Anda di halaman 1dari 26

3 PENGELOLAAN ALAT

3.1 Pengelolaan Alat


Laboratorium adalah suatu tempat dimana mahasiswa, dosen,
peneliti dan ebagainya melakukan percobaan memahami konsep,
menmbuktikan maupun menemukan fakta. Agar asiswa dapat
menggunakan laboratorium secara optimal, laboratorium
Sekolah/Madrasah harus dilengkapi dengan peralatan dan bahan yang
cukup untuk memenuhi tuntutan kurikulum. Peralatan dan bahan yang
disediakan harus cukup jumlahnya sehingga semua siswa dapat
melakukan aktivitas pembelajaran dengan baik.
Sumber daya laboratorium perlu dikelola dengan baik agar mampu
menunjang pembelajaran secara optimal. Kondisi laboratorium yang baik
tergantung dari beberapa faktor diantaranya: ada tidaknya organisasi dan
administrasi laboratorium, kelengkapan ruangan, kelengkapan perabot,
penataan alat dan bahan, kebersihan dan kerapian serta keselamatan
kerja laboratorium.
Pengetahuan serta pemahaman kita mengenai pengelolaan alat-alat
kimia yang ada di laboratorium sangat penting, baik mengenai bagaimana
penataan, pengelompokkan,perawatan serta penyimpanan. Ini berguna
untuk memahami cara menata dan menyimpan alat dan bahan di
laboratorium sehingga dapat bermanfaat secara maksimal dalam
menunjang pembelajaran. Peralatan yang dirawat dengan baik dapat
mengurangi resiko kecelakaan dalam laboratorium.

3.2 Tujuan Penulisan


Setelah membaca atau mengikuti perkuliahan materi ini mahasiswa
diharapkan dapat:
1. Mengklasifikasikan peralatan laboratorium berdasarkan bahan dan
kegunaan alat.

1
2. Menjelaskan faktor-faktor yang menyebabkan kerusakan alat-alat
laboratorium.
3. Menata peralatan laboratorium berdasarkan prinsip penataan yang
benar.
4. Mengidentifikasi kerusakan peralatan laboratorium dan memberikan
solusi penangannya.

3.3 Klasifikasi Peralatan


Berdasarkan pada standar minimal laboratorium kimia sekolah atau
madrasah (Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 24 tahun 2007),
peralatan laboratorium dapat dikelompokkan berdasarkan kegunaannya
sebagai berikut:
(1) Peralatan keselamatan laboratorium (sofety equipment)
Peralatan keselamatan laboratorium adalah peralatan yang digunakan
untuk melindungi diri pada saat bekerja pada saat bekerja dengan zat-
zat kimia diantaranya adalah shower untuk menghilangkan bahan-
bahan berbahaya dari tubuh (an emergency shower), pelindung mata,
bahan tahan api, kaca mata pelindung untuk siswa dan guru, jas
laboratorium.
(2) Alat ukur (measurement equipment)
Laboratorium kimia memerlukan peralatan untuk mengukur volume
dan massa seperti timbangan elektrik dan triple-beam timbangan
untuk penentuan massa dan untuk mengukur volume contohnya gelas
ukur 10 mL, gelas ukur 100 mL, pipet ukur dan jenis-jenis pipet
lainnya.
(3) Burners dan ring stands
Rings standar atau tiang besi biasanya berpasangan dengan lampu
bunsen/alat pembakar yang digunakan untuk mengoptimalkan proses
pemanasan suatu zat pada reaksi kimia. Ring standar juga dapat
digunakan untuk menahan suatu alat untuk keperluan eksperimen

2
yang berbeda seperti titrasi asam basa selain itu dapat juga digunakan
bersama dengan burner, pembakar dan beberapa alat lainnya.
(4) Alat gelas (glassware)
Alat gelas atau glassware adalah peralatan laboratorium yang terbuat
dari kaca dengan fungsi yang berbeda sesuai dengan bentuk dan
ukurannya. Diantaranya alat gelas ini adalah gelas kimia/beakers glass
(50 mL – 1000 mL), labu erlenmeyer (50 mL – 500 mL), rak tabung
reaksi dan sebagainya.
(5) Peralatan tambahan (addition equipment)
Peralatan tambahan yang disediakan di laboratorium adalah cawan
(crucibles), penjepit cawan (crucible tongs), kawat segitiga dari
keramik (clay triangles), kaca arloji (watch glasses),batang pengaduk
(stirring rods), filter funnels,lumpang dan alu (mortar and pestle),
sendok bahan (chemical spoons), botol semprot (wash bottles), rak
tabung reaksi (test-tube racks), penjepit tabung reaksi (test-tube
holders), dan penutup tabung (various stoppers for tubes) serta
berbagai macam jenis labu.
Pengelompokkan alat-alat kimia dapat juga dikelompokkan
berdasarkan bahan pembuat dan jenisnya.
(1) Alat-alat terbuat dari bahan gelas
Tabel 3.1. Alat-alat bahan gelas
No. Nama Alat Gambar Fungsi
1 Pipet tetes Mengambil atau
(dropping menambahkan lartutan
pipette) tetes-demi tetes.

3
2 Pipet ukur Tersedia dalam berbagai
(Graduated kapasitas antara 0,1 – 25
pipette) mL. Mengambil atau
menambahkan zat cair
dengan volume tertentu
sesperi yang terbaca pada
skala pipet.

3 Pipet volum atau Untuk mengambil dan


Pipet gondok memindahkan cairan
(Vulumetric dengan volume tertentu
pipette) sebagaimana yang tertera
pada batang pipet.
Tersedia dalam berbagai
ukuran antara 1-100 mL

4 Tabung reaksi Tempat mereaksikan


(test tube) larutan atau cairan zat.
Ubtuk reaksi yang
memerlukan pemanasan
perlu digunakan tabung
reaksi yang terbuat dari
bahan pyrex.

5 Labu Erlenmeyer Untuk tempat larutan yang


(Erlenmeyer dianalisis secara kuantitatif
flask/Conical dengan metode titrimetri.
flask) Terdapat dalam berbagai
ukuran dari 25 -5000 mL

6 Gelas kimia atau Untuk melarutkan,


gelas piala (Beker mencampur, memanaskan
glass) bahan dan mengukur
volume larutan secara
kasar. Terdapat dalam
berbagai ukuran dari 5 -
5000 mL

4
7 Pembakar spritus Pemanas dalam proses
(Bunsen burner) pelarutan maupun reaksi
kimia.

8 Gelas ukur Untuk mengukur volume


(Graduated larutan yang tidak
Cylynder) memerlukan ketelitian yang
sangat tinggi. Tersedia
dalam berbagai ukuran dari
5 -2000 mL, yang disertai
skala volume.

9 Kaca arloji Untuk menimbang bahan


(Watch glass) kimia yang berwujud
padatan atau kristal.
Tersedia dalam berbagai
ukuran diameter dari 3,5 –
10 mm.

10 Labu ukur ( Untuk pengenceran larutan


Volumetric flask) sampai volume tertentu
sesuai dengan ukuran yang
tertera pada labu ukur.
Tersedia dalam berbagai
ukuran dari 5 -2000 mL.

11 Labu alas bulat Untuk memanaskan atau


(Rounded bottom mendidihkan larutan.
flask) Tersedia dalam berbagai
ukuran dari 50 -2000 mL.

5
12 Corong Penyaring Untuk menyaring endapan
(Filtering Funnel) yang terdapat dalam
larutan dan memindahkan
larutan dari wadah yang
satu ke tempat lain
terutama yang bermulut
kecil. Pada penyaringan
endapan dipergunakan
kertas saring yang dilipat
sesuai bentuk corong.
Tersedia dalam berbagai
ukuran diameter dari 25 -
125 mL.
13 Corong Untuk memisahkan
pisah/corong komponen berdasarkan
pemisah perbedaan distribusi zat
dalam dua pelarut yang
tidak saling bercampur.
Tersedia dalam berbagai
ukuran.

14 Buret (Burette) Untuk menambahkan


larutan pereaksi dimana
volume penambahan harus
diketahui. Biasanya
digunakan untuk analisis
secara titrimetri. Tersedia
dalam berbagai ukuran dari
10-100 mL.

15 Labu Destilasi Sama dengan labu dasar


(Destillation bulat, namun terdapatpipa
flask) ke arah sisi untuk
dihubungkan dengan
kondensor destilasi.
Tersedia dalam berbagai
ukuran dari 100-1000 mL.

6
16 Piknometer Untuk menghitung dan
mengukur berat jenis suatu
larutan atau zat cair.

17 Botol reagen Untuk menyimpan larutan


bahan kimia atau sering
juga di gunakan untuk
menyimpan indikator asam
basa seperti fenolftalin.

18 Desikator Menyimpan bahan sebelum


(Desicator) dilakukan penimbangan
atau reaksi kimia agar tetap
dalam kondisi kering. Di
bagiam bawah diisi dengan
zat higroskopis seperti silika
gel.

19 Cawan petri Untuk membuat medium


pertumbuhan
mikroorganisme

20 Soxhlet Untuk mengekstrak


Extraction senyawa yang kelarutannya
Apparatus terbatas dalam suatu
pelarut dalam keadaan
panas, namun jika suatu
senyawa mempunyai
kelarutan yang tinggi dalam
suatu pelarut tertentu,
maka biasanya metode
filtrasi
(penyaringan/pemisahan)
biasa dapat digunakan
untuk memisahkan senyawa
tersebut dari suatu sampel.

7
21 Botol Penetes Untuk menyimpan cairan
(Dropping indikator, cairan pewarnaan
Bottles) dan sebagainya.

(2) Alat-alat dari bahan keramik


Tabel 2.Alat-alat dari bahan keramik
No. Nama Alat Gambar Fungsi
1 Cawan porselen Untuk mengeringkan bahan
(Evaporating atau endapan dalam oven
basin/dish) atau mengabukan bahan
dalam furnis.

2 Lumpang dan Untuk menghaluskan


alu (Mortar and padatan sebelum dilakukan
pestle) treatmen berikutnya.
Tersedia dalam berbagai
ukuran dari diameter 50-100
mm.

3 Corong Buchner Untuk menyaring endapan


(Buchner yang dihubungkan dengan
Fennel) labu penyaring dan pompa
vakum sehingga
penyaringan berlangsung
lebih cepat.

8
(3) Alat-alat dari bahan logam
Tabel 3. Alat-alat dari bahan logam
No. Nama Alat Gambar Fungsi
1 Kaki Tiga Dilengkapi dengan kawat
kasa atau kawat segitiga di
atasnya, kaki tiga berfungsi
untuk menyangga labu yang
akan dipanaskan.

2 Kawat kasa Digunakan sebagai alas labu,


(Wire gauze) erlenmeyer atau gelas kimia
pada saat pemanasan bahan
menggunakan bunsen atau
gas. Ditengahnya dilapisi zat
keramik untuk meratakan
pemanasan.

3 Spatula Untuk pengambil zat padat


dari botol

4 Statif Untuk menegakkan buret,


corong, corong pisah dan
peralatan gelas lainnya pada
saat digunakan.
Alat ini digunakan bersama-
sama dengan klem. Misalnya
pada destilasi, titrasi dan
lain-lain.
5 Klem bosshead Untuk menjepit peralatan
yang disangga oleh statif.

9
6 Klem ring Untuk memegang corong
atau corong pisah yang
dikaitkan pada statif.

7 Klem manice Untuk memegang labu atau


buret pada rangkaian
destilasi.

8 Klem buret Khusus untuk memegang


buret pada rangkaian
destilasi.

9 Tang krusibel Untuk menjepit krus porselin


(Crucible tongs) pada saat dimasukkan atau
dikeluarkan dari oven atau
furnis.

10 Penjepit Beaker Untuk membantu di dalam


(Beaker tongs) mengambil atau
memindahkan beaker glass
yang masih dalam kondisi
panas

11 Kawat nikrom Untuk uji nyala (flame test)


(Nicrome Wire) larutan yang mengandung
kation logam.

10
12 Furnis (Furnice) Digunakan sebagai pemanas
pada suhu tinggi, hingga
1000 °C.

13 Hot plate Pemanas larutan


menggunakan energi listrik

14 Oven Untuk mengeringkan atau


memanaskan suatu bahan

15 Pengaduk Pengaduk magnetik. Untuk


Magnet mengaduk larutan. Batang-
(Magnetic batang magnet diletakan di
Stirrer) dalam larutan kemudian
disambungkan arus listrik
maka secara otomatis
batang magnetik dari stirer
akan berputar.

(4) Alat-alat dari bahan plastik/polimer


Tabel 4. Alat-alat dari bahan plastik/polimer/karet
No. Nama Alat Gambar Fungsi
1 Botol reagen Untuk tempat zat atau
plastik (Reagen larutan khususnya yang
Bottle) dapat bereaksi dengan
bahan gelas seperti larutan
HF.

11
2 Spatula plastic Untuk mengambil zat dalam
bentuk padatan atau kristal.

3 Sikat pembersih Untuk membersihkan


tabung reaksi atau alat-alat
gelas lainnya.

4 Selang Saluran air masuk dan


kondensor keluar dari kondensor

5 Botol Untuk membilas/


Penyemprot membersihkan alat-alat
gelas dan untuk
pengenceran larutan
dengan akuades

6 Karet penghisap Digunakan sebagai


(Propipet / Bulp penghisap larutan yang
Pipet / Filler) disambung pada pipet
(mohr dan gondok)

12
(5) Alat-alat dari bahan kayu, seperti :
Tabel 5. Alat-alat dari bahan kayu
No. Nama Alat Gambar Fungsi
1 Rak tabung Meletakkan tabung reaksi
reaksi saat praktikum

2 Penjepit tabung Untuk menjepit tabung


reaksi reaksi pada saat
dipanaskan.

(6) Alat ukur


No. Nama Alat Gambar Fungsi
1 Termometer Untuk mengukur suhu

2 Neraca Analitik Untuk menimbang bahan


(Analytical dengan ketelitian yang tinggi
balance)

13
3 Spektrofoto Untuk mengukur konsentrasi
meter UV-VIS suatu latutan berdasarkan
transmitan atau absorban
suatu sampel sebagai fungsi
panjang gelombang

4 Rotary Untuk memisahkan zat dari


suatu campuran. Misalnya
evaporator
untuk memisahkan pelarut n-
heksana yang digunakan
untuk megektraksi minyak
dari suatu bahan

5 Polarimeter Untuk mengukur putaran


optis suatu larutan misalnya
larutan gula.

6 pH meter Untuk mengukur pH suatu


larutan, juga dapat digunakan
sebagai voltmeter untuk
tegangan rendah.

7 Multimeter Untuk mengukur arus,


tahanan dan tegangan listrik

14
8 Indikator Untuk identifikasi pH suatu
universal larutan/zat. Caranya: setelah
kertas indikator universal
dicelupkan di cocokan warna
yang ada pada kotak kertas
universal.

Kalorimeter Untuk mengukur kandungan


Bom (Bomb kalori suatu zat
Calorimeter)

3.4 Prinsip Pengelolaan Alat Laboratorium


3.4.1 Penyimpanan Alat
Beberapa hal yang harus menjadi pertimbangan di dalam penataan
alat, terutama cara penyimpanannya, diantaranya adalah:
(1) Fungsi alat.
Apakah sebagai alat ukur ataukah hanya sebagai wadah bahan kimia
saja.Alat yang berfungsi sebagai alat ukur harus mendapatkan
perhatian lebih khusus dalam mempertimbangkan penyimpanan,
penataan dan pemeliharaannya dibandingkan dengan alat lab bukan
alat ukur.
(2) Kualitas alat termasuk kecanggihan dan ketelitian.
(3) Keperangkatan.
Tempat yang diperlukan untuk menyimpan alat tersebut harus relatif
lebih luas dari alat tunggal. Disamping itu, alat keperangkatan yang
berfungsi sebagai alat ukur, tempat penyimpanannya harus dipilih
yang sifatnya permanen karena seringnya membongkar pasang
komponen alat akan menyebabkan alat cepat rusak, komponenya
terpisah atau hilang.
(4) Nilai/harga alat.

15
Alat yang mahal harus disimpan pada tempat yang lebih aman atau
pada ruang/lemari terkunci.Sementara alat yang tidak begitu mahal
dapat disimpan pada rak atau tempat perbuka.
(5) Kuantitas alat termasuk kelangkaannya
Alat langka diperlukan pengamanan yang lebih baik, misalnya disimpan
dalam lemari atau ruangan yang terkunci.Demikian alat yang
jumlahnya cukup banyak biasanya alat tersebut frekuensi
penggunaannya cukup tinggi dan melibatkan banyak pengguna.Oleh
karena itu, penyimpanan alat ini harus ditempatkan pada lemari besar
dan berada pada lokasi yang tidak banyak rintangan yang
mengganggu sirkulasi peminjaman atau pengembalian dari pengguna.
(6) Sifat alat termasuk kepekaan terhadap lingkungan
Alat yang peka terhadap kelembaban terutama di daerah dingin, cara
mencegah pengaruh kelembaban ini adalah dengan memasang listrik
pada lemari penyimpanan. Untuk neraca analitik yang peka terhadap
getaran dan suhu tinggi, harus disimpan pada meja permanen dan
jangan melakukan penimbangan terhadap benda panas.
(7) Bahan dasar penyusun alat
Alat yang terbuat dari logam harus dipisahkan dari alat yang terbuat
dari gelas atau porselen.
(8) Bentuk dan ukuran alat
(9) Bobot/berat alat
Prinsip penyimpanan alat yang harus diperhatikan adalah:
(1) Mengetahui bahan dasar alat untuk pertimbangan perawatan.
(2) Alat yang lebih berat ditempatkan pada rak lebih bawah untuk
menghindari benturan terhadap alat lain yang lebih ringan.
(3) Alat yang sering digunakan ditempatkan pada tempat yg mudah
dijangkau.
(4) Kepekaan alat terhadap lingkungan (suhu, kelembaban, debu,
mikroorganis-me) perlu diperhatikan.

16
(5) Menghindari pengaruh bahan kimia terhadap alat. Alat-alat terbuat
dari logam seharusnya tidak ditempatkan dalam ruang yang bersama
bahan-bahan kimia seperti asam atau basa karena dapat
mengakibatkan korosi.
(6) Menghindari pengaruh alat terhadap yang lain, misalnya pengaruh
mekanik dan magnet/listrik. Alat-alat yang terbuat dari gelas
seyogyanya tidak ditempatkan berdekatan dengan alat dari besi untuk
menghindari kerusakan akibat benturan. Demikian juga neraca analitik
tidak sepatutnya ditempatkan berdekatan dengan magnet, pemanas,
oven dll, untuk menghindari pengaruh medan magnet atau listrik
sehingga mengganggu akurasi alat.
(7) Alat-alat yang penggunaannya satu set, ditempatkan pada tempat
berdekatan untuk mempermudah pencarian.
(8) Alat listrik harus diputuskan dari arus sebelum disimpan untuk
menghindari terjadinya konsluiting, yang dapat merusak peralatan.
(9) Memperhatikan bentuk alat (dasar bulat, rata, atau pipa kapiler) pada
penyimpanan untuk menjaga keamanan penyimpanan.
(10)Setiap alat tertentu seperti instrument analisis atau alat yang
penggunaannya perlu keahlian khusus harus dilengkapi petunjuk
penggunaan dan perawatan alat, untuk menghindari kerusakan akibat
kesalahan penggunaan.
(11)Harga alat juga harus menjadi perhatian dalam penyimpanannya
untuk menjaga keawetan dan keamanannya. Ini tidak berarti alat-alat
yang harganya murah tidak perlu perawatan.

3.4.2 Mengadministrasikan Alat Laboratorium


Alat-alat laboratorium perlu ditata dan diadministrasikan dengan
baik, untuk mempermudah pemanfatan, mengetahui keadaan alat, dan
menjaga keamanan dan keselamatan di laboratorium. Dengan demikian
peralatan akan berfungsi secara optimal menunjang pembelajaran dalam
jangka waktu yang relative lama.

17
Peyimpanan alat memerlukan ruang penyimpanan alat dan
perlengkapan seperti lemari, rak dan laci yang ukurannya disesuaikan
dengan luas ruangan yang tersedia. Peralatan dapat dikelompokkan
berdasarkan bahan pembuatannya yaitu alat gelas dan porselin, alat
logam, alat plastik, karet dan kayu. Penataan dalam setiap kelompok
menggunakan urutan abjad dari nama alat pada setiap tempat
penyimpanan alat (lemari, rak atau laci) sehingga memudahkan mencari
letak masing-masing alat. Alat-alat yang mudah dibawa dan mahal
harganya seperti pH meter, stop watch perlu disimpan pada lemari
terkunci. Aman juga berarti tidak menimbulkan akibat rusaknya alat dan
bahan sehingga fungsinya berkurang.
Beberapa kelengkapan administratif juga diperlukan agar peralatan
yang dimiliki laboraoriun dapat terkontrol kedaannya. Hal ini sangat
bermanfaat untuk mengetahui ketersediaan dan perencanaan pengadaan
peralatan untuk menunjang pembelajaran. Perencanaan pengadaan
maupun kemungkinan perbaikan peralatan sangatlah penting, sebab
pengadaan alat yang terlalu banyak melebihi kebutuhan merupakan
pemborosan apalagi harga peralatan laboratorium tergolong mahal. Alat-
alat yang masih mungkin dilakukan perawatan atau perbaikan seyogyanya
diupayakan agar peralatan berfungsi dengan baik dalam jangka waktu
yang relatif lama.
Beberapa kelengkapan administratif yang diperlukan untuk
mengontrol keadaan peralatan meliputi:
(1) Daftar usulan alat dan bahan
Contoh Format daftar usulan alat/bahan
NO Nama Spesifikasi* Jumlah Harga Harga
Alat/Bahan Satuan Total

18
* untuk alat dapat berupa Merk, tipe, ukuran, pabrik dan tahun produksi
* untuk bahan dapat berupa wujud zat, kualifikasi bahan(teknis, analytical grade), kemurnian, pabrik, dan tahun produksi

Banjarmasin……………….
Kepala Sekolah Ketua Laboratorium

…………………… …………………………….

(2) Daftar penerimaan alat dan bahan


Daftar penerimaan ini berfungsi mencatat alat atau bahan yang
diterima atau masuk ke laboratorium. Daftar penerimaan alat dan
bahan sebaiknya dipisahkan, sehingga mudah untuk dikelola. Daftar ini
bisa dalam bentuk buku atau file komputasi.

Jumlah Tanggal
NO Nama Alat/ Asal
Spesifikasi diterima
Bahan Alat/Bahan
Baik Rusak

* untuk alat dapat berupa Merk, tipe, ukuran, pabrik dan tahun produksi
* untuk bahan dapat berupa wujud zat, kualifikasi bahan(teknis, analytical grade), kemurnian, pabrik, dan tahun produksi
** Hibah pemerintah, mandiri, bantuan masyarakat/komite sekolah dll

Banjarmasin……………….
Kepala Sekolah Ketua Laboratorium

…………………… …………………………….

(3) Kartu Katalog Alat dan Bahan


Kartu katalog alat/bahan dibuat untuk setiap alat/bahan yang dimiliki.
Kartu ini berfungsi terutama untuk mempermudah pencarian
alat/bahan ketika akan digunakan serta mengontrol secara khusus
keadaan setiap bahan. Setiap penggunaan terjadi pengurangan atau

19
penambahan jumlah alat/bahan harus dilakukan pencatatan pada kartu
katalog ini.

Contoh Kartu Katalog Alat dan Bahan


Nama Alat/Bahan : …………….. Golongan2) : …………………
Spesifikasi 1)
: …………….. No. Kode3) : …………………
Tempat : ………………..

Masuk Keluar Paraf


Tanggal Ketera-
Persediaan Petugas
Baik Rusak Baik Rusak ngan

Keterangan:
1)
untuk alat dapat berupa Merk, tipe, ukuran, pabrik dan tahun produksi
untuk bahan dapat berupa wujud zat, kualifikasi bahan(teknis, analytical grade), kemurnian, pabrik, dan tahun produksi
2)
untuk alat: 1.bahan logam, 2. gelas, 3. plastik, 4. karet dan 5. kayu; untuk bahan misalnya padat, cair atau gas
3)
kode misalnya menggunakan Abjad awal nama alat/bahan disertai nomor urut: 2.E.1 (kelompok gelas-erlenmeyer-nomor
urut alat); untuk bahan misalnya: A-S-5 (kekompok Asam-Sulfat-nomor urut 5)
4)
tempat menunjukkan rak/almari tempat menyimpan

Banjarmasin……………….
Kepala Sekolah Ketua Laboratorium

…………………… …………………………….

(4) Kartu Bon Alat atau bahan


No. : ……………………………

Nama Tanggal
NO Alat/ Spesifikasi Jml Harga Keterangan
Bahan Kembali
Bon
/bayar

20
Banjarmasin, ……………...
Peminjam/Pemesan Pengelola /Teknisi

…………………….. ……………………….

(5) Kartu Reparasi Alat


No. : ……………………………

Nama Jenis Tanggal


Bengkel/
NO Alat/ Spesifikasi Jml Keru-
teknisi
Bahan sakan Reparasi Selesai

Banjarmasin, ………………….
Ketua Laboratorium

……………………………….

3.5 Mengidentifikasi Kerusakan Peralatan Laboratorium


Sebagai tenaga laboratorium dituntut untuk memiliki kompetensi
dalam mengidentifikasi kerusakan bahan, peralatan dan fasilitas
laboratorium. Beberapa hal yang harus diperhatikan untuk
menunjangkompetensi tersebut seorang laboran/tenaga laboratorium
harus memiliki pengetahuan tentang karakteristik dan sifat bahan kimia,
peralatan laboratorium kimia dan fasilitas laboratorium.
Beberapa faktor penyebab kerusakan peralatan laboratorium antara
lain udara (oksigen dan kelembaban), cairan/uap kimia, suhu, mekanis

21
dan api. Kerusakan alat terutama yang terbuat dari logam umumnya
karena terjadinya korosi. Korosi merupakan peristiwa teroksidasinya suatu
logam oleh oksigen dan kelembaban air yang dipercepat dengan adanya
elektrolit seperti asam, basa atau garam. Keadaan ini pula yang
mengakibatkan peralatan khususnya yang terbuat dari besi menjadi
berkarat dan membuat kusam logam lainnya seperti tembaga dan
kuningan. Alat-alat yang terbuat dari stainless steel, meskipun relative
tahan karat, namun jika tidak dirawat dengan baik lambat laun juga akan
berkarat. Korosi ini mengakibatkan logam akan rapuh yang berarti alat
menjadi rusak bahkan tidak berfungsi lagi. Usaha untuk menghindarkan
alat tersebut terkena udara bebas antara lain dengan cara mengecat,
memvernis serta melapisi dengan krom atau nikel.
Cairan maupun uap bahan kimia seperti asam, basa dan garam akan
mengakibatkan korosi semakin cepat berlangsung. Oleh karena itu
peralatan yang berbahan logam tidak boleh bersentuhan langsung dengan
larutan kimia, atau berada bersama-sama dalam satu ruang penyimpanan
bahan kimia. Ini berarti bahwa ruang alat tidak boleh bersama ruang
bahan kimia.
Suhu yang tinggi akan mengakibatkan alat-alat yang terbuat dari
gelas maupun logam memuai dan alat-alat dari plastik dan karet akan
rusak. Pemuaian ini akan mengakibatkan perubahan struktur bahan serta
perubahan ukuran yang mengakibatkan pengukuran tidak akurat dan
bahkan alat tidak dapat digunakan lagi. Oleh karena itu harus dihindari
menggunakan alat ukur yang terbuat dari gelas untuk memanaskan bahan
atau larutan. Penggunaan alat-alat gelas untuk memanaskan suatu larutan
dimungkinkan misalnya menggunakan gelas kimia, labu pemanas yang
berkualitas baik atau terbuat dari bahan pyrex. Sementara untuk alat-alat
yang terbuat dari logam (seperti alat-alat elektronika dan optik), suhu
yang tinggi akan merusak cat atau permukaan logam dan dapat memicu
terjadinya korosi.

22
Penyebab kerusakan alat yang bersifat mekanis antara lain juga
sering dialami oleh alat-alat laboratorium seperti benturan, tekanan, dan
tarikan. Benturan dan gesekan sering terjadi antara peralatan yang
terbuat dari gelas dengan alat lain yang terbuat dari logam. Oleh karena
itu diperlukan penataan alat-alat secara benar antara lain alat-alat yang
berat ditempatkan pada rak yang lebih bawah atau tidak meletakkan alat-
alat yang rawan terjadi benturan mekanik secara berdekatan.
Selain beberapa penyebab di atas, ada satu penyebab yang dapat
dapat merusak hampir semua peralatan yakni api. Laboratorium memiliki
potensi besar untuk terjadinya kebakaran yang diakibatkan baik oleh
terbakarnya bahan kimia mudah terbakar (flammable substance) maupun
konsluiting listrik. Bahan mudah terbakar yang lain misalnya pelarut
organik seperti aseton, benzene, butanol, etanol, dietil eter, karbon
disulfide, toluene, heksana, dan lain-lain. Banyak senyawa kimia yang
mudah meledak sendiri atau mudah meledak jika bereaksi dengan
senyawa lain. Senyawa yang tidak stabil harus diberi label pada
penyimpanannya. Gas bertekanan juga merupakan sumber kecelakaan
kerja akibat terbentuknya atmosfer dari gas yang mudah terbakar. Oleh
karena itu penataan instalasi dengan bahan/alat listrik yang standar serta
pengelolaan bahan kimia yang baik akan mempengaruhi keselamatan alat
maupun laboratorium secara keseluruhan dari bahaya kebakaran.
Meskipun pengelolaan bahan dan instalasi sudah baik, namun
laboratorium masih perlu dilengkapi dengan alat pemadam kebakaran
untuk keadaan yang sangat darurat.
Selain faktor-faktor eksternal di atas, kerusakan peralatan
laboratorium dapat disebabkan oleh beberapa faktor internal peralatan
seperti:
(1) Usia alat. Usia alat laboratorium dapat menjadi sumber kerusakan,
karena setiap alat atau fasilitas mempunyai keterbatasan waktu
optimal untuk pemakaiannya.

23
(2) Perawatan alat. Perawatan alat laboratorium yang kurang memadai
akan sering menjadi penyebab kerusakan alat/fasilitas
laboratorium.
(3) Teknik penyimpanan alat. Teknik penyimpanan yang salah dan
kurang tepat menyebabkan peralatan laboratorium mudah rusak.
(4) Jenis bahan baku alat. Alat laboratorium yang terbuat dari gelas
akan lebih rentan pecah jika digunakan secara tidak tepat dan tidak
dipelihara dengan baik.
(5) Kualitas alat. Kualitas alat merupakan salah satu faktor yang
mempengaruhi cepatnya kerusakan yang terjadi pada alat
laboratorium. Kualitas alat yang baik umumnya memiliki waktu
penggunaan yang lebih lama.
Seperti telah diuraikan sebelumnya, peralatan laboratorium secara
umum dapat dikelompokkan menjadi 5 kelompok: Peralatan keselamatan
laboratorium (Safety Equipment), Alat ukur (Measurement Equipment),
Pembakar dan penyangga besi (Burners dan Ring Stands), Alat gelas
(Glassware), dan Peralatan tambahan (Additional Equipment). Identifikasi
terjadinya kerusakan terhadap kelima kelompok peralatan laboratorium ini
dapat dilakukan berdasarkan cirri-ciri umumnya.
Peralatan keselamatan laboratorium. Peralatan keselamatan
laboratorium adalah peralatan yang digunakan untuk melindungi diri pada
saat bekerja dengan zat-zat kimia.Kerusakan yang sering terjadi pada
peralatan jenis ini adalah tidak berfungsi secara optimal, tidak bisa
digunakan kembali karena tidak dapat melindungi. Sebagai contoh sarung
tangan yang sudah berlubang, sepatu karet yang rusak, kacamata
pelindung yang sudah buram, jas laboratorium yang terkoyak karena
bahan kimia dan sebagainya.
Alat ukur. Laboratorium kimia memerlukan peralatan untuk
mengukur volume (pipet gondok, gelas ukur, pipet volume), massa
(neraca), pH (pH meter), dan konsentrasi zat dalam larutan (spektronik

24
UV-Vis, AAS). Kerusakan alat ukur massa dan volume biasanya
ditunjukkan oleh hasil pengukuran yang tidak akurat.
Burners dan Ring Stands. Rings standar atau tiang besi biasanya
berpasangan dengan lampu bunsen yang digunakan untuk
mengoptimalkan proses pemanasan suatu zat pada reaksi kimia.
Kerusakan yang timbul pada alat-alat logam ini timbul karat dan berubah
menjadi warna coklat. Hal ini disebabkan oleh tumpahan pelarut baik
asam maupun basa, atau penyimpanan yang kurang baik.
Alat gelas. Alat gelas atau glassware adalah peralatan laboratorium
yang terbuat dari kaca dengan fungsi yang berbeda sesuai dengan bentuk
dan ukurannya. Kerusakan yang sering timbul adalah timbulnya retakan
atau pecah.Timbulnya retakan atau pecah dapat disebabkan karena
benturan atau gesekan yang terlalu kuat atau pemanasan dengan suhu
tinggi. Penggunaan peralatan kaca yang sudah retak sebaiknya dihindari
karena dapat menyebabkan kecelakaan yang fatal. Kerusakan alat kaca
seperti buret sering terjadi juga karena penggunaan larutan basa dan
pencucian alat yang kurang bersih, sehingga menyebabkan terjadinya
penyumbatan.
Peralatan tambahan. Peralatan tambahan yang disediakan
dilaboratorium adalah cawan (crucibles), penjepit cawan (crucible tongs),
kawat segitiga dari keramik (clay triangles), kaca arloji (watch
glasses),batang pengaduk (stirring rods), filter funnels,lumpang dan alu
(mortar and pestle), sendok bahan (chemical spoons), botol semprot
(wash bottles), rak tabung reaksi (test-tube racks), penjepit tabung reaksi
(test-tube holders), dan penutup tabung (various stoppers for tubes) serta
berbagai macam jenis labu. Kerusakan pada peralatan tambahan ini
terjadi karena benturan yang keras, bahan kimia korosif, atau kualitas
yang kurang baik.

25
DAFTAR PUSTAKA

Direktorat Tenaga Kependidikan. 2010. Peningkatan Kompetensi Profesional


Bagi Kepala Laboratorium Kimia. Jakarta: Kementerian Pendidikan
Nasional
Direktorat Tenaga Kependidikan. 2010. Peningkatan Kompetensi Profesional
Bagi Laboran Laboratorium Kimia. Jakarta: Kementerian Pendidikan
Nasional
Direktorat Tenaga Kependidikan. 2010. Peningkatan Kompetensi Profesional
Bagi Teknisi Laboratorium Kimia. Jakarta: Kementerian Pendidikan
Nasional
Sholahuddin, Arif. 2006. Pengelolaan Laboratorium. Banjarmasin: FKIP Unlam

26

Anda mungkin juga menyukai