PENDAHULUAN
orang. Tanpa adanya pendidikan, maka orang tersebut tidak memiliki ilmu
pengetahuan, sikap dan keterampilan. Oleh karena itu, dengan adanya pendidikan
manusia yang berkualitas, berpikir secara kritis, kreatif, inovatif dan berwawasan
luas. Langeveld (1979) mengatakan bahwa tujuan dari adanya pendidikan yaitu
keputusan, dapat melakukan tindakan yang sesuai dengan norma dan nilai moral.
Selain itu, dapat membentuk self dan memiliki peran yang aktif di lingkungan
masyarakat (Sitat dalam Firmantyo & Alsa, 2016). Menurut Hidayah (2013)
kepribadian.
menjelaskan bahwa salah satu tujuan dari Negara Kesatuan Republik Indonesia
1
2
mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan
bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, kreatif,
mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab
(Hidayah, 2013).
membagi dua sistem pelaksanaan ujian nasional yaitu dengan menggunakan naskah
soal dan lembaran jawaban ujian nasional (LJUN) atau yang disebut dengan ujian
nasional berbasis kertas (Paper Based Test). Kedua menggunakan sistem komputer
dalam menampilkan soal dan proses pengerjaan dalam menjawab soal-soal ujian
(Computer Based Test) atau yang lebih dikenal dengan ujian nasional berbasis
ujian nasional berbasis komputer siswa dituntut untuk mampu mengerjakan soal
ujian nasional dengan baik dan benar. Selain itu siswa juga dituntut untuk mampu
mengoperasikan komputer.
tahun 2015 secara online. Pada tahun 2015 dilaksanakan rintisan ujian nasional
berbasis komputer sebanyak 556 sekolah yang terdiri dari 42 SMP/MTs, 135
SMA/MA dan 379 SMK di 29 Provinsi di Indonesia. Pada tahun 2016 sebanyak
3
4382 sekolah yang terdiri dari 984 SMP/MTs, 1298 SMA/MA dan 2100 SMK yang
2017 sebanyak 1.812.035 siswa berasal dari 20.557 sekolah mengikuti ujian
nasional yang terdiri dari 9.652 sekolah dengan peserta 1.144.294 mengikuti ujian
nasional berbasis komputer (UNBK) dan 10.905 sekolah atau 667.741 peserta
negara, dapat pula mengurangi biaya percetakan soal dan lembar jawaban dan
mutu pendidikan di Indonesia agar lebih berkualitas (Harmiyuni, 2017). Selain itu,
dirasakan sebagai beban oleh siswa yaitu dengan adanya peningkatan angka
standart kompetensi lulusan yang setiap tahun semakin meningkat (Andriansyah &
Sari, 2017). Sehingga siswa yang akan menghadapi ujian nasional mempersepsikan
bahwa ujian nasional merupakan sesuatu yang sulit, menantang dan mengancam.
Akibatnya, seringkali siswa tersebut merasa bahwa dirinya tidak sanggup atau tidak
mampu mengerjakan soal ujian nasional dengan baik dan benar (Agustiar dan Asmi,
2010).
terhadap hasil belajar siswa. Kecemasan yang dirasakan oleh siswa dapat membuat
kemampuan siswa dalam memusatkan perhatian, dapat menurunkan daya ingat dan
menurunkan kemampuan siswa dalam menghubungkan satu hal dengan hal yang
lainnya (Mamuaya, Elim & Kandou, 2016). Menurut Agustiar & Asmi (2010)
kecemasan yang dialami oleh siswa saat akan menghadapi ujian nasional berbasis
tersebut dapat mengatasi rasa cemasnya dan bagaimana kemampuan siswa dalam
merupakan salah satu penyebab timbulnya masalah dalam psikologis. Dalam dunia
pendidikan sendiri, kecemasan siswa saat menjelang ujian atau yang dikenal dengan
test anxiety, baik dalam menggunakan sistem tertulis maupun menggunakan sistem
elektronik yang dirasakan dapat memunculkan masalah yang sering dialami oleh
ujian nasional berbasis komputer yaitu: kecemasan siswa terhadap tidak terbacanya
lembar jawaban yang disebabkan kesalahan siswa dalam pembulatan dapat hilang
maupun pihak sekolah. Sedangkan kelemahan dari sistem ujian nasional berbasis
komputer yaitu: kurangnya persiapan sarana dan prasarana sekolah yang belum
bermasalah dan pemadaman listrik yang terjadi secara tiba-tiba yang dapat
yang dianggap dapat membahayakan dirinya yang disertai dengan reaksi psikologis
dan fisiologis. Reaksi psikologis yang muncul seperti: adanya perasaan khawatir,
sulit untuk berkonsentrasi, gelisah dan sensitif. Sementara itu reaksi fisiologis yang
muncul antara lain: sakit kepala, gemetaran, badan mudah lelah dan tangan terasa
dingin (Agustiar & Asmi, 2010). Munculnya kecemasan akibat adanya perasaan
takut dan tegang pada sesuatu yang akan terjadi. Adanya perasaan tersebut
Selain itu, kecemasan dapat mengganggu pola pikir dan respon fisik serta perilaku
seseorang dalam belajar (Sanitiara, Nazriati & Firdaus, 2014). Terdapat banyak hal-
hal yang dapat memunculkan kecemasan, seperti: saat menghadapi ujian, relasi
sosial, karier, kesehatan dan kondisi lingkungan yang menjadi sumber dari perasaan
khawatir.
Nevid, Rathus & Greene (2005) faktor dari kognitif merupakan salah satu faktor
efficacy yang rendah. Menurut Wibowo, Widowati & Rusmawati (2013) bahwa
sebab. Selain itu, menurut Nevid, Rathus & Greene (2005) kecemasan merupakan
6
suatu keadaan khawatir akan sesuatu yang buruk terjadi pada dirinya. Kecemasan
merupakan suatu proses yang tidak terlihat untuk melihatnya diperlukan adanya
penelaan dengan seksama untuk dapat mengenali gejala-gejala yang dirasakan serta
(UNBK), karena fenomena ujian nasional berbasis komputer berbeda dengan ujian
nasional yang sebelumnya mulai dari proses pengerjaanya yang mana dulu masih
Selain itu, ujian nasional berbasis komputer baru dilaksanakan 2 tahun terakhir.
Menurut Wren & Bonsen (2004) kecemasan siswa saat menghadapi ujian nasional
berbasis komputer terbagi menjadi tiga tahap yang saling berkaitan, yaitu kondisi
pikiran, reaksi diri dan tindakan yang dilakukan oleh siswa saat mengerjakan ujian
Hal tersebut didukung dari hasil wawancara awal yang dilakukan oleh peneliti
pada tanggal 14 April 2017, sebanyak 5 siswa yang pernah mengikuti ujian nasional
kecemasan siswa saat menghadapi ujian nasional berbasis komputer. Selain itu,
7
adanya pikiran untuk tidak dapat mengingat rumus yang diperlukan dalam
pengerjaan soal, tidak dapat mengerjakan soal sesuai dengan target atau waktu yang
telah ditentukan dan terdapatnya soal yang diluar ekspektasi siswa. Saat siswa
mengalami hal tersebut terdapat pula gejala fisik yang dialami, seperti jantung
berdebar-debar, munculnya keringat dingin dan adanya rasa takut akan kegagalan
yang dialami oleh siswa tersebut. Fasikhah & Fatimah (2013) mengatakan bahwa
salah satu keterampilan dari belajar yang dapat memberikan hasil yang baik yaitu
Berdasarkan hasil penelitian terdahulu Etiafani & Listiara (2015) hasil dari
semakin rendah kecemasan akademis siswa tersebut. Siswa yang memiliki self-
merupakan adanya perasaan takut yang dirasakan oleh siswa apabila siswa tersebut
memuaskan dan tidak dapat mengerjakan soal ujian nasional dengan baik. Perasaan
cemas saat akan menghadapi ujian nasional merupakan hal yang wajar. Adanya
perasaan cemas dapat mendorong siswa untuk semangat dalam belajar dan siswa
dapat termotivasi dalam mengerjakan soal ujian nasional (Andriansyah & Sari,
8
2017). Akan tetapi adanya perasaan cemas yang berlebihan dapat membuat siswa
menjadi tidak normal apabila perasaan cemas yang berlebihan atau tidak sesuai
(Nevid, Rathus & Greene, 2005). Apabila siswa memiliki informasi yang akan
terjadi dikemudian hari, maka siswa tersebut akan merasa lebih tenang dalam
menghadapi ujian nasional berbasis komputer. Informasi yang dimiliki oleh siswa
tersebut termasuk dalam proses self-regulated learning (Azhari & Mirza, 2016).
learning merupakan kemampuan siswa dalam belajar untuk menjadi aktif secara
berbeda-beda dari apa yang telah dipelajari sebelumnya. Secara motivasi, siswa
yang telah belajar akan merasa bahwa dirinya lebih kompeten, memiliki keyakinan
dituntut untuk belajar dalam menyeleksi, menyusun dan menata lingkungan agar
kegiatan belajar dimana siswa dituntut untuk belajar secara aktif sebagai perencana
mengevaluasi dirinya sendiri untuk mencapai tujuan dalam belajarnya, serta dengan
gambaran tingkatan dalam belajar yang meliputi keaktifan siswa baik secara
metakognisi, motivasi dan perilaku saat proses belajar untuk mencapai tujuan yang
telah ditetapkan.
learning apabila siswa tersebut dapat mengatur tujuan dalam belajar, dapat
kemajuan target dalam proses belajar serta mengevaluasinya dan membuat adaptasi
yang diperlukan untuk menunjang prestasi belajar siswa (Sitat dalam Savira &
Suharsono, 2013).
diperoleh siswa. Maka dari itu, dengan adanya self-regulated learning siswa yang
mengatur kecemasan yang dirasakannya oleh siswa dengan tujuan dalam belajar,
dimiliki oleh siswa merupakan bagian dari self-regulated learning yang dapat
banyak informasi yang dimiliki oleh siswa, maka siswa tersebut akan merasa lebih
merasa tenang dalam menghadapinya ujian nasional berbasis komputer (Azhari &
Mirza, 2016).
empat fase, yaitu fase perencanaan, fase monitoring, fase kontrol dan fase evaluasi.
Dimana pada setiap fasenya terbagi kedalam empat area, yaitu kognitif, motivasi,
10
proses pembelajaran untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan atau diinginkan.
kecemasan yang dirasakan oleh siswa dan dapat meningkatkan self-efficacy yang
Di dukung dari hasil wawancara awal yang dilakukan pada tanggal 27 Maret
2018 dengan salah satu partisipan yang akan menghadapi ujian nasional berbasis
berbasis komputer maka partisipan tidak mengalami kecemasan dan merasa lebih
merupakan strategi siswa dalam belajar yang diperlukan untuk dapat diterapkan
dalam proses belajar siswa yang akan menghadapi ujian nasional berbasis
kecemasan yang dapat memunculkan adanya gejala fisik, seperti: kepala terasa
pusing, jantung berdebar-debar, munculnya keringat dingin dan adanya rasa takut
akan kegagalan yang dialami oleh siswa yang akan menghadapi ujian nasional
11
berbasis komputer. Dari permasalahan diatas, maka peneliti tertarik untuk meneliti
menghadapi ujian nasional berbasis komputer (UNBK) pada siswa SMA X. Dalam
penelitian ini, subjek yang diperlukan yaitu siswa/siswi SMA kelas XII yang akan
pnelitian ini, maka peneliti akan membatasi penelitian ini mengenai hubungan
yang dapat berpengaruh terhadap keadaan fisik dan psikologis siswa yang
3. Pengambilan data dilakukan pada hari Selasa, 3 April 2018 sedangkan ujian
2018.
12
4. Sampel dalam penelitian ini yaitu siswa sekolah menengah atas (SMA)
kelas XII yang akan menghadapi ujian nasional berbasis komputer di salah
dikembangkan oleh Wren & Benson (2004). Mengenai hubungan antara self-
Manfaat teoritis dalam penelitian ini, yaitu peneliti dapat memberikan manfaat
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan terkait hubungan
a. Bagi Guru
kecemasan yang dialami oleh siswa saat menghadapi ujian nasional berbasis
regulated learning.
b. Bagi Siswa
Penelitian ini dapat memberikan manfaat bagi siswa yaitu siswa dapat
strategi self-regulated learning dalam proses belajar agar siswa yang akan
menghadapi ujian nasional berbasis komputer jauh lebih tenang dan dapat
mengurangi kecemasan.