1
2. Menjelaskan faktor-faktor yang menyebabkan kerusakan alat-alat
laboratorium.
3. Menata peralatan laboratorium berdasarkan prinsip penataan yang
benar.
4. Mengidentifikasi kerusakan peralatan laboratorium dan memberikan
solusi penangannya.
2
yang berbeda seperti titrasi asam basa selain itu dapat juga digunakan
bersama dengan burner, pembakar dan beberapa alat lainnya.
(4) Alat gelas (glassware)
Alat gelas atau glassware adalah peralatan laboratorium yang terbuat
dari kaca dengan fungsi yang berbeda sesuai dengan bentuk dan
ukurannya. Diantaranya alat gelas ini adalah gelas kimia/beakers glass
(50 mL – 1000 mL), labu erlenmeyer (50 mL – 500 mL), rak tabung
reaksi dan sebagainya.
(5) Peralatan tambahan (addition equipment)
Peralatan tambahan yang disediakan di laboratorium adalah cawan
(crucibles), penjepit cawan (crucible tongs), kawat segitiga dari
keramik (clay triangles), kaca arloji (watch glasses),batang pengaduk
(stirring rods), filter funnels,lumpang dan alu (mortar and pestle),
sendok bahan (chemical spoons), botol semprot (wash bottles), rak
tabung reaksi (test-tube racks), penjepit tabung reaksi (test-tube
holders), dan penutup tabung (various stoppers for tubes) serta
berbagai macam jenis labu.
Pengelompokkan alat-alat kimia dapat juga dikelompokkan
berdasarkan bahan pembuat dan jenisnya.
(1) Alat-alat terbuat dari bahan gelas
Tabel 3.1. Alat-alat bahan gelas
No. Nama Alat Gambar Fungsi
1 Pipet tetes Mengambil atau
(dropping menambahkan lartutan
pipette) tetes-demi tetes.
3
2 Pipet ukur Tersedia dalam berbagai
(Graduated kapasitas antara 0,1 – 25
pipette) mL. Mengambil atau
menambahkan zat cair
dengan volume tertentu
sesperi yang terbaca pada
skala pipet.
4
7 Pembakar spritus Pemanas dalam proses
(Bunsen burner) pelarutan maupun reaksi
kimia.
5
12 Corong Penyaring Untuk menyaring endapan
(Filtering Funnel) yang terdapat dalam
larutan dan memindahkan
larutan dari wadah yang
satu ke tempat lain
terutama yang bermulut
kecil. Pada penyaringan
endapan dipergunakan
kertas saring yang dilipat
sesuai bentuk corong.
Tersedia dalam berbagai
ukuran diameter dari 25 -
125 mL.
13 Corong Untuk memisahkan
pisah/corong komponen berdasarkan
pemisah perbedaan distribusi zat
dalam dua pelarut yang
tidak saling bercampur.
Tersedia dalam berbagai
ukuran.
6
16 Piknometer Untuk menghitung dan
mengukur berat jenis suatu
larutan atau zat cair.
7
21 Botol Penetes Untuk menyimpan cairan
(Dropping indikator, cairan pewarnaan
Bottles) dan sebagainya.
8
(3) Alat-alat dari bahan logam
Tabel 3. Alat-alat dari bahan logam
No. Nama Alat Gambar Fungsi
1 Kaki Tiga Dilengkapi dengan kawat
kasa atau kawat segitiga di
atasnya, kaki tiga berfungsi
untuk menyangga labu yang
akan dipanaskan.
9
6 Klem ring Untuk memegang corong
atau corong pisah yang
dikaitkan pada statif.
10
12 Furnis (Furnice) Digunakan sebagai pemanas
pada suhu tinggi, hingga
1000 °C.
11
2 Spatula plastic Untuk mengambil zat dalam
bentuk padatan atau kristal.
12
(5) Alat-alat dari bahan kayu, seperti :
Tabel 5. Alat-alat dari bahan kayu
No. Nama Alat Gambar Fungsi
1 Rak tabung Meletakkan tabung reaksi
reaksi saat praktikum
13
3 Spektrofoto Untuk mengukur konsentrasi
meter UV-VIS suatu latutan berdasarkan
transmitan atau absorban
suatu sampel sebagai fungsi
panjang gelombang
14
8 Indikator Untuk identifikasi pH suatu
universal larutan/zat. Caranya: setelah
kertas indikator universal
dicelupkan di cocokan warna
yang ada pada kotak kertas
universal.
15
Alat yang mahal harus disimpan pada tempat yang lebih aman atau
pada ruang/lemari terkunci.Sementara alat yang tidak begitu mahal
dapat disimpan pada rak atau tempat perbuka.
(5) Kuantitas alat termasuk kelangkaannya
Alat langka diperlukan pengamanan yang lebih baik, misalnya disimpan
dalam lemari atau ruangan yang terkunci.Demikian alat yang
jumlahnya cukup banyak biasanya alat tersebut frekuensi
penggunaannya cukup tinggi dan melibatkan banyak pengguna.Oleh
karena itu, penyimpanan alat ini harus ditempatkan pada lemari besar
dan berada pada lokasi yang tidak banyak rintangan yang
mengganggu sirkulasi peminjaman atau pengembalian dari pengguna.
(6) Sifat alat termasuk kepekaan terhadap lingkungan
Alat yang peka terhadap kelembaban terutama di daerah dingin, cara
mencegah pengaruh kelembaban ini adalah dengan memasang listrik
pada lemari penyimpanan. Untuk neraca analitik yang peka terhadap
getaran dan suhu tinggi, harus disimpan pada meja permanen dan
jangan melakukan penimbangan terhadap benda panas.
(7) Bahan dasar penyusun alat
Alat yang terbuat dari logam harus dipisahkan dari alat yang terbuat
dari gelas atau porselen.
(8) Bentuk dan ukuran alat
(9) Bobot/berat alat
Prinsip penyimpanan alat yang harus diperhatikan adalah:
(1) Mengetahui bahan dasar alat untuk pertimbangan perawatan.
(2) Alat yang lebih berat ditempatkan pada rak lebih bawah untuk
menghindari benturan terhadap alat lain yang lebih ringan.
(3) Alat yang sering digunakan ditempatkan pada tempat yg mudah
dijangkau.
(4) Kepekaan alat terhadap lingkungan (suhu, kelembaban, debu,
mikroorganis-me) perlu diperhatikan.
16
(5) Menghindari pengaruh bahan kimia terhadap alat. Alat-alat terbuat
dari logam seharusnya tidak ditempatkan dalam ruang yang bersama
bahan-bahan kimia seperti asam atau basa karena dapat
mengakibatkan korosi.
(6) Menghindari pengaruh alat terhadap yang lain, misalnya pengaruh
mekanik dan magnet/listrik. Alat-alat yang terbuat dari gelas
seyogyanya tidak ditempatkan berdekatan dengan alat dari besi untuk
menghindari kerusakan akibat benturan. Demikian juga neraca analitik
tidak sepatutnya ditempatkan berdekatan dengan magnet, pemanas,
oven dll, untuk menghindari pengaruh medan magnet atau listrik
sehingga mengganggu akurasi alat.
(7) Alat-alat yang penggunaannya satu set, ditempatkan pada tempat
berdekatan untuk mempermudah pencarian.
(8) Alat listrik harus diputuskan dari arus sebelum disimpan untuk
menghindari terjadinya konsluiting, yang dapat merusak peralatan.
(9) Memperhatikan bentuk alat (dasar bulat, rata, atau pipa kapiler) pada
penyimpanan untuk menjaga keamanan penyimpanan.
(10)Setiap alat tertentu seperti instrument analisis atau alat yang
penggunaannya perlu keahlian khusus harus dilengkapi petunjuk
penggunaan dan perawatan alat, untuk menghindari kerusakan akibat
kesalahan penggunaan.
(11)Harga alat juga harus menjadi perhatian dalam penyimpanannya
untuk menjaga keawetan dan keamanannya. Ini tidak berarti alat-alat
yang harganya murah tidak perlu perawatan.
17
Peyimpanan alat memerlukan ruang penyimpanan alat dan
perlengkapan seperti lemari, rak dan laci yang ukurannya disesuaikan
dengan luas ruangan yang tersedia. Peralatan dapat dikelompokkan
berdasarkan bahan pembuatannya yaitu alat gelas dan porselin, alat
logam, alat plastik, karet dan kayu. Penataan dalam setiap kelompok
menggunakan urutan abjad dari nama alat pada setiap tempat
penyimpanan alat (lemari, rak atau laci) sehingga memudahkan mencari
letak masing-masing alat. Alat-alat yang mudah dibawa dan mahal
harganya seperti pH meter, stop watch perlu disimpan pada lemari
terkunci. Aman juga berarti tidak menimbulkan akibat rusaknya alat dan
bahan sehingga fungsinya berkurang.
Beberapa kelengkapan administratif juga diperlukan agar peralatan
yang dimiliki laboraoriun dapat terkontrol kedaannya. Hal ini sangat
bermanfaat untuk mengetahui ketersediaan dan perencanaan pengadaan
peralatan untuk menunjang pembelajaran. Perencanaan pengadaan
maupun kemungkinan perbaikan peralatan sangatlah penting, sebab
pengadaan alat yang terlalu banyak melebihi kebutuhan merupakan
pemborosan apalagi harga peralatan laboratorium tergolong mahal. Alat-
alat yang masih mungkin dilakukan perawatan atau perbaikan seyogyanya
diupayakan agar peralatan berfungsi dengan baik dalam jangka waktu
yang relatif lama.
Beberapa kelengkapan administratif yang diperlukan untuk
mengontrol keadaan peralatan meliputi:
(1) Daftar usulan alat dan bahan
Contoh Format daftar usulan alat/bahan
NO Nama Spesifikasi* Jumlah Harga Harga
Alat/Bahan Satuan Total
18
* untuk alat dapat berupa Merk, tipe, ukuran, pabrik dan tahun produksi
* untuk bahan dapat berupa wujud zat, kualifikasi bahan(teknis, analytical grade), kemurnian, pabrik, dan tahun produksi
Banjarmasin……………….
Kepala Sekolah Ketua Laboratorium
…………………… …………………………….
Jumlah Tanggal
NO Nama Alat/ Asal
Spesifikasi diterima
Bahan Alat/Bahan
Baik Rusak
* untuk alat dapat berupa Merk, tipe, ukuran, pabrik dan tahun produksi
* untuk bahan dapat berupa wujud zat, kualifikasi bahan(teknis, analytical grade), kemurnian, pabrik, dan tahun produksi
** Hibah pemerintah, mandiri, bantuan masyarakat/komite sekolah dll
Banjarmasin……………….
Kepala Sekolah Ketua Laboratorium
…………………… …………………………….
19
penambahan jumlah alat/bahan harus dilakukan pencatatan pada kartu
katalog ini.
Keterangan:
1)
untuk alat dapat berupa Merk, tipe, ukuran, pabrik dan tahun produksi
untuk bahan dapat berupa wujud zat, kualifikasi bahan(teknis, analytical grade), kemurnian, pabrik, dan tahun produksi
2)
untuk alat: 1.bahan logam, 2. gelas, 3. plastik, 4. karet dan 5. kayu; untuk bahan misalnya padat, cair atau gas
3)
kode misalnya menggunakan Abjad awal nama alat/bahan disertai nomor urut: 2.E.1 (kelompok gelas-erlenmeyer-nomor
urut alat); untuk bahan misalnya: A-S-5 (kekompok Asam-Sulfat-nomor urut 5)
4)
tempat menunjukkan rak/almari tempat menyimpan
Banjarmasin……………….
Kepala Sekolah Ketua Laboratorium
…………………… …………………………….
Nama Tanggal
NO Alat/ Spesifikasi Jml Harga Keterangan
Bahan Kembali
Bon
/bayar
20
Banjarmasin, ……………...
Peminjam/Pemesan Pengelola /Teknisi
…………………….. ……………………….
Banjarmasin, ………………….
Ketua Laboratorium
……………………………….
21
dan api. Kerusakan alat terutama yang terbuat dari logam umumnya
karena terjadinya korosi. Korosi merupakan peristiwa teroksidasinya suatu
logam oleh oksigen dan kelembaban air yang dipercepat dengan adanya
elektrolit seperti asam, basa atau garam. Keadaan ini pula yang
mengakibatkan peralatan khususnya yang terbuat dari besi menjadi
berkarat dan membuat kusam logam lainnya seperti tembaga dan
kuningan. Alat-alat yang terbuat dari stainless steel, meskipun relative
tahan karat, namun jika tidak dirawat dengan baik lambat laun juga akan
berkarat. Korosi ini mengakibatkan logam akan rapuh yang berarti alat
menjadi rusak bahkan tidak berfungsi lagi. Usaha untuk menghindarkan
alat tersebut terkena udara bebas antara lain dengan cara mengecat,
memvernis serta melapisi dengan krom atau nikel.
Cairan maupun uap bahan kimia seperti asam, basa dan garam akan
mengakibatkan korosi semakin cepat berlangsung. Oleh karena itu
peralatan yang berbahan logam tidak boleh bersentuhan langsung dengan
larutan kimia, atau berada bersama-sama dalam satu ruang penyimpanan
bahan kimia. Ini berarti bahwa ruang alat tidak boleh bersama ruang
bahan kimia.
Suhu yang tinggi akan mengakibatkan alat-alat yang terbuat dari
gelas maupun logam memuai dan alat-alat dari plastik dan karet akan
rusak. Pemuaian ini akan mengakibatkan perubahan struktur bahan serta
perubahan ukuran yang mengakibatkan pengukuran tidak akurat dan
bahkan alat tidak dapat digunakan lagi. Oleh karena itu harus dihindari
menggunakan alat ukur yang terbuat dari gelas untuk memanaskan bahan
atau larutan. Penggunaan alat-alat gelas untuk memanaskan suatu larutan
dimungkinkan misalnya menggunakan gelas kimia, labu pemanas yang
berkualitas baik atau terbuat dari bahan pyrex. Sementara untuk alat-alat
yang terbuat dari logam (seperti alat-alat elektronika dan optik), suhu
yang tinggi akan merusak cat atau permukaan logam dan dapat memicu
terjadinya korosi.
22
Penyebab kerusakan alat yang bersifat mekanis antara lain juga
sering dialami oleh alat-alat laboratorium seperti benturan, tekanan, dan
tarikan. Benturan dan gesekan sering terjadi antara peralatan yang
terbuat dari gelas dengan alat lain yang terbuat dari logam. Oleh karena
itu diperlukan penataan alat-alat secara benar antara lain alat-alat yang
berat ditempatkan pada rak yang lebih bawah atau tidak meletakkan alat-
alat yang rawan terjadi benturan mekanik secara berdekatan.
Selain beberapa penyebab di atas, ada satu penyebab yang dapat
dapat merusak hampir semua peralatan yakni api. Laboratorium memiliki
potensi besar untuk terjadinya kebakaran yang diakibatkan baik oleh
terbakarnya bahan kimia mudah terbakar (flammable substance) maupun
konsluiting listrik. Bahan mudah terbakar yang lain misalnya pelarut
organik seperti aseton, benzene, butanol, etanol, dietil eter, karbon
disulfide, toluene, heksana, dan lain-lain. Banyak senyawa kimia yang
mudah meledak sendiri atau mudah meledak jika bereaksi dengan
senyawa lain. Senyawa yang tidak stabil harus diberi label pada
penyimpanannya. Gas bertekanan juga merupakan sumber kecelakaan
kerja akibat terbentuknya atmosfer dari gas yang mudah terbakar. Oleh
karena itu penataan instalasi dengan bahan/alat listrik yang standar serta
pengelolaan bahan kimia yang baik akan mempengaruhi keselamatan alat
maupun laboratorium secara keseluruhan dari bahaya kebakaran.
Meskipun pengelolaan bahan dan instalasi sudah baik, namun
laboratorium masih perlu dilengkapi dengan alat pemadam kebakaran
untuk keadaan yang sangat darurat.
Selain faktor-faktor eksternal di atas, kerusakan peralatan
laboratorium dapat disebabkan oleh beberapa faktor internal peralatan
seperti:
(1) Usia alat. Usia alat laboratorium dapat menjadi sumber kerusakan,
karena setiap alat atau fasilitas mempunyai keterbatasan waktu
optimal untuk pemakaiannya.
23
(2) Perawatan alat. Perawatan alat laboratorium yang kurang memadai
akan sering menjadi penyebab kerusakan alat/fasilitas
laboratorium.
(3) Teknik penyimpanan alat. Teknik penyimpanan yang salah dan
kurang tepat menyebabkan peralatan laboratorium mudah rusak.
(4) Jenis bahan baku alat. Alat laboratorium yang terbuat dari gelas
akan lebih rentan pecah jika digunakan secara tidak tepat dan tidak
dipelihara dengan baik.
(5) Kualitas alat. Kualitas alat merupakan salah satu faktor yang
mempengaruhi cepatnya kerusakan yang terjadi pada alat
laboratorium. Kualitas alat yang baik umumnya memiliki waktu
penggunaan yang lebih lama.
Seperti telah diuraikan sebelumnya, peralatan laboratorium secara
umum dapat dikelompokkan menjadi 5 kelompok: Peralatan keselamatan
laboratorium (Safety Equipment), Alat ukur (Measurement Equipment),
Pembakar dan penyangga besi (Burners dan Ring Stands), Alat gelas
(Glassware), dan Peralatan tambahan (Additional Equipment). Identifikasi
terjadinya kerusakan terhadap kelima kelompok peralatan laboratorium ini
dapat dilakukan berdasarkan cirri-ciri umumnya.
Peralatan keselamatan laboratorium. Peralatan keselamatan
laboratorium adalah peralatan yang digunakan untuk melindungi diri pada
saat bekerja dengan zat-zat kimia.Kerusakan yang sering terjadi pada
peralatan jenis ini adalah tidak berfungsi secara optimal, tidak bisa
digunakan kembali karena tidak dapat melindungi. Sebagai contoh sarung
tangan yang sudah berlubang, sepatu karet yang rusak, kacamata
pelindung yang sudah buram, jas laboratorium yang terkoyak karena
bahan kimia dan sebagainya.
Alat ukur. Laboratorium kimia memerlukan peralatan untuk
mengukur volume (pipet gondok, gelas ukur, pipet volume), massa
(neraca), pH (pH meter), dan konsentrasi zat dalam larutan (spektronik
24
UV-Vis, AAS). Kerusakan alat ukur massa dan volume biasanya
ditunjukkan oleh hasil pengukuran yang tidak akurat.
Burners dan Ring Stands. Rings standar atau tiang besi biasanya
berpasangan dengan lampu bunsen yang digunakan untuk
mengoptimalkan proses pemanasan suatu zat pada reaksi kimia.
Kerusakan yang timbul pada alat-alat logam ini timbul karat dan berubah
menjadi warna coklat. Hal ini disebabkan oleh tumpahan pelarut baik
asam maupun basa, atau penyimpanan yang kurang baik.
Alat gelas. Alat gelas atau glassware adalah peralatan laboratorium
yang terbuat dari kaca dengan fungsi yang berbeda sesuai dengan bentuk
dan ukurannya. Kerusakan yang sering timbul adalah timbulnya retakan
atau pecah.Timbulnya retakan atau pecah dapat disebabkan karena
benturan atau gesekan yang terlalu kuat atau pemanasan dengan suhu
tinggi. Penggunaan peralatan kaca yang sudah retak sebaiknya dihindari
karena dapat menyebabkan kecelakaan yang fatal. Kerusakan alat kaca
seperti buret sering terjadi juga karena penggunaan larutan basa dan
pencucian alat yang kurang bersih, sehingga menyebabkan terjadinya
penyumbatan.
Peralatan tambahan. Peralatan tambahan yang disediakan
dilaboratorium adalah cawan (crucibles), penjepit cawan (crucible tongs),
kawat segitiga dari keramik (clay triangles), kaca arloji (watch
glasses),batang pengaduk (stirring rods), filter funnels,lumpang dan alu
(mortar and pestle), sendok bahan (chemical spoons), botol semprot
(wash bottles), rak tabung reaksi (test-tube racks), penjepit tabung reaksi
(test-tube holders), dan penutup tabung (various stoppers for tubes) serta
berbagai macam jenis labu. Kerusakan pada peralatan tambahan ini
terjadi karena benturan yang keras, bahan kimia korosif, atau kualitas
yang kurang baik.
25
DAFTAR PUSTAKA
26