1. Visi Kelompok
“Menjadi pendidik yang profesional untuk mewujudkan peserta didik yang
berkarakter pancasila dan mampu mengimplementasikan ilmu pengetahuan
sesuai dengan perkembangan zaman, sehingga mencapai tujuan pendidikan
nasional.”
Berdasarkan visi di atas dapat disimpulkan bahwa menjadi seorang guru harus menjadi
pendidik yang berkarakter sehingga mampu menuntun peserta didik memiliki profil
Pelajar Pancasila. Dimana pendidikan karakter merupakan usaha untuk membangun
masyarakat di Indonesia khusunya pemuda, karena pemuda adalah pemimpin bangsa
yang akan datang. Apabila ingin masa depan Indonesia cerah, maka bangun
pengetahuan, keterampilan, dan karakter pemuda di era saat ini. (Pipit Widiatmaka,
2016) Maka dari itu seorang guru atau pendidik perlu menjadi pendidik yang
berkarakter profil Pancasila agar nantinya dapat membawa peserta didik mempunyai
jiwa Pancasila dalam diri mereka. Selain berkarakter, pendidik juga harus mampu
mengimplementasikan ilmu pengetahuan alam sesuai dengan perkembangan zaman,
hal ini selaras dengan pemikiran Ki Hajar Dewantara yang mengatakan bahwa seorang
pendidik harus mampu menuntun peserta didik sesuai dengan kodrat alam dan kodrat
zamannya. Sehingga tercapainya suatu tujuan pendidikan nasional.
Dari visi kelompok kami tersebut, maka kami sebagai mahasiswa PPG Prajabatan
membuat prakarsa perubahan yaitu "pembentukan karakter anak terbiasa
mengucap salam bila bertemu orang lain ( teman/orang yang lebih tua)”
4. Berfikir sistem
Berfikir sistem lebih fokus pada hal yang dapat diperbaiki, berbeda dengan
berfikir konvensional yang cenderung mencari kekurangan saja. Studi kasus ini
berada di Sekolah Alam Indonesia yang berlokasi di Kota Bengkulu.
“Memberdayakan dan mengelola sekolah dengan optional untuk
mengembangkan karakter baik murid”. Cara berpikir sistem dalam studi kasus ini
adalah mengajak guru di Sekolah Alam Indonesia Bengkulu untuk mengatasi hal
tersebut..
5. Sustainability NEWS
N : Lingkungan Sekolah Alam Indonesia Bengkulu yang berada di sebuah
perkampungan yang masih asri dan memiliki lahan perkebunan yang dapat
dimanfaatkan sebagai sarana pendidikan dan sumber belajar yang di kelola secara
langsung oleh yayasan terkait sehingga tetap terjaga kelestariannya.
E : Menggunakan metode pembelajaran berbasis PjBL yang mendorong peserta didik
untuk merancang dan menghasilkan produk yang bisa dimanfaatkan dan diterapkan
dilingkungan masyarakat. Kegiatan ini juga dapat meningkatkan jiwa wirausaha
peserta didik melalui kegiatan promosi hasil karyanya.
W : Sejak dari awal dibuka, Sekolah Alam Indonesia Bengkulu sudah menggunakan
metode pembelajara PjBL yang sangat selaras dengan tujuan MERDEKA BELAJAR.
Proses pembelajaran terpusat kepada peserta didik dan tidak membatasi peserta didik
dalam proses belajar dan berkreatifitas. Lingkungan komunitas Sekolah Alam
Indonesia Bengkulu mengutamakan proses atau pengalaman belajar siswa yang
menyenangkan dan tidak hanya memperhatikan hasil kognitif yang dicapai oleh siswa.
S : Sistem komunitas Sekolah Alam Indonesia Bengkulu sudah terjalin sangat baik,
hubungan antara guru, siswa dan wali murid selalu berkolaborasi dalam mencapai
tujuan pembelajaran. Orang tua siswa juga dilibatkan secara langsung dalam
mengontrol perkembangan peserta didik dan juga pelaksanaan pembelajaran.
Pelaksanaan pembelajaran yang dominan di alam juga selalu menjalankan aturan
norma dan etika masyarakat setempat.