Anda di halaman 1dari 27

MAKALAH

ASUHAN KEPERAWATAN PRE INTRA DAN POST PADA NY. S DENGAN


SECTIO CEASAREA INDIKASI PREEKLAMSI BERAT
Tugas ini disusun guna memenuhi mata kuliah Dokumentasi Keperawatan
Dosen Pengampu : Tunggul Sri Agus Setyaningsih, S.Kep., Ners., M.Kep

Kelompok II Tingkat 2A

Muhammad Asrul 20.026

Adisti Dewi Yumnaningrum 20.002

Ajeng Reisa Amalya 20.004

Astra Giandi Ahmadian Praja 20.007

Chintya Hutasoit 20.009

Cincin Zulia Sari 20.010

Dimas Alfian 20.013

Puput Melati 20.032

Rina Rahmawati 20.037

Riviza Pizaranti 20.038

Shakila Azzahra Virgian 20.041

Sipa Nurul Ainun 20.042

Ulfa Fauziah 20.047

AKADEMI KEPERAWATAN RS.DUSTIRA


CIMAHI
2021

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah yang Mahakuasa karena telah memberikan


kesempatan pada kami untuk menyelesaikan makalah ini. Atas rahmat dan hidayah-
Nya lah kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Pembuatan Asuhan
Keperawatan Pre Intra dan Post Pada Ny. S dengan Sectio Ceasarea” tepat waktu.

Makalah tentang “Asuhan Keperawatan Pre Intra dan Post Pada Ny. S dengan
Sectio Ceasarea ” disusun guna memenuhi tugas dosen pada mata kuliah Dokumentasi
Keperawatan di Akademik Perawat Dustira. Selain itu, kami juga berharap agar
makalah ini dapat menambah wawasan bagi pembaca tentang ‘’Asuhan Keperawatan
Pre Intra dan Post Pada Ny. S dengan Sectio Ceasarea”.

Kami mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada Ibu Tunggul Sri


Agus Setyaningsih, S.Kep., Ners., M.Kep selaku dosen Dokumentasi Keperawatan.
Tugas yang telah diberikan ini dapat menambah pengetahuan dan wawasan terkait
bidang yang ditekuni.

Kami menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu,
kritik dan saran yang membangun akan penulis terima demi kesempurnaan makalah
ini.

Cimahi, 26 Agustus 2021

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.......................................................................................................
DAFTAR ISI.....................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN...................................................................................................
A. Latar Belakang................................................................................................................
B. Rumusan Masalah...........................................................................................................
C. Tujuan..............................................................................................................................
D. Manfaat............................................................................................................................
BAB II TINJAUAN PUSTAKA.......................................................................................
A. Definisi............................................................................................................................
B. Etiologi............................................................................................................................
C. Patofisiologi.....................................................................................................................
D. Macam-macam Persalinan..............................................................................................
BAB III PEMBAHASAN..................................................................................................
A. Kasus...............................................................................................................................
B. Asuhan Keperawatan.......................................................................................................
C. Asuhan Keperawatan Pre................................................................................................
D. Asuhan Keperawatan Intra............................................................................................
E. Asuhan Keperawatan Post.............................................................................................
BAB IV PENUTUP..........................................................................................................
A. Kesimpulan...................................................................................................................
B. Saran..............................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................................

iii
4

BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Asuhan keperawatan merupakan proses atau rangkaian kegiatan pada praktik
keperawatan yang diberikan secara langsung kepada klien /pasien di berbagai tatanan
pelayanan kesehatan. Dilaksanakan berdasarkan kaidah-kaidah keperawatan sebagai
suatu profesi yang berdasarkan ilmu dan kiat keperawatan,bersifat humanistic,dan
berdasarkan pada kebutuhan objektif klien untuk mengatasi masalah yang dihadapi klien.
Menurut Ali (1997) proses keperawatan adalah metode asuhan keperawatan yang
Ilmiah,sistematis,dinamis,dan terus- menerus serta berkesinambungan dalam rangka
pemecahan masalah kesehatan pasien/klien,di mulai dari pengkajian (pengumpulan
data,analisis data,dan penentuan masalah) diagnosis keperawatan, pelaksanaan, dan
penilaian tindakan keperawatan. Asuhan keperawatan di berikan dalam upaya memenuhi
kebutuhan klien.
Menurut A Maslow ada lima kebutuhan dasar manusia yaitu kebutuhan fisiologis
meliputi oksigen,cairan,nutrisi, kebutuhan rasa aman dan perlindungan,kebutuhan rasa
cinta dan saling memiliki,kebutuhan akan harga diri dan kebutuhan aktualisasi diri.
Berdasarkan pengertian diatas maka dapat disimpulkan bahwa asuhan
keperawatan merupakan seluruh rangkaian proses keperawatan yang diberikan kepada
pasien yang berkesinambungan dengan kiat-kiat keperawatan yang di mulai dari
pengkajian sampai dengan evaluasi dalam usaha memperbaiki ataupun memelihara
derajat kesehatan yang optimal.
Operasi adalah semua tindak pengobatan dengan menggunakan prosedur invasif,
dengan tahapan membuka atau menampilkan bagian tubuh yang ditangani. Pembukaan
bagian tubuh yang dilakukan tindakan pembedahan pada umumnya dilakukan dengan
membuat sayatan, setelah yang ditangani tampak, maka akan dilakukan perbaikan dengan
penutupan serta penjahitan luka (Sjamsuhidayat & Jong, 2016). Pembedahan dilakukan
untuk mendiagnosa atau mengobati suatu penyakit, cacat atau cedera, serta mengobati
kondisi yang tidak mungkin disembuhkan dengan tindakan atau obat-obatan sederhana
(Potter, P.A, Perry, 2016).
Pembedahan merupakan salah satu tindakan operasi membutuhkan persiapan
yang matang dan benar-benar teliti karena hal ini menyangkut berbagai organ, terutama
jantung, paru, pernafasan. Untuk itu diperlukan perawatan yang komprehensif dan
menyeluruh guna mempersiapkan tindakan operasi sampai dengan benar-benar aman dan
tidak merugikan klien maupun petugas.
Perioperatif adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan keragaman
fungsi keperawatan yang berkaitan dengan pengalaman pembedahan pasien. Kata

4
5

perioperatif adalah gabungan dari tiga fase pengalaman pembedahan yaitu : pre operatif,
intra operatif dan post operatif. (Hipkabi, 2014)
Salah satu komplikasi persalinan yang mempunyai tingkat kematian maternal dan
perinatal yang tinggi adalah preeklamsi dan eklamsi. Menurut Depkes RI (2007), di
Indonesia penyebab utama kematian ibu di samping perdarahan (45%) dan infeksi (15%),
merupakan preeklamsi atau eklamsi dengan angka kejadiannya sebesar (13%). Resiko
relative terjadinya bayi lahir mati pada ibu dengan preeklamsi adalah 5,65 kali lebih besar
dibandingkan dengan ibu tanpa preeklamsi. Mengingat hal tersebut diatas maka
preeklamsi dan eklamsi masih yang menyebabkan angka kematian ibu dan janin tinggi
sehingga salah satu kebijakan nasional untuk meminimalkan angka kematian ibu dan
bayinya adalah dengan terus meningkatkan pelayanan kesehatan yang berkualitas dengan
terdapatnya staf kesehatan yang ahli dalam menangani persalinan serta mengetahui
berbagai indikasi kehamilan yang dapat mengancam nyawa ibu dan bayinya. salah satu
cara alternative dalam menangani preeklamsi yaitu dengan tindakan operatif sectio
caesaria.
Menurut Bobak et al (2004) pemeriksaan penunjang yang diperlukan pada
preeklamsi adalah pemeriksaan urin untuk melihat protein dalam urin dan pemeriksaan
darah lengkap (termasuk hitung trombosis). Pemeriksaan pembekuan meliputi waktu
perdarahan, PT, PTT dan fibrinogen. Pemeriksaan enzim hati yang meliputi bilirubin,
LDH meningkat, aspartat aminotransferase, SGOT meningkat, SGPT meningkat dan total
protein serum menurun. Menurut Mitayani (2009) komplikasi pada preeklamsi pada ibu
adalah terjadinya eklamsi, solusio plasenta, perdarahan subkasular hepar, kelainan
pembuluh darah, sindrom HELLP, gagal jantung hingga syok dan kematian. Selain pada
ibu, pada janin pun dapat berakibat terhambatnya pertumbuhan dalam uterus, bayi
prematur, asfiksia neonatorum, kematian dalam uterus, peningkatan angka kematian dan
kesakitan perinatal.

B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan Latar Belakang tersebut maka didapatkan rumusan masalah sebagai berikut :
1. Bagaimana definisi dari Sectio Ceasarea?
2. Bagaimana etiogi dan patofisiologi Sectio Ceasarea?
3. Bagaimana Asuhan Keprawatan Pre Intra dan Post pada Ny. S dengan Sectio
Ceasarea?

C. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Penulis dapat memenuhi salah satu tugas pada mata kuliah “Dokumentasi
Keperawatan” yaitu tentang Asuhan Keperawatan pada Pre Intra dan Post pada Ny. S

5
6

dengan Sectio Ceaserea dengan Indikasi Preeklamsi Berat dan Penulis mampu
memahami serta mengaplikasikan praktek asuhan keperawatan secara langsung dan
komprehensif.
2. Tujuan Khusus
Berdasarkan Latar Belakang tersebut maka didapatkan tujuan khusus sebagai berikut :
Setelah melakukan Tindakan Asuhan Keperawatan kepada Ny. S dengan Pre Intra
Post Op Sectio Caesarea (SC) atas Indikasi Preeklamsi Berat selama 2 hari,
diharapkan penulis dapat :
a. Melakukan pengkajian keperawatan pada Ny. S dengan Pre Intra Post Op Sectio
Caesarea (SC) Atas Indikasi Preeklamsi Berat.
b. Merumuskan diagnosa keperawatan pada Ny. S dengan Pre Intra Post Op Sectio
Caesarea (SC) Atas Indikasi Preeklamsi Berat.
c. Menyusun perencanaan keperawatan pada Ny. S dengan Pre Intra Post Op
Sectio Caesarea (SC) Atas Indikasi Preeklamsi Berat.
d. Melakukan tindakan/Implementasi keperawatan pada Ny. S dengan Pre Intra
Post Op Sectio Caesarea (SC) Atas Indikasi Preeklamsi Berat.
e. Mengevaluasi tindakan keperawatan pada Ny. S dengan Pre Intra Post Op
Sectio Caesarea (SC) Atas Indikasi Preeklamsi Berat.

D. MANFAAT
1. Manfaat Praktis

Diharapkan dapat meningkatkan pengalaman,pengetahuan dan kemampuan dibidang


pelayanan Kesehatan pada masyarakat dalam melakukan Asuhan Keperawatan yang
kompherensif khususnya dalam mengatasi keluhan pada pasien pre intra post op
sectio caesarea atas indikasi preeklamsi berat di Rumah Sakit.

2. Manfaat Teoritis

a. Bagi Rumah Sakit

Diharapkan dapat memberikan sumbangan pikiran dalam meningkatkan penerapan


Asuhan Keperawatan pada ibu nifas dengan preeklamsi berat.

b. Bagi Mahasiswa

Makalah ini bermanfaat bagi mahasiswa dalam mengembangkan ilmu pengetahuan


yang dimiliki khususnya mengenai asuhan keperawatan. Makalah ini dapat
dijadikan referensi materi pembelajaran mengenai asuhan keperawatan pre, intra
dan post operasi.

6
7

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. DEFINISI
1. Sectio Caesarea
Sectio caeserea adalah suatu persalinan buatan dimana janin dilahirkan melalui
suatu insisi pada dinding perut dan dinding rahim dngan syarat rahim dalam keadaan
utuh serta berat janin di atas 500 gram (Wiknjosastro et al, 2007).
Menurut Mochtar (2011) sectio caesarea adalah suatu cara melahirkan janin
dengan membuat sayatan pada dinding uterus melalui depan perut atau vagina atau
disebut juga histerotomia untuk melahirkan janin dari dalam rahim. Tindakan operasi
sectio caesarea dilakukan untuk mencegah kematian janin maupun ibu yang
dikarenakan bahaya atau komplikasi yang akan terjadi apabila ibu melahirkan secara
pervaginam (Sukowati et al, 2010).
Teknik sectio caesarea menurut Cunningham (2006) ada 2 yaitu teknik insisi
abdominalis terdiri dari insisi vertikal dan insisi transversal. Sedangkan teknik insisi
uterus terdiri dari sectio caesarea transperitonealis yaitu sectio ceasarea klasik dimana
dilakukan insisi memanjang pada corpus uteri sepanjang kira-kira 12 cm. Kelebihan
jenis SC ini dapat mengeluarkan janin dengan cepat, tidak mengakibatkan komplikasi
pada kandung kemih tertarik, dan sayatan bias di perpanjang proksimal atau distal
sedangkan kekurangan teknik SC ini, ruptur uteri sering terjadi untuk persalinan
berikutnya. Sedangkan sectio caesearea ismika atau profundal dilakukan dengan
melakukan insisi pada segmen bawah rahim (low servical transversal) sepanjang kira-
kira 12 cm.
Kelebihan penggunaan jenis SC ini yaitu penjahitan luka lebih mudah, penutupan
luka dengan reperitonelisasi yang baik, tumpang tindih peritonel flap baik sekali
untuk menahan penyebaran isi uterus ke rongga peritonium, perdarahan tidak begitu
banyak, kemungkinan ruptur uteri spontan berkurang atau lebih kecil adapun
kekurangannya adalah luka dapat melebar kekiri, kanan, bawah sehingga dapat
menyebabkan uteri uterine pecah sehingga mengakibatkan perdarahan banyak.
Keluhan pada kandung kemih post operasi tinggi.
2. Preklamasi
Preeklamsi adalah sindroma spesifik dengan tanda-tanda hipertensi, edema dan
proteinuria yang timbul dalam kehamilan yang menyebabkan perfusi darah ke organ
berkurang karena adanya vasospasmus dan menurunnya aktivitas sel endotel
(Cunningham, 2006) Menurut Bobak et al (2004) tidak ada profil tertentu yang
mengidentifikasikan wanita yang akan menderita preeklamsi, akan tetapi ada
beberapa faktor risiko tertentu yang berkaitan diantaranya adalah primigravida,
gestasi dengan usia 35 tahun, janin besar, kehamilan mola, kehamilan dengan janin
lebih dari satu, obesitas, sedangkan menurut Pery et al (2010) faktor risiko lain yang
mendukung terhadap terjadinya preeklamsi adanya riwayat keluarga dengan

7
8

preeklamsi, adanya riwayat penyakit dan riwayat keluarga seperti adanya hipertensi
kronik, penyakit ginjal, penyakit diabetus millitus tipe 1, selain itu, adanya riwayat
kehamilan dengan plasenta abruptio, fetal death, hambatan pertumbuhan janin dalam
rahim.
Salah satu teori yang dikemukakan pada kejadian preeklamsi disebabkan karena
iskemia rahim dan plasenta sedangkan selama kehamilan uterus memerlukan darah
lebih banyak namun pada klien dengan kehamilan ganda, multipara, molahidatidosa,
hidroamnion menyebabkan peredaran darah dalam dinding uterus berkurang maka
keluarlah zat-zat dari plasenta atau disebut decidue yang menyebabkan vasospasme
termasuk spasmus arteriol spiralis dengan demikian terjadinya gangguan sirkulasi
uteroplasenta yang berfungsi dalam pemberian oksigen (Wiknjosastro et al, 2007).
Pada gangguan kronis akan menyebabkan pertumbuhan janin dalam kandungan
mengalami hambatan yang disebabkan oleh berkurangnya kebutuhan karbohidrat,
protein dan faktor-faktor pertumbuhan lainnya yang seharusnya diterima oleh janin.
Pada preeklamsi yang berat dan eklampsi dapat terjadi perburukan patologis dan
sejumlah organ dan sistem yang kemungkinan disebabkan oleh vasospasme dan
iskemik (Cunningham, 2006).
Pada teori iskemia implantasi plasenta, bahan trofoblas akan diserap kedalam
sirkulasi yang dapat meningkatkan sensitivitas terhadap angiotensin II renin dan
aldosteron dan terjadi spasme pembuluh darah arteriol dan menyebabkan tertahannya
garam dan air sehingga terjadi edema. Menurut Manuaba et al (2007) preeklamsi
dibagi dalam 2 golongan, yaitu ringan dan berat. Preeklamsi dikatakan ringan apabila
ditemukan tanda-tanda seperti tekanan darah ≥ 140/90 mmHg dengan kenaikan
sistolik 30 mmHg dan diastolik 15 mmHg, kenaikan BB ½ kg atau lebih dalam
seminggu, protein +1 dan edema ringan. Sedang preeklamsi berat ditemukan satu atau
lebih tanda-tanda seperti tekanan darah 160/110 mmHg atau lebih, edema, proteinuria
5gr atau lebih/24 jam, oliguri dengan jumlah urin kurang dari 500cc/24 jam, terdapat
dispnea.
Menurut Bobak et al (2004) pemeriksaan penunjang yang diperlukan pada
preeklamsi adalah pemeriksaan urin untuk melihat protein dalam urin dan
pemeriksaan darah lengkap (termasuk hitung trombosis). Pemeriksaan pembekuan
meliputi waktu perdarahan, PT, PTT dan fibrinogen. Pemeriksaan enzim hati yang
meliputi bilirubin, LDH meningkat, aspartat aminotransferase, SGOT meningkat,
SGPT meningkat dan total protein serum menurun. Mengingat hal tersebut diatas
maka preeklamsi merupakan penyakit kehamilan yang menyebabkan angka kematian
ibu dan janin tinggi sehingga salah satu cara alternative dalam menanganinya yaitu
dengan tindakan operatif sectio caesaria.

B. ETIOLOGI
Menurut Amin & Hardi (2013) operasidilakukan atas indikasi sebagai berikut :
1. Indikasi yang berasal dari ibu Sectio Caesarea yaitu pada primigravida dengan
kelainan letak. Cefalo Pelvik Disproportion (disproporsi janin panggul), ada sejarah
kehamilan dan persalinan yang buruk, ketidakseimbangan ukuran kepala bayi dan

8
9

panggul ibu, keracunan kehamilan yang parah, komplikasi kehamilan yaitu pre
eklampsia dan eklampsia berat, atas permitaan, kehamilan yang disertai penyakit
(jantung, DM), gangguan perjalanan persalinan (kista ovarium, mioma uteri dan
sebagainya).
2. Indikasi yang berasal dari janin
Fetal distress/ gawat janin, mal persentasi dan mal posisi kedudukan janin seperti bayi
yang terlalu besar (giant baby), kelainan letak bayi seperti sungsang dan lintang,
kelainan tali pusat dengan pembukaan kecil seperti prolapsus tali pusat, terlilit tali
pusat, adapun faktor plasenta yaitu plasenta previa.

C. PATOFISIOLOGI
Adanya beberapa kelainan/hambatan pada proses persalinan yang menyebabkan
bayi tidak dapat lahir secara normal/spontan, misalnya karena ketidakseimbangan ukuran
kepala bayi dan panggul ibu, keracunan kehamilan yang parah, pre eklampsia dan
eklampsia berat, kelainan letak bayi seperti sungsang dan lintang, kemudian sebagian
kasus mulut rahim tertutup plasenta yang lebih dikenal dengan plasenta previa, bayi
kembar, kehamilan pada ibu yang berusia lanjut, persalinan yang berkepanjangan,
plasenta keluar dini, ketuban pecah dan bayi belum keluar dalam 24 jam, kontraksi lemah
dan sebagainya. Kondisi tersebut menyebabkan perlu adanya suatu tindakan pembedahan
yaitu Sectio Caesarea. (Sari, 2016).

D. MACAM-MACAM PERSALINAN
Menurut (Yuni Fitriani, 2018) terdapat 3 jenis persalinan yaitu :
1. Persalinan Spontan
Persalinan yang terjadi dengan adanya kontraksi kekuatan ibu yang dapat membuat bayi
dan plasenta lahir melalui jalan lahir.
2. Persalinan Buatan
Persalinan yang dibantu tenaga medis, misalnya ekstraksi forcep, dan operasi section
caesaria.
3. Persalinan Anjuran
Persalinan yang terjadi setelah pemecahan ketuban, pemberian obat pitocin atau
prostaglandin

9
10

BAB III
PEMBAHASAN

A. KASUS
Riwayat Kesehatan.Ny.S G3 P2 A0 datang atas kiriman dari Rumah Sakit Bunda
Kasih dengan keterangan pada tanggal 23 Agustus 2021 Jam 09.00 WIB Ny.S dan
umur kehamilan 40 minggu dengan preeklamsi. Pasien mengatakan nyeri pada bagian
pinggang dan menjalar kekanan dan kiri, nyeri dirasakan semenjak 5 hari yang lalu.
Pasien juga mengatakan nyeri karena kontraksi uterus pada hamil ke tiga ini lebih
dirasakan dibanding riwayat persalinan dua kali yang lalu pada tahun 2014 dan 2018.
Pasien mengatakan belum pernah melahirkan dengan cara sectio caesarea, dan
mengatakan agak takut menghadapi persalinan kali ini. Pasien tidak memiliki riwayat
asma, alergi, riwayat penyakit menular dan tekanan darah tinggi sebelumnya.
Hipertensi yang dialami pasien setelah hamil anak ke 3, namun ibu pasien memiliki
riwayat darah tinggi. Dari anamnesa Dokter IGD pasien di diagnosa preeklamsi berat
multigravida hamil postterm sehingga harus segera dilakukan operasi sectio caesarea.

B. ASUHAN KEPERAWATAN
1. Pengkajian
a. Pengumpulan Data
1) Identitas Klien
Nama : Ny. S
Tempat tanggal lahir : Bandung, 17 April 1984
Umur : 37 Tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Pendidikan : SMA
Agama : Islam
Status Marital : G3 P2 A0
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Suku/Bangsa : Sunda/Indonesia
Alamat : Jln. Cihanjuang gg. Ikhlas No.234 RT/RW 04/19,
Cimahi
Nomor Registrasi : 458798
Diagnosa Medis : G3 P2 A0 kaki pasien mengalami oedem dengan
piting edema 2, pemeriksaan penunjang
adanya peningkatan proteinuria +1.
Preeklamsi berat multigravida hamil potterm
harus dilakukan tindakan operasi
section caesarea.

10
11

Tanggal masuk : 23 Agustus 2021 Pukul 09.00 WIB


Tanggal pengkajian : 24 Agustus 2021 Pukul 08.00 WIB

2) Identitas Penanggungjawab
Nama : Taufan
Umur : 40Tahun
Hubungan dengan klien : Suami
Jenis kelamin : Laki-laki
Pendidikan : SMA
Agama : Islam
Pekerjaan : PNS
Alamat : Jln. Cihanjuang gg. ikhlas No. 234 RT/RW 04/19
Cimahi

3) Riwayat kesehatan
a) Keluhan Utama : Nyeri
b) Riwayat Kesehatan sekarang
a. Awal mula terdeteksi penyakit
Nyeri dirasakan semenjak 5 hari yang lalu sebelum datang ke
rumah sakitm, pasien mengatakan nyeri karena kontraksi uterus
pada hamil ketiga.
b. Alasan masuk rumah sakit
Pada tanggal 23 Agustus 2021 sekitar jam 05.00 WIB pasien
merasakan nyeri dibagian pinggang. sehingga pasien jam 09.00
WIB langsung dibawa ke IGD Rumah Bunda Kasih oleh
suaminya, setelah dilakukan pemeriksaan oleh tenaga medis
pasien didiagnosa G3 P2 A0 Preeklamsi berat multigravida hamil
potterm harus dilakukan tindakan operasi section caesarea,
pasien lalu dibawa ke ruang operasi.
c. Keluhan saat di kaji (PQRST)
Nyeri dirasakan pada bagian pinggang dan menjalar ke kanan dan
kiri, nyeri dirasakan semenjak 5 hari yang lalu. Nyeri dirasakan
bertamabah ketika duduk ingin berdiri, nyeri hilang timbul dengan
skala 5 nyeri sedang menggunakan skala Numeric Pain Scale 0-10.
Pasien juga mengatakan nyeri karena kontraksi uterus pada hamil
ke tiga ini lebih dirasakan dibanding riwayat persalinan dua kali
yang lalu pada tahun 2014 dan 2018.
c) Riwayat Kesehatan Dahulu
a. Riwayat alergi terhadap makanan atau obat-obatan

11
12

Pasien tidak memiliki riwayat asma, alergi, riwayat penyakit


menular dan tekanan darah tinggi sebelumnya.
b. Riwayat penyakit
Pasien mengatakan memiliki riwayat hipertensi yang dialami
setelah hamil anak ke 3, namun persalinan sebelumnya tidak ada.
d) Riwayat Kesehatan Keluarga
Pasien mengatakan bahwa ibu pasien mempunyai penyakit yang sama
seperti yang dideritaya yaitu hipertensi. Pasien juga mengatakan tidak
ada yang mempunyai penyakit keturunan seperti diabetes, ataupun
penyakit yang menular seperti hepatitis, TBC, HIV dan AIDS.

b. Pemeriksaan fisik
Hasil pemeriksaan fisik di dapatkan bahwa keadaan umun baik, tekanan darah
170/100. Pada pemeriksaan abdomen dengan inspeksi tampak linea nigrae dan striae
gravida pada seluruh abdomen, pada pemeriksaan palpasi ditemukan leopold I tinggi
fundus uteri setinggi 27 cm dan teraba bulat dan kenyal tepat diatas fundus uterus.
Pada leopold II teraba bagian kecil pada sisi kanan uterus dan teraba seperti papan
pada sisi kiri uterus (Puki). Pada leopold III ditemukan teraba bulat, keras dan
melenting (Preskep) dan pada leopold IV ditemukan bagian bawah sudah masuk PAP.
Sedangkan peda auskultasi ditemukan DJJ 128 x/menit. Pada pemeriksaan
ekstremitas ditemukan kedua kaki klien mengalami oedem dengan fiting edema 2.
Pada pemeriksaan vaginal touche ditemukan penurunan kepala pada hodge II, kulit
ketuban (+), air ketuban (+), pembukaan Ø cm.

c. Pemeriksaan Penunjang
a) Hasil pemeriksaan Laboratorium
Hasil pemeriksaan laboratorium pada tanggal 24 Agustus 2021 Jam 08.00 di
dapatkan hasil nilai hemoglobin 11,1 g/dl (normal:12.0-15.6), hematokrit 31%
(normal 33-45), leukosit 10,3 ribu/ul (normal: 4,5-11,0), trombosit 273 ribu/ul
(normal: 150-450), eritrosit 3,38 juta/ul (normal: 4.10-5.10), PT 13,2 detik
(normal: 10.0-15.0) dan APTT 26.9 detik (normal: 20.0-40.0), golongan darah B,
HbsAg negatif, GDS 106 mg/dl (normal: 60-140), SGOT 14 u/l (normal: 0-35),
SGPT 10 u/l (normal:0-45), albumin 3,4 g/dl (normal: 3,5- 5.0), kreatinin 0,7
mg/dl (0,6-1.1), ureum 18 mg/dl (normal<50), natrium 139 mmol/L (normal: 136-
145), kalium 3,7 mmol/L (normal :136-145), kalium 3,7 mmol/L (normal:3.3-
5.1), klorida 110 mmol/L (normal : 98-106), protein urin kualitatif +1/positif 1
(normal: negatif)

b) Hasil Pemeriksaan USG


Pada pemeriksaan USG ditemukan, janin tunggal, intra uterine, memanjang, puki,
preskep, masuk PAP, DJJ (+) dengan BPD 8,9 FL 6,3, AC 30,5, EFBW 2605,
plasenta ineversi, air ketuban kesan cukup, tidak tampak jelas kelainan kongenital
mayor, kesan graf janin dalam keadaan baik.

12
13

d. Analisa Data
No. Data Menyimpang Etiologi Masalah Keperawatan
1. DS : Involusi uterus Nyeri Akut
- Ekpresi wajah pasien tampak
tegang
- Pasien mengatakan merasa Kontraksi uterus lambat
tidak nyaman setelah
beraktifitas dan merasa lemah.
- Aktivitas dibantu oleh suami. Atonia uteri

DO :
Perdarahan
- TD sebelum aktivitas 160/90
mmHg
- TD setelah aktivitas Vol darah turun
170/80x/menit
- Nadi sebelum 80x/menit dan
sesudah aktivitas 90x/menit Anemia
- Berjalan dan aktivitas tampak
dibantu oleh suami
- skala 5 nyeri sedang HB O2 turun
menggunakan skala Numeric
Pain Scale 0-10.
Kelemahan umum

Intoleransi aktivitas

13
14

2. DS : - Intra partum Resiko Infeksi


DO : -

Perubahan fisiologis

Sistem reproduksi

Vagina dan perineum

Ruftur jaringan

Personal hygiene kurang baik

Genetalia kotor

Resiko infeksi
3. DO : SectioCaesaria Defisiensi Pengetahuan
- Terdapat luka jahitan pada 
bagian abdomen pasien, luka Luka insisi
tertutup perban, dan tidak 
terdapat rembesan perban. Ujung saraf terputus
Prosedur invasif: intrapartum 
sectio caesarea (SC) Luka post SC

DS : Adaptasi postpartum
- Pasien mengatakan tidak 
tahu bagaimana cara Adaptasi fisiologis
memberikan ASI Ekslusif 
untuk pemenuhan nutrisi Kurang pengetahuan post
pada Bayi partum
- Pasien mengatakan ingin 
bertemu dengan anaknya Tidak mengetahui alat
untuk memberikan ASI Kontrasepsi
- Pasien mengatakan tidak 
tahu tanda dan bahaya Tidak mengetahui jenisnya
nifas 
- Pasien mengatakan belum Kurang pengetahuan tentang
mengetahui tentang KB KB
yang baik untuk dirinya 
DO: Ejeksi ASI
- Pasien tampak kesulitan 
ketika memeras ASI Laktasi
- Pengeluaran ASI tampak 
sedikit Hisapan bayi meningkat
- ASI keluar sedikit Efektif
- Pasien tampak bingung 

14
15

pemilihan KB yang baik Kebutuhan Nutrisi Bayi


utntuk dirinya 
- Pasien belum mengetahui Kurang informasi tentang
tentang tanda dan bahaya perawatan payudara
nifas 
Defisiensi pengetahuan
(NANDA, 2018-2020)

C. ASUHAN KEPERAWATAN PRE


2. Diagnosa Keperawatan
Nyeri akut berhubungan dengan agen cedera fisik
3. Intervensi Keperawatan
Nyeri akut berhubungan dengan agen cedera fisik
Definisi : Pengalaman sensori dan emosional yang tidak menyenangkan yang muncul akibat kerusakan
jaringan yang aktual atau potensial atau yang digambarkan dalam hal kerusakan sedemikian rupa
(International Association for the Study of pain); awitan yang tiba-tiba atau lambat dari intensitas ringan
hingga berat dengan akhir yang dapat diantisipasi atau diprediksi dan berlangsung <6 bulan
Domain 12 : Kenyamanan
Kelas 1 : Kenyamanan Fisik
(NANDA -I, 2018-2020)

Tujuan Intervensi Rasional


Setelah dilakukan tindakan Manajemen nyeri 1. Menyediakan
keperawatan selama 2 x 24 jam 1. Lakukan pengkajian informasi mengenai
diharapkan nyeri akut teratasi, nyeri komprehensif, kebutuhan /
dengan kriteria hasil : onset/durasi, frekuensi, efektivitas intervensi
2. Melancarkan
kualitas, intensitas atau
Tingkat Nyeri peredaran darah
beratnya nyeri dan sehingga kebutuhan
Indikator Awal Target
faktor pencetus. oksigen pada jaringan
Nyeri yang 3 4
dilaporkan 2. Ajarkan penggunaan terpenuhi dengan
Panjangnya 3 4 teknik non farmakologi mengurangi nyeri dan
episode nyeri (seperti biofeedback, mengalihkan
Ekspresi 3 4 TENS, hypnosis, perhatian terhadap
nyeri wajah relaksasi, bimbingan nyeri ke hal-hal yang
antisipatif, terapi music, menyenangkan
Keterangan : terapi bermain, terapi 3. Istirahat dapat
1 = Berat aktivitas, akupessur, merelaksasikan
2 = Cukup berat semua jaringan
aplikasi panas/dingin
3 = Sedang sehingga akan
dan pijatan, sebelum, meningkatkan
4 = Ringan
sesudah dan jika kenyamanan
5 = Tidak ada
memungkinkan, ketika 4. Analgetik memblok
Kontrol Nyeri melakukan aktivitas lintasan nyeri
yang menimbulkan sehingga nyeri akan
nyeri; sebelum nyeri berkurang
terjadi atau meningkat; 5. Mengetahui keadaan
dan bersamaan dengan umum pasien

15
16

Indikator Awal Target tindakan penurun rasa 6. Berpartisipasi dalam


Menggunakan 3 1 nyeri lainnya) perawatan diri sendiri
tindakan 3. Dukung istirahat/ tidur dapat meringankan
pengurangan yang adekuat untuk stressor dan
nyeri tanpa meningkatkan
membantu penurunan
analgesic kemandirian
nyeri
Melaporkan 3 1 7. Mempertahankan
Pemberian analgesic ambulasi dalam batas
nyeri yang
4. Kolaborasikan dengan aman
terkontrol
dokter apakah obat,
Keterangan : dosis, rute pemberian, (NANDA-I, 2018-
1 = Tidak pernah menunjukan atau perubahan interval 2020)
2 = Jarang menunjukan dibutuhkan, buat
3 = Kadang-kadang menunjukan rekomendasi khusus
4 = Sering menunjukan
5 = Secara konsisten menunjukan
berdasarkan prinsip
analgesik.
Tanda-tanda vital Monitor tanda-tanda
Indikator Awal Target vital
Suhu tubuh 3 5 5. Monitor tekanan darah,
Tingkat 3 5 nadi, suhu, dan status
pernafasan pernafasan dengan tepat
Tekanan 3 5 Manajemen
darah sistolik lingkungan :
Tekanan 3 5 Kenyamanan
darah 6. Fasilitasi tindakan-
diastolik tindakan kebersihan
Tekanan nadi 3 5
untuk menjaga
Keterangan : kenyamanan individu
1 = Deviasi berat dari kisaran (misalnya menyeka alis,
normal mengoleskan krim
2 = Deviasi yang cukup besar kulit, atau
dari kisaran normal membersihkan badan,
3 = Deviasi sedang dari kisaran rambut, dan rongga
normal mulut)
4 = Deviasi ringan dari kisaran Terapi Latihan :
normal Ambulasi
5 = Tidak ada deviasi dari 7. Dorong ambulasi
kisaran normal
independen dalam batas
Pergerakan aman
Indikator Awal Target
(NANDA-I, 2018-2020)
Berjalan 3 4
Bergerak 3 4
dengan
mudah

Keterangan:
1: Sangat terganggu
2: Banyak terganggu

16
17

3: Cukup terganggu
4: Sedikit terganggu
5: Tidak terganggu

(NANDA-I, 2018-2020)

4. Implementasi Keperawatan
No. Hari/Tanggal/ Implementasi Evaluasi Paraf
Jam
1. Selasa/ 24 Agustus 1. Melakukan S:
2021/ 08.00 pengkajian nyeri Pasien mengatakan nyeri
komprehensif, pada bagian pinggang,
onset/durasi, nyeri dirasakan nyeri pegel
frekuensi, kualitas, tapi sedikit berkurang
intensitas atau dengan skala 4 nyeri
beratnya nyeri dan sedang menggunakan
faktor pencetus. skala Numeric Pain Scale
0-10. Pasien terlihat
R: ekpresi wajah yang tegang.
Pasien mengeluh nyeri
pada bagian pinggang O:
dan menjalar kekanan TTV:
dan kiri, nyeri dirasakan TD: 160/90 mmHg
bertambah dari duduk N : 80x/menit
ingin berdiri, nyeri R: 21x/menit
dirasakan nyeri pegel S: 36,5⁰C
semenjak 5 hari yang
lalu dan hilang timbul A:
dengan skala 5 nyeri - Nyeri akut belum
sedang menggunakan teratasi
skala Numeric Pain - Intervensi dilanjutkan
Scale 0-10. Pasien
mengatakan nyeri P:
karena kontraksi uterus 1. Monitor pengkajian
pada hamil ketiga ini nyeri secara
lebih dirasakan komprehensif
disbanding riwayat 2. Monitor tekanan darah,
persalinan sebelumnya. nadi, suhu, dan status
pernafasan dengan
2. Mengajarkan tepat
penggunaan teknik 3. Kelola pemberian obat
non farmakologi : analgesik
teknik relaksasi 4. Fasilitasi atau bantu
nafas dalam, tindakan kebersihan
memberikan pasien individu
massage punggung 5. Latihan independen
dengan posisi dalam batas aman.
miring kekiri
R:

17
18

Pasien mengatakan lebih


nyaman dengan posisi
miring dan mampu
melakukan teknik
relaksasi nafas dalam
dengan baik, pasien
tersenyum dan terlihat
relax.

3. Memberikan rasa
nyaman dengan
mengatur posisi
pasien
R:
Pasien mengatakan
nyaman dengan posisi
semi fowler

4. Mengelola
pemberian obat
analgesik: kaltofren
R:
Pasien tidak ada alergi
obat

5. Memonitor tekanan
darah, nadi, suhu,
dan status
pernafasan dengan
tepat
R:
TD: 160/90 mmHg
N : 80 x/menit
R: 21x/menit
S: 36,5⁰C

6. Memfasilitasi atau
bantu tindakan-
tindakan kebersihan
individu
R:
Pasien difasilitasi
dengan kebersihan
individunya, seperti
mandi, menyikat
gigi, dan berdandan.

7. Mendorong latihan
independen dalam
batas aman
R:

18
19

Pasien mengatakan
sudah dapat duduk
sedikit-sedikit.

D. ASUHAN KEPERAWATAN INTRA


2. Diagnosa Keperawatan
Risiko infeksi berhubungan dengan prosedur invasif
3. Intervensi Keperawatan

Risiko infeksi berhubungan dengan prosedur invasif


Definisi : Mengalami peningkatan risiko terserang organisme patogenik
Domain 11 : Keamanan/Perlindungan
Kelas 1 : Infeksi
(NANDA -I, 2018-2020)

Tujuan Intervensi Rasional


Setelah dilakukan tindakan Kontrol Infeksi 1. Mempercepat
keperawatan,selama 2x24 Jam 1. Pastikan teknik perawatan penyembuhan,
diharapkan masalah risiko luka yang tepat mencegah terjadi
infeksi dapat teratasi dengan 2. Berikan terapi antibiotik pencemaran oleh
kriteria hasil: yang sesuai cairan dan
Perawatan Intrapartum mikroorganisme dari
Keparahan Infeksi 3. Amati efek dari luka sekitar dan
Indikator Awal Target pengobatan pada ibu dan mencegah infeksi
Kemerahan 4 5 janin silang
4. Bersihkan perineum dan 2. Antibiotik bekerja
Keterangan : ganti pembalut secara dengan cara
1 = Berat teratur membunuh dan
2 = Cukup berat menghentikan bakteri
3 = Sedang (NANDA-I, 2018-2020) yang berkembang
4 = Ringan biak dalam tubuh
5 = Tidak ada 3. Mengontrol rasa nyeri
tanpa menimbulkan
Status Maternal : Intrapartum efek samping
Indikator Awal Target 4. Memantau terjadinya
Frekuensi 3 4 infeksi dari darah dan
kontraksi ketidaknyamanan
uterus
Status 3 4 (NANDA-I, 2018-
kognitif 2020)

Keterangan :
1 = Deviasi berat dari kisaran
normal
2 = Deviasi yang cukup besar
dari kisaran normal
3 = Deviasi sedang dari kisaran

19
20

normal
4 = Deviasi ringan dari kisaran
normal
5 = Tidak ada deviasi dari
kisaran normal

Indikator Awal Target


Pendarahan 3 5
di vagina

(NANDA-I, 2018-2020)

1. Implementasi Keperawatan
No. Hari/Tanggal/Jam Implementasi Evaluasi Paraf
1. Selasa/ 24 Agustus 1. Memantau lokasi S:
2021/ 13.00 WIB fundus, tinggi, dan Pasien mengatakan tidak
tonus, pastikan untuk ada keluhan pada luka
menopang segmen operasi, hanya nyeri saja
bawah Rahim selama
dilakukan palpasi O:
R: - Kondisi luka bersih
Tinggi fundus uteri - Tidak terdapat tanda-
berada 2 jari di tanda infeksi pada
bawah pusat, luka
terdapat kontraksi - Tidak terdapat
uterus terbukti rembesan pada perban
dengan saat dipalpasi - Warna lokhea merah
uterus keras. kehitaman, terdapat
2. Meningkatkan intake sisa sisa jaringan dari
nutrisi yang tepat Rahim
R: - Tinggi fundus uteri
Pasien mengatakan berada 2 jari di bawah
akan meningkatkan pusat, terdapat
nutrisinya. kontraksi uterus
3. Mendorong intake terbukti dengan saat
cairan yang sesuai dipalpasi uterus keras.
R:
Pasien mengatakan A:
akan meningkatkan - Risiko infeksi belum
konsumnsi cairan teratasi
tubuhnya. - Intervensi dilanjutkan
5. Membersihkan
perineum dan P:
mengganti pembalut 1. Kesiapan teknik
secara teratur perawatan luka yang
R: tepat
Pasien mengatakan 2. Tingkatkan intake
membersihkan nutrisi yang tepat

20
21

daerah vaginanya 3. Dorong intake cairan


dan mengganti yang sesuai
pembalut secara 4. Berikan terapi
teratur antibiotik yang
sesuai.
5. Bersihkan perineum
dang anti pembalut
secara teratur

E. ASUHAN KEPERAWATAN POST


2. Diagnosa Keperawatan
Defisiensi pengetahuan berhubungan dengan gangguan fungsi kognitif

3. Intervensi Keperawatan
Defisiensi pengetahuan berhubungan dengan gangguan fungsi kognitif
Definisi : Ketiadaan atau defisiensi infomasi kognitif yang berkaitan dengan topik tertentu
Domain 5 : Persepsi/ Kognisi
Kelas 4 : Kognisi
(NANDA -I, 2018-2020)

Tujuan Intervensi Rasional


Setelah dilakukan tindakan keperawatan Perawatan 1. Dengan
selama 2x24 jam diharapkan defisiensi Postpartum pengetahuan baik
pengetahuan dapat terastasi dengan 1. Ajarkan pasien akan
kriteria hasil : tanda bahaya yang neningkatkan
Perawatan Post Partum menunjukkan pemahaman tetang
tanda dan bahaya
Indikator Awa Target perlunya laporan
nifas.
l segera (misalnya
2. Merangsang
Tanda 2 4 demam, depresi)
perkembangan
bahaya Konseling Laktasi
emosional anak,
nifas 2. Berikan informasi
merangsang
mengenai manfaat
tumbuh kembang
Keterangan : kegiatan menyusui
system syaraf
1 : Tidak ada pengetahuan baik fisiologis
dan daya tahan
2 : Pengetahuan Terbatas. maupun
tubuh bagi bayi.
3 : Pengetahuan sedang psikologis
3. Melunturkan dan
4 : Pengetahuan banyak. 3. Intruksikan pada
menguatkan
5 : Pengetahuan Sangat banyak ibu untuk
putting susu dan
melakukan
menjaga
Konseling Loktasi perawatan puting
kebersihan
Indikator Awal Target susu
putting susu.
Manfaat 4. Diskusikan
4. Merangsang
menyusu 2 3 strategi yang
kelenjar air susu
i bertujuan
sehingga
Evaluasi mengoptimalkan
produksi ASI
puting 3 4 suplai air susu
banyak dan
susu ( misalnya pijatan
lancar.
payudara,

21
22

Keterangan : seringnya (NANDA-I,


1 = Tidak ada pengetahuan mengeluarkan air 2018-2020)
2 = Pengetahuan terbatas susu,
3 = Pengetahuan sedang mengosongkan air
4 = Pengetahuan banyak susu, perawatan
5 = Pengetahuan sangat banyak kanguru, dan
pengobatan.
(NANDA-I, 2018-2020)
(NANDA-I, 2018-
2020)

4. Implementasi Keperawatan
No. Hari/Tanggal/Jam Implementasi Evaluasi Paraf
1. Selasa/ 24 Agustus 1. Menentukan S:
2021/ 17.00 WIB keinginan dan Pasien mengatakan hanya
motivasi ibu untuk mengetahui mengenai
melakukan kegiatan pemberian ASI dan tidak
menyusui dan juga mengetahui cara
persepsi mengenai pemberian ASI eksklusif
menyusui. yang baik dan benar
R: kepada bayinya.
Pasien mengatakan
ingin memberi ASI O:
eksklusif walaupun Ketika ditanya oleh
bayinya masih dalam perawat mengenai teknik
perawatan pemberian ASI yang
2. Mengoreksi konsepsi benar, pasien belum
yang salah, informasi mengetahuinya
yang salah, dan A:
ketidaktepatan Kesiapan meningkatkan
mengenai menyusui. pemberian ASI belum
R: teratasi
Pasien hanya P:
mengetahui 1. Berikan materi
mengenai cara pendidikan, sesuai
menysusi tapi belum kebutuhan
tahu tetang cara 2. Dukung laktasi
menyusui yang diteruskan setelah
benar. pulang bekerja.
3. Mendukung laktasi
diteruskan setelah
pulang dari rumah
sakit.
R:
Pasien mengatakan
akan meneruskan
laktasi sepulang dari
rumah sakit.

22
23

BAB IV
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Penulis mengambil kesimpulan diantaranya :
1. Dalam pengkajian perlu dilakukan pemeriksaan fisik secara fokus pada tanda-
tanda vital (TD: 170/100 mmHg), kaki klien mengalami oedem dengan piting
edema 2, pemeriksaan penunjang adanya peningkatan proteinuria +1.
2. Diagnosa dan intervensi pre intra dan post dalam kasus ini adalah diagnosa
pre yaitu nyeri akut yang berhubungan dengan agen cedera fisik pada
dilakukan intervensi manajemen nyeri, pemberian analgesik, monitor tanda-
tanda vital, manajemen lingkungan dan terapi ambulasi. Pada diagnosa intra
yaitu risiko infeksi berhubungan dengan prosedur invasive dilakukan
intervensi kontrol infeksi dan perawatan intrapartum. Pada diagnose post
yaitu defisiensi pengetahuan berhubungan dengan gangguan fungsi kognitif
dilakukan intervensi perawatan postpartum dan konseling laktasi.
3. Implementasi tindakan dikerjakan secara kolaboratif dalam tim operasi.
Seluruh intervensi yang diberikan dilakukan secara mandiri maupun
kolaboratif sehingga tujuan rencana tindakan tercapai.

23
24

4. Evaluasi dari masalah saat pre operasi yaitu masalah pemberian analgesic,
manajemen lingkungan, dan terapi ambulasi teratasi sedangkan masalah nyeri
dan tanda-tanda vital teratasi sebagian. Pada masalah intra operasi diperoleh
hasil evaluasi perawatan intrapartum teratasi sedangkan masalah risiko
infeksi teratasi sebagian. Pada post operasi, masalah hipotermi teratasi
sedangkan masalah perawatan postpartum dan konseling laktasi teratasi.

B. SARAN
1. Bagi mahasiswa
Hasil makalah ini dapat digunakan sebagai bahan referensi yang berkaitan dengan
asuhan keperawatan pada pasien sectio caesarea dengan preeklamsi, sehingga
dapat menambah pengetahuan bagi mahasiswa, khususnya mahasiswa di fakultas
ilmu kesehatan.
2. Bagi institusi pendidikan
Sebagai tambahan informasi dan bahan kepustakaan dalam pemberian asuhan
keperawatan pada pasien sectio caesarea dengan indikasi preeklamsi

DAFTAR PUSTAKA

Andriyani, R. P. (2014). Panduan Lengkap Asuhan Kebidanan Ibu Nifas Normal (skeb
III). Yogyakarta: Deepublish.
Bulechek, B. D. (2013). Nursing Intervention Classification. Singapore: Elsevier.
Debora, O. (2012). Proses Keperawatan dan Pemeriksaan Fisik. Jakarta: Salemba
Medika.
Dongoes, M. (2012). Rencana Asuhan Keperawatan. Jakarta: EGC.
Herdman, T. H. (2018). NANDA-I Diagnosis Keperawatan : Definisi dan Klasifikasi.
Jakarta: EGC.
Hidayat, A. A. (2009). Pengantar Konsep Dasar Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.
Kumala, S. R. (2017). Panduan Asuhan Nifas & Evidence Based Practice. Yogyakarta
Deepublish.
Kusuma, A. H. (2015). Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa Medis dan
Nanda Nic-Noc. Jogjakarta: Mediaction Jogja.

24
25

Lisnawati, L. (2013). Asuhan Kebidanan Terkini Kegawatdaruratan Maternal dan


Neonatal. Jakarta: CV. Trans Info Media.
Lowdermilk, D. L. (2013). Keperawawatn Maternitas Buku 2. Singapore: Elsevier.
Manuaba, I. A. (2009). Buku Ajar Patologi Obstetri untuk Mahasiswa Kebidanan.
Jakarta: EGC.
Manuaba, I. B. (2007). Pengantar Kuliah Obstetri. Jakarta: EGC.
Maryunani, S. H. (2015). Asuhan Keperawatan Ibu Postpartum Seksio Sesarea. Jakarta:
CV. Trans Info Media.
Moorhead, J. M. (2013). Nursing Outcomes Classification. Singapore: Elsevier.
Nursalam. (2013). Proses dan Dokumentasi Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.
Rukiyah, A. Y. (2010). Asuhan Kebidanan Patologi Kebidanan. Jakarta: Trans Info
Media.
Sukarni, I. d. (2013). Buku Ajar Keperawatan Maternitas. Yogyakarta: Nuha Medika.
Susanto, A. V. (2019). Asuhan Kebidanan Nifas dan Menyusui. Yogyakarta: Pustaka
Baru Press.
Wahyuningsih, S. (2019). BUKU AJAR ASUHAN KEPERAWATAN POST PARTUM
DILENGKAPI DENGAN PANDUAN PERSIAPAN PRAKTIKUM MAHASISWA
KEPERAWATAN. Yogyakarta: Deepublish.
Baradero, M, et al. (2005). Prinsip dan Praktek Keperawatan Perioperatif. Penerbit EGC:
Jakarta
Bobak, et al. (2004). Buku Ajar Keperawatan Maternitas. Penerbit EGC: Jakarta
Chung, S, et al. (2012). Effect of Preoperative Warming During Cesarean Section Under
Spinal Anesthesia. Korean J Anesthesiol: Korea
Cunningham, F, et al. (2006). Obstetri William. Edisi 21. Penerbit EGC: Jakarta
Departemen Kesehatan RI. (2007). Profil Kesehatan Indonesia. Departemen Kesehatan
Republik Indonesia: Jakarta
Dinkes Provinsi Jateng. (2009). Profil Kesehatan. Departemen Kesehatan Republik
Indonesia: Semarang
Ganong,W.F. (2007). Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. (Brahm U pendit, Penerjemah)
Penerbit EGC: Jakarta
Hughes S. (2002). The Effects of Giving Patients Pre-Operative Information. Journal of
nursing standard: UK
Jordan, Sue. (2002). Farmakologi Kebidanan. Penerbit EGC: Jakarta

25
26

Mansjoer, A, et al. (2001). Kapita Selekta Kedokteran. Penerbit Media Aesculapius


FKUI: Jakarta
Manuaba, I.B.G, et al. (2007). Pengantar Kuliah Obstetri. Penerbit EGC: Jakarta Marcoz.
(2010). Hypothermia and Temperature Regulation Considerations During
Anesthesia.
Mitayani. (2009). Asuhan Keperawatan Maternitas. Penerbit Salemba Medika: Jakarta
Mochtar, R. (2002). Synopsis Obstetric : Jilid II. Penerbit EGC: Jakarta
Moleong, L J. (2004). Metodologi Penelitian Kualitatif. Penerbit Jemmars: Bandung
Mortazavi, S.M, et al. (2011). Effects of Massage Therapy and of Attendant on Pain,
Anxiety and Satisfaction During Labour. Journal Arch Gynecol Obstet: Iran
Mukhlis. (2006). Pengaruh Pemberian Cairan Ringer Laktat Dibandingkan Nacl 0,9%
Terhadap Keseimbangan
Asam-Basa pada Pasien Sectio Caesaria dengan Anestesi Regional. UNDIP: Semarang.
Mulyani et al. (2008). Therapeutic Relation and Communication of Nurse and Patiet for
Anxity of Pre Major Sugical Operation. Universitas Gajah Mada: Yogyakarta
Nanda Internasional. (2009). Diagnosis Keperawatan Definisi dan Klasifikasi 2009 –
2011. Alih bahasa Made Sumarwati, S.kep, MN. Penerbit EGC: Jakarta
Patricia, P. (2009). Fundamental of Nursing, Edisi 7. Penerbit Salemba Medika: Jakarta
Pery, et al. (2010). Maternal child nursing care.Canada
Srivasatava et al. (2004). Hyperbaric or Plain Bupivacaine Combined With Fentanyl for
Spinal Anaesthesia During Caesarean Delivery. Indian J Aneasth: India
Wikinson, M. J. (2006). Diagnosa Keperawatan dengan Intervensi NIC dan Kriteria Hasil
NOC. Edisi 7. Alih Bahasa: Widyawati, et al. Penerbit EGC: Jakarta
Wiknjosastro, H, et al. (2007). Ilmu bedah Kebidanan, Cetakan ke-7. Penerbit yayasan
Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo: Jakarta.(2007). Ilmu Kebidanan. Cetakan
ke-9. Penerbit yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo: Jakarta.
Yildirim G, et al. (2004). The Effect of Breathing and Skin Stimulation Techniques on
Labour Pain Perception of Turkish Women. Journal Pain Res Manage: Turkey
Zinn. J, et al. (2010). Intraoperative Patient Skin Prep Agents: Is There a Difference.
AORN Journal: USA
Aniesah, S.Kep: Mahasiswa Ners Keperawatan FIK UMS. Jln A. Yani Tromol Post 1
Kartasura

26
27

Priyo Prabowo, S.kep., Ns,: Dosen Keperawatan FIK UMS. Jln A. Yani Tromol Post
Kartasura.
Amir Nuryanto, S. Kep., Ns.,: Pembimbing lahan RSUD Dr Moeward

27

Anda mungkin juga menyukai