Anda di halaman 1dari 267

Buku Abstrak

Pertemuan Ilmiah Tahunan Ikatan Apoteker 2021


Tema: “The Opportunities of Pharmacists’ Digital Services in Pandemic Recovery”
|1
Pengurus Pusat
Ikatan Apoteker Indonesia

Buku Abstrak
Pertemuan Ilmiah Tahunan Ikatan Apoteker 2021
Tema: “The Opportunities of Pharmacists’ Digital Services in Pandemic
Recovery”
26 – 28 Agustus 2021

Dewan Editor:
Ketua : apt. Rudi Hendra Sy., M.Sc., Ph.D (Jurusan Kimia FMIPA
Universitas Riau)
Wakil Ketua : apt. Ike Dhiah R., M.Farm-Klin (Fakultas Farmasi Universitas
Surabaya)
Reviewer:
Ketua : apt. Andi Hermansyah, M.Sc., Ph.D (Fakultas Farmasi Universitas
Airlangga Surabaya)
Wakil Ketua : apt. Rudi Hendra Sy., M.Sc., Ph.D (Jurusan Kimia FMIPA
Universitas Riau)
Anggota : • apt. Fajar Prasetya, M. Si., Ph. D (Fakultas Farmasi Universitas
Mulawarman)
• Dr. apt. Hadi Kuncoro, M. Farm (Fakultas Farmasi Universitas
Mulawarman)
• Dr. Islamudin Ahmad, M.Si., Apt (Fakultas Farmasi Universitas
Mulawarman)
• Dr. apt. Yusransyah, M.Sc. (STIKes Salsabila Serang)
• apt. Eka Siswanto Syamsul, M.Sc. (Sekolah Tinggi Ilmu
Kesehatan Samarinda)
• apt. Ike Dhiah R., M.Farm-Klin (Fakultas Farmasi Universitas
Surabaya)
• apt. Hilwan Yuda Teruna, Ph.D (Jurusan Kimia FMIPA
Universitas Riau)

Pertama kali diterbitkan oleh:


Ikatan Apoteker Indonesia, Jakarta
Cetakan I: 2021

Copyright © 2021
Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang
Dilarang memperbanyak, mencetak, dan menerbitkan sebagian atau seluruh isi buku ini
dalam bentuk apapun tanpa seizin penulis dan penerbit.
Buku Abstrak
Pertemuan Ilmiah Tahunan Ikatan Apoteker 2021
Tema: “The Opportunities of Pharmacists’ Digital Services in Pandemic Recovery”
|2
JUMLAH JUDUL BERDASARKAN JENIS PRESENTASI
PADA PIT VIRTUAL IAI 2021

Buku Abstrak
Pertemuan Ilmiah Tahunan Ikatan Apoteker 2021
Tema: “The Opportunities of Pharmacists’ Digital Services in Pandemic Recovery”
|3
Jumlah Abstrak PIT Virtual IAI 2021 Berdasarkan Kategori

• Farmakognosi, Fitokimia, Fitofarmasi, Produk Bahan Alam / Herbal (OH)


• Farmakologi, Toksikologi dan Farmakoterapi (FT)
• Farmasetika dan Teknologi Farmasi (TF)
• Farmasi Klinis, Farmasi Pendididikan, Farmakoekonomi dan Farmasi Sosial Administratif
termasuk penggunaan teknologi informasi dan komunikasi(FK)
• Kimia Medisinal, Biologi Molekuler, dan Bioteknologi (KM)

Buku Abstrak
Pertemuan Ilmiah Tahunan Ikatan Apoteker 2021
Tema: “The Opportunities of Pharmacists’ Digital Services in Pandemic Recovery”
|4
JADWAL PRESENTASI ORAL PIT VIRTUAL IAI 2021

KAMIS, 26 AGUSTUS 2021


RUANG PENAJAM
10.30-12.00 WIB
Farmasetika dan Teknologi Farmasi (TF)
Moderator: Dr. Islamudin Ahmad, M.Si., Apt

Nama Judul Kode


Sri Hartati Yuliani Uji Kualitas Sediaan Racikan Pulveres OP2021027
Kombinasi Ambroxol HCl dan Alerfed
Sudrajat Sugiharta Uji Stabilitas Penyimpanan Jangka Panjang OP2021111
Sediaan Krim Ketoconazole
Nia Yuniarsih Formulasi Dan Evaluasi Stabilitas Fisik OP2021103
Sediaan Gel Face Scrub Ekstrak Cucumis
Sativus L. Dan Ampas Kelapa
Yovita Diane Titiesari Tinjauan Fotostabilitas Obat Sitotoksik OP2021118
Injeksi Dan Perlakuannya Sebelum Dan
Setelah Pencampuran
Anggun Hari Reformulasi Corigens Saporis Dan Odoris OP2021042
Kusumawati Dalam Sediaan Instan Antiaging Collagen
Rousselot’s Dan Joint Support Drink Mix
Lusi Nurdianti Formulasi Dan Evaluasi Orally Dissolving OP2021016
Film Mengandung Nanoemulsi Ekstrak Buah
Kurma Muda Dikombinasi Dengan Propolis
Sebagai Peningkat Kesuburan
Lutfi Chabib Stevia rebaudiana Sebagai Nutrasetikal Pasien OP2021107
Covid-19 Dengan Penghantaran Sistem
Nanopartikel
Titta Hartyana Sutarna Nilai Aktivitas Antioksidan (IC50) Sebagai OP2021110
Parameter Bioreduktor Alam dalam
Pembentukan Nanopartikel Emas dengan
menggunakan ekstrak Buah Naga Merah
(Hylocereus polyrhizus) dan Kulit Buah
Rambutan Rapiah (Nephelium lappaceum L)
Dina Yuspita Sari Aktivitas Antioksidan dan Potensi Iritasi OP2021022
Formula Face Tonic Fraksi Etanol Kayu
Secang (Caesalpinia sappan L.) Dengan
Variasi Kosolven: Gliserin dan Propilenglikol

Buku Abstrak
Pertemuan Ilmiah Tahunan Ikatan Apoteker 2021
Tema: “The Opportunities of Pharmacists’ Digital Services in Pandemic Recovery”
|5
KAMIS, 26 AGUSTUS 2021
RUANG MAHAKAM
10.30-12.00 WIB
Farmasi Klinis, Farmasi Pendididikan, Farmakoekonomi dan Farmasi Sosial
Administratif termasuk penggunaan teknologi informasi dan komunikasi (FK)
Moderator: apt. Dr. Yusransyah, M.Sc

Nama Judul Kode


Abdul Rahem E-Learning dan kendalanya bagi OP2021090
mahasiswa Farmasi di Indonesia pada era
Pandemi Covid 19
Adin Hakim Kurniawan Pengaruh Media Edukasi Swamedikasi OP2021062
Suplemen Kesehatan Terhadap Perilaku
Mahasiswa Kesehatan Berdasarkan Health
Belief Model di Masa Pandemi Covid 19
Dinda Monika Nusantara Ratri Pengetahuan Profesi Tenaga Kefarmasian OP2021160
Terhadap Terapi dan Rawat Luka Pasien
Kanker
Esti Ambar Widyaningrum Hubungan Pengetahuan Dengan Perilaku OP2021108
Penggunaan Suplemen Untuk
Meningkatkan Imunitas Tubuh Selama
Pandemi Covid-19 Pada Mahasiswa S1
Farmasi Iik Bhakti Wiyata Kediri
Yelly Oktavia Sari Tingkat Pengetahuan, Sikap Dan Praktik OP2021098
Apoteker Rumah Sakit Di Indonesia
Terhadap Pandemi Covid-19
Yovita Diane Titiesari Apoteker Pembelajar Sepanjang Hayat: OP2021117
Penerapan pada Kelas Farmasi Onkologi
Desak Ketut Ernawati Pengembangan Modul Medication Safety OP2021142
untuk Tenaga Kesehatan: Hasil Tahap I
Teknik Delphi
Raden Aldizal Mahendra Peran Organisasi Profesi Apoteker Muda OP2021183
Rizkio Syamsudin (Indonesian Young Pharmacist Group)
dalam Pandemi Covid-19
Antonius Nugraha Widhi Evaluasi Validitas dan Reliabilitas OP2021086
Pratama Kuisioner Self-Efficacy for Appropriate
Medication Use in Scale (SEAMS) Versi
Bahasa Indonesia

Buku Abstrak
Pertemuan Ilmiah Tahunan Ikatan Apoteker 2021
Tema: “The Opportunities of Pharmacists’ Digital Services in Pandemic Recovery”
|6
KAMIS, 26 AGUSTUS 2021
RUANG PENAJAM
13.30-15.00 WIB
Farmakologi, Toksikologi dan Farmakoterapi (FT)
Moderator: apt. Rudi Hendra Sy., M.Sc., Ph.D

Nama Judul Kode

Agus Sulaeman Pengaruh Kombinasi Daun Katuk (Sauropus OP2021055


Androgynus L. Merr) Dan Rimpang Bangle
Hitam (Zingiber Ottensi Val.) Terhadap Profil
Scfa (Short Chain Fatty Acid) Dan Kerusakan
Sel Hati Pada Tikus Induksi Pakan Tinggi
Lemak Dan Karbohidrat
Eka Siswanto Uji Toksisitas Akut Ekstrak Etanol Daun OP2021109
Syamsul Pidada Merah (Sonneratia Caseolaris L) Pada
Mencit Putih (Mus Musculus L)
Surya Amal Pengaruh Infusa Daun Pepaya (Carica Papaya OP2021087
L.) Terhadap Histopatologi Hati Dan Ginjal
Mencit Galur Balb/C
Keni Idacahyati Pengaruh Pemberian Ekstrak Etanol Daun OP2021018
Bayam Merah (Alternanthera Amoena Voss.)
Terhadap Gambaran Histopatologi Pankreas
Tikus Putih (Rattus Norvegicus) Yang
Diinduksi Aloksan
Ayu Dwi Uji Toksisitas Akut Ekstrak Daun Kelor OP2021019
Kussumaningrum (Moringa Oleifera Lam.)Dan Pemeriksaan
Organ Hati Makroskopik Terhadap Hewan Uji
Tikus Putih (Rattus Norvergicus)
Juni Ekowati Studi Doking Asam 4-(4-Metil)Benzoiloksi-3- OP2021178
Metoksisinamat Pada Reseptor COX-2 Sebagai
Prediksi Aktivitas Antikanker
Siti Sadiah Efektivitas Kombinasi Jus Hati Ayam dan OP2021025
Serbuk Biji Melinjo Sebagai Bahan
Penginduksi Hiperurisemia Pada Tikus
Patonah Kekakuan Arteri Pada Hipertensi Yang OP2021172
Diinduksi L-NAME

Buku Abstrak
Pertemuan Ilmiah Tahunan Ikatan Apoteker 2021
Tema: “The Opportunities of Pharmacists’ Digital Services in Pandemic Recovery”
|7
KAMIS, 26 AGUSTUS 2021
RUANG MAHAKAM
13.30-15.00 WIB
Farmakognosi, Fitokimia, Fitofarmasi, Produk Bahan Alam / Herbal (OH)
Moderator: apt. Fajar Prasetya, M. Si., Ph.D

Nama Judul Kode


Agustina Susilowati Standarisasi Mutu Serbuk Simplisia Daun OP2021121
Teh Hijau (Camellia Sinensis L.)
Fahrauk Faramayuda Kultur Jaringan Tanaman Kumis Kucing: OP2021013
Produksi Metabolit Sekunder dan
Mikropropagasi (Review)
Henry Kurnia Setiawan Studi pendahuluan: Profil Anatomi dan Uji OP2021106
Kandungan Kimia Daun Kersen (Muntigia
calabura)
Ida Ayu Manik Partha Sutema Pengaruh Pemberian Aromaterapi Rosemary OP2021148
(Rosmarinus Officinalis L) Secara Inhalasi
Terhadap Penurunan Dismenorea Primer
Pada Mahasiswi Universitas Bali
Internasional
Supomo Penggunaan Ekstrak Bawang Tiwai OP2021187
(Eleutherine Bulbosa (Mill.) Urb.) Untuk
Meningkatkan Kualitas Telur Burung Puyuh
Neni Sri Gunarti Studi Etnobotani Tumbuhan Obat di Desa OP2021084
Kutalanggeng dan Kutamaneuh Kecamatan
Tegalwaru Kabupaten Karawang Jawa Barat
Aprilita Rina Yanti Isolasi dan Identifikasi Senyawa Penghambat OP2021006
Angiotensin Converting Enzyme dari buah
Mahkota Dewa [Phalleria macrocarpa
(Scheff) Boerl.]
Fatimawali Skrining Fitokimia Dan Uji Antioksidan OP2021069
Kulit Buah Jeruk Purut Dengan Metode 1.1
diphenyl-2-picrylhydracyl (DPPH)
Achmad Toto Poernomo Aktivitas Agen Trombolitik Daun Pegagan OP 2021189
(Centella asiatica) Hasil Fermentasi Oleh
Acetobacter aceti FNCC 0016 Dengan
Metode Clot Lysis Secara In Vitro
Rudi Hendra Antioksidan dan Penghambatan α- OP2021015
Glukosidase dari Ekstrak Pyrrosia longifolia

Buku Abstrak
Pertemuan Ilmiah Tahunan Ikatan Apoteker 2021
Tema: “The Opportunities of Pharmacists’ Digital Services in Pandemic Recovery”
|8
KAMIS, 26 AGUSTUS 2021
RUANG PENAJAM
15.45-17.15 WIB
Farmasetika dan Teknologi Farmasi (TF)
Moderator: apt. Andi Hermansyah, M.Sc., Ph.D
Nama Judul Kode
Budipratiwi Peningkatan Laju Pelepasan Ibuprofen dalam OP2021105
Wisudyaningsih Sediaan Gel Dispersi Padat Ibuprofen-PEG
6000
Dewi Setyaningsih Pengaruh pelarut terhadap disolusi kurkumin OP2021037
dalam Dispersi Padat Ekstrak Curcuma longa,
L dan Methocel E5-Polyvinylpyrrolidone K30
Dolih Gozali Formulasi Tablet Ekstrak Pisang Ranggap OP2021096
(Musa troglodytarum L.) dengan Kombinasi
PVP-HPMC Sebagai Pengikat dan
Pengujiannya Sebagai Antidiabetes
Dzun Haryadi Ittiqo Efektivitas Formula Optimum Snedds (Self- OP2021026
Nano Emulsifying Drug Delivery System)
Fraksi Etilasetat Ekstrak Daging Biji Buah
Kadara (Caesalpinia Bonduc) Terhadap Bakteri
Gangren Diabetik
Henny Lucida Pengembangan dan Validasi Metoda Uji OP2021035
Dissolusi Tablet Flunarizin Hidroklorida
Ledianasari Peningkatan Kelarutan Asam Galat Dalam Air OP2021052
Melalui Pembentukan Kokristal Melalui
Metode Solvent Drop Grinding Menggunakan
Asam Tartrat Sebagai Koformer
Zulfiayu Sapiun Optimasi Bahan Peningkat Penetrasi Dimetyl OP2021064
Sulfoksida (DMSO) terhadap Penetrasi Sediaan
Emulgel Ekstrak Etanol Daun Sesewanuwa
(Clerodendrum fragrans Wild.) secara Ex Vivo
Dini Retnowati Pengaruh Dimensi Geometrik dan Mekanik OP2021092
dalam Laboratory Scale-Up Terhadap
Karakteristik Fisik Sediaan Spray Gel
Chitosan-Aloe vera
Garnadi Jafar Pengembangan Formula NLC (Nanostructured OP2021112
Lipid Cariers) Adapalene Menggunakan Basis
Glyceryl Palmitostearat dengan Metode
Sonikasi

Buku Abstrak
Pertemuan Ilmiah Tahunan Ikatan Apoteker 2021
Tema: “The Opportunities of Pharmacists’ Digital Services in Pandemic Recovery”
|9
KAMIS, 26 AGUSTUS 2021
RUANG MAHAKAM
15.45-17.15 WIB
Farmasi Klinis, Farmasi Pendididikan, Farmakoekonomi dan Farmasi Sosial
Administratif termasuk penggunaan teknologi informasi dan komunikasi (FK)
Moderator: Dr. apt. Hadi Kuncoro, M. Farm

Nama Judul Kode


Himyatul Hidayah Evaluasi Pencapaian Standar Pelayanan OP2021089
Minimal(Spm) Farmasi Kategori Lama Waktu
Tunggu Pelayanan Resep Di Rumah Sakit ’X’
Karawang
Lina Aliyani Mardiana Tingkat Kepuasan Konsumen Terhadap OP2021041
Kualitas Pelayanan Apotek Di Wilayah
Kabupaten Purwakarta Selama Pandemi Cofid-
19
Zaenal Komar Penerapan Pelayanan Farmasi Klinik Untuk OP2021046
Menunjang Program Indonesia Sehat Melalui
Pendekatan Keluarga (Pis_Pk) Di Puskesmas 6
Kabupaten/Kota Jawa Barat
Ayuk Lawuningtyas Analisis Kepuasan Apoteker Terhadap OP2021147
Hariadini Penggunaan Stiker Dan Flipchart Beyond Use
Date (Bud) Dalam Pelayanan Kefarmasian Di
Apotek
Anila Impian Sukorini Potensi Peran Apoteker Dalam Menangkal OP2021152
Informasi Kesehatan Yang Menyesatkan Di
Media Sosial
Woro Harjaningsih Efektivitas Penggunaan Telemedicine untuk OP2021100
Meningkatkan Outcome Pasien pada Pasien
Kanker: Narrative Review
Yusransyah Pengaruh Pelatihan Farmasi Klinik Terhadap OP2021158
Peningkatan Kompetensi Apoteker Di
Puskesmas Provinsi Banten Di Era Pandemi
Covid-19
Muhammad Ikhwan Evaluasi Kepuasan Anggota Pd Iai Kalimantan OP2021164
Rizki Selatan Terhadap Penggunaan Aplikasi Sistem
Informasi Apoteker (Siap) Menggunakan
Metode Eucs (End User Computing
Satisfaction)
Sherly Meilianti Studi Eksplorasi Pandangan Apoteker OP2021175
Terhadap Pengembangan Sistem Rekognisi
Profesi Apoteker Di Indonesia

Buku Abstrak
Pertemuan Ilmiah Tahunan Ikatan Apoteker 2021
Tema: “The Opportunities of Pharmacists’ Digital Services in Pandemic Recovery”
| 10
JUMAT, 27 AGUSTUS 2021
RUANG PENAJAM
07.30-09.00 WIB
Farmakologi, Toksikologi dan Farmakoterapi (FT)
Moderator: apt. Eka Siswanto Syamsul, M.Sc

Nama Judul Kode


Anisa Pebiansyah Aktivitas Hepatoprotektif Ekstrak Etanol OP2021094
Bunga Telang (Clitoria Ternatea L.) Pada
Tikus Putih Yang Diinduksi Parasetamol
Nori Wirahmi Uji Aktivitas Anti Bakteri Larutan OP2021072
Disinfektan Alami Infusa Daun Sirih (Piper
Betle L.) Terhadap Staphylococcus Aureus
Baiq Leny Nopitasari Development of Sumbawa Honey as Tonic OP2021038
to Stimulate Stamina During the Covid-19
Pandemic in West Nusa Tenggara
Nur Rahayuningsih Uji Aktivitas Antiinflamasi Ekstrak Etanol OP2021008
Kulit Buah Delima Putih (Punica Granatum
L.)
Adriani Susanty Isolasi Dan Uji Aktivitas Sitotoksik Senyawa OP2021113
Alkaloid Fraksi Diklorometana Kulit Batang
Tumbuhan Tampa Badak (Voacanga foetida
(Blume) Rolfe
Yufri Aldi Aktivitas Ekstrak Pegagan Embun OP2021141
(Hydrocotyle sibthorpioides Lam.) Terhadap
sel NK dan Sel CD8 pada Mencit Putih
Jantan Terpapar Antigen Virus H5N1
Agustina Susilowati Perbandingan Aktivitas Diuretik Pada OP2021128
Berbagai Produk Seduhan White Tea,
Yellow Tea, Black Dragon Tea Dan Green
Tea Premium (Camellia sinensis L.)
Fransiska Maria Christianty Perbandingan Aktivitas Antipiretik Ekstrak OP2021076
Etanol dan Etil Asetat Herba Bandotan
(Ageratum conyzoides L.)
Parawansah Ekspresi GLUT2 Pankreas, Ginjal, dan Hati OP2021020
Tikus model Diabetes yang diberi Fraksi Etil
Asetat Momordica charantia dengan Metode
RT-PCR

Buku Abstrak
Pertemuan Ilmiah Tahunan Ikatan Apoteker 2021
Tema: “The Opportunities of Pharmacists’ Digital Services in Pandemic Recovery”
| 11
JUMAT, 27 AGUSTUS 2021
RUANG MAHAKAM
07.30-09.00 WIB
Farmakognosi, Fitokimia, Fitofarmasi, Produk Bahan Alam / Herbal (OH)
Moderator: Dr. apt. Hadi Kuncoro, M. Farm

Nama Judul Kode

Ratna Asmah Susidarti Isolasi Dan Karakterisasi Senyawa OP2021114


Antibakteri Dari Kulit Batang Xylocarpus
granatum J. Koenig
Tiana Milanda Aktivitas Antibakteri Ekstrak dan Fraksi OP2021134
Daun Nanas Kerang (Tradescantia spathacea
Swartz) terhadap Bakteri Isolat Klinis
Escherichia coli dan Shigella dysenteriae
Dini Mardhiyani Aktivitas Antijamur Kombinasi Ekstrak OP2021133
Etanol Daun Mangga Bacang (Mangifera
foetida L.) dan Daun Bidara (Ziziphus
mauritiana L.) Terhadap Candida albicans
Nur Miftahurrohmah Aktivitas Antimikroba Minyak Atsiri Buah OP2021063
Andaliman (Zanthoxylum acanthopodium
DC) terhadap Streptococcus mutans,
Enterococcus faecalis, dan Candida albicans
Kosasih Kosasih Aktivitas sitotoksik ekstrak daun Cantigi OP2021010
(Vaccinium varingiaefolium Blume Miq.)
pada sel kanker servik dan sel kanker paru
A549
Rahmat A Hi Wahid Seduhan Kopi Okra untuk Diabetes Melitus OP2021028

Achmad Toto Poernomo Optimasi Waktu Ferementasi Produksi OP 2021190


Enzim Fibrinolitik oleh Bacillus subtilis
ATCC 6633 dengan Substrat Centella
asiatica dan Evaluasi Aktivitas
Trombolitikya Secara In Vitro
Islamudin Ahmad Profil Farmakognostik Akar Tabar Kedayan OP 2021191
(Aristolochia Papilifolia Ding Hou) Dan Uji
Toksisitas Metode Brine Shrimp Lethality
Test
Saparuddin latu Formulasi Dan Uji Mutu Fisik Sediaan OP2021057
Lotion Repellent Ekstrak Biji Pare
(Momordica Charantia L)

Buku Abstrak
Pertemuan Ilmiah Tahunan Ikatan Apoteker 2021
Tema: “The Opportunities of Pharmacists’ Digital Services in Pandemic Recovery”
| 12
JUMAT, 27 AGUSTUS 2021
RUANG PENAJAM
09.45-11.15 WIB
Farmasetika dan Teknologi Farmasi (TF)
Moderator: apt. Rudi Hendra Sy., M.Sc., Ph.D

Nama Judul Kode


Rini Dwiastuti Aplikasi Metode Optimasi Central OP2021040
Composite Design Dalam Formulasi
Sediaan Gel Nanopartikel Lipid Dengan
Bahan Aktif 4-N-Butylresorcinol
Ferdy Firmansyah Pengembangan Formula Nanoemulgel OP2021138
Kurkumin: Optimasi, Karakterisasi, dan
Permeasi secara ex-vivo
Zulfiayu Sapiun Preparasi dan Karakterisasi Nanoemulgel OP2021065
Ekstrak Bunga Telang (Clitoria ternatea
L.) dengan Metode Particle Size Analysis
(PSA)
Reynelda Juliani Sagala Potensi Kombinasi Optimal Basis Gel OP2021093
Antiseptik Ekstrak Sereh Wangi
(Cymbopogon nardus (L.) Rendle Mampu
Menghambat Pertumbuhan Bakteri
Eschericia coli dan Staphylococcus aureus.
Fajar Setiawan Formulasi Sediaan Krim Mata Zeaxanthin OP2021017
Dan Efektivitasnya Sebagai Anti-Aging
Dwi Setyoningsih Pengembangan Penyubur Rambut OP2021032
menggunakan kombinasi ekstrak etanol
herba pegagan (Centella asiatica (L)
Urban) dan ekstrak n-heksana Bawang
Putih (Allium sativum L)
Kosasih Kosasih Aktivitas Antiaging In Vitro Ekstrak OP2021009
Etanol dan Nanopartikel Gelatin Ekstrak
Etanol Daun Cantigi (Vaccinium
varingiaefolium Blume Miq.)
Juni Ekowati Sintesis Senyawa 4-Formil-2-Metoksifenil- OP2021179
4-Klorobenzoat dengan Iradiasi
Gelombang Mikro

Buku Abstrak
Pertemuan Ilmiah Tahunan Ikatan Apoteker 2021
Tema: “The Opportunities of Pharmacists’ Digital Services in Pandemic Recovery”
| 13
JUMAT, 27 AGUSTUS 2021
RUANG MAHAKAM
09.45-11.15 WIB
Farmasi Klinis, Farmasi Pendididikan, Farmakoekonomi dan Farmasi Sosial
Administratif termasuk penggunaan teknologi informasi dan komunikasi (FK)
Moderator: apt. Ike Dhiah R., M.Farm-Klin

Nama Judul Kode


Yohana Febriani Putri Peu Analisis Cost Of Illness Pasien Diabetes OP2021165
Patty Melitus Dengan Komplikasi Di Rumah
Sakit Pusat Angkatan Laut DR. Ramelan
Surabaya
Cyntiya Rahmawati Cost Of Illness Covid-19 Di Nusa OP2021095
Tenggara Barat.
Ingenida Hadning Analisis Dampak Finansial Pengusaha OP2021184
Yang Menjalani Pembatasan Sosial
Berskala Besar (PSBB) Sebagai
Tindakan Pencegahan Penyebaran
COVID-19
Andi Hermansyah Tren Penggunaan Dan Pembiayaan OP2021131
Antipsikotik Sebelum Dan Saat Pandemi
Covid-19 Di Jawa Timur
Dedy Frianto Analisis Biaya Sakit Kanker Serviks OP2021085
Berdasarkan Stadium Di Rumah Sakit
Hasan Sadikin Bandung
Siwi Padmasari Faktor Prediktor Ketercapaian Target OP2021007
Tekanan Darah Pasien Hipertensi Di RS
Muhammadiyah Gamping
Liza Pristianty Analisis Tingkat Kepuasan Pasien OP2021155
Swamedikasi Terhadap Mutu Pelayanan
Kefarmasian Di Apotek Kelurahan
Mojolangu Kecamatan Lowokwaru Kota
Malang
Zainul Islam Analisis Efektivitas Biaya Antibiotik B – OP2021005
Laktam Pada Pasien Pneumonia Anak
Di Instalasi Rawat Inap Rsud Kota
Bekasi Tahun 2019 – 2020
Dedy Almasdy Kajian Efek Samping Obat Pada Pasien OP2021011
Strok Iskemik Di Suatu Rumah Sakit
Pemerintah Kota Padang, Indonesia

Buku Abstrak
Pertemuan Ilmiah Tahunan Ikatan Apoteker 2021
Tema: “The Opportunities of Pharmacists’ Digital Services in Pandemic Recovery”
| 14
JUMAT, 27 AGUSTUS 2021
RUANG PENAJAM
13.30-15.00 WIB
Farmakologi, Toksikologi dan Farmakoterapi (FT)
Moderator: apt. Fajar Prasetya, M. Si., Ph.D

Nama Judul Kode


Surya Amal Uji Aktivitas Antihiperurisemia Beberapa OP2021088
Tumbuhan Famili Asteraceae
Agus Sulaeman Aktivitas Ekstrak Etanol Herba Sirih Bumi OP2021054
(Peperomia pellucida L,. Kunth) terhadap
Antihipertensi pada Tikus Jantan Galur Wistard
Purwantiningsih Potensi Pegagan (Centella asiatica L.) sebagai OP2021137
Antiagregasi Platelet
Joni Tandi Potensi Antidiabetik Ekstrak Etanol Daun OP2021045
Matoa (Pometia Pinnata) Pada Tikus Putih
Jantan
Yedy Purwandi Gel Kombinasi Esktrak Etanol A. conyzoides OP2021102
Sukmawan 10%, C. asiatica 5%, C. ternatea 5% dan
Astaxanthin 0,1% Efektif untuk Penyembuhan
Luka Diabetes: Model Hewan
Agustina Susilowati Efek Diuretik Seduhan Daun Teh Hijau OP2021122
(Camelia Sinensis L.) pada Mencit Jantan
Galur Swiss
Patonah Atherorotektif Efek Pegagan (Centella asiatica OP2021171
L.) dan Kunyit (Curcuma longa L.) dalam
Sediaan Jus pada Model Hewan Hiperlipidemia
Parawansah Aktivitas Antiinflamasi Fraksi N-Heksan,
Fraksi Etil Asetat Dan Fraksi Air Pada Ekstrak
Etanol Buah Pare (Mommordica Charantia L.)
Terhadap Kadar Tnf-? Pada Tikus Wistar
Budi Untari Uji Aktivitas Antihiperurisemia Ekstrak Etanol OP2021115
Daun Ruku-Ruku (Ocimum Tenuiflorum
Linn.) Terhadap Tikus Putih Jantan Galur
Wistar Yang Di Induksi Kalium Oksonat
Eka Siswanto Syamsul Uji Aktivitas Ekstrak Etanol Herba Meniran OP2021186
(Pyillanthus Niruri. L) Terhadap Penyembuhan
Luka Bakar Pada Kulit Punggung Mencit Putih
Jantan
Rudi Hendra Aktivitas Penghambatan α-Glukosidase dan OP2021014
Antioksidan Dari Mimosa pudica L.

Buku Abstrak
Pertemuan Ilmiah Tahunan Ikatan Apoteker 2021
Tema: “The Opportunities of Pharmacists’ Digital Services in Pandemic Recovery”
| 15
JUMAT, 27 AGUSTUS 2021
RUANG MAHAKAM
13.30-15.00 WIB
Farmakognosi, Fitokimia, Fitofarmasi, Produk Bahan Alam / Herbal (OH)
Moderator: Dr. Islamudin Ahmad, M.Si., Apt

Nama Judul Kode


Ida Ayu Manik Partha Pengaruh Pemberian Aromaterapi Jasmine OP2021149
Sutema (Jasminum Sambac L) Terhadap Penurunan
Derajat Insomnia Pada Lansia Di Banjar Gede
Kelurahan Sempidi Badung-Bali
Alvi Kusuma Wardani Aktivitas Antioksidan Gel Peeling Scrub OP2021067
Ekstrak Daun Turi (Sesbania Grandiflora)
Abdul Rahman Wahid Uji Aktivitas Antioksidan Krim Ekstrak Etanol OP2021024
Daun Gaharu (Aquilaria Malaccenis L.)
Dengan Penangkapan Radikal Bebas Metode
DPPH
Yunahara Farida Uji Aktivitas Antioksidan,Uji Antikolesterol OP2021051
Dan Toksisitas Dari Ekstrak Etanol Daun
Kemuning (Murraya Paniculata L.Jack)
Lia Puspitasari Skrining Fitokimia Dan Uji Aktivitas OP2021029
Antidiabetes Ekstrak Etanol 96% Biji Buah
Jamblang (Syzygium Cumini L.) Pada Tikus
Jantan Galur Wistar Yang Diinduksi Aloksan
Ratna Djamil Pemeriksaan Parameter Mutu Dan Uji OP2021074
Aktivitas Penghambatan Enzim ?-Glukosidase
Ekstrak Etanol 70% Dan Nanopartikel Ekstrak
Daun Sembung (Blumea Balsamifera (L.) Dc.)
Secara In Vitro
Achmad Toto Poernomo Pengaruh Proses Fermentasi Daun Centella OP 2021188
Asiatica Oleh Acetobacter Tropicalis Inacc
B374 Terhadap Aktivitas Trombolitik
Yustina Sri Hartini Aktivitas Ekstrak Air dan Ekstrak Etanol OP2021036
Batang Brotowali sebagai Penghambat Enzim
α-amilase
Saparuddin latu Limbah Biji Buah Pepaya Sebagai Pemutih OP2021053
Dengam Mekanisme Penghambatan Tirosenase

Hilwan Yuda Teruna Aktivitas Antioksidan Dari Ekstrak Loranthus OP2021181


Ferrugineus (Loranthaceae) Dan Inhibisi Α-
Glukosidase Dari Ekstrak Peperomia Pellucida
(Piperaceae)
Buku Abstrak
Pertemuan Ilmiah Tahunan Ikatan Apoteker 2021
Tema: “The Opportunities of Pharmacists’ Digital Services in Pandemic Recovery”
| 16
JUMAT, 27 AGUSTUS 2021
RUANG PENAJAM
15.45-17.15 WIB
Farmasetika dan Teknologi Farmasi (TF)
Moderator: Dr. apt. Hadi Kuncoro, M. Farm

Nama Judul Kode


Zulfiayu Sapiun Penetapan Nilai Sun Protection Factor (Spf) OP2021066
Losion Ekstrak Kulit Batang Mangga Kweni
(Mangifera Odorata Griff.) Dengan
Menggunakan Metode Spektrofotometri Uv-
Vis
Sofi Nurmay Stiani Formulasi Sabun Cair Pembersih Daerah OP2021002
Kewanitaan Dari Ekstrak Kunyit Putih
(Kaempferia Rotunda L.) Dan Uji Efektivitas
Terhadap Candida Albicans
Naelaz Zukhruf Formulasi Sediaan Antioksidan Facial Wash OP2021136
Wakhidatul Kiromah Ekstrak Metanol Daun Ganitri (Elaeocarpus
Ganitrus Roxb.) Dengan Variasi Sodium Lauril
Sulfat Sebagai Surfaktan
Eneng Elda Ernawati Formulasi Serum Antioksidan Dari Kombinasi OP2021151
Ekstrak Buah Ceremai (Phyllanthus Acidus
Skeels) Dan Ekstrak Kulit Buah Semangka
(Citrullus Lanatus Thumb)
Ellen Jelita Dewantari Studi In Silico Interaksi Kitosan-Acemannan OP2021083
Sebagai Pendekatan Pengembangan Film
Wound Dressing
Farisa Firosyida Studi In Silico Interaksi Kitosan-Fosfat Sebagai OP2021058
Pendekatan Pengembangan Nanopartikel
Agus Sulaeman Pengaruh Kombinasi Daun Katuk (Sauropus OP2021056
Androgynus L.Merr) Dan Rimpang Bangle
Hitam (Zingiber Ottensii Val.) Terhadap Profil
Short Chain Fatty Acid (Scfa) Dan Kadar
Glukosa Darah Pada Tikus Wistar Jantan Yang
Diinduksi Pakan Tinggi Lemak Dan
Karbohidrat
Ilma Nugrahani Mekanokimia untuk Pembuatan Garam OP2021177
Siprofloksasin Salisilat

Buku Abstrak
Pertemuan Ilmiah Tahunan Ikatan Apoteker 2021
Tema: “The Opportunities of Pharmacists’ Digital Services in Pandemic Recovery”
| 17
JUMAT, 27 AGUSTUS 2021
RUANG MAHAKAM
15.45-17.15 WIB
Farmasi Klinis, Farmasi Pendididikan, Farmakoekonomi dan Farmasi Sosial
Administratif termasuk penggunaan teknologi informasi dan komunikasi (FK)
Moderator apt. Eka Siswanto Syamsul, M.Sc

Nama Judul Kode


Sugiyono Kajian Dosis Antibiotik Pada Pasien Lanjut OP2021082
Usia Dengan Penurunan Fungsi Ginjal
Tri Murti Andayani Index Utilitas Pasien Katarak Yang Diukur OP2021049
Menggunakan Euro-Quality Of Life-5
Dimension-5 Level
Oktrya Lidayya Profil Kesalahan Pengobatan Di Rs Jantung OP2021125
Dan Pembuluh Darah Harapan Kita (Rsjpdhk)
Periode Januari-Juni 2021
Parawansah Pengaruh Pemberian Vitamin C Dan Vitamin E OP2021144
Terhadap Penanda Inflamasi Pada Pasien
Covid-19 Di Rumah Sakit Umum Daerah Kota
Kendari
Mahacita Andanalusia Profil Terapi Pasien Rawat Inap Covid-19 Di OP2021071
Rumah Sakit Umum Provinsi Nusa Tenggara
Barat
Maria Caecilia Nanny Gambaran Penggunaan Analgetika Dan Beaya OP2021068
Setiawati Operasi Orthopedi Di Instalasi Bedah Sentral
Rsud Dr. Loekmono Hadi Kudus
Martanty Aditya Monitoring Penggunaan Obat Pada Pasien Esrd OP2021124
Dengan Hemodialisis Atau Capd Di Rsud Dr
Saiful Anwar Malang
Woro Harjaningsih Efektivitas Obat Antiepilepsi Monoterapi Dan OP2021099
Efek Samping Obat Terhadap Fungsi Kognisi
Pasien Pediatrik Di Rsup Dr. Sardjito
Yogyakarta
Yusmaniar Profil peresepan obat pada pasien osteoarthritis OP2021140
pada Rumah Sakit Umum Studi retrospektif

Buku Abstrak
Pertemuan Ilmiah Tahunan Ikatan Apoteker 2021
Tema: “The Opportunities of Pharmacists’ Digital Services in Pandemic Recovery”
| 18
SABTU, 28 AGUSTUS 2021
RUANG PENAJAM
08.00-09.30 WIB
Farmasi Klinis, Farmasi Pendididikan, Farmakoekonomi dan Farmasi Sosial
Administratif termasuk penggunaan teknologi informasi dan komunikasi (FK)
Moderator: apt. Ike Dhiah R., M.Farm-Klin

Nama Judul Kode


Primanitha Ria Utami Kajian Potensi Interaksi Obat Antidiabetika OP2021104
Oral Pada Pasien Diabetes Mellitus Tipe 2
Disertai Komorbid : Studi Retrospektif Di
Puskesmas Wilayah Lamongan
Aditya maulana Perdana Potensi Interaksi Obat Pada Pasien COVID-19 OP2021043
Putra Di Salah Satu Rumah Sakit Di Provinsi
Kalimantan Selatan
Yusransyah Skenario Optimal Efektifitas Biaya OP2021004
Antihipertensi Pada Pasien Hipertensi Prolanis
Di Enam Belas Puskesmas: Studi Kasus Di
Kabupaten Pandeglang Provinsi Banten,
Indonesia
Areski Studi Penggunaan Antibiotik Berdasarkan OP2021130
ATC/DDD Dan DU 90% Pada Pasien
Telemedicine Di Rumah Sakit Khusus Kanker
MRCCC Siloam Semanggi
Nhadira Nhestricia Profil Tekanan Darah Pada Terapi Hipertensi OP2021150
Di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Umum
Pusat Fatmawati Periode 2017 – 2019
Dinda Kusuma Hardini Analisis Kuantitatif & Kualitatif Efek Samping OP2021060
Obat Di RS Jantung Pembuluh Darah Harapan
Kita Periode Januari – Juni 2021
Delina Hasan Analisis Ketepatan Penggunaan Obat Pada OP2021129
Pasien Penyakit Jantung Koroner Dengan
Metode Atc/Ddd Dan Du 90 %Di Rumah Sakit
X Tangerang Selatan Tahun 2018
Fonny Cokro Meta-Analisis Efektivitas Antagonis Reseptor OP2021034
H2 Sebagai Profilaksis Perdarahan
Gastrointestinal Pada Pasien ICU
I Nyoman Wijaya Hubungan Antara Drug Therapy Problems OP2021132
(Dtps) Terhadap Outcome Terapi Pada Pasien
Hipertensi Di Puskesmas Di Surabaya

Buku Abstrak
Pertemuan Ilmiah Tahunan Ikatan Apoteker 2021
Tema: “The Opportunities of Pharmacists’ Digital Services in Pandemic Recovery”
| 19
SABTU, 28 AGUSTUS 2021
RUANG MAHAKAM
08.00-09.30 WIB
Farmasi Klinis, Farmasi Pendididikan, Farmakoekonomi dan Farmasi Sosial
Administratif termasuk penggunaan teknologi informasi dan komunikasi (FK)
Moderator: Dr. Islamudin Ahmad, M.Si., Apt

Nama Judul Kode


Stefanus Lukas Hսbսngаn Аntаrа Tіngkаt Реngеtаhսаn Dаn OP2021185
Ѕіkар Mаѕyаrаkаt Tеrhаdар Реrіlаkս
Реncеgаhаn Covіd-19 Dі Kеcаmаtаn
Cеngkаrеng, Jаkаrtа Bаrаt
Raharni Determinan Faktor Kekambuhan OP2021061
Penyalahgunaan Narkotika, Psikotropika, Zat
Adiktif (Napza) di Panti Rehabilitasi
Elida Zairina Hubungan antara Kepatuhan dan Hambatan OP2021161
dalam Pengobatan pada Pasien dengan
Hipertensi
Maria Caecilia Nanny Evaluasi Peresepan Obat Pasien Rawat Jalan OP2021163
Setiawati Poli Obstetri Ginekologi Di Rumah Sakit
Swasta X Kota Semarang
Gesnita Nugraheni Kepatuhan Pengobatan dan Kualitas Hidup OP2021159
Pasien Asma di Fasilitas Kesehatan Primer di
Indonesia
Nurul Qiyaam Analisis Faktor-Faktor yang mempengaruhi OP2021078
pengobatan Tuberkulosis Paru di Puskesmas
Kediri Lombok Barat
Adin Hakim Kurniawan Pengetahuan, Sikap, Penerimaan dan OP2021039
Determinasi Penerimaan Vaksin COVID-19
Pada Masyarakat di Kelurahan Pejuang Kota
Bekasi
Dedy Almasdy Efek Samping Obat Pada Pasien Gagal OP2021012
Jantung: Sebuah Kajian Retrospektif Pada
Suatu Rumah Sakit Pemerintah Di Kota
Padang, Indonesia
Yulistiani Terapi Tocilizumab Pada Pasien Covid-19 OP2021176

Buku Abstrak
Pertemuan Ilmiah Tahunan Ikatan Apoteker 2021
Tema: “The Opportunities of Pharmacists’ Digital Services in Pandemic Recovery”
| 20
SABTU, 28 AGUSTUS 2021
RUANG PENAJAM
10.15-11.45 WIB
Farmasi Klinis, Farmasi Pendididikan, Farmakoekonomi dan Farmasi Sosial
Administratif termasuk penggunaan teknologi informasi dan komunikasi (FK)
Moderator: apt. Fajar Prasetya, M. Si., Ph.D

Nama Judul Kode


Eva Kusumahati Gambaran Sistem Distribusi Unit Dose OP2021077
Dispensing (Udd) Terhadap Retur Obat
Injeksi Generik Di Instalasi Farmasi Rawat
Inap Salah Satu Rumah Sakit Swasta Di Kota
Bandung
Ika Norcahyanti Evaluasi Perencanaan Dan Pengadaan Obat OP2021126
Dengan Dana JKN Di Puskesmas Rambipuji
Kabupaten Jember
Nurwulan Adi Ismaya Studi Perencanaan, Pengadaan, Dan Waktu OP2021044
Tunggu Pemesanan Obat Di Instalasi Farmasi
Rumah Sakit X Jakarta Tahun 2020
Nori Wirahmi Gambaran Penyimpanan Obat Di Gudang OP2021073
Instalasi Farmasi RSUD Hasanuddin Damrah
Manna
Rachmawati Felani Pengelolaan Alat Dan Obat Kontrasepsi Di OP2021143
Djuria Puskesmas-Puskesmas Kota Pangkalpinang
Sinta Rachmawati Studi Periklanan Kosmetik Sediaan OP2021101
Perawatan Kulit Di Media Sosial Instagram
Anna Pradiningsih Pengaruh Iklan Terhadap Perilaku Daya Beli OP2021081
Sabun Pembersih Wajah Di Masa Pandemi
Covid-19
Amal Fadholah Analisis Pemilihan Produk Herbal ditinjau OP2021070
dari aspek Halal dan Thayyib oleh Keluarga
UNIDA Gontor
Raden Aldizal Mahendra Abstrak Studi Deskriptif tentang Motivasi OP2021182
Rizkio Syamsudin Memilih Jurusan dan Menentukan Pilihan
Karir pada Mahasiswa Program Studi Sarjana
Farmasi di Garut

Buku Abstrak
Pertemuan Ilmiah Tahunan Ikatan Apoteker 2021
Tema: “The Opportunities of Pharmacists’ Digital Services in Pandemic Recovery”
| 21
SABTU, 28 AGUSTUS 2021
RUANG MAHAKAM
10.15-11.45 WIB
Farmasi Klinis, Farmasi Pendididikan, Farmakoekonomi dan Farmasi Sosial
Administratif termasuk penggunaan teknologi informasi dan komunikasi (FK)
Moderator: apt. Eka Siswanto Syamsul, M.Sc

Nama Judul Kode

Andi Hermansyah Jaminan Keamanan Dan Mutu Layanan OP2021156


Pembelian Obat Melalui Whatsapp

I Gusti Ayu Rain Efektivitas model Modifikasi Konseling OP2021023


Widowati Farmasi meningkatkan kepatuhan penggunaan
antibiotik jangka pendek pada pasien rawat
jalan di Provinsi Bali
Wahyu Utami Kesiapan apoteker dalam menerapkan OP2021157
layanan berbasis telefarmasi di masa pandemi
Covid-19
Diana Laila Ramatillah Rata-Rata Penyebab Kematian Pasien covid- OP2021167
19 di Indonesia
Niken Larasati Pengaruh Penggunaan Tas Penyimpanan Obat OP2021079
Terhadap Kepatuhan Minum Obat Pasien
Hipertensi
Arina Dery Puspitasari Studi Penggunaan Aminofilin Pada Kasus OP2021154
Covid-19 (Literature Review)
Fitrianingsih Efektivitas Terapi Antibiotik Pada Infeksi OP2021123
Luka Kaki Diabetes Selama Covid-19:
Review
Ike Dhiah Rochmawati Penggunaan Aplikasi Sahabat Jantung? pada OP2021180
Pengetahuan dan Kepatuhan Minum Obat
Pasien Penyakit Jantung Koroner
Muhammad Azhari Herli Desain Primer PCR sebagai Biomarker OP2021169
COVID-19 Strain yang di Identifikasi di
Januari 2021
Evi Umayah Ulfa Kloning Gen SLPI Sintetik pada Sistem OP2021119
Ekspresi tanpa dan dengan Fusi Gen
Tioredoksin

Buku Abstrak
Pertemuan Ilmiah Tahunan Ikatan Apoteker 2021
Tema: “The Opportunities of Pharmacists’ Digital Services in Pandemic Recovery”
| 22
DAFTAR PESERTA PRESENTASI POSTER
No Nama Judul Abstrak Kode
Abstrak
1 Afifah Bambang Efek Antihipertensi Ekstrak Kombinasi Herba PP2021061
Sutjiatmo Selada Air (Nasturtium Officinale) Dan Krokot
(Portulaca Oleraceae)
2 Ahmad Sahlan Baniu Kepatuhan Pengobatan Dan Insiden Penyakit PP2021074
Jantung Koroner Pada Pasien Diabetes Melitus
Tipe 2: Follow-Up Empat Tahun Studi Kohor
Ptm Bogor, Indonesia
3 Andri Prasetiyo Formulasi Sediaan Cleansing Balm Dari Minyak PP2021043
Inti Sawit (Palm Kernel Oil) Sebagai Makeup
Remover
4 Anila Impian Sukorini Sikap Dan Penerapan Informasi Tentang Obat PP2021051
Dan Pengobatan Dari Media Sosial Oleh
Masyarakat Kota Surabaya
5 Arie Sulistyarini Pengalaman Apoteker Dalam Konseling Sediaan PP2021075
Inhalasi Di Apotek Dan Pengetahuan Apoteker
Terkait Asma Dan Sediaan Inhalasi

6 Arif Rahmandani Analisis Efektivitas Biaya Penggunaan Obat PP2021011


Antivirus Oseltamivir Dan Favipiravir Pada
Pasien Covid-19 Derajat Sedang Di Rumah
Sakit Sentra Medika Cisalak Depok
7 Catur Dian Setiawan Pemetaan Sarana Pelayanan Kefarmasian PP2021045
(Apotek) Berbasis Informasi Geografis Di
Wilayah Kota Surabaya
8 Christine Patramurti Identifikasi Alel Gen Sitokrom P450 2a6*1 Dan PP2021003
*4 Pada Penderita Diabetes Tipe 2 Suku Jawa
Dengan Status Non Perokok
9 Christofori Maria Pengembangan Dan Evaluasi Nanoformulasi PP2021015
Ratna Rini Nastiti Resveratrol Sebagai Antioksidan Topikal Kulit
10 Deni Rahmat Karakterisasi, Uji Pelepasan Dan Uji PP2021079
Mukoadhesif Nanostructured Lipid Carrier (Nlc)
Kurkumin Dan Formulasi Tablet Sublingual
Sebagai Sistem Penghantaran Obat
11 Deny Puriyani Azhary Formulasi Krim Nanoemulsi Kombinasi Ekstrak PP2021017
Kulit Kayu Secang (Caesalpinia Sappan L.) Dan
Ekstrak Biji Alpukat (Persea Americana Mill.)
Untuk Pemutih Kulit
Buku Abstrak
Pertemuan Ilmiah Tahunan Ikatan Apoteker 2021
Tema: “The Opportunities of Pharmacists’ Digital Services in Pandemic Recovery”
| 23
12 Dimas Danang Penetapan Total Fenolik, Aktivitas Antioksidan PP2021001
Indriatmoko Dan Antikolesterol Ekstrak Benalu Mangga
(Dendropthoe Pentandra L.)
13 Dina Christin Ayuning Penggunaan Spektrofotometri Dan Kemometri PP2021059
Putri Dalam Penetapan Kadar Salbutamol Sulfat Dan
Triamcinolon Dalam Sediaan Racikan
14 Djois Sugiaty Rintjap Identifikasi Metabolit Sekunder Ekstrak Etanol PP2021068
Kulit Batang Tanaman Keji Beling
(Strobilanthes Crispus, Bl.)
15 Engkun Qurotulaeni Uji Efek Antialergi Dari Jus Stroberi (Fragaria X PP2021032
Ananassa (Duchesne) Guedes) Pada Mencit
Jantan Galur Swiss Webster
16 Erlia Anggrainy Uji Aktivitas Antioksidan Dengan Metode Dpph PP2021027
Sianipar (1,1-Diphenyl-2-Picryl Hidrazil) Ekstrak Etil
Asetat Sargassum Polycystum Dari Perairan
Sumbawa
17 Erni Rustiani Mikrogranul Mukoadhesif Ekstrak Daun Salam PP2021042
(Syzygium Polyanthum (Wight.)) Dengan
Perbedaan Polimer Hpmc Dan Kitosan
18 Esti Ambar Pengaruh Usia Dan Jenis Kelamin Terhadap PP2021050
Widyaningrum Pengetahuan Serta Perilaku Penggunaan
Suplemen Di Masa Pandemi Pada Mahasiswa
S1 Farmasi Iik Bhakti Wiyata Kediri
19 Eva Nurinda Histologi Insula Langerhans Dan Kadar Insulin PP2021031
Setelah Pemberian Ekstrak Kayu Manis
Dibandingkan Dengan Pemberian Ekstrak
Temulawak
20 Fahrauk Faramayuda Eupatorin: Sumber Tanaman, Aktifitas PP2021005
Farmakologi Dan Mekanisme Kerja (Review)
21 Fahrauk Faramayuda Penetapan Kadar Polifenol Dan Flavonoid Kalus PP2021006
Kumis Kucing (Orthosiphon Aristatus (Blume)
Miq.) Varietas Ungu

22 Faizal Hermanto Pengaruh Resveratrol Terhadp Indek Organ PP2021053


Mencit Yang Terinfeksi Plasmodium Berghei

Buku Abstrak
Pertemuan Ilmiah Tahunan Ikatan Apoteker 2021
Tema: “The Opportunities of Pharmacists’ Digital Services in Pandemic Recovery”
| 24
23 Fajar Setiawan Formulasi Dan Evaluasi Masker Gel Peel-Off PP2021009
Ekstrak Minyak Buah Merah Papua (Pandanus
Conoideus Lam) Untuk Perawatan Kulit Wajah
24 Fauzan Zein Muttaqin Studi In Silico Molekular Docking Dan Prediksi PP2021039
Toksisitas Senyawa Turunan Vemurafenib
Terhadap Target Molekul Melanoma Inhibitory
Activity (Mia) Sebagai Antimelanoma (Kanker
Kulit)
25 Ferdy Firmansyah Health Related Quality Of Life Pasien Chronic PP2021057
Kidney Disease Dengan Hemodialisa
Menggunakan Instrumen Eq-5d-5l Di Pekanbaru
26 Fifteen Aprila Fajrin Pengembangan Kulit Buah Kakao Sebagai PP2021036
Terapi Baru Diabetes Neuropati Bertarget
Transient Receptor Protein Vanilloid-1 (Trpv1):
Studi In Silico
27 Fikri Alatas Deteksi Pembentukan Ko-Amorf Candesartan PP2021040
Cilexetil Dengan L-Arginin Dan Uji
Kelarutannya
28 Firman Gustaman Formulasi Dan Uji Efektivitas Gel Ekstrak Buah PP2021018
Pining (Hornstedtia Alliacea) Untuk
Penyembuhan Luka Bakar
29 Gusti Noorrizka Validasi Instrumen Penilai Stres Terkait PP2021071
Veronika Achmad Pandemi Covid19 Pada Ibu Hamil
30 Iis Istifaiyatuddianah Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi PP2021056
Percepatan Waktu Tunggu Pelayanan Rawat
Jalan Di Rumah Sakit Umum Daerah (Rsud) Dr.
Dradjat Prawiranegara Kabupaten Serang
31 Ira Rahmiyani Formulasi Sediaan Sabun Wajah Cair PP2021021
Antijerawat Ekstrak Biji Buah Kupa (Syzygium
Polycephalum (Miq.) Merr. & L.M. Perry) Dan
Aktivitasnya Terhadap Bakteri
Propionibacterium Acnes
32 Ira Rahmiyani Nilai Sun Protection Factor (Spf) Pada Sediaan PP2021022
Lotion Ekstrak Etanol Daun Jambu Air
(Syzygium Aqueum)

Buku Abstrak
Pertemuan Ilmiah Tahunan Ikatan Apoteker 2021
Tema: “The Opportunities of Pharmacists’ Digital Services in Pandemic Recovery”
| 25
33 Keni Idacahyati Pengaruh Aktivitas Antioksidan Ekstrak Etanol PP2021037
Bayam Merah (Alternanthera Amoena Voss.)
Terhadap Gambaran Histopatologi Paru Tikus
Putih Jantan Galur Wistar (Ratus Norvegicus)
Pasca Paparan Asap Rokok
34 Lestyo Wulandari Pembentukan Model Kemometrik Spektroskopi PP2021044
Infra Merah Untuk Penentuan Kadar Fenolik
Serbuk Daun Tanaman
35 Liliek Nurhidayati Fraksinasi Dan Uji Aktivitas Antiagregasi PP2021028
Platelet Fukoidan Dari Rumput Laut Cokelat
Sargassum Aquifolium (Turner) C. Agardh
36 Lusi Indriani Potensi Antiplatelet Campuran Ekstrak PP2021025
Binahong, Jahe, Dan Kunyit Pada Mencit Putih
Jantan
37 Lusi Nurdianti Pengaruh Kombinasi Gel Astaxanthin Dengan PP2021007
Zeaxanthin Terhadap Penyembuhan Luka Pada
Model Tikus Diabetes
38 Lusi Nurdianti Formulasi Dan Evaluasi Sediaan Blush On PP2021008
Cream Dengan Variasi Konsentrasi Astaxanthin
Sebagai Pewarna Alami
39 Maria Vini Pertiwi Kepatuhan Minum Obat Pasien Diabetes Melitus PP2021072
Di Indonesia : Sebuah Telaah Sistematis
40 Maya Arfania Analisis Hubungan Waktu Tunggu Dengan PP2021019
Tingkat Kepuasan Pasien Di Apotek Rumah
Sakit Swasta Karawang
41 Muhammad Rahmat Evaluasi Konseling Terstruktur Oleh Farmasis PP2021073
Masdin Terhadap Kepatuhan Pengobatan Dan Luaran
Klinis Pada Pasien Diabetes Melitus Tipe 2 Di
Puskesmas Jakarta Timur, Indonesia
42 Nia Kristiningrum Penetapan Kadar Hidrokuinon Pada Krim PP2021038
Pemutih Wajah Dengan Metode Nir
Kemometrik
43 Nori Wirahmi Tingkat Kepuasan Pasien Terhadap Pelayanan PP2021033
Informasi Obat Di Puskesmas Lingkar Timur
Kota Bengkulu Tahun 2021

Buku Abstrak
Pertemuan Ilmiah Tahunan Ikatan Apoteker 2021
Tema: “The Opportunities of Pharmacists’ Digital Services in Pandemic Recovery”
| 26
44 Novi Fajar Utami Uji Aktivitas Antikanker Biji Kopi Robusta PP2021002
(Coffea Canephora) Daerah Wonosobo Jawa
Tengah
45 Novi Yantih Sintesis Hidrogel Pengganti Plastik Dari PP2021041
Polivinil Alkohol – Natrium Alginat
Menggunakan Iradiasi Microwave
46 Nur Rahayuningsih Aktivitas Nefroprotektor Ekstrak Etanol Kulit PP2021004
Buah Delima Putih (Punica Granatum L.) Pada
Tikus Jantan Putih Wistar
47 Nur Rahayuningsih Uji Aktivitas Antikolesterolemia Ekstrak Etanol PP2021014
Kulit Buah Delima Putih (Punica Granatum L.)
48 Nuzul Wahyuning Kajian Sifat Fisikokimia, Profil Farmakokinetika PP2021029
Diyah Dan Toksisitas, Serta Interaksi Obat-Obat
Antivirus Dengan Protease Virus Sars-Cov-2
Secara In Silico
49 R Herni Kusriani Potensi Ekstrak Daun Binahong (Anredera PP2021078
Cordifolia Ten.Steenis), Batang Brotowali
(Tinospora Crispa (L.), Daun Kersen (Muntingia
Calabura L.) Dan Kombinasinya Sebagai
Antidiabetes
50 Rani Sauriasari Pengaruh Edukasi Berbasis Aplikasi Seluler PP2021062
Mengenai Teknik Penggunaan Obat Inhalasi
Terhadap Tingkat Kontrol Asma Pasien Di Rs
Grha Permata Ibu
51 Rani Sauriasari Pengaruh Aplikasi Kesehatan Seluler Mengenai PP2021063
Edukasi Ketepatan Penggunaan Obat Inhalasi
Terhadap Efektivitas Terapi Pasien Ppok Di Rs
Grha Permata Ibu
52 Retty Handayani Formulasi Dan Evaluasi Sediaan Tablet Hisap PP2021012
Dari Ekstrak Etanol Biji Kopi Arabika (Coffea
Arabica L.) Java Preanger Sebagai Antioksidan
53 Sarah Zaidan Studi Aktivitas Hepatoprotektor Senyawa Pada PP2021035
Nanas (Ananas Comosus L. Merr) Secara In
Silico
54 Sarah Zielda Najib Penetapan Kadar Fenol Dan Aktivitas PP2021064
Antioksidan Ekstrak Daun Binahong Yang
Terstandard

Buku Abstrak
Pertemuan Ilmiah Tahunan Ikatan Apoteker 2021
Tema: “The Opportunities of Pharmacists’ Digital Services in Pandemic Recovery”
| 27
55 Sarah Zielda Najib Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Kulit Buah PP2021066
Kiwi (Actinidia Deliciosa) Terhadap Bakteri
Salmonella Thypi
56 Sherly Tandi Arrang Perbedaan Efektivitas Edukasi Beyond Use Date PP2021054
Melalui Buku Saku Dan Video Terhadap
Tingkat Pengetahuan

57 Shirly Kumala Aktivitas Antibakteri Sabun Padat Transparan PP2021016


Minyak Inti Sawit Dengan Penambahan Ekstrak
Etanol 70% Daun Cengkeh (Syzygium
Aromaticum L. Merr. & L. M. Perry) Terhadap
Bakteri Escherichia Coli Dan Staphylococcus
Aureus
58 Sinta Rachmawati Pengetahuan Dan Sikap Mahasiswa Terhadap PP2021049
Hiv/Aids Di Universitas Jember
59 Sophi Damayanti Pengembangan Dan Validasi Metode Analisis PP2021020
Penetapan Kadar ?-Sitosterol Pada Suplemen
Menggunakan Kromatografi Cair Kinerja Tinggi
(Kckt)
60 Suci Nar Vikasari Efek Kombinasi Ekstrak Air Rimpang Kembang PP2021060
Sungsang (Gloriosa Superba Linn.), Herba
Sambiloto (Andrographis Paniculata (Burm.F.)
Ness ) Dan Daun Dewa (Gynura Segetum (Lour)
Merr) Pada Hewan Model Rheumatoid Arthritis
61 Vera Nurviana Toksisitas Subkronik Fraksi Etil Asetat Biji PP2021046
Limus (Mangifera Foetida Lour.) Terhadap
Hepar Dan Ginjal Pada Tikus Putih Galur Wistar
62 Wahyuning Setyani Optimization Of Molasses Flour And Gelatin As PP2021013
Binding Materials For Animal Feed Pellets
Made From Fish Waste
63 Wiwik Dwi Purwanti. Cost Effectiveness Analysis Penggunaan PP2021048
Cefixim Dan Levofloxacin Pasien Bph Pasca
Operasi Di Rspad Gatot Soebroto Tahun2015
64 Yuni Priyandani Hubungan Dukungan Keluarga Dengan PP2021069
Kepatuhan Terapi Obat Antidiabetes Pada
Pasien Rawat Jalan Di Rumah Sakit Pupuk
Kaltim Kota Bontang
65 Yuni Priyandani Profil Pengetahuan Tentang Vitamin Sebagai PP2021070
Peningkat Sistem Imun Untuk Pencegahan
Covid-19 Pada Pekerja Industri Di Kota Cilegon
Buku Abstrak
Pertemuan Ilmiah Tahunan Ikatan Apoteker 2021
Tema: “The Opportunities of Pharmacists’ Digital Services in Pandemic Recovery”
| 28
66 Yuni Priyandani Model Asuhan Kefarmasian Terapi Obat PP2021076
Antituberkulosis Pada Pasien Tuberkulosis Di
Puskesmas Kota Surabaya, Jawa Timur,
Indonesia
67 Yunita Nita Deteksi Sinyal Keamanan Obat Anti PP2021067
Tuberkulosis Lini Pertama (Studi Pada Database
Farmakovigilans Indonesia)
68 Yunita Nita Hubungan Kepatuhan Pengobatan Terhadap PP2021077
Kualitas Hidup Pasien Diabetes Melitus (Studi
Di Puskesmas Mojo Surabaya)

Buku Abstrak
Pertemuan Ilmiah Tahunan Ikatan Apoteker 2021
Tema: “The Opportunities of Pharmacists’ Digital Services in Pandemic Recovery”
| 29
KATEGORI
Farmakognosi, Fitokimia, Fitofarmasi, Produk
Bahan Alam / Herbal (OH)

Buku Abstrak
Pertemuan Ilmiah Tahunan Ikatan Apoteker 2021
Tema: “The Opportunities of Pharmacists’ Digital Services in Pandemic Recovery”
| 30
Uji Aktivitas Antioksidan Krim Ekstrak Etanol Daun Gaharu (Aquilaria
malaccenis L.) dengan Penangkapan Radikal Bebas Metode DPPH

Abdul Rahman Wahid,*a Baiq Nurbaety,b Alvi Kusuma Wardani, c Lisa Apriana Heru
Lestari, d
a, b, c
Diploma III Farmasi, Fakultas Ilmu Kesehatan,Universitas Muhammadiyah Mataram,
Nusa Tenggara Barat, Indonesia; b Student Diploma III Farmasi, Fakultas Ilmu Kesehatan,
Universitas Mihammadiyah Mataram, Nusa Tenggara Barat, Indonesia.

E-mail: rahman_apt@yahoo.co.id

ABSTRAK
Latar belakang: Daun gaharu (Aquilaria malaccensis L.) merupakan salah satu
bagian tanaman yang kaya akan antioksidan dari zat fitokimia yang terkandung yaitu
alkaloid, flavonoid, terpenoid, streroid dan saponin. Tujuan: Penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui aktivitas antioksidan krim daun Gaharu menggunakan metode
DPPH (1,1-difenil-2-pikrilhidrazil) dengan spektrofotometri UV-Vis. Metode:
Serbuk kering daun Gaharu diekstraksi dengan etanol 70% kemudian dibuat formula
krim dengan konsentrasi 1%, 3%, dan 5% kemudian dilakukan uji sifat fisik dan
aktivitas antioksidan. Hasil: Hasil penelitian uji sifat fisik menunjukkan bahwa krim
ekstrak daun gaharu pada semua konsentrasi memenuhi semua persyaratan sediaan
topikal yang baik. Hal ini meliputi organoleptis, homogenitas, pH, daya sebar dan
daya lekat. Nilai IC50 krim ekstrak daun gaharu dengan konsentrasi 1%, 3%, dan 5%
adalah 68,371; 62,602; dan 57,756 ppm. Kesimpulan: Penelitian ini disimpulkan
bahwa sediaan krim ekstrak daun gaharu mempunyai sifat antioksidan atau
penangkapan radikal bebas dengan kategori kuat (50 ppm-100 ppm).

Kata Kunci: Aktivitas antioksidan, DPPH, Ekstrak daun gaharu (Aquilaria


malaccensis L.), Krim,

Buku Abstrak
Pertemuan Ilmiah Tahunan Ikatan Apoteker 2021
Tema: “The Opportunities of Pharmacists’ Digital Services in Pandemic Recovery”
| 31
Aktivitas Agen Trombolitik Daun Pegagan (Centella asiatica) Hasil
Fermentasi Oleh Acetobacter aceti FNCC 0016 Dengan Metode Clot Lysis
Secara In-Vitro

Adristy Ratna Kusumoa, Achmad Toto Poernomo*a, Riesta Primaharinastiti a

a
Fakultas Farmasi, Universitas Airlangga, Surabaya, Jawa Timur, Indonesia

E-mail: achmad-t-p@ff.unair.ac.id

ABSTRAK
Pendahuluan: Agen trombolitik merupakan aktivator plasminogen yang memiliki
kemampuan untuk melarutkan bekuan darah penyebab utama penyakit kardiovaskular.
Agen trombolitik dapat dihasilkan dari berbagai sumber salah satunya mikroorganisme
seperti Acetobacter aceti FNCC 0016 dan pada tanaman yaitu Centella asiatica, agen
trombolitik tersebut kemudian dikombinasi melalui metode fermentasi. Fermentasi
dapat meningkatkan sifat farmakologis tanaman melalui modifikasi metabolitnya.
Fermentasi yang dimediasi oleh mikroorganisme telah terbukti meningkatkan khasiat
terapeutik dari beberapa tanaman. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
adanya peningkatan aktivitas trombolitik melalui proses fermentasi Centella asiatica
oleh Acetobacter aceti FNCC 0016. Metode: Fermentasi dilakukan pada variasi waktu
0 jam, 24 jam 48 jam, dan 72 jam pada suhu 30±1°C. Aktivitas trombolitik ditentukan
dengan metode clot lysis secara in vitro menggunakan metode clot lysis. Hasil: Hasil
menunjukkan adanya peningkatan aktivitas trombolitik secara signifikan setelah
dilakukan fermentasi selama 72 jam dengan indeks trombolitik sebesar 91,49
dibandingkan dengan ekstrak Centella asiatica (42,93) dan Acetobacter aceti FNCC
0016 (19,99). Kesimpulan: Sehingga dapat disimpulkan bahwa dengan dilakukan
fermentasi dapat meningkatkan aktivitas trombolitik dari Centella asiatica maupun
Acetobacter aceti FNCC 0016.

Kata Kunci: Agen Trombolitik, Acetobacter aceti, Centella asiatica, fermentation,


clot lysis.

Buku Abstrak
Pertemuan Ilmiah Tahunan Ikatan Apoteker 2021
Tema: “The Opportunities of Pharmacists’ Digital Services in Pandemic Recovery”
| 32
Standarisasi Mutu Serbuk Simplisia Daun Teh Hijau
(Camellia Sinensis L.)

Agustina Susilowatia, Nanda Syta Nur’ainib

a
D3 Farmasi, Akademi Farmasi Indonesia, Yogyakarta, Indonesia; b D3 Farmasi, Akademi
Farmasi Indonesia, Yogyakarta, Indonesia

E-mail: agustinasusilowati@afi.ac.id

ABSTRAK
Latar belakang: Teh hijau mengandung flavonoid dan alkaloid yang dapat
dimanfaatkan sebagai diuretik. Teh hijau dapat dibuat dalam bentuk sediaan teh celup
atau seduhan. Agar seduhan dapat dikonsumsi dengan aman maka perlu dilakukan uji
spesifik dan non spesifik dari teh hijau tersebut. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui hasil uji parameter spesifik dan non spesifik seduhan daun teh hijau.
Metode: Seduhan daun teh hijau distandarisasi dengan dua parameter uji yaitu uji
parameter spesifik dan uji non spesifik. Hasil uji spesifik diketahui bahwa seduhan
daun teh hijau mengandung senyawa alkaloid, flavonoid, saponin dan tannin. Hasil:
Hasil uji non spesifik didapatkan hasil kadar abu 6,486%, kadar air 1,292%, kadar Pb
0,001%, kadar Cd tidak terdeteksi, serta uji cemaran mikroba didapatkan hasil yang
terdiri dari uji ALT (Angka Lempeng Total) ≤1x103 koloni/gr dan AKK (Angka
Kapang Khamir) didapatkan hasil ≤4x102 koloni/gr. Kesimpulan: Seduhan daun teh
hijau berdasarkan uji parameter spesifik dan non spesifik memenuhi standarisasi mutu
bahan baku sebagai teh, sehingga seduhan teh hijau ini dapat diproduksi dan layak
untuk dikonsumsi.

Kata Kunci: Seduhan Teh Hijau, Daun Teh Hijau, Standarisasi.

Buku Abstrak
Pertemuan Ilmiah Tahunan Ikatan Apoteker 2021
Tema: “The Opportunities of Pharmacists’ Digital Services in Pandemic Recovery”
| 33
AKTIVITAS ANTIOKSIDAN GEL PEELING SCRUB EKSTRAK DAUN
TURI (Sesbania grandiflora)

Alvi Kusuma Wardani,a* Anna Pradiningsih,a Ririn Septia Lestaria

a
Departemen Fitokimia dan Farmakognosi, Program Studi S1 Farmasi, Fakultas Ilmu
Kesehatan, Universitas Muhammadiyah Mataram, Nusa Tenggara Barat, Indonesia

E-mail: alvikusuma99@gmail.com

ABSTRAK
Latar belakang: Turi (Sesbania grandiflora L.) adalah tanaman jenis pepohonan yang
banyak dijumpai dan merupakan tanaman dalam famili Fabaceae. Ekstrak daun Turi
diketahui mempunyai aktivitas antioksidan yang dapat dimanfaatkan sebagai kosmetik
bahan alam. Ativitas antioksidan tersebut didapatkan dari kandungan dalam daun Turi
diantaranya vitamin C, senyawa fenolik, flavonoid dan tannin. Tujuan: Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui aktivitas antioksidan pada sediaan gel peeling scrub yang
mengandung ekstrak daun turi. Metode: Metode yang digunakan untuk menentukan
aktivitas antioksidan yakni metode DPPH (1,1 difenil- 2-Picrylhydrazyl). Sampel
dibuat dalam beberapa variasi sediaan gel peeling scrub yaitu formula I, II dan III
dengan konsentrasi ekstrak 5%, 7,5%, 10% berturut turut. Hasil: Dari penelitian yang
telah dilakukan, dapat diketahui bahwa gel peeling scrub ekstrak daun Turi pada tiga
formula memberikan hambatan terhadap DPPH yang ditunjukkan dengan % inhibisi.
Kesimpulan: Aktivitas antioksidan tertinggi dihasilkan dari gel peeling scrub formula
III pada konsentrasi uji 50 ppm dengan % inhibisi sebesar 74,52 %.

Kata Kunci: Antioksidan, DPPH, gel, daun Turi, peeling scrub

Buku Abstrak
Pertemuan Ilmiah Tahunan Ikatan Apoteker 2021
Tema: “The Opportunities of Pharmacists’ Digital Services in Pandemic Recovery”
| 34
Isolasi dan Identifikasi Senyawa Penghambat Angiotensin Converting
Enzyme dari buah Mahkota Dewa [Phalleria macrocarpa (Scheff) Boerl.]
Aprilita Rina Yanti Eff (oral),a Maksum Radji,a FD Suyatna b dan Abdul Mun’im c
a
Prodi Farmasi/Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Esa Unggul, Jakarta, Indonesia;
b
Fakultas Farmasi, Universitas Indonesia, Depok ,Jawa barat, Indonesia
c
Fakultas Kedokteran, universitas Indonesia, Depok ,Jawa barat, Indonesia.

E-mail: aprilita.rinayanti@esaunggul.ac.id

ABSTRAK
Latar belakang: buah mahkota [Phalleria macrocarpa (Scheff) Boerl.]secara in-vitro
dan in-vivo dapat menurunkan dan mencegah terjadinya peningkatan tekanan darah,
menurunkan kadar glukosa plasma, berefek antioksidan dan mampu memperbaiki
kerusakan hati dan ginjal pada tikus yang diinduksi fruktosa 10%. Tujuan:
mengetahui senyawa aktif dari buah mahkota dan menguji aktivitas ACE inhibitor
senyawa aktif hasil isolasi Metode: buah mahkota dewa dimaserasi menggunakan
methanol kemudian dilakukan partisi secara bertingkat menggunakan heksan, etil
asetat, n-butanol dan air. Hasil fraksinasi dikromatografi kolom dan digabung
berdasrkan profil KLT, setelah itu dilakukan rekristalisasi. Isolat yang diperoleh
diidentifikasi secara spektroskopi UV-Visible, IR, MS, spektroskopi resonansi
magnetik inti proton (1H-NMR) dan karbon (13C-NMR) serta teknik NMR-2D yang
meliputi HMQC dan HMBC dan dilakukan uji aktivitas ACE inhibitor serta
penambatan molecular terhadap senyawa aktif dengan IC50 terkecil. Hasil: Senyawa
aktif dari buah mahkota dewa yang berhasil diisolasi adalah 6,4-dihidroksi-4-
metoksibenzofenon–2-O-β-D-glukopiranosida, mangiferin dan mahkosida A dengan
nilai IC50 yaitu 0,055, 0,0254 dan 0,07 mM. Hasil penambatan molekular
menunjukkan bahwa kontrol positif (KAW) dan mangiferin menempati sisi aktif enzim
yang mirip , yaitu pada residu asam amino Tyr 523, Gln 281, His 513, His 353, Tyr
520 dan Lys 511. Kesimpulan:Senyawa aktif yang berhasil diisolasi dari buah
mahkota dewa (Phalleria marcocarpa) adalah 6,4′-dihidroksi-4-metoksibenzofenon–
2-O-β-D-glukopiranosida, mahkosida A dan mangiferin dengan nilai IC50 yaitu 0,055,
0,07 dan 0,0254 mM. Mangiferin menempati sisi aktif enzim yang mirip dengan
kaptopril dan ligan kristal KAW, yaitu pada residu asam amino Tyr 523, Gln 281, His
513, His 353, Tyr 520 dan Lys 511
Kata Kunci: mahkota dewa, penghambat Angiotensin Converting Enzyme, isolasi,
identifikasi,
Buku Abstrak
Pertemuan Ilmiah Tahunan Ikatan Apoteker 2021
Tema: “The Opportunities of Pharmacists’ Digital Services in Pandemic Recovery”
| 35
Aktivitas Antijamur Kombinasi Ekstrak Etanol Daun Mangga Bacang
(Mangifera foetida L.) dan Daun Bidara (Ziziphus mauritiana L.)
Terhadap Candida albicans
Dini Mardhiyania Kony Putriani,b
a b
Farmasi/Sarjana Farmasi/Fakultas Farmasi dan Ilmu Kesehatan, Pekanbaru, Riau,
Indonesia;

E-mail: dini.mardhiyani@univrab.ac.id

ABSTRAK
Latar belakang: Seiring dengan meningkatnya usia harapan hidup, masyarakat
berusaha untuk mencari pengatasan dalam masalah kesehatan. Salah satu masalah
kesehatan yang terjadi dimanusia disebabkan jamur. Salah satu jamur yang terdapat
pada manusia yaitu Candida albicans. Candida albicans merupakan flora normal pada
vagina, saluran pencernaan dan rongga mulut. Namun dapat berubah menjadi patogen
dan menyebabkan perubahan dalam diri penjamu. Berdasarkan senyawa yang
terkandung di daun mangga bacang dan daun bidara serta kemampuan dalam
memberikan efek antijamur, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian
terhadap kombinasi ekstrak etanol daun mangga bacang dan ekstrak etanol daun bidara
dalam menghambat jamur Candida albicans. Tujuan: Penelitian ini bertujuan
mengetahui aktivitas anti jamur ekstrak etanol tunggal daun mangga bacang dan daun
bidara dengan kombinasi ekstrak etanol daun bidara dan ekstrak etanol daun mangga
bacang terhadap Candida albicans. Metode: Daun mangga bacang dan daun bidara
dikumpulkan kemudian dilakukan ekstraksi secara maserasi dengan pelarut etanol.
Pengujian aktivitas antijamur dilakukan dengan metode difusi cakram menggunakan
media potato dextrose agar. Penetapan aktivitas antijamur bahan uji dengan
pengukuran diameter zona hambat pertumbuhan Candida albicans. Hasil : Hasil uji
aktivitas menunjukkan rata-rata diameter zona hambat daun mangga bacang tunggal
terhadap bakteri Candida albicans adalah sebesar 2,33 mm dan daun bidara tunggal
adalah sebesar 7,53 mm. Berdasarkan hasil uji hipotesis dengan nilai signifikansi 0,010
< 0,05, terdapat perbedaan diameter zona hambat terhadap pertumbuhan Candida
albicans karena pemberian tunggal dan variasi kombinasi ekstrak etanol daun mangga
bacang dan ekstrak etanol daun bidara. Aktivitas antijamur ekstrak tunggal setelah
dikombinasi mengalami kenaikan minimal 8,4%. Kesimpulan: Kombinasi ekstrak
etanol daun mangga bacang dengan ekstrak etanol daun bidara menunjukkan efek
sinergi. Pemanfaatan daun mangga bacang sebagai anti jamur direkomendasikan untuk
dikombinasi dengan daun bidara.
Kata Kunci: Antijamur, daun mangga bacang, daun bidara, Candida albicans.
Buku Abstrak
Pertemuan Ilmiah Tahunan Ikatan Apoteker 2021
Tema: “The Opportunities of Pharmacists’ Digital Services in Pandemic Recovery”
| 36
ISOLASI DAN KARAKTERISASI SENYAWA ANTIBAKTERI DARI
KULIT BATANG Xylocarpus granatum J. Koenig
Evelin Agusti1, Alim Isnansetyo2, Ratna Asmah Susidarti3
1
Departemen Bioteknlogi, Sekolah Pascasarjana, Universitas Gadjah Mada
2
Jurusan Perikanan, Fakultas Pertanian, Universitas Gadjah Mada,
3
Departemen Kimia Farmasi, Fakultas Farmasi, Universitas Gadjah Mada
ABSTRAK

Xylocarpus granatum merupakan tanaman mangrove yang memiliki bioaktivitas


sebagai antibakteri. Tujuan dari penelitian ini adalah melakukan isolasi dan penentuan
struktur senyawa yang berperan sebagai antibakteri dari ekstrak kulit batang X.
granatum menggunakan metode bioassay guided fractionation, serta menguji aktivitas
antibakteri tersebut pada bakteri Gram positif maupun Gram negatif. Sampel diambil
dari Pulau Setoko, Kota Batam, Kepulauan Riau. Sampel diekstraksi dengan metode
maserasi bertingkat (n-heksan, etil asetat, kemudian etanol). Masing-masing ekstrak
diuji akitivitas antibakteri terhadap bakteri Gram positif dan Gram negatif dengan
metode difusi agar. Ekstrak yang paling aktif selanjutnya difraksinasi dengan metode
kromatografi kolom dan diperoleh isolat aktif. Isolat aktif dikarakterisasi dengan Gas
Chromatography – Mass Spectrometry (GC – MS) untuk mengetahui senyawa yang
terkandung dan aktivitas antibakterinya diuji Minimum Inhibitory Concentration
(MIC) dan Minimum Bactericidal Concentration (MBC) menggunakan metode
mikrodilusi. Hasil ekstraksi yang memiliki aktivitas antibakteri terbaik adalah ekstrak
etanol kulit batang X. granatum. Senyawa-senyawa yang terbaca pada basis data
WILEY 09 Library, dengan similarity index dan persen area dominan adalah 1,2-
Benzenediol (Catechol) dan 1,3,5-Benzenetriol (Phloroglucinol). Isolat aktif diujikan
pada bakteri Gram positif (Mycobacterium sp. dan Staphylococcus aureus) dan bakteri
Gram negatif (Aeromonas hydrophila dan Vibrio sp.). Aktivitas antibakteri X.
granatum terhadap bakteri Mycobacterium sp., S. aureus, Aeromonas hydrophila dan
Vibrio sp. menunjukkan nilai MIC berturut-turut sebesar 25 µg/ml, 50 µg/ml, 200
µg/ml, dan >400 µg/ml. Nilai MBC terhadap Mycobacterium sp., S. aureus, A.
hydrophila dan Vibrio sp. yaitu sebesar 50 μg/ml, 200 μg/ml, >400 μg/ml, dan >400
μg/ml. Aktivitas antibakteri isolat aktif kulit batang X. granatum terhadap bakteri Gram
negatif lebih rendah dibandingkan dengan bakteri Gram positif. Penelitian ini
menambah informasi mengenai potensi kulit batang X. granatum dari Kepulauan
Setoko, Kota Batam, Kepulauan Riau sebagai agen antibakteri Mycobacterium sp. yang
selama ini belum pernah dilaporkan.
Kata kunci: antibakteri, ekstrak etanol, fraksinasi, isolat aktif, Xylocarpus granatum

Buku Abstrak
Pertemuan Ilmiah Tahunan Ikatan Apoteker 2021
Tema: “The Opportunities of Pharmacists’ Digital Services in Pandemic Recovery”
| 37
Kultur Jaringan Tanaman Kumis Kucing: Produksi Metabolit Sekunder
dan Mikropropagasi (Review)
Fahrauk Faramayudaa,b, Totik Sri Marianic, Elfahmia,d, Sukrasnoa
a
School of Pharmacy, Institut Teknologi Bandung (ITB), Bandung, West Java, Indonesia
b
Faculty of Pharmacy Universitas Jenderal Achmad Yani (UNJANI), Cimahi, Indonesia
c
School of Life Sciences and Technology, Institut Teknologi Bandung (ITB), Bandung, ail :
d
Biosceinces and Biotechnology Research Center, Institut Teknologi Bandung (ITB),
Bandung, West Java, Indonesia, 40132.
corresponding author: fahrauk.faramayuda@lecture.unjani.ac.id
ABSTRAK
Latar belakang: Tanaman kumis kucing (Orthosiphon aristatus Blume Miq) merupakan salah
satu tanaman yang banyak digunakan sebagai bahan baku obat tradisional. Salah satu khasiat
tanaman ini sebagai antivirus. Kumis kucing yang tumbuh di Indonesia ada tiga varietas yaitu
putih, putih corak ungu dan ungu. Populasi tanaman kumis kucing varietas ungu sudah semakin
sedikit sehingga perlu dilakukan upaya untuk perbanyakan tanaman tersebut. Senyawa
metabolit sekunder utama pada kumis kucing adalah sinensetin dan asam rosmarinat dengan
kadar serta rendemen yang masih kecil, sehingga perlu dilakukan upaya produksi kedua
senyawa tersebut. Upaya mikropropagasi dan produksi metabolit sekunder tanaman kumis
kucing bisa dilakukan dengan pendekatan kultur jaringan tanaman Tujuan: Mendapatkan
protokol yang tepat dalam upaya perbanyakan tanaman dan produksi senyawa aktif pada kumis
kucing dengan kultur in vitro Metode: Data diambil dari berbagai situs jurnal online seperti
Pubmed, Researchgate dan Scopus. Aspek yang dibahas pada review ini meliputi upaya induksi
kalus, modifikasi kultur suspensi sel dan upaya perbanyakan tanaman kumis kucing dengan
kultur in vitro. Hasil: Induksi kalus kumis kucing varietas putih corak ungu dan ungu dapat
berlangsung dengan baik pada media Murashige and Skoog (MS) yang ditambah zat pengatur
tumbuh 2,4 dichlorophenoxyacetic acid (2,4-D) 0,4 mg/L. Medium kultur suspensi (MS+ 2,4-
D 1 mg/L + NAA 1 mg/L) dapat meningkatkan biomassa sel dan kadar asam rosmarinat. Media
MS+ 6-benzylaminopurine (BAP) 3 mg/L + 1-naphthaleneacetic acid (NAA) 2 mg/L dapat
menginduksi tumbuhnya tunas kumis kucing varietas putih corak ungu dan ungu. Induksi akar
dua varietas kumis kucing tersebut dapat berlangsung dengan baik pada media MS + Indole-3-
butyric acid (IBA) 0,75 mg/L. Kesimpulan: Upaya produksi metabolit sekunder dan
perbanyakan tanaman kumis kucing secara kultur in vitro sudah berhasil dilakukan. Perlu
dilakukan kembali pengembangan pada tahap produksi dan perbanyakan yang lebih besar
dengan menggunakan bioreaktor agar dihasilkan senyawa aktif dan bahan baku tanaman kumis
kucing lebih banyak.

Kata Kunci: O. aristatus, kultur in vitro, kalus, kultur suspensi sel dan tunas

Buku Abstrak
Pertemuan Ilmiah Tahunan Ikatan Apoteker 2021
Tema: “The Opportunities of Pharmacists’ Digital Services in Pandemic Recovery”
| 38
Skrining Fitokimia Dan Uji Antioksidan Kulit Buah Jeruk Purut Dengan
Metode 1.1 diphenyl-2-picrylhydracyl (DPPH)

Fatimawali* (oral)),a Billy kepel,b Widdhi Bodhib, Trina E. talleic

a
Prodi Farmasi Fakultas MIPA, Universitas Sam Ratulang, Manado, Sulawesi Utara,
Indonesia; bProdi Pendidikan Kedokteran Fakultas Kedokteran, Universitas Sam Ratulang,
Manado, Sulawesi Utara, Indonesia. cJurusan Biologi Fakultas MIPA, Universitas Sam
Ratulang, Manado, Sulawesi Utara, Indonesia.

E-mail: fatimawali@unsrat.ac.id

ABSTRAK
Latar belakang: Jeruk purut (Citrus hystrix D.C) merupakan salah satu jenis jeruk dari
famili Rutaceae yang mengandung senyawa bioaktif yang dapat berfungsi sebagai
antioksidan. Antioksidan berfungsi untuk mencegah terjadinya oksidasi yang dapat
disebabkan oleh adanya radikal bebas dalam tubuh. Tujuan: menganalisis senyawa
bioaktif dan menentukan aktivitas antioksidan dari ekstrak etanol kulit buah jeruk purut
menggunakan pembanding vitamin C. Metode: Ekstraksi kulit buah jeruk purut
dilakukan dengan cara maserasi menggunakan pelarut etanol 96%, Skrining fitokimia
yang dilakukan meliputi uji alkaloid, flavonoid, steroid/triterpenoid, saponin dan tanin
secara kualitatif dengan metode uji warna. Uji aktivitas antioksidan menggunakan
metode 1.1-diphenyl-2-picrylhydrazyl (DPPH) dan vitamin C sebagai pembanding,
serapan diukur menggunakan spektrofotometer UV-Vis pada panjang gelombang 517
nm. Hasil: Hasil skrining fitokimia pada ekstrak etanol kulit buah jeruk purut (Citrus
hystrix D.C.) menunjukkan positif terhadap flavonoid, triterpenoid, saponin dan tanin.
Hasil aktivitas antioksidan diperoleh IC₅₀ 57,7 μg/mL dan pembanding vitamin C
diperoleh IC₅₀ 8,03 μg/mL. Kesimpulan: ekstrak etanol kulit buah jeruk purut
memiliki kandungan flavonoid, triterpenoid, saponin dan tanin serta memiliki aktivitas
antioksidan yang kuat.

Kata Kunci: Citrus hystrix, senyawa fitokimia, antioksidan, IC50

Buku Abstrak
Pertemuan Ilmiah Tahunan Ikatan Apoteker 2021
Tema: “The Opportunities of Pharmacists’ Digital Services in Pandemic Recovery”
| 39
Studi pendahuluan: Profil Anatomi dan Uji Kandungan Kimia Daun
Kersen (Muntigia calabura)

Henry K. Setiawan (oral)1, Sumi Wijaya1*


1
Fakultas Farmasi Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya, Jl. Kalisari Selatan No. 1.
Surabaya 60112, Indonesia

*e-mail: sumi@ukwms.ac.id

ABSTRAK
Latar belakang: Kersen (Muntingia calabura), salah satu jenis tanaman yang terdapat
pada suku Tiliaceae, merupakan perdu yang dapat mencapai tinggi sampai dengan 4
meter. Secara tradisional tumbuhan ini telah banyak digunakan di masyarakat untuk
pengobatan diabetes mellitus, melancarkan pencernaan, mengobati hepatitis dan
mengobati penyakit kanker. Beberapa hasil penelitian menunjukkan daun kersen
memiliki kandungan senyawa flavonoid, alkaloid, tanin, triterpenoid, saponin, dan
polifenol, di mana metabolit sekunder tersebut diduga memiliki potensi sebagai
antioksidan, antikanker dan antimikroba. Tujuan: Pada penelitian ini dilakukan studi
pendahuluan mengenai profil anatomi dan uji kandungan kimia daun kersen. Hasil:
Hasil penelitian menunjukkan anatomi daun didapatkan tipe daun dorsiventral dengan
tipe berkas pembuluh kolateral terbuka, derivat epidermis yang dimiliki berupa rambut
penutup uniseluler dengan tipe agregasi, rambut kelenjar dan stomata anomositik,
sedangkan inklusi sel yang dapat diamati adalah kristal ca oksalat bentuk roset. Uji
penentuan kandungan kimia dengan menggunakan metode tabung didapatkan hasil
daun Kersen mengandung polifenol, tanin, alkaloid, flavonoid, saponin, steroid dan
triterpenoid. Profil kromatogram dengan spektrofotometer infra merah yang dilakukan
menunjukkan puncak pada bilangan gelombang 3279 – 3286, 2917 – 2919, 2849 –
2850, 2105 – 2106, 1603, 1607, 1440 – 1445, 1316 – 1317, 1225 – 1226 dan 464 cm-
1
. Penentuan kadar yang dilakukan menunjukkan hasil total fenol: >3%; flavonoid:
>0.7% dan alkaloid >0.06%.

Kata kunci: muntingia calababura, daun, anatomi, kandungan kimia

Buku Abstrak
Pertemuan Ilmiah Tahunan Ikatan Apoteker 2021
Tema: “The Opportunities of Pharmacists’ Digital Services in Pandemic Recovery”
| 40
Aktivitas Antioksidan dari ekstrak Loranthus ferrugineus (Loranthaceae)
dan Inhibisi α-glukosidase dari ekstrak Peperomia pellucida (Piperaceae)
Hilwan Yuda Teruna,*, a Anggi Fernando,a Makdalena Krisminar Damayanti,a

Merina Vita Marasi, a Yuni Mega Aswati a

a
Jurusan Kimia, FMIPA Universitas Riau, Kota Pekanbaru, Provinsi Riau, Indonesia;
*
Pengurus Daerah Ikatan Apoteker Indonesia Provinsi Riau, Indonesia.

E-mail: hyteruna@lecturer.unri.ac.id & hilwan@iai.id

ABSTRAK

Latar belakang: Penggunaan obat tradisional pada akhir-akhir meningkat seiring


dengan meningkatnya kasus infeksi SARCoV-2 di Indonesia. Pemanfaat obat
tradisional ini terutama untuk mencegah dan meringankan gangguan penyakit penyerta
seperti penyakit jantung, inflamasi dan diabetes mellitus. Loranthus ferrugineus
(Loranthaceae) dan Peperomia pellucida (Piperaceae) adalah 2 tumbuhan obat yang
sering dikonsumsi oleh masyarakat Indonesia. Tujuan: Mengukur kekuatan
antioksidan dan antidiabetes dari berbagai ekstrak daun L. ferrugineus dan herba
(bagian di atas tanah) P. pellucida. Metode: Daun kering L. ferrugineus dimaserasi
menggunakan masing-masing pelarut n-heksana, etil asetat, dan metanol. Uji aktivitas
antioksidan dilakukan terhadap dengan menggunakan metode 1,1-diphenyl-2-
picrylhydrazyl (DPPH). Selanjutnya dilakukan pengukuran indeks aktivitas
antiokasidan (AAI) ekstrak tersebut. Herba segar P. pellucida dimaserasi dengan
metanol. Ekstrak kering metanol ini difraksinasi berturut-turut dengan n-heksana dan
etil asetat. Ketiga ekstrak ini diuji antidiabetes yang dilakukan secara in vitro terhadap
enzim α-glukosidase. Hasil: Hasil uji antioksidan terhadap ekstrak n-heksana, etil
asetat, dan metanol menunjuk harga AAI berturut-turut 0, 0,23 dan 0,45. Hasil uji daya
hambat ekstrak n-heksana, etil asetat, dan metanol terhadap α-glukosidase pada
konsentrasi 500 ppm berturut-turut 0,83%, 28,19% dan 8,26%. Kesimpulan: Ekstrak
etil asetat dan metanol daun L. ferrugineus bersifat antioksidan masing-masing lemah
dan sedang; dan ekstrak etil asetat dan metanol herba P. pellucida bersifat sebagai
inhibitor α-glukosidase berturut-turut sedang dan lemah.

Kata Kunci: antioksidan, inhibitor α-glukosidase, Loranthus ferrugineus, Peperomia


pellucida

Buku Abstrak
Pertemuan Ilmiah Tahunan Ikatan Apoteker 2021
Tema: “The Opportunities of Pharmacists’ Digital Services in Pandemic Recovery”
| 41
Pengaruh Pemberian Aromaterapi Rosemary (Rosmarinus officinalis
L) Secara Inhalasi Terhadap Penurunan Dismenorea Primer Pada
Mahasiswi Universitas Bali Internasional

I Gede Argham Mahardika1 , Ida Ayu Manik Parthasutema1, Made Karma Maha
Wirajaya1.
1Prodi Farmasi Klinis, Universitas Bali Internasional, Denpasar-Bali

E-mail: idaayumanik85@gmail.com

ABSTRAK
Latar belakang: Dismenorea primer adalah gejala nyeri yang timbul tanpa adanya
kelainan alat-alat genital yang nyata. Terapi dengan obat-obatan anti nyeri seperti non
steroid anti inflamatory drugs (NSAID) beresiko menimbulkan efek samping yang
serius jika digunakan secara berulang dan tanpa pengawasan dari dokter. Aromaterapi
rosemary dapat dipilih sebagai terapi non-farmakologi karena memiliki aroma herbal
yang kuat serta menyegarkan. Kandungan α-pinene, kamper, dan 1, 8-cineole pada
minyak rosemary berfungsi sebagai antispasmodik, astringent, analgesik dan berefek
stimulasi.Tujuan: untuk menganalisis pengaruh pemberian aromaterapi rosemary
secara inhalasi terhadap penurunan dismenorea primer pada mahasiswi Universitas
Bali Internasional.Metode: Jenis penelitian adalah true experimental dengan pretest-
posttest contol group design, yang dilakukan pada bulan Maret 2021, melibatkan 56
mahasiswi Universitas Bali Internasional yang memenuhi kriteria inklusi. Terdapat
kelompok intervensi (28) dan kelompok kontrol (28) yang dipilih secara acak.
Intensitas nyeri diukur dengan skala NRS.Hasil: Pada uji Mann Whitney diperoleh p-
value = 0,000 berarti pemberian aromaterapi rosemary memberikan pengaruh yang
signifikan untuk menurunkan intensitas nyeri haid dibandingkan minyak jojoba
(plasebo). Nilai penurunan nyeri rata-rata kelompok intervensi (- 3,250) lebih kecil
dibandingan dengan kelompok kontrol (0,928), yang berarti aromaterapi rosemary
secara inhalasi efektif digunakan untuk menurunkan dismenorea primer pada
mahasiswi Universitas Bali Internasional. Kesimpulan: pemberian aromatherapi
rosemary secara inhalasi berpengaruh terhadap penurunan intensitas nyeri dismenorea
primer pada mahasiswi Universitas Bali Internasional.
Kata kunci: Aromaterapi, Aromaterapi rosemary, Dismenorea primer

Buku Abstrak
Pertemuan Ilmiah Tahunan Ikatan Apoteker 2021
Tema: “The Opportunities of Pharmacists’ Digital Services in Pandemic Recovery”
| 42
Profil Farmakognostik Akar Tabar Kedayan (Aristolochia Papillifolia
Ding Hou) Dan Uji Toksisitas Metode Brine Shrimp Lethality Test
Islamudin Ahmad (oral),a,b*
a
Pengurus Daerah Kalimantan Timur Ikatan Apoteker Indonesia, Kalimantan Timur.
b
Fakultas Farmasi, Universitas Mulawarman, Samarinda, Kalimantan Timur, Indonesia
E-mail: islamudinahmad@farmasi.unmul.ac.id
ABSTRAK
Latar belakang: Tabar kedayan (Aristolochia papillifolia Ding Hou.) merupakan
tanaman endemik yang berasal dari Kalimantan utara dan banyak digunakan
masyarakat suku Dayak sebagai obat tradisional. Telah dilakukan penelitian terhadap
batang akar Tabar kedayan meliputi profil farmakognosik simplisia batang akar tabar
kedayan dan uji toksisitas akut ekstrak dan fraksi batang akar tabar kedayan dengan
metode Brine Shrimp Lethality Test (BSLT.) Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui profil farmakognostik dan data toksisitas dari batang akar tabar kedayan.
Metode: analisis profil farmakognostik dilakukan dengan berbagai pengujian seperti
conventional microscopy imaging, pengamatan organoleptic dan fluorosensi,
penetapan kadar air, kadar sari larut air, kadar abu total, dan kadar abu larut asam.
Selain itu, penentuan polifenol, flavonoid, dan alkaloid total dengan metode
spektrofotometri. Sedangkan uji toksisitas dilakukan dengan metode BSLT. Hasil:
Hasil penelitian terhadap simplisia tabar kedayan menunjukkan makroskopik jenis
batang berkayu bentuk batang bulat, permukaan batang beralur atau bergerigi warna
batang kuning kecokelatan, bau khas lemah, rasa pahit, mikroskopik ditemukan butir
pati, kristal kalsium oksalat, sel batu, sel gabus, trakeid, dan pembuluh kayu. Analisis
fluoresensi di bawah sinar tampak dan ultraviolet untuk serbuk batang akar tabar
kedayan dengan berbagai pereaksi kimia ditunjukkan efek fluoresensi yang berbeda.
Kadar sari air (0,466±0,01%), sedangkan kadar sari etanol (0,325±0,014%), kadar air
(12,40±0,15%). Kadar abu total (1,438±0,15%), sedangkan kadar abu tidak larut asam
(0,423±0,06%). Hasil skrining fitokimia senyawa kimia ekstrak etanol menunjukkan
adanya alkaloid, terpenoid, saponin, flavonoid dan tannin. Nilai total metabolit
sekunder didapatkan dari nilai absorbansi pada spektrofotometer uv-vis polifenol total
(15,095 ± 1,11 μg GAE/mg sampel), flavonoid total (0,184 ± 0,02 µg QE/mg sampel)
dan alkaloid total (0,056 ± 0,02 µg QAE/mg sampel). Sedangkan Hasil Uji toksisitas
terhadap ekstrak etanol, fraksi n-heksan dan fraksi etil asetat tabar kedayan
menunjukkan nilai LC50 tertinggi oleh fraksi n-heksan dengan nilai LC50 17,660 µg/mL
Kesimpulan: berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh, maka dapat diketahui profil
farmakognostik dan uji toksisitas dari tumbuhan ini, dan dapat digunakan sebagai
indentitas sebagai tumbuhan endemic khas. Kata Kunci: Aristolochia papilifolia,
Profil Farmakognostik, metabolit sekunder, brine srimp lethality.
Buku Abstrak
Pertemuan Ilmiah Tahunan Ikatan Apoteker 2021
Tema: “The Opportunities of Pharmacists’ Digital Services in Pandemic Recovery”
| 43
Histological Studies of Pancreatic in Mice Induced by Alloxan and Given
Steeping Coffee of Okra (Abelmoschus esculentus [L.] Moench)

Indiana Gita Anggraenia, Rahmat A Hi Wahid (oral)*b, Nurul Marfu’aha

a
Program Studi Farmasi, Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Darussalam Gontor, Ngawi,
Jawa Tengah, Indonesia
b
Program Sarjana Farmasi, Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas PGRI Yogyakarta,
Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, Indonesia.

E-mail: rahmat@upy.ac.id

ABSTRAK
Latar belakang: Pandemik Coronavirus disease 2019 (COVID-19) membuat orang
dengan penyakit penyerta (komorbid) sangat rentan terpapar virus dan meningkatkan
risiko kematian. Salah satu kelompok komorbid adalah penderita diabetes melitus.
Diabetes melitus (DM) merupakan penyakit gangguan metabolik yang ditandai dengan
tingginya kadar glukosa darah dan gangguan sekresi insulin pada sel beta pulau
Langerhans pankreas. Perubahan struktur histologi pankreas sering ditemukan pada
pasien DM. Seduhan kopi okra (Abelmoschus esculentus [L.] Moench) adalah salah
satu pengobatan herbal yang dapat digunakan untuk mengatasi penyakit ini. Okra
mengandung α-selulosa, hemiselulosa, dan flavonoid yang berpotensi membantu
memperbaiki kerusakan jaringan pankreas. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui efektivitas seduhan kopi okra terhadap perbaikan histologi pankreas pada
mencit diabetes. Metode: Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental dengan
menggunakan 16 ekor mencit yang dibagi menjadi empat kelompok, yaitu kelompok
kontrol (aloksan dan aquades) dan kelompok seduhan kopi okra dosis 1, 2, dan 3 yang
diberi perlakuan seduhan kopi okra konsentrasi 1,82, 3,64 dan 5,46 mg/gram BB
selama 10 hari. Data histologi pankreas dianalisis menggunakan metode deskriptif.
Hasil: Kelompok perlakuan 2 (3,64 mg/gram BB) dan 3 (5,46 mg/gram BB)
menunjukkan hasil perbaikan kerusakan sel asinar dan pulau Langerhans sebesar
100%, sedangkan pada kelompok 4 masih terjadi vakuolisasi pada pulau Langerhans
sebesar 25%. Kesimpulan: Seduhan kopi okra mampu memperbaiki sel pulau
Langerhans (kelenjar endokrin) dan sel asinar (kelenjar eksokrin) yang tervakuolisasi.
Kata Kunci: Aloksan, Diabetes Melitus, Sel Asinar, Sel Langerhans, Seduhan Kopi
Okra.

Buku Abstrak
Pertemuan Ilmiah Tahunan Ikatan Apoteker 2021
Tema: “The Opportunities of Pharmacists’ Digital Services in Pandemic Recovery”
| 44
Aktivitas Sitotoksik Ekstrak Daun Cantigi (Vaccinium varingiaefolium
Blume Miq.) pada Sel Kanker Servik HeLa dan Sel Kanker Paru A549

Kosasih Kosasih,*a Hasna Nurfitriyati,a Reza Hafidz a

a
Fakultas Farmasi, Universitas Pancasila, Jakarta, DKI Jakarta, Indonesia.

E-mail: kos_qs1@yahoo.com

ABSTRAK

Latar belakang: Kasus kanker servik dan kaker paru mengalami peningkatan baik di
dunia maupun di Indonesia. Pengobatannya seringkali bersifat multidisiplin dan tidak
nyaman. Oleh karena itu diperlukan pengobatan alternatif berbahan alam. Penelitian
sebelumnya menunjukkan ekstrak etil asetat memiliki aktivitas sitotoksik sangat kuat
pada sel kanker leukemia L1210, dan kuat pada sel kanker payudara MCF-7 dan T47D,
namun aktivitasnya pada sel kanker servik HeLa dan paru A549 belum diteliti. Tujuan:
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui apakah ekstrak etil asetat mempunyai aktivitas
sitotoksik pada sel HeLa dan sel A549. Metode: Daun Cantigi muda dikeringkan,
diserbukkan, dimaserasi dengan heksan, lalu dengan etil asetat. Setelah dievaporasi,
ekstrak kering etil asetat dievaluasi. Ekstrak etil asetat kemudian diuji aktivitas
sitotoksiknya pada sel HeLa dan sel A549 dengan metode MTT. Hasil: Ekstrak etil
asetat berwarna hijau tua, berbau khas Cantigi, kering dengan kadar air 4,3% dan pH
asam (3,2). Ekstrak kering menurun kelarutannya dalam etil asetat dan air murni,
namun mudah larut dalam DMSO. Analisis FTIR ekstrak menunjukkan adanya gugus
fungsi O-H, C-H (alifatik), C-H (hidrokarbon), C=N, C=O, dan C=C. IC50 ekstrak etil
asetat pada sel kanker paru A549 adalah 74,74+5,29 bpj sedangkan pada sel kanker
servik HeLa adalah 79,69+2,54 bpj. Kesimpulan: Ekstrak etil asetat mempunyai
aktivitas sitotoksik in vitro pada sel kanker servik HeLa dengan IC50 79,69 bpj dan
pada sel A549 dengan IC50 74,74. Kedua aktivitas termasuk dalam kategori kuat.

Kata Kunci: A549, Cantigi, ekstrak, HeLa,

Buku Abstrak
Pertemuan Ilmiah Tahunan Ikatan Apoteker 2021
Tema: “The Opportunities of Pharmacists’ Digital Services in Pandemic Recovery”
| 45
Pengaruh Proses Fermentasi Daun Centella asiatica oleh Acetobacter
tropicalis InaCC B374 Terhadap Aktivitas Trombolitik

Lailatul Nuraini,a Achmad Toto Poernomo, *a Riesta Primaharinastiti a


a
Fakultas Farmasi, Universitas Airlangga, Surabaya, Jawa Timur, Indonesia

E-mail: achmad-t-p@ff.unair.ac.id

ABSTRAK
Latar belakang: Agen trombolitik merupakan plasminogen activator yang dapat
memecah fibrin menjadi fibrin degradation product (FDP) yang dapat digunakan pada
terapi penyakit kardiovaskular. Agen trombolitik dapat diperoleh dari mikroorganisme
seperti Acetobacter tropicalis InaCC B374 dan dari tanaman seperti Centella asiatica.
Kedua sumber agen trombolitik tersebut dapat dilakukan kombinasi melalui proses
fermentasi untuk meningkatkan efek terapetiknya. Proses fermentasi sendiri
dipengaruhi oleh beberapa faktor termasuk media fermentasi dan waktu fermentasi.
Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh proses fermentasi
terhadap peningkatan aktivitas trombolitik dari hasil fermentasi Centella asiatica oleh
Acetobacter tropicalis InaCC B374 pada berbagai variasi waktu fermentasi. Metode:
Proses fermentasi Centella asiatica dilakukan selama 24, 48, dan 72 jam pada suhu
30°±1°C dengan kecepatan pengocokan 100 rpm dan aktivitas trombolitik ditentukan
dengan metode clot lysis yang dilakukan inkubasi pada suhu 37°±1°C selama 60 menit.
Hasil: Hasil pengujian aktivitas trombolitik menunjukkan bahwa terjadi peningkatan
aktivitas trombolitik setelah dilakukan proses fermentasi selama 24, 48 dan 72 jam dan
aktivitas trombolitik maksimum tercapai pada hasil fermentasi 72 jam. Centella
asiatica yang difermentasi selama 72 jam menunjukkan nilai indeks trombolitik yang
paling besar (82,03) jika dibandingkan dengan Centella asiatica tanpa fermentasi
(37,39) dan Acetobacter tropicalis InaCC B374 (37,68). Kesimpulan: Proses
fermentasi Centella asiatica oleh Acetobacter tropicalis InaCC B374 secara signifikan
meningkatkan aktivitas trombolitik keduanya.

Kata Kunci: aktivitas trombolitik, Acetobacter tropicalis, Centella asiatica,


fermentasi, clot lysis

Buku Abstrak
Pertemuan Ilmiah Tahunan Ikatan Apoteker 2021
Tema: “The Opportunities of Pharmacists’ Digital Services in Pandemic Recovery”
| 46
Skrining Fitokimia dan Uji Aktivitas Antidiabetes Ekstrak Etanol 96%
Biji Buah Jamblang (Syzygium cumini L.) Pada Tikus Jantan Galur
Wistar yang Diinduksi Aloksan

a
Lia Puspitasari, Made Asmarani Dira,b

a
Program Studi Farmasi Klinik dan Komunitas ITEKES Bali, Denpasar, Bali, Indonesia; b
Program Studi Farmasi Klinik dan Komunitas ITEKES Bali, Denpasar, Bali, Indonesia

E-mail: liapuspitasari0107@gmail.com

ABSTRAK
Latar belakang: Diabetes mellitus adalah gangguan metabolik yang ditandai dengan
peningkatan kadar glukosa dalam darah. Pada penelitian ini dilakukan pengujian
metabolit sekunder dalam ekstrak etanol biji buah jamblang (Syzygium cumini L.) yang
diketahui memiliki efek antidiabetes, dimana secara invitro terbukti memiliki daya
hambat yang besar pada enzim α-amylase (Prabakaran & Shanmugave, 2017). Tujuan:
Melalui penelitian ini diharapkan dapat diketahui kandungan dari biji buah jamblang
dan potensi antidiabetes yang dimiliki biji buah jamblang dalam menurunkan gula
darah pada tikus jantan galur wistar dengan permodelan diabetes.Metode: Skrining
fitokimia (pengujian alkaloid, flavonoid, saponin, tannin dan polifenol, steroid dan
triterpernoid) dilakukan pada ekstrak etanol biji jamblang hasil maserasi. Pemodelan
diabetes melitus menggunakan tikus jantan galur wistar yang diinduksi aloksan, dengan
4 kelompok perlakuan, antara lain: kontrol normal, kontrol negatif (CMC-Na), kontrol
positif (Glibenklamid 0,45 mg/kg BB), dan satu kelompok perlakuan ekstrak etanol biji
buah jamblang. Pengukuran kadar glukosa darah tikus dilakukan pada hari ke-0 dan
hari ke-15.Hasil: : Ekstrak etanol biji buah jamblang mampu menurunkan kadar gula
darah pada hewan uji yang diinduksi aloksan sebesar 7,2% dengan p<0,05 pada analisis
t-paired test. Penurunan kadar gula darah pada pemberian ekstrak etanol etanol biji
buah jamblang belum mampu memberikan penurunan yang sama atau lebih baik
dibandingkan dengan kontrol positif (pemberian glibenclamide) dengan nilai p<0,05.
Kesimpulan: Ekstrak etanol biji buah Jamblang (Syzygium cumini) mengandung
alkaloid, flavonoid, saponin, tanin, polifenol, steroid dan triterpenoid serta mampu
menurunkan kadar glukosa darah tikus jantan galur wistar yang diinduksi aloksan.
Kata Kunci: biji buah jamblang, Syzygium cumini, skrining fitokimia, antidiabetes.
Buku Abstrak
Pertemuan Ilmiah Tahunan Ikatan Apoteker 2021
Tema: “The Opportunities of Pharmacists’ Digital Services in Pandemic Recovery”
| 47
PENGARUH PEMBERIAN AROMATERAPI JASMINE
(Jasminum sambac L) TERHADAP PENURUNAN DERAJAT
INSOMNIA PADA LANSIA DI BANJAR GEDE KELURAHAN
SEMPIDI BADUNG-BALI

Ni Putu Yuliana Sari, Ida Ayu Manik Partha Sutema, I Gusti Made Aman

Prodi Farmasi Klinis, Universitas Bali Internasional, Denpasar-Bali

E-mail: idaayumanik85@gmail.com

ABSTRAK
Latar belakang: Bertambahnya usia menyebabkan fungsi organ tubuh semakin
menurun yang mengakibatkan lansia mengalami insomnia. Insomnia merupakan suatu
keadaan seseorang yang mengalami kesulitan untuk tidur. Aromaterapi jasmine
digunakan dalam meningkatkan kualitas tidur lansia sehingga dapat mengurangi
insomnia pada lansia. Tujuan: untuk mengetahui atau membuktikan aromaterapi
jasmine dapat menurunkan derajat insomnia pada lansia. Metode: Penelitian ini adalah
penelitian quasy experimental one group pretest-posttest design. Penelitian ini
melibatkan 34 orang lanjut usia yang dipilih secara purposive sampling. Derajat
insomnia sebelum dan setelah pemberian intervensi diukur menggunakan kuesioner
Insomnia Severity Index (ISI). Hasil: Hasil uji Friedman menunjukkan terdapat
perbedaan derajat insomnia setelah pemberian aromaterapi jasmine pada lansia
(p=0,001). Sebelum pemberian aromaterapi jasmine diperoleh nilai rata-rata sebesar
19,147. Sedangkan setelah penggunaan aromaterapi jasmine pada hari ke-8 diperoleh
nilai rata-rata sebesar 13,000 dan pada hari ke-15 terjadi penurunan derajat insomnia
yang signifikan dengan nilai rata-rata sebesar 7,147. Kesimpulan: pemberian
aromaterapi jasmine dapat menurunkan derajat insomnia secara signifikan pada lansia
di Banjar Gede Kelurahan Sempidi dimulai pada hari ke-8 (posttest 2) dan hari ke-15
(posttest 3).

Kata kunci: Aromaterapi, Jasminum sambac L., Insomnia, Lansia

Buku Abstrak
Pertemuan Ilmiah Tahunan Ikatan Apoteker 2021
Tema: “The Opportunities of Pharmacists’ Digital Services in Pandemic Recovery”
| 48
Optimasi Waktu Fermentasi Produksi Enzim Fibrinolitik oleh Bacillus
subtilis ATCC 6633 dengan Substrat Centella asiatica dan Evaluasi
Aktivitas Trombolitiknya Secara In Vitro

Nathania Hendrata Prasantia, Achmad Toto Poernomo*a , Riesta Primaharinastitia


a
Departemen Ilmu Kefarmasian, Fakultas Farmasi, Universitas Airlangga, Surabaya, Jawa
Timur Indonesia

E-mail: achmad-t-p@ff.unair.ac.id

ABSTRAK
Latar belakang: Agen trombolitik merupakan enzim fibrinolitik yang dapat digunakan
sebagai terapi untuk penyakit kardiovaskular. Agen trombolitik dapat ditemukan dari
tanaman seperti Centella asiatica dan ditemukan dari bakteri seperti Bacillus subtilis
ATCC 6633. Kedua sumber agen trombolitik tersebut dapat digabungkan dengan cara
fermentasi. Fermentasi dapat dipengaruhi oleh faktor waktu fermentasi dan suhu.
Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk menentukan waktu fermentasi yang optimum
untuk menghasilkan aktivitas trombolitik yang maksimum dari produk fermentasi
Centella asiatica oleh Bacillus subtilis ATCC 6633. Metode: Fermentasi dilakukan
dengan variasi waktu inkubasi yaitu 0, 24, 48 dan 72 jam pada suhu 30±1°C.
Sedangkan aktivitas trombolitik diuji dengan clot lysis menggunakan darah vena
jugularis sapi yang diinkubasi pada suhu 37±1°C selama 60 menit dengan kontrol
positif nattokinase. Hasil: Aktivitas trombolitik maksimum terdapat pada hasil
fermentasi selama 24 jam dengan indeks trombolitik sebesar 85,52 ± 0,14. Hasil
tersebut lebih besar dibanding Bacillus subtilis ATCC 6633 ( 43,99 ± 1,73) dan
Centella asiatica ( 66,35 ± 0,42). Kesimpulan: Terdapat pengaruh waktu fermentasi
terhadap peningkatan aktivitas trombolitik hasil fermentasi Centella asiatica oleh
Bacillus subtilis ATCC 6633 jika dibandingkan dengan hasil tanpa fermentasi.

Kata Kunci : Bacillus subtilis, Centella asiatica, Trombolitik, Fibrinolitik, Fermentasi

Buku Abstrak
Pertemuan Ilmiah Tahunan Ikatan Apoteker 2021
Tema: “The Opportunities of Pharmacists’ Digital Services in Pandemic Recovery”
| 49
Studi Etnobotani Tumbuhan Obat di Desa Kutalanggeng dan
Kutamaneuh Kecamatan Tegalwaru Kabupaten Karawang Jawa Barat

Neni Sri Gunarti,a Lia Fikayuniar,a Nurlidia Hidayat a


a
Fakultas Farmasi, Universitas Buana Perjuangan Karawang, Karawang, Jawa Barat,
Indonesia

E-mail: neni.gunarti@ubpkarawang.ac.id

ABSTRAK
Latar belakang: Pengetahuan tentang keanekaragaman jenis tumbuhan serta khasiat
dari tanaman yang digunakan sebagai obat biasanya di dapatkan secara empiris.
Pengetahuan lokal yang berasal dari pengalaman masyarakat secara turun temurun,
perlu dikaji lebih lanjut secara ilmiah. Desa Kutalanggeng dan Kutamaneh merupakan
bagian dari Kecamatan Tegalwaru Kabupaten Karawang yang merupakan daerah
pegunungan dan masih terbatas sarana kesehatan sehingga masyarakat menggunakan
tanaman untuk pengobatan. Tujuan: mengetahui jenis tanaman, bagian tanaman yang
digunakan, cara pemanfaatan tanaman, serta kesesuaian antara pengetahuan
masyarakat desa Kutalanggeng dan Kutamaneuh secara empiris dengan data ilmiah
hasil penelitian terkait. Metode: metode pengumpulan data dengan metode survei dan
wawancara. Informan dipilih dengan metode purpose sampling. Penyajian data dengan
cara kuantitatif yang dilakukan dengan mengukur persentase (%) sitasi. Hasil: Hasil
penelitian menunjukan terdapat 30 jenis tanaman obat dari 20 famili yang digunakan
sebagai obat oleh masyarakat di desa Kutalanggeng dan Kutamaneuh Kecamatan
Tegalwaru Kabupaten Karawang. Bagian tanaman yang sering digunakan yaitu daun
dengan % sitasi 83,3%, cara penggunaan yang sering dilakukan yaitu dengan cara
diminum dengan % sitasi 70,00%, dan cara pengolahan yang paling sering dilakukan
adalah dengan cara di rebus dengan % sitasi 63,33%. Mayoritas penggunaan empiris
tumbuhan obat di Desa Kutalanggeung dan Kutamaneuh telah diteliti baik secara in
vitro maupun in vivo. Kesimpulan: ada 30 jenis tanaman dari 20 famili yang
digunakan sebagai tumbuhan obat di Desa Kutalanggeung dan Kutamaneuh.
Pemanfaatan tanaman banyak menggunakan bagian daun yang diolah dengan cara
direbus dan penggunaannya dengan cara diminum.

Kata Kunci: Etnobotani, Tumbuhan Obat, Desa Kutalanggeng, Desa Kutamaneuh


Buku Abstrak
Pertemuan Ilmiah Tahunan Ikatan Apoteker 2021
Tema: “The Opportunities of Pharmacists’ Digital Services in Pandemic Recovery”
| 50
Aktivitas Antimikroba Minyak Atsiri Buah Andaliman
(Zanthoxylum acanthopodium DC) terhadap Streptococcus mutans,
Enterococcus faecalis, dan Candida albicans

Nur Miftahurrohmah*, Roma Asi Naibaho, Yesi Desmiaty


a
Fakultas Farmasi, Universitas Pancasila, Srengseng Sawah, Jagakarsa, Jakarta Selatan,
Indonesia.

E-mail: nur_miftahurrohmah@univpancasila.ac.id

ABSTRAK
Latar belakang: Andaliman (Zanthoxylum acanthopodium DC) merupakan tanaman
endemik dari Sumatera Utara, Indonesia. Masyarakat setempat menggunakannya
sebagai rempah bumbu masakan dan juga obat tradisional. Buah andaliman memiliki
aroma dan rasa yang khas serta mengandung komponen minyak atsiri terbanyak
dibandingkan bagian tanaman yang lainnya. Tujuan: Penelitian ini bertujuan
mengevaluasi aktivitas antimikroba minyak atsiri buah andaliman terhadap
Streptococcus mutans, Enterococcus faecalis, dan Candida albicans. Metode: Minyak
atsiri buah andaliman diperoleh dengan metode destilasi. Pengujian aktivitas
antimikroba dilakukan dengan metode dilusi cair yang dilanjutkan dengan penggoresan
di media agar untuk menentukan konsentrasi bunuh minimum (KBM). Hasil: Minyak
atsiri buah andaliman memiliki aktivitas antimikroba terhadap S.mutans ATCC 31987,
E.faecalis ATCC 29212, dan C.albicans ATCC 1023 dengan nilai KBM masing-
masing sebesar 1,5% ; 3,12%; dan 3,12% (b/v). Kesimpulan: Minyak atsiri buah
andaliman memiliki aktivitas antimikroba terhadap ketiga jenis mikroba uji dan
berpotensi untuk dikembangkan sebagai bahan aktif antimikroba dalam bentuk sediaan
antiseptik seperti antiseptik rongga mulut untuk meningkatkan nilai manfaatnya bagi
kesehatan.

Kata Kunci: andaliman, minyak atsiri, Zanthoxylum acanthopodium DC, antimikroba,


antiseptik.

Buku Abstrak
Pertemuan Ilmiah Tahunan Ikatan Apoteker 2021
Tema: “The Opportunities of Pharmacists’ Digital Services in Pandemic Recovery”
| 51
PEMERIKSAAN PARAMETER MUTU DAN UJI AKTIVITAS
PENGHAMBATAN ENZIM α-GLUKOSIDASE EKSTRAK ETANOL
70% DAN NANOPARTIKEL EKSTRAK DAUN SEMBUNG (Blumea
balsamifera (L.) DC.) SECARA IN VITRO

Ratna Djamila, Deni Rahmatb, Sarah Zaidanc,Khansa Aqilad


a,b,c,d
Fakultas Farmasi Universitas Pancasila, Jakarta

E-mail corresponding author: ratnadjamilffup@gmail.com

ABSTRAK
Latar belakang: Daun Sembung (Blumea balsamifera (L.) DC.) adalah tanaman yang
mempunyai efek menurunkan kadar glukosa darah yang disebabkan adanya kandungan
polifenol didalamnya. Efektifitas dari ekstrak etanol 70% daun sembung dapat
ditingkatkan dengan membuat nanopartikel. Tujuan:dari penelitian untuk membuat
ekstrak etanol 70%, nanopartikel ekstrak etanol 70% daun sembung dan mengetahui
aktivitas penghambatan enzim α-glukosidase secara in vitro ekstrak etanol 70 % daun
sembung dan nanopartikel ekstrak etanol 70 % daun sembung. Metode :Daun sembung
diekstraksi secara maserasi kinetik, dilakukan uji penapisan fitokimia, parameter mutu
dan uji penghambatan enzim α-glukosidase secara in vitro. Hasil: parameter mutu
ekstrak daun sembung menunjukkan bahwa kadar sari larut air 69,29%, kadar sari larut
etanol 66,63%, susut pengeringan 7,57%, kadar air 4,91%, kadar abu total 4,69%, kadar
abu tidak larut asam 1,19%, sisa pelarut 0,35%, kadar Pb 0,27 mg/kg, kadar Cd 0,1
mg/kg, cemaran mikroba ALT < 30 koloni/gram dan AKK < 15 koloni/gram.
Penetapan kadar flavonoid total sebesar 1,84%.Kesimpulan: Nanopartikel yang
dihasilkan dengan metode emulsifikasi spontan memiliki diameter 388,1 nm dengan
nilai zeta potensial yang memenuhi persyaratan yaitu 43,91 mV. Hasil uji
penghambatan enzim α-glukosidase Ekstrak etanol 70% daun sembung memiliki IC50
76,5 µg/mL dan nanopartikel ekstrak etanol 70 % daun sembung memiliki IC50 sebesar
70,4 µg/mL.

Kata Kunci: Sembung , etanol 70%, enzim α-glukosidase, nanopartikel.

Buku Abstrak
Pertemuan Ilmiah Tahunan Ikatan Apoteker 2021
Tema: “The Opportunities of Pharmacists’ Digital Services in Pandemic Recovery”
| 52
Limbah Biji Buah Pepaya Sebagai Pemutih Dengam Mekanisme
Penghambatan Tirosenase

Saparuddin Latu1, Aisyah Nur Sapriati 2, Nur Laila Fitrah 3 , Andi Muh. Yagkin P 4
1,4
Fakultas Farmasi Universitas Megarezky Makassar; 2,3 STIFA Makassar

Provinsi Sulawesi Selatan Indonesia

Email/Hp: saparuddinlatu@gmail.com

Abstrak
Latar belakang: Pemanfaatan kosmetik tradisional sebagai upaya pemeliharaan
kecantikan berupa kosmetik tradisional oleh masyarakat terus meningkat. Tidak hanya
racikan sendiri, produk kosmetik tradisional saat inipun telah banyak beredar. Biji
pepaya merupakan limbah dari pepaya yang tidak digunakan oleh masyarakat sehingga
perlu diteliti kemanfaatannya. Biji papaya (Carica papaya seed) mengandung senyawa
flavonoid yaitu kaempferol dan quercetin. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk
mendapatkan hasil penghambatan enzim tyrosinase. Metode: Pengujian tiga jenis
ekstrak biji pepaya dengan variasi cairan penyari dan diuji penghambatan enzim
tyrosinasenya sehingga dipoeroleh jenis ekstrak yang dapat diformulasi dengan
penghambatan IC50 177 ppm. Hasil: Hasil penelitian yang telah dilakukan maka
disimpulkan bahwa ekstrak biji papaya (Carica papaya) dengan perbedaan konsentrasi
ekstrak biji papaya F1 (2%), F2 (3%) dan F3 (4%) memiliki efektivitas sebagai krim
pemutih.

Kata kunci: Limbah, Kosmetik Tradisional, Kecantikan

Buku Abstrak
Pertemuan Ilmiah Tahunan Ikatan Apoteker 2021
Tema: “The Opportunities of Pharmacists’ Digital Services in Pandemic Recovery”
| 53
FORMULASI DAN UJI MUTU FISIK SEDIAAN LOTION
REPELLENT EKSTRAK BIJI PARE (Momordica charantia L)
Saparuddin Latu1, Nielma Aulia2, Astri L. E.Lebong3

Fakultas farmasi Universitas Megarezky Makassar, Sulawesi Selatan Indonesia

(Email/Hp:saparuddinlatu@gmail.com)

ABSTRAK
Latar belakang: Pare merupakan salah satu tanaman yang memiliki banyak
manfaatnya. Salah satu bagian tanaman pare yang dapat diambil manfaatnya adalah
biji pare. Telah dilakukan penelitian tentang Formulasi dan Uji Mutu Fisik Sediaan
Lotion Repellent Ekstrak Biji Pare (Momordica charantia L.). Metode: Penelitian ini
menggunakan sediaan lotion yang diformulasi dengan menggunakan ekstrak dari biji
pare yang bertujuan untuk mengetahui formulasi sediaan lotion dari ekstrak biji pare
dan melihat efektivitas sediaan lotion sebagai repellent (antinyamuk). Sediaan dibuat
dalam 3 konsentrasi yaitu 15%, 25% dan 35% dan 2 kelompok kontrol. Pengujian
efektivitas sediaan lotion sebagai repellent dilakukan 3 kali replikasi dalam 1 hari
dengan pemaparan waktu selama 2 jam pada setiap replikasi. Hasil: Hasil penelitian
menunjukkan bahwa pada formula I memiliki tingkat efektivitas tolak nyamuk sebesar
75%, formula II sebesar 85% dan formula III sebesar 88,3%. Pada kelompok kontrol
positif sebesar 90 % sedangkan pada kontrol negatif sebesar 50%. Berdasarkan
penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa konsentrasi Optimum sebagai repellent
yang baik yakni 35% dengan tingkat efektivitas sebesar 88,3%.
Kata kunci : Biji Pare (Momordica charantia L.), Lotion, Nyamuk, Antinyamuk
(Repellent).

Buku Abstrak
Pertemuan Ilmiah Tahunan Ikatan Apoteker 2021
Tema: “The Opportunities of Pharmacists’ Digital Services in Pandemic Recovery”
| 54
PENGGUNAAN EKSTRAK BAWANG TIWAI (Eleutherine bulbosa
(Mill.) Urb.) UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS TELUR
BURUNG PUYUH
Supomo,a,b*, Eka Siswanto Syamsul,a,b Henni Nurhasnawaty b Lusi Mahardika b
a
Pengurus Daerah IAI Kalimantan Timur, Kalimantan Timur, Indonesia
b
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Samarinda, Samarinda, Kalimantan Timur, Indonesia

E-mail: fahmipomo@gmail.com

ABSTRAK
Latar belakang: Kualitas telur merupakan salah satu istilah yang digunakan untuk menjamin
kondisi telur dengan berbagai standar yang diinginkan. Banyak penelitian dilakukan untuk
meningkatkan kualitas telur, salah satunya dengan menggunakan bahan alam yaitu umbi
bawang. Tujuan: untuk mengetahui pengaruh pemberian Ekstrak etanol umbi bawang
tiwai (Eleutherine bulbosa (Mill.) Urb.) terhadap kualitas telur burung puyuh yang
diberikan melalui minuman. Metode: Penelitian ini menggunakan burung puyuh betina
(coturnix-coturnix japhonica) sebanyak 40 ekor dengan umur 50 hari, yang dipelihara
didalam kandang system battery yang berukuran 80 x 60 cm. Subjek penelitian dibagi
dalam 5 perlakuan dimana setiap perlakuan dimana tiap perlakuan terdiri 10 ekor.
perlakuan tersebut meliputi P0 = air biasa, P1 = ekstrak etanol umbi bawang tiwai
0,01%, P2 = ekstrak etanol umbibawang tiwai 0,03%, P3= ekstrak etanol umbi bawang
tiwai 0,05% dan P4 = pembanding (Imugas®), Parameter yang diamati adalah kualitas
telur burung puyuh yang meliputi berat telur (g/butir), indeks kuning telur, warna
kuning telur dan kolesterol kuning telur. Data yang diperoleh disajikan dengan
menggunakan analisis secara deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak
etanol umbi bawang tiwai dapat meningkatkan kualitas telur burung puyuh. Jenis
perlakuan yang terbaik berdasarkan uji bobot telur P2 memiliki bobot rata-rata tertinggi
dengan nilai rata-rata 12,53 g, Indeks kuning telur P4 memiliki nilai rata-rata tertinggi
0,96, warna kuning telur P3 menghasilkan nilai tertinggi dengan nilai rata-rata 3,7 dan
kadar kolesterol terendah yaitu P3 dengan nilai rata-rata 218,5 mg/dL dan P4 dengan
nilai rata-rata 250,5 mg/dL. Kesimpulan: Ekstrak bawang tiwai dapat menghasilkan
telur burung puyuh dengan kualitas telur yang baik dibandingkan dengan telur kontrol.

Kata Kunci: Eleutherine bulbosa (Mill.) Urb., Puyuh, kualitas telur

Buku Abstrak
Pertemuan Ilmiah Tahunan Ikatan Apoteker 2021
Tema: “The Opportunities of Pharmacists’ Digital Services in Pandemic Recovery”
| 55
Aktivitas Antibakteri Ekstrak dan Fraksi Daun Nanas Kerang
(Tradescantia spathacea Swartz) terhadap
Bakteri Isolat Klinis Escherichia coli dan Shigella dysenteriae

Tiana Milanda(oral),a* Moelyono M.W.,a Firda Aryanti Widyanaa


a
Departemen Biologi Farmasi, Fakultas Farmasi, Universitas Padjadjaran,

Sumedang, Jawa Barat, Indonesia

E-mail: tiana.milanda@unpad.ac.id

ABSTRAK
Latar belakang: Diare merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat di
Indonesia. Salah satu tumbuhan yang secara empirik memiliki aktivitas antidiare
adalah nanas kerang (Tradescantia spathacea Swartz). Tujuan: Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui aktivitas antibakteri ekstrak dan fraksi daun nanas kerang
terhadap bakteri penyebab diare, yaitu Escherichia coli dan Shigella dysenteriae.
Metode: Penelitian dilakukan melalui tahap determinasi dan pengumpulan simplisia,
ekstraksi simplisia, fraksinasi ekstrak, pengujian aktivitas antibakteri ekstrak dan
fraksi, penetapan Konsentrasi Hambat Tumbuh Minimum (KHTM) dan Konsentrasi
Bunuh Minimum (KBM) fraksi teraktif serta penapisan fitokimia dan penentuan profil
KLT bioautografi fraksi teraktif. Hasil: Hasil penelitian menunjukkan ekstrak dan
fraksi daun nanas kerang memiliki aktivitas antibakteri terhadap bakteri isolat klinis
E.coli dan S. dysenteriae, dengan aktivitas terbaik ditunjukkan oleh fraksi etil asetat.
KHTM dari fraksi teraktif tersebut tidak dapat ditentukan, tetapi fraksi ini memiliki
KBM sebesar 18,8 mg/mL untuk S. dysenteriae isolat klinis dan 37,5 mg/mL untuk E.
coli isolat klinis. Dari hasil penapisan fitokimia dan profil KLT, diketahui bahwa fraksi
etil asetat mengandung senyawa golongan flavonoid dan kuinon, yang diduga memiliki
aktivitas antibakteri. Kesimpulan: Ekstrak dan fraksi daun nanas kerang, terutama
fraksi etil asetat, memiliki aktivitas antibakteri terhadap bakteri isolat klinis E. coli dan
S. dysenteriae.

Kata Kunci: Diare, Flavonoid, KLT Bioautografi, Kuinon.

Buku Abstrak
Pertemuan Ilmiah Tahunan Ikatan Apoteker 2021
Tema: “The Opportunities of Pharmacists’ Digital Services in Pandemic Recovery”
| 56
Uji Aktivitas Antioksidan,Uji Antikolesterol dan Toksisitas dari Ekstrak
Etanol Daun Kemuning (Murraya paniculata L.Jack)
Yunahara Faridaa*, Rahmatul Qodriaha , Atika Puti Widyanaa, Zauhara Ifania
a
Fakultas Farmasi Universitas Pancasila, Jakarta,

*E-mail: yunahara.faridah@univpancasila.ac.id

ABSTRAK

Latar belakang: Daun kemuning (Murraya paniculata L.Jack) secara empiris banyak
digunakan sebagai antibakteri, anti inflamasi, penurun kadar kolesterol darah dan juga
sebagai antioksidan Tujuan: Menguji aktivitas antioksidan, antikolesterol secara in
vitro dan menguji toksisitas secara BSLT menggunakan ekstrak etanol daun kemuning.
Metode: Daun kemuning diekstraksi menggunakan etanol 96% secara maserasi
kinetik. Selanjutnya ekstrak yang diperoleh dilakukan skrining fitokimia, diuji aktivitas
antioksidannya menggunakan metode peredaman radikal bebas DPPH, uji
antikolesterol menggunakan metode Liebermann-Burchard dan Uji toksisitas
menggunakan metode Brine Shrimp Lethality Test (BSLT. Hasil: Hasil uji skrining
fitokimia menunjukkan bahwa ekstrak daun kemuning mengandung flavonoid,
saponin, tanin, steroid/triterpenoid, minyak atsiri dan kumarin. Hasil uji aktivitas
antioksidan ekstrak etnol daun kemuning diperoleh nilai IC50 sebesar 18,55 µg/mL,
hasil uji aktivitas antikolesterol dengan nilai IC50 sebesar 593,95 µg/mL dan uji
toksisitas dengan nilai LC50 sebesar 149,52 µg/mL Kesimpulan: Berdasarkan hasil
penelitian menunjukkan bahwa daun kemuning mempunyai aktivitas antioksidan yang
sangat kuat dan dapat dimanfaatkan sebagai obat herbal
Kata Kunci: Daun kemuning, Murraya paniculata L.Jack, DPPH, Liebermann-
Burchard, BSLT

Buku Abstrak
Pertemuan Ilmiah Tahunan Ikatan Apoteker 2021
Tema: “The Opportunities of Pharmacists’ Digital Services in Pandemic Recovery”
| 57
Aktivitas Ekstrak Air dan Ekstrak Etanol Batang Brotowali sebagai
Penghambat Enzim α-amilase

Yustina Sri Hartini,*a Dewi Setyaningsiha Fetiana Chrismaurina Fila Delfiaa


a
Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta, Indonesia.

E-mail: yustinahartini@usd.ac.id

ABSTRAK
Latar belakang: Pengurangan absorbsi glukosa di gastrointestinal merupakan salas
satu strategi pengobatan diabetes melitus. Kondisi tersebut dapat dicapai dengan
menghambat aktivitas enzim α-amilase. Brotowali (Tinospora crispa L.) memiliki
aktivitas antihiperglikemi, senyawa yang terkandung dalam batang brotowali mampu
menghambat aktivitas enzim α-amilase. Masyarakat memanfaatkan ekstrak batang
brotowali dalam pengobatan. Ekstraksi batang brotowali yang digunakan untuk
pengobatan dapat dilakukan dengan air dan/atau etanol. Tujuan: Mengukur aktivitas
penghambatan enzim α-amilase ekstrak air dan esktrak etanol batang brotowali
Metode: Pengukuran aktivitas penghambatan enzim α-amilase dilakukan dengan
metode spektrofotometri ultraviolet-visibel. Hasil: Aktivitas penghambatan enzim α-
amilase ekstrak air batang brotowali berbeda bermakna dengan aktivitas ekstrak etanol
batang brotowali, demikian juga dengan aktivitas acarbose (p<0,05). Acarbose
memiliki aktivitas penghambatan enzim α-amilase lebih tinggi dibandingkan ekstrak
air dan maupun ekstrak etanol batang brotowali. Kesimpulan: Ekstrak air batang
brotowali dan ekstrak etanol batang brotowali memiliki aktivitas penghambatan enzim
α-amilase dengan nilai nilai IC50 berturut-turut sebesar 11,660 ± 0,310 mg/mL dan
10,348 ± 0,313 mg/mL.

Kata Kunci: batang brotowali, ekstrak air, ekstrak etanol, enzim alfa amilase

Buku Abstrak
Pertemuan Ilmiah Tahunan Ikatan Apoteker 2021
Tema: “The Opportunities of Pharmacists’ Digital Services in Pandemic Recovery”
| 58
KATEGORI
Farmakologi, Toksikologi dan Farmakoterapi (FT)

Buku Abstrak
Pertemuan Ilmiah Tahunan Ikatan Apoteker 2021
Tema: “The Opportunities of Pharmacists’ Digital Services in Pandemic Recovery”
| 59
Isolasi Dan Uji Aktivitas Sitotoksik Senyawa Alkaloid Fraksi
Diklorometana Kulit Batang Tumbuhan Tampa Badak (Voacanga feotida
(Blume) Rolfe
Adriani Susantya*, Nurdina Putria, Novia Sinataa, Fatma Sri Wahyunib, dan Dachriyanusb
a
Sekolah Tinggi Ilmu Farmasi Riau; Jalan Kamboja Simpang Baru, Pekanbaru, Riau,
Indonesia
b
Fakultas Farmasi, Universitas Andalas, Kampus Limau Manis, Padang, Sumatera Barat,
Indonesia
E-mail: adrianisusanty@stifar-riau.ac.id

ABSTRAK
Latar belakang: Penyakit kanker merupakan permasalahan di bidang kesehatan karena
penyakit ini mempunyai insidensi kesakitan dan kematian yang makin lama makin
meningkat. Sementara pengobatannya masih meninggalkan beberapa permasalahan efek
samping obat, yang menimbulkan ketidaknyamanan bagi penderita kanker. Hal ini muncul
karena sebagian besar obat kanker bekerja tidak selektif. Karena beberapa permasalahan
di atas maka perlu digalakkan upaya pencarian obat alternatif pada pengobatan penyakit
kanker. Tumbuhan Voacanga foetida (Blume) Rolfe (Apocynaceae) merupakan salah
satu spesies tumbuhan dari genus Voacanga yang dikenal dengan tampa badak berasal
dari Sumatera Barat. Tumbuhan genus Voacanga diketahui merupakan sumber dari
alkaloid indol dan juga alkaloid bisindol yang berpotensi sebagai obat kanker. Untuk
memenuhi kebutuhan obat alternatif pada pengobatan penyakit kanker, maka perlu
dilakukan penelitian ini. Metode: Penelitian dimulai dari proses isolasi dan dilanjutkan
dengan pengujian aktivitas sitotoksik yang berkorelasi dengan efek antikanker. Proses
isolasi senyawa alkaloid dari kulit batang tumbuhan Voacanga foetida menggunakan
metode kromatografi kolom dan pengujian aktivitas sitotoksik dengan metode BSLT
(Brine Shrimp Lethality Test) dan metode MTT Assay. Hasil: Senyawa isolat yang
didapatkan pada penelitian ini sebanyak 65 mg dan ditandai dengan VFB-DB1.1,
berupa kristal putih, dengan titik leleh 130 - 132 oC. Senyawa VFB-DB1.1 mirip
dengan senyawa Voacangine. Berdasarkan pengujian aktivitas sitotoksik menunjukkan
adanya efek sangat toksik terhadap larva udang Arthemia salina L. dengan nilai LC50
15,8 µg/mL dan mempunyai aktivitas sitotoksik yang kuat dengan nilai IC50 8,9 µg/mL
terhadap sel kanker payudara T47D. Senyawa VFB-DB 1.1 dari kulit batang tumbuhan
Voacanga foetida mempunyai aktivitas sitotoksik kuat yang berpotensi sebagai obat
kanker payudara.

Kata Kunci: voacangine, V. foetida; sitotoksik, BSLT, MTT Assay


Buku Abstrak
Pertemuan Ilmiah Tahunan Ikatan Apoteker 2021
Tema: “The Opportunities of Pharmacists’ Digital Services in Pandemic Recovery”
| 60
Pengaruh Kombinasi Daun Katuk (Sauropus androgynus L. Merr) Dan
Rimpang Bangle Hitam (Zingiber ottensi Val.) Terhadap Profil Scfa (Short
Chain Fatty Acid) Dan Kerusakan Sel Hati Pada Tikus Induksi Pakan
Tinggi Lemak Dan Karbohidrat

Sulaeman A,a Mariani A,a Yuniarto A a , Masteria YP ,b Bustanussalam,b Asep Bayub


a
Fakultas Farmasi , Universitas Bhakti Kencana, Kota Bandung, Jawa Barat, Indonesia

\; bResearch Center for Biotechnology, Indonesian Institute of Sciences (LIPI), Kabupaten


Bogor, Jawa Barat, Indonesia

E-mail: agus.sulaeman@bku.ac.id

ABSTRAK
Latar belakang : Pakan tinggi lemak dan karbohidrat yang berlebih dapat
menyebabkan kerusakan pada sel hati karena adanya xlipolisis berlebihan
dariajaringanolemak dan peningkatan suplai asam lemak bebas ke hati.yang ditandai
dengan adanya perubahan histologi organ hati yang mengalami nekrosis. Konsumsi
pakan tinggi lemak dan karbohidrat berlebih juga dapat menyebabkan dysbiosis
mikrobiota usus. Tujuan: Penelitian ini bertujuanuuntukmmengetahuippengaruh
pemberian kombinasi daun katuk dan rimpang bangle hitam terhadap profil SCFA
(Short Chain Fatty Acid) dan kerusakan sel hati pada tikus yang diinduksi pakan tinggi
lemak dan karbohidrat. Metode : Metode penelitian yang digunakan adalah studi
eksperimental preventif secara invivo. Hewannuji dibagi menjadi 4 kelompok yaitu
kelompok negatif, kelompokdpositif, kelompokkpembanding dan kelompok uji
kombinasi 15% yang dilakukan selama 21 hari. Parameter yang diperiksa meliputi
kadar serum SGPT, SGOT dan Trigliserida, serta histopatologi sel hati. Hasil dianalisis
dengan SPSS menunjukkan adanya perbedaan yang signifikan (p<0,05). Hasil: Hasil
parameter menunjukan adanya penurunan SGOT pada kelompok uji kombinasi.
Kombinasi daun katuk dan rimpang.bangle hitam dapat meningkatkan konsentrasi
asam asetat dan menurunkan skor Manja Roenigk sehingga dapat mencegah kerusakan
sel hati. Kesimpulan: Kombinasiudaunjkatuk (Sauropusxandrogynus L.Merr) dan
rimpang bangle hitam (Zingiber ottensi Val) dapat mempengaruhi kadar SCFA (Short
Chain Fatty Acid) sehingga dapat menurunkan risiko kerusakan sel hati.

Kata Kunci: Daun Katuk, Rimpang Bangle Hitam, SCFA, Histopatologi skor Manja
Roenigk

Buku Abstrak
Pertemuan Ilmiah Tahunan Ikatan Apoteker 2021
Tema: “The Opportunities of Pharmacists’ Digital Services in Pandemic Recovery”
| 61
Aktivitas Ekstrak Etanol Herba Sirih Bumi (Peperomia pellucida
L,.Kunth) terhadap Antihipertensi pada Tikus Jantan Galur Wistard

Sulaeman A,a Syehibat H,a Yuniarto A a


a
Fakultas Farmasi , Universitas Bhakti Kencana, Kota Bandung, Jawa Barat, Indonesia

E-mail: agus.sulaeman@bku.ac.id

ABSTRAK
Latar belakang : Tanaman sirih bumi (Peperomia pellucida L,. Kunth) mengandung
konstituen fitokimia yang berharga yaitu alkaloid, flavonoid, tanin, saponin, kuinon,
steroid, dan triterpenoid. Flavonoid memiliki kemampuan sebagai ACE inhibitor dalam
mengatur tekanan darah dan terbukti efektif dalam menekan kerja ACE. Tujuan :
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa penurunan tekanan darah tinggi yang terjadi
pada tikus yang hipertensi setelah diberikan ekstrak etanol herba sirih bumi (Peperomia
pellucida (L.) Kunth) dengan kontrol captopril. Metode : Penelitian ini menggunakan
tikus putih jantan galur wistar sebanyak 30 ekor yang terbagi secara acak menjadi 6
kelompok, yaitu kelompok normal, kontrol positif (NaCl 5%), pembanding (Captropil
2,5mg/Kg), ekstrak etanol herba sirih bumi (Peperomia pellucida L,. Kunth) dosis
25mg/Kg, 50mg/Kg, dan 100mg/Kg. Hasil : Hasil penelitian menunjukkan terdapat
perbedaan yang bermakna dari kelompok ekstrak etanol herba sirih bumi (Peperomia
pellucida L,. Kunth) dosis 50mg/Kg, dan 100mg/Kg terhadap kelompok kontrol positif
(NaCl 5%) (p<0,05). Hasil penelitian juga menunjukan bahwa pemberian ekstrak
herba sirih bumi (Peperomia pellucida L,. Kunth) dosis 50mg/Kg dan 100mg/Kg telah
berhasil menurunkan tekanan darah sistolik yang hampir setara dengan kelompok
normal dan pembanding terhadap hewan uji. Kesimpulan : Ekstrak herba sirih bumi
(Peperomia pellucida L,. Kunth) mempunyai efek antihipertensi dengan dosis 50
mg/Kg.

Kata Kunci : Peperomia pellucida L,. Kunth, Antihipertensi

Buku Abstrak
Pertemuan Ilmiah Tahunan Ikatan Apoteker 2021
Tema: “The Opportunities of Pharmacists’ Digital Services in Pandemic Recovery”
| 62
Pengaruh Kombinasi Daun Katuk (Sauropus Androgynus L.Merr) Dan
Rimpang Bangle Hitam (Zingiber Ottensii Val.) Terhadap Profil Short
Chain Fatty Acid (Scfa) Dan Kadar Glukosa Darah Pada Tikus Wistar
Jantan Yang Diinduksi Pakan Tinggi Lemak Dan Karbohidrat

Sulaeman A,a Anjasmara A,a Mulyani Y a , Masteria YP ,b Bustanussalam,b Asep Bayub


a
Fakultas Farmasi , Universitas Bhakti Kencana, Kota Bandung, Jawa Barat, Indonesia

\; bResearch Center for Biotechnology, Indonesian Institute of Sciences (LIPI), Kabupaten


Bogor, Jawa Barat, Indonesia

E-mail: agus.sulaeman@bku.ac.id

ABSTRAK
Latar belakang : Konsumsi pakan tinggi lemak dan karbohidrat dalam jangka panjang
dapat mempengaruhi sensitifitas insulin dan metabolisme short chain fatty acid yang
dilakukan oleh mikrobiota usus. Tujuan : Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
pengaruh pemberian kombinasi daun katuk (Sauropus androgynus L.Merr) dan
rimpang bangle hitam (Zingiber ottensii Val.) terhadap profil SCFA serta dar glukosa
darah dan pada tikus yang diinduksi pakan tinggi lemak dan karbohidrat. Metode :
Penelitian ini bersifat eksperimental laboratorium dengan post test only control group
design. Tikus dibagi dalam 4 kelompok, kelompok kontrol negatif diberi pakan normal,
kelompok kontrol positif diberi pakan tinggi lemak dan karbohidrat, kelompok
pembanding diberi metformin dan pakan tinggi lemak dan karbohidrat, kelompok uji
diberi pakan tinggi lemak dan karbohidrat yang dicampurkan dengan 15% kombinasi
simplisia daun katuk dan rimpang bangle hitam selama 21 hari. Pemeriksaan kadar
glukosa dilakukan pada hari ke-21. Hasil dianalisis dengan SPSS menunjukkan adanya
perbedaan yang signifikan (p<0,05). Hasil penelitian : Pemberian kombinasi daun
katuk dan rimpang bangle hitam meningkatkan komposisi asam asetat dari SCFA.
Pemberian kombinasi daun katuk dan rimpang bangle hitam dapat menurunkan kadar
glukosa . Kesimpulan : Kombinasi daun katuk dan rimpang bangle hitam dapat
mempengaruhi profil SCFA yang berdampak pada penurunan kadar glukosa.
Kata Kunci : Bangle Hitam, Daun Katuk, Short Chain Fatty Acid, Glukosa

Buku Abstrak
Pertemuan Ilmiah Tahunan Ikatan Apoteker 2021
Tema: “The Opportunities of Pharmacists’ Digital Services in Pandemic Recovery”
| 63
Efek Diuretik Seduhan Daun Teh Hijau (Camelia Sinensis L.)
pada Mencit Jantan Galur Swiss

Agustina Susilowatia, Nanda Syta Nur’ainib


a
D3 Farmasi, Akademi Farmasi Indonesia, Yogyakarta, Indonesia; b D3 Farmasi, Akademi
Farmasi Indonesia, Yogyakarta, Indonesia

E-mail: agustinasusilowati@afi.ac.id

ABSTRAK
Latar belakang: Penggunaan diuretik dibutuhkan pada semua keadaan yang
menghendaki peningkatan pengeluaran air, salah satunya yaitu penyakit hipertensi.
Teh hijau mengandung flavonoid dan alkaloid yang dapat dimanfaatkan sebagai
diuretik. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efek diuretik seduhan
daun teh hijau pada mencit jantan galur swiss. Metode: Penelitian ini
menggunakan 25 ekor mencit jantan galur swiss yang dibagi menjadi 3 kelompok
yaitu kelompok I sebagai kontrol negatif diberi larutan CMC Na 1%, kelompok II
sebagai kontrol positif diberi suspensi furosemid doseis 5,2 mg/KgBB, dan
kelompok III, IV serta V diberi seduhan daun teh hijau dengan bobot serbuk 2g,
4g, dan 6g dalam 200 mL air panas. Sebelum diberi perlakuan, masing-masing
kelompok diberi air hangat sebanyak 0,4 mL. Pengujian terhadap perbandingan
efek diuretik dilakukan dengan melihat volume urin yang dihasilkan tiap 1 jam
sekali selama 6 jam. Hasil volume urin mencit dianalisa dengan menggunakan
SPSS 24 dengan taraf kepercayaan 95%. Hasil: Hasil rerata volume urin kumulatif
kelompok I didapatkan hasil sebanyak 0,376 mL, kelompok II sebanyak 1,119 mL,
kelompok III sebanyak 0,431 mL, kelompok IV sebanyak 0,661 mL dan kelompok
V sebanyak 0,725 mL. Kesimpulan: Seduhan daun teh hijau dengan berat serbuk
4g dan 6g (p≥ 0,05) dalam penelitian ini dapat berefek sebagai diuretik pada mencit
jantan galur swiss.

Kata Kunci: Diuretik, Seduhan Daun Teh Hijau, Daun Teh Hijau

Buku Abstrak
Pertemuan Ilmiah Tahunan Ikatan Apoteker 2021
Tema: “The Opportunities of Pharmacists’ Digital Services in Pandemic Recovery”
| 64
Perbandingan Aktivitas Diuretik Pada Berbagai Produk Seduhan White
Tea, Yellow Tea, Black Dragon Tea Dan Green Tea Premium (Camellia
sinensis L.)

Agustina Susilowati,a Nur Karim Kusuma Ramadhan,b


a
D3 Farmasi, Akademi Farmasi Indonesia, Yogyakarta, Indonesia; b D3 Farmasi, Akademi
Farmasi Indonesia, Yogyakarta, Indonesia

E-mail: agustinasusilowati@afi.ac.id

ABSTRAK
Latar belakang: Hipertensi merupakan masalah kesehatan yang berbahaya karena
memiliki faktor resiko yang mengarah pada penyakit kardiovaskuler. Penggunaan
diuretik berperan dalam terapi pengobatan seperti hipertensi, gagal jantung, serta
edema. Diketahui bahwa teh hijau dapat berkhasiat sebagai diuretik. Tujuan:
Penelitian ini bertujuan mengetahui perbandingan aktivitas diuretik pada berbagai
produk teh hijau (Camellia sinensis L.). Metode: Pada uji aktivitas diuretik, 30 ekor
mencit di bagi menjadi 6 kelompok yang terdiri dari kelompok I (CMC. Na 1%),
Kelompok II (Furosemid), Kelompok III, IV, V dan VI merupakan kelompok
perlakuan yang terdiri dari pemberian seduhan White Tea, Yellow Tea, Black Dragon
Tea Dan Green Tea Premium dengan dosis 2g, 4g dan 6g yang diseduh dengan 200ml
air suhu 70οC selama 5-15 menit. Pengukuran urin dilakukan setiap 1 jam selama 6
jam. Analisa data dilakukan dengan menggunakan spss versi 26 dengan taraf
kepercayaan 95%. Hasil: Seduhan white tea, yellow tea, black dragon tea dan green
tea premium pada dosis 2g tidak memiliki efek diuretik (p>0,05). Pada dosis 4g, hanya
seduhan green tea premium yang memiliki aktivitas sebagai diuretik (p<0,05) namun
masih lebih rendah dibandingkan dengan furosemid. Pada dosis 6g, white tea, yellow
tea, black dragon tea memiliki aktivitas sebagai diuretik (p<0,05) namun masih lebih
rendah dibandingkan dengan furosemid, sedangkan green tea premium dosis 6g
memiliki aktivitas diuretik yang sebanding dengan furosemid (p>0,05). Kesimpulan:
White tea, yellow tea, black dragon tea memiliki aktivitas diuretik pada dosis 6g,
sedangkan green tea premium memiliki aktivitas diuretik pada dosis 4g dan 6g.

Kata Kunci: Diuretik, White tea, Yellow tea, Black dragon tea, Green tea premium
Buku Abstrak
Pertemuan Ilmiah Tahunan Ikatan Apoteker 2021
Tema: “The Opportunities of Pharmacists’ Digital Services in Pandemic Recovery”
| 65
Aktivitas Hepatoprotektif Ekstrak Etanol Bunga Telang (Clitoria ternatea
L.) Pada Tikus Putih Yang Diinduksi Parasetamol

Anisa Pebiansyah*a,Nur Rahayuningsihb, Ade Yeni Apriliac


a,b,c
Prodi S1 Farmasi, STIKes Bakti Tunas Husada Tasikmalaya, Tasikmalaya,Jawa Barat,
Indonesia

E-mail: anisapebiansyah@gmail.com

ABSTRAK
Latar belakang: Parasetamol menyebabkan kerusakan hati jika dikonsumsi melebihi
batas normal secara terus menerus. Kerusakan hati ditandai dengan peningkatan kadar
enzim Serum Glutamic Pyruvic Transaminase (SGPT) dan Serum Glutamic
Oxaloacetic Transaminase (SGOT) dalam darah. Antioksidan dapat mencegah
kerusakan hati yang diinduksi parasetamol. Bunga telang (Clitoria ternatea) adalah
tanaman yang berpotensi mencegah kerusakan hati karena memiliki aktivitas
antioksidan yang tinggi. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk menelaah aktivitas
hepatoprotektif ekstrak etanol bunga telang pada tikus yang diinduksi parasetamol.
Metode: Tikus dikelompokkan menjadi 6 kelompok terdiri dari kontrol normal tanpa
induksi parasetamol, kontrol negatif, kontrol positif, dosis uji 1, 2 dan 3 diberi
parasetamol sebanyak 150 mg/200 g BB pada hari ke 1 sampai hari ke 7. Setelah 1 jam,
kelompok kontrol positif diberi curliv 37 mg/200 g BB, dosis uji 1, 2 dan 3 diberi
ekstrak etanol bunga telang masing - masing 123 mg/200 g BB, 247 mg/200 g BB dan
370 mg/200g BB pada hari ke 1 sampai hari ke 7. Pada hari ke 8 darah tikus diambil
kemudian dilakukan pengukuran SGPT dan SGOT dengan metode enzimatis
menggunakan alat fotometer. Hasil: Ekstrak etanol bunga telang dosis 1, 2, 3 dan
kontrol positif menunjukkan penurunan SGPT dan SGOT yang berbeda nyata
dibandingkan dengan kontrol negatif tetapi hanya dosis 2 (247 mg/200 g BB) yang
menunjukkan penurunan paling baik setara dengan kontrol positif. Kesimpulan:
Ekstrak etanol bunga telang mempunyai aktivitas hepatoprotektif pada dosis 247
mg/200g BB.
Kata Kunci: Parasetamol, SGOT, SGPT, Antioksidan, Bunga Telang

Buku Abstrak
Pertemuan Ilmiah Tahunan Ikatan Apoteker 2021
Tema: “The Opportunities of Pharmacists’ Digital Services in Pandemic Recovery”
| 66
Uji Toksisitas Akut Ekstrak Daun Kelor (Moringa oleifera Lam.)DAN
Pemeriksaan Organ Hati Makroskopik Terhadap Hewan Uji Tikus Putih
(Rattus norvergicus)
Ayu Dwi Kussumaningrum1, Novi Ayuwardani1, Yetti Hariningsih1
1
Program Studi S1 Farmasi, STIKes Bhakti Husada Mulia, Madiun, Jawa Timur, Indonesia.
Email : ayukussumaningrum28@gmail.com
ABSTRAK

Latar Belakang: Daun Kelor (Moringa oleifera Lam.) merupakan tanaman herbal yang
memiliki banyak manfaat bagi kesehatan. Uji fitokimia menunjukkan bahwa daun kelor
memiliki beberapa kandungan senyawa aktif diantaranya adalah alkaloid, flavonoi d, saponin,
tannin, steroid dan fenol. Untuk mengetahui tingkat keamanan penggunaan daun kelor perlu
dilakukan uji toksisitas. Uji toksisitas merupakan suatu pengujian untuk mengamati suatu
aktifitas farmakologi suatu senyawa. Tujuan: Uji toksisitas yang digunakanadalah uji
toksisitas akut yang bertujuan untuk mengetahui tingkat dosis yang menyebabkan efek toksik
yang muncul dalam waktu singkat.Metode: Penelitian inimerupakan eksperimental dengan 5
perlakuan dosis 3 kali replikasi. Kontrol negatif Na-Cmc 1%, ekstrak kelor 1600mg/kgBB,
1800mg/kgBB, 2000mg/kgBB, 2200mg/kgBB. Hewan uji yang digunakan adalah tikus putih
jantan dewasa berjumlah 20 ekor. Parameter yang diamati meliputi berat badan tikus, gejala
klinis toksisitas, kematian hewan uji, berat relatif organ hati, perubahan makroskopis organ
hati. Data selanjutnya dianalisis dengan One Way Anova. Apabila terdapat perbedaan yang
signifikan, maka dilanjutkan dengan uji Post Hoc LSD. Hasil: Hasil analisis statistic penelitian
ini menujukkan bahwa ada perbedaan yang siginifikan pada perubahan berat badan tikus pada
semua kelompok selama 14 hari (p<0.05).Hasil gejala klinis pada hewan uji terjadi pada
kelompok 3, 4 dan 5 dengan nilai kelompok 3 terjadi 1 gejala, kelompok 4 terjadi 2 gejala,
kelompok 5 terjadi 4 gejala. Semakin tinggi dosis semakin terjadi gejala yang timbul yaitu pada
dosis 2200mg/kgBB. Dari hasil perhitungan berat relatif organ hati kelompok kontrol dengan
kelompok perlakuan tidak ada perbedaan secara signifikan antara kelompok kontrol dengan
kelompok perlakuan setelah diuji dengan analisis one way anova. Didapatkan hasil signifikan
p>0.05. Sehingga diperoleh hasil bahwa pemberian ekstrak daun kelor tidak mempengaruhi
organ hati secara makroskopik pada uji toksisitasakut. Kesimpulan: Ekstrak daun kelor hanya
menunjukkan gejala klinis toksisitas dan perubahan warna organ hati terhadap hewan uji pada
dosis 2200mg/kgBB tanpa adanya kematian pada hewan uji.

Kata Kunci : Daun Kelor (Moringa oleifera Lam.), Ujitoksisitasakut, Organ Hati,
GejalaKlinis, TikusPutih(Rattusnirvergicus).

Buku Abstrak
Pertemuan Ilmiah Tahunan Ikatan Apoteker 2021
Tema: “The Opportunities of Pharmacists’ Digital Services in Pandemic Recovery”
| 67
Pengembangan Madu Sumbawa Sebagai Tonikum Dalam Upaya
Peningkatan Stamina di Masa Pandemi Covid-19
Baiq Leny Nopitasari,a Shah Iqbal Ikraman Akbar,b Alvi Kusuma Wardani*c
a
Departemen Farmasi Klinis dan Farmakologi, Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas
Muhammadiyah Mataram, Nusa Tenggara Barat, Indonesia; bDepartemen Farmasi,
Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Muhammadiyah Mataram, Nusa Tenggara Barat,
Indonesia; c Departemen Fitokimia dan Farmakognosi, Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas
Muhammadiyah Mataram, Nusa Tenggara Barat, Indonesia.

E-mail: alvikusuma99@gmail.com

ABSTRAK
Latar belakang: Covid-19 adalah penyakit yang ditimbulkan oleh infeksi virus corona
jenis baru yang disebut dengan SARS-CoV-2. Namun, jenis virus yang menyebar kali
ini belum pernah ada sebelumnya. Semakin hari kasus positif Covid-19 semakin
bertambah khususnya di wilayah Nusa Tenggara Barat. Covid-19 merupakan self-
limiting disease, yang bisa sembuh dengan sendirinya selama daya tubuh manusia
memadai untuk melawan agen infeksius tersebut. Salah satu cara untuk meningkatkan
kekebalan tubuh manusia adalah dengan menjaga stamina. Madu Sumbawa merupakan
salah satu jenis madu yang sangat popular di dalam maupun di luar pulau Sumbawa
bahkan sampai ke Mancanegara sebagai penambah stamina. Tujuan: Untuk
menganalisis aktivitas madu Sumbawa sebagai tonikum. Metode: Penelitian ini
merupakan model true experimental dengan metode natatory exhaustion. Parameter
yang diukur adalah waktu lelah dari hewan uji. Semakin lama waktu lelah maka
semakin tinggi efek tonikum yang dihasilkan. Hasil: Hasil uji one-way ANOVA
menunjukkan adanya perbedaan yang signifikan (p<0.05) pada semua kelompok.
Madu Sumbawa dosis 75 g/70 kg BB dengan kelompok kontrol negatif yang
memberikan perbedaan nilai signifikan sebesar p=0,008, madu Sumbawa dosis 75 g/70
kg BB dengan kelompok kontrol positif memberikan perbedaan nilai signifikan sebesar
p=0,017. Madu Sumbawa dosis 75 g/70 kg BB mempunyai efek sebagai penguat
tenaga (tonikum). Madu Sumbawa diharapkan dapat menjadi salah satu alternatif terapi
tradisional untuk memenuhi asupan stamina tubuh dan memelihara kesehatan tubuh
terutama pada masa pandemi covid-19. Kesimpulan: Madu Sumbawa terbukti
memiliki aktivitas sebagai penambah stamina (tonikum) dan dosis optimal penggunaan
madu Sumbawa yang berefek sebagai tonikum adalah 75 gram yang diberikan 1 kali
sehari.
Kata Kunci: Madu Sumbawa; Tonikum; Covid-19; Natatory exhaustion.

Buku Abstrak
Pertemuan Ilmiah Tahunan Ikatan Apoteker 2021
Tema: “The Opportunities of Pharmacists’ Digital Services in Pandemic Recovery”
| 68
Uji Aktivitas Antihiperurisemia Ekstrak Etanol Daun Ruku-Ruku
(Ocimum tenuiflorum Linn.) Terhadap Tikus Putih Jantan Galur Wistar
Yang Di Induksi Kalium Oksonat
Budi Untaria Annisa Amrianib, Dwi Aprillianthic
abc
Jurusan Farmasi FMIPA Universitas Sriwijaya
Inderalaya, Propinsi Sumatera Selatan, Indonesia
E-mail: untaribudi@yahoo.com

ABSTRAK

Latar belakang: Hiperurisemia adalah peningkatan kadar asam urat di dalam darah
melebihi nilai normal. Daun ruku-ruku (Ocimum tenuiflorum Linn.) yang mengandung
senyawa flavonoid apigenin dan luteolin dapat menurunkan kadar asam urat. Daun
ruku-ruku bekerja sebagai inhibitor kompetitif enzim xantin oksidase untuk
menghambat pembentukan asam urat. Tujuan: Penelitian bertujuan untuk mengetahui
efek antihiperurisemia dan menentukan dosis efektif (ED50) ekstrak etanol daun ruku-
ruku terhadap tikus putih jantan yang diinduksi jus hati ayam dan kalium oksonat.
Metode: Tahapan penelitian adalah ekstraksi dan uji antihiperurisemia. Daun ruku-
ruku dimaserasi dengan alcohol 70%. Hewan uji dibagi secara acak menjadi lima
kelompok yaitu kontrol positif (allopurinol 1,96 mg/200 gBB), kontrol negatif (Na
CMC 0,5%), kelompok uji ekstrak etanol daun ruku-ruku kelompok I (2,25 g/kgBB),
kelompok II (4,5 g/kgBB), dan kelompok III (9 g/kgBB). Seluruh kelompok diberikan
perlakuan sampai mengalami keadaan hiperurisemia dengan cara diinduksikan jus hati
ayam secara oral setiap hari selama 3 hari dengan dosis 3 mL/200 gBB dan kalium
oksonat pada hari ke-4 250 mg/kgBB secara intraperitoneal, lalu diberikan sediaan uji
selama 8 hari setelah penginduksian. Hasil: Hasil analisis yang didapat menunjukkan
adanya penurunan kadar asam urat pada kelompok I, II dan III dan terdapat perbedaan
signifikan dibandingkan dengan kontrol negatif (p<0,05). Kesimpulan: Persen
penurunan kadar asam urat pada kelompok I, II, dan III sebesar 44,22%; 53,11%; dan
71,71%. Berdasarkan hubungan persentase penurunan kadar asam urat darah terhadap
dosis didapatkan ED50 ekstrak etanol daun ruku-ruku sebesar 3, 93 g/KgBB.

Kata kunci: Daun ruku-ruku (Ocimum tenuiflorum Linn.), antihiperurisemia, hati


ayam, kalium oksonat, ED50

Buku Abstrak
Pertemuan Ilmiah Tahunan Ikatan Apoteker 2021
Tema: “The Opportunities of Pharmacists’ Digital Services in Pandemic Recovery”
| 69
ANALISIS KETEPATAN PENGGUNAAN OBAT PADA PASIEN PENYAKIT
JANTUNG KORONER DENGAN METODE ATC/DDD DAN DU 90 %DI
RUMAH SAKIT X TANGERANG SELATAN TAHUN 2018

1
Delina Hasan, 2Marvel, 3Nurfitriani
Jurusan Farmasi, Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta
ABSTRAK
Penyakit Jantung Koroner (PJK) saat ini merupakan salah satu penyebab utama dan
pertama kematian di negara maju maupun berkembang seperti Indonesia. Penyakit
jantung coroner terjadi karena adanya penyempitan/penyumbatan di dinding pembuluh
darah koroner akibat adanya endapan kolesterol, sehingga suplai darah ke jantung
menjadi terganggu. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui ketepatan penggunaan
Obat pada pasien penyakit jantung koroner di RS X Tangerang Selatan pada tahun
2018. Metodologi, penelitian ini menggunakan desain cross sectional dengan
pengumpulan data secara retrospektif dari 100 rekam medik pasien penyakit jantung
coroner(sebagai sampel) yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. Untuk
mengetahui ketepatan penggunaan obat tersebut digunakan metode ATC/DDD dan DU
90%. Hasil penelitian didapatkan jumlah keseluruhan DDD/100 patient-days adalah
348,35 yang tertinggi pada golongan obat antiplatelet yaitu aspirin sebesar 89,49
DDD/100 patient-days. Obat untuk penyakit jantung koroner yang masuk kedalam
segmen DU 90% adalah aspirin, atorvastatin, clopidogrel, amlodipin dan ramipril.
Persentase ketepatan penggunaan obat pada penelitian ini yaitu ketepatan pemilihan
obat sebesar (89%) tepat obat, ketepatan pemilihan dosis sebesar (98%) tepat dosis,
dan ketepatan indikasi pasien sebanyak (84%) tepat indikasi. Kesimpulan, jumlah
keseluruhan DDD/100 patient-days adalah sekitar 348 yang tertinggi ditemukan pada
golongan obat antiplatelet aspirin sebesar 89,49 DDD/100 patient-days. Obat untuk
penyakit jantung koroner yang masuk kedalam segmen DU 90% adalah aspirin,
atorvastatin, clopidogrel, amlodipin dan ramipril. Ketepatan penggunaan obat yaitu
tepat dalam memilih obat, tepat memilih dosis, dan tepat indikasi.
Kata kunci : Penyakit Jantung Koroner (PJK), ATC/DDD, DU 90%.

Buku Abstrak
Pertemuan Ilmiah Tahunan Ikatan Apoteker 2021
Tema: “The Opportunities of Pharmacists’ Digital Services in Pandemic Recovery”
| 70
Uji Aktivitas Ekstrak Etanol Herba Meniran (Pyillanthus niruri. L) Terhadap
Penyembuhan Luka Bakar Pada Kulit Punggung Mencit Putih Jantan

Eka Siswanto Syamsul,a,b*, Said Syahruddin Assegaf b, Triswanto Sentat b , Supomo,a,b


a
Pengurus Daerah IAI Kalimantan Timur, Kalimantan Timur, Indonesia
b
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Samarinda, Samarinda, Kalimantan Timur, Indonesia

E-mail: eka8382@gmail.com

ABSTRAK
Latar belakang: Luka bakar merupakan salah satu trauma yang sering terjadi dalam
kehidupan sehari-hari, bahkan sering kali merupakan kecelakaan massal. Herba
meniran (Phyllanthus niruri. L) secara tradisional digunakan sebagai obat luka bakar
terkena api atau air panas, luka koreng dan untuk mengobati jerawat. Tujuan: untuk
mengetahui aktifitas dan konsentrasi ekstrak etanol herba meniran (Phyllanthus niruri.
L) dalam penyembuhan luka bakar pada kulit punggung mencit dengan varian dosis.
Metode: Penelitian menggunakan 15 ekor mencit yang dibagi menjadi 5 kelompok
perlakuan, yaitu kelompok kontrol (-) yang diberi vaselin, kelompok kontrol (+) yang
diberi salep X, serta 3 varian konsentrasi ekstrak etanol herba meniran yang
ditambahkan vaselin. Pengujian aktivitas penyembuhan luka bakar dilakukan dengan
cara bagian punggung mencit yang bulunya telah dicukur ditempelkan solder panas
yang ujungnya terdapat lempeng stainless yang telah dipanaskan. Pengamatan di
lakukan selama 14 hari. Hasil penelitian : menunjukan bahwa ekstrak etanol herba
meniran memiliki aktivitas yang baik dalam penyembuhan luka bakar. Pengamatan
hari ke 14 menunjukkan persentase penyembuhan luka pada kontrol positif (100%),
konsentrasi 10% (86,33%), 20%(87,67%), dan 30% (90,00%). Kesimpulan:Dosis
optimum ekstrak etanol herba meniran pada konsentrasi 30% .

Kata kunci: Kulit punggung mencit, Luka bakar, Phyllanthus niruri. L.

Buku Abstrak
Pertemuan Ilmiah Tahunan Ikatan Apoteker 2021
Tema: “The Opportunities of Pharmacists’ Digital Services in Pandemic Recovery”
| 71
Uji Toksisitas Akut Ekstrak Etanol Daun Pidada Merah (Sonneratia
caseolaris L) Pada Mencit Putih (Mus Musculus L)

Eka Siswanto Syamsul,a,b*, Supomo,a Siti Jubaidah a


a
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Samarinda, Samarinda, Kalimantan Timur, Indonesia
b
Pengurus Daerah IAI Kalimantan Timur, Kalimantan Timur, Indonesia

E-mail: eka8382@gmail.com

ABSTRAK
Latar belakang: Daun tanaman pidada merah (Sonneratia caseolaris L.) secara
tradisional digunakan masyarakat kalimantan untuk campuran bedak dingin,
mengobati luka dan berkhasiat antioksidan. Tujuan: untuk mengetahui gejala
toksisitas akut dan lethal dose 50 ekstrak etanol daun pidada merah (Sonneratia
caseolaris L.) terhadap mencit putih, Metode: Penelitian ini menggunakan 20 ekor
tikus yang dibagi menjadi empat kelompok dan diberikan dosis bertingkat yaitu 1,2
g/kgBB, 2,4 g/kgBB, 4,8 g/kgBB, dan 9,6 g/kgBB ekstrak etanol daun pidada merah
dengan sekali pemberian secara oral kemudian diamati gejala ketoksikan dan jumlah
kematian pada tiap hewan uji setelah 24 jam, selanjutnya dilakukan pengamatan bobot
badan selama 14 hari tanpa diberikan perlakuan. Hasil penelitian menunjukkan adalah
LD 50 semu yaitu >9,6 g/kgBB. Gejala klinis yang teramati pada tikus yaitu
menurunnya aktivitas motorik pada dosis tertinggi dan frekuensi grooming yang
meningkat . Kesimpulan: LD50 ekstrak etanol daun pidada merah masuk dalam
kategori praktis tidak toksik (5-15 g/kgBB)

Kata Kunci: Sonneratia caseolaris L, Lethal Dose 50, toksisitas akut.

Buku Abstrak
Pertemuan Ilmiah Tahunan Ikatan Apoteker 2021
Tema: “The Opportunities of Pharmacists’ Digital Services in Pandemic Recovery”
| 72
Meta-analisis Efektivitas Antagonis Reseptor H2 sebagai Profilaksis
Perdarahan Gastrointestinal pada Pasien ICU

Fonny Cokro,1 Juliana Sumartono1


1
Program Studi Farmasi, Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan, Universitas Katolik
Indonesia Atma Jaya Jakarta, DKI Jakarta, Indonesia

E-mail: fonny.cokro@atmajaya.ac.id

ABSTRAK
Latar belakang: Risiko terjadinya perdarahan gastrointestinal bagian atas meningkat
pada pasien dengan kondisi kritis yang dirawat di Intensive Care Unit (ICU), dan 50%
di antaranya mengalami kematian. Histamine-2 Receptor blocker (H2RA) seringkali
digunakan dalam mencegah perdarahan gastrointestinal pada pasien ICU, namun
keefektifan dan keamanannya masih kontroversial. Tujuan: mengetahui efektivitas
dan keamanan H2RA dalam mencegah kejadian perdarahan gastrointestinal di ICU.
Metode: Pengambilan data Randomized Control Trials (RCT) dilakukan melalui
database MEDLINE, Science Direct, dan Cochrane library. Penilaian kualitas
penelitian dilakukan menggunakan metode Critical Appraisal Skills Program (CASP)
oleh dua peneliti, dan meta-analisis fixed effect dilakukan dengan menggunakan
software Review Manager. Hasil: Dari dua belas artikel RCT yang digunakan, terdapat
penurunan risiko perdarahan gastrointestinal (RR=0,40; CI95%=0,30-0,53; I-
square=38%; p<0,00001) dan penurunan kebutuhan transfusi darah (RR=0,44;
CI95%=0,23-0,82; I-square=8%; p=0,01) yang signifikan pada pasien ICU yang
memperoleh H2RA jika dibandingkan dengan plasebo. Namun demikian, tidak terjadi
perbedaan bermakna dari segi kejadian mortalitas antar kedua kelompok (RR=0,99;
CI95%=0,74-1,33; I-square=0%; p=0,96). Dari segi keamanan, H2RA tidak
mempengaruhi kejadian pneumonia nosokomial (RR=1,13; CI95%=0,82-1,55; I-
square=30%; p=0,46). Dilakukan juga analisis sensitivitas dengan hanya memasukkan
lima artikel yang risiko biasnya rendah dan analisis menggunakan random effect, dan
didapatkan hasil signifikansi yang sama terhadap penurunan risiko perdarahan
gastrointestinal. Kesimpulan: Hasil menunjukkan H2RA efektif dan aman digunakan
untuk mengurangi kejadian perdarahan gastrointestinal di ICU, namun tidak
bermanfaat dalam mengurangi kejadian kematian pasien di ICU.
Kata Kunci: Histamine-2 Receptors Antagonist, Intensive Care Unit, Perdarahan
Gastrointestinal.
Buku Abstrak
Pertemuan Ilmiah Tahunan Ikatan Apoteker 2021
Tema: “The Opportunities of Pharmacists’ Digital Services in Pandemic Recovery”
| 73
Perbandingan Aktivitas Antipiretik Ekstrak Etanol dan Etil Asetat Herba
Bandotan (Ageratum conyzoides L.)

Fransiska Maria Christianty,a* Fifteen Aprila Fajrin,a Diana Holidah,a Junita Haulani,a Lady
Refrina Fitriasaria
a
Fakultas Farmasi, Universitas Jember, Jember, Jawa Timur, Indonesia.
*
E-mail: fransiska.farmasi@unej.ac.id

ABSTRAK
Latar belakang: Demam merupakan salah satu respon fisiologis tubuh terhadap stres
metabolik yang ditandai dengan adanya peningkatan suhu tubuh. Selain obat, ramuan
tradisional masih dipercaya oleh masyarakat untuk mengatasi demam. Berdasarkan
kandungan fitokimianya, salah satu tanaman yang dapat dijadikan alternatif adalah
Bandotan (Ageratum conyzoides L.). Sejauh ini, penelitian terhadap potensi antipiretik
masih terbatas. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbandingan
aktivitas antipiretik ekstrak etanol dan etil asetat herba bandotan pada mencit model
hiperpireksia. Metode: Ekstrak etanol dan etil asetat herba Bandotan dibuat dengan
metode maserasi, kemudian dilanjutkan dengan skrining fitokimia dan penetapan kadar
flavonoid total dalam ekstrak. Pada pengujian aktivitas antipiretik, sebanyak 24 ekor
mencit jantan dibagi menjadi 6 kelompok yang terdiri dari kelompok normal, kontrol
negatif (CMC Na 1%), kontrol positif (Parasetamol 100 mg/kg BB), dan 3 kelompok
perlakuan masing-masing ekstrak dengan dosis yang berbeda (100; 200; dan 400 mg/kg
BB). Model hiperpireksia mencit dibuat dengan induksi ragi roti 20% secara subkutan.
Empat jam setelah induksi, mencit diberi perlakuan sesuai kelompok masing-masing
dan dilakukan pengamatan suhu rektal selama 4 jam. Hasil: Skrining fitokimia
menunjukkan kedua ekstrak mengandung flavonoid, alkaloid, saponin, tanin, dan
steroid, sedangkan terpenoid hanya terdapat pada ekstrak etanol. Kadar flavonoid total
ekstrak etanol dan etil asetat herba bandotan adalah sebesar 67,52 dan 249,68 mgQE/g
ekstrak. Aktivitas antipiretik kedua ekstrak terbesar terdapat pada dosis 400 mg/kg BB,
namun tidak terdapat perbedaan persen inhibisi pireksia yang signifikan diantara
keduanya. Kesimpulan: Kedua ekstrak memiliki potensi yang sama untuk
dikembangkan sebagai alternatif agen antipiretik.

Kata Kunci: antipiretik, hiperpireksia, bandotan, etanol, etil asetat


Buku Abstrak
Pertemuan Ilmiah Tahunan Ikatan Apoteker 2021
Tema: “The Opportunities of Pharmacists’ Digital Services in Pandemic Recovery”
| 74
Potensi Antidiabetik Ekstrak Etanol Daun Matoa (Pometia Pinnata) Pada
Tikus Putih Jantan
Joni Tandia,Afriani Sb, Nadirab, Handayani KRb, Wirawan Wb, Afrizalb, Tien Wahyu
Handayanib
a,b
Program Studi S1 Farmasi, STIFA Pelita Mas Palu, Sulawesi Tengah, Indonesia
Email : jonitandi757@yahoo.com

ABSTRAK
Latar belakang : Diabetes Mellitus merupakan penyakit metabolik yang ditandai
dengan tingginya kadar glukosa darah yang biasa di sebut hiperglikemia akibat
kekurangan sekresi insulin. Salah satu tanaman matoa yang telah dimanfaatkan sebagai
obat tradisional adalah daun matoa yang berkhasiat sebagai diabetes melitus. Tujuan
: untuk mengetahui senyawa metabolit sekunder pada ekstrak etanol daun matoa, serta
mengetahui potensi dosis ekstrak etanol daun matoa yang efektif menurunkan kadar
glukosa darah serta pada gambaran histopatologi pankreas tikus putih jantan yang
diinduksi STZ. Metode : Penelitian ini menggunakan metode eksperimen laboratorium
dibagi 6 kelompok perlakuan, tiap kelompok terdiri dari 5 ekor tikus yaitu kelompok
kontrol normal, kontrol negatif, kontrol positif, kelompok perlakuan dosis 100, 200,
dan 300 mg/kg BB. Data dianalisis menggunakan uji statistik One Way ANOVA pada
taraf kepercayaan 95% dilanjutkan dengan uji LSD untuk melihat perbedaan antar
perlakuan. Hasil : hasil penelitian menunjukan ekstrak etanol daun matoa
mengandung senyawa metabolit sekunder alkaloid, flavonoid, saponin, tanin, dan
steroid. pada dosis 300 mg/kg BB menunjukkan hasil yang efektif terhadap penurunan
kadar glukosa darah dengan rata-rata penurunan sebesar 99,6 mg/dL serta ekstrak
etanol daun matoa mempunyai potensi dalam meregenerai sel β pankreas pada tikus
putih jantan yang diinduksi streptozotocin. Kesimpulan : ekstrak etanol daun matoa
dapat menurunkan kadar glukosa darah serta berpotensi dalam meregenerasi sel β
pancreas.

Kata kunci: Pometia pinnata, Streptozotocin, Antidiabetes, Histopatologi Pankreas

Buku Abstrak
Pertemuan Ilmiah Tahunan Ikatan Apoteker 2021
Tema: “The Opportunities of Pharmacists’ Digital Services in Pandemic Recovery”
| 75
Pengaruh Pemberian Ekstrak Etanol Daun Bayam Merah (Alternanthera
Amoena Voss.) Terhadap Gambaran Histopatologi Pankreas Tikus Putih
(Rattus Norvegicus) Yang Diinduksi Aloksan
Keni Idacahyati a, Vera Nurviana b, Rida Nurul Hidayati b , Winda Trisna Wulandari b,
Firman Gsutaman a, Lusi Nurdianti b
a
Prodi Pendidikan Profesi Apoteker, STIKes Bakti Tunas Husada Tasikmalaya, Jawa Barat
Indonesia,; bProdi S1 Farmasi, STIKes Bakti Tunas Husada Tasikmalaya, Jawa Barat
Indonesia,;

E-mail: keniida@stikes-bth.ac.id

ABSTRAK
Latar belakang: Diabetes mellitus (DM) merupakan gangguan metabolisme yang
disebabkan oleh rusak atau berkurangnya Pankreas. Hasil penelitian mengungkapkan
bahwa stres oksidatif memainkan peran penting dalam patogenesis Diabetes
Mellitus. Antioksidan alami dapat membantu dalam netralisasi spesies oksigen reaktif
secara signifikan serta mengurangi probabilitas perkembangan komplikasi
diabetes. Ekstrak etanol Alternanthera amoena Voss. mengandung antioksidan
dengan nilai IC50 4,32 μg/ml. Senyawa metabolit sekunder dalam Alternanthera
amoena Voss. seperti flavonoid, saponin, alkaloid, terpenoid memiliki mekanisme
penurunan kadar glukosa darah sebagai penghambatan ɑ-glukosidase. Metode:
Penelitian ini menggunakan 5 kelompok tikus Wistar jantan. Kelompok I kontrol
positif (Glibenklamid), kelompok II kontrol negatif (Na CMC 1%), kelompok
III (dosis 200 mg/kg BB tikus), kelompok IV (dosis 400 mg/kg BB tikus),
dan kelompok V (dosis 600 mg/kg BB tikus). Tikus diinduksi dengan aloksan dosis
170 mg/Kg BB tikus melalui intraperitoneal (IP). Pengecekan kadar glukosa darah
dilakukan pada hari pertama sebelum diinduksi aloksan kemudian pada hari ke-3, 7,
dan 14. Histopatologi organ pankreas dilakukan untuk mengetahui jumlah kerusakan
sel pada pankreas. Pengecekan kadar glukosa darah dilakukan dengan alat
glukometer (GlucoDr) kode strip 08 Hasil: Dosis yang paling efektif
dari ekstrak etanol Alternanthera amoena Voss. Untuk menurunkan kadar glukosa
darah dan histopatologi pankreas setelah hari ke-14 adalah Kelompok IV (dosis 400
mg/kg BB tikus) dengan persentase penurunan kadar glukosa darah = 121%, dan
persen kerusakan sel pankreas 5,8%. Kesimpulan: Ekstrak etanol Alternanthera
amoena Voss. dapat menurunkan kadar glukosa darah .
Kata Kunci: Diabetes, Mellitus, Bayam, Merah, Antioksidan

Buku Abstrak
Pertemuan Ilmiah Tahunan Ikatan Apoteker 2021
Tema: “The Opportunities of Pharmacists’ Digital Services in Pandemic Recovery”
| 76
Analisis Tingkat Kepuasan Pasien Swamedikasi Terhadap Mutu Pelayanan
Kefarmasian Di Apotek Kelurahan Mojolangu Kecamatan Lowokwaru Kota
Malang
Liza Pristianty1, Hefti Ari Fransiska2, Mutiara Titani3
1)
Fakultas Farmasi Universitas Airlangga, 2) 3) Program Studi Farmasi, Fakultas Ilmu
Kesehatan, Universitas Muhammadiyah Malang

*Correspondent author : liza-p@ff.unair.ac.id

Latar Belakang : Swamedikasi merupakan upaya penanganan penyakit ringan yang


sering terjadi di masyarakat dan menjadi solusi untuk meningkatkan keterjangkauan
pengobatan. Hal ini harus dilakukan dengan hati-hati agar tidak terjadi kesalahan
pengobatan . Aapoteker di apotek diharapkan dapat membantu masyarakat melakukan
swamedikasi untuk meningkatkan kualitas pelayanan di apotek dan mendukung
kepuasan pasien. Tujuan : Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis tingkat
kepuasan pasien swamedikasi terhadap mutu pelayanan kefarmasian di apotek wilayah
Mojolangu, Malang. Metode : Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan
jumlah sampel 100 responden. Teknik pengambilan sampel secara purposive sampling
dan instrumen yang digunakan kuesioner dengan skala likert. Terhadap kuesioner
terlebih dahulu dilakukan uji validitas dan reliabilitas. Dan data yang diperoleh
dianalisis menggunakan metode Servqual and Importance Performance Analysis
(IPA). Hasil dan Kesimpulan : Hasil analisis metode servqual diperoleh skor negatif
(-) pada semua indikator pertanyaan, berarti responden tidak puas dengan pelayanan
apotek di Mojolangu, Malang. Sedangkan pada analisis dengan Importance
Performance Analysis (IPA) diperoleh rata-rata total (X ) pada variabel realita adalah
4,10 dan pada variabel ekspektasi 4,55. Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa
responden tidak puas dengan pelayanan yang diberikan oleh apotek di Mojolangu,
Malang. Pelayanan yang perlu diprioritaskan untuk ditingkatkan adalah kemampuan
apoteker memberikan informasi tentang obat .

Kata kunci : Tingkat kepuasan pasien, kualitas pelayanan, swamedikasi, apotek.

Buku Abstrak
Pertemuan Ilmiah Tahunan Ikatan Apoteker 2021
Tema: “The Opportunities of Pharmacists’ Digital Services in Pandemic Recovery”
| 77
Uji Aktivitas Antiinflamasi Ekstrak Etanol Kulit Buah Delima Putih
(Punica Granatum L.)
Nur Rahayuningsiha, Neiza Nabila Sunardi,a Ilham Alifiara
a
Prodi Farmasi, STIKes Bakti Tunas Husada, Tasikmalaya, Jawa Barat, Indonesia

E-mail: nur.rahayuridwan@gmail.com

ABSTRAK
Latar belakang: Delima Putih (Punica granatum L.) merupakan salah satu
tumbuhan yang bisa digunakan untuk mengobati berbagai macam penyakit, salah
satunya sebagai antiinflamasi. Kulit buah delima mempunyai berat 26 – 30% dari berat
buah keseluruhan dan kaya akan kandungan senyawa fenol seperti flavonoid
(antosianin, katekin dan senyawa flavonoid kompleks serta tannin (punikalin,
pedunkulagin, punikalagin, asam galat dan elagat). Tujuan: mengetahui aktivitas
antiinflamasi dari ekstrak etanol kulit buah delima putih (Punica granatum L.).
Metode: Plestimometer dengan induksi Karagenan 1% 0,1 ml secara subplanar. Tikus
putih jantan galur wistar sebanyak 25 ekor dibagi menjadi 5 kelompok yaitu kontrol
negatif (diberikan Na-CMC 0,5% secara oral), kontrol positif (diberikan Natrium
Diklofenak 217 mg/200 g BB Tikus secara oral), dan kelompok uji dosis 1, 2, dan 3
(diberikan ekstrak etanol kulit buah delima putih dosis 25 mg/200 g BB Tikus, 50
mg/200 g BB Tikus, dan 100 mg/200 g BB Tikus dalam Na-CMC 0,5% secara oral).
Analisis data secara One Way ANOVA dan LSD, dengan tingkat kepercayaan 95%.
Hasil: Terdapat perbedaan yang bermakna antar kelompok pada diameter radang dan volume
radang (p<0,05), kelompok uji dosis 3 tidak berbeda bermakna dengan kontrol positif pada
diameter radang (p=0,436) dan volume radang (p=0,081) Kesimpulan: Ekstrak etanol kulit
buah delima putih dosis 3 (100 mg/ 200gram BB Tikus) mempunyai aktivitas antiinflamasi
paling baik dengan persen hambat volume radang sebesar 53,338% dan persen hambat
diameter radang sebesar 24,774%.

.
Kata Kunci: Antiinflamasi, Karagenan, Punica granatum L.,

Buku Abstrak
Pertemuan Ilmiah Tahunan Ikatan Apoteker 2021
Tema: “The Opportunities of Pharmacists’ Digital Services in Pandemic Recovery”
| 78
Ekspresi GLUT2 Pankreas, Ginjal, dan Hati Tikus model Diabetes yang
diberi Fraksi Etil Asetat Momordica charantia dengan Metode RT-PCR

Parawansah1,3*), I Putu Sudayasa2, Andi Noor Kholidha Syarifin2, Amiruddin Eso2, Eric
Sam2, Nanda Fadillah Restu Amalia2, Nuralifah3.
1
Department Pharmacology, Faculty of Medicine, Halu Oleo University, Kendari, Indonesia
2
Department of Medicine, Halu Oleo University, Kendari, Indonesia
3
Department Pharmacology, Faculty of Pharmacy, Halu Oleo University, Kendari,
Indonesia
Kampus Hijau Bumi Tridharma Anduonohu
Jl. H.E.A. Mokodompit, Kendari 93232, Indonesia

*Corresponding author: parawansah@uho.ac.id

ABSTRAK

Latar Belakang. Fraksi etil asetat (FEA) ekstrak buah Pare berpotensi menurunkan
kadar glukosa darah serta memperbaiki sel beta pankreas. Tujuan. Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui aktivitas anti diabetik FEA Momordica serta mengetahui
perbedaan ekspresi gen GLUT 2 pankreas, ginjal, dan hati tikus diabetes dengan tikus
yang diberi FEA Momordica. Metode. Penelitian ini menggunakan metode
eksperimental dengan desain post test only control group design. Sampel terdiri dari 3
kelompok yaitu kelompok diabetes, kelompok diabetes diberi FEA Momordica, dan
kelompok normal. Dilakukan pengukuran kadar glukosa awal, diinduksi dengan STZ,
pengukuran kenaikan kadar glukosa darah, dilanjutkan pemberian FEA Momordica.
Pada hari ke-8 dilakukan pengambilan darah dan bagian organ yang siap diuji. Hasil.
Analisis menunjukkan tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara kelompok 1 dan
kelompok 2, dimana ekspresi GLUT 2 pankreas pada kelompok diabetes yang diberi
FEA Momordica lebih tinggi dibanding kelompok model diabetes, sedangkan nilai
ekspresi GLUT 2 ginjal dan hati pada kelompok diabetes lebih tinggi dibanding
kelompok yang diberi FEA Momordica. Simpulan. Terdapat aktivitas anti diabetik
FEA Momordica yang ditandai dengan ekspresi GLUT 2 pada ginjal dan hati kelompok
diabetes yang lebih tinggi dibanding kelompok diabetes yang diberi FEA Momordica,
serta ekspresi GLUT 2 pankreas kelompok diabetes yang lebih rendah dibanding
kelompok diabetes yang diberi FEA Momordica.

Kata Kunci: GLUT 2, Momordica charantia L, Pankreas, Ginjal, Hati


Buku Abstrak
Pertemuan Ilmiah Tahunan Ikatan Apoteker 2021
Tema: “The Opportunities of Pharmacists’ Digital Services in Pandemic Recovery”
| 79
Aktivitas Antiinflamasi Fraksi N-Heksan, Fraksi Etil Asetat Dan Fraksi
Air Pada Ekstrak Etanol Buah Pare (Mommordica charantia L.)
Terhadap Kadar Tnf-Α Pada Tikus Wistar

Parawansah1,2, Nuralifah2, Yulfa3


1
Departemen Farmakologi, Fakultas Kedokteran, Universitas Halu Oleo, Kendari, Indonesia
2
Departemen Farmakologi, Fakultas Farmasi, Universitas Halu Oleo, Kendari, Indonesia
3
Jurusan Farmasi, Universitas Halu Oleo, Kendari, Indonesia
Kampus Hijau Bumi Tridharma Anduonohu
Jl. H.E.A. Mokodompit, Kendari 93232, Indonesia

Email: parawansah@uho.ac.id

ABSTRAK

Latar Belakang. Inflamasi merupakan respon imun baik spesifik maupun non spesifik.
Buah pare mengandung golongan senyawa flavonoid, dan terpenoid yang berpotensi
sebagai antiinflamasi. Tujuan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas
antiinflamasi fraksi n-heksan, fraksi etil asetat dan fraksi air pada ekstrak etanol buah
pare (Momordica charantia L.) terhadap kadar Tumor Necrosis Factor Alpha (TNF- α)
pada tikus wistar. Metode. Penelitian ini menggunakan post test only group design.
Menggunakan 6 kelompok perlakuan kontrol normal, kontrol positif (natrium
diklofenak), kontrol negatif (NaCMC 0,5%) dan kelompok uji ( fraksi n-heksan buah
pare dosis 150 mg/kgBB, fraksi etil asetat buah pare dosis 150 mg/kgBB dan fraksi air
buah pare dosis 150 mg/kgBB). Uji in vivo dilakukan induksi inflamasi, pemberian
sediaan dan pengukuran kadar TNF-α dengan metode ELISA. Data dianalisis
menggunakan One Way ANOVA. Hasil. Penelitian menunjukkan rerata kadar TNF-
α kontrol normal (0,494 ng/L) kontrol positif (0,507 ng/L), kontrol negatif (0,721
ng/L), kelompok uji fraksi n-heksan (0, 487 ng/L), kelompok uji fraksi etil asetat (0,513
ng/L) dan kelompok uji fraksi air (0,563 ng/L). Kesimpulan. Kesimpulan yang
diperoleh semua kelompok uji memiliki aktivitas antiinflamasi. Dan kelompok uji
fraksi n-heksan memiliki aktivitas antiinflamasi yang paling baik dari pada kelompok
uji yang lain.

Kata Kunci : Anti-Inflamasi, Mommordica charantia L., Tumor Necrosis Factor


Alpha (TNF-α)

Buku Abstrak
Pertemuan Ilmiah Tahunan Ikatan Apoteker 2021
Tema: “The Opportunities of Pharmacists’ Digital Services in Pandemic Recovery”
| 80
Atherorotektif Efek Pegagan (Centella asiatica L.) dan Kunyit (Curcuma
longa L.) dalam Sediaan Jus pada Model Hewan Hiperlipidemia

Patonah (oral),*a Agus Sulaeman, a Dimas R. Pambudi a


a
Fakultas Farmasi, Universitas Bhakti Kencana, Bandung, Jawa Barat, Indonesia

E-mail: patonah@bku.ac.id

ABSTRAK
Latar belakang: Dislipidemia suatu kondisi yang ditandai dengan peningkatan kadar
kolesterol total, LDL, trigliserida dan atau penurunan kadar HDL. Ekstrak pegagan
(Centella asiatica L.) dan kunyit (Curcuma longa L.) telah dimanfaatkan untuk
mnegatasi berbagai penyakit termasuk dislipidemia. Tujuan: Penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui efek protektif kombinasi daun pegagan dan rimpang kunyit dalam
sediaan jus sebagai antidislipidemia pada tikus Wistar jantan. Metode: Sejumlah 30
ekor tikus dikelompokkan secara acak terdiri dari kelompok normal (menerima
pembawa obat), kelompok kontrol positif (menerima pembawa obat), kelompok
pembanding (menerima gemfibrozil 125 mg/kg), kelompok yang menerima jus dosis
1 dan dosis 2. Semua kelompok kecuali kelompok normal menerima induksi pakan
tinggi lemak 40% dan fruktosa 25% dalam air minum selama 21 hari bersamaan dengan
obat uji. Pada hari ke 21 dilakukan pengukuran meliputi kadar kolesterol total, LDL,
HDL, dan trigliserida, indeks aterogenik, indeks organ hati, denyut jantung, serta
persentase inhibisi peroksidasi lipid. Hasil: Hasil penelitian menunjukkan adanya
perbaikan profil lipid. Penurunan trigliserida sejalan dengan penurunan denyut jantung.
Hasil analisis selanjutnya terdapat penurunan indeks aterogenik, indeks organ hati,
serta inhibisi peroksidasi lipid pada kelompok yang menerima sediaan jus dosis 1 dan
2 yang berbeda bermakna dengan kelompok kontrol positif (p<0,05). Kesimpulan:
pemberian daun pegagan dan rimpang kunyit dalam sediaan jus memberikan efek
atheroprotektif pada keadaan hiperlipidemia.

Kata Kunci: Centella asiatica L., Curcuma longa L. dislipidemia, denyut jantung,
indeks atherogenik, indeks hati

Buku Abstrak
Pertemuan Ilmiah Tahunan Ikatan Apoteker 2021
Tema: “The Opportunities of Pharmacists’ Digital Services in Pandemic Recovery”
| 81
Kekakuan Arteri Pada Hipertensi Yang Diinduksi L-NAME
Patonah (oral),*a Yani Mulyani, a Zulfy Choirunnisa a
a
Fakultas Farmasi, Universitas Bhakti Kencana, Bandung, Jawa Barat, Indonesia

E-mail: patonah@bku.ac.id

ABSTRAK
Latar belakang: Hipertensi merupakan salah satu faktor risiko penyakit
kardiovaskular. Prevalensi hipertensi di dunia sekitar 15-20% yang diperkirakan akan
terus meningkat. Telah dilaporkan bahwa kegagalan kontrol hipertensi dengan obat
disebabkan karena ketidakmampuan obat dalam memperbaiki kekakuan arteri
walaupun mencapai target penurunan tekanan darah. Model hewan diperlukan untuk
mempelajari mekanisme patofisiologi dan target obat untuk mengatasi hipertensi dan
kekakuan arteri. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh
pemberian L-NAME terhadap tekanan darah, kekakuan arteri dan kadar NO (nitrit
oksida) serta terhadap ekspresi gen ACE, iNOS, dan eNOS. Metode: Penelitian ini
dilakukan pada tikus Wistar jantan sebanyak 10 ekor dibagi secara acak menjadi 2
kelompok yang terdiri dari kelompok normal, kelompok induksi (L-NAME 40 mg/kg).
Parameter yang diukur secara non invasif dan in vitro untuk mengetahui kadar NO pada
serum darah tikus dan modulasi ekspresi gen ACE, iNOS, dan eNOS. Hasil: Induksi
L-NAME 40 mg/kg selama 28 hari meningkatkan tekanan darah, kekakuan arteri,
menurunkan ekspresi gen ACE, iNOS dan eNOS yang ditandai dengan penurunan
kadar NO serum yang berbeda bermakna terhadap kelompok normal. Kesimpulan: L-
NAME menginduksi hipertensi yang disertai dengan kekakuan arteri.

Kata Kunci: Ekspresi gen, Hipertensi, Kekakuan arteri, L-NAME, Nitrit oksida

Buku Abstrak
Pertemuan Ilmiah Tahunan Ikatan Apoteker 2021
Tema: “The Opportunities of Pharmacists’ Digital Services in Pandemic Recovery”
| 82
Potensi Pegagan (Centella asiatica L.) sebagai Antiagregasi Platelet

Purwantiningsih (oral) *a Indah Purwantini a, Zuraida Putri Maharani a , Fatimah Mohammad


a
, Duhita Aufiya a
a
Fakultas Farmasi Universitas Gadjah Mada, DI. Yogyakarta, Indonesia

E-mail: purwantiningsih@ugm.ac.id

ABSTRAK
Latar belakang: Penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa pegagan (Centella
asiatica L.) memiliki efek sebagai anti-trombosis. Obat anti-trombosis pada umumnya
bekerja sebagai anti-agregasi platelet. Tujuan: Penelitian ini dilakukan untuk
mengetahui ekstrak yang mempunyai aktivitas anti agregasi platelet paling tinggi
diantara 3 ekstrak pegagan yang diujikan, yaitu ekstrak etanol 96%, 50% dan infusa.
Metode: Uji dilakukan dengan memberikan ekstrak pada mencit setiap hari selama 28
hari, kemudian darah tikus diambil pada hari ke-0, 7, 14, 21 dan 28 dan dilakukan
analisis anti agregasi platelet yang dilihat dari 3 parameter yaitu waktu pendarahan,
waktu koagulasi, dan penurunan serapan plasma. Hasil: Berdasarkan hasil uji statistik
univariat tidak ada pengaruh jenis ekstrak terhadap hasil uji waktu pendarahan, tetapi
dipengaruhi oleh kelompok dan waktu pengamatan. Tidak ada pengaruh jenis ekstrak
terhadap hasil uji waktu koagulasi, tetapi dipengaruhi oleh kelompok dan waktu
pengamatan. Tidak ada pengaruh kelompok maupun waktu pengamatan terhadap
penurunan serapan plasma dan hanya dipengaruhi oleh jenis ekstrak tetapi dari hasil
uji Scheffe tidak ada perbedaan antara perlakuan ekstrak etanol 50% dan infusa
terhadap ekstrak etanol 96%. Ekstrak polar pegagan memiliki efek antiagregasi platelet
berdasarkan data waktu pendarahan dan waktu koagulasi dan tidak ada perbedaan efek
antigaregasi platelet dari ketiga jenis ekstrak yang digunakan
Kata Kunci: Centella asiatica L, anti agregasi platelet, waktu pendarahan, waktu
koagulasi, penurunan serapan plasma

Buku Abstrak
Pertemuan Ilmiah Tahunan Ikatan Apoteker 2021
Tema: “The Opportunities of Pharmacists’ Digital Services in Pandemic Recovery”
| 83
Aktivitas Penghambatan -Glukosidase dan Antioksidan Dari Mimosa
pudica L.

Muhamad Afham,a Yohannes Steven B Pa, Hilwan Yuda Terunaa, Rudi Hendraa*
a
Jurusan Kimia, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Riau,
Pekanbaru, Riau, Indonesia

E-mail: rudi.hendra@lecturer.unri.ac.id

ABSTRAK
Latar belakang: Tanaman putri malu (mimosa pudica L.) merupakan tanaman asli
Amerika selatan dan Amerika Tengah yang banyak dijumpai di Indonesia. Masyarakat
di Indonesia memanfaatkan tanaman ini sebagai obat herbal untuk mengobati berbagai
penyakit seperti insomnia, radang mata akut, kencing batu, panas tinggi pada anak-
anak, cacingan, peradangan saluran napas (bronchitis) dan herpes. Tujuan: Pada
penelitian ini, tumbuhan ini dilakukan analisis aktivitas antioksidan dan antidiabetes
mellitus dari beberapa ekstrak. Metode: tanaman ini diekstraksi dengan pelarut
metanol dan dipartisi dengan n-heksana, diklorometana (DCM), dan etil asetat
sehingga diperoleh ekstrak n-heksana (EHMP), ekstrak DCM (EDMP), ekstrak etil
asetat (EEMP) dan ekstrak air (EAMP). Semua ekstrak dilakukan analisis aktivitas
antidiabetes mellitus dengan metode penghambatan α-glukosidase dan antioksidan
dengan metode free radical scavenging activity menggunakan DPPH. Hasil: EAMP
menunjukkan aktivitas antidiabetes dengan inhibisi 69.9 % pada konsentrasi 500 ppm
dan ekstrak lainnya tidak menunjukkan adanya aktivitas penghambatan α-glukosidase.
Untuk aktivitas antioksidan, EDMP, EEMP, dan EAMP menunjukkan aktivitas yang
cukup tinggi dengan IC50 berturut-turut 77.4 ppm, 26.9 ppm, dan 81.4 ppm sedangkan
EHMP memiliki aktivitas yang cukup rendah dengan IC50 635,6 ppm. Kesimpulan:
Dari hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa M. pudica memiliki potensi yang
cukup besar sebagai sumber antidiabetes dan antioksidan alami sehingga perlu
dilakukan isolasi metabolit sekunder dari tumbuhan tersebut.

Kata Kunci: Antidiabetes, antioksidan, M. pudica

Buku Abstrak
Pertemuan Ilmiah Tahunan Ikatan Apoteker 2021
Tema: “The Opportunities of Pharmacists’ Digital Services in Pandemic Recovery”
| 84
Antioksidan dan Penghambatan α-Glukosidase dari Ekstrak Pyrrosia
longifolia
Rohimatul Khodjah,a, Umi Gaya Octari a,, Alfran Hudam Muntazar a,, Sheryl Sesari Lavionda
a
,, ,a Hilwan Yuda Teruna a, Rudi Hendra
a
Jurusan Kimia, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Riau,
Pekanbaru, Riau, Indonesia

E-mail: rudi.hendra@lecturer.unri.ac.id

ABSTRAK
Latar belakang: Pyrrosia longifolia adalah spesies pakis dalam famili Polypodiaceae.
Dalam Farmakope Cina, tiga Pyrrosia jenis, P. lingua, P. sheareri dan P. petiolosa,
digunakan sebagai sumber pengobatan tradisional seperti menggobati penyakit
diabetes mellitus. Tujuan: Berdasarkan hal tersebut dalam penelitian ini dilakukan
analisis aktivitas penghambatan α-glukosidase dari beberapa ekstrak dari P. longifolia
beserta aktivitas antioksidan dan tingkat toksisitasnya. Metode: Spesies ini diekstraksi
menggunakan metode maserasi dengan metanol dan partisi berdasarkan tingkatan
kepolaran (n-heksana, diklorometana, etil asetat, dan air). Aktivitas antidiabetes
dengan menggunakan metode penghambatan α-glukosidase dan uji antioksidan dengan
menggunakan radikal DPPH, dan toksisitas menggunakan Brine Shrimp Letalithy Test
(BSLT). Hasil: Aktivitas penghambatan α-glukosidase menunjukkan bahwa semua
ekstrak uji menunjukkan aktivitas yang sangat lemah pada konsentrasi 500 ppm,
sedangkan pada aktivitas antioksidan menggunakan radikal DPPH menunjukkan
ekstrak etil asetat memiliki aktivitas hambat yang paling tinggi dengan IC50 28,22 ppm.
Selanjutnya pada pengujian toksistas meunjukkan bahwa semua ekstrak tidak toksis
terhadap Artemia salina. Kesimpulan: Pada penelitian ini menunjukkan bahwa
spesies ini memiiki aktivitas antioksidan yang tinggi dan diperlukan pengujian lebih
lanjut dan juga mengisolasi senyawa yang bertanggung jawab terhadap aktivitas
tersebut.

Kata Kunci: Antidiabetes, antioksidan, P. longifolia.

Buku Abstrak
Pertemuan Ilmiah Tahunan Ikatan Apoteker 2021
Tema: “The Opportunities of Pharmacists’ Digital Services in Pandemic Recovery”
| 85
Efektivitas Kombinasi Jus Hati Ayam dan Serbuk Biji Melinjo Sebagai
Bahan Penginduksi Hiperurisemia Pada Tikus

Siti Sadiah (oral)a,d, Mawar Subangkitb Jurnila Sari Tanjung*c


a
Divisi Farmakologi dan Toksikologi/Departemen AFF/Fakultas Kedokteran Hewan, IPB
University, Bogor,Jawa Barat, Indonesia; bDivisi Patologi Klinik/Departemen KRP/Fakultas
Kedokteran Hewan, IPB University, Bogor,Jawa Barat, Indonesia; cMahasiswa Fakultas
Kedokteran Hewan , IPB University, Bogor, Jawa Barat, Indonesia ; Pusat Studi Biofarmaka
Tropika, ,LPPM, IPB University, Bogor, Jawa Barat, Indonesia

E-mail: sitisa@apps.ipb.ac.id

ABSTRAK
Latar belakang: Hiperurisemia adalah salah satu penyakit sindroma metabolik yang
ditandai dengan tingginya kadar asam urat dalam darah. Prevalensi yang cukup tinggi
pada penyakit ini mendorong pencarian senyawa aktif baru yang berpotensi sebagai
antihiperurisemia. Penelitian uji in vivo untuk membuktikan efektifitas sebagai
antihiperurisemia diperlukan hewan model dengan kondisi hiperurisemia. Bahan
penginduksi yang umumnya digunakan adalah kalium oksonat. Makanan yang
mengandung basa purin yang tinggi juga berpotensi meningkatkan kadar asam urat
dalam darah diantaranya adalah hati ayam dan biji melinjo. Namun sejauh ini belum
ada penelitian yang mengkombinasikan kedua bahan tersebut sebagai bahan
penginduksi hiperurisemia. Tujuan: Mengetahui efektifitas kombinasi jus hati ayam
dan serbuk biji melinjo untuk menghasilkan kondisi hiperurisemia dengan onset dan
durasi yang paling optimal pada tikus Metode: enam kelompok tikus putih Sprague
Dawley (n=5) terdiri dari kelompok normal, kelompok kontrol positif, kelompok jus
hati ayam, kelompok serbuk biji melinjo dan dua kelompok yang diberikan kombinasi
jus hati ayam dan serbuk biji melinjo dengan komposisi yang berbeda. Perlakuan
diberikan setiap hari selama 15 hari. Parameter yang diamati adalah kadar asam urat
yang diukur setiap 3 hari sekali dan bobot badan Hasil: Kombinasi jus hati ayam dan
serbuk melinjo dengan dosis setengah dari dosis tunggal masing-masing memiliki
onset dan durasi yang lebih baik Kesimpulan: Kombinasi jus hati ayam dan serbuk
biji melinjo bersifat potensiasi sebagai bahan penginduksi kondisi hiperurisemia pada
tikus.
Kata Kunci: hiperurisemia, tikus model, hati ayam, biji melinjo

Buku Abstrak
Pertemuan Ilmiah Tahunan Ikatan Apoteker 2021
Tema: “The Opportunities of Pharmacists’ Digital Services in Pandemic Recovery”
| 86
Faktor Prediktor Ketercapaian Target Tekanan Darah Pasien Hipertensi
di RS Muhammadiyah Gamping
Siwi Padmasari,*a Nadia Husnab
a,b
Prodi Farmasi/Fakultas Kesehatan, Universitas Jenderal Achmad Yani Yogyakarta,
Daerah Istimewa Yogyakarta, Indonesia

E-mail: siwipadmasari29@gmail.com

ABSTRAK
Latar belakang: Hipertensi merupakan penyakit yang berada pada peringkat ketiga
penyebab kematian di Indonesia dan D.I Yogyakarta menempati urutan ketiga.
Banyaknya faktor-faktor yang mempengaruhi capaian target tekanan darah seperti usia,
penyakit penyerta, jenis kelamin, durasi hipertensi, dan regimen obat antihipertensi
berhubungan signifikan dengan peningkatan tekanan darah. Tujuan: Tujuan
penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran penggunaan obat antihipertensi dan
faktor risiko terhadap ketercapaian target tekanan darah pada pasien hipertensi rawat
jalan di RS PKU Muhammadiyah Gamping Yogyakarta. Metode: Penelitian ini
merupakan penelitian non-eksperimental dengan rancangan penelitian deskriptif
analitik. Pengambilan data dilakukan secara retrospektif dari data rekam medis pasien
hipertensi rawat jalan pada bulan Januari hingga Juli 2019. Pengambilan data dilakukan
secara purposive sampling. Sampel pada penelitian ini didapatkan sebanyak 103
pasien. Data dianalisis secara deskriptif untuk melihat pola penggunaan obat
antihipertensi dan persentase ketercapaian target tekanan darah. Hubungan antara
faktor usia, penyakit penyerta, jenis kelamin, durasi hipertensi, dan regimen obat
antihipertensi dengan capaian target tekanan darah dianalisis menggunakan analisis
bivariat dan multivariat. Hasil: Berdasarkan hasil penelitian didapatkan 42% pasien
telah mencapai target tekanan darah berdasarkan JNC VIII. Pasien yang mendapatkan
monoterapi antihipertensi sebanyak 33% dan kombinasi antihipertensi sebanyak 67%.
Monoterapi paling banyak adalah obat golongan Calcium Chanel Blocker (17,48%)
sedangkan kombinasi antihipertensi paling banyak golongan Angiotensin Receptor
Blocker dan Calcium Channel Blocker (30,10%). Terdapat hubungan bermakna antara
faktor usia, penyakit penyerta, durasi hipertensi, dan regimen obat antihipertensi
terhadap ketercapaian target tekanan darah (p<0,05). Kesimpulan: Faktor prediktor
yang signifikan berpengaruh terhadap ketercapaian target tekanan darah pada pasien
hipertensi adalah usia, penyakit penyerta, durasi hipertensi dan regimen terapi
antihipertensi.
Kata Kunci: hipertensi, tekanan darah, faktor prediktor

Buku Abstrak
Pertemuan Ilmiah Tahunan Ikatan Apoteker 2021
Tema: “The Opportunities of Pharmacists’ Digital Services in Pandemic Recovery”
| 87
Studi eksplorasi pandangan apoteker terhadap pengembangan sistem
rekognisi profesi apoteker di Indonesia

Sherly Meilianti, Felicity Smith, Ian Bates


Department of Practice and Policy, UCL School of Pharmacy, London, United Kingdom
E-mail: sherly.meilianti.15@ucl.ac.uk

ABSTRAK
Latar belakang: Sistem rekognisi profesi dikenal sebagai sistem penjaminan kualitas
apoteker yang independen, kredibel, adil and transparan untuk mengakui performa
apoteker dalam berpraktik. Sistem ini telah digunakan di berbagai negara maju di dunia
seperti Inggris, Amerika dan Singapura dalam merekognisi praktik advance dan
spesialis. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengumpulkan persepsi dari apoteker
praktisi mengenai kebutuhan, manfaat dan metode sistem rekognisi profesi. Metode:
43 apoteker berpartisipasi dalam wawancara atau diskusi kelompok. Pertanyaan
wawancara meliputi: (1) minat dan kebutuhan apoteker tentang sistem rekognisi
profesi; (2) manfaat yang dirasakan dari sistem; dan (3) metode penerapan sistem. Hasil
wawancara ditranskripsikan dan dianalisis secara tematis dengan menggunakan NVivo
Versi 12. Hasil: Partisipan menunjukkan ketertarikan dalam pengembangan sistem
rekognisi profesi di Indonesia. Sistem di mana apoteker dapat diakui secara sosial dan
finansial akan memotivasi apoteker untuk lebih advance dalam praktik mereka. Sistem
ini juga akan membangun kepercayaan dari tenaga kesehatan lain terhadap profesi
apoteker dan juga akan memberikan dampak positif terhadap masyarakat. Kombinasi
beberapa metode direkomendasikan dalam untuk mendukung sistem yang kredibel dan
transparan, misalnya melalui kombinasi peer review dan portofolio. Pengembangan
sistem yang sederhana, secara daring dan adaptabel dengan jalur karir di tempat kerja
direkomendasikan. Kolaborasi dengan stakeholder dianggap penting dalam
mengembangkan sistem pengakuan profesional. Kesimpulan: Secara umum, terdapat
ketertarikan dari partisipan dalam pengembangan sistem rekognisi apoteker di
Indonesia. Sistem rekognisi apoteker dapat bermanfaat untuk apoteker sendiri,
stakeholder dan masyarakat. Metode sistem rekognisi yang transparan, kredibel,
fleksibel dan dapat diadaptasikan di tempat kerja direkomendasikan.

Kata Kunci: Apoteker, sistem rekognisi profesi, studi kualitatif, advance, spesialis

Buku Abstrak
Pertemuan Ilmiah Tahunan Ikatan Apoteker 2021
Tema: “The Opportunities of Pharmacists’ Digital Services in Pandemic Recovery”
| 88
Pengaruh Infusa Daun Pepaya (Carica papaya L.) Terhadap Histopatologi
Hati Dan Ginjal Mencit Galur Balb/C
Surya Amal,a Maya Arfania,b Ahmad Ridwan Firdaus,c Sri Bidayatul Hidayah,d

Himyatul Hidayah e
a-e
Fakultas Farmasi Universitas Buana Perjuangan Karawang
Jl. HS. Ronggowaluyo Sirnabaya, Puseurjaya, Telukjambe Timur, Karawang,
Jawa Barat, 41361, Indonesia

E-mail: surya.amal@ubpkarawang.ac.id

ABSTRAK
Latar belakang: Tumbuhan Pepaya (Carica papaya L.) yang termasuk dalam
famili Caricaceae telah lama dikenal sebagai obat tradisional demam berdarah,
serta beberapa studi antikanker dan antiinflamasi setelah identifikasi fitokimia
bermanfaat seperti saponin dalam daun. Namun, uji toksisitas diperlukan untuk
mengetahui keamanan penggunaanya sebagai obat tradisional. Tujuan: Tujuan
dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pemberian infusa daun
pepaya terhadap gambaran histopatologi hati dan ginjal mencit jantan galur
Balb/c. Metode: Metode penelitian yang digunakan adalah eksperimental yang
dilakukan dengan rancangan acak lengkap (RAL) dengan menggunakan beberapa
kelompok perlakuan dengan infusa daun pepaya dengan konsentrasi 10% b/v, 20
% b/v, dan 30 % b/v yang dibandingkan dengan kontrol. Semua kelompok
perlakuan diberikan secara peroral selama 28 hari, selanjutnya dilakukan
pengamatan terhadap gambaran histopatologi hati dan ginjal. Hasil: Hasil
penelitian menunjukkan bahwa gambaran histopatologi hati yang diamati yaitu
sel yang mengalami degenerasi dan nekrosis dengan p-value masing-masing
0,006 < p 0,05 dan 0,000 < p 0,05. Gambaran histopatologi ginjal yang dianalisa
meliputi sel yang mengalami kongesti dan hemorragi dengan p-value masing-
masing 0,882 > p 0,05 dan 1,000 > p 0,05. Peneiltian ini menyimpulkan bahwa
terdapat pengaruh yang signifikan pada pemberian infusa daun pepaya 10% b/v,
20% b/v dan 30% b/v terhadap gambaran histopatologi hati mencit galur Balb/c.
Sedangkan pengamatan histopatopatologi ginjal pada perlakuan yang sama
ditemukan pembuluh darah yang berisi eritrosit namun tidak memberikan
pengaruh yang signifikan terhadap kelompok perlakuan.
Kata kunci : infusa, daun pepaya, histopatologi hati, histopatologi ginjal

Buku Abstrak
Pertemuan Ilmiah Tahunan Ikatan Apoteker 2021
Tema: “The Opportunities of Pharmacists’ Digital Services in Pandemic Recovery”
| 89
Uji Aktivitas Antihiperurisemia Beberapa Tumbuhan Famili
Asteraceae
Surya Amal,a Neni Sri Gunarti,b Kamal Lullael,c Kankan Prama Soebakti,d
Dinda Gusti Mahdalena,e Nida Nur Fadhillah,f Himyatul Hidayahg
a-g
Fakultas Farmasi Universitas Buana Perjuangan Karawang
Jl. HS. Ronggowaluyo Sirnabaya, Puseurjaya, Telukjambe Timur, Karawang,
Jawa Barat, 41361, Indonesia

E-mail: surya.amal@ubpkarawang.ac.id

ABSTRAK

Latar belakang: Tumbuhan famili Asteraceae sering digunakan masyarakat


sebagai obat tradisional. Efek farmakologi tumbuhan Asteraceae dapat dikaitkan
dengan berbagai senyawa fitokimia, termasuk polifenol, asam fenolik, flavonoid,
asetilena dan triterpen. Flavonoid telah terbukti memiliki aktivitas tinggi untuk
penghambatan terhadap xantin oksidase, dan ditemukan memiliki kemampuan
untuk menurunkan kadar asam urat dalam serum. Tujuan: Tujuan penelitian ini
untuk menguji aktivitas antihiperurisemia ekstrak etanol beberapa tumbuhan
anggota famili Asteraceae (Taraxacum officinale, Crassocephalum crepidioides,
Elephantopus scaber, Gynura procumbens, Ageratum conyzoides, Sonchus
arvensis, Gynura divaricate) terhadap hewan uji mencit (Mus musculus). Metode:
Metode penelitian yang digunakan adalah eksperimental dengan menggunakan
hewan uji mencit jantan galur Balb/c. Pada penelitian ini kadar asam urat diukur
menggunakan metode POCT (Point of Care Testing) dengan alat UA Sure. Hasil:
Hasil penelitian menunjukan bahwa tumbuhan yang memberikan efek
antihiperurisemia paling tinggi dalam menurunkan kadar asam urat yaitu ekstrak
Tempuyung (Sonchus arvensis) pada dosis 500 mg/Kg BB dengan persentase
penurunan sebesar 52%. Sedangkan penurunan paling terkecil pada ekstrak
Bandotan (Ageratum conyzoides) pada dosis 500 mg/KgBB dengan presentase
penurunan sebesar 4,80%. Penelitian ini menyimpulkan bahwa ekstrak etanol
beberapa tumbuhan famili Asteraceae berpengaruh secara signifikan terhadap
penurunan kadar asam urat pada mencit dan memiliki potensi sebagai obat
antihiperurisemia.

Kata kunci: antihiperurisemia, famili Asteraceae, mencit

Buku Abstrak
Pertemuan Ilmiah Tahunan Ikatan Apoteker 2021
Tema: “The Opportunities of Pharmacists’ Digital Services in Pandemic Recovery”
| 90
Gel Kombinasi Esktrak Etanol A. conyzoides 10%, C. asiatica 5%, C.
ternatea 5% dan Astaxanthin 0,1% Efektif untuk Penyembuhan Luka
Diabetes: Model Hewan
Yedy Purwandi Sukmawan,*a Ira Rahmiyani,a Nidi Halipah a
a
Program Studi Farmasi, Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Bakti Tunas Husada,,
Tasikmalaya, Jawa Barat, Indonesia.

E-mail: yedipur@gmail.com

ABSTRAK
Latar belakang: Ulkus diabetik merupakan salah satu komplikasi diabetes yang sulit
untuk disembuhkan dan dapat berakhir pada amputasi organ yang terkait pada luka
tersebut. Prevalensi kejadian ulkus diabetik menunjukkan kecenderungan peningkatan
setiap tahun. Akan tetapi, sampai saat ini belum ada sediaan topikal yang
direkomendasikan untuk penatalaksanaan keadaan tersebut. Pada penelitian kami
sebelumnya menunjukkan bahwa ekstrak C. ternatea memberikan efektifitas
penyembuhan luka diabetes dan kombinasi A. conyzoides, C. asiatica, dan Astaxanthin
memberikan efektifitas dalam penyembuhan luka. Tujuan: Untuk mengetahui
efektifitas kombinasi gel ekstrak etanol A. conyzoides, C. asiatica, C. ternatea dan
Astaxanthin dalam penyembuhan luka diabetes pada model hewan. Metode: Pengujian
ini dilakukan terhadap 3 kelompok yaitu kelompok negatif (Basis Gel), Kelompok
positif (Oxoferin) dan kelompok uji (A. conyzoides 10%, C. asiatica 5%, C. ternatea
5% dan Astaxanthin 0,1%). Masing-masing kelompok terdiri dari 4 tikus. Tikus
diinduksi menggunakan aloksan 150 mg/Kg BB secara intraperitonial dan dinyatakan
diabetes bila kadar gula darah >200 mg/dL. Setelah itu dilanjutkan dengan pembuatan
luka sayat pada daerah punggung dengan panjang 1,5 cm dan dilakukan pemantauan
penyembuhan luka selama 14 hari dilihat dari penutupan lukanya. Hasil: Hasil
penelitian menunjukan bahwa terdapat perbedaan yang siginifikan antara kelompok
negatif, positif dan kelompok uji (p<0.05). Hasil persentase penyembuhan luka yaitu
41,65 %, 51,77%, 70,79% untuk kelompok negatif, positif dan uji. Kesimpulan: Gel
kombinasi A. conyzoides 10%, C. asiatica 5%, C. ternatea 5% dan Astaxanthin 0,1%
efektif dalam meningkatkan kecepatan penyembuhan luka diabetes dalam model
hewan.

Kata Kunci: Penyembuhan luka, A. conyzoides, C. asiatica, C. ternatea, Astaxanthin

Buku Abstrak
Pertemuan Ilmiah Tahunan Ikatan Apoteker 2021
Tema: “The Opportunities of Pharmacists’ Digital Services in Pandemic Recovery”
| 91
Aktivitas Ekstrak Pegagan Embun (Hydrocotyle sibthorpioides
Lam.) Terhadap sel NK dan Sel CD8 pada Mencit Putih Jantan
Terpapar Antigen Virus H5N1
Yufri Aldi (oral)1 Fitratul Wahyuni,1Elidahanum Husni 1
1
Fakultas Farmasi Universitas Andalas Padang, Indonesia

E-mail: yufrialdi@gmail.com

ABSTRAK
Latar belakang: Tumbuhan pegagan embun telah digunakan untuk meningkatkan
daya tahan tubuh. Tujuan: Pada penelitian ini dilihat efek dari ekstrak pegagan embun
terhadap aktivitas sel NK dan sel CD 8 pada mencit putih jantan yang sudah terpapar
oleh antigen H5N1. Metode: Hewan percobaan digunakan sebanyak 35 ekor, dibagi
menjadi 7 kelompok, dengan menvariasikan waktu pemberian antigen H5N1.
Kelompok 1 dan 2, diberikan ekstrak uji selama 7 hari dan diinduksi antigen H5N1
pada hari ke 1 dan 7 dievaluasi hari ke-8. Kelompok 3 diberikan ekstrak uji selama 3
hari lalu diinduksi antigen hari ke 4 dan dilanjutkan dengan pemberian ekstrak uji
sampai hari ke 7. Pada kelompok 5 dan 7 diberikan hanya diinduksi antigen H5N1 saja
pada hari ke 1 dan dievaluasi pada hari ke-8 dan hari ke-5. Kelompok 4 dan 6 hanya
diberikan ekstrak uji selama 7 dan 4 hari. Hasil: Setelah dihitung maka aktivitas sel
NK untuk kelompok1 sampai 7 secara berurutan adalah 2,12; 2,03; 2,07; 1,87; 1,98;
1,91; dan 1,95 ng/mL sedangkan untuk aktivitas sel CD8 adalah 22,23; 24,61; 23,69;
21,10; 19,20; 19,87; dan 18,13 ng/mL. Kesimpulan: Dari hasil analisa statistik dapat
disimpulkan bahwa pemberian ekstrak pegagan embun pada mencit putih jantan yang
terpapar dengan antigen H5N1 dapat meningkatkan aktivitas sel NK dan sel CD8.

Kata Kunci: Hydrocotyle sibthorpioides Lam.; immunostimulan; Sel Natural Killer;


Sel CD8

Buku Abstrak
Pertemuan Ilmiah Tahunan Ikatan Apoteker 2021
Tema: “The Opportunities of Pharmacists’ Digital Services in Pandemic Recovery”
| 92
KATEGORI
Farmasetika dan Teknologi Farmasi (TF)

Buku Abstrak
Pertemuan Ilmiah Tahunan Ikatan Apoteker 2021
Tema: “The Opportunities of Pharmacists’ Digital Services in Pandemic Recovery”
| 93
Formulasi serum antioksidan dari kombinasi ekstrak buah ceremai
(Phyllanthus acidus Skeels) dan ekstrak kulit buah semangka (Citrullus
lanatus Thumb)

Eneng Elda Ernawati, Shelly Taurhesia, Yunahara Farida

Fakultas Farmasi, University Pancasila. Jl. Srengseng sawah, Jagakarsa, Jakarta

ABSTRAK
Ceremai (Phyllantus acidus) mengandung kaemferol, kuarcetin, mirisetin, pylantusol
A, pylantusol B, asam klorogenat, katekin, asam sinamat, kumarat, asam kafeat, asam
kuinat, asam sitrat, asam ascorbat, asam galat, asam elagat dan asam malat, sedangkan
kulit buah semangka (Citrullus lanatus) mengandung retinol (Vitamin A), thiamin
(Vitamin B1), Riboflavin (Vitamin B2), niacin (Vitamin B3), pyridoxin (Vitamin B6),
dan Vitamin C. Keduanya mengandung bahan-bahan yang memiliki aktivitas
antioksidan. Tujuan: memperoleh nilai IC50 antioksidan yang terbaik dari kombinasi
ekstrak buah ceremai (Phyllanthus acidus) dan ekstrak kulit buah semangka (Citrullus
lanatus) dengan ratio yang berbeda, kemudian mengembangkan formula produk
perawatan kulit “serum” yang masih memiliki aktivitas antioksidan yang kuat, stabil
serta tidak mengiritasi. Metode: Aktivitas antioksidan masing-masing ekstrak
ditentukan dengan DPPH, setelah diperoleh nilai IC50 dari masing-masing ekstrak buah
ceremai (EBC) dan ekstrak kulit buah semangka (EKBS), maka dilakukan uji
antioksidan atas kombinasi ekstrak dengan ratio 1:1; 2:1 dan 1:2 terhadap nilai IC50
masing-masing. Ratio EBC dan EKBS (2:1) memberikan nilai IC50 73,75 ppm.
Dikembangkan dua formula serum dimana F1 mengandung 0.76 g EBC dan 0.5 g
EKBS sedangkan bahan aktif F2 adalah dua (2) kali dari F1 yaitu 1.53 g EBC dan 1 g
EKBS. Kedua formula Serum menunjukan warna coklat transparan, dengan aroma
yang khas, pH 3.9. Kesimpulan: Nilai IC50 untuk F1 adalah 12,125 % sedangkan untuk
formula F2 adalah 8,77 % yang tidak berbeda dengan kontrol positif yaitu produk
serum yang telah beredar di pasar yang memiliki nilai IC50 adalah 6.3%. Kedua formula
serum stabil selama penyimpanan 3 bulan pada suhu 25oC , 4o C maupun pada suhu
40oC, dan uji pada kelinci tidak menunjukkan adanya iritasi.
Kata kunci: Ceremai (Phyllantus acidus Skeels), kulit buah semangka (Citrullus
lanatus Thumb), serum, antioksidan

Buku Abstrak
Pertemuan Ilmiah Tahunan Ikatan Apoteker 2021
Tema: “The Opportunities of Pharmacists’ Digital Services in Pandemic Recovery”
| 94
Pengembangan Penyubur Rambut menggunakan kombinasi ekstrak
etanol herba pegagan (Centella asiatica (L) Urban) dan ekstrak n-heksana
Bawang Putih (Allium sativum L)

Shelly Taurhesia (oral/poster), Dwi Setyoningsih, Teti Indrawati


Fakultas Farmasi, University Pancasila. Jl. Srengseng sawah, Jagakarsa, Jakarta

ABSTRAK
Latar belakang: Pegagan (Centella asiatica L Urban) mengandung asiaticoside,
flavonoid, fitosterol, asam madecassid, madecassoside, asam asiatic dan asam amino
yang berpotensi merangsang pertumbuhan rambut, sedangkan Bawang putih (Allium
sativum L) kaya akan nutrisi untuk pertumbuhan rambut seperti alkaloid dan
sterol/terpenoid. Tujuan: Penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa masing-masing
ekstrak memiliki aktivitas untuk merangsang pertumbuhan rambut tetapi belum ada
penelitian yang menggunakan kombinasi kedua ekstrak tersebut. Tujuan dari penelitian
ini adalah untuk mendapatkan konsentrasi yang tepat dari campuran ekstrak herba
pegagan dan ekstrak bawang putih yang dapat merangsang pertumbuhan rambut,
kemudian kombinasi terbaik akan diformulasikan menjadi penyubur rambut (hair
tonic) dan diuji aktivitasnya. Metode: Dari tiga (3) kosentrasi campuran ekstrak herba
pegagan dan ekstrak bawang putih yang dioleskan setiap hari pada 3 kelinci jantan
selama 28 hari, dipilih bahwa campuran 1.25% ekstrak herba pegagan dan 100 ppm
extrak bawang putih merupakan campuran yang terbaik. Campuran ini memberikan
pertumbuhan rambut sebesar 34,10 mm, percepatan pertumbuhan rambut 1,388
mm/hari dan berat rambut 27,816 mg. Kemudian dikembangkan tiga (3) formula
penyubur rambut (hair tonic) yaitu Formula F1 yang mengandung 2,5% ekstrak herba
pegagan dan 0,02% ekstrak bawang putih; Formula F2 mengandung ekstrak herba
pegagan 2,5% dan ekstrak bawang putih 0,04% dan Formula F3 mengandung ekstrak
herba pegagan 5% dan ekstrak bawang putih 0,04%. Ketiga sediaan penyubur rambut
(Hair tonic) berwarna hijau, bau khas, homogen, dengan viskositas 2,629 cP terhadap
aquades, dan pH 5,6. Kesimpulan : Formula Hair tonic yang terbaik adalah formula
F3 yang mengandung 5% ekstrak herba pegagan dan 0,04% ekstrak bawang putih. F3
memberikan pertumbuhan rambut sebesar 28,62 mm, laju pertumbuhan rambut sebesar
1,057 mm/hari dan berat rambut sebesar 28,84 mg, dan formula hair tonic ini stabil
selama penyimpanan 3 bulan pada suhu 25oC maupun pada suhu 40oC Kata kunci:
Centella asiatica (L) Urban), Allium sativum L., penyubur rambut (hair tonic),
pertumbuhan rambut, laju pertumbuhan rambut, berat rambut

Buku Abstrak
Pertemuan Ilmiah Tahunan Ikatan Apoteker 2021
Tema: “The Opportunities of Pharmacists’ Digital Services in Pandemic Recovery”
| 95
Reformulasi Corigens Saporis Dan Odoris Dalam Sediaan Instan
Antiaging Collagen Rousselot’s Dan Joint Support Drink Mix
Anggun Hari Kusumawati (oral)a*, Lisa Marlinaa, Lia Fikayuniara

a
Fakultas Farmasi, Universitas Buana Perjuangan Karawang, Karawang, Jawa Barat,
Indonesia;

E-mail: anggunhari@ubpkarawang.ac.id

ABSTRAK
Latar belakang: Penurunan regeneratif sendi yang terjadi pada lanjut usia.
Penggunaan Peptan® sebagai collagen peptida dengan profil asam amino yang unik
mampu memperbaiki persendian dengan kekurangan mempunyai bau dan rasa yang
tidak enak untuk dikonsumsi, sehingga perlu dibuat produk dalam bentuk minuman.
Penelitian ini bertujuan untuk mereformulasi corigens saporis dan odoris dalam sediaan
instan collagen rousselot’s dengan formula yang tepat. Metode yang digunakan dengan
mereformulasi corigens saporis dan odoris dari perisa dan minyak atsiri, pemanis
Stevia rebaudiana (Ber.) dan sukralosa menggunakan Metode eksperimental
laboratories design. Sukralosa yang digunakan dengan konsentrasi berurutan 1%, 2%,
3%, 4%, 5%, 6%, 7%, 8%, 9% 10%. Massa pengikat xanthan gum 0,05%, 0,10%,
0,15% dalam bentuk granul untuk 200 ml penyajian. Sediaan instan collagen
rousselot’s di uji organoleptik (penampilan, bau, rasa dan tekstur) dari 20 responden
dianalisis dengan statistika ANOVA satu arah. Hasil penelitian dapat disimpulkan
bahwa konsentrasi xanthan gum 0,05% berpengaruh terhadap sifat fisik granul,
semakin rendah konsentrasi xanthan gum, semakin rendah nilai kadar air FI=1,67%,
F2=2,3% FIII=3%, dan waktu alir FI=0,98s, FII= 1,09s, FIII= 1,68s, Dari ke-3 formula
yang dibuat semuanya dapat menutupi bau dan rasa yang kurang enak ketika
dikonsumsi dan formula dengan kriteria yang baik berdasarkan Uji organoleptik yaitu
formula I dengan nilai uji penampilan 75%, bau 60%, rasa 45% dan tekstur 65%.
Kata Kunci: collagen, corigens, lanjut usia, uji organoleptic, Stevia rebaudiana (Ber.)

Buku Abstrak
Pertemuan Ilmiah Tahunan Ikatan Apoteker 2021
Tema: “The Opportunities of Pharmacists’ Digital Services in Pandemic Recovery”
| 96
Peningkatan Laju Pelepasan Ibuprofen dalam Sediaan Gel Dispersi Padat
Ibuprofen-PEG 6000
Budipratiwi Wisudyaningsiha, Lidya Amelianaa
a
Fakultas Farmasi, Universitas Jember, Jember, Jawa Timur, Indonesia

E-mail: wisudyaningsih@unej.ac.id

ABSTRAK
Latar belakang: Ibuprofen merupakan Non Steroid Anti Inflammatory Drug (NSAID)
turunan asam propionat yang termasuk dalam Biopharmaceutical Classification
System (BCS) kelas II dengan karakteristik kelarutan rendah namun permeabilitas
tinggi. Hal ini akan menyebabkan bioavailabilitas obat di dalam tubuh menjadi rendah.
Oleh karena itu banyak dilakukan upaya peningkatan kelarutan dan laju pelepasan obat,
salah satunya adalah teknik dispersi padat. Penelitian terdahulu telah membuktikan
bahwa dispersi padat ibuprofen-PEG 6000 dapat meningkatkan kelarutan ibuprofen
dalam pelarut air. Tujuan: Dalam penelitian ini dikembangkan formula gel dengan
bahan aktif ibuprofen dalam bentuk dispersi padat dengan PEG 6000. Peningkatan laju
pelepasan dilakukan dengan penentuan basis gel dan melakukan optimasi kombinasi
penetrating enhancer yang digunakan dalam sediaan gel. Metode: Pembuatan dispersi
padat mengacu pada penelitian terdahulu, yaitu dengan metode solvent evaporation.
Penentuan basis gel dilakukan dengan membandingkan fluks pelepasan dispersi padat
ibuprofen dalam basis gel yang berbeda, yaitu HPMC, Karbopol, dan CMC-Na. Basis
gel dengan fluks pelepasan terbaik, akan digunakan dalam tahap selanjutnya, yaitu
penentuan kombinasi penetrating enhancer untuk mendapatkan fluks pelepasan yang
optimum. Optimasi lakukan dengan menggunakan desain faktorial dua faktor yaitu
propilen glikol dan isopropil miristat sebagai penetrating enhancer. Hasil: Basis gel
HPMC memberikan fluks pelepasan terbesar yaitu 339,50 g/cm2.menit. Hasil
optimasi desain faktorial menunjukkan peningkatan fluks pelepasan 489,387
g/cm2.menit pada formula optimum dengan komposisi propilen glikol 39,87% dan
isopropil miristat 3,27%. Kesimpulan: Peningkatan fluks pelepasan dispersi padat
ibuprofen dalam sediaan gel telah dilakukan dengan menggunakan HPMC sebagai
basisnya, dan kombinasi propilen glikol-isopropil miristat sebagai penetrating
enhancer.

Kata Kunci: ibuprofen, dispersi padat, gel, pelepasan

Buku Abstrak
Pertemuan Ilmiah Tahunan Ikatan Apoteker 2021
Tema: “The Opportunities of Pharmacists’ Digital Services in Pandemic Recovery”
| 97
Pengaruh pelarut terhadap disolusi kurkumin dalam Dispersi Padat
Ekstrak Curcuma longa, L dan Methocel E5-Polyvinylpyrrolidone K30

Dewi Setyaningsih,a* Dyah Roro Palupi,a Yustina Sri Hartinia


a
Prodi S1 Farmasi, Fakultas Farmasi, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta, Indonesia
E-mail: dewi@usd.ac.id

ABSTRAK
Latar belakang: Kurcumin, komponen utama ekstrak Curcuma longa, L menunjukkan
kelarutan dan disolusi yang rendah dalam air dengan permeabilitas membran yang
tinggi. Inkorporasi senyawa lipofilik ke dalam formulasi dispersi padat (DP) telah
dikenal untuk meningkatkan laju disolusi. Dalam pembuatan dispersi padat amorf
(DPA), penting untuk memahami pengaruh pelarut, karena residu pelarut dapat
mempengaruhi kelarutan obat dalam polimer, mobilitas molekuler, dan menginduksi
pemisahan fase. Peningkatan mobilitas molekul di DPA karena pelarut residu dapat
mendorong terjadinya rekristalisasi dan memperlambat laju disolusi. Tujuan:
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pelarut yang berbeda terhadap
kelarutan kurkumin dan laju disolusi dalam air. Metode: Kurkumin DPA dibuat
dengan menggabungkan ekstrak Curcuma longa dalam pembawa hidrofilik campuran
Methocel E5 dan Polyvinylpyrrolidone K30 (PVP K30) dengan rasio berat 1:2. Etanol,
etil asetat, dan etanol-etil asetat digunakan sebagai pelarut. DPA kurkumin diperoleh
dengan metode penguapan pelarut pada rotavapor. Kadar kurkumin dalam formula,
kelarutan kurkumin dan laju disolusi dievaluasi. Profil disolusi dianalisis dengan
menentukna nilai Dissolution Efficiency (DE). Metode spektrofotometri yang
dioperasikan pada 430 nm digunakan untuk menentukan konsentrasi kurkumin dalam
sediaan dan sampel disolusi. Hasil: Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada pengaruh
yang signifikan (p < 0.05) dari penggunaan pelarut DP yang berbeda pada disolusi
kurkumin. Nilai DE sebesar 38,46%, 37,83%, dan 31,98% diperoleh dengan
menggunakan campuran etanol, etil asetat, dan etanol-etil asetat. Kadar kurkumin pada
setiap formula adalah sebesar 25.04%, 26.87%, dan 32.26% pada masing-masing
pelarut etanol, etil asetat, etanol-etil asetat. Kesimpulan: Penggunaan etanol sebagai
pelarut memberikan nilai DE tertinggi dibandingkan dengan etil asetat atau campuran
pelarut etanol-etil asetat.

Kata Kunci: Ekstrak, Methocel E5, Disolusi, Dispersi Padat.

Buku Abstrak
Pertemuan Ilmiah Tahunan Ikatan Apoteker 2021
Tema: “The Opportunities of Pharmacists’ Digital Services in Pandemic Recovery”
| 98
Aktivitas Antioksidan dan Potensi Iritasi Formula Face Tonic Fraksi
Etanol Kayu Secang (Caesalpinia sappan L.) Dengan Variasi Kosolven:
Gliserin dan Propilenglikol

Dina Yuspita Sari, *a Ratna Widyasari,b


a
Prodi DIII Farmasi, Akademi Farmasi Yarsi Pontianak, Pontianak, Kalimantan Barat,
Indonesia

E-mail: dinayuspitasari7@gmail.com

ABSTRAK

Latar belakang: Kayu secang (Caesalpinia sappan L.) merupakan tanaman


berkhasiat obat yang mengandung senyawa antioksidan fenolik seperti brazilin dan
potensial untuk digunakan dalam perawatan fotoaging kulit akibat stres oksidatif.
Face tonic merupakan salah satu jenis kosmetik perawatan kulit wajah dengan tujuan
tersebut. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk menentukan formula, nilai IC50, serta
potensi iritasi face tonic dari fraksi etanol kayu secang (Caesalpinia sappan L.) dengan
variasi jenis kosolven gliserin dan propilenglikol. Metode: Fraksi etanol kayu secang
diformulasi ke dalam sediaan face tonic menggunakan variasi jenis kosolven, yaitu
gliserin dan propilenglikol. Evaluasi face tonic meliputi pengujian organoleptis, uji pH,
penentuan viskositas, uji homogenitas, uji aktivitas antioksidan menggunakan metode
DPPH, serta uji potensi iritasi menggunakan metode Hen’s egg test–chorioallantoic
membrane (HET-CAM). Hasil: Hasil penelitian menunjukkan kedua formula face
tonic memiliki homogenitas yang baik, dengan pH 4,5, serta viskositas sebesar 2,5 cps
(FI) dan 2,6 cps (FII). Aktivitas antioksidan formula face tonic ditunjukkan dengan
nilai IC50 sebesar 639,904 ppm (FI) dan 620,365 ppm (FII). Skor iritasi masing-masing
formula adalah 0 (tidak mengiritasi) dan 5,44 (mengiritasi). Kesimpulan: Face tonic
dengan kosolven gliserin memiliki aktivitas antioksidan dan aman digunakan. Oleh
karena itu, formula face tonic ini dapat dikembangkan dengan meningkatkan kosentrasi
fraksi etanol kayu secang sebagai zat aktif.

Kata Kunci: aktivitas antioksidan, face tonic, HET-CAM, kayu secang, potensi iritasi

Buku Abstrak
Pertemuan Ilmiah Tahunan Ikatan Apoteker 2021
Tema: “The Opportunities of Pharmacists’ Digital Services in Pandemic Recovery”
| 99
Pengaruh Dimensi Geometrik dan Mekanik dalam Laboratory Scale-Up
Terhadap Karakteristik Fisik Sediaan Spray Gel Chitosan-Aloe vera
Dini Retnowati (oral/poster),a Retno Sari,*b Esti Hendradi,c Meidia Savira
abc
Fakultas Farmasi, Universitas Airlangga, Surabaya, Jawa Timur, Indonesia.

*E-mail: retno-s@ff.unair.ac.id

ABSTRAK
Latar belakang: Penelitian terkait sediaan spray gel kombinasi kitosan 0,5%-Aloe
vera 1% sebagai wound healing menunjukkan bahwa terdapat aktivitas antibakteri
terhadap Staphylococcus aureus dan Escherichia coli, dan pengamatan secara
makroskopik menunjukkan bahwa sediaan spray gel kitosan-Aloe vera memberikan
hasil penyembuhan luka yang baik dibandingkan dengan tanpa kombinasi. Di dalam
suatu pengembangan sediaan farmasi, tahapan scale-up merupakan transisi dari sistem
produksi riset menjadi produksi industri, sehingga memerlukan tahapan antara yang
lebih besar dari skala riset namun lebih kecil dari skala industri. Hasil scale-up dapat
dicapai dengan melakukan beberapa pendekatan, meliputi pendekatan geometris yaitu
pendekatan dimensi alat yang digunakan dan pendekatan mekanis yaitu pendekatan
gaya dalam proses pembuatan sediaan. Tujuan: Untuk mengetahui pengaruh
pendekatan geometrik (dimensi wadah dan stirrer bar) dan pendekatan mekanis
(kecepatan dan lama pengadukan) terhadap karakteristik fisik spray gel kitosan 0,5%-
Aloe vera 1%. Metode: Untuk mengetahui pengaruh dimensi geometrik, sediaan spray
gel kitosan-Aloe vera dibuat dalam volume 100 mL, 750 mL, dan 3000 mL. Pada
pendekatan mekanik, spray gel dibuat pada volume 3000 mL dengan kecepatan
pengadukan 500 dan 1000 rpm dengan durasi selama 15, 30, 45, dan 60 menit. Seluruh
sediaan spray gel yang telah dibuat kemudian dikarakterisasi fisik meliputi
organoleptis, pH, viskositas, daya sebar, dan waktu pengeringan. Hasil: Tidak terdapat
perubahan karakter fisik dimana sediaan spray gel berwarna jernih kekuningan dengan
bau Aloe vera; pH rata-rata sebesar 3,6; dan waktu mengering sebesar 40 menit pada
seluruh volume sediaan yang dibuat baik pada pendekatan geometrik maupun mekanik.
Pada pengukuran viskositas, terjadi sedikit peningkatan pada sediaan spray gel volume
750 mL yaitu sebesar 42,08 cps. Kesimpulan: Tidak ada perubahan karakteristik fisik
sediaan spray gel kitosan-Aloe vera pada Laboratory Scale-Up.

Kata Kunci: kitosan, Aloe vera, spray gel, laboratory scale up.
Buku Abstrak
Pertemuan Ilmiah Tahunan Ikatan Apoteker 2021
Tema: “The Opportunities of Pharmacists’ Digital Services in Pandemic Recovery”
| 100
Formulasi Tablet Ekstrak Pisang Ranggap (Musa troglodytarum L.)
dengan Kombinasi PVP-HPMC Sebagai Pengikat dan Pengujiannya
Sebagai Antidiabetes

Dolih Gozali11, Sri Adi Sumiwi2, Resmi Mustarichi3 dan Lina Ratnasari memed4
1,4
Departemen Farmasetika dan Teknologi Farmasi Fakultas Farmasi Universitas
Padjadjaran
2
Departemen Farmakologi Fakultas Farmasi Universitas Padjadjaran
3
Departemen Analisis Farmasi dan Kimia Medisinal Universitas Padjadjaran
E-mail koresponding author : dolih.gozali@unpad.ac.id

ABSTRAK
Latar belakang: Pisang ranggap memiliki kandungan senyawa β-karoten sebagai
prekursor vitamin A dan antioksidan seperti karotenoid, asam askorbat, flavonoid,
polyfenol, tanin, terpenoid dan α-tocopherol. Untuk membuat sediaan herbal yang
lebih praktis digunakan dan stabil baik secara fisik maupun kimia maka dibuat sediaan
dalam bentuk tablet. Tujuan: Untuk mengetahui pengaruh campuran PVP-HPMC
sebagai pengikat terhadap sifat fisik tablet ekstrak pisang ranggap (Musa
troglodytarum L.) yang dapat membentuk sediaan tablet dengan sifat fisik tablet yang
optimum. Metode: Pembuatan formula dengan metode optimasi simplex lattice design
dengan perbandingan PVP-HPMC untuk F1(0,5 : 0,5), F2 (1: 0), F3 (0,25 : 0,75), F4
(0 : 1), F5(0,5:0,5), F6 ( 0 : 1), F7 ( 1 : 0) dan F8 ( 0,75 : 0,25). Tablet dibuat dengan
cara kempa langsung. Hasil: Hasil penelitian menunjukan campuran PVP-HPMC
diperoleh formula optimum tablet ekstrak pisang ranggap pada perbandingan PVP 16,5
mg dan HPMC 21 mg. Hasil pengujian antidiabetes menggunakan ekstrak pisang
ranggap dan dua formula optimum tablet ekstrak pisang ranggap pada dosis 250
mg/kgBB memberikan penurunan kadar glukosa darah relatif berturut-turut sebesar
41,85%, 32,26%, dan 29,70 %. Kesimpulan: Formula optimum tablet ekstrak pisang
ranggap pada perbandingan PVP 16,5 mg dan HPMC 21 mg dan ada pengaruh
formulasi terhadap efek penurunan glukosa darah pada mencit yang diinduksi aloksan.

Kata kunci : Pisang ranggap (Musa troglodytarum L.), Formula Tablet PVP-HPMC
Buku Abstrak
Pertemuan Ilmiah Tahunan Ikatan Apoteker 2021
Tema: “The Opportunities of Pharmacists’ Digital Services in Pandemic Recovery”
| 101
Efektivitas Formula Optimum Snedds (Self-Nano Emulsifying Drug
Delivery System) Fraksi Etilasetat Ekstrak Daging Biji Buah Kadara
(Caesalpinia Bonduc) Terhadap Bakteri Gangren Diabetik

Dzun H. Ittiqo1*, dan Melati P. Hati2

Departemen Farmasetika, Universitas Muhammadiyah Mataram, Jl. KH. Ahmad Dahlan


No.1, Pagesangan, Kec. Mataram, Kota Mataram, Nusa Tenggara Bar. 83115

E-mail: dzun.haryadi@gmail.com

ABSTRAK

Kadar glukosa darah yang tinggi dapat menyebabkan komplikasi yang fatal salah
satunya gangren. Angka amputasi karena gangren sebesar 25% dan sebanyak 14,3%
meninggal dalam setahun pasca amputasi. Penanganan gangren diabetik salah satunya
adalah dengan pemberian antibiotika dengan spektrum luas, penggunaan antibiotika
berdasarkan hasil penelitian mengalami resistensi, sehingga mulai dikembangkan
alternatif terapi obat tradisional untuk dapat menekan terjadinya resistensi. Kadara
(Caesalpinia bonduc) merupakan tanaman dari Kabupaten Dompu NTB. Kandungan
utama dalam biji Kadara adalah flavonoid yang memiliki aktivitas antibakteri spektrum
luas, namun kelarutannya dalam air sangat rendah sehingga perlu pengembangan
produk menjadi teknologi nano sebagai solusi untuk meningkatkan stabilitas flavonoid
dalam bentuk Self Nano Emulsi Drug Delivery System (SNEDDS). Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui efektivitas daya hambat formula optimum snedds fraksi
etil asetat ekstrak daging biji buah kadara (Caesalpinia bonduc) terhadap bakteri
gangren diabetik. Penelitian ini diawali dengan maserasi sehingga diperoleh ekstrak
kental dilanjutkan fraksinasi, selanjutnya optimasi formula SNEDDS untuk
mendapatkan Formula Optimum, kemudian dilakukan karakterisasi, selanjutnya
dilakukan uji aktivitas anti bakteri. Hasil penelitian menunjukkan formula optimal
SNEDDS didapatkan dari perbandingan tween 80 dan PEG 400 (7:2) dengan karakter
waktu emulsifikasi 29,67±0,58 detik, medium pembentukan emulsi yang jernih dan
ukuran partikel 16,8 nm. Hasil uji daya hambat bakteri menunjukkan Formula optimum
SNEEDS tidak berbeda signifikan dibandingkan kontrol positif tetrasiklin (p>0,05),
dengan nilai diameter hambat 15,67±2,31 mm dan 15,67±1,15 mm
Kata kunci: SNEDDS; kadara; gangrene; antibakteri.

Buku Abstrak
Pertemuan Ilmiah Tahunan Ikatan Apoteker 2021
Tema: “The Opportunities of Pharmacists’ Digital Services in Pandemic Recovery”
| 102
Studi In Silico Interaksi Kitosan-Acemannan sebagai
Pendekatan Pengembangan Film Wound Dressing

Ellen Jelita Dewantari a, Retno Sari a, *, Siswandono a


a
Fakultas Farmasi, Universitas Airlangga, Surabaya, Jawa Timur, Indonesia.

E-mail: retno-s@ff.unair.ac.id

ABSTRAK
Latar belakang: Kitosan adalah polimer film-forming, tersusun atas glukosamin dan
asetilglukosamin yang memiliki aktivitas hemostatik dan antibakteri sehingga
digunakan dalam pengembangan sediaan pembalut luka. Aloe vera mengandung
senyawa acemannan, suatu polisakarida yang tersusun atas manosa terasetilasi.
Acemannan merupakan bahan padat terbanyak pada Aloe vera dan memiliki aktivitas
yang mampu mendukung proses penyembuhan luka. Pengembangan film wound
dressing kombinasi kitosan-Aloe vera mampu mempercepat proses penyembuhan luka,
sehingga perlu dikaji lebih dalam mengenai faktor yang mempengaruhi sifat mekanik
film, khususnya mengenai interaksi intermolekul antara kitosan dan acemannan.
Tujuan: Untuk menentukan pengaruh jumlah monomer penyusun kitosan dan
acemannan terhadap interaksi kimia dan energi ikatan. Metode: Studi in silico dengan
moleceular docking dilakukan menggunakan AutoDock. Molecular docking metode
flexible ligand and rigid macromolecule dilakukan terhadap 9 perbandingan monomer
penyusun kitosan, yaitu glukosamin (1, 2, 3, 4, dan 5 monomer) dengan monomer
penyusun acemannan, yaitu manosa terasetilasi (1, 2, 3, 4, dan 5 monomer). Hasil:
Jenis ikatan antara glukosamin dan manosa terasetilasi yang terbentuk adalah ikatan
hidrogen konvensional yang terdapat pada semua perbandingan dan ikatan hidrogen
karbon pada beberapa perbandingan. Jarak ikatan hidrogen konvensional lebih pendek
daripada jarak ikatan hidrogen karbon. Diketahui bahwa energi ikatan meningkat
seiring dengan meningkatnya jumlah monomer. Dapat ditentukan bahwa interaksi 5
manosa terasetilasi dengan 1 glukosamin memiliki energi ikatan terkecil (-2,51
kcal/mol) dan memiliki jumlah total ikatan hidrogen intermolekul yang tinggi, yaitu 6
ikatan. Kesimpulan: Interaksi antara glukosamin dan manosa terasetilasi adalah
melalui ikatan hidrogen serta diketahui bahwa jumlah monomer mempengaruhi nilai
energi, yaitu meningkatnya jumlah monomer meningkatan binding energy.
Kata Kunci: Kitosan, Aloe vera, Film, In Silico, Molecular docking
Buku Abstrak
Pertemuan Ilmiah Tahunan Ikatan Apoteker 2021
Tema: “The Opportunities of Pharmacists’ Digital Services in Pandemic Recovery”
| 103
Formulasi Sediaan Krim Mata Zeaxanthin dan Efektivitasnya Sebagai
Anti-Aging

Fajar Setiawan, Lusi Nurdianti, Ira Rahmiyani, Kiki Hardianti

Prodi Farmasi STIKes BTH Tasikmalaya, Jl. Cilolohan No. 36 Kel. Kahuripan Tawang,
Tasikmalaya, Indonesia

E-mail: fajarsetiawan@stikes-bth.ac.id

ABSTRAK
Latar belakang: Kerusakan pada kulit akan menggangu kesehatan dan penampilan
wajah salah satunya adalah kerutan pada bagian sekitar mata yang dikenal dengan
istilah mata panda. Salah satu yang dapat menyebabkan kerusakan kulit diantaranya
adalah paparan sinar matahari, polusi dan radikal bebas. Zeaxanthin adalah jenis
karotenoid golongan xantofil yang memiliki aktivitas antioksidan kuat. Tujuan:
Mengetahui aktifitas antioksidan zeaxanthin dan memformulasikannya menjadi
sediaan krim mata dengan menggunakan variasi konsentrasi zeaxanthin 2,5%, 5% dan
7,5% yang dilanjutkan dengan uji efektivitasnya sebagai anti aging pada bagian sekitar
mata. Metode: Tahapan penelitian dimulai dengan melakukan optimasi formula krim
mata untuk mendapatkan sediaan yang bermutu tinggi melalui pengujian aktivitas
antioksidan zeaxanthin dengan metode DPPH, Evaluasi sediaan fisik meliputi uji
organoleptik, uji homogenitas, uji pH, uji daya sebar, uji viskositas, uji hedonik, uji
iritasi, serta uji efektivitas sebagai antikerut dan uji peningkatan kelembaban. Hasil:
Nilai IC50 dari zeaxanthin yaitu 9,0448 ppm dan hasil evaluasi fisik sediaan memenuhi
parameter sediaan yang baik dan memiliki efektivitas anti aging yang baik selama
pengujian 14 hari. Kesimpulan: Formula krim mata dengan konsentrasi zeaxanthin
7,5% merupakan formula terbaik dari hasil uji fisik dan efektivitas sebagai anti aging.

Kata Kunci: krim mata, zeaxanthin, anti aging, radikal bebas

Buku Abstrak
Pertemuan Ilmiah Tahunan Ikatan Apoteker 2021
Tema: “The Opportunities of Pharmacists’ Digital Services in Pandemic Recovery”
| 104
Studi In silico Interaksi Kitosan-Fosfat sebagai Pendekatan
Pengembangan Nanopartikel
Farisa Firosyida,a Retno Sari *a, Siswandono.a
a
Fakultas Farmasi, Universitas Airlangga, Surabaya, Jawa Timur, Indonesia

E-mail: retno-s@ff.unair.ac.id

ABSTRAK

Latar belakang: Nanopartikel kitosan sebagai sistem penghantaran obat yang telah
banyak digunakan sebagai pembawa obat sehingga dapat menghasilkan efek terapeutik
yang lebih baik dan mengontrol pelepasan obat. Interaksi antara monomer penyusun
kitosan yaitu glukosamin dan senyawa fosfat, baik secara intramolekul maupun
intermolekul dapat mempengaruhi ikatan yang terbentuk. Interaksi intramolekul dan
intermolekul dapat ditentukan dengan menggunakan metode in silico. Tujuan:
Penelitian ini dirancang untuk mengetahui pengaruh monomer penyusun kitosan dan
senyawa fosfat terhadap interaksi kimia yang terbentuk meliputi energi ikatan, jenis
dan jumlah ikatan. Metode: Penelitian ini menggunakan metode eksperimental. Dalam
penelitian ini dilakukan penentuan jumlah monomer penyusun kitosan secara
bertingkat (3, 6, 9, dan 12 monomer) dengan derajat deasetilasi 100% dan senyawa
fosfat antara lain pirofosfat, tripolifosfat, dan tetrafosfat. Program komputer yang
digunakan dalam penelitian ini ialah Autodock dan Discovery Studio Visualizer. Hasil:
Hasil penelitian menunjukkan bahwa semakin banyak jumlah glukosamin dan senyawa
fosfat dapat mempengaruhi energi dan jumlah ikatannya. Ikatan yang terbentuk pada
interaksi glukosamin-fosfat ialah ikatan hidrogen dan ikatan ionik. Selain itu, jarak
ikatan yang terbentuk bervariasi. Kesimpulan: Interaksi antara monomer penyusun
kitosan dan fosfat dapat mempengaruhi energi dan jumlah ikatan tergantung pada
jumlah glukosamin dan jenis senyawa fosfatnya, namun tidak berpengaruh terhadap
jenis dan jarak ikatan yang terbentuk. Perbandingan jumlah glukosamin dengan jenis
senyawa fosfat pada penelitian ini yang menghasilkan energi ikatan paling kecil (-
16,87 kkal/mol) terdapat pada perbandingan yang paling besar yaitu 12 monomer
penyusun kitosan dengan senyawa tetrafosfat.
Kata Kunci: Kitosan, Fosfat, Nanopartikel, In Silico, Interaksi Kimia

Buku Abstrak
Pertemuan Ilmiah Tahunan Ikatan Apoteker 2021
Tema: “The Opportunities of Pharmacists’ Digital Services in Pandemic Recovery”
| 105
Pengembangan Formula Nanoemulgel Kurkumin:
Optimasi, Karakterisasi, dan Permeasi secara ex-vivo

Ferdy Firmansyah (oral)a*, Wildan Khairi Muhtadia*, Sefpira Indrianib, Maulana Dziya
Ulhaqb,
Suci Rizki Auliyab, Lutfi Chabibc
a
Farmasi, Sekolah Tinggi Ilmu Farmasi Riau;
*Pengurus Daerah Ikatan Apoteker Indonesia Provinsi Riau, Indonesia.
b
Program Studi Farmasi, Sekolah Tinggi Ilmu Farmasi Riau;
c
Farmasi, Universitas Islam Indonesia, Yogyakarta;
E-mail: wildankhairimuhtadi@stifar-riau.ac.id

ABSTRAK
Latar belakang: Kurkumin merupakan senyawa yang mempunyai aktivitas anti-
inflamasi. Namun memiliki kelarutan rendah dan permeasi yang tidak baik sehingga
sangat membatasi bioavailabilitasnya. Tujuan: Penelitian ini bertujuan mendapatkan
formula nanoemulgel optimum yang memiliki karakteristik baik. Metode: Nanoemulsi
diformulasikan dengan metode low-energy emulsification. Formula optimum
nanoemulsi didapatkan dengan menggunakan metode Simplex Lattice Design.
Nanoemulgel kurkumin dibuat dengan menggunakan basis karbopol dan dilakukan
evaluasi serta pengujian stabilitas. Pengujian permeasi dilakukan secara ex vivo dengan
metode sel difusi franz. Hasil: Formula nanoemulsi optimal yang didapatkan memiliki
perbandingan minyak:smix (surfaktan:kosurfaktan) 1:8 (7:1) dengan nilai transmitan
83,23%. Ukuran partikel nanoemulsi yang dihasilkan 12,73 nm dengan index
polidispersitas 0,325 dan zeta potensial -26,6 mV. Stabilitas nanoemulgel F1 (0,1%)
paling stabil dibandingkan F2 (0,2%) dan F3 (0,3%). Berdasarkan uji One Way Anova
terjadi peningkatan kadar zat aktif kurkumin seiring dengan bertambahnya konsentrasi
gelling agent (p <0,05). Sediaan nanoemulgel memiliki jumlah kumulatif kurkumin
yang terpermeasi 25,161 µg/cm2 dan kontrol 16,574 µg/cm2. Hasil permeasi secara ex
vivo ini menunjukkan perbedaan yang bermakna (p <0,05). Kesimpulan: Formula
nanoemulgel kurkumin yang dibuat dengan komposisi menghasilkan sediaan dengan
karakteristik yang baik, sehingga berpotensi untuk dikembangkan menjadi metode
penghantaran obat yang efektif.

Kata Kunci: Kurkumin, nanoemulsi, nanoemulgel, permeasi.


Buku Abstrak
Pertemuan Ilmiah Tahunan Ikatan Apoteker 2021
Tema: “The Opportunities of Pharmacists’ Digital Services in Pandemic Recovery”
| 106
Pengembangan Formula NLC (Nanostructured Lipid Cariers) Adapalene
Menggunakan Basis Glyceryl Palmitostearat Menggunakan Metode
Sonikasi

Garnadi Jafar,a,b Marline Abdassah, *a Taofik Rusdiana a


a
Departemen Farmasetika dan Teknologi Farmasi Fakultas Farmasi Universitas Padjadjaran,
Jatinangor Sumedang, Jawa Barat Indonesia
b
Departemen Farmasetika dan Teknologi Farmasi Fakultas Farmasi Bhakti Kencana, Kota
Bandung, Jawa Barat, Indonesia

ABSTRAK
Latar belakang: Jerawat merupakan penyakit kulit yang terjadi karena poliferasi dan
diferensiasi abnormal dari keratinosit, peningkatan produksi sebum, bakteri p. acne
inflamasi oleh antigen dan sitokin. Adapalene merupakan golongan ketiga dari retinoid
yang dapat digunakan sebagai obat antiiflamasi dengan efek samping ringan, serta
dapat mengurangi resiko resistensi dari penggunaan antibiotik. NLC (Nanostructured
Lipid Cariers) adalah generasi terbaru dari SLN (Solid Lipid Nanoparticle) yang
merupakan generasi pertama dari sistem pernghantaran obat nanopartikel dengan
oklusifitas tinggi. Tujuan: Melakukan pengembangan formula dan karakterisasi NLC
(Nanostructured Lipid Cariers) Adapalene dengan basis Glyceryl Palmitostearat
sebagai lipid padat dengan konsentrasi 2-6 %, lipid cair Myritol 1-2 %, Lauryl
Glucoside 0,5-2 % sebagai surfaktan. Metode: Homogenisasi panas dan sonikasi
probe. Hasil: Karakterisasi NLC (Nanostructured Lipid Cariers) Adapalene memiliki
ukuran partikel < 300 nm; indeks polidispersitas < 0,5; zeta potensial -20 mV dan %
Efficiency Entrapment < 85 %. Kesimpulan: Berdasarkan karakterisasi NLC
Adapalene dapat diformulasikan dengan konsentrasi yang optimum adalah
(3:1,75:0,5), karakteristik yang dihasilkan dengan ukuran partikel 108 ±1,88; indeks
polidispersitas 0,18 ± 0,01; zeta potensial > -22,30 ±0,62 mV; dan % Efficiency
Entrapment > 88,8 ± 0,46%.

Kata Kunci: Adapalene, NLC, Sonikasi Probe

Buku Abstrak
Pertemuan Ilmiah Tahunan Ikatan Apoteker 2021
Tema: “The Opportunities of Pharmacists’ Digital Services in Pandemic Recovery”
| 107
Pengembangan dan Validasi Metoda Uji Dissolusi Tablet Flunarizin
Hidroklorida
Henny Lucida,*a Fitra Yelli,b Harrizul Rivai c
a
Bagian Farmasetika, Fakultas Farmasi, Universitas Andalas, Padang, Sumatera Barat,
Indonesia; bBalai Besar Pengawas Obat dan Makanan, Padang, Sumatera Barat, Indonesia;
c
Bagian Kimia Farmasi, Fakultas Farmasi, Universitas Andalas, Padang, Sumatera Barat,
Indonesia.

E-mail: hennylucida@phar.unand.ac.id ; hennylucida@gmail.com

ABSTRAK
Latar belakang: Flunarizin HCl merupakan obat antivertigo, antimigrain dan terapi
tambahan epilepsi, beredar di Indonesia dalam bentuk sediaan tablet. Namun belum
tersedia metoda uji dissolusinya dalam buku referensi, kecuali dalam bentuk kapsul.
Metoda ini tidak dapat digunakan untuk pemeriksaan rutin sediaan tablet. Tujuan:
Mengembangkan dan memvalidasi metoda uji dissolusi tablet Flunarizin HCl. Metode:
Uji disolusi dikembangkan dengan mengukur profil dissolusi 3 produk yang beredar
menggunakan metoda uji mencakup 3 jenis medium dissolusi (HCl 0,1 N, buffer asetat
pH 4,5 dan larutan tween 80 0,2%) volume 900 mL; alat tipe keranjang dan dayung;
pada 3 kecepatan putaran (50, 75 dan 100 RPM). Analisis jumlah obat terdissolusi per
satuan waktu dilakukan secara Kromatografi Cair Kinerja Tinggi menggunakan kolom
C18, campuran metanol dan dapar fosfat-trietilamin pH 3,5 (75:25) sebagai fase gerak
pada laju alir 1 mL/menit dengan detektor Spektrofotometer UV-Visibel pada 253 nm.
Metoda uji dissolusi terbaik dipilih bedasarkan keandalannya membedakan profil
dissolusi produk dan divalidasi. Hasil: Metoda uji dissolusi terpilih menggunakan alat
tipe 2 (dayung), 50 RPM dalam medium 900 mL HCl 0,1 N karena menunjukkan sifat
hiperdiskriminasi lebih baik pada nilai Q30 ≥ 75% (P<0,05). Validasi menunjukkan
bahwa metoda tersebut memenuhi syarat keberterimaan dalam hal presisi (standar
deviasi relatif = 0,92%), akurasi (recoveri dissolusi = 95,09-103,76%) dan uji
spesifisitas. Kesimpulan: Metoda uji dissolusi tablet Flunarizin HCl dalam medium
900 mL HCl 0,1 N; alat tipe 2; kecepatan putaran 50 RPM memenuhi syarat sebagai
metoda uji yang valid, akurat dan spesifik sehingga dapat diusulkan untuk pengujian
rutin sediaan yang beredar di Indonesia.

Kata Kunci: tablet flunarizin HCl, hiperdiskriminatif, metoda uji dissolusi, validasi

Buku Abstrak
Pertemuan Ilmiah Tahunan Ikatan Apoteker 2021
Tema: “The Opportunities of Pharmacists’ Digital Services in Pandemic Recovery”
| 108
Aktivitas Antiaging In Vitro Ekstrak Etanol dan Nanopartikel Gelatin
Ekstrak Etanol Daun Cantigi (Vaccinium varingiaefolium Blume Miq.)

Kosasih Kosasih,*a I Wayan Redja,a Yunahara Farida a

a
Fakultas Farmasi, Universitas Pancasila, Jakarta, DKI Jakarta, Indonesia.
E-mail: kos_qs1@yahoo.com

ABSTRAK

Latar belakang: Secara empiris daun Cantigi (Vaccinium varingiaefolium Blume


Miq.) telah dimanfaatkan untuk kecantikan dan kesehatan, namun aktivitasnya belum
banyak diteliti. Tujuan: Tujuan penelitian ini menghasilkan ekstrak etanol daun
Cantigi dan nanopartikel ekstrak etanol daun Cantigi dan membandingkan aktivitas
antioksidan, antikolagenase, dan antitirosinasenya. Metode: Serbuk kering daun
Cantigi muda dimaserasi bertahap dengan heksan, etil asetat, dan etanol. Ekstrak kering
hasil evaporasi dievaluasi parameter spesifik dan non spesifiknya. Ekstrak dibuat
menjadi nanopartikel dengan metode desolvasi dengan gelatin sebagai polimer dan
glutaraldehid sebagai crosslinker, lalu dikarakterisasi. Aktivitas antioksidan,
antikolagenase, dan antitirosinase dari ekstrak dan nanopartikel dievaluasi dan
dibandingkan sebagai IC50. Hasil: Ekstrak etanol daun Cantigi memenuhi parameter
spesifik dan non spesifik. Nanopartikel berukuran 307,90+2,54 nm, indeks
polidispersitas 0,271+0,01, potensial zeta 12,80+0,44 mV, efisiensi penjerapan
43,29±3,97%, dan berbentuk sferis. IC50 antikolagenase, antioksidan, dan antitirosinasi
berturut-turut untuk ekstrak 104,18±0,33, 18,87±0,36, 196,88±20,28 bpj; dan untuk
nanopartikel 124,40±0,39, 30,14±0,33, dan 53,55±27,07 bpj. Kesimpulan: Ekstrak
daun Cantigi dan nanopartikel gelatin ekstrak daun Cantigi memiliki aktivitas
antikolagenase, antioksidan, dan antitirosinase. Secara umum aktivitas nanopartikel
lebih rendah dibandingkan dengan aktivitas ekstrak kecuali pada aktivitas
antitirosinase. Pelambatan pelepasan ekstrak dari nanopartikel diduga sebagai
penyebab penurunan aktivitas tersebut.
Kata Kunci: Antiaging, Cantigi, ekstrak, in vitro, nanopartikel,.

Peningkatan Kelarutan Asam Galat Dalam Air


Melalui Pembentukan Kokristal Melalui Metode Solvent Drop Grinding
Buku Abstrak
Pertemuan Ilmiah Tahunan Ikatan Apoteker 2021
Tema: “The Opportunities of Pharmacists’ Digital Services in Pandemic Recovery”
| 109
Menggunakan Asam Tartrat Sebagai Koformer

Ledianasari (oral),a,b Sohadi Waryaa, Sri Nurjayantia


a
Prodi Farmasi, Sekolah Tinggi Farmasi Indonesia, Bandung, Jawa Barat, Indonesia; bProdi
Farmasi, Universitas Surabaya, Surabaya, Jawa Timur, Indonesia
E-mail: ledianasari@stfi.ac.id

ABSTRAK
Latar Belakang: Sediaan farmasi dipasaran perlu memenuhi aspek kualitas, keamanan
dan efektivitas. Aspek kualitas yaitu peranan zat aktif dan bahan tambahan yang teruji
sehingga menghasilkan formula produk yang stabil, konsisten dan memenuhi standar.
Salah satu cara meningkatkan kelarutan menggunakan metode kokristal teknik solvent
drop grinding. Tujuan: Mendapatkan profil karakterisasi dan profil kelarutan
pembentukan kokristal asam galat dengan koformer asam tartrat pada metode solvent
drop grinding serta mendapatkan informasi pengaruh pembentukan kokristal asam galat
dengan koformer asam tartrat melalui uji Fourier Transform Infra Red (FTIR) dan X-
Ray Diffraction (XRD). Metode: solvent drop grinding merupakan teknik pembentukan
kokristal dengan cara penggilingan yang diikuti dengan penambahan sedikit pelarut.
Hasil: Terdapat ikatan hidrogen antara asam galat dengan koformer asam tartrat yang
telah dibuktikan dari adanya pergeseran bilangan gelombang pada spektrum infra merah
kokristal dan pada pola difraksi sinar-X setiap kokristal menghasilkan puncak baru yang
menandakan terbentuknya kokristal dari ikatan hidrogen yang terbentuk. Kesimpulan:
Metode kokristalisasi dapat meningkatkan kelarutan asam galat di dalam air.
Peningkatan kelarutan antara kokristal asam galat dengan koformer asam tartrat 1:1 dan
2:1,maka kokristal dengan perbandingan 1:1 memberikan peningkatan kelarutannya
paling tinggi yaitu 1,21 kalinya.

Kata Kunci: Kokristal, Asam Galat, Asam Tartrat


Formulasi Dan Evaluasi Orally Dissolving Film Mengandung Nanoemulsi
Ekstrak Buah Kurma Muda Dikombinasi Dengan Propolis Sebagai
Peningkat Kesuburan

Lusi Nurdianti, Tina Agustini, Fajar Setiawan, Firman Gustaman


Prodi Farmasi STIKes BTH Tasikmalaya, Jl. Cilolohan No. 36 Kel. Kahuripan Tawang,
Tasikmalaya, Indonesia
E-mail: lusinurdianti83@gmail.com
Buku Abstrak
Pertemuan Ilmiah Tahunan Ikatan Apoteker 2021
Tema: “The Opportunities of Pharmacists’ Digital Services in Pandemic Recovery”
| 110
ABSTRAK
Latar belakang: Infertilitas masih menjadi masalah kesehatan di dunia termasuk
Indonesia. Secara global WHO memperkirakan adanya kasus infertil pada 8%-10%
pasangan. Kandungan utama buah kurma yang bekerja sebagai antioksidan kuat yaitu
fenolik dan flavonoid. Antioksidan ini dapat memberikan efek pada kualitas oosit,
interaksi sperma dan sel telur, implantasi dan perkembangan embrionik awal. Propolis
memiliki aktivitas antioksidan terhadap oksidan dan radikal bebas dapat melindungi
folikel ovarium dari kerusakan oksidatif. Tujuan: Membuat formulasi orally
dissolving film mengandung nanoemulsi kombinasi ekstrak buah kurma muda dengan
propolis sebagai peningkat kesuburan Metode: Mengembangkan sediaan nanoemulsi
kombinasi ekstrak buah kurma muda dengan propolis dengan perbandingan variasi
konsentrasi mulai dari 2:3; 2:4; 2:5; 2:6 dan 2:7 yang dilanjutkan dengan karakterisasi
menggunakan Particle Size Analyzer yang kemudian diinkomporasikan ke dalam
sediaan Orally Dissolving Film (ODF) yang kemudian dilakukan uji fisik dan mekanis
dari sediaan ODF untuk melihat mutu sediaan yang memenuhi persyaratan. Hasil:
Hasil penelitian menunjukkan perbandingan terbaik ekstrak buah kurma muda 7:3
memiliki ukuran globul 19,65 nm (dengan kurva distribusi normal), nilai indeks
polidispersitas berkisar 0,103, dan potensial zeta berkisar -8,51 mV. Sediaan ODF yang
dihasilkan rasanya manis, memiliki keseragaman ukuran dan sifat mekanik yang baik.
Kesimpulan: Sediaan ODF nanoemulsi kombinasi ekstrak buah kurma muda dan
propolis berhasil dikembangkan dengan sifat fisik dan karakteristik yang baik sebagai
sediaan intraoral peningkat kesuburan.

Kata Kunci: Buah kurma muda, Propolis, nanoemulsi, Orally Dissolving Film,
peningkat kesuburan

Stevia rebaudiana Sebagai Nutrasetikal Pasien Covid-19 Dengan


Penghantaran Sistem Nanopartikel
Lutfi Chabiba,b, Arman Suryanic, Sherina Nabila Putri Hakimb, Muhammad Ikhwan
Rizkid, Ferdy Firmansyahe, Yuliantoa,b, Fitra Romadhonsyaha,b
a
Prodi Farmasi, bProgram Studi Profesi Apoteker, Fakultas Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam, Universitas Islam Indonesia, Sleman, Yogyakarta, Indonesia
c
Fakultas Farmasi, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, Indonesia
d
Prodi Farmasi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas
Lambung Mangkurat, Banjarbaru, Kalimantan Selatan, Indonesia
Buku Abstrak
Pertemuan Ilmiah Tahunan Ikatan Apoteker 2021
Tema: “The Opportunities of Pharmacists’ Digital Services in Pandemic Recovery”
| 111
e
Sekolah Tinggi Ilmu Farmasi Riau, Riau, Indonesia
Email : lutfi.chabib@uii.ac.id
ABSTRAK
Latar belakang: Penyakit coronavirus 19 atau COVID-19 merupakan penyakit infeksi
pernafasan yang disebabkan oleh coronavirus 2 (SARS-CoV-2). Beberapa pasien yang
memiliki komorbid seperti hipertensi, diabetes melitus, dan penyakit kardiovaskular
lainnya memiliki resiko perburukan kondisi saat terinfeksi virus tersebut. Pasien
COVID-19 dengan kondisi diabetes melitus harus selalu mengatur pola makan saat
proses penyembuhan. Penggunaan pemanis buatan seperti aspartame dan sakarin
menimbulkan efek negatif pada proses metabolisme. Tujuan: Menelusuri penggunaan
S. rebaudiana sebagai nutrasetikal alternatif sebagai pemanis alami yang disarankan
pada pasien COVID-19 dan pendekatan nanopartikel pada ekstrak S. rebaudiana dalam
meningkatkan efikasin. Metode: Studi literatur pengumpulan dan pencarian data
menggunakan search engine Google, Google Scholar, Pubmed, dan Science Direct
yang kemudian ditentukan kriteria inklusi dan eksklusi. Hasil: S. rebaudiana
menghasilkan senyawa glikosida yang memiliki kadar manis 200-300 kali lipat
dibandingkan sukrosa, rendah kalori (dibandingkan dengan gula), mengandung protein
dan mineral yang cukup tinggi, dapat mengontrol kadar glukosa darah dan
meningkatkan sekresi insulin sehingga berguna untuk pasien penderita diabetes,
mampu menghambat ekspresi senyawa sitokin pro-inflamasi, mampu mengurangi
kadar kolesterol total, trigliserida, LDL, dan VLDL serta meningkatkan HDL pada
penderita hiperlipidemia. Penerapan nanopartikel pada ekstrak S. rebaudiana menjadi
langkah baru dalam memaksimalkan efikasi, meningkatkan stabilitas dan solubilitas,
serta mengurangi toksisitas. Kesimpulan: S. rebaudiana dapat dijadikan sebagai
nutrasetikal alternatif pada pasien covid yang memiliki komorbid seperti diabetes
melitus dan penerapan nanopartikel dapat meningkatkan stabilitas dan solubilitas pada
ekstrak S. rebaudiana sehingga dapat meningkatkan efikasi.
Kata Kunci: Stevia rebaudiana, Covid-19, Diabetes Mellitus, Nanopartikel

Formulasi Sediaan Antioksidan Facial Wash Ekstrak Metanol Daun


Ganitri (Elaeocarpus ganitrus Roxb.) Dengan Variasi Sodium Lauril
Sulfat Sebagai Surfaktan
Evi Marlina,a Naelaz Zukhruf Wakhidatul Kiromah,b Titi Pudji Rahayu *c
a
Program Studi Farmasi Program Sarjana STIKES Muhammadiyah Gombong, Jawa
Tengah, Indonesia; b Program Studi Farmasi Program Sarjana STIKES Muhammadiyah
Gombong, Jawa Tengah, Indonesia; c Program Studi Farmasi Program Sarjana STIKES
Muhammadiyah Gombong, Jawa Tengah, Indonesia.
Buku Abstrak
Pertemuan Ilmiah Tahunan Ikatan Apoteker 2021
Tema: “The Opportunities of Pharmacists’ Digital Services in Pandemic Recovery”
| 112
E-mail: naela.zukhruf18@stikesmuhgombong.ac.id

ABSTRAK
Latar Belakang: Masalah kulit wajah dapat berdampak pada kesehatan dan
penampilan yang mempengaruhi kepercayaan diri. Salah satu penyebabnya adalah
radikal bebas yang berperan dalam gangguan dermatologis kulit. Penggunaan
antioksidan sintetik pada produk facial wash memiliki efek samping berbahaya apabila
terakumulasi jangka panjang. Daun ganitri merupakan salah satu tanaman yang
berpotensi sebagai antioksidan alami. Tujuan: Mendapatkan formula sediaan facial
wash yang memiliki karakteristik yang baik dan efektif sebagai antioksidan. Metode:
Sediaan facial wash dibuat dengan memvariasikan konsentrasi SLS yaitu F1 (0,25%),
F2 (0,5%) dan F3 (1%). Formula dilakukan evaluasi sediaan yang terdiri dari uji
organoleptis, homogenitas, pH, viskositas, bobot jenis, daya busa, daya sebar, uji
iritasi, uji hedonic, dan stabilitas fisik. Formula yang menunjukkan hasil evaluasi fisik
terbaik akan dilanjutkan uji aktivitas antioksidan menggunakan metode DPPH. Hasil:
Hasil menunjukan bahwa variasi konsentrasi SLS berpengaruh nyata terhadap evaluasi
fisik sediaan dengan nilai p<0,05. Formula 3 (SLS 1%) memberikan karaktreristik
facial wash terbaik dengan hasil parameter pengujian telah memenuhi standar. Hasil
uji aktivitas antioksidan menunjukan formula 3 memiliki nilai IC50 sebesar 17, 36 ppm
dengan pembanding asam askorbat sebesar 10,70 ppm dan kontrol negatif sebesar
54,11 ppm. Kesimpulan: Formula 3 facial wash ekstrak metanol daun ganitri dengan
konsentrasi SLS 1% memiliki karakteristik yang baik dan efektif sebagai antioksidan
dengan kategori sangat kuat.
Kata kunci: Facial wash, SLS, ganitri (Elaeocarpus ganitrus Roxb.), antioksidan,
DPPH.

Formulasi Dan Evaluasi Stabilitas Fisik Sediaan Gel Face Scrub Ekstrak
Cucumis sativus L. Dan Ampas Kelapa

Nia Yuniarsih (oral),a Annisa Meilinda Sari,b Lia Fikayuniar *c


a
Teknologi Farmasi/Farmasi/Farmasi, Universitas Buana Perjuangan, Karawang,Jawa
Barat, Indonesia; b Farmasi/Farmasi/Farmasi, Universitas Buana Perjuangan,
Karawang,Jawa Barat, Indonesia.

E-mail: nia.yuniarsih@ubpkarawang.ac.id
Buku Abstrak
Pertemuan Ilmiah Tahunan Ikatan Apoteker 2021
Tema: “The Opportunities of Pharmacists’ Digital Services in Pandemic Recovery”
| 113
ABSTRAK
Latar belakang: Kulit wajah adalah bagian utama tubuh, yang memperlihatkan
kesehatan seseorang. Kulit wajah yang terlihat kusam dapat disebabkan karena
berbagai macam faktor, salah satunya yaitu adanya penumpukkan sel kulit mati. Salah
satu exfoliate cleanser dalam kategori bahan pembersih dan sebagai penghalus kulit
disebut scrub. Penggunaan scrub secara teratur menjadikan kulit tampak halus karena
sel kulit mati yang terangkat sehingga mengekspos sel-sel kulit baru. Ampas kelapa
memiliki kandungan serat kasar 15,07 % dengan adanya kandungan serat kasar maka
ampas kelapa dapat dijadikan scrub yang memiliki butir kasar sehingga dapat
mengangkat sel kulit mati. Mentimun merupakan salah satu tanaman yang memiliki
aktivitas antioksidan karena adanya kandungan senyawa golongan fenolik seperti
flavonoid dan asam fenolat. Tujuan Penelitian ini untuk melakukan formulasi gel face
scrub ekstrak Mentimun dengan ampas kelapa dan dilanjut dengan evaluasi stabilitas
fisik. Metode: penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu eksperimental.
Parameter yang dilihat untuk stabilitas fisik yaitu pengujian organoleptik, pengujian
pH, dan pengujian viskositas. Hasil Sediaan gel face scrub ekstrak Cucumis sativus.,
L dan ampas kelapa dibuat dengan konsentrasi yang berbeda yaitu 2%,4% dan 6%
kemudian diuji fisiknya dengan metode Uji Stabilitas dipercepat dalam 3 kondisi yaitu
suhu ruang, dibawah sinar matahari, dan suhu 40ºC kemudian dilanjutkan pengolahan
data statistik menggunakan ANOVA Post Hoc Test. Kesimpulan yang didapat yaitu
sediaan gel face scrub ekstrak Cucumis sativus.,L dan ampas kelapa stabil pada suhu
ruang, dibawah sinar matahari, dan pada suhu 40ºC.

Kata kunci : scrub, ampas kelapa, mentimun, uji stabilitas fisik

Uji Aktivitas Anti Bakteri Larutan Disinfektan Alami Infusa Daun Sirih
(Piper Betle L.) Terhadap Staphylococcus Aureus

Nori Wirahmia, Zul Amrib, Muhammad Ichsan Triansyaha

a. Prodi D3 Farmasi Universitas Bengkulu, b. BPOM di Bengkulu

Email: noriwirahmi@gmail.com

ABSTRAK
Buku Abstrak
Pertemuan Ilmiah Tahunan Ikatan Apoteker 2021
Tema: “The Opportunities of Pharmacists’ Digital Services in Pandemic Recovery”
| 114
Latar belakang: Secara umum daun sirih mengandung minyak atsiri. Kandungan
bahan aktif dari daun sirih hijau (Piper betle L.) adalah minyak atsiri yang komponen
utamanya terdiri dari bethel phenol, kavikol dan turunannya yang berkhasiat sebagai
antibakteri. Penelitian ini merupakan uji aktivitas anti bakteri larutan disinfektan alami
infusa daun sirih (Piper Betle L.) terhadap staphylococcus aureus. Tujuan: Penelitian
ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas anti bakteri pada larutan disinfektan alami
infusa daun sirih terhadap staphylococcus aureus. Metode: Penelitian ini
menggunakan metode difusi cakram dengan melihat daerah hambat dengan adanya
daerah bening di sekitaran piringan cakram. Konsentrasi infusa daun sirih yang
digunakan adalah konsentrasi 60% b/v dan 90% b/v. Analisa yang digunakan adalah
analisa deskritif. Hasil: Hasil penelitian ini menunjukan bahwa infusa daun sirih
konsentrasi 90% b/v lebih baik dibandingkan dengan infusa daun sirih dengan
konsentrasi 60% b/v . Infusa daun sirih konsnetrasi 90% b/v memiliki daerah hambat
sebesar 6,66 mm dan infusa daun sirih konsnetrasi 60% b/v memiliki daerah hambat
2,13 mm. Infusa daun sirih konsnetrasi 90% b/v masuk kedalam kategori anti bakteri
sedang dan infusa daun sirih konsnetrasi 60% b/v masuk kedalam kategori lemah.
Kesimpulan: Infusa daun sirih dapat digunakan sebagai disinfektan alami dan aman
digunakan.

Kata Kunci : Infusa Daun Sirih, Disinfektan, Staphylococcus aureus

Potensi Kombinasi Optimal Basis Gel Antiseptik Ekstrak Sereh Wangi


(Cymbopogon nardus (L.) Rendle Mampu Menghambat Pertumbuhan
Bakteri Eschericia coli dan Staphylococcus aureus.

Reynelda Juliani Sagala (oral),*a Pretty Falena Atmanda Kambira,b Untung Gunawanc
abc
Prodi Farmasi, Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan, Universitas Katolik Indonesia
Atma Jaya, Jakarta, DKI Jakarta, Indonesia.

E-mail: reynelda.juliani@atmajaya.ac.id

Buku Abstrak
Pertemuan Ilmiah Tahunan Ikatan Apoteker 2021
Tema: “The Opportunities of Pharmacists’ Digital Services in Pandemic Recovery”
| 115
ABSTRAK
Latar belakang: Sereh wangi (Cymbopogon nardus (L.) Rendle memiliki aroma khas
yang berasal dari kandungan minyak atsiri. Komponen minyak atsiri khususnya
senyawa sitronelal dan geraniol diketahui memiliki aktivitas antijamur dan antibakteri,
sehingga ekstrak sereh wangi dapat digunakan sebagai bahan aktif untuk sediaan gel
antiseptik tangan. Namun perlu dilakukan optimasi basis gel untuk mendapatkan
formulasi yang optimal. Tujuan: Tujuan dari penelitian ini adalah menentukan variasi
konsentrasi campuran basis gel antiseptik (CMC-Na, gom arab dan gelatin) yang
optimal, stabil dan mampu menghambat pertumbuhan bakteri. Metode: Sereh wangi
dimaserasi menggunakan pelarut etanol 70%. Variasi basis dievaluasi berdasarkan nilai
viskositas, daya sebar dan daya lekat. Variasi ini dianalisis menggunakan metode
Simplex Lattice Design kemudian didapatkan variasi yang paling optimal. Aktivitas
antimikroba dari esktrak dan basis diuji menggunakan metode cakram difusi terhadap
bakteri Eschericia coli dan Staphylococcus aureus. Hasil: Hasil analisis mendapatkan
bahwa basis yang optimal berdasarkan parameter yang ditetapkan adalah campuran
basis CMC-Na dan gelatin (1:1). Formulasi ini dapat menghambat pertumbuhan
bakteri. Kesimpulan: Hasil penelitian ini mampu membuat sediaan gel antiseptik
tangan dengan jenis basis yang berbeda dan perlu dilakukan pengembangan basis yang
mampu meningkatkan aktivitas antimikrobia dari zat aktif ekstrak sereh wangi.
Kata Kunci: sereh wangi; gel antiseptik; basis gel; optimasi

Aplikasi Metode Optimasi Central Composite Design


Dalam Formulasi Sediaan Gel Nanopartikel Lipid Dengan Bahan Aktif 4-
N-Butylresorcinol

Rini Dwiastutia), Ni Kadek Dwi Putri Kusuma Dewib)


a. Program Studi Magister Farmasi, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta, Indonesia
b. b Program Studi Farmasi, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta, Indonesia
Yogyakarta, Daerah Istimewa Yogyakarta, Indonesia
E-mail: rini_dwi@usd.ac.id

Buku Abstrak
Pertemuan Ilmiah Tahunan Ikatan Apoteker 2021
Tema: “The Opportunities of Pharmacists’ Digital Services in Pandemic Recovery”
| 116
ABSTRAK
Latar belakang: Nanopartikel lipid merupakan salah satu bentuk sediaan nanopartikel
yang memiliki ukuran partikel 1-100 nm. Sistem nanopartikel lipid dapat mengalami
agregasi yang menyebabkan peningkatan ukuran partikel seiring waktu
penyimpanannya sehingga diperlukan suatu pembawa yang dapat mengurangi agregasi
tersebut. Sistem nanopartikel lipid yang diformulasikan dalam sediaan gel dapat
menambah matriks sehingga mengurangi agregasi tersebut. Central Composite Design
(CCD) adalah salah satu bagian desain eksperimental dari Response Surface
Methodology yang dapat digunakan untuk menentukan optimasi gelling agent dan
humektan dalam formulasi sediaan gel nanopartikel lipid. Tujuan: Tujuan dari
penelitian ini yaitu mendapatkan komposisi yang optimum dari karbopol 940 dan
prolilen glikol dengan bahan aktif 4-n-butylresorcinol menggunakan metode optimasi
Central Composite Design. Metode: Penelitian ini merupakan penelitian
eksperimental dengan variabel bebas yaitu karbopol 940 dan propilen glikol serta
variabel tergantung yaitu sifat fisik dan stabilitas fisik sediaan gel. Hasil: Hasil dari
penelitian ini yaitu karbopol 940 sebesar 0,46078 g dan propilen glikol sebesar 9,23033
mL ditetapkan sebagai titik optimum yang diperoleh dari titik terkecil pada area
optimum menggunakan metode CCD.

Kata kunci: Nanopartikel lipid, 4-n-butylresorcinol, karbopol 940, propilen glikol,


Central Composite Design

Formulasi Sabun Cair Pembersih Daerah Kewanitaan dari Ekstrak


Kunyit Putih (kaempferia rotunda L.) dan Uji Efektivitas Terhadap
Candida albicans
Sofi Nurmay Stiani (oral)a, Lila Ardiani Putrib, Yusransyahc, Dimas Danang Indriatmokod

Program Studi Farmasi Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Salsabila, Jalan Raya Serang –
a,c

Pandeglang KM 06, Curug Serang Banten 42211, Indonesia, b,dProgram Studi Farmasi
Fakultas Sains, Farmasi dan kesehatan Universitas Mathla’ul Anwar Banten, Jalan Raya
Labuan KM 23, Saketi Pandeglang Banten 42273, Indonesia

E-mail: sofia240586@gmail.com

Buku Abstrak
Pertemuan Ilmiah Tahunan Ikatan Apoteker 2021
Tema: “The Opportunities of Pharmacists’ Digital Services in Pandemic Recovery”
| 117
ABSTRAK
Latar belakang: Kaempferia rotunda L (kunyit putih) mengandung alkaloid, fenol,
saponin, glikosida, steroid, terpenoid, dan kandungan lainnya yang dapat digunakan
sebagai antimikroba, antikanker, antialergi, antioksidan dan analgesik serta antifungal.
Keputihan atau fluor albus adalah cairan yang keluar berlebihan dari vagina yang tidak
berupa darah yang disebabkan oleh salah satunya jamur Candida albicans. Tujuan:
Penelitian ini bertujuan untuk memformulasikan ekstrak kunyit putih (Kaempferia
rotunda L.) menjadi sabun cair pembersih kewanitaan yang memenuhi persyaratan SNI
dan mengetahui tingkat aktivitas antijamur terhadap jamur Candida albican. Metode:
Kunyit putih dimaserasi dengan etanol 70%, dan dievaporasi sampai menjadi ekstrak
kental dan dibuat sabun cair. Formulasi sabun cair terdiri dari asam stearat 7%, adeps
lanae 1%, TEA 2%, gliserol 5% dan ekstrak kunyit putih dengan konsentrasi 20%, 25%
dan 30% serta minyak vanili ditambahkan terakhir menggunakan akuades ad 100 mL.
Pengujian aktivitas antijamur sediaan sabun cair dengan metode sumuran dan analisis
dengan SPSS. Hasil: penelitian menunjukkan bahwa ekstrak etanol kunyit putih
memiliki efektivitas terhadap jamur Candida albicans pada konsentrasi 25% dan 30%
dengan diameter hambat 11 mm dan 15 mm (kategori kuat), sedangkan pada sediaan
sabun cair ekstrak kunyit putih, efektivitas antijamur ditunjukkan hanya pada
konsentrasi 30% dengan kategori sedang (diameter hambat 9,6 mm), Sabun memenuhi
persyaratan SNI meliputi organoleptik, pH, tinggi busa, viskositas. Kesimpulan:
Ekstrak etanol kunyit putih dapat diformulasikan menjadi sediaan sabun pembersih
kewanitaan dengan efektifitas antijamur ditunjukkan pada konsentrasi 30% (sig
p<0,00).
Kata Kunci: Kaempferia rotunda L., Keputihan, Candida albicans, Ekstrak Kunyit
putih, Sabun Cair.

Uji Kualitas Sediaan Racikan Pulveres Kombinasi Ambroxol HCl dan


Alerfed®

Sri Hartati Yuliani,*a Clara Angelika Sinulingga.a


a
Fakultas Farmasi, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta, DIY, Indonesia
*
E-mail: srihartatiyuliani@usd.ac.id

Buku Abstrak
Pertemuan Ilmiah Tahunan Ikatan Apoteker 2021
Tema: “The Opportunities of Pharmacists’ Digital Services in Pandemic Recovery”
| 118
ABSTRAK

Latar belakang: Meracik adalah pekerjaan kefarmasian yang paling berisiko. Hasil
peracikan bukan merupakan subyek bagi regulator untuk memeriksa kualitas hasil
racikan. Sediaan racikan masih banyak dilakukan di rumah sakit terutama bagi pasien
anak. Salah satu kombinasi obat yang masih banyak diracik adalah campuran ambroxol
HCl dan Alerfed® (mengandung Pseudoefedrin HCl dan Tripolidin HCl). Triolidin HCl
adalah obat dengan indeks terapi sempit sehingga kualitas hasil racikan yang tidak baik
dapat berdampak pada proses terapi pasien. Tujuan: Tujuan dari penelitian ini adalah
untuk mengetahui kualitas sediaan racikan puyer kombinasi ambroxol HCl dan
Alerfed®. Metode: Penelitian ini merupakan penelitian non-eksperimental deskriptif,
sampel diambil dari suatu rumah sakit tipe C di Semarang. Sampel pulveres kemudian
diuji kualitas dan stabilitasnya. Parameter kualitas yang diuji meliputi organoleptis,
kandungan lembab, ukuran partikel, dan keseragaman kandungan aktif pulveres. Hasil:
Hasil yang didapat dari penelitian ini adalah secara organoleptis pulveres yang
dihasilkan merupakan serbuk halus berwarna putih dengan bau khas. Kandungan
lembab pulveres adalah 5,1%. Diameter rata-rata partikel pulveres 13,87 m yang
masuk kategori serbuk sangat halus. Uji keseragaman kandungan aktif pulveres
menunjukkan bahwa pulveres tidak seragam. Kesimpulan: Kualitas pulveres
kombinasi ambroxol HCl dan Alerfed® belum memenuhi parameter kualitas sediaan
pulveres.

Kata Kunci: kualitas, stabilitas, pulveres, ambroxol HCl, Alerfed®

Uji Stabilitas Penyimpanan Jangka Panjang Sediaan Krim Ketoconazole

Sudrajat Sugiharta (oral),a Widia Ningsih,b


a
Prodi Farmasi, FF UBP Karawang, Karawang, Jawa Barat, Indonesia; bProdi Farmasi,
Politeknik Meta Industri Cikarang, Cikarang, Jawa Barat, Indonesia.

E-mail: penapharmacy@gmail.com

ABSTRAK
Latar belakang: Mutu sediaan obat penting dipertahankan selama proses pembuatan,
penyimpanan hingga digunakan. Stabilitas sediaan krim merupakan salah satu kriteria
Buku Abstrak
Pertemuan Ilmiah Tahunan Ikatan Apoteker 2021
Tema: “The Opportunities of Pharmacists’ Digital Services in Pandemic Recovery”
| 119
yang penting dari mutu sediaan tersebut karena akan berdampak pada efektifitas,
keamanan dan mutu produk pada saat digunakan oleh masyarakat. Tujuan: Penelitian
ini bertujuan untuk menguji stabilitas sifat fisika dan kimia sediaan krim ketoconazole
dengan metode stabilitas penyimpanan jangka panjang (real time). Metode: Penelitian
menggunakan praeksperimental dengan rancangan one shot case study dengan
pengujian stabilitas jangka panjang sediaan krim ketoconazole selama 42 bulan dengan
kondisi penyimpanan 30⁰C ± 2⁰C RH 75% ± 5%. Organoleptik, pH, viskositas, kadar
zat aktif ketoconazole diperiksa dengan interval waktu penyimpanan selama 24, 30, 36,
dan 42 bulan. Hasil: Penelitian menunjukkan bahwa efek penyimpanan selama 42
bulan pada pengujian organoleptik tidak menyebabkan perubahan bau, warna, dan
tekstur, dimana tidak terbentuk lapisan krim serta masih mempertahankan
kehomogenan. Pada pengujian pH, dan viskositas dari krim ketoconazole tidak berubah
secara signifikan (p ≥ 0.05) setelah 42 bulan penyimpanan pada kondisi penyimpanan
30⁰C ± 2⁰C RH 75% ± 5%. Pada penetapan kadar zat aktif ketoconazole dalam krim
selama penyimpanan tidak menunjukan degradasi yang signifikan (terjadi penurunan
kadar kurang dari 5% pada penetapan kadar). Kesimpulan: Data yang diperoleh dari
uji stabilitas jangka panjang menunjukan bahwa sediaan krim ketoconazole tetap stabil
selama 42 bulan penyimpanan.

Kata kunci: Krim Ketoconazole, Stabilitas jangka panjang, Organoleptik, pH, Kadar
aktif.

Nilai Aktivitas Antioksidan (IC50) Sebagai Parameter Bioreduktor Alam


dalam Pembentukan Nanopartikel Emas dengan menggunakan ekstrak
Buah Naga Merah (Hylocereus polyrhizus) dan Kulit Buah Rambutan
Rapiah (Nephelium lappaceum L)
Titta Hartyana Sutarnaaa,Fikri Alatasa, Nisrina Nur Husnaa, Sarah Marsya Nur Asy Syifaa
a
Departemen Farmasetika dan Teknologi Farmasi, Farmasi, Fakultas Farmasi,
Universitas Jenderal Achmad Yani, Cimahi, Jawa Barat, Indonesia
E-mail: titta.hartyana@lecture.unjani.ac.id
ABSTRAK
Latar belakang: Nanopartikel emas adalah salah satu perkembangan sintesis nanopartikel
yang sedang banyak dilakukan. Metode green synthesis adalah suatu cara pembuatan
nanopartikel emas yang ramah lingkungan, serta tidak menyebabkan toksik terhadap tubuh,
Buku Abstrak
Pertemuan Ilmiah Tahunan Ikatan Apoteker 2021
Tema: “The Opportunities of Pharmacists’ Digital Services in Pandemic Recovery”
| 120
yang mana cara ini menggunakan tumbuhan sebagai bioreduktor untuk mereduksi emas Au3+
menjadi Au0. Metabolit sekunder dari suatu tanaman seperti tanin, polifenol dan alkaloid
diduga menjadi agen yang bekerja sebagai bioreduktor alam tersebut. Tujuan: Penelitian ini
bertujuan untuk melihat potensi antioksidan dalam suatu tanaman sebagai parameter
pembentukan nanopartikel emas berdasarkan nilai masing-masing IC50 dari ekstrak tanaman
yang digunakan yaitu ekstrak buah naga merah (Hylocereus polyrhizus) dan ekstrak kulit
rambutan rapiah (Nephelium lappaceum L). Metode: Penelitian ini diawali dengan pembuatan
ekstrak kulit biah naga merah, ekstrak buah naga merah dan ekstrak kulit rambutan rapiah, lalu
dilakukan pemeriksaan IC50 pada masing-masing ekstrak, pembuatan cairan emas (HAuCl4),
dan pembuatan nanopartikel emas dengan mencampurkan 500 µL cairan emas dan ekstrak
yang sudah dibuat dengan beberapa konsentrasi yaitu senilai IC50/500µ, 10xIC50/500µL,
20xIC50/500µL, 30xIC50/500µL, 40xIC50/500µL dan 50xIC50/500µL. Hasil: Pemeriksaan
IC50 masing-masing ekstrak senilai 1.167ppm dan 373,81ppm, setelah dikarakterisasi secara
visual perubahan warna terjadi pada cairan emas yang dicampur oleh ekstrak yang semula tidak
berwarna menjadi berwarna merah muda keunguan dan dikarakterisai secara kualitatif
menggunakan menggunakan Spektrofotometri UV-Visibel menghasilkan panjang gelombang
maksimum masuk rentang 500nm-550nm. Kesimpulan: Ekstrak buah naga (Hylocereus
polyrhizus) bisa dijadikan sebagai bioreduktor pada pembuatan nanopartikel emas pada
konsentrasi 10xIC50 sampai dengan50xIC50 dapat digunakan sebagai bioreduktor alam.
Demikian pula dengan ekstrak kulit rambutan rapiah (Nephelium lappaceum L) pada
konsentrasi 10xIC50 sampai dengan 50xIC50 dengan ukuran partikel masing-masing terkecil
adalah 578,4nm dengan PI 0.234 dan 157,7 dengan PI 0,304

Kata Kunci: Nanopartikel emas, antioksidan, buah naga, kulit rambutan rapiah

Tinjauan Fotostabilitas Obat Sitotoksik Injeksi dan Perlakuannya


Sebelum dan Setelah Pencampuran

Eko Fransiska,a Yovita Diane (oral),b Ika Gilar Hapsari,c Rendy Pratama,d Adi Nugroho,e
Sarmoko*f
a
RSUP Dr. Kariadi Semarang, Jawa Tengah, Indonesia
b
RS Khusus Kanker MRCCC Siloam Semanggi, Jakarta, Indonesia
c
RSUD Salatiga, Jawa Tengah, Indonesia
d
RS Telogorejo Semarang, Jawa Tengah, Indonesia
e
RSUP Dr. Sardjito, Yogyakarta, Indonesia
f
Jurusan Farmasi, Fakultas Ilmu-ilmu Kesehatan, Universitas Jenderal Soedirman, Jawa
Tengah Indonesia
Buku Abstrak
Pertemuan Ilmiah Tahunan Ikatan Apoteker 2021
Tema: “The Opportunities of Pharmacists’ Digital Services in Pandemic Recovery”
| 121
*E-mail: sarmoko@unsoed.ac.id

ABSTRAK
Latar belakang: Stabilitas merupakan salah satu parameter kualitas dari penyiapan
obat sitotoksik di rumah sakit yang sangat penting. Obat-obat sitotoksik dianggap
sebagai obat yang tidak stabil terhadap cahaya. Pada praktiknya, banyak rumah sakit
di Indonesia yang menerapkan untuk membungkus semua produk pencampuran
sitotoksik dengan material yang kedap cahaya, meskipun pemberian obat dilakukan di
dalam ruangan tertutup. Tujuan: Melakukan pengkajian sifat fotostabilitas masing-
masing obat sitotoksik baik sebelum maupun sesudah dilakukan pencampuran, dan
mengidentifikasi apakah diperlukan perlakuan khusus atau tidak terhadap sediaan obat
sitostatik tersebut. Metode: Data fotostabilitas dari 22 obat sitostatika diambil dari
literatur Handbook on Injectable Drugs edisi 17 dan dari artikel jurnal penelitian. Data
yang diambil yaitu keterangan kondisi terkait perlindungan terhadap cahaya pada saat
penyimpanan, dan keterangan efek cahaya pada larutan obat setelah dicampurkan
dengan pelarut atau cairan infus. Kemudian dari data tersebut dilakukan identifikasi
perlakuan yang bisa dilakukan berdasarkan praktik yang ada di rumah sakit. Hasil:
Didapatkan tabel fotostabilitas 22 obat sitostatika injeksi yang banyak digunakan. Dari
tabel tersebut, hanya Dacarbazin, Daunorubicin dan Metotrexat yang memerlukan
perlakuan khusus terkait sifat fotolabilnya, pada kondisi tertentu. Kesimpulan: Hanya
sebagian kecil obat sitostatika yang sangat fotolabil dan perlu perlakuan khusus harus
dibungkus setelah pencampuran yaitu dacarbazin, daunorubicin dan metotrexat.
Kata Kunci: penanganan obat sitotoksik, obat sitotoksik, stabilitas, fotolabil

Optimasi Bahan Peningkat Penetrasi Dimetyl Sulfoksida (DMSO)


terhadap Penetrasi Sediaan Emulgel Ekstrak Etanol Daun Sesewanuwa
(Clerodendrum fragrans Wild.) secara Ex Vivo

Paulus Pangaloa, Zulfiayu Sapiun*b, Arlan K. Imranb, Prisca Safriani Wicitab, Ysrafilb,
Muindarc, Sabaruddinc, Yos Banned

Jurusan Keperawatan, Poltekkes Kemenkes Gorontalo, Gorontalo, Indonesia; bJurusan


a

Farmasi, Poltekkes Kemenkes Gorontalo, Indonesia, cBalai POM di Gorontalo, Indonesia,


d
Jurusan Farmasi, Poltekkes Kemenkes Manado, Indonesia.

E-mail: zulfiayu@poltekkesgorontalo.ac.id

ABSTRAK
Buku Abstrak
Pertemuan Ilmiah Tahunan Ikatan Apoteker 2021
Tema: “The Opportunities of Pharmacists’ Digital Services in Pandemic Recovery”
| 122
Latar belakang: Sesewanuwa (Clerodendrum fragrans Wild.) merupakan tanaman
yang sering digunakan ditengah masyarakat sebagai obat anti inflamasi. Senyawa aktif
yang bertanggung jawab dalam efek anti inflamasinya adalah senyawa golongan
flavonoid yakni kuarsetin. Kuarsetin bersifat hidrofilik yang menjadikannya sulit
berpenetrasi ke dalam kulit. Dimetil Sulfoksida (DMSO) merupakan bahan yang
bersifat amfoter yang dapat mempercepat penetrasi bahan obat yang bersifat polar
maupun non polar melalui mekanisme kerja mengekstraksi lapisan lemak kulit dan
mengganti susunan cairan ekstraseluler folikel rambut kulit. Tujuan: Untuk
mengetahui pengaruh penggunaan DMSO sebagai bahan penetrant enhancer terhadap
penetrasi emulgel ekstrak etanol daun sesewanuwa secara Ex Vivo. Metode: Emulgel
dibuat dalam 5 formula dengan variasi konsentrasi DMSO 0%, 3%, 5% 7% dan baku
pembanding tanpa DMSO. Pengujian penetrasi emulgel ekstrak etanol daun
sesewanuwa menggunakan sel Difusi Franz dan kulit tikus putih sebagai membran
difusi. Ditetapkan jumlah kumulatif, laju penetrasi kuarsetin yang melewati kulit dan
stabilitas sediaan. Hasil: Sediaan emulgel F4 dengan kandungan DMSO 7%
merupakan formula terbaik dalam membantu penetrasi sediaan emulgel ekstrak
sesewanuwa dengan jumlah kumulatif terpenetrasi sebesar 331,423 g/cm2, laju
penetrasi 2,762 µg/cm2/menit serta daya sebar sediaan yang baik 4,6 cm. Dari hasil
analisis statistik One way ANOVA (Analysis of Variance) menunjukkan bahwa
terdapat pengaruh yang bermakna (p < 0,05) dari konsentrasi DMSO terhadap jumlah
kumulatif dan laju terpenetrasi sediaan emulgel ekstrak sesewanuwa secara Ex VIVO.
Kesimpulan: DMSO memiliki pengaruh terhadap penetrasi sediaan emulgel.
Kata Kunci: Daun Sesewanuwa, DMSO, Sel difusi Franz, Emulgel, Penetrasi

Preparasi dan Karakterisasi Nanoemulgel Ekstrak Bunga Telang (Clitoria


ternatea L.) dengan Metode Particle Size Analysis (PSA)

Ananda Sefriyani Bulotoa, Zulfiayu Sapiun*a, Prisca Safriani Wicitaa, Vyani Kambaa, Arlan
K. Imrana, Fihrina Mohamada, Nangsih Sulastri Slameta, Whylies Agung Ajie Buanab
a
Jurusan Farmasi, Poltekkes Kemenkes Gorontalo, Gorontalo, Indonesia; bBalai POM di
Gorontalo, Indonesia.

E-mail: zulfiayu@poltekkesgorontalo.ac.id

ABSTRAK
Latar belakang: Bunga Telang (Clitoria ternatea L.) telah banyak digunakan oleh
masyarakat. Bunga telang mengandung senyawa flavonoid dan fenolik yang memiliki
Buku Abstrak
Pertemuan Ilmiah Tahunan Ikatan Apoteker 2021
Tema: “The Opportunities of Pharmacists’ Digital Services in Pandemic Recovery”
| 123
aktivitas antioksidan. Kandungan antioksidan pada bunga telang dapat dikembangkan
ke dalam sediaan kosmetik wajah dalam bentuk nanoemulgel. Sediaan ini diharapkan
mampu memberikan daya hantar obat yang lebih baik sehingga mampu memberi efek
antiaging yang optimum. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh
variasi basis gel pada proses preparasi dan karakterisasi nanoemulgel ekstrak bunga
telang dengan menggunakan metode PSA. Metode: Metode penelitian yang digunakan
dalam penelitian ini adalah eksperimental laboratorium. Variabel bebas pada penelitian
ini adalah variasi jenis basis gelling agent yang digunakan, yaitu Karbopol 940, HPMC
dan Na CMC. Alat yang digunakan magnetic stirrer, pH meter, ultrasonic cleaner,
atomizer, spektrofotometer UV-Vis, dan PSA. Variabel terikat pada penelitian ini
adalah ukuran partikel, indeks polidispersitas dan stabilitas fisik sediaan nanoemulgel.
Instrumen yang digunakan adalah Terdapat 3 Formula, yaitu F1 dengan menggunakan
basis karbopol 940 0,2%, F2 menggunakan basis HPMC 0,2% dan F3 menggunakan
basis Na CMC 0,2%. Analisis data penelitian ini menggunakan uji One Way Anova dan
Kruskal Wallis. Penelitian dilakukan pada bulan Januari-Mei 2021 di Laboratorium
Teknologi Farmasi Poltekkes Gorontalo, Lab. OT BPOM di Gorontalo dan
Laboratorium UII Yogyakarta. Hasil: Hasil penelitian menunjukkan bahwa formula F3
dengan basis Na CMC merupakan formula terbaik dengan sediaan stabil yang telah
dievaluasi serta memiliki ukuran partikel dengan nilai 14,7 nm dan nilai PI 0,271.
Kesimpulan: Terdapat pengaruh variasi basis gel pada proses preparasi dan
karakterisasi terhadap mutu fisik sediaan nanoemulgel ekstrak bunga telang.

Kata Kunci: Nanoemulgel, Bunga Telang (Clitoria ternatea L.), Particle Size Analysis
(PSA)

Penetapan Nilai Sun Protection Factor (SPF) Losion Ekstrak Kulit


Batang Mangga Kweni (Mangifera odorata Griff.) dengan
Menggunakan Metode Spektrofotometri UV-VIS
Vinarty I. Abdullaha, Zulfiayu Sapiun*a, Prisca Safriani Wicitaa, Vyani Kambaa, Fadli
Husaina, Hartatia, Sukmawati A. Damitib, Whylies Agung Ajie Buanac

Jurusan Farmasi, Poltekkes Kemenkes Gorontalo, Gorontalo, Indonesia; bJurusan


a

Kebidanan Poltekkes Kemenkes Palangkaraya, cBalai POM di Gorontalo, Indonesia.

E-mail: zulfiayu@poltekkesgorontalo.ac.id

ABSTRAK
Buku Abstrak
Pertemuan Ilmiah Tahunan Ikatan Apoteker 2021
Tema: “The Opportunities of Pharmacists’ Digital Services in Pandemic Recovery”
| 124
Latar belakang: Mangga kweni (Mangifera odorata. Griff) dikenal sebagai buah
eksotik yang memiliki aroma yang khas dan kuat. Secara empiris, masyarakat
Gorontalo memanfaatkan kulit batang sebagai salah satu bahan pembuatan bedak lulur
pengantin. Tanaman ini mengandung mangiferin, flavonoid, alkaloid, triterpenoid dan
tanin. Hal tersebut dapat dimanfaatkan sebagai bahan aktif pembuatan losion tabir
surya. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk menentukan nilai Sun Protecting Factor
(SPF) sediaan losion ekstrak kulit batang mangga kweni menggunakan metode
spektrofometri UV-VIS. Metode: Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian
ini adalah eksperimental laboratorium. Penelitian dilakukan bulan Januari- Mei 2021
di Lab. Teknologi Farmasi Polkesgo dan Lab. OT BPOM di Gorontalo. Terdapat 4
formula dengan variasi konsentrasi ekstrak, formula F0 (basis losion), formula F1
(0,5%), formula F2 (1%), formula F3 (2%). Variabel bebas adalah konsentasi ekstrak
etanol kulit batang mangga kweni, sedangkan variabel terikat adalah nilai SPF.
Evaluasi fisik sediaan losion dilakukan dengan parameter uji organoleptis, daya sebar,
homogenitas, stabilitas, pH. Nilai SPF sediaan losion diuji menggunakan metode
Spektrofotometri UV-VIS dengan panjang gelombang 290-400 nm. Hasil:
Perhitungan nilai SPF sediaan losion ekstrak kulit batang mangga kweni, (F0) sebagai
basis losion yang tidak mengandung ekstrak kulit batang mangga tidak memiliki
efektifitas sebagai tabir surya dengan memiliki nilai SPF 1,0172, pada formula (F1)
dengan konsentrasi 0,5% memiliki nilai SPF 6,8312 pada formula (F2) dengan
konsentrasi 1% memiliki nilai SPF 24,2605 pada formula (F3) dengan konsentrasi 2%
memiliki nilai SPF 131,5830. Kesimpulan: Konsentrasi ekstrak berbanding lurus
dengan nilai SPF. F3 (2%) yang memiliki tabir surya yang baik ( SPF 131,5830).
Kata Kunci: Kulit batang mangga kweni, losion, spektrofotometri UV-VIS, SPF

KATEGORI
Farmasi Klinis, Farmasi Pendididikan,
Farmakoekonomi dan Farmasi Sosial
Administratif termasuk penggunaan teknologi
informasi dan komunikasi (FK)

Buku Abstrak
Pertemuan Ilmiah Tahunan Ikatan Apoteker 2021
Tema: “The Opportunities of Pharmacists’ Digital Services in Pandemic Recovery”
| 125
Evaluasi Perencanaan dan Pengadaan Obat dengan Dana JKN
di Puskesmas Rambipuji Kabupaten Jember
Ika Norcahyanti,a Sinta Rachmawati,b Nuril Izzati Farihatur Ramadhani*c

*a,b Department of Clinical and Community Pharmacy, Faculty of Pharmacy,


University of Jember, Indonesia
*c Faculty of Pharmacy, University of Jember, Indonesia
E-mail: norcahyanti.farmasi@unej.ac.id

ABSTRAK
Latar belakang: Puskesmas merupakan fasilitas kesehatan yang menyelenggarakan
kegiatan pengelolaan obat, termasuk kegiatan perencanaan dan pengadaan. Evaluasi
perlu dilakukan untuk menilai keberhasilan pencapaian tujuan dan hasil kegiatan.
Indikator yang dapat digunakan yaitu indikator efisiensi yang diterbitkan oleh
Kementerian Kesehatan dan indikator efisiensi yang dikembangkan oleh peneliti
Pudjaningsih. Puskesmas Rambipuji merupakan Puskesmas dengan dana pengeluaran
untuk pengadaan obat terbesar di Kabupaten Jember pada tahun 2020. Oleh karena itu,
perlu dilakukan evaluasi, sehingga hasilnya dapat dijadikan acuan untuk peningkatan
pelayanan pada periode berikutnya. Tujuan: Mengetahui hasil evaluasi perencanaan
dan pengadaan obat dengan dana JKN di Puskesmas Rambipuji periode tahun 2020.
Metode: Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif. Data primer diperoleh melalui
hasil wawancara. Sedangkan data sekunder meliputi dana total yang tersedia, dana
pengadaan obat, LPLPO untuk obat yang dibeli melalui dana JKN, dan kartu stok. Data
dianalisis secara deskriptif, disajikan secara kuantitatif dalam bentuk tabel yang
didukung oleh hasil wawancara yang disajikan dalam bentuk narasi. Hasil: Kegiatan
perencanaan dan pengadaan obat dengan dana JKN telah dilaksanakan sesuai peraturan
yang ditetapkan. Hasil pada indikator persentase dana yang tersedia dibandingkan
keseluruhan dana yang dibutuhkan adalah sebesar 114,26%, indikator persentase
alokasi dana pengadaan obat sebesar 3,46%. Hasil pada indikator persentase
kesesuaian pengadaan dengan kenyataan pakai tiap item obat sebesar 133,33% dan
pada indikator frekuensi pengadaan tiap item obat sebanyak 1 kali dalam setahun.
Kesimpulan: Kegiatan perencanaan dan pengadaan obat di Puskesmas Rambipuji
Jember telah dilaksanakan sesuai peraturan yang ditetapkan. Tetapi belum sesuai
dengan standar yang ditetapkan, disebabkan oleh beberapa faktor termasuk pandemi
Covid-19 dan kendala administrasi.

Kata Kunci: pengadaan obat, perencanaan obat, Puskesmas


Buku Abstrak
Pertemuan Ilmiah Tahunan Ikatan Apoteker 2021
Tema: “The Opportunities of Pharmacists’ Digital Services in Pandemic Recovery”
| 126
E-Learning dan kendalanya bagi mahasiswa Farmasi di Indonesia
pada era Pandemi Covid 19
Abdul Rahem (oral)a*, Ach. Syahrirb, Hasan Ismailc
a
Fakultas Farmasi Universitas Airlangga, Surabaya, Jawa Timur, Indonesia; bProgram Studi
Farmasi Universitas Islam, Malang, Jawa Timur, Indonesia; cProgram Studi Farmasi Stikes
Borneo Lestari Banjarmasin, Kalimantan Selatan Indonesia

*Corresponding author : abdulrahem@ff.unair.ac.id

ABSTRAK
Latar belakang: Pandemi coronavirus disease 19 (Covid-19) yang melanda beberapa
negara di dunia, berdampak pada hampir semua sektor kehidupan termasuk pendidikan
sebagai akibat kebijakan lockdown oleh pemerintah. Kebijakan lockdown ini diambil
dalam rangka membatasi pertemuan fisik antar manusia, dengan menutup beberapa
tempat kegiatan termasuk sekolah untuk mencegah penularan Covid-19 secara masif.
Kondisi ini merubah kegiatan rutin sehari-hari, seperti pekerjaan kantor harus
dikerjakan di rumah, proses pembelajaran yang seharusnya dilakukan di ruangan yang
sama antara dosen dan mahasiswa, menjadi pembelajaran online. Tujuan: Penelitian
ini bertujuan untuk mengetahui kendala mahasiswa dalam pembelajaran online.
Metode: Penelitian obsrvasional dilakukan pada 1658 mahasiswa farmasi dengan non
probability sampling. Instrumen pengambilan data berupa kuesioner yang sudah
dilakukan uji validitas dan reliabilitas terlebih dahulu. Kuesioner di distribusikan
secara online, melalui komting di salah satu fakultas farmasi, dan menyebar ke
mahasiswa farmasi yang tersebar di seluruh provinsi di Indonesia. Hasil: Hasil
penelitian menunjukkan bahwa 84,6% responden menyatakan bahwa e-learning
merupakan solusi terbaik pada masa pandemi, 67,6% menyatakan bahwa e-learning
lebih hemat dari pada kuliah tatap muka, akan tetapi mereka sering terkendala jaringan
internet yang dialami oleh sebanyak 63,3% responden. 61% responden menyatakan
bahwa meteri kuliah yang terserap lebih rendah dari pada kuliah tatap muka, dan 79,2%
menyatakan kemampuan menyerap simulasi praktikum lebih rendah dari biasanya.
Selain itu responden menyatakan kehilangan kesempatan untuk interaksi antara dosen
dan mahasiswa. Kesimpulan: peroses pembelajaran online berdampak pada
menurunnya serapan materi oleh mahasiswa. Disarankan proses pembelajaran online
dilengkapi dengan audiovisual yang bisa menggambarkan kondisi seperti ketika
pembelajaran tatap muka, dan diperbanyak diskusi dua arah antar mahasiswa dan
dosen.
Kata kunci: pembelajaran, online, mahasiswa farmasi.
Buku Abstrak
Pertemuan Ilmiah Tahunan Ikatan Apoteker 2021
Tema: “The Opportunities of Pharmacists’ Digital Services in Pandemic Recovery”
| 127
Pengetahuan, Sikap, Penerimaan dan Determinasi Penerimaan Vaksin
COVID-19 Pada Masyarakat di Kelurahan Pejuang Kota Bekasi
Adin Hakim Kurniawana Yetri Elisyab, Muhammad Fregi Marsac

a,*
Prodi Farmasi, Poltekkes Kemenkes Jakarta 2, Jakarta Pusat ,DKI Jakarta, Indonesia;
b
Prodi Farmasi, Poltekkes Kemenkes Jakarta 2, Jakarta Pusat ,DKI Jakarta, Indonesia;
c
Prodi Farmasi, Poltekkes Kemenkes Jakarta 2, Jakarta Pusat ,DKI Jakarta, Indonesia.
E-mail: adin.hakim@poltekkesjkt2.ac.id
ABSTRACT
Pendahuluan: Salah satu upaya pemerintah Indonesia untuk melawan Covid 19 adalah
dengan mengadakan vaksinasi bagi seluruh masyarakat Indonesia. DKI Jakarta salahsatu
episentrum penyebaran Covid 19 yang awal dalam memulai kegiatan vaksinasi. Masih
banyak penolakan masyarakat terhadap pelaksanaan imunisasi dasar lengkap termasuk
vaksinasi Covid 19. Tujuan: Untuk mengetahui pengetahuan, sikap, penerimaan dan
faktor yang mempengaruhi penerimaan vaksin Covid 19. Metode: Jenis penelitian
deskriptif kuantitatif dengan desain cross-sectional. Jumlah respondent penelitian
sebanyak 136 orang dari bulan 1 Februari sampai 20 Maret 2021. Teknik pengambilan
sampel menggunakan cluster stratified sampling. Teknik analisa statistik adalah chi-
square dan multiple regression logistic multivariate. Hasil: Penelitian ini
mengungkapkan tingkat pengetahuan baik (71,28%), sikap perilaku positif (59,28%)
dan niat menerima vaksin COVID-19 (75,70%). Dari analisa regresi logistik faktor
yang memiliki hubungan signifikan terhadap penerimaan vaksin terdapat : riwayat
penyakit degeneratif (p-value=0.004); pengetahuan tentang vaksin covid 19 (p-
value=0.010), dan sikap setuju menerima Covid 19 (p=0.026). Kesimpulan: Edukasi
pengetahuan dan komunikasi vaksin dari sumber pemerintah adalah metode penting
untuk mengurangi sikap negatif vaksin COVID-19.

Key words: Pengetahuan; Sikap; Penerimaan; Vaksin Covid 19

Buku Abstrak
Pertemuan Ilmiah Tahunan Ikatan Apoteker 2021
Tema: “The Opportunities of Pharmacists’ Digital Services in Pandemic Recovery”
| 128
Pengaruh Media Edukasi Swamedikasi Suplemen Kesehatan Terhadap
Perilaku Mahasiswa Kesehatan Berdasarkan Health Belief Model di Masa
Pandemi Covid 19
Adin Hakim Kurniawana Yusmaniarb, Harpolia Cartikac

a*
Prodi Farmasi, Poltekkes Kemenkes Jakarta 2, Jakarta Pusat ,DKI Jakarta, Indonesia;
b
Prodi Farmasi, Poltekkes Kemenkes Jakarta 2, Jakarta Pusat ,DKI Jakarta, Indonesia.
c
Prodi Farmasi, Poltekkes Kemenkes Jakarta 2, Jakarta Pusat ,DKI Jakarta, Indonesia.

E-mail: adin.hakim@poltekkesjkt2.ac.id

ABSTRACT
Background: Sejak penyebaran virus COVID-19 kejadian penyalahgunaan suplemen
kesehatan ditengah pandemi sangat tinggi. Pengetahuan dan tindakan media edukasi
swamedikasi suplemen memastikan mahasiswa agar memberikan informasi
penggunaan suplemen yang tepat ke masyarakat luas. Tujuan: Untuk mengetahui
pengaruh berbagai penggunaan media edukasi swamedikasi suplemen kesehatan
terhadap perilaku mahasiswa kesehatan berdasarkan HBM. Metode: Penelitian ini
merupakan quasi eksperimentaln, menggunakan desain pretest-posttest control group.
Terdapat 225 responden mengikuti penelitian yang dipilih melalui stratified random
sampling. Analisa statitistik digunakan Mann Whitney Test dan Wilcoxon Signed Rank
Test. Hasil: Responden terbanyak adalah perempuan (66,67%) usia antara 17-19 tahun
(53,33%). Vitamin C merupakan jenis Suplemen paling banyak dikonsumsi mahasiswa
(34,57%). Sumber informasi suplemen paling banyak diperoleh dari iklan televisi
(27,34%). Terdapat hubungan signifikan penggunaan media e-leaflet (p= 0,000) and
video edukasi (p=0,037) dalam meningkatkan pengetahuan. Media edukasi juga sangat
mempengaruhi sikap perilaku swamedikasi terdapat pada persepsi keseriusan (p =
0.029), persepsi positif tentang penggunaan suplemen (p=0.014), and persepsi
keyakinan swamedikasi (p=0.035). Kesimpulan: Mahasiswa kesehatan termasuk
farmasi lebih banyak mengembangkan media edukasi swamedikasi lainnya yang
teraplikasi dan bermanfaat bagi masyarakat .

Kata Kunci: Media edukasi; Swamedikasi; Supplement; Perilaku

Buku Abstrak
Pertemuan Ilmiah Tahunan Ikatan Apoteker 2021
Tema: “The Opportunities of Pharmacists’ Digital Services in Pandemic Recovery”
| 129
Potensi Interaksi Obat Pada Pasien COVID-19 di Salah Satu Rumah
Sakit
di Provinsi Kalimantan Selatan

Aditya Maulana Perdana Putra (oral),a Yusrinie Wasiaturrahmah,b


a
Program Studi Farmasi, Fakultas MIPA, Universitas Lambung Mangkurat, Banjarmasin,
Kalimantan Selatan, Indonesia; bProgram Studi Kedokteran Gigi, Fakultas Kedokteran Gigi,
Universitas Lambung Mangkurat, Banjarmasin, Kalimantan Selatan, Indonesia.

E-mail: aditya.putra@ulm.ac.id

ABSTRAK
Latar belakang: Coronavirus 2019 (COVID-19) adalah penyakit menular yang disebabkan
oleh virus corona baru yang pertama kali diidentifikasi pada Desember 2019. Hingga saat ini
belum ditemukan obat yang spesifik untuk penyakit Covid-19 sehingga pengobatan masih
bersifat suportif dan simptomatik. Hal ini mengakibatkan pasien mendapatkan banyak
obat/polifarmasi yang berpotensi interaksi obat. Tujuan: untuk menganalisis potensi interaksi
obat pada pasien Covid-19. Metode: Jenis penelitian ini adalah observasional retrospektif
dengan metode deskriptif analisis. Penelitian dilakukan dengan cara mengumpulkan data dari
Pusat Data Elektronik dan Rekam Medis pasien Covid-19 periode maret-agustus 2020.
Pemeriksaan interaksi obat dilakukan melalui website Micromedex. Hasil: Berdasarkan data
yang diperoleh dari 114 rekam medis pasien Covid-19 didapatkan sebanyak 243 interaksi obat.
Untuk Kategori keparahan interaksi obat Minor (17 kasus), Moderat (151 kasus), Mayor (765
kasus) dan Contraindicated (20 kasus). Sedangkan untuk kategori onset interaksi obat Delayed
(86 kasus), Rapid (69 kasus) dan Not Specified (798 kasus) Kesimpulan: lima interaksi obat
terbesar yaitu Azitromisin – Hidroksikloroquin (80 kasus), Azitromisin – Levofloxacin (62
kasus), Hidroksikloroquin – Levofloxacin (56 kasus), Aztromisin – Lovinapir dan Ritonavir
(26 kasus), dan Azitromisin Moxifloxacilin (26 kasus).

Kata Kunci: Covid-19, Keparahan, Potensi Interaksi Obat

Buku Abstrak
Pertemuan Ilmiah Tahunan Ikatan Apoteker 2021
Tema: “The Opportunities of Pharmacists’ Digital Services in Pandemic Recovery”
| 130
ANALISIS PEMILIHAN PRODUK HERBAL DITINJAU DARI ASPEK
HALAL DAN THAYYIB OLEH KELUARGA UNIDA GONTOR

Amal Fadholah (a) Sofwahtul Hasanah (b)


Program Studi Farmasi Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Darussalam Gontor
Ponorogo, Jawa Timur, Indonesia
Email: amal.fadholah@unida.gontor.ac.id

ABSTRAK
Latar belakang: Produk herbal halal adalah produk herbal tertentu yang bersifat halal
dan aman, mulai dari bahan baku, pengolahan hingga pengemasan dan distribusi.
Sedangkan Thayyiban adalah konsep sentral lain dari syariah, dengan makna yang
lebih luas terkait dengan kebajikan, menghubungkan kebaikan, kebersihan, kesehatan,
dan manfaat suatu produk. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor yang
mempengaruhi pemilihan produk herbal dari aspek halal dan thayyib serta kriteria
pemilihan produk herbal di lingkungan keluarga UNIDA Gontor. Metode yang
digunakan adalah Rapid Assesment Procedure (RAP) atau prosedur penilaian cepat
dengan pendekatan kualitatif. Populasi yang diambil yaitu keluarga, pengajar dan
dosen UNIDA Gontor sebanyak 60 orang, terdiri dari dosen Aqidah Filsafat Islam 27
orang, Ilmu Qur’an dan Tafsir18 orang, dan Studi Agama-Agama 19 orang.
Wawancara secara mendalam dengan kuesioner terkait pemilihan produk herbal yang
halal dan thayyib. Hasil penelitian menunjukkan bahwa keluarga UNIDA Gontor
memilih produk herbal berdasarkan kriteria halal dan thayyib sebagai dasar sebanyak
90% serta halal dan thayyib menjadi satu kesatuan dengan jumlah sebanyak 100%.
Sedangkan faktor-faktor yang mempengaruhi pemilihan produk herbal yaitu logo halal
MUI sebanyak 72%, bebas dari subhat 95%, manfaat dan khasiat 71%, dapat
mengobati suatu penyakit 59%, berdasarkan kualitas 76%, dan harga produk 52%.
Kesimpulan: keluarga UNIDA Gontor memilih produk herbal berdasarkan kriteria
halal dan thayyib, Faktor-faktor yang mempengaruhi pemilihan produk herbal pada
aspek halal dan thayyib di keluarga UNIDA Gontor adalah logo halal MUI, bebas dari
subhat, manfaat dan khasiat dapat mengobati suatu penyakit kualitas dan harga.

Kata kunci: produk herbal, halal, thayyib, keluarga UNIDA

Buku Abstrak
Pertemuan Ilmiah Tahunan Ikatan Apoteker 2021
Tema: “The Opportunities of Pharmacists’ Digital Services in Pandemic Recovery”
| 131
Jaminan keamanan dan mutu layanan pembelian obat melalui WhatsApp

Andi Hermansyah*a, Riswandi Imawana, Anila Impian Sukorinia


a
Fakultas Farmasi Universitas Airlangga Surabaya Indonesia

E-mail: andi-h@ff.unair.ac.id

ABSTRAK
Latar belakang: Kemajuan teknologi terutama dengan perkembangan media sosial
membawa pengaruh bagi sektor layanan kefarmasian. Pelayanan obat juga terdampak
ditandai dengan munculnya layanan pembelian obat secara online di WhatsApp yang
ditawarkan oleh beberapa apotek. Timbulnya pelayanan ini tentu berimplikasi pada
jaminan keamanan dan mutu pengobatan. Sayangnya jarang sekali penelitian yang
mengangkat kedua isu ini pada pelayanan kefarmasian melalui online Tujuan:
Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi pendapat masyarakat terhadap aspek
keamanan dan mutu layanan pembelian obat melalui WhatsApp. Metode: Survei online
melibatkan masyarakat kota Surabaya sebagai responden dilakukan pada bulan Juni-
Juli 2020. Responden dipilih menggunakan teknik accidental sampling. Instrumen
kuesioner terbagi atas tiga variabel yaitu seleksi, organisasi dan interpretasi masyarakat
terhadap aspek keamanan dan mutu layanan pembelian obat melalui WhatsApp. Hasil
penelitian dianalisis secara deskriptif. Hasil: Sebanyak 314 responden berpartisipasi
dalam penelitian ini. Mayoritas adalah perempuan (64%) dengan usia 17-24 tahun
(55%). Sebanyak 105 responden mengetahui adanya apotek yang menyediakan
layanan pembelian obat melalui WhatsApp. Lebih dari 70% responden mengatakan
layanan ini memudahkan pasien untuk mendapatkan obat termasuk menghemat waktu
dan tenaga. Responden tidak mengkhawatirkan kualitas layanan termasuk kebenaran
obat, dan kelengkapan informasi yang diberikan melalui online. Mayoritas responden
mengatakan layanan tersebut adalah ide yang inovatif dan tidak mempengaruhi
keamanan dan mutu pelayanan. Meskipun demikian, responden tidak seluruhnya
sepakat bahwa pelayanan obat melalui WhatsApp lebih baik dibanding pelayanan
langsung di apotek sehingga hanya 21% responden yang berminat menggunakan
layanan ini. Kesimpulan: Responden memandang adanya kemudahan dan manfaat
dari layanan pembelian obat melalui WhatsApp. Meskipun demikian, hanya sedikit
responden yang berminat memanfaatkan layanan tersebut.
Kata Kunci: Pelayanan obat, WhatsApp, pelayanan kesehatan, apotek

Buku Abstrak
Pertemuan Ilmiah Tahunan Ikatan Apoteker 2021
Tema: “The Opportunities of Pharmacists’ Digital Services in Pandemic Recovery”
| 132
Tren Penggunaan dan Pembiayaan Antipsikotik sebelum dan saat
Pandemi Covid-19 di Jawa Timur

Julaeha Julaeha,a,b Umi Athiyah,c Andi Hermansyah*c


a
Fakultas Farmasi, Universitas 17 Agustus 1945 Jakarta, Jakarta, Indonesia; bProgram
Doktor Ilmu Farmasi, Universitas Airlangga, Surabaya, Indonesia; cFakultas Farmasi,
Universitas Airlangga, Surabaya, Indonesia.

E-mail: andi-h@ff.unair.ac.id

ABSTRAK
Latar belakang: Tren penggunaan antipsikotik telah mengalami perubahan besar sejak
ditemukannya antipsikotik atipikal. Saat ini, antipsikotik atipikal menjadi pilihan
pertama dalam pengobatan skizofrenia, sehingga antipsikotik atipikal lebih banyak
digunakan dibandingkan antipsikotik tipikal Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk
memaparkan pola penggunaan dan biaya terkini dari penggunaan antipsikotik di
Indonesia. Metode: Studi cross-sectional dilakukan dalam kurun waktu 2019-2020 di
suatu Rumah Sakit Jiwa Nasional di Jawa Timur. Data bersumber dari laporan
penggunaan antipsikotik pasien rawat inap dan rawat jalan. Analisis data dilakukan
secara deskriptif untuk menyajikan pola penggunaan dan total biaya untuk setiap
antipsikotik. Hasil: Terdapat kecenderungan penurunan tren penggunaan antipsikotik
tipikal dari tahun 2019 ke 2020. Total biaya antipsikotik tipikal di tahun 2019
diperkirakan sebesar Rp. 450 juta dan Rp. 420 juta di tahun 2020. Trifluperazin 5 mg
merupakan antipsikotik tipikal yang paling digunakan, diikuti oleh klorpromazin 100
mg dan haloperidol 5 mg. Sebaliknya, pola penggunaan antipsikotik atipikal cenderung
mengalami kenaikan dari tahun 2019 ke 2020. Total biaya antipsikotik atipikal di tahun
2019 diperkirakan sebesar Rp. 3,2 miliar dan 3,8 miliar di tahun 2020. Risperidon 2
mg merupakan antipsikotik atipikal yang paling banyak digunakan, diikuti oleh
klozapin 25 mg dan risperidon 3 mg. Kesimpulan: Penelitian ini membuktikan adanya
peningkatan tren penggunaan dan biaya antipsikotik atipikal yang berdampak terhadap
peningkatan biaya pengobatan pada pasien skizofrenia.

Kata Kunci: Antipsikotik, Skizofrenia, Kesehatan Mental, Biaya.

Buku Abstrak
Pertemuan Ilmiah Tahunan Ikatan Apoteker 2021
Tema: “The Opportunities of Pharmacists’ Digital Services in Pandemic Recovery”
| 133
Potensi Peran Apoteker dalam Menangkal Informasi Kesehatan yang
Menyesatkan di Media Sosial
Anila Impian Sukorini,a* Titik Puji Rahayu,b Kandi Aryani Suwito,b Andi Hermansyah,a
a
Fakultas Farmasi, Universitas Airlangga, Jawa Timur, Indonesia
b
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Airlangga, Jawa Timur, Indonesia

E-mail: anila-i-s@ff.unair.ac.id

ABSTRAK
Latar belakang: Peningkatan jumlah pengguna dan frekuensi penggunaan media
sosial berdampak pada upaya kesehatan. Peredaran informasi kesehatan yang
menyesatkan di media sosial dapat membahayakan kesehatan pasien. Tujuan: Oleh
karena itu penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi peran Apoteker dalam
menangkal informasi kesehatan yang menyesatkan di media sosial. Metode: Penelitian
ini menggunakan pendekatan kualitatif. Pengambilan data dilakukan melalui beberapa
focus grup discussion (FGD) di empat kota. Pemilihan Apoteker sebagai informan
FGD berdasarkan rekomendasi dari Pengurus Cabang Ikatan Apoteker Indonesia pada
tiap kota. Rekaman diskusi FGD ditranskrip, data hasil FGD selanjutnya dianalisis
secara tematik. Hasil: Sebanyak 41 Apoteker berpartisipasi dalam FGD. Empat tema
yang diidentifikasi yaitu jenis informasi kesehatan yang menyesatkan di media sosial,
efek dari informasi yang menyesatkan, respon apoteker terhadap penyebaran informasi
yang menyesatkan, dan peran Apoteker yang diharapkan terkait informasi kesehatan.
Informasi kesehatan yang dinilai menyesatkan dan paling sering ditemukan di media
sosial adalah informasi tentang obat tradisional/ herbal. Informasi yang menyesatkan
menyebabkan penurunan kepatuhan terapi obat, penundaan terapi, memperparah
gangguan kesehatan, dan menurunkan penjualan apotek. Beberapa apoteker
mengklarifikasi informasi dengan menunjukkan referensi. Namun beberapa apoteker
mengalami kesulitan untuk mendapatkan referensi yang terpercaya tentang obat
tradisional dan pengobatan alternatif. Masyarakat meminta saran dan pendapat terkait
informasi kesehatan yang didapat di media sosial kepada Apoteker. Kesimpulan:
Apoteker perlu secara aktif menangkal peredaran informasi kesehatan yang
menyesatkan di media sosial. Namun, keterbatasan akses referensi untuk isu-isu
tertentu menjadi hambatan utama sehingga perlu kolaborasi berbagai pihak agar peran
ini dapat berjalan dengan baik
Kata Kunci: informasi kesehatan, informasi menyesatkan, apoteker, media sosial

Buku Abstrak
Pertemuan Ilmiah Tahunan Ikatan Apoteker 2021
Tema: “The Opportunities of Pharmacists’ Digital Services in Pandemic Recovery”
| 134
PENGARUH IKLAN TERHADAP PERILAKU DAYA BELI SABUN
PEMBERSIH WAJAH DI MASA PANDEMI COVID-19

Anna Pradiningsiha*, Baiq Leny Nopitasarib, Ida Ayu Meliana Resi Sukmaningsihc
a,b
S1 Farmasi Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Muhammadiyah Mataram, Mataram,
NTB. Indonesia; cD3 Farmasi Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Muhammadiyah
Mataram, Mataram, NTB. Indonesia

E-mail: annapradiningsih@gmail.com

ABSTRAK
Latar belakang: Sabun pembersih wajah merupakan salah satu produk kosmetik yang
berfungsi untuk membersihkan sel kulit mati, kotoran dan minyak pada wajah. Keputusan
pembelian suatu produk dipengaruhi oleh adanya persepsi dari media promosi seperti iklan.
Pada masa pandemi COVID-19, kebersihan menjadi hal utama dalam kehidupan sehari-hari
terutama kebersihan wajah. Saat ini, masyarakat memiliki waktu lebih banyak dalam
mengakses media sehingga pengaruh akan perilaku daya beli lebih tinggi berasal dari media
promosi. Tujuan: Untuk mengetahui pengaruh iklan terhadap daya beli di masa pandemi
COVID-19. Metode: Penelitian ini merupakan Observasional Deskriptif dengan pendekatan
kuantitatif. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuisioner yang dikemas
dalam bentuk google form kemudian dibagikan melalui media sosial. Teknik pengambilan
sampel menggunakan Purposive Sampling. Jumlah sampel dihitung menggunakan Rumus
Slovin dengan total sampel sebanyak 100 responden. Sampel yang digunakan yaitu mahasiswa
Universitas Muhammadiyah Mataram yang memenuhi krtiteria inklusi. Hasil: Data demografi
responden penelitian didapatkan bahwa angka tertinggi responden pada Program Studi D3
Farmasi dan Fakultas Ilmu Kesehatan. Responden dengan jenis kelamin perempuan lebih
banyak dibandingkan laki-laki serta merk yang paling banyak digunakan adalah merk Wardah.
Hasil uji analisa korelasi yang adalah r hitung sebesar 0,234 dan r tabel sebesar 0,165. Hal ini
menyatakan bahwa r hitung lebih besar dari r tabel maka dapat disimpulkan bahwa terdapat
hubungan antara pengaruh iklan dengan perilaku daya beli sabun pembersih wajah di masa
pandemi COVID-19. Hasil uji regresi linear memiliki nilai signifikansi lebih besar dari 0,05
yaitu sebesar 0,415 maka dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan antara iklan dengan
perilaku daya beli sabun pembersih wajah di masa pandemi COVID-19. Kesimpulan: Hasil
penelitian bahwa terdapat mengaruh iklan terhadap daya beli sabun pembersih wajah di masa
pandemi COVID-19.

Kata Kunci: iklan, daya beli, sabun pembersih, COVID-19

Buku Abstrak
Pertemuan Ilmiah Tahunan Ikatan Apoteker 2021
Tema: “The Opportunities of Pharmacists’ Digital Services in Pandemic Recovery”
| 135
Evaluasi Validitas dan Reliabilitas Kuisioner Self-Efficacy for Appropriate
Medication Use in Scale (SEAMS) Versi Bahasa Indonesia

Antonius Nugraha Widhi Pratama,*a Fardina Aulia,a Fransiska Maria Christianty a


a
Drug Utilization Research Group, Bagian Farmasi Klinik dan Komunitas, Fakultas
Farmasi, Universitas Jember, Jember, Jawa Timur, Indonesia

E-mail: anton.farmasi@unej.ac.id

ABSTRAK
Latar belakang: Salah satu kunci keberhasilan terapi adalah kepatuhan pasien
terhadap regimen pengobatan yang didukung dengan kecukupan kepercayaan diri
pasien dalam menggunakan obat dengan benar. Di Indonesia, alat yang mampu
mengukur faktor ini belum pernah dikembangkan, tetapi di literatur ilmiah telah
dilaporkan kuesioner Self-Efficacy for Appropriate Medication Use in Scale (SEAMS)
yang dinyatakan valid dan memiliki reliabilitas tinggi. Tujuan: Penelitian ini bertujuan
untuk mengevaluasi validitas dan reliabilitas kuesioner SEAMS versi Bahasa Indonesia
pada pasien stroke. Metode: Penerjemahan kuesioner dari bahasa Inggris ke Bahasa
Indonesia menggunakan metode forward- dan backward-translation hingga ditemukan
versi akhir yang memuaskan. Face validity diukur menggunakan survei pendahuluan
kepada 30 responden. Reliabilitas dan validitas struktur kuesioner dianalisis
berdasarkan hasil survei potong lintang pada pasien stroke dewasa rawat jalan di
sebuah poli saraf rumah sakit pemerintah di Jember, Jawa Timur Indonesia dengan
convenience sampling. Hasil: Berdasarkan data yang diperoleh dari 114 peserta (laki-
laki = 62; 54,4%) analisis validitas struktural menunjukkan nilai Kaiser-Meyer-Olkin
(KMO) sebesar 0,815 dan nilai Bartlett’s test signifikan secara statistik dengan p<0,001
setelah mengeliminasi satu butir pertanyaan dan membentuk tiga faktor dengan total
varian 68,03%. Reliabilitas konsistensi internal menggunakan Cronbach’s α
menghasilkan nilai 0,851. Kesimpulan: Sebagai kesimpulan, kuesioner SEAMS versi
Bahasa Indonesia dengan 12 butir pertanyaan dapat dinyatakan valid dan reliabel untuk
digunakan pada pasien stroke dewasa di Indonesia. Penggunaan kuisioner ini di bidang
Farmasi Praktis untuk mengevaluasi kepatuhan pasien stroke diharapkan dapat
membantu peran apoteker di rumah sakit.

Kata Kunci: kepatuhan pasien, self-effficacy, reliabilitas, validitas, kuisioner


Buku Abstrak
Pertemuan Ilmiah Tahunan Ikatan Apoteker 2021
Tema: “The Opportunities of Pharmacists’ Digital Services in Pandemic Recovery”
| 136
Studi Penggunaan Antibiotik Berdasarkan ATC/DDD dan DU 90% pada
Pasien Telemedicine di Rumah Sakit Khusus Kanker MRCCC Siloam
Semanggi

Areski (oral)

Rumah Sakit Khusus Kanker MRCCC Siloam Semanggi, Jakarta, Indonesia

E-mail: areskiavicenna@gmail.com

ABSTRAK
Latar belakang: Meningkatnya jumlah pasien yang mendapatkan antibiotik melalui
layanan telemedicine selama masa pandemi ini perlu dievaluasi penggunaannya oleh
apoteker rumah sakit secara kuantitatif. Penggunaan antibiotik yang tidak tepat dapat
mengakibatkan terjadinya resistensi, efek samping dan toksisitas antibiotik serta
meningkatkan biaya pengobatan. Tujuan: Mengetahui pola penggunaan antibiotik
pada pasien yang mendapatkan layanan telemedicine di Rumah Sakit Khusus Kanker
MRCCC Siloam Semanggi. Metode: Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif
dengan metode cross-sectional secara retrospektif. Data penggunaan semua antibiotik
yang diresepkan pada pasien telemedicine pada Januari sampai Juni 2021 diperoleh
dari SIM rumah sakit. Data penggunaan obat diolah berdasarkan metode ATC/DDD,
dihitung persentase penggunaan obat, dan dilihat obat-obat yang masuk dalam profil
DU 90%. Hasil: Hasil penelitian menunjukkan bahwa didapatkan total penggunaan
antibiotik adalah 8,45 DDD/1000 KPRJ. Antibiotik yang masuk dalam DU 90% adalah
levofloksasin (33,08%), azitromisin (30,87%), isoniazid (12,66%), etambutol (5,28%),
rifampisin (4,75%), dan pirazinamid (4,22%). Kesimpulan: Hasil menunjukkan bahwa
secara kuantitas penggunaan antibiotik yang paling banyak adalah levofloksasin
sebesar 2,79 DDD/1000 KPRJ dan antibiotik yang masuk dalam DU 90% adalah
levofloksasin, azitromisin isoniazid, etambutol, rifampisin, dan pirazinamid.

Kata Kunci: ATC/DDD, DU 90%, kuantitas, studi penggunaan antibiotik

Buku Abstrak
Pertemuan Ilmiah Tahunan Ikatan Apoteker 2021
Tema: “The Opportunities of Pharmacists’ Digital Services in Pandemic Recovery”
| 137
STUDI PENGGUNAAN AMINOFILIN PADA KASUS COVID-19
(Literature Review)
Arina D. Puspitasari*1,2, Putu K. Tantri1, Farah Meutia3, Anna S. Veterini2,4, Nugroho H.
Santoso2
1
Fakultas Farmasi, Universitas Airlangga, Surabaya, Jawa Timur; 2Rumah Sakit Universitas
Airlangga, Surabaya, Jawa Timur; 3Prodi Magister Farmasi Klinik, Fakultas Farmasi,
Surabaya, Jawa Timur; 4Fakultas Kedokteran, Universitas Airlangga, Surabaya, Jawa Timur

*Email : arinadery@ff.unair.ac.id

ABSTRAK
Latar belakang: Meluasnya Coronavirus Disease-2019 (Covid-2019) menghadirkan banyak
tantangan dalam upaya pemberian terapi yang efektif dan aman. Beragam obat digunakan
untuk mengobati Covid-19. Aminofilin menjadi salah satu modalitas terapi suportif melalui
mekanisme bronkodilatasi dan dugaan adanya mekanisme antiinflamasi yang dapat
memperbaiki saturasi oksigen, membantu pemulihan setelah intubasi, dan meningkatkan
responsivitas steroid. Tujuan: melakukan review untuk mengkaji efektivitas dan keamanan
terapi aminofilin pada pasien Covid-19. Metode: Penelitian ini merupakan literature review
dengan jenis narrative review. Penelusuran artikel dilakukan terhadap sepuluh database di
antaranya Pubmed, Science Direct, Springer Link, Cochrane Library, Scopus, Proquest, SAGE
Journals, Wiley Online Library, Annual Reviews, dan Google Scholar. Pencarian artikel
menggunakan beberapa kombinasi keyword dan Boolean operator. Artikel yang diperoleh
kemudian diseleksi berdasarkan kesesuaian judul, abstrak, dan isi menggunakan kriteria inklusi
penelitian, kemudian ditelaah dan dilakukan ekstraksi data. Hasil: Dua artikel diperoleh untuk
selanjutnya dikaji berdasarkan parameter efektivitas terhadap gejala klinis Covid-19 dan
parameter keamanan berupa efek samping dan mortalitas dengan penggunaan aminofilin pada
infeksi SARS-CoV-2. Pemberian aminofilin memperbaiki tanda-tanda klinis seperti sesak,
skor ROX, dan CRP. Terdapat beberapa gejala COVID-19 yang serupa dengan gejala toksisitas
aminofilin, seperti gejala mual dan muntah namun tidak ditemukan data yang membahas
tentang kemungkinan tumpang tindih antara gejala COVID-19 dan efek samping aminofilin.
Aminofilin dapat menurunkan angka kematian pada pasien Covid-19 sehingga meningkatkan
kemampuan bertahan hidup dengan profil keamanan yang tinggi. Kesimpulan: literature
review ini menunjukkan aminofilin memiliki potensi untuk digunakan dalam menangani pasien
Covid-19 dengan tetap memperhatikan kadar obat dalam darah.

Kata Kunci : Aminofilin, Acute Respiratory Distress Syndrome, Coronavirus


Disease-2019, SARS-CoV-2, Teofilin

Buku Abstrak
Pertemuan Ilmiah Tahunan Ikatan Apoteker 2021
Tema: “The Opportunities of Pharmacists’ Digital Services in Pandemic Recovery”
| 138
Analisis Kepuasan Apoteker terhadap Penggunaan Stiker dan Flipchart
Beyond Use Date (BUD) dalam Pelayanan Kefarmasian di Apotek

Ayuk Lawuningtyas Hariadini,a Hananditia Rachma Pramestutie,b Ratna Kurnia Illahi,c


Tamara Gusti Ebtavanny,d Tiara Rahma Amelinda.e
a,c,d
Program Studi Profesi Apoteker Jurusan Farmasi Fakultas Kedokteran Universitas
Brawijaya, Malang, Jawa Timur, Indonesia; b,e Program Studi Farmasi Jurusan Farmasi
Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya, Malang, Jawa Timur, Indonesia.

E-mail: ayukhariadini@ub.ac.id

ABSTRAK
Latar belakang: Konseling merupakan salah satu aktivitas penyampaian informasi
yang berkaitan dengan pengobatan seseorang dari apoteker sebagai konselor kepada
pasien atau keluarga pasien yang bersangkutan. Penggunaan alat bantu konseling dapat
memberikan kemudahan apoteker dalam melakukan konseling kepada pasien,
khususnya konseling terkait Beyond Use Date (BUD). Kepuasan dapat menjadi
indikator pada penggunaan alat bantu konseling ini. Tujuan: Penelitian ini bertujuan
untuk mengukur kepuasan apoteker dalam menggunakan stiker dan flipchart BUD
dalam pelayanan kefarmasian di apotek. Metode: Pengambilan data pada penelitian ini
dilakukan di wilayah Malang Raya (Kota Malang, Kab. Malang, dan Kota Batu).
Teknik sampling yang digunakan pada penelitian ini adalah purposive sampling
berdasarkan kriteria inklusi dan ekslusi. Sampel pada penelitian ini yaitu Apoteker
yang telah mengikuti kegiatan webinar dalam rangka pengabdian kepada masyarakat
berjudul “Stiker Beyond Use Date (BUD) sebagai Upaya Penjaminan Mutu Obat dalam
Peningkatan Peran Apoteker pada Pelayanan Kefarmasian di Apotek” yang
diselenggarakan oleh tim dari Jurusan Farmasi, Fakultas Kedokteran Universitas
Brawijaya. Didapatkan jumlah responden apoteker sebanyak 65 orang. Instrumen yang
digunakan pada penelitian ini berupa kuesioner kepuasan, stiker, dan flipchart BUD.
Hasil: Berdasarkan pengukuran kepuasan menggunakan metode SERVQUAL
menunjukkan bahwa apoteker merasa puas dengan alat bantu konseling ini. Didapatkan
juga hasil pengukuran kepuasan menggunakan instrumen Indeks Kepuasan Masyarakat
(IKM) yang menunjukkan bahwa apoteker merasa puas dengan penggunaan alat bantu
konseling ini dengan nilai IKM 85,50 (kategori baik). Kesimpulan: Berdasarkan hasil
penelitian ini, dapat disimpulkan bahwa apoteker merasa puas dengan alat bantu
konseling stiker dan flipchart BUD.
Kata Kunci: beyond use date; kepuasan; konseling; SERVQUAL
Buku Abstrak
Pertemuan Ilmiah Tahunan Ikatan Apoteker 2021
Tema: “The Opportunities of Pharmacists’ Digital Services in Pandemic Recovery”
| 139
COST OF ILLNESS COVID-19 DI NUSA TENGGARA BARAT

Cyntiya Rahmawati,a Sulton Dini,a Laelatul Maftuhah,a Nurul Qiyaam,b Baiq Nurbaety,a
a,
Prodi D3 Farmasi, Universitas Muhammadiyah Mataram, Nusa Tenggara Barat, Indonesia
b,
Prodi S1 Farmasi, Universitas Muhammadiyah Mataram, Nusa Tenggara Barat, Indonesia

E-mail: cyntiya.apt@gmail.com

ABSTRAK

Latar belakang: Covid-19 saat ini masih menjadi pandemi di seluruh dunia termasuk
di Indonesia. Tingginya angka kejadian Covid-19 khususnya di Nusa Tenggara Barat
akan berdampak pula pada pembiayaannya, mengingat kasus rawat inap di Rumah
Sakit menjadi tanggungan pemerintah termasuk pemerintah daerah. Tujuan:
Menghitung cost of illness pasien rawat inap Covid-19 di RSUD Provinsi NTB.
Metode: Metode yang digunakan adalah cost of illness dengan menggunakan data
sekunder tahun 2020 secara retrospektif. Populasi didapatkan sebanyak 837 pasien.
Perspektif yang digunakan adalah payer, yaitu pemerintah daerah, sehingga komponen
biaya yang dihitung adalah biaya langsung medis. Hasil: Rata-rata biaya ruang
perawatan Rp.6,892,634 perpasien, rata-rata biaya dokter Rp.863,160 perpasien, rata-
rata biaya perawatan Rp.1,972,515 perpasien, rata-rata biaya laboratorium
Rp.3,005,574 perpasien, rata-rata biaya pelayanan lain Rp.827,204 perpasien, rata-rata
biaya farmasi Rp.42,235,296 perpasien, dan rata-rata biaya IGD Rp.440,734 perpasien.
Kesimpulan: Total biaya pasien Covid-19 di RSUD NTB selama tahun 2020 sebesar
Rp.47,070,466,926, dengan rata-rata biaya sebesar Rp.5,037,129 per hari.

Kata Kunci: cost of illness, Covid-19, Nusa Tenggara Barat, Rumah Sakit

Buku Abstrak
Pertemuan Ilmiah Tahunan Ikatan Apoteker 2021
Tema: “The Opportunities of Pharmacists’ Digital Services in Pandemic Recovery”
| 140
Analisis Biaya Sakit Kanker Serviks Berdasarkan Stadium
di Rumah Sakit Hasan Sadikin Bandung
Dedy Frianto (oral),a Auliya A Suwantika,b Ajeng Diantini*c
a,b,c
Jurusan/Prodi/Fakultas Farmasi, Universitas Padjadjaran , Bandung, Indonesia.

E-mail: dedyfrianto1@gmail.com

ABSTRAK
Latar belakang: Kanker serviks merupakan jenis kanker dengan urutan kedua setelah
kanker payudara yang menyebabkan kematian yang cukup tinggi di Indonesia. Lebih
dari 90% infeksi kanker serviks disebabkan oleh Virus Humanpapilloma tipe 16 dan
18. Biaya pengobatan kanker cukup tinggi dan membutuhkan waktu yang cukup lama,
akan tetapi banyak kasus yang berakhir dengan kematian dikarenakan survival rate
yang masih cukup rendah terutama jika telah memasuki stadium III dan IV. Analisis
biaya sakit pasien kanker serviks dibutuhkan untuk evaluasi pembiayaan bagi pasien
kanker serviks di Rumah Sakit Hasan Sadikin (RSHS) Bandung yang menjadi rumah
sakit rujukan di wilayah Jawa Barat. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui dan menganalisis biaya sakit kaker serviks berdasarkan stadium kanker
serviks pasien yang dirawat di RSHS Bandung tahun 2019. Metode: Penelitian
dilakukan dengan melihat biaya sakit pasien kanker serviks yang ada diperoleh dari
Sistem Informasi Rumah Sakit (SIRS) periode tahun 2019, lalu dikelompokkan
berdasarakan stadium kanker serviks yang diderita pasien I, II dan III dan IV, serta
berdasarkan komponen-komponen biaya yang mempengaruhi total biaya perpasien.
Data yang diperoleh kemudian dianalisis dengan aplikasi SPSS. Hasil: Berdasarkan
rekapitulasi biaya rumah sakit menunjukkan pada stadium awal biaya yang dihabiskan
lebih banyak dibandingkan pasien kanker stadium II, III dan IV. Hasil perhitungan nilai
p-value kruskal wallis test menunjukkan nilai 0,974 (p-value >0.05) sehingga biaya
sakit tidak berbeda signifikan. Kesimpulan: Biaya rerata pasien berdasarkan stadium
tidak berbeda bermakna. Komponen biaya yang paling besar proporsinya adalah : Obat
dan Alat Kesehatan, Anestesi dan Bedah, Ruang Perawatan dan Lab.Klinik.

Kata Kunci: biaya sakit, kanker serviks, stadium, RSHS Bandung

Buku Abstrak
Pertemuan Ilmiah Tahunan Ikatan Apoteker 2021
Tema: “The Opportunities of Pharmacists’ Digital Services in Pandemic Recovery”
| 141
Kajian Efek Samping Obat Pada Pasien Strok Iskemik
Di Suatu Rumah Sakit Pemerintah Kota Padang, Indonesia

Dedy Almasdy,a Yelly Oktavia Sari,a Habibie Tifan Ilahi,a Armenia Nazara
a
Fakultas Farmasi, Universitas Andalas, Padang, Indonesia.

E-mail: dedyalmasdy@phar.unand.ac.id, dedyalmasdy@gmail.com

ABSTRAK
Latar belakang: Stroke iskemik merupakan penyakit vaskular yang terjadi ketika
pasokan darah ke otak berkurang akibat penyumbatan pembuluh darah. Pengobatan
stroke iskemik menggunakan beberapa obat seperti antiplatelet, antihipertensi dan
antihiperlipidemia. Salah satu masalah pada penggunaan obat ini adalah timbulnya efek
samping obat (ESO). Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi ESO
pada pasien stroke iskemik di instalasi rawat inap neurologi suatu rumah sakit
pemerintah di Kota Padang, Indonesia. Metode: Penelitian dilakukan secara prospektif
selama tiga bulan. Data diambil dari rekam medis dan wawancara dengan pasien stroke
iskemik yang telah menggunakan obat selama lebih dari 3 hari. Obat-obat yang
menjadi objek pengamatan adalah aspirin, klopidogrel, amlodipin, bisoprolol dan
simvastatin. ESO ditetapkan menggunakan algoritma Naranjo. Hasil: Dari 32 orang
pasien yang memenuhi kriteria, 11 orang pasien diduga mengalami ESO. 6 orang
pasien mengalami anemia, urtikaria, nausea dan insomnia setelah penggunaan obat
aspirin, 3 pasien mengalami nausea, edema dan insomnia setelah penggunaan, 1 pasien
mengalami rash setelah penggunaan klopidogrel dan 1 pasien mengalami dispnea
setelah penggunaan bisoprolol. Pengkajian menggunakan algoritma Naronjo,
didapatkan 6 orang pasien mengalami ESO kategori possible dan 5 orang lainnya
kategori probable.

Kata kunci: efek samping obat, stroke iskemik, farmasi rumah sakit, asuhan
kefarmasian, farmakovigilansia

Buku Abstrak
Pertemuan Ilmiah Tahunan Ikatan Apoteker 2021
Tema: “The Opportunities of Pharmacists’ Digital Services in Pandemic Recovery”
| 142
Efek Samping Obat Pada Pasien Gagal Jantung:
Sebuah Kajian Retrospektif Pada Suatu Rumah Sakit Pemerintah Di
Kota Padang, Indonesia

Dedy Almasdy,a Rahmi Yosmar,a Aldo Geofano,a Armeniaa


a
Fakultas Farmasi Universitas Andalas, Padang, Indonesia

E-mail: dedyalmasdy@phar.unand.ac.id, dedyalmasdy@gmail.com

ABSTRAK
Latar belakang: Gagal jantung merupakan keadaan dimana jantung mengalami
kegagalan dalam memompa darah untuk mencakupi kebutuhan nutrisi dan oksigen
sel-sel tubuh secara adekuat. Salah satu masalah penggunaan obat pada pasien gagal
jantung adalah terjadinya efek samping (ESO). Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk
mengkaji efek samping obat pada pasien gagal jantung di Instalasi Jantung Terpadu
suatu rumah sakit pemerintah di Kota Padang, Indonesia. Metode: Penelitian ini
merupakan evaluasi retrospektif terhadap semua catatan medis pasien gagal jantung
satu tahun terakhir yang mendapatkan terapi golongan angiotensin converting
enzyme (ACE) inhibitor, diuretik, antagonis aldosterone, beta blocker, dan
angiotensin II receptor blocker (ARB) Kemungkinan terjadinya ESO ditetapkan
melalui tiga pendekatan, yaitu; dokumentasi keluhan pasien, data laboratorium dan
penambahan obat yang diperkirakan untuk mengatasi ESO (sign order). Selanjutnya
dilakukan analisis secara deskriptif dan analatik untuk melihat hubungan antara
karakteristik demografi dan klinik pasien dengan kejadian ESO. Hasil: Hasil
penelitian menunjukan dari 108 catatan medis pasien yang memenuhi kriteria,
terdapat 25 orang pasien yang diduga mengalami ESO berupa batuk, hiponatremia,
hipokalemia, hiperkalemia, hipotensi, hipokalsemia, dan peningkatan asam urat.
Karakteristik demografi pasien gagal jantung yang mengalami dugaan ESO mayoritas
adalah laki-laki (60%), kelompok usia dewasa (60%), memiliki pendidikan lanjutan
(76%), dan bekerja (68%). Sedangkan karakteristik klinis nya mempunyai penyakit
penyerta (96%), jumlah penggunaan obat ≥5 jenis (100%) dan lama perawatan ≥ 7
hari (56%). Tidak terdapat perbedaan yang signifikan kejadian ESO berdasarkan
karakteristik demografi dan klinis pasien.

Kata kunci: efek samping obat, gagal jantung, farmasi rumah sakit, asuhan
kefarmasian, farmakovigilansia

Buku Abstrak
Pertemuan Ilmiah Tahunan Ikatan Apoteker 2021
Tema: “The Opportunities of Pharmacists’ Digital Services in Pandemic Recovery”
| 143
Pengembangan Modul Medication Safety untuk Tenaga Kesehatan:
Hasil Tahap I Teknik Delphi

Desak Ketut Ernawati (oral) a Ika Widi Astutib, Luh Kadek Pande Ary Susilawati,c I Wayan
Sumardikaa
a
Departemen Farmakologi dan Terapi, Fakultas Kedokteran Universitas Udayana
b
Sarjana Keperawatan, Fakultas Kedokteran Universitas Udayana
c Sarjana Psikologi, Fakultas Kedokteran Universitas Udayana
Denpasar, Bali, Indonesia
E-mail: dernawati001@gmail.com

ABSTRAK
Latar belakang: Medication safety merupakan salah satu topik penting dalam
pelayanan Kesehatan yang melibatkan banyak profesi Kesehatan dalam proses
pemberian obat. Tenaga Kesehatan yang dimaksud adalah Dokter, Perawat dan
Apoteker. Untuk memberikan pemahaman yang sama agar terjaminnya keamanan
pemberian obat, maka perlu adanya suatu modul medication safety untuk dapat
dipahami bersama oleh tenaga Kesehatan tersebut agar dapat memberikan pelayanan
Kesehatan yang paripurna. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk menentukan
validitas modul tentang medication safety. Metode: Penelitian ini merupakan hasil
pengembangan modul medication safety yang melibatkan sepuluh panel ahli yang
terdiri dari ketiga profesi tersebut dengan mereview struktur dan konten modul
tersebut. Kesepakatan panel ahli akan dilaporkan dengan content validity index (CVI)
yang diperoleh dari jumlah panel ahli yang menyetujui topik tertentu untuk dimasukkan
dalam modul dibandingkan dengan total panel ahli. Konten dinyatakan valid jika
memiliki CVI > 79%. Hasil: Hasil dari Tahap 1 pengembangan modul medication
safety ditemukan bahwa struktur modul, konten tentang peran dan tanggungjawab
profesi pada fase peresepan, fase administrasi dan pada fase monitoring memiliki CVI
= 83%. Namun, CVI pada konten tentang peran dan tanggungjawab profesi pada fase
dispensing ditemukan sebesar 63%. Oleh karena itu, perlu modifikasi konten tentang
peran dan tanggungjawab profesi pada fase dispensing. Beberapa masukan tentang
studi kasus medication errors dan peran dan tanggungjawab pada fase transcribing juga
diberikan oleh panel. Kesimpulan: Hasil Tahap I dari proses pengembangan ini
menunjukkan modul medication safety valid.

Kata Kunci: pengembangan modul, medication safety, content validity index

Buku Abstrak
Pertemuan Ilmiah Tahunan Ikatan Apoteker 2021
Tema: “The Opportunities of Pharmacists’ Digital Services in Pandemic Recovery”
| 144
RATA-RATA PENYEBAB KEMATIAN PASIEN COVID-19
DI INDONESIA

Diana Laila Ramatillah1, Destriyani1


1 Fakultas Farmasi, Universitas 17 Agustus 1945 Jakarta, Indonesia
Email;
diana.ramatillah@uta45jakarta.ac.id; dianalailaramatillah@gmail.com

ABSTRAK

Latar Belakang; COVID-19 аdаlаh pеnyаkіt mеnulаr yаng dіsеbаbkаn оlеh


cоrоnаvіrus yаng pаlіng bаru dі tеmukаn, mеnyеbаbkаn pnеumоnіа dеngаn gеjаlа
sеpеrtі dеmаm, bаtuk dаn dіspnеа. Vіrus COVID-19 іnі dаpаt mеnіmbulkаn kеmаtіаn.
Tujuan; Tіngkаt kеmаtіаn аkіbаt COVID-19 dаlаm pеngеlоmpоkаn bеdаsаrkаn usіа
mаupun rіwаyаt pеnyаkіtnyа bеlum tеrcаtаt dеngаn bаіk, sеhіnggа tujuan penelitian
ini adalah menelusuri pеnyеbаb kеmаtіаn pаsіеn COVID-19 dі Indоnеsіа. Metode;
Pеnеlіtіаn іnі dіlаkukаn mеnggunаkаn kuеsіоnеr untuk mеngеtаhuі dаn mеmpеrkаyа
іnfоrmаsі yаng dіpеrоlеh mеlаluі mаsyаrаkаt sеhіnggа dаtа yаng dіdаpаtkаn bіsа
dіurаіkаn. Mеtоdе yаng dіgunаkаn dеskrіptіf аnаlіtіk dеngаn pеndеkаtаn crоss
sеctіоnаl. Tеknіk pеngаmbіlаn sаmpеl dіlаkukаn sеcаrа Cоnvеnіеncе sаmplіng pаdа
60 pаsіеn mеnіnggаl COVID-19 dі Indоnеsіа. Anаlіsіs dаtа mеnggunаkаn ujі chі-
squаrе. Hasil; Berdasarkan penelitian ini didapati jumlah laki-laki 41 pasien dan
wanita 19 pasien. Berdasarkan tingkat pendidikan, pada umumnya pasien adalah
lulusan sekolah menengah atas (42%) sedangkan berdasarkan pekerjaan, pada
umumnya tidak bekerja (25 pasien). Sebanyak 25 pasien memiliki penyakit bawaan
diabetes/hipertensi dan 40 pasien dikategorikan kedalam pasien dengan gejala berat.
Berdasarkan lama perawatan, umumnya pasien dirawat sekitar 2 minggu.
Kesimpulan; Rаtа-rаtа pеnyеbаb kеmаtіаn pаsіеn COVID-19 dаpаt dі pеngаruhі
kаrеnа usіа >60 tаhun, jеnіs kеlаmіn prіа lеbіh bаnyаk mеngаlаmі kеmаtіаn аkіbаt
COVID-19, dаn Rіwаyаt Pеnyаkіt yаng dі mіlіkі.

Kata Kunci: Penyebab Kematian, COVID-19, Indonesia.

Buku Abstrak
Pertemuan Ilmiah Tahunan Ikatan Apoteker 2021
Tema: “The Opportunities of Pharmacists’ Digital Services in Pandemic Recovery”
| 145
Analisis Kuantitatif & Kualitatif Efek Samping Obat di RS Jantung
Pembuluh Darah Harapan Kita Periode Januari – Juni 2021

Apt. Dinda Kusuma Hardini, S. Farm.,a Apt. Silvia Wahyu Widiarti, S. Farm.,b Apt. Saur
Lumongga, S. Farm.c
a, b, c
Instalasi Farmasi RS Jantung dan Pembuluh Darah Harapan Kita, DKI Jakarta,
Indonesia

E-mail: saur.lumongga@pjnhk.go.id

ABSTRAK
Latar belakang: Efek Samping Obat (ESO) adalah semua efek yang tidak dikehendaki
dan dapat membahayakan atau merugikan (adverse drug reactions) saat pasien
menggunakan obat dalam dosis dan cara pemakaian yang sesuai dengan tujuan
pengobatan. Identifikasi mengenai jenis kejadian ESO terbanyak di RS Jantung dan
Pembuluh Darah Harapan Kita (RSJPDHK) dilakukan melalui aktivitas Monitoring
Efek Samping Obat (MESO) pada periode Januari-Juni 2021. Tujuan: memperoleh
data riil kejadian ESO untuk keperluan edukasi sejawat medis sehingga dapat
mencegah kejadian ESO serupa. Metode: Penelitian deskriptif kualitatif (skor
Algoritma Naranjo) dan kuantitatif. Hasil: Hasil analisis kuantitatif laporan ESO pada
periode ini adalah sebagai berikut: Jumlah laporan yang masuk sebanyak 102 laporan.
Laporan tersebut berasal dari ruang rawat inap dan rawat jalan. Bentuk manifestasi
ESO yang paling banyak terjadi pada periode ini, yaitu perdarahan gastrointestinal
sebesar 30,39% dan prolonged INR (International Normalized Ratio) tanpa tanda
pendarahan sebesar 25,49%. Penggunaan obat pengencer darah yang menyebabkan
perdarahan, yaitu warfarin, asetosal, dan klopidogrel. Hasil analisis kualitatif untuk
kejadian ESO terbanyak pada periode penelitian yang berupa perdarahan
gastrointestinal diperoleh skor Naranjo 5-8 dan jumlahnya sebesar 69,77%.
Kesimpulan: Kejadian ESO yang disebabkan oleh antikoagulan dan antiplatelet cukup
tinggi, padahal kedua jenis obat tersebut adalah yang paling banyak digunakan di
RSJPDHK. Sosialisasi hasil analisis laporan MESO secara berkala kepada sejawat
medis diperlukan agar dapat mencegah kejadian ESO di lingkup RSJPDHK.

Kata Kunci: ESO, RSJPDHK, Algoritma Naranjo, perdarahan gastrointestinal,


prolonged INR.

Buku Abstrak
Pertemuan Ilmiah Tahunan Ikatan Apoteker 2021
Tema: “The Opportunities of Pharmacists’ Digital Services in Pandemic Recovery”
| 146
Pengetahuan Profesi Tenaga Kefarmasian Terhadap Terapi dan Rawat
Luka Pasien Kanker

Dinda M N Ratri ,*a,b Mareta R Andarsari,a,b Pharmashinta P Hapsari,a Marcha D Saraswati,c


Yudistira NGPR,c Didik Hasmono,a Budi Suprapti a,b
a
Fakultas Farmasi, Universitas Airlangga, Jawa Timur, Indonesia; b Departemen Farmasi,
Rumah Sakit Universitas Airlangga, Jawa Timur, Indonesia; c Program Magister Farmasi
Klinik, Fakultas Farmasi, Universitas Airlangga, Jawa Timur, Indonesia

E-mail: dindamonika@ff.unair.ac.id

ABSTRAK
Latar belakang: Penderita kanker dengan modalitas terapi kanker dapat mengalami
efek samping obat dan luka kanker. Penyelesaian permasalahan dan peningkatan faktor
keselamatan pasien terkait penggunaan obat, serta kualitas hidup yang membaik
dipengaruhi oleh kerjasama antara tenaga kesehatan, salah satunya tenaga kesehatan
farmasi. Pengetahuan tenaga kefarmasian terkait pengobatan dan perawatan yang
diberikan pada pasien kanker sangat dibutuhkan untuk menunjang praktek kolaborasi.
Tingkat pengetahuan tenaga kefarmasian penting diketahui untuk upaya penguatan
sistem pelayanan kesehatan. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
pengetahuan tenaga kesehatan farmasi terhadap terapi dan rawat luka pasien kanker.
Metode: Penelitian ini adalah jenis penelitian deskriptif, non-random sampling dengan
metode accidental sampling. Penelitian dilakukan pada bulan November 2020,
pengumpulan data menggunakan survei online. Total 99 orang tenaga kefarmasian
yang terdiri dari apoteker dan tenaga teknik kefarmasian mengisi kuesioner tersebut.
Selanjutnya dilakukan penilaian pengetahuan pada setiap butir pertanyaan. Hasil:
Sejumlah 71,72% tenaga kefarmasian memiliki pengetahuan yang baik terhadap hal
umum terkait terapi dan rawat luka kanker. Lebih dari sembilan puluh persen tenaga
kefarmasian dapat menjawab dengan tepat terkait tujuan terapi kanker,
penanggulangan efek samping obat, dan keadaan yang diperhatikan saat perawatan
luka. Apoteker memiliki pengetahuan yang baik sebesar 74,39% dan tenaga teknik
kefarmasian sebesar 58,82%. Kesimpulan: Tenaga kefarmasian memiliki pengetahuan
yang baik terkait perihal dasar terapi kanker dan rawat luka pasien kanker. Apoteker
memiliki pengetahuan yang baik terutama perihal efek samping obat dibandingkan
tenaga teknis kefarmasian.
Kata Kunci: Apoteker, Efek Samping Obat, Kanker, Rawat Luka, Tenaga
Kefarmasian
Buku Abstrak
Pertemuan Ilmiah Tahunan Ikatan Apoteker 2021
Tema: “The Opportunities of Pharmacists’ Digital Services in Pandemic Recovery”
| 147
Hubungan antara Kepatuhan dan Hambatan dalam Pengobatan pada
Pasien dengan Hipertensi

Elida Zairina (oral),a* Yenni D Indahsaria, Arie Sulistyarini,a Gesnita Nugraheni a


a
Departemen Farmasi Praktis, Fakultas Farmasi, Universtas Airlanggai, Surabaya,
Indonesia

*E-mail: elida-z@ff.unair.ac.id

ABSTRAK
Latar belakang: Hipertensi merupakan salah satu penyebab utama kematian dini di
seluruh dunia. Prevalensi penderita hipertensi di Indonesia pada tahun 2018 tergolong
tinggi dibandingkan dengan negara lain. Studi literatur menunjukkan bahwa terdapat
kaitan yang erat antara hambatan yang dialami oleh pasien hipertensi terhadap
kepatuhannya dalam pengobatan hipertensi Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui bagaimana hubungan antara hambatan kepatuhan dan keptuhan dalam
pengobatan pada pasien hipertensi di Puskesmas di Surabaya. Metode: Penelitian ini
didesain secara cross-sectional dengan pengambilan data dilakukan secara
convenience sampling. Hambatan dalam kepatuhan diukur dengan menggunakan
kuesioner Identification of Medication Adherence Barriers Questionnaire (IMAB-Q)
dan kepatuhan dalam pengobatan dukur menggunakan kuesioner Adherence to Refills
and Medications Scale (ARMS). Hasil: Sebanyak 341 pasien hipertensi yang direkrut
dari puskesmas di Surabaya berpartsipasi pada penelitian ini. Mayoritas responden
berjenis kelamin perempuan (74,8%), berusia rata-rata 62 tahun. Hasil analisa korelasi
Spearman menunjukkan bahwa terdapat korelasi antara hambatan kepatuhan dan
kepatuhan dalam pengobatan (p<0,001; r=0,292). Lebih dari 70% responden
menunjukkan profil ketidakpatuhan berdasarkan hasil kuesioner ARMS.
Kesimpulan: Meskipun sebagian besar pasien hipertensi tidak mengalami hambatan
yang besar, hasil penelitian menunjukkan persentase ketidakpatuhan yang cukup tinggi
diantara pasien hipertensi yang ada di puskesmas. Perlu dilakukan penelitian lebh
lanjut terkait faktor lain yang mempengaruhi ketidakpatuhan pasien dalam pengobatan
dan peranan tenaga kesehatan untuk meningkatkan kepatuhan pada pasien.

Kata Kunci: hambatan, hipertensi, kepatuhan, penyakit kronis

Buku Abstrak
Pertemuan Ilmiah Tahunan Ikatan Apoteker 2021
Tema: “The Opportunities of Pharmacists’ Digital Services in Pandemic Recovery”
| 148
Hubungan Pengetahuan Dengan Perilaku Penggunaan Suplemen Untuk
Meningkatkan Imunitas Tubuh Selama Pandemi Covid-19 Pada Mahasiswa S1
Farmasi IIK Bhakti Wiyata Kediri

Esti Ambar Widyaningrum,a Wika Admaja,b Risna Fauziyah*c


a
Dosen Farmasi/S1 Farmasi/Fakultas Farmasi, IIK Bhakti Wiyata Kediri, Jatim, Indonesia;
b
Dosen Farmasi/S1 Farmasi/Fakultas Farmasi, IIK Bhakti Wiyata Kediri, Jatim, Indonesia;
c
Mahasiswa S1 Farmasi/Fakultas Farmasi, IIK Bhakti Wiyata Kediri, Jatim, Indonesia
E-mail: esti.ambar@iik.ac.id

ABSTRAK
Latar belakang: Pada tanggal 11 Maret 2020 WHO mengumumkan bahwa
COVID-19 dinyatakan sebagai pandemi. Imunitas yang rendah pada manusia akan
menyebabkan mudahnya terpapar virus COVID-19. Upaya pencegahan yang dapat
dilakukan diantaranya melalui protokol kesehatan 5M serta meningkatkan imunitas
tubuh. Salah satu tindakan untuk meningkatkan imunitas yaitu dengan mengonsumsi
suplemen kesehatan. Masyarakat dengan pengetahuan yang memadai memiliki
kecenderungan dapat memilih serta menggunakan suplemen kesehatan sesuai dengan
kondisi dan manfaat bagi tubuh. Tujuan: Mengetahui tingkat pengetahuan dan
perilaku penggunaan suplemen kesehatan serta hubungan antara pengetahuan dengan
perilaku penggunaan suplemen kesehatan untuk meningkatkan imunitas tubuh selama
pandemi COVID-19 pada mahasiwa S1 Farmasi IIK Bhakti Wiyata Kediri. Metode:
Penelitian ini bersifat observasional analitik melalui pendekatan cross-sectional.
Teknik pengambilan sampel dilakukan secara purposive sampling dengan
menggunakan kuesioner online. Responden dalam penelitian ini yaitu mahasiswa S1
Farmasi IIK Bhakti Wiyata Kediri yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. Hasil:
Tingkat pengetahuan responden mayoritas tergolong cukup (58,9%) dan perilaku
responden tergolong positif (56,2%). Hasil uji analisis bivariat menunjukkan nilai
signifikan 0,000 (p<0,05) sehingga dinyatakan ada hubungan antara pengetahuan dan
perilaku penggunaan suplemen dengan nilai koefisien korelasi 0,395. Kesimpulan:
Ada hubungan antara pengetahuan dan perilaku penggunaan suplemen Kesehatan
untuk meningkatkan imunitas tubuh selama pandemi COVID-19 pada mahasiswa IIK
Bhakti Wiyata Kediri dengan tingkat hubungan antar variabel rendah.

Kata Kunci: Suplemen, imunitas, pengetahuan, perilaku

Buku Abstrak
Pertemuan Ilmiah Tahunan Ikatan Apoteker 2021
Tema: “The Opportunities of Pharmacists’ Digital Services in Pandemic Recovery”
| 149
Gambaran Sistem Distribusi Unit Dose Dispensing (Udd) Terhadap Retur
Obat Injeksi Generik Di Instalasi Farmasi Rawat Inap Salah Satu Rumah
Sakit Swasta Di Kota Bandung
Eva Kusumahati,a Dea Anita,b Monika Patrisia *c
a
D3Farmasi Akademi Farmasi YPF; b. D3Farmasi Akademi Farmasi YPF

E-mail: evakusumahatiapt@gmail.com

ABSTRAK
Latar belakang: Retur obat merupakan salah satu pekerjaan dalam pelayanan farmasi
rawat inap. Penggunaan sistem distribusi yang tidak tepat dapat menyebabkan
tingginya angka retur obat. Tujuan: untuk mengetahui gambaran dari penggunaan
sistem distribusi unit dose dispensing terhadap retur obat injeksi generik di salah satu
instalasi farmasi rawat inap di Kota Bandung. Metode: metode observasional dengan
teknik pengumpulan data secara retrospektif dimana data diambil dengan sistem
distribusi resep perorangan unit dose dispensing (UDD) . Hasil: menunjukkan bahwa
obat injeksi generik merupakan obat dengan jumlah retur terbanyak. Perbandingan
persentase retur obat sebelum dan sesudah sistem distribusi unit dose dispensing
(UDD) yaitu Ceftriaxone pada Maret-Mei 2019 sebesar 3,95% dan turun menjadi
3,61%, Citicoline sebesar 9,72% turun menjadi 5,17%, Dexamethasone sebesar 5,20%
turun menjadi 3,77%, Ketorolac sebesar 11,19% turun menjadi 11,14%, Omeprazole
sebesar 6,55% menjadi 4,23%, Ondansetron 4 mg sebesar 5,52% menjadi 4,79%,
Ondansetron 8 mg sebesar 8,84% menjadi 5,04%, Pantoprazole sebesar 8,09% menjadi
6,47%, Ranitidin sebesar 4,86% menjadi 2,72% dan Tranexamic Acid 250 sebesar
20,97% menjadi 4,39% Kesimpulan: adanya penurunan persentase retur obat injeksi
pada pasien rawat inap. Retur obat tidak dapat dihindari karena beberapa alasan
diantaranya pasien pulang dan pemakaian obat dihentikan.

Kata Kunci: retur obat, unit dose dispensing, rawat inap

Buku Abstrak
Pertemuan Ilmiah Tahunan Ikatan Apoteker 2021
Tema: “The Opportunities of Pharmacists’ Digital Services in Pandemic Recovery”
| 150
Efektivitas Terapi Antibiotik Pada Infeksi Luka Kaki Diabetes Selama
Covid-19 : Review

Fitrianingsih , ab Rani Sauriasari, *b Em Yunir c Agusdini Banun Saptaningsih d


a
Prodi Farmasi Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan, Universitas Jambi, Jambi,
Indonesia; bFakultas Farmasi, Universitas Indonesia, Depok,Jawa Barat, Indonesia.
c
Departemen Ilmu Penyakit Dalam, Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia - RS Cipto
Mangunkusumo, Jakarta, Indonesia;
d
Kementerian Kesehatan RI, Jakarta, Indonesia.

E-mail: rani@farmasi.ui.ac.id

ABSTRAK
Latar belakang: Situasi pandemi COVID-19 yang belum terkendali menjadi salah
satu faktor utama penyebab perburukan kondisi pada semua penyakit tidak menular
termasuk diantaranya penyakit diabetes. Infeksi pada luka kaki diabetes merupakan
komplikasi mayor pada penyakit diabetes. Penggunaan antibiotik untuk penanganan
infeksi pada luka kaki diabetes dalam situasi pandemi ini memerlukan perhatian khusus
demi tercapainya luaran klinis yang baik dari pasien. Tujuan: Review ini bertujuan
untuk mengidentifikasi efektivitas terapi antibiotik pada pasien dengan infeksi luka
kaki diabetes selama situasi pandemi COVID-19. Metode: Metode yang digunakan
pada review ini melalui penelusuran literatur dari Database online yaitu PUBMED,
Google Scholar dengan kata kunci “Antibiotic” AND “Infection” AND “Diabetic Foot
Ulcer” AND “COVID-19”. Hasil: Berdasarkan skrining dan penelusuran literatur
diperoleh beberapa artikel yang sesuai dengan topik ini. Diketahui bahwa pandemi
COVID-19 menjadi faktor utama penyebab perburukan kondisi pasien dengan infeksi
luka kaki diabetes dan berpengaruh terhadap efektivitas terapi antibiotik yang
diberikan. Kesimpulan: Pemantauan secara komprehensif terhadap kondisi pasien
dengan infeksi luka kaki diabetes pada situasi pandemi COVID-19 sangat diperlukan
demi tercapainya efektivitas pengobatan dan luaran klinis pasien yang baik.
Kata Kunci: Antibiotik; COVID-19; Efektivitas; Infeksi Luka Kaki Diabetes

Buku Abstrak
Pertemuan Ilmiah Tahunan Ikatan Apoteker 2021
Tema: “The Opportunities of Pharmacists’ Digital Services in Pandemic Recovery”
| 151
Kepatuhan Pengobatan dan Kualitas Hidup Pasien Asma di Fasilitas
Kesehatan Primer di Indonesia
Gesnita Nugraheni (oral),a Ayu N. A. Santosob, Dian Puspitasarib, Catur D. Setiawana, Yunita
Nitaa
a
Departemen Farmasi Praktis, Fakultas Farmasi Universitas Airlangga; b Mahasiswa S1
Fakultas Farmasi Universitas Airlangga.

E-mail: gesnita-n@ff.unair.ac.id

ABSTRAK
Latar belakang: Asma merupakan penyakit kronis yang terjadi pada berbagai usia
baik di negara maju maupun negara berkembang dan dapat menimbulkan gangguan
dalam kehidupan sehari-hari pasiennya. Tidak adanya gejala asma sebelum serangan
berpotensi menyebabkan perilaku ketidakpatuhan minum obat. Tujuan: Penelitian ini
bertujuan untuk menilai kepatuhan minum obat pasien asma dan menganalisis
hubungannya dengan kualitas hidup. Kualitas hidup pasien asma berdasarkan status
merokok juga dievaluasi. Metode: Jenis penelitian ini adalah cross sectional dengan
menggunakan metode survei. Kuesioner MARS-A digunakan untuk mengukur
kepatuhan dan Kuesioner AQLQ digunakan untuk mengukur kualitas hidup. Hasil:
Sebanyak 80 pasien asma dari sepuluh puskesmas di Surabaya berpartisipasi dalam
survei ini, sebagian besar perempuan (56 [70,0%]) dan berusia 45-54 tahun (27
[33,8%]), serta ada delapan (10,0%) responden yang perokok. Sebagian besar
responden dikategorikan memiliki asma intermiten (41 [51,2%]) dan sebagian besar
menerima short-acting beta2 agonists (SABA) (56 [41,0%]). Perilaku kepatuhan hanya
terdeteksi pada 12 pasien (15,0%). Sementara itu, kebanyakan pasien memiliki kualitas
hidup sedang (66 [82,5%]). Dari penelitian ini, ditemukan hubungan yang signifikan
dan positif antara kepatuhan dan kualitas hidup (r = 0,296, P = 0,008). Kesimpulan:
Pasien asma pada fasilitas kesehatan primer kebanyakan memiliki keparahan yang
paling ringan namun memiliki kualitas hidup sedang, sehingga perlu diupayakan
peningkatan kepatuhan menggunakan obatnya agar kualitas hidup dapat ditingkatkan.
Masih ditemukan sebanyak pasien asma yang merupakan perokok, perlu diwaspadai
sebagai tanda perlunya upaya untuk meningkatkan kesadaran pasien asma untuk
berhenti merokok. Selain itu, perlu dilakukan penelitian lebih lanjut untuk mengungkap
faktor-faktor lain yang memiliki hubungan lebih kuat dengan kualitas hidup pasien
asma.
Kata Kunci: asma, kepatuhan, kualitas hidup, perokok

Buku Abstrak
Pertemuan Ilmiah Tahunan Ikatan Apoteker 2021
Tema: “The Opportunities of Pharmacists’ Digital Services in Pandemic Recovery”
| 152
Evaluasi Pencapaian Standar Pelayanan Minimal(Spm) Farmasi
Kategori Lama Waktu Tunggu Pelayanan Resep
Di Rumah Sakit ’X’ Karawang

Himyatul Hidayah,a Surya Amal,b, Neng Hana Herdiani c


a-c
Fakultas Farmasi Universitas Buana Perjuangan Karawang
Jl. HS. Ronggowaluyo Sirnabaya, Puseurjaya, Telukjambe Timur, Karawang,
Jawa Barat, 41361, Indonesia

E-mail : himyatul.hidayah@ubpkarawang.ac.id

ABSTRAK
Latar belakang: Rumah sakit adalah sarana yang menyelenggarakan pelayanan
kesehatan. Agar tercapai pelayanan yang paripurna di dalam setiap melakukan
pelayanan di rumah sakit diharapkan mampu memenuhi Standar Pelayanan
Minimal(SPM). Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi pencapaian
Standar Pelayanan Minimal(SPM) rumah sakit dengan jenis pelayanan farmasi
kategori lama waktu tunggu pelayanan resep rawat jalan di Rumah Sakit ‘X”
Karawang. Metode: Penelitian ini merupakan penelitian non eksperimental dengan
rancangan deskriptif (penelitian survey) terhadap pasien rawat jalan yang menebus
resep di Instalasi Farmasi Rumah Sakit ‘X‘ Karawang. Sampel diperoleh dengan
menggunakan metode purposive sampling yang memenuhi kriteria inklusi. Sampel
yang diteliti dalam penelitian ini sebanyak 192 resep dengan 96 resep obat racikan
dan 96 resep obat jadi atau non racikan. Pada penelitian ini dilakukan penghitungan
waktu tunggu pelayanan resep obat jadi dan obat racikan, selanjutnya dianalisis
terhadap kesesuaian dengan Standar Pelayanan Minimal (SPM) kategori lama waktu
tunggu. Hasil: Hasil peneitian waktu tunggu rata-rata obat racikan pada penelitian
ini adalah 71 menit dan obat jadi atau obat non racikan 51 menit. Kesimpulan dari
penelitian ini bahwa waktu tunggu rata-rata baik obat jadi maupun obat racikan tidak
sesuai dengan standar pelayanan minimal yang dipersyaratkan oleh Kepmenkes No
129/ Menkes/SK/II/2008 tentang pelayanan resep baik obat jadi maupun obat racikan
yaitu lama waktu tunggu obat jadi ≤30 menit dan obat racikan ≤60 menit.
Kata kunci : Standar Pelayanan Minimal, Resep, Waktu tunggu, Obat jadi dan Obat
Racikan

Buku Abstrak
Pertemuan Ilmiah Tahunan Ikatan Apoteker 2021
Tema: “The Opportunities of Pharmacists’ Digital Services in Pandemic Recovery”
| 153
Efektivitas model Modifikasi Konseling Farmasi meningkatkan kepatuhan
penggunaan antibiotik jangka pendek pada pasien rawat jalan di Provinsi Bali
I Gusti Ayu Rai Widowatiabc, Pande Putu Januragad, Dyah Paramita Duarsae,
Ni Nyoman Sri Budayantif, Ajeng Diantinig
a
Program Studi Ilmu Kedokteran, Universitas Udayana, bProgram Studi Farmasi Klinis,
Universitas Bali Internasional, Bali, Indonesia, cIkatan Apoteker Indonesia Pengurus Daerah
Bali, dCenter of Public Health Innovation, Fakultas Kedokteran, Universitas Udayana Bali
e
Departemen Kesehatan Masyarakat dan Kedokteran Pencegahan, Universitas Udayana, Bali,
f
One Health Collaborating Centre, Fakultas Kedokteran, Universitas Udayana Bali, Indonesia
g
Fakultas Farmasi, Universitas. Padjadajaran, Jawa Barat, Indonesia
E-mail: gekrai@angligan.com
ABSTRAK
Latar belakang: Konseling farmasi berupa penyediaan informasi obat yang
berkualitas adalah pelayanan kefarmasian yang profesional untuk meningkatkan
keselamatan pasien. Namun pelayanan ini belum optimal dan jarang dilakukan di
apotek. Model baru, Modifikasi Konseling Farmasi (MKF) dibuat untuk memudahkan
penyedia layanan. Tujuan: Untuk menguji efektifitas MKF dalam meningkatkan
kepatuhan penggunaan antibiotika jangka pendek pada pasien. Metode: Penelitian ini
adalah community trial yang melibatkan pasien berusia ≥18 tahun direkrut dari apotek
terpilih dari Desember 2020 hingga Februari 2021 di dua kabupaten di Provinsi Bali.
Studi baseline dilakukan untuk mengumpulkan karakteristik sosio demografi,
pengetahuan dan sikap terhadap penggunaan antibiotika. Efektifitas MKF dinilai
dengan mengukur kepatuhan pasien menggunakan MMAS-8 melalui telepon. Hasil:
Dari 300 pasien yang direkrut, 290 berpartisipasi (respon rate 96,67%). Baseline studi
menunjukkan tingkat pengetahuan dan tingkat sikap responden tentang penggunaan
antibitiotika jangka pendek masih kurang, namun kesadaran tentang AMR masih
tinggi. MKF terbukti meningkatkan kepatuhan penggunaan antibiotika jangka pendek
pada pasien secara bermakna (RR=2,849; 95% CI=1,904-6,640; ρ<0,001). Perbedaan
bermakna ditunjukkan pada mean rank antara Kelompok Intervensi (61,05) dan
kelompok Kontrol (37,95). Proporsi patuh pada Kelompok Intervensi adalah 35,6%
dan Kelompok Kontrol adalah 12,5%. Alasan utama kepatuhan rendah pada Kelompok
Intervensi adalah lupa (46,8%) dan pada Kelompok Kontrol adalah tidak tahu/tidak
diberitahu/tidak diberi informasi oleh petugas (55,6%). Uji multivariat menunjukkan
kepatuhan pasien secara signifikans dipengaruhi oleh MKF (ρ<0,001). Kesimpulan:
Temuan ini memberikan wawasan yang berguna dimana konseling farmasi yang
dimodifikasi dapat diadopsi untuk meningkatkan pelayanan kefarmasian demi
keselamatan pasien.
Kata kunci: konseling farmasi, apotek, antibiotika
Buku Abstrak
Pertemuan Ilmiah Tahunan Ikatan Apoteker 2021
Tema: “The Opportunities of Pharmacists’ Digital Services in Pandemic Recovery”
| 154
Hubungan antara Drug Therapy Problems (DTPs) terhadap Outcome
Terapi pada Pasien Hipertensi di Puskesmas di Surabaya
I Nyoman Wijaya* (oral), Umi Athiyah*, Fasich*, Andi Hermansyah*

*) Fakultas Farmasi Universitas Airlangga

Email: i-nyoman-w@ff.unair.ac.id

ABSTRAK
Latar belakang: DTPs adalah kejadian atau risiko yang tidak diinginkan yang dialami
pasien yang melibatkan atau dicurigai melibatkan terapi obat yang dapat menghambat
atau menunda tercapainya tujuan terapi yang diinginkan, dan memerlukan keputusan
profesional untuk menyelesaikannya. Identifikasi DTPs pada terapi pasien merupakan
langkah awal untuk melakukan layanan kefarmasian selanjutnya guna meningkatkan
efektivitas terapi obat dan tercapainya target terapi yang diinginkan khususnya pada
pasien hipertensi. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi DTPs
aktual dan potensial dan melihat hubungannya dengan oucome terapi. Metode: Metode
penelitian yang digunakan adalah deskriptif observasional, pengambilan data
dilakukan cross sectional pada Agustus-Desember 2019 di 63 Puskesmas di Surabaya.
Hasil pengamatan dari obat yang diterima pasien dari puskesmas dan kuesioner
pengalaman pasien dalam terapi hipertensi yang diberikan pada pasien, dianalisa untuk
mengidentifikasi adanya DTPs. Masalah dan penyebab DTPs dilihat berdasarkan
penggolongan DTPs oleh cipolle 2012. Analisa data menggunakan metode statistik
deskriptif. Terdapat 150 responden pasien hipertensi yang memenuhi kriteria inklusi,
persentase distribusi terbesar usia responden adalah 50-65 tahun 54,7%, jenis kelamin
wanita 76%, pendidikan sekolah dasar 36,7%, dan pekerjaan sebagai ibu rumah 43,3%,
dan status hipertensi responden terkontrol 52,7%. Hasil: Hasil penelitian ini
menunjukkan DTPs yang terjadi adalah tidak perlu terapi obat (15,6%), butuh terapi
obat tambahan (11,4%), obat tidak efektif (1,!%), dosis obat rendah (21,5%), efek
samping obat (26,6%%), dosis obat tinggi (4,6%) dan ketidakpatuhan (19,2%). Ada
hubungan bermakna DTPs yang terjadi terhadap oucome terapi pada pasien (p<0,05).

Kata kunci: DTPs, hipertensi, outcome terapi.

Buku Abstrak
Pertemuan Ilmiah Tahunan Ikatan Apoteker 2021
Tema: “The Opportunities of Pharmacists’ Digital Services in Pandemic Recovery”
| 155
Penggunaan Aplikasi Sahabat Jantung untuk Peningkatan Pengetahuan
dan Kepatuhan Minum Obat Pasien Penyakit Jantung Koroner

Riyan Pratama Putra,a Ike Dhiah Rochmawatib*, Delta Ardy Primac


a,b
Departmen Farmasi Klinis dan Komunitas Fakultas Farmasi, Universitas Surabaya,
Indonesia
c
Jurusan Teknik Informatika, Fakultas Teknik, Universitas Surabaya, Indonesia

E-mail: ike.dhiah@staff.ubaya.ac.id

ABSTRAK
Latar belakang: Perbaikan kualitas hidup pasien Penyakit Jantung Koroner (PJK)
dapat dilakukan melalui peningkatan kepatuhan pasien dalam meminum obat dan
meningkatkan angka melek kesehatan. Dalam dekade terakhir, Mobile Health
(mHealth) dipekenalkan untuk meningkatkan kepatuhan pengobatan dan menunjukkan
potensi yang kuat untuk mendorong adanya peningkatan angka melek kesehatan.
Tujuan: Melihat pengaruh aplikasi Sahabat Jantung pada kepatuhan dan pengetahuan
pasien Penyakit Jantung Koroner. Metode: Penelitian ini menggunakan, pretest-
postest control group design, Randomized Control Trial (RCT) dengan kelompok uji
diberikan intervensi aplikasi SahabatJantung, kelompok kontrol tidak diberikan
aplikasi SahabatJantung. Pengukuran dilakukan selama 30 hari pada pasien PJK yang
menjalani rawat jalan di RS. Pengukuran kepatuhan menggunakan pill count, dan
waktu penyimpangan minum obat sementara pengetahuan diukur menggunakan
kuesioner. Aplikasi Sahabat Jantung dikembangkan untuk sistem operasi berbasis
android 4.1. Hasil: Hasil statistik menunjukkan terdapat perbedaan pengetahuan dan
kepatuhan bermakna pada pemberian intervensi aplikasi Sahabat Jantung (P-value
0,000). Kesimpulan: Penggunaan aplikasi Sahabat Jantung dapat meningkatkan
kepatuhan dan pengetahuan pasien Penyakit Jantung Koroner.

Kata Kunci: Aplikasi Sahabat Jantung, Penyakit Jantung Koroner, Pengetahuan

Buku Abstrak
Pertemuan Ilmiah Tahunan Ikatan Apoteker 2021
Tema: “The Opportunities of Pharmacists’ Digital Services in Pandemic Recovery”
| 156
Analisis Dampak Finansial Pengusaha yang Menjalani Pembatasan Sosial
Berskala Besar (PSBB) Sebagai Tindakan Pencegahan Penyebaran COVID-19
Ingenida Hadning,*a Amira Nur Alifa Fauzia
a
Program Studi Farmasi Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan, Universitas
Muhammadiyah Yogyakarta, Yogyakarta, Indonesia.
E-mail: ingenida.hadning@umy.ac.id
ABSTRAK
Latar belakang: Pemerintah Indonesia mengeluarkan kebijakan Pembatasan Sosial
Berskala Besar (PSBB) untuk menekan angka penyebaran COVID-19. Salah satu
bentuk pemberlakuan PSBB ini yaitu dengan penutupan sementara tempat wisata
maupun tempat usaha, dimana hal tersebut berdampak pada produktivitas pengusaha.
Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dampak finansial kebijakan PSBB
pada pengusaha di masa pandemi COVID-19. Metode: Metode observasional non-
eksperimental dengan pendekatan cross sectional. Penelitian dilakukan pada bulan Juni
– Juli 2020 ke seluruh wilayah Indonesia. Pengambilan sampel dilakukan dengan
metode accidental sampling selama periode penyebaran e-kuesioner dalam kurun
waktu 30 hari. Kriteria responden yaitu pengusaha, berjenis kelamin laki-laki atau
perempuan, berusia 12 – 65 tahun dan bersedia menjadi responden. Instrumen yang
digunakan dalam penelitian ini yaitu e-kuesioner. Metode analisis data yaitu analisis
deskriptif, yaitu dengan menghitung rerata pemasukan sebelum maupun selama
kebijakan PSBB dan pengeluaran sebelum maupun selama kebijakan PSBB. Analisis
yang terakhir yaitu analisis signifikasi antar kedua kelompok uji dengan metode uji
Paired Sample T Test jika data terdistribusi normal atau metode Wilcoxon jika
terdistribusi tidak normal. Hasil: Melalui penelitian ini diperoleh 177 responden yang
terdiri dari 84 laki-laki dan 93 perempuan. Responden berasal dari 34 propinsi di
Indonesia. Responden berusia 12-17 tahun berjumlah 3 responden, usia 18-25 tahun
berjumlah 98 responden, usia 26-45 tahun berjumlah 47 responden, dan usia 46-65
tahun berjumlah 29 responden. Mayoritas responden menjalani PSBB selama 13-16
minggu. Hasil penelitian menunjukkan rata-rata pemasukan sebelum kebijakan PSBB
sebesar Rp. 12.803.719 ± Rp. 1.418.719; sedangkan rata-rata pemasukan selama
kebijakan PSBB sebesar Rp. 9.826.836 ± Rp. 1.112.228; rata-rata pengeluaran sebelum
kebijakan PSBB sebesar Rp. 5.231.356 ± Rp. 620.250; dan rata-rata pengeluaran
selama kebijakan PSBB sebesar Rp. 4.611.582 ± Rp. 530.767. Adapun rata-rata
penurunan pemasukan sebesar Rp. 2.976.271 ± Rp. 471.786 (p=0,000) dan rata-rata
penurunan pengeluaran secara bermakna sebesar Rp. 619.774 ±Rp. 196.788 (p=0,000).
Kesimpulan: Kebijakan PSBB berdampak pada penurunan pemasukan dan penurunan
pengeluaran yang bermakna bagi pengusaha di Indonesia.
Kata Kunci: COVID-19, pengusaha, PSBB, dampak finansial

Buku Abstrak
Pertemuan Ilmiah Tahunan Ikatan Apoteker 2021
Tema: “The Opportunities of Pharmacists’ Digital Services in Pandemic Recovery”
| 157
Tingkat Kepuasan Konsumen Terhadap Kualitas Pelayanan Apotek di
Wilayah Kabupaten Purwakarta selama Pandemi Covid-19
Lina Aliyani Mardiana,a Dedy Frianto,b Maya Arfania *c
a
Farmasi/Farmasi/Universitas Buana Perjuangan Karawang,Karawang,Jawa
Barat,Indonesia; bFarmasi/Farmasi/Universitas Buana Perjuangan
Karawangi,Karawang,Jawa Barat,Indonesia;
c
Farmasi/Farmasi/Universitas Buana Perjuangan Karawangi,Karawang,Jawa Barat,
Indonesia.

E-mail: lina.mardiana@ubpkarawang.ac.id

ABSTRAK
Latar belakang: Pada masa pandemi covid-19 ini, salah satu tempat yang dicari dan
dikunjungi masyarakat adalah apotek. Di apotek tersedia perbekalan farmasi, seperti
obat, alat kesehatan dan lain-lain yang sangat dibutuhkan untuk menunjang kesehatan,
baik bagi masyarakat yang sudah terpapar covid-19 untuk dapat membeli obat sesuai
resep dokter ataupun bagi masyarakat yang tidak terpapar untuk bisa membeli
suplemen dalam rangka meningkatkan daya tahan tubuh. Untuk itu Peneliti melakukan
survey di salah satu kota di Indonesia yaitu di kabupaten Purwakarta, Jawa Barat.
Kepuasan akan pelayanan apotek di masa pandemic cofid-19 memiliki pengaruh
terhadap sisi psikologis konsumen, yang berpengaruh juga terhadap kesehatan.
Tujuan: Untuk mengetahui tingkat kepuasan konsumen terhadap pelayanan apotek di
wilayah kabupaten Purwakarta Jawa Barat selama pandemi cofid-19. Metode: Tekhnik
nonprobability sampling, yakni probability dari unsur yang tidak diketahui (Yusi dan
Idris, 2009:67). Tekhnik pengambilan sampel dengan metode accidental sampling.
Hasil: Hasil pengukuran dimensi kualitas pelayanan apotek di wilayah kabupaten
Purwakarta terhadap kepuasan konsumen, diperoleh persentase rata-rata dari dimensi
bukti langsung (tangible) 45,43%, keandalan (reability) 52,80%, ketanggapan
(responsiveness) 55,83%, jaminan (assurance) 50,00%, dan perhatian (empathy)
52,53%.Kesimpulan: Tingkat kepuasan konsumen terhadap pelayanan apotek di
wilayah kabupaten Purwakarta selama pandemic cofid-19 ada di kisaran angka
interpretasi 41% - 60%, yaitu sedang, dengan nilai rata-rata kelima dimensi 51,32%.
Konsumen merasa cukup puas terhadap pelayanan apotek yang meliputi 5 dimensi
pelayanan, dengan nilai tertinggi pada dimensi jaminan (assurance) 55,83%, dan nilai
terendah pada dimensi bukti langsung (tangible) 45,43%
Kata Kunci: Kepuasan konsumen, Pelayanan apotek, Kabupaten Purwakarta.

Buku Abstrak
Pertemuan Ilmiah Tahunan Ikatan Apoteker 2021
Tema: “The Opportunities of Pharmacists’ Digital Services in Pandemic Recovery”
| 158
Profil Terapi Pasien rawat inap COVID-19 di Rumah Sakit Umum
Provinsi Nusa Tenggara Barat

Mahacita Andanalusia (oral),a Shah Iqbal Ikaman Akbar,a Anna Pradiningsih*a


a
Departemen Farmasi, Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Muhammadiyah Mataram,
Nusa Tenggara Barat, Indonesia

E-mail: annapradiningsih@gmail.com

ABSTRAK
Latar belakang: Coronavirus Disease 2019 (COVID-19) adalah penyakit menular
baru yang disebabkan oleh Sars-CoV-2. Berbagai upaya telah dilakukan oleh tenaga
kesehatan untuk mengatasi COVID-19, termasuk penggunaan terapi. Tujuan:
Penelitian dilakukan untuk menggambarkan profil terapi pasien rawat inap COVID-19
di Rumah Sakit Umum Daerah Provinsi NTB pada tahun 2020. Metode: Dilakukan
pengamatan pada rekam medis secara retrospektif terhadap 102 pasien. Pengambilan
data dilakukan selama tiga minggu. Kriteria inklusi pada studi ini adalah pasien yang
terdiagnosis COVID-19 dan dirawat inap di RSUD Provinsi NTB pada tahun 2020.
Pasien yang menggunakan terapi obat herbal dieksklusi dari penelitian ini. Hasil:
Sejumlah 62 dari 102 pasien (60,8%) dirawat inap di Rumah Sakit selama lebih dari 4
minggu. Terdapat 57 pasien (55,9%) memperoleh terapi antivirus Oseltamivir dan 47
pasien (46,1%) mendapat terapi adjuvant antibiotik, yaitu azitromisin. Sebagian besar
pasien (63,7%) mendapat imunomodulator berupa vitamin C. Sebagian kecil pasien
memperoleh terapi penunjang lain yang direkomendasikan untuk mengurangi gejala
COVID-19, seperti antikoagulan, bronkodilator, antipiretik, analgesik, NSAID, obat-
obat SSP, dan mukolitik. Kesimpulan: Terapi yang paling sering digunakan pada
pasien COVID-19 yang dirawat inap di RSUD Provinsi NTB adalah terapi antivirus,
antibiotik, dan imunomodulator. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut secara empiris
untuk mengetahui terapi yang efektif, seiring dengan perkembangan obat lain yang
diduga dapat digunakan sebagai terapi.

Kata Kunci: COVID-19, terapi, antivirus, antibiotik, imunomodulator

Buku Abstrak
Pertemuan Ilmiah Tahunan Ikatan Apoteker 2021
Tema: “The Opportunities of Pharmacists’ Digital Services in Pandemic Recovery”
| 159
Gambaran Penggunaan Analgetika Dan Beaya Operasi Orthopedi di
Instalasi Bedah Sentral Rsud Dr. Loekmono Hadi Kudus

Maria Caecilia Nanny Setiawati Hadirahardja, Hilda Wulan Suciati


Sekolah Tinggi Ilmu Farmasi Yayasan Pharmasi Semarang
Semarang, Indonesia
Email: caecil_nanny@yahoo.co.id

ABSTRAK
Latar Belakang: Operasi orthopedi sering dilakukan, terutama akibat kecelakaan
lalulintas. Pasien pasca operasi orthopedi, biasanya akan mengalami nyeri, sehingga
membutuhkan pemberian analgetika. Tujuan: untuk mengetahui karakteristik pasien
dan gambaran penggunaan obat analgetika, serta beaya operasi orthopedi di Instalasi
Bedah Sentral RSUD dr. Loekmono Hadi Kudus. Metode: Penelitian ini bersifat
deskriptif dan data diambil secara retrospektif. Pengambilan sampel dengan metode
purposive sampling. Hasil: pada periode September-Oktober 2019 terdapat 101 pasien
rawat inap yang menjalani operasi orthopedi dan mendapat analgetika. 60,6 % nya
adalah pasien laki-laki, 63,36% nya merupakan pengguna BPJS, usia terbanyak yaitu
antara usia 36-45 tahun (19,80%), nyeri yang dialami pasien terbanyak adalah nyeri
skala sedang (69,31%). Analgetika terbanyak yang digunakan adalah kombinasi antara
Opioid dan OAINS yaitu (ketorolac injeksi dan tramadol injeksi) sebanyak 48 pasien
(47,52%).Cara pemberian obat terbanyak dilakukan secara intravena (95,22%). Rata-
rata beaya operasi orthopedi adalah Rp 1.117.176,- dengan beaya obat sebanyak
24,88% dari total beaya operasi orthopedi. Kesimpulan: penggunaan analgetika dan
beaya operasi orthopedi cukup rasional.

Kata kunci : Analgetika, nyeri, Operasi Orthopedi, beaya.

Buku Abstrak
Pertemuan Ilmiah Tahunan Ikatan Apoteker 2021
Tema: “The Opportunities of Pharmacists’ Digital Services in Pandemic Recovery”
| 160
Monitoring Penggunaan Obat Pada Pasien ESRD dengan Hemodialisis
atau CAPD Di RSUD Dr Saiful Anwar Malang

Martanty Aditya,a Godeliva Adriani Hendra,a Dina Ajeng Kustiayu, a


a
Prodi Farmasi, Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Ma Chung, Malang, Jawa
Timur, Indonesia

E-mail: martanty.aditya@machung.ac.id

ABSTRAK
Latar belakang: Prevalensi penyakit gagal ginjal di Indonesia sebesar 0,2% dan
sekitar 60%, dimana penderita pada tahap akhir harus menjalani terapi dialisis.
Terdapat dua metode dialisis yaitu hemodialisis (mesin) dan peritonial dialisis (CAPD),
untuk membantu mengeluarkan senyawa toksik dan mengurangi resiko efek samping
obat akibat akumulasi di dalam tubuh. Dialisis bertujuan untuk menurunkan angka
mortalitas. Tujuan: Mengetahui efektifitas terapi dan efek samping penggunaan obat
pada pasien PGK yang menggunakan hemodialisis atau CAPD di RSUD Dr Saiful
Anwar Malang. Penelitian dilakukan pada bulan April-Mei 2020 Metode: Desain
penelitian adalah cross sectional dengan pengambilan data retrospektif. Efektivitas
diukur melalui kualitas hidup dengan Short Form (SF) 20 dan juga kadar anemia
dengan melihat nilai hemoglobin (Hb), dilanjutkan uji beda dengan independent t test.
Terjadinya efek samping obat disajikan secara deskriptif. Hasil: Penelitian diikuti oleh
100 responden yang memenuhi kriteria inklusi dan terbagi 40 pasien menjalani dialysis
etode CAPD dan 60 pasien menjalani metode hemodialisis. Hasil penelitian ini
menunjukkan terdapat perbedaan kualitas hidup pada pasien PGK yang menjalani
hemodialisis atau CAPD (p-value = 0,000) dimana untuk CAPD lebih baik, namun
kadar Hb pasien yang menjalani hemodialisis atau CAPD tidak berbeda (p-value
=0,265). Terdapat 24 responden yang mendapatkan efek samping terkait pemakaian
obat yaitu pusing, edema, mual dan mengantuk Kesimpulan: Metode dialysis dengan
CAPD dapat dipertimbangkan untuk meningkatkan kualitas hidup pasien serta perlu
dilakukan monitoring terkait dengan efek samping pada penggunaan obat yang rutin
dikonsumsi untuk meningkatkan kualitas hidup pasien
Kata Kunci: Efek samping, Efektivitas terapi, Penyakit ginjal kronik

Buku Abstrak
Pertemuan Ilmiah Tahunan Ikatan Apoteker 2021
Tema: “The Opportunities of Pharmacists’ Digital Services in Pandemic Recovery”
| 161
Evaluasi Kepuasan Anggota PD IAI Kalimantan Selatan Terhadap
Penggunaan Aplikasi Sistem Informasi Apoteker (SIAp)
Menggunakan Metode EUCS (End User Computing Satisfaction)

Muhammad Ikhwan Rizki*a,b,c Surya Wahyudi,a,c Herningtyas Nautika Linggab,c


a
Pengurus Daerah Ikatan Apoteker Indonesia Kalimantan Selatan, Indonesa; bProgram Studi
Farmasi FMIPA, Universitas Lambung Mangkurat, Banjabaru, Kalimantan Selatan,
Indonesia; cProgram Studi Pendidikan Profesi Apoteker FMIPA, Universitas Lambung
Mangkurat, Banjabaru, Kalimantan Selatan, Indonesia.

E-mail: ikhwanrizki@ulm.ac.id

ABSTRAK
Latar belakang: Ikatan Apoteker Indonesia (IAI) merupakan organisasi profesi dari
Apoteker di Indonesia. IAI memiliki kepengurusan di Pusat, Daerah, dan Cabang.
Pelayanan organisasi untuk setiap anggota IAI menggunakan Aplikasi Sistem
Informasi Apoteker (SIAp). Evaluasi kepuasan dalam Sistem Informasi dapat
menggunakan Metode EUCS (End User Computing Satisfaction). Tujuan: Tujuan dari
penelitian ini yaitu mengetahui tingkat kepuasan penggunaan Aplikasi SIAp dan
Pelayanan Pengurus terhadap anggota. Metode: Penelitian survey analitik dengan
rancangan cross sectional. Instrumen yang digunakan berupa kuesioner yang telah diuji
validitas dan reliabilitas. Penelitian ini telah diajukan kepada Komisi Etik Penelitian.
Populasi penelitian merupakan Apoteker Kalsel berjumlah 1.151 orang dengan jumlah
responden yang mengisi kuesioner 540 orang (tingkat kepercayaan 95%). Kuesioner
disebarkan menggunakan google form yang menilai Aplikasi SIAP dari aspek Content,
Accuracy, Format, Easy of User, dan Timeliness. Hasil kuesioner dianalisis
menggunakan skala Likert, kemudian persentase diinterpretasikan tingkat kepuasan
dengan kategori sangat tinggi (75,01 – 100%), tinggi (58,34-75), kurang (41,65-58,33),
rendah (24,98-41,66), dan sangat rendah (0-24,99). Hasil: Hasil kuesioner
menunjukkan kepuasan anggota terhadap Aplikasi SIAp dari aspek Content 79,83%
(sangat tinggi), Accuracy 81,47% (sangat tinggi), Format 82,32% (sangat tinggi), Easy
of Use 78,36% (sangat tinggi), dan Timeliness 75,52% (sangat tinggi). Kepuasan
anggota terhadap pelayanan Pengurus Cabang 79,07% (sangat tinggi), Pengurus
Daerah 77,93% (sangat tinggi), dan Pengurus Pusat 75,27% (sangat tinggi).
Kesimpulan: Tingkat kepuasan Apoteker Anggota PD IAI Kalsel terhadap Aplikasi
SIAp sangat tinggi. Kepuasan terhadap pelayanan Pengurus Cabang, Daerah, dan Pusat
sangat tinggi.
Kata Kunci: Apoteker, EUCS, Ikatan Apoteker Indonesia, Kepuasan, SIAp
Buku Abstrak
Pertemuan Ilmiah Tahunan Ikatan Apoteker 2021
Tema: “The Opportunities of Pharmacists’ Digital Services in Pandemic Recovery”
| 162
Profil Tekanan Darah pada Terapi Hipertensi di Instalasi Rawat Inap
Rumah Sakit Umum Pusat Fatmawati Periode 2017 – 2019
Nhadira Nhestricia (oral),a Lusi Indriani,b Renata Meicy Aberlina *c
abc
Prodi Farmasi Fakultas MIPA, Universitas Pakuan, Bogor, Jawa Barat, Indonesia.

E-mail: nhadira.nhestricia@unpak.ac.id

ABSTRAK
Latar belakang: Obat antihipertensi diberikan sebagai terapi tunggal atau kombinasi
berdasarkan kondisi klinis pasien. Penggunaan obat antihipertensi seringkali
menunjukkan profil penurunan tekanan darah yang berbeda-beda pada pasien, dimana
hal ini dipengaruhi oleh berbagai faktor, seperti jenis kelamin, usia, komorbid, dan
stadium hipertensi. Keberhasilan terapi hipertensi menunjukkan hasil pengukuran
tekanan darah normal menurut kelompok usia dan komorbid pasien. Tujuan:
Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi profil penurunan tekanan darah pada
penggunaan obat antihipertensi tunggal dan kombinasi dan menganalisis faktor yang
mempengaruhi penurunan tekanan darah pada penggunaan obat antihipertensi.
Metode: Penelitian ini bersifat non eksperimen dengan desain observasional deskriptif
pre dan post design. Pengambilan data dilakukan secara retrospektif dengan
mengumpulkan data sekunder berupa catatan rekam medis pasien di Instalasi Rawat
Inap Rumah Sakit Umum Pusat Fatmawati. Analisis data dilakukan dengan uji
normalitas menggunakan metode Shapiro-Wilks dan dilanjutkan dengan uji Wilcoxon.
Hasil: Hasil penelitian menunjukkan 53% dari 102 pasien terjadi pada kelompok jenis
kelamin perempuan. Terapi pengobatan hipertensi yang diterima oleh pasien dalam
penelitian ini berupa obat terapi tunggal yaitu sebanyak 30 kasus dan terapi kombinasi
sebanyak 72 kasus. Analisis uji beda penurunan tekanan darah sistolik dan diastolik
pada pemberian terapi antihipertensi tunggal dan kombinasi terdapat perbedaan yang
signifikan pada tekanan darah sistolik dan diastolik (p-value = 0.000). Uji statistik
dengan analisis regresi linear menunjukkan faktor yang mempengaruhi penurunan
tekanan darah pada penggunaan obat antihipertensi adalah faktor usia (ρ-value = 0.009
< 0.05) dan komorbid (ρ-value = 0.020 < 0.05) Kesimpulan: Terapi pengobatan
hipertensi menunjukkan profil penurunan tekanan darah sistolik dan diastolik yang
signifikan baik pada pemberian terapi tunggal maupun kombinasi. Faktor yang
mempengaruhi profil penurunan tekanan darah pasien pada penggunaan obat
antihipertensi adalah usia pasien dan komorbid.
Kata Kunci: Hipertensi, Terapi, Profil Tekanan Darah

Buku Abstrak
Pertemuan Ilmiah Tahunan Ikatan Apoteker 2021
Tema: “The Opportunities of Pharmacists’ Digital Services in Pandemic Recovery”
| 163
Pengaruh Penggunaan Tas Penyimpanan Obat Terhadap Kepatuhan
Minum Obat Pasien Hipertensi
Niken Larasati,a Sugiyono,b
a,b
Program Studi Farmasi (S-1), Fakultas Kesehatan, Universitas Jenderal Achmad Yani
Yogyakarta

E-mail: mylaraslarashaty@gmail.com

ABSTRAK
Latar belakang: Penyakit hipertensi diperkirakan akan meningkat di negara
berkembang termasuk di Indonesia pada tahun 2025. Rendahnya tingkat kesadaran
terhadap kesehatan masyarakat mengakibatkan banyaknya pasien yang tidak
menyadari bahwa mereka menderita hipertensi. Selain itu, tidak semua pasien yang
sudah terdiagnosa hipertensi patuh menjalani pengobatan. Berdasarkan data Riset
Kesehatan Dasar 2018, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta menempati posisi kedua
dengan pasien hipertensi terbanyak di Indonesia. Pasien hipertensi dapat
memanfaatkan tas penyimpanan obat sebagai alat bantu pengingat jadwal minum obat,
karena terapi yang dijalankan dalam jangka waktu panjang dan rutin. Tujuan: Tujuan
penelitian adalah untuk melihat pengaruh penggunaan tas penyimpanan obat terhadap
kepatuhan minum obat pasien hipertensi. Metode: Penelitian ini menggunakan desain
pretest dan postest design with control group dengan sampel penelitian sebanyak 36
pasien. Sampel tersebut dibagi menjadi 2 kelompok yaitu kelompok kontrol dan
kelompok intervensi. Penelitian dilakukan di Puskesmas Gamping 1 Yogyakarta pada
bulan Maret-Agustus 2019. Di awal penelitian, data tekanan darah pasien pada kedua
kelompok diambil. Kelompok intervensi diberikan konseling dengan tas penyimpanan
obat. Pengamatan dilakukan terhadap hasil terapi berupa ketercapaian tekanan darah
terkontrol. Hasil: Berdasarkan data kepatuhan minum obat kelompok kontrol diperoleh p-
value sebesar 0,157 (p-value>0,05), sedangkan p-value pada kelompok intervensi sebesar
0,000 (p-value<0,05). Kesimpulan: Terdapat pengaruh penggunaan alat bantu
pengingat minum obat terhadap kepatuhan.
Kata Kunci: hipertensi; Indonesia; kepatuhan; konseling apoteker; tas penyimpanan
obat

Buku Abstrak
Pertemuan Ilmiah Tahunan Ikatan Apoteker 2021
Tema: “The Opportunities of Pharmacists’ Digital Services in Pandemic Recovery”
| 164
Gambaran Penyimpanan Obat di Gudang Instalasi Farmasi
RSUD Hasanuddin Damrah Manna
Nori Wirahmia, Yusran Hasymib, Ayu Wandiraa

a.Program Studi D3 Farmasi Universitas Bengkulu, b. Program Studi D3 Keperawatan


Universitas Bengkulu

Email : noriwirahmi@gmail.com

ABSTRAK
Latar belakang: Sistem penyimpanan obat yang tepat dan baik akan menjadi salah
satu factor penentu kualitas obat yang terdistribusikan. Berdasarkan observasi awal pra
penelitian ditemukan masalah yang dihadapi oleh RSUD Hasanuddin Damrah Manna
untuk penyimpanan obat di Gudang Instalasi Farmasi antara lain yaitu tidak tersedianya
pallet, bahan berbahaya dan beracun (B3) tidak disimpan di lemari khusus. Tujuan:
Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui gambaran penyimpanan obat di Gudang
Instalasi Farmasi RSUD Hasanuddin Damrah Manna. Metode: Penelitian ini
menggunakan metode deskriptif, pengumpulan data dilakukan dengan cara observasi
langsung menggunakan lembar checklist. Hasil: Hasil penelitian menunjukkan bahwa
gambaran penyimpanan obat di gudang Instalasi Farmasi RSUD Hasanuddin Damrah
Manna memperoleh total skor sebesar 76,31% dikatagorikan baik. Penilaian meliputi
pengaturan tata ruang memperoleh nilai persentase 63,63% (katagori baik), cara
penyimpanan obat memperoleh nilai persentase 84,61% (katagori sangat baik),
pencatatan kartu stok memperoleh nilai persentase 100% (katagori sangat baik) dan
pengamatan mutu obat memperoleh nilai persentase 66,66% (katagori baik).
Kesimpulan: Gambaran penyimpanan obat di gudang Instalasi Farmasi RSUD
Hasanuddin Damrah Manna dikatagorikan baik.

Kata kunci : Penyimpanan Obat, Gudang Farmasi, RSUD Hasanuddin Damrah Manna

Buku Abstrak
Pertemuan Ilmiah Tahunan Ikatan Apoteker 2021
Tema: “The Opportunities of Pharmacists’ Digital Services in Pandemic Recovery”
| 165
Analisis Faktor-Faktor yang mempengaruhi pengobatan Tuberkulosis
Paru di Puskesmas Kediri Lombok Barat

Nurul Qiyaama, Nur Furqanib, Dara Junia Hartantic


a
Program Studi Sarjana S1 Farmasi, Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Muhammadiyah
Mataram, Kota Mataram, Indonesia; bProgram Studi Diploma 3 Farmasi, Fakultas Ilmu
Kesehatan, Universitas Muhammadiyah Mataram, Kota Mataram, Indonesia ; cProgram
studi Diploma 3 Farmasi, Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Muhammadiyah Mataram,
Mataram, Indonesia

E-mail: nuqi.gra@gmail.com

ABSTRAK
Latar belakang: Tuberculosis masih menjadi masalah kesehatan yang ada di provinsi
Nusa Tenggara Barat khususnya di Kabupaten Lombok Barat. Banyak faktor yang
mempengaruhi keberhasilan pengobatan Tuberculosis. Tujuan: Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui hubungan antara jenis kelamin, umur, lama pengobatan
dan banyaknya penyakit penyerta kronik dengan keberhasilan terapi Metode:
Penelitian ini merupakan jenis penelitian analitik deskriptif dengan teknik cross
sectional. Pengumpulan data dilakukan secara retrospektif dari rekam medis pasien
tuberkulosis Hasil: penelitian ini menunjukkan bahwa umur (p=0,000; p<0,05), lama
pengobatan (p=0,000; p <0,05) dan banyaknya penyakit penyerta kronik yang diderita
pasien (p=0,000; p <0,05) memiliki hubungan yang bermakna dengan hasil
pengobatan. Sedangkan jenis kelamin (p=0,060; p > 0,05), tidak memiliki hubungan
yang bermakna dengan hasil pengobatan. Kesimpulan: Umur, lama pengobatan dan
banyaknya penyakit penyerta dapat mempengaruhi pengobatan tuberculosis

Kata Kunci: analisis faktor; pengobatan tuberculosis

Buku Abstrak
Pertemuan Ilmiah Tahunan Ikatan Apoteker 2021
Tema: “The Opportunities of Pharmacists’ Digital Services in Pandemic Recovery”
| 166
Studi Perencanaan, Pengadaan, Dan Waktu Tunggu Pemesanan Obat Di
Instalasi Farmasi Rumah Sakit X Jakarta Tahun 2020

Nurwulan Adi Ismaya,a Ricky Chaerul Yazid,b Aripin,c Lela Kania Rahsa Puji,d Nur
Hasanah,e Priscilla Shintaf
a,b,d,e,f
Program Studi Farmasi STIKes Widya Dharma Husada Tangerang; cProgram Studi
Farmasi STIKes IKIFA Jakarta

E-mail: nurwulanadiismaya@wdh.ac.id

ABSTRAK
Latar belakang: Salah satu faktor yang berperan terhadap mutu pelayanan rumah sakit
adalah pengelolaan obat. Perencanaan dan pengadaan merupakan aspek terpenting dalam
pengelolaan obat terutama dalam hal menghindari kekosongan obat. Pada kenyataannya nilai
penyimpangan yang terjadi pada tahap perencanaan, pengadaan, dan waktu tunggu (lead time)
pemesanan obat karena berbagai faktor kendala terhadap standar waktu yang telah ditentukan
masih tinggi. Tujuan: Tujuan penelitian ini adalah mengetahui gambaran perencanaan,
pengadaan, dan waktu tunggu (lead time) pemesanan obat di Instalasi Farmasi Rumah Sakit X
Jakarta Tahun 2020. Metode: Metode penelitian yang digunakan adalah rancangan penelitian
deskriptif dengan data kualitatif dan kuantitatif yang menggambarkan dan mengidentifikasi
pengelolaan obat secara retrospektif. Hasil: Dari 7 indikator yang dapat diukur, 2 indikator
sesuai dengan indikator standar yaitu persentase alokasi dana pengadaan obat yaitu 70,5%
dengan nilai pembanding yaitu 30-40% dan frekuensi terjadinya kesalahan surat pesanan/faktur
sebanyak 5 kali dengan nilai pembanding 1-9 kali, sedangkan 5 indikator belum sesuai dengan
standar yaitu kesesuaian item obat yang tersedia dengan FORNAS 14,15% dengan nilai
pembanding 100%, kesesuaian item obat yang tersedia dengan Formularium Rumah Sakit
68,15% dengan nilai pembanding 80%, frekuensi pengadaan tiap item obat pertahun kategori
rendah sebesar 43,35%, persentase kesesuaian antara perencanaan dengan kenyataan 99,61%
dengan nilai pembanding 100-120%, dan pencapaian waktu tunggu (lead time) pemesanan obat
yaitu 5,08 hari kerja dengan nilai pembanding kurang dari 5 hari kerja. Kesimpulan: Hasil
penelitian menunjukkan bahwa perencanaan dan pengadaan obat di Instalasi Farmasi Rumah
Sakit X Jakarta belum sepenuhnya sesuai standar, sedangkan untuk waktu tunggu (leadtime)
sudah sesuai standar.

Kata Kunci: pengelolaan obat, perencanaan, pengadaan, waktu tunggu, obat


Buku Abstrak
Pertemuan Ilmiah Tahunan Ikatan Apoteker 2021
Tema: “The Opportunities of Pharmacists’ Digital Services in Pandemic Recovery”
| 167
Profil Kesalahan Pengobatan di RS Jantung dan Pembuluh Darah
Harapan Kita (RSJPDHK) Periode Januari-Juni 2021
Oktrya Lidayyaa Saur Lumonggab
a, b
Instalasi Farmasi, RS Jantung dan Pembuluh Darah Harapan Kita, Jakarta Barat, DKI
Jakarta, Indonesia

E-mail: oktrya.lidayya@pjnhk.go.id, saur.lumongga@pjnhk.go.id

ABSTRAK
Latar belakang: Kesalahan pengobatan adalah kegagalan dalam proses pengobatan
yang mengarah, menyebabkan atau berpotensi membahayakan pasien. Proses
pengobatan meliputi peresepan, penyalinan, penyiapan dan pemberian obat sehingga
kesalahan tiap proses tersebut dikenal sebagai prescribing error, transcribing error,
dispensing error dan administering error. Beberapa penelitian nasional dan global
secara bervariasi menunjukkan tahap peresepan, penyiapan atau pemberian obat dapat
menduduki peringkat pertama kesalahan pengobatan. Peresepan di RSJPDHK telah
menggunakan sistem peresepan elektronik. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui profil kesalahan pengobatan periode Januari-Juni 2021 sebagai dasar
perbaikan sistem pelayanan terkait pengobatan di RSJPDHK. Metode: Penelitian ini
merupakan penelitian deskriptif dengan sumber data dari laporan kesalahan
pengobatan di RSJPDHK periode Januari-Juni 2021. Analisis data dilakukan secara
kualitatif dan kuantitatif menggunakan kode kesalahan peresepan pada tiap tahapan.
Hasil: Laporan kesalahan pengobatan yang terdata pada periode Januari-Juni 2021
sebanyak 85 laporan. Kesalahan penggunaan obat paling banyak terjadi pada tahap
peresepan sebanyak 45 kejadian (52,94%), tahap penyiapan sebanyak 21 (24,71%),
tahap pemberian sebanyak 19 (22,35%) dan tahap penyalinan sebanyak 0 kejadian.
Kesalahan yang sering terjadi pada tahap peresepan adalah salah
meresepkan/menginstruksikan obat (P2) sebanyak 15 kejadian (17,65%); tahap
penyiapan adalah salah menyiapkan frekuensi pemberian obat/racikan (D4) sebanyak
15 kejadian (17.65%); dan tahap pemberian adalah salah dosis pemberian lebih kecil
daripada instruksi dokter (A5) sebanyak 7 kejadian (8,24%). Kesimpulan: Kejadian
kesalahan pengobatan terbanyak di RSJPDHK periode Januari-Juni 2021 adalah pada
tahap peresepan (dengan sistem elektronik).
Kata Kunci: prescribing error, transcribing error, dispensing error, administering
error, RSJPDHK.

Buku Abstrak
Pertemuan Ilmiah Tahunan Ikatan Apoteker 2021
Tema: “The Opportunities of Pharmacists’ Digital Services in Pandemic Recovery”
| 168
Pengaruh Pemberian Vitamin C Dan Vitamin E Terhadap Penanda
Inflamasi Pada Pasien COVID-19 di Rumah Sakit Umum Daerah
Kota Kendari
Yusuf Musafir Kolewora1, Iis Karlina2, Sulastrianah3, Parawansah4
1
Departemen Pulmonologi Fakultas Kedokteran Universitas Halu Oleo, Anggota IDI Cabang Kendari,
Kendari
2
Fakultas Kedokteran Universitas Halu Oleo, Kendari
3
Fakultas Kedokteran Universitas Halu Oleo, Anggota PDGI Cabang Kendari, Kendari
4
Departemen Farmakologi Fakultas Kedokteran dan Fakultas Farmasi Universitas Halu Oleo, Anggota
IAI Cabang Kota Kendari, Kendari

Corresponding Author e-mail: parawansah@uho.ac.id

ABSTRAK
Latar Belakang. Corona Virus Disease 19 (COVID-19) di sebabkan oleh SARS-COV 2 yang
menjadi perhatian kesahatan masyarakat global. Vitamin C dan vitamin E adalah obat yang
diduga dapat bermanfaat untuk terapi COVID-19 karena mekanismenya yang dapat menekan
terjadinya peningkatan sitokin proinflamasi selama infeksi COVID-19. Tujuan: Penelitian ini
untuk mengetahui pengaruh pemberian vitamin C dan vitamin E terhadap penanda inflamasi
pada pasien COVID-19 di Rumah Sakit Umum Daerah Kota Kendari. Metode. Penelitian ini
adalah penelitian analitik observasional. Desain penelitian dalam penelitian ini menggunakan
studi cross sectional, yang di laksanakan di Rumah Sakit Umum Daerah Kota Kendari. Jumlah
sampel dalam penelitian ini sebanyak 77 pasien. Data dikumpulkan menggunakan data rekam
medik yang sesuai dengan kriteria inklusi. Data diolah menggunakan analisis uji t berpasangan.
Hasil. Penelitian dari 77 responden didaptakan responden terbanyak laki-laki sebanyak 41
orang (53,2%) dan perempuan sebanyak 36 orang (46,8%). Analisis bivariat untuk penanda
inflamasi leukosit diperoleh signifikansi P =0,000. Artinya terdapat perbedaan antara rata- rata
nilai sebelum terapi yaitu 11.820 dengan rata- rata nilai sesudah terapi yaitu 8.900. Dengan
rerata perubahan sebelum dan sesudah terapi yaitu 2.920. Analisis bivariat untuk penanda
inflamasi neutrofil diperoleh signifikansi P =0,007. Artinya terdapat perbedaan antara rata- rata
nilai sebelum terapi yaitu 0,7572 dengan rata- rata nilai sesudah terapi yaitu 0,6410. Dengan
rerata perubahan sebelum dan sesudah terapi yaitu 0,0116. Simpulan. Berdasarkan hasil
penelitian dan pembahasan, kesimpulan dari penelitian ini adalah terdapat pengaruh pemberian
vitamin C dan vitamin E terhadap penanda inflamasi leukosit dan neutrofil pada pasien
COVID-19 di Rumah Sakit Umum Daerah Kota Kendari.
Kata Kunci. Vitamin C, Vitamin E, Leukosit, Neutrofil, COVID-19.

Buku Abstrak
Pertemuan Ilmiah Tahunan Ikatan Apoteker 2021
Tema: “The Opportunities of Pharmacists’ Digital Services in Pandemic Recovery”
| 169
Evaluasi Peresepan Obat Pasien Rawat Jalan Poli Obstetri Ginekologi
di Rumah Sakit Swasta X Kota Semarang

Maria Caecilia Nanny Setiawati Hadirahardja1, Didik Apriyanto2


1
Sekolah Tinggi Ilmu Farmasi Yayasan Pharmasi Semarang

Semarang, Indonesia
2
Politeknik Katolik Mangunwijaya Semarang

Email: caecil_nanny@yahoo.co.id

ABSTRAK
Latar Belakang: Obat merupakan komponen utama pada pelayanan kefarmasian, dan
harus dipergunakan secara rasional. Penggunaan obat secara rasional berarti pasien
mendapatkan obat yang tepat, dalam jumlah dan waktu yang tepat dan dengan harga
termurah. Beberapa cara dapat dipakai untuk menilai kerasionalan terapi, salah satunya
adalah dengan cara mengevaluasi peresepan obat dengan indikator kriteria WHO.
Tujuan: Menganalisa kerasionalan terapi dan ketersediaan obat di Instalasi Farmasi
RS Swasta X di Kota Semarang. Metode: Penelitian ini bersifat deskriptif kuantitatif
dan data diambil secara retrospektif. Pengambilan sampel dengan metode purposive
sampling pada pasien rawat jalan poli obstetri dan ginekologi yang menebus obat di
Instalasi Farmasi periode Januari 2020.. Hasil: Terdapat 251 resep yang memenuh
kriteria. Rata-rata jumlah obat per resep adalah 2,45. Persentase peresepan antibiotika
dan injeksi adalah 5,21% dan 0,16%. Persentase peresepan obat generik dan peresepan
obat di luar Formularium RS adalah 5,7% dan 2,8 %. Ketersediaan obat di Instalasi
Farmasi adalah 79,6%. Obat yang paling banyak diresepkan adalah multivitamin
mineral 51,47%, hormon 20,85 %, dan antibiotika 5,21% . Kesimpulan: peresepan
obat dengan nama generik, menyimpang jauh dari standar WHO, demikian juga
peresepan obat di luar formularium serta ketersediaan obat.Evaluasi peresepan harus
dilakukan secara teratur

Kata kunci : .kerasionalan terapi, indikator WHO, pasien rawat jalan, poli obstetri dan
ginekologi

Buku Abstrak
Pertemuan Ilmiah Tahunan Ikatan Apoteker 2021
Tema: “The Opportunities of Pharmacists’ Digital Services in Pandemic Recovery”
| 170
Kajian Potensi Interaksi Obat Antidiabetika Oral Pada Pasien
Diabetes Mellitus Tipe 2 Disertai Komorbid : Studi Retrospektif Di
Puskesmas Wilayah Lamongan
Primanitha Ria Utami,*a Devi Ristian Octavia b
a
Fakultas Ilmu Kesehatan,Universitas Muhammadiyah Lamongan, Lamongan,Jawa Timur,
Indonesia; b Fakultas Ilmu Kesehatan,Universitas Muhammadiyah Lamongan,
Lamongan,Jawa Timur, Indonesia.

E-mail: prima.nitha@yahoo.co.id

ABSTRAK
Latar belakang: Diabetes Mellitus merupakan salah satu penyakit dengan tingkat
prevalensi yang cukup tinggi di seluruh dunia, diproyeksikan dapat mempengaruhi 693
juta orang dewasa pada tahun 2045. Diabetes Mellitus telah menjadi epidemi global
dan menimbulkan banyak komplikasi, biasanya sebanding dengan derajat dan durasi
hiperglikemia. Obat antidiabetik oral harus dipilih berdasarkan profil risiko individu.
Penilaian risiko dapat membantu menargetkan intensitas pengobatan. Banyaknya
jumlah obat-obatan yang dikonsumsi memiliki kecenderungan untuk meningkatkan
risiko gangguan Kesehatan akibat adanya interaksi obat. Tujuan: Untuk
mengidentifikasi potensi interaksi obat berdasarkan tingkat keparahan (mayor, moderat
dan minor ) dan mekanisme interaksi obat (Farmakokinetik dan Farmakodinamik) pada
pasien diabetes Melitus tipe 2 disertai komorbid di Puskesmas Wilayah Lamongan.
Metode: Penelitian ini merupakan penelitian cross-sectional dengan pengambilan data
secara retrospektif melalui rekam medis dan resep pasien periode Oktober 2020-Juni
2021 di Puskesmas Wilayah Lamongan : Puskesmas Deket, Karanggeneng, dan Babat.
Data yang diperoleh kemudian dianalisis secara deskriptif. Interaksi obat dianalisis
menggunakan aplikasi drugs.com (Drug Interactions Checker) dan Stockley. Sampel
yang memenuhi kriteria inklusi sejumlah 194 pasien dengan menggunakan metode
purposive sampling. Hasil: Kejadian interaksi obat yang potensial pada pasien rawat
jalan di Puskesmas Wilayah Lamongan periode Oktober 2020-Juni 2021 yaitu
sebanyak 110 dari 194 pasien (56,7%). Berdasarkan tingkat keparahan, Jenis interaksi
obat yang paling banyak adalah interaksi moderate sejumlah 120 kejadian (93,0%), dan
mekanisme interaksi terbanyak yaitu Farmakodinamik (61,2%). Kesimpulan:
Perlunya Peran Apoteker untuk dapat memaksimalkan asuhan kefarmasian demi
mencegah terjadinya interaksi obat potensial pada tingkat keparahan moderate dan
mekanisme interaksi farmakodinamik.
Kata Kunci: Antidiabetika Oral, Diabetes Mellitus, Interaksi Obat
Buku Abstrak
Pertemuan Ilmiah Tahunan Ikatan Apoteker 2021
Tema: “The Opportunities of Pharmacists’ Digital Services in Pandemic Recovery”
| 171
Determinan Faktor Kekambuhan Penyalahgunaan Narkotika,
Psikotropika, Zat Adiktif (Napza) di Panti Rehabilitasi

Raharni (oral),a Anggita Bunga,b*c


a, b
Puslitbang Sumber Daya dan Pelayanan Kesehatan, Badan Litbang Kesehatan, Kemkes,
RI
E-mail: raharnis@yahoo.com

ABSTRAK

Latar belakang: Penyalahgunaan napza (narkotika, psikotropika, dan zat Adiktif)


menimbulkan masalah yang sangat luas dan kompleks, diantaranya yaitu kekambuhan
(Relapse). Relapse merupakan suatu proses yang terjadi karena beberapa faktor pemicu
dimana seseorang telah dinyatakan abstinence (pulih) dan kembali menggunakan
napza. Tujuan: Mengetahui determinan faktor kekambuhan penyalahgunaan napza di
Panti Rehabilitasi. Metode: desain penelitian cross sectional, dengan penelusuran
literatur baik jurnal maupun hasil penelitian terkait kekambuhan pengguna napza, dan
konfirmasi ke panti rehabilitasi. Hasil: Faktor penyebab Relapse adalah faktor internal
individu yang terdiri dari perasaan negatif, jenis kelamin dan karakteristik usia serta
pengetahuan. Selain itu, pergaulan dengan teman lama yang masih pecandu aktif.
Faktor internal keluarga dimana fungsi dan peran keluarga yang belum berjalan efektif,
sehingga tidak terjadi ketidakseimbangan dalam keluarga serta status ekonomi juga
berperan. Faktor lingkungan dalam keluarga juga dalam hal komunikasi; faktor
eksternal di luar keluarga yaitu faktor lingkungan di luar keluarga yaitu variabel peer
group dan penggunaan waktu luang. Pengaruh teman sangat dominan menyebabkan
Relapse. Faktor eksternal terdiri dari tekanan sosial dan lingkungan lebih kuat
menyebabkan kekambuhan daripada faktor internal. Jenis penggunaan napza juga
berkaitan dengan kekambuhan. Dukungan sosial memiliki peran penting dalam proses
penyembuhan kecanduan napza. Jenis narkoba yang sering disalahgunakan adalah
shabu, selain terjangkau, juga karena kadarnya berada di tengah. Sedangkan putaw
lebih keras lebih keras daripada shabu. Kesimpulan: Determinan Faktor Kekambuhan
Penyalahgunaan Narkotika, Psikotropika, Zat Adiktif (Napza) di Panti Rehabilitasi
terdiri faktor internal jenis kelamin, usia, pengetahuan dan pergaulan dengan teman
lama dan eksternal tekanan sosial dan lingkungan.

Kata Kunci: Kekambuhan, Penyalahgunaan NAPZA, Panti Rehabilitasi


Buku Abstrak
Pertemuan Ilmiah Tahunan Ikatan Apoteker 2021
Tema: “The Opportunities of Pharmacists’ Digital Services in Pandemic Recovery”
| 172
Pengelolaan Alat dan Obat Kontrasepsi di Puskesmas-Puskesmas Kota
Pangkalpinang
Rachmawati Felani Djuria,a,c,* Lana Sari,a Dela Lanayaa, Susan Delilahb, Rohmatun Karimahb

a
Prodi Farmasi Poltekkes Kemenkes Pangkalpinang
b
Prodi Kebidanan Poltekkes Kemenkes Pangkalpinang
c
Pusat Unggulan IPTEK Poltekkes Kemenkes Pangkalpinang
*E-mail: felandj87@gmail.com

ABSTRAK
Latar belakang: Salah satu permasalahan yang menjadi isu strategis dalam Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Daerah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung tahun
2017-2022 adalah masih tingginya laju pertumbuhan penduduk. Jumlah penduduk
paling banyak jumlahnya dengan urutan 1-3 adalah wilayah Kabupaten Bangka,
wilayah Kabupaten Bangka Barat dan wilayah Kota Pangkalpinang. Di lapangan
ditemukan adanya kasus gagal pemakaian implant. Hal ini menimbulkan pertanyaan
apakah kegagalan ini berkatan dengan penyimpanan, minum obat yang menurunkan
kualitas implant, berat badan akseptor KB atau lainnya. Oleh karena itu, bagian
program membutuhkan data/survei penyebab banyaknya ditemukan kasus tersebut
sebelum masa 3 tahun hamil. Berdasarkan hasil penelitian wilayah yang paling banyak
ketidaksesuaian dalam tahapan penyimpanan adalah Pangkalpinang yakni 100%.
Tujuan: Mengevaluasi pengelolaan alat dan obat kontrasepsi yang dilakukan di
Puskesmas Kota Pangkalpinang Metode: Penelitian dilakukan menggunakan metode
observasional dengan pendekatan kualitatif. Pengambilan data dilakukan di Kota
Pangkalpinang pada bulan Juni 2021 Jumlah responden sebanyak 18 orang pengelola
alat dan obat kontrasepsi. Hasil: Kesesuaian kegiatan perencanaan sebesar 33,33%,
permintaan 11,11%, penerimaan 55,56%, penyimpanan 33,33%, distribusi serta
pencatatan dan pelaporan 100% sesuai serta monitoring dan evaluasi 100% tidak sesuai
berdasarkan dengan Peraturan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana
Nasional Indonesia No 9 Tahun 2019 tentang Pemenuhan Kebutuhan Alat dan Obat
Kontrasepsi Bagi Pasangan Subur Dalam Pelayanan Keluarga Berencana.
Kesimpulan: Pengelolaan alat dan obat kontrasepsi di Kota Pangkalpinang belum
sesuai berdasarkan dengan Peraturan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana
Nasional Indonesia No 9 Tahun 2019 tentang Pemenuhan Kebutuhan Alat dan Obat
Kontrasepsi Bagi Pasangan Subur Dalam Pelayanan Keluarga Berencana.
Kata Kunci: Pengelolaan, Kontrasepsi, Pangkalpinang
Buku Abstrak
Pertemuan Ilmiah Tahunan Ikatan Apoteker 2021
Tema: “The Opportunities of Pharmacists’ Digital Services in Pandemic Recovery”
| 173
Peran Organisasi Profesi Apoteker Muda (Indonesian Young Pharmacist
Group) dalam Pandemi Covid-19
Benny Wijaya Sunggono a, I Made Bayu Anggriawan a,b, Anggun Pramuda Wardania a, Raden
Aldizal Mahendra Rizkio Syamsudin a,c
a Indonesian Young Pharmacists Group PP Ikatan Apoteker Indonesia, Jakarta, DKI Jakarta
b Instalasi Farmasi, RSUP Sanglah Denpasar. Denpasar, Bali
c Program Studi S1 Farmasi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Garut, Jawa
Barat, Indonesia
E-mail: indonesianypg@gmail.com

ABSTRAK
Latar belakang: Enam bulan setelah deklarasi pandemi Covid-19 (Coronavirus
disease 2019) di Indonesia, sebanyak 804 Apoteker terdeteksi positif infeksi Covid-19.
Meskipun tingkat kesembuhan secara fisik cukup tinggi, faktor lain seperti Kesehatan
mental dan faktor ekonomi tenaga kefarmasian sebagai garda terdepan tidak dapat
diabaikan. Oleh sebab itu, Indonesian Young Pharmacist Group (IYPG) menginisasi
Gerakan IYPGLawanCovid. Tujuan: Mengeksplorasi dan melaporkan kegiatan
organisasi Profesi Apoteker muda dalam mendukung pengendalian pandemi di
Indonesia. Seluruh kegiatan didasarkan pada nilai organisasi yaitu sebagai wadah untuk
mendukung apoteker muda di Indonesia. Metode: Program dilaksanakan dari Oktober
2020 hingga saat laporan ini ditulis dengan metode daring. Gerakan yang dilaksanakan
yaitu pendataan tenaga Apoteker Relawan COVID-19 dengan Googleform dari
Oktober – Desember 2020, Pengumpulan Donasi, Online Sharing melalui Webinar dan
kampanye online. Hasil: Dari periode yang telah ditentukan, terdata 90 Apoteker
relawan yang mengabdi di 14 instansi Kesehatan di Indonesia. Sebanyak 38% relawan
menyampaikan jenis APD yang belum terpenuhi adalah masker N-95, dan 16%
menyatakan membutuhkan dukungan masker Bedah, Gown medis dan hazmat
coverall. Pengumpulan donasi dilakukan dengan donasi langsung, penjualan paket
donasi dan acara puncak malam amal yang diselenggarakan 10 April 2021. Dengan
dukungan Pengurus Pusat Ikatan Apoteker Indonesia kegiatan tersebut menggaet 1291
peserta dengan tema “Young Pharmacist Against COVID-19”. Donasi yang
terkumpul disalurkan kepada apoteker yang menjalani isolasi. Hingga laporan ini
ditulis, sebanyak 75 Apoteker telah dikirim bantuan paket isolasi dengan kerjasama 16
koordinator IYPG daerah. Online sharing yang dilakukan mengusung beberapa tema
yaitu Pengelolaan stress, pencegahan stigma pada tenaga Kesehatan, serta edukasi
vaksin Covid-19. Kampanye online yang telah dilakukan yaitu untuk mendukung
Program Vaksinasi, mencegah Infodemi dan pemberantasan Hoax. Kesimpulan:
Apoteker merupakan salah satu tenaga Kesehatan yang krusial didalam sistem

Buku Abstrak
Pertemuan Ilmiah Tahunan Ikatan Apoteker 2021
Tema: “The Opportunities of Pharmacists’ Digital Services in Pandemic Recovery”
| 174
Kesehatan. Terdapat banyak aktivitas lain yang dapat dilakukan oleh apoteker salah
satunya adalah dukungan peer-to-peer dalam bentuk material maupun nonmaterial,
edukasi masyarakat, sejawat apoteker serta profesi Kesehatan lainnya. Oleh sebab itu,
penting bagi apoteker muda untuk aktif melayani dan mendukung sejawat profesi
melalui kegiatan keorganisasian.
Kata Kunci: IYPGLawanCovid, Organisasi, Apoteker, Muda, Pandemi

Buku Abstrak
Pertemuan Ilmiah Tahunan Ikatan Apoteker 2021
Tema: “The Opportunities of Pharmacists’ Digital Services in Pandemic Recovery”
| 175
Studi Deskriptif tentang Motivasi Memilih Jurusan dan Menentukan
Pilihan Karir pada Mahasiswa Program Studi Sarjana Farmasi di Garut

Raden Aldizal Mahendra Rizkio Syamsudin a, Setiadi Ihsan a, Framesti Frisma Sriarumtias a

a
Program Studi S1 Farmasi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Garut, Jawa
Barat, Indonesia
E-mail: aldizal@uniga.ac.id

ABSTRAK
Latar belakang: Jurusan farmasi merupakan jurusan yang banyak diminati oleh
mahasiswa saat ini. Motivasi dalam memilih jurusan farmasi sangat beragam. Prospek
kerja dalam bidang farmasi yang diharapkan dapat diraih di dunia kerja juga sangat
luas. Tujuan: Mengetahui motivasi mahasiswa dalam menentukan jurusan farmasi
serta pilihan karir mahasiswa. Metode: Metode yang digunakan adalah metode
penelitian deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Pengambilan data dilakukan pada
367 responden yang diambil menggunakan teknik random sampling dari berbagai
jenjang studi Hasil: Terkumpul 367 data yang memberikan hasil bahwa 54%
mahasiswa memilih jurusan farmasi karena tertarik dengan prospek kerjanya, 23%
karena ingin memberikan manfaat bagi masyarakat, 10% atas dorongan orang lain,
10% menyukai bidang sains, dan 3% pernah bekerja di bidang farmasi. Bidang karir
yang dipilih mahasiswa terbanyak adalah di industri, yaitu sebanyak 24%, kemudian
rumah sakit 19%, apotek 16%, membuka usaha sendiri 14%, kemudian bekerja di
pemerintahan 11%, BPOM, 9%, sebagai akademisi 5%, dan di Puskesmas/Klinik 2%.
Kesimpulan: Mahasiswa kebanyakan memilih jurusan farmasi karena tertarik dengan
prospek kerja yang ditawarkan dengan minat karir tertinggi adalah berkarir di bidang
industri.

Kata Kunci: Farmasi, karir, motivasi. pendidikan

Buku Abstrak
Pertemuan Ilmiah Tahunan Ikatan Apoteker 2021
Tema: “The Opportunities of Pharmacists’ Digital Services in Pandemic Recovery”
| 176
Studi Periklanan Kosmetik Sediaan Perawatan Kulit di Media Sosial
Instagram

Sinta Rachmawati (oral)*a, Afriza Amaliaa, Ema Rachmawati a


a
Fakultas Farmasi Universitas Jember, Jawa Timur, Indonesia.
E-mail: sinta.rachmawati@unej.ac.id

ABSTRAK
Latar belakang: Produk kosmetik menunjukkan kemajuan yang signifikan. Jumlah
perusahaan yang berkecimpung dalam industri ini naik dari 153 pada tahun 2017
menjadi 760 pada tahun 2018. Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM)
berwenang melakukan pengawasan produk kosmetika yang beredar, termasuk iklan
kosmetik. BPOM mengeluarkan peraturan tentang Pedoman Teknis Pengawasan Iklan
Kosmetika yang diperbarui secara berkala. Sediaan perawatan kulit adalah jenis
kosmetik yang banyak diiklankan Model periklanan yang diminati oleh masyarakat
adalah iklan di media sosial. Instagram adalah salah satu yang paling banyak digunakan
di Indonesia. Tujuan: Untuk mengetahui kesesuaian iklan kosmetik berdasarkan
peraturan yang berlaku. Metode: Penelitian dilakukan dengan pengambilan data secara
daring melalui instagram selama tanggal 30 November–6 Desember 2020. Sampel
penelitian adalah semua iklan sediaan perawatan kulit di instagram yang terdapat di
menu pencarian terpopuler dan diunggah pada tahun 2020. Instrumen penelitian adalah
daftar tilik yang mengacu pada peraturan tentang pedoman teknis pengawasan iklan
kosmetika. Hasil: Terdapat 135 sampel iklan produk kosmetik dengan uraian kosmetik
pembersih kulit (cleansing) terdapat 58 produk, pelembab kulit (mousturizer) 66
produk, pelindung kulit (sun protector) 5 produk dan penipis kulit (peeling) 6 produk.
Kesesuaian periklanan kosmetik rata-rata berdasarkan 6 poin penilaian sebesar
91,44%. Tiga poin penilaian yang kesesuaiannya di bawah rata-rata adalah aspek
bahasa, data riset dan statistik, serta pernyataan yang terkait dengan klaim kosmetik.
Kesimpulan: Kesesuaian periklanan sediaan perawatan kulit di media sosial instagram
mendekati 100%. Namun, pada beberapa poin penilaian perlu ditingkatkan
kesesuaiannya.

Kata Kunci: iklan, kosmetik, perawatan kulit, media sosial, instagram

Buku Abstrak
Pertemuan Ilmiah Tahunan Ikatan Apoteker 2021
Tema: “The Opportunities of Pharmacists’ Digital Services in Pandemic Recovery”
| 177
KAJIAN DOSIS ANTIBIOTIK PADA PASIEN LANJUT USIA
DENGAN PENURUNAN FUNGSI GINJAL

Sugiyono (oral)
Prodi Farmasi (S-1), Fakultas Kesehatan, Universitas Jenderal Achmad Yani Yogyakarta,
Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, Indonesia.
E-mail: nano2saras@gmail.com

ABSTRAK
Latar belakang: Lanjut usia cenderung mengalami mild renal impairement
sehingga penggunaan antibiotik tertentu yang eliminasinya melalui ginjal memerlukan
penyesuaian dosis. Pemberian dosis antibiotik pada pasien yang mengalami gangguan
fungsi ginjal harus disesuaikan dengan bersihan kreatininnya (CrCl). Pemberian dosis
yang terlalu besar berisiko menyebabkan kadar obat dalam darah melebihi rentang
dosis yang seharusnya dan dapat menimbulkan efek toksik yang merugikan.
Sebaliknya, pemberian dosis yang terlalu kecil dapat menyebabkan pengobatan tidak
optimal. Kegagalan dalam penyesuaian dosis dapat berdampak pada peningkatan
angka morbiditas dan mortalitas. Tujuan: Mengevaluasi kesesuaian dosis antibiotik
dan hubungannya dengan luaran klinik yang dicapai pada pasien lanjut usia dengan
penurunan fungsi ginjal yang menjalani rawat inap di RS PKU Muhammadiyah
Gamping Yogyakarta periode 1 Januari 2018 – 31 Agustus 2020. Metode: Penelitian
ini merupakan penelitian observasional retrospektif melalui penelusuran rekam medik
pasien yang memenuhi kriteria inklusi. Analisis data dilakukan secara univariat dan
bivariat dengan program terkomputerisasi. Hasil: Jumlah pasien dalam penelitian ini
adalah 98 pasien, di mana sebanyak 95,92% mendapatkan antibiotik dengan dosis yang
sesuai dan 4,08% mendapatkan antibiotik dengan dosis yang tidak sesuai. Pemberian
antibiotik dengan dosis yang sesuai menunjukkan luaran klinik membaik sebesar
95,7% dan memburuk sebesar 4,3%, sedangkan pemberian antibiotik dengan dosis
yang tidak sesuai menunjukkan luaran klinik membaik sebesar 25% dan memburuk
sebesar 75%. Analisis statistik hubungan kesesuaian dosis antibiotik dengan luaran
klinik didapatkan nilai p < 0,001. Kesimpulan: Sebagian besar pasien diberikan dosis
antibiotik yang sesuai dengan kondisinya dan terdapat hubungan antara kesesuaian
dosis antibiotik dengan luaran klinik.

Kata Kunci: antibiotik, dosis, fungsi ginjal, lanjut usia

Buku Abstrak
Pertemuan Ilmiah Tahunan Ikatan Apoteker 2021
Tema: “The Opportunities of Pharmacists’ Digital Services in Pandemic Recovery”
| 178
HՍBՍNGАN АNTАRА TІNGKАT РЕNGЕTАHՍАN DАN ЅІKАР
MАЅYАRАKАT TЕRHАDАР РЕRІLАKՍ РЕNCЕGАHАN
COVІD-19 DІ KЕCАMАTАN CЕNGKАRЕNG, JАKАRTА
BАRАT

Ѕtеfаnսѕ Lսkаѕ1,2, Diana Laila Ramatillah1, Nina Jusnita1, Ѕаlѕа Fаdhіlla1, Yufri Aldi2,
Fatma Sri Rahayu2

1
Fakultas Fаrmаѕі, Սnіvеrѕіtаѕ 17 Аgսѕtսѕ 1945 Jаkаrtа, Jаkаrtа Սtаrа, Іndonеѕіа
2
Fakultas Farmasi, Universitas Andalas, Indonesia

*Е-mаіl: stefanus.lukas@uta45jakarta.ac.id; stefanulukas@yahoo.com

Аbѕtrаk

Latar Belakang; Coronavirus Disease (COVID-19) merupakan penyakit yang


disebabkan oleh virus Severe Acute Respiratory Syndrome Coronavirus-2 (SARS-
CoV-2), yang menyerang saluran pernafasan. Ѕеіrіng bеrjаlаnnyа wаktս, kаѕսѕ
реnyеbаrаn COVІD-19 mеngаlаmі реnіngkаtаn yаng ѕіgnіfіkаn, totаl kаѕսѕ раѕіеn
tеrcаtаt рoѕіtіf COVІD-19 dі Kеcаmаtаn Cеngkаrеng реr tаnggаl 19 Jսnі 2020
ѕеbаnyаk 163 kаѕսѕ. Hаl іnі tеrjаdі kаrеnа սраyа реrіlаkս реncеgаhаn COVІD-19
bеlսm dіlаkսkаn ѕеcаrа mаkѕіmаl. Tujuan; Tսjսаn dаrі реnеlіtіаn іnі аdаlаh սntսk
mеngеtаhսі hսbսngаn tіngkаt реngеtаhսаn dаn ѕіkар mаѕyаrаkаt tеrhаdар реrіlаkս
реncеgаhаn COVІD-19 di Kecamatan Cengkareng, Jakarta Barat. Metode; Реnеlіtіаn
іnі mеrսраkаn реnеlіtіаn kuantitatif dеngаn deѕаіn croѕѕ ѕеctіonаl ѕtսdy. Аnаlіѕіѕ dаtа
yаng dіgսnаkаn аdаlаh аnаlіѕіѕ սnіvаrіаt dаn bіvаrіаt. Hasil; Hаѕіl аnаlіѕіѕ սnіvаrіаt
mеnսnjսkkаn 62% mаyorіtаѕ rеѕрondеn mеmіlіkі реngеtаhսаn yаng bаіk tеrhаdар
реrіlаkս реncеgаhаn COVІD-19, 55% rеѕрondеn mеmіlіkі ѕіkар рoѕіtіf tеrhаdар
реrіlаkս реncеgаhаn COVІD-19 dаn 60% rеѕрondеn mеmіlіkі реrіlаkս реncеgаhаn
COVІD-19 yаng cսkսр. Аnаlіѕіѕ bіvаrіаt dеngаn սjі chі ѕqսаrе dеngаn α=0.05, hаѕіl
аnаlіѕіѕ dіdараtkаn аdа hսbսngаn аntаrа реngеtаhսаn dеngаn реrіlаkս реncеgаhаn
COVІD-19 (р vаlսе = 0.009) dаn аdа hսbսngаn аntаrа ѕіkар mаѕyаrаkаt dеngаn
реrіlаkս реncеgаhаn COVІD-19 (р vаlսе = 0.014). Kesimpulan; Kеѕіmрսlаn dari
penelitian ini adalah аdа hսbսngаn аntаrа tіngkаt реngеtаhսаn dаn ѕіkар masyarakat
tеrhаdар реrіlаkս реncеgаhаn COVІD-19 dі Kеcаmаtаn Cеngkаrеng, Jаkаrtа Bаrаt.
Kаtа Kսncі : Реrіlаkս, Реncеgаhаn, COVІD-19; Реngеtаhսаn; Ѕіkар,

Buku Abstrak
Pertemuan Ilmiah Tahunan Ikatan Apoteker 2021
Tema: “The Opportunities of Pharmacists’ Digital Services in Pandemic Recovery”
| 179
Index Utilitas Pasien Katarak yang diukur menggunakan
Euro-Quality of Life-5 dimension-5 Level

Tri Murti Andayani,a Susi Ari Kristina,b Rizky Hidayaturahmah *c

a
Departemen Farmakologi dan Farmasi Klinik, Departemen Farmasetika, Magister Farmasi
Klinik, Fakultas Farmasi UGM, Yogyakarta, Indonesia
E-mail: trimurtia@ugm.ac.id

ABSTRAK

Latar belakang: Utilitas merupakan parameter penting untuk menilai luaran pada
cost-utility analisis Tujuan: Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis kualitas
hidup dan utilitas pasien katarak dan faktor yang mempengaruhinya Metode:
Penelitian dilakukan dengan rancangan cross sectional pada pasien katarak yang
melakukan kunjungan rawat jalan di RS Mata Dr YAP Yogyakarta. Penilaian kualitas
hidup dilakukan dengan memberikan kuesioner EQ-5D-5L pada saat pasien melakukan
kontrol. Dilakukan deskripsi kualitas hidup pasien dengan menghitung persentase
permasalahan pasien berdasarkan 5 dimensi pada EQ-5D-5L, yaitu kemampuan
berjalan, perawatan diri, kegiatan yang biasa dilakukan, rasa nyeri/tidak nyaman, dan
rasa cemas/depresi. Utilitas dinilai menggunakan value set yang dikembangkan oleh
Purba dkk. (2017). Dilakukan uji statistik Independent-t-test dan Anova untuk
mengetahui perbedaan nilai utilitas berdasarkan karakteristik pasien. Hasil: Hasil
penelitian pada 489 pasien katarak dengan rata-rata usia 63,9 tahun menunjukkan nilai
utilitas rata-rata 0,709 ± 0,217 dan nilai EQ-VAS 0,768 ± 0,157. Permasalahan utama
pada pasien katarak adalah rasa nyeri/tidak nyaman yang dilaporkan oleh 70,3%
pasien. Faktor yang mempengaruhi utilitas pasien katarak adalah jenis kelamin, sisi
mata yang mengalami katarak, terapi yang dilakukan, komorbid, dan ketajaman mata.
Pasien katarak yang sudah dilakukan operasi utilitas lebih tinggi (0,862 ± 0,177)
dibandingkan yang belum dioperasi (0,540 ± 0,102). Pasien yang hampir buta, nilai
utilitasnya jauh lebih rendah (0,427 ± 0,085) dibandingkan gangguan ketajaman mata
ringan (0,927 ± 0,079). Kesimpulan: Rasa nyeri merupakan permasalahan utama pada
pasien katarak dan karakteristik klinik pasien katarak mempengaruhi nilai utilitas.

Kata Kunci: kualitas hidup, index utilitas, EQ-5D-5L, katarak


Buku Abstrak
Pertemuan Ilmiah Tahunan Ikatan Apoteker 2021
Tema: “The Opportunities of Pharmacists’ Digital Services in Pandemic Recovery”
| 180
Kesiapan apoteker dalam menerapkan layanan berbasis telefarmasi di
masa pandemi Covid-19

Wahyu Utami*a, Latifa Nursyabaniaa, Muhammad Miftahussururb, Andi Hermansyaha


a
Fakultas Farmasi Universitas Airlangga Surabaya Indonesia; bFakultas Kedokteran
Universitas Airlangga Surabaya Indonesia

E-mail: wahyu-u@ff.unair.ac.id

ABSTRAK
Latar belakang: Interaksi sosial dan akses ke layanan kesehatan yang terbatas selama
pandemi Covid-19 memunculkan peluang agar apoteker dan masyarakat tetap
terhubung melalui pelayanan berbasis telefarmasi. Meskipun demikian, penelitian
terkait kesiapan apoteker dalam memberikan pelayanan secara telefarmasi masih
jarang. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi kesiapan apoteker di
apotek dalam menerapkan layanan kefarmasian berbasis telefarmasi. Metode: Survei
online melibatkan 400 responden apoteker dilakukan pada bulan Mei-Juli 2021 di Jawa
Timur. Responden dipilih menggunakan teknik purposive sampling dan dikembangkan
dengan snowball sampling. Instrumen kuesioner disusun berdasarkan konsep
Technology Readiness Index (TRI). Hasil penelitian dianalisis secara deskriptif. Hasil:
Sebanyak 215 responden berpartisipasi dalam penelitian ini. Mayoritas responden
adalah perempuan (83%) dengan usia 23-33 tahun (47%). Sebanyak 104 responden
mengaku telah menyediakan layanan berbasis telefarmasi dengan konseling obat dan
layanan pembelian obat online adalah yang dominan diakses pelanggan. Aplikasi
WhatsApp dan telepon merupakan media komunikasi yang paling sering digunakan
responden untuk pelayanan telefarmasi. Jaringan internet yang kerapkali tidak stabil
dan pelayanan di luar jam praktek merupakan kesulitan yang paling banyak dialami
responden. Penilaian TRI menunjukkan skor 3.87 yang berarti kategori tinggi untuk
menilai kesiapan. Sifat optimisme menjadi indikator terbesar kesiapan apoteker dalam
memberikan layanan telefarmasi. Kesimpulan: Responden apoteker di apotek siap
dalam memberikan layanan kefarmasian berbasis telefarmasi.

Kata Kunci: Covid-19, telefarmasi, apoteker, layanan kesehatan

Buku Abstrak
Pertemuan Ilmiah Tahunan Ikatan Apoteker 2021
Tema: “The Opportunities of Pharmacists’ Digital Services in Pandemic Recovery”
| 181
Efektivitas Obat Antiepilepsi Monoterapi dan Efek Samping Obat
Terhadap Fungsi Kognisi Pasien Pediatrik Di Rsup Dr. Sardjito
Yogyakarta
Woro Harjaningsiha Emma Rahmania,B Sheila Nabila Firdha*C
A
Departemen Farmakologi Dan Farmasi Klinik, Fakultas Farmasi Universitas Gadjah
Mada,Yogyakarta, Indonesia; B,Cfakultas Farmasi Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta,
Indonesia
E-Mail: Woro_Yaning@Ugm.Ac.Id

Abstrak
Latar Belakang: Epilepsi Merupakan Penyakit Neurologis Dengan Tingkat Prevalensi
Tertinggi Pada Usia Pediatrik. Monoterapi Obat Anti Epilepsi (Oae) Merupakan Tata
Laksana Utama Dalam Pengobatan Mengingat Pertimbangan Rasio Manfaat Dan
Risikonya, Terutama Efek Samping Pada Fungsi Kognisi Yang Sering Terjadi.
Tujuan: Tujuan Penelitian Ini Untuk Menilai Efektivitas Dan Efek Samping Oae
Monoterapi Terhadap Fungsi Kognisi Pasien Epilepsi Pediatrik Di Instalasi Kesehatan
Anak Sub Bagian Neurologi Rsup Dr. Sardjito Yogyakarta Periode Mei – Juli 2013
Dan Mei-Juni 2019. Metode: Penelitian Menggunakan Rancangan Potong-Lintang
(Cross-Sectional). Pengambilan Subyek Penelitian Secara Accidental Sampling.
Analisis Data Dilakukan Secara Deskriptif Dengan Menggunakan Kuesioner Dan
Penelusuran Rekam Medis Pasien. Efektivitas Antiepilepsi Dinilai Dengan
Pengukuran Keparahan Kejang Menggunakan Instrumen Hague Seizure Severity
(Hasss). Efek Samping Obat Terhadap Fungsi Kognisi Diukur Dengan Instrumen Pesq
(Pedriatic Epilepsy Side Effect Questionnaire). Hasil: Hasil Penelitian Pada 22 Pasien
Menunjukkan Penggunaan Oae Paling Banyak Yaitu Valproat 17 Pasien (77,27%)
Baik Pada Epilepsi Dengan Atau Tanpa Penyakit Penyerta. Penggunaan Fenitoin Pada
4 Pasien (18,18%) Dan 1 Pasien (4.55%) Dengan Peresepan Fenobarbital. Efektivitas
Oae Menunjukkan Hasil 91,67% Tidak Mengalami Keparahan Kejang Dan Hanya
38,33% Mempunyai Kejang Yang Cukup Parah. Gambaran Kognisi Pada Pasien
Epilepsi Dengan Penyakit Penyerta Pada Monoterapi Valproat Didapatkan Hasil
Dengan Kategori Efek Samping Sedang (33,00%) Dan Buruk (67,00%). Hasil Yang
Bervariasi Didapatkan Pada Penggunaan Valproat Pada Epilepsi Tanpa Penyakit
Penyerta Yaitu (21,00%) Efek Berat, (36,00%) Efek Sedang, (29,00%) Efek Ringan
Dan (14,00%) Pasien Tidak Mengalami Efek Samping. Pasien Epilepsi Tanpa Penyerta
Dengan Fenitoin Mengalami Efek Masing Masing Ringan Dan Sedang Sebanyak
50,00% Dan 100,00 % Efek Yang Ringan Pada Penggunaan Fenobarbital.
Kesimpulan: Monoterapi Oae Cukup Efektif Untuk Mengendalikan Kejang Pada
Pasien Pediatrik, Namun Penggunaan Valproat Yang Paling Banyak Diresepkan
Berisiko Mempengaruhi Efek Kognisi Terutama Dengan Penyakit Penyerta. Kata
Kunci: Epilepsi, Oae, Efektivitas, Efek Samping, Fungsi Kognisi
Buku Abstrak
Pertemuan Ilmiah Tahunan Ikatan Apoteker 2021
Tema: “The Opportunities of Pharmacists’ Digital Services in Pandemic Recovery”
| 182
Efektivitas Penggunaan Telemedicine untuk Meningkatkan Outcome
Pasien
pada Pasien Kanker: Narrative Review
Angela Judhia Arkandhia Woro Harjaningsihb
Fakultas Farmasi, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, Indonesia; b Departeman
a

Farmakologi dan Farmasi Klinik, Fakultas Farmasi, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta,
Indonesia.
E-mail: woro_yaning@ugm.ac.id

ABSTRAK
Latar belakang: Kanker sebagai penyakit kronis membutuhkan perawatan jangka
panjang atau bahkan seumur hidup. Penyakit ini membutuhkan banyak perhatian
khusus pada setiap aspeknya sehingga berpotensi menimbulkan beban ekonomi bagi
pasien, termasuk di Indonesia. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi
berbagai jenis intervensi yang dapat secara efektif meningkatkan outcome pasien serta
menggambarkan efektivitas penggunaan telemedicine dalam meningkatkan outcome
pasien. Metode: Penelitian ini merupakan narrative review dengan pengumpulan
artikel melalui database PubMed dan Scopus. Artikel diseleksi berdasarkan kriteria
inklusi sebagai berikut : populasi adalah pasien kanker, intervensi melibatkan peran
apoteker, artikel dalam bentuk RCT (Randomized Controlled Trial), systematic review,
meta-analisis, studi intevensi atau feasibility study, diterbitkan tahun 2015-2021, dan
menggunakan Bahasa Indonesia atau Bahasa Inggris. Hasil: Jumlah artikel yang
dianalisis mencakup 26 artikel. Studi yang dimasukkan sebagian besar adalah dalam
bentuk RCT dan memiliki durasi intervensi 6 bulan atau lebih. Mayoritas artikel tidak
diteliti secara spesifik pada negara tertentu (mancanegara), memiliki 100 responden
atau lebih, dan tidak berfokus pada penelitian intervensi yang spesifik pada jenis kanker
tertentu. Responden sebagian besar berusia 18 tahun ke atas, perempuan, dan minimal
telah lulus perguruan tinggi. Berdasarkan hasil penelitian, intervensi teknologi yang
ditemukan bervariasi yang mana masing-masing jenis intervensi memiliki ciri khas
masing-masing terutama dari segi isi, jenis teknologi dan aktivitas yang digantikan oleh
teknologi. Telemedicine yang paling efektif adalah mHealth diikuti dengan web atau
internet-based dan secara mayoritas, aktivitas yang digantikan oleh telemedicine
adalah monitoring dan follow up. Dua puluh lima artikel menyimpulkan bahwa
telemedicine memberikan dampak yang bermanfaat dan efektif untuk meningkatkan
outcome pasien Kesimpulan: Telemedicine efektif dalam meningkatkan outcome
pasien kanker dan dapat dipertimbangkan penggunaannya di Indonesia.
Kata Kunci: telemedicine, kanker, outcome

Buku Abstrak
Pertemuan Ilmiah Tahunan Ikatan Apoteker 2021
Tema: “The Opportunities of Pharmacists’ Digital Services in Pandemic Recovery”
| 183
Analisis Cost of Illness Pasien Diabetes Melitus dengan Komplikasi di
Rumah Sakit Pusat Angkatan Laut DR. Ramelan Surabaya

Yohana Febriani Putri Peu Patty,a Yunita Nita,b* Libriansyah, c

a
Program Magister Farmasi, Fakultas Farmasi, Universitas Airlangga, Surabaya,
Indonesia;
b
Departemen Farmasi Komunitas, Fakultas Farmasi, Universitas Airlangga, Surabaya,
Indonesia;
c
Departemen Penyakit Dalam, Fakultas Kedokteran, Universitas Airlangga/ RSUD Dr.
Soetomo, Surabaya, Indonesia.
E-mail: yunita-n@ff.unair.ac.id

ABSTRAK
Latar belakang: Tingginya prevalensi dan timbulnya komplikasi akibat diabetes
melitus memberikan beban ekonomi pada pasien dan masyarakat secara keseluruhan..
Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan gambaran cost of Illness diabetes
melitus dengan komplikasi sejak pasien dirawat inap hingga melakukan kontrol rawat
jalan, serta melihat faktor-faktor yang mempengaruhi biaya diabetes. Metode:
Penelitian ini dilakukan berdasarkan perspektif penyedia layanan kesehatan,
menggunakan desain penelitian cross sectional dengan pengambilan data secara
retrospektif . Sampel penelitian merupakan seluruh pasien (populasi) yang dirawat inap
selama periode Juli – Desember 2019 dan memenuhi kriteria inklusi. Hasil: Dari total
171 pasien yang dianalisis diperoleh Cost of Illness pasien diabetes melitus dengan
komplikasi sebesar Rp. 2.654.047.597 dan rata-rata biaya sebesar Rp. 15.688.528/
pasien. Diabetes melitus tipe 2 dengan komplikasi sirkulasi perifer (E11.5) memiliki
rata-rata biaya tertinggi sebesar Rp. 34.135.284/ pasien. Biaya jasa pelayanan medis,
biaya kamar dan biaya obat merupakan komponen biaya medis langsung dengan biaya
tertinggi, Hasil uji menggunakan multiple linier regression menemukan bahwa faktor
yang mempengaruhi biaya medis langsung secara signifikan adalah faktor lama rawat
inap, kelas rawat inap dan jenis komplikasi (charlson comorbidity index).
Kesimpulan: Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa keberadaan komplikasi
meningkatkan biaya perawatan pasien diabetes melitus

Kata Kunci: Cost of Illness, Diabetes melitus, Komplikasi


Buku Abstrak
Pertemuan Ilmiah Tahunan Ikatan Apoteker 2021
Tema: “The Opportunities of Pharmacists’ Digital Services in Pandemic Recovery”
| 184
Apoteker Pembelajar Sepanjang Hayat: Penerapan pada Kelas Farmasi
Onkologi
Yovita Diane (oral),a Eko Fransiska,b L. Endang Budiarti,c Ari Kurnianingsih,d Sarmoko*e
a
RS Khusus Kanker MRCCC Siloam Semanggi, Indonesia
b
RSUP Dr. Kariadi Semarang, Jawa Tengah, Indonesia
c
RS Bethesda dan Koordinator Subkolegium Farmasi Onkologi
d
RSUD Blambangan, Banyuwangi Jawa Timur, Indonesia dan Pengurus Farmasi Klinik
Indonesia
e
Jurusan Farmasi, Fakultas Ilmu-ilmu Kesehatan, Universitas Jenderal Soedirman, Jawa
Tengah Indonesia
E-mail: sarmoko@unsoed.ac.id

ABSTRAK
Latar belakang: Apoteker telah dipercaya dalam penyiapan dan penangangan obat-
obat kemoterapi. Tenaga kesehatan lain dan pasien sangat mengandalkan peran
apoteker untuk menjamin keamanan dan mutu obat yang diberikan pasien. Namun,
belum ada pendidikan lanjut atau forum diskusi khusus tentang apoteker yang bekerja
di bidang onkologi. Oleh karena itu, kami membentuk kelas belajar bersama sesama
apoteker onkologi dengan nama “Indonesian Oncology Pharmacist Class” (IOPC).
Tujuan: IOPC bertujuan (i) menambah ilmu pengetahuan dan ketrampilan apoteker
rumah sakit di Indonesia dalam pelayanan farmasi pada pasien kanker, (ii) saling
bertukar pengalaman mengenai pelayanan farmasi pada pasien kanker, (iii) membahas
permasalahan dan mencari solusi bersama mengenai pelayanan farmasi pada pasien
kanker. Metode: Apoteker yang bekerja di bidang onkologi dikumpulkan melalui
webinar dan diskusi panel peran farmasi onkologi di Indonesia. Dari webinar tersebut,
dibentuk pengurus kelas yang bertugas untuk menyusun “kurikulum” dan penjadwalan
yang berlangsung selama tahun 2021. Hasil: Terbentuklah kelas IOPC yang mulai
berjalan April 2021 dan dijadwalkan berakhir Desember 2021. Kelas dibagi menjadi
empat stase yaitu stase biologi molekuler kanker dan farmakologi obat antikanker,
stase penangananan sitotoksik, stase farmakoterapi pada jenis kanker tertentu, dan stase
penanganan efek samping obat antikanker. Kelas dilaksanakan setiap bulan pada pekan
ketiga. Peserta yang bergabung sekitar 150 peserta berasal dari praktisi yang
menjalankan praktik onkologi. Pelaksanaan kelas melalui Zoom dan evaluasi materi
dilakukan melalui Edmodo. Kesimpulan: Saat ini kelas sudah sampai stase II dan akan
berlanjut ke stase III. Dari hasil evaluasi, peserta menyatakan acara ini sangat
bermanfaat untuk mengembangkan pengetahuan tentang farmasi onkologi.

Kata Kunci: farmasi onkologi, belajar sepanjang hayat, kemoterapi, penanganan


sitotoksik, farmakoterapi
Buku Abstrak
Pertemuan Ilmiah Tahunan Ikatan Apoteker 2021
Tema: “The Opportunities of Pharmacists’ Digital Services in Pandemic Recovery”
| 185
Profil peresepan obat pada pasien osteoarthritis pada Rumah Sakit Umum
Studi retrospektif

Yusmaniaraa*Fathin Dina Auliaa, Khairun Nidaa

a
Departement of Pharmacy, Polytechnic of Health Jakarta II
E-mail: yusmaniar@poltekkesjkt2.ac.id

ABSTRAK
Latar belakang: Osteoarthritis (OA) adalah penyebab utama nyeri kronis dan
kecacatan alat gerak bawah terutama pada orang tua. Pengobatan OA bertujuan untuk
mengurangi rasa sakit dan meningkatkan mobilitas. Prevalensi OA di Indonesia
berdasarkan Riskesdas 2018 mencapai 7,3%. Prevalensi OA di Provinsi DKI Jakarta
mencapai 6,76%. OA memiliki dampak sosial ekonomi yang signifikan pada pasien
dan tidak banyak penelitian yang tersedia untuk merefleksikan pola peresepan obat
pada Osteoarthritis. Tujuan: . Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pola
peresepan obat yang digunakan dalam pengobatan Osteoarthritis di rumah sakit Umum
Pusat. Metode: Penelitian ini merupakan penelitian retrospektif dengan menggunakan
rekam medis dan resep, pengamatan dilakukan pada pasien rawat jalan dengan
osteoarthritis di RS Fatmawati periode Agustus – Desember 2020. Sebanyak seratus
delapan belas pasien diperoleh sesuai dengan kriteria inklusi dan eksklusi. Data dicatat
mencakup informasi mengenai profil demografis pasien dan tentang pola obat yang
diresepkan. Hasil: Dari total 118 pasien yang terkena Osteoarthritis, perempuan
(67,8%) laki-laki (32,2). NSAID lebih sering diresepkan pada 74,5% pasien ; 70,3%
sebagai monoterapi dan 4,2% kombinasi dengan kondroprotektif. Peresepan
gastroprotektif diterima 66,1% pasien sebagai terapi tambahan , obat lain yang
digunakan termasuk Kalsium, relaksan otot , antihiperlipidemia dan vitamin.
Kesimpulan: pada Penelitian ini menunjukkan Osteoarthritis paling sering terjadi
pada pasien wanita. NSAID adalah obat yang paling sering digunakan pada OA dengan
gastroprotektif sebagai terapi tambahan

Kata Kunci: Osteoarthritis, NSAID

Buku Abstrak
Pertemuan Ilmiah Tahunan Ikatan Apoteker 2021
Tema: “The Opportunities of Pharmacists’ Digital Services in Pandemic Recovery”
| 186
PENGARUH PELATIHAN FARMASI KLINIK TERHADAP
PENINGKATAN KOMPETENSI APOTEKER DI PUSKESMAS
PROVINSI BANTEN DI ERA PANDEMI COVID-19
Yusransyaha,b, Ahmad Sofana,c, Tuty Sriwahyunia,d, Yudi Murdiantoa,e, Raiyana
a
Ikatan Apoteker Indonesia Provinsi Banten
b
STIIKes Salsabila Serang
c
RSUD Dradjad Prawiranegara Serang
d
RS Siloam Tangerang
e
RSUD Kabupaten Tangerang
E-mail: yusransyah@iai.id

ABSTRAK
Latar belakang: Pelayanan kefarmasian oleh apoteker puskesmas di provinsi Banten
belum optimal. Hal ini terlihat dari jumlah penggunaan obat antihipertensi dan
prevalensi penyakit hipertensi yang meningkat dari tahun ke tahun serta menjadi salah
satu penyebab kematian terbesar di provinsi Banten untuk kategori penyakit tidak
menular. Hal ini menuntut apoteker untuk lebih mengoptimalkan peran mereka dengan
meningkatkan kompetensi melalui pelatihan. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk
menilai tingkat pengetahuan dan kemampuan apoteker di puskesmas provinsi Banten
dan untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh yang signifikan sebelum dan sesudah
pelatihan farmasi klinik bagi apoteker di puskesmas. Metode: Penelitian ini merupakan
penelitian pra-eksperimen dengan desain satu grup yang diberikan pretest dan posttest.
Pelatihan mencakup dua topik utama. Topik pertama tentang communication skill dan
topik kedua tentang terapi anti hipertensi, dengan berbagai studi kasus di puskesmas.
Hasil: Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa skor rata-rata setelah pelatihan adalah
71,64 lebih tinggi dari skor sebelum pelatihan yaitu 51,23. Sebanyak 72 apoteker (dari
total 73 apoteker) memiliki nilai skor setelah pelatihan yang lebih besar daripada
sebelum pelatihan. Nilai konseling peserta pelatihan memang belum memenuhi
standar, namun para apoteker peserta pelatihan mendapatkan pengalaman dan teknik
konseling yang baik bagi pasien hipertensi di Puskesmas, yang bisa diimplementasikan
di tempat kerja masing-masing. Kesimpulan: Pelatihan secara daring di era pandemi
terbukti dapat meningkatkan pengetahuan dan kemampuan apoteker dalam
memberikan pelayanan kefarmasian tentang anti hipertensi di puskesmas provinsi
Banten yang dinilai dari hasil tes sebelum dan setelah pelatihan.

Kata Kunci: Antihipertensi, Pelatihan Farmasi Klinik, Tingkat Pengetahuan, Apoteker


Puskesmas

Buku Abstrak
Pertemuan Ilmiah Tahunan Ikatan Apoteker 2021
Tema: “The Opportunities of Pharmacists’ Digital Services in Pandemic Recovery”
| 187
Tingkat Pengetahuan, Sikap Dan Praktik
Apoteker Rumah Sakit Di Indonesia Terhadap Pandemi Covid-19

Yelly Oktavia Sari, Nurasni, Dedy Almasdy


Fakultas Farmasi, Universitas Andalas, Padang 25163, Sumatera Barat, Indonesia
E-mail : yellyoktavia@phar.unand.ac.id
ABSTRAK
Latar belakang: COVID-19 merupakan pandemi yang menyebar hampir ke seluruh
negara termasuk Indonesia. Dalam penanganan COVID-19 pemerintah Indonesia
membentuk Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19. Salah satu diantaranya
adalah rumah sakit yang memberikan pelayanan terhadap pasien COVID-19. Apoteker
rumah sakit sebagai salah satu tenaga kesehatan yang bertugas dalam pelayanan
kefarmasian memegang peranan penting dalam pengelolaan perbekalan farmasi dan
pelayanan langsung kepada pasien. Pengetahuan, sikap dan praktik apoteker terkait hal
tersebut, sangat dibutuhkan oleh apoteker dalam melaksanakan tugasnya. Tujuan:
Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi tingkat pengetahuan, sikap dan praktik
apoteker rumah sakit di Indonesia tentang COVID-19, dan mengkaji hubungan ketiga
variabel tersebut. Metode: Penelitian ini dilakukan secara cross-sectional dengan
teknik pengambilan sampel adalah purposive sampling. Instrumen penelitian berupa
kuesioner yang telah divalidasi, dan disebar secara daring dalam bentuk google form.
Hasil: Terdapat 146 responden yang berpartisipasi pada penelitian ini. Analisa statistik
menunjukkan bahwa apoteker yang memiliki tingkat pengetahuan yang tinggi terhadap
COVID-19 (69,2%), sikap yang positif (59,6%) dan praktik yang baik (52,1%).
Kesimpulan: Sikap apoteker rumah sakit dipengaruhi oleh tingkat pendidikan, status
pernikahan dan type RS berdasarkan pelayanan pasien COVID-19. Serta terdapat
hubungan yang signifikan antara sikap dengan praktik (P= 0,003).
Kata Kunci : Pengetahuan, Sikap, Praktik, COVID-19, Apoteker Rumah Sakit

Buku Abstrak
Pertemuan Ilmiah Tahunan Ikatan Apoteker 2021
Tema: “The Opportunities of Pharmacists’ Digital Services in Pandemic Recovery”
| 188
Skenario Optimal Efektifitas Biaya Antihipertensi Pada Pasien Hipertensi
Prolanis Di Enam Belas Puskesmas: Studi Kasus Di Kabupaten
Pandeglang Provinsi Banten, Indonesia
Yusransyaha, Eli Halimahb, Auliya A. Suwantikac
a
Program Studi Farmasi STIKes Salsabila Serang, Jalan Raya Serang – Pandeglang KM 06,
Curug Serang Banten 42211, Indonesia,
b
Departemen Farmasi Klinik, Fakultas Farmasi, Universitas Padjadjaran, Sumedang, Jawa
Barat, Indonesia,
c
Pusat Unggulan Pendidikan Tinggi Inovasi Pelayanan Kefarmasian, Universitas
Padjadjaran, Sumedang, Jawa Barat, Indonesia
E-mail: yusransyah@iai.id

ABSTRAK
Latar belakang: Sejak prevalensi hipertensi di Indonesia meningkat, beban ekonomi
akibat hipertensi meningkat di semua wilayah, termasuk di Kabupaten Pandeglang,
Provinsi Banten. Pemerintah melalui Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS)
Kesehatan mencanangkan program penanggulangan penyakit kronis (Prolanis) pada
tahun 2014 untuk mengoptimalkan pengobatan hipertensi di Puskesmas. Selain itu,
konseling apoteker dapat meningkatkan efektivitas pengobatan hipertensi. Tujuan:
Untuk menganalisis efektivitas biaya konseling apoteker bagi pasien hipertensi
prolanis di Puskesmas. Metode: Rancangan penelitian eksperimental dilakukan di 16
Puskesmas dengan menggunakan metode purposive sampling. Penelitian ini dilakukan
pada 96 pasien prolanis, terdiri dari 48 pasien pada kelompok kontrol dan 48 pasien
lainnya pada kelompok intervensi. Rasio efektivitas biaya tambahan (ICER) diterapkan
dengan membandingkan biaya per tahun hidup yang disesuaikan dengan kualitas
(QALY) yang diperoleh pada kedua kelompok. Kuesioner EuroQol-5 Dimensions-5
Levels (EQ-5D-5L) yang telah divalidasi, diterapkan untuk mengukur kualitas hidup
pasien. Penelitian ini menerapkan ambang batas GDP per kapita lokal untuk efektivitas
biaya. Hasil: Intervensi konseling apoteker dapat dikategorikan sebagai intervensi
yang highly cost-effective (ICER: IDR 2.000-28.307 per QALY-gained) dalam berbagai
skenario, dengan variasi biaya konseling apoteker. Analisis sensitivitas menunjukkan
bahwa nilai utilitas pasien dan biaya konseling apoteker adalah parameter yang paling
berpengaruh terhadap ICER. Kesimpulan: Konseling apoteker termasuk intervensi
yang menjanjikan untuk optimalisasi pengobatan hipertensi prolanis di Puskesmas.

Kata Kunci: Kuesioner EQ-5D-5L, ICER, GDP per kapita, analisis sensitivitas

Buku Abstrak
Pertemuan Ilmiah Tahunan Ikatan Apoteker 2021
Tema: “The Opportunities of Pharmacists’ Digital Services in Pandemic Recovery”
| 189
Analisis Efektivitas Biaya Antibiotik β – Laktam Pada Pasien Pneumonia
Anak Di Instalasi Rawat Inap RSUD Kota Bekasi Tahun 2019 – 2020
Zainul Islam,a Septianita Hastuti b Nadya Firstiana c

a
Farmasi, Fakultas Farmasi dan Sains, Universitas Muhammadiyah Prof. DR. HAMKA
Jakarta Timur, DKI Jakarta, Indonesia
E-mail: zainul_islam@uhamka.ac.id

ABSTRAK

Latar belakang: Pneumonia merupakan penyakit infeksi yang menjadi penyebab


kematian tertinggi di Dunia. Pneumonia banyak menyerang anak-anak karena sistem
pertahanan tubuh pada anak-anak belum sempurna sehingga mudah dikalahkan oleh
mikroorganisme. Menurut WHO tahun 2017 angka kematian pneumonia pada anak
berusia dibawah 5 tahun sebanyak 808.694 jiwa. Berdasarkan hasil riset kesehatan
dasar tahun 2018 angka kematian yang disebabkan penyakit Pneumonia sebanyak
1.017.290 jiwa. Pneumonia pada anak-anak termasuk cukup tinggi dan menyebabkan
kematian nomer 2 di Indonesia. Penggunaan antibiotik yang terkendali dapat mencegah
resisten antimikroba, sehingga mengurangi beban biaya perawatan pasien,
mempersingkat lama perawatan serta meningkatkan kualitas pelayanan rumah sakit.
Studi farmakoekonomi dilakukan untuk mengetahui keefektifan biaya pengobatan
pasien, salah satu yang dilakukan adalah Cost Effectiveness Analysis (CEA), digunakan
dalam mengambil keputusan pemilihan alternatif terbaik pada pemilihan biaya
pengobatan. Tujuan: Penelitian ini bertujuan menganalisis antibiotik yang paling Cost
Eeffective pada pasien Pneumonia di Rumah Sakit Umum Daerah kota Bekasi.
Metode: Penelitian deskriptif yang menggunakan observasi dengan pengambilan data
secara retrospektif dan menggunakan metode CEA. Data yang diambil berupa rekam
medis pasien pneumonia usia 0 bulan sampai 5 tahun. Sampel diambil sebanyak 100
pasien yang memenuhi kriteria inklusi dan eksluksi. Hasil: Berdasarkan hasil nilai
ACER menggunakan obat ceftriakson efektifitasnya lebih tinggi dengan biaya yang
lebih rendah, dibandingkan dengan cefotaksim dengan hasil efektifitasnya rendah dan
biaya yang lebih tinggi. Hasil ACER ceftriakson Rp.39.706,-/hari dan cefotaksim
Rp.122.571,-/hari, sehingga diambil kesimpulan bahwa penggunaan ceftriakson pada
penyakit pneumonia anak paling cost effective di RSUD Kota Bekasi pada tahun 2019-
2020.
Kata Kunci : Pneumonia, Anak, Antibiotik, CEA.

Buku Abstrak
Pertemuan Ilmiah Tahunan Ikatan Apoteker 2021
Tema: “The Opportunities of Pharmacists’ Digital Services in Pandemic Recovery”
| 190
Penerapan Pelayanan Farmasi Klinik untuk menunjang
Program Indonesia Sehat Melalui Pendekatan Keluarga (PIS_PK)
di Puskesmas 6 Kabupaten/Kota Jawa Barat

Zaenal Komar1,2 Keri Lestari1,


1
Department of Pharmacology and Clinical Pharmacy, Faculty of Pharmacy, Universitas
Padjadjaran. Jl. Raya Bandung Sumedang KM.21, Hegarmanah, Jatinangor, Kabupaten
Sumedang, Jawa Barat 45363. 2Health Polytechnic Ministry Of Health Tasikmalaya,
Pharmacy Division, Jalan Babakan Siliwangi No : 35 Kota Tasikmalaya, Jawa Barat 46115

E-mail: zaenalkomar11918@gmail.com

ABSTRAK
Latar Belakang: Pelayanan kefarmasian merupakan salah satu pelayanan essensial di
Puskesmas (2). Dalam konteks PIS-PK - Program Indonesia Sehat dengan pendekatan
keluarga, pelayanan kefarmasian tentunya mempunyai kontribusi penting di puskemas
yang meliputi : meliputi pengelolaan perbekalan obat, dan farmasi klinik. Penelitian ini
bertujuan untuk mengevaluasi dukungan pelayanan kefarmasian khusunya farmasi
klinik dalam Program Indonesia Sehat di Jawa Barat Indonesia.(4) Tujuan: Penelitian
ini bertujuan untuk mengetahui dukungan pelayanan kefarmasian di puskemas
utamanya pelayanan farmasi klinik dalam menunjang PIS_PK. Metode: Design Study
area and Period Penelitian dilakukan secara observasi, non-intervensi-cross seksional
survey di ikuti dengan focus group diskusi. Dilakukan Penilaian terhadap Stanadar
Pelayanan Kefarmasian di Puskesmas khususnya pelayanan farmasi klinik. 6 Dinas
kesehatan terlibat dalam penelitian ini. Waktu penelitian bulan February 2019. Hasil:
Seluruh Puskesmas sudah terakreditasi dengan rincian sebagai berikut : 7,7 % Utama
; 59% Madya; 33,3 % Dasar. Adapun hasil study pelayanan farmasi klinis di 39
Puskesmas adalah sebagai berikut : 39 atau 100 % Puskesmas telah melakukan
Pengkajian Resep- Penyiapan Resep dan pemberian informasi obat; 39 atau 100%
Puskesmas memberikan Pelayanan Informasi Obat; 9 atau 23,1 % Puskesmas
memberikan Layanan Konseling. Lamanya Konseling dilakukan : 44,4% memberikan
layanan selama 5 menit – 22,2% memberikan layanan selama 10 Menit dan 33,3 %
memberikan layanan selama 15 menit. 3 atau 7,7% Puskesmas menyediakan Layanan
Home Visit; 4 atau 10,3 % Puskesmas melakukan Monitoring Efek Samping Obat
(MESO); 4 atau 10,3 % Puskesmas melakukan Pengendalian Terapi Obat (PTO); 10
atau 25,6 % Puskesmas melakukan Evaluasi Penggunaan Obat (EPO) Untuk dapat
melakukan pelayanan farmasi klinis dengan baik banyak faktor yang
mempengaruhinya. Adapun faktor dimaksud meliputi : kompetensi apoteker, jumlah
apoteker , fasilitas penunjang seperti sistem informasi, akses terhadap training dan
Buku Abstrak
Pertemuan Ilmiah Tahunan Ikatan Apoteker 2021
Tema: “The Opportunities of Pharmacists’ Digital Services in Pandemic Recovery”
| 191
political will dari pimpinan (1). Selain itu faktor ketersediaan obat dan bahan medis
habis pakai merupakan salah satu yang mempengaruhi pelayanan kefarmasian di
puskesmas (3) Kesimpulan: Sekalipun Puskemas seluruhnya sudah terakreditasi, akan
tetapi untuk layanan farmasi khususnya farmasi klinik di Puskesmas belum sepenuhnya
memenuhi standar pelayanan yang sudah ditetapkan. Hal ini disebabkan oleh jumlah
apoteker yang terbatas, fasilitas penunjang seperti sistem informasi, akses terhadap
training dan political will dari pimpinan, termasuk kompetensi farmasi klinik apoteker
yang perlu diperbarui secara berkelanjutan, sehingga akan mendukung optimalisasi
program PIS-PK di Jawa Barat.

Kata Kunci: Puskesmas, Farmasi klinik, PIS-PK, Jawa Barat

Buku Abstrak
Pertemuan Ilmiah Tahunan Ikatan Apoteker 2021
Tema: “The Opportunities of Pharmacists’ Digital Services in Pandemic Recovery”
| 192
KATEGORI
Kimia Medisinal, Biologi Molekuler, dan
Bioteknologi (KM)

Buku Abstrak
Pertemuan Ilmiah Tahunan Ikatan Apoteker 2021
Tema: “The Opportunities of Pharmacists’ Digital Services in Pandemic Recovery”
| 193
Kloning Gen SLPI Sintetik pada Sistem Ekspresi tanpa dan dengan Fusi
Gen Tioredoksin
Evi Umayah Ulfa,a*Elly Munadzirohb
a
Fakultas Farmasi, Universitas Jember, Jember, Jawa Timur, Indonesia; bFakultas
Kedokteran Gigi, Universitas Airlangga, Surabaya, Jawa Timur, Indonesia

E-mail: evi.farmasi@unej.ac.id

ABSTRAK
Latar belakang: Secretory Leukocyte Protease Inhibitor (SLPI) merupakan protein
yang mampu menghambat elastase, proteinase 3 dan cathepsin G yang dilepaskan dari
leukosit selama proses inflamasi. Selain aktivitasnya sebagai inhibitor protease, SLPI
juga memiliki aktivitas sebagai anti-inflamasi, anti-bakteri, anti-jamur dan penyembuh
luka. Ekspresi protein rekombinan pada inang Escherichia coli selain dipengaruhi oleh
struktur protein rekombinan yang akan diekspresikan juga dipengaruhi oleh jenis
vektor. Vektor ekspresi pET32b merupakan vektor ekspresi yang membawa gen
penyandi Tioredoksin (Trx). Tioredoksin berfungsi untuk membantu pembentukan
ikatan disulfida, meningkatkan kelarutan protein dan melindungi protein dari agregasi
yang tidak diinginkan selama proses ekspresi. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk
melakukan analisis in siliko dan kloning gen penyandi SLPI pada vektor ekspresi yang
difusikan dengan tioredoksin (pET32b) dan vektor ekspresi tanpa difusikan dengan
tioredoksin (pET30a). Metode: Analisis insiliko solubilisasi protein fusi SLPI dengan
tioredoksin dan tanpa tioredoksin dilakukan dengan perangkat lunak SoDoPe. Urutan
nukleotida gen SLPI sintetik disintesis dan disisipkan pada vektor pET32b dan pET
30a untuk menghasilkan plasmid rekombinan pET 32b-SLPIs dan pET 30a-SLPIs.
Kedua plasmid rekombinan yang diperoleh diklonakan ke inang Escherichia coli
TOP10 dengan metode kejut panas. Keberhasilan kloning ditentukan dengan analisis
PCR, restriksi dan sekuensing. Hasil: Hasil analisis solubilisasi protein SLPI yang
difusikan dengan tioredoksin secara in siliko menunjukan penambahan tioredoksin
mampu meningkatkan kelarutan protein SLPI dari 0,382 menjadi 0.6129. Hasil analisis
PCR dan analisis restriksi menunjukan plasmid rekombinan pET32b dan pET 30a
membawa gen SLPI. Sekuensing plasmid rekombinan pET 32b-SLPIs dan pET30a-
SLPIs menunjukan adanya urutan nukleotida SLPI yang benar. Kesimpulan: Plasmid
rekombinan pET32b-SLPIs dan pET30a-SLPIs berhasil diklonakan ke dalam E.coli
TOP10.
Kata Kunci: SLPI sintetik, tioredoksin, vektor pET32b, vektor pET30a.
Buku Abstrak
Pertemuan Ilmiah Tahunan Ikatan Apoteker 2021
Tema: “The Opportunities of Pharmacists’ Digital Services in Pandemic Recovery”
| 194
Mekanokimia untuk Pembuatan Garam Siprofloksasin Salisilat
Ilma Nugrahani (oral)a
a
Farmakokimia, Sekolah Farmasi, ITB, Bandung, Jawa Barat, Indonesia

E-mail: ilma_nugrahani@fa.itb.ac.id

ABSTRAK
Latar belakang: Mekanokimia adalah teknik penggabungan dua bahan padat atau
lebih untuk menghasilkan suatu padatan baru dengan karakter fisika dan/atau kimia
yang berbeda. Istilah tersebut mencakup reaksi fisika maupun kimia bahan padat
menggunakan energi mekanik. Teknik tersebut saat ini sangat digemari karena selaras
dengan prinsip “green pharmacy”. Mekanokimia terbagi menjadi cara kering tanpa
menggunakan pelarut dan cara basah yang dilakukan dengan penetesan pelarut dalam
jumlah yang relatif sangat sedikit [1,2]. Prosedur penggerusan atau penggilingan dapat
dilakukan dengan mortar laboratorium, sedangkan scale up produk dapat dibantu
dengan berbagai perangkat pencampuran elektronik skala sedang hingga skala industri.
Baru-baru ini kami mengembangkan metode penggerusan basah menggunakan air
untuk menghasilkan garam obat multikomponen siprofloksasin – salisilat hidrat yang
strukturnya pernah kami laporkan sebelumnya [3]. Tujuan: Membuat garam
siprofloksasin salisilat secara mekanokimia untuk skala laboratorium dan scale up-nya
dalam skala puluhan gram. Metode: Mekanokimia dilakukan dengan penggerusan
basah menggunakan mortar laboratorium dan blender untuk menghasilkan produk yang
lebih banyak. Garam yang dihasilkan dikarakterisasi dengan FTIR, DSC, dan PXRD,
dibandingkan dengan produk yang dilaporkan sebelumnya dengan metode penguapan
pelarut [3]. Hasil: Metode penggerusan basah hanya membutuhkan 3 mL air untuk
mendapatkan siprofloksasin salisilat sebanyak 1 g dengan 3 kali penggerusan menggunakan
mortar laboratorium ukuran diameter 7 cm. Kemudian scale up dilakukan dengan bantuan
blender domestik dan menghasilkan produk hingga 50 g, hanya dengan 20 mL air murni.
Sedangkan metode penguapan pelarut membutuhkan pelarut yang jauh lebih banyak, yaitu 100
mL methanol 50% untuk mendapatkan 1 g produk. Hasil karakterisasi dengan FTIR, DSC, dan
PXRD, menunjukkan bahwa produk garam yang dihasilkan dengan ke dua metode adalah
sama. Kesimpulan: Dengan demikian terbukti bahwa metode mekanokimia menjadi pilihan
yang sangat menguntungkan karena sangat menghemat waktu, tenaga, dan pelarut; sekaligus
lebih aman karena dapat mengurangi penggunaan pelarut organik serta limbah.

Kata Kunci: mekanokimia, siprofloksasin salisilat, blender, ramah lingkungan.


Buku Abstrak
Pertemuan Ilmiah Tahunan Ikatan Apoteker 2021
Tema: “The Opportunities of Pharmacists’ Digital Services in Pandemic Recovery”
| 195
Studi Doking Asam 4-(4-Metil)Benzoiloksi-3-Metoksisinamat Pada
Reseptor COX-2 Sebagai Prediksi Aktivitas Antikanker

Muhammad Ilham Royyan Nafi’ (penyaji oral), Juni Ekowati*, Kholis Amalia
Nofianti
Departemen Ilmu Kefarmasian, Fakultas Farmasi Universitas Airlangga, Surabaya,
Provinsi Jawa Timur, Indonesia

E-mail: juni-e@ff.unair.ac.id

ABSTRAK
Latar belakang: Asam ferulat dilaporkan selain sebagai antiinflamasi, dapat
menghambat proliferasi sel osteosarkoma dan menginduksi apoptosis melewati
penghambatan pada jalur PI3K/Akt. Oleh karena itu bisa menjadi lead compound
kandidat obat baru untuk pengobatan kanker tersebut. Cyclooxygenase-2 (COX-2)
adalah salah satu enzim yang sering dikaitkan pada karsinogenesis terutama metastasis
dan resistensi terhadap apoptosis. Hambatan terhadap COX-2 merupakan salah satu
strategi hambatan pertumbuhan sel kanker. Tujuan: untuk meningkatkan aktivitas
asam ferulat, dilakukan peningkatan sifat lipofilik, sterik dan elektronik dengan
penambahan gugus aromatis, gugus metil dan gugus karbonil pada OH fenolik dari
asam ferulat, menjadi asam 4-(4-metil)benzoiloksi-3-metoksisinamat.. Metode:
Prediksi aktivitas hambatan senyawa baru turunan asam ferulat tersebut dilakukan
dengan studi molekular doking pada reseptor COX-2 yang diunduh dari situs protein
data bank dengan pemilihan reseptor PDB ID 6COX. Uji doking dilakukan dengan
program Molegro Virtual Docker dan diamati hasilnya berupa MolDock Score (MDS)
(kcal/mol). Hasil: Hasil uji menunjukkan bahwa MDS dari turunan asam ferulat ini
nilainya lebih rendah daripada asam ferulat sebagai lead compound. Kesimpulan:
Penambahan gugus-gugus fungsi tersebut di atas berperan dalam meningkatkan
aktivitas hambatan terhadap COX-2.

Kata Kunci: asam ferulat, kanker, cyclooxygenase-2, MolDock Score

Buku Abstrak
Pertemuan Ilmiah Tahunan Ikatan Apoteker 2021
Tema: “The Opportunities of Pharmacists’ Digital Services in Pandemic Recovery”
| 196
Sintesis Senyawa 4-Formil-2-Metoksifenil-4-Klorobenzoat dengan Iradiasi
Gelombang Mikro

Imamatin Nufus Melania, Juni Ekowati*, Melanny Ika Susilowaty

Departemen Ilmu Kefarmasian, Fakultas Farmasi Universitas Airlangga, Surabaya,


Provinsi Jawa Timur, Indonesia

E-mail: juni-e@ff.unair.ac.id

ABSTRAK
Latar belakang: Modifikasi struktur senyawa organik dilakukan untuk meningkatkan
aktivitasnya. Vanillin telah dilaporkan memiliki banyak efek terapeutik di bidang
kesehatan antara lain antinociceptive dan anti-inflamasi Tujuan: Untuk meningkatkan
aktivitasnya, dilakukan modifikasi pada OH fenolik vanillin dengan menambahkan inti
aromatik, karbonil, dan halogen. Senyawa 4-formil-2-metoksifenil-4-klorobenzoat
adalah turunan vanilin yang menjadi target senyawa pada penelitian ini.. Metode:
Reaksi substitusi nukleofilik pada gugus asil, reaksi asilasi ini pada gugus OH fenolik
vanilin. Asil halida yang digunakan p-klorobenzoil klorida, dengan katalis basa
organic. Sumber energi yang digunakan adalah iradiasi gelombang mikro. Hasil: Hasil
sintesis diperoleh senyawa target berbentuk padat, nilai Rf KLT berbeda dengan
material awal, spektra IR menunjukkan adanya pita bilangan gelombang ester, halogen
posisi para dan hilangnya gugus OH fenolik. Analisis jumlah dan multiplitas signal
proton pada spektra HNMR senyawa hasil mengkonfirmasi penambahan satu inti
aromatis. Kesimpulan: Senyawa target 4-formil-2-metoksifenil-4-klorobenzoat telah
berhasil disintesis. Daya irradiasi microwave yang digunakan mempengaruhi
kecepatan reaksi sintesis.

Kata Kunci: vanillin, kesehatan, iradiasi gelombang mikro, antiinflamasi,


antinociceptive

Buku Abstrak
Pertemuan Ilmiah Tahunan Ikatan Apoteker 2021
Tema: “The Opportunities of Pharmacists’ Digital Services in Pandemic Recovery”
| 197
Desain Primer PCR sebagai Biomarker COVID-19 Strain yang di
Identifikasi di Januari 2021

Muhammad Azhari Herli,ab* Dewi Gulyla Hari,b Ayu Rahmawati b


a
Pengurus Daerah Ikatan Apoteker Indonesia Riau; b Prodi Farmasi, Universitas
Muhammadiyah Riau, Pekanbaru, Riau, Indonesia.

E-mail: azhari.herli@umri.ac.id

ABSTRAK
Latar belakang: Penyakit Coronavirus 2019 (COVID-19) adalah penyakit menular
yang disebabkan oleh Severe Acute Respiratory Syndrome Corona Virus 2 (SARS
CoV-2). Penyakit ini menyebar pertama kali di Wuhan, Provinsi hubei, Cina di bulan
desember 2019. SARS-CoV-2 sangat menular dan telah berkembang pesat di seluruh
dunia sejak ditemukan. sampai Januari 2021, total kasus infeksi SARS-CoV-2
101.406.059 kasus telah dikonfirmasi di seluruh dunia dengan jumlah kematian
2.191.898 jiwa dan masih terus bertambah. Diagnosa COVID-19 dilakukan dengan dua
cara yang umum yaitu rapid test dan PCR (polymerase chain reaction). Tujuan:
Penelitian ini bertujuan untuk mendesain primer PCR strain COVID-19 yang di isolasi
pada januari 2021 dengan metode in silico (simulasi menggunakan komputer) sehingga
didapat primer yang digunakan sebagai biomarker COVID-19 yang cepat, dan akurat.
Hasil: Hasil penelitian ini didapatkan 10 buah primer terbaik dari strain COVID-19
dengan kode MW454767, MW454771, MW460582, MW454660 yang di identifikasi
pada 11 Januari 2021.

Kata Kunci: SARS CoV 2; Covid 19; Primer; Polymer Chain Reaction; biomarker

Buku Abstrak
Pertemuan Ilmiah Tahunan Ikatan Apoteker 2021
Tema: “The Opportunities of Pharmacists’ Digital Services in Pandemic Recovery”
| 198
ABSTRAK
PRESENTASI POSTER

Buku Abstrak
Pertemuan Ilmiah Tahunan Ikatan Apoteker 2021
Tema: “The Opportunities of Pharmacists’ Digital Services in Pandemic Recovery”
| 199
Efek Antihipertensi Ekstrak Kombinasi Herba Selada Air (Nasturtium
officinale) dan Krokot (Portulaca oleraceae)

Afifah Bambang Sutjiatmo (poster), Yulia Maulidya, Ni Luh Ade Yuliartati, Suryani, Suci
Nar Vikasari
a
Fakultas Farmasi, Universitas Jenderal Achmad Yani, Cimahi, Jawa Barat, Indonesia.

E-mail: afifah@lecture.unjani.ac.id

ABSTRAK
Latar belakang: Tanaman selada air (Nasturtium officinale) dan krokot (Portulaca
oleraceae) merupakan tanaman yang digunakan untuk membantu pengobatan
hipertensi. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan secara ilmiah
penggunaan ekstrak kombinasi selada air dan krokot sebagai antihipertensi. Metode:
Ekstrak selada air dan krokot dibuat dengan cara perebusan dengan 3 kombinasi
komposisi simplisia 1:9 (A), 1:3 (B), 1:1 (C). Hewan uji dibagi menjadi 5 kelompok,
yaitu kontrol, pembanding propranolol (0,9 mg/kg bb), ekstrak A dosis 38 mg/kg bb,
ekstrak B dosis 28 mg/kg bb, dan ekstrak C dosis 10 mg/kg bb. Pengujian antihipertensi
dilakukan dengan metode proteksi yang diukur secara non-invasif dengan alat Kent
Scientific CODA® System dengan parameter yang diamati berupa tekanan darah sistol
dan diastole, peningkatan tekanan darah dan aktivitas inhibisi hipertensi. Hasil: Dosis
optimum yang menghasilkan efek antihipertensi paling efektif yaitu ekstrak A dosis 38
mg/kg bb yang ditandai dengan rendahnya peningkatan tekanan darah sistol yaitu
sebesar 10,16 mmHg dan tekanan darah diastol yaitu sebesar 15,58 mmHg dimana efek
yang dihasilkan setara dengan propranolol 0,9 mg/kg bb (p>0,05) dan persen inhibisi
82,15% pada tekanan darah sistol dan 62,31% pada tekanan darah diastol.
Kesimpulan: Kombinasi selada air dan krokot (1:3) mampu memberikan efek
antihipertensi yang baik dan dapat berpotensi untuk dikembangkan menjadi salah satu
obat tradisional untuk membantu terapi hipertensi..
Kata Kunci: selada air (Nasturtium officinale), krokot (Portulaca oleraceae),
epinefrin

Buku Abstrak
Pertemuan Ilmiah Tahunan Ikatan Apoteker 2021
Tema: “The Opportunities of Pharmacists’ Digital Services in Pandemic Recovery”
| 200
Kepatuhan Pengobatan dan Insiden Penyakit Jantung Koroner pada
Pasien Diabetes Melitus Tipe 2: Follow-up Empat tahun Studi Kohor
PTM Bogor, Indonesia
Ahmad Sahlan Baniu,a Rani Sauriasari,b Woro Riyadina *c
a
Fakultas Farmasi,Universitas Indonesia, Depok, Jawa Barat, Indonesia; bBadan Penelitian
dan Pengembangan Kesehatan, Kementerian Kesehatan, Indonesia.
E-mail: correspondingauthor@address

ABSTRAK
Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan insiden penyakit jantung
koroner (PJK) pada pasien diabetes melitus tipe 2 (DMT2) yang memiliki perilaku
patuh dan tidak patuh berobat selama empat tahun. Metode: Kami melakukan studi
kohort retrospektif dan menganalisis data baseline (awal pengamatan) dan tahun
keempat (akhir pengamatan) dari 2011 hingga 2018 yang diperoleh dari Studi Kohort
Faktor Risiko Penyakit Tidak Menular di Bogor (Studi Kohor PTM Bogor),
Kementerian Kesehatan Indonesia. Seluruh subjek penelitian tidak terdiagnosa PJK di
awal penelitian. Sampel penelitian dibagi menjadi dua kelompok, yaitu kelompok yang
patuh berobat di Puskesmas dan mengikuti petunjuk pengobatan (kelompok patuh) dan
kelompok yang tidak mengikuti petunjuk pengobatan (kelompok tidak patuh). Hasil:
Dari 5690 subjek, 276 subjek memenuhi syarat untuk dijadikan subjek penelitian, (84
subjek pada kelompok patuh dan 192 subjek pada kelompok tidak patuh). Insiden PJK
pada kelompok yang tidak patuh adalah 2,3% lebih tinggi dibandingkan dengan
kelompok yang patuh (p=0,564). Kelompok yang tidak patuh memiliki risiko
terjadinya PJK 1,7 kali lebih besar dibandingkan kelompok yang patuh, tetapi tidak
signifikan secara statistik (Adjusted HR = 1,739,95% CI 0,673-4.490). LDL yang tidak
terkontrol dapat meningkatkan 3,5 kali terjadinya PJK (Adjusted HR = 3,566, 95% CI
1,419-8,976), sedangkan peningkatan aktivitas fisik menurunkan risiko PJK sebesar
78% (Adjusted HR = 0,220, CI 95% 0,081-0,600). Pada penelitian ini jumlah kelompok
pasien DMT2 yang tidak patuh lebih banyak dibandingkan yang kelompok yang patuh.
Kesimpulan: Setelah diamati selama empat tahun, pasien DMT2 yang tidak patuh
memiliki risiko lebih besar terkena PJK dibandingkan pasien DMT2 yang patuh.

Kata Kunci: Diabetes Melitus (DM); Penyakit Jantung Koroner (PJK); Kepatuhan
Pengobatan

Buku Abstrak
Pertemuan Ilmiah Tahunan Ikatan Apoteker 2021
Tema: “The Opportunities of Pharmacists’ Digital Services in Pandemic Recovery”
| 201
Formulasi Sediaan Tablet Kunyah Ekstrak Etanol Daun Kelor (Moringa
oliefera, L.) Sebagai Antianemia

Aji Najihudin (poster)*, Siti Hindun, Ghina Magfiroh


Prodi Farmasi, Fakultas MIPA, Universitas Garut, Kota Garut,Provinsi Jawa Barat,
Indonesia;
E-mail: ajinajihudin@uniga.ac.id

ABSTRAK

Latar belakang: Daun Kelor diyakini memiliki banyak kandungan mineral sehingga
berpotensi untuk pengobatan malnutrisi dan anemia. Pengembangan produk untuk
pengobatan anemia terus dilalukan salah satunya dengan dibuat dalam bentuk sediaan
tablet kunyah. Tujuan: menghasilkan formulasi tablet kunyah dari ekstrak etanol daun
kelor (Moringa oleifera, L.) dan untuk mengetahui aktivitasnya sebagai antianemia
dilihat dari kadar hemoglobinnya. Metode: Tablet kunyah ekstrak etanol daun kelor
dibuat dengan menggunakan metode granulasi basah dan dilakukan variasi manitol-
sukrosa dari ketiga formula yaitu pada konsentrasi FI (28%:3%), FII (24%:6%), dan
FIII (20%:9%). Evaluasi tablet kunyah meliputi uji organoleptik, keseragaman bobot,
keseragaman ukuran, friabilitas, friksibilitas, kekerasan dan pengujian aktivitas
antianemia secara in vitro. Hasil: Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari ketiga
formula tersebut, formula II telah dipilih sebagai formula terbaik karena telah
memenuhi persyaratan Farmakope Indonesi Edisi IV. Hasil uji aktivitas antianemia
menunjukkan bahwa formula II tablet kunyah ekstrak etanol daun kelor memiliki
aktivitas antianemia dengan dosis 300 mg/kgBB dilihat dari kenaikan hemoglobin.
Kesimpulan: Formula II tablet kunyah ekstrak etanol daun kelor memiliki stabilitas
fisik dan aktivitas peningkatan kadar hemoglobin yang paling baik

Kata Kunci: Daun Kelor (Moringa oleifera, L.), Tablet Kunyah, Antianemia

Buku Abstrak
Pertemuan Ilmiah Tahunan Ikatan Apoteker 2021
Tema: “The Opportunities of Pharmacists’ Digital Services in Pandemic Recovery”
| 202
FORMULASI SEDIAAN CLEANSING BALM DARI MINYAK INTI
SAWIT (PALM KERNEL OIL) SEBAGAI MAKEUP REMOVER.

Andri Prasetiyo, Lungguk Hutagaol, Iranda Nur Shabrina


, Fakultas farmasi, Universitas Pancasila, Jakarta, DKI Jakarta, Indonesia.
E-mail: andriprasetiyo846@gmail.com

ABSTRAK
Latar belakang: Minyak inti sawit memiliki asam laurat paling tinggi dibandingkan
minyak lainnya. Asam laurat dapat berfungsi sebagai pelembab dan pembersih.
Tujuan: Tujuan penelitian ini adalah memformulasikan dan uji keamanan sediaan
cleansing balm dari minyak inti sawit dengan variansi kosentrasi (9,1%, 13,04%,
16,67%) yang memenuhi syarat dari mutu fisik dan kimia. Metode: Metode pembuatan
sediaan cleansing balm menggunakan meotode peleburan dan pencampuran dari
minyak inti sawit dengan bahan tambahan lainnya. Evaluasi mutu yang dilakukan pada
sediaan cleansing balm meliputi organoleptik, homogenitas, titik leleh, daya sebar, uji
iritasi, dan uji daya bersih. Hasil: Berdasarkan hasil uji organoleptik cleansing balm
berwarna putih ke kuningan, memiliki bau khas aromatis dan berbentuk semi padat.
Pada uji homogenitas didapatkan hasil yang homogen pada ke tiga formula. Hasil uji
titik leleh didapatkan Formula I 50,63°C, Formula II 50,03°C, dan Formula III
49,53°C. Hasil uji daya sebar didapatkan pada Formula I 9,704cm², Formula II
11,55cm², dan Formula III 14,269cm². Pada hasil uji iritasi dan daya bersih didapatkan
sediaan cleansing balm yang tidak menimbulkan iritasi pada kulit dan dapat
menghapus makeup waterproof. Ketiga formula memenuhi persyaratan mutu fisik
sediaan cleansing balm. Berdasarkan hasil penelitian didapatkan hasil bahwa minyak
inti sawit dapat diformulasikan menjadi cleansing balm dan memiliki efektivitas
sebagai makeup remover.

Kata Kunci: Cleansing Balm, Makeup Remover, Minyak Inti Sawit

Buku Abstrak
Pertemuan Ilmiah Tahunan Ikatan Apoteker 2021
Tema: “The Opportunities of Pharmacists’ Digital Services in Pandemic Recovery”
| 203
Sikap dan Penerapan Informasi tentang Obat dan Pengobatan dari Media
Sosial oleh Masyarakat Kota Surabaya

Anila Impian Sukorini,a Andi Hermansyah,a, Fatihatul Alifiyah,a


a
Fakultas Farmasi, Universitas Airlangga, Jawa Timur, Indonesia

E-mail: anila-i-s@ff.unair.ac.id

ABSTRAK
Latar belakang: Penggunaan media sosial sebagai media informasi dan komunikasi
kesehatan mengalami peningkatan selama pandemi. Namun, informasi kesehatan di
media sosial seringkali dilaporkan memiliki kualitas informasi yang kurang baik
bahkan menyesatkan. Tujuan: Tujuan penelitian ini adalah mengidentifikasi topik
informasi tentang obat dan pengobatan yang beredar di media sosial, sikap dan
penerapan informasi tersebut oleh masyarakat kota Surabaya. Metode: Penelitian ini
merupakan survei online kepada masyarakat kota Surabaya yang pernah mendapatkan
informasi obat dan pengobatan dari media sosial. Responden dipilih secara accidental
sampling. Pengambilan data dilakukan pada bulan April – Mei 2020. Data selanjutnya
dianalisis menggunakan statistik deskriptif. Hasil: Sebanyak 262 orang bersedia
berpartisipasia dalam penelitian ini dan memenuhi kriteria yaitu pernah menerima
informasi tentang obat dan pengobatan dari media sosial. Topik informasi yang banyak
diterima oleh responden adalah tips hidup sehat (93,9%; n=246) dan obat tradisional
(78,2%; n=205). Responden menilai bahwa informasi tentang obat dan pengobatan di
media sosial mudah dipahami (62,6%), lebih menarik (48,5%), namun kurang
terpercaya (56,9%). Sebanyak 90,1% responden menyatakan pernah menerapkan
informasi tersebut dengan alasan tertinggi telah telah mendapatkan pengakuan secara
ilmiah (22,0%) dan meyakini kebenaran informasi yang diperoleh (19,5%). Apoteker
menjadi rujukan bagi 12,6% responden untuk berkonsultasi tentang kebenaran
informasi obat dan pengobatan yang diperoleh dari sosial media. Kesimpulan:
Tingginya penerapan informasi obat dan pengobatan dari media sosial oleh masyarakat
menjadi tanggungjawab Apoteker untuk lebih berperan aktif memberikan edukasi di
media sosial, sehingga Apoteker akan menjadi rujukan utama untuk mendapatkan
informasi tentang obat dan pengobatan.
Kata Kunci: informasi obat, media sosial, penerapan

`
Buku Abstrak
Pertemuan Ilmiah Tahunan Ikatan Apoteker 2021
Tema: “The Opportunities of Pharmacists’ Digital Services in Pandemic Recovery”
| 204
Pengalaman Apoteker dalam Konseling Sediaan Inhalasi di Apotek dan
Pengetahuan Apoteker terkait Asma dan Sediaan Inhalasi
Aisyah Nabila Ramadhanty,a Arie Sulistyarini (poster),b Gesnita Nugraheni,b Elida Zairina b
a
Mahasiswa S1 Fakultas Farmasi, Universitas Airlangga, Surabaya, Indonesia
b
Departemen Farmasi Praktis, Fakultas Farmasi, Universita Airlangga, Indonesia.

E-mail: arie-s@ff.unair.ac.id

ABSTRAK
Latar belakang: Asma merupakan penyakit yang menyerang semua usia dan tidak
dapat disembuhkan. Agar dapat memberikan obat secara efektif, diperlukan
keterampilan yang memadai dalam penggunaan obat, salah satunya sediaan inhalasi.
Apoteker harus memastikan bahwa alat telah digunakan pasien dengan benar untuk
memastikan dosis yang tepat dihirup oleh pasien. Tujuan: untuk mengetahui
pengalaman apoteker komunitas dalam konseling sediaan inhalasi di Kabupaten
Sidoarjo dan pengetahuannya tentang asma serta sediaan inhalasi. Metode: Penelitian
ini dilakukan pada bulan Januari sampai Juli 2021 dengan teknik random sampling dan
dilakukan secara daring (googleform) maupun luring dengan menggunakan kuesioner.
Hasil: Sebanyak 87 apoteker yang berpraktik di apotek menjadi responden dalam
penelitian ini. Mayoritas responden (39,1%) lebih percaya diri dalam konseling
Metered Dose Inhaler (MDI) dibandingkan sediaan inhalasi lainnya dan lebih memilih
konseling verbal dibandingkan metode lain (39,8%). Konseling selama 6-10 menit
untuk pasien baru dilakukan oleh 31 (48,4%) responden dan konseling selama 2-5
menit untuk pasien lama dilakukan oleh 53 responden (82,85). Mayoritas responden
(48,5%) jarang mendemonstrasikan cara penggunaan alat inhalasi kepada pasien.
Hambatan saat pemberian konseling yang tersering dihadapi oleh responden yaitu
responden harus menyiapkan lebih dari satu obat dalam waktu yang bersamaan
(53,2%). Mayoritas responden dalam penelitian ini berpengetahuan yang rendah
tentang asma (53,2%) maupun sediaan inhalasi (52,9%). Kesimpulan: Walaupun
sebagian besar responden dalam penelitian ini memiliki pengalaman melakukan
konseling, akan tetapi pengetahuan tentang penyakit asma dan juga pengetahuan
tentang sediaan inhalasi responden masih rendah. Oleh kerena itu apoteker perlu
meningkatakan pengetahuan tentang hal ini agar dapat memberikan konseling yang
lebih baik.
Kata Kunci: Apoteker, Konseling, Asma, Sediaan inhalasi

Buku Abstrak
Pertemuan Ilmiah Tahunan Ikatan Apoteker 2021
Tema: “The Opportunities of Pharmacists’ Digital Services in Pandemic Recovery”
| 205
Analisis Efektivitas Biaya Penggunaan Obat Antivirus Oseltamivir dan
Favipiravir pada Pasien Covid-19 Derajat Sedang di Rumah Sakit Sentra
Medika Cisalak Depok
Arif Rahmandani,a Prih Sarnianto,a Yusi Anggriani,a Fredrick Dermawan Purba,b
a
Fakultas Farmasi, Universitas Pancasila, Jakarta Selatan, DKI Jakarta, Indonesia;
b
Fakultas Psikologi, Universitas Padjadjaran, Bandung, Jawa Barat, Indonesia.
E-mail: Rahmandani.arif@gmail.com
ABSTRAK
Latar belakang: Analisis Efektivitas biaya (CEA) merupakan metode
farmakoekonomi yang digambarkan dalam rasio biaya-efektivitas agar dapat
membantu pengambilan keputusan dalam memilih obat yang efektif secara manfaat
dan biaya. Tujuan: Tujuan penelitian ini untuk menentukkan terapi yang lebih cost-
effective antara penggunaan Oseltamivir dan Favipiravir pada pasien Covid-19 derajat
sedang. Metode: Penelitian ini menggunakan metode penlitian cross sectional dengan
pengumpulan data secara prospektif dan observational non eksperimental yang
merupakan analisa deskriptif kuantitatif menurut perspektif pasien untuk memperoleh
efektifitas biaya. Sampel pada penelitian ini terdiri dari 108 pasien yaitu 50 pasien yang
menggunakan antivirus Oseltamivir dan 58 pasien menggunakan antivirus Favipiravir.
Hasil: Hasil penelitian diperoleh dari parameter efektivitas perbaikan nilai C-Reaktif
Protein (CRP) pasien yang menggunakan Oseltamivir rata-rata mengalami perbaikan
nilai CRP 18.52 mg/L tidak ada perbedaan yang signifikan dengan pasien yang
menggunakan antivirus Favipiravir rata-rata mengalami perbaikan nilai CRP 19.36
mg/L. sedangkan dari parameter Length of Stay (LOS) pasien yang menggunakan
Oseltamivir rata-rata dirawat inap selama 7.42 hari lebih cepat dibandingkan pasien
yang menggunakan antivirus Favipiravir 9.21 hari, untuk rerata biaya total perawatan
pasien yang menggunakan antivirus Oseltamivir sebesar Rp32.794.002,- lebih kecil
dibandingkan rerata biaya total perawatan pasien yang menggunakan antivirus
Favipiravir Rp42.504.281,- sehingga didapat nilai CER Oseltamivr Rp4.419.677,-
lebih kecil dibandingkan nilai CER Favipiravir Rp4.615.014,- oleh karena itu
penggunaan obat yang lebih cost-effective yaitu antivirus Oseltamivir dibandingkan
Favipiravir.
Kata Kunci: Analisis Efektivitas Biaya, Covid-19, Oseltamivir, Favipiravir

Buku Abstrak
Pertemuan Ilmiah Tahunan Ikatan Apoteker 2021
Tema: “The Opportunities of Pharmacists’ Digital Services in Pandemic Recovery”
| 206
Pemetaan Sarana Pelayanan Kefarmasian (Apotek)
Berbasis Informasi Geografis di Wilayah Kota Surabaya
Catur Dian Setiawan (poster),a,b ; Arief Wibowo,a ; Umi Athiyah b
a
Program Doktoral, Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga
b
Fakultas Farmasi Universitas Airlangga
E-mail: catur.dian.setiawan-2019@fkm.unair.ac.id
ABSTRAK
Latar belakang: Dalam pelaksanaan pelayanan kesehatan di Indonesia, salah satu
faktor penting adalah tersedianya layanan kesehatan oleh tenaga kesehatan di setiap
wilayah di Indonesia. Kebutuhan aksesibilitas terhadap sarana kesehatan termasuk:
apotek, rumah sakit, puskesmas, klinik kesehatan dan lain-lain meningkat seiring
bertambahnya jumlah penduduk di Indonesia. Pendekatan pemetaan lokasi geografis
sarana kesehatan perlu digunakan sebagai acuan kebijakan dalam menentukan
tercapainya jaminan kesehatan nasional. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk
melihat sebaran lokasi apotek di wilayah Kota Surabaya dan hubungannya dengan
parameter kependudukan dan epidemiologi. Metode: Data lokasi geografis apotek
tahun 2019 di wilayah Kota Surabaya dikumpulkan dari database yang disediakan oleh
Departemen Kesehatan Indonesia kemudian dibandingkan dengan data kependudukan
tahun 2019 yang meliputi jumlah penduduk kecamatan di wilayah Surabaya, jumlah
Rumah Sakit dan klinik, jumlah kasus penyakit yang diperoleh dari publikasi Badan
Pusat Statistika Kota Surabaya. Hasil: Sebanyak 791 apotek tersebar di 31 kecamatan
wilayah Kota Surabaya. Rasio jumlah apotek perkecamatan dibandingkan dengan
jumlah penduduk per kecamatan bervariasi mulai dari 1: 1426,71 sampai 1: 49806,00.
Jumlah apotek per kecamatan berkorelasi signifikan dengan jumlah rumah sakit dan
klinik di tiap kecamatan wilayah Surabaya (r = 0,830) Kesimpulan: Sebaran sarana
pelayanan kefarmasian (apotek) di Surabaya masih belum merata dan terpusat
mengikuti lokasi sebaran rumah sakit dan klinik di masing-masing kecamatan.
Diperlukan peran pejabat yang berwenang untuk mengevaluasi proses perijinan
pendirian apotek sehingga bisa menggunakan peta sebaran lokasi sebagai dasar
penentuan kebijakan.
Kata Kunci: apotek, sebaran geografis, pelayanan kefarmasian, perijinan

Buku Abstrak
Pertemuan Ilmiah Tahunan Ikatan Apoteker 2021
Tema: “The Opportunities of Pharmacists’ Digital Services in Pandemic Recovery”
| 207
Identifikasi Alel Gen Sitokrom P450 2a6*1 dan *4 Pada Penderita
Diabetes Tipe 2 Suku Jawa Dengan Status Non Perokok

Christine Patramurti,a Dita Maria Virginis,b


a
Kimia Farmasi/S1/Farmasi, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta,DIY, Indonesia;
b
Farmakologi Klinis/S1/Farmasi, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta,DIY, Indonesia.

E-mail: patra@usd.ac.id

ABSTRAK
Latar belakang: Kebiasaan merokok merupakan salah satu faktor yang memicu
terjadinya penyakit Diabetes Melitus Tipe 2 (DMT2), baik pada perokok aktif maupun
perokok pasif. Nikotin merupakan salah satu senyawa yang terkandung dalam asap
rokok dan dapat terhirup oleh perokok pasif dan dapat menyebabkan peningkatan
kadar gula dalam darah. Nikotin dalam tubuh dimetabolisme oleh enzim CYP2A6
menjadi bentuk inaktif. Enzim ini disandi oleh gen CYP2A6, salah satu bentuk aktif
elel gen ini adalah CYP2A6*1, sedangkan salah satu bentuk alel tidak aktif gen ini
adalah CYP2A6*4. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi alel gen
CYP2A6*4 pada pasien diabetes melitus tipe 2 (DMT2) suku Jawa Indonesia..
Metode: Penelitian ini melibatkan penderita DMT2 yang sedang menjalani rawat jalan
di beberapa Puskesmas di Yogyakarta. Identifikasi alel gen CYP2A6*1 dan *4.
dilakukan dengan menggunakan metode Polymerase Chain Reaction.. Hasil: Hasil
penelitian menunjukkan ditemukan bentuk alel gen CYP2A6 alel *4 dengan frekuensi
sebesar 56,45% sedangkan frekuensi alel gen CYP2A6 alel *1 sebesar 43,55%.
Berdasarkan data genotipenya, maka sebanyak 83,87% subyek uji dikategorikan
sebagai slow metabolizer (CYP2A6*1/*4) dan 16,13% dikatagorikan sebagai poor
metabolizer (CYP2A6*4/*4). Kesimpulan: Diantara subjek uji yang terlibat dalam
penelitian ditemukan adanya bentuk polimorfi gen CYP2A6*4 dengan frekuensi yang
tinggi.

Kata Kunci: CYP2A6*1, CYP2A6*4, pasien, diabetes melitus tipe 2

Buku Abstrak
Pertemuan Ilmiah Tahunan Ikatan Apoteker 2021
Tema: “The Opportunities of Pharmacists’ Digital Services in Pandemic Recovery”
| 208
Pengembangan dan Evaluasi Nanoformulasi Resveratrol
sebagai Antioksidan Topikal Kulit
Christofori Nastiti*a Heather Bensonb
a
Fakultas Farmasi, Univeristas Sanata Dharma Yogyakarta, Indonesia, b School of
Pharmacy and Biomedical Sciences, Western Australia, Australia

E-mail: ratnarini@usd.ac.id

ABSTRAK
Latar belakang: Resveratrol (RSV) dikenal sebagai agen antioksidan yang sangat
poten. Nanoformulasi topikal (pada kulit) dari RSV potensial untuk dikembangkan
dalam upaya memberikan sediaan RSV yang bermutu, aman, efektif, dan dapat
diterima. Dalam kepentingan tersebut, karakter nanoformulasi RSV perlu dievaluasi
untuk dapat menghasilkan produk yang berkualitas. Tujuan: Penelitian didesain untuk
membandingkan karakter 3 (tiga) jenis nanoformulasi RSV: formulasi berbasis serupa
minyak (TKLT2), formulasi miselar (PKLT2) dan formulasi mikroemulsi (TKLT2P),
dalam rangka menghantarkan RSV agar terpenetrasi dan terpermeasi dengan baik ke
dalam kulit. Metode: RSV diformulasikan dalam 3 (tiga) jenis nanoformula: TKLT2,
PKLT2, dan TKLT2P. Nanoformula tersebut kemudian dikarakterisasi terkait ukuran
globul, kelarutan RSV, viskositas, dan index refraksi. Penghantaran (penetrasi ke
dalam dan permeasi melalui kulit) RSV diteliti menggunakan metode Franz-type
diffusion cell, pada kondisi suhu percobaan 35°C selama 8 jam dengan menggunakan
kulit bayi babi (newborn pig skin) sebagai membran. Hasil: Ketiga nanoformulasi
menunjukkan penampilan yang jernih-transparan, dengan peningkatan kelarutan yang
signifikan jika dibanding dengan larutan jenuh RSV dalam air. TKLT2, PKLT2, dan
TKLT2P menunjukkan peningkatan penetrasi sebesar 9.52, 14.73, and 15.62 kali
berturut-turut, jika dibanding dengan larutan jenuh RSV dalam dapar fosfat. Namun
demikian, dari segi permeasi RSV melalui kulit, hanya TKLT2P yang menunjukkan
tingkat permeasi yang tinggi dengan jumlah kumulatif RSV sebesar 2.009 ± 0.545µg,
yang berbeda secara bermakna dari jumlah kumulatif RSV dari larutan jenuh RSV
dalam dapar fosfat (0.309 ± 0.074 µg). Kesimpulan: TKLT2P (mikroemulsi) terbukti
paling efektif dalam menghantarkan RSV ke dalam kulit dibanding jenis nanoformulasi
lain yang diteliti dalam studi ini.
Kata Kunci: resveratrol, antioksidan topikal, nanoformulasi, mikroemulsi

Buku Abstrak
Pertemuan Ilmiah Tahunan Ikatan Apoteker 2021
Tema: “The Opportunities of Pharmacists’ Digital Services in Pandemic Recovery”
| 209
Karakterisasi, Uji Pelepasan, Uji Mukoadhesif Nanostructured Lipid
Carrier (NLC) Kurkumin dan Formulasi Tablet Sublingual sebagai
Sistem Penghantaran Obat

Deni Rahmat1, Yati Sumiati1, Etik Mardliyati2, Sjaikhurrizal El Muttaqien2, Wahyu


Widowati3, Annisa Aulia Sabillila1
1
Fakultas Farmasi Universitas Pancasila, Jalan Srengseng Sawah Jagakarsa, Jakarta
Selatan 12640
2
Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi, Puspitek, Serpong, Jawa Barat
3
Universitas Maranatha, Jalan Surya Sumantri no : 65, Bandung, Jawa Barat

ABSTRAK
Latar Belakang : Nanopartikel banyak diaplikasikan sebagai sistem penghantaran
obat salah satunya sebagai untuk kurkumin yang mempunyai sifat fisikokimia yang
kurang baik. Tujuan : Penelitian ini bertujuan untuk melakukan karakterisasi
nanostructured lipid carrier (NLC) kurkumin untuk formulasi tablet sublingual.
Metode: Kurkumin dibuat menjadi nanopartikel dengan jenis NLC menggunakan
lemak padat. Nanopartikel yang memiliki ukuran partikel terbaik diuji pelepasannya
secara in vitro menggunakan dialysis cassette selanjutnya sifat mukoadhesifnya dengan
metode Falling Liquid Film. Setelah itu dilakukan formulasi tablet singual besrta
evaluasinya. Hasil : Hasil optimasi terbaik menggunakan kurkumin 3% dengan
modifikasi perbandingan surfaktan cremophor rh 40 : tween 80 sebesar 3:1. Hasil
karakterisasinya, yaitu berukuran 184,8 nm dengan PdI 0,0075 dan potensial zeta -
30,0 mV dan memiliki bentuk morfologi partikel bulat spheris. Uji pelepasan
menunjukkan profil pelepasan sustained release mengikuti kinetika orde nol dan
Higuchi serta uji mukoadhesif menunjukkan adanya perbedaan bermakna dan
nanopartikel masih menempel pada mukus usus babi sebesar 32,52±2,0851% setelah
3 jam inkubasi. Uji evaluasi waktu hancur tablet sublingual menunjukkan adanya
perbedaan bermakna antara formula 1 formula 2 dan formula 3 dengan konsentrasi
superdesintegran berturut-turut : 4%,6%,8% yang ditunjukkan dengan nilai Sig P
(0,022) < α (0,05). Kesimpulan : NLC kurkumin memiliki karakteristik dan sifat yang
baik sebagai peningkat sifat mukoadhesif, terutama pada obat yang mengalami
keterbatasan proses absorpsi dan berpotensi dikembangkan menjadi sediaan tablet
sublingual.
Kata kunci : Nanostructured lipid carrier, kurkumin, mukoadhesif, tablet sublingual

Buku Abstrak
Pertemuan Ilmiah Tahunan Ikatan Apoteker 2021
Tema: “The Opportunities of Pharmacists’ Digital Services in Pandemic Recovery”
| 210
Formulasi Krim Nanoemulsi Kombinasi Ekstrak Kulit Kayu Secang
(Caesalpinia sappan L.) dan Ekstrak Biji Alpukat (Persea americana Mill.)
Untuk Pemutih Kulit
Deny Puriyani Azhary (poster),a Fenty Yuniarti,a Dadih Supriadi *a
a
Prodi D3/Fakultas Farmasi, Universitas Bhakti Kencana, Bandung, Jawa Barat, Indonesia

E-mail: deny.puriyaniazhari@bku.ac.id

ABSTRAK
Latar belakang: Krim nanoemulsi banyak digunakan untuk formulasi kosmetik
karena memiliki keuntungan mencegah dehidrasi kulit dan meningkatkan daya
penetrasi zat aktif. Kosmetik yang mengandung bahan pemutih kulit dapat
menghambat aktivitas tirosinase pembentuk melanin. Kulit kayu secang dan biji
alpukat diketahui mengandung senyawa yang dapat menghambat tirosinase. Tujuan:
Formulasi krim nanoemulsi kombinasi ekstrak kulit kayu secang dan ekstrak biji
alpukat untuk pemutih kulit. Metode: Krim nanoemulsi dibuat 4 formula; F1
mengandung ekstrak kulit kayu secang, F2 mengandung ekstrak biji alpukat, F3
mengandung kombinasi ekstrak kulit kayu secang dan ekstrak biji alpukat, F4 blanko.
Hasil: Ukuran partikel nanoemulsi F1 dan F2 berturut-turut sebesar 55,3±36,3 nm dan
15,0±6,7 nm; indeks polidispersitas sebesar 0,288 dan 0,311; serta zeta potensial
sebesar -25,3 mV dan -12,5 mV. Hasil uji pH menunjukkan semua formula memiliki
rentang pH 4,5-6,5 sesuai pH kulit dan viskositas 2000-50.000 cP. Hasil uji stabilitas
pada suhu ruang menunjukkan tidak terdapat perbedaan bermakna (p>0,05) pada pH
dan viskositas selama penyimpanan 28 hari. Aktivitas penghambatan tirosinase ekstrak
kulit kayu secang memiliki nilai IC50 797,07 µg/mL dan ekstrak biji alpukat sebesar
93,02 µg/mL. Kojic acid sebagai standar memiliki nilai IC50 sebesar 14,69 µg/mL.
Kesimpulan: Krim nanoemulsi yang mengandung kombinasi ekstrak kulit kayu
secang dan ekstrak biji alpukat memiliki pH dan viskositas sesuai standar dan stabil
secara fisik selama 28 hari pada suhu ruang. Ekstrak kulit kayu secang dan ekstrak biji
aplukat memiliki aktivitas penghambatan tirosinase, sehingga dapat digunakan sebagai
bahan pemutih kulit.
Kata Kunci: alpukat, krim nanoemulsi, secang, tirosinase

Buku Abstrak
Pertemuan Ilmiah Tahunan Ikatan Apoteker 2021
Tema: “The Opportunities of Pharmacists’ Digital Services in Pandemic Recovery”
| 211
Penetapan Total Fenolik, Aktivitas Antioksidan dan Antikolesterol
Ekstrak Benalu Mangga (Dendropthoe pentandra L.)

Dimas Danang Indriatmoko,a Nani Suryani,b Tarso Rudiana,b Hasna Dewi,c Farhati Qolbina,a
Romli Sopandi a

Prodi Farmasi, Universitas Mathla’ul Anwar, Pandeglang, Banten, Indonesia; bProdi


a

Kimia, Universitas Mathla’ul Anwar, Pandeglang, Banten, Indonesia; cPuskesmas Cikedal,


Pandeglang, Banten, Indonesia.

E-mail: dimasdanangindriatmoko@gmail.com

ABSTRAK
Latar belakang: Benalu mangga (Dendropthoe pentandra (L.) Miq) adalah tanaman
semi parasit yang memiliki berbagai macam khasiat obat. D. pentandra mengandung
senyawa metabolit sekunder diantaranya flavonoid kuersetin, tanin, dan fenolik. Fungsi
farmakologis senyawa fenolik adalah sebagai aktivitas antioksidan, antikanker,
antihipertensi dan diduga memiliki aktivitas antikolesterol. Tujuan: Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui kadar fenolik total, aktivitas antioksidan berdasarkan nilai
IC50, aktivitas antikolesterol dan nilai EC50 sebagai antikolesterol ekstrak daun D.
pentandra. Metode: Total fenolik ditentukan dengan metode Folin-Ciocalteu, aktivitas
antioksidan ditentukan dengan metode DPPH dan aktivitas antikolesterol dilakukan
secara in vitro dengan metode fotometri. Hasil: Ekstrak n-heksana, etil asetat, dan
etanol daun D. pentandra memiliki kandungan total fenolik sebesar 0,1016; 0,1274 dan
0,2228 mgGAE/g memiliki IC50 sebesar 371,99; 57,96 dan 54,33 µg/mL. Ekstrak n-
heksana, etil asetat, dan etanol daun D. pentandra memiliki aktivitas penurunan kadar
kolesterol sebesar 76,8; 81,5; dan 28,5% dengan masing-masing EC50 sebesar 327,89;
313,55 dan 977,46 µg/mL. Kesimpulan: Ekstrak etanol daun D. pentandra memiliki
kadar fenolik total paling tinggi yaitu sebesar 0,2228 mgGAE/g dan paling baik
aktivitas antioksidannya. Sedangkan pada aktivitas penurunan kolesterol paling baik
ditunjukan oleh ekstrak etil asetat yaitu sebesar 81,5% dengan EC50 sebesar 313,55
µg/mL.

Kata Kunci: Dendropthoe pentandra, fenolik, antioksidan, antikolesterol

Buku Abstrak
Pertemuan Ilmiah Tahunan Ikatan Apoteker 2021
Tema: “The Opportunities of Pharmacists’ Digital Services in Pandemic Recovery”
| 212
IDENTIFIKASI METABOLIT SEKUNDER EKSTRAK ETANOL
KULIT BATANG TANAMAN KEJI BELING (Strobilanthes crispus, Bl.)

Djois S. Rintjapa, Adeanne C.Wullurb, Mulyane G.T.Gobelc, Jovie M. Dumanauwd,

Elvie R. Rindengane
Abcde
Jurusan Farmasi Politeknik Kesehatan Kemenkes Manado, Indonesia

E-mail: sugiatyrintjap@gmail.com

ABSTRAK

Latar belakang: Kejibeling (Strobilanthes crispus, Bl.) merupakan salah satu tanaman
herbal yang digunakan untuk pengobatan tradisional. Tanaman ini mengandung
senyawa berkhasiat yang dapat digunakan sebagai obat gatal, obat diare, batu ginjal,
penurun kolesterol dan anti kanker. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk
mengidentifikasi senyawa metabolit sekunder pada ekstrak etanol kulit batang tanaman
Kejibeling. Metode: Penelitian ini merupakan penelitian laboratorium menggunakan
rancangan penelitian deskriptif kualitatif untuk mengetahui hasil identifikasi senyawa
metabolit sekunder ekstrak etanol kulit batang tanaman Kejibeling. Kulit batang
diekstraksi secara maserasi menggunakan pelarut etanol 95%, diuapkan pelarutnya
dengan rotavapor kemudian dipekatkan menggunakan waterbath sampai diperoleh
ekstrak kental. Selanjutnya dilakukan identifikasi metabolit sekunder menggunakan uji
warna, endapan dan busa menggunakan pereaksi. Hasil disajikan dalam bentuk tabel
dan gambar kemudian dianalisis secara deskriptif. Hasil: Identifikasi metabolit
sekunder dengan menggunakan pereaksi menunjukkan bahwa ekstak etanol kulit
batang Kejibeling mengandung senyawa alkaloid, saponin dan tanin. Kesimpulan:
Ekstrak etanol kulit batang Kejibeling (Strobilanthes crispus, Bl.) mengandung
metabolit sekunder senyawa alkaloid, saponin dan tanin.

Kata Kunci: Identifikasi, Metabolit Sekunder, Ekstrak Etanol, Kejibeling

Buku Abstrak
Pertemuan Ilmiah Tahunan Ikatan Apoteker 2021
Tema: “The Opportunities of Pharmacists’ Digital Services in Pandemic Recovery”
| 213
Penggunaan Spektrofotometri dan Kemometri dalam Penetapan Kadar
Salbutamol Sulfat dan Triamcinolon dalam Sediaan Racikan

Silvia Lianti, Dina Christin Ayuning Putri, , Florentinus Dika Octa Riswanto

Program Studi Farmasi, Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta,


Indonesia

E-mail: dinachristin@usd.ac.id

ABSTRAK
Latar belakang: Metode spektrofotometri dan kemometri dapat digunakan untuk
menetapkan kadar sediaan dengan kombinasi zat aktif menjadi lebih cepat dan
ekonomis. Salah satu campuran sediaan dengan frekuensi peresepan yang tinggi adalah
kombinasi salbutamol sulfat dan triamcinolon. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk
menetapkan kadar sediaan racikan mengandung salbutamol sulfat dan triamcinolon
menggunakan spektrofotometri dan kemometri.. Metode: Proses validasi dan kalibrasi
metode dilakukan dengan berbagai seri kombinasi zat aktif. Penetapan kadar dilakukan
dengan menggunakan spektrofotometer UV dengan pengukuran absorbansi dalam
rentang 200-400 nm. Data absorbansi digunakan untuk mendapatkan model persamaan
dengan Partial Least Square dan Principal
Component Regression. Persamaan yang dipeoleh digunakan memprediksi kadar zat
aktif dalam sampel. Hasil: Hasil menunjukkan bahwa persamaan dengan PLS
memberikan hasil yang lebih baik dibandingkan PCR, dengan nilai r2 mendekati 1 dan
RMSEC yang kecil. Kesimpulan: Kadar salbutamol sulfat dan triamcinolon dapat
ditetapkan dengan spektrofotometri dan kemometri, yaitu 93,92% dan 197,38%.

Kata Kunci: racikan, kemometri, kadar, triamsinolon, salbutamol sulfat

Buku Abstrak
Pertemuan Ilmiah Tahunan Ikatan Apoteker 2021
Tema: “The Opportunities of Pharmacists’ Digital Services in Pandemic Recovery”
| 214
UJI EFEK ANTIALERGI DARI JUS STROBERI
(Fragaria x ananassa (Duchesne) Guedes) PADA MENCIT JANTAN
GALUR SWISS WEBSTER

Engkun Qurotulaeni,1 Fetri Lestari,2 Umi Yuniarti,3 Neni Sri Gunarti4


a
Farmasi/MIPA, Universitas Islam Bandung, Bandung, Jawa Barat, Indoneia;
b
Farmasi/Farmasi Universitas Buana Perjuangan, Karawang, Jawa Barat, Indonesia.

E-mail: engkunqurotulaeni@gmail.com

ABSTRAK
Latar belakang: Alergi merupakan efek samping dari sistem imun, Pencetus alergi
bisa makanan yang mengandung proein tinggi, polusi, perubahan cuaca dan faktor
keturunan. Buah stroberi merupakan buah populer di Indonesia, penggunaannya
sebagain olahan minuman dan makanan. Buah stroberi mengandung senyawa
polifenol. Terkait dengan penelitian sebelumnya polifenol dapat memberikan efek anti
alergi. Tujuan: Mengetahui efek antialergi dari jus stroberi dan mengetahui dosis jus
stroberi terhadap reaksi anafilaksi kutan aktif Metode: anafilaksis kutan aktif pada
punggung mencit yang diinduksi dengan ekstrak udang 30% selama 21 hari. Jus
stroberi diberikan dengan dosis 0,15 g/20 g BB mencit, 0,30 g/20 BB mencit dan 0,60
g/20 BB mencit yang diberikan secara oral 30 menit sebelum diberikan induktor
sebanyak 0,01 ml. Parameter yang diamati adalah perubahan diameter bentol. Hasil:
menunjukan bahwa jus stroberi dengan dosis 0,60 g/20 BB mencit mampu memberikan
penurunan diameter bentol lebih besar dibandingkan dengan dosis yang lain dimulai
pada menit 90. Uji statistik menggunakan metoda ANAVA dengan selang kepercayaan
90 % (α = 0,1) menunjukan perubahan bermakna diameter bentol pada dosis tersebut.
Kesimpulan: Pada uji dosis tiga mampu memberikan penurunan diameter bentol lebih
besar dibandingkan dengan uji dosis satu dan uji dosis dua. Terutama pada menit 105
memberikan hasil yang berbeda bermakna dibandingkan dengan kontrol positif (P =
0,00) dan tidak berbeda bermakna dibandingkan cetirizin (P = 0,99).

Kata Kunci: Jus stroberi (Fragaria x ananassa (Duchesne) Guedes), Antialergi,


Anafilaksis Kutan Aktif, Ekstrak udang.

Buku Abstrak
Pertemuan Ilmiah Tahunan Ikatan Apoteker 2021
Tema: “The Opportunities of Pharmacists’ Digital Services in Pandemic Recovery”
| 215
Uji Aktivitas Antioksidan dengan metode DPPH (1,1-Diphenyl-2-picryl
Hidrazil) Ekstrak Etil Asetat Sargassum polycystum dari Perairan
Sumbawa
Erlia Anggrainy Sianipar (poster)a*, Jonathan A N Solangb, Agustina DR Nurcahyantic
a,b,c
Program Studi Farmasi, Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan, Universitas Katolik
Indonesia Atma Jaya, Jakarta, Indonesia

E-mail: erlia.anggarainy@atmajaya.ac.id

ABSTRAK
Latar belakang: Indonesia telah dikenal sebagai negara kepulauan terbesar di dunia,
dimana tiga per empat wilayahnya merupakan daerah perairan sehingga
menjadikannya negara yang kaya akan sumber daya hayati laut. Sumbawa merupakan
salah satu wilayah perairan di Indonesia yang memiliki sumber daya hayati laut yang
cukup tinggi seperti alga coklat. Salah satu jenis alga coklat yang telah dibudidayakan
dan dimanfaatkan masyarakat sekitar yaitu Sargassum polycystum (S. polycystum),
dimana diketahui mengandung senyawa bioaktif seperti fenolik, terpenoid, steroid,
flavonoid, karotenoid, dan polisakarida serta memiliki berbagai aktivitas farmakologi.
Kandungan senyawa dalam S. polycystum diyakini memiliki aktivitas antioksidan.
Antioksidan dapat mengikat radikal bebas dan mencegah terjadinya oksidasi sehingga
berpotensi dapat mencegah dan mengobati berbagai penyakit.. Tujuan: Penelitian ini
bertujuan untuk menganalisis aktivitas antioksidan dari ekstrak etil asetat S. polycystum
yang berasal dari perairan Sumbawa dengan metode DPPH (1,1-Diphenyl-2-picryl
Hidrazil). Metode: S. polycystum diekstraksi dengan pelarut etil asetat menggunakan
metode soxhlet. Uji aktivitas antioksidan dilakukan dengan metode DPPH dengan
vitamin C sebagai pembanding (2, 4, 6, 8, 10 µg/mL). Hasil: Persentase randemen
ekstrak etil asetat diperoleh sebesar 0,649 %. Pengukuran aktivitas antioksidan dengan
menggunakan metode DPPH menunjukkan nilai IC50 (inhibitory concentration)
ekstrak etil asetat S. polycystum sebesar 744,726 ± 27,393 µg/mL dan kontrol positif
vitamin C sebesar 5,498 ± 0,333 µg/mL. Kesimpulan: Ekstrak etil asetat S. polycystum
berpotensi sebagai senyawa antioksidan dengan nilai IC50 744,726 µg/mL, namun
diperlukan penelitian lebih lanjut mengenai senyawa apa saja yang terdapat dalam
ekstrak etil asetat S. polycystum agar mempermudah dalam menentukan metode
pengukuran aktivitas antioksidan yang tepat.
Kata Kunci: Sargassum polycystum, antioksidan, DPPH, Sumbawa, Ekstrak etil asetat

Buku Abstrak
Pertemuan Ilmiah Tahunan Ikatan Apoteker 2021
Tema: “The Opportunities of Pharmacists’ Digital Services in Pandemic Recovery”
| 216
MIKROGRANUL MUKOADHESIF EKSTRAK DAUN SALAM
(Syzygium polyanthum (Wight.)) DENGAN PERBEDAAN POLIMER
HPMC DAN KITOSAN

Erni Rustiania, Bina Lohita Sarib , Dea Safira Nur Izmahc


a,b,c
Program Studi Farmasi, Fakultas MIPA – Universitas Pakuan

E-mail : ernirustiani@unpak.ac.id

ABSTRAK
Latar belakang : Daun salam (Syzygium polyanthum (Wight.)) mengandung senyawa
polifenol yang bermanfaat dalam pengobatan hiperkolesterolemia dengan menurunkan
kadar low density lipoprotein (LDL). Bentuk sediaan mikrogranul mukoadhesif mampu
memperpanjang waktu kontak zat aktif dengan mukosa sehingga efek terapi lebih baik.
Tujuan : Penelitian ini bertujuan membuat mikrogranul mukoadhesif ekstrak daun salam
dengan perbedaan polimer Hidroksi Propil Metil Selulosa (HPMC) dan kitosan. Metode
: Sediaan dibuat sebanyak 4 formula yaitu formula I (HPMC 25%), formula II (HPMC
30%), formula III (Kitosan 25%) dan formula IV (Kitosan 30%). Mikrogranul dibuat
dengan metode granulasi basah. Parameter pengujian mikrogranul meliputi kadar air, laju
alir, sudut diam, ukuran partikel, kadar polifenol total, uji wash off dan uji morfologi.
Hasil : Hasil penelitian mikrogranul mukoadhesif ekstrak daun salam menunjukkan
seluruh formula memiliki kadar air < 5%, laju alir dan sudut diam termasuk mudah
mengalir. Ukuran mikrogranul berada pada range 48,7 – 637 µm dengan kadar polifenol
total 4,15 – 4,27%. Hasil uji wash off menunjukkan kadar polifenol total mikrogranul di
lambung 1,33 - 3,23 % (31,97 - 75,63%) dan di usus 1,26 – 3,76% (27,95 - 88,03%).
Kesimpulan : Mikrogranul mukoadhesif ekstrak daun salam terbaik menggunakan
polimer HPMC 30%.

Kata kunci: Daun salam, HPMC, Kitosan, mikrogranul mukoadhesif, wash off.

Buku Abstrak
Pertemuan Ilmiah Tahunan Ikatan Apoteker 2021
Tema: “The Opportunities of Pharmacists’ Digital Services in Pandemic Recovery”
| 217
Pengaruh Usia Dan Jenis Kelamin Terhadap Pengetahuan Serta Perilaku
Penggunaan Suplemen Di Masa Pandemi Pada Mahasiswa S1 Farmasi
Iik Bhakti Wiyata Kediri

Esti Ambar Widyaningrum,a Wika Admaja,b Badiaturisa Masyriqoh*c


a
Dosen Farmasi/S1 Farmasi/Fakultas Farmasi, IIK Bhakti Wiyata Kediri, Jatim, Indonesia;
b
Dosen Farmasi/S1 Farmasi/Fakultas Farmasi, IIK Bhakti Wiyata Kediri, Jatim, Indonesia;
c
Mahasiswa S1 Farmasi/Fakultas Farmasi, IIK Bhakti Wiyata Kediri, Jatim, Indonesia
E-mail: esti.ambar@iik.ac.id
ABSTRAK
Latar belakang: Pada akhir tahun 2019 ditemukan adanya temuan virus baru SARS-
CoV-2 dan penyakitnya disebut Corona Virus 2019 (COVID-19). Virus ini dapat
menyebabkan berbagai gangguan terutama gangguan pada saluran pernapasan mulai
dari flu biasa sampai sindrom pernapasan akut. Upaya pemerintah dan masyarakat guna
mencegah penyebaran virus tersebut yaitu dengan protokol 5M serta dengan
menguatkan imun yang salah satunya melalui konsumsi suplemen kesehatan, baik
diperoleh melalui resep dokter maupun secara bebas di apotek. Diperlukan
pengetahuan yang memadai agar pemilihan dan penggunaan suplemen aman dan
rasional. Tujuan: Untuk mengetahui pengaruh usia dan jenis kelamin terhadap
pengetahuan serta perilaku penggunaan suplemen yang rasional untuk meningkatkan
imunitas tubuh pada mahasiswa S1 Farmasi IIK Bhakti Wiyata Kediri selama pandemi
COVID-19. Metode: Penelitian observational analitik secara cross sectional dengan
responden mahasiswa S1 Farmasi IIK Bhakti Wiyata Kediri. Teknik pengambilan
sampel menggunakan purposive sampling. Instrumen dalam penelitian ini yaitu
kuesioner online yang disebarkan melalui grup whatsapp pada tiap angkatan. Hasil:
Data diperoleh dari 372 responden dan dianalisis dengan uji Chi-Square. Hasil
penelitian menunjukkan tingkat pengetahuan mayoritas cukup baik 58,9% dengan
perilaku positif 56,2%. Dari analisis dengan Chi-Square diketahui ada pengaruh usia
terhadap pengetahuan dengan p value 0.000≤0.05 tetapi tidak ada pengaruh usia
terhadap perilaku (0.0617>0.05). Berdasarkan jenis kelamin diketahui ada pengaruh
jenis kelamin terhadap pengetahuan serta perilaku (p value ≤ 0.05) Kesimpulan: Ada
pengaruh usia, jenis kelamin terhadap pengetahuan dan perilaku, sedangkan usia tidak
berpengaruh terhadap perilaku penggunaan supplemen kesehatan peningkat imunitas
tubuh selama pandemic COVID-19
Kata Kunci: Suplemen, pengetahuan, perilaku, usia, jenis kelamin

Buku Abstrak
Pertemuan Ilmiah Tahunan Ikatan Apoteker 2021
Tema: “The Opportunities of Pharmacists’ Digital Services in Pandemic Recovery”
| 218
Histologi Insula Langerhans dan Kadar Insulin Setelah Pemberian
Ekstrak Kayu Manis dibandingkan dengan Ekstrak Temulawak
Eva Nurinda (poster),a Nurul Kusumawardani,b Emelda c
a
Farmasi/Sarjana Farmasi/Fakultas Ilmu-Ilmu Kesehatan, Universitas Alma Ata, Kabupten
Bantul, DIY, Indonesia; bFarmasi/Sarjana Farmasi/Fakultas Ilmu-Ilmu Kesehatan,
Universitas Alma Ata, Kabupten Bantul, DIY; c Farmasi/Sarjana Farmasi/Fakultas Ilmu-Ilmu
Kesehatan, Universitas Alma Ata, Kabupten Bantul, DIY, Indonesia
E-mail: evanurinda@almaata.ac.id
ABSTRAK
Latar belakang: Angka kejadian efek samping pemberian terapi antidiabetes pada
pasein geriatri dengan diabetes mellitus tipe 2 yang mengalami hipoglikemia adalah
36%. Indonesia memiliki banyak sumber daya alam seperti berbagai macam herbal
yang dapat dimanfaatkan. American Diabetes Association (ADA) mengangkat isu
tentang “Unproven Therapies” yang mendorong langkah observasi klinis untuk
mengevaluasi efektivitas obat herbal dan waspada terhadap resiko-resiko yang
mungkin timbul. Tujuan: Menganalisis perbedaan pemberian ekstrak etanolik kayu
manis (C. zeylanicum) dengan temulawak (C. xanthorrhiza) dalam meningkatkan
kadar insulin darah dan juga perbaikan histologi sel-sel pankreas tikus dengan
permodelan T2DM. Metode: Tikus diinduksi dengan streptozotosin, pemberian
ekstrak etanolik kayu manis dan temulawak selama 10 hari. Kadar insulin darah dan
histologi sel-sel pankreas diamati pada akhir rangkaian intervensi ekstrak etanolik.
Hasil: Terdapat perbedaan yang signifikan rerata perubahan kadar insulin kelompok
kontrol negatif (hyperglikemia) terhadap ketiga kelompok perlakuan. Nilai rerata
kemampuan senyawa uji dalam meningkatkan kadar insulin pada kelompok perlakuan
glibenklamid, kayu manis, dan temulawak didapatkan (mean±SD) masing-masing
sebesar 110,05±13,08µg /mL; 127,90±10,29µg/mL; 119,06±10,11 µg/mL dengan hasil
yang berbeda tidak bermakna diantara kelompok glibenklamid dan temulawak
(p=0,100) dan berbeda signifikan antara kelompok glibenklamid dengan kelompok
kayu manis (p=0.002). Hasil uji Spearman’s Rho menunjukan adanya korelasi yang
kuat antara berat badan dengan serum insulin (r=0,708; p<0.001). Histologi insula
langerhans kelompok hewan yang diberikan glibenklamid, ekstrak etanolik kayu
manis, dan temulawak tidak menunjukkan nekrosis sel seperti yang ditunjukkan pada
kelompok hiperglikemi. Kesimpulan: Penelitian ini tidak mampu memperbaiki berat
badan, namun pemberian ekstrak kayu manis mampu memperbaiki serum insulin
secara adekuat dan juga perbaikan sel insula Langerhans yang setara dengan
glibenklamid pada tikus dengan permodelan T2DM.
Kata Kunci: diabetes mellitus, insulin, pankreas, kayu manis, temulawak

Buku Abstrak
Pertemuan Ilmiah Tahunan Ikatan Apoteker 2021
Tema: “The Opportunities of Pharmacists’ Digital Services in Pandemic Recovery”
| 219
PERBEDAAN EFEKTIVITAS EDUKASI BEYOND USE DATE
MELALUI BUKU SAKU DAN VIDEO TERHADAP TINGKAT
PENGETAHUAN
Elsa Ignatia Veronica,a Sherly Tandi Arrang (oral/poster),a Dion Notario,a
a
Program Studi Farmasi, Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan, Universitas Katolik
Indonesia Atma Jaya
DKI Jakarta, Indonesia
E-mail: sherly.tandiarrang@atmajaya.ac.id
ABSTRAK
Latar belakang: Stabilitas sediaan obat sangat penting untuk dijaga karena dapat
mempengaruhi mutu, efektivitas, dan keamanan sediaan obat tersebut. Apabila
kemasan primer dari suatu sediaan obat dibuka, maka stabilitas sediaan tersebut
beresiko mengalami penurunan. Durasi stabilitas suatu sediaan obat dikorelasikan
dengan masa kadaluarsa. Masa kadaluarsa sediaan obat yang sudah dibuka dari
kemasan aslinya atau setelah diracik atau dicampur dengan sediaan lain dikenal dengan
beyond use date (BUD). Penelitian mengenai tingkat pengetahuan masyarakat
mengenai BUD masih kurang dan hasil dari beberapa penelitian menunjukkan bahwa
masyarakat belum mengetahui dan memahami tentang BUD. Tujuan: Oleh sebab itu,
dilakukan penelitian untuk menilai perbedaan efektivitas media edukasi (buku saku dan
video) terhadap pengetahuan terkait BUD. Metode: Penelitian yang dilakukan
merupakan penelitian kuantitatif, dengan design penelitian eksperimental yaitu
mengukur pengetahuan responden sebelum (pre-test) dan sesudah (post-test) diberikan
edukasi melalui media edukasi berupa buku saku atau video. Pengumpulan data
dilakukan menggunakan kuesioner, kemudian dilakukan analisis univariat, bivariat,
dan multivariat dengan menggunakan software R. Jumlah responden pada penelitan ini
adalah 70 orang, kelompok dibagi menjadi dua yaitu kelompok buku saku (35 orang)
dan kelompok video (35 orang). Hasil: Berdasarkan hasil analisis diperoleh bahwa
setelah diberikan edukasi terdapat perubahan terhadap pengetahuan responden.
Sebanyak 60% responden kelompok buku saku memiliki pengetahuan yang kurang
sebelum diberikan edukasi dan setelah diberi edukasi 74% responden memiliki
pengetahuan yang baik (p=0,01). Dalam kelompok video, terjadi peningkatan dalam
kelompok responden pengetahuan baik, yaitu sebelum diberikan edukasi jumlahnya
37%, meningkat menjadi 43% setelah diberikan edukasi (p=0,01). Pada analisis regresi
diperoleh hasil bahwa media edukasi memiliki pengaruh yang signifikan terhadap
pengetahuan responden terkait BUD (p=0,04). Kesimpulan: Edukasi baik dengan
buku saku dan video meningkatkan pengetahuan mengenai BUD, namun video
memberikan peningkatan pengetahuan yang lebih baik.

Kata Kunci: Beyond Use Date (BUD), Pengetahuan, Media Edukasi, Buku Saku,
Video

Buku Abstrak
Pertemuan Ilmiah Tahunan Ikatan Apoteker 2021
Tema: “The Opportunities of Pharmacists’ Digital Services in Pandemic Recovery”
| 220
Eupatorin: Sumber Tanaman, Aktifitas Farmakologi dan Mekanisme
Kerja (Review)
Fahrauk Faramayudaa,b, Totik Sri Marianic, Elfahmia,d, Sukrasnoa
a
School of Pharmacy, Institut Teknologi Bandung (ITB), Bandung, West Java, Indonesia
b
Faculty of Pharmacy Universitas Jenderal Achmad Yani, Cimahi, West Java, Indonesia
c
School of Life Sciences and Technology, Institut Teknologi Bandung (ITB), Bandung, West
Java, Indonesia, 40132.
d
Biosceinces and Biotechnology Research Center, Institut Teknologi Bandung (ITB),
Bandung, West Java, Indonesia, 40132.
corresponding author: fahrauk.faramayuda@lecture.unjani.ac.id
ABSTRAK
Latar belakang: Eupatorin (3′,5-dihydroxy-4′,6,7-trimethoxyflavone) merupakan
senyawa flavon polimetoksi yang terdapat pada beberapa tanaman salah satunya adalah
Orthosiphon aristatus. Eupatorin memiliki beberapa aktivitas farmakologi salah
satunya sebagai anti kanker. Tujuan: Review ini bertujuan untuk menyusun laporan
terkini dari informasi ilmiah yang telah dipublikasikan tentang sumber tanaman,
aktivitas farmakologi dan mekanisme kerja dari senyawa eupatorin. Metode: Data
diambil dari berbagai situs jurnal online seperti Pubmed, Researchgate dan Scopus.
Aspek yang dibahas pada review ini meliputi sumber tanaman, hasil uji in vitro dan in
vivo serta mekanisme kerja senyawa eupatorin. Hasil: Tanaman yang mengandung
eupatorin adalah Tanacetum vulgare, Lantana montevidensis, Orthosiphon aristatus,
Salvia mirzayanii dan Ballota limbata. Berdasarkan data uji aktifitas in vitro dan in
vivo eupatorin mempunyai potensi yang sangat baik untuk terapi kanker payudara,
kolon, prostat dan leukimia. Selain sebagai anti kanker eupatorin mempunyai aktivitas
anti inflamasi, anti hipertensi, antibakteri, antioksidan, antidiabetes dan
hepatoprotektif. Studi farmakokinetik senyawa eupatorin masih terbatas pada profil
metabolisme dan belum ada publikasi data toksisitas dari senyawa eupatorin.
Kesimpulan: Eupatorin mempunyai potensi dikembangkan menjadi kandidat obat
baru terutama untuk terapi kanker payudara. Beberapa pengembangan penelitian masih
harus terus dilakukan terutama uji toksisitas untuk menjamin keamanan penggunaan
eupatorin. Bila data pra klinis, profil farmakokinetik dan keamanan sudah lengkap
maka eupatorin bisa dilanjutkan pada tahap uji klinis.
Kata Kunci: Eupatorin, sumber tanaman, aktivitas farmakologi, anti kanker,
mekanisme kerja.

Buku Abstrak
Pertemuan Ilmiah Tahunan Ikatan Apoteker 2021
Tema: “The Opportunities of Pharmacists’ Digital Services in Pandemic Recovery”
| 221
Penetapan Kadar Polifenol dan Flavonoid Kalus Kumis Kucing
(Orthosiphon aristatus (Blume) Miq.) Varietas Ungu
Fahrauk Faramayudaa,b, Soraya Riyantib, Ari Sri Widyaswarib, Zaini Alfahmib, Sultan
Shalahudin Jamalb, Totik Sri Marianic, Elfahmia,d, Sukrasnoa
a
School of Pharmacy, Institut Teknologi Bandung, Bandung, West Java, Indonesia
b
Faculty of Pharmacy Universitas Jenderal Achmad Yani, Cimahi, West Java, Indonesia
c
School of Life Sciences and Technology, Institut Teknologi Bandung, Bandung
d
Biosceinces and Biotechnology Research Center, Institut Teknologi Bandung
corresponding author: fahrauk.faramayuda@lecture.unjani.ac.id

ABSTRAK

Latar belakang: Tanaman Kumis kucing (Orthosiphon aristatus (Blume) Miq) yang tumbuh
di Indonesia adalah kumis kucing berbunga putih, berbunga ungu, dan berbunga putih corak
ungu. Kualitas dari kandungan metabolit sekunder dari tiap tanaman kumis kucing berbeda
karena tergantung dari pengaruh lingkungan sepeti curah hujan atau kadar mineral tanah, untuk
mengatasi kendala tersebut maka digunakan metode kultur jaringan tanaman seperti kultur
kalus atau kultur sel karena metode ini tidak tergantung pada lingkungan dan dapat
menghasilkan metabolit sekunder seperti yang dihasilkan tanaman asal. Kumis kucing
memiliki kandungan senyawa metabolit sekunder utama yaitu asam rosmarinat, eupatorin, dan
sinensetin. Asam rosmarinat termasuk golongan fenolik sedangkan sinensetin dan eupatorin
golongan flavonoid. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk menentukan jumlah kadar
polifenol dan flavonoid pada kumis kucing varietas ungu serta menentukan perbandingan
metabolit sekunder kalus kumis kucing dengan tanaman asal (wild type). Metode: Penentuan
kadar polifenol menggunakan pereaksi folin ciocalteau. Dasar penentuan kadar flavonoid
berdasarkan kolorimetri dengan menggunakan pereaksi AlCl3 yang spesifik terhadap senyawa
flavon dan flavonol. Hasil: Kadar polifenol yang terdapat pada ekstrak etanol kalus dan daun
kumis kucing varietas ungu adalah 16,056 ± 0,204 mgQE/g dan 30,780 ± 0,425 mgQE/g,
sedangkan untuk kadar polifenol ekstrak etil asetat kalus dan daun kumis kucing varietas ungu
15,489 ± 0,425 mgQE/g dan 13,262 ± 0,044 mgQE/g. Kadar flavonoid yang terdapat pada
ekstrak etanol daun kumis kucing 1,39±0,03 mgQE/g dan kalus 0,16±0,02 mgQE/g. Pada
ekstrak etil asetat daun kumis kucing 2,16±0,012 mgQE/g dan kalus 2,24±0,010 mgQE/g.
Kesimpulan: Kadar polifenol dan flavonoid pada ekstrak etil asetat kalus lebih besar daripada
ekstrak etil asetat daun kumis kucing varietas ungu (wild type).

Kata Kunci: O, aristatus, analisa kuantitatif, kalus, polifenol, flavonoid

Buku Abstrak
Pertemuan Ilmiah Tahunan Ikatan Apoteker 2021
Tema: “The Opportunities of Pharmacists’ Digital Services in Pandemic Recovery”
| 222
Pengaruh Resveratrol Terhadp Indek Organ Mencit Yang Terinfeksi
Plasmodium berghei

Faizal Hermanto, Sri Wahyuningsih, Fizqie Adhary

Fakultas Farmasi, Universitas Jenderal Achmad Yani, Cimahi,Jawa Barat, Indonesia;

E-mail: faizal.hermanto@lecture.unjani.ac.id

ABSTRAK
Latar belakang: Malaria merupakan penyakit infeksi yang disebabkan oleh parasit
Plasmodium sp dan ditularkan ke manusia melalui gigitan nyamuk Anopheles betina.
Salah satu ciri patologis infeksi malaria adalah pembesaran organ limpa, hati dan ginjal
yang disebabkan oleh banyaknya eritrosit yang terinfeksi. Resveratrol dilaporkan
memiliki aktivitas antimalaria, antioksidan, antikanker, kardioprotektif,
imunomoduator, antiinflamasi. Pengaruh resveratrol terhadap organ mencit yang
terinfeksi Plasmodium berghei masih belum banyak diketahui. Tujuan: menguji
pengaruh resveratrol terhadap organ limpa, hati dan ginjal pada mencit yang terinfeksi
Plasmodium berghei Metode: mencit Swiss webster yang telah terinfeksi Plasmodium
berghei dengan tingkat parasitemia 1-2% kemudian dikelompokan secara acak menjadi
kelompok kontrol negatif yang diberikan Na CMC 0,5 %, kelompok kontrol positif
diberikan kloroquin 20 mg/kg BB dan kelompok uji diberikan resveratrol dosis 25
mg/kg BB; 50 mg/kg BB ; 100 mg/kg BB yang diberikan secara peroral selama 7 hari.
Parameter pengamatan meliputi indek organ, pengamatan makroskopis dan
mikroskopis organ limpa, hati dan ginjal. Hasil: resveratrol dosis 25 mg/kg bb; 50
mg/kg bb ; 100 mg/kg bb memiliki nilai indeks organ limpa, hati, dan ginjal yang lebih
kecil bila dibandingkan dengan kelompok kontrol (P<0,05). Hasil pengamatan
histologi limpa, hati, dan ginjal pada mencit yang diberikan resveratrol berbagai dosis
menunjukan adanya perbaikan sel. Kesimpulan: resveratrol dosis 25 mg/kg bb; 50
mg/kg bb ; 100 mg/kg bb mempengaruhi terhadap indek organ pada mencit yang
terinfeksi P. berghei.
Kata Kunci: Malaria, Resveratrol, Plasmodium berghei.

Buku Abstrak
Pertemuan Ilmiah Tahunan Ikatan Apoteker 2021
Tema: “The Opportunities of Pharmacists’ Digital Services in Pandemic Recovery”
| 223
Formulasi Dan Evaluasi Masker Gel Peel-Off
Ekstrak Minyak Buah Merah Papua
(Pandanus conoideus Lam) Untuk Perawatan Kulit Wajah
Fajar Setiawan, Saka Bekti Subagja, Anna Yuliana, Lusi Nurdianti
Prodi Farmasi STIKes BTH Tasikmalaya, Jl. Cilolohan No. 36 Kel. Kahuripan Tawang,
Tasikmalaya, Indonesia
E-mail: fajarsetiawan@stikes-bth.ac.id

ABSTRAK
Latar belakang: Buah merah papua (Pandanus conoideus Lam) adalah salah satu
spesies dari genus Pandanus yang tumbuh secara alami hampir diseluruh tanah papua
yang memiliki potensi antioksidan yang kuat yang banyak diaplikasikan dalam
perawatan kulit. Tujuan: Untuk mengetahui formulasi pembuatan sediaan dan evaluasi
masker gel peel-off dengan menggunakan variasi konsentrasi ekstrak minyak buah
merah papua. Metode: Melakukan optimasi formula masker gel peel-off untuk
memperoleh kualitas sediaan yang bermutu tinggi melalui tahapan evaluasi meliputi
uji organoleptik, homogenitas, pH, uji penyebaran, uji daya kering, uji iritasi kulit, uji
viskositas, dan pengujian hedonik Hasil: Sediaan masker gel peel-off ekstrak minyak
buah merah papua berhasil dikembangkan dengan stabilitas fisik yang baik dari hasil
pengujian evaluasi. Kesimpulan: Formula masker gel peel-off yang terbaik dalam
penelitian adalah formula dengan konsentrasi ekstrak minyak buah merah Papua
0,5%b/v.

Kata Kunci: masker gel peel-off, minyak buah merah papua, perawatan kulit wajah,
antioksidan.

Buku Abstrak
Pertemuan Ilmiah Tahunan Ikatan Apoteker 2021
Tema: “The Opportunities of Pharmacists’ Digital Services in Pandemic Recovery”
| 224
Studi In Silico Molekular Docking Dan Prediksi Toksisitas Senyawa
Turunan Vemurafenib Terhadap Target Molekul Melanoma Inhibitory
Activity (MIA) Sebagai Antimelanoma (Kanker Kulit)

Fauzan Zein Muttaqin (poster),a Anita Pramudya Ratna Sari,a Fransiska Kurniawan b

a
Fakultas Farmasi, Universitas Bhakti Kencana, Bandung, Jawa Barat, Indonesia;
b
Sekolah Farmasi, Institut Teknologi Bandung, Bandung, Jawa Barat, Indonesia

E-mail: fauzanzein@bku.ac.id

ABSTRAK
Latar belakang: Melanoma merupakan salah satu kanker yang memiliki angka
mortalitas tinggi di Indonesia. Agen potensial terbaru sebagai antimelanoma adalah
Melanoma Inhibitory Activity (MIA/5IXB), tetapi molekul target tersebut belum
diketahui letak binding pocket interaksinya. Secara in vivo diketahui bahwa senyawa
Vemurafenib aktif sebagai antimelanoma, sehingga dapat digunakan sebagai senyawa
pemandu. Tujuan: Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengkaji letak binding
pocket tersebut dan interaksi yang terjadi antara makromolekul dengan senyawa uji
serta mengetahui potensi toksik senyawa uji. Metode: Dilakukan pendekatan secara in
silico dengan metode blind docking antara Vemurafenib dengan makromolekul MIA.
Hasil: Diperoleh hasil terbaik dari pembagian area grid box pada area ke-3 dengan nilai
∆G −7,80 kkal/mol. Hasil validasi docking diperoleh nilai ∆G −11,06 kkal/mol dengan
nilai rata-rata RMSD 1,788 Å serta diketahui residu asam amino yang berperan yaitu
MET31, TYR30, dan PRO33. Hasil docking terarah pada 45 senyawa uji yang paling
potensial yaitu Senyawa-17 dengan nilai ∆G −11,31 kkal/mol dan residu asam amino
yang terkonfirmasi adalah TYR30 (ikatan hidrofobik). Ikatan hidrofobik tersebut yang
bertanggung jawab dalam mekanisme MIA sebagai penghambat metastasis sel
melanoma dalam tubuh. Prediksi toksisitas menunjukkan Senyawa-17 tidak
menyebabkan toksik dan negatif terhadap faktor mutagenik. Kesimpulan: Kesimpulan
penelitian ini diperoleh letak binding pocket makromolekul MIA(5IXB) dengan
senyawa vemurafenib yaitu pada residu asam amino MET31, TYR30, dan PRO33
dengan interaksi ikatan hidrogen dan ikatan hidrofobik, selain itu telah diperoleh
senyawa uji yang potensial yaitu senyawa-17 yang bersifat tidak toksik dan tidak
mengandung faktor mutagenik.
Kata Kunci: Binding pocket, Blind docking, Melanoma, MIA, TYR30, Vemurafenib
Buku Abstrak
Pertemuan Ilmiah Tahunan Ikatan Apoteker 2021
Tema: “The Opportunities of Pharmacists’ Digital Services in Pandemic Recovery”
| 225
Health Related Quality of Life Pasien Chronic Kidney Disease dengan
Hemodialisa Menggunakan Instrumen EQ-5D-5L di Pekanbaru

Ferdy Firmansyaha*, Tiara Tri Agustinia, Tri Murti Andayanib


a
Farmasi, Sekolah Tinggi Ilmu Farmasi Riau, Pekanbaru
b
Farmasi, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta
Email: ferdyfirmansyah@stifar-riau.ac.id

Abstrak

Latar belakang: Kualitas hidup merupakan salah satu indikator keberhasilan terapi
pasien Chronic Kidney Disease (CKD) yang menjalani hemodialisa (HD). Kualitas
hidup yang berpengaruh terhadap fisik, kesehatan mental, status fungsi, dan
kemandirian. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh karakteristik
pasien CKD dengan HD terhadap skore index utilitas dan mengetahui korelasi dimensi
terhadap nilai utility yang diukur menggunakan EuroQuality of life-5-dimension 5 level
(EQ-5D-5L). Metode: Penelitian dilakukan dengan pendekatan observasional
menggunakan rancangan cross sectional pada populasi CKD di wilayah kota
Pekanbaru. Kuesioner EQ-5D-5L diberikan kepada 122 pasien untuk mengukur skore
index utilitas. Perbedaan skore index utilitas berdasarkan karakteristik pasien diuji
menggunakan Mann Whitney dan Kruskal Wallis, sedangkan korelasi antar domain
EQ-5D-5L dengan score utility digunakan Pearson Correlation. Hasil: Nilai utility
rata-rata pasien CKD adalah 0,24±0,27. Instrumen ini dapat membedakan nilai utility
berdasarkan sosiodemografi, dan hanya pada kategori usia, tingkat pendidikan, dan
komorbid yang memiliki perbedaan signifikan (p<0,05). Berdasarkan Spearmen
Correlation maka didapatkan hasil bahwa kategori usia memiliki pengaruh yang paling
besar jika dibandingkan dengan tingkat pendidikan dan komorbid dengan nilai korelasi
-0,258. Validitas konstruk internal menunjukkan korelasi yang sangat kuat pada
dimensi mobility (-0,815) diikuti dengan usual activities (-0,773) dan self-care (-0,730)
dengan skore utilitas, sedangkan pada dimensi pain dan anxiety menunjukkan korelasi
yang kuat. Kesimpulan: Instrumen EQ-5D-5L dapat membedakan skore utility
berdasarkan usia dan menunjukkan korelasi yang sangat kuat pada domain mobility.

Kata kunci: CKD; EQ-5D-5L; HRQOL; utility index

Buku Abstrak
Pertemuan Ilmiah Tahunan Ikatan Apoteker 2021
Tema: “The Opportunities of Pharmacists’ Digital Services in Pandemic Recovery”
| 226
Pengembangan Kulit Buah Kakao Sebagai Terapi Baru Diabetes
Neuropati Bertarget Transient Receptor Protein Vanilloid-1 (TRPV1):
Studi in silico
Pungky Azarotul Nisaa, Alviyani Mahdalina Adzania, Sinta Noor Amalia a, Risa Maulidiana
Eka Yuniar a, Fania Mufti Mufidah a, F A Fajrin*b
a
Fakultas Farmasi, Universitas Jember, Jember, Jawa Timur, Indonesia; b Farmasi Klinik
dan Komunitas, Fakultas Farmasi, Universitas Jember, Jember, Jawa Timur,Indonesia.

E-mail: fifteen.farmasi@unej.ac.id

ABSTRAK
Latar belakang: Kakao (Theobroma cacao L.) merupakan salah satu komoditas
unggulan yang dapat ditemukan di Indonesia. Transient receptor potential vanilloid 1
(TRPV1) merupakan saluran ion yang ada pada neuron sensorik yang diaktivasi oleh
proton, capsaicin, panas, serta berbagai endogen lipid yang disebut endovanilloid.
Pengaktifan TRPV1 terbukti berkaitan dengan kondisi nyeri neuropati diabetes.
Tujuan: Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk menetapkan komponen
fitokimia dan memprediksi aktivitas senyawa-ligan uji dari ekstrak kulit buah kakao
terhadap TRPV-1 dan toksisitasnya. Metode: Kulit buah kakao diekstraksi
menggunakan etanol 96% dengan maserasi. Skrining fitokimia menggunakan KLT
untuk menentukan adanya senyawa flavonoid, alkaloid, tanin, saponin, terpenoid dan
steroid. Penetapan kadar total fenolik menggunakan spektrofotometri dengan pereaksi
Folin Ciocalteu. Uji in silico terhadap TRPV1 menggunakan Molegro Virtual Docker,
sedangkan uji toksisitas menggunakan pkCSM. Hasil: Hasil skrining fitokimia
menunjukkan bahwa ekstrak etanol kulit buah kakao mengandung alkaloid, flavonoid,
tanin, saponin, dan triterpenoid. Kadar total fenolik dari ekstrak etanol kulit buah kakao
sebesar 1373,33 ± 4,82 mg GAE/g ekstrak. Secara in silico didapatkan prediksi bahwa
senyawa kimia aktif dari kulit buah kakao dengan afinitas paling kuat terhadap TRPV1
adalah Phlorofacofuroeckol-A (-95,7785 ± 1,868), Katekin (-92,6868 ± 2,681), 7-
phloroeckol (-91,9788 ± 0,356), dan Resveratrol (-91,1921 ± 0,579). Prediksi
toksisitas senyawa kimia aktif dari kulit buah kakao secara in silico diketahui bahwa
senyawa dengan keamanan terbaik serta memenuhi aturan Lipinski secara berurutan
ialah Katekin, Resveratrol, dan 7-phloroeckol. Kesimpulan: Berdasarkan hal ini,
maka Katekin, Resveratrol, dan 7-phloroeckol dari kulit buah kakao yang potensial dan
aman untuk dikembangkan sebagai terapi pada nyeri neuropati diabetes.
Kata Kunci: Kulit buah kakao, nyeri neuropati diabetes, total fenolik, TRPV1
Buku Abstrak
Pertemuan Ilmiah Tahunan Ikatan Apoteker 2021
Tema: “The Opportunities of Pharmacists’ Digital Services in Pandemic Recovery”
| 227
Deteksi Pembentukan Ko-amorf Candesartan Cilexetil dengan L-Arginin
dan Uji Kelarutannya
Fikri Alatasa*, Erina Sifa Mutmainaha, Hestiary Ratiha, Tiita Hartyana Sutarnaa
a
Kelompok Keilmuan Farmasetika dan Teknologi Farmasi, Fakultas Farmasi, Universitas
Jenderal Achmad Yani. Cimahi, Jawa Barat, Indonesia

E-mail: fikri.alatas@lecture.unjani.ac.id

ABSTRAK
Latar belakang: Candesartan cilexetil (CAN), suatu ester prodrug candesartan adalah
obat antihipertensi yang memiliki masalah utama yaitu kelarutan dalam air yang buruk.
Tujuan: Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendeteksi pembentukan ko-amorf
candesartan cilexetil-l-arginine (CAN-ARG) dan mengetahui pengaruhnya terhadao
kelarutan dan laju disolusi candesartan cilexetil. Metode: Ko-amorf CAN-ARG dibuat
dengan metode solvent-drop grinding (SDG) dengan dengan rasio molar sama banyak
campuran CAN-ARG menggunakan etanol sebagai pelarut. Pembentukan ko-amorf
CAN-ARG diidentifikasi dengan metode powder X-ray diffraction (PXRD),
differential scanning calorimetry (DSC), dan mikroskop polarisasi. Uji kelarutan
dilakukan dalam media air pada suhu kamar, sedangkan uji disolusi dilakukan dalam
larutan dapar fosfat pH 6,8. Hasil: Pola PXRD CAN-ARG berbeda dengan pola PXRD
komponen murninya. Kedua intensitas CAN dan ARG menurun secara drastis setelah
penggilingan, dan ini dapat menunjukkan pembentukan ko-amorf CAN-ARG.
Karakterisasi dengan metode DSC dan mikroskop polarisasi juga menunjukkan
perbedaan termogram dan morfologi kristal antara ko-amorf CAN-ARG dan
komponen induknya. Kelarutan candesartan cilexetil dari ko-amorf CAN-ARG 30 kali
lipat lebih tinggi dari CAN murni. Laju disolusi candesartan cilexetil meningkat secara
signifikan setelah pembentukan ko-amorf CAN-ARG. Kesimpulan: Penggilingan
campuran CAN dan ARG dengan penambahan beberapa tetes etanol dapat membentuk
ko-amorf, akibatnya terjadi konversi candesartan cilexetil dari bentuk kristal ke bentuk
amorf yang dapat meningkatkan kelarutan dan laju disolusinya.
Kata Kunci: Candesartan cilexetil, l-arginin, ko-amorf, solvent-drop grinding,
kelarutan

Buku Abstrak
Pertemuan Ilmiah Tahunan Ikatan Apoteker 2021
Tema: “The Opportunities of Pharmacists’ Digital Services in Pandemic Recovery”
| 228
FORMULASI DAN UJI EFEKTIVITAS GEL EKSTRAK BUAH
PINING (Hornstedtia alliacea) UNTUK PENYEMBUHAN LUKA
BAKAR
Firman Gustaman a, Fajar Setiawan b, Nida Nur Fadhilah b, Keni Idacahyati a, Winda Trisna
Wulandari b, Indra Indra b
a
Prodi Pendidikan Profesi Apoteker, STIKes Bakti Tunas Husada, Tasikmalaya, Jawa Barat,
Indonesia; bProdi S1 Farmasi, STIKes Bakti Tunas Husada, Tasikmalaya, Jawa Barat,
Indonesia

E-mail: firmangustaman@stikes-bth.ac.id

ABSTRAK
Latar belakang: Buah pining merupakan tanaman obat tradisional yang dapat
digunakan untuk mengobati luka bakar karena mengandung senyawa aktif bahan alam
seperti Flavonoid, Tanin, dan Saponin yang dapat bertindak sebagai antioksidan dan
antiinflamasi Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk membuat formula terbaik sediaan
gel dan menguji efektivitas sediaan gel ekstrak buah pining untuk penyembuhan luka
bakar Metode: Uji evaluasi sediaan gel yang dilakukan meliputi uji organoleptis,
homogenitas, pH, daya sebar, dan viskositas. Uji efektivitas gel dilakukan pada 5
kelompok perlakuan selama 14 hari dengan kelompok erlakuan A: Luka bakar
dioleskan Gel ekstrak buah pining 0,5%, 3x sehari, kelompok perlakuan B: Luka bakar
dioleskan Gel ekstrak buah pining 1%, 3x sehari, kelompok perlakuan C: Luka bakar
dioleskan Gel ekstrak buah pining 1,5%,3x sehari, kelompok perlakuan D: Luka bakar
dioleskan Produx x (kontrol positif), 3x sehari, kelompok perlakuan E: Luka bakar
dioleskan Basis Gel (kontrol negatif), 3x sehari. Data dianalisa secara statistik
menggunakan metode One Way Anova dilanjutkan dengan uji LSD (Least Significant
Different). Hasil: Hasil analisa One Way Anova menunjukkan adanya perbedaan rata-
rata yang pada kelompok percobaan dengan skor signifikan 0,022 (p<0,05). Gel ekstrak
buah pining (Hornstedtia alliacea) memiliki efektivitas terhadap luka bakar dengan
formula paling efektif pada konsentrasi 1,5% dengan persentase penyembuhan
19,175%. Kesimpulan: Gel ekstrak buah pining (Hornstedtia alliacea) memiliki
efektivitas terhadap luka bakar

Kata Kunci: Gel, buah pining (Hornstedtia alliacea), luka bakar

Buku Abstrak
Pertemuan Ilmiah Tahunan Ikatan Apoteker 2021
Tema: “The Opportunities of Pharmacists’ Digital Services in Pandemic Recovery”
| 229
Validasi Instrumen Penilai Stres Terkait Pandemi Covid19
Pada Ibu Hamil
Gusti Noorrizka Veronika Achmad, (poster),a Mazhar Ardhina Silmi,a Hanni Prihhastuti
Puspitasari a
a
Departemen Farmasi Praktis, Fakultas Farmasi Universitas Airlangga, Surabaya
E-mail: gusti-n-v-a@ff.unair.ac.id
ABSTRAK
Latar belakang: Ibu hamil sejatinya sudah rentan mengalami stres akibat
kehamilannya, hal ini diperparah dengan situasi akibat Covid19 seperti pembatasan
kegiatan publik, meningkatnya angka pengangguran dan juga angka kesakitan dan
kematian akibat Covid19. Stres pada ibu hamil dapat meningkatkan resiko
permasalahan kesehatan antara lain bayi dengan berat badan rendah dan kelahiran lebih
awal dari waktunya. Selama ini sudah tersedia beberapa instrumen yang digunakan
untuk menilai stres pada ibu hamil seperti instrumen yang pertama adalah Perceived
Stress Scale (PSS) dikembangkan oleh Sheldon Cohen pada tahun 1983 dan divalidasi
pada populasi multi-rasial, etnis, dan gender dan pada wanita hamil. Instrumen yang
kedua adalah bagian Perceived Stress dari Prenatal Psychosocial Profile (PPP)
dikembangkan oleh Mary Ann Curry pada tahun 1994 dan divalidasi pada populasi
pedesaan dan non-pedesaan di antara populasi multi-ras dan etnis. Walaupun instrumen
untuk mengukur stres pada ibu hamil sudah tersedia, namun tidak demikian dengan
instrumen yang mengukur stres akibat dampak pandemi pada wanita hamil. Instrumen
Pandemic Related Pregancy Stres Scale (PREPS) adalah instrumen yang menilai stres
terkait pandemi pada wanita hamil. PREPS dikembangkan oleh tim penelitian
multidisiplin dan klinis dari Department of psychology Stony Brook University,
Amerika Serikat. Tujuan: Memvalidasi Pandemic Related Pregancy Stres Scale
(PREPS) yang sudah diterjemahkan dari Bahasa Inggris ke Bahasa Indonesia. Metode:
Forward translation instrumen PREPS dilakukan oleh penerjemah profesional di
bidang kesehatan, sementara backward translation dilakukan Pusat Bahasa UNAIR.
Pre-test dan wawancara kognitif dilakukan kepada 10 orang responden. Uji validitas
konstruk dilakukan dengan Pearson Product moment sementara itu uji reliabilitas
instrumen dilakukan dengan menggunakan α Cronbach. Uji vaalidias konstruk
dilakukan kepada 30 orang ibu hamil. Hasil: Hasil uji validitas konstruk menunjukkan
bahwa setiap butir pernyataan kuesioner PREPS memiliki nilai rhitung > rtabel (α=0,01; df=28),
yaitu mulai dari paling kecil 0,614 sampai yang terbesar 0,847 dengan nilai rtabel (α=0,01;
df=28) yaitu sebesar 0,3610. Sementara itu hasil dari uji reliabilitas menunjukkan nilai α
cronbach 0,841. Kesimpulan: Instrumen PREPS versi Bahasa Indonesia valid dan
memiliki reliabilitas yang baik.
Kata Kunci: Stres, Covid19, ibu hamil, validitas, PREPS
Buku Abstrak
Pertemuan Ilmiah Tahunan Ikatan Apoteker 2021
Tema: “The Opportunities of Pharmacists’ Digital Services in Pandemic Recovery”
| 230
Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Percepatan Waktu Tunggu
Pelayanan Rawat Jalan Di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Dr.
Dradjat Prawiranegara Kabupaten Serang
Iis Istifaiyatuddianaha, Anastina Tahjoob, Nofiernic
a,b,c
Universitas Esa Unggul, Jakarta, Indonesia
E-mail: istifaiyatuddianah231564@gmail.com

ABSTRAK
Latar belakang: Waktu tunggu adalah waktu yang digunakan pasien untuk
mendapatkan pelayanan kesehatan mulai dari tempat pendaftaran sampai masuk ke
ruang pemeriksaan dokter spesialis. Idealnya lama waktu tunggu instalasi rawat jalan
dari mulai pendaftaran sampai dengan pemeriksaan dokter berdasarkan Standar
Pelayanan Minimal yaitu ≤ 60 menit. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk
menganalisa pengaruh antara lama penyediaan rekam medis, kompetensi sumber daya
manusia, sarana prasarana dan alur pasien rawat jalan terhadap percepatan waktu
tunggu pelayanan rawat jalan di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr. Dradjat
Prawiranegara Kabupaten Serang. Metode: Metode kuantitatif dengan tipe riset
individual. Pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan desain non
probability sampling. Penentuan responden yang dijadikan sampel dalam penelitian ini
dilakukan dengan metode purposive sampling adalah pasien BPJS rawat jalan
sebanyak 100 pasien tahun 2021. Waktu penelitian yang digunakan adalah cross
secsion. Sumber data yang digunakan adalah data primer. Analisis data menggunakan
regresi linear berganda. Hasil: Diperoleh Nilai F-hitung (4,631) > F-tabel (2,46) dan sig ˂
0,05 (0,002 ˂ 0,05), maka H0 ditolak dan H1 diterima. Ini berarti terdapat pengaruh
yang signifikan antara penyediaan rekam medis, kompetensi sumber daya manusia,
sarana prasarana dan alur pasien rawat jalan terhadap percepatan waktu tunggu
pelayanan rawat jalan di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr. Dradjat
Prawiranegara Kabupaten Serang, sedangkan hasil penelitian yang tidak berpengaruh
terhadap percepatan waktu tunggu pelayanan rawat jalan di Rumah Sakit Umum
Daerah (RSUD) dr. Dradjat Prawiranegara Kabupaten Serang yaitu penyediaan rekam
medis dan alur pasien rawat jalan. Kesimpulan: Kompetensi sumber daya manusia dan
sarana prasararana merupakan variabel yang paling dominan dan berpengaruh terhadap
percepatan waktu tunggu pelayanan rawat jalan di Rumah Sakit Umum Daerah
(RSUD) dr. Dradjat Prawiranegara Kabupaten Serang.
Kata Kunci: Rekam medis, Kompetensi SDM, Sarana Prasarana, Pasien Rawat Jalan,
Waktu Tunggu

Buku Abstrak
Pertemuan Ilmiah Tahunan Ikatan Apoteker 2021
Tema: “The Opportunities of Pharmacists’ Digital Services in Pandemic Recovery”
| 231
Nilai Sun Protection Factor (SPF) pada Sediaan Lotion Ekstrak Etanol
Daun Jambu Air (Syzygium aqueum)
a
Syifa Salsabila, a Ira Rahmiyani, a Diana Sri Zustika
a
Program Studi S1 Farmasi, Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Bakti Tunas Husada
Tasikmalaya, Jawa Barat, Indonesia.
E-mail: ira_rahmiyani@stikes-bth.ac.id

ABSTRAK
Latar belakang: Indonesia merupakan negara beriklim tropis dimana sangat
memungkinkan kulit untuk terus terpapar sinar matahari. Radikal bebas berupa sinar
ultraviolet dari matahari yang berlebih akan menyebabkan kerusakan pada kulit.
Penggunaan lotion yang mengandung antioksidan dapat dilakukan untuk melindungi
kulit dari paparan radikal bebas. Daun jambu air (Syzygium aqueum) merupakan salah
satu tumbuhan yang memiliki aktivitas antioksidan. Senyawa yang berperan sebagai
antioksidan yaitu myricetin yang termasuk kedalam golongan flavonoid. Myricetin
memiliki aktivitas sebagai UV protektor. Tujuan: Mengetahui aktivitas antioksidan
dan nilai SPF (Sun Protection Factor) ekstrak dan sediaan lotion ekstrak etanol daun
jambu air. Metode: Daun jambu air diekstraksi menggunakan pelarut etanol 96%
dengan metode maserasi. Pengujian aktivitas antioksidan dilakukan menggunakan
metode DPPH dengan vitamin C sebagai pembanding. Pengujian nilai SPF dilakukan
menggunakan spektrofotometri UV-Vis yang didasarkan pada persamaan Mansur.
Ekstrak etanol daun jambu air diformulasikan menjadi sediaan lotion. Lotion dilakukan
pengujian aktivitas antioksidan dan nilai SPF serta dilakukan evaluasi organoleptik,
homogenitas, pH, daya sebar dan daya lekat selama 4 minggu. Hasil: vitamin C dan
ekstrak etanol daun jambu air memiliki aktivitas antioksidan yang sangat kuat dengan
nilai IC50 masing-masing 2,4786 ppm dan 5,0301 ppm. Ekstrak etanol daun jambu air
konsentrasi 1000 ppm memiliki nilai SPF 35,56 yang termasuk kategori proteksi ultra.
Lotion memiliki aktivitas antioksidan sedang dengan nilai IC50 107,75 ppm dan nilai
SPF 8,46 yang termasuk kategori proteksi maksimal. Sediaan lotion berbentuk
semisolid, berwarna hijau, dan memiliki bau khas daun jambu air, tidak homogen, pH
6,35, daya sebar 5 cm dan daya lekat 1,25 detik. Kesimpulan: Ekstrak dan sediaan
lotion ekstrak etanol daun jambu air (Syzygium aqueum) memiliki aktivitas antioksidan
sangat kuat dan sedang, sedangkan nilai SPF-nya termasuk kedalam kategori proteksi
ultra dan maksimal.
Kata Kunci: Antioksidan, daun jambu air, lotion, nilai SPF, Syzygium aqueum

Buku Abstrak
Pertemuan Ilmiah Tahunan Ikatan Apoteker 2021
Tema: “The Opportunities of Pharmacists’ Digital Services in Pandemic Recovery”
| 232
Formulasi Sediaan Sabun Wajah Cair Antijerawat Ekstrak Biji Buah
Kupa (Syzygium polycephalum (Miq.) Merr. & L.M. Perry) dan
Aktivitasnya Terhadap Bakteri Propionibacterium acnes
a
Ira Rahmiyani, a Salwa Silvia Sanusi, a Fajar Setiawan
a
Program Studi S1 Farmasi, Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Bakti Tunas Husada

Tasikmalaya, Jawa Barat, Indonesia.

E-mail: ira_rahmiyani@stikes-bth.ac.id

ABSTRAK

Latar belakang: Jerawat adalah penyakit yang menjadi tanda pertama masa pubertas.
Bakteri penyebab jerawat yang umum dikenal adalah Propionibacterium acnes.
Tanaman kupa (Syzygium polycephalum (Miq.) Merr. & L.M. Perry) merupakan salah
satu tanaman asli Indonesia. Bagian biji buahnya mengandung senyawa yang diketahui
memiliki aktivitas antibakteri. Sabun wajah lebih sering digunakan sebagai alternatif
antijerawat karena telah dikenal masyarakat luas dan lebih praktis penggunaannya.
Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas antibakteri dari ekstrak
biji kupa terhadap pertumbuhan bakteri Propionibacterium acnes kemudian
dikembangkan menjadi suatu sediaan kosmetika sabun wajah cair. Metode: Ekstraksi
simplisia biji buah kupa dilakukan dengan metode maserasi bertingkat menggunakan
pelarut n-heksan, etil asetat dan etanol 96%. Pengujian aktivitas antibakteri sabun
wajah cair ekstrak biji buah kupa dilakukan dengan metode difusi sumuran serta
dilakukan evaluasi sediaan dengan berdasarkan waktu penyimpanan satu bulan yang
diperiksa setiap minggu meliputi pengamatan organoleptik, pH, viskositas, daya busa,
daya sebar dan uji panelis. Hasil: Hasil penelitian menunjukan bahwa ekstrak n-
heksan, etil asetat, dan etanol 96% biji buah kupa memiliki nilai KHM pada konsentrasi
1% dengan zona hambat masing-masing sebesar 8,3 mm, 12,6 mm, dan 10,2 mm.
Sabun wajah cair ekstrak etil asetat biji buah kupa konsentrasi 1% memiliki nilai daya
hambat 8,2 mm, pH pada rentang 6,49-6,61, viskositas 1060-6840 cP, daya busa 2,2 –
3,7 cm, daya sebar 4,4-4,6 cm serta telah memenuhi persyaratan evaluasi sediaan fisik,
kimia maupun stabilitas yang baik. Kesimpulan: Ekstrak biji buah kupa memiliki
aktivitas antibakteri terhadap Propionibacterium acnes pada KHM 1% dengan kategori
zona hambat sedang sampai kuat. Sediaan sabun wajah cair ekstrak etil asetat biji kupa
1% memiliki evaluasi sediaan fisik, kimia maupun stabilitas yang baik dengan daya
hambat antibakteri kategori sedang.
Kata Kunci: Antibakteri, Biji Kupa, Propionibacterium acnes , Sabun Wajah Cair

Buku Abstrak
Pertemuan Ilmiah Tahunan Ikatan Apoteker 2021
Tema: “The Opportunities of Pharmacists’ Digital Services in Pandemic Recovery”
| 233
Pengaruh Aktivitas Antioksidan Ekstrak Etanol Bayam Merah
(Alternanthera Amoena Voss.) Terhadap Gambaran Histopatologi
Paru Tikus Putih Jantan Galur Wistar (Ratus Norvegicus) Pasca
Paparan Asap Rokok
a
Keni Idacahyati, bRani Agustiani,b Vera Nurviana, b Winda Trisna Wulandari, a Firman
Gustaman
a
Prodi Pendidikan Profesi Apoteker, STIKes Bakti Tunas Husada Tasikmalaya, Jawa Barat
Indonesia,; bProdi S1 Farmasi, STIKes Bakti Tunas Husada Tasikmalaya, Jawa Barat
Indonesia,;

E-mail: keniida@stikes-bth.ac.id

ABSTRAK
Latar belakang: Paparan asap rokok yang mengandung radikal bebas, dapat
menyebabkan stres oksidatif pada organ paru. Stres oksidatif dapat memicu peradangan
paru dikarenakan pelebaran lumen alveolus, penebalan dinding alveolus, dan infiltrasi
sel radang . Stres oksidatif dapat diredam menggunakan senyawa antioksidan. Daun
bayam merah (Alternanthera amoena Voss.) memiliki aktivitas antioksidan dalam
penelitian invitro dengan IC50 4,32 μg/mL. Tujuan: Tujuan dari penelitian ini adalah
untuk mengetahui bagaimana pengaruh bayam merah yang mempunyai aktivitas
antioksidan terhadap histopatologi paru tikus putih jantan galur wistar yang diinduksi
asap rokok dan berapakah dosis efektif ekstrak etanol bayam merah sebagai
antioksidan dalam menurunkan derajat kerusakan paru pada tikus putih jantan galur
wistar. Metode: Tikus dibagi menjadi lima kelompok masing-masing lima hewan uji:
kontrol positif terpapar asap rokok dan diberikan Vitamin C, kontrol negatif terpapar
asap rokok dan diberi CMC-Na, terpapar asap rokok dan diberi ekstrak etanol daun
bayam merah dengan dosis 200 mg/Kg BB,400 mg/Kg BB, dan dosis 600 mg/Kg BB.
Semua tikus diberi perlakuan selama 14 hari menggunakan 3 batang rokok didalam
smokin g chamber. Setelah 14 hari, dilakukan terminasi. Paru-paru kanan diambil
untuk histopatologi Hasil: Dosis 200 mg/Kg BB,400 mg/Kg BB, dan dosis 600 mg/Kg
BB dapat mengurangi tingkat kerusakan paru-paru pada pelebaran lumen alveolus,
penebalan dinding alveolus dan infiltrasi sel radang. Dosis 600 mg/Kg BB sebagai
dosis efektif untuk mengurangi tingkat kerusakan paru-paru yang dibandingkan dengan
kontrol negatif. Kesimpulan: Daun Bayam merah dapat mengurangi tingkat kerusakan
paru akibat paparan asap rokok pada tikus
Kata Kunci: Antioksidan, Alternanthera amoena Voss.,histopatologi paru, asap
rokok.
Buku Abstrak
Pertemuan Ilmiah Tahunan Ikatan Apoteker 2021
Tema: “The Opportunities of Pharmacists’ Digital Services in Pandemic Recovery”
| 234
Pengembangan dan Validasi Metode Analisis Penetapan Kadar β-
Sitosterol pada Suplemen Menggunakan Kromatografi Cair Kinerja
Tinggi (KCKT)
Khonsa,a Tasia Amelia,a Dwi Larasati Setyaningrum,a Anjar Hermadi Saputro,a Sophi
Damayanti *a
a
Kelompok Keilmuan Farmakokimia, Sekolah Farmasi, Institut Teknologi Bandung,
Bandung, Jawa Barat, Indonesia

E-mail: sophi.damayanti@fa.itb.ac.id

ABSTRAK
Latar belakang: β-sitosterol merupakan senyawa fitosterol yang paling melimpah di
dalam tumbuhan. β-sitosterol banyak terkandung dalam suplemen yang
dikombinasikan dengan ekstrak tumbuhan dan senyawa sterol tumbuhan lainnya.
European Foods Safety Authority (EFSA) merekomendasikan konsumsi harian
fitosterol untuk mengurangi low-density lipoprotein (LDL) dan risiko penyakit jantung
koroner. Kontrol kualitas produk suplemen diperlukan untuk memastikan keamanan,
kualitas, dan khasiatnya. Tujuan: Tujuan dari penelitian ini adalah mengembangkan
dan memvalidasi metode analisis penetapan kadar β-sitosterol pada suplemen
menggunakan kromatografi cair kinerja tinggi (KCKT). Metode: Metode analisis yang
telah dikembangkan menggunakan instrumen kromatografi cair kinerja tinggi (KCKT)
dan detektor UV 202 nm dengan kolom Phenomenex® Luna C18 5 μm (250 x 4,6 mm),
elusi isokratik, fase gerak metanol dan asetonitril (90:10 v/v), serta laju alir 1,5
mL/menit. Hasil: Pada uji selektivitas, diperoleh resolusi puncak > 1,5 yang
menunjukkan matriks pada sampel tidak mengganggu analisis. Dari uji linearitas,
persamaan regresi yang diperoleh adalah y = 5384,56x + 5555,18 dengan parameter R2
dan VX0 sebesar 0,99901 dan 1,88. Batas deteksi dan batas kuantisasi diperoleh sebesar
3,26 dan 9,89 μg/mL. Koefisien variansi dari uji presisi intraday dan interday adalah
3,92% dan 2,84% untuk larutan baku serta 2,36% dan 2,25% untuk sampel adisi dengan
nilai HorRat ≤ 2. Nilai perolehan kembali dari uji akurasi berada dalam rentang 94,68-
108,36% untuk larutan baku dan 90,04-103,50% untuk sampel adisi. Kesimpulan:
Secara umum, metode analisis yang dikembangkan telah memenuhi persyaratan
parameter validasi yang meliputi selektivitas, linearitas, batas deteksi, batas kuantisasi,
presisi intraday, presisi interday, dan akurasi. Kadar β-sitosterol pada sampel suplemen
yang dianalisis adalah 3,47─38,15%.
Kata Kunci: β-sitosterol, suplemen, validasi metode, pengembangan metode, KCKT

Buku Abstrak
Pertemuan Ilmiah Tahunan Ikatan Apoteker 2021
Tema: “The Opportunities of Pharmacists’ Digital Services in Pandemic Recovery”
| 235
Pembentukan Model Kemometrik Spektroskopi Infra Merah untuk
Penentuan Kadar Fenolik Serbuk Daun Tanaman

Lestyo Wulandaria, Tyas Putri Rahmadania , Nia Kristinigruma


a
Fakultas Farmasi, Universitas Jember, Jawa Timur, Indonesia

E-mail: lestyowulandari@unej.ac.id

ABSTRAK
Latar belakang: Daun merupakan bagian dari tanaman yang sering digunakan sebagai
obat tradisional karena pada bagian daun terdapat salah satu golongan senyawa
metabolit sekunder yaitu senyawa fenolik. Tujuan: untuk membentuk model kemometrik
penentuan kadar fenolik serbuk daun tanaman menggunakan metode spektroskopi infra merah
(FTIR dan NIR) dengan kombinasi kemometrik. Metode: Daun tanaman yang sudah
dikeringkan dan diserbuk dipindai menggunakan spektroskopi FTIR dan NIR. Spektrum
digunakan untuk membentuk model kalibrasi yaitu Partial Least Square (PLS), Principal
Component Regression (PCR) and Support Vector Regression (SVR). Model kalibrasi terpilih
divalidasi menggunakan leave one out cross validation (LOOCV) and external cross
validation. Hasil: Model kalibrasi terbaik yang dihasilkan dari data FTIR dan NIR adalah PCR
dengan nilai R2 sebesar 0,9918885 dan 0,9752648 serta nilai RMSEC sebesar 0,8675906 dan
1,5150245. Hasil analisis uji Paired-Sampel T test sampel nyata yang ditentukan dengan model
kalibrasi terpilih dibandingkan metode pembanding menunjukkan hasil yang tidak berbeda
signifikan. Kesimpulan: Model kemometrik spektroskopi inframerah dapat digunakan
untuk penentuan kadar fenolik serbuk daun tanaman dengan cepat, akurat dan ramah
lingkungan.

Kata Kunci: spektroskopi infra merah, kemometrik, fenolik, serbuk daun tanaman

Buku Abstrak
Pertemuan Ilmiah Tahunan Ikatan Apoteker 2021
Tema: “The Opportunities of Pharmacists’ Digital Services in Pandemic Recovery”
| 236
Fraksinasi dan Uji Aktivitas Antiagregasi Platelet Fukoidan dari Rumput
Laut Cokelat Sargassum aquifolium (Turner) C. Agardh

Liliek Nurhidayati (poster)a, Astrid Dwi Cahyania, Syamsudin Abdillaha, Esti Mumpunia,
Mohamad Rafib
a
Fakultas Farmasi, Universitas Pancasila, Jakarta, Indonesia; bDepartemen Kimia, Fakultas
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Institut Pertanian Bogor, Dramaga, Bogor,
Indonesia

E-mail: lilieknurhidayati@univpancasila.ac.id

ABSTRAK
Latar belakang: Fukoidan merupakan polisakarida sulfat yang dilaporkan memiliki
aktivitas menghambat agregasi platelet. Untuk meningkatkan aktivitas biologi hasil
ekstraksi diperlukan pemurnian. Tujuan: ekstraksi, fraksinasi, karakterisasi, dan uji
aktivitas antiagregasi platelet fukoidan dari rumput laut cokelat yang berasal dari
Banten dan Garut. Metode: Fukoidan diekstraksi menggunakan pelarut asam klorida
encer dan diendapkan dengan etanol 96%. Ekstrak dimurnikan menggunakan
kromatografi kolom dengan resin penukar anion Sephadex A-25 sebagai fase diam dan
larutan natrium klorida konsentrasi 0,5, 1,0, 1,5, 2,0, 2,5 M sebagai fase gerak.
Fukoidan dikarakterisasi dengan FT-IR, uji kadar sulfat dan kadar L-fukosa secara
spektrofotometri cahaya tampak serta diuji aktivitasnya dalam menghambat agregasi
platelet menggunakan plasma darah yang diinduksi ADP dengan kontrol positip
klopidogrel. Hasil: Rendemen hasil ekstraksi fukoidan dari Banten dan Garut berturut–
turut adalah 2,07% dan 2,38% dari berat awal serbuk rumput laut cokelat, rendemen
hasil pemurnian fukoidan adalah 2,82% dan 3,29%. Kadar sulfat pada crude fukoidan
Banten dan Garut adalah 13,98% dan 11,96% dengan kandungan L-fukosa sebesar
2,71% dan 10,34%. Kadar sulfat hasil pemurnian fukoidan Banten dan Garut adalah
18,05% dan 17,22%; dan kadar L-fukosa adalah 4,21% dan 13,17 %. Aktivitas
penghambatan agregasi pada 1000 bpj untuk klopidogrel, crude fukoidan Banten dan
Garut serta hasil pemurniannya berturut turut adalah 82,74%, 66,20%, 70,82%,
79,39%, dan 81,25%. Kesimpulan: fraksinasi bisa meningkatkan aktivitas antiagregasi
platelet
Kata Kunci: fukoidan, rumput laut cokelat, fraksinasi, antiagregasi platelet

Buku Abstrak
Pertemuan Ilmiah Tahunan Ikatan Apoteker 2021
Tema: “The Opportunities of Pharmacists’ Digital Services in Pandemic Recovery”
| 237
Potensi Antiplatelet Campuran Ekstrak Binahong,
Jahe, Dan Kunyit Pada Mencit Putih Jantan
Lusi Indriani,a Oktaviana Zunnita,a Moerfiah,b Faisal Pradana a
a
Prodi Farmasi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Pakuan,
Bogor, Jawa Barat, Indonesia; b Prodi Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan
Alam, Universitas Pakuan, Bogor, Jawa Barat, Indonesia.

E-mail: lusi.apoteker@gmail.com

ABSTRAK
Latar belakang: Antiplatelet berperan dalam menghambat agregasi platelet dan digunakan
dalam pencegahan maupun pengobatan penyakit trombosis. Daun binahong, jahe dan kunyit
masing-masing memiliki aktivitas antiplatelet. Campuran tanaman tersebut diharapkan dapat
meningkatkan potensinya sebagai antiplatelet. Tujuan: Menentukan dosis optimal campuran
ekstrak etanol daun binahong, jahe, dan kunyit sebagai antiplatelet. Metode: Pengujian
antiplatelet dilakukan secara in vivo menggunakan parameter waktu perdarahan dan waktu
koagulasi. Bahan uji diberikan secara oral sehari sekali selama 8 hari pada 7 kelompok uji yaitu
kontrol positif (Asetosal 0,29mg/20gBB), kontrol negatif (Na-CMC 0,5%), binahong
10mg/20gBB, kombinasi 1 (binahong:jahe:kunyit) 5:0,5:1mg/20gBB, kombinasi 2
(10:0,5:1mg/20gBB), kombinasi 3 (5:1:1mg/20gBB), dan kombinasi 4 (5:0,5:2mg/20gBB).
Waktu perdarahan dan waktu koagulasi diukur pada hari ke-0, 3, 6 dan 9. Waktu perdarahan
diukur dengan melukai ekor mencit, darah yang keluar diserap pada kertas saring. Waktu mulai
keluar darah sampai tidak terdeteksi pada kertas saring dicatat sebagai waktu perdarahan.
Waktu koagulasi diukur dengan cara mengamati pembentukan benang fibrin pada pipa kapiler
yang dipatahkan, darah dari ujung ekor diserap dengan pipa kapiler lalu dipatahkan setiap
interval waktu 15 detik. Hasil: Aktivitas antiplatelet pada mencit dengan parameter waktu
perdarahan menunjukkan bahwa kelompok kombinasi 3 paling efektif dengan persentase
peningkatan pada hari ke-3 sebesar 16,60% dibandingkan kelompok kontrol positif yaitu
sebesar 3,92%. Pada parameter waktu koagulasi kelompok kombinasi 1 menunjukkan
peningkatan waktu koagulasi paling efektif pada hari ke-9 yaitu sebesar 138,60% dibandingkan
kelompok kontrol positif yaitu sebesar 89,71%. Kesimpulan: Kelompok kombinasi 3 lebih
efektif meningkatkan waktu perdarahan dibanding kelompok uji lain. Kelompok kombinasi 1
paling efektif meningkatkan waktu koagulasi.

Kata Kunci: Antiplatelet; waktu perdarahan; waktu koagulasi; binahong; jahe dan kunyit

Buku Abstrak
Pertemuan Ilmiah Tahunan Ikatan Apoteker 2021
Tema: “The Opportunities of Pharmacists’ Digital Services in Pandemic Recovery”
| 238
Pengaruh Kombinasi Gel Astaxanthin Dengan Zeaxanthin Terhadap
Penyembuhan Luka Pada Model Tikus Diabetes

Lusi Nurdianti, Renaldi Eka Mufti Rosyidi, Keni Idacahyati , Fajar Setiawan

Prodi Farmasi STIKes BTH Tasikmalaya, Jl. Cilolohan No. 36 Kel. Kahuripan Tawang,
Tasikmalaya, Indonesia

E-mail: lusinurdianti83@gmail.com

ABSTRAK
Latar belakang: Diabetes mellitus merupakan penyakit kelainan metabolik yang
ditandai dengan meningkatnya kadar glukosa dalam darah yang tidak terkontrol akibat
kekurangan atau penurunan fungsi insulin. Ulkus diabetik merupakan salah satu
komplikasi diabetes mellitus yang berasal dari komplikasi neuropati atau penyakit
arteri perifer. Astaxanthin dan Zeaxanthin merupakan salah satu karotenoid alami serta
mengandung antioksidan yang sangat kuat. Tujuan: Untuk mengetahui pengaruh
konsentrasi kombinasi astaxanthin dengan zeaxanthin terhadap evaluasi gel serta untuk
mengetahui efektivitas sediaan gel terhadap penyembuhan ulkus diabetik pada tikus.
Metode: Pengujian efektivitas kombinasi sediaan gel dilakukan menggunakan tikus
jantan galur wistar dengan menggunakan variasi konsentrasi dari astaxanthin dan
zeaxanthin. Hasil: Hasil Uji efektivitas gel pada penyembuhan ulkus diabetik
menunjukan bahwa semua formula memiliki efektivitas yang baik dengan hasil nilai
rata-rata formula 1 (62,67%), formula 2 (50%) dan formula 3 (57,25%). Formula yang
memiliki nilai rata-rata terbaik adalah formula 1 dengan lama penyembuhan luka
selama 9 hari ,dilanjut formula 2 dan 3 dengan lama penyembuhan luka selama 11 hari.
Kesimpulan: Formulasi gel kombinasi astaxanthin dan zeaxanthin berhasil
dikembangkan dengan hasil evaluasi sediaan yang baik dan berpotensi dalam
penyembuhan ulkus diabetik pada model uji tikus jantan galur wistar.

Kata Kunci: gel astaxanthin dan zeaxanthin, penyembuhan luka, ulkus diabetik,
antioksidan

Buku Abstrak
Pertemuan Ilmiah Tahunan Ikatan Apoteker 2021
Tema: “The Opportunities of Pharmacists’ Digital Services in Pandemic Recovery”
| 239
Formulasi Dan Evaluasi Sediaan Blush On Cream Dengan Variasi
Konsentrasi Astaxanthin Sebagai Pewarna Alami

Lusi Nurdianti, Ridha Ishmania Sabila Sumarli, Fajar Setiawan, Firman gustaman

Prodi Farmasi STIKes BTH Tasikmalaya, Jl. Cilolohan No. 36 Kel. Kahuripan Tawang,
Tasikmalaya, Indonesia

E-mail: lusinurdianti83@gmail.com

ABSTRAK

Latar belakang: Astaxanthin merupakan kelompok karotenoid xantofil yang secara


alami disintesis oleh mikroalga, memiliki pigmen alami berwarna merah-jingga yang
larut dalam lemak Tujuan: Mengetahui formulasi dan evaluasi sediaan blush on cream
dengan memvariasikan konsentrasi Astaxanthin sebagai pewarna alami agar
menghasilkan gradasi warna yang menarik dan disukai panelis. Metode: Tahapan
penelitian dimulai dengan melakukan optimasi formula blush on cream dengan
memvariasikan konsentrasi astaxanthin 0,12%; 0,18% dan 0,24% dan dilanjutkan
dengan evaluasi fisik sediaan meliputi uji organoleptik, homogenitas, daya sebar, tipe
krim, uji stabilitas, uji tempel, dan uji hedonik. Hasil: Pigmen pewarna alami
astaxanthin berhasil dikembangkan dalam sediaan blush on cream dengan gradasi
warna yang berbeda, tekstur lembut, homogen dan tidak menyebabkan iritasi dan
menunjukkan tidak terjadi pemisahan fase selama penyimpanan. Kesimpulan: Pada
hasil uji hedonik dari segi warna formula F3 dengan kandungan astaxanthin 0,24%
paling disukai oleh panelis, serta dari segi kemudahan dalam pengaplikasian (p<0,05).

Kata Kunci: blush on cream, astaxanthin, pewarna alami, mikroalga

Buku Abstrak
Pertemuan Ilmiah Tahunan Ikatan Apoteker 2021
Tema: “The Opportunities of Pharmacists’ Digital Services in Pandemic Recovery”
| 240
Kepatuhan Minum Obat Pasien Diabetes Melitus Di Indonesia :
Sebuah Telaah Sistematis

Maria Vini Pertiwi (poster)a, Riza Alfianb,c, Yunita Nita*d, Umi Athiyahd

a
Program Magister Ilmu Farmasi, Fakultas Farmasi, Universitas Airlangga, Surabaya
b
Program Doktor Ilmu Farmasi, Fakultas Farmasi, Universitas Airlangga, Surabaya
c
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan ISFI Banjarmasin, Banjarmasin, Indonesia.
d
Departemen Farmasi Praktis, Fakultas Farmasi, Universitas Airlangga, Surabaya.
E-mail: yunita-n@ff.unair.ac.id

ABSTRAK
Latar belakang: Diabetes melitus adalah salah satu penyakit kronis yang
membutuhkan terapi obat jangka panjang. Target terapi pada diabetes melitus adalah
kadar glukosa darah dalam batas normal dan tidak munculnya berbagai komplikasi.
Salah satu faktor kunci untuk mencapai target terapi pada diabetes melitus adalah
kepatuhan minum obat. Semakin patuh pasien minum obat maka semakin besar juga
potensi untuk memperoleh target terapi yang optimal. Tujuan: Tujuan dari telaah
sistematis ini adalah untuk mengidentifikasi dan mendeskripsikan kepatuhan minum
obat pasien diabetes melitus di Indonesia. Metode: Telaah sistematis dilaksanakan
terhadap artikel publikasi hasil penelitian dari 3 basis data elektronik (Pubmed, Scopus,
and DOAJ). Artikel yang digunakan adalah artikel hasil penelitian dengan desain cross
sectional dan menampilkan data hasil pengukuran tingkat kepatuhan minum obat
pasien diabetes melitus di Indonesia. Dilakukan pula pencarian manual dengan Google
Scholar dan dari daftar pustaka hasil pencarian artikel yang ditemukan. Hasil: Tiga
puluh dua artikel publikasi hasil penelitian dipilih untuk telaah sistematis ini.
Kepatuhan minum obat pasien diabetes melitus di Indonesia memiliki tingkat yang
bervariasi. Tingkat kepatuhan minum obat pada pasien diabetes melitus di Indonesia
didominasi oleh kategori tingkat kepatuhan minum obat yang rendah atau kategori
tidak patuh minum obat. Pengukuran kepatuhan minum obat terbanyak yang dilakukan
adalah menggunakan kuesioner dan kuesioner terbanyak yang digunakan adalah
MMAS-8. Kesimpulan: Temuan ini menunjukkan bahwa ketidakpatuhan minum obat
masih menjadi masalah bagi pasien yang menjalani pengobatan diabetes melitus di
Indonesia.
Kata Kunci: diabetes melitus, kepatuhan minum obat, Indonesia

Buku Abstrak
Pertemuan Ilmiah Tahunan Ikatan Apoteker 2021
Tema: “The Opportunities of Pharmacists’ Digital Services in Pandemic Recovery”
| 241
Analisis Faktor Yang Mempengaruhi Kepuasan Pasien Di Apotek Rumah
Sakit Swasta Karawang

Maya Arfania (poster),a Nono Suryana,b Himyatul Hidayah *c


abc
Fakultas Farmasi, Universitas Buana Perjuangan Karawang, Karawang, Jawa Barat,
Indonesia; bJurusan/Prodi/Fakultas, Institusi, Kota,Provinsi, Negara.

E-mail: maya.arfania@ubpkarawang.ac.id

ABSTRAK
Latar belakang: Apotek rawat jalan merupakan salah satu instalasi bagian penting di
Rumah sakit. Strategi untuk memenangkan persaingan dapat dilakukan dengan cara
meningkatkan kualitas pelayanan, salah satu indikator yang paling banyak dipakai
untuk mengukur kualitas pelayanan adalah tingkat kepuasan pelanggan. Tujuan:
Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi tingkat kepuasan pasien di
Apotek Rumah Sakit Swasta Karawang. Metode: Penelitian ini menggunakan metode
survei dengan pendekatan cross sectional. Alat yang digunakan adalah kuesioner
SERVQUAL yang mencakup 5 dimensi service quality (Reliability, Assurance,
Tangible, Empathy, dan Responsiveness) dengan skala Linkert. Metode analisis yang
digunakan adalah analisis deskriptif dan uji chi square dengan taraf kepercayaan 95%.
Penelitian dilakukan di apotek salah satu Rumah Sakit Swasta Karawang. Hasil: Hasil
penelitian menunjukkan pada dimensi Reliability sebagian besar pasien merasa puas
(61,5%), pada dimensi Assurance sebagian besar pasien merasa tidak puas (43,1%),
pada dimensi Tangible sebagian besar pasien merasa puas (55,4%), pada dimensi
Empathy sebagian besar pasien merasa puas (64,6%), dan pada dimensi
Responsiveness sebagian besar pasien merasa puas (64,6%). Analisis hubungan
tingkat kepuasan pasien terhadap 5 dimensi service quality didapatkan p-value 0,01
(Reliability); 0,095 (Assurance); 0,02 (Tangible); 0,08 (Empathy); dan 0,026
(Responsiveness) Kesimpulan: Dimensi Reliability, Tangible, dan Responsiveness
merupakan faktor yang mempengaruhi tingkat kepuasan pasien di apotek Rumah Sakit
Swasta Karawang.

Kata Kunci: Kepuasan pasien, waktu tunggu, apotek RS swasta Karawang, kuesioner
SERVQUAL

Buku Abstrak
Pertemuan Ilmiah Tahunan Ikatan Apoteker 2021
Tema: “The Opportunities of Pharmacists’ Digital Services in Pandemic Recovery”
| 242
Evaluasi Konseling Terstruktur oleh Farmasis terhadap Kepatuhan
Pengobatan dan Luaran Klinis pada Pasien Diabetes Melitus Tipe 2 di
Puskesmas Jakarta Timur, Indonesia
Muhammad Rahmat Masdin (poster),a Ratu Ayu Dewi Sartika,b Rani Sauriasari*a
a
Fakultas Farmasi, Universitas Indonesia, Depok, Jawa Barat, Indonesia; b Departemen
Gizi Kesehatan Masyarakat, Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Indonesia, Depok,
Jawa Barat, Indonesia.

*E-mail: rani@farmasi.ui.ac.id

ABSTRAK
Latar belakang: Konseling merupakan kegiatan pelayanan kefarmasian yang penting
khususnya bagi pasien diabetes melitus tipe 2 (DMT2). Kami mengembangkan
konseling terstruktur untuk pasien DMT2 yang terdiri dari pengenalan DMT2,
penatalaksanaan DMT2 dan komplikasinya. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk
mengevaluasi konseling terstruktur yang dilakukan oleh farmasis dalam meningkatkan
kepatuhan minum obat dan memperbaiki luaran klinis pasien rawat jalan DMT2.
Metode: Penelitian kuasi eksperimental yang dilakukan pada bulan Agustus hingga
Desember 2019, dengan melibatkan 65 pasien DMT2 yang memenuhi kriteria di
Puskesmas Jakarta Timur. Pasien dibagi menjadi dua kelompok yaitu Puskesmas
Kecamatan Pulogadung sebagai kelompok intervensi (KI, n=33) dan Puskesmas
Kecamatan Duren Sawit sebagai kelompok kontrol (KK, n=32). KI mendapatkan
konseling dan booklet selama 3 bulan, sedangkan KK menerima booklet saja. Pasien
yang terlibat telah menyelesaikan kuesioner sosiodemografi dan pemeriksaan
laboratorium untuk menilai hasil klinis. Hasil: Hasil penelitian menunjukkan bahwa
KI dan KK memiliki karakteristik yang tidak berbeda secara signifikan kecuali pada
lama penggunaan obat dan konsumsi makanan berisiko DMT2 (p<0,05). Kadar HbA1c
mengalami penurunan yang signifikan pada KI dibandingkan dengan KK. Konseling
menunjukkan hasil yang signifikan dalam memperbaiki kada gula darah puasa (GDP),
kolesterol total, dan low-density lipoprotein cholesterol (LDL-c) (p<0,05). Hasil
analisis multivariat menunjukkan bahwa konseling pada KI menurunkan HbA1c 7,596
kali (95% CI 1,676-34,417, p=0,009) lebih besar dibandingkan KK, bahkan setelah
mengontrol variabel perancu. Kesimpulan: Konseling terstruktur oleh farmasis secara
signifikan dapat meningkatkan kepatuhan minum obat yang ditunjukkan oleh
penurunan kadar HbA1c dan memperbaiki kadar GDP, kolesterol total, dan LDL-c
pada pasien DMT2.
Kata Kunci: Buklet, Diabetes Melitus, Farmasis, Kepatuhan Pengobatan, Konseling

Buku Abstrak
Pertemuan Ilmiah Tahunan Ikatan Apoteker 2021
Tema: “The Opportunities of Pharmacists’ Digital Services in Pandemic Recovery”
| 243
Penetapan Kadar Hidrokuinon Pada Krim Pemutih Wajah Dengan Metode NIR
Kemometrik

Nia Kristiningrum, *a Lailul Nur Hayati,a Lestyo Wulandari a


a
Fakultas Farmasi, Universitas Jember, Jember,Jawa Timur, Indonesia

E-mail: niakristiningrum.farmasi@unej.ac.id

ABSTRAK
Latar belakang: Hidrokuinon adalah salah satu bahan aktif yang biasanya ditambahkan
kedalam krim pemutih wajah.. Hidrokuinon boleh digunakan dengan batas persyaratan
tertentu. Penggunaan Hidrokuinon yang tidak sesuai aturan dapat menyebabkan efek
hepatotoksik dan karsinogenik. Metode penetapan kadar hidrokuinon antara lain yaitu
spektrofotometri Tujuan: mengembangkan metode penetapan kadar hidrokuinon
menggunakan spektroskopi near infrared (NIR) dan kemometrik yang memiliki keuntungan
analisis yang cepat,akurasi yang baik, bebas dari residu kimia yang berlebihan, dan preparasi
sampel yang sederhana. Metode: sampel yang digunakan adalah sampel simulasi krim
hidrokuinon yang dibagi menjadi sampel training set untuk pembuatan model dan
sampel tes set untuk validasi. Semua sampel di scanning dengan NIR, kemudian dibuat
model Partial Least Square (PLS), Principal Component Regression (PCR) dan Support
Vector Regression (SVR). Model terbaik divalidasi dan digunakan untuk menentukan
kadar hidokuinon pada sampel krim di pasaran. Hasil NIR kemometrik dibandingkan
dengan hasil metode KLT Densitometri. Hasil: Model terbaik yang dipilih adalah PLS
dengan nilai R-square 0,990 dan RMSE 0,444. Hasil validasi silang menunjukkan nilai
R2 sebesar 0,990 dan nilai RMSE 0,578. Aplikasi model PLS untuk pentuan kadar
hidrokuinon pada sampel krim pemutih di pasaran menunjukkan hasil yang tidak
berbeda signifikan dengan mehasil dari metode KLT densitometri pada tingkat
kepercayaan 95%. Kesimpulan: Metode NIR kemometrik PLS dapat digunakan untuk
menentukan kadar hidrokuinon dalam sediaan krim dengan cara yang lebih sederhana,
cepat, hemat dan hasil yang akurat.

Kata Kunci: Hidrokuinon, NIR, kemometrik, PLS

Buku Abstrak
Pertemuan Ilmiah Tahunan Ikatan Apoteker 2021
Tema: “The Opportunities of Pharmacists’ Digital Services in Pandemic Recovery”
| 244
Tingkat Kepuasan Pasien Terhadap Pelayanan Informasi Obat Di
Puskesmas Lingkar Timur Kota Bengkulu Tahun 2021

Nori Wirahmia, Yusran Hasymib, Aprina Yolandaa

a.Program Studi D3 Farmasi Universitas Bengkulu, b. Program Studi D3 Keperawatan


Universitas Bengkulu

E-mail : noriwirahmi@gmail.com

ABSTRAK

Latar belakang: Upaya kesehatan merupakan salah satu konsep kesatuan yang dapat
menjadi pedoman dan pegangan bagi semua fasilitas kesehatan termasuk Puskesmas
untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan, yang bertujuan untuk mewujudkan
derajat kesehatan yang optimal bagi masyarakat. Tujuan: Penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui tingkat kepuasan pasien terhadap pelayanan informasi obat
berdasarkan dimensi kehandalan (reability), ketanggapan (responsivness), jaminan
(assurance), empati (emphaty), dan berwujud (tangible) di Puskesmas Lingkar Timur
Kota Bengkulu. Metode: Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif yang dilakukan
dengan cara membagikan kuesioner kepada responden. Sampel pada penelitian ini
sebanyak 86 responden yang diperoleh dengan menggunakan teknik purposive
sampling. Hasil: Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat kepuasan pasien
terhadap pelayanan informasi obat berdasarkan dimensi kehandalan kategori cukup
puas (70%), aspek ketanggapan kategori cukup puas (74%), aspek jaminan kategori
cukup puas (70%), aspek empati kategori puas (77%) dan aspek penampilan kategori
cukup puas (60%). Kesimpulan: Hasil data dapat disimpulkan bahwa tingkat kepuasan
pasien terhadap pelayanan informasi obat berdasarkan lima aspek dimensi pelayanan
adalah cukup puas (70%).

Kata Kunci : Kepuasan pasien; Pelayanan informasi obat; Puskesmas.

Buku Abstrak
Pertemuan Ilmiah Tahunan Ikatan Apoteker 2021
Tema: “The Opportunities of Pharmacists’ Digital Services in Pandemic Recovery”
| 245
UJI AKTIVITAS ANTIKANKER BIJI KOPI ROBUSTA
(Coffea Canephora) DAERAH WONOSOBO JAWA TENGAH

Novi Fajar Utamia*, Monaa, Akhmad Endang Zainal Hasan b


a
Program Studi Farmasi, FMIPA Universitas Pakuan, PO Box 16143
b
Program Studi Biokimia, IPB University, Bogor
*e-mail: novi.utami@unpak.ac.id

ABSTRAK

Latar belakang: Kanker payudara merupakan penyebab kematian utama pada


perempuan Indonesia yaitu tumor yang menyebar secara tak terkendali di jaringan
payudara yang terdiri dari kelenjar susu, saluran kelenjar, dan jaringan penunjang
payudara. Pengobatan kanker payudara jangka panjang menggunakan agen kemoterapi
menimbulkan resistensi sel kanker dan adanya efek toksik pada jaringan normal tubuh.
Senyawa sitotoksik dari bahan alam memiliki efek samping yang lebih kecil dan harga
yang lebih terjangkau, salah satu sumber bahan alam yang berpotensi sebagai
antikanker yaitu senyawa polifenol seperti asam klorogenat, flavonoid, dan hidroksi
hidroquinon yang terdapat di dalam biji kopi robusta. Tujuan dan Metode: Penelitian
ini bertujuan untuk menentukan kondisi optimum suhu dan waktu ekstraksi metode
UAE terhadap rendemen ekstrak dan mengetahui aktivitas antikanker berdasarkan nilai
persen inhibisi terhadap sel MCF-7 dengan metode Methyl Tiazol Tetrazolium (MTT)
Assay dari biji kopi robusta Wonosobo. Penentuan kondisi optimum ekstraksi dianalisis
menggunakan Response Surface Methodology (RSM) dengan rancangan percobaan
Central Composite Design (CCD) faktor suhu 40, 50, 60o C dan waktu ekstraksi 10,
30, 50 menit menggunakan pelarut etanol 96% dan dilanjutkan dengan uji aktivitas
antikanker. Hasil: Berdasarkan hasil analisis optimasi RSM suhu 52,74 0C dan waktu
29,53 menit merupakan kondisi optimum ekstraksi UAE dengan rendemen ekstrak
sebesar 9,1621% sedangkan dari hasil verifikasi secara eksperimental didapatkan
rendemen sebesar 9,1592%. Hasil uji aktivitas antikanker menunjukkan aktivitas
antiproliferasi biji kopi robusta Wonosobo terhadap sel kanker MCF-7 pada
konsentrasi 400 µg/mL sebesar 83,2542% sehingga berpotensi sebagai antikanker.

Kata Kunci: Coffea canephora, optimasi, UAE, antikanker MCF-7.

Buku Abstrak
Pertemuan Ilmiah Tahunan Ikatan Apoteker 2021
Tema: “The Opportunities of Pharmacists’ Digital Services in Pandemic Recovery”
| 246
Sintesis Hidrogel Pengganti Plastik dari Polivinil Alkohol – Natrium
Alginat Menggunakan Iradiasi Microwave

Novi Yantiha, I Wayan Redjaa, Septia Fanny Wandaria


a
Fakultas Farmasi, Universitas Pancasila, Jagakarsa, Jakarta Selatan, Indonesia
E-mail: yantih.novi@univpancasila.ac.id

ABSTRAK
Latar belakang: Plastik merupakan kemasan yang banyak digunakan saat ini, namun
menyebabkan masalah pencemaran lingkungan karena plastik sulit terurai. Tujuan:
Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan hidrogel pengganti plastik dari polimer
polivinil alkohol-natrium alginat menggunakan iradiasi gelombang elektromagnetik
dari microwave. Metode: Hidrogel pengganti plastik diformulasi dari variasi polivinil
alkohol (15:20:25%) dan natrium alginat 0,5% menggunakan iradiasi dari microwave
dengan berbagai daya dan waktu iradiasi. Karakterisasi hidrogel dilakukan dengan
pengamatan fisik, uji sifat mekanik, uji biodegradabilitas, analisis statistik dan uji
stabilitas termal dengan metode Thermo Gravimetric Analysis (TGA). Hasil:
Berdasarkan penelitian formula dengan kandungan polivinil alkohol sebesar 15%
menghasilkan hidrogel berupa lembaran tipis dengan permukaan yang halus dan
mudah sobek. Hidrogel dengan kandungan polivinil alkohol sebesar 20%
menghasilkan hidrogel yang cukup kuat dan tidak terlalu tebal. Hidrogel dengan
kandungan polivinil alkohol sebesar 25% menghasilkan hidrogel yang sangat kuat dan
cukup tebal. Berdasarkan hasil sifat fisik, hidrogel dengan kandungan 20% polivinil
alkohol dilakukan karakterisasi uji sifat mekanik dan uji stabilitas termal. Hidrogel
dengan kandungan polivinil alkohol sebesar 20% yang diiradiasi dengan daya sebesar
80% selama dua menit merupakan hidrogel yang paling baik untuk dijadikan sebagai
pengganti plastik dengan kemampuan kuat tarik sebesar 8,97 MPa, perpanjangan putus
sebesar 585,26 % dan tidak stabil dalam pemanasan. Kesimpulan: Hidrogel pengganti
plastik dapat disintesis dari polivinil alkohol (20%) dan natrium alginat (0,5%) yang
diiradiasi menggunakan microwave dengan daya sebesar 80% selama dua menit.

Kata kunci: hidrogel, polivinil alkohol, microwave, natrium alginat.

Buku Abstrak
Pertemuan Ilmiah Tahunan Ikatan Apoteker 2021
Tema: “The Opportunities of Pharmacists’ Digital Services in Pandemic Recovery”
| 247
Aktivitas Nefroprotektor Ekstrak Etanol Kulit Buah Delima Putih
(Punica Granatum L.) Pada Tikus Jantan Putih Wistar

Nur Rahayuningsih,a Dilla Nurfadhilah,a Yedy Purwandi Sukmawana


a
Prodi Farmasi, STIKes Bakti Tunas Husada, Tasikmalaya, Jawa Barat, Indonesia
E-mail: nur.rahayuridwan@gmail.com

ABSTRAK
Latar belakang: Delima mempunyai berbagai macam senyawa, termasuk polifenol,
alkaloid, dan vitamin sebagai penangkal radikal bebas. Radikal bebas dapat menyebabkan
oksidatif stress, yang menimbulkan kerusakan biomolekul dan menyebabkan penyakit kronis,
seperti kanker, diabetes, aterosklerosis, Alzheimer, nefrotoksisitas, hepatotoksisitas, nyeri, dan
penyakit degeneratif lainnya. Tujuan: mengetahui aktivitas nefroprotektor kulit buah
delima putih pada tikus jantan putih galur wistar. Metode: Tikus dikelompokkan
menjadi 5 kelompok secara acak, meliputi kontrol normal, negatif (diberikan CMC 1%
secara oral), uji dosis 1, 2, dan 3 (diberikan ekstrak etanol kulit buah delima putih dosis
100 mg/kg BB tikus, 200 mg/kg BB tikus, dan 400 mg/kg BB tikus dalam CMC 1%
secara oral). Kelompok negatif, uji dosis 1, 2, dan 3 diinduksi Gentamisin 50 mg/kg
BB Tikus secara intraperitonial 2 jam setelah pemberian sediaan uji. Parameter
pengujian meliputi kadar kreatinin, Blood Urea Nitrogen (BUN) dan gambaran
histopatologi. Pengujian dilakukan selama 10 hari. Analisis data parameter darah
secara One Way ANOVA dan LSD, dengan tingkat kepercayaan 95% dan analisis
histopatologi sel nekrosis per 1000 sel. Hasil: Terdapat perbedaan yang bermakna antar
kelompok pada kadar kreatinin dan BUN (p<0,05) dan terdapat penurunan jumlah sel nekrosis
apabila dibandingkan dengan kelompok negatif. Kesimpulan: Ekstrak etanol kulit buah
delima putih mempunyai aktivitas nefroprotektor dengan penurunan yang paling baik
pada kadar kreatinin (48,89 %), kadar BUN (57,55%) dihasilkan oleh kelompok uji
dosis 3 (400 mg/Kg BB Tikus) dan penurunan jumlah sel nekrosis (48,37%) dihasilkan
oleh kelompok uji dosis 2 (200 mg/Kg BB Tikus).

Kata Kunci: Kreatinin, Blood Urea Nitrogen (BUN), nefroprotektor.

Buku Abstrak
Pertemuan Ilmiah Tahunan Ikatan Apoteker 2021
Tema: “The Opportunities of Pharmacists’ Digital Services in Pandemic Recovery”
| 248
Uji Aktivitas Antikolesterolemia Ekstrak Etanol Kulit Buah Delima Putih
(Punica Granatum L.)

Nur Rahayuningsih (poster)a, Nur Ariel Salma Darmais,a Diana Sri Zustikaa
a
Prodi Farmasi, STIKes Bakti Tunas Husada, Tasikmalaya, Jawa Barat, Indonesia
E-mail: nur.rahayuridwan@gmail.com

ABSTRAK
Latar belakang: Hiperkolesterolemia merupakan keadaan terjadinya peningkatan
kadar kolesterol dalam darah yang menjadi faktor resiko penyakit kardiovaskular. Kulit
buah delima putih memiliki aktivitas antihiperkolesterolemia dengan menghambat
kerja HMG KoA reduktase Tujuan: Mengetahui aktivitas dan dosis paling efektif dari
ekstrak etanol kulit buah delima putih (Punica granatum L.) dalam menurunkan kadar
kolesterol total. Metode: Sebanyak 24 ekor tikus dibagi menjadi 6 kelompok yaitu
kontrol negatif (diberikan Na-CMC 0,5% secara oral), kontrol positif (diberikan
simvastatin 0,18 mg/200 g BB Tikus secara oral), dan kelompok uji dosis uji 1, 2, dan
3 (diberikan ekstrak etanol kulit buah delima putih dosis 50, 100, dan 200 mg/200 g
BB Tikus, dalam Na-CMC 0,5% secara oral). Induksi PTU 0,02% dan kuning telur
puyuh 10 mL/kg BB Tikus diberikan pada kelompok negatif, positif, dosis uji 1, 2, dan
3 setiap hari pada waktu yang sama selama 10 hari. Kadar kolesterol darah ditentukan
dengan metode CHOD-PAP. Analisis yang digunakan adalah SPSS versi 16.0 dengan
uji normalitas, uji homogenitas, ANOVA, dan LSD pada derajat kepercayaan 95%.
Hasil: Terdapat perbedaan kadar kolesterol total yang bermakna antar kelompok
(p<0,05). Rata-rata kadar kolesterol total kelompok kontrol positif dan dosis uji 1, 2,
dan 3 mengalami penurunan apabila dibandingkan dengan kontrol negatif, dengan
presentasi penurunan masing-masing 36.670%, 43.546%, 56.080%, dan 69.317%.
Kesimpulan: Ekstrak etanol kulit buah delima putih dengan dosis 50, 100, dan 200
mg/200 g BB Tikus mempunyai aktivitas antihiperkolesterolemia dengan dosis uji 3
merupakan dosis paling efektif.
.Kata Kunci: Antihiperkolesterolemia, CHOD-PAP, Punica granatum L.,

Buku Abstrak
Pertemuan Ilmiah Tahunan Ikatan Apoteker 2021
Tema: “The Opportunities of Pharmacists’ Digital Services in Pandemic Recovery”
| 249
Kajian Sifat Fisikokimia, Profil Farmakokinetika Dan Toksisitas, Serta
Interaksi Obat-Obat Antivirus Dengan
Protease Virus SARS-Cov-2 Secara In Silico

Nuzul Wahyuning Diyah (poster)*a, Aileen Syifa Ghifaria, Shabrina Wahyu Hidayatib, Juni
Ekowatia
a
Departemen Ilmu Kefarmasian Fakultas Farmasi, Universitas Airlangga, Surabaya, Jawa
Timur, Indonesia; bFakultas Kedokteran, Universitas Lambung Mangkurat, Banjarmasin,
Kalimantan Selatan, Indonesia.

*E-mail: nuzul-w-d@ff.unair.ac.id

ABSTRAK
Latar belakang: Penyakit COVID-19 yang disebabkan oleh virus SARS-CoV-2
memberikan dampak buruk dalam berbagai aspek kehidupan dan menjadi
permasalahan global. Dalam kondisi darurat pandemi COVID-19 saat ini banyak
dilakukan upaya pengembangan obat untuk melawan virus SARS-CoV-2 melalui
konsep repurposing obat antivirus yang sudah tersedia. Tujuan: Penelitian ini
bertujuan untuk mengevaluasi sifat fisikokimia serta profil farmakokinetik dan
toksisitas (ADMET) dari 15 obat antivirus yang telah digunakan secara klinis sebagai
antiretroviral dan anti-influenza, kemudian manganalisis aktivitasnya sebagai antivirus
terhadap SARS-CoV-2. Metode: Parameter fisikokimia diperoleh dengan
menggunakan program ChemDraw pro 16.0 dan parameter ADMET diprediksi
menggunakan pkCSM on line tools. Obat yang terpilih berdasarkan kriteria Hukum
Lipinski dan profil ADMET diuji melalui docking molekul terhadap main protease
(Mpro) virus SARS-CoV-2 (PDB. 6LU7) menggunakan Molegro Virtual Docker 6.0.
Hasil: Enam obat yaitu baloxavir, favipiravir, dolutegravir, oseltamivir, raltegravir dan
tenofovir memenuhi Hukum Lipinski dan menunjukkan profil ADMET yang baik
kecuali sifat hepatotoksisitasnya. Namun, favipiravir dan oseltamivir diprediksi
bersifat non-hepatotoksik. Raltegravir, tenofovir, dan oseltamivir menunjukkan
afinitas pengikatan yang tinggi untuk Mpro dengan skor energi bebas kompleks ligan-
enzim di bawah −100 kkal/mol. Kesimpulan: Disimpulkan bahwa oseltamivir
merupakan obat antivirus yang potensial terhadap SARS-Cov-2 berdasarkan karakter
fisikokimia, profil ADMET, dan aktivitasnya terhadap Mpro. Obat antivirus ini sedang
digunakan secara klinis untuk pasien COVID-19.
Kata Kunci: antivirus, SARS-CoV-2, ADMET, docking, Mpro.

Buku Abstrak
Pertemuan Ilmiah Tahunan Ikatan Apoteker 2021
Tema: “The Opportunities of Pharmacists’ Digital Services in Pandemic Recovery”
| 250
Potensi Ekstrak Daun binahong (Anredera Cordifolia Ten.Steenis), Batang
Brotowali (Tinospora crispa (L.), Daun Kersen (Muntingia calabura L.) dan
Kombinasinya sebagai Antidiabetes
R Herni Kusriania Lia Marliania Lytia Nurapipaha Nurkholifaha
a
Farmasi/S1/Fakultas Farmasi, Universitas Bhakti Kencana, Bandung,Jawa Barat, Indonesia;
E-mail: herni.kusriani@bku.ac.id
ABSTRAK
Latar belakang : Diabetes melitus adalah sekelompok gangguan metabolik yang
ditandai dengan hiperglikemia. Pengobatan terhadap penyakit ini harus dilakukan
seumur hidup untuk mengontrol gula darah dalam tubuh, namun obat antidiabetes oral
seringkali memberikan efek samping yang tidak diinginkan. Salah satu alternatif untuk
mengontrol diabetes yaitu dengan menggunakan bahan alam. Daun binahong
(Anredera Cordifolia Ten.Steenis), batang brotowali (Tinospora crispa (L.) dan daun
kersen (Muntingia calabura L.) berdasarkan beberapa penelitian merupakan tanaman
obat yang dapat digunakan untuk untuk menurunkan kadar gula darah. Tujuan:
Penelitian ini bertujuan untuk menguji aktivitas antidiabetes dengan metode pengujian
secara in vitro dan in vivo dari ekstrak daun binahong, daun kersen, batang brotowali
dan kombinasinya. Metode: Metode pengujian secara in vitro dengan metode
penghambatan enzim alfa glikosidase, sedangkan pengujian secara in vivo
menggunakan pemodelan hewan defisiensi insulin. Pengujian secara in vitro dilakukan
dengan menentukan nilai IC50 dari setiap ekstrak dan kombinasinya, dengan akarbose
digunakan sebagai pembanding. Sedangkan pengujian defisiensi insulin dilakukan
menggunakan mencit induksi aloksan dengan pemberian bahan uji berupa kombinasi
ekstrak daun binahong, daun kersen, batang brotowali dengan berbagai perbandingan
yang dilakukan berulang setiap hari selama 14 hari dan kadar glukosa darah diukur
pada hari ke-0, 7, dan 14. Selanjutnya dilakukan pembedahan terhadap pankreas dan
diamati sel beta pankreasnya dibandingkan dengan kontrol negatif dan positif. Hasil :
Hasil penelitian menunjukkan terjadinya inhibisi terhadap aktivitas enzim α-
glukosidase oleh ekstrak uji dengan nilai IC50 dari ekstrak daun binahong, ekstrak
batang brotowali dan ekstrak daun kersen secara berurutan adalah 26,13; 29,12 dan
35,080 μg/mL. Pada uji kombinasi ekstrak baik secara in vitro maupun in vivo
didapatkan kombinasi ekstrak daun binahong dan brotowali (2:1) menunjukkan nilai
% inhibisi yang paling tinggi yaitu sebesar 91,26%. Kesimpulan : Ekstrak dari daun
binahong, batang brotowali dan daun kersen memiliki potensi sebagai penghambat
enzim α-glukosidase dan kombinasi ekstrak daun binahong dan brotowali (2:1)
berpotensi mengatasi defisiensi insulin.
Kata kunci : α-glukosidase, Anredera Cordifolia Ten.Steenis, Tinospora crispa (L.),
Muntingia calabura L.
Buku Abstrak
Pertemuan Ilmiah Tahunan Ikatan Apoteker 2021
Tema: “The Opportunities of Pharmacists’ Digital Services in Pandemic Recovery”
| 251
Pengaruh Edukasi Berbasis Aplikasi Seluler mengenai Teknik
Penggunaan Obat Inhalasi terhadap Tingkat Kontrol Asma Pasien di RS
Grha Permata Ibu
Rani Sauriasaria¶*, Syakira Diar Imaninaa¶, Dodi Sudianab, Anna Rozaliyanic
a
Faculty of Pharmacy, Universitas Indonesia, Depok, Indonesia
b
Department of Electrical Engineering, Faculty of Engineering, Universitas Indonesia,
c
Faculty of Medicine, Universitas Indonesia, Jakarta, Indonesia
*
Corresponding author
Email: rani@farmasi.ui.ac.id

ABSTRAK
Latar belakang: Menurut Global Initiative for Asthma, (2020), lebih dari 70-80%
pasien asma tidak menggunakan obat inhalasi dengan benar. Teknik penggunaan obat
inhalasi yang tidak tepat dikaitkan dengan tingkat kontrol asma yang buruk dan risiko
tinggi terjadinya eksaserbasi. Edukasi teknik penggunaan obat inhalasi yang tepat
dibutuhkan untuk mencapai asma yang terkontrol sepenuhnya. Edukasi berbasis
aplikasi seluler memudahkan akses pasien asma dalam memperoleh informasi terkait
teknik penggunaan obat inhalasi yang tepat. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui pengaruh edukasi berbasis aplikasi seluler yang dikembangkan oleh tim
peneliti terhadap tingkat kontrol asma yang dinilai dengan skor Asthma Control Test
(ACT, rentang skor 5-25) serta ketepatan penggunaan obat inhalasi. Metode: Studi
prospektif dengan desain one group pretest-posttest (pre-eksperimental) ini dilakukan
di Poliklinik Paru Rumah Sakit Grha Permata Ibu. Sebanyak 40 pasien asma yang
memenuhi kriteria inklusi dan bersedia mengikuti penelitian, menerima akses untuk
memperoleh edukasi teknik penggunaan obat inhalasi melalui aplikasi seluler. Tingkat
kontrol asma dan teknik penggunaan obat inhalasi dinilai sebelum intervensi dan dinilai
kembali setelah 1 bulan intervensi. Hasil: Hasil analisis menggunakan uji Wilcoxon
menunjukan adanya peningkatan yang bermakna secara statistik dan secara klinik pada
median skor ACT [18 vs. 22, (p<0,05)]. Peningkatan ketepatan teknik penggunaan obat
inhalasi yang bermakna (p<0,05) juga ditemukan pada pengguna obat inhalasi jenis
turbuhaler, diskus, dan pMDI. Kesimpulan: Berdasarkan hasil penelitian dapat
disimpulkan bahwa pemberian edukasi berbasis aplikasi seluler yang dikembangkan
oleh tim peneliti mengenai teknik penggunaan obat inhalasi memengaruhi tingkat
kontrol asma dan ketepatan penggunaan obat inhalasi.
Kata Kunci: Asma, edukasi berbasis aplikasi seluler, ketepatan penggunaan obat
inhalasi, tingkat kontrol asma

Buku Abstrak
Pertemuan Ilmiah Tahunan Ikatan Apoteker 2021
Tema: “The Opportunities of Pharmacists’ Digital Services in Pandemic Recovery”
| 252
Pengaruh Aplikasi Kesehatan Seluler Mengenai Edukasi Ketepatan
Penggunaan Obat Inhalasi Terhadap Efektivitas Terapi Pasien PPOK di
RS Grha Permata Ibu
Rani Sauriasaria¶*, Jessica Audriennaa¶, Dodi Sudianab, Anna Rozaliyanic
a
Faculty of Pharmacy, Universitas Indonesia, Depok, Indonesia
b
Department of Electrical Engineering, Faculty of Engineering, Universitas Indonesia,
c
Faculty of Medicine, Universitas Indonesia, Jakarta, Indonesia
*
Corresponding author

Email: rani@farmasi.ui.ac.id

ABSTRAK
Latar belakang: Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK) merupakan salah satu
penyakit saluran pernapasan yang tidak dapat disembuhkan dan jika tidak dikelola
dengan baik maka dapat menyebabkan eksaserbasi akut PPOK. Obat inhalasi
merupakan terapi utama bagi pasien PPOK yang bila digunakan secara optimal dapat
meningkatkan efektivitas terapi PPOK yang kemudian mencegah kejadian eksaserbasi
akut dan meningkatkan kualitas hidup pasien. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui pengaruh aplikasi seluler mengenai edukasi cara penggunaan obat inhalasi
yang baik dan benar terhadap tingkat efektivitas terapi dan kualitas hidup pasien
penderita PPOK. Metode: Penelitian ini berlangsung dari Februari sampai Mei 2021
dengan desain penelitian pre-eksperimental dan dilakukan secara prospektif di Rumah
Sakit Grha Permata Ibu Depok. Sebanyak 47 pasien yang menjadi subjek penelitian
diperiksa kualitas hidupnya menggunakan kuesioner CAT (COPD Assessment Test)
dan diperiksa ketepatan penggunaan obat inhalasinya menggunakan daftar tilik obat
inhalasi khusus, dan kemudian diberikan akses terhadap aplikasi seluler yang kemudian
diunduh ke dalam telepon seluler mereka masing-masing. Setelah satu bulan, kualitas
hidup dan ketepatan penggunaan obat inhalasi pasien kembali diperiksa. Hasil: Hasil
rerata median skor CAT seluruh subjek penelitian setelah pemberian intervensi
menunjukkan adanya perubahan yang signifikan (p<0,05) yaitu penurunan skor lebih
dari 2 poin dari skor CAT sebelum intervensi [13 (2-27) vs 6 (0-26)]. Pemberian
intervensi berpengaruh dalam meningkatkan ketepatan penggunaan obat inhalasi
pasien pengguna obat inhalasi jenis diskus, breezhaler, pMDI, dan respimat secara
signifikan (p<0,05). Kesimpulan: Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa aplikasi
seluler mengenai edukasi penggunaan obat inhalasi yang tepat berpengaruh terhadap
meningkatkan kualitas hidup pasien PPOK.

Buku Abstrak
Pertemuan Ilmiah Tahunan Ikatan Apoteker 2021
Tema: “The Opportunities of Pharmacists’ Digital Services in Pandemic Recovery”
| 253
Formulasi dan Evaluasi Sediaan Tablet Hisap dari Ekstrak Etanol Biji
Kopi Arabika (Coffea arabica L.) Java Preanger Sebagai Antioksidan

Retty Handayani*, Nurul Auliasari, Hisni Uswatun Hasanah

Farmasi/Profesi Apoteker/MIPA, Universitas Garut, Garut, Jawa Barat, Indonesia


E-mail: rettyhandayani@gmail.com

Latar belakang: Kopi arabika (Coffea arabica L.) Java Preanger merupakan kopi
terbaik dari Jawa Barat yang lebih dikenal di dunia Internasional sebagai Java Preanger.
Salah satu metabolit sekunder yang terdapat pada biji kopi arabika dan berkhasiat
sebagai antioksidan adalah asam klorogenat Tujuan: Tujuan penelitian ini adalah
membuat formulasi sediaan tablet hisap dari ekstrak biji kopi arabika java preanger
yang memenuhi syarat dan memiliki aktivitas antioksidan yang paling baik. Metode:
Tablet hisap dibuat dengan metode granulasi basah dengan variasi konsentrasi ekstrak
kopi 5%, 10% dan 15%. Sediaan yang dihasilkan kemudian dievaluasi fisik dan
aktivitas antioksidannya. Evaluasi fisik meliputi uji organoleptik, keseragaman bobot,
keseragaman ukuram, friabilitas, friksibilitas, kekerasan dan waktu hancur. Sedangkan
uji aktivitas antioksidan dilakukan dengan metoda ABTS. Berdasarkan hasil evaluasi
fisik formulasi yang memenuhi syarat adalah formula 3 (F3) dengan konsentrasi
ekstrak biji kopi 15% serta memiliki aktivitas antioksidan paling baik dengan nilai IC50
27,915 ppm.
Kata Kunci: antioksidan, biji kopi, granulasi basah, tablet hisap

Buku Abstrak
Pertemuan Ilmiah Tahunan Ikatan Apoteker 2021
Tema: “The Opportunities of Pharmacists’ Digital Services in Pandemic Recovery”
| 254
STUDI AKTIVITAS HEPATOPROTEKTOR SENYAWA PADA
NANAS (Ananas comosus l. Merr) SECARA IN SILICO

Sarah Zaidana Novi Yantihb Ratna Djamilc, Rizka Fauziahd


Fakultas Farmasi Universitas Pancasila, Jakarta
E-mail: sarah.zaidan@univpancasila.ac.id

ABSTRAK
Latar belakang: Nanas (Ananas comosus L. Merr) memiliki senyawa
fenolik dan enzim bromelain sebagai antioksidan yang diduga dapat
dijadikan sebagai senyawa hepatoprotektor. Tujuan: Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui apa saja senyawa dalam nanas yang memiliki
aktivitas hepatoprotektor dengan menghambat enzim CYP2E1, asam amino
yang berperan dalam aktivitas penghambatan terhadap enzim CYP2E1
secara in silico. Metode: in silico yang digunakan adalah molecular
docking dengan menggunakan software YASARA, MarvinSketch, PyMol
dan VMD. Curcumin dan Silymarin digunakan sebagai senyawa
pembanding untuk mengetahui afinitas senyawa uji terhadap reseptor 3T3Z
dilihat dari Score ChemPLP. Kandidat senyawa diduga dapat menghambat
reseptor dengan aktivitas yang lebih baik dari pada pembanding
berdasarkan Score ChemPLP yang lebih negatif. Hasil: Hasil yang
diperoleh dari penelitian ini adalah senyawa-senyawa pada nanas yang
memiliki aktivitas hepatoprotektor dengan menghambat enzim CYP2E1
yaitu Fenilpropan Digliserida 17, 19, 21, 22, 23, 26, dan S-
sinapylglutatione, sedangkan asam amino yang berperan dalam
penghambatan enzim CYP2E1 yaitu ALA, LEU, THR, dan VAL.
Kesimpulan: Berdasarkan hasil in silico senyawa-senyawa dalam nanas
memiliki aktivitas hepatoprotektor terhadap penghambatan enzim
CYP2E1 .

Kata kunci : nanas, molecular docking, CYP2E1, in silico, hepatoprotektor

Buku Abstrak
Pertemuan Ilmiah Tahunan Ikatan Apoteker 2021
Tema: “The Opportunities of Pharmacists’ Digital Services in Pandemic Recovery”
| 255
Penetapan Kadar Fenol dan Aktivitas Antioksidan Ekstrak Daun
Binahong yang Terstandard

Sarah Zielda Najib,*a Widya Wulandari,a Aprilia Eka Putri,a Evy Cahayawati,a

a
Jurusan Farmasi/Prodi Farmasi, Akademi Farmasi Yannas Husada, Kota Bangkalan, Jawa
Timur, Indonesia
E-mail: czellda@gmail.com

ABSTRAK
Latar belakang: Tanaman binahong (Anredera cordifolia (Ten.) Steenis) merupakan
tanaman yang hampir semua bagian seperti umbi, batang, bunga, dan daun dapat
digunakan dalam terapi herbal. Daun binahong merupakan salah satu tanaman obat
tradisional, karena memiliki kandungan senyawa flavonoid yang dapat digunakan
sebagai antibakteri, antioksidan, dan antiinflamasi. Tujuan: penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui kandungan metabolit sekunder, penentuan kadar total fenol dan
aktivitas antioksidan dari ekstrak daun binanong yang terstandard. Metode: penelitian
ini dilakukan dengan skrining fitokimia, penentuan parameter spesifik dan non-
spesifik ekstrak ethanol 96% daun binahong dan penetuan kadar fenol total dengan
pereaksi Folin-Ciocalteu, kemudian pengujian antioksidan dengan penangkapan
radikal DPPH. Hasil: Ekstrak ethanol 96% daun binahong mengandung alkaloid,
flavonoid, steroid, saponin dan tannin. Kadar air sebesar 0,87% kadar sari larut air
sebesar 26,93%, kadar sari larut etanol sebesar 15,46%, susut pengeringan sebesar
0,8% dan kadar abu sebesar 0,9%, tidak mengandung cemaran logam berat Hg, Cd dan
Pb. Ekstrak etanol daun binahong mengandung kadar fenol sebesar 6,64 g GAE/100g
dan IC50 14,70 ppm. Kesimpulan: Ekstrak etanol 96% daun binahong memenuhi
persyaratan standardiasi menurut Farmakope hebal dan mengandung akivitas
antioksidan sebesar 14,70 ppm.

Kata Kunci: Standardisasi, Skrining fitokimia, Antioksidan, Kadar Fenol

Buku Abstrak
Pertemuan Ilmiah Tahunan Ikatan Apoteker 2021
Tema: “The Opportunities of Pharmacists’ Digital Services in Pandemic Recovery”
| 256
Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Kulit Buah Kiwi (Actinidia deliciosa)
Terhadap Bakteri Salmonella thypi

Sarah Zielda Najib,*a Puput Rukminingsih,a

a
Jurusan Farmasi/Prodi Farmasi, Akademi Farmasi Yannas Husada, Kota Bangkalan, Jawa
Timur, Indonesia
E-mail: czellda@gmail.com

ABSTRAK
Latar belakang: Semakin banyak atau semakin sering menggunakan antibiotik
maka keefektifannya akan semakin berkurang. Lebih buruk lagi, pemakaian
antibiotik yang terus menerus dapat menyebabkan resistensi, oleh karena itu
dibutuhkan alternatif lain untuk menghindari efek tersebut, salah satunya adalah
dengan memanfaatkan bahan alami yang berasal dari tanaman herbal. Tujuan:
untuk mengetahui aktivitas antibakteri pada ekstrak kulit buah kiwi (Actinidia
deliciosa) terhadap bakteri Salmonella thypi dilihat dari diameter zona hambatnya.
Metode: Penelitian yang dilakukan menggunakan metode difusi cakram, pada
metode ini dibagi menjadi 2 kelompok diantaranya kelompok uji menggunakan
ekstrak kulit buah kiwi (Actinidia deliciosa) dengan konsentrasi bervariasi, yaitu
konsentrasi 10%, 20%, dan 30%. Sedangkan kelompok kontrol terdiri dari kontrol
positif (kloramfenikol 30mg) dan kontrol negatif (DMSO 10%). Hasil: Hasil uji
aktivitas antibakteri yang diperoleh dari ekstrak kulit buah kiwi (Actinidia deliciosa)
terhadap bakteri Salmonella thypi ditandai dengan adanya area bening disekitar
kertas cakram pada permukaan media NA (Nutrient Agar), yaitu dengan hasil
diameter zona hambat rata-rata pada konsentrasi ekstrak kulit buah kiwi 10% adalah
8.0 mm, pada konsentrasi ekstrak kulit buah kiwi 20% adalah 11 mm, pada
konsentrasi ekstrak kulit buah kiwi 30% adalah 15mm. Kesimpulan: ekstrak kulit
buah kiwi memiliki aktivitas antibakteri terhadap bakteri Salmonella thypi.

Kata Kunci: Difusi cakram, bakteri Salmonella thypi, ekstrak kulit buah kiwi,
Actinidia deliciosa.

Buku Abstrak
Pertemuan Ilmiah Tahunan Ikatan Apoteker 2021
Tema: “The Opportunities of Pharmacists’ Digital Services in Pandemic Recovery”
| 257
Uji Toksisitas Subkronik Fraksi Etil Asetat Biji Limus
(Mangifera foetida Lour.) Terhadap Hepar dan Ginjal Pada Tikus Putih
Galur Wistar

Vera Nurviana,a Yedy Purwandi Sukmawanb, Ghassani Fauzan Roeswantoc

a
Prodi S1 Farmasi, STIKes Bakti Tunas Husada, Tasikmalaya, Jawa Barat, Indonesia;
b
Prodi Pendidikan Profesi Apoteker, STIKes Bakti Tunas Husada Tasikmalaya, Jawa Barat,
Indonesi; cProdi S1 Farmasi, STIKes Bakti Tunas Husada, Tasikmalaya, Jawa Barat,
Indonesia
E-mail: veranurviana@stikes-bth.ac.id

ABSTRAK
Latar belakang: Berdasarkan penelitian secara invitro, fraksi etil asetat biji limus
(Mangifera foetida Lour.) memiliki potensi antioksidan yang sangat kuat, dengan
aktivitas yang lebih baik daripada asam askorbat sebagai pembandingnya. Hasil
tersebut menunjukkan bahwa fraksi etil asetat biji limus sangat potensial untuk
dikembangkan menjadi obat herbal. Selain efektivitas, pengujian keamanan juga
menjadi syarat mutlak yang harus dipenuhi dalam pengembangan obat herbal. Tujuan:
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efek pemberian subkronik pada fraksi etil
asetat biji limus terhadap hepar dan ginjal melalui parameter uji berat badan, SGOT,
SGPT, dan kadar kreatinin. Metode: Penelitian dilakukan sesuai dengan ketentuan uji
toksisitas yang ditetapkan oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM). Tikus
putih sebanyak 40 ekor yang terdiri dari 20 ekor tikus jantan dan 20 ekor tikus betina
dikelompokkan secara acak menjadi 4 kelompok yaitu kelompok kontrol normal (CMC
Na 1%), kelompok dosis uji I (4,2 mg/200 g BB tikus), kelompok dosis uji II (8,4
mg/200 g BB tikus), dan satelit (8,4 mg/200 g BB tikus). Sediaan fraksi etil asetat biji
limus diberikan secara oral sehari satu kali selama 28 hari. Hasil: Hasil penelitian
menunjukkan bahwa pemberian sediaan fraksi etil asetat biji limus tidak
mempengaruhi berat badan, SGOT, dan SGPT secara signifikan (P>0,05), sedangkan
hasil pemeriksaan kadar kreatinin menunjukkan perbedaan yang signifikan dengan
kadar yang lebih rendah dibanding kontrol (P<0,05). Kesimpulan: Pemberian sediaan
fraksi etil asetat biji limus aman terhadap fungsi hepar dan ginjal pada tikus putih galur
wistar.

Kata Kunci: Mangifera foetida Lour, Toksisitas subkronik, SGOT, SGPT, kreatinin

Buku Abstrak
Pertemuan Ilmiah Tahunan Ikatan Apoteker 2021
Tema: “The Opportunities of Pharmacists’ Digital Services in Pandemic Recovery”
| 258
Efek Kombinasi Ekstrak Air Rimpang Kembang Sungsang (Gloriosa superba
Linn.), Herba Sambiloto (Andrographis paniculata (Burm.F.) Ness ) dan Daun
Dewa (Gynura segetum (Lour) Merr) Pada Hewan Model Rheumatoid Arthritis
Suci Nar Vikasari (poster),a Afifah Bambang Sutjiatmoa, Elin Yulinah Sukandar b, Ita Nuranisa
a
, Puspa Sari Dewi Solihah a, Puri Purnama Saria, Fahmy Ahsanul Haqa, Indriyanti Indriyantia
a
Fakultas Farmasi, Universitas Jenderal Achmad Yani, Cimahi, Jawa Barat, Indonesia;
b
Sekolah Farmasi, Institusi Teknologi Bandung, Bandung, Jawa Barat, Indonesia.
E-mail: suci.vikasari@lecture.unjani.ac.id
ABSTRAK
Latar belakang: Rheumatoid arthritis (RA) adalah gangguan autoimun sistemik
dengan adanya manifestasi pada intraartikular dan ekstraartikular. Kombinasi rimpang
kembang sungsang (Gloriosa superba), herba sambiloto (Andrographis paniculata),
dan daun dewa (Gynura segetum) secara tradisional digunakan untuk mengobati
peradangan pada sendi akibat RA. Tujuan: Penelitian ini bertujugan untuk mengetahui
pengaruh pemberian kombinasi ekstrak air ketiga tanaman terhadap hewan model RA.
Metode: Ekstrak dibuat dengan cara perebusan. Hewan uji dibagi menjadi 6 kelompok
yaitu normal (tanpa perlakuan), kontrol (CMC Na), pembanding (Metotreksat),
kombinasi ekstrak air dosis 50, 100 dan dosis 200 mg/kgbb. Induksi artritis dilakukan
menggunakan Complete Freund’s Adjuvant (CFA) 0,1 mL. Parameter yang diukur
adalah persen radang, persen reduksi radang, skoring indeks artritis, fungsi hati (kadar
enzim alanin transaminase (ALT), aspartat transaminase (AST), alkalin fosfatase
(ALP)) dan profil histologi sendi dan hati. Hasil: Hasil pengamatan menunjukan bahwa
ekstrak pada dosis 50, 100, dan 200 mg/kgBB dapat menurunkan persen radang dan
indeks skoring artritis jika dibandingkan terhadap kelompok kontrol (p<0,05). Analisis
hasil dengan ANOVA dan t-student memperlihatkan penurunan kadar ALT dan AST
secara nyata pada semua kelompok yang tidak berbeda bermakna dengan kelompok
kontrol (p>0,05). Penurunan kadar ALP terjadi pada kelompok dosis 100 mg/kgbb dan
200 mg/kgbb yang berbeda bermakna dengan kelompok kontrol (p<0,05). Indeks organ
hati pada semua kelompok memperlihatkan hasil yang tidak berbeda bermakna dengan
kelompok kontrol dan normal (p>0,05). Hasil pengamatan histologi terhadap membran
sinovial sendi terlihat penyembuhan yang paling baik pada kelompok pembanding
metotrexat dan ekstrak dosis 100 mg/kgBB berdasarkan polimorfonuklear dan
penebalan sinovial. Histologi hati menujukan bahwa pada kelompok kombinasi ekstrak
200 mg/kgbb memiliki efek yang paling baik terhadap sel hati dibandingkan dengan
semua kelompok. Kesimpulan: Kombinasi ekstrak air rimpang kembang sungsang,
herba sambiloto dan daun dewa dapat membantu perbaikan sendi dan menghambat
perluasan kerusakan fungsi hati pada model hewan RA.
Kata Kunci: Rheumatoid arthritis, Kembang sungsang (Gloriosa superba), Sambiloto
(Andrographis paniculata), Daun dewa (Gynura segetum), Fungsi hati
Buku Abstrak
Pertemuan Ilmiah Tahunan Ikatan Apoteker 2021
Tema: “The Opportunities of Pharmacists’ Digital Services in Pandemic Recovery”
| 259
OPTIMASI TEPUNG MOLASSES DAN GELATIN SEBAGAI BAHAN
PENGIKAT PELET PAKAN HEWAN BERBAHAN DASAR LIMBAH
IKAN

Wahyuning Setyani,a Christine Patramurti,a Agatha Budi Susiana Lestari,a Maria Regina
Lusiana Kya,a Maria Felix Zita Ina Bulu,a Raysha Mcseer,a Day Stella Maris Gewaba

a
Fakultas Farmasi, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta, Indonesia
E-mail: wahyuningsetyani@usd.ac.id

ABSTRAK

Latar belakang: Limbah ikan mengandung 14,01% protein dan dapat memenuhi
kebutuhan protein pada hewan. Limbah ikan diformulasikan menjadi pelet pakan
hewan, serta dilakukan optimasi terhadap tepung molasses dan gelatin dimana kedua
bahan tersebut berfungsi sebagai bahan pengikat. Tujuan: Penelitian ini dilakukan
untuk mengetahui komposisi optimum tepung molasses dan gelatin dalam pelet;
melihat efek yang paling dominan antara tepung molasses dan gelatin; dan interaksinya
terhadap sifat fisik dan stabilitas fisik pelet. Metode: Metode yang dilakukan pada
penelitian ini adalah eksperimental dengan desain faktorial 2 dan analisis data
menggunakan aplikasi Design Expert 13 (free trial) dan SPSS. Hasil: tepung molasses
sebagai bahan pengikat memiliki kontribusi sebesar 21,12% dalam menaikan respon
durabilitas kontribusi sebesar 13,63% dalam menaikkan repon kekerasan sediaan pelet.
Faktor gelatin berkontribusi sebesar 1,74% dalam meningkatkan respon durabilitas dan
berkontribusi sebesar 13,63% dalam menaikan respon kekerasan, sedangkan interaksi
keduanya berkontribusi dalam menurunkan respon durabilitas dengan kontribusi
sebesar 9,86% dan menaikkan respon kekerasan 5,01%. Komposisi optimum gelatin
5,008 g dan komposisi molasses 16,640 g. Kesimpulan: Komposisi optimum sediaan
pelet pakan hewan yakni gelatin 5,008 g dan molasses 16,640 g. Tepung molasses
memiliki efek paling dominan dalam mempengaruhi sifat fisik dan stabilitas fisik pelet.

Keywords: Optimasi, gelatin, tepung molasses, limbah ikan, pelet

Buku Abstrak
Pertemuan Ilmiah Tahunan Ikatan Apoteker 2021
Tema: “The Opportunities of Pharmacists’ Digital Services in Pandemic Recovery”
| 260
COST EFFECTIVENESS ANALYSIS PENGGUNAAN CEFIXIM DAN
LEVOFLOXACIN PASIEN BPH ( BENIGN PROSTATE
HYPERPLASIA ) DI RSPAD GATOT SOEBROTO TAHUN 2015

Purwanti W.D,a Hasan D,b

a
farmasi Rumah Sakit /magister Farmasi /Fakultas Farmasi, Universitas pancasila ,
Srengseng sawah. jakarta. Indonesia bFarmasi rumah Sakit/Magister Farmasi /Fakultas
Farmasi, Universitas pancasila, Srengseng sawah Jakarta selatan ,Jakarta , Indonesia .
E-mail: wiwikpurwanti82@gmail.com

ABSTRAK
Latar belakang: Penggunaan antibiotik yang tidak rasional di rumah sakit negara
berkembang sering terjadi. Resistensi bakteri menjadi perhatian karena menyebabkan
biaya pengobatan biaya yang lebih tinggi dan meningkatkan resiko kematian. Tujuan :
penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektifitas dan efisiensi penggunaan
antibiotik cefixime dan levofloxacin pada pengobatan pasien BPH ( benign Prostate
Hyperplasia ) dengan tindakan TURP ( Trans Urectal Resection Prostate )
berdasarkan perbandingan biaya terapi cefixime dengan levofloxacin sebagai antibiotik
profilaksis di RSPAD Gatot Soebroto Jakarta. Metode: penelitian ini menggunakan
metode Cost Effectiveness Analysis untuk mengetahui dan membandingkan unit cost
dari setiap penggunaan antibiotik. Penelitian ini menggunakan pendekatan cross-
sectional retrospektif. Hasil: 94 data pasien dibagi menjadi dua kelompok; kelompok
cefixime dan levofloxacin. Analisis Efektivitas Biaya dilakukan terhadap biaya yang
dikeluarkan oleh pasien selama prosedur perawatan. Biaya langsung dan biaya tidak
langsung dimasukkan dalam perhitungan. Analisis biaya unit menunjukkan bahwa
biaya Cefixime sedikit lebih rendah dari Levofloxacin dengan Rp. 18.998.249,-
sedangkan yang terakhir seharga Rp. 19.277.474,-. Efektivitas biaya dihitung dengan
membandingkan unit biaya, semakin sedikit semakin baik. Kesimpulan: Cefixime
menunjukkan efektivitas biaya yang lebih baik daripada Levofloxacin. Cefixime secara
signifikan lebih cost-effective dibandingkan Levofloxacin pada pasien BPH yang
menjalani TUR-P di RS TNI Gatot Soebroto (p=0,055).
Kata Kunci: Cost Effectiveness Analysis, Cefixime, Levofloxacin, BPH ( benign
Prostate Hyperplasia ), TURP ( Trans Urectal Resection Prostate )

Buku Abstrak
Pertemuan Ilmiah Tahunan Ikatan Apoteker 2021
Tema: “The Opportunities of Pharmacists’ Digital Services in Pandemic Recovery”
| 261
Profil Pengetahuan tentang Vitamin sebagai Peningkat Sistem Imun
untuk Pencegahan COVID-19 pada Pekerja Industri di Kota Cilegon

Salsabila, Liza Pristianty, Abdul Rahem, Yuni Priyandani (Poster)*


Fakultas Farmasi Universitas Airlangga, Surabaya, Jawa Timur, Indonesia.
E-mail: yuni-p@ff.unair.ac.id

ABSTRAK
Latar belakang: Banyaknya industri di Kota Cilegon yang tetap beroperasi saat
pandemi corona virus disease 2019 (COVID-19) membuat pekerja industri harus tetap
pergi bekerja sehingga berpotensi tertular. Usaha pencegahan infeksi COVID-19
dilakukan dengan penerapan protokol kesehatan dan peningkatan sistem imun.
Peningkatan penjualan vitamin B, C, D, dan E hingga tiga kali lipat selama pandemi
menandakan bahwa masyarakat berusaha berperilaku untuk meningkatkan sistem
imun. Pengetahuan merupakan tahap awal seseorang dalam menerima stimulus baru
yang akan menentukan sikap dan tindakan dalam berperilaku. Tujuan: Penelitian ini
bertujuan mengetahui profil pengetahuan tentang vitamin sebagai peningkat sistem
imun untuk pencegahan COVID-19 pada pekerja industri di Kota Cilegon. Metode:
Desain penelitian merupakan observasional secara cross sectional dengan teknik
accidental sampling dan snowball sampling. Penelitian ini mendapatkan keterangan
layak etik dari Komisi Etik Fakultas Farmasi Universitas Airlangga. Penelitian
dilakukan pada 100 responden pekerja industri pada bulan Mei sampai Juni 2021 di
Kota Cilegon. Responden diberikan instrumen kuesioner secara daring (online) dengan
Google Form. Instrumen kuesioner terdiri tiga indikator yaitu pengetahuan tentang
COVID-19, pengetahuan tentang sistem imun, dan pengetahuan tentang vitamin
sebagai peningkat sistem imun untuk pencegahan COVID-19. Analisis data dilakukan
dengan Statistical Package for Social Science (SPSS) versi 25. Hasil: Analisis data
menunjukkan 1% responden memiliki pengetahuan rendah, 35% responden
berpengetahuan sedang, dan 64% responden berpengetahuan tinggi. Kesimpulan:
Pengetahuan pekerja industri di Kota Cilegon tentang vitamin sebagai peningkat sistem
imun untuk pencegahan COVID-19 menunjukkan hasil cukup baik.

Kata Kunci: pengetahuan, vitamin, sistem imun, COVID-19, pekerja industri

Buku Abstrak
Pertemuan Ilmiah Tahunan Ikatan Apoteker 2021
Tema: “The Opportunities of Pharmacists’ Digital Services in Pandemic Recovery”
| 262
Hubungan Dukungan Keluarga dengan Kepatuhan Terapi Obat
Antidiabetes
pada Pasien Rawat Jalan di Rumah Sakit Pupuk Kaltim Kota Bontang

Devi Nur Zafirah, Liza Pristianty, Abdul Rahem, Yuni Priyandani (Poster)*

Fakultas Farmasi Universitas Airlangga, Surabaya, Jawa Timur, Indonesia.


E-mail: yuni-p@ff.unair.ac.id

ABSTRAK
Latar belakang: Negara Indonesia berada pada urutan keempat dengan jumlah pasien
diabetes melitus (DM) terbanyak di dunia dan Propinsi Kalimantan Timur berada pada
urutan ketiga di Indonesia dengan Kota Bontang pada urutan ketiga. Penyakit DM
merupakan penyakit kronis yang membutuhkan perilaku kepatuhan terapi obat.
Adanya pembatasan jarak selama pandemi COVID-19 menyebabkan pembatasan
jumlah pasien rawat jalan di fasilitas kesehatan sehingga dukungan keluarga memiliki
peran penting dalam kepatuhan terapi obat pada pasien DM. Menurut teori Lawrence
Green, dukungan keluarga merupakan faktor penguat terbentuk perilaku. Dukungan
keluarga terdiri empat dimensi yaitu dukungan emosional, informasional, instrumental,
dan penghargaan. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara
dukungan keluarga dengan kepatuhan terapi obat antidiabetes pada pasien DM.
Metode: Penelitian ini merupakan observasional analitik secara cross sectional dengan
teknik purposive sampling. Penelitian diikuti oleh 104 responden pasien DM rawat
jalan yang diberikan instrumen kuesioner tervalidasi pada bulan Mei sampai Juni 2021
di Rumah Sakit Pupuk Kaltim Kota Bontang. Instrumen kuesioner dari Suwardiman
2011 untuk mengukur dukungan keluarga dan kuesioner Adherence to Refills and
Medication Scale (ARMS) untuk mengukur kepatuhan terapi obat. Hasil: Analisis data
menunjukkan terdapat hubungan dukungan keluarga dengan kepatuhan terapi obat
dengan nilai p=0,009 (p<0,05) dengan dimensi dukungan emosional p=0,000,
dukungan informasional p=0,097, dukungan instrumental p=0,667, dan dukungan
penghargaan p=0,136. Kesimpulan: Dukungan keluarga terutama dukungan
emosional berhubungan dengan kepatuhan terapi obat antidiabetes pada pasien DM.

Kata Kunci: diabetes melitus, kepatuhan terapi obat antidiabetes, dukungan keluarga

Buku Abstrak
Pertemuan Ilmiah Tahunan Ikatan Apoteker 2021
Tema: “The Opportunities of Pharmacists’ Digital Services in Pandemic Recovery”
| 263
Model Asuhan Kefarmasian Terapi Obat Antituberkulosis pada Pasien
Tuberkulosis di Puskesmas Kota Surabaya, Jawa Timur, Indonesia

a
Yuni Priyandani (poster)*, a Abdul Rahem, a Umi Athiyah, b M. B. Qomaruddin, b Kuntoro
a
Fakultas Farmasi Universitas Airlangga, Surabaya, Indonesia;
b
Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga, Surabaya, Indonesia.
E-mail: yuni-p@ff.unair.ac.id

ABSTRAK

Latar Belakang: Kasus tuberkulosis (TB) di Indonesia menempati urutan ketiga di


dunia dan masih menjadi masalah kesehatan masyarakat sehingga diperlukan peran
tenaga kesehatan termasuk apoteker. Peran apoteker di puskesmas masih sebatas
aktivitas penyediaan obat antituberkulosis kombinasi dosis tetap (OAT KDT) sebagai
produk, sedangkan penyediaan obat sebagai sarana terapi melalui asuhan kefarmasian
pada pasien TB masih belum optimal. Tujuan: Penelitian bertujuan membuat model
asuhan kefarmasian untuk meningkatkan kepatuhan regimen terapi OAT KDT pada
pasien TB di puskesmas. Metode: Penelitian terdiri tiga tahap dengan unit analisis
adalah apoteker. Tahap pertama adalah pemetaan profil pelayanan OAT KDT pada
pasien TB. Tahap kedua adalah pembuatan modul pelatihan asuhan kefarmasian.
Tahap ketiga adalah pengujian model asuhan kefarmasian dengan pelatihan modul
untuk apoteker. Penelitian tahap pertama dengan rancangan analitik observasional
desain cross sectional diikuti 63 apoteker dan 249 pasien TB selama bulan Juli sampai
September 2018. Penelitian tahap ketiga dengan desain kuasi eksperimental kelompok
kontrol pre-test post-test pada bulan Oktober 2018 diikuti 36 apoteker terbagi 18
apoteker kelompok intervensi dan 18 apoteker kelompok kontrol. Penelitian disetujui
oleh Komisi Etik Penelitian Kesehatan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas
Airlangga. Hasil: Hasil penelitian didapatkan model asuhan kefarmasian pada pasien
TB. Pengetahuan apoteker mempengaruhi kemampuan apoteker meliputi verifikasi,
penjelasan tentang indikasi, efektivitas, keamanan dan kepatuhan. Kemampuan
apoteker mempengaruhi respon pasien meliputi kepercayaan, pemahaman, harapan,
kepedulian, dan perilaku kepatuhan terhadap regimen terapi obat. Kesimpulan: Model
asuhan kefarmasian meningkatkan kepatuhan regimen terapi OAT KDT pada pasien
TB di puskesmas.
Kata kunci: model asuhan kefarmasian, apoteker, pasien tuberkulosis, puskesmas.

Buku Abstrak
Pertemuan Ilmiah Tahunan Ikatan Apoteker 2021
Tema: “The Opportunities of Pharmacists’ Digital Services in Pandemic Recovery”
| 264
HUBUNGAN KEPATUHAN PENGOBATAN TERHADAP KUALITAS
HIDUP PASIEN DIABETES MELITUS
(Studi di Puskesmas Mojo Surabaya)

Kevin Rachmalia Wibowoa, Catur Dian Setiawana, Gesnita Nugrahenia, Yunita Nita*a
a
Departemen Farmasi Praktis, Fakultas Farmasi, Universitas Airlangga, Surabaya, Jawa
Timur, Indonesia
E-mail: yunita-n@ff.unair.ac.id

ABSTRAK
Latar belakang: Asuhan kefarmasian memerlukan interaksi langsung apoteker dengan
pasien untuk menyelesaikan masalah terapi pasien, terkait dengan obat yang bertujuan
untuk meningkatkan kualitas hidup pasien. Terapi pengobatan yang baik akan sangat
menguntungkan bagi pasien, terutama bagi pasien yang harus mengkonsumsi obat
dalam waktu yang lama, contohnya pada penyakit diabetes melitus. Tujuan: Penelitian
ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara kepatuhan minum obat dengan
kualitas hidup di Puskesmas Mojo Surabaya. Metode: Penelitian cross sectional
dengan teknik simple random sampling dilakukan. Sampel penelitian adalah 54 pasien
diabetes melitus di Puskesmas Mojo Surabaya yang memenuhi kriteria inklusi.
Pengambilan data menggunakan metode survei pada periode Februari hingga April
2018. Dalam penelitian ini, kepatuhan diukur dengan menggunakan kuesioner
Adherence to Refill and Medication Scale (ARMS). Skor yang lebih rendah
menunjukkan kepatuhan yang lebih baik. Kualitas hidup diukur menggunakan
kuesioner Assessment of Quality of Life (AQoL)-4D. Skor yang lebih rendah
menunjukkan kualitas hidup yang baik. Hasil: Hasil pengukuran kepatuhan diperoleh
rata-rata total sebesar 15,38 ± 2,82. Sedangkan hasil pengukuran kualitas hidup rata-
rata total 16,07 ± 4,69. Analisis korelasi menggunakan uji Spearman karena sebaran
data tidak normal. Hasil uji Spearman menunjukkan tidak ada hubungan antara
kepatuhan minum obat dengan kualitas hidup dengan nilai p value 0,677 dan nilai r
0,058. Ada hubungan antara kepatuhan minum obat dengan kualitas hidup dengan nilai
p 0,038 dan nilai r 0,283, dan kepatuhan resep menunjukkan tidak ada hubungan
dengan kualitas hidup dengan nilai p 0,077 dan nilai r -0,243. Kesimpulan:
Kepatuhan minum obat harus ditingkatkan untuk mendapatkan kualitas hidup yang
lebih baik.

Kata Kunci: Kepatuhan, kualitas hidup, diabetes melitus, ARMS, AQoL-4D


Buku Abstrak
Pertemuan Ilmiah Tahunan Ikatan Apoteker 2021
Tema: “The Opportunities of Pharmacists’ Digital Services in Pandemic Recovery”
| 265
Deteksi Sinyal Keamanan Obat Anti Tuberkulosis Lini Pertama
(Studi Pada Database Farmakovigilans Indonesia)

Setyo Utamia,b, Umi Athiyaha, Yunita Nita*a

a
Departemen Farmasi Praktis, Fakultas Farmasi, Universitas Airlangga, Surabaya, Jawa
Timur, Indonesia; bBalai Besar Pengawas Obat dan Makanan di Surabaya, Jawa Timur,
Indonesia
E-mail: yunita-n@ff.unair.ac.id

ABSTRAK
Latar belakang: Farmakovigilans adalah komponen kunci dari sistem regulasi obat
untuk mengidentifikasi risiko yang terkait dengan penggunaan obat. Keamanan obat
antituberkulosis (OAT) menjadi perhatian karena peningkatan kasus MDR dan jumlah
ADR yang dilaporkan. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mendeteksi sinyal OAT
Lini Pertama dalam database farmakovigilans Indonesia. Metode: Metode penelitian
yang digunakan adalah kohort retrospektif dengan sampel laporan ADRs pada database
farmakovigilans Indonesia yang berkedudukan di Badan Pengawa Obat dan Makanan
Republik Indonesia (Badan POM RI). Data diambil secara online dan offline antara
tahun 2012 sampai dengan bulan Mei 2018. Validitas data dilihat dari kelengkapan
komponen data. Analisis data menentukan profil ADR dan perhitungan PRR, ROR dan
IC. Sinyal yang ditemukan diverifikasi terhadap label produk terdaftar, buku standar
dan laporan dari database negara lain. Hasil: Jumlah ADRs OAT yang dilaporkan
adalah 5,3%. ADR terbanyak adalah gangguan pencernaan, gangguan kulit, dan
gangguan hati. Mual adalah yang paling banyak dilaporkan. Terdapat 2 ADR dari 2
kombinasi OAT lini pertama yang memenuhi syarat sebagai sinyal, kombinasi RHZE
berupa ruam makulo-papular (PRR 4,53; ROR 6,19; IC 0,74 dan p = 035) dan
kombinasi RH yang ruam (PRR 2 , 94; ROR 4,23; IC 1,41 dan p = 0,046). Sinyal yang
dikonfirmasi adalah ruam makulo-papula dengan RHZE. Kesimpulan: Sinyal
keamanan yang terdeteksi dalam database farmakovigilans Indonesia antara 2012 dan
Mei 2018 adalah ruam makulo-papula.

Kata Kunci: farmakovigilans, deteksi sinyal, obat anti tuberkulosis

Buku Abstrak
Pertemuan Ilmiah Tahunan Ikatan Apoteker 2021
Tema: “The Opportunities of Pharmacists’ Digital Services in Pandemic Recovery”
| 266
Kata Kunci: PPOK (Penyakit Paru Obstruktif Kronik), eksaserbasi akut, CAT
(COPD Assessment Test), ketepatan penggunaan obat inhalasi, aplikasi seluler
mengenai edukasi.

Buku Abstrak
Pertemuan Ilmiah Tahunan Ikatan Apoteker 2021
Tema: “The Opportunities of Pharmacists’ Digital Services in Pandemic Recovery”
| 267

Anda mungkin juga menyukai