Anda di halaman 1dari 44

.

Tabung reaksi (test tube)

Tersedia berbagai ukuran tabung reaksi yang besarnya ditentukan berdasarkan ukuran diameter.
Berbagai macam ukuran tabung reaksi adalah (10 x 75; 12 x 100; 16 x 150; 24 x 150) mm
Tabung reaksi berfungsi :
1. Untuk tempat mereaksikan dua larutan / bahan kimia atau lebih
2. Sebagai tempat pengembang- biakanan mikroba, misalnya pada pengujian penentuan
jumlah bakteri.
Tabung reaksi dalam penggunaannya biasanya dibantu dengan penjepit kayu untuk memudahkan
pemanasan bahan yang direaksikan dan untuk menghindari bahaya yang ditimbulkan dari reaksi.
2. Gelas kimia /gelas beker (beaker)

Tersedia berbagai ukuran gelas beker diantaranya: 50 ml, 100 ml, 250 ml, 500 ml, 1000 ml, dan
2000 ml. Fungsi dari gelas beker diantaranya adalah :
1. Sebagai tempat mereaksikan bahan kimia
2. Membuat larutan, untuk menempatkan larutan
3. Menampung bahan kimia berupa larutan, padatan, pasta ataupun tepung
4. Melarutkan bahan dan memanaskan bahan.
3. Erlenmeyer
Tersedia berbagai ukuran erlenmeyer diantaranya adalah : (25, 50, 100, 200, 250, 300, 500, 1000,
2000, 3000, 5000) ml.

Fungsi tabung erlenmyer diantaranya adalah:


1. Sebagai tempat mereaksikan bahan kimia
2. Untuk menempatkan larutan yang akan dititrasi
3. Sebagai wadah media untuk pertumbuhan mikroba

4. Gelas ukur (measuring cylinder)

Gelas ukur mempunyai bentuk seperti pipa yang mempunyai kaki/ dudukan sehingga dapat
ditegakkan. Pada bibir atas terdapat bibir tuang untuk memudahkan dalam menuang larutan atau
cairan. Gelas ukur terbuat dari gelas, tetapi tersedia juga yang terbuat dari plastik tahan bahan
kimia. Pada badannya terdapat skala dan di bagian atas terdapat tulisan yang menyatakan
kapasitas gelas ukur tersebut. Alat ini digunakan untuk mengukur suatu larutan dengan
volume tertentu yang tidak memerlukan ketelitian tingkat tinggi.
Kapasitas yang tersedia:
No.

Kapasitas (mL)

Sub Skala (mL)

Toleransi mL

0,1

0,1

10

0,2

0,2

25

0,5

0,5

50

1,0

1,0

100

1,0

1,0

250

2,0

2,0

500

5,0

5,0

1000

10,0

10,0

2000

20,0

20,0

5. Labu ukur (volumetric flask)

Tersedia dalam berbagai ukuran : 25ml, 50 ml, 100 ml, 250 ml, 500 ml, 1000 ml, 2000 ml.

Kegunaan : untuk mengencerkan larutan dengan volume tertentu, dimana alat ini mempunyai
ketelitian lebih tinggi dari pada gelas ukur dan gelas beker
6. Corong pemisah (separator funnel)
Tersedia berbagai ukuran corong pemisah diantaranya adalah : 250 ml, 500 ml dan 1000 ml.
Corong pemisah berfungsi untuk memisahkan cairan atau pasta dari dua campuran atau lebih
yang berbeda berat jenisnya. Dalam penggunaannya corong pemisah biasanya ditempatkan pada
ring besi yang dipasang pada statif.
7. Labu distilasi (distillation flask).
Distilasi adalah metode pemisahan campuran berdasarkan perbedaan volatilitas komponen dalam
campuran cairan mendidih. Distilasi adalah unit operasi, atau proses pemisahan fisik, dan bukan
reaksi kimia.
Komersial, distilasi memiliki sejumlah aplikasi. Hal ini digunakan untuk memisahkan minyak
mentah menjadi fraksi yang lebih untuk menggunakan spesifik seperti pembangkit transportasi,
listrik dan pemanas. Air suling untuk menghilangkan kotoran, seperti garam dari air laut. Air
suling untuk memisahkan komponen-terutama oksigen, nitrogen, dan argon-untuk keperluan
industri. Penyulingan solusi fermentasi telah digunakan sejak zaman kuno untuk menghasilkan
minuman suling dengan kadar alkohol yang lebih tinggi. Tempat di mana distilasi dilakukan,
terutama distilasi alkohol, dikenal sebagai penyulingan.
Bahan borosilikat. Berlengan, kapasitas 125, dilengkapi karet penutup berlubang kira-kira 6 mm.
Kegunaan : Untuk wadah zat yang akan mengalami proses distilasi.
Borosilikat

70 % s/d 80 % (SiO2)

7 % s/d 13 % (B2O3)

4 % s/d 8 % Na2O atau K2O)

2 % s/d 7 % (Al2O3)

0 % s/d 5 % (CaO atau MgO)

8. Pipet tetes (dropper disposable pipet)

Tersedia hanya satu jenis pipet tetes. Pipet tetes berfungsi untuk membantu memindahkan cairan
dari wadah yang satu ke wadah yang lain dalam jumlah yang sangat kecil dari tetes demi tetes.
Hal ini penting terutama dalam membantu menepatkan pengukuran larutan dan pada waktu
pengenceran.
9. Pipet Volume (Pipette Volumetric)

Tersedia dalam berbagai ukuran : 1 ml, 2 ml, 5 ml, 10 ml, 25 ml, 50 ml


Kegunaan : untuk mengambil larutan dengan volume tertentu dan mempunyai ketelitian lebih
tinggi dari pada gelas ukur.
Sering juga disebut dengan pipet gondok, karena adanya temboloknya.

10. Pipet Ukur (Measuring Pipette)

Tersedia dalam berbagai ukuran missal : 5 ml, 10ml, 25 ml


Kegunaan : untuk mengambil larutan dengan volume tertentu dan mempunyai ketelitian lebih
tinggi dari pada gelas ukur.
11. Kaca arloji (watch glass)

Tersedia beberapa ukuran kaca arloji yang ditunjukkan oleh garis tengahnya, misalmua 76 mm,
100 mm, 150 mm.
Fungsi kaca arloji adalah :
1. sebagai tempat menimbang bahan berupa padatan atau pasta,
2. menutup wadah saat proses penguapan atau pemanasan.
3. Tempat untuk mengeringkan padatan dalam desikator

12. Kawat ose / kawat nicrom

Diameter 0.5 mm, panjang: 150 mm, Tangkai pemegang: gelas.


Kegunaan : Untuk megnidentifikasi zat dengan cara uji nyala
Untuk mengambil bakteri dan menanam bakteri di media tanam.

Contoh warna nyala unsur natrium


13. Cawan petri (petri dish)

Cawan petri : berbentuk seperti gelas kimia yang berdinding sangat rendah. Terbuat dari kaca
borosilikat tahan panas. Cawan petri selalu berpasangan, yang lebih besar sebagai tutup, yang
lebih kecil sebagai wadah.
Fungsinya :
1. sebagai wadah menimbang
2. menyimpan bahan kimia
3. membantu menumbuhkan mikroha pada analisa mikrobiologi
14. Termometer air raksa dan termometer alkohol,
Berguna untuk mengukur suhu larutan.
15. Buret
Tersedia dalam berbagai ukuran missal : 10ml, 25 ml, 50 ml
Kegunaan : Menempatkan larutan tertentu yang akan digunakan untuk titrasi. Pada prinsipnya
buret juga merupakan alat ukur.
16. Bunsen spiritus/Lampu spiritus/pemanas spiritus
Berguna untuk membakar/reaksi dengan pemanasan.
17. Corong (funnel)

Tersedia berbagai ukuran corong gelas diantaranya adalah kecil, sedang dan besar. Corong gelas
berfungsi untuk membantu memindahkan larutan dari wadah yang satu ke wadah yang lain
terutama yang bermulut kecil. Corong gelas kecil digunakan untuk memindahkan larutan kurang

dari 100 ml, sedangkan corong sedang untuk 100-500 ml dan yang besar untuk larutan larutan
yang lebih dari 500ml. Disamping untuk membantu memindahkan larutan dari wadah yang satu
ke wadah yang lain corong gelas digunakan pula untuk membantu proses penyaringan khususnya
untuk menaruh kertas saring.
19. Desikator (desiccator)

Desikator berupa panci bersusun dua yang bagian bawahnya diisi bahan pengering, dengan
penutup yang sulit dilepas dalam keadaan dingin karena dilapisi vaseline. Ada 2 macam
desikator : desikator biasa dan vakum. Desikator vakum pada bagian tutupnya ada katup yang
bisa dibuka tutup, yang dihubungkan dengan selang ke pompa. Bahan pengering yang biasa
digunakan adalah silika gel.
Fungsi :
a. Tempat menyimpan sampel yang harus bebas air
b. Mengeringkan padatan
20. Piknometer,

Terdapat beberapa macam ukuran dari piknometer, antara lain : 10 ml, 25 ml, 50 ml dan 100 ml,
dimana nilai volume ini valid pada temperature yang tertera pada piknometer tersebut.
Piknometer berguna untuk mengukur nilai massa jenis atau densitas fluida.
21. Erlenmeyer berlengan / Erlenmeyer Buchner

Alat ini berupa gelas yang diameternya semakin ke atas semakin mengecil, ada lubang kecil
yang dapat dihubungkan dengan selang ke pompa vakum. Terbuat dari kaca tebal yang dapat
menahan tekanan sampai 5 atm. Ukurannya mulai dari 100 mL hingga 2 L. Dipakai untuk
menampung cairan hasil filtrasi.
Cara menggunakannya :
Diawali dengan memasang corong Buchner di leher labu, pasang selang yang tersambung ke
pompa vakum pada bagian yang menonjol.
22. Mikroskop.
Mikroskop adalah alat yang bisa kita pakai untuk melihat, atau mengenali benda-benda renik
yang terlihat sangat kecil menjadi lebih besar dari aslinya, sehingga kita bisa meng-identifikasi
benda tersebut dengan lebih tepat.
Banyak sekali jenis mikroskop yang ada sekarang ini, mulai dari yang paling sederhana sampai
pada mikroskop elektron yaiut sebuah mikroskop yang mampu untuk melakukan pembesaran
objek sampai 2 juta kali, yang menggunakan elektro statis dan elektro magnetis untuk

mengontrol pencahayaan dan tampilan gambar serta memiliki kemampuan pembesaran objek
serta resolusi yang jauh lebih bagus daripada mikroskop cahaya.
berikut adalah bagian-bagian mikroskop seperti yang biasa kita pakai di laboratorium :
Mikroskop Cahaya (Brightfield Microscope)
Salah satu alat untuk melihat sel mikroorganisme adalah mikroskop cahaya. Dengan
mikroskop kita dapat mengamati sel bakteri yang tidak dapat dilihat dengan mata
telanjang. Pada umumnya mata tidak mampu membedakan benda dengan diameter
lebih kecil dari 0,1 mm. berikut merupakan uraian tentang cara penggunaan bagianbagiandan spesifikasi mikroskop cahaya merk Olympus CH20 yang dimiliki Laboratorium
Mikrobiologi.
Autoklaf
Autoklaf adalah alat untuk mensterilkan berbagai macam alat dan bahan yang
digunakan dalam mikrobiologi menggunakan uap air panas bertekanan. Tekanan yang
digunakan pada umumnya 15 Psi atau sekitar 2 atm dan dengan suhu 121oC (250oF).
Jadi tekanan yang bekerja ke seluruh permukaan benda adalah 15 pon tiap inchi2 (15
Psi = 15 pounds per square inch). Lama sterilisasi yang dilakukan biasanya 15 menit
untuk 121oC.
Inkubator (Incubator)
Inkubator adalah alat untuk menginkubasi atau memeram mikroba pada suhu yang
terkontrol. Alat ini dilengkapi dengan pengatur suhu dan pengatur waktu. Kisaran suhu
untuk inkubator produksi Heraeus B5042 misalnya adalah 10-70oC.
Colony counter

Alat ini berguna untuk mempermudah perhitungan koloni yang tumbuh setelah
diinkubasi di dalam cawankarena adanya kaca pembesar. Selain itu alat tersebut
dilengkapi dengan skala/ kuadran yang sangat berguna untuk pengamatan pertumbuhan
koloni sangat banyak. Jumlah koloni pada cawan Petri dapat ditandai dan dihitung
otomatis yang dapat di-reset.
Biological Safety Cabinet
Biological Safety Cabinet (BSC) atau dapat juga disebut Laminar Air Flow (LAF) adalah
alat yang berguna untuk bekerja secara aseptis karena BSC mempunyai pola pengaturan
dan penyaring aliran udara sehingga menjadi steril dan aplikasisinar UV beberapa jam
sebelum digunakan.
Mikropipet (Micropippete) dan Tip
Mikropipet adalah alat untuk memindahkan cairan yang bervolume cukup kecil,
biasanya kurang dari 1000 l. Banyak pilihan kapasitas dalam mikropipet, misalnya
mikropipet yang dapat diatur volume pengambilannya (adjustable volume pipette) antara
1l sampai 20 l, atau mikropipet yang tidak bisa diatur volumenya, hanya tersedia satu
pilihan volume (fixed volume pipette) misalnya mikropipet 5 l. dalam penggunaannya,
mukropipet memerlukan tip.
Cawan Petri (Petri Dish)
Cawan petri berfungsi untuk membiakkan (kultivasi) mikroorganisme. Medium dapat
dituang ke cawan bagian bawah dan cawan bagian atas sebagai penutup. Cawan petri
tersedia dalam berbagai macam ukuran, diameter cawan yang biasa berdiameter 15 cm

dapat menampung media sebanyak 15-20 ml, sedangkan cawan berdiameter 9 cm kirakira cukup diisi media sebanyak 10 ml.
Tabung reaksi (Reaction Tube / Test Tube)
Di dalam mikrobiologi, tabung reaksi digunakan untuk uji-uji biokimiawi dan
menumbuhkan mikroba.Tabung reaksi dapat diisi media padat maupun cair. Tutup
tabung reaksi dapat berupa kapas, tutup metal, tutup plastik atau aluminium foil. Media
padat yang dimasukkan ke tabung reaksi dapat diatur menjadi 2 bentuk menurut
fungsinya, yaitu media agar tegak (deep tube agar) dan agar miring (slants agar). Untuk
membuat agar miring, perlu diperhatikan tentang kemiringan media yaitu luas
permukaan yang kontak dengan udara tidak terlalu sempit atau tidak terlalu lebar dan
hindari jarak media yang terlalu dekat dengan mulut tabung karena memperbesar resiko
kontaminasi. Untuk alasan efisiensi, media yang ditambahkan berkisar 10-12 ml tiap
tabung.
Labu Erlenmeyer (Erlenmeyer Flask)
Berfungsi untuk menampung larutan, bahan atau cairan yang. Labu Erlenmeyer dapat
digunakan untuk meracik dan menghomogenkan bahan-bahan komposisi media,
menampung akuades, kultivasi mikroba dalam kultur cair, dll. Terdapat beberapa pilihan
berdasarkan volume cairan yang dapat ditampungnya yaitu 25 ml, 50 ml, 100 ml, 250
ml, 300 ml, 500 ml, 1000 ml, dsb.
Gelas ukur (Graduated Cylinder)

Berguna untuk mengukur volume suatu cairan, seperti labu erlenmeyer, gelas ukur
memiliki beberapa pilihan berdasarkan skala volumenya. Pada saat mengukur volume
larutan, sebaiknya volume tersebut ditentukan berdasarkan meniskus cekung larutan.

Tabung Durham
Tabung durham berbentuk mirip dengan tabung reaksi namun ukurannya lebih kecil
dan berfungsi untuk menampung/menjebak gas yang terbentuk akibat metabolisme
pada bakteri yang diujikan. Penempatannya terbalik dalam tabung reaksi dan harus
terendam sempurna dalam media (jangan sampai ada sisa udara).
Jarum Inokulum
Jarum inokulum berfungsi untuk memindahkan biakan untuk ditanam/ditumbuhkan
ke media baru. Jarum inokulum biasanya terbuat dari kawat nichrome atau platinum
sehingga dapat berpijar jika terkena panas. Bentuk ujung jarum dapat berbentuk
lingkaran (loop) dan disebut ose atau inoculating loop/transfer loop, dan yang berbentuk
lurus disebut inoculating needle/Transfer needle. Inoculating loop cocok untuk
melakukan streak di permukaan agar, sedangkan inoculating needle cocok digunakan
untuk

inokulasi

secara

tusukan

pada

agar

tegak

(stab

inoculating).

Pada prinsipnya sterilisasi dapat dilakukan dengan 3 cara yaitu secara mekanik, fisik
dan kimiawi (Indra, 2008) :
1. Sterilisai secara mekanik (filtrasi) menggunakan suatu saringan yang berpori sangat
kecil (0.22 mikron atau 0.45 mikron) sehingga mikroba tertahan pada saringan tersebut.

Proses ini ditujukan untuk sterilisasi bahan yang peka panas, misal nya larutan enzim
dan antibiotik.
2. Sterilisasi secara fisik dapat dilakukan dengan pemanasan & penyinaran.

Pemanasan
a. Pemijaran (dengan api langsung): membakar alat pada api secara langsung, contoh
alat : jarum inokulum, pinset, batang L, dll.
b. Panas kering: sterilisasi dengan oven kira-kira 60-1800C. Sterilisasi panas kering
cocok untuk alat yang terbuat dari kaca misalnya erlenmeyer, tabung reaksi dll.
c. Uap air panas: konsep ini mirip dengan mengukus. Bahan yang mengandung air lebih
tepat menggungakan metode ini supaya tidak terjadi dehidras.
d. Uap air panas bertekanan : menggunalkan autoklaf.

Penyinaran dengan UV
Sinar Ultra Violet juga dapat digunakan untuk proses sterilisasi, misalnya untuk
membunuh mikroba yang menempel pada permukaan interior Safety Cabinet dengan
disinari lampu UV

3. Sterilisaisi secara kimiawi biasanya menggunakan senyawa desinfektan antara lain


alkohol.

I.2 Maksud dan Tujuan


I.2.1 Maksud percobaan
Maksud percobaan ini agar kita dapat mengetahui bagaimana penggunaan
alat,fungsi dari alat,bagiannya dan prinsip kerjanya.

I.2.2 Tujuan percobaan


Tujuan dari percobaan ini adalah agar kita terampil dalam menggunakan alat
sehingga penggunaannya tepat dan aman.
I.3 Prinsip percobaan
1. Autoclave
Prinsip kerjanya yaitu dengan menggunakan tekanan uap panas air
2. Oven
Prinsip kerjanya yaitu dengan menggunakan tekanan uap panas kering
3. Filter bakteri
Prinsip kerjanya yaitu menyaring bakteri
4. Bunsen
Prinsip kerjanya yaitu menggunaan api sebagai pemijaran
5. Enkas
Prinsip kerjanya yaitu menggunakan sinar UV sebagai aseptic
6. Laminar Air Flow
Prinsip kerjanya yaitu tekanan udara lebih besar daripada tekanan udara dan luar
7. Coloni Counter
Prinsip kerjanya yaitu menghitung pertambahan jumlah bakteri secara manual
8. Gelas piala
Prinsip

kerjanya

adalah

melarutkan

medium

berdasarkan

volume

diiinginkan
9. Gelas ukur
Prinsipkerjanya yaitu menentukan volume cairan disesuaikan pada skala

yang

10. Labu ukur


Prinsip kerjanya yaitu menentukan volume cairan pada labu ukur yang ditentukan
berdasarkan garis miniskus
11. Neraca analitik
Prinsip kerjanya yaitu penimbangan akurat dengan penentralan angka
12. Spektrofotometer
Prinsip kerjanya yaitu tergantung pada intensitas cahaya
13. Inkubasi aerob
Prinsip kerjanya yaitu pertumbuhan bakteri dengan menyediakan suasana
lingkungan yang kaya oksigen
14. Inkubasi anaerob
Prinsip kerjanya yaitu pertumbuhan bakteri dengan volum dikunci atau tertutup

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
II.1 Teori umum
Laboratorium adalah tempat melakukan aktifitas pemeriksaan sesuatu
bahan yang perlu diketahui secara rinci, untuk mengetahui lebih jauh tentang
bahan tersebut. Berbagai laboratorium yang ada,diantaranya laboratorium
forensic,yang digunakan dalam bidang kedokteran untuk identifikasi kecelakaan
yang berkaitan

untuk pemeriksaan berbagai macam penyakit,laboratorium

teknologi bidang mesin dan labpratorium bidang mikrobioligi yang dapat


digunakan dalam bidang medical khususnya.
PERALATAN DI DALAM LABORATORIUM MIKROBIOLOGI
Alat untuk pengerjaan suhu dan penyimpanan
a. Incubator (incubator)
Inkubator adalah untuk menginkubasi atau memerang mikroba pada suhu
yang terkontrol (umumnya di atas suhu ambient). Alat ini di lengkapi d3engan
pengatur suhu dan pengatur waktu. Semakin kecil ukuran incubator maka
semakin rentang pula perubahan suhunya saat pintu incubator di buka.
b. Waterbath
Fungsi waterbath cukup beragam dalam laboratorium mikrobilogi salah
satunya adalah untuk inkubasi dalam waktu singkat sepeti perlakuan suhu panas,
reaksi Aglutinasi, thawing, sampel beku secara cepat (suhu 45c tidak lebih dari
15 menit). Keunggulan waterbath di bandingkan dengan incubator adalah
waterbhath lebih cepat mencapi temperature yang di inginkan dan tidak cepat
kehilangan panas, karena menggunakan air dalam distribusi suhu.
c. Refrigerator
Refrigerator di gunakan untuk menyimpan benda yang membutuhkan suhu
dingin

dalam

penyimpanannya

2-8c.

Fungsi

utama

refrigerator

adalah

menghambat atau memperambat pertumbuhan mikroorganisme sehingga bahan


memiliki daya simpan yang lebih lama.
d. Sample container
Sample container umumnya di rancang untuk menjaga suhu
dingin, maka dari itu terdapat sekat/isolator suhu. Sample container di perlukan
sebagai wadah penyimpan botol sampel yang dapt menjaga jumlah dan jenis
mikroorganisme saat transportasi sampel.
e. Rak tabung reaksi

Berguna untuk meletakkan atau menyimpan tabung reaksi sehingga mudah


di organisir. Rak tabung sebaiknya terbuat dari polypropylene sehingga dapat di
autoclave dan mengurangi resiko pecah.
f. Desikator
Desikator biasanya di gunakan untuk menjaga suatu bahan tetap kering
seperti menyimpan media pertumbuhan yang sangat higroskopis atau reagen
tertentu.
Alat observasi dan penghitung
a. Mikroskop cahaya
Mikroskop cahaya adalah alat berlensa yang di gunakan untuk
melihat objek kecil yang sukar di bedakan jika dilihat dengan mata telanjang.
Mikroskop cahaya umumnya memiliki perbesaran dari 40x-1000x sehingga sesuai
untuk melihat morfologi sel mikroorganisme.
b. Mikroskop Stereo
Mikroskop ini berfungsi untuk melihat objek yang membutuhkan
perbesaran yang tidak terlalu besar. Biasanya di gunakan untuk menghitung atau
mengamati secara detail bentuk koloni bakteri atau jamur yang tumbuh pada
cawan petri. Perbesaran maksimal adalah 40x.
c. Objek glass/deg glass
Objek glass/deg glass ulasan specimen padat atau cair yang akan
dilihat dengan mikroskop di tempatkan ke permukaan objek glass kemudian
dilapisi dengan deg glass supaya melindungi lensa mikriskop dari spersimen.
d. UV Cabinet
UV Cabinet di butuhkan untuk melihat koloni atau sekitar koloni suatu
bakteri yang tidak dapat di lihat dengan mata telanjang dan pada suatu saat yang
hanya berpendar jika dikenai sinar UV.
e. Coloni Counter
Alat ini berguna untuk mempermudah perhitungan koloni yang tumbuh
setelah di inkubasi di dalam cawan karena adanya kaca pembesar.

Alat-alat lain
a. Disc dispenser
Adalah alat untuk meletakkan kertas cakram atau paper dick berisi anti
biotic ke permukaan media agar pasa metode disc diffusion.
b. Freeze-drying
Alat
ini
di
pakai
untuk
mempreservasi/mengawetkan

kultur

mikroorganisme.
c. Anaerobic jars
Anaerobic jars adalah suatu wadah berpenutup kedap udara yang di
gunakan untuk multifasi mikroorganisme anaerob.
d. Centrifuge
Centrifuge adalah alat mikrobiologi yang di gunakan untuk mengendapkan
atau memekarkan sel mikroorganisme sehingga dapat di pisahkan antara
medium(sepernatan) dan selnya yang mengendap (natan).
e. Spektrofotometer
Alat ini berfungsi untuk mengukur kekeruhan

suatu

kultur

mikroorganisme. Pengukura kekeruhan digunakan untuk menggambarkan jumlah


bakteri pada suatu kultur cair. Spektrofotometer dapat membaca kekeruhan kultur
dengan melewatkan suatu berkas cahaya kemudian persentasi cahaya yang
melewatinya di hitung. Semakin keruh berarti cahaya yang di terimah semakin
sedikit.

BAB III
METODE KERJA
III.1 Alat
III.1.1 Alat

Adapun

alat

yang

digunakan

adalah

untuk

sterlisasi

yaitu

autoclave,oven,filter bakteri. Untuk aseptic yaitu lampu spiritus,LAF (luminar air


flow),enkas

alat

untuk

pengukuran

neraca

analitik,spektrofotometer,gelas

ukur,gelas piala,labu ukur,coloni counter,alat alat inkubasi yaitu inkubasi aerob


dan inkubasi anaerob. Alat tambahan oce bulat,oce lurus,cawan petri,tabung
durham,tabung

reaksi,mikroskop,batang

pengaduk,sendok

tanduk,kaca

arloji,Erlenmeyer,botol kaca.
III.2 Cara kerja
a. alat sterilisasi
1. Autoclave
Dengan mengisi air sampai dekay dasar yang berlubang kemudian
tunggu sampai panas,lalu masukkan alat yang akan disterilkan untuk alat
berongga sampai 121C selama 15 menit sampai bunyi katup uap dan
cembongnya

ditegakkan

jika

selesai

autoclave

dibuka

kuncinya

secara

bersamaan dan alat steril diambil.


2. Oven
Menekan ON/OFF,lampu menyala matkan alat,atur waktu dan
suhunya kemudian setelah itu ambil yang sudah disterilkan.
3. Filter bakteri
Masukkan sampel yang akan di uji,pasang vacum agar dapat
menarik sampel sebelum dilakukan dahulu uji kebocoran filter.
b. Alat aseptic
1. Enkas
Disemprotkan alcohol,kemudian sampel dikerjakan melalui lubang pengerjaan
2. Lampu spiritus

Menyalakan api pada sumbu lampu spiritus dan gerakkan alat diatas nyala api
3.LAF (laminar air flow)
Pertama-tama tekan tombol light,lalu tekan fanc(lipat) selanjutnya
pengejaan dapat dilakukan
c. Alat pengukuran
1. coloni counter
Menekan tombol on,kemudian cawan petri ditaruh pada tempatnya
lalu diamati dengan lup yang ada pada alat,dihitung jumlah bakteri yang ada
dengan menekan tombol penghitung.
2. gelas piala
Masukkan medium cair pada gelas ukur sehingga cairan yang
dibutuhkan dapat disesuaikan pada skala.
4. Labu ukur
Masukkan medium cair sehingga dapat disesuaikan
5. Neraca analitik
Menekan tombol ON/OF,meletakkan sampel pada piringan yang
dilapisi alumunium foil sesuai dengan jumlah yang diketahui.
6. Erlenmeyer
Masukkan medium padat,kemudian panaskan hingga mencair
7. Spektrofotometer
Meletakkan sampel atau tabung reaksi pada sampel atau kuvet
menggunakan sumber cahaya setelah cahaya jatuh pada sampel akan diteliti
pada detector diperkuat oksamplyfayer dan di rekam direcorder sehingga jumlah
kuantitas mikroba akan muncul pada layar.
d. Alat inkubasi
1. Inkubasi aerob

Menekan tombol ON/OFF,tombol ventilasi mengukur sushu apabila telah


memasukkan medium yang ingin diinkubasi. Apabila telah sesuai lampunya telah
menyala.
2. Inkubasi anaerob
Menekan tombol ON/OFF menekan tombol pengatur suhu,waktu inkubasi
mulai hitung pada saat suhu yang diperlukan sudah tercapai jika selesai
dibiarkan normal.
e. Alat isolasi dan inokulasi
1. ose bulat,memegang pangkal ose bulat kemudian biakkan mikroba digores
dengan ujung ose.
2. Ose lurus,memagang pangkal pse harus lurus,kemudian biakkan mikroba digores
sampai dengan ujung ose.
1.2 Tujuan Percobaan
Tujuan pecobaan peralatan di laboratorium ini adalah untuk mengetahui dan menguasai
jenis jenis alat, nama masing masing alat, prinsip kerja alat, fungsi alat yang baik dan benar.
Agar pada praktikum selanjutnya praktikan tidak melakukan kesalahan.
1.3 Prinsip Percobaan
Prinsip percobaan peralatan di laboratorium adalah berdasarkan identifikasi alat yang
biasa digunakan pada saat pratikum serta fungsi dari masing masing alat tersebut, dan
penggunaan atau cara yang tepat untuk menggunakannya.

II TINJAUAN PUSTAKA

Bab ini akan menguraikan mengenai : (1) Jenis jenis alat dan (2) Mekanisme Alat
alat.
2.1 Jenis Jenis Alat
2.1.1 Gelas Kimia
2.1.2 Labu Erlenmeyer
2.1.3 Gelas Ukur
2.1.4 Pipet
2.1.5 Buret
2.1.6 Tabung Reaksi
2.1.7 Kaca Arloji
2.1.8 Corong
2.1.9 Cawan
2.1.10 Mortar dan Pastle
2.1.11 Spatula
2.1.12 Batang Pengaduk
2.1.13 Kawat Kasa
2.1.14 Kaki Tiga
2.1.15 Labu Ukur
2.1.16 Termometer
2.1.17 Tabung Sentrifuse
2.1.18 Penjepit Cawan Krus
2.1.19 Pipa U
2.1.20 Pipa Kapiler
2.1.21 Plat Tetes
2.1.22 Rak Tabung reaksi
2.2 Mekanisme Alat alat
2.2.1 Gelas Kimia
Gelas tinggi berdiameter besar dengan skala sepanjang dindingnya, terbuat dari kaca
borosilikat yang tahan panas, berfungsi untuk mengukur volume larutan yang tidak memerlukan
tingkat ketelitian yang tinggi, menampung zat kimia, memanaskan cairan dan media pemanasan
cairan.
2.2.2 Labu Erlenmeyer
Berupa gelas yang diameternya semakin ke atas semakin kecil dengan skala sepanjang
dindingnya, berfungsi untuk menyimpan dan memanaskan larutan, menampung filtrate hasil
penyaringan, dan menampung titran ( larutan yang dititrasi) pada proses filtrasi.

2.2.3 Gelas Ukur


Berupa gelas tinggi dengan skala disepanjang dindingnya, terbuat dari kaca atau plastik
yang tidak tahan panas, berfungsi untuk mengukur volume larutan tidak memerlukan tingkat
ketelitian yang tinggi dalam jumlah tertentu.
2.2.4 Pipet
Alat untuk mengambil cairan dalam jumlah tertentu maupun takaran bebas, berfungsi
untuk mengambil cairan dalam jumlah tertentu secara tepat (pipet seukuran), mengukur dan
memindahkan larutan dengan volume tertentu secara tepat ( pipet berukuran ), dan untuk
mengambil cairan dalam skala kecil (pipet tetes ).
2.2.5 Buret
Berupa tabung kaca bergaris dan memiliki kran diujungnya, berfungsi untuk
mengeluarkan larutan dengan volume tertentu, biasanya digunakan untuk titrasi.
2.1.6 Tabung Reaksi
Berupa tabung yang terkadang dilengkapi tutup, terbuat dari kaca borosilikat tahan
panas, berfungsi sebagai tempat untuk mereaksikan bahan kimia dan untuk melakukan reaksi
kimia dalam skala kecil.

2.1.7 Kaca Arloji

Terbuat dari kaca bening dan memiliki berbagai ukuran berfungsi sebagai penutup gelas
kimia saat memanaskan sampel, tempat saat menimbang bahan kimia, dan tempat untuk
mengeringkan padatan dalam desikator.
2.1.8 Corong
Terbuat dari plastik atau kaca tahan panas dan memiliki bentuk seperti gelas bertangkai,
terdiri dari corong dengan tangkai panjang dan pendek berfungsi untuk menyaring campuran
kimia.
2.1.9 Cawan
Terbuat dari porselen, berfungsi untuk menguapkan larutan.
2.1.10 Mortar dan Pastle
Terbuat dari kaca, porselen, atau batu granit berfungsi untuk menghancurkan dan
mencampurkan padatan.
2.1.11 Spatula
Berupa sendok panjang dengan ujung atasnya datar, terbuat dari stainless steel atau
alumunium berfungsi untuk mengambil bahan kimia yang berbentuk padatan dan dipakai untuk
mengaduk larutan.
2.1.12 Batang Pengaduk
Terbuat dari kaca tahan panas berfungsi utnuk mengaduk cairan kimia dalam gelas
kimia.
2.1.13 Kawat Kasa
Kawat yang dilapisi dengan asbes berfungsi sebagai alas dalam penyebaran panas yang
berasal dari suatu pembatas.

2.1.14 Kaki Tiga


Besi penyangga ring berfungsi untuk menahan kawat kasa dalam pemanasan.
2.1.15 Labu Ukur
Labu dengan leher yang panjang dan bertutup, terbuat dari kaca dan tidak boleh terkena
panas karena dapat memuai berfungsi untuk membuat larutan dengan konsentrasi tertentu dan
mengencerkan larutan.
2.1.16 Termometer
Terbuat dari kaca yang tahan panas. Thermometer adalah alat untuk mengukur suhu
ataupun perubahan suhu. Thermometer terdapat berbagai jenis dan satuan derajat yang berbeda,
misalnya thermometer celcius, Fahrenheit dan Kelvin. (Anonim, 2012)

2.1.17 Tabung Sentrifuse


Tabung sentrifuse terbuat dari kaca, sama seperti tabung reaksi. Namun pada ujung
bawahnya agak mengecil. Tabung sentrifuse berfungsi sebagai tabung/perantara untuk
memisahkan larutan dan endapan. ( Anonim,2012)
2.1.18 Penjepit Cawan Krus
Penjepit cawan krus terbuat dari besi. Berfungsi untuk menjepit cawan krus saat
dikeluarkan dari tanur pengabuan ataupun untuk memegang cawan pada saat pembakaran di atas
Bunsen.
2.1.19 Pipa U

Pipa U terbuat dari kaca, bentuknya melengkung menyerupai huruf U. pipa U berfungsi
sebagai alat untuk menganalisis apakah suatu larutan terdapat gelembung gelembung gas atau
tidak. ( Anonim, 2012 )
2.1.20 Pipa Kapiler
Pipa kapiler terbuat dari kaca, bentuknya seperti huruf L. pipa kapiler berfungsi sebagai
alat untuk menentukan titik lebur atau titik leleh suatu senyawa. (Anonim, 2012).

2.1.21 Plat Tetes


Plat tetes terbuat dari porselen berbentuk persegi dengan bulatan cembung berfungsi
untuk menampung objek sampel.
2.1.22 Rak Tabung reaksi
Rak tabung reaksi terbuat dari kayu dengan lubang lubang seukuran tabung reaksi berfungsi
sebagai tempat meletakkan tabung reaksis

III ALAT DAN METODE PERCOBAAN


Bab ini akan menguraikan mengenai : (1) Alat yang digunakan, dan (2) Metoda
percobaan.
3.1 Alat yang Digunakan
Alat yang digunakan dalam percobaan pengenalan peralatan laboratorium adalah gelas
kimia, labu erlenmeyer, gelas ukur, pipet, buret, tabung reaksi, kaca arloji, corong, cawan,
Mortar dan Pastle, spatula, batang pengaduk, kawat kasa, kaki tiga, labu ukur, termometer,
tabung sentrifuse, penjepit cawan krus, pipa U, pipa kapiler, plat tetes, dan rak tabung reaksi.
3.2 Metode Percobaan

3.2.1 Gelas Kimia


Cara menggunakannya yaitu dibersihkan, dikalibrasi, lalu dikeringkan dengan lap.
Simpan larutan didalamnya.
3.2.2 Labu Erlenmeyer
Cara menggunakannya yaitu dibersihkan, dikalibrasi, lalu dikeringkan dengan lap.
Kemudian suatu larutan dimasukkan lalu dititrasi, kemudian digoyangkan memutar labu
erlenmeyernya.
3.2.3 Gelas Ukur
Cara menggunakannya yaitu larutan dimasukkan kedalam gelas ukur. Sesuaikan dengan
volume yang diperlukan. Baca ketepatan volume dengan melihat meniscus ke bawah.
3.2.4 Pipet
Cara menggunakannya yaitu dibersihkan, dikalibrasi, lalu dibersihkan dengan kertas
isap. Lalu celupkan ke dalam larutan. Tekan pilernya lalu longgarkan.
3.2.5 Buret
Cara menggunakannya yaitu dibersihkan, dikalibrasi, lalu dikeringkan dengan batang
pengaduk yang ditutupi dengan kertas isap. Periksa keadaan kerannya dan tetesannya apakah
bocor atau tidak. Lalu dikalibrasi dengan larutan yang akan dimasukkan ke dalam buret, periksa
apakah ada gelembung atau tidak. Buka keran perlahan untuk mengeluarkan larutannya.
3.2.6 Tabung Reaksi

Cara menggunakannya yaitu dibersihkan terlebih dahulu lalu dikalibrasi dengan aqua
DM setelah itu lap dengan lap atau kertas isap. Kemudian sampel yang akan direaksikan
dimasukkan ke dalam tabung reaksi.

3.2.7 Kaca Arloji


Cara menggunakannya yaitu dibersihkan terlebih dahulu dengan tissue atau lap,
kemudian letakkan di atas gelas kimia jika akan digunakan sebagai tutup gelas kimia, atau
letakkan bahan kimia yang akan ditimbang di atas kaca arloji tersebut.
3.2.8 Corong
Letakkan corong di atas mulut Erlenmeyer atau buret, masukkan perlahan lahan ke
dalam mulut corong.
3.2.9 Cawan
Masukkan bahan atau larutan yang akan diuapkan di atas cawan. Setelah itu panaskan
atau uapkan ke dalam oven.
3.2.10 Mortar dan Pastle
Cara menggunakannya yaitu masukkan bahan kimia berupa padatan ke dalam lumpang
(mortar) dan gerus hingga halus menggunakan alu (pastle).

3.2.11 Spatula

Ambil bahan atau zat yang berupa padatan dengan spatula, kemudian letakkan di tempat
menyimpan bahan seperti kaca arloji.
3.2.12 Batang pengaduk
Aduk larutan yang ada di dalam gelas kimia dengan batang pengaduk, lalu amati.
3.2.13 Kawat Kasa
Letakkan kawat kasa di atas Bunsen dengan disangga kaki tiga. Lalu diletakkan alat
gelas yang terdapat larutan yang akan dipanaskan.
3.2.14 Kaki Tiga
Cara menggunakannya yaitu diletakkan di antara Bunsen dan kawat kasa.
3.2.15 Labu Ukur
Cara menggunakannya yaitu dibersihkan, dikalibrasi, lalu dibersihkan dengan kain lap.
Kemudian dimasukkan larutan yang akan diencerkan atau masukkan zat dengan bantuan kertas
isap, agar zat tidak menempel pada dinding diatas batas atas. Lalu dimasukkan aquadest untuk
melarutkannya. Lalu paskan dengan batas bawah. Tutup lalu homogenkan.
3.2.16 Termometer
Cara menggunakannya yaitu termometer dimasukkan ke dalam suatu larutan lalu
perhatikan suhu larutan atau perubahan suhu yang terjadi.
3.2.17 Tabung Sentrifuse
Cara menggunkannya yaitu larutan yang akan disentrifuga dimasukkan ke dalam tabung
sentrifuse. Lalu dimasukkan ke alat sentifugase.
3.2.18 Penjepit Cawan Krus

Cara menggunakannya yaitu bagian dinding cawan krus dijepit oleh penjepit cawan.
3.2.19 Pipa U
Cara menggunakannya yaitu tabung yang berisi larutan yang akan dianalisis adanya gas
dihubungkan melalui mulut tabungnya memakai pipa U.
3.2.20 Pipa Kapiler
Cara menggunakan pipa kapiler adalah pipa kapiler disanggah dengan klem dan statif.
Lalu larutan atau senyawa yang akan ditentukan titik lelehnya dimasukkan ke dalam pipa kapiler.
Lalu thermometer dicelupkan ke dalam larutan atau senyawa tersebut. Bunsen diarahkan di
bagian bawah pipa kapiler. Disediakan juga stopwatch untuk menghitung waktu saat senyawa
meleleh. Catat hasilnya.
3.2.21 Plat Tetes
Cara menggunakannya yaitu dibersihkan terlebih dahulu plat tetes dengan tissue.
Kemudian teteskan sampel objek kedalam plat tetes.
3.2.22 Rak Tabung Reaksi
Cara menggunakannya yaitu letakkan tabung reaksi kedalam lubang lubang yang ada
dalam rak tabung reaksi.

IV HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN

Dalam bab ini akan menguraikan mengenai : (1) Hasil Pengamatan dan (2)
Pembahasan.
4.1 Hasil Pengamatan

Tabel 1. Hasil Percobaan Alat alat di Laboratorium


Gambar dan Nama Alat
Fungsi
1. Gelas kimia

2.

Untuk mengukur volume yang tidak


memerlukan tingkat ketelitian yang tinggi
Menampung zat kimia
Memanaskan cairan
Media pemanasan cairan

Untuk menyimpan dan memanaskan


larutan
Menampung filtrat hasil pemyaringan
Menampung titran (larutan yang
dititrasi) pada proses titrasi

Labu Erlenmeyer
3. Gelas Ukur

Untuk mengukur volume larutan yang


tidak memerlukan tingkat ketelitian yang
tinggi dalam jumlah tertentu

4.

Pipet

5. Buret

Untuk mengeluarkan larutan dengan


volume tertentu, digunakan untuk titrasi.

6.

Pipet seukuran : digunakan untuk


mengambil cailran dalam jumlah tertentu
secara tepat, bagian tengahnya
menggelembung.
Pipet berukuran : berupa pipa kurus
dengan skala disepanjang dindingnya.
Berguna untuk memindahkan larutan
dengan volume tertentu secara tepat
Pipet tetes : berupa pipa kecil terbuat
dari plastik atau kaca dengan ujung
bawahnya meruncing serta ujung atasnya
ditutupi karet. Berguna untuk mengambil
cairan dalam skala tetesan kecil

Sebagai tempat untuk mereaksikan


bahan kimia
Untuk melakukan reaksi kimia dalam
skala kecil

Tabung Reaksi
7.

Sebagai penutup gelas kimia saat


memanaskan sampel
Tempat saat menimbang bahan kimia
Tempat untuk mengeringkan padatan
dalam desikator

awan

8.

Untuk menyaring campuran kimia

Corong

9.

Digunakan untuk menguapkan larutan

Cawan
10.

Digunakan untuk menghancurkan


padatan dan mencampurkan padatan

Mo

rtar dan Pastle

11.

Untuk mengambil bahan kimia yang


berbentuk padatan
Dipakai untuk mengaduk larutan

Spatula

12.

Digunakan sebagai alas dalam


penyebaran panas yang berasal dari suatu
pembakar

Kawat

Kasa
13. Batang Pengaduk

Digunakan untuk mengaduk cairan di


dalam gelas kimia

14. Kaki Tiga

Digunakan untuk menahan kawat kasa


dalam pemanasan

15. Labu Ukur

Untuk membuat larutan dengan


konsentrasi tertentu dan mengencerkan
larutan

16. Termometer

Untuk mengukur suhu atau perubahan


suhu suatu larutan

17.

Sebagai tabung/perantara untuk


memisahkan endapan dan larutan

Tabung Sentrifusi

18. Penjepit Cawan Krus

19.

Untuk menjepit cawan krus saat


dikeluarkan dari tanur pengabuan pada
saat pembak untuk memegang cawan
pada saat pembakaran di atas bunsen

Pipa Untuk menganalisis apakah suatu larutan


terdapat gelembung atau tidak

20.

21.

Pipa Kapiler

Untuk menentukan titik leleh atau titik


lebur suatu senyawa

Untuk menyimpan sampel objek

Plat

Tetes
22. Rak Tabung Reaksi

Digunakan untuk menyimpan tabung


reaksi dalam jumlah banyak agar terlihat
lebih rapih.

(Sumber, Risma Sri Ayu, Kelompok F, Meja 3, 2012)


4.2 Pembahasan
1. Gelas Kimia
Gelas tinggi berdiameter besar dengan skala sepanjang dindingnya, terbuat dari kaca
borosilikat yang tahan panas, berfungsi untuk mengukur volume larutan yang tidak memerlukan
tingkat ketelitian yang tinggi, menampung zat kimia, memanaskan cairan dan media pemanasan
cairan. Cara menggunakannya yaitu dibersihkan, dikalibrasi, lalu dikeringkan dengan lap.
Simpan larutan didalamnya.

2. Labu Erlenmeyer
Berupa gelas yang diameternya semakin ke atas semakin kecil dengan skala sepanjang
dindingnya, berfungsi untuk menyimpan dan memanaskan Cara menggunakannya yaitu
dibersihkan, dikalibrasi, lalu dikeringkan dengan lap. Kemudian suatu larutan dimasukkan lalu
dititrasi, kemudian digoyangkan memutar labu erlenmeyernya larutan, menampung filtrate hasil
penyaringan, dan menampung titran ( larutan yang dititrasi) pada proses filtrasi.
3. Gelas Ukur
Berupa gelas tinggi dengan skala disepanjang dindingnya, terbuat dari kaca atau plastik
yang tidak tahan panas, berfungsi untuk mengukur volume larutan tidak memerlukan tingkat
ketelitian yang tinggi dalam jumlah tertentu.
4. Pipet
Alat untuk mengambil cairan dalam jumlah tertentu maupun takaran bebas, berfungsi
untuk mengambil cairan dalam jumlah tertentu secara tepat ( pipet seukuran), mengukur dan
memindahkan larutan dengan volume tertentu secara tepat ( pipet berukuran ), dan untuk
mengambil cairan dalam skala kecil ( pipet tetes ). Cara menggunakannya yaitu larutan
dimasukkan kedalam gelas ukur. Sesuaikan dengan volume yang diperlukan. Baca ketepatan
volume dengan melihat meniscus ke bawah.
5. Buret
Berupa tabung kaca bergaris dan memiliki kran diujungnya, berfungsi untuk
mengeluarkan larutan dengan volume tertentu, biasanya digunakan untuk titrasi. Cara

menggunakannya yaitu dibersihkan, dikalibrasi, lalu dikeringkan dengan batang pengaduk yang
ditutupi dengan kertas isap. Periksa keadaan kerannya dan tetesannya apakah bocor atau tidak.
Lalu dikalibrasi dengan larutan yang akan dimasukkan ke dalam buret, periksa apakah ada
gelembung atau tidak. Buka keran perlahan untuk mengeluarkan larutannya.
6. Tabung Reaksi
Berupa tabung yang terkadang dilengkapi tutup, terbuat dari kaca borosilikat tahan
panas, berfungsi sebagai tempat untuk mereaksikan bahan kimia dan untuk melakukan reaksi
kimia dalam skala kecil. Cara menggunakannya yaitu dibersihkan terlebih dahulu lalu dikalibrasi
dengan aqua DM setelah itu lap dengan lap atau kertas isap. Kemudian sampel yang akan
direaksikan dimasukkan ke dalam tabung reaksi.
7. Kaca Arloji
Terbuat dari kaca bening dan memiliki berbagai ukuran berfungsi sebagai penutup gelas
kimia saat memanaskan sampel, tempat saat menimbang bahan kimia, dan tempat untuk
mengeringkan padatan dalam desikator. Cara menggunakannya yaitu dibersihkan terlebih dahulu
dengan tissue atau lap, kemudian letakkan di atas gelas kimia jika akan digunakan sebagai tutup
gelas kimia, atau letakkan bahan kimia yang akan ditimbang di atas kaca arloji tersebut.

8. Corong
Terbuat dari plastik atau kaca tahan panas dan memiliki bentuk seperti grlas bertangkai,
terdiri dari corong dengan tangkai panjang dan pendek berfungsi untuk menyaring campuran
kimia. Letakkan corong di atas mulut Erlenmeyer atau buret, masukkan perlahan lahan ke dalam
mulut corong

9. Cawan
Terbuat dari porselen, berfungsi untuk mrnguapkan larutan. Masukkan bahan atau
larutan yang akan diuapkan di atas cawan. Setelah itu panaskan atau uapkan ke dalam oven
10. Mortar dan Pastle
Terbuat dari kaca, porselen, atau batu granit berfungsi untuk menghancurkan dan
mencampurkan padatan. Cara menggunakannya yaitu masukkan bahan kimia berupa padatan ke
dalam lumpang (mortar) dan gerus hingga halus menggunakan alu (pastle).

11. Spatula
Berupa sendok panjang dengan ujung atasnya datar, terbuat dari stainless steel atau
alumunium berfungsi untuk mengambil bahan kimia yang berbentuk padatan dan dipakai untuk
mengaduk larutan. Ambil bahan atau zat yang berupa padatan dengan spatula, kemudian letakkan
di tempat menyimpan bahan seperti kaca arloji.
12. Batang Pengaduk
Terbuat dari kaca tahan panas berfungsi utnuk mengaduk cairan kimia dalam gelas
kimia. Aduk larutan yang ada di dalam gelas kimia dengan batang pengaduk, lalu amati.
13. Kawat Kasa
Kawat yang dilapisi dengan asbes berfungsi sebagai alas dalam penyebaran panas yang
berasal dari suatu pembatas. Letakkan kawat kasa di atas Bunsen dengan disangga kaki tiga.
Lalu diletakkan alat gelas yang terdapat larutan yang akan dipanaskan
14. Kaki Tiga

Besi penyangga ring berfungsi untuk menahan kawat kasa dalam pemanasan. Cara
menggunakannya yaitu diletakkan di antara Bunsen dan kawat kasa.
15. Labu Ukur
Labu dengan leher yang panjang dan bertutup, terbuat dari kaca dan tidak boleh terkena
panas karena dapat memuai berfungsi untuk membuat larutan dengan konsentrasi tertentu dan
mengencerkan larutan. Cara menggunakannya yaitu dibersihkan, dikalibrasi, lalu dibersihkan
dengan kain lap. Kemudian dimasukkan larutan yang akan diencerkan atau masukkan zat
dengan bantuan kertas isap, agar zat tidak menempel pada dinding diatas batas atas. Lalu
dimasukkan aquadest untuk melarutkannya. Lalu paskan dengan batas bawah. Tutup lalu
homogenkan.
16. Termometer
Terbuat dari kaca yang tahan panas. Thermometer adalah alat untuk mengukur suhu
ataupun perubahan suhu. Thermometer terdapat berbagai jenis dan satuan derajat yang berbeda,
misalnya thermometer celcius, Fahrenheit dan Kelvin. Cara menggunakannya yaitu termometer
dimasukkan ke dalam suatu larutan lalu perhatikan suhu larutan atau perubahan suhu yang terjadi
17. Tabung Sentrifuse
Tabung sentrifuse terbuat dari kaca, sama seperti tabung reaksi. Namun pada ujung
bawahnya agak mengecil. Tabung sentrifuse berfungsi sebagai tabung/perantara untuk
memisahkan larutan dan endapan. Cara menggunkannya yaitu larutan yang akan disentrifuga
dimasukkan ke dalam tabung sentrifuse. Lalu dimasukkan kea lat sentifugase.
18. Penjepit Cawan Krus

Penjepit cawan krus terbuat dari besi. Berfungsi untuk menjepit cawan krus saat
dikeluarkan dari tanur pengabuan ataupun untuk memegang cawan pada saat pembakaran di atas
Bunsen. Cara menggunakannya yaitu bagian dinding cawan krus dijepit oleh penjepit cawan.
19. Pipa U
Pipa U terbuat dari kaca, bentuknya melengkung menyerupai huruf U. pipa U berfungsi
sebagai alat untuk menganalisis apakah suatu larutan terdapat gelembung gelembung gas atau
tidak. Cara menggunakannya yaitu tabung yang berisi larutan yang akan dianalisis adanya gas
dihubungkan melalui mulut tabungnya memakai pipa U.
20. Pipa Kapiler
Pipa kapiler terbuat dari kaca, bentuknya seperti huruf L. pipa kapiler berfungsi sebagai
alat untuk menentukan titik lebur atau titik leleh suatu senyawa. Cara menggunakan pipa kapiler
adalah pipa kapiler disanggah dengan klem dan statif. Lalu larutan atau senyawa yang akan
ditentukan titik lelehnya dimasukkan ke dalam pipa kapiler. Lalu thermometer dicelupkan ke
dalam larutan atau senyawa tersebut. Bunsen diarahkan di bagian bawah pipa kapiler.
Disediakan juga stopwatch untuk menghitung waktu saat senyawa meleleh. Catat hasilnya.
21. Plat Tetes
Plat tetes terbuat dari porselen berbentuk persegi dengan bulatan cembung berfungsi
untuk menampung objek sampel. Cara menggunakannya yaitu dibersihkan terlebih dahulu plat
tetes dengan tissue. Kemudian teteskan sampel objek kedalam plat tetes.
22 Rak Tabung reaksi

Rak tabung reaksi terbuat dari kayu dengan lubang lubang seukuran tabung reaksi
berfungsi sebagai tempat meletakkan tabung reaksi. Cara menggunakannya yaitu letakkan
tabung reaksi kedalam lubang lubang yang ada dalam rak tabung reaksi.

V KESIMPULAN DAN SARAN

Dalam bab ini akan menguraikan mengenai : (1) Kesimpulan dan (2) Saran.
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengamatan, semua alat di laboratorium memiliki nama, fungsi, dan
cara kerja masing masing. Sehingga dalam penggunaannya pun akan berbeda beda sesuai
dengan cara kerjanya. Kesalahan penggunaan alat bisa mempengaruhi konsentrasi larutan,
karena alat memiliki tingkat ketelitian yang berbeda beda.
5.2 Saran
. Saran untuk laboratorium, sebaiknya alat-alat yang ada di laboratorium lebih
diperhatikan dan dirawat lagi agar saat praktikum bisa dipergunakan dengan baik dan maksimal
tanpa ada kekurangan

Anda mungkin juga menyukai