.
3. Pengelo-  Standar isi ditetapkan
laan untuk mencapai
Stan- kompetensi lu- lusan yg
dar Isi telah ditetapkan.
(Pengel
o- laan  Standar Isi disesuaikan
Kuri- dengan substansi tujuan
kulum pendidikan nasional
dan dalam domain sikap
Bahan spiritual dan sikap sosial,
Pembel pengetahuan, dan
- keterampilan.
ajaran)
 Secara keseluruhan,
stan- dar isi mencakup
hal-hal sebagai berikut.
1. Kerangka dasar dan
struktur kurikulum
yang merupakan
pedoman dalam
penyusunan
kurikulum pada
tingkat satuan
pendidikan.
2. Beban belajar
peserta didik.
3. Kurikulum tingkat
satuan pendidikan.
4. Kalender pendidikan.

Kurikulum Tingkat
Satuan Pendidikan
(KTSP)
- KTSP adalah kurikulum
operasional yang disusun
oleh dan dilaksanakan di
masing-masing satuan
pen- didikan.

- Permendikbud No. 61
tahun 2014
menyebutkan bahwa
komponen KTSP
meliputi 3 dokumen,
yaitu sebagai berikut.
 Dokumen 1 ( Buku I
KTSP) berisi
sekurang- kurangnya
visi, misi, tujuan,
beban belajar, dan
kalender pendidi-
kan.
 Dokumen 2 (Buku
II KTSP) berisi
silabus.
 Dokumen 3 (Buku III
KTSP) berisi rencana
pelaksanaan
pembel- ajaran yang
disusun sesuai
potensi, minat,
bakat, dan
kemampuan peserta
didik di lingkungan
belajar.
4. - Standar proses
Penge pendidikan merupakan
lo- standar nasio- nal
laan pendidikan yang
Stand berkaitan dengan pelak-
ar sanaan pembelajaran
Prose pada satu satuan
s pendidikan untuk
mencapai standar
komptensi lulusan (PP
Nomor 32 2013).
- Pembelajaran
diselengga- rakan
secara interaktif,
inspiratif, memotivasi,
menyenangkan,
menan- tang,
mendorong peserta
didik untuk
berpartisipasi aktif,
serta memberikan
ruang yang cukup bagi
prakarsa, kreativitas,
dan kemandirian
peserta didik sesuai
dengan bakat, minat,
dan perkembangan fisik
serta psikologinya.
5. Pengelo- Penilaian merupakan metode
laan serangkaian kegiatan untuk pembelajara
Stan- memperoleh, menganalisis, n, digunakan
dar dan menafsirkan data oleh
Peni- tentang proses dan hasil pendidik
laian belajar peserta didik yang untuk
dilakukan secara sistematis mewujudkan
dan berkesinambungan, suasana
sehingga menjadi informasi belajar dan
yang bermakna dalam proses
pengambilan keputusan. pembelajara
sumber belajar, dapat n agar
berupa buku, media cetak peserta didik
dan elektronik, alam sekitar, mencapai
atau sumber belajar KD yang
lain yang relevan langkah- disesuaikan
dengan
karakteristik
langkah pembelajaran peserta
dilakukan melalui didik dan
tahapan pendahuluan, KD yang
inti, dan penutup akan
dicapai.

B. Memim- Menyusun prioritas dan Mengidentifi


pin dan ka si dan
merancang program
menge- mendapatka
lola yang sesuai visi n sumber
sekolah daya dari
sekolah, realistis, dan
yang berbagai
berdam- mengacu peta sumber
pak yang sah
kebutuhan murid,
pada untuk
peserta Mengelola sumber menjalanka
didik n program
daya sekolah,
sekolah.
Menunjukkan praktik Menggerakk
an dan
yang menjadi teladan
memberday
dalam pelaksanaan a- kan
sumber
program sekolah
daya
yang berdampak sekolah
secara
terhadap murid,
efektif untuk
Mengarahkan warga meningkatka
n kualitas
sekolah
belajar.
menjalankan
program
dengan
menjelaskan
keterkaitannya
dengan
visi sekolah Memantau
dan memberi
umpan balik untuk
memotivasi warga
sekolah dalam
menjalankan
program yang
berdampak terhadap
murid, Memandu
pertemuan berkala
untuk merefleksikan
dan memperbaiki
program sekolah
agar lebih
berdampak terhadap
murid

1. Guru merupakan tenaga Guru yang


Pengelol profesional yang bertugas bermutu
a- an merencanakan dan merupakan
Standar melaksanakan proses penentu
Pendidik pembelajaran, mendidik, terbesar
dan membimbing, bagi
Tenaga mengarahkan melatih, pencapaian
Pendidik menilai dan mengevaliasi prestasi
an peserta didik dalam rangka siswa
memperbaiki anak bangsa (Hayes dan
melalui proses Wendy
pendidikan dalam
Mulyasa,
2008).
2. Permendiknas No. 24 Berdasarkan
Pengelol Tahun 2007 menyebutkan uraian
a- an sarana adalah tersebut
Standar perlengkapan dapat
Sarana pembelajaran yang dapat disimpulkan
dan dipindah-pindah bahwa
Prasaran sedangkan prasarana sarana
a adalah fasilitas dasar untuk pendidikan
menjalankan fungsi adalah
sekolah. Nurochim segala
(2016:181) menyatakan perangkat,
bahwa sarana pendidikan peralatan,
adalah semua perangkat bahan dan
peralatan, bahan dan perabot
perabot yang secara yang dapat
langsung digunakan dalam dipindah-
proses pendidikan di pindah
sekolah sedangkan yang
prasarana pendidikan secara
adalah semua perangkat langsung
kelengkapan dasar yang digunakan
secara tidak langsung dalam
menunjang pelaksanaan proses
proses pendidikan di pendidikan
sekolah di sekolah,
misalnya;
buku,
perabot,
peralatan
laboratorium
dan
sebagainya
Sedangkan
prasarana
adalah
fasilitas
dasar yang
secara tidak
langsung
menunjang
untuk
mencapai
tujuan
pendidikan
di sekolah,
misalnya:
lokasi/tempa
t, bangunan
sekolah,lapa
ng an
olahraga,
ruang kelas
dan
sebagainya.
3. Standar Pengelolaan Perencanaan
Pengelol pendidikan adalah Program
a- an standar nasional Sekolah,
Standar pendidikan yang meliputi Pelaksanaan
Pengelol perencanaan program, Rencana
a- an pelaksanaan rencana Kerja,
kerja, pengawasan dan Pengawasan
evaluasi, serta dan Evaluasi
kepemimpinan
sekolah, sistemi
nformasi
4. Standar pembiayaan Depdikn
Pengelol mengatur komponen dan as
a- an besarnya biaya (2011)
Standar operasional satuan mendefinisik
Pembiay pendidikan. an
a- an Pembiayaan mencakup pengelolaan
biaya investasi, biaya keuangan
operasi dan biaya personal sebagai
satuan pendidikan Biaya tindakan
operasi pengurusan/
satuan pendidikan adalah ket
bagian dari dana atausahaan
pendidikan yang diperlukan keuangan
untuk membiayai kegiatan yang meliputi
operasional satuan pencatatan,
pendidikan agar dapat perencanaan
berlangsungnya kegiatan ,
pendidikan yang sesuai pelaksanaan,
standar nasional pertanggungj
pendidikan a waban dan
secara teratur pelaporan
dan
berkelanjutan.
3 Kepemimpin Coaching Langkah-Langkah Merencanak
an dilaksanaka dalam melaksanakan an program
Pembelajara n setelah Coaching menurut Membangun
n melalui kepala Salim (2014: 61) Kepercaya
Coaching sekolah adalah sebagai berikut an yang
dalam melaksanaka : dapat
n
Supervisi supervisi. Building Trust (Membangun dilakukan
Guru dan Hasil Kepercayaan), Active dengan
Tenaga supervisi Listening (Mendengarkan cepat,
Kependidika akan Secara Aktif) Clarifying melalui
n dianalisis (Mengklarifikasikan untuk komunikasi.
mana yang kejelasan pembicaraan) Mengklarifi
menjadi Asking the Right kasi
potensi guru Questions (Menanyakan bertujuan
pertanyaan yang tepat),
dan mana untuk
Giving Feedback
yang membantu
(Memberikan umpan balik).
menjadi menemukan
kelemahan permasalaha
guru dalam n yang
mengajar sesungguhny
a Clarifying
juga dapat
menghindark
an
terciptanya
makna
ganda(ambig
u) yang
sering kali
membingung
- kan dan
membuat
orang
salah
mengerti.
4 Pengem- A.Pengemb 1.Pendekatan
bangan an gan Pengembangan
Kewirausa Sekolah Komunitas Berbasis
ha- an Melalui Aset (PKBA)
Pendekatan 2. Ekosistem sekolah
Pengemban 3.Aset – aset dalam
g- an sebuah komunitas
Komunitas
Berbasis
Aset(PKBA
B.Gagas 1.Identifikasi tenaga
an Permasalahan kependidik
Inovasi Pembelajaran di sekolah an;
Pengem- 2. Pendekatan Inovatif
bangan dalam pengembangan
Sekolah sekolah
3. Pengorganisasi-
an pelaksanaan program
inovatif berbasis
peningkatan kualitas
pembelajaran
C.Pengelola Salah satu langkah Melaksanak
an
an Program perencanaan program supervise
Kewirausah kewirausahaan untuk guru
a- an mencapai tujuan dalam
Sekolah manajemen dikemukakan
oleh Gorton(1976) berikut
ini: Identifikasi masalah,
Diagnosis masalah,
Penetapan tujuan,
Pembuatan keputusan,
Perencanaan,
Pengorganisasian,
Pengkoodinasian,
Pendelegasian,
Penginisiasian,
Pengkomuikasian, Kerja
dengan kelompok-
kelompok
dan Penilaian
D.Kemitraa Peraturan Menteri
n dalam Pendidikan Nasional
Rangka Republik Indonesia Nomor
Peningkatan 19 Tahun 2007 tentang
Kualitas Standar Pengelolaan
Pembelajar Pendidikan menyatakan
an bahwa setiap sekolah
menjalin kemitraan dengan
lembaga lain yang relevan,
berkaitan dengan input,
proses, output, dan
pemanfaatan lulusan.
5 Rencana 1. Diklat Calon Kepala Melaksanak
Tindak Pentingn Sekolah dilaksanakan an supervis
Lanjut ya RTL dengan 4 (empat) tahap guru
yaitu tahap On the Job terhadap
Training (OJT) 1, tahap In tenaga
Service Training (IST) 1, kependidika
tahap On the Job Training n,
(OJT) 2, dan tahap In menindakla
Service Training (IST) 2 nju ti hasil
sesuai dengan suvervisi
Permendikbud Nomor 6 terhadap
Tahun 2018. guru dalam
rangka
peningkatan
mutu
pendidik
an
2. Rambu- A. On The Job Training
Rambu 1 (OJT 1)
On The - On The Job Training 1
Job (OJT 1) m e r u p a k a n
Training tahap pertama Diklat
Calon Kepala Sekolah,
dilaksanakan dalam
durasi 20 (dua puluh)
jam pelajaran @ 45
menit di sekolah
masing-masing.
Bertujuan mendalami
materi diklat. Yang
didampingi langsung
oleh kepala sekolah
sebagai Mentor 1, dan
secara periodik oleh
Pengajar Diklat.
- Target kompetensi
yang diharapkan
dikuasai peserta
adalah
mengidentifikasi
perma- salahan
pembelajaran yang
akan dipecahkan
melalui rencana projek
kepemimpinan, dan
menemukan
kompetensi/ indikator
kompetensi yang masih
lemah sebagai dasar
peningkatan
kompe-tensi di On The
Job Training 2 (OJT 2).

B. On The Job
Training 2 (OJT 2)
On-the Job Training 2
merupakan lanjutan
On- the Job Training 1
yang dilaksanakan di
lapangan secara ril..
Dilakukan di 2 (dua)
sekolah, yakni sekolah
asal ( 1 3 0 J P ) dan
sekolah magang.
( 40 JP) ber dasar k an
SK Kep ala
Dinas Pendidikan
Provinsi.
3. Rencana - RPK adalah
Projek penjabaran rencana
Kepemim- pengembangan
pinan sekolah secara
(RPK) operasional yang
memuat tindakan-
tindakan
kepemimpinan calon
kepala sekolah dalam
menjalankan program
untuk memecahkan
masalah
pembelajaran dalam
rangka mening-katkan
kompetensi calon
kepala sekolah
sehingga kompetensi
dan kinerja calon
kepala sekolah, serta
kualitas pem-
belajaran meningkat,.
Demikian pula, dengan
student wellbeing.
- Penyusunan RPK
dalam rangkaian diklat
Calon Kepala Sekolah
dimulai dari penugasan
pada OJT 1 dan IST 1.
Penyusunan
RPK bertujuan 1)
meningkatkan kinerja
sekolah, 2)
meningkat- kan
kompetensi kepala
sekolah, dan 3)
mening- katkan
kualitas pem-
belajaran.
- Komponen RPK terdiri
atas (a) judul, (b)
tujuan,
(c) indicator, (d)
program/kegiatan, (e)
langkah-langkah
kegiatan, (f) sumber
daya, (g) metode
pengumpulan data,
dan
(h) student wellbeing.
4. Kajian - KM adalah kegiatan
Manager calon kepala dalam
ial (KM) melakukan pemetaan
capaian SNP sesuai
dengan kondisi nyata
dan raport mutu
sekolah.
- Rambu-rambu
pelaksana- an KM bagi
peserta diklat, baik di
sekolah sendiri maupun
sekolah magang
sebagai berikut:
1. Menyusun aspek-
aspek atau
komponen kajian
untuk masing-
masing SNP.
2. Memasukkan aspek
atau komponen
kajian untuk masing-
masing SNP ke
dalam matrik kajian..
3. Menyusun kondisi
ideal dari semua
aspek
atau komponen
masing-masing
SNP berdasarkan
regulasi yang
berlaku, dan
dimasukkan ke
dalam matrik
kajian.
4. Peserta diklat
menentukan kondisi
semua aspek atau
komponen SNP yang
telah ditetapkan
berdasarkan rapor
mutu sekolah terakhir
yang dimiliki, dan
dituliskan dalam
matrik kajian.
5. Peserta diklat
menentukan
kondisi nyata
semua aspek atau
komponen yang
telah ditetapkan
berdasarkan bukti
nyata yang ada di
sekolah, sewaktu
peserta diklat
melakukan
pengamatan,
wawancara, dan juga
studi dokumentasi,
dan dimasukan dalam
matrik kajian.
6. Peserta diklat
menen- tukan
potensi yaitu
kekuatan dan
peluang yang
dimiliki oleh
sekolah masing-
masing standar
nasional
pendidikan,
dengan
mempertimbangka
n kondisi nyata
dan raport mutu
yang sudah
melampaui kondisi
ideal, selanjutnya
dituliskan dalam
matrik kajian.
7. Peserta diklat
menentukan
kelemahan dan
tantangan yang
ada pada
masing- masing
standar nasional
pendidikan
dengan
memperhatikan
kondisi nyata
dan raport mutu
yang masih
dibawah kondisi
ideal,
selanjutnya
dimasukan ke
dalam matrik
kajian.
8. Dengan
mempertimbangka
n potensi yang
dimiliki dan
tantangan yang
dihadapi sekolah,
peserta diklat
memberikan
rekomendasi
strategi
dalam upaya
peningkatan
capaian masing-
masing SNP untuk
meraih student
wellbeing
5. kompetensi kepala
Peningkat sekolah dikembangkan
an berdasarkan
Kompeten Permendiknas No 13
si Tahun 2007 meliputi
Kepribadian, Manajerial,
Kewirausahaan, Supervisi
Akademik dan
Sosial.
6. Monitoring pelaksanaan
Monitori evaluasi berfungsi untuk
ng dan mengetahui kesesuaian
Evaluasi pelaksanaan dengan
rencana program. Sasaran
monitoring adalah
seberapa pelaksaan
program dapat diharapkan/
telah sesuai dengan
rencana
program, apakah
berdampak positif atau
negatif.
7. Jadwal 1. Mendata semua
RTL aktivitas OJT2 yang
mencakup
a. kegiatan RPK
b. kegiatan Kajian
Managerial
c. kegiatan
Peningkata
kompetensi (PK)
d. Pembuatan Video
dokumentasi dan
Persiapan gelar karya
e. Kegiatan
Pendampingan/
Bimbingan
2. Mengalokasikan waktu
pelaksanaan kegiatan
pada rentang waktu
pelaksanaan
OJT
3. Mencantumkan
kegiatan dalam
matriks jadwal
8. Laporan RTL terdiri dari Membuat
Lapora bagian awal, isi dan laporan
n penutup. Setiap bagian penyusunank
Renca terdiri dari beberapa ra ngka
na komponen antara penyusun
Tindak lain bagian awal,bagian an RTL
Lanjut isi dan bagian penutup
(RTL)
9. Kegiatan
Gelar
Karya

Petunjuk pengisian hasil refleksi pendalaman bahan pembelajaran:


1. Kolom “a” diisi dengan nomor urut;
2. Kolom “b” diisi dengan nama Mata Diklat;
3. Kolom “c” diisi dengan materi yang ada dalam bahan pembelajaran
4. Kolom “d” diisi dengan resume hasil eksplorasi materi secara garis besar;
5. Kolom “e” diisi dengan hal-hal baru yang diperoleh setelah mendalami materi.

Catatan:
Peserta mengunggah hasil refleksi pendalaman bahan pembelajaran ke LMS yang
telah disediakan apabila moda daring.
Peserta mempresentasikan hasil pengisian instrument refleksi bahan pembelajaran
dan mengumpulkan hasil pekerjaannya kepada pengajar diklat.

Anda mungkin juga menyukai