Anda di halaman 1dari 9

KONEKSI ANTAR MATERI

MODUL 1.4 BUDAYA


POSITIF
KETERKAITAN ANTARA MODUL 1.1 , 1.2, 1.3 DAN 1.4

Oleh : Giri Wahyu Prasetyo


Filososfi Nilai dan
Modul 1.1 pemikiran Peran Guru Modul 1.2
KHD Penggerak

Modul 1.4 Budaya Visi Guru


Positif Penggerak Modul 1.3
Modul 1.1 Pendidikan adalah menuntun
"menuntun segala kodrat yang ada pada anak-anak, agar mereka dapat mencapai
keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya baik sebagai manusia maupun
sebagai anggota masyarakat.
Kodrat Alam dan Kodrat Zaman
"menuntun
Pendidikansegala kodrat yang ada
anak berhubungan padakodrat
dengan anak-anak, agarkodrat
alam dan mereka dapatKodrat
zaman. mencapai
alam
keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya baik sebagai manusia maupun
berkaitan dengan “sifat” dan “bentuk” lingkungan di mana anak berada, sedangkan
sebagai
kodrat zaman anggotadengan
berkaitan masyarakat.
“isi” dan “irama”
Berhamba pada
anak
kita harus memuliakan anak, memberikan kebahagiaan dan penghargaan setinggi-
tingginya,sehingga anak bisa selamat dan bahagia
Budi Pekerti
Filososfi
pemikiran KHD sebagai pendidik harus memberikan teladan yang baik dengan harapan siswa dapat
meneladaninya demi membentuk karakter siswa
NILAI GP PERAN GP

Mandiri, Menjadi Pemimpin Pembelajaran

Modul 1.2 Reflektif, Menggerakkan Komunitas Praktisi

Kolaboratif, Menjadi Coach Bagi Guru Lain


Nilai dan Inovatif, Mendorong Kolaborasi Antar Guru
Peran GP
Berpihak pada Peserta didik Mewujudkan Kepemimpinan Peserta
didik

Dari filosofi pemikiran KHD pada modul 1.1, maka seoarang guru harus memiliki
nilai dan peran sebagaimana tercantum di atas agar bisa menuntun peserta didik
dan menggerakkan
VISI GURU PENGGERAK

Dalam menentukan atau menyusun visi, seorang guru mulai membayangkan dan
memiliki harapan kedepan seperti apa murid yang diinginkan. Visi dapat terwujud jika
Terdapat kerja sama dengan semua pihak di sekolah selain itu untuk mewujudkan
Modul 1.3 Sebuah visi perlu adanya langkah konkrit menggunkan metode Inquiry Apresiatif
Dengan tahapan BAGJ

Visi Guru TAHAPAN BAGJA

Penggerak Buat Pertanyaan


Ambil Pelajaran
Gali Mimpi
Jabarkan Rencana
Atur Eksekusi
Modul 1.4
Berdasarkan penerapan tahapan bagja untuk mewujudkan visi sekolah, akan mucul
kebiasaan positif di sekolah yang kita kenal denga BUDAYA POSITIF.
Dengan diterpakannya Budaya Positif akan dapat menumbuhkembangkan sikap
bergotong royong, mampu melakukan kegiatan secara bersama-sama, sehingga
tercipta kolaborasi yang baik antar warga sekolah,adanya rasa peduli satu sama lain.

Refleksi Pertanyaan Budaya Positif


1. Sejauh mana pemahaman Anda tentang konsep-konsep inti yang telah Anda pelajari di modul ini, yaitu: disiplin positif,
teori kontrol, teori motivasi, hukuman dan penghargaan, posisi kontrol guru, kebutuhan dasar manusia, keyakinan kelas,
dan segitiga restitusi. Adakah hal-hal yang menarik untuk Anda dan di luar dugaan?

Hal-hal yang menarik untuk saya dan di luar dugaan yaitu tentang penghargaan. Sebelum belajar modul 1.4 ini, saya
kira dengan memberikan rewards/penghargaan dapat memotivasi siswa untuk lebih giat belajar. Namun,
kenyataannya penghargaan justru sama seperti menghukum seseorang. Penghargaan berlaku untuk mendapatkan
seseorang melakukan sesuatu dalam jangka waktu pendek. Jika kita menggunakan penghargaan lagi, dan lagi, maka
orang tersebut akan bergantung pada penghargaan yang diberikan, serta kehilangan motivasi dari dalam.
Penghargaan juga dapat merusak hubungan.
2. Perubahan apa yang terjadi pada cara berpikir Anda dalam menciptakan budaya
positif di kelas maupun sekolah Anda setelah mempelajari modul ini?

Setelah mempelajari modul ini saya mulai memahami bahwa apa yang selama ini saya lakukan kurang tepat. Misalnya dalam hal
Posisi Kontrol , sebelum mempelajari modul ini saya belum memahami posisi kontrol yang seharusnya di miliki oleh seoarang guru.
Saya masih berkutat pada posisi kontrol penghukum, pembuat merasa bersalah kadang mejadi teman. Saat ini saya sudah mualai
menerpakan posisi kontrol ke 4 dan ke 5 dalam’menghadapi permasalahan anak.

3. Pengalaman seperti apakah yang pernah Anda alami terkait penerapan konsep-konsep inti
dalam modul Budaya Positif baik di lingkup kelas maupun sekolah Anda?

Membuata kesepakatan kelas (keyakinan kelas) di setiap awal tahun ajaran


Jika ditemukan ketimpangan, maka dilakuan peninjau kembali keyakinan kelas yang sudah disepakati
Melakukan perbaikan kesepakatan kelas ke arah yang lebih baik

4. Bagaimanakah perasaan Anda ketika mengalami hal-hal tersebut?

Saya merasa menjadi lebih termotivasi dan tertantang untuk selalu menerapkan budaya positif di sekolah saya dan
menularkannya ke komunitas praktisi yang ada di sekolah.
5. Menurut Anda, terkait pengalaman dalam penerapan konsep-konsep tersebut,
hal apa sajakah yang sudah baik? Adakah yang perlu diperbaiki?

Setelah menerapkan konsep-konsep budaya positif dalam pembelajaran, hal yang sudah baik menurut saya adalah sudah mulai
munculnya motivasi intrinsic pada urid untuk melaksanaka budaya positif sesuai dengan nilai-nilai kebajikan yang diyakininya.

Yang perlu diperbaiki adalah bagaimana langkah guru dalam menanamkan nilai kepada murid bahwa mereka melakukan disiplin
positif untuk menghargai dirinya sendiri dan orang lain, bukan untuk menghindari hukuman atau mendaptkan penghargaan.Konten
ini telah tayang di Kompasiana.com dengan judul "Koneksi Antar Materi Modul 1.4 Budaya Positif

6. Sebelum mempelajari modul ini, ketika berinteraksi dengan murid, berdasarkan 5 posisi kontrol, posisi manakah
yang paling sering Anda pakai, dan bagaimana perasaan Anda saat itu? Setelah mempelajari modul ini, posisi apa yang
Anda pakai, dan bagaimana perasaan Anda sekarang? Apa perbedaannya?

Sebelumnya, saya sering menganggap diri saya sebagai penegak hukum dan pengawas. Saya yakin bahwa memberikan sanksi ketika
murid melanggar peraturan adalah pendekatan terbaik untuk menangani perilaku yang tidak disiplin, dengan harapan bahwa mereka
tidak akan mengulanginya. Namun, ternyata situasinya berulang kali terjadi. Setelah mempelajari modul 1.4, mulai dari sekarang dan
ke depan, saya berencana untuk mengadopsi peran sebagai seorang manajer dalam menangani masalah murid. Saat ini, saya merasa
lebih mampu mengendalikan emosi saya dan merasa senang karena bisa membimbing siswa untuk menemukan solusi atas masalah
mereka sendiri. Perbedaan yang paling mencolok adalah dalam hal emosi guru dan tanggapan dari murid.
7.Sebelum mempelajari modul ini, pernahkah Anda menerapkan segitiga restitusi ketika menghadapi permasalahan murid
Anda? Jika iya, tahap mana yang Anda praktekkan dan bagaimana Anda mempraktekkannya?

Kadang-kadang, tanpa sadar, saya telah menerapkan langkah segitiga restitusi dalam penanganan masalah murid, terutama dalam
menstabilkan identitas dan mengakui tindakan yang salah. Namun, saya menyadari bahwa saya belum menanyakan mengenai
keyakinan agar murid dapat menginternalisasi nilai-nilai kebajikan ke dalam diri mereka, sehingga diharapkan mereka tidak akan
mengulangi kesalahan tersebut di masa depan.

8. Selain konsep-konsep yang disampaikan dalam modul ini, adakah hal-hal lain yang menurut Anda penting untuk
dipelajari dalam proses menciptakan budaya positif baik di lingkungan kelas maupun ?

Elemen lain yang krusial dalam membentuk budaya positif, baik di dalam kelas maupun di seluruh lingkungan sekolah, adalah cara
membangun kolaborasi yang efektif antara murid, guru, rekan sejawat, pihak terkait, dan orang tua. Ini bertujuan untuk memastikan
bahwa budaya positif dapat terus berlangsung dan berkembang secara berkelanjutan.

Anda mungkin juga menyukai