Tutor 1 Dan 2
Tutor 1 Dan 2
DISUSUN OLEH:
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang, Kami
panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat,dan
hidayah -Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah makalah Asuhan
keperawatan Solusio Plasenta
Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan
baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan
terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki
makalah ini.
DAFTAR ISI
KASUS 4
KATA SULIT 4
PERTANYAAN DAN JAWABAN SESUAI REFERENSI 4
BAB I 9
LAPORAN PENDAHULUAN 9
A. Definisi 9
B. Etiologi 10
C. PATOFIOLOGI 10
E. Tanda dan gejala 11
F. Pemeriksaan penunjang 12
G. Penatalaksanaan medis 13
H. Komplikasi 13
BAB II 14
ASUHAN KEPERAWATAN 14
BAB III 18
PENUTUP 18
A. Kesimpulan 18
B. Saran 18
DAFTAR PUSTAKA 19
KASUS 1
Seorang perempuan usia 28 tahun G1P0A0 hamil 36 minggu datang ke klinik bersalin
dengan keluhan nyeri perut dan ada perdarahan pervaginam merah kehitaman. Hasil
pengkajian ditemukan pasien Nampak pucat, lemah, ada perdarahan merah kehitaman, DJJ
(+), palpasi ditemukan perut teraba keras, tekanan darah 150/100, frekuensi nadi 88x/menit,
respirasi 20x/menit dan suhu 370C.
KATA SULIT
A. Perdarahan Pervaginam
B. Nyeri Perut
C. Perut Teraba Keras
D. Tekanan Darah Tinggi
E. DJJ
Tone : yakni tonus atau kekuatan kontraksi dari rahim yang kurang kuat
menyebabkan dinding rahim tidak mampu "menjepit" pembuluh darah yang terbuka
karena adanya proses kelahiran tersebut
Trauma : ketika proses melahirkan, adanya perlukaan pada jalan lahir dapat
menyebabkan perdarahan sulit berhenti bila perlukaan tersebut tidak ditutup dengan
cara dilakukan penjahitan
Thrombin : gangguan pembekuan darah menyebabkan luka sukar berhenti dan
perdarahan terus terjadi
Tissue : adanya sisa jaringan di dalam rahim menyebabkan rahim tidak dapat
berkontraksi dengan baik untuk "menjepit" pembuluh darah yang terluka akibat
proses kelahiran. Inilah mengapa dikatakan rahim harus bersih untuk dapat
menghentikan perdarahan
4. apa pendarahan pervaginam berbahaya bagi janin?
Jawaban: Perdarahan saat hamil merupakan suatu hal yang bisa saja terjadi. Data
menunjukkan bahwa satu dari empat wanita hamil mengalami kondisi ini.
Sayangnya, sekitar sepertiga di antaranya berakhir mengalami keguguran. Berangkat
dari temuan tersebut, adanya perdarahan abnormal dari vagina saat hamil perlu
mendapat perhatian khusus. Pasalnya, keadaan tersebut dapat menjadi tanda dari
kondisi yang serius. Bahkan bisa membahayakan kehamilan dan keselamatan janin.
5. apakah normal pendarahan pervaginam pada ibu hamil?
Jawaban: Perdarahan saat hamil merupakan kondisi yang cukup sering terjadi pada
trimester awal kehamilan. Sekitar 20% wanita hamil pernah mengalami perdarahan
saat hamil, khususnya pada 12 minggu pertama kehamilan. Kondisi ini tidak selalu
menandakan adanya masalah yang serius dalam kehamilan, namun, tetap harus
diwaspadai.
6. komplikasi apa saja yang terjadi pada ibu hamil?
Jawaban: Komplikasi kehamilan yang paling umum adalah tekanan darah tinggi, pre-
eklamsia, kelahiran prematur, keguguran, diabetes gestasional, anemia, dan infeksi
saluran kemih.
7. bagaimana cara pencegahannya?
Jawaban: Cara Mengatasi Perdarahan Postpartum Beserta Pencegahannya
1. Pijat rahim.
2. Pemberian oksitosin.
3. Pemasangan kateter Foley.
4. Pengeluaran plasenta secara manual.
5. Kuretase.
6. Tindakan operasi.
8. apa yang terjadi jika pendarahan pervaginam lama diatasi?
Jawaban: jika tidak segera ditangani atau diatasi maka bisa membahayakan ibu dan
janin
B. Nyeri perut
1. apa penyebab nyeri perut pada ibu hamil?
Jawaban: Seiring bertambahnya usia kehamilan, rahim akan terus membesar guna
memberi ruang bagi janin untuk bertumbuh. Pembesaran rahim dapat menyebabkan
tekanan pada otot, sendi, dan pembuluh darah di sekitar rahim, sehingga menimbulkan
rasa sakit pada perut ibu hamil.
https://www.alodokter.com/perut-terasa-sakit-saat-hamil-berbahayakah#:~:text=Seiring
%20bertambahnya%20usia%20kehamilan%2C%20rahim,sakit%20pada%20perut%20ibu
%20hamil.
2. apakah keluhan nyeri perut normal pada ibu hamil trimester?
Jawaban: normal jika Saat usia kehamilan memasuki trimester ketiga, maka ligamen akan
menegang. Kondisi itulah yang menyebabkan munculnya rasa nyeri pada perut bagian
bawah. Rasa nyeri itu umumnya muncul dalam beberapa detik saja dan semakin terasa
ketika Mama beraktivitas seperti tertawa, batuk, tiba-tiba berdiri dan bersin.
https://www.popmama.com/pregnancy/third-trimester/rindi-1/cara-meredakan-sakit-
perut-bagian-bawah-saat-hamil-tua
3. apakah nyeri perut pertanda mau melahirkan?
Jawaban: infeksi saluran kemih pada ibu hamil tanda tanda melahirkan
Menjelang persalinan, Anda mungkin merasakan tekanan atau kram di daerah panggul dan
dubur sebagai tanda awal melahirkan atau ciri mau melahirkan. Namun, tanda-tanda atau
ciri-ciri ibu mau melahirkan sudah dekat lagi bukan hanya itu. Ibu juga mungkin
mengeluhkan nyeri di area paha dan punggung bagian bawah, terutama jika ini bukan
kehamilan pertama kali. Dalam kondisi ini, otot dan sendi tubuh Anda biasanya sedang
meregang dan bergeser sebagai tanda-tanda mau persalinan.
https://hellosehat.com/kehamilan/melahirkan/10-tanda-tanda-mau-melahirkan/
6. Mengonsumsi omega-3
8. Rutin berolahraga
https://hellosehat.com/kehamilan/kandungan/masalah-kehamilan/cara-menurunkan-
tekanan-darah-tinggi-pada-ibu-hamil/
4. apakah TD tinggi berbahaya pada ibu hamil?
Jawaban: Pada ibu hamil, hipertensi berisiko mengalami kerusakan organ (misalnya pada
otak, jantung, paru-paru, ginjal, hati) dan penyakit kardiovaskular di kemudian hari
https://www.halodoc.com/artikel/mengenal-bahaya-hipertensi-saat-hamil
5. apakah TD tinggi berbahaya saat proses melahirkan?
Jawaban: Tekanan darah tinggi saat melahirkan sangat berisiko memutuskan plasenta dari
uterus dengan cara yang tidak semestinya. Ini bisa memicu pendarahan hebat saat
persalinan. Ini sangat berbahaya. Bahkan bisa menyebabkan kematian ibu dan janin
https://www.kalcare.com/artikel/tekanan-darah-tinggi-jelang-persalinan
E. DJJ
1. saat seperti apa DJJ diperiksa?
Jawaban: djj merupakan salah satu indikator yang perlu dievaluasi dalam menilai
status kesehatan janin dalam kandungan. DJJ ini bisa mulai diperiksa menggunakan
teknik auskultasi atau pemeriksaan USG (termasuk USG Doppler) sejak usia
kehamilan menginjak 6 minggu atau lebih. Adapun yang paling kompeten
memeriksa DJJ ini adalah tenaga medis, yakni dokter, dokter kandungan, atau bidan.
2. berapa normal DJJ?
Jawaban: Secara umum denyut jantung janin normal berkisar antara 120-160 x/menit,
WHO menyebutkan range normal DJJ anta
https://www.alomedika.com/komunitas/topic/denyut-jantung-janin-yang-normal-dan-
yang-harus-diwaspadai-saat-berpuasa#:~:text=Secara%20umum%20denyut%20jantung
%20janin,110%2D160%20x%2Fmenit. ra 110-160 x/menit
3. Bagaimana cara pemeriksaan DJJ?
Jawaban: Stetoskop Laennec Salah satu alat yang dirancang khusus untuk mendengarkan
detak jantung secara manual, hanya saja baru dapat digunakan pada usia kehamilan 17-22
minggu.Cara pemeriksaan dengan menggunakan ini memiliki kekurangan yaitu baru dapat
bekerja pada usia kehamilan memasuki 4 bulan. Adapun cara pemeriksaan dengan
menggunakan stetoskop leanec yaitu ibu hamil dapat berbaring dengan posisi telentang
kemydian pemeriksaaan dengan menggunakan leopold untuk menentukan posisi punggung
janin. Sedangkan untuk meletakan stetoskop sendiri pada daerah sekitar punggung janin
dan mulai menghitung detak jantung janin, hasilnya dicatat untuk mengetahui gambaran
kondisi janin. Ultrasonografi Selanjutnya adalah dengan menggunakan USG yang
memberikan manfaat untuk dunia kedokteran dengan menggunakan gelombang ultrasonik
yang menggunakan gelombang suara kemudian hasilnya akan ditampilkan dalam bentuk
gambar di dalam monitor.
Sumber: https://bidanku.com/cara-pemeriksaan-denyut-jantung-janin | Bidanku.com
4. apa tujuan dari pemeriksaan DJJ?
Jawaban: Pemeriksaan bertujuan untuk mendeteksi denyut jantung janin (DJJ). DJJ
normal berkisar antara 120-160. Pada kondisi gawat janin, DJJ umumnya kurang dari
120 kali per menit atau 160 kali per menit.
5. apa nama alat yang digunakan saat pemeriksaan DJJ?
Jawaban: nama alat djj
Stetoskop Laennec
Stetoskop merupakan alat pemeriksaan yang paling sederhana. Dilakukan secara
manual, khususnya dengan menempelkan piringan stetoskop pada perut ibu hamil
untuk mengetahui detak jantung bayi. Karena belum dilengkapi teknologi
pendukung, stetoskop tidak dapat digunakan untuk memeriksa perkembangan bayi,
seperti mendapatkan gambaran tentang pertumbuhan janin saat itu seperti yang
dilakukan USG. Namun meskipun sederhana, alat ini cukup akurat untuk mengetahui
letak plasenta janin.
Leopald
Leopald terbukti akurat untuk mengetahui posisi punggung bayi. Dengan mengetahui
keberadaannya, detak jantung bayi bersama dengan suaranya pun dapat diketahui
secara bersamaan pula.
BAB I
LAPORAN PENDAHULUAN
A. Definisi
Solusio plasenta adalah terlepasnya plasenta yang letaknya normal pada korpus uteri
sebelum janin lahir, dengan masa kehamilan 22 minggu / berat janin di atas 500 gr
B. Etiologi
Etiologi dari solusio belum diketahui secara pasti. Faktor predisposisi yang
mungkin ialah hipertensi kronik, trauma eksternal, tali pusat pendek, defisiensi gizi,
merokok, konsumsi alkohol, penyalah gunaan kokain, umur ibu yang tua
C. Patofiologi
Terjadinya solusio plasenta dipicu oleh perdarahan ke dalam desidua basalis yang
kemudian terbelah dan meningkatkan lapisan tipis yang melekat pada mometrium
sehingga terbentuk hematoma desidual yang menyebabkan pelepasan, kompresi dan
akhirnya penghancuran plasenta yang berdekatan dengan bagian tersebut.
Ruptur pembuluh arteri spiralis desidua menyebabkan hematoma retro plasenta
yang akan memutuskan lebih banyak pembuluh darah, hingga pelepasan plasenta
makin luas dan mencapai tepi plasenta, karena uterus tetap berdistensi dengan
adanya janin, uterus tidak mampu berkontraksi optimal untuk menekan pembuluh
darah tersebut. Selanjutnya darah yang mengalir keluar dapat melepaskan selaput
ketuban.
Pohon Masalah
Trauma
Perdarahan ke dalam desidualbasalis
Penghancuran plasenta
Hematoma retroplasenta
Syok hipovolemik
F. Pemeriksaan penunjang
a. Pemeriksaan laboratorium darah : hemoglobin, hemotokrit, trombosit,
waktu protombin, waktu pembekuan, waktu tromboplastin, parsial, kadar
fibrinogen, dan elektrolit plasma.
b. Cardiotokografi untuk menilai kesejahteraan janin.
c. USG untuk menilai letak plasenta, usia gestasi dan keadaan janin.
G. Penatalaksanaan
1. Harus dilakukan di rumah sakit dengan fasilitas operasi
2. Sebelum dirujuk , anjurkan pasien untuk tirah baring total dengan menghadap ke
kiri , tidak melakukan senggama , menghindari eningkatan tekanan rongga perut .
3. Pasang infus cairan Nacl fisiologi . Bila tidak memungkinkan, berikan cairan peroral
.
4. Pantau tekanan darah & frekuensi nadi tiap 15 menit untuk mendeteksi
adanya hipotensi / syk akibat perdarahan . pantau pula BJJ & pergerakan janin .
5. Bila terdapat renjatan , segera lakukan resusitasi cairan dan tranfusi darah , bila
tidak teratasi , upayakan penyelamatan optimal dan bila teratsi perhatikan keadaan
janin .
6. Setelah renjatan diatasi pertimbangkan seksio sesarea bila janin masih hidup atau
persalinan pervaginam diperkirakan akan berlangsung lama . bila renjatan tidak
dapat diatasi , upayakan tindakan penyelamatan optimal .
7. Setelah syok teratasi dan janin mati , lihat pembukaan . bila lebih dari 6 cm
pecahkan ketuban lalu infus oksitosin . bila kurang dari 6 cm lakukan seksio
sesarea .
8. Bila tidak terdapat renjatan dan usia gestasi kurang dari 37 minggu / taksiran berat
janin kurang dari 2.500 gr . penganganan berdasarkan berat / ringannya penyakit
yaitu :
a. Solusi plasenta ringan .
Ekspektatif , bila ada perbaikan ( perdarahan berhenti , kontraksi uterus tidak
ada , janin hidup ) dengan tirah baring atasi anemia , USG & KTG serial ,
lalu tunggu persalinan spontan . Aktif , bila ada perburukan ( perdarahan
berlangsung terus , uterus berkontraksi , dapat mengancam ibu / janin )
usahakan partus pervaginam dengan amnintomi / infus oksitosin bila
memungkinan . jika terus perdarahan skor pelvik kurang dari 5 / ersalinan
masih lama , lakukan seksi sesarea
b. Solusio plasenta sedang / berat .
Resusitasi cairan . Atasi anemia dengan pemberian tranfusi darah .
Partus pervaginam bila diperkirakan dapat berkurang dalam 6 jam
perabdominam bila tidak dapat renjatan , usia gestasi 37 minggu / lebih /
taksiran berat janin 2.500 gr / lebih , pikirkan partus perabdominam bila
persalinan pervaginam diperkirakan berlangsung lama .
H. Komplikasi
1. Langsung (immediate)
⮚ Perdarahan
⮚ Infeksi
⮚ Emboli dan syok abtetric
2. Tidak langsung (delayed)
⮚ Couvelair uterus, sehinga kontraksi tak baik, menyebabkan perdarahan post partum.
⮚ Hipofibrinogenamia dengan perdarahan post partum.
⮚ Nikrosis korteks neralis, menyebabkan anuria dan uremia
⮚ Kerusakan-kerusakan organ seperti hati, hipofisis.
3. Tergantung luas plasenta yang terlepas dan lamanya solusio plasenta
berlangsung. Komplikasi pada ibu ialah perdarahan, koalugopati konsumtif
(kadar fibrinogen kurang dari 150 mg % dan produk degradasi fibrin meningkat),
oliguria, gagal ginjal, gawat janin, kelemahan janin dan apopleksia utero plasenta
(uterus couvelar). Bila janin dapat diselamatkan, dapat terjadi komplikasi
asfiksia, berat badan lahir rendah da sindrom gagal nafas.
BAB II
ASUHAN KEPERAWATAN
1. Pengkajian
a) Biodata
Pada biodata yang perlu dikaji berhubungan dengan solusio plasenta antara lain
b) Nama
Nama dikaji karena nama digunakan untuk mengenal dan merupakan identitas untuk
membedakan dengan pasien lain dan menghindari kemungkinan tertukar nama dan
diagnosa penyakitnya.
c) Jenis kelamin
Pada solusio plasenta diderita oleh wanita yang sudah menikah dan mengalami
kehamilan.
d) Umur
Solusio plasenta cenderung terjadi pada usia lanjut (> 45 tahun) karena terjadi
penurunan kontraksi akibat menurunnya fungsi hormon (estrogen) pada masa
menopause.
e) Pendidikan
Solusio plasenta terjadi pada golongan pendidikan rendah karena mereka tidak
mengetahui cara perawatan kehamilan dan penyebab gangguan kehamilan.
f) Alamat
Solusio plasenta terjadi di lingkungan yang jauh dan pelayanan kesehatan, karena
mereka tidak pernah dapat pelayanan kesehatan dan pemeriksaan untuk kehamilan
g) Riwayat persalinan
Riwayat persalinan pada solusio plasenta biasanya pernah mengalami pelepasan
plasenta.
h) Status perkawinan
Dengan status perkawinan apakah pasien mengalami kehamilan (KET) atau hanya
sakit karena penyakit lain yang tidak ada hubungannya dengan kehamilan.
i) Agama
Untuk mengetahui gambaran dan spiritual pasien sebagai memudahkan dalam
memberikan bimbingan kegamaan.
j) Nama suami
Agar diketahui siapa yang bertanggung jawab dalam pembiayaan dan memberi
persetujuan dalam perawatan.
k) Pekerjaan
Untuk mengetahui kemampuan ekonomi pasien dalam pembinaan selama istrinya
dirawat.
l) Keluhan utama
Pasien mengatakan perdarahan yang disertai nyeri
Rahim keras seperti papan dan nyeri tekan karena isi rahim bertambah dengan
dorongan yang berkumpul dibelakang plasenta, sehingga rahim tegang.
Perdarahan yang berulang-ulang.
m) Riwayat penyakit sekarang
Darah terlihat merah kehitaman karena membentuk gumpalan darh, darah yang
keluar sedikit banyak, terus menerus. Akibat dari perdarahan pasien lemas dan pucat.
Sebelumnya biasanya pasien pernah mengalami hypertensi esensialis atau pre
eklampsi, tali pusat pendek trauma, uterus yang sangat mengecil (hydroamnion
gameli) dll.
n) Riwayat penyakit masa lalu
Kemungkinan pasien pernah menderita penyakit hipertensi / pre eklampsi, tali pusat
pendek, trauma, uterus / rahim feulidli.
o) Riwayat psikologis
Pasien cemas karena mengalami perdarahan disertai nyeri, serta tidak mengetahui
asal dan penyebabnya.
p) Pemeriksaan fisik
1) Keadaan umum
Kesadaran : composmetis s/d coma
Postur tubuh : biasanya gemuk
Cara berjalan : biasanya lambat dan tergesa-gesa
Raut wajah : biasanya pucat
2) Tanda-tanda vital
Tensi : normal sampai turun (syok)
Nadi : normal sampai meningkat (> 90x/menit)
Suhu : normal / meningkat (> 370 c)
RR : normal / meningkat (> 24x/menit)
3) Pemeriksaan cepalo caudal
Kepala : kulit kepala biasanya normal / tidak mudah mengelupas rambut
biasanya rontok / tidak rontok.
Muka : biasanya pucat, tidak oedema ada cloasma
Hidung : biasanya ada pernafasan cuping hidung
Mata : conjunctiva anemis
Dada : bentuk dada normal, RR meningkat, nafas cepat da dangkal,
hiperpegmentasi aerola.
Abdomen
– Inspeksi : perut besar (buncit), terlihat etrio pada area perut,
terlihat linea alba dan ligra
– Palpasi rahim keras, fundus uteri naik
– Auskultasi : tidak terdengar DJJ, tidak terdengar gerakan janin.
Genetalia
Hiperpregmentasi pada vagina, vagina berdarah / keluar darah yang merah
kehitaman, terdapat farises pada kedua paha / femur.
Ekstimitas
Akral dingin, tonus otot menurun
4) pemeriksaan penunjang Darah : Hb, hemotokrit, trombosit, fibrinogen,
elektrolit. USG untuk mengetahui letak plasenta,usia gestasi, keadaan
janin
2. Diagnosa
Seorang perempuan usia 32 tahun G2P1A0 post partum hari ke 5 datang ke poli kandungan
dengan keluhan demam disertai menggigil sudah 2 hari, dan terasa nyeri pada luka jalan
lahir. Dari hasil pemeriksaan didapatkan hasil keadaan umum lemah, compos mentis,
tekanan darah 100/60 mmHg, suhu 39,5 OC, frekuensi nadi 88x/menit, frekuensi nafas 28
x/menit, skala nyeri 5, tampak bengkak dan kemerahan pada luka perineum, lochea berbau
dan terdapat pengeluaran nanah di luka jalan lahir.
KATA SULIT
1. Nyeri Luka
2. Compus Mentis
3. Luka Pereneum
4. Demam Disertai Menggigil
5. Lochea Berbau
6. Pengeluaran Nanah
7. Suhu Tinggi
8. Respirasi
9. Skala Nyeri
Jawaban: Penyebab nyeri ini biasanya berkaitan dengan penggantian jaringan kulit
yang luka oleh jaringan parut yang elastisitasnya lebih rendah dari kulit. Karena
elastisitas yang rendah inilah, kerap kali akan muncul rasa nyeri, terutama saat
melakukan pergerakan berlebihan di sekitar perineum, termasuk saat berhubungan.
2. bagaimana proses terjadinya Nyeri luka jalan lahir?
Jawaban: Pada saat mengejan,rahim, vagina dan perineum mengalami tekanan yang
sangat kuat sehingga dapat berpotensi mengalami luka. Hal tersebut yang
menyebabkan luka robek sehingga muncul nyeri setelah melahirkan.
3. bagaimana cara mengobati Nyeri luka jalan lahir?
Jawaban: Intervensi nyeri post partum dapat dilakukan melalui kompres hangat,
distraksi, imajinasi terbimbing, sentuhan terapiutik atau masase, interaksi dengan
bayi (Hamilton, 1998: Carpenito, 2000; Bobak, 2005; Potter dan Perry, 2006;
Rocmat, 2008).
4. apa ciri2 Nyeri luka jalan lahir?
Jawaban: ciri-cirinya tampak meringis, keluar nanah, adanya infeksi karna jahitan,
dll.
5. apakah Nyeri luka jalan lahir berbahaya?
Jawaban: Jawaban: Nyeri yang tidak dapat diatasi atau dikontrol pada ibu post
partum dapat menyebabkan keletihan, kecemasan dan persepsi nyeri memburuk, 6.
terhambat, kecewa karena ketidaknyamanan, gangguan pola tidur, dan bahkan bila
nyeri berkepanjangan akan meningkatkan risiko post partum blues (Bobak, 2005).
B. Compus mentis
1. apa itu Compus mentis?
Jawaban: Compos Mentis (conscious), yaitu kesadaran normal, sadar sepenuhnya,
dapat menjawab semua pertanyaan tentang keadaan sekelilingnya. Apatis, yaitu
keadaan kesadaran yang segan untuk berhubungan dengan sekitarnya, sikapnya acuh
tak acuh.
2. berapa nilai normal Compus mentis?
Jawaban: Compos mentis adalah kondisi sadar sepenuhnya. Pada kondisi ini, respon
pasien terhadap diri sendiri dan lingkungan sangat baik. Pasien juga dapat menjawab
pertanyaan penanya dengan baik. Nilai GCS untuk compos mentis adalah 15-14.
C. Luka perineum
1. cara pencegahan Luka perineum?
Jawaban: Pencegahan infeksi masa nifas
a. Lakukan mobilisasi dini sehingga darah lochea keluar dengan lancar
b. Perlukaan dirawat dengan baik
c. Rawat gabung dengan isolasi untuk mengurangi infeksi nosocomial
2. bagaimana cara mengobati Luka perineum?
Jawaban: Bagaimana perawatan untuk luka perineum
● Selalu jaga kebersihan area vagina.
● Hindari menggunakan tampon dalam masa perawatan luka perineum.
● Minum banyak air putih.
● Hindari berhubungan seks untuk sementara waktu.
● Lakukan latihan pelvic floor.
● Angin-anginkan jahitan luka perineum.
3. apa penyebab Luka perineum?
Jawaban: Faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya ruptur perineum antara lain
paritas, jarak kelahiran, berat badan bayi, pimpinan persalinan tidak sebagaimana
mestinya, umur, ekstraksi cunam, ekstraksi vakum, trauma alat dan episiotomi.
4. bagaimana bentuk dari Luka perineum?
Jawaban: bentuk luka perineum dibedakan menjadi 2 yaitu bentuk luka perineum
ruptur dan episiotomi. Luka perineum pada kenyataannya sering membuat ibu nifas
sangat tidak nyaman bahkan mengalami ketakutan untuk melakukan mobilisasi dini.
5. apa tanda gejala Luka perineum?
Jawaban: Tanda dan gejala infeksi masa nifas
Infeksi akut ditandai dengan demam, sakit di daerah infeksi, berwarna kemerahan,
fungsi organ tersebut terganggu. Gambaran klinis infeksi nifas dapat berbentuk:
a. Infeksi lokal
Pembengkakan luka episiotomi, terjadi penanahan, perubahan warna kulit,
pengeluaran lochea bercampur nanah, mobilitasi terbatas karena nyeri, temperature
badan dapat meningkat
b. Infeksi umum
Tampak sakit dan lemah, temperature meningkat, tekanan darah menurun dan
nadi meningkat, pernafasan dapat meningkat dan terasa sesak, kesadaran gelisah
sampai menurun dan koma, terjadi gangguan involusi uterus, lochea berbau dan
bernanah serta kotor.
6. berapa lama Luka perineum bisa sembuh?
Jawaban: Jahitan perineum biasanya sudah mulai sembuh dalam kurun waktu 3-4
minggu pasca melahirkan normal. Setelah dua bulan, rasa sakit atau nyeri
pada vagina dan perineum akibat jahitan setelah melahirkan normal umumnya sudah
hilang.
7. kapan perawatan Luka perineum dilakukan?
Jawaban: Perawatan perineum adalah upaya memberikan pemenuhan kebutuhan rasa
nyaman dengan caa menyehatkan daerah antara kedua paha yang dibatasi antara
lubang dubur dan bagian alat kelamin luar pada wanita yang habis melahirkan agar
terhindar dari infeksi (Kumalasari, 2015).
dianjurkan untuk membersihkan area perineum setiap kali mandi, setelah buang air
kecil, maupun buang air besar selama masa perawatan luka perineum.
8. mengapa pada Luka perineum tampak bengkak dan kemerahan?
Jawaban: tampak bengkak dan kemerahan karna Infeksi luka operasi (ILO) adalah
infeksi yang terjadi pada luka bekas sayatan operasi. Kondisi ini umumnya muncul
dalam 30 hari pertama setelah operasi, dengan gejala nyeri, kemerahan, dan rasa
panas pada bekas luka.
D. Demam disertai menggigil
1. apa penyebab Demam?
Jawaban: Demam postpartum adalah gejala dari infeksi, sehingga Anda disarankan
untuk berkonsultasi dengan dokter. Demam juga bisa disebabkan oleh infeksi bakteri
lokal yang dapat terjadi setelah persalinan normal melalui salurah rahim.
Endometritis bisa menjadi salah satu penyebab utama di balik infeksi dalam tahap
postnatal.
2. bagaimaan cara mengobati Demam disertai menggigil?
Jawaban: Seseorang dikatakan demam jika suhu tubuhnya melebihi 37,5 derajat
celcius jika diukur dengan menggunakan termometer. Demam sendiri merupakan
reaksi alami yang timbul oleh karena daya tahan tubuh sedang melakukan
perlawanan terhadap mikroorganisme atau patogen lain yang masuk ke dalam tubuh.
3. kenapa badan ibu hambil menggigil saat demam?
Jawaban: minum obat pereda demam seperti paracetamol jika tidak terdapat
kontraindikasi terhadap tubuh Anda, susui bayi sesering mungkin dengan posisi
nyaman dan berganti sisi, jika bayi tidak menyusui dalam jumlah banyak === pompa
ASI, pijat payudara dengan lembut pada saat menyusui, hindari memakai bra yang
terlalu ketat, minum air putih yang banyak, tidur dan istirahat yang cukup.
4. berbahayakah ibu hamil Demam disertai menggigil?
Jawaban: Demam tersebut bisa dikatakan sebagai salah satu tanda bahaya dalam
kehamilan. Badan menggigil tersebut disebut demam apabila panas tubuh ibu lebih
dari 38 derajat C. Demam yang tinggi bisa menjadi sebuah gejala adanya infeksi
dalam kehamilan.
E. Lochea berbau
1. mengapa Lochea bisa berbau?
Jawaban: Aroma busuk pada lochia kemungkinan menandakan adanya infeksi. Infeksi ini
bisa terjadi terbatas pada luka robekan perineum, namun bisa juga menyebar hingga ke
area yang lebih dalam, seperti serviks, rahim, bahkan ke rongga panggul.
https://www.alodokter.com/komunitas/topic/nifas-bau-tak-sedap#:~:text=Aroma
%20busuk%20pada%20lochia%20kemungkinan,rahim%2C%20bahkan%20ke%20rongga
%20panggul.
2. seperti apa bau dari lochea?
Jawaban: lochea berbau busuk
3. apakah bau lochea karena infeksi?
Jawaban: iya, karena Aroma busuk pada lochia kemungkinan menandakan adanya infeksi.
Infeksi ini bisa terjadi terbatas pada luka robekan perineum, namun bisa juga menyebar
hingga ke area yang lebih dalam, seperti serviks, rahim, bahkan ke rongga panggul.
https://www.alodokter.com/komunitas/topic/nifas-bau-tak-sedap#:~:text=Aroma
%20busuk%20pada%20lochia%20kemungkinan,rahim%2C%20bahkan%20ke%20rongga
%20panggul.
4. apakah lochea berbahaya bagi ibu post partum?
Jawaban: iya berbahaya, karena lochea menandakan adanya infeksi
5. apa itu lochea?
Jawaban: Adanya lochea atau darah dan kotoran pada masa nifas inilang yang
mengharuskan ibu membersihkan daerah vaginanya setelah mandi, BAK dan BAB.
Bila tidak, kemungkinan terjadinya infeksi vagina sangat tinggi. Hal ini dapat
berisiko menyebabkan infeksi rahim, karena vagian diibaratkan sebagai pintu yang
tidak memiliki otot-otot penutup sehingga apabila terdapat kuman maka kuman itu
dapat masuk langsung menuju rahim (Anggraini, 2010 : 100).
6. bagaimana ciri2 Lochea berbau?
LAPORAN PENDAHULUAN
A. Pengertian
Infeksi atau jangkitan adalah kolonalisasi (mengacu pada mikroorganisme yang tidak
bereplikasi pada jaringan yang ditempatinya. Sedangkan "infeksi" mengacu pada keadaan
di mana mikroorganisme bereplikasi dan jaringan menjadi terganggu) yang dilakukan oleh
spesies asing terhadap organisme inang, dan bersifat paling membahayakan inang.
Infeksi postpartum atau infeksi pasca persalinan adalah berbagai infeksi terjadi setelah
persalinan melalui vagina, maupun melalui operasi Caesar, atau saat menyusui. Nyeri yang
dirasakan banyak wanita usai melahirkan, membuat infeksi postpartum sulit dibedakan dari
nyeri postpartum.
Infeksi pascapartum (sepsis puerperal atau demam setelah melahirkan) ialah infeksi
klinis pada saluran genital yang terjadi dalam 28 hari setelah abortus atau persalinan
(Bobak, 2004).
Infeksi postpartum adalah semua peradangan yang disebabkan oleh masuknya kuman-
kuman ke dalam alat-alat genetalia pada waktu persalinan dan nifas (Sarwono
Prawirohardjo, 2005 : 689 ).
Infeksi postpartum adalah keadaan yang mencakup semua peradangan alat- alat
genetalia dalam masa nifas (Mochtar Rustam, 1998 : 413).
B. Etiologi
▪ Eksasoge : kuman datang dari luar.
▪ Autogen : kuman masuk dari tempat lain dalam tubuh.
▪ Endogen : dari jalan lahir sendiri
E.Patologi
Setelah kala III, daerah bekas insertio plasenta merupakan sebuah luka dengan
diameter kira-kira 4 cm, permukaan tidak rata, berbenjol-benjol karena banyaknya vena
yang ditutupi trombus dan merupakan area yang baik untuk tumbuhnya kuman- kuman dan
masuknya jenis-jenis yang patogen dalam tubuh wanita. Serviks sering mengalami
perlukaan pada persalinanan, begitu juga vulva, vagina, perineum merupakan tempat
masuknya kuman patogen. Proses radang dapat terbatas pada luka- luka tersebut atau dapat
menyebar di luar luka asalnya.
G.Faktor-Faktor Resiko
Berdasarkan metode yang digunakan untuk persalinan, risiko terkena infeksi setelah
persalinan berbeda-beda. Kemungkinan mengalami infeksi adalah:
a. 1-3% pada persalinan normal melalui vagina
b. 5-15% pada operasi caesar yang terjadwal dan dilakukan sebelum persalinan dimulai
c. 15-20% pada persalinan non-caesar tak terjadwal yang dilakukan setelah persalinan
dimulai
Ada berbagai faktor tambahan yang meningkatkan risiko wanita terkena infeksi,
meliputi:
⮚ Anemia
⮚ Obesitas
⮚ Bacterial vaginosis, infeksi menular seksual
⮚ Beberapa pemeriksaan vagina selama persalinan
⮚ Memonitor janin secara internal
⮚ Persalinan yang berkepanjangan
⮚ Jeda antara pecahnya ketuban dan persalinan
⮚ Kolonisasi saluran vagina dengan bakteri streptococcus golongan B
⮚ Memiliki sisa plasenta pada rahim setelah persalinan
⮚ Perdarahan berlebih setelah persalinan
⮚ Usia muda
⮚ Kelompok sosial ekonomi rendah
ASUHAN KEPERAWATAN
1. Pengkajian
1. Data demografi : nama, umur, pekerjaan, pendidikan, agama, suku bangsa, alamat.
2. Keluhan utama : adanya nyeri perubahan fungsi seksual, luka.
3. Riwayat penyakit dahulu : apakah klien dan keluarga pernah menderita penyakit
yang sama.
4. Riwayat penyakit sekarang : klien mengalami infeksi alat kelamin
5. Riwayat seksual, termasuk riwayat PMS sebelumnya, jumlah pasangan seksual
pada saat ini, frekuensi aktifitas seksual secara umum.
6. Gaya hidup, penggunaan obat intravena atau pasangan yang menggunakan obat
intravena; merokok, alcohol, gizi buruk, tingkat stress yang tinggi.7.
7. Pemeriksaan fisik bagian luar
Pemeriksaan Fisik
B.Diagnosa Keperawatan
Diagnosa yang mungkin muncul adalah
⮚ Infeksi berhubungan dengan trauma persalinan, jalan lahir, dan infeksi
nasokomial.
⮚ Nyeri berhubungan dengan infeksi pada organ reproduksi
C.Rencana Keperawatan
1. Infeksi berhubungan dengan trauma persalinan, jalan lahir, dan infeksi
nasokomial.
Tujuan 1: Mencegah dan mengurangi infeksi.
Intervensi:
⮚ Kaji data pasien dalam ruang bersalin.Infeksi perineum (menggunakan senter yang
baik), catat warna, sifat episiotomi dan warnanya. Perkiraan pinggir epis dan
kemungkinan “perdarahan” / nyeri.
⮚ Kaji tinggi fundus dan sifat.
⮚ Kaji lochia: jenis, jumlah, warna dan sifatnya. Hubungkan dengan data post
partum.
⮚ Kaji payudara: eritema, nyeri, sumbatan dan cairan yang keluar (dari puting).
Hubungkan dengan data perubahan post partum masing-masing dan catat apakah klien
menyusui dengan ASI.
⮚ Monitor vital sign, terutama suhu setiap 4 jam dan selama kondisi klien kritis.
Catat kecenderungan demam jika lebih dari 38o C pada 2 hari pertama dalam 10
hari post partum. Khusus dalam 24 jam sekurang-kurangnya 4 kali sehari.
⮚ Catat jumlah leukosit dan gabungkan dengan data klinik secara lengkap.
⮚ Bantu pasien memilih makanan. Anjurkan yang banyak protein, vitamin C dan
zat besi.
⮚ Kaji bunyi nafas, frekwensi nafas dan usaha nafas. Bantu pasien batuk efektif dan
nafas dalam setiap 4 jam untuk melancarkan jalan nafas.
⮚ Kaji ekstremitas: warna, ukuran, suhu, nyeri, denyut nadi dan parasthesi/
kelumpuhan. Bantu dengan ambulasi dini. Anjurkan mengubah posisi tidur
secara sering dan teratur.
⮚ Anjurkan istirahat dan tidur secara sempurna
Tujuan 2 : Identifikasi tanda dini infeksi dan mengatasi penyebabnya.
Intervensi:
⮚ Pertahankan input dan output yang tepat. Atur pemberian cairan dan elektrolit
secara intravena, jangan berikan makanan dan minuman pada pasien yang muntah
⮚ Pemberian analgetika dan antibiotika.
D. Implementasi
Implementasi dilaksanakan sesuai dengan rencana keperawatan oleh perawat
terhadap pasien.
E. Evaluasi
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
Sebagai mahasiswa keperawatan kita dituntut untuk memahami bagaimana asuhan
keperawatan solusio plasenta dan infeksi post partum
DAFTAR PUSTAKA