Anda di halaman 1dari 8

METODE ILMIAH dan KESELAMATAN KERJA

Bagaimana seorang ilmuwan bekerja untuk mendapatkan suatu hukum atau teori ? Apakah
mereka mendapatkan hasil dalam waktu yang singkat ? Ternyata mereka menghasilkan suatu
teori atau pendapat dalam waktu yang lama, bahkan sangat lama.
Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) mencakup dua aspek, yaitu proses dan produk. Proses
umumnya dinyatakan dengan kerja ilmiah yang meliputi metode ilmiah dan sikap ilmiah.
Sedangkan produk IPA berupa fakta, prinsip, model, hukum, dan teori.

A. METODE ILMIAH

Menurut Fraenkel dan Walten, karya ilmiah adalah produk dari proses pengumpulan data
untuk menjawab pertanyaan guna memecahkan masalah. Proses ini harus dilakukan dengan
cara hati – hati, sistematis, dan penuh kesabaran, agar tujuan yang telah ditetapkan tercapai.
Tentu saja teori – teori yang dihasilkan merupakan teori yang telah teruji karena selalu dikritisi,
dicermati, dan dikembangkan sesuai dengan kemajuan aman.
Langkah – langkah yang ditempuh oleh para ahli tersebut, dinamakan metode ilmiah.
Jadi metode ilmiah : adalah suatu cara yang sistematis, yang digunakan oleh ilmuwan untuk
memecahkan masalah – masalah yang dihadapi.
Kegunaan metode ilmiah, adalah untuk :
1. mengembangkan ilmu pengetahuan.
2. memecahkan masalah dalam kehidupan sehari – hari.
3. menguji ulang hasil penelitian, sehingga didapatkan kebenaran yang obyektif.
Secara umum, tahapan metode ilmiah, sebagai berikut :

1. Merumuskan Masalah

Menemukan masalah adalah tahap pertama dalam melakukan percobaan, yaitu


merumuskan masalah yang akan diteliti. Tahap ini merupakan tahap yang paling penting
dalam percobaan, karena tahap selanjutnya akan dituntun oleh permasalahan atau perumusan
masalah.
Merumuskan masalah dapat berupa pertanyaan tentang objek atau gejala kimia yang jelas
batas – batasnya serta dapat diidentifikasi fakto – faktor yang terkait di dalamnya.
Pertanyaan yang cocok untuk sains adalah pertanyaan yang jawabannya menuntut
“memperlihatkan “

2. Identifikasi Masalah

Langkah berikutnya dalam menyelesaikan masalah adalah mengidentifikasi masalah.


Artinya, masalah atau pertanyaan yang ada disusun dan diidentifikasi.

3. Membuat Hipotesis

Hipotesis adalah jawaban sementara yang diberikan oleh si peneliti, sebagai hasil dari
kegiatan penalaran berdasarkan kajian pustaka yang dilakukan. Kebenaran hipotesis tersebut
tentu saja masih harus dibuktikan atau diuji terlebih dulu melalui eksperimen.
2.

4. Mengumpulkan dan Menganalisis Data.

Langkah selanjutnya adalah mengumpulkan dan menganalisis data. Kegiatan pengumpulan


data dapat dilakukan, baik secara eksperimen maupun studi lainnya.
Hasil pengumpulan data selanjutnya diolah untuk menjawab pertanyaan penelitian atau
membuktikan hipotesis. Data hasil eksperimen dianalisis dengan mengacu pada teori yang
sudah ada.

5. Menginterpretasi Data dan Membuat Kesimpulan.

Setelah data dianalisis, langkah selanjutnya adalah menginterpretasi data. Kegiatan ini
merupakan kegiatan yang memberi makna terhadap hasil analisis percobaannya. Kegiatan
interpretasi merupakan kegiatan yang menghubungkan temuan penelitian dengan penelitian
terdahulu ataupun membandingkan teori yang sudah ada, sehingga teori sebelumnya dapat
diuji kebenarannya dan bahkan menghasilkan teori baru.

B. SIKAP ILMIAH

Selain metode ilmiah, yang dapat menunjang keberhasilan penemuan – penemuan ilmiah
adalah sikap ilmiah dari ilmuwan. Sikap ilmiah meliputi, antara lain :
1. Jujur, yaitu mengajukan data sebenarnya dari hasil penelitian tanpa mengubahnya
walaupun tidak sesuai dengan hipotesis dan teori.
2. Terbuka, yaitu dapat menerima perbedaan hasil yang didapat dengan peneliti lain atau
ilmuwan lain dan teori baru dari percobaan terbaru.
3. Mampu membedakan antara fakta dan opini.
4. Tekun dan ulet, dalam melakukan penelitian serta tidak mudah putus asa.
5. Teliti, cermat, dan akurat, tidak ceroboh, tidak melakukan kesalahan dalam penelitian,
sehingga diperoleh hasil yang benar – benar akurat.
6. Tidak mudah percaya, jika tidak ada bukti yang mendukung.
7. Percaya pada prinsip bahwa kebenaran itu bersifat relatif, sehingga tidak memaksakan diri.

C. KESELAMATAN KERJA DI LABORATORIUM

Ilmu kimia merupakan ilmu yang berlandaskan eksperimen (percobaan), sehingga


laboratorium sangat membantu dalam mempelajari ilmu kimia. Laboratorium akan membantu
memahami konsep – konsep kimia, membuktikan berbagai konsep – konsep kimia,
membuktikan berbagai konsep, dan melakukan penelitian sederhana.
Perlu disadari bahwa bahan kimia yang ada di laboratorium ada yang bersifat racun, mudah
terbakar, korosif, dan sebagainya. Oleh karena itu penanganannya harus hati – hati sesuai
petunjuk. Begitu juga dengan penggunaan alat – alat laboratorium yang sebagian besar terbuat
dari gelas dan mudah pecah.
Untuk kelancaran dan keselamatan kerja di laboratorium, wajib membaca tata tertib
laboratorium dan peringatan pada bahan – bahan kimia yang digunakan.
3.

a. Tata Tertib Laboratorium

1. Setiap kali melakukan percobaan di laboratorium, dipersiapkan dulu Jas praktikum,


kaca mata laboratorium, catatan praktikum / kertas kerja.
2. Tidak diperkenankan masuk dalam laboratorium tanpa didampingi guru.
3. Jagalah kebersihan meja dan ruangan laboratorium.
4. Jangan sampai menumpahkan zat kimia ke atas meja.
5. Barang – barang laboratorium (alat dan bahan kimia) tidak boleh di bawa ke luar
laboratorium, kecuali atas perintah dan petunjuk guru.
6. Hanya zat berbentuk cairan yang boleh dibuang dalam bak atau ember yang sudah di
sediakan. Pecahan kaca harus dibuang dalam tempat khusus.
7. Cara membau bahan kimia, yaitu dengan mengibaskan tangan di atas botol / tempat yang
mengeluarkan uap kearah hidung.
8. Hendaknya selalu hati – hati dan menghindari kebakaran..
9. Jika terjadi kecelakaan , barang pecah, atau alat rusak segera dilaporkan pada guru.
10.Alat dan bahan kimia yang digunakan harus sesuai dengan petunjuk praktikum.
11.Setelah selesai praktikum alat – alat yang sudah digunakan harus dicuci dan dikembalikan
pada tempatnya, meja praktikum harus kembali bersih. Dan tangan harus dicuci pakai
sabun.
12.Alat bedah, setelah selesai digunakan harus dibersihkan secara sempurna, kemudian dicuci
pakai alkohol.
13.Tidak boleh makan dan minum di dalam laboratorium.

b. Materi Praktikum

Materi yang akan dipraktikumkan harus sudah dipelajari lebih dahulu. Dan harus sudah
mengetahui apa yang harus dikerjakan, alat dan bahan yang diperlukan, cara kerja, serta hal –
hal khusus seperti bahaya yang mungkin terjadi.

c. Keselamatan di Laboratorium.

Selama berada dalam laboratorium, praktikan harus menjaga ketertiban, serta keselamatan
diri dan orang lain. Jangan melakukan sesuatu yang tidak dipahami dengan baik, apalagi di luar
prosedur percobaan, misalnya : mencampur bahan kimia tanpa prosedur. Jika ada kecelakaan ,
misalnya zat tumpah, botol pecah, angota badan terkena bahan kimia, harus dilaporkan pada
guru pembimbing.
4.

d. Berbagai Alat dan Penggunaannya

Tabel 1 : Berbagai Alat di Laboratorium dan Penggunaannya.

Nama Alat Kegunaan Keterangan


* Untuk menyiapkan larutan Terdapat beberapa jenis
akan digunakan. ukuran : 50 ml, 100 ml,
* Untuk tempat mereaksikan 200 ml, 250 ml, 500 ml,
dalam volume yan banyak. dan 1000 ml.
* Untuk melarutkan zat padat
Ke dalam air dalam proses
pembuatan larutan.
Gelas kimia ( Beker glass)

* Untuk wadah (menyimpan) Terdapat beberapa jenis


larutan yang akan ukuran : 50 ml, 100 ml,
digunakan. 200 ml, 250 ml, 500 ml,
dan 1000 ml.
* Untuk mereaksikan larutan.

* Untuk melakukan titrasi.

Labu erlenmeyer

Terdapat beberapa jenis


* Alat pengukur volume cairan ukuran : 5 ml, 10 ml, 25
ml , 50 ml, 100 ml, 200
ml, dan 500 ml.

Silinder ukur
(Gelas ukur)

Terdapat beberapa jenis


* Untuk mengambil larutan ukuran :10 ml, 25 ml ,
dengan volume tertentu, 50 ml, 100 ml.
sesuai ukuran pipet gondok.

* Untuk mengambil larutan


dengan volume tertentu,
dengan ketelitian yang lebih
tinggi.

Pipet Gondok
Terdapat beberapa jenis
* Untuk mengukur volume ukuran :10 ml, 25 ml ,
cairan dengan teliti. 50 ml, 100 ml, 500 ml,
dan 1000 ml.
* Untuk membuat larutan Hanya untuk mengukur
dengan volume tertentu dan sesuai dengan ukuran
ketelitian tinggi. yang tertera pada alat.

Labu ukur
(Labu takar)

Ukuran tabung reaksi


* Tabung reaksi untuk tempat kecil, sedang, dan besar.
mereaksikan zat dalam Harus ditempatkan pada
jumlah sedikit. rak tabung reaksi.

* Rak tabung reaksi untuk


menempatkan tabung reaksi.

Tabung reaksi dan


Rak tabung reaksi

Ada yang terbuat dari


* Untuk menjepit tabung kayu, atau logam.
reaksi
pada saat pemanasan.

Penjepit tabung reaksi

* Sebagai alat untuk pemanas Untuk mematikan api


dengan bahan bakar spiritus. tidak perlu ditiup, tetapi
cukup ditutup dengan
penutup sumbunya.

Lampu Spiritus

* Untuk menuangkan cairan Apabila digunakan


dari wadah yang bermulut sebagai alat penyaring
lebar, ke wadah yang harus disertai dengan
bermulut kecil. kertas saring.
* Untuk menyaring dan me –
misahkan endapan dari
Corong cairan.
* Dipasang diatas lampu
spiritus sebagai penyangga
wadah yang berisi cairan,
yang dipanaskan. Harus
dilengkapi dengan kasa
asbes.

Kaki tiga (tripot)

* Botol reagen, untuk Fungsi botol semprot


menyimpan larutan atau tergantung pada isinya.
cairan. Bila berisi larutan
pencuci fungsinya untuk
* Botol semprot, berisi air mencuci, bila isinya
suling (aquades) yang di aquades bisa untuk
gunakan untuk mencuci, membilas atau
menyemprot, dan menambah menambahkan aquades.
aquades dalam jumlah
Botol reagen dan sedikit.
Botol semprot

* Untuk menhaluskan Hati – hati jangan terlalu


(menggerus) at padat. keras bila menggerus zat
padat, karena alunya
mudah patah.

Lumpang porselin

* Untuk menimbang zat Zat yang ditimbang


harus diletakkan pada
kaca arloji atau gelas
kimia, tidak boleh
diletakkan secara
langsung.

Neraca Ohauss
* Untuk wadah zat padat yang
akan ditimbang dengan
menggunakan neraca.

.
Gelas arloji

Tabel 2 : Sifat bahan kimia dan contohnya.

Sifat bahan kimia Contoh Lambang

Mudah meledak (explosive) Asetilen, amonium nitrat

Pengoksidasi (Oxidizing) Aseton, asam sulfat

Karsinogenik Benzena, asbes


(Carcinogenic : memicu
timbulnya sel
kanker)

Etil eter, propana


Mudah terbakar
(flammable)
Merkuri ( raksa), klorin
Beracun (toxic)

Asam asetat, aluminium


Korosif (corrosive) klorida.

Amonia, belerang dioksida


Menyebabkan iritasi
(irritant)

Latihan 2 !

(1). Berikan gambar alat nya di kolom nama alat, pada ;


Tabel 1 : Berbagai Alat di Laboratorium dan Penggunaannya.

(2). Berikan gambar lambang nya di kolom lambang, pada ;


Tabel 2 : Berbagai Sifat Bahan Kimia dan Contohnya.

Catatan : gambar boleh diambil dengan mendownload gambar alat, lambang dari internet
dan ditempelkan, atau digambar langsung dengan tangan.

Anda mungkin juga menyukai