Anda di halaman 1dari 4

AGHT (ANCAMAN, GANGGUAN, HAMBATAN, TANTANGAN)

Dalam bidang IPOLEKSOSBUDHANKAM

 Ancaman adalah setiap usaha dan kegiatan dalam negeri yang di nilai
membahayakan kedaulatan negara, keutuhan wilayah negara, dan keselamatan
segenap bangsa.
(ekonomi) kemiskinan
Indonesia merupakan salah satu negara dengan populasi terbanyak di dunia, dengan
populasi yang mencapai 250 juta jiwa. Indonesia menduduki posisi ke-4 negara dengan
penduduk terbanyak dengan jumlah populasi tadi, Indonesia memegang 3,51% dari total
keseluruhan penduduk di dunia. Saat ini angka kemiskinan di Indonesia terus meningkat
menurut data badan pusat statistik, jumlah penduduk di Indonesia yang berada pada
ambang kemiskinan ada pada angka 27,54 juta jiwa/ september2020. Pada data tahun 2021
ada sekitar 10,4% penduduk miskin di Indonesia, Angka ini naik dari sebelumnya hanya 9,2%
pada juli 2019, naiknya jumlah tadi tidak lepas dari kondisi pandemic covid-19 ditambah
dengan lambatnya respon pemerintah terhadap situasi pandemic yang memperparah
stabilitas ekonomi negara.

(sosbud) westernisasi
Westernisasi adalah suatu sikap atau Tindakan masyarakat di negara timur dengan
mengadopsi wilayah barat dan meniru perilaku masyarakat barat, seperti penggunaan
teknologi, gaya berpakaian, berbahasa, dan gaya hidup. Westernisasi atau sering disebut
juga sebagai kebarat-barat terjadi di suatu negara akan membuat masyarakat kehilangan
rasa nasionalisme dan jati diri bangsa. Selain itu, Westernisasi juga dapat mengakibatkan
budaya asli dari suatu negara semakin terkikis dan dilupakan oleh generasi muda karena
menganggap bahwa kebudayaan barat jauh lebih baik. Contohnya, meniru gaya berpakaian
orang barat yang kurang tertutup dan kecenderungan untuk membeli produk barat serta
menganggap produk dalam negeri kurang berkualitas.

(politik) OPM
OPM (Organisasi Papua Merdeka) menjadi kelompok yang terus menentang otoritas
Indonesia tujuan utama dari organisasi ini adalah untuk menghentikan pendudukan
Indonesia dan pembentukan negara Papua Barat yang merdeka. Eskalasi perjuangan
kemudian semakin meninggi seiring dengan kontroversi yang dihadirkan oleh penentuan
pendapat rakyat (PEPERA) pada tahun 1969. Kala itu, referendum segelintir masyarakat
Papua menghendaki itegrasi daerah mereka dengan Indonesia sehingga munculah nama
Provinsi Irian Jaya. Salah satu upaya paling awal untuk mengarahkan pemberontokan
menjadi perjuangan bersenjata, kemudian terjadi di tahun 1970 ketika suatu kelompok
membentuk camp di Markas Victoria. Langkah paling fenomenal dari kelompok Markas
Victoria ini adalah Ketika OPM mendeklarasikan kemerdekaan Republik Papua Barat (1971).
Deklarasi itu disertai dengan pengadopsian konstitusi dan juga penggunaan symbol-simbol
nasionalis.
Ada 2 tokoh penting dibalik kelompok tersebut. 1. Seth Rumkorem yang merupakan seorang
eks-militer yang semula pro Indonesia, dan yang kedua adalah Jacob Pral yang merupakan
lulusan Universitas Cendrawasih. Tak lama kemudian, OPM kemudian mendapatkan banyak
dukungan dari masyarakat di wilayah Papua. Tak hanya itu, mereka juga menjaring simpati
dari dunia Internasional, dimana negara Pasifik seperti Tuvalu dan Vanuatu memberikan
dukungan kepada mereka. Selain itu, Belanda disebut sebut juga memberikan dukungan
moral kepada organisasi ini. Sayangnya, meski sangat popular organisai ini memiliki
kelemahan dalam kepemimpinan. Hal ini terjadi terutama setelah konflik antara Jacob Prai
dan Seth Rumkorem dalam posisi sentral kepemimpinan organisasi pada akhir 1970 dan
awal 1980-an kegiatan militer Indonesia semakin meningkat sehingga para pemimpin
markas Victoria ini harus melarikan diri ke luar negeri. Sejak saat itu, kepemimpinan OPM
dijalankan terbatas seara territorial dan kerap gagal untuk disentralisasi. Kemudian pada
tahun 1980-an muncul sosok Kelly Kwalik sebagai tokoh penting dilingkaran local OPM.
Salah satu kiprahnya yang paling mencolok adalah Ketika kelompok nya melancarkan aksi di
wilayah tambang freeport di tahun 2002. Wilayah operasi Kelly memang berada di Kawasan
tambang freeport di Minika. Setelah Kelly tewas tertembak di tahun 2009, ada sosok Goliat
Tabuni yang memimpin Gerakan bersenjata di Kawasan puncak jaya. Wilayah operasi Goliat
kemudian terus meluas ke distrik lain, pengaruhnya yang semakin menguat membuat ia di
Daulat sebagai panglima tertinggi OPM di tahun 2012. Pengaruh Goliat yang semakin kuat
ini membuatnya menjadi tujuan otoritas Indonesia untuk berdialog bahkan hingga di era
Jokowi. Namun, di Era Jokowi, kiprah Gerakan bersenjata OPM belum juga surut. Kelompok
ini disebut sebut berada di balik penyerangan kepada pekerja konstruksi jalan trans Papua di
wilayah Nduga.
(ideologi) GAM, Gerakan Aceh Merdeka
Salah satu contoh ancaman integrasi nasional di bidang ideologi adalah munculnya Gerakan
Aceh Merdeka (GAM). GAM merupakan suatu organisasi separatis yang pernah ada di
Indonesia yang memiliki tujuan untuk memisahkan Aceh dari Negara Kesatuan Republik
Indonesia (NKRI). Konflik tersebut dipicu oleh adanya perbedaan keinginan antara
pemerintah Republik Indonesia dan Gerakan Aceh Merdeka, sehingga para aktivis GAM
ingin memisahkan diri dari NKRI.
Teuku Cik Di Tiro dan mantan menteri luar negeri Darul Islam menganggap bahwa telah
terjadi penjajahan baru oleh pemerintahan Indonesia di Jawa terhadap Aceh Ia mendirikan
Gerakan Aceh Merdeka atau GAM untuk memerdekakan Aceh berbeda dengan Darul Islam
yang ingin menciptakan Negara Islam Indonesia GAM bertujuan untuk memisahkan Aceh
dari Indonesia dengan mengatasnamakan self-determination nasionalisme Aceh bukan saja
atas nama agama atau penerapan hukum syariah saja William Nissen seorang jurnalis yang
membuat film dokumenter berjudul The Black Road awal lahirnya GAM juga sangat
dipengaruhi oleh konflik kepentingan terkait penguasaan sumber gas alam di Lhokseumawe
sementara saat Indonesia merdeka Aceh seolah-olah dijajah oleh pemerintahan Indonesia
dan dikeruk kekayaan alamnya selama lebih dari 2 dekade GAM berjuang melalui aksi aksi
militer keluar masuk hutan dan bergerialya memperjuangkan Aceh yang merdeka akibat nya
konflik peperangan yang berdarah-darah antara GAM dan tentara Indonesia Makin sering
terjadi pada tahun 1999 pemerintah dan DPR mengeluarkan undang-undang nomor 44
diikuti dengan undang-undang nomor 18 tahun 2001 yang keduanya berisi tentang
ketentuan penyelenggaraan otonomi dan keistimewaan Aceh undang-undang ini menandai
adanya ruang untuk menerapkan syariat Islam di Aceh walaupun sudah ada undang-undang
tersebut GAM masih terus saja bergerilya dan berupaya untuk membuat negara sendiri hal
ini mendukung fakta bahwa GAM tidak sepenuhnya hanya berjuang untuk syariat Islam di
Aceh bahkan beberapa penulis seperti Rodd McGibbon menyebut bahwa undang-undang
keistimewaan Aceh dan syariat Islam yang disahkan oleh pemerintah Indonesia adalah
bagian dari upaya untuk melemahkan GAM dan menarik simpati masyarakat Aceh pasca
lepasnya Timor Timur dari Indonesia Namun tragedi tsunami yang terjadi di tahun 2004
mengubah peta konflik di Aceh, Tsunami memporak-porandakan Aceh dan menyebabkan
sekitar 130.000 orang meninggal serta menyebabkan 500.000 warga Aceh kehilangan
tempat tinggal Pasca tsunami berbagai upaya perdamaian dilakukan oleh pemerintah
Indonesia perjanjian Helsinki pada tahun 2005 menandai berakhirnya konflik antara GAM
dengan pemerintah Indonesia yang diikuti dengan lahirnya undang-undang nomor 11 tahun
2006 tentang pemerintahan Aceh.
(hamkam) terorisme

Anda mungkin juga menyukai