Anda di halaman 1dari 2

Nama : Rizka Syalsabilla Puteri

Nim : 2019021101
Mata Kuliah : Manajemen Hubungan Industrial

Kasus 1

Irwan telah bekerja pada sebuah perusahaan selama X tahun dengan upah Rp. 7.500.000,- Irwan di PHK
karena melakukan pelanggaran perjanjian kerja.

Jawaban :

Diketahui :

X = 1 tahun

Upah karyawan = Rp 7.500.000

Maka :

UP 1 Tahun kerja = 2 bulan upah

= 2 x Rp 7.500.000

= Rp 15.000.000

Namun, karena Irwan melakukan pelanggaran perjanjian kerja maka ia akan mendapatkan 1kali UP, 1
kali UPMK, dan 1 kali UPH. Dimana ia hanya akan menerima 1kali UP yaitu sebesar Rp 15.000.000, dan
tidak mendapat UPMK karena masih baru 1 tahun kerja dan tidak mendapat UPH karena tidak ada hak
yang harus diganti. Dengan demikian, Irwan akan mendapat Uang Pesangon sebesar Rp 15.000.000

Kasus 2

Seorang karyawan sudah bekerja selama X tahun disebuah perusahaan. Karyawan tersebut
mengundurkan diri karena hendak ikut suami pindah ke kota lain. Upah karyawan tersebut adalah Rp.
8.500.000,- Karyawan tersebut direkrut di Jakarta dan ditempatkan di Yogyakarta. Ketika karyawan
tersebut diterima bekerja, karyawan tersebut belum menikah. Jumlah cuti yang masi dimiliki karyawan
tersebut adalah 10 hari. Peraturan Perusahaan menyebutkan bahwa cuti dapat di uang kan.

Jawaban :
Diketahui :

X = 1 tahun
Upah karyawan = Rp 8.500.000

Upah per bulan = 8.500.000 / 30 hari

= Rp 283.333,333 per bulan

Jumlah cuti yang masih dimiliki oleh karyawan tersebut adalah 10 hari, maka :

Rp 283.333,333 x 10 hari = Rp 2.833,333

Maka, UPH yang berhak untuk didapatkan oleh karyawan pada kasus ini adalah sebesar Rp Rp 2.833,333

Kasus 3

Seorang Projek Manajer sudah bekerja selama X tahun dengan upah Rp.27.500.000. Manajemen
melakukan PHK sepihak karena menilai manajer tersebut memberi pengaruh buruk bagi karyawan lain.
Hanya saja, manajemen tidak dapat mengumpulkan bukti untuk kesalahannya. Cuti tahunan yang
dimiliki masi tersisa 20 hari dan peraturan perusahaan cuti tidak dapat di uang kan.

Jawaban :

Menurut pandangan saya,karena adanya perlakuan PHK sepihak yang dilakukan oleh manajemen
kepada manajer karena dianggap membawa pengaruh buruk bagi karyawan lain, dimana hak yang
seharusnya didapatkan seperti cuti tahunan yang masih tersisa 20 hari ini tergantung atas kesepakatan.
Namun, apabila tidak adanya kesepakatan maka pekerja (manajer) dapat melaporkan tindakan
perusahaan karena pihak manajemen (perusahaan) juga tidak memiliki bukti atas kesalahan yang
dilakukan oleh manajer.

Anda mungkin juga menyukai