Makalah Kel.2 Askep Pre Intra Post
Makalah Kel.2 Askep Pre Intra Post
Kelompok II Tingkat 2A
i
KATA PENGANTAR
Makalah tentang “Asuhan Keperawatan Pre Intra dan Post Pada Ny. S dengan
Sectio Ceasarea ” disusun guna memenuhi tugas dosen pada mata kuliah Dokumentasi
Keperawatan di Akademik Perawat Dustira. Selain itu, kami juga berharap agar
makalah ini dapat menambah wawasan bagi pembaca tentang ‘’Asuhan Keperawatan
Pre Intra dan Post Pada Ny. S dengan Sectio Ceasarea”.
Kami menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu,
kritik dan saran yang membangun akan penulis terima demi kesempurnaan makalah
ini.
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.......................................................................................................
DAFTAR ISI.....................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN...................................................................................................
A. Latar Belakang................................................................................................................
B. Rumusan Masalah...........................................................................................................
C. Tujuan..............................................................................................................................
D. Manfaat............................................................................................................................
BAB II TINJAUAN PUSTAKA.......................................................................................
A. Definisi............................................................................................................................
B. Etiologi............................................................................................................................
C. Patofisiologi.....................................................................................................................
D. Macam-macam Persalinan..............................................................................................
BAB III PEMBAHASAN..................................................................................................
A. Kasus...............................................................................................................................
B. Asuhan Keperawatan.......................................................................................................
C. Asuhan Keperawatan Pre................................................................................................
D. Asuhan Keperawatan Intra............................................................................................
E. Asuhan Keperawatan Post.............................................................................................
BAB IV PENUTUP..........................................................................................................
A. Kesimpulan...................................................................................................................
B. Saran..............................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................................
iii
4
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Asuhan keperawatan merupakan proses atau rangkaian kegiatan pada praktik
keperawatan yang diberikan secara langsung kepada klien /pasien di berbagai tatanan
pelayanan kesehatan. Dilaksanakan berdasarkan kaidah-kaidah keperawatan sebagai
suatu profesi yang berdasarkan ilmu dan kiat keperawatan,bersifat humanistic,dan
berdasarkan pada kebutuhan objektif klien untuk mengatasi masalah yang dihadapi klien.
Menurut Ali (1997) proses keperawatan adalah metode asuhan keperawatan yang
Ilmiah,sistematis,dinamis,dan terus- menerus serta berkesinambungan dalam rangka
pemecahan masalah kesehatan pasien/klien,di mulai dari pengkajian (pengumpulan
data,analisis data,dan penentuan masalah) diagnosis keperawatan, pelaksanaan, dan
penilaian tindakan keperawatan. Asuhan keperawatan di berikan dalam upaya memenuhi
kebutuhan klien.
Menurut A Maslow ada lima kebutuhan dasar manusia yaitu kebutuhan fisiologis
meliputi oksigen,cairan,nutrisi, kebutuhan rasa aman dan perlindungan,kebutuhan rasa
cinta dan saling memiliki,kebutuhan akan harga diri dan kebutuhan aktualisasi diri.
Berdasarkan pengertian diatas maka dapat disimpulkan bahwa asuhan
keperawatan merupakan seluruh rangkaian proses keperawatan yang diberikan kepada
pasien yang berkesinambungan dengan kiat-kiat keperawatan yang di mulai dari
pengkajian sampai dengan evaluasi dalam usaha memperbaiki ataupun memelihara
derajat kesehatan yang optimal.
Operasi adalah semua tindak pengobatan dengan menggunakan prosedur invasif,
dengan tahapan membuka atau menampilkan bagian tubuh yang ditangani. Pembukaan
bagian tubuh yang dilakukan tindakan pembedahan pada umumnya dilakukan dengan
membuat sayatan, setelah yang ditangani tampak, maka akan dilakukan perbaikan dengan
penutupan serta penjahitan luka (Sjamsuhidayat & Jong, 2016). Pembedahan dilakukan
untuk mendiagnosa atau mengobati suatu penyakit, cacat atau cedera, serta mengobati
kondisi yang tidak mungkin disembuhkan dengan tindakan atau obat-obatan sederhana
(Potter, P.A, Perry, 2016).
Pembedahan merupakan salah satu tindakan operasi membutuhkan persiapan
yang matang dan benar-benar teliti karena hal ini menyangkut berbagai organ, terutama
jantung, paru, pernafasan. Untuk itu diperlukan perawatan yang komprehensif dan
menyeluruh guna mempersiapkan tindakan operasi sampai dengan benar-benar aman dan
tidak merugikan klien maupun petugas.
Perioperatif adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan keragaman
fungsi keperawatan yang berkaitan dengan pengalaman pembedahan pasien. Kata
4
5
perioperatif adalah gabungan dari tiga fase pengalaman pembedahan yaitu : pre operatif,
intra operatif dan post operatif. (Hipkabi, 2014)
Salah satu komplikasi persalinan yang mempunyai tingkat kematian maternal dan
perinatal yang tinggi adalah preeklamsi dan eklamsi. Menurut Depkes RI (2007), di
Indonesia penyebab utama kematian ibu di samping perdarahan (45%) dan infeksi (15%),
merupakan preeklamsi atau eklamsi dengan angka kejadiannya sebesar (13%). Resiko
relative terjadinya bayi lahir mati pada ibu dengan preeklamsi adalah 5,65 kali lebih besar
dibandingkan dengan ibu tanpa preeklamsi. Mengingat hal tersebut diatas maka
preeklamsi dan eklamsi masih yang menyebabkan angka kematian ibu dan janin tinggi
sehingga salah satu kebijakan nasional untuk meminimalkan angka kematian ibu dan
bayinya adalah dengan terus meningkatkan pelayanan kesehatan yang berkualitas dengan
terdapatnya staf kesehatan yang ahli dalam menangani persalinan serta mengetahui
berbagai indikasi kehamilan yang dapat mengancam nyawa ibu dan bayinya. salah satu
cara alternative dalam menangani preeklamsi yaitu dengan tindakan operatif sectio
caesaria.
Menurut Bobak et al (2004) pemeriksaan penunjang yang diperlukan pada
preeklamsi adalah pemeriksaan urin untuk melihat protein dalam urin dan pemeriksaan
darah lengkap (termasuk hitung trombosis). Pemeriksaan pembekuan meliputi waktu
perdarahan, PT, PTT dan fibrinogen. Pemeriksaan enzim hati yang meliputi bilirubin,
LDH meningkat, aspartat aminotransferase, SGOT meningkat, SGPT meningkat dan total
protein serum menurun. Menurut Mitayani (2009) komplikasi pada preeklamsi pada ibu
adalah terjadinya eklamsi, solusio plasenta, perdarahan subkasular hepar, kelainan
pembuluh darah, sindrom HELLP, gagal jantung hingga syok dan kematian. Selain pada
ibu, pada janin pun dapat berakibat terhambatnya pertumbuhan dalam uterus, bayi
prematur, asfiksia neonatorum, kematian dalam uterus, peningkatan angka kematian dan
kesakitan perinatal.
B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan Latar Belakang tersebut maka didapatkan rumusan masalah sebagai berikut :
1. Bagaimana definisi dari Sectio Ceasarea?
2. Bagaimana etiogi dan patofisiologi Sectio Ceasarea?
3. Bagaimana Asuhan Keprawatan Pre Intra dan Post pada Ny. S dengan Sectio
Ceasarea?
C. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Penulis dapat memenuhi salah satu tugas pada mata kuliah “Dokumentasi
Keperawatan” yaitu tentang Asuhan Keperawatan pada Pre Intra dan Post pada Ny. S
5
6
dengan Sectio Ceaserea dengan Indikasi Preeklamsi Berat dan Penulis mampu
memahami serta mengaplikasikan praktek asuhan keperawatan secara langsung dan
komprehensif.
2. Tujuan Khusus
Berdasarkan Latar Belakang tersebut maka didapatkan tujuan khusus sebagai berikut :
Setelah melakukan Tindakan Asuhan Keperawatan kepada Ny. S dengan Pre Intra
Post Op Sectio Caesarea (SC) atas Indikasi Preeklamsi Berat selama 2 hari,
diharapkan penulis dapat :
a. Melakukan pengkajian keperawatan pada Ny. S dengan Pre Intra Post Op Sectio
Caesarea (SC) Atas Indikasi Preeklamsi Berat.
b. Merumuskan diagnosa keperawatan pada Ny. S dengan Pre Intra Post Op Sectio
Caesarea (SC) Atas Indikasi Preeklamsi Berat.
c. Menyusun perencanaan keperawatan pada Ny. S dengan Pre Intra Post Op
Sectio Caesarea (SC) Atas Indikasi Preeklamsi Berat.
d. Melakukan tindakan/Implementasi keperawatan pada Ny. S dengan Pre Intra
Post Op Sectio Caesarea (SC) Atas Indikasi Preeklamsi Berat.
e. Mengevaluasi tindakan keperawatan pada Ny. S dengan Pre Intra Post Op
Sectio Caesarea (SC) Atas Indikasi Preeklamsi Berat.
D. MANFAAT
1. Manfaat Praktis
2. Manfaat Teoritis
b. Bagi Mahasiswa
6
7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. DEFINISI
1. Sectio Caesarea
Sectio caeserea adalah suatu persalinan buatan dimana janin dilahirkan melalui
suatu insisi pada dinding perut dan dinding rahim dngan syarat rahim dalam keadaan
utuh serta berat janin di atas 500 gram (Wiknjosastro et al, 2007).
Menurut Mochtar (2011) sectio caesarea adalah suatu cara melahirkan janin
dengan membuat sayatan pada dinding uterus melalui depan perut atau vagina atau
disebut juga histerotomia untuk melahirkan janin dari dalam rahim. Tindakan operasi
sectio caesarea dilakukan untuk mencegah kematian janin maupun ibu yang
dikarenakan bahaya atau komplikasi yang akan terjadi apabila ibu melahirkan secara
pervaginam (Sukowati et al, 2010).
Teknik sectio caesarea menurut Cunningham (2006) ada 2 yaitu teknik insisi
abdominalis terdiri dari insisi vertikal dan insisi transversal. Sedangkan teknik insisi
uterus terdiri dari sectio caesarea transperitonealis yaitu sectio ceasarea klasik dimana
dilakukan insisi memanjang pada corpus uteri sepanjang kira-kira 12 cm. Kelebihan
jenis SC ini dapat mengeluarkan janin dengan cepat, tidak mengakibatkan komplikasi
pada kandung kemih tertarik, dan sayatan bias di perpanjang proksimal atau distal
sedangkan kekurangan teknik SC ini, ruptur uteri sering terjadi untuk persalinan
berikutnya. Sedangkan sectio caesearea ismika atau profundal dilakukan dengan
melakukan insisi pada segmen bawah rahim (low servical transversal) sepanjang kira-
kira 12 cm.
Kelebihan penggunaan jenis SC ini yaitu penjahitan luka lebih mudah, penutupan
luka dengan reperitonelisasi yang baik, tumpang tindih peritonel flap baik sekali
untuk menahan penyebaran isi uterus ke rongga peritonium, perdarahan tidak begitu
banyak, kemungkinan ruptur uteri spontan berkurang atau lebih kecil adapun
kekurangannya adalah luka dapat melebar kekiri, kanan, bawah sehingga dapat
menyebabkan uteri uterine pecah sehingga mengakibatkan perdarahan banyak.
Keluhan pada kandung kemih post operasi tinggi.
2. Preklamasi
Preeklamsi adalah sindroma spesifik dengan tanda-tanda hipertensi, edema dan
proteinuria yang timbul dalam kehamilan yang menyebabkan perfusi darah ke organ
berkurang karena adanya vasospasmus dan menurunnya aktivitas sel endotel
(Cunningham, 2006) Menurut Bobak et al (2004) tidak ada profil tertentu yang
mengidentifikasikan wanita yang akan menderita preeklamsi, akan tetapi ada
beberapa faktor risiko tertentu yang berkaitan diantaranya adalah primigravida,
gestasi dengan usia 35 tahun, janin besar, kehamilan mola, kehamilan dengan janin
lebih dari satu, obesitas, sedangkan menurut Pery et al (2010) faktor risiko lain yang
mendukung terhadap terjadinya preeklamsi adanya riwayat keluarga dengan
7
8
preeklamsi, adanya riwayat penyakit dan riwayat keluarga seperti adanya hipertensi
kronik, penyakit ginjal, penyakit diabetus millitus tipe 1, selain itu, adanya riwayat
kehamilan dengan plasenta abruptio, fetal death, hambatan pertumbuhan janin dalam
rahim.
Salah satu teori yang dikemukakan pada kejadian preeklamsi disebabkan karena
iskemia rahim dan plasenta sedangkan selama kehamilan uterus memerlukan darah
lebih banyak namun pada klien dengan kehamilan ganda, multipara, molahidatidosa,
hidroamnion menyebabkan peredaran darah dalam dinding uterus berkurang maka
keluarlah zat-zat dari plasenta atau disebut decidue yang menyebabkan vasospasme
termasuk spasmus arteriol spiralis dengan demikian terjadinya gangguan sirkulasi
uteroplasenta yang berfungsi dalam pemberian oksigen (Wiknjosastro et al, 2007).
Pada gangguan kronis akan menyebabkan pertumbuhan janin dalam kandungan
mengalami hambatan yang disebabkan oleh berkurangnya kebutuhan karbohidrat,
protein dan faktor-faktor pertumbuhan lainnya yang seharusnya diterima oleh janin.
Pada preeklamsi yang berat dan eklampsi dapat terjadi perburukan patologis dan
sejumlah organ dan sistem yang kemungkinan disebabkan oleh vasospasme dan
iskemik (Cunningham, 2006).
Pada teori iskemia implantasi plasenta, bahan trofoblas akan diserap kedalam
sirkulasi yang dapat meningkatkan sensitivitas terhadap angiotensin II renin dan
aldosteron dan terjadi spasme pembuluh darah arteriol dan menyebabkan tertahannya
garam dan air sehingga terjadi edema. Menurut Manuaba et al (2007) preeklamsi
dibagi dalam 2 golongan, yaitu ringan dan berat. Preeklamsi dikatakan ringan apabila
ditemukan tanda-tanda seperti tekanan darah ≥ 140/90 mmHg dengan kenaikan
sistolik 30 mmHg dan diastolik 15 mmHg, kenaikan BB ½ kg atau lebih dalam
seminggu, protein +1 dan edema ringan. Sedang preeklamsi berat ditemukan satu atau
lebih tanda-tanda seperti tekanan darah 160/110 mmHg atau lebih, edema, proteinuria
5gr atau lebih/24 jam, oliguri dengan jumlah urin kurang dari 500cc/24 jam, terdapat
dispnea.
Menurut Bobak et al (2004) pemeriksaan penunjang yang diperlukan pada
preeklamsi adalah pemeriksaan urin untuk melihat protein dalam urin dan
pemeriksaan darah lengkap (termasuk hitung trombosis). Pemeriksaan pembekuan
meliputi waktu perdarahan, PT, PTT dan fibrinogen. Pemeriksaan enzim hati yang
meliputi bilirubin, LDH meningkat, aspartat aminotransferase, SGOT meningkat,
SGPT meningkat dan total protein serum menurun. Mengingat hal tersebut diatas
maka preeklamsi merupakan penyakit kehamilan yang menyebabkan angka kematian
ibu dan janin tinggi sehingga salah satu cara alternative dalam menanganinya yaitu
dengan tindakan operatif sectio caesaria.
B. ETIOLOGI
Menurut Amin & Hardi (2013) operasidilakukan atas indikasi sebagai berikut :
1. Indikasi yang berasal dari ibu Sectio Caesarea yaitu pada primigravida dengan
kelainan letak. Cefalo Pelvik Disproportion (disproporsi janin panggul), ada sejarah
kehamilan dan persalinan yang buruk, ketidakseimbangan ukuran kepala bayi dan
8
9
panggul ibu, keracunan kehamilan yang parah, komplikasi kehamilan yaitu pre
eklampsia dan eklampsia berat, atas permitaan, kehamilan yang disertai penyakit
(jantung, DM), gangguan perjalanan persalinan (kista ovarium, mioma uteri dan
sebagainya).
2. Indikasi yang berasal dari janin
Fetal distress/ gawat janin, mal persentasi dan mal posisi kedudukan janin seperti bayi
yang terlalu besar (giant baby), kelainan letak bayi seperti sungsang dan lintang,
kelainan tali pusat dengan pembukaan kecil seperti prolapsus tali pusat, terlilit tali
pusat, adapun faktor plasenta yaitu plasenta previa.
C. PATOFISIOLOGI
Adanya beberapa kelainan/hambatan pada proses persalinan yang menyebabkan
bayi tidak dapat lahir secara normal/spontan, misalnya karena ketidakseimbangan ukuran
kepala bayi dan panggul ibu, keracunan kehamilan yang parah, pre eklampsia dan
eklampsia berat, kelainan letak bayi seperti sungsang dan lintang, kemudian sebagian
kasus mulut rahim tertutup plasenta yang lebih dikenal dengan plasenta previa, bayi
kembar, kehamilan pada ibu yang berusia lanjut, persalinan yang berkepanjangan,
plasenta keluar dini, ketuban pecah dan bayi belum keluar dalam 24 jam, kontraksi lemah
dan sebagainya. Kondisi tersebut menyebabkan perlu adanya suatu tindakan pembedahan
yaitu Sectio Caesarea. (Sari, 2016).
D. MACAM-MACAM PERSALINAN
Menurut (Yuni Fitriani, 2018) terdapat 3 jenis persalinan yaitu :
1. Persalinan Spontan
Persalinan yang terjadi dengan adanya kontraksi kekuatan ibu yang dapat membuat bayi
dan plasenta lahir melalui jalan lahir.
2. Persalinan Buatan
Persalinan yang dibantu tenaga medis, misalnya ekstraksi forcep, dan operasi section
caesaria.
3. Persalinan Anjuran
Persalinan yang terjadi setelah pemecahan ketuban, pemberian obat pitocin atau
prostaglandin
9
10
BAB III
PEMBAHASAN
A. KASUS
Riwayat Kesehatan.Ny.S G3 P2 A0 datang atas kiriman dari Rumah Sakit Bunda
Kasih dengan keterangan pada tanggal 23 Agustus 2021 Jam 09.00 WIB Ny.S dan
umur kehamilan 40 minggu dengan preeklamsi. Pasien mengatakan nyeri pada bagian
pinggang dan menjalar kekanan dan kiri, nyeri dirasakan semenjak 5 hari yang lalu.
Pasien juga mengatakan nyeri karena kontraksi uterus pada hamil ke tiga ini lebih
dirasakan dibanding riwayat persalinan dua kali yang lalu pada tahun 2014 dan 2018.
Pasien mengatakan belum pernah melahirkan dengan cara sectio caesarea, dan
mengatakan agak takut menghadapi persalinan kali ini. Pasien tidak memiliki riwayat
asma, alergi, riwayat penyakit menular dan tekanan darah tinggi sebelumnya.
Hipertensi yang dialami pasien setelah hamil anak ke 3, namun ibu pasien memiliki
riwayat darah tinggi. Dari anamnesa Dokter IGD pasien di diagnosa preeklamsi berat
multigravida hamil postterm sehingga harus segera dilakukan operasi sectio caesarea.
B. ASUHAN KEPERAWATAN
1. Pengkajian
a. Pengumpulan Data
1) Identitas Klien
Nama : Ny. S
Tempat tanggal lahir : Bandung, 17 April 1984
Umur : 37 Tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Pendidikan : SMA
Agama : Islam
Status Marital : G3 P2 A0
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Suku/Bangsa : Sunda/Indonesia
Alamat : Jln. Cihanjuang gg. Ikhlas No.234 RT/RW 04/19,
Cimahi
Nomor Registrasi : 458798
Diagnosa Medis : G3 P2 A0 kaki pasien mengalami oedem dengan
piting edema 2, pemeriksaan penunjang
adanya peningkatan proteinuria +1.
Preeklamsi berat multigravida hamil potterm
harus dilakukan tindakan operasi
section caesarea.
10
11
2) Identitas Penanggungjawab
Nama : Taufan
Umur : 40Tahun
Hubungan dengan klien : Suami
Jenis kelamin : Laki-laki
Pendidikan : SMA
Agama : Islam
Pekerjaan : PNS
Alamat : Jln. Cihanjuang gg. ikhlas No. 234 RT/RW 04/19
Cimahi
3) Riwayat kesehatan
a) Keluhan Utama : Nyeri
b) Riwayat Kesehatan sekarang
a. Awal mula terdeteksi penyakit
Nyeri dirasakan semenjak 5 hari yang lalu sebelum datang ke
rumah sakitm, pasien mengatakan nyeri karena kontraksi uterus
pada hamil ketiga.
b. Alasan masuk rumah sakit
Pada tanggal 23 Agustus 2021 sekitar jam 05.00 WIB pasien
merasakan nyeri dibagian pinggang. sehingga pasien jam 09.00
WIB langsung dibawa ke IGD Rumah Bunda Kasih oleh
suaminya, setelah dilakukan pemeriksaan oleh tenaga medis
pasien didiagnosa G3 P2 A0 Preeklamsi berat multigravida hamil
potterm harus dilakukan tindakan operasi section caesarea,
pasien lalu dibawa ke ruang operasi.
c. Keluhan saat di kaji (PQRST)
Nyeri dirasakan pada bagian pinggang dan menjalar ke kanan dan
kiri, nyeri dirasakan semenjak 5 hari yang lalu. Nyeri dirasakan
bertamabah ketika duduk ingin berdiri, nyeri hilang timbul dengan
skala 5 nyeri sedang menggunakan skala Numeric Pain Scale 0-10.
Pasien juga mengatakan nyeri karena kontraksi uterus pada hamil
ke tiga ini lebih dirasakan dibanding riwayat persalinan dua kali
yang lalu pada tahun 2014 dan 2018.
c) Riwayat Kesehatan Dahulu
a. Riwayat alergi terhadap makanan atau obat-obatan
11
12
b. Pemeriksaan fisik
Hasil pemeriksaan fisik di dapatkan bahwa keadaan umun baik, tekanan darah
170/100. Pada pemeriksaan abdomen dengan inspeksi tampak linea nigrae dan striae
gravida pada seluruh abdomen, pada pemeriksaan palpasi ditemukan leopold I tinggi
fundus uteri setinggi 27 cm dan teraba bulat dan kenyal tepat diatas fundus uterus.
Pada leopold II teraba bagian kecil pada sisi kanan uterus dan teraba seperti papan
pada sisi kiri uterus (Puki). Pada leopold III ditemukan teraba bulat, keras dan
melenting (Preskep) dan pada leopold IV ditemukan bagian bawah sudah masuk PAP.
Sedangkan peda auskultasi ditemukan DJJ 128 x/menit. Pada pemeriksaan
ekstremitas ditemukan kedua kaki klien mengalami oedem dengan fiting edema 2.
Pada pemeriksaan vaginal touche ditemukan penurunan kepala pada hodge II, kulit
ketuban (+), air ketuban (+), pembukaan Ø cm.
c. Pemeriksaan Penunjang
a) Hasil pemeriksaan Laboratorium
Hasil pemeriksaan laboratorium pada tanggal 24 Agustus 2021 Jam 08.00 di
dapatkan hasil nilai hemoglobin 11,1 g/dl (normal:12.0-15.6), hematokrit 31%
(normal 33-45), leukosit 10,3 ribu/ul (normal: 4,5-11,0), trombosit 273 ribu/ul
(normal: 150-450), eritrosit 3,38 juta/ul (normal: 4.10-5.10), PT 13,2 detik
(normal: 10.0-15.0) dan APTT 26.9 detik (normal: 20.0-40.0), golongan darah B,
HbsAg negatif, GDS 106 mg/dl (normal: 60-140), SGOT 14 u/l (normal: 0-35),
SGPT 10 u/l (normal:0-45), albumin 3,4 g/dl (normal: 3,5- 5.0), kreatinin 0,7
mg/dl (0,6-1.1), ureum 18 mg/dl (normal<50), natrium 139 mmol/L (normal: 136-
145), kalium 3,7 mmol/L (normal :136-145), kalium 3,7 mmol/L (normal:3.3-
5.1), klorida 110 mmol/L (normal : 98-106), protein urin kualitatif +1/positif 1
(normal: negatif)
12
13
d. Analisa Data
No. Data Menyimpang Etiologi Masalah Keperawatan
1. DS : Involusi uterus Nyeri Akut
- Ekpresi wajah pasien tampak
tegang
- Pasien mengatakan merasa Kontraksi uterus lambat
tidak nyaman setelah
beraktifitas dan merasa lemah.
- Aktivitas dibantu oleh suami. Atonia uteri
DO :
Perdarahan
- TD sebelum aktivitas 160/90
mmHg
- TD setelah aktivitas Vol darah turun
170/80x/menit
- Nadi sebelum 80x/menit dan
sesudah aktivitas 90x/menit Anemia
- Berjalan dan aktivitas tampak
dibantu oleh suami
- skala 5 nyeri sedang HB O2 turun
menggunakan skala Numeric
Pain Scale 0-10.
Kelemahan umum
Intoleransi aktivitas
13
14
Perubahan fisiologis
Sistem reproduksi
Ruftur jaringan
Genetalia kotor
Resiko infeksi
3. DO : SectioCaesaria Defisiensi Pengetahuan
- Terdapat luka jahitan pada
bagian abdomen pasien, luka Luka insisi
tertutup perban, dan tidak
terdapat rembesan perban. Ujung saraf terputus
Prosedur invasif: intrapartum
sectio caesarea (SC) Luka post SC
DS : Adaptasi postpartum
- Pasien mengatakan tidak
tahu bagaimana cara Adaptasi fisiologis
memberikan ASI Ekslusif
untuk pemenuhan nutrisi Kurang pengetahuan post
pada Bayi partum
- Pasien mengatakan ingin
bertemu dengan anaknya Tidak mengetahui alat
untuk memberikan ASI Kontrasepsi
- Pasien mengatakan tidak
tahu tanda dan bahaya Tidak mengetahui jenisnya
nifas
- Pasien mengatakan belum Kurang pengetahuan tentang
mengetahui tentang KB KB
yang baik untuk dirinya
DO: Ejeksi ASI
- Pasien tampak kesulitan
ketika memeras ASI Laktasi
- Pengeluaran ASI tampak
sedikit Hisapan bayi meningkat
- ASI keluar sedikit Efektif
- Pasien tampak bingung
14
15
15
16
Keterangan:
1: Sangat terganggu
2: Banyak terganggu
16
17
3: Cukup terganggu
4: Sedikit terganggu
5: Tidak terganggu
(NANDA-I, 2018-2020)
4. Implementasi Keperawatan
No. Hari/Tanggal/ Implementasi Evaluasi Paraf
Jam
1. Selasa/ 24 Agustus 1. Melakukan S:
2021/ 08.00 pengkajian nyeri Pasien mengatakan nyeri
komprehensif, pada bagian pinggang,
onset/durasi, nyeri dirasakan nyeri pegel
frekuensi, kualitas, tapi sedikit berkurang
intensitas atau dengan skala 4 nyeri
beratnya nyeri dan sedang menggunakan
faktor pencetus. skala Numeric Pain Scale
0-10. Pasien terlihat
R: ekpresi wajah yang tegang.
Pasien mengeluh nyeri
pada bagian pinggang O:
dan menjalar kekanan TTV:
dan kiri, nyeri dirasakan TD: 160/90 mmHg
bertambah dari duduk N : 80x/menit
ingin berdiri, nyeri R: 21x/menit
dirasakan nyeri pegel S: 36,5⁰C
semenjak 5 hari yang
lalu dan hilang timbul A:
dengan skala 5 nyeri - Nyeri akut belum
sedang menggunakan teratasi
skala Numeric Pain - Intervensi dilanjutkan
Scale 0-10. Pasien
mengatakan nyeri P:
karena kontraksi uterus 1. Monitor pengkajian
pada hamil ketiga ini nyeri secara
lebih dirasakan komprehensif
disbanding riwayat 2. Monitor tekanan darah,
persalinan sebelumnya. nadi, suhu, dan status
pernafasan dengan
2. Mengajarkan tepat
penggunaan teknik 3. Kelola pemberian obat
non farmakologi : analgesik
teknik relaksasi 4. Fasilitasi atau bantu
nafas dalam, tindakan kebersihan
memberikan pasien individu
massage punggung 5. Latihan independen
dengan posisi dalam batas aman.
miring kekiri
R:
17
18
3. Memberikan rasa
nyaman dengan
mengatur posisi
pasien
R:
Pasien mengatakan
nyaman dengan posisi
semi fowler
4. Mengelola
pemberian obat
analgesik: kaltofren
R:
Pasien tidak ada alergi
obat
5. Memonitor tekanan
darah, nadi, suhu,
dan status
pernafasan dengan
tepat
R:
TD: 160/90 mmHg
N : 80 x/menit
R: 21x/menit
S: 36,5⁰C
6. Memfasilitasi atau
bantu tindakan-
tindakan kebersihan
individu
R:
Pasien difasilitasi
dengan kebersihan
individunya, seperti
mandi, menyikat
gigi, dan berdandan.
7. Mendorong latihan
independen dalam
batas aman
R:
18
19
Pasien mengatakan
sudah dapat duduk
sedikit-sedikit.
Keterangan :
1 = Deviasi berat dari kisaran
normal
2 = Deviasi yang cukup besar
dari kisaran normal
3 = Deviasi sedang dari kisaran
19
20
normal
4 = Deviasi ringan dari kisaran
normal
5 = Tidak ada deviasi dari
kisaran normal
(NANDA-I, 2018-2020)
1. Implementasi Keperawatan
No. Hari/Tanggal/Jam Implementasi Evaluasi Paraf
1. Selasa/ 24 Agustus 1. Memantau lokasi S:
2021/ 13.00 WIB fundus, tinggi, dan Pasien mengatakan tidak
tonus, pastikan untuk ada keluhan pada luka
menopang segmen operasi, hanya nyeri saja
bawah Rahim selama
dilakukan palpasi O:
R: - Kondisi luka bersih
Tinggi fundus uteri - Tidak terdapat tanda-
berada 2 jari di tanda infeksi pada
bawah pusat, luka
terdapat kontraksi - Tidak terdapat
uterus terbukti rembesan pada perban
dengan saat dipalpasi - Warna lokhea merah
uterus keras. kehitaman, terdapat
2. Meningkatkan intake sisa sisa jaringan dari
nutrisi yang tepat Rahim
R: - Tinggi fundus uteri
Pasien mengatakan berada 2 jari di bawah
akan meningkatkan pusat, terdapat
nutrisinya. kontraksi uterus
3. Mendorong intake terbukti dengan saat
cairan yang sesuai dipalpasi uterus keras.
R:
Pasien mengatakan A:
akan meningkatkan - Risiko infeksi belum
konsumnsi cairan teratasi
tubuhnya. - Intervensi dilanjutkan
5. Membersihkan
perineum dan P:
mengganti pembalut 1. Kesiapan teknik
secara teratur perawatan luka yang
R: tepat
Pasien mengatakan 2. Tingkatkan intake
membersihkan nutrisi yang tepat
20
21
3. Intervensi Keperawatan
Defisiensi pengetahuan berhubungan dengan gangguan fungsi kognitif
Definisi : Ketiadaan atau defisiensi infomasi kognitif yang berkaitan dengan topik tertentu
Domain 5 : Persepsi/ Kognisi
Kelas 4 : Kognisi
(NANDA -I, 2018-2020)
21
22
4. Implementasi Keperawatan
No. Hari/Tanggal/Jam Implementasi Evaluasi Paraf
1. Selasa/ 24 Agustus 1. Menentukan S:
2021/ 17.00 WIB keinginan dan Pasien mengatakan hanya
motivasi ibu untuk mengetahui mengenai
melakukan kegiatan pemberian ASI dan tidak
menyusui dan juga mengetahui cara
persepsi mengenai pemberian ASI eksklusif
menyusui. yang baik dan benar
R: kepada bayinya.
Pasien mengatakan
ingin memberi ASI O:
eksklusif walaupun Ketika ditanya oleh
bayinya masih dalam perawat mengenai teknik
perawatan pemberian ASI yang
2. Mengoreksi konsepsi benar, pasien belum
yang salah, informasi mengetahuinya
yang salah, dan A:
ketidaktepatan Kesiapan meningkatkan
mengenai menyusui. pemberian ASI belum
R: teratasi
Pasien hanya P:
mengetahui 1. Berikan materi
mengenai cara pendidikan, sesuai
menysusi tapi belum kebutuhan
tahu tetang cara 2. Dukung laktasi
menyusui yang diteruskan setelah
benar. pulang bekerja.
3. Mendukung laktasi
diteruskan setelah
pulang dari rumah
sakit.
R:
Pasien mengatakan
akan meneruskan
laktasi sepulang dari
rumah sakit.
22
23
BAB IV
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Penulis mengambil kesimpulan diantaranya :
1. Dalam pengkajian perlu dilakukan pemeriksaan fisik secara fokus pada tanda-
tanda vital (TD: 170/100 mmHg), kaki klien mengalami oedem dengan piting
edema 2, pemeriksaan penunjang adanya peningkatan proteinuria +1.
2. Diagnosa dan intervensi pre intra dan post dalam kasus ini adalah diagnosa
pre yaitu nyeri akut yang berhubungan dengan agen cedera fisik pada
dilakukan intervensi manajemen nyeri, pemberian analgesik, monitor tanda-
tanda vital, manajemen lingkungan dan terapi ambulasi. Pada diagnosa intra
yaitu risiko infeksi berhubungan dengan prosedur invasive dilakukan
intervensi kontrol infeksi dan perawatan intrapartum. Pada diagnose post
yaitu defisiensi pengetahuan berhubungan dengan gangguan fungsi kognitif
dilakukan intervensi perawatan postpartum dan konseling laktasi.
3. Implementasi tindakan dikerjakan secara kolaboratif dalam tim operasi.
Seluruh intervensi yang diberikan dilakukan secara mandiri maupun
kolaboratif sehingga tujuan rencana tindakan tercapai.
23
24
4. Evaluasi dari masalah saat pre operasi yaitu masalah pemberian analgesic,
manajemen lingkungan, dan terapi ambulasi teratasi sedangkan masalah nyeri
dan tanda-tanda vital teratasi sebagian. Pada masalah intra operasi diperoleh
hasil evaluasi perawatan intrapartum teratasi sedangkan masalah risiko
infeksi teratasi sebagian. Pada post operasi, masalah hipotermi teratasi
sedangkan masalah perawatan postpartum dan konseling laktasi teratasi.
B. SARAN
1. Bagi mahasiswa
Hasil makalah ini dapat digunakan sebagai bahan referensi yang berkaitan dengan
asuhan keperawatan pada pasien sectio caesarea dengan preeklamsi, sehingga
dapat menambah pengetahuan bagi mahasiswa, khususnya mahasiswa di fakultas
ilmu kesehatan.
2. Bagi institusi pendidikan
Sebagai tambahan informasi dan bahan kepustakaan dalam pemberian asuhan
keperawatan pada pasien sectio caesarea dengan indikasi preeklamsi
DAFTAR PUSTAKA
Andriyani, R. P. (2014). Panduan Lengkap Asuhan Kebidanan Ibu Nifas Normal (skeb
III). Yogyakarta: Deepublish.
Bulechek, B. D. (2013). Nursing Intervention Classification. Singapore: Elsevier.
Debora, O. (2012). Proses Keperawatan dan Pemeriksaan Fisik. Jakarta: Salemba
Medika.
Dongoes, M. (2012). Rencana Asuhan Keperawatan. Jakarta: EGC.
Herdman, T. H. (2018). NANDA-I Diagnosis Keperawatan : Definisi dan Klasifikasi.
Jakarta: EGC.
Hidayat, A. A. (2009). Pengantar Konsep Dasar Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.
Kumala, S. R. (2017). Panduan Asuhan Nifas & Evidence Based Practice. Yogyakarta
Deepublish.
Kusuma, A. H. (2015). Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa Medis dan
Nanda Nic-Noc. Jogjakarta: Mediaction Jogja.
24
25
25
26
26
27
Priyo Prabowo, S.kep., Ns,: Dosen Keperawatan FIK UMS. Jln A. Yani Tromol Post
Kartasura.
Amir Nuryanto, S. Kep., Ns.,: Pembimbing lahan RSUD Dr Moeward
27