Anda di halaman 1dari 3

Seorang karyawan bernama Adi Septiawan (kawin) dan memiliki 4 orang anak, bekerja pada

PT XYZ dengan memperoleh gaji sebesar Rp14.000.000 per bulan. Perusahaan tempat Adi
bekerja mengikuti program jamsostek.

Premi Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK) dan premi Jaminan Kematian (JKM) dan Iuran Jaminan
Hari Tua (JHT) dibayar oleh pemberi kerja setiap bulan masing-masing sebesar 1,5%, 0,3%,
dan 3,7% dari gaji.

Selain itu, Adi juga membayar iuran pensiun Rp150.000 dan iuran jaminan hari tua sebesar 2%
dari gaji untuk setiap bulan. Pada tahun berjalan, Adi juga menerima bonus  sebesar
Rp8.000.000. Pertanyaannya, berapa besar PPh Pasal 21 atas bonus tersebut?
PPh Pasal 21 atas Bonus
PPh Pasal 21 atas Bonus adalah :
Rp 9.379.600 – Rp 8.179.600 = Rp 1.200.000
Jadi, besarnya PPh 21 atas bonus yang harus dibayarkan sebesar Rp 1.200.000
Catatan: *tambahan untuk setiap anak sebesar Rp 4,5 juta dengan maksimal paling banyak 3
orang untuk setiap keluarga.

 Perhitungan Pemotongan PPh Pasal 21 atas Penghasilan yang Diterima oleh


Bukan Pegawai, Sehubungan dengan Pemberian Jasa yang dalam Pemberian
Jasanya Memperkerjakan Orang Lain Sebagai Pegawai dan/atau Melakukan
Penyerahan Material/Bahan

Kasus dan Pertanyaan:


Aliyanto melakukan jasa perawatan mesin fotokopi kepada PT BCD dengan imbalan
Rp28.000.000. Aliyanto mempergunakan tenaga 5 orang pekerja dengan membayarkan upah
harian masing-masing sebesar Rp750.000.
Upah harian yang dibayarkan untuk 5 orang pekerja selama 3 hari melakukan pekerjaan adalah
Rp11.250.000. Selain itu, Aliyanto juga membeli spare part mesin fotokopi yang dipakai untuk
perawatan sebesar Rp 5.550.000. Maka, berapakah PPh Pasal 21 yang terutang?
Jawaban:
Berdasarkan perjanjian serta dokumen yang diberikan Aliyanto,  diketahui bahwa yang menjadi
penghasilan bruto adalah upah yang harus dibayarkan kepada pekerja harian yang
dipekerjakan oleh Aliyanto dan biaya untuk membeli spare part mesin fotokopi.
Maka, jumlah penghasilan bruto sebagai dasar perhitungan PPh Pasal 21 yang harus dipotong
oleh PT BCD atas imbalan yang diberikan kepada Aliyanto adalah sebesar penghasilan bruto
dikurangi upah tenaga kerja harian yang dipekerjaan Aliyanto dan biaya spare part mesin
fotokopi. Perhitungannya  sebagai berikut:
Rp28.000.000 – (Rp11.250.000 + Rp 5.550.000) = Rp 11.200.000
PPh Pasal 21 yang harus dipotong PT BCD atas penghasilan yang diterima Aliyanto adalah
sebesar:
5% x 50% x Rp 11.200.000 = Rp280.000
Dalam hal Aliyanto tidak memiliki NPWP maka PPh Pasal 21 yang harus dipotong oleh PT BCD
menjadi:
120% x 5% x 50% x Rp 11.200.000 = Rp 336.000
Catatan: untuk pembayaran upah harian kepada masing-masing pekerja wajib dipotong PPh
Pasal 21 oleh Aliyanto.

Anda mungkin juga menyukai