Anda di halaman 1dari 39

DIREKTORAT JENDRAL PERHUBUNGAN DARAT

WORKSHOP MANAJEMEN KESELAMATAN


JAKARTA, 27 NOPEMBER 2008

PRADESAIN LAJUR KHUSUS


SEPEDA MOTOR
Prof. Ir.Harnen Sulisto. M.Sc, P.hd
Ir. Aji Suraji. M.Sc
Rukma Nur Patriya,ST.,MT
PENTINGNYA LAJUR KHUSUS SEPEDA MOTOR

• sepeda motor bagi masyarakat Indonesia merupakan


kebutuhan dan solusi bagi suatu keluarga sesuai dengan tingkat
pendapatan
• Populasi kendaraan sepeda motor sangat tinggi (± 78.3%) (2007)
• Secara fisik operasional, sepeda motor merupakan kendaraan
yang paling kecil dimensinya.
• Stabilitas gerakan sepeda motor lebih rendah dibanding
kendaraan roda empat.
• Keterlibatan sepeda motor dalam kecelakaan di jalan raya
mencapai sekitar 65% (2007)
• Implementasi lajur khusus sepeda motor berdampak pada
penurunan jumlah kecelakaan sepeda motor sebesar hampir
39%.
Karakteristik Fisik dan Operasi Sepeda Motor
(Pengalaman di Malaysia)

• Desain Sepeda Motor:


99% sepeda motor berukuran kecil sampai medium
(< 150 cc),
1% berukuran besar (> 150 cc)

• Kebutuhan Ruang Statis


P anjang + 2.0 m,
lebar + 0.8 m,
Tinggi + 1.56 m,
ketinggian mata + 1.43 m dari tanah.

• Kebutuhan Ruang Gerak/Operasional


• Perilaku Berkendara
Kebutuhan Ruang Statis

800 mm
2000 mm

Eye level
Eye level

1560 mm 1430 mm
1560 mm 1430 mm

200 mm

200 mm
Kebutuhan Ruang Gerak/Operasional
(Pengalaman di Malaysia)

• Volume sepeda motor 1190 sepeda motor/jam/lajur,


Kecepatan 61 km/jam
• volume 1200 sepeda motor/jam/lajur kecepatan 60
km/jam,
• jarak antar sepeda motor rata-rata 0,50 m (tanpa
beriringan)
• jarak antar sepeda motor rata-rata yang beriringan adalah
0.52 m
Jarak Antar Sepeda Motor

250 m 800 m 250 m


800 mm 250 mm 250 mm 800 mm

Eye level

Eye level Eye level

1560 mm 1430 mm

1560 mm 1430 mm
1560 mm 1430 mm

20 mm

200 mm 200 mm

1300 mm
Perilaku Berkendara
(Pengalaman di Malaysia)

 Pada lajur sepeda motor dengan lebar <=1.7 m, pengendara


sepeda motor akan membentuk satu barisan memanjang,
karena keterbatasan ruang gerak.

 Pada lebar 1.9 m – 2 m, pada kondisi volume lalu lintas


rendah, pengendara sepeda motor akan membentuk satu
barisan, sementara pada kondisi volume lalu lintas tinggi, akan
mulai membentuk dua barisan imajiner.

 Pada lebar lajur lebih dari 2.4 m, pengendara sepeda motor


akan membentuk dua barisan, baik pada kondisi volume lalu
lintas tinggi maupun rendah.
Lajur Khusus Sepeda Motor
(Exclusive Motorcycle Lane)

 Lajur khusus sepeda motor ini benar-benar memisahkan


pengendara sepeda motor dari kendaraan lainnya khususnya
roda 4.
 Lajur untuk sepeda motor dipisahkan dengan penghalang fisik
(pagar) atau median.
 dapat mengurangi konflik pada suatu persimpangan (grade
separation), karena pada persimpangan, lajur ini tetap dibuat
terpisah dengan bentuk overpass atau underpass.
 Lebar normal lajur khusus sepeda motor adalah antara 2.0m -
3.5m.
Lajur Khusus Sepeda Motor
(Exclusive Motorcycle Lane)
Lajur Khusus Sepeda Motor
Dipisahkan oleh kerb
Lajur Khusus Sepeda Motor
Dipisahkan oleh taman
Lajur Khusus Sepeda Motor
Dipisahkan oleh Kerb
Lajur Khusus Sepeda Motor
Pada Simpang dalam bentuk underpass
Lajur Khusus Sepeda Motor
Pada Simpang dalam bentuk underpass
Lajur Tidak Khusus Sepeda Motor
(Non-Exclusive Motorcycle Lane)

 Lajur ini dibangun di bagian jalan eksisting yang


diperkeras dan biasanya dibuat pada sisi kiri jalan
(bahu jalan yang diperkeras atau lajur
darurat/emergency lane).
 Antara lajur sepeda motor dengan lajur bukan
sepeda motor diberi marka jalan untuk memisahkan
pergerakan/arus
 Pada lajur tidak khusus sepeda motor, pengendara
sepeda motor akan berbagi lajur dengan kendaraan
lain yang mengalami masalah (berbelok, naik turun
penumpang, kerusakan kendaraan, dan sejenisnya).
Lajur Tidak Khusus Sepeda Motor
(Non-Exclusive Motorcycle Lane)
Cukup dipisahkan dengan marka garis penuh
Lajur Tidak Khusus Sepeda Motor
(Non-Exclusive Motorcycle Lane)
Cukup dipisahkan dengan marka garis penuh
Lajur Tidak Khusus Sepeda Motor
(Non-Exclusive Motorcycle Lane)
Cukup dipisahkan dengan marka garis penuh
Lajur Tidak Khusus Sepeda Motor
(Non-Exclusive Motorcycle Lane)
Cukup dipisahkan dengan marka garis penuh
No Tipe jalan LHR (kend/hari)
1. 2/2UD 30.000

2. 3/1 45.000

3. 4/2D 60.000

4. 6/2D 90.000
Motorcycle Lane Design Parameter
Features
Track Length 14 kilometers
Track Width 2.5 – 3.5 meters
Verge 1 – 2 meters
Distance from Main Carriageway Varies with maximum 3 meters
Access Control Full access control
Guardrail Type Single face
Wearing Course Formulation 50 mm asphalt concrete
Road Base Formulation 150 mm wet mix macadam
Sub-base Formulation 250 mm materials with CBR>30%
Interchange Type Grade-separated
Lebar Lajur Khusus Sepeda Motor yang
Aman dan Nyaman

• Agar dua pengendara sepeda motor dapat berkendara


dengan nyaman dan selamat,
• Sebuah lajur khusus perlu didesain selebar 3.81 m
(termasuk garis marginal 0.38 m pada kedua tepi lajur),
dipisahkan dengan trotoar,
• Pengendara dengan kecepatan 70 km/jam dapat
menyalip (menyiap) pengendara lainnya dengan
nyaman dan selamat.
Lajur Khusus Sepeda Motor
Karakteristik Fisik Lajur (Dimensi)
Lajur Khusus Sepeda Motor
Karakteristik Fisik Lajur (Dimensi)
Lajur Khusus Sepeda Motor
Posisi Guardrail dan Saluran Drainase
KRITERIA DESAIN LAJUR SEPEDA MOTOR
KRITERIA LALU LINTAS

Penerapan lajur sepeda motor pada ruas jalan dapat


digunakan kriteria:

- volume kendaraan sebesar 850 kend/jam/lajur

- kecepatan kendaraan sebesar 33 km/jam (< 40


km/jam)
LAJUR KENDARAAN
(travelway/roadway)

• Lebar lajur harus mampu dipergunakan untuk menyiap


satu sepeda motor.
• Kecepatan rencana untuk dalam kota tidak lebih dari 40
km/jam.
• Dimensi lebar sepeda motor berkisar 8o cm.
• Kapasitas mesin sepeda motor berkisar 125 cc.
BAHU JALAN DAN KEBEBASAN SAMPING

• Bahu jalan harus dapat memberikan keleluasaan pergerakan bagi


pengendara sepeda motor.

• Untuk jalan yang kondisinya sangat terbatas maka bahu jalan


bisa ditiadakan dan diganti dengan pembatas jalan (guardrail).

• Kebebasan samping (clearance) harus dapat memberikan


keleluasaan pandangan sehingga tidak mengganggu pandangan
pengendara.

• Untuk jalan yang ketersediaan lahannya sangat terbatas maka


kebebasan samping dapat diatur sedemikian rupa sehingga tidak
mengganggu operasional kendaraan untuk bermanuver.
PROTOTIPE LAJUR SEPEDA MOTOR
Ukuran untuk Pra Desain Lajur Khusus Sepeda Motor

Elemen Ukuran
Panjang Lintasan Sesuai dengan kondisi lapangan
Lebar Lajur 2.5 – 3.0 meter
Pemisah dari jalan utama Lebar 40 cm, tinggi 50 cm
(berupa kereb)
Bahu 0.5 m (diperkeras)
Kebebasan Samping (Clearance) 1m
Kemiringan Melintang Lajur 2%
Kemiringan Melintang Bahu 4%
Sketsa Lajur Khusus Sepeda Motor
(Exclusive Motorcycle Lane)
Sketsa Lajur Tidak Khusus Sepeda Motor
(Non-Exclusive Motorcycle Lane)
Detail Lajur Sepeda Motor
Potongan Melintang
Lajur Sepeda Motor
Tahapan Implementasi
(Action Plan)
Lajur Khusus Sepeda Motor
Implementasi
Lajur Khusus
Sepeda Motor
TAHAP PRA KONSTRUKSI

Appraisal tentang Lajur Sepeda Motor:


 Identifikasi masalah yang terkait dengan karakteristik arus
lalu lintas terutama yang menyangkut sepeda motor.
 Studi : Kajian tentang kecelakaan sepeda motor serta
program aksi untuk mengatasinya. Kondisi geometrik jalan
yang menyangkut lebar jalan dan kebutuhan lajur sepeda
motor.
 Kelayakan tentang keberadaan lajur sepeda motor sebagai
dokumen penting untuk mendukung keputusan.
TAHAP PRA KONSTRUKSI

 Desain teknik dengan mempertimbangkan


berbagai aspek parameter perancangan lajur
sepeda motor.
 Catatan: Konstruksi lajur sepeda motor dapat
dilakukan apabila rancangan teknik telah matang,
serta telah mendapatkan dukungan aspek
legalitas dari pihak pemangku tanggung jawab
(Pemeritah).
TAHAP OPERASIONAL

 Uji Coba: Pengoperasian lajur khusus sepeda motor harus diawali


dengan uji coba. Hal ini untuk melihat apakah dalam penerapannya
masih terdapat kekurangan atau tidak.
 Pengawasan dan Evaluasi: dilakukan pengawasan yang ketat untuk
mengetahui apakah fasilitas yang dibangun masih terdapat kesalahan
atau kekurangan.
 Perbaikan/Revisi/Penyesuaian: bila terdapat hal hal yang mengganggu
operasional penerapan lajur khusus sepeda motor harus segera
dilakukan perbaikan.
 Siap Implementasi Pebuh: Namun demikian, pemantauan lapangan
secara periodik tetap harus dilakukan untuk evaluasi dan perbaikan
selanjutnya.
S.e.l.e.s.a.i

Anda mungkin juga menyukai