Anda di halaman 1dari 5

LIMA KEUTAMAAN BULAN RAMADHAN

‫ َأ ْش َه ُد َأ ْن اَل اِلَهَ ِإاَّل‬،‫رمي‬


ِ ‫ َوَأْف َه َمنَا بِ َش ِر ْي َع ِة النَّيِب ال َك‬،‫هلل الّذي َه َدانَا ُسبُل السالَِم‬ ِ ‫هلل اْحلم ُد‬
ْ َ
ِ ‫اْحلم ُد‬
َْ
ّ ّ َ
،‫ َوَأ ْش َه ُد َأ ّن َسيِّ َدنَا َونَبَِّينَا حُمَ َّم ًدا َعْب ُدهُ َو َرسولُه‬،‫الل َواإل ْكرام‬ ِ ‫ ذُو اْجل‬،‫اهلل وح َده ال َش ِريك لَه‬
َ ُ َْ
‫سان إىَل َي ْوِم‬
ِ ‫اللّه َّم ص ِّل و سلِّم وبا ِر ْك علَى سيِّ ِدنا حُمَم ٍد وعلَى الِه وأصحابِِه والتَّابِعني بِإح‬
ْ َ َ ْ َ ََ ّ َ َ َْ َ َ ُ
‫ال‬َ َ‫ ق‬،‫اعتِ ِه لَ َعلَّ ُك ْم ُت ْفلِ ُح ْو ْن‬ ِ ِ
َ َ‫صْي ُك ْم َو َن ْفس ْي بَِت ْق َوى اهلل َوط‬ ُ ‫ ْأو‬،‫ َفيَايُّ َها اِإل ْخ َوان‬:‫ ََّأما َب ْع ُد‬،‫الدِّين‬
‫ يَا َأيُّ َها‬:‫الر ِحْي ْم‬ ِ ‫ بِس ِم‬،‫الر ِجيم‬
ِ ‫اهلل الرَّمْح‬ ِ َّ‫اهلل ِمن ال‬ ِ ِ
َّ ‫ان‬ َ ْ ْ َّ ‫شيطَان‬ ْ َ ِ‫ َأعُ ْوذُ ب‬:‫اىل يِف اْل ُق ْران اْل َك ِر ْمي‬ َ ‫اهللُ َت َع‬
‫صلِ ْح لَ ُك ْم َْأع َمالَ ُك ْم َو َي ْغ ِف ْر لَ ُك ْم ذُنُوبَ ُك ْم َو َم ْن يُ ِط ِع‬ ِ
ْ ُ‫ ي‬،‫ين آَ َمنُوا َّات ُقوا اهلل َوقُولُوا َق ْواًل َسد ًيدا‬ َ
ِ َّ‫ال‬
‫ذ‬
‫يما وقال تعاىل يَا اَيُّ َها الَّ ِذيْ َن َآمُن ْوا َّات ُق ْوا اهللَ َح َّق ُت َقاتِِه َوالَ مَتُْوتُ َّن‬ ِ
ً ‫اهلل َو َر ُسولَهُ َف َق ْد فَ َاز َف ْو ًزا َعظ‬
‫يم‬ ِ ‫ ص َد َق اهلل الع‬.‫ِإالَّ وَأْنتُم مسلِمو َن‬
‫ظ‬
ْ َ ُ َ ُْ ْ ُ ْ َ
Jamaah shalat Jumat hafidhakumullah,

Rasulullah ‫ ﷺ‬bersabda dalam sebuah hadits yang diriwayatkan dari Abu Hurairah bahwa umat Islam
mendapatkan lima keistimewaan dengan datangnya bulan Ramadhan sebagaimana beliau tegaskan
berikut ini: 

ِ ِْ
َ‫اُألم ِم َقْبلَها‬ َ ‫ص ٍال يف َر َم‬
َ ‫ضا َن مَلْ ُت ْعطَ ُه َّن َّأمةٌ من‬ َ ‫مخس خ‬
َ
‫ت َُّأميِت‬
ْ َ‫ُأعطي‬
Artinya: “Di bulan Ramadhan umatku diberi lima keistimewaan yang tidak diberikan kepada umat-
umat sebelumnya.”  Kelima keistimewaan tersebut adalah sebagai berikut:

Pertama,

ِ ‫اهلل ِمن ِري ِح اْملِس‬


‫ك‬ ِ ‫الصاِئ ِم َأطْيب ِعْن َد‬
َّ ‫ف فَ ِم‬
ُ ‫ُخلُ ْو‬
ْ ْ ْ َُ
Artinya: “Bau mulut orang yang berpuasa di hadapan Allah lebih baik dari pada minyak misik.” Secara
jujur kita mengakui bahwa bau mulut orang berpuasa tidak sedap. Hal ini terjadi karena produksi air
liur dalam mulut dan dalam saluran pencernaan berkurang sehingga menjadi lebih kering. Akibatnya
timbul halitosis atau bau mulut yang khas yang tak jauh berebeda dengan ketika kita baru bangun
tidur. Salah satu kiat untuk mengatasinya adalah perbanyak konsumsi air putih selama berbuka hingga
sahur. Kiat lain adalah menggosok gigi sehabis sahur atau paling akhir sebelum masuk waktu dzuhur.
Setelah dzuhur, menggosok gigi ataupun siwak tidak dianjurkan karena hukumnya makruh. Oleh
karena itu setelah dzuhur bau mulut yang tak sedap itu tidak perlu dirisaukan karena bagi Allah  ‫ ﷻ‬bau
seperti itu lebih baik dari pada bau minyak misik. Selain itu, perlu kta sadari bahwa bau mulut yang tak
sedap itu sesungguhnya memiliki hikmah atau manfaat tertentu. Misalnya, bau itu menjadi salah satu
pembeda antara orang berpuasa dengan yang tidak berpuasa. Dengan bau seperti itu orang yang
berpuasa akan cenderung lebih banyak diam dari pada bicara yang tidak perlu. Apalagi berkata jorok
atau misuh-misuh, jelas hal seperti itu sangat tidak pantas keluar dari mulut orang yang berpuasa
karena hanya akan mengurangi kualitas ibadah puasanya.  Maka dengan bau tak sedap seperti itu
orang-orang berpuasa diharapkan dapat menyadari keadaanya sehingga bisa menjaga mulutnya
dengan baik dari kata-kata kotor, misalnya dengan memperbanyak tadarus Al-Qur’an, membaca dzikir,
istighfar, shalawat dan sebagainya. Dengan memperbanyak ibadah lisan seperti itu sudah pasti bau tak
sedap itu akan mendapat perimbangan dan kemudian diganti oleh Allah dengan bau-bau wangi yang
bahkan lebih wangi dari pada minyak misik atau yang juga dikenal dengan minyak kasturi yang berasal
dari rusa jantan. 

Kedua,

‫ىت يُ ْف ِط ُر ْوا‬ ‫ِئ‬


َّ ‫فر هَلُ ْم اْملَالَ َكةُ َح‬
ُ ‫وتَ ْسَت ْغ‬ َ
Artinya: “Orang-orang yang berpuasa semuanya dimintakan ampunan oleh para malaikat hingga
mereka berbuka.” Keistimewaan kedua ini, menjadi keuntungan besar bagi orang-orang yang
berpuasa. Kita semua tahu bahwa malaikat adalah makhluk yang tak kenal maksiat kepada Allah  ‫ﷻ‬
sehingga doa-donya mudah dikabulkan. Para malaikat itu dari saat imsak hingga berbuka senantiasa
memintakan ampunan kepada Allah  ‫ ﷻ‬agar orang-orang berpuasa diampuni dosa-dosanya. Sekali lagi
ini merupakan keuntungan besar bagi kita karena kita sendiri terkadang merasa was was apakah
istighfar kita diterima Allah  ‫ ﷻ‬karena faktanya kita sering megulang kesalahan atau dosa yang sama
setelah berkali-kali memohon ampun atas dosa-dosa yang sama.   Oleh karena itu sekali lagi di bulan
puasa ini kita mendapat anugerah yang luar biasa dimana para malaikat mendoakan orang-orang yang
berpuasa secara terus menerus dari saat imsak hingga saat berbuka yang durasinya mencapai kira-kira
14 jam. Kita sendiri tak mampu melakukan istighfar secara terus menerus hingga selama itu.

Ketiga,

ِ ِِ ِ ِ ِِ
ُ ‫ص ْو َن فْيه ِإىَل َما كاَنُ ْوا خُيْل‬
‫ص ْو َن يِف َغرْيِ ه‬ ُ ‫ َوالَ خُيْل‬، ِ ‫ص َّف ُد فْيه َمَر َّدةُ الشَّياَطنْي‬
َ ُ‫وت‬ َ
Artinya: “Di bulan ini para setan dibelenggu yang semuanya tidak bisa lepas seperti di bulan lainnya.”
Kita semua tentu merasakan di bulan Puasa kita menjadi seperti malas untuk berbuat apa saja kecuali
ibadah. Semangat kita untuk beribadah meningkat dibandingkan dengan di.luar Ramadhan. Hal ini
terjadi karena setan-setan dibelenggu hingga selesainya Ramadhan. Ini semua merupakan kemurahan
Allah  ‫ ﷻ‬dalam rangka memberi kesempatan kepada kita untuk menambah pundi-pundi amal ibadah
kita. Di luar Ramadhan mungkin kita lebih banyak berpikir dan melakukan hal-hal yang bersifat duniawi
saja.  Dengan dibelenggunya setan-setan di bulan Ramadhan, maka secara teori setidaknya
kemaksiatan bisa ditekan serendah-rendahnya. Kemaksiatan-kemaksiatan yang ada tentu sulit
dikaitkan dengan keterlibatan setan. Mereka alibi dalam hal ini. Jika demikian halnya, maka
kemaksiatan-kemaksiatan itu timbul karena kesalahan kita yang tidak mampu mengendalikan nafsu
yang ada dalam diri kita sendiri. 

Keempat,

َّ ‫ك ِعبَ ِاد ْي‬ ٍ


َ‫الصاِئ ُم ْو َن َأ ْن يُْل ُق ْوا َعْن ُه ْم الْ َمُئونَة‬ ُ ‫ يُ ْو ِش‬: ‫ مُثَّ َي ُق ْو ُل‬،ُ‫َويَُزيِّ ُن اهللُ هَلُ ْم ُك َّل َي ْوم َجنَّتَه‬
ِ ‫واَْأل َذى وي‬.
َ ‫صْي ُر ْو َن ِإلَْي‬
‫ك‬ ََ َ
Artinya: “Setiap hari di bulan Ramadhan Allah memperindah surga untuk orang-orang yang berpuasa.
Kemudian Allah berfirman: “Para hamba-Ku yang melakukan puasa hampir menemukan hasil dan jerih
payahnya hingga sampai kepadamu (wahai surga).” Keistimewaan keempat ini dimana Allah
menghiasai surga dengan indahnya untuk menyambut para hamba-Nya yang berpuasa menunjukkan
bahwa ibadah puasa memiliki nilai spiritualitas yang sangat tinggi. Kepada surga Allah berfirman, “Para
hamba-Ku yang berpuasa hampir menemukan hasil dari jerih payahnya hingga sampai kepadamu.”
Kalimat ini mengandung arti bahwa tak ada balasan bagi orang-orang berpuasa kecuali surga karena
ibadah puasa memang untuk Allah sehingga Allah sendiri yang akan membalasnya sebagaimana
disebutkan dalam hadits yang diriwayatkan Imam Bukhari:

‫َأج ِزي بِِه‬


ْ ‫الص ْو َم فَِإنَّهُ يِل َوَأنَا‬
َّ َّ‫آد َم لَهُ ِإال‬
َ ‫ُك ُّل َع َم ِل ابْ ِن‬
Artinya: “Semua amal manusia adalah miliknya, kecuali puasa, sesungguhnya ia adalah milik-Ku dan
Aku yang akan memberikan balasannya.” Hadits tersebut mengungkapkan bahwa ibadah puasa
urusannya dengan Allah  ‫ﷻ‬. Allah yang memerintahkan, Dia pula yang mengatur segala sesuatunya.
Tidak ada orang sakit atau bahkan mati karena puasa. Justru yang terjadi orang bisa sakit atau bahkan
mati karena makan terlalu banyak atau over dosis. Manfaat puasa juga diakui oleh dunia kedokteran
yang dikenal dengan puasa medis selama waktu tertentu sebelum seorang pasien menjalani
pemeriksaan darah di sebuah laboratorium. 

Kelima,

َ َ‫ ق‬، ‫ اَ ِه َي لَْيلَةُ اْل َق َد ِر ؟‬: ‫اهلل‬


‫ الْ َع ِام َل‬ ‫ َولَ ِك َّن‬، َ‫ ال‬: ‫ال‬ ِ ‫ يا رسو َل‬: ‫ قِيل‬، ‫آخ ِر لَيلَ ٍة‬
ُْ َ َ َ ْ ْ
ِ ‫وي ْغ ِفر هَل م يِف‬
ْ ُْ ُ َ َ
َ َ‫َأج ُرهُ ِإ َذا ق‬
ُ‫ضى َع َملَه‬ ْ ‫ِإمَّنَا يُ َوىَّف‬ 
Artinya: “Dan di akhir malam bulan Ramadhan Allah memberikan ampunan. Kemudian Rasul ‫ﷺ‬.
ditanya apakah itu malam Lailatul Qodar? Beliau. menjawab: “Bukan, hanya saja bagi orang yang
beramal maka akan mendapatkan pahala ketika sudah usai mengerjakannya.” Dalam keistimewaan
kelima ini, Allah mengampuni orang-orang berpuasa pada setiap akhir malam, dan itu bukan
merupakan lailatul qadar. Lailatul qadar adalah satu hal dan ampunan Allah pada setiap akhir malam di
bulan Ramadhan merupakan hal lainnya. Artinya Orang-orang berpuasa berhak mendapatkan
ampunan sebagai imbalan ibadahnya kepada Allah  ‫ﷻ‬. Sedangkan Lailatul qadar diberikan kepada
orang-orang tertentu sesuai dengan pilihan Allah sendiri. Maka beruntunglah mereka yang selain
mendapatkan ampunan dari Allah tetapi juga mendapatkan kebaikan lailatul qadar yang nilainya lebih
tinggi dari pada kebaikan seribu bulan. Jika keistimewaan kelima ini dihubungkan dengan
keistimewaan kedua diatas, yakni Malaikat memintakan ampunan kepada Allah untuk orang-orang
yang berpuasa, maka menjadi klop dan jelas bahwa orang-orang berpuasa diampuni dosa-dosanya
sebagaimana juga disabdakan Rasulullah ‫ ﷺ‬dalam hadits beliau yang diriwayatkan dari Abi Hurairah:

‫َّم ِم ْن َذنْبِ ِه‬ ِ ِ ‫من صام رمضا َن ِإميَانًا و‬ 


 
َ ‫احت َسابًا ُغفَر لَهُ َما َت َقد‬
ْ َ َ ََ َ َ ْ َ
Artinya: “Barang siapa menjalankan ibadah puasa di bulan Ramadhan semata-mata karena Allah dan
mengharap ganjaran dari pada-Nya, maka diampunilah dosa-dosanya yang telah lewat.” Kelima hal
diatas sebagaimana telah diuraikan merupakan keistimewaan bulan Ramadhan yang hanya diberikan
kepada umat Nabi Muhammad ‫ﷺ‬. Kita bersyukur bahwa kita semua menjadi umat beliau.  Untuk itu
semoga kita semua dapat menjalankan ibadah puasa tahun ini dan tahun-tahun berikutnya dengan
sebaik-baiknya sehingga kelima keistimewaan diatas dapat kita raih seluruhnya. Amin ya rabbal
alamin.
‫اآلمنِني‪ ،‬و ْأدخلَنَا وِإيَّاكم يِف زمر ِة ِعب ِاد ِه املْؤ ِمنِ ‪ :‬أعوذُ بِ ِ‬
‫اهلل ‪ ‬‬ ‫جعلَنا اهلل وإيَّاكم ِمن ال َفاِئِزين ِ‬
‫ُ ْ َ َ ُ نْي َ ُ‬ ‫َ َ‬ ‫َ‬ ‫ََ ُ َ‬
‫ين َآمنُوا َّات ُقوا اللَّهَ َوقُولُوا َق ْواًل‬ ‫َّ ِ‬ ‫ان َّ ِ‬ ‫الر ِجيم‪ ،‬بِس ِم ِ‬
‫اهلل الرَّمْح ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬
‫يم‪ :‬يَا َأيُّ َها الذ َ‬
‫الرح ْ‬ ‫م َن الشَّْيطان َّ ْ ْ‬
‫وذ ْك ِر احلَ ِكْي ِم‪ .‬إنّهُ تَعاَىَل‬‫اآليات ِ‬
‫آن الع ِظي ِم‪ ،‬و َن َفعيِن وِإيا ُكم بِ ِ‬ ‫يدا‪  ‬باَر َك اهلل يِل ولكم يِف ال ُقر ِ‬ ‫سِ‬
‫د‬
‫ّ‬
‫َ َْ ْ‬ ‫َ‬ ‫ْ‬ ‫َ‬ ‫ْ‬ ‫َْ ْ‬ ‫ُ‬ ‫َ‬ ‫ً‬ ‫َ‬
‫ف َر ِحْي ٌم‬‫ك َبٌّر َرُؤ ْو ٌ‬‫َج ّو ٌاد َك ِرمْيٌ َملِ ٌ‬

‫‪Khutbah II‬‬

‫لى َت ْوفِْي ِق ِه َواِ ْمتِنَانِِه‪َ .‬وَأ ْش َه ُد َأ ْن الَ اِلَهَ ِإالَّ اهللُ َواهللُ َو ْح َدهُ الَ‬ ‫َ‬ ‫ع‬
‫َ‬ ‫ه‬
‫ُ‬ ‫ل‬
‫َ‬ ‫ر‬
‫ُ‬ ‫ك‬
‫ْ‬ ‫الش‬
‫ُّ‬ ‫و‬‫َ‬ ‫ه‬‫هلل على ِإحسانِِ‬
‫َ َ‬‫ْ‬ ‫َ‬
‫اَحْل م ُد ِ‬
‫َْ‬
‫ص ِّل َعلَى َسيِّ ِدنَا‬ ‫الله َّم َ‬
‫ض َوانه‪ُ .‬‬
‫َّاعى إىل ِر ْ ِِ‬
‫َ‬
‫أن سيِّ َدنَا حُم َّم ًدا عب ُده ورسولُه الد ِ‬
‫َ َْ ُ َ َ ُ ْ ُ‬ ‫ك لَهُ َوَأ ْش َه ُد َّ َ‬ ‫َش ِريْ َ‬
‫َّاس اَِّت ُقوااهللَ فِْي َما ََأمَر َوا ْنَت ُه ْوا‬ ‫ُ‬ ‫ن‬ ‫ال‬ ‫ا‬ ‫ه‬
‫َ‬ ‫ي‬
‫ُّ‬‫َ‬‫ا‬ ‫ا‬
‫َ‬ ‫ي‬‫ف‬
‫َ‬ ‫د‬‫ُ‬ ‫ع‬
‫ْ‬ ‫ب‬
‫َ‬ ‫ا‬ ‫َأم‬
‫َّ‬ ‫ا‬‫ر‬ ‫ثي‬ ‫حُم َّم ٍد ِوعلَى اَلِِه وَأصحابِِه وسلِّم تَسلِيما كِ‬
‫َ ْ َ َ َ ْ ْ ًْ ً‬
‫ْ‬ ‫َ‬ ‫َ‬
‫ال تَعاَىَل ِإ َّن اهللَ‬ ‫َأن اهللَ ََأمَر ُك ْم بِ َْأم ٍر بَ َدَأ فِْي ِه بَِن ْف ِس ِه َوثَـىَن مِب َآل ِئ َكتِ ِه بُِق ْد ِس ِه َوقَ َ‬
‫َع َّما َن َهى َو ْاعلَ ُم ْوا َّ‬
‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫َو َمآلِئ َكتَهُ يُ َ ُّ‬
‫ص ِّل َعلَى‬ ‫صلُّ ْوا َعلَْيه َو َسلِّ ُم ْوا تَ ْسلْي ًما‪ُ .‬‬
‫الله َّم َ‬ ‫لى النَّىِب يآ اَيُّ َها الَّذيْ َن َآمُن ْوا َ‬ ‫صل ْو َن َع َ‬
‫ك َو َمآلِئ َك ِة‬ ‫ِ‬ ‫ٍ‬ ‫ِ‬ ‫ٍ‬ ‫ِ‬
‫ك َو ُر ُسل َ‬ ‫صلَّى اهللُ َعلَْي ِه َو َسلِّ ْم َو َعلَى ِآل َسيِّدناَ حُمَ َّمد َو َعلَى اَنْبِيآِئ َ‬ ‫َسيِّدنَا حُمَ َّمد َ‬
‫الص َحابَِة‬ ‫الر ِاش ِديْ َن َأىِب بَ ْك ٍر َوعُ َمر َوعُثْ َمان َو َعلِى َو َع ْن بَِقيَّ ِة َّ‬ ‫ض اللّ ُه َّم َع ِن اْخلُلَ َف ِاء َّ‬ ‫اْملَُقَّربِنْي َ َو ْار َ‬
‫ك يا َأرحم َّ مِح ِ‬ ‫ان اِلَىيوِم الدِّي ِن وارض عنَّا معهم بِرمْح تِ‬ ‫والتَّابِعِ وتَابِعِي التَّابِعِ هَل م بِاِحس ٍ‬
‫الرا نْي َ‬ ‫َ‬ ‫َ‬ ‫ْ‬ ‫َ‬ ‫َ‬ ‫َ‬ ‫َ‬ ‫ْ‬ ‫ُ‬ ‫َ‬ ‫َ‬ ‫َ‬ ‫َ‬ ‫ْ‬ ‫َ‬ ‫ْ‬ ‫ْ‬ ‫َ‬ ‫نْي َ ُ ْ ْ َ‬ ‫َ نْي َ َ‬
‫ات الله َّم ِ‬
‫َأعَّز‬ ‫ِ‬ ‫ِ ِ‬ ‫ِِ‬ ‫ِ ِ‬ ‫ِ ِ ِِ‬
‫لله َّم ا ْغف ْر ل ْل ُمْؤ مننْي َ َواْملُْؤ منَات َواْملُ ْسلمنْي َ َواْملُ ْسل َمات اَالَ ْحيآءُ مْن ُه ْم َواْالَ ْم َو ِ ُ‬ ‫اَ ُ‬
‫صَر الدِّيْ َن‬ ‫ِ‬ ‫اِْإل سالَم واْملسلِ ِم و َِأذ َّل الشِّر َك واْمل ْش ِركِ وانْ ِ‬
‫ص ْر َم ْن نَ َ‬
‫ص ْر عبَ َاد َك اْملَُو ِّحديَّةَ َوانْ ُ‬ ‫ْ َ ُ نْي َ َ ُ‬ ‫ْ َ َ ُ ْ نْي َ َ‬
‫ِ‬ ‫ِ‬
‫الله َّم ْادفَ ْع َعنَّا‬ ‫ك ِإىَل َي ْو َم الدِّيْ ِن‪ُ .‬‬ ‫َأع َداءَ الدِّيْ ِن َو ْاع ِل َكل َماتِ َ‬ ‫اخ ُذ ْل َم ْن َخ َذ َل اْمل ْسل ِمنْي َ َو َد ِّم ْر ْ‬ ‫ْ‬ ‫َو‬
‫ُ‬
‫ِ‬ ‫ِ‬
‫الزالَ ِز َل َواْمل َح َن َو ُس ْوءَ اْ ِلفْتنَ ِة َواْمل َح َن َما ظَ َهَر ِمْن َها َو َما بَطَ َن َع ْن َبلَ ِدنَا انْ ُدونِْي ِسيَّا‬ ‫ِ‬ ‫اْلبَالَءَ َواْ َلوبَاءَ َو َّ‬
‫آلخَر ِة‬ ‫الد ْنيا حسنَةً وىِف اْ ِ‬ ‫ِ ىِف‬ ‫عآمةً يا ر َّ ِ‬ ‫ِ ِِ‬ ‫ِئ‬
‫ب اْ َلعالَمنْي َ ‪َ .‬ربَّنَا آتناَ ُّ َ َ َ َ‬ ‫خآصةً َو َسا ِر اْ ُلب ْل َدان اْملُ ْسلمنْي َ َّ َ َ‬ ‫َّ‬
‫اس ِريْ َن‪.‬‬ ‫حسنَةً وقِنَا ع َذاب النَّا ِر‪ .‬ربَّنَا ظَلَمنَا اَْن ُفسنَا واإ ْن مَل َت ْغ ِفر لَنَا وَترمَحْنَا لَنَ ُكونَ َّن ِمن اْخل ِ‬
‫ْ َ َ‬ ‫َ َ ْ ْ َْ‬ ‫ْ‬ ‫َ‬ ‫ََ َ َ َ‬
‫تآء ِذي اْل ُقرىب ويْنهى ع ِن اْل َفح ِ‬
‫شآء َواْملْن َك ِر‬ ‫ان وِإي ِ‬ ‫اهلل ! ِإ َّن اهلل يْأمرنَا بِاْلع ْد ِل واِْإل حس ِ‬ ‫ِعباد ِ‬
‫ُ‬ ‫ْ‬ ‫َ‬ ‫َ‬ ‫َ‬ ‫ْ ََ‬ ‫ْ‬ ‫َ َ َ‬ ‫ْ‬ ‫َ‬ ‫ُ‬ ‫ُ‬ ‫َ‬ ‫َ‬ ‫ََ‬
‫لى نِ َع ِم ِه يَِز ْد ُك ْم‬
‫َ‬ ‫ع‬
‫َ‬ ‫ه‬
‫ُ‬ ‫و‬
‫ْ‬ ‫ر‬
‫ُ‬ ‫ك‬
‫ُ‬ ‫ش‬
‫ْ‬ ‫ا‬ ‫و‬
‫َ‬ ‫م‬
‫ْ‬ ‫ك‬
‫ُ‬ ‫ر‬ ‫ك‬
‫ُ‬ ‫ذ‬
‫ْ‬ ‫ي‬
‫َ‬ ‫م‬‫ي‬‫ْ‬
‫واْلب ْغي يعِظُ ُكم لَعلَّ ُكم تَ َذ َّكرو َن واذْ ُكروا اهلل اْلع ِ‬
‫ظ‬
‫َ َ َ ْ َ ْ ُْ َ ُ َ َ َ ْ‬
‫ولَ ِذ ْكر ِ‬
‫اهلل َأ ْكَب ْر‬ ‫َ ُ‬

Anda mungkin juga menyukai